Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL RISET

Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP)

 JUDUL RISET

"PENGEMBANGAN PRODUKSI MASSAL BIOPESTISIDA


NEMATODA ENTOMOPATOGEN DAN BIOFERTILIZER
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN
ORGANIK DI JAWA TIMUR"

KELOMPOK PERISET:

PROF. DR. IR. DIDIK SULISTYANTO (FP-UNEJ)

IR. WAGIYANA, MSi. (FP-UNEJ)

IR. MOH. WILDAN JADMIKO, MP. (FP-UNEJ)

DR. BAMBANG IRAWAN, SE.MBA. (FE-UNEJ)

IR. R.BAGUS ADHIRASA, MMA. (UPTD PROTEKSI TANAMAN JATIM)

CV. PRATAMA PUTRA (MITRA)

IR. MOH. NASIR

PERGURUAN TINGGI:

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan


Kementerian Keuangan
Tahun 2014
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Riset : Pengembangan


Pengembangan Produksi Massal Biopestisida
Biopestisida
Nematoda entomopatogen dan Biofertilizer untuk meningkatkan
produksi Tanaman Pangan Organik di Jawa Timur
2. Ketua Periset :
a. Nama lengkap : Prof. Dr. Ir. DIDIK SULISTYANTO
b.  Jenis Kelamin
Kelamin : Laki laki
c. NIP : 196403231988031002
d.  Jabatan Sturktural
Sturktural : Guru Besar
Besar
e.  Jabatan Fungsional
Fungsional : IV C/ Pembina
Pembina Utama Muda
f. Lembaga Periset : Fakultas Pertanian, UNIVERSITAS JEMBER
g. Alamat : Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
h.  Telp/ Fax : 0331-334054/ Fax.Fax. 0331-338422
i. Alamat Rumah : Jl. Karimata V/ E-3, Jember 68121
 j.  Telp/ Fax/ Email
Email : 0331-321478/ didik_nemadic@yahoo.com
3. Lembaga Mitra : CV. PRATAMA PUTRA
: Jl. Pahlawan 133, Desa Tegalwaru, Kecamatan
Mayang, Jember
4. Anggota Periset :
No NAMA INSTANSI
1 Ir. Wagiyana, MSc. Fakultas Pertanian, UNEJ
2 Ir. Bagus Adhiyaksa UPTD Proteksi Tanaman Surabaya,
 Jatim
3 Ir. Moh. Wildan Jatmiko, MP. Fakultas Pertanian, UNEJ
4. Moch. Zainul Yasin Ridhlo Mitra PRATAMA PUTRA
5. Dr. Bambang Irawan, MSc. Fakultas Ekonomi, UNEJ
6. Ir. Moh. Nasir Anggota Mitra PRATAMA PUTRA
5. Pembiayaan :
URAIAN LPDP MITRA
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.023.144.000 Cash Rp. 35.000.000 dan
 Tahun Pertama
Pertama (Tahun I) In Kind Rp. 350.000.000
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.750.000.000 Cash Rp. 75.000.000 dan
 Tahun Kedua
Kedua (Tahun II)
II) In Kind Rp. 350.000.000
Biaya Yang dibutuhkan Rp. 1.250.000.000 Cash Rp. 50.000.000 dan
 Tahun Ketiga
Ketiga (Tahun IIII)
IIII) In Kind Rp. 350.000.000

Jember, 22 Agustus 2014


Program Bantuan Dana Riset Inovatif-Produktif

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP)

 JUDUL RISET
RISET

"PENGEMBANGAN PRODUKSI MASSAL BIOPESTISIDA NEMATODA


ENTOMOPATOGEN DAN BIOFERTILIZER UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI TANAMAN PANGAN ORGANIK DI JAWA TIMUR"

ABSTRAK
Indonesia masih mengimpor tanaman pangan (padi, kedelai, jagung) baik
 yang Non Organik maupun Organik dari luar negeri, produktivitas, dan kualitas
tanaman pangan Indonesia saat ini masih rendah. Hama yang sering di jumpai,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza
( Tryporhyza innotata ),
), kuning (T.
(T. incertulas ),
),
bergaris (Chilo
(Chilo supressalis ) dan merah jambu (Sesamia
(Sesamia inferens ).
).
Wereng Coklat, 
Coklat,  Nilapharvata lugens , Wereng hijau, Nephotettix apicalis   dan N.
impicticep .,Agrotis
.,Agrotis ipsylon  dan 
dan  S, litura menyebabkan kerusakan 100% serta
residu pesitisida yang tinggi. Pemakaian insektisida biaya tinggi, tidak ramah
lingkungan dan resistensi hama. Sehingga sampai sekarang hama tanaman
pangan sangat sulit dikendalikan dan resisten terhadap insektisida kimiawi dan
hayati, sehingga sulit dan mahal didapatkan tanaman pangan Organik.
Tahun Pertama (i) koleksi, seleksi agens hayati Nematoda entomopathogen
dari sentra tanaman pangan di Jember, Jatim, (ii) produksi massal biopestisida
Nematoda entomopathogen (NEP) isolat lokal secara in vivo . Biopestisida yang
terbaik diproduksi secara massal dalam media cair dan padat, (iii)
pengembangan
pengembangan teknik produksi massal in vitro  dalam   dalam media cair dan padat, (iv)
pengembangan
pengembangan teknik bentuk formulasi dan penyimpanan dalam media tepung,
granuler, dan cair, (v) produksi massal pupuk organik dalam bentuk formulai
Granuler, Cair dan Tepung, (vi) Produksi massal Pupuk Organik Plus
Biopestisida Nematoda entomopatogen dalam formulasi Granuler, Tepung dan
Cair.
Tahun Kedua meliputi
Kedua meliputi (i) teknik
teknik aplikasi pengendali
pengendali hayati
hayati hama di sentra
tanaman pangan di Jatim, (ii) menyiapkan pendirian sentra produksi tanaman
pangan Organik dan bioinsektisida organik
organik di Jember, Jatim uji multi lokasi dan
efikasi agens hayati hama tanaman pangan di Jember, Jatim (iii) mendirikan
Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik, (iv) Mendirikan Pabrik bioinsektisida
dan Pupuk organik di Jember, Jatim, (v) melatih petani di Jember sebagai
Sentra Tanaman Pangan Organik di Jember,Jatim untuk bisa memproduksi
massal dan formulasi Nematoda dan pupuk organik, (vi) meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian petani tanaman pangan, (vii) mempublikasikan
hasil penelitian di Jurnal Nasional dan Internasional, serta (viii) mendaftarkan
HaKI berupa Paten hasil penelitian.
Tahun Ketiga 
Ketiga  meliputi (i) melatih petani dan masyarakat Organik untuk
bisa memproduksi Bioinsektisida, Biofertilizer untuk tanaman pangan di Jember
sebagai sentra produksi tanaman pangan Organik di Jatim, serta (iii)
mendirikan Toko Koperasi One Stop Organik Product   (OSOP) yang dikelola
masyarakat organik di Jember sebagai sentra tanaman pangan Organik, (iv)
mendaftarkan HaKI hasil penelitian tanaman pangan Organik . Hasil penelitian
menghasilkan pabrik biopestisida dan biofertilizer yang handal, mendirikan
sentra tanaman pangan organik, bisa mengatasi masalah hama secara hayati
sehingga produksivitas dan kualitas tanaman pangan Organik yang bernilai
tawar tinggi di pasaran Nasional dan Internasional dan siap menopang Produksi
Pangan Organik Nasional yang memiliki dampak dan impact   dalam
meningkatkan kesejahteraan, ekonomi petani dan perluasan penyerapan tenaga
kerja bagi masyarakat serta meningkatkan perekonomian wilayah.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, angka
sementara produksi padi Jawa Timur pada 2012 adalah sebesar 12,20 juta ton
gabah kering giling. Jumlah ini meningkat 15,34 persen atau sekitar 1,62 juta
ton dibanding produksi padi pada 2012 yang mencapai 10,58 juta ton.
Sedangkan untuk produksi Jagung, angka sementara pada tahun 2012 adalah
sebesar 6,30 juta ton pipilan kering, atau meningkat 15,64 persen dibanding
produksi tahun 2011 yang sebesar 5,44 juta ton pipilan kering.
Peningkatan produksi padi disebabkan karena kenaikan luas panen sebesar
48.920 hektar serta kenaikan produktifitas sebesar 6,85 kuintal per hektar.
Sementara untuk darerah penghasil padi dengan luas panen yang dominan,
tercatat ada di Kabupaten Jember, Jatim. Hama utama tanaman pangan,
Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata ), kuning (T.
incertulas ),bergaris(Chilosupressalis ) dan merah jambu(Sesamiainferens ).Wereng
Coklat,  Nilapharvata lugens , Wereng hijau, Nephotettix apicalis   dan N.
impicticep .,Agrotis ipsylon  dan  S, litura merupakan masalah serius yang
menurunkan produksi 80 - 100% serta sangat sulit dikendalikan dengan
insektisida dan telah resisten. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai
100%, apabila tidak dilakukan pengendalian terutama di musim penghujan dan
kemarau. Pengendalian kimiawi lebih sering dilakukan oleh petani tanaman
pangan dibanding pengendalian hayati, karena insektisida kimia mempunyai
daya bunuh cepat, berspektrum luas sehingga segera dapat dilihat hasilnya.
Pengendalian kimiawi dengan insektisida konsentrasi 0,5 - 0,1 % dengan
frekuensi tinggi bahkan dilakukan sampai menjelang panen menyebabkan
residu yang tinggi pada tanaman pangan dan resistensi hama ( Sulistyanto D.,
2003, 2010, 2011). Menurut Untung (1993), pengendalian hama tanaman
menimbulkan dampak negatif seperti resistensi, resurgensi, dan letusan hama
tanaman pangan kedua. Disamping itu juga merusak kesehatan manusia dan
lingkungan, yang disebabkan oleh residu yang tinggi. Kasus resistensi yang
serupa juga terjadi terhadap heksakhlorosiklobenzen, toksafen, aldrin, dieldrin
dan endrin. Hasil penelitian Soekarno dkk., (1982) menunjukkan bahwa S.
litura , Agrotis sp. dan Chilo   sp. telah resisten terhadap fenvalerat, permetrin dan
sipermetrin (golongan piretroid sintetis) dengan tingkat resistensi yang berbeda-
beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilapharvata lugens, Wereng Hijau,
Penggerek Batang Padi, S. litura   hama utama tanaman pangan telah resisten
terhadap beberapa jenis bioinsektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis 
(BT), dan insektisida dari golongan fosfor organik dan piretroid sintetis
(Sastrosiswojo dan Setiawati, 1992; Sulistyanto D., 2003, 2010, 2011).
Pemanfaatan nematoda entomopatogen merupakan salah satu alternatif
pemecahannya. Nematoda entomopatogen (NEP) dapat digunakan sebagai
agensia hayati yang efektif untuk mengendalikan serangga hama. Beberapa
keandalan nematoda entomopatogen adalah mempunyai kisaran inang yang
luas, kemampuan untuk aktif mencari inang, tidak berbahaya bagi mamalia dan
manusia. (Ehlers et al , 1993). Nematoda entomopatogen (NEP), Steinernema  spp.
dan Heterorhabditis   spp. berasosiasi dengan bakteri simbiose Xenorhabdus   spp.
dan Photorhabdus   spp., famili Enterobacteriaceae (Boemare et al ., 1996,
Sulistyanto D., 2010, 2011). Penelitian bio-produksi dan bio-proses untuk
meningkatkan patogenisitas dan virulensi, produksi massal dan formulasi
nematoda entomopatogen, Steinernema  spp. dan Heterorhabditis  spp. isolat lokal
sebagai pengendali hayati hama tanaman pangan merupakan hal baru
dilakukan di Indonesia. Penelitian nematoda entomopatogen telah banyak
dilaporkan, seperti efektif mengendalikan hama akar tanaman jeruk
(Curculionidae) mencapai 50-60% (Downing et al ., 1991), hama jamur
mushroom (Sciaridae) dengan S. feltiae   berhasil mengendalikan 51-94% (Grewal
and Richardson, 1993). Hama utama tanaman pangan, Penggerek batang padi
putih (Tryporhyza innotata ), kuning (T. incertulas ), bergaris (Chilo supressalis )
dan merahjambu(Sesamiainferens ). Wereng Coklat, Nilapharvata lugens , Wereng
hijau, Nephotettix apicalis   dan N. impicticep .,Agrotis ipsylon  dan  S, litura dapat
dikendalikan 80% dan 90% dengan S. carpocapsae, dan H. indicus  (Sulistyanto
et al ., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011), larva penggerek buah apel,
Holocercus insularis   dan Carposia nipponensis   (Bedding, 1990), dan hasil
pembiakan massal (bioreaktor) H. bacteriophora   berhasil mengendalikan
serangga hama Phyllopertha horticola   dan Aphodius contaminatus   (Coleoptera,
Scarabaeidae) sebesar 65%, 83% dan H. megidis  berhasil mencapai 52 dan 70%.
(Sulistyanto and Ehlers, 1996, Sulistyanto, 2010, 2011). Nematoda
entomopatogen isolat lokal dari jenis Steinernema   spp. dapat mengendalikan
hama kobis, Plutella xylostella   dan Crocidolomia   sp. sebesar 80-90% setelah 48
 jam aplikasi dengan 100 infektive juvenile/hama di laboratorium (Sulistyanto
et al ., 1999, Sulistyanto D., 2010, 2011). Hasil pembiakan massal nematoda
entomopatogen dalam bioreaktor seperti S. feltiae, Heterorhabditis bacteriophora,
H. megidis   berhasil untuk mengendalikan hama tanaman strawberry,
Otiorhynchus sulcatus   dan hama jamur campignon (Ehlers, 1996).
Perkembangan produksi massal di masa depan akan dititik beratkan pada
teknologi bio-produksi dan bio-proses dalam media cair, yang diharapkan
murah, ekonomis, dan efektif dipergunakan oleh petani. (Ehlers, 1996;
Sulistyanto D., 1997, 2010, 2011).

1.2 Tujuan Khusus

Penelitian RISPRO LPDP bertujuan khusus: (1) mendirikan Pabrik


Biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen isolat lokal, (2)
mendirikan Pabrik Biofertilizer dengan formulasi Granuler, Cair dan tepung, (3)
mendirikan Sentra Produksi Tanaman pangan Organik di sentra Organik
 Jember, Jatim untuk Menopang Produksi Pangan Organik Nasional, (4)
menghasilkan pengembangan teknologi produksi massal dan formulasi
biopestisida nematoda entomopatogen dengan biofertilizer yang handal, (5)
mengembangkan teknik formulasi media tepung, cair dan granuler dan teknik
media penyimpanan, (6) meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi petani
dengan melatih petani tanaman pangan di Jember, Jatim untuk bisa
memproduksi massal Nematoda entomopatogen, (7) menghasilkan Teknologi
 Tepat Guna (TTG) dalam Pengelolaan Tanaman pangan Terpadu yang ramah
lingkungan, (8) memproduksi tanaman pangan Organik yang kualitas tinggi
dan ramah lingkungan serta aman untuk konsumen, (9) mendirikan Toko
Koperasi One Stop Product Organik di Jember, Sentra Tanaman Pangan Organik
di Jatim, (10) meningkatkan kesejahteraan dn kesehatan petani dan masyarakat
tanaman pangan di Jatim, (11) menghasilkan Paten, HaKI, serta (12) publikasi
Ilmiah pada Journal Nasional dan Internasional yang terakreditasi.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Kegiatan RISPRO LPDP

Pengendalian hama tanaman pangan yang sering dilakukan dengan cara


kimiawi menggunakan insektisida konsentrasi 0,5 - 0,1 % dengan frekuensi
tinggi bahkan dilakukan sampai menjelang panen yang menyebabkan residu
tinggi pada tanaman pangan (Sulistyanto D., 2003, 2010). Di Indonesia pada
tahun 2003 dilaporkan telah terjadi resistensi hama Chilo   sp., Penggerek
Batang, Nilapharvata lugens , Wereng Coklat, Nepotetic  sp., Wereng Hijau, Agrotis
ipsylon  dan  S, litura terhadap insektisida dan bioinsektisida Bacillus
thuringiensis   (BT). (Sulistyanto dkk., 2003; Sulistyanto, D. 2010 ). Untuk itu
sangat penting pengendalian hama tanaman pangan yang ramah lingkungan
dengan agens hayati Nematoda dan Jamur entomopatogen isolat lokal dari
 Jember, Jatim, Jatim. Produk tanaman pangan di Indonesia masih banyak
tercemar insektisida kimiawi yang membahayakan kesehatan konsumen dan
masyarakat. Produk tanaman pangan Organik masih sangat jarang dan mahal
di pasar tanaman pangan Indonesia, untuk menopang Masterplan Pangan
Organik Nasional sangat perlu dilakukan penelitian dan Action Research  di
 Jatim untuk mendirikan Pabrik Biopestisida Nematoda entomopatogen dan
Biofertilizer serta Sentra Produksi Tanaman pangan Organik berupa Toko
Koperasi "One Stop Organic Product ", di Jember, Jawa Timur yang bisa
menyediakan tanaman pangan Organik dan produksi agens hayati serta pupuk
organik untuk kebutuhan tanaman Pangan Organik Nasional.

Hasil yang dicapai dari keutamaan RISPRO LPDP meliputi: (1) Mendirikan
Pabrik Biopestisida berbahan aktif Nematoda entomopatogen, (2) mendirikan
Biofertilizer dalam bentuk pupuk organik granuler, tepung dan cair, (3)
Diproduksi secara massal agens hayati Nematoda entomopatogen isolat lokal
 yang andal dan efektif di lapang, (4) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) produksi
massal agens hayati nematoda entomopatogen yang efektif, murah dan efisien
baik dari media cair dan padat, formulasi dan media penyimpanannya, (5)
Petani bisa memproduksi sendiri agens hayati bioinsektisida berbahan aktif
Nematoda dan jamur entomopatogen, (6) Diperoleh kualitas dan produksivitas
tanaman pangan Organik yang tinggi dan ramah lingkungan serta aman untuk
petani dan konsumen, (7) Paket Teknologi Tepat Guna (TTG) memproduksi
 Tanaman pangan Organik Nasional untuk menopang Pangan Organik Nasional,
(8) Mendirikan Toko Koperasi One Stop Product Organik di Jember sebagai
Biaya perunit ini kemudian dikalikan dengan satuan 106 sehingga diperoleh
besar biaya bahan baku untuk memproduksi satu juta nematoda.

TAHUN II:

1. Uji patogenisitas Nematoda entomopatogen dan Jamur Beauveria bassiana


terhadap Hama Tanaman Pangan, di Laboratorium, Greenhouse  dan Lapang

1.1. Uji Patogenisitas Nematoda dan Jamur entomopatogen di Laboratorium


Larva hama Penggerek Batang Padi, dan  S. litura   secara individual
diletakkan ke dalam cawan petri yang diisi pasir steril dengan kelembaban 15%
 yang sebelumnya diisolasi dengan NEP isolat lokal yang terseleksi dengan
konsentrasi 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 IJ/ml. Perlakuan kontrol diinokulasi
dengan air steril atau YS cair sebanyak 1 ml. Dalam percobaan ini dipergunakan
10 ekor diulang 3 (tiga) kali (=30). Semua perlakuan diinkubasi dalam ruang gelap
dengan suhu 250C. Prosentase kematian larva dihitung 48 jam setelah inokulasi.
Penentuan mortalitas larva hama utama tanaman pangan dilakukan dengan
menggunakan rumus Abott (1925).

1.2. Uji Patogenisitas Nematoda dan Jamur entomopatogen di Greenhouse 

Larva 20 serangga hama tanaman pangan Plutella xylosstela, Crocidolomia


binotalis, dan  S. litura   dalam pot yang ditanami tanaman pangan (umur 20 hari)
dengan pasir steril pada kelembaban 15%, disemprot dengan Steinernema  spp. dan
Heterorhabditis spp. isolat lokal terseleksi konsentrasi 200 x 103; 500 x 103; 1 x
106, dan 1,5 x 106  IJ/m2. dan perlakuan jamur B. bassiana   konsentrasi yang
berbeda-beda sesuai dengan perlakuan. Perlakuan kontrol disemprot dengan air.
Dalam percobaan 50 pot tanaman pangan berumur 20 hari dan diinokulasi
dengan 20 larva Plutella xylosstela, Crocidolomia binotalis, dan  S. litura   pada
konsentrasi per perlakuan dan diulang 5 (lima) kali. Pengamatan dilakukan pada
1, 2, 3, 4, 6, 8, dan 12 hari setelah aplikasi. Prosentase kematian hama akibat
nematoda dan jamur entomopatogen di hitung dengan rumus Abbott (1925).

2. Pelatihan Petani Produksi Massal dan Formulasi Nematoda dan Jamur


entomopatogen serta Pupuk Organik secara sederhana di Sentra Produksi
Tanaman Pangan

Pada tahun kedua untuk menopang ketersediaan agens hayati Nematoda


melatih petani tanaman pangan di sentra produksi Tanaman pangan supaya
petani bisa memproduksi sendiri agensia hayati dan biofertilizer dengan teknik
produksi massal secara in vivo   dan in vitro   dalam media padat yang sederhana.
Paket Teknologi tepat guna (TTG) yang dihasilkan dalam penelitian RISPRO LPDP
ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi petani tanaman pangan dan
masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pangan
organik di Indonesia untuk menopang Masterplan Pangan Organik Nasional.
 Jumlah petani yang dilatih 75 orang setiap sentra produksi total di sentra
produksi sejumlah 225 orang akan menguasai produksi massal dan formulasi
agens hayati nematoda dan jamur entomopatogen serta pupuk organik dalam
formulasi tanah, cair dan granuler.

3. Uji Multi Lokasi Efektifitas Nematoda dan Jamur entomopatogen serta


Kombinasi Pupuk Organik di Lapang

Berdasarkan hasil pengujian patogenitas di Laboratorium dan Greenhouse


dilanjutkan uji multi lokasi efikasi di Lapang dengan konsentrasi tertentu sesuai
perlakuan nematoda disemprotkan pada hama Penggerek batang, wereng,
Helicoverpa sp., dan  S. litura  di tanaman pangan. Selanjutnya sebanyak 50 ml
larutan jamur entomopatogen, B. bassiana   pada 3 konsentrasi terbaik hasil
pengujian disemprotkan pada tanaman. Pengujian dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan uji Duncan taraf 5%, semua perlakuan diulang 3 kali.
Pengamatan terhadap tingkat mortalitas 2 dan 3 hari. Aplikasi dilakukan dengan
konsentrasi, yaitu 500.000 JI, 750.000 JI dan 1.000.000 JI / m2 pada lahan
tanaman pangan Semua aplikasi dilakukan pada sore hari mulai jam 15.00
sampai 17.00, untuk mengindari dari sinar UV. Pengamatan dilakukan setelah 2,
4, 6, 8, 10, 12 hari setelah aplikasi dengan nematoda dan jamur entomopatogen.
Uji multi lokasi efikasi nematoda dan jamur entomopatogen yang dilaksanakan di
lapang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan persentase kematian
dihitung rumus Abbott (1925). Penelitian disusun dalam Rancangan Acak
Kelompok (RAK) terdiri lima faktor dan diulang lima kali. Penelitian di uji multi
lokasi di 3 sentra tanaman pangan di Jember, Jatim, Jatim. Perlakuan dengan: P1 :
Kontrol, P2 : