Anda di halaman 1dari 3

ADHD as a risk and comorbidity in bipolar disorder

dr Veranita, Sp.KJ

ADHD dan gangguan bipolar merupakan neurodevelopmental pada early onset dan adolescent dan
cenderung menetap hingga masa dewasa. Gangguan ADHD lebih dini daripada bipolar onsetnya.
Kondisi2 ini dibedakan secara gangguan klinis, risk factor keluarga dengan gangguan psikiatri dan
respon mereka terhadap terapi.

ADHD berhubungan dengan kondisi medis dan psikiatri

Bipolar ditandai dengan perubahan mood abnormal, energy, aktivitas tidur, dan gangguan kognitif.
SElama episode tertentu apakah itu manik atau depresi. ADHD sebelum 12 tahun cenderung
persisten.

ADHD : hiperaktiitas, inatensi,  persisten selama 6 bulan.

ADHD – Komorbid Bipolar pada populasi youth :

54% gangguan cemas, 48% ADHD, 31 % Disruptive Behavior Disorder (Conduct disorder).

Bipolar disorder  harus dibedakan dengan gangguan ambang.

Prevalensi 5-20% komorbid dengan gangguan bipolar

10-30% gangguan bipolar dewasa memiliki komorbiditas dengan ADHD. 1/3 dari anak dengan ADHD
tanpa komorbid.

Yang membedakan antara bipolar dan ADHD:

2 hal : ADHD dan bipolar disorder strong familial links (kontribusi genetik sangat besar)

Studi neurobiological  neuroimaging  psien ADHD ada disfungsi area prefrontal, basal ganglia
damn anterior cingular. (anak2)

BD: frontal, temporal, corpus callosuim, basal ganglia (dewasa)

Gangguan bipolar nya manik + ADHD  overlap : distraktibilitas, iritabilitas, talkative, psikomotor
agitation, masalah tidur pada manik ga butuh, tapi ADHD tidur ga bis aitu karena susah untuk
mensetting dirinya untuk tidur krn susah untuk konsentrasi. Di sekolah ADHD sampai Lelah sekali.

Bipolar dengan depresi +ADHD  Insomnia, iritabilitas, susah berkonsentrasi, psikomotor agitation,
fatique

ADHD dengan komorbid BD patients memiliki fungsi yang lebih rendah, percobaan suicide yang lebih
tinggi, pendidikan lebih rendah, partnership lebih sedikit, masalah hukum lebih tinggi dibandingkan
dengan pasien ADHD saja.

PSikofarmaka :

Mood stabilizer : antikonvulsan, antipsikotikm lithium

Psikostimulan : methylphenidate dan atomoxetine

Farmakologik treatment antara ADHD dan BD ini pada dopaminergic, serotonergic, noradrenergic

Non Psikofarmaka : CBT , Family Focused Therapy


Substance Abuse & Bipolar Disorder

dr. Lucky Saputra, Sp.KJ

BD : gangguan otak yang menyebabkan perubahan mood, energy, level aktivitas behavior, daily task.

Siklus bipolar 1 : setidaknya ada 1 episode manik dan episode depresi mayor

siklus bipolar 2 : perjalanan penyakitnya memiliki episode hipomanik disertai depresi mayor

DSM – 5 Substance Use Disorder, 11 kriteria : dibagi 4 kategori dasar : gangguan kontrol,
penggunaan yang beresiko, …,….

BD + SUD = Orang sering mengalami keduanya secara bersamaan. 30-50% orang dengan gangguan
bipolar punya komorbid dengan SUD beberapa waktu dari kehidupan mereka.

3 jalur utama yang berkontribusi SUD dan penyakit mental :

1. Kerentanan genetik, epigenetic, keterlibatan area orak, lingkungan


2. Mental iillness : self medication, brain activity

Epidemiologi : terdapat 46 juta orang.

Stressor : factor resiko stimulant, opioid, alcohol, serta gangguan biopolar/unipolar yang berulang
(episode parah,resisten terapi, peningkatan insiden SUD)

Epigenetik : Stres berulang kokain kronis  factor transkripsi  urutan gen DNA ketidakseimbangan
metilasi(represi) dan asetilasi (aktivasi) histon --< kelainan induksi protein baru, factor neurotropik,
rangsang sinap.

BDNF Hippocampal

Farmakoterapi : Lithium, antipsikotik atipikal (Quetiapine mood dan menurunkan gejala AUD,
Aripiprazole craving, menurunkan mood

Lithium +divalproat  lebih unggul dibandingkan lithium saja untuk menurunkan number of
drinking pada alvohol dependence

sodium divalproex  menaikan cocaine-abstinent days dan menurunkan money spent on cocaine
dan cocaine use severity index

Carbamazepine vs placebo  menurunkan cocaine craving and cocaine use

Lamotrigine  menurunkan cocaine craving dan money spent on cocaine

Naltrexone  menurunkan alcohol use dan craving

Naktrexone + disulfiram  more time in abstinence dan decreased craving both compound
Gangguan Bipolar VS Borderline Personality Disorder

Gangguan bipolar dan kepribadian ambang gejalanya mirip.

Kasus : pasien datang ke psikiater  didiagnosis GPPH/ADHD, kunjungan ke dua -bipolar, kunjungan
ketiga menjadi gangguan kepribadian ambang. Karena gejalanya memang agak mirip

KEduanya memiliki simtom yang mirip yaitu perilaku impulsive dan mood yang mudah berubah.;
NAmun ini adalah disorder yang berbeda, terapi juga berbeda. sering sekali misdiagnosis atau
cooccurring/comorbiditas juga bisa.

ADanya ketidakstabilan mood adalah gambaran utama dari keduanya. Bipolar perubahan mood
menetap dalam jangka waktui menetap. Mood pada borderline karena stressor interpersonal.

KEtidaktepatan diagnosis  tidak efektif terapi

Rangkuman literatur :

1. Afek yang labil


2. Kemarahan yang tidak pada tempatnya
3. Perilaku beresiko, impulsive
4. adanya waham
5. Suicidality

Ambang : ketakutan akan opengabaian, self image yang tidak stabil, hubungan interpersonal yang
tidak baik, perasaan yang hampa, perubahan mood klarena konflik interpersonal. Perubahan mood
tiba2 tidak seperti bipolar. gangguan bipolar dan borderline memiliki gejala yang mirip pada
perubahan moodnya.  perilaku impulsive, kemarahan agitasi, resiko sibstance, hiperseksualm
perilaku bunuh diri, emosi yang meledak2, rasa malu, bersalah, self esteem, interpersonal jelek.

Bipolar lebih berwarna daripada borderline yg hanya hitam putih

Bipolar : episodic, perubahan mood bertahan lebih lama days to week, bipolar ada 2 fase, tidak
terlalu dicetuskan oleh life events (usia 20 tahun) , ide bunuh diri muncul saat depresi, gangguan
tidur sangat nyata,

Borderline : pervasive, perubahan mood nya (hours), sangat dicetuskan oleh life events. usaha
berlebihan untuk mempertahankan suatu hubungan, hubungan tidak stabil, masalah identitas diri,
self harm berulang, stabilitas emosi terganggu, perasaan hampa kosong, kemarahan, ide paranoid
yang menetap. ( di usia 12 tahun), ide bunuh diri sebagai suatu antisipasi untuk mencari perhatian,
psikotik muncul ketika ada stressor situation yang sangat berat, penyebabnya karena pola
pengasuhan yang tidak menyenangkan atau traumatic di awal kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai