Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KIMIA

UJI COBA PEMBUATAN BATERAI

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Akmal Nabil Fikri 1 / XII IPA 1


2. Marcelinus Dinho Siahaan 20 / XII IPA 1
3. Shendy Luthfi Kurniawan 32 / XII IPA 1
4. Belva pranama sriwibowo 07 / XII IPA 3 Muhammad Hadiawan
Nur 18 / XII IPA 3

SMAN 1 BONTANG
Tahun Ajaran
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Percobaan 1

D. Manfaat 2

BAB II 3

KAJIAN TEORI 3

A. Air Laut 3

B. Elektrolit 3

C. Sel Volta 4

D. Arus listrik 4

E. Tegangan Listrik 5

BAB III METODE PERCOBAAN 6

A. Alat dan Bahan 6

B. Langkah Percobaan 6

BAB IV 8

DATA 8

A. Data 8

B. Foto Praktikum 8

BAB V 9

PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9

B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik. Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh
mengalirnya muatan listrik di dalam suatu rangkaian. Baterai terdiri atas beberapa sel
listrik, sel listrik tersebut menjadi penyimpan energi listrik dalam bentuk energikimia.
Sel tersebut dinamakan elektroda-elektroda. Elektroda negatif (katoda), berfungsi
sebagai pemberi elektron (penghantar). Elektroda positif (anoda) yang terbuat dari
batang karbon berfungsi sebagai penerima elektron. Antara anoda dankatoda akan
mengalir arus yaitu dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan
elektron akan mengalir dari anoda menuju kato

Sel Volta adalah sel dimana energi bebas dari reaksi kimia diubah menjadi energi
listrik. Sel Volta atau sel Galvani terdiri atas dua elektroda dan elektrolit.

Sel elektrokimia adalah peranti dengan arus listrik yang dilewatkan melalui rangkaian
eksternal yang dikaitkan dengan setengah reaksi oksidasi dan reduksi yang masing-
masing terjadi pada anoda dan katoda. Elektrokimia adalah cabang ilmu yang
mempelajari hubungan antara energi listrik dengan energi kimia.

Penggunaan Air Garam sebagai sumber energi listrik terbarukan dapat dilakukan
dengan metode sel elektokimia (baterai). Sel elektrokimia adalah suatu alat yang dapat
menghasilkan arus listrik dari energi yang dihasilkan oleh reaksi kimiawi dari air garam
dan di tambah unsur-unsur yang lain sebagai penghantarnya. Sel elektrokimia dapat
berupa sel volta maupun sel elektrolisis. Pada sel volta dan sel elektrolisis terdapat
larutan elektrolit dan ada juga katup anada dan katoda sebagai penghantar. Dalam
katoda dan anoda inilah terjadi reaksi reduksi dan oksidasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana energi listrik yang dapat dihasilkan dari baterai air laut?
2. Bagaimana ketahanan dari energi listrik yang dapat dihasilkan dari baterai air laut?
C. Tujuan Percobaan

1. Untuk mendapatkan perolehan nilai energi listrik yang dapat dihasilkan dari baterai air laut.
2. Untuk mendapatkan perolehan nilai ketahanan energi listrik yang dapat dihasilkan dari
baterai air laut.
D. Manfaat
1. Dapat mingkatkan performa dari baterai air laut yang sudah pernah ada.
2. Dapat menjadi solusi kebutuhan penerangan dari energi baru terbaharukan yang
cukup ekonomis dan juga ramah terhadap lingkungan.
3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin melakukan riset ataupun
pengembangan pada batterai air laut agar lebih maksimal lagi.
BAB II
KAJIAN

TEORI

A. Air Laut
Air laut selain sebagai tempat tinggalnya bebagai jenis mahluk hidup bawa
laut juga merupakan sumber daya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan
sumber energi baru terbaharukan. Air laut juga termasuk sumber daya alam yang
sangat kaya ketika diliat dari berbagai macam unsur-unsur kimia yang cukup
penting secara komersial. Pada air laut sendiri terdapat beberapa macam campuran
yaitu 96,5% yang merupakan air murni dan 3,5% yang merupakan material lainnya
seperti kadar garam yang terlarut didalamnya, juga gas yang terlarut, dan bahan-
bahan organik lainnya serta partikel-partikel yang tidak terlarut. “Sifat-sifat fisis
utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Pada dasarnya, air laut
mengandung senyawa NaCl yang tinggi dan oleh H2O diuraikan menjadi Na+ dan
Cl- .” (Kuwahara, 2001).

