Anda di halaman 1dari 25

KELAS X

SEMESTER 1

SMA NEGERI 1 NANGA MAHAP

DISUSUN OLEH :
SISKA MONIKA HANDAYANI,S.Pd
DAFTAR ISI

BAB I Ruang Lingkup Biologi


BAB II Keanekaragaman Hayati pada Makhluk Hidup
BAB III Virus
BAB IV Bakteri
BAB V Protista
BAB VI Fungi
BAB I
RUANG LINGKUP BIOLOGI
A. Hakikat Biologi sebagai Ilmu Sains
1. Biologi sebagai Ilmu
Apa itu Biologi?
 Biologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan makhluk mati (fosil)
 Berdasarkan arti kata, Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Bios berarti Hidup dan Logos berarti
ilmu. Jadi, Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan makhluk mati yang pernah hidup
(fosil)
 Biologi mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi pada benda hidup maupun benda tidak hidup
(abiotik)..
2. Objek Kajian Biologi
Kehidupan memiliki struktur yang sangat terorganisir. Struktur organisasi kehidupan dalam
berbagai tingkat dapat dijelaskan sebagai berikut.

3. Karakteristik Makhluk Hidup


Membutuhkan nutrisi, Mengalami pertumbuhan dan perkembangan, melakukan adaptasi,
bernapas, melakukan reproduksi, melakukan proses metabolism, melakukan eksresi, mengalami proses
regulasi dan kepekaan terhadap rangsangan, memiliki mekanisme transportasi sel.
4. Cabang-Cabang Ilmu dalam Biologi
5. Peranan Biologi bagi Kehidupan

Lingkungan
Peternakan Kedokteran 1) Mengatasi
Pertanian pencemaran
1) Inseminasi 1) Vaksin. akibat
1) Buah-buahan buatan. 2) Teknik bayi tumpahan
tanpa biji. minyak di laut
2) Teknik tabung. dengan
2) Kultur fertilisasi in 3) memanfaatkan
jaringan vitro. Transplantasi bakteri
tumbuhan. organ. Pseudomonas
putida.

B. Metode Ilmiah
2. Laporan Ilmiah
1. Langkah-Langkah Metode Ilmiah a. Judul Laporan,
a. Pemilihan Masalah b. Daftar Isi
b. Perumusan Masalah c. Pendahuluan
c. Pengumpulan Keterangan d. Tinjauan Pustaka
d. Penyusunan e. Metode Penelitian
e. Hipotesis f. Hasil dan Pembahasan
f. Pengujian Hipotesis g. Kesimpulan
g. Pengolahan Data h. Daftar Pustaka
h. Pengambilan Kesimpulan i. Lampiran

3. Sikap Ilmiah
Mampu Membedakan Opini dan Fakta, Memiliki Rasa Ingin Tahu, Peduli Lingkungan, Jujur terhadap
Fakta, Terbuka dan Fleksibel, Berani Mencoba, Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis, Bekerja Sama,
Ulet dan Gigih, Bertanggung Jawab
C. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium
1. Mengenal Alat-Alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium merupakan sarana yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum.
Beberapa jenis alat laboratorium di antaranya autoklaf, cawan petri, gelas arloji, tabung reaksi,
termometer, dan gelas beker.
2. Mikroskop

3. Mengenal Bahan-Bahan Laboratorium


Bahan-bahan laboratorium yang digunakan meliputi bahan kimia dan bahan biologi. Bahan-bahan kimia
tersebut di antaranya alkohol, akuades, asam klorida, dan eter. Adapun bahan biologi tersebut yaitu
makhluk hidup, dapat berupa hewan, tumbuhan, Protista, virus, dan bakteri.
4. Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium

Dapat
Mudah Dapat Sangat Berbahaya Bersifat
menimbul-
bagi racun (toxic)
meledak membakar mudah kan
kehidupan apabila
(eksplosif) bahan lain terbakar. kerusakan
terisap,
pada organisme
pada (pengoksi- tertelan,atau
jaringantubu dilingkunga
kondisi dasi). terpapar
h manusia n
tertentu. kulit.
(korosif).

BAB II
KEANEKARGAMAN HAYATI

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Keanekaragaman Hayati


1. Keanekaragaman Gen
Adalah Keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup
dalam genus yang sama atau familia yang sama.

3. Keanekaragaman Ekosistem
Bagaimana keanekaragaman ekosistem terjadi?
Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis
ini mengakibatkan terjadinya perbedaan iklim yang akan berpengaruh terhadap jenisjenis tumbuhan dan
hewan yang hidup di suatu daerah.

B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia


1. Persebaran Flora di Indonesia
 Flora di Indonesia tercakup dalam kawasan Malesiana, yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Malaysia,
Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini.
 Persebaran flora di Indonesia tidak merata.
 Hutan hujan tropis di Kalimantan mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi.
 Untuk daerah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda mempunyai keanekaragaman tumbuhan
paling sedikit.
2. Persebaran Fauna di Indonesia
 Wallace membuat garis Wallace yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat (daerah Oriental)
dengan bagian timur (daerah Australian).
 Weber membuat garis Weber yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian timur dan tengah yang dikenal
sebagai daerah peralihan antara wilayah Oriental dan Australian.

a. Daerah Oriental
1) Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan
Kalimantan.
2) Banyak mamalia berukuran besar.
3) Terdapat berbagai jenis kera.
4) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara merdu.
5) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar.
Orang utan Harimau sumatra Jalak bali

b. Daerah Australian
1) Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya.
2) Terdapat mamalia berukuran kecil.
3) Banyak hewan berkantong.
4) Tidak terdapat spesies kera.
5) Burung berwarna-warni, namun bersuara kurang merdu.
Cenderawasih Kuskus Kanguru pohon
c. Daerah Peralihan
1) Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara.
2) Terdiri atas hewan-hewan endemik yaitu hewan yang hanya ada di pulau tersebut.

MALEO KOMODO RANGKON SINGAPUAR


GG
1. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
a. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
b. Sebagai Sumber Pangan, Sandang, Papan, dan Kesehatan
c. Mempertahankan Keberlanjutan Ekosistem
d. Sebagai Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
e. Sebagai Sumber Pendapatan/ Devisa
f. Sebagai Tempat Rekreasi
2. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi Keanekaragaman Hayati
 Aktivitas manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati
a. Perusakan habitat
b. Penggunaan bahan kimia secara berlebihan.
c. Adanya pertanian monokultur.
d. Pencemaran lingkungan dari limbah pabrik atau rumah tangga.
 Aktivitas manusia yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati
a. Pemuliaan.
b. Reboisasi (penghijauan).
c. Pembuatan taman-taman kota.
d. Pelestarian plasma nutfah secara in situ dan ex situ.
e. Penebangan pohon di hutan dilakukandengan menerapkan sistem tebang pilih dan tanam kembal

3. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati


 Melakukan pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in situ maupun ex situ.
a. Pelestarian secara in situ yaitu pelestarian makhluk hidup dalam habitat aslinya.
b. Pelestarian secara ex situ yaitu pelestarian makhluk hidup di luar habitat aslinya tetapi
lingkungan dibuat mirip aslinya.
 Memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan menerapkan prinsip prinsip berikut.
a. Prinsip daya toleransi.
b. In optimum.
c. Prinsip ketahanbalikan.
d. Faktor pengontrol.

C. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati


1. Perkembangan Sistem Klasifikas
a. Klasifikasi Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem ini menggunakan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi (terutama alat reproduksi dan
habitatnya) sebagai dasar pengklasifikasian.
b. Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar
tubuh) secara alami atau wajar
c. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson
yang satu dengan yang lain.

2. Pemberian Nama Ilmiah


Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama ilmiah makhluk hidup dengan sistem tata
nama binomial sebagai berikut.
a. Nama Jenis (Spesies)
 Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal yang sudah
dilatinkan.
 Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua merupakan penunjuk spesies
atau jenis.
 Dalam penulisan nama marga, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar.
 Adapun nama penunjuk jenis seluruhnya menggunakan huruf kecil.
 Setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digarisbawahi
secara terpisah agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain (bahasa tulis teksnya).
b. Nama Marga (Genus)
 Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk
tunggal (mufrad)
 Huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital dan dicetak miring.
c. Nama Suku (Familia)
 Pada tumbuhan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan akhiran -aceae.
 Pada hewan, nama suku berasal dari nama marga ditambahkan dengan -ideae.

BAB III VIRUS

A. Ciri-Ciri Virus
1. Sejarah Penemuan Virus
2. Sifat-Sifat Virus
a. Virus bukan berupa sel (aseluler).
b. Virus hanya dapat memperbanyak diri dalam tubuh makhluk hidup
c. Virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA saja atau RNA
d. Virus dapat dikristalkan.
3. Struktur Virus
a. Ukuran Virus b. Susunan Tubuh Virus

c. BentukVirus

4. Klasifikasi Virus

a. Pengelompokan Virus Berdasarkan Kandungan Asam Nukleatnya


b. Pengelompokan Virus Berdasarkan Bentuk Dasarnya

c. Pengelompokan Virus Berdasarkan Keberadaan Selubung yang Melapisi


Nukleokapsid

d. Pengelompokan Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomernya


e. Pengelompokan Virus Berdasarkan Sel Inangnya

5. Replikasi Virus
Replikasi virus merupakan proses reproduksi pada virus. Proses replikasi virus melalui daur litik dan
daur lisogenik.

B. Peranan Virus bagi Kehidupan


1. Virus yang Menguntungkan
a. Interferon
b. Profag
c. Vaksin
d. Peta kromosom
2. Virus yang Merugikan

3. Pencegahan terhadap Infeksi Virus


a. Vaksin
b. Menerapkan pola hidup sehatS
 Mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang
 Berolahraga secara teratur
 Istirahat yang cukup
 Menghindari stress
 Menghindari rokok dan alcohol
 Membiasakan mencuci tangan dengan sabun.
e
4. Mengenal Lebih Dekat HIV

 HIV memiliki ukuran 1/70 kali dari ukuran sel darah putih manusia.
 HIV menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
 HIV menyerang sel darah putih dengan cara menginfeksi sel CD4.
 HIV dapat ditularkan kepada orang yang sehat melalui berbagai cara seperti hubungan seksual,
transfusi darah, pemakaian jarum suntik bersama, dan dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang
masih dalam kandungan.
 Sampai saat ini, AIDS belum ada obatnya.
BAB IV BAKTERI

A. Ciri-Ciri Bakteri
1. Ciri Umum Bakteri
a) Berukuran kecil (diameter 0,5–1 mikron dengan panjang 1–20 mikron) sehingga sering disebut
mikroorganisme.
b) Mempunyai dinding sel.
c) Hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
d) Bersifat uniseluler (terdiri atas satu sel).
e) Bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
f) Bersifat kosmopolit (habitatnya meliputi daerah yang luas).
g) Hidup secara soliter atau berkoloni.
h) Beberapa jenis bakteri mampu membentuk endospora saat kondisi lingkungan tidak menguntungkan.
Contoh Clostridium botulinum, Clostridium tetani, dan Bacillus anthracis .

2. Struktur Bakteri
a. Struktur Umum Bakteri
Struktur umum bakteri meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan bahan inti.
b. Struktur
Struktur tambahan bakteri meliputi flagela, pili atau fimbrie, kapsul, klorosom, mesosom, vakuola gas,
dan endospora.

3. Bentuk Bakteri
4 . Reproduksi Bakteri
a. Reproduksi Seksual

b. Reproduksi Aseksual
 Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan biner.
 Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat.
 Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang menjadi sangat banyak dalam
lingkungan yang meng-untungkan.

5. Morfologi Koloni Bakteri


6. Pewarnaan/Pengecatan Bakteri
Pewarnaan atau pengecatan bakteri merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi bakteri. Secara umum
perwarnaan bakteri mempunyai beberapa tujuan berikut.
a. Mempermudah melihat bentuk bakteri.

b. Memperjelas ukuran bakteri.


c. Melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri (jika memungkinkan).
d. Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat
diketahui.
B. Klasifikasi Bakteri serta Peranannya dalam Kehidupan

1. Klasifikasi Eubacteria (Bakteri Sejati)


Berdasarkan
pembandingan Berdasarkan Berdasarkan
sumber nutrisinya kebutuhan
signature sequence oksigennya
dalam RNA ribosomal
•Proteobacteria • Bakteri Autotrof • Bakteri Aerob
•Bakteri Gram • Bakteri Heterotrof • Bakteri Anaerob
Positif
•Spirochetes
•Chlamydias
•Cyanobacteria

2. Peranan Bakteri dalam Kehidupan


a. Bakteri yang Menguntungkan
1) Peranan Bakteri di Bidang Industri Makanan
2) Peranan Bakteri di Bidang Obat-obatan dan Vitamin

3) Peranan Bakteri di Bidang Pertanian

4) Peranan Bakteri dalam Pembuatan Biogas dan sebagai Pengurai

b. Bakteri yang Merugikan


1) Peranan Bakteri yang Merusak Makanan
2) Peranan Bakteri yang Mengakibatkan Penyakit pada Manusia,
Hewan,dan Tumbuhan

3. Cara Mengatasi Bakteri Merugikan


a. Pengawetan makanan b. Imunisasi
1) Pendinginan
• Usaha untuk memperoleh
2) Pemanasan (pasteurisasi)
3) Pengeringan kekebalan tubuh terhadap
4) Pengalengan penyakit yang disebabkan
5) Pengasinan
6) Pemanisan
oleh mikroorganisme patogen.
7) Pengasaman • Salah satu cara imunisasi
8) Fermentasi dengan melakukan vaksinasi.

c. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan


BAB V PROTISTA

A. Ciri-Ciri Umum Protista


1. Eukariotik
2. Uniseluler dan Multiseluler
3. Heterotrof dan Fotoautotrof
4. Bereproduksi secara Seksual dan Aseksual
B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur serta Peranannya bagi
Kehidupan

1. Klasifikasi Protista Menyerupai Jamur


a. Jamur Lendir

b. Jamur Air (Oomycota)


2. Peranan Protista menyerupai Jamur bagi Kehidupan

C. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Tumbuhan (Algae) serta Peranannya


bagi Kehidupan

1. Ciri-Ciri Algae
Ukuran dan Struktur dan Fungsi Reproduksi Habitat dan
Bentuk Tubuh Tubuh Algae bereproduksi baik Cara Hidup
Algae memiliki Sel-sel yang secara aseksual mapun
ukuran menyusun Algae baik seksual. Reproduksi secara Algae memiliki
aseksual berlangsung kloroplas
beranekaragam yang uniseluler
dengan pembelahan sel sehingga mampu
dari yang tidak maupun multiseluler
(pembelahan biner), melangsungkan
dapat dilihat berupa sel eukariotik. fragmentasi, dan proses
(mikroskopik) Sel Algae dilapisi oleh pembentukan spora. fotosintesis. Algae
2.sampai
Klasifikasi dan
yang dapat Peranan
dinding Algae
sel dan di Reproduksi seksual hidup bebas di
dilihat dalamnya terdapat melibatkan peleburan dua perairan misalnya
menggunakan kloroplas yaitu gamet yang berbeda jenis kolam, danau,
mata telanjang organel plastida yang untuk membentuk zigot sungai, rawa,
(makroskopik). mengandung zat dan tumbuh menjadi
dan laut
individu baru.
warna (pigmen).

2. Klasifikasi Dan Peranan Algae


a. Salah satu spesies Bacillariophyta adalah Navicula yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran semen,
dinamit, dan bahan penggosok.
b. Beberapa jenis Algae cokelat misalnya Laminaria dan Macrocystis menghasilkan algin (asam alginat).
Asam alginat merupakan bagian koloid dari ganggang cokelat yang digunakan dalam pembuatan es krim,
pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krim sehabis mencukur. Selain itu, Laminaria juga
dimanfaatkan sebagai pupuk dan makanan ternak karena kandungan nitrogen dan kaliumnya yang tinggi.
c. Beberapa jenis Algae merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar, misalnya Eucheuma
spinosum dan Gelidium robustum.

D. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Protista Menyerupai Hewan (Protozoa) serta Peranannya


bagi Kehidupan

1. Ciri-Ciri Protozoa
a. Struktur Tubuh
Protozoa nemiliki ukuran tubuh antara 100–300 mikron sehingga bersifat mikroskopis. Protozoa
merupakan organisme bersel satu (uniseluler). Semua kegiatan dilakukan oleh satu sel tunggal.
Setiap sel terdiri atas bagian-bagian seperti membran plasma, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola
kontraktil, inti sel, dan mitokondria.
b. Reproduksi
Sebagian besar Protozoa melakukan reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner. Namun, ada
juga beberapa jenis Protozoa yang melangsungkan reproduksi seksual dengan cara penyatuan sel
generatif (gamet) dan atau penyatuan inti sel vegetatif.
c. Habitat dan Cara Hidup
Protozoa dapat hidup soliter atau berkoloni pada berbagai jenis habitat. Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di perairan. Beberapa jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Ada juga yang hidup di
dalam tubuh organisme lainnya seperti hewan dan manusia dengan cara bersimbiosis. Protozoa
merupakan organisme heterotrof yang memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah organisme.
2. Klasifikasi Protozoa Beserta Peranannya bagi Kehidupan

BAB VI FUNGI

A. Ciri-Ciri Umum Jamur


Pada dasarnya, jamur memiliki ciri-ciri umum seperti berikut.
1. Organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin.
2. Tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Fungi memperoleh bahan organik dari
lingkungannya, baik dari makhluk hidup lain atau dari sisa makhluk hidup.
3. Anggota Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Tubuh Fungi multiseluler berupa talus
yang tersusun dari hifa yang bercabangcabang membentuk miselium.
4. Habitatnya di tempat-tempat lembap dengan pH rendah serta bersifat kosmopolitan (mudah hidup di
berbagai tempat).
5. Dalam daur hidup Fungi terjadi reproduksi seksual dan aseksual.

B. Kelompok Jamur Zygomycotina

1. Ciri-Ciri Jamur Zygomycotina


a. Hidup di tempat lembap
b. Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora
c. Umumnya mempunai rizoid yang berguna untuk melekatkan substrat
d. Mempunyai hifa bercabang dan tidak bersekat (soenositik), dengan dinding sel tersusun dari zat
kitin. Ada 3 tipe hifa sebagai berikut :
1) Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat dan menghubungkan dua
kumpulan sporangium
2) Rizoid yaitu hifa yang menembus subsrtar untuk menyerap makanan
3) Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia
globuler di ujung-ujungnya

2. Reproduksi Zygomycotina
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora vegetatif.
b. Reproduksi Seksual
Hifa jantan (+) dan hifa betina (–) saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut
membentuk cabang hifa (gametangium).

3. Contoh Zygomycotina
a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai
menjadi molekul yang lebih sederhana. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut.
 Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.
 Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan
tempe.
 Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat.
b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak.
c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
e. Beauveria bassiana dimanfaatkan sebagai pengendali hama alami.
f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
C. Kelompok Jamur Ascomycotina
1. Ciri-Ciri Jamur Ascomycotina

2. Reproduksi Ascomycotina
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan
pembentukan konidia. Reproduksi aseksual pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Reproduksi seksual
pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan cara seperti gambar di samping.

3 . Contoh Ascomycotina dan Peranannya

D. Kelompok Jamur Basidiomycotina


1. Ciri-Ciri Jamur Basidiomycotina

2. Reproduksi Basidiomycotina
Reproduksi aseksual pada jamur Basidiomycotina dengan cara membentuk konidia. Sementara itu,
reproduksi seksualnya dilakukan dengan cara membentuk basidiospora. Pada reproduksi seksual, hifa
(+) dan hifa (–) saling mendekat dan dinding selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk hifa dengan
dua inti haploid yang berpasangan (dikariotik)
3. Contoh Basidiomycotina
a. Volvariella volvaceae (jamur merang) dan Agaricus sp. sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam
pada media yang mengandung banyak selulosa (misalnya merang padi) dan mempunyai kelembapan
tinggi.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan makanan. Bentuknya seperti telinga, kenyal,
warnanya cokelat kehitaman, dan hidup pada kayu yang lapuk.
c. Pleurotus (jamur tiram) sebagai bahan makanan. Jamur ini sering dibudidayakan dengan media
serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan selulosa.
d. Ganoderma applanatum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya berbentuk
setengah lingkaran seperti kipas dan keras
E. Kelompok Jamur Deuteromycotina
1. Ciri-Ciri Jamur Deuteromycotina
a. Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin.
b. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
c. Hidup sebagai saprofit atau parasit.
d. Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi yang sudah dapat diidentifikasi,
tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.

2. Reproduksi Deuteromycotina
 Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia,
blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan
benang hifa).
 Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan Fungi
imperfecti atau jamur tidak sempurna.
 Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat
digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi
seksualnya.

3. Contoh Deuteromycotina
a. Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panau pada manusia.
b. Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia.
c. Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.
d. Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun
dan buah tanaman budi daya.

Anda mungkin juga menyukai