Anda di halaman 1dari 3

AKHIR SEBUAH DUSTA

Disuatu hari, aku berkesempatan untuk berkunjung kesalah satu tempat


hiburan yang berada dikota ini. Setibanya ditempat ini, aku bertemu dengan
Hari yang kuketahui dia saat ini sedang ditugaskan keluar kota. Dipertemuan
ini kami berbincang-bincang, kemudian Hari memanggil seorang wanita yang
bernama Ranti. Setelah Ranti mendekat, lalu Hari meminta agar dia untuk
dapat dengan segera menyediakan minuman dan makanan untuk kami berdua.
Begitu Ranti berlalu, lalu aku bertanya, Har...tampaknya kau sudah lama
mengenal wanita itu dan secara spontan Hari menjawab, ah..kaukan sudah
tahu begitulah cara dan sifatku dari dulu, ternyata kau memang tak pernah
berubah ya..Har, jawabku. Tak lama, Ranti terlihat kembali untuk menuju
ketempat kami berdua duduk, tampak dia membawa sebuah nampan yang
jelas terlihat, ada dua gelas minuman dan beberapa potong kue, setelah
meletakkan nampan kemeja kami, Rantipun segera barlalu. Kini aku dan Hari
memulai lagi untuk bercerita yaitu tentang masalah hidup dan kehidupan ini.
Lebih kurang satu jam kami berbincang-bincang, tampak Ranti datang kembali
untuk menghampiri kami dan setelah Ranti duduk bersama kami, beberapa
menit kemudian tanpa kuduga Hari berkata..War..kalian silahkan saja ngobrol-
ngobrol berdua dulu ya.. karena aku ada keperluan sebentar, gelagat ini tentu
saja menimbulkan pertanyaan dalam hatiku. Setelah Hari berlalu, tiba-tiba
Ranti bertanya padaku, apakah..abang baru untuk yang pertama kali ini,
datang kemari?,kemudian kujawab..benar Ran. Disaat kami berdua sedang
bercakap-cakap, tiba-tiba mataku mengarah kesuatu sudut yang berada
ditempat ini dan betapa aku terkesima ketika kumelihat, ada pamanku yang
sedang duduk berdua dengan seorang wanita ditempat ini. Bersamaan dengan
apa yang kulihat ini, lalu aku bertanya ke Ranti.. oh..ya ..Ran ..apakah kau
mengenal kedua orang yang duduk disana?, sambil kuarahkan telunjukku
setengah tersembunyi kesudut yang kumaksudkan. Ranti dengan cepat pula
menjawab..oh.. mereka berdua itu memang sudah lama berkenalan, bahkan si
lelaki itu telah menjadi pasangan yang tetap dan sudah cukup dikenal pula
ditempat ini. Mendengar ungkapan itu, lalu aku memohon kepada Ranti agar
dia lebih dapat lagi, untuk menjelaskan apa yang sebenarnya dia ketahui.
Singkatnya Ranti pun bercerita, : Begini bang.. sebenarnya lelaki yang
kuketahui bernama Joni itu adalah teman kencanku yang sudah cukup lama
bersamaku, bahkan Joni sempat mengucapkan untuk segera menikahiku,
tetapi entah bagaimana akhirnya kami berpisah dan Joni menjalin hubungan
dengan wanita yang bernama Nita itu. Ucapan atau ungkapan Ranti ini,
semakin membuat hati dan perasaanku gemas, karena Joni itu adalah suami
resmi bibiku, bahkan tak lama lagi kuketahui bahwa bibiku akan melahirkan
anaknya yang ketiga. Disaat aku sedang merenungkan, kembali kudengar Ranti
mengatakan bahwa istri Joni itu katanya telah meninggal dunia, bang. Hal ini
semakin membuatku geram terhadap Joni pamanku ini. Setelah kuberfikir
sejenak, lalu aku memohon pamit pada Ranti dan segera meninggalkan tempat
ini. Seminggu kemudian, dengan sengaja aku berkunjung kerumah bibiku
dengan alasan untuk bertemu paman dengan tujuan untuk berpura-pura
meminjam uang kepadanya. Setibanya dirumah bibi, betapa aku semakin
merasa kesal terhadap pamanku itu, disaat bibi mengatakan bahwa pamanmu
sudah jarang pulang dan katanya bahwa ada saudara pamanmu yang sedang
sakit keras, sehingga setiap pulang kerja pamanmu langsung kerumah
saudaranya itu. Disaat ucapan ini berakhir, lalu kudengar suara telpon yang
berdering dan sesegera mungkin bibi mengambil dan mengangkat telpon itu.
Disaat dalam pembicaraan bibi terlihat menangis, lalu aku langsung bertanya,
memang ada apa bi??. Bibi menjelaskan bahwa pamanmu saat ini sedang
berada dirumah sakit, karena telah terjadi suatu musibah laka lantas. Tanpa
banyak cerita, kemudian aku dan bibi langsung bergegas menuju rumah sakit
yang dimaksudkan, sesampai dirumah sakit aku semakin merasa terperanjat
ketika kumelihat paman terbaring dan bersebelahan ranjang dengan wanita
yang kulihat sewaktu di Cafe itu. Disaat dalam ketertegunanku, tiba-tiba
datanglah seorang pria yang berpakaian rapi, memakai jas dan berdasi yang
dikawal oleh beberapa orang lainnya mendekati ranjang pamanku. Kemudian
aku dan bibi meminta keterangan atau penjelasan atas kehadiran mereka ini.
Namun betapa bibi semakin menangis histeris setelah mendengarkan semua
penjelasan dari lelaki yang berpakaian rapi ini, yang ternyatanya dia adalah
suaminya Nita yang rupanya dikawal anggota kepolisian yang berpakaian sipil.
Akhirnya diketahuilah bahwa suami Nita menuntut pamanku, setelah pulih
nanti, pamanku harus dapat mempertanggung jawabkan dimuka hukum atas
perselingkuhan dan perbuatannya ini.**********

Anda mungkin juga menyukai