Menurut Peureulak (2009), “air laut adalah air yang berasal dari laut atau
samudera yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter air laut
terdapat 35 gram garam. Perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah,
adanya kandungan garam dalam air laut, sedangkan pada air tawar tidak
mengandung garam.”

B. Elektrolit
Elektrolit merupakan sebuah zat yang terlarut atau terurai ke dalam bentuk
lainnya yang disebut ion-ion lalu kemudian setelah itu berubah menjadi suatu
konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
tersebut bisa berupa sebuah air, asam, basa ataupun berupa sebuah senyawa kimia
lainnya. Pada umumnya elektrolit berbentuk asam, basa ataupun garam. Pada
beberapa gas tertentu dapat juga berfungsi sebagai elektrolit pada suatu kondisi
tertentu, misalkan pada suhu tinggi ataupun tekanan rendah. Pada dasarnya
elektrolit kuat sangat identik dengan yang namanya asam, basa, dan garam kuat.
Elektrolit juga merupakan suatu senyawa yang berikatan dengann ion dan kovalen
polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan dengan ion juga merupakan
elektrolit, sebagai contoh yaitu ikatan ion NaCl yang juga termasuk kedalam salah
satu jenis dari garam yaitu garam dapur. “NaCl dapat menjadi elektrolit dalm
bentuk larutan dan lelehan atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan dalam
bentuk solid atau padatan, senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.”
(Underwood, 1999).

C. Sel Volta
Sel volta merupakan sebuah reaksi kimia yang bersifat spontan dan dapat
menghasilkan arus listrik. Dimana katoda sebagai kutub positif sedangkan anoda
sebagai kutub negatif. Contoh: pada sebuah baterai dan accu. Adapun penemuan
bahwa “reaksi kimia dapat menghasilkan energi listrik”. berdasarkan eksperimen
yang telah dilakukan Alessandro Volta. (1745-1827). Rangkaian suatu alat yang
dapat menghasilkan sebuah arus listrik dari proses reaksi kimia yang sedang
berlangsung dapat disebut juga sebagai sel volta. Terjadinya proses reaksi kimia
tersebut apabila terjadi reaksi redoks yang berlangsung spontan. “Sel volta 7
mempunyai elektroda logam yang dicelupkan ke dalam larutan garamnya.”
berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan oleh Luigi Galvani. (1737-1798)

D. Arus listrik
Arus listrik atau yang biasa disebut dengan perubahan pada kecepatan
muatan terhadap waktu ataupun banyaknya muatan listrik dalam setiap waktunya.
Selama adanya muatan listrik yang terjadi maka akan muncul nilai arus, akan
tetapi apabila muatan tersebut diam maka aruspun akan hilang. Muatan tersebut
akan ada kembali apabila adanya pengaruh energi dari luar. Adapun yang
dimaksud dengan muatan yaitu satuan terkecil dari sebuah atom atau merupakan
sub bagian dari atom. Pada penjelasan atom moderen, dinyatakan bahwa atom
sendiri terdiri dari partikel- partikel inti yang ada pada proton dan bermuatan
positif sedangkan neutron akan bermuatan netral. Dan disekitar inti atom akan
terdapat elektron yang bersifat negatif. Muatan sendiri terdiri dari dua jenis yaitu
muatan positif dan muatan negatif. Suatu partikel akan dapat dikatan menjadi
bermuatan positif dan apabila telah kehilangan elektronnya, dan akan menjadi
bermuatan negatif apabila mengalami kelebihan elektron.
E. Tegangan Listrik
Tegangan listrik merupakan jumlah energi yang dibutuhkan agar dapat
memindahkan suatu unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya.
Tegangan listrik yang pada umumnya dinyatakan dengan satuan volt ini juga
sering kali juga disebut dengan beda potensial listrik, karena pada dasarnya
tegangan listrik dapat diartikan sebagai ukuran perbedaan potensial yang terjadi
antara dua titik pada sebuah rangkaian listrik. Adapun suatu benda akan dapat
dikatakan memiliki potensial listrik yang lebih tinggi daripada benda lainnya
apabila benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak apabila
dibandingkan dengan jumlah muatan positif yang ada pada benda lainnya.
Sedangkan apa yang dimaksud dengan potensial listrik itu sendiri yaitu merupakan
banyaknya muatan yang ada pada suatu benda.
BAB III
METODE

PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kaleng Aluminium 1 Buah
b. Multimester/Amperemeter 1 Buah
c. Gelas Ukur 1 Buah 50 cm
d. Kabel serabut 1 Kabel 25 cm
e. Amplas 1 Lembar
f. Besi Tembaga 1 Meter
g. Tissue Basah 1 Lembar
h. Lampu LED 1 Buah
i. Solder 1 Buah
2. Bahan
a. Arang/Karbon (C) 2 Bungkus kantong plastik
b. Air Garam/Air Laut 1 Botol 600 ml

B. Langkah Percobaan
1. Bukalah Penutup Kaleng / Leher Kaleng
2. Lubangin bagian atas pingir Kaleng
3. Sabungkan dengan Kabel Serabut dilubang tersebut
4. Solder bagian lubang yang telah dipasang Kabel
5. Masukan selembar tissue basah ke dalam kaleng, ditaruh dalam keadaan
mengelilingi Kaleng
6. Hancurkan Arang hingga halus
7. Setelah Arang hancur, masukan Arang ke dalam kaleng hingga penuh dan
padatkan
8. Masukan Besi Tembaga ke dalam kaleng yang telah berisi serbuk Arang,
hingga masuk kedalam
9. Masukkan Air laut kedalam Kaleng, hingga membasahi Serbuk Arang
10. Hubungkan Kabel dan Besi Tembaga pada alat Amperemeter
11. Atur skala pada Amperemeter
12.Lalu lihat angka yang ditunjuk oleh jarum Amperemeter
13. Catat hasil pengamatan pada Amperemeter
14. Setelah mengukur arus listrik yang di hasilkan, hubungkan Kabel dan Besi
Tembaga dengan Lampu LED, Lihatlah reaksi yang terjadi pada Lampu.
BAB IV
DATA

A. Data
Jumlah Arus Listrik Keaadaan
Larutan Lampu
75 ML 1.8/10 x 25 = 0.45 Mati

100 ML 2.2/10 x 25 = 0.55 Redup

125 ML 2.6/10 x 25 = 0.65 Terang

B. Foto Praktikum
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data hasil yang didapatkan setelah melakukan percobaan pada penelitian ini dapat
diambil sebuah kesimpulan yaitu semakin banyak menggunakan Air Garam maka
kemungkinan untuk Lampu LED dapat menyala semakin besar.. Dan begitupun
sebaliknya, semakin sedikit menggunakan Air Garam maka kemungkinan untuk
Lampu LED tersebut dapat menyala semakin kecil.

B. Saran
Untuk mendapatkan hasil lebih baik lagi dari yang telah dilakukan pada penelitian ini.

Disarankan untuk memilih bahan elektroda dengan bahan yang lebih tebal dari yang

sudah digunakan pada penelitian ini. Begitu juga dengan kualitas air garam yang
digunakan, air garam harus dengan konsentrasi yang tinggi Untuk mendapatkan hasil
lebih baik lagi dari yang telah dilakukan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

❖ Sel Volta: Pengertian, Contoh dan Prinsip Kerjanya Kholida Qothrunnada – detikEdu
❖ Repository.uin-suska.ac.id
❖ Suciyati, S., Warsito, A., Arif, Giri, & Gurum. (2018). Karakterisasi Kelistrikan Air
Payau Dan Air Sungai Sebagai Bahan Elektrolit. Jurnal Fisika dan Aplikasinya.
❖ Yulianti, D. (2016). Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas.
Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai