SEMESTER 1
DISUSUN OLEH :
SISKA MONIKA HANDAYANI,S.Pd
DAFTAR ISI
Lingkungan
Peternakan Kedokteran 1) Mengatasi
Pertanian pencemaran
1) Inseminasi 1) Vaksin. akibat
1) Buah-buahan buatan. 2) Teknik bayi tumpahan
tanpa biji. minyak di laut
2) Teknik tabung. dengan
2) Kultur fertilisasi in 3) memanfaatkan
jaringan vitro. Transplantasi bakteri
tumbuhan. organ. Pseudomonas
putida.
B. Metode Ilmiah
2. Laporan Ilmiah
1. Langkah-Langkah Metode Ilmiah a. Judul Laporan,
a. Pemilihan Masalah b. Daftar Isi
b. Perumusan Masalah c. Pendahuluan
c. Pengumpulan Keterangan d. Tinjauan Pustaka
d. Penyusunan e. Metode Penelitian
e. Hipotesis f. Hasil dan Pembahasan
f. Pengujian Hipotesis g. Kesimpulan
g. Pengolahan Data h. Daftar Pustaka
h. Pengambilan Kesimpulan i. Lampiran
3. Sikap Ilmiah
Mampu Membedakan Opini dan Fakta, Memiliki Rasa Ingin Tahu, Peduli Lingkungan, Jujur terhadap
Fakta, Terbuka dan Fleksibel, Berani Mencoba, Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis, Bekerja Sama,
Ulet dan Gigih, Bertanggung Jawab
C. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium
1. Mengenal Alat-Alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium merupakan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum.
Beberapa jenis alat laboratorium di antaranya autoklaf, cawan petri, gelas arloji, tabung reaksi,
termometer, dan gelas beker.
2. Mikroskop
Dapat
Mudah Dapat Sangat Berbahaya Bersifat
menimbul-
bagi racun (toxic)
meledak membakar mudah kan
kehidupan apabila
(eksplosif) bahan lain terbakar. kerusakan
terisap,
pada organisme
pada (pengoksi- tertelan,atau
jaringantubu dilingkunga
kondisi dasi). terpapar
h manusia n
tertentu. kulit.
(korosif).
BAB II
KEANEKARGAMAN HAYATI
3. Keanekaragaman Ekosistem
Bagaimana keanekaragaman ekosistem terjadi?
Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis
ini mengakibatkan terjadinya perbedaan iklim yang akan berpengaruh terhadap jenisjenis tumbuhan dan
hewan yang hidup di suatu daerah.
a. Daerah Oriental
1) Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan.
2) Banyak mamalia berukuran besar.
3) Terdapat berbagai jenis kera.
4) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara merdu.
5) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar.
Orang utan Harimau sumatra Jalak bali
b. Daerah Australian
1) Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
2) Terdapat mamalia berukuran kecil.
3) Banyak hewan berkantong.
4) Tidak terdapat spesies kera.
5) Burung berwarna-warni, namun bersuara kurang merdu.
Cenderawasih Kuskus Kanguru pohon
c. Daerah Peralihan
1) Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara.
2) Terdiri atas hewan-hewan endemik yaitu hewan yang hanya ada di pulau tersebut.
A. Ciri-Ciri Virus
1. Sejarah Penemuan Virus
2. Sifat-Sifat Virus
a. Virus bukan berupa sel (aseluler).
b. Virus hanya dapat memperbanyak diri dalam tubuh makhluk hidup
c. Virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA saja atau RNA
d. Virus dapat dikristalkan.
3. Struktur Virus
a. Ukuran Virus b. Susunan Tubuh Virus
c. BentukVirus
4. Klasifikasi Virus
5. Replikasi Virus
Replikasi virus merupakan proses reproduksi pada virus. Proses replikasi virus melalui daur litik dan
daur lisogenik.
HIV memiliki ukuran 1/70 kali dari ukuran sel darah putih manusia.
HIV menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
HIV menyerang sel darah putih dengan cara menginfeksi sel CD4.
HIV dapat ditularkan kepada orang yang sehat melalui berbagai cara seperti hubungan seksual,
transfusi darah, pemakaian jarum suntik bersama, dan dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang
masih dalam kandungan.
Sampai saat ini, AIDS belum ada obatnya.
BAB IV BAKTERI
A. Ciri-Ciri Bakteri
1. Ciri Umum Bakteri
a) Berukuran kecil (diameter 0,5–1 mikron dengan panjang 1–20 mikron) sehingga sering disebut
mikroorganisme.
b) Mempunyai dinding sel.
c) Hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
d) Bersifat uniseluler (terdiri atas satu sel).
e) Bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
f) Bersifat kosmopolit (habitatnya meliputi daerah yang luas).
g) Hidup secara soliter atau berkoloni.
h) Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan.
Contoh Clostridium botulinum, Clostridium tetani, dan Bacillus anthracis .
2. Struktur Bakteri
a. Struktur Umum Bakteri
Struktur umum bakteri meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan bahan inti.
b. Struktur
Struktur tambahan bakteri meliputi flagela, pili atau fimbrie, kapsul, klorosom, mesosom, vakuola gas,
dan endospora.
3. Bentuk Bakteri
4 . Reproduksi Bakteri
a. Reproduksi Seksual
b. Reproduksi Aseksual
Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan biner.
Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat.
Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang menjadi sangat banyak dalam
lingkungan yang meng-untungkan.
1. Ciri-Ciri Algae
Ukuran dan Struktur dan Fungsi Reproduksi Habitat dan
Bentuk Tubuh Tubuh Algae bereproduksi baik Cara Hidup
Algae memiliki Sel-sel yang secara aseksual mapun
ukuran menyusun Algae baik seksual. Reproduksi secara Algae memiliki
aseksual berlangsung kloroplas
beranekaragam yang uniseluler
dengan pembelahan sel sehingga mampu
dari yang tidak maupun multiseluler
(pembelahan biner), melangsungkan
dapat dilihat berupa sel eukariotik. fragmentasi, dan proses
(mikroskopik) Sel Algae dilapisi oleh pembentukan spora. fotosintesis. Algae
2.sampai
Klasifikasi dan
yang dapat Peranan
dinding Algae
sel dan di Reproduksi seksual hidup bebas di
dilihat dalamnya terdapat melibatkan peleburan dua perairan misalnya
menggunakan kloroplas yaitu gamet yang berbeda jenis kolam, danau,
mata telanjang organel plastida yang untuk membentuk zigot sungai, rawa,
(makroskopik). mengandung zat dan tumbuh menjadi
dan laut
individu baru.
warna (pigmen).
1. Ciri-Ciri Protozoa
a. Struktur Tubuh
Protozoa nemiliki ukuran tubuh antara 100–300 mikron sehingga bersifat mikroskopis. Protozoa
merupakan organisme bersel satu (uniseluler). Semua kegiatan dilakukan oleh satu sel tunggal.
Setiap sel terdiri atas bagian-bagian seperti membran plasma, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola
kontraktil, inti sel, dan mitokondria.
b. Reproduksi
Sebagian besar Protozoa melakukan reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner. Namun, ada
juga beberapa jenis Protozoa yang melangsungkan reproduksi seksual dengan cara penyatuan sel
generatif (gamet) dan atau penyatuan inti sel vegetatif.
c. Habitat dan Cara Hidup
Protozoa dapat hidup soliter atau berkoloni pada berbagai jenis habitat. Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di perairan. Beberapa jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Ada juga yang hidup di
dalam tubuh organisme lainnya seperti hewan dan manusia dengan cara bersimbiosis. Protozoa
merupakan organisme heterotrof yang memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah organisme.
2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya bagi Kehidupan
BAB VI FUNGI
2. Reproduksi Zygomycotina
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora vegetatif.
b. Reproduksi Seksual
Hifa jantan (+) dan hifa betina (–) saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut
membentuk cabang hifa (gametangium).
3. Contoh Zygomycotina
a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai
menjadi molekul yang lebih sederhana. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut.
Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.
Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan
tempe.
Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat.
b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak.
c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
e. Beauveria bassiana dimanfaatkan sebagai pengendali hama alami.
f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
C. Kelompok Jamur Ascomycotina
1. Ciri-Ciri Jamur Ascomycotina
2. Reproduksi Ascomycotina
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan
pembentukan konidia. Reproduksi aseksual pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Reproduksi seksual
pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan cara seperti gambar di samping.
2. Reproduksi Basidiomycotina
Reproduksi aseksual pada jamur Basidiomycotina dengan cara membentuk konidia. Sementara itu,
reproduksi seksualnya dilakukan dengan cara membentuk basidiospora. Pada reproduksi seksual, hifa
(+) dan hifa (–) saling mendekat dan dinding selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan
dua inti haploid yang berpasangan (dikariotik)
3. Contoh Basidiomycotina
a. Volvariella volvaceae (jamur merang) dan Agaricus sp. sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam
pada media yang mengandung banyak selulosa (misalnya merang padi) dan mempunyai kelembapan
tinggi.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan makanan. Bentuknya seperti telinga, kenyal,
warnanya cokelat kehitaman, dan hidup pada kayu yang lapuk.
c. Pleurotus (jamur tiram) sebagai bahan makanan. Jamur ini sering dibudidayakan dengan media
serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan selulosa.
d. Ganoderma applanatum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya berbentuk
setengah lingkaran seperti kipas dan keras
E. Kelompok Jamur Deuteromycotina
1. Ciri-Ciri Jamur Deuteromycotina
a. Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin.
b. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
c. Hidup sebagai saprofit atau parasit.
d. Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi yang sudah dapat diidentifikasi,
tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.
2. Reproduksi Deuteromycotina
Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia,
blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan
benang hifa).
Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan Fungi
imperfecti atau jamur tidak sempurna.
Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat
digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi
seksualnya.
3. Contoh Deuteromycotina
a. Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panau pada manusia.
b. Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia.
c. Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.
d. Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun
dan buah tanaman budi daya.