Anda di halaman 1dari 77

KUMPULAN MATERI SKL

BAHASA INDONESIA

Abang Muhammad Qamal


XII IIS 4
Undian : Pidato dan Ceramah

SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2022/2023

i
Hal Pengesahan
Lembar Pengesahan
Mata Pelajaran B.Indonesia

Mengetahui

Orang Tua Siswa

................................. ...............................

Guru Bidang Study

…………………………

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan SKL ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan SKL ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk SKL ini, supaya SKL ini nantinya
dapat menjadi SKL yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia
kami Bapak Mudaib yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga SKL ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pontianak, 26 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…………..ii
1.PARAGRAF. .................................................................................................................................... 1
2.LAPORAN……...................................................................................................................,,...........3
3.KARANGAN .................................................................................................................................... 6
4.ANEKDOT ....................................................................................................................................... 8
5.CERITA RAKYAT.......................................................................................................................... 9
6.FAKTA DAN OPINI ..................................................................................................................... 10
7.CERPEN ......................................................................................................................................... 12
8.NOVEL………….…………….. …………………….......…………….………………………...14
9.IKLAN ............................................................................................................................................ 16
10.SURAT.......................................................................................................................................... 17
11.TEKS EKPLANASI..................................................................................................................... 18
12.BIOGRAFI. .................................................................................................................................. 18
13.HURUF BESAR ........................................................................................................................... 19
14.TANDA BACA ............................................................................................................................. 25
15.PUISI ................................................................................................................................……….28
16.MAJAS…….................................................................................................................,,...............30
17.PRIBAHASA......................................................................................................................,,........32
18.KONJUNGSI................................................................................................................................33
19.PANTUN....................................................................................................................................... 41
20.TEKS NEGOSIASI...................................................................................................................... 41
21.EDITORIAL DAN ESAI ............................................................................................................. 42
22.GURINDAM ................................................................................................................................ 44
23.DRAMA ........................................................................................................................................ 46
24.PIDATO DAN CERAMAH………............................................................................................51
25.FORUM ILMIAH ........................................................................................................................ 57
26.SILOGISME ................................................................................................................................ 59
27.KATA BAKU DAN TIDAK BAKU............................................................................................ 60
28.PROPOSAL….…………………………………………………………….……........................62
29.RESENSI….…………………………………………………….……….……….......................62
30.TEKS PROSEDUR….…………………………………………………………….…..…..........64
31.AKRONIM..….…………………………………………………………………….…..…... ......66

ii
32.ARTIKEL….………………………………………………………………………...…….. .......67
33.KARYAILMIAH….………….…………………………………………………….…...............69
KESIMPULAN………………………………………………………………………………..……71
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………..……………………………..……………….….72

iii
1. Paragraf
A. Pengertian
paragraf adalah gabungan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan menghasilkan suatu
tema tertentu. Umumnya, paragraf terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat, tergantung
pengembangan gagasan yang diinginkan penulisnya.
B. Unsur-Unsur Paragraf

1. Topik atau Gagasan Utama

Kamu tahu nggak, unsur ini adalah fokus atau jantung dari sebuah paragraf. Topik atau
gagasan utama merupakan ide utama yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Intinya,
gagasan utama “layaknya jiwa” yang menghidupkan sebuah paragraf agar menarik di mata
pembaca!

2. Kalimat Utama

Unsur pembangun yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat utama berisi gagasan utama yang
diletakkan secara tersurat pada awal atau akhir paragraf. Namun, kalimat utama dapat juga
ditemukan pada awal dan akhir paragraf. Kalimat utama bersifat umum dan akan dikembangkan
oleh kalimat-kalimat pendukung lainnya.

3. Kalimat Penjelas atau Kalimat Pendukung

Selanjutnya, kalimat penjelas atau pendukung. Seperti yang disebutkan di atas, kalimat
pendukung berfungsi untuk mengembangkan dan memperkuat gagasan yang disampaikan
pada kalimat utama. Kalimat penjelas bisa berupa data pelengkap seperti opini, fakta, atau data
yang valid. Gini nih, contohnya:

“Gunung Merapi yang terletak di wilayah Magelang, Jawa Timur merupakan gunung aktif di
Indonesia. Sewaktu-waktu, gunung merapi ini bisa meletus. Letusan Merapi yang paling hebat
tercatat pada tahun 2010 yang memakan sekitar 330 korban jiwa.”

4. Konjungsi

Unsur yang berikutnya adalah konjungsi. Apa sih konjungsi itu? Singkatnya, konjungsi
adalah kata sambung atau kata penghubung. Konjungsi dalam bahasa Indonesia ada dua jenis,
yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi intrakalimat adalah kata sambung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata,
frasa dengan frasa, serta klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Misalnya, “dan”, “sehingga”,
“agar”, “sebelum”, dan lain-lain.

Contohnya: Kami menyiapkan jaket dan kaus kaki sebelum pergi ke Malang.

Berbeda dengan konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat adalah kata sambung yang
menghubungkan antarkalimat dalam satu paragraf. Misalnya, “Jadi”, “Oleh karena itu”,
“Namun”.

1
Contohnya: “Hari ini Kota Malang diguyur hujan deras. Oleh karena itu, kita harus membawa
payung di tas saat sedang ke luar rumah.”

C. Jenis-jenis paragraf

1. Paragraf Narasi

Dalam paragraf jenis ini, kamu akan menulis suatu kejadian dari awal hingga akhir
kejadian, berdasarkan urutan waktunya. Misal, kamu ingin menulis cerita kesuksesan kamu
mendapat beasiswa study exchange ke Inggris. Nah, kamu dapat bercerita dari awal ketika
menjadi mahasiswa baru, lalu persiapan kamu untuk mengikuti program study exchange, hingga
bagaimana bisa mendapat study exchange tersebut.

2. Paragraf Eksposisi

Jenis yang berikutnya adalah eksposisi. Ketika kamu menulis jenis paragraf ini, kamu akan
memberikan informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Memang, tujuan dari paragraf ini
adalah memaparkan, menyampaikan informasi, menjelaskan, dan juga menerangkan
suatu topik kepada orang lain.

Misalnya, teks langkah-langkah menjadi pengguna dari Ruangguru. Nah, dalam teks ini, kamu
menjelaskan secara runtut cara mendaftar menjadi pengguna Ruangguru. Dengan begitu,
pembaca paragrafmu akan mendapat informasi cara menjadi pengguna Ruangguru!

3. Paragraf Argumentasi

“Saya setuju dengan ide memberikan donasi kepada masyarakat terdampak banjir di
Kalimantan Selatan karena mereka membutuhkan bantuan tersebut. Berdasarkan data yang
dilihat pada …”

Kutipan paragraf di atas adalah contoh argumentasi. Biasanya, paragraf argumentasi dapat
kita temui pada artikel opini atau teks lomba-lomba debat. Siapa nih yang pernah ikut lomba
debat? Pasti sudah nggak asing lagi kan dengan paragraf argumentasi?

Intinya sih, paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan orang lain bahwa ide, gagasan,
dan pendapat yang dipaparkan adalah benar adanya dan terbukti nyata.

4. Paragraf Persuasi

Pernah nggak sih kamu merasa tergerak hatinya untuk berbuat atau membeli sesuatu?

Misalnya, kamu membaca postingan tentang orang tua berusia 70-an tahun yang masih bekerja
keras mendorong gerobak jualan untuk menghidupi dirinya. Postingan tersebut disertai juga
dengan foto si Kakek yang sedang mendorong gerobak. Sebuah cerita yang bisa menyentuh
hatimu, bukan? Gak pake lama, kamu ingin membantu nasib si Kakek!

Atau, promosi produk skin care yang dilengkapi foto hasil setelah memakainya serta disertai
juga dengan review sempurna dari orang yang memakainya. Tentu kamu akan tergiur
membelinya, kan?

2
Nah, itulah paragraf persuasi. Tujuannya sih untuk membujuk orang lain melakukan sesuatu
sesuai yang diinginkan penulis.

Namun, syaratnya penulis harus mampu membuat si pembaca percaya dan yakin. Hehehe.

Ya, itulah jenis paragraf berdasarkan tujuan. Nah, berikutnya kita akan membahas apa saja jenis
paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya! Apa saja sih?

5. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf yang dikelompokkan berdasarkan letak kalimat
utama. Nah, dalam paragraf jenis ini, kalimat utamanya terletak pada awal
paragraf. Kalimat-kalimat penjelasnya akan berada setelah kalimat utama.

6. Paragraf Induktif

Kalau deduktif di awal, maka kalimat utama jenis paragraf induktif terletak di akhir
paragraf. Kalimat penjelasnya tentu saja berada sebelum kalimat utamanya.

7. Paragraf Campuran

Paragraf campuran merupakan perpaduan antara deduktif dan induktif. Kalimat utama pada
paragraf campuran, berada pada awal paragraf dan diulang kembali pada akhir paragraf.

2. Laporan
A. Pengertian

Pengertian Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan,
pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada
si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang
dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar,
atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

B. Fungsi Laporan

 Sebagai bahan pertanggungjawaban

 Alat menyampaikan informasi

 Alat pengawasan

 Bahan penilaian

 Bahan pengambilan keputusan

C. Manfaat Laporan

 Dasar penentuan kebijakan.

3
 Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.

 Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.

 Sebagai sumber informasi

D. Ciri-ciri Laporan

a. Ringkas.

Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas yang
berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui
permasalahannya.

b. Lengkap.

Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber
kepustakaan.

c. Logis.

Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-
alasannya yang masuk akal.

d. Sistematis.

Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg tulisannya disusun dalam satuan-satuan
yang berurutan dan saling berhubungan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan:

 Harus jelas dan cermat

 Mengandung kebenaran dan objektifitas

 Lengkap

 Tegas dan konsisten

 Langsung mengenai sasaran

 Disampaikan kepada orang dan alamat tujuan yang tepat

 Disertai dengan saran-saran

 Tepat waktu

E. Jenis-jenis Laporan

a. Laporan berdasarkan waktu

Laporan berkala adalah laporan yang dibuat secara periodik atau rutin dalam jangka waktu
tertentu (laporan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan). Contoh : laporan kehadiran
karyawan setiap bulan.

4
Laporan insidental adalah laporan yang dibuat apabila diperlukan

b. Laporan berdasarkan bentuk

Laporan berbentuk surat adalah laporan yang dibuat secara tertulis dalam bentuk surat, isinya
antara satu sampai empat halaman. Contoh: laporan jumlah siswa yang keluar dari suatu
sekolah

Laporan berbentuk naskah adalah laporan disampaikan dalam bentuk naskah, baik naskah
pendek maupun panjang. Contoh: laporan kegiatan kepanitiaan atau notulen rapat.

Laporan berbentuk memo adalah laporan yang ditulis menggunakan memo. Umumnya isi
laporan pendek, untuk keperluan intern dan dilakukan antar pejabat/pimpinan.

c. Laporan berdasarkan penyampaian

Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan secara langsung

Laporan tertulis adalah contoh: surat, naskah dan memo

Laporan visual adalah laporan yang disampaikan melalui penglihatan. Contoh: disampaikan
melalui media presentasi (power point)

d. Laporan berdasarkan sifat

Laporan biasa adalah laporan yang isinya bersifat biasa dan tidak rahasia, sehingga jika
laporan terbaca orang lain tidak menimbulkan dampak negatif

Laporan penting adalah laporan yang isinya bersifat penting dan rahasia, sehingga hanya
orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya.

e. Laporan berdasarkan isinya

Laporan informatif adalah laporan yang isinya hanya berisi informasi saja

Laporan rekomendasi adalah laporan yang isinya bersifat penilaian sekilas tanpa adanya
pembahasan lebih lanjut

Laporan analisa adalah laporan yang isinya berupa hasil analisa secara mendalam

Laporan kelayakan adalah laporan yang isinya berisi tentang hasil penentuan kelayakan atau
pemilihan mana yang terbaik

Laporan pertanggungjawaban adalah laporan yang berisi pertanggungjawaban tugas


seseorang atau kelompok kepada atasan yang memberi tugas tersebut.

F. Langkah-langkah membuat laporan

 Menentukan masalah yang akan dilaporkan

 Mengumpulkan bahan, data dan fakta

 Mengklasifikasi data

 Mengevaluasi dan mengolah data

5
 Membuat kerangka laporan

G. Struktur / Kerangka Laporan

A. Pendahuluan

 Maksud dan tujuan penulisan laporan

 Masalah pokok yang dilaporkan

 Sistematika laporan

B Batang tubuh

 Data dan fakta pelaksanaan kegiatan

 Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan

 Masalah yang terjadi

 Pembahasan masalah

C Penutup

 Kesimpulan

 Saran

3. Karangan
A. Pengertian

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan
perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
B. Ciri-ciri karangan

Adapun ciri-ciri karangan yang baik yaitu :

 Jelas dan gampang dimengerti pembaca


 Memiliki kesatuan yang baik, berarti tiap tiap kalimat penjelasnya logis dan menolong
gagasan utama paragraf.
 Memiliki organisasi yang baik, berarti tiap tiap kaliamat tersusun dengan urut dan logis.
 Efisien atau Ekonomis, keefisienan ini dibutuhkan pembaca sehingga lebih gampang
menangkap mengisi dalam karangan.
 Menggunakan bahasa yang gampang di terima dan dimengerti pembaca.
 Berdasarkan tujuannnya, jenis karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:

 Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi

6
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa

b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai
akhir

c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian

d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

 Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah


objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang
digambarkan itu.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi

a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu

b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang
dideskripsikan

c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa
tempat, manusia,

d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis


(subjektif), atau sikap penulis

 Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah


pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data
dan fakta untuk memperjelas pemaparan.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi

a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya

b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)

c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak

d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada

e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atautentang proses kerja sesuatu

 Karangan argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk


membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian
memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi

a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga


kebenaran diakui oleh pembaca

b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar

7
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandanga
pembaca

d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi

e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunak


bermacam-macam pola pembuktian

 Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk


mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

Unsur-Unsur Karangan
Adapun unsur-unsur karangan diantaranya:

 Gagasan/Ide, ini adalah pendapat atau pengetahuan penulis yang nantinya bakal
dituangkan dalam wujud tulisan.
 Tuturan, yaitu pengungkapan gagasan wujud khusus sehingga pembaca sanggup jelas
karangan tersebut.
 Tatanan, yaitu penyusunan gagasan atau gagasan pengarang menghiraukan asas,
keputusan dan teknik menulisnya.
 Wahana, yaitu pengantar dari gagasan selanjutnya berbentuk bhs tulis yang berhubungan
dengan kosa kata, gramatika dan retorika.

Langkah-Langkah Membuat Karanga Cara atau beberapa langkah mengakibatkan karangan


yaitu:

 Pertama, menentukan tema karangan yang bakal ditulis


 Kumpulkan ide, information atau bahan-bahan untuk karangan
 Susun kerangka karangan.
 Kembangkan kerangka karangan yang dibikin jadi karangan sebenarnya.
 Terakhir berikan judul pada karangan yang di buat.

4. Anekdot
A. Pengertian

Teks anekdot adalah sebuah cerita atau kisah yang mengandung sifat lucu. Meskipun teks
anekdot berisi cerita lucu, tetapi teks anekdot juga bisa memiliki banyak maksud yang biasanya
digunakan untuk menyampaikan kritik. Banyak yang menganggap bahwa teks anekdot
merupakan cerita yang berisi rangkaian beberapa kalimat lucu. Namun, kriteria teks anekdot
bukan hanya lucu, tetapi bisa menyampaikan maksud penulis.

B. Ciri-ciri anekdot

Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks anekdot, diantaranya yaitu:

1. Mampu menghibur dan membuat tertawa, hal ini berarti teks anekdot memuat beragam kisah
lucu atau humor.

8
2. Memiliki sifat menggelitik, hal ini berarti teks anekdot dapat membuat setiap orang yang
membacanya akan merasa terhibur dengan kisah lucu yang terdapat di dalam teks. Setiap cerita
lucu itu bisa membuat pembaca merasa terhibur.

3. Memiliki sifat menyindir, dalam beberapa kisah teks anekdot ditemukan banyak yang dipakai
sebagai media untuk menyindir sesuatu, baik itu orang maupun kelompok. Oleh karena itu, teks
anekdot bisa juga dibilang sebagai media untuk mengkritik suatu peristiwa yang sedang terjadi.

4. Bisa jadi mengenai orang penting, karena tidak aturan yang ketat untuk membuat teks anekdot,
hal ini menjadikan teks ini biasa digunakan untuk membahas orang-orang penting.

5. Memiliki tujuan tertentu, tidak seperti teks yang lain, teks anekdot lebih fleksibel untuk
dibentuk sesuai keinginan dari penulis. Dengan begitu, penulis memiliki sudut pandang yang
lebih luas dan bisa menghasilkan teks anekdot dengan maksimal.

6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng, orang yang hendak menulis membuat
sebuah cerita lain yang sebenarnya berhubungan dengan kehidupan saat ini.

C. Tujuan anekdot

Teks anekdot pada dasarnya mengandung tujuan yang berfokus pada dampak yang akan
didapatkan oleh pembaca setelah membaca cerita atau kisah yang lucu.

5. Cerita rakyat
Cerita Rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di dalam masyarakat.
Cerita rakyat berkembang secara turun temurun dan didampaikan secara lisan sehingga cerita
rakyat sering disebut dengan sastra lisan.Umumnya, cerita rakyat bersifat anoni atau pengarang
tidak dikenal.
 Struktur cerita Rakyat
 Orientasi (Pengenalan)
 Komplikasi atau Insiden (Alur)
 Resolusi/Interpretasi

 ciri-ciri cerita rakyat:


 Disampaikan turun-temurun
 Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
 Kaya nilai-nilai luhur
 Bersifat tradisional
 Mempunyai banyak versi dan variasi
 Memiliki bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya
 Bersifat anoni artinya nama pengarang tidak dikenal
 Berkembang dari mulut ke mulut
 Cerita rakyat disampaikan secara lisan

 Jenis-Jenis Cerita Rakyat

Ada beberapa macam jenis cerita ratyat diantaranya: Fabel atau cerita binatang, Legenda atau
cerita asal usul, cerita jenaka dan cerita pelipur lara.

9
6. Fakta dan opini
A. Kalimat Fakta

• Pengertian Kalimat Fakta

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fakta adalah suatu yang benar-benar ada atau
terjadi. Jadi saya dapat menyimpulkan bahwa kalimat fakta adalah kalimat yang didalamnya
mengandung hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.

• Ciri-ciri Kalimat Fakta

1. Bisa dibuktikan kebenarannya

2. Mempunyai data yang tepat dan akurat, misal waktu kejadian, tempat dan tanggal

3. Mempunyai narasumber yang dapat dipercaya dan terpercaya

4. Bersifat objektif, yaitu data benar-benar ada dan tidak dibuat-buat. Biasanya dilengkapi
dengan data yang menggambarkan suatu objek

5. Biasanya kalimat fakta dapat menjawab semua pertanyaan dari 5 W + 1 H

6. Menunjukkan kejadian yang pernah terjadi

7. Informasinya berasal dari kejadian yang sebenarnya

• Contoh Kalimat Fakta

1. Jakata merupakan ibukota negara Indonesia

2. RA Kartini lahir di kota Jepara

3. Harimau adalah hewan karnivora

4. Indonesia merdeka pada tahun 1945

5. Lesti adalah pemenang D‟Academy 1

6. Joko Widodo adalah presiden ke 7 Indonesia

7. Pada tahun 2006, YouTube di akuisisi oleh Google

8. CEO BukaLapak saat ini adalah Achmad Zaky

9. Jepang pernah menjajah Indonesia

10. Paus adalah mamalia laut

• Kesalahan ketika mengamati kalimat fakta

Kadang soal seperti mencari kalimat fakta dalam paragraf muncul saat kita ujian. Nah, salah satu
penyebab utamanya adalah kurang teliti dalam menganalisa kalimat.

10
 Jenis – Jenis Fakta

1. Fakta Umum - Kebenaran yang berlaku epanjang zaman. Contohnya : Matahari terbenam
di barat dan terbit di timur.

2. Fakta Khusus - Kebenaran yang berlaku pada satu atau beberapa waktu tertentu. contohnya
: Aldi membaca buku.

B. Kalimat Opini

• Pengertian Kalimat Opini

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) opini mempunyai tiga arti, yaitu pendapat,
pikiran, pendirian. Jadi, kalimat opini adalah kalimat hasil pemikiran, pendapat seseorang baik itu
secara individu maupun berkelompok yang sifatnya subjektif. Maksudnya adalah hasil dari
menduga-duga, jadi belum tentu semua orang sependapat. Misalnya, uang Rp 20.000 mungkin
dianggap banyak oleh orang kaya, tetapi dianggap banyak oleh orang tidak mampu.

• Ciri-ciri Kalimat Opini

1. Tidak bisa dibuktika kebenarannya

2. Bersifat subjektif dan biasanya dilengkapi dengan pendapat, saran dan uraian yang
menjelaskannya

3. Pemikiran pribadi/tidak terdapat narasumber

4. Berisi tanggapan atas peristiwa yang terjadi

5. Menunjukkan peristiwa yang belum/akan dilakukan

6. Argumen atau pendapat seseorang

7. Informasi yang disampaikan belum dibuktikan kebenarannya

8. Kadang, menggunakan kata: bisa jadi, mungkin, menurut, sangat, tidak mungkin,
seharusnya dan sebaiknya

• Contoh kalimat opini

1. Saya mungkin akan membeli sepeda itu

2. Sebaiknya kamu memakai baju yang kamu beli kemarin

3. Pendapat saya, sebaiknya dia di angkat jadi ketua

4. Ruangan ini tidak nyaman

5. Tas itu sangat bagus sekali

6. Kata Dian, kemarin Indra menikah

7. Seharusnya, saya giat belajar agar bisa wisuda tahun ini

11
8. Menurutnya itu hal yang baik, padahal tidak

9. Diperkirakan, 80% penduduk desa mengungsi ke posko banjir

10. Bekerja menjadi Tukang Kayu tidak mudah

 Jenis – Jenis Opini

1. Opini perorangan - contohnya Lari sejauh 100 meter sudah melelahkan.

2. Opini umum - contohnya makan yang berlebihan dapat mengakibatkan kegemukan.

7. Cerpen
A.Pengertian Cerpen

Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai
manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang
lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun
kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10
halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek hanya memberikan sebuah kesan tunggal yang
demikian serta memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu situasi saja.

 Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.

1. Sumardjo dan Saini


Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun
serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana
sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih
dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu
tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.

3. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan


Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau
perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.
C.Ciri-Ciri Cerpen

1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel


2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari

12
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang
digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada
tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat
ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat

D.Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi
sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita.
Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur
abstrak tersebut.
2. Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita
dari cerpen tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada
komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek
tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai
mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.
6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek
tersebut oleh pembacanya.

E.Unsur Unsur Cerpen

 Unsur Intrinsik Cerpen

1. Tema
Tema adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari dari jalan cerita sebuah cerpen. Tema
biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita atay tersurat dan tidak langsung, dimana
si pembaca harus teliti dan dapat menyimpulkan sendiri atau tersirat.

13
2. Alur / Plot
Jalan dari sebuah kisah cerita merupakan karya sastra. Secara garis besar, alur merupakan
urutan tahapan jalannya cerita, antara lain : perkenalan > muncul konflik atau suatu
permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik (klimaks) > penurunan konflik >
selesaian.
3. Setting
Setting sangat berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut.
4. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya
mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh
baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.
5. Penokohan
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang
telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu
hal. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya:

Metode analitik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkan atau menyebutkan
sifat tokoh secara langsung, seperti seperti: pemberani, penakut, pemalu, keras kepala, dan
sebagainya.

Metode dramatik adalah suatu metode penokohan dengan cara memaparkannya secara tidak
langsung, yaitu dapat dengan cara : penggambaran fisik (Misalnya cara berpakaian, postur
tubuh, dan sebagainya), penggambaran dengan melalui sebuah percakapan atau dialog, reaksi
dari tokoh lain (dapat berupa pendapat, sikat, pandangan, dan sebagainya).

8. Novel
Pengertian Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya,
cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita,
yang kelak mengubah nasib kehidupannya.

Ciri-Ciri Novel

Untuk disebut sebagai novel, sebuah karya sastra harus memenuhi ciri-ciri berikut:

14
1. Umumnya, terdiri atas 100 halaman (35.000 kata)

2. Tema dan alur cerita di dalam novel cukup kompleks

3. Berbentuk narasi didukung deskripsi dan percakapan

4. Alurnya berkembang

5. Tokohnya banyak dan memiliki lebih dari satu karakter

6. Latar bergerak dan beragam

7. Ceritanya disertai perubahan nasib tokoh

Struktur novel

1. Abstrak

Abstrak merupakan rangkuman isi cerita yang ada di bagian awal novel. Abstrak ini sebenarnya
opsional. Bebas mau dicantumkan atau tidak. Biasanya, abstrak ditulis untuk menjelaskan
gambaran awal dan situasi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel.

2. Orientasi

Pada bagian ini akan dijelaskan latar novel. Latar yang dimaksud itu meliputi waktu kejadian,
suasana, hingga tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Penulis biasanya juga akan menjelaskan
tentang keseharian atau aktivitas yang dijalani tokoh utama pada bagian orientasi.

3. Komplikasi

Struktur novel selanjutnya adalah komplikasi. Pada bagian komplikasi akan dijelaskan tentang
urutan kejadian cerita. Komplikasi biasanya juga akan mengandung urutan sebab akibat
terjadinya peristiwa. Singkatnya, komplikasi itu awal mula munculnya konflik dalam cerita.

4. Evaluasi

Puncak konflik dari sebuah cerita masuk ke dalam bagian evaluasi. Pada bagian ini, pembaca
akan disuguhkan klimaks dari masalah yang terjadi pada tokoh novel sehingga bisa turut
merasakan ketegangannya.

15
5. Resolusi

Setelah mengalami ketegangan atau puncak konflik, biasanya akan dimunculkan solusi-solusi
atau pemecahan masalah yang terjadi. Nah, bagian ini disebut dengan resolusi. Dengan kata lain,
resolusi adalah cara penyelesaian konflik dalam cerita. Resolusi juga sering disebut
sebagai ending atau akhir nasib tokoh dalam novel. Apakah berakhir sedih, bahagia, atau bahkan
menggantung.

6. Koda

Struktur novel yang terakhir adalah koda atau penutup. Koda adalah penutup cerita yang
membuat pesan-pesan moral. Koda juga sifatnya opsional, gengs, seperti abstrak. Penulis novel
boleh mencantumkan koda atau pun tidak pada novel karangannya. Saat penulis tidak
mencantumkan koda, maka pembaca bisa menebak sendiri pesan moral apa yang tergantung di
dalamnya.

9. Iklan
A.Pengertian Iklan

Iklan yaitu sebuah media yang digunakan untuk mempromosikan menawarkan sebuah produk
kepada khalayak ramai agar penikmat tertarik hingga mengonsumsi atau menggunakan produk.

B.Tujuan Iklan

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan suatu produk, baik barang maupun jasa kepada
masyarakat, guna menarik perhatian masyarakat untuk mengenali, membeli, hingga mengonsumsi
atau menggunakan produk yang diiklankan.

C.Fungsi Iklan

 Sebagai informasi (menyampaikan info produk baru, ciri-ciri, dan lain-lain).


 Sebagai persuasi (mengarahkan konsumen untuk membeli).
 Sebagai reminder (iklan mengingatkan konsumen tentang produk tertentu agar selalu
menggunakan produk tersebut).

D.Struktur Pembuatan Iklan

 Orientasi : orientasi adalah perkenalan dari iklan itu sendiri dimana dalam orientasi ini sudah
diketahui informasi tentang apa iklan tersebut.

16
 Tubuh Iklan atau Inti Iklan : tubuh iklan yaitu isi iklan atau topik yang disampikan kepada
khalayak ramai di tubuh iklan ini sudah sangat jelas informasi yang disampaikan dan orang
mudah memahami suatu iklan tersebut.
 Justifikasi : justifikasi adalah tempat dimana orang bisa mengetahui lebih lanjut tentang
sebuah iklan seperti alamat , alamat web , nomor telphone , email , media sosial resmi dan
sebagainya.

E.Ciri – Ciri Iklan

 Singkat : Waktu yang digunakan ( tidak lebih dari 1 menit )


 Jelas : Tujuan dari iklan tesebut jelas
 Padat : Pemilihan kata yang biasanya bermakna ambigu
 Menarik : Tampilan dari iklan tersebut

10. Surat
A. Pengertian Surat
Surat merupakan surat yang digunakan untuk keperluan resmi atau formal oleh pihak tertentu baik itu
perorangan, organisasi, lembaga maupun instansi tertentu guna melakukan komunikasi satu sama lain
secara resmi.

Surat ini sendiri ditulis dengan berdasarkan kaidah dan juga aturan yang sudah ditentukan, seperti
pemakaian bahasa baku, isi surat yang wajib jelas dan efektif, serta ditulis secara cermat sesuai
keperluan.

B. Tujuan Surat Resmi


Tujuan surat resmi dikeluarkan yaitu untuk menyampaikan keperluan berupa pemberitahuan, suatu
izin, penugasan, pengumuman, dan lain sebagainya kepada staff lembaga maupun instansi yang
terkait. Penulisan dalam surat resmi ini wajib memakai format tertentu secara resmi dengan memakai
bahasa yang baku.

C. Fungsi Surat Resmi


Surat resmi mempunyai fungsi tertentu yang tidak bisa Anda jumpai pada jenis surat lainnya.
Mengacu dari pengertian surat resmi yang telah dipaparkan diatas

1. Sebagai sebuah sarana informasi dan pemberitahuan tentang hal-hal tertentu yang disampaikan dari
salah satu pihak terhadap pihak lainnya, contohnya penyampaian suatu gagasan atau pemikiran.

2. Surat resmi bisa berfungsi sebagai sebuah bukti tertulis yang cukup otentik dalam bentuk suatu
dokumen dimana isi di dalam surat itu bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

3. Sebagai panduan kerja dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan dimana surat resmi ini berisi
mengenai langkah-langkah kerja untuk suatu pekerjaan tertentu.

4. Sebagai sarana untuk pengingat untuk penerima surat baik itu perorangan, lembaga, maupun
organisasi. Karena itulah surat resmi ini perlu untuk didokumentasikan supaya dapat dipakai sebagai
data di lain hari.

17
5. Menjadi bukti historis dan juga bukti kronologis.

11. Teks eksplanasi


Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses „mengapa‟ dan „bagaimana‟ kejadian-kejadian
alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi.

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Ada beberapa ciri-ciri teks eksplanasi, antara lain:

o Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).


o Hal yang dibahas, yaitu suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.
o Sifatnya informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang
dibahas.
o Fokus pada hal umum (generik), bukan partisipan manusia. Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi,
hujan, dan lainnya.

Struktur Teks Eksplanasi

Sebuah teks bisa dikategorikan sebagai teks eksplanasi jika memiliki struktur sebagai berikut ini.

1. Identifikasi Fenomena

Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum fenomena/peristiwa
alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang proses bagaimana fenomena alam tersebut
bisa terjadi.

2. Rangkaian Kejadian

Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini dijelaskan tentang
penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut. Kamu bisa melakukan deskripsi
dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya. Bagian ini disebut juga dengan deretan
penjelas.

3. Interpretasi

Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan kesimpulan. Kamu
bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat dalam teks tersebut.

12. Biografi
A.Pengertian Teks Biografi
Teks biografi adalah suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam
mengarungi kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh

18
seseorang agar tokoh tersebut bisa menjadi teladan untuk orang banyak.Selain biografi, ada juga
yang namanya Autobiografi. Autobiografi merupakan suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri
oleh tokoh tesebut. Untuk itu, antara biografi dan autobiografi sangatlah berbeda. Perbedaan
tersebut dapat ditinjau dari penulisnya, apakah riwayat tersebut ditulis sendiri atau orang lain
yang menulisnya.
B.Ciri – Ciri Teks Biografi
Teks biografi harus memuat informasi berdasarkan fakta pada toko yang diceritakan dalam
bentuk narasi.Memuat sebuah fakta pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah-
masalah sampai pada akhirnya sukses, sehingga patut menjadi teladan
Teks biografi memiliki struktur yang jelas
C. Jenis- Jenis Biografi
BERDASARKAN SISI PENULIS
Autobiografi, Suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh tesebut.
Biografi, Suatu bentuk teks yang berisi mengenai kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi
kehidupannya, entah itu berupa kelebihan, masalah atau kekurangan yang ditulis oleh orang lain.

13. Huruf besar


A. Pengertian Huruf Kapital

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian huruf kapital dipisahkan, huruf diartikan sebagai
unsur abjad yang melambangkan bunyi, sedangkan kapital diartikan sebagai huruf yang berukuran
lebih besar dari pada huruf biasa yang berukuran kecil dari huruf kapital.

Bila digabungkan pengertian huruf kapital adalah huruf yang biasanya digunakan untuk huruf
pertama dari kata pertama dalam suatu kalimat huruf pertama dari nama orang/diri dan sebagainya.

Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama kalimat petikan langsung.

1. Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada huruf pertama pada setiap awal kalimat.

Aturan nomor 1 ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda.

Contohnya:

Ibu selalu pergi ke pasar pada hari minggu.

Angkat semua barang itu dan masukan ke dalam rumah!

Apakah kamu bertemu dengan Andi baru-baru ini?

2. Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata yang memiliki
hubungan dengan nama-nama agama, kitab suci, Tuhan dan termasuk juga kata ganti Tuhan.

19
Contoh:

Islam

Kristen

Buddha

Hindu

AL Quran

Injil

Weda

Allah

Yesus

Yang Maha Kuasa

Yang Maha Pengasih

Contoh kalimat:

Tunjukanlah hamba-Mu ke jalan yang benar, Yang Maha Kuasa.

Aku bertobat keapada-Mu, ya Tuhan Yang Maha Pengampun.

Agama-agama yang diakui di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan yang terbaru
Konghucu.

3. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan atau keagamaan
bila diikuti nama orang.

Contoh:

Haji Aria Nugraha

Sultan Mahmud ke 3

Kiyai Samsudin

Pastur Paulo

Biksu Citra Dharma

Raja Henry

Pangeran Harry

20
Ratu Maria

Contoh kalimat:

Kemarin saya bertemu dengan Haji Sanusi saat sedang melaksanakan shalat maghrib. (Benar)

Kata Pak Haji, “Jangan bicara sembarangan kalua tidak ada bukti” (Salah)

Iskandar Syah adalah Sultan yang sangat bijaksana. (Salah)

Pengangkatan Sultan Iskandar Syah sebagai sultan yang baru sangat meriah. (Benar)

4. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama setiap nama jabatan, atau pangkat yang diikuti oleh
nama orang, instansi tertentu, atau tempat.

Contoh:

Presiden Joko Widodo

Bapak Gubernur Ridho

Menteri Perikanan dan Kelautan

Walikota Bandar Lampung

Jenderal Soedirman

Contoh Kalimat:

Dalam kunjungannya Presiden Joko Widodo sempat mengunjungi istana presiden di Bogor.

Indonesia memiliki seorang jendral yang gagah berani yang bernama Jendral Soedirman.

Pagi ini gubernur bertemu dengan Bapak Walikota Bandar Lampung.

5. Huruf kapital digunakan pada huruf awal di setiap unsur-unsur nama orang.

Contoh:

Aria Nugraha

Muhammad Ibnu Batuta

Putri Annisa Siti Zahara Sari

Catatan: huruf kapital tidak digunakan pada nama-nama pada huruf pertama kata bin, binti dan alias.

Contoh:

Aria Nugraha bin Muhammad Nassir

Muhtia Azzahra binti Suprapto

21
6. Huruf kapital tidak digunakan pada huruf awal nama orang, tempat geografis, kota, yang
digunakan sebagai nama ukuran, nama makanan dan nama satuan.

Contoh:

pisang Ambon

tahu sumedang

15 pascal

mesin diesel

gula jawa

jeruk bali

kunci inggris

Contoh kalimat:

Saat berkunjung ke Ambon, aku membeli pisang ambon yang terkenal itu.

Ibu menyuruhku untuk membeli jeruk bali, gula jawa sementara ayah memintaku untuk membeli
kunci inggris.

7. Huruf kapital digunakan pada huruf awal nama suku, bangsa, Negara dan bahasa.

Contoh:

bangsa Indonesia

suku Lampung

orang Dayak

bahasa Inggris

Contoh kalimat:

Suku Lampung memiliki ciri-ciri yang unik yaitu, berbicara dengan bahasa Lampung, menulis
dengan aksara Lampung dan tinggal di rumah khas Lampung.

Catatan: Huruf kapital tidak digunakan jika menjadi kata sisipan.

Contoh:

Keinggris-inggrisan

Pengindonesian bahasa asing

Contoh kalimat:

22
Meskipun dia suku Batak, logat berbicaranya kejawa-jawaan.

8. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama di setiap nama bulan, tahun, peristiwa sejarah, hari-
hari khusus.

Contoh:

bulan Januari

tahun Masehi

hari Raya Idul Fitri

Perang Salib

Konferensi Meja Bundar

Proklamasi Kemerdekan

Contoh kalimat:

Tahun ini hari Raya Idul Fitri jatuh pada bulan Juli.

Aku bertemu dengannya pada hari Kamis di bulan Oktober.

Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah Perang Diponegoro.

9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal pada nama khas dalam geografi.

Contoh:

Selat Sunda

Gunung Rajabasa

Danau Toba

Bukit Barisan Selatan

Pegunungan Semeru

Tanjung Harapan

Teluk Kiluan

Sungai Citarum

Rawa Bangke

Catatan: Huruf kapital tidak digunakan pada nama-nama geografi yang tidak khas.

Contoh:

23
Kapal itu berlayar meninggalkan teluk menuju Pulau Tangkil.

Aku sangat memimpikan untuk mendaki gunung tertinggi di Indonesia yaitu Gunung Semeru.

ikan-ikan yang berada di sungai tercemar oleh limbah.

Indonesia memiliki danau yang terbesar yaitu Danau Toba.

10. Huruf kapital digunakan pada huruf awal nama organisasi, badan atau lembaga, instansi
pemerintah, dan dokumen resmi Negara.

Contoh:
Undang-Undang Dasar 1945
Pancasila
Surat Supersemar
Kementrian Pendidikan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Contoh kalimat:
Hukum Indonesia berdasarkan undang-undang yang telah disepakati yaitu Undang-Undang Dasar
1945.
Adikku menajadi pegawai kementrian di Kementrian Hukum dan Ham.
11. Huruf kapital digunakan pada kata-kata sapan.
Contoh:
Pak
Buk
Tuan
Saudara
Anda
Catatan: Huruf kapital tidak digunakan pada kata acuan seperti ibu, bapak, kakak, saudara, dan lain-
lain.
Contoh kalimat:
Bagaimana perasaan Anda?
Selamat pagi Pak?
Permisi Buk, apakah ibu melihat ibu yang memakai baju putih lewat sini.
Hay Kak, perkenanlkan ini adalah kakakku yang pertama
Ada yang bisa saya bantu Tuan? sepertinya tuan muda sedang bingung.
12. Huruf kapital digunakan pada setiap huruf awal pada setiap kata di judul buku, tulisan, artikel,
dan lain-lain.
Contoh:
Berlayar ke Ujung Samudra yang Luas
Manfaat dari Olahraga untuk Kesehatan Tubuh
Nyanyian tentang Alam di Gunung yang Permai
Catatan: kata-kata yang tidak bisa berdiri sendiri atau kata tugas seperti “ke, di, untuk, dari, tentang,
yang” tidak menggunakan huruf kapital.
13. Huruf kapital digunakan sebagai singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
Contoh:

24
Dr.
Prof.
S.Pd
Ny.
Sdr.
K.H.
Tn.
Contoh:
Di kampusku ada seorang professor yang baik dia adalah Prof. Subagyanto.
Dia mengatakan bahwa Dr. Aria Nugraha meraih gelar doktornya di Amerika.

14. Tanda baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada
suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Tanda titik (.) adalah tanda baca yang digunakan untuk menandakan akhir sebuah kalimat. Tanda titik
(.) disebut juga sebagai jeda panjang untuk mengambil napas. Tanda titik juga digunakan pada akhir
singkatan gelar, jabatan atau pangkat.

Contoh

Rina pergi ke pasar.

Ibu dan ayah berangkat ke kota.

Saya bermain bola bersama teman-teman di lapangan.

Tanda koma (,) adalah tanda baca yang digunakan untuk memberikan jeda sejenak. Biasanya tanda
koma (,) digunakan pada kalimat majemuk baik yang menggunakan kata penghubung maupun yang
tidak menggunakan kata penghubung dalam kalimat. Tanda koma juga menjadi pemisah pada rincian
atau unsur-unsur dalam sebuah kalimat. Selain itu tanda koma menjadi pemisah petikan langsung
dalam sebuah kalimat.

Contoh

Sehari sebelum saya berangkat, ibu sudah membereskan semua barang bawaan saya.

Ayah pulang dari kota membawa oleh-oleh berupa baju, celana, makanan, dan beberapa hasil
kerajinan tangan.

Pertempuran sudah berlangsung lebih dari tiga jam, banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.

3. Tanda Titik Dua (:)

25
Tanda titik dua (:) adalah tanda yang digunakan untuk menyatakan akhir sebuah pernyataan yang
diikuti pemerian. Tanda titik dua juga digunakan pada teks drama atau percakapan langsung.

Contoh

Fakultas pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki lima jurasan: Matetika, Bahasa
Indonesia, Fisika, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Film: Perempuan Berkalung Sorban

Sutradara: Hanung Bramantio

Produser: Chand Parwez Servia

3. Saya: Kakak saya mau berangkat sekarang!

Kakak: Sudah pamit sama ibu?

Saya: Sudah kak.

4. Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma (;) adalah tanda yang digunakan untuk menjadi pengganti kata penghubung dalam
kalimat majemuk setara.

Contoh

Hari semakin sore; Ayah belum pulang juga.

Rina membaca buku di kamar; Ibu memasak sayur di dapur; Adik bermain di beranda.

5. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya (?) adalah tanda yang mengakhir sebuah kalimat tanya.

Contoh

Siapa nama kamu?

Apa yang kamu inginkan?

Bagaimana kamu bisa sampai disini?

Kapan kamu tiba?

Dimana daerah asal kamu?

Mengapa kamu kesini?

6. Tanda Seru (!)

Tanda seru (!) adalah tanda yang digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat seruan.

26
Contoh

Cuci mobil itu sekarang!

Pergi dari sini!

Ambilkan buku itu!

7. Tanda penyingkat (')

Tanda penyingkat adalah tanda yang digunakan untuk menyingkat tahun.

Contoh

Semua aturan sudah jelas dalam UUD '45

8. Tanda Petik tunggal ('...')

Tanda petik tunggal adalah tanda yang digunakan untuk mengapit petikan dalam petikan lain. Tanda
petik tunggal juga digunakan untuk mengapit penjelasan kata atau kalimat asing.

Contoh

"Dia memohon padaku 'Tolong selamatkan anak saya', Saat itu aku ingin sekali menolongnya" kata
paman.

9. Tanda Petik Dua ("...")

Tanda petik dua (")adalah tanda yang digunakan untuk mengapit kutipan dari pembicara langsung.
Tanda petik dua juga digunakan untuk mengapit judul sebuah tulisan seperti judul buku, syair atau
lainnya jika ditempatkan dalam kalimat.

Contoh

"Jangan makan buah itu!" kata ayah.

Ibu mengatakan "Jangan keluar rumah jika sedang hujan, sangat berbahaya".

10. Tanda Elipsis (...)

Tanda elipsis (...) digunakan pada penulisan sebuah petika yang tidak sempurna, atau hanya
mengambil bagian tertentu, tidak mengutip secara keseluruhan.

Contoh

Menurut wikipedia "tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi
tulisan dan juga intonasi serta jeda yang diamati sewaktu pembacaan...".

11. Tanda Hubung (-)

27
Tanda hubung digunakan untuk menyambungkan unsur kata ulang

Contoh

Adik berlari-lari kecil menuju ayah.

Kupu-kupu bermain riang di taman.

Acara makan-makan sudah selesai, saatnya membersihkan semua ruangan.

12. Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring digunakan untuk menggantikan kata dan, atau, per dan digunakan pada
penomoran nomor surat.

Contoh

Harga beras di pasar adalah Rp. 55.000/ kilo.

13. Tanda Kurung ()

Tanda kurung () adalah tanda yang digunakan untuk mengapit tambahan penjelas atau memperjelas
sebuah kata baik berupa angka atau huruf. Contoh penggunaannya bisa dilihat pada setiap item
pembahasan tanda baca ini.

14. Tanda Kurung Siku ([...])

Tanda kurung siku ([...]) adalah tanda yang digunakan untuk mengapit keterangan dalam sebuah
kalimat penjelas yang sudah diapit oleh tanda kurung.

Contoh

Untuk mengerjakan tugas matematika ini (Cara mencari luas segitiga ada pada BAB V [ lihat
halaman 350] dalam buku yang dibagikan dosen kemarin).

Penggunaan tanda baca dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Sebagai contoh
penggunaan tanda baca titik dalam bahasa internet bisa digunakan untuk memisahkan nama domain
dan ekstensi domain contoh seperti vebma.com. Tanda baca lainnya yang bisa ditemukan adalah
tanda & untuk menggantikan kata 'dan'.

15. Puisi
A.Pengertian Puisi
Puisi adalah sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama, rima, ritma
dan lirik dalam setiap baitnya. Umumnya unsur diatas puisi juga memiki makna dan dapat
mengungkapkan perasaan dari sang penyair yang dikemas dalam bahasa imajinatif dan disusun
menggunakan struktur bahasa yang padat penuh makna. Puisi merupakan karya seni berupa
tulisan yang menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus pada bunyi,
irama, dan penggunaan diksi.Berdasarkan jenisnya puisi dapat dibagi menjadi dua jenis yakni

28
puisi baru dan pusi lama. Masing masing jenis puisi tersebut tentunya juga memiliki ciri-ciri dan
struktur yang berbeda pula antara puisi baru dan puisi lama. Pada artikel kali ini materi belajar
akan memberikan materi tentang pengertian puisi, ciri-ciri, struktur, jenis, unsur, dan contoh puisi
baik puisi baru maupun puisi lama.
B.Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
Sumardi mengatakan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat,
dipadatkan bahasanya dan diberi irama sesuai bunyi yang padu dengan pemilihan kata kiasan
yang bersifat imajinatif. Berbeda dengan herman waluyo yang menyebut bahwa pengertian puisi
merupakan karya sastra tertulis yang paling awal ditulis manusia dalam sejarah.
Menurut Thomas Carlye "Pengertian puisi adalah ungkapan pikiran yang disampaikn secara
musikalisasi".
Berdasarkan pengertian puisi menurut para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa pengertian
puisi secara umum adalah sebuah karya sastra yang mengandung unsur irama, ritma, diksi, llirik
dan menggunakan kata kiasan dalam setiap baitnya untuk menciptakan estetika bahasa yang
padu.

C.Unsur-Unsur Puisi

Pada umumnya unsur-unsur puisi dapat dibagi berdasarkan strukturnya menjadi dua jenis yakni
struktur fisik dan struktur batin.

*Unsur Ekstrinsik Puisi


Tipografi: Tipografi merupakan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan, dan tidak
memiliki pengaturan baris hingga pada baris puisi yang tidak selalu diawali huruf besar (kapital) dan
diakhiri dengan tanda titik. Namun hal semacam ini dapat menentukan pemaknaan dari suatu puisi.
Diksi: Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh sang penyair didalam puisinya. Karena puisi
bersifat memiliki bahasa yang padat maka pemilihan kata yang sesuai dan mengandung makna harus
dilakukan. Pemiilihan kata dilakukan dengan mempertimbangkan irama, nada, dan estetika
(keindahan bahasa).
Imaji: Imaji atau yang lebih kerap disebut denganimajinasi merupakan unsur yang melibatkan
penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, imaji suara dan lain sebagainya. Penggunaan
imaji bertujuan agar pembaca maupun pendengar dapat berimajinasi atau membayangkan bahkan
merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Kata Konkret: kata konkret adalah kata yang memungkinkan terjadinya imaji, Kata konkret seperti
permata senja dapat berati pantai atau tempat yang sesuai untuk melihat datangnya senja. Kata
konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji.
Gaya Bahasa: Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bersifat seolah olah menghidupkan
dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Umumnya gaya bahasa
yang digunakan pada puisi berbentuk majas seperti majas metafora, simile, anafora, paradoks dan lain
sebagainya.
Irama/Rima: Irama atau rima adalah persamaan bunyi di awal, tengah maupun akhir puisi.

*Unsur Intrinsik Puisi


Tema: Tema merupakan unsur utama pada puisi karena tema berkaitan erat dengan makna yang
dihasilkan dari suatu puisi. Tanpa tema yang jelas tentunya akan menghasilkan puisi yang tidak jelas
maknanya.
Nada: Nada berkaitan dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Umumnya nada yang digunakan
akan bervariasi seperti nada sombong, nada tinggi, nada rendah dan lain sebagainya.

29
Amanat: Amanat merupakan pesan yang terkandung didalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan
dengan memaknai puisi tersebut secara langsung.

D.Puisi Baru dan Puisi Lama

 Puisi Baru
Puisi terbagi menjadi dua jenis, Pengertian Puisi Baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat
oleh aturan yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam segala hal seperti rima, baris,
bait, diksi dan sebagainya.

Ciri-ciri puisi baru :


1. Bersifat simetris atau memiliki bentuk rapih.
2. Memiliki sajak yang teratur.
3. Lebih menggunakan sajak syair, atau pola pantun.
4. Umumnya berbentuk empat seuntai.
5. Terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
6. Disetiap gatara terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.

Jenis-Jenis Puisi Baru


Puisi baru sendiri dapat dikatogerikan menjadi 2 macam yakni berdasarkan isi dan berdasarkan
bentuk:

Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya


Balada: adalah puisi yang berisi tentang sebuah cerita atau kisah.
1. Himne: adalah puisi pujian atau pujuaan yang ditujukan kepada Tuhan, Negara, atau sesuatu yang
dianggap begitu penting dan sakral.
2. Romansa: adalah puisi yang mengungkapkan perasaan yang umunya menimbulkan efek
romantisme.
3. Ode: adalah puisi yang bersifat memberikan sanjungan kepada orang yang sangat berjasa.
Umumnya ode diberikan kepada orang tua, pahlawan, dan orang orang besar.
4. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur pengajaran;
didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
5. Elegi: adalah puisi yang mengungkapkan kesedihan atau tangisan berupa ratapan diri sendiri, atau
meratapi suatu peristiwa.
6.Satire: adalah puisi yang didalamnya mengandung unsur sindiran atau kritikan terhadap sesorang
atau sesuatu

16. Majas
A.Pengertian Majas

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara
imajinatif dan kias. Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa
tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias
ataupun konotasi.

B.Macam-macam Majas

30
Mengenai macam-macamnya, majas dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu majas
perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini ulasannya.

 Majas Perbandingan

Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan
suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam
majas perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.

1. Personifikasi

Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.

Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera
bermain di pantai.

2. Metafora

Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam
bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan
merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.

3. Asosiasi

Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata
sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.

Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang
sangat mirip.

4. Hiperbola

Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat
artinya bekerja dengan keras.

5. Eufemisme

Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.

Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel
menggantikan frasa “orang cacat”.

6. Metonimia

31
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.

7. Simile

Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti;
hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah
kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori

Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang
dimaksud berarti pemimpin keluarga.

9. Sinekdok

Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk
menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah
kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda
atau situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

10. Simbolik

Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.

17. Pribahasa
A. Pengertian Peribahasa

Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung
pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu
perbandingan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak,
seperti, laksana, macam, bagai dan umpama.

32
Sedangkan definisi peribahasa menurut arti kata adalah :

1. Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam
peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan) ;

2. Ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup
atau aturan tingkah laku.

B. Bentuk-Bentuk Peribahasa

Bentuk-bentuk peribahasa antara lain :

1. Pepatah, adalah jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ujaran dari orang tua.

Contoh : Air tenang menghanyutkan . Berarti orang pendiam, tetpi banyak ilmu.

2. Perumpamaan, adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan.

Contoh : Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati. Berarti serba
sulit dalam menentukan sikap.

3. Pemeo, adalah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.

Contoh : Patah Sayap, bertongkat paruh. Berarti tidak putus asa.

C.Ciri-ciri Peribahasa

Kata-kata yang berada didalam peribahasa adalah susunan yang sudah pasti dan tidak bisa diubah

Peribahasa biasanya digunakan untuk menyindir atau juga bisa digunakan untuk memperindah bahasa

Kata-kata dalam peribahasa biasanya teratur, enak jika didengar dan memiliki makna

Peribahasa biasanya dibentuk atau diciptakan berdasarkan suatu pandangan dan perbandingan yang
sangat teliti terhadap alam sekitar dan juga terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan berlaku
dalam masyarakat

Peribahasa dibentuk dan diciptakan dengan satu ikatan bahasa yang padat dan indah, sehingga
peribahasa tersebut akan melekat di mulut masyarakat hingga turun temurun

18. Konjungsi
A.PENGERTIAN KONJUNGSI

Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa,
antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah
kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya,
dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.

33
B.Jenis-Jenis Konjungsi beserta contohnya

Tipe konjungsi atau penghubung pada sebuah wacana bervariasi. Berdasarkan perilaku sintaksis (ilmu
tata kalimat), konjungsi dibagi menjadi lima kelompok yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi
korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.

1. Konjungsi Koordinatif

Definisi konjungsi koordinatif berdasarkan KBBI adalah salah satu jenis konjungsi yang
menghubungkan klausa atau kata berstatus sama. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang
merangkai dua kalimat ataupun lebih yang memiliki kedudukan setara/sederajat.

Berdasarkan sifat hubungannya, jenis-jenis konjungsi koordinatif meliputi :

 Konjungsi koordinatif penambahan. Konjungsi yang dipakai yaitu dan, serta, beserta.

Contoh :

(1)Hanifa dan Halwa sedang bermain bersama.

(2)Nanda beserta keluarga bertamasya ke pantai

 Konjungsi koordinatif perlawanan. Konjungsi yang dipakai yaitu tetapi, melainkan.

Contoh :

(1) Proyek renovasi Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menghabiskan dana tetapi juga mengganggu
aktivitas pengguna maskapai.

(2) Sebenarnya bukan Parjo yang mencurinya melainkan adiknya.

 Konjungsi koordinatif menyatakan pemilihan. Konjungsi yang dipakai yaitu atau.

Contoh:

Jika kamu menawarkan minum, Aku ingin kopi atau teh.

2. Konjungsi Subordinatif

Definisi konjungsi subordinatif berdasarkan KBBI konjungsi subordinatif sebagai salah satu jenis
konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif ini
menghubungkan dua unsur klausa yang memiliki kedudukan tidak sama/ tidak sederajat. Maka,
Kedudukan klausa satu sebagai klausa utama lebih tinggi daripada klausa ke kedua yang manjadi
klausa bawahan/ lebih rendah dari kalimat utama. Macam-macam konjungsi subordinatif :

 Jenis Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu

Konjungsi waktu dapat digunakan saat klausa subordinatifnya menerangkan waktu terjadinya suatu
peristiwa yang dinyatakan dalam klausa primer/utama. konjungsi waktu dapat dibedakan menjadi:

34
a. Waktu batas permulaan, konjungsi yang dipakai sejak, sedari. Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Danu selalu tertarik pada mainan sejak ia mulai belajar merangkak.

(2)Rina sudah terbiasa hidup sederhana sedari dia masih muda.

b. Waktu bersamaan, konjungsi yang dapat digunakan antara lain : serta,(se)waktu, tatkala ketika,
selama, sambil, sementara, selagi dan seraya.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Begitu Ayah datang, dia memeluk adekku serta

(2)Tatkala fajar menyingsing, ayam jagoku berkokok kencang.

(3)Sebagian orang beriring-iringan menuju kantor sementara aku menuju sekolahan.

(4)Minumlah, selagi kopinya belum dingin.

(5)Aku menunggu suamiku datang seraya menghias kue ulang tahunnya.

(6)Ria menyanyi sambil bergoyang

(7)Maia sangat sedih sewaktu Ahmad Dani meninggalkannya.

(8)Raffi Ahmad akan selalu setia selama ia menjaga sikapnya.

c. Waktu berurutan, konjungsi yang biasa digunakan adalah sebelum, begitu, sesudah, seusai, sehabis,
setelah, selesai.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Sebelum minum obat, hendaknya kita makan terlebih dahulu.

(2)Sehabis bangun, ia langsung menuju dapur untuk memasak.

(3)Seusai pelantikan, Bupati Grobogan mengadakan open house.

(4)Heri mendaftar sebagai mahasiswa paska sarjana setelah lulus sarjana.

(5)Freelancer itu pingsan setelah seharian penuh di depan komputer.

(6)Begitu bel berbunyi, Aan bersorak kegirangan.

d. Waktu batas akhir, konjungsi yang biasa digunakan adalah sampai, hingga. Perhatikanlah contoh
berikut.

(1)Belajarlah sampai kamu memasuki liang lahat.

(2)Slank akan tetap di hatiku hingga mereka tak lagi berkarya.

 2.2. Konjungsi subordinatif syarat

35
Konjungsi syarat terdapat di dalam sebuah kalimat yang dapat digunakan klausa subordinatifnya
menerangkan syarat terlaksanakannya suatu hal yang disebut di dalam klausa primer/utama.
Konjungsi yang biasa digunakan adalah : jika, asalkan, manakala, jikalau, kalau, apabila, bilamana.

Perhatikanlah contoh berikut :

(1)Ayu tidak akan basah bilamana ia membawa payung.

(2)Inul tidak akan bangkrut, asalkan bisnis karaokenya tetap berjalan.

(3)Jikalau aku jadi bupati, akan ku bangun jalan layang di Kabupaten Grobogan

(4)Rahma akan datang memenuhi undangan kalau tidak ada halangan.

 2.3. Konjungsi subordinatif pengandaian

Konjungsi pengandaian ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan kemungkinan terlaksananya suatu hal yang dinyatakan klausa primer/utama. Konjungsi
yang dapat digunakan : seandainya, sekiranya, andaikan,andaikata, umpamanya.

Perhatikanlah contoh berikut:

(1)Seandainya aku menjadi ketua FPI, aku tidak akan menggerakkan massa.

(2)Andaikata Jesika Kumala Wongso mengakui, kita akan mengetahui motif sebenarnya.

(3)Andaikan malam ini tidak hujan, bintang-bintang akan dapat kita saksikan.

(4)Umpamanya dia berlari kencang, ia tak akan tertinggal.

(5)Sekiranya saya lebih berhati-hati, kecelakaan ini tidak akan terjadi.

 2.4. Konjungsi subordinatif pernyataan tujuan

Konjungsi subordinatif tujuan yang terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menerangkan
suatu tujuan ataupun harapan dari suatu hal yang disebut dalam klausa primer/utama. konjungsi yang
dapat digunakan adalah biar, agar, supaya.

Perhatikanlah contoh berikut

(1)Kartika sengaja berdomisili di pulau papua agar dapat berwirausaha di sana.

(2)Fathur bekerja siang malam biar keluarganya hidup berkecukupan.

 konjungsi subordinatif konsesif

Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya menyatakan hal
yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang
dapat digunakan adalah meskipun, biarpun, kandatipun, sekalipun, walaupun.

36
Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Walaupun berasal dari keluarga kaya, Fitria tidak pernah sombong.

(2)Kendatipun anak seorang pembantu, Habib tetap bersungguh-sungguh belajar.

 Konjungsi subordinatif pembandingan

Konjungsi pembandingan ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya
menerangkan pembandingan, preferensi, kemiripan antara hal yang disebutkan pada klausa
primer/utama dengan hal yang disebutkan dalam klausa subordinatif tersebut. Konjungsi yang biasa
digunakan adalah laksana, alih-alih, sebagaimana, seakan-akan, sebagai, seolah-olah, laksana, bak,
ibarat, seperti.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Dia akan membantumu sebagaimana ayahnya juga telah membantu keluargamu.

(2)Manusia ibarat setitik debu di alam semesta ini.

 Konjungsi subordinatif yang menerangkan akibat atau hasil

Konjungsi akibat atau hasil terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan hasil
atau akibat dari hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan
adalah akibatnya, sampai, hingga, sehingga, maka.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Biaya pengobatan RS Permata bunda sangat mahal sampai-sampai rumah beserta kiosnya telah
habis terjual.

(2)Penjual bakso di perempatan sana gulung tikar, akibatnya ia tak mampu membiayai kuliah anak-
anaknya.

(3)Kerja keras tidak akan menghianati hasil, maka muridku yang dulunya rajin telah menjadi orang
yang berkecukupan.

 Konjungsi subordinatif yang menerangkan sebab

konjungsi sebab terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan sebab maupun
alasan terjadinya hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. konjungsi yang digunakan sebab,
oleh karena, karena.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Harga daging sapi di pasar Purwodadi melonjak sebab mendekati hari lebaran.

(2)Prestasi belajar Cici menurun karena ia memilih menonton TV ketimbang belajar.

2.9. Konjungsi subordinatif yang menyatakan Alat

37
Konjungsi alat terdapat dalam kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan alat yang
disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan dan tanpa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Ferdi memancing ikan di sungai dengan menggunakan kail, sehingga hasil tangkapannya tidak
bergitu maksimal.

(2)Andre mengendarai motor tanpa menggunakan helm, sehingga polisi menegurnya.

 2.10. Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara

konjungsi ini terdapat pada kalimat dimana klausa subordinatifnya mennerangkan cara/metode
pelaksanaan dari hal yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang digunakan seperti
pada konjungsi alat, yaitu dengan dan tanpa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)kita seharusnya yakin dengan pertolongan dari Tuhan, semua persoalan akan bisa kita atasi.

(2)Pencari hiu berburu tanpa perduli dengan bahaya yang akan menimpa.

 2.11.Konjungsi subordinatif Komplementasi

Konjungsi komplementasi ini menjadikan klausa subordinatifnya melengkapi hal yang disebutkan
oleh verba klausa primer/utama maupun oleh subjek, baik yang dinyatakan maupun yang tidak.
Konjungsi yang dapat digunakan adalah bahwa.

Perhatikanlah contoh berikut.

(1)Dianya akan berfikir bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menolongnya.

(2)Ayah dan ibunya mengatakan bahwa globalisasi harus disertai tekad kuat dan semangat untuk
menaklukkannya.

3. Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan hubungan
kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya dapat dinyatakan dengan
memakai konjungsi :

baik…maupun, contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia

tidak hanya…tetapi, contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi tetapi juga megah.

demikian(rupa)…sehingga, contoh : Toko itu dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk
dikunjungi pembeli.

38
apakah…atau…, contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi aku tetap menyayanginya.

entah……entah…, contoh : dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat yang
lain. Konjungsi antarkalimat ini selalu diawali dengan kalimat baru serta menggunakan huruf kapital
pada awal kalimat (baca : jenis jenis kalimat). konjungsi antarkalimat yang biasa digunakan meliputi:

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan kesediaannya untuk melakukan suatu hal. Konjungsi yang
biasanya digunakan yaitu demikian, biarpun, sungguhpun, begitu, sekalipun, demikian, walaupun
demikian.Contoh : Puji memang selalu berbeda pendapat dengan adiknya. Walaupun demikian
mereka tetap menyayangi.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan lanjutan dari sebuah peristiwa maupun keadaan.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lalu, sesudah itu, kemudian, setelah itu.

Contoh : Putri melakukan perjalanan dari Semarang ke Salatiga dengan sepeda bus. Kemudian dari
Salatiga ia menaiki mobil menuju Yogyakarta.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan adanya suatu hal, keadaan atau peristiwa lain di luar hal
yang telah disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lagi pula, tambahan pula,
selain itu.

Contoh : Campurkan gula dan kopi ke dalam gelas. Selain itu masukkan pula susu kedalamnya.

Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari hal yang diterangkan sebelumnya.
Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu sebaliknya.

contoh : Kukira wisata Goa Kreo Semarang akan menyenangkan untuk kami. Sebaliknya kondisi
yang tidak terawat membuat kami sesegera pergi dari tempat wisata tersebut.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan situasi/keadaan sebenarnya. Konjungsi yang dapat


digunakan yaitu sesungguhnya, bahwasannya.

Contoh : Kita tidak akan pernah melupakan pahlawan. Bahwasanya para pejuang kemerdekaan itu
menyerahkan jiwa raganya kepada bangsa.

Konjungsi antarkalimat yang dapat menguatkan situasi/keadaan yang disebutkan sebelumya.


Konjungsi yang dapat digunakan yaitu malahan, bahkan.

Contoh : Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan seringkali balasannya
melebihi apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan pertentangan kondisi/keadaan yang disebutkan


sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu akan tetapi, namun.

39
Contoh : Jalan raya Purwodadi hampir di perbaiki setiap tahun sekali. Akan tetapi kondisi tanah yang
mudah retak menjadikannya mudah rusak.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan konsekuensi. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu
dengan demikian.

Contoh : Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Dengan demikian produk teknologi impor
yang berasal dari sana dijumpai di berbagai tempat.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan akibat. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu oleh sebab
itu, oleh karena itu.

Contoh : Kita tidak akan pernah tau masa depan kehidupan seseorang. Oleh karena itu jangan pernah
meremehkan orang bodoh sekalipun.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan peristiwa yang mendahului suatu hal yang disebutkan
sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sebelum itu.Contoh : Jokowi menjadi Presiden
Indonesia sejak tahun 2014. Sebelum itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah memimpin Indonesia
selama 2 periode.

Konjungsi antarkalimat yang menerangkan keeklusifan dari suatu hal yang disebutkan sebelumnya.
Konjungsi yang dapat digunakan yaitu kecuali itu.

Contoh : Mayoritas orang bangga memiliki rumah mewah. Kecuali itu, Andi memilih untuk memiliki
rumah yang sederhana.

5. Konjungsi Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf mengawali suatu paragraf (baca : jenis jenis paragraf) yang berhubungan
dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada kandungan makna di paragraf sebelumnya.

Konjungsi antarparagraf yang biasa digunakan yaitu adapun, mengenai, akan hal, dalam pada itu.
Selain itu, konjungsi antarparagraf yang biasanya terdapat dalam cerita sastra lama yaitu alkisah,
sebermula, arkian, syahdan.

Perhatikanlah contoh berikut.

Eksistensi bioteknologi konvensional belum kalah dengan bioteknologi modern. bioteknologi


konvensional memang menggunakan bahan dan alat sederhana dalam memaksimalkan hasil untuk
produk tertentu. Namun, produk-produk yang dihasilkan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Bioteknologi konvensional menghasilkan produk-produk konsumtif seperti tempe, kecap, tauco, tape,
dll.

Adapun bioteknologi modern, termasuk di dalamnya rekayasa genetika menggunakan alat yang
canggih dan harus benar-benar dilakukan oleh ahlinya. Faktanya bioteknologi modern memberikan
hasil produk yang lebih efektif dan efisien. Beberapa produk hasil dari bioteknologi modern yaitu
vaksin, penisilin, enzim, insulin, dll.

40
19. Pantun
Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang terikat dengan aturan, Awal mulanya Pantun
adalah sastra lisan, masyarakat tempo dulu terbiasa berbalas pantun. Mereka mengucapkan langsung
secara lisan tanpa pikir panjang. Namun Seiring waktu berjalan, sekarang dijumpai juga pantun yang
tertulis.

20. Teks negosiasi


Menurut KBBI, pengertian teks negosiasi pada dasarnya diambil dari kata negosiasi. Apabila dilihat
dari artinya, negosiasi merupakan proses tawar menawar yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan
jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan juga pihak lainnya.

Berbeda dengan pendapat Depdiknas (2008: 1422) yang mengartikan teks negosiasi sebagai teks yang
berbentuk kata dari pengarang ataupun kutipan dari suatu kitab suci untuk pangkal ajaran dan alasan
serta bahan tertulis yang digunakan untuk memberikan pelajaran.

Jenis Teks Negosiasi

1. Negosiasi Formal
Mengapa dikatakan sebagai negosiasi formal? Karena jenis negosiasi oni dibuat dan ditujukan untuk
kepentingan formal. Contohnya, untuk mengajukan suatu negosiasi penawaran jasa ataupun barang
kepada lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan. Bisa jadi konteksnya negosiasi secara
langsung di dalam sebuah forum, fit and proper test, dan wawancara. Ada pula yang teks negosiasi
formal yang dibuat dalam versi dokumen dan bersifat otentik. Dari beberapa hal yang disebutkan di
atas, hasil akhirnya tetap mengikat. Biasanya negosiasi tersebut dilakukan atas nama lembaga, tidak
atas nama perorangan.

2. Negosiasi Informal
Jika dilihat dari namanya, jenis negosiasi ini adalah kebalikan dari negosiasi formal. Negosiasi
informal merupakan jenis negosiasi yang lebih sering digunakan di kehidupan sehari-hari masyarakat
secara umum. Sehingga dalam prosesnya akan ada pertemuan, interaksi yang dekat, dan juga bisa
kegiatan melobi seseorang dalam suasana santai. Ciri-ciri dari teks negosiasi informal tidak perlu
dibuat ataupun dipersiapkan terlebih dahulu. Sehingga bisa kamu lakukan secara langsung saat itu
juga. Sementara untuk hasilnya juga tidak mengikat seperti negosiasi formal. Berbeda lagi dengan
pendapat Ismijanto (2007: 86) yang membedakan teks negosiasi menjadi dua jenis yaitu negosiasi
lisan dan negosiasi tertulis. Berikut ini adalah beberapa penjelasannya.

a. Teks Negosiasi Lisan


Negosiasi lisan adalah jenis negosiasi yang berbentuk percakapan antara satu pihak dengan pihak
lain. Salah satu bentuk dari teks negosiasi lisan yaitu negosiasi jual beli. Dimana jenis negosiasi ini
biasanya digunakan bagi para penjual dan pembeli. Barangkali, kamu adalah salah satu orang yang
pernah melakukan negosiasi saat melakukan belanja online ataupun offline.

b. Teks Negosiasi Tertulis


Sesuai namanya, jenis teks negosiasi tertulis merupakan negosiasi yang biasanya menggunakan
gaya bahasa yang perlu diperhatikan. Misalnya saja dengan menggunakan bahasa yang baku dan
pastinya menggunakan bahasa tulis. Sementara bentuk dari negosiasi tersebut ada beberapa macam
yang barangkali pernah kamu temui. Diantaranya surat permintaan, surat penawaran, dan surat

41
proposal. Dimana sebenarnya jenis teks negosiasi tersebut sangat jarang digunakan di dalam
kehidupan sehari-hari.

Ciri-Ciri Teks Negosiasi

Berikut ini penulis akan menjelaskan mengenai beberapa ciri dari teks negosiasi:

a. Berupa dialog tapi terkadang juga ada yang berbentuk sebuah proposal penawaran. Hal tersebut
bergantung pada konteks keperluannya.
b. Ada lawan yang bisa diajak dialog, apabila dialog sendiri berarti itu bukan termasuk negosiasi.
c. Berupa kegiatan komunikasi, baik secara tertulis ataupun lisan, langsung ataupun tidak langsung.
d. Munculnya proses negosiasi karena adanya perbedaan antara dua belah pihak.
e. Tujuan akhir dari negosiasi adalah mendapatkan kesepakatan.

Tujuan Teks Negosiasi

Pengertian teks negosiasi, sudah, ciri-ciri negosiasi juga sudah, dan jenis teks negosiasi juga sudah,
kini yang akan dibahas adalah tujuan teks negosiasi. Tujuan teks negosiasi dibagi menjadi tiga, di
antaraya:

1. Bertujuan untuk memperoleh kesepakatan yang didalamnya terkandung beberapa kesamaan,


seperti saling mengerti dan saling setuju.

2. Dapat menemukan suatu jalan keluar atau penyelesaian dari negosiasi yang telah dilakukan oleh
kedua belah pihak.

3. Pihak yang melakukan negosiasi sama-sama memperoleh keuntungan serta tidak ada pihak yang
merasa dirugikan atau dikenal dengan istilah win-win solution.

21. Editorial dan Esay


A. Teks Editorial

Teks editorial adalah suatu artikel yang berisi pendapat berdasarkan fakta dan didukung dengan data.
Meski berdasarkan fakta, teks editorial sering disebut sebagai teks opini.

Manfaat Teks Editorial


1. Untuk menyampaikan berita atau informasi kepada para pembaca.

2. Teks editorial terkadang dapat menggerakkan pembaca agar mau bertindak.

3. Memberikan motivasi untuk pembaca.

4. Untuk memengaruhi pemikiran si pembaca.

42
Ciri-Ciri Teks Editorial

1. Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan dibicarakan secara luas oleh
masyarakat), bersifat aktual dan faktual.

2. Teks editorial bersifat sistematis dan logis.

3. Teks editorial merupakan sebuah opini/pendapat yang bersifat argumentatif.

4. Teks editorial menarik untuk dibaca karena ditulis dengan menggunakan kalimat yang singkat,
padat, dan jelas.

5. Bersifat analisis.

6. Dimulai dengan pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan selanjutnya disusul dengan pemaparan
pendapat.

Tujuan Teks Editorial

1. Untuk memberikan pandangan atau opini sang redaksi terhadap para pembaca pada isu yang
tengah berkembang atau hangat dibicarakan.

2. Untuk mengajak pembaca agar turut berpikir terkait isu aktual yang tengah hangat diperbincangkan
atau di kehidupan sekitar.

B. Esay

Esai atau essay adalah teks nonfiksi yang ditulis dengan menggunakan data dan fakta yang valid. Isi
esai dapat berupa tanggapan, komentar, atau renungan tentang budaya, seni, politik, dan lain-lain.

Ciri-ciri Esai Bersumber dari modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ciri-ciri esai.

 Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa
dan ungkapan figur. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
 Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang
khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
 Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan
subjek yang hendak ditulis.
 Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus
memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan,
pengembangan sampai ke pengakhiran.
 Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya
sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis
sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca.

Struktur Esai

Struktur esai terdiri dari:

43
 Bagian pendahuluan. Sebuah esai berisikan identifikasi topik yang akan diangkat, dengan
memberikan latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi terkini terkait topik
tersebut.
 Bagian inti. Bagian ini merupakan bagian pengembangan ide yang dimuat dalam thesis
statement.
 Kesimpulan. Bagian tempat penulis melakukan penguatan terhadap topik yang telah
dinyatakan pada thesis statement dan telah dibahas pada bagian inti esai.

Jenis Esai Berdasarkan Bentuknya Berdasarkan buku Bahasa Indonesia 3, terdapat dua jenis esai
berdasarkan bentuknya, yaitu:

 Esai formal (formal essay) adalah esai yang disusun sesuai dengan aturan penulisan
wacana konvensional yang lengkap, runtut, dan sistematis (pembukaan, isi, penutup).
 Esai informal (informal essay) adalah esai yang disusun secara tidak konvensional.
Penulis tidak mengutamakan kelengkapan dan keruntutan materi sajian, tetapi lebih
mengutamakan ekspresi (pengungkapan) kesan terhadap peristiwa atau permasalahan.

22. Gurindam
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Gurindam secara umum merupakan susunan sajak
yang terdiri dua baris dan mengandung petuah hidup. Karya Gurindam adalah sebuah nasehat kepada
sesama manusia agar menjalankan kebaikan.

Ciri-Ciri Gurindam
Sebagai salah satu bentuk karya sastra, gurindam tentunya memiliki ciri khasnya. Ciri khas yang tidak
terdapat pada bentuk karya sastra lain. Berikut ini beberapa ciri khas karya sastra Melayu klasik,
Gurindam.

1. Terdiri dari dua baris


Ciri khusus karya sastra gurindam adalah struktur naskahnya. Naskah pada gurindam terdiri dari dua
baris saja. Tidak lebih dari dua baris. Kekhususan inilah yang membedakan gurindam dengan puisi
baru yang lebih dari dua baris.

2. Strukturnya pernyataan dilanjut konsekuensi


Ciri yang lebih kentara dan lebih dalam lagi adalah pada struktur teks Gurindam. Pada struktur
gurindam dibangun dari dua konsep.

Konsep pertama gurindam mengandung pernyataan entah sebuah peristiwa, kasus, dan sebagainya.
Contohnya pada satu baris pertama gurindam ini, “ilmu jangan hanya dihafalkan” . Lihatlah konsep
baris pertama gurindam tersebut memiliki konsep pernyataan atas sebuah kasus.

Kasus dimana banyak orang yang memiliki ilmu tapi tidak diamalkan. Sang pembuat ingin merekam
orang-orang yang hanya memiliki ilmu saja tanpa adanya pengamalan. Lalu dilanjutkan dengan
konsekuensinya di baris kedua. “Namun juga harus diamalkan”.

3. Bunyi akhir kalimat senada


Karya sastra gurindam seperti yang sudah dijelaskan di atas, memiliki ciri selanjutnya yang khas.
Bunyi konsonan teks Gurindam sama. Artinya ketika bunyi konsonan “A” pada baris pertama, maka
demikian juga pada baris kedua.

44
4. Petuah bijak
Salah satu ciri khusus yang paling mendalam dari gurindam adalah mengandung ajaran hidup.
Nasehat bijak kepada sesama manusia agar melakukan kebaikan selama hidup di dunia.

Berbeda dengan karya sastra puisi baru yang bisa bertemakan umum. Karya sastra gurindam hanya
dapat ditemui berupa nasehat kehidupan yang sebagian besar dipengaruhi oleh agama.

5. Setiap baris dibatasi


Uniknya karya sastra puisi lama yang satu ini adalah setiap baris hanya terdiri 2 hingga 6 kata saja.
Inilah singkatnya kata menjadikan alasan bahwa gurindam dikategorikan karya sastra yang
mengandung ajaran hidup yang luhur. Walau begitu ada juga gurindam yang bertemakan umum.

Jenis Gurindam
Karya sastra puisi lama gurindam, memiliki dua jenis yang perlu sobat Grameds ketahui. Gurindam
berkait dan gurindam berangkai. Agar tidak bingung membedakannya, yuk langsung saja kupas satu
persatu.

1. Gurindam berkait
Gurindam jenis pertama ini memiliki teks berkait antara baris satu dan dua. Begitupun dengan baru
selanjutnya terus berkaitan.

2. Gurindam berangkai
Berbeda dengan gurindam berkait, gurindam ini memiliki kata yang sama pada setiap dua baris. Jadi
selain bunyi konsonan sama, kata awal juga memiliki kesamaan.

Fungsi Karya Sastra Gurindam


Karya sastra gurindam dibuat secara khusus dan mendalam tersebut pasti ada fungsinya. Tentu saja
fungsinya mengarah kepada kebaikan dan menghindari dari keburukan. Seseorang yang membacai
karya sastra gurindam maka ia akan mendapatkan fungsi secara intelektual dari teks-teks berbaris
tidak lebih dari 6 kata itu.

1. Mendidik jiwa
Keaslian sebuah karya sastra yang dibarengi penghayatan hidup secara otomatis akan mendidik jiwa
baik si pembuatnya maupun pembaca. Gurindam yang sebagian besar berupa petuah agama dapat
berfungsi untuk mendidik sisi kejiwaan manusia.

2. Menghibur manusia
Sebagai karya rekaan manusia selain berfungsi untuk mendidik jiwa manusia lebih baik lagi,
gurindam bisa berfungsi untuk menghibur juga lho. Tema-tema gurindam yang berlatar “kasmaran”
biasanya sangat menghibur pembaca. Sebab dari sana dilihatkan bagaimana lebay dan konyolnya
orang yang sedang jatuh cinta.

45
3. Merekam kondisi sosial masyarakat
Kreativitas penulis gurindam yang dapat merekam kondisi sosial masyarakat menjadikan karya sastra
puisi lama ini berfungsi untuk mengamati kondisi sosial budaya masyarakat. Gurindam mampu
merekam segala kejadian dalam beberapa kalimat pendek.

4. Menyampaikan dakwah agama


Adanya karya sastra gurindam, akhirnya memudahkan para da‟i menyebarkan ajaran-ajaran agama.
Agama manapun yang tujuannya agar manusia melakukan kebaikan dan senantiasa menghindari
keburukan.

Bahkan banyak karya sastra gurindam yang mengandung nilai-nilai ajaran luhur agama Islam dan
budaya bangsa. Sebab gurindam sendiyoun dari budaya Melayu yang memiliki kedekatan dengan
agama.

23. Drama
Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”, yang
mana memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi.
Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan
atau tindakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah
panggung.

Ciri-Ciri Teks Drama


Setelah mengetahui pengertian tentang teks, selanjutnya akan dijelaskan mengenai ciri-ciri teks
drama. Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk menandai atau membedakan teks ini dengan
teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi tanda khusu pembeda dengan karya sastra
lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks drama yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun
tokoh.

2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.

3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris yang
memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.

4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.

5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.

6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.

46
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.

8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

Unsur-Unsur Teks Drama


Setelah mengetahui pengertian dan ciri dari teks drama, selanjutnya akan dijelaskan tentang unsur-
unsur dari teks drama. Unsur dalam teks drama hampir sama dengan genre sastra yang lain. Dalam
teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur intrinsik ini
adalah sebagai berikut:

a. Tokoh dan Penokohan


Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah cerita
drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah
gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.

b. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga suasana
terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.

c. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks sastra,
dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola dan
keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita
tersebut.

d. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya,
misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

e. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca
teks drama atau penonton pementasan drama.

2. Unsur Ekstrinsik
Selanjutnya, unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar teks drama,
tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik ini adalah
sebagai berikut:

a. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama

b. Falsafah hidup pengarang teks drama

47
c. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks
drama.

Struktur Teks Drama

Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur dari teks drama, selanjutnya akan dipaparkan
penjelasan tentang struktur teks drama. Sebagai bagian yang menjadi kerangka dari sebuah teks,
struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog. Berikut ini adalah
penjelasannya:

1. Prolog
Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata
pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya
berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal
yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau
bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh
tertentu dalam drama.

2. Dialog
Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah
percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi
unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama
dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal
ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai
karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu
mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara yang sesuai
dengan perasaan dan watak dari karakternya.

3. Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam
sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam
pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks drama.
Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena
kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.

Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks drama sendiri memiliki
tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Tiga bagian dialog tersebut
kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks
drama biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal itu dapat dilihat
dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh
utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari
setiap tokoh.

Kaidah Kebahasaan Drama


1. Teks drama berisi dialog.

48
2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog

3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu
seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.

4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua,
misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.

5. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum,
sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.

6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.

7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami, dan lain sebagainya.

8. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Teks Drama


Nah, setelah Kamu mengetahui pengertian, ciri, unsur, struktur, hingga kaidah kebahasaan, berikut ini
adalah penjelasan tentang berbagai jenis teks drama. Jenis teks drama sendiri dibagi menjadi tujuh,
diantaranya yaitu:

1. Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah


a. Drama tradisional, adalah jenis drama yang sering kali tidak memakai teks atau naskah drama.

b. Drama modern, adalah jenis drama yang banyak memakai teks atau naskah drama.

2. Berdasarkan Bentuk Sastra Percakapannya


a. Drama puisi, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa puisi atau mengandung
banyak unsur dari puisi.

b. Drama prosa, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa prosa.

3. Berdasarkan Sajian Isinya


a. Drama tragedi, adalah jenis drama yang menyajikan tokohnya dalam keadaan sedih atau muram.
Drama ini biasanya terjadi karena tokoh tersebut sedang berada suatu situasi yang gawat. Dalam
situasi yang merugikan tersebut, bisa jadi dapat mengantarkan tokoh ke dalam keputusasaan dan
kehancuran. Drama tragedi sering juga disebut dengan drama serius. Drama serius biasa dipahami
sebagai drama yang menggambarkan pertikaian antar tokoh dan kekuatan yang luar biasa. Akhir
dari drama serius umumnya akan terjadi malapetaka atau kesedihan yang ditimpa tokoh utama.

49
b. Drama komedi, adalah jenis drama ringan yang menghibur. Meskipun penuh dengan lelucon
atau humor, drama ini sering kali memuat tentang sindiran. Berbeda dengan drama tragedi, drama
komedi biasanya memiliki akhir yang bahagia.

c. Drama tragedi komedi, adalah jenis drama yang menggunakan alur sedih atau duka cita, akan
tetapi akhir dari drama ini memberikan kebahagiaan kepada tokoh utamanya.

4. Berdasarkan Kuantitas Percakapannya


a. Drama pantomim, adalah jenis drama yang dipentaskan dengan tidak banyak memakai kata-
kata. Drama ini lebih memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokohnya.

b. Drama mini kata, adalah jenis drama yang dipentaskan hanya dengan menggunakan sedikit
kata-kata. Drama ini biasanya memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokoh dan banyak
bunyi dari mulut para tokoh, tetapi bunyi yang dihasilkan tidak berupa kata-kata.

c. Drama monolog, adalah jenis drama yang menampilkan drama dengan hanya satu tokoh utama
yang bermonolog atau berbincang sendiri sepanjang pementasan.

d. Drama dialog, adalah jenis drama yang mementaskan para tokohnya untuk berdialog dengan
menggunakan kata-kata.

5. Berdasarkan Besarnya Pengaruh Unsur Seni Lainnya


a. Drama opera, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni suara dan musik.

b. Drama sendratari, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni tari.

c. Drama tablo, adalah jenis pementasan drama yang tidak banyak tindakan atau dialog.

6. Berdasarkan Bentuk-Bentuk Lainnya


a. Drama absurd, adalah jenis pementasan drama yang secara sadar mengabaikan atau melanggar
konvensi alur, penokohan, dan tematik.

b. Drama baca, adalah jenis teks drama yang hanya cocok untuk dibaca dan tidak cocok untuk
dipentaskan.

c. Drama borjuis, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan kaum
bangsawan.

d. Drama domestik, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan rakyat
biasa.

e. Drama liturgis, adalah jenis teks drama yang dipentaskan bersamaan dengan upacara kebaktian
gereja.

50
f. Drama satu babak, adalah jenis pementasan drama yang hanya memiliki satu babak dan satu
tema dengan jumlah aktor atau aktris yang sedikit, dan memiliki alur yang ringkas.

g. Drama rakyat, adalah jenis pementasan drama yang muncul dan berkembang dalam festival
rakyat. Drama ini biasanya banyak dipentaskan di wilayah pedesaan.

7. Berdasarkan Sarana Penyajiannya


a. Drama panggung, adalah jenis drama yang diperankan oleh aktor dan aktris di atas panggung.

b. Drama radio, adalah jenis drama yang disiarkan di radio. Drama ini hanya bisa didengarkan oleh
para pendengarnya.

c. Drama televisi, adalah jenis drama yang hampir sama dengan drama panggung. Namun, drama
ini ditampilkan melalui media televisi.

d. Drama film, adalah jenis drama yang ditampilkan pada sebuah layar lebar seperti bioskop.

e. Drama wayang, adalah jenis drama yang diiringi pagelaran wayang.

f. Drama boneka, adalah jenis drama yang memakai boneka dalam pementasannya.

24. Pidato dan ceramah


A. Pidato

Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk
bermusyawarah, memberikan rujukan. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal
melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang
bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi
pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.

Fungsi pidato adalah menyampaikan informasi kepada pendengarnya, mendidik, mempengaruhi,


menghibur pendengar, sebagai propaganda, mempermudah komunikasi serta menciptakan suatu
keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang yang melakukan orasi/pidato tersebut.

Jenis-jenis Pidato

Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

a. Pidato Informasi

Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan
atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato
ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang
berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi
yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha
menangkap informasi dengan sungguh-sungguh.

51
Contoh pidato informasi adalah berikut ini : Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan
suara

b. Pidato Persuasi

Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis
pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik
karena dia bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan tidak
mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus melandaskan isi pembicaraannya
pada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut : Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang
menyenangi partai tersebut.

c. Pidato Aksi

Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada pidato jenis ini, orang yang
berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki
keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan semangat.

Contoh pidato aksi adalah :

1) Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat Indonesia untuk tetap memiliki semangat
dalam berjuang melawan penjajah.

2) Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang
mereka pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Metode Pidato

Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini :

a. Metode Impromptu Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak
ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan
dan kemahirannya.

Keuntungan :

1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara

2) Gagasan datang secara spontan

3) Memungkinkan pembicara terus berpikir

Kerugian :

1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah

2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar

3) Gagasan yang disampaikan ngawur

4) Demam panggung

52
b. Metode Menghafal

Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti
aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata.

Keuntungan :

1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya

2) Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian

Kerugian :

1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha

2) Untuk mengingat kata-kata

3) Memerlukan banyak waktu

c. Metode Naskah ( Manuskrip) Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara
membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-
pidato resmi.

Keuntungan :

1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya

2) Pernyataan dapat dihemat

3) Kefasihan bicara dapat dicapai

Kerugian :

1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka

2) Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik

3) Pembuatannya lebih lama

d. Metode Ekstemporan

Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan
penting sejenis kerangka sebagai pedoman. Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara
atau orang yang berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-kata sendiri.
Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan ide.

Keuntungan :

1) Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik

53
2) Pesan dapat fleksibel

Kerugian :

1) Kemungkinan menyimpang dari garis besar

2) Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

Persiapan Pidato

Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah berikut ini :

a. Merumuskan tujuan pidato

b. Menganalisis pendengar dan situasi

c. Memilih dan menyempitkan topik

d. Mengumpulkan bahan

e. Membuat kerangka (outline)

f. Menguraikan isi pidato secara terperinci

g. Berlatih dengan suara nyaring

Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3 langkah sebagai berikut:

1) Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c).

2) Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-langkah (d), (e) dan (f).

3) Latihan oral, yaitu langah (g).

Menulis Naskah Pidato

a. Teknik Menulis Naskah Pidato

1) Mengumpulkan bahan

Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan apa-apa yang telah Anda ketahui
mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup maka
harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang
konkret untuk mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan
surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka
menguraikan isi pidato.

2) Membuat Kerangka Pidato Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan dengan
menentukan pokokpokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat
dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan
tujuan bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi. Inti dari
kerangka pidato dalah berikut ini :

54
a) Pendahuluan Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (apabila ada yang
akan diberi ucapan) dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato.

b) Isi Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas topik atau pokok utama dan subtopik yang
memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama.

c) Penutup Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (apabila ada), dan salam penutup.

Susunan Naskah Pidato

Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut :

1) Pembukaan

2) Pendahuluan

3) Isi pokok

4) Kesimpulan

5) Harapan

6) Penutup

1). Pembukaan

Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya :

“Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”

“Salam sejahtera selalu”

2). Pendahuluan

Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan, atas
waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang
akan kita uraikan dalam pidato.

3). Isi Pokok

Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan.
Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal sampai akhir. Pidato yang baik ditandai oleh
beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berkut :

a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung

b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar

c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara

d. Isinya jelas

e. Isinya benar dan objektif

55
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

g. Bahasa disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat

4). Kesimpulan

Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala
sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat
menghayati maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena apa yang
terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.

5). Harapan

Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar
hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini. “…
dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya
orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”.

6). Penutup

Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas
kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada para hadirin.
“sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”.

“Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”.

B. Ceramah

Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan
petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat
kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-
kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.

Macam-Macam Ceramah

a. Ceramah umum Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk,
sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan
untuk siapa saja, khalayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang
bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam
ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari
audiens yang tua maupun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.

b. Ceramah khusus Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan
dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa,
tak ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan
nasehat-nasehat kepada mad‟u atau khalayak tertentu dan juga bersifat khusus baik itu materi maupun
yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari
audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yang menyesuaikan dengan keadaan.
Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra‟miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

Komponen Ceramah

56
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:

a. Da‟i (penceramah)

Seorang da‟i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da‟i atau penceramah,
artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal
itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.

b. Mad‟u

Mad‟u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam


kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial,
pendidikan, jenis kelamin dll.

c. Materi

Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan
oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si
mad‟u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betul-betul
dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan
konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul,
isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode
ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang
dipergunakan oleh seorang da‟i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran
dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.

e. Media dakwah

Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah
pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan
dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang
sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang
dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.

25. Forum ilmiah


Forum ilmiah (scientific forum) adalah kegiatan diskusi dan presentasi yang dilakukan dalam bidang
akademik untuk membicarakan mengenai informasi ilmiah.

Jenis-Jenis Forum Ilmiah

Adapun beberapa macam serta jenis forum ilmiah, diantaranya sebagai berikut :

57
1. Simposium

Simposium merupakan serangkaian pidato singkat didepan pengunjung yang memiliki seorang

pemimpin. Biasanya symposium ini menampilkan beberapa pembicara dan umumnya mereka ikut

mengemukakan pandangan-pandangannya sesuai topik http://128.199.249.99 yang dibahas dengan

gagasan berbeda. Bisa juga suatu topik permasalahan dibagi ke dalam beberapa aspek. Selanjutnya

tiap-tiap aspek disoroti secara khusus serta tersendiri, tanpa memerlukan berbagai sudut pandang.

2. Seminar

Seminar adalah pembahasan masalah ilmiah, meskipun topik biasanya dibahas adalah persoalan atau

masalah terjadi sehari-hari. Tujuan membahas masalah ialah supaya mencari solusi pemecahan, maka

dari itu seminar harus selalu diakhiri oleh keputusan-keputusan kesimpulan sebagai hasil dari

pendapat bersama, dan terkadang diikuti rekomendasi atau resolusi. Pembahasan yang terdapat pada

seminar umumnya berasal dari kertas kerja makalah yang sudah disusun oleh beberapa pembicara

sebelumnya sesuai ide-ide bahasan telah diminta oleh panitia penyelenggara.

3. Workshop atau Lokakarya

Lokakarya adalah pertemuan ilmiah dan biasanya membahas sebuah karya. Umumnya lokakarya

diawali oleh presentasi mengenai sebuah karya atau bagaimana cara menghasilkan karya oleh pihak

pemakalah, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas untuk menghasilkan karya. Adapun tujuan dari

lokakarya ini ialah agar menghasilkan produk atau hasil karya, seperti model pembelajaran, proposal

penelitian, dan lain sebagainya.

4. Diskusi

Kata diskusi sendiri berasal dari istilah dalam bahasa Latin, yakni discusum atau discutio yang artinya

bertukar pikiran. Sementara dalam bahasa Inggris sendiri, kita kenal istilah discussion artinya

pembicaraan atau perundingan. Sementara berdasarkan istilah, arti diskusi ialah bertukar pikiran

58
mengenai suatu masalah, agar memahami, menemukan faktor penyebab terjadinya masalah, serta

menemukan jalan keluarnya. Biasanya diskusi bisa dilakukan oleh ratusan, puluhan, ataupun 2-3

orang saja.

5. Rapat

Rapat adalah sebuah bentuk sarana komunikasi secara kelompok dan resmi sifatnya langsung tatap

muka, dan biasanya diselenggarakan oleh berbagai organisasi, baik organisasi kepemerintahan

maupun swasta.

6. Konferensi

Konferensi adalah pertemuan atau rapat untuk bertukar pendapat atau berunding tentang suatu

masalah untuk dihadapi bersama. Rapat atau konferensi bisnis biasanya pertemuan membahas

persoalan bisnis. Sedangkan konferensi pers, ialah sebuah pengumuman untuk pers dengan diikuti

sesi tanya jawab mengenai hal-hal tertentu ada di dalam pengumuman.

26. Silogisme
Secara sederhana, silogisme dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir logis. Di mana terdapat 3
bagian tentang proses logis itu, yaitu premis-premis, pangkal tolak penalaran, dan perumusan
hubungan. Khusus bagian ketiga. biasanya disebut sebagai proses penarikan kesimpulan yang berasal
dari premis-premis. Proses itulah yang kemudian disebut sebagai kegiatan penyimpulan.

Jenis-Jenis Silogisme

Setelah mengetahui struktur dari silogisme, pada bagian ini Mamikos akan membahas jenis-jenis dari
silogisme. Pada dasarnya, jenis silogisme terbagi ke dalam tiga macam bentuk, yaitu silogisme
kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme disjungtif.

59
Silogisme Kategoris

Silogisme kategoris memiliki pengertian sebagai silogisme yang bagian proposisinya secara
keseluruhan adalah proposisi kategoris.

Silogisme Hipotesis

Silogisme jenis hipotesis memiliki premis argumen yang mayornya adalah proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya merupakan proposisi kategorik yang sifatnya menetapkan.

Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif merupakan silogisme dengan premis mayornya berupa keputusan disjungtif,
sedangkan premis minornya terdiri atas keputusan kategorika. Keputusan kategorika pada premis
minor dapat berupa pengakuan atau mengingkari salah satu alternatif yang diungkapkan oleh premis
mayor.

Hukum Silogisme

Silogisme memiliki beberapa hukum yang berlaku atau hukum ini sering juga disebut sebagai prinsip-
prinsip yang menjadi dasar dalam silogisme (canons of syllogism). Berikut adalah prinsip-prinsip
silogisme: Pada dua buah term, jika keduanya memiliki hubungan dengan suatu term yang lain, maka
kedua term ini satu dengan yang lainnya memiliki hubungan Pada dua buah term, jika satu
diantaranya memiliki hubungan dengan suatu term ketiga, sedangkan term yang satu lagi tidak
memiliki hubungan, maka kedua term itu tidak memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.

27. Kata baku dan tidak baku


A. Kata baku

Kata baku adalah kata yang bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan sesuai
dengan ejaan yang disempurnakan. Penggunaan kata baku bisa kamu lihat pada penulisan naskah
pidato, dokumen resmi, buku pelajaran, berita, acara formal, dan sebagainya.

Fungsi Kata Baku

Ada 4 fungsi kata baku, menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, yaitu:

60
1. Sebagai Pemersatu

Negara kita memiliki ratusan suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku memiliki

dialek atau variasi bahasa yang berbeda-beda. Maka dari itu, kata baku dibutuhkan untuk

mempersatukan masyarakat Indonesia yang beragam.

2. Pemberi Kekhasan

Kekhasan di sini artinya pembeda. Seperti yang kita ketahui, negara-negara di Asia Tenggara seperti

Malaysia, Indonesia, dan Brunei menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, ejaan di setiap katanya

bisa saja berbeda. Hal ini bertujuan agar setiap negara memiliki ciri khas masing-masing. Contohnya,

kata sedikit dalam bahasa Malaysia disebut sikit.

3. Meningkatkan Kewibawaan

Pernahkah kamu menghadiri acara formal, seperti upacara bendera di istana negara? Acara tersebut

dibawakan dengan bahasa Indonesia yang baku. Begitu pun dengan pengisi acara yang terlibat di

dalamnya. Mereka berbicara dengan kata-kata baku supaya terlihat berwibawa.

4. Kerangka Acuan

Kosakata baku adalah tolak ukur dalam berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan

PUEBI sebagai acuan tertinggi bahasa Indonesia.

B. Kata tidak baku

Kata tidak baku adalah kata yang berasal atau dipengaruhi oleh bahasa asing, bahasa daerah,

dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan kata tidak baku sering kita

temukan pada percakapan sehari-hari, terutama ketika berkomunikasi dengan keluarga maupun teman

dekat.

61
28. Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan
dilaksanakan. Rencana kegiatan tersebut tentu saja harus dituliskan secara baik dan benar supaya
pihak yang berkepentingan dapat memahaminya dengan baik.

Proposal bersifat hanya sebagai usulan tertulis yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berhubungan
dalam suatu kegiatan. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan bisnis, pengajuan, dana, proyek,
hingga penelitian.

Tujuan Proposal
1. Untuk mendapatkan persetujuan dari pihak yang bersangkutan supaya dapat melaksanakan
sebuah kegiatan.
2. Apabila terkait dengan proposal pengajuan dana, maka proposal bertujuan untuk mendapatkan
bantuan dana dari pihak sponsor.
3. Untuk mendapatkan dukungan dari pihak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
4. Apabila berkaitan dengan proposal proyek pemerintah, maka proposal bertujuan untuk
melakukan tender atau lelang pada proyek-proyek tersebut.
5. Untuk mendapatkan penawaran kerja sama bisnis, apabila berkaitan dengan proposal bisnis.

Fungsi Proposal
1. Dapat digunakan untuk pengajuan kerja sama bisnis kepada perusahaan sasaran.
2. Dapat digunakan untuk mengadakan acara tertentu, misalnya pelatihan, seminar, perlombaan, dan
lain-lain.
3. Dapat digunakan untuk melaksanakan penelitian ilmiah.
4. Dapat digunakan untuk pengajuan mendirikan suatu usaha.
5. Dapat digunakan untuk pelelangan sebuah proyek atau barang.

29. Resensi
Resensi adalah pertimbangan atau atau pembicaraan tentang suatu buku atau ulasan buku. Resensi
tidak hanya terbatas pada buku atau karya pustaka saja, namun juka dapat dipakai untuk mengulas
karya drama, film, atau musik.

Unsur Resensi
1. Judul
Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting dan menentukan apakah resensi dari suatu
karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja. Banyak kesalahan yang dibuat peresensi,
yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku yang diresensi.

Jadi saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan. Pertama, buatlah judul
yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku sebagai identitas
buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak atik karena merupakan identitas
dari buku tersebut.

62
2. Data Buku
Struktur resensi yang kedua adalah data buku. Terdapat beberapa poin penting yang harus dipenuhi
untuk mencantmkan identitas buku. Poin tersebut meliputi judul buku, nama penulis buku yang
diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.

3. Pendahuluan
Dalam menulis suatu pendahuluan dalam suatu resensi harus bisa membua pembaca merasa tertarik.
Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul
buku yang akan dirensensi.

Buatlah diksi yang menarik dan memberikan “wow effect” agar pembaca tergelitik untuk membaca
resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1 – 2 paragraf yang membahas
informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang akan diresensi.

Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup “relate” dan pembaca tidak sadar sedang
digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau
tidak, namun resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku
tersebut hingga tuntas.

4. Tubuh dan Pernyataan Resensi


Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini peresensi
tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan jelas. penulisan
sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak penerbit.

Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka tidak
menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa mengemukakan opini
mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang dibahas. Sertakan
pula kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa menjadi selling poin dari karya tersebut.

Tolak ukur resensi yang berhasil adalah saat dimana pembaca tertarik akan resensi yang dibuat. Gaya
bercerita peresensi yang informatif sekaligus persuasif bisa menjadi selling poin dari suatu resensi.
Jika buku yang diresensi ternyata menarik animo masyarakat, sudah berarti resensi tersebut sudah
memenuhi standar.

5. Penutup
Pada bagian kesimpulan, tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat, dan
jelas. Pada bagian ini, berikan diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan melabuhkan
hati untuk membeli karya tersebut.

Tentu saja ajakannya harus bersifat logis dan objektif, jangan berlebihan apalagi memaksa pembaca
dengan kalimat yang terlalu frontal.

63
30. Teks prosedur
Secara umum, pengertian teks prosedur adalah langkah-langkah suatu aktivitas atau kegiatan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Teks prosedur ini dibutuhkan sebagai panduan bagi
seseorang dalam membuat atau menyusun sesuatu.

Struktur Teks Prosedur

Dalam penyusunannya, struktur teks prosedur terdiri dari 4 bagian, yaitu tujuan, material, langkah-

langkah penyusunan/pengerjaan, dan penegasan ulang (kesimpulan). Penjelasan lengkapnya sebagai

berikut:

1. Tujuan

Pada awal pembuatan teks prosedur, penulis biasanya memberikan penjelasan terkait tujuan dalam

penyusunan teks prosedur. Hal ini juga bisa menginformasikan hasil akhir yang akan dicapai.

2. Material

Merupakan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan atau

pembuatan kegiatan tersebut. Bagian ini berisi informasi tentang alat/bahan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan.

3. Langkah-langkah

Bagian ini menjelaskan tentang proses atau tahapan yang harus dilakukan demi mendapatkan hasil

maksimal sesuai dengan tujuan dari teks prosedur. Langkah-langkah yang dibuat harus secara

berurutan. Selain itu, susunannya harus logis, sistematis, dan mudah dipahami oleh pembaca.

4. Penegasan Ulang/Kesimpulan

Bagian terakhir ini menjelaskan tentang simpulan dari suatu prosedur yang telah dilakukan. Bagian

ini bersifat opsional, yakni boleh ada dan boleh tidak ada dalam teks prosedur.

Ciri-Ciri Teks Prosedur

Sama halnya dengan teks yang lain, teks prosedur memiliki beberapa ciri antara lain:

64
1. Menggunakan kalimat perintah;

2. Terdapat panduan yang harus dilakukan;

3. Menggunakan kata kerja aktif;

4. Menggunakan konjungsi (kata hubung);

5. Terdapat aturan dalam hal bahan atau kegiatan;

6. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rincian waktu, tempat dan cara;

7. Terdapat isi kegiatan yang dilakukan secara urut;

Jenis-Jenis Teks Prosedur

Teks prosedur juga ternyata memiliki beberapa jenisnya, lho! Penasaran? Berikut jenis-jenis teks

prosedur.

1. Teks Prosedur Sederhana

Teks prosedur sederhana hanya berisi dua atau tiga langkah saja. Contohnya prosedur untuk

mengoperasikan setrika.

2. Teks Prosedur Kompleks

Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah dan jenjang untuk tiap tahapannya. Contohnya

prosedur pembayaran tilang oleh polisi.

3. Teks Prosedur Protokol

Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang langkah-langkahnya bisa dibolak-balik, tapi

tujuannya tetap bisa tercapai. Contohnya cara memasak mi instan.

65
Kalau kamu ingin menyusun teks prosedur, pastikan menggunakan struktur tersebut ya. Karena

struktur teks prosedur yang lengkap, akan membuat arahannya menjadi jelas, dan bisa membantu

pembaca dalam memahaminya.

31. Akronim
Arti akronim pada dasarnya adalah pemendekan dari beberapa kata yang membentuk kata baru yang
sifatnya dapat dibaca. Dapat dibaca di sini maksudnya adalah susunan katanya dapat dilafalkan
seolah-olah seperti kata biasa. Jadi kata yang disingkat dari akronim bisa dari satu huruf saja dari
setiap kata, tetapi juga bisa dari beberapa huruf.

Ada beberapa aturan yang diterapkan dalam pembuatan akronim, aturan itu
antara lain:
 Bisa dilafalkan dengan mudah,
 Kata harus sesuai dengan makna yang diwakilkan.
 Susunan harus dibuat secara serasi antara huruf vokal dengan konsonan
sehingga dapat dilafalkan.
 Umumnya, kata penghubung atau konjungsi tidak akan disebut di dalam
penyusunan akronim.
Fungsi Akronim
Akronim dibuat sebenarnya bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan-tujuan tertentu mengapa
akronim dibuat. Adapun fungsi dari akronim itu antara lain:

 Menghemat Nama atau Istilah


Pemendekan akronim berfungsi untuk menyingkat nama, baik itu nama orang, lembaga, perusahaan,
maupun benda, tetapi tetap mudah dibaca.
Nama-nama yang disingkat itu umumnya nama yang panjang susunan katanya sehingga sulit untuk
diingat. Oleh karena itu pemendekan dilakukan supaya lebih mudah untuk diingat.
Contohnya seperti nama-nama kementerian yang ada di Indonesia seperti Kementerian Komunikasi
dan Informatika yang disingkat menjadi Kemenkominfo, Kementerian pendidikan dan budaya
disingkat menjadi Kemendikbud.
Selain itu, akronim juga kerap dimanfaatkan untuk memberi nama jalan tol di Indonesia, contohnya
seperti Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi).

 Hafalan Pelajaran
Dalam kasus tertentu, akronim ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk menghafalkan beberapa istilah
agar lebih ringkas. Sesuai dengan ciri-cirinya yang harus mudah diingat, akronim dapat dijadikan
solusi bagi orang-orang yang kesulitan dalam hal menghafalkan, terutama terkait pelajaran.
Beberapa tenaga pengajar memanfaatkan teknik akronim agar murid-muridnya dapat menghafalkan
istilah yang ada di dalam mata pelajaran.
Misalnya adalah ketika murid diminta untuk menghafalkan nama planet di alam semesta. Guru bisa
menyingkatnya dengan “mevebumajusunep”. Meskipun memang secara keserasian kurang enak
dilafalkan, tetapi singkatan itu tetap bisa dibaca. Singkatan itu merujuk pada nama planet, yaitu
MErkurius, VEnus, BUmi, Uranus, MArs, JUpiter, Neptunus, dan Pluto.

66
 Digunakan sebagai Semboyan
Selain untuk menyingkat nama, akronim juga berfungsi untuk membuat suatu semboyan yang
digunakan untuk berbagai macam tujuan.
Semboyan akronim ini biasanya digunakan untuk semboyan kota-kota di wilayah Indonesia, misalnya
Kota Salatiga yang memiliki semboyan Hati Beriman. yang kepanjangannya adalah Sehat, Tertib,
Bersih, Indah, dan Aman.

 Media Humor
Terkadang, akronim juga digunakan sebagai celetukan-celetukan yang bertujuan untuk humor. Tak
hanya di televisi, tetapi di dalam kehidupan sehari-hari juga terkadang menggunakan akronim sebagai
celetukan.
Contoh akronim humor adalah Prancis yang artinya Prapatan Ciamis, Mewah yang artinya Mepet
Sawah, sampai Jablai yang artinya jarang dibelai.

Macam-Macam Akronim
Akronim terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Akronim Gabungan Huruf


Akronim gabungan huruf adalah akronim yang disusun dari huruf depan dari suatu kata. Aturan dari
akronim jenis ini adalah seluruh hurufnya ditulis kapital.
Contoh akronim gabungan huruf: Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Administrasi Negara
(LAN), PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

 Akronim Suku Kata


Akronim suku kata adalah penyingkatan dengan cara menggabungkan beberapa suku kata. Aturan
penulisan akronim suku kata adalah dengan menggunakan huruf kecil di depannya.
Contoh: tim nasional (timnas), pemilihan umum (pemilu), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
Selain itu,akronim suku kata biasa dipakai untuk menyingkat nama daerah. Namun untuk nama
daerah aturannya adalah tetap huruf depannya huruf besar. Contoh: Jawa Tengah (Jateng), Sumatera
Selatan (Sumsel).

 Akronim Campuran
Akronim campuran adalah penyingkatan yang dilakukan dengan menggabungkan huruf, suku kata,
atau keduanya. Aturan penulisan akronim campuran ini bersifat lebih fleksibel dimana kata yang
disingkat tidak harus dari kata depan, tetapi unsur di dalam suatu kata yang ada. Selain itu, penulisan
juga ditulis menggunakan huruf besar.
Contoh: Badan urusan logistik (Bulog), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
Kerja sama Indonesia dan Jepang (Kijang), Kabid (Kepala Bidang).

32. Artikel
Artikel dapat dipahami sebagai suatu rangkaian atau karangan yang dibuat berdasarkan fakta dan
opini untuk dipublikasikan di media, baik itu media cetak, media online, bahkan juga sekarang
banyak artikel yang diunggah di media sosial. Penulisan artikel sendiri sebenarnya mengandung
tujuan untuk menyampaikan suatu gagasan yang memuat data dan fakta. Gagasan dalam artikel pada
akhirnya dapat dapat mendidik, meyayinkan, dan juga menjadi saran hiburan bagi pembaca.

67
Tujuan Artikel

Berikut ini adalah pembasan 2 tujuan artikel, diantaranya yakni:

1. Tujuan atau manfaat yang didapatkan oleh penulis artikel, sebagai berikut:

a. Sarana untuk menyampaikan gagasan,


b. Sarana untuk berpikir secara sistematis,
c. Sarana publikasi hasil pemikiran secara ilmiah,
d. Sarana untuk menguraikan atau membahas pokok masalah yang telah ditentukan oleh peneliti,
e. Sarana untuk menjelaskan atau membahas suatu masalah sesuai bidang ilmu tertentu.

2. Tujuan atau manfaat yang bisa didapatkan oleh pembaca artikel, sebagai berikut:

a. Sarana mendapatkan pengetahuan dan informasi


b. Sarana untuk mengedukasi
c. Sarana hiburan bagi pembaca

Ciri-ciri Artikel

berikut ini adalah ciri-ciri dari artikel yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:

1. Artikel ditulis secara ringkas, padat, dan jelas


Suatu artikel harus ditulis dan disusun dengan menggunakan bahasa yang ringkas, padat, dan jelas.
Penulis artikel tersebut bertujuan untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi dari artikel.
Selain itu, artikel juga sebaiknya menggunakan bahasa yang komunikatif dan bertele-tele. Hal ini
yang membuat beberapa pihak sering menyebut artikel sebagai sebuah karya ilmiah populer.

2. Isi tulisan dalam artikel mengandung fakta dan opini


Selanjutnya, ciri kedua dari artikel yaitu harus artikel yang disampaikan harus mengandung fakta dan
opini berdasarkan sudut pandang yang objektif, tidak menyudutkan salah satu pihak, dan dilengkapi
dengan data pendukung yang teruji kebenaranya. Hal ini dikarenakan seluruh tulisan dalam sebuah
artikel sebenarnya adalah peristiwa yang benar-benar terjadi atau nyata dan bukan sebuah karangan
imajinatif dari seorang penulis.

3. Artikel menggunakan bahasa yang formal, lugas, dan efektif


Berikutnya, ciri ketiga dari artikel adalah penggunaan bahasa yang formal sekaligus kalimat yang
lugas dan efektif. Hal ini dimaksudkan agar artikel memiliki isi yang lebih padat dan berisi.

4. Penulisan artikel dibuat dengan sistematis


Kemudian, ciri keempat dari artikel adalah penulisan yang dibuat secara sistematis pada beberapa
bagian tertentu. Penulisan yang sistematis pada dasarnya dapat membuat pembaca lebih mudah dalam
memahami isi dari artikel.

68
5. Bersifat faktual dan informatif
Terakhir, ciri dari artikel adalah harus memiliki sifat yang faktual dan informatif. Artikel bersifat
faktual pada dasarnya dapat dipahami sebagai sebuah artikel yang ditulis berdasarkan kenyataan dan
memuat kebenaran. Sementara, artikel bersifat informatif mengandung maksud untuk memberikan
informasi yang berangkat dari hasil penelitian, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

33. Karya tulis ilmiah


Karya tulis ilmiah, merupakan gabungan dari tiga suku kata. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
karya, dapat diartikan sebagai hasil sebuah usaha, upaya, perbuatan atau ciptaan, sedangkan tulis, atau
menulis memiliki arti segala kegiatan yang terkait dengan huruf, angka, pena, atau media tulis yang
lain.

Fungsi karya tulis ilmiah

1. Fungsi Untuk Pendidikan


Pada saat penulis berada di bangku sekolah menengah atas, penulis pernah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, karya ilmiah remaja, dari sini penulis belajar banyak tentang dasar penulisan,
mengajak penulisnya, untuk berpikir kritis, menuliskan pemikiran atau hasil percobaan ilmiah,
kemudian mempertanggungjawabkan hasilnya.

2. Fungsi Untuk Penelitian


Pada setiap masa, ilmu pengetahuan semakin berkembang, sesuai dengan pertumbuhan sosial
masyarakat. Dari sini, karya tulis ilmiah dimanfaatkan untuk mengembangkan penelitian seseorang,
dengan menghadirkan pengetahuan-pengetahuan baru, setelah memperoleh data-data yang akurat,
diolah, disimpulkan, kemudian diterapkan dalam kehidupan.

3. Fungsi Fungsional
Karya tulis ilmiah ditulis oleh penulis dari berbagai disiplin ilmu. Penjelasan arti fungsi fungsional
berarti, karya tulis ilmiah dapat menjadi media pengembangan pengetahuan sebagai bahan tinjauan
pustaka, untuk kebutuhan dari berbagai disiplin ilmu.

Manfaat karya tulis ilmiah

1. Dapat melatih pengembangan keterampilan membaca yang efektif.

2. Sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan

3. Mendapatkan kepuasan intelektual

4. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

5. Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk peneliti selanjutnya

6. Sebagai peningkatan perorganisasian fakta dan data secara sistematis

7. Dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber

69
Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

1. Artikel
Artikel adalah sebuah karya tulis yang isinya berupa gagasan atau fakta yang dapat membujuk,
meyakinkan, mendidik, serta menghibur pembacanya. Biasanya artikel memiliki panjang kalimat
dengan jumlah karakter tertentu.

2. Makalah
Makalah adalah jenis karya tulis yang bersifat ilmiah. Biasanya, makalah ditulis untuk keperluan
terkait dengan pendidikan. Dalam penyusunannya, diperlukan data pendukung dari hasil observasi
lapangan dari sebuah masalah dalam penelitian. Data yang terkumpul diperlukan untuk mencari
penyelesaian masalah dalam penelitian. Biasanya makalah ini disampaikan dalam seminar,
simposium, atau uji materi.

3. Skripsi
Menurut Wikipedia, Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu
karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian mahasiswa strata satu (S-1), yang membahas
fenomena atau permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah yang berlaku. Penekanan isi dari
skripsi terletak pada orisinalitas. Skripsi menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa, untuk meraih gelar
sarjana, setelah melalui ujian di depan dosen penguji.

4. Work paper
Work paper atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah kertas kerja, merupakan jenis
karya tulis ilmiah yang hampir mirip dengan makalah, tetapi analisisnya lebih mendalam. Biasanya
work paper berisi catatan-catatan auditor, berisi prosedur audit yang digunakan, metode uji yang
dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat berdasar auditnya.

5. Paper
Paper adalah jenis karya tulis ilmiah yang ditulis berdasar data, serta argumen yang tingkat
kevalidannya kuat. Paper juga biasa disebut sebagai ringkasan dari penelitian yang telah dibuat. Tidak
banyak perbedaan antara paper dengan makalah, hanya sistematika penulisannya dan pembahasannya
yang berbeda. Pembahasannya lebih singkat, karena hanya terfokus pada analisis masalahnya saja.

6. Tesis
Tesis kurang lebih serupa dengan skripsi pada mahasiswa strata satu (S-1), tetapi tesis menganalisis
topic dengan lebih kompleks, sehingga esensi ilmiahnya lebih kuat dan lebih kompleks jika dibanding
dengan skripsi. Tesis dibuat sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar magister atau master yang
ditempuh oleh mahasiswa pasca sarjana (S-2)

7. Disertasi
Setingkat lebih tinggi dari tesis, ada yang biasa disebut dengan disertasi. Karena setingkat lebih
tinggi, disertasi digunakan sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar doktor bagi mahasiswa
program studi strata tiga (S-3).

70
KESIMPULAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, akan menjadi sangat efektif , bermakna ,dan mencapai tujuan
jika guru mempertimbangkan baerbagai faktor yg ada pada siswanya seperti motivasi, tipe belajar, yg di
senangi kelemahan dan kelebihan yg di miliki siswa.

Peran aktif guru dalam penyampaian materi pembelajaran Bahasa Indonesia sangat menentukan diterima
atau tidaknya pesan dan informasi oleh siwa kesalahan kesalahan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia harus dapat di jadikan motifasi siswa untuk belajar memperbaiki kesalahan tersebut dan
menggetahui kebenaran atas kesalahan tersebut. Disinialah peran guru untuk meluruskan dan
mengarahkannya.

Metode metode yg digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain: metode langsung,
metode alamiah, metode tata bahasa,metode terjemahan, metode linguistic, metode pembatasan bahasa,
metode SAS, metode bibahasa dan, metode unit.

Teknik teknik yg di gunakan dalam oembelajaran Bahasa Indonesia antara lain: teknik ceramah, teknik
taya jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas, teknik bermain peran, teknik karta wisata
dan teknik sinektik.

71
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2013. Buku Paket Guru Bahasa Indonesia Kelas XI. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendikbud. 2013. Buku Paket Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kosasih, Engkos. 2014. Cerdas Berbahasa Indonesia Kelompok PeminatanIlmu Bahasa dan Budaya
Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Erlangga.
Kosasih, Engkos. 2014. Kreatif Berbahasa Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Press.

72

Anda mungkin juga menyukai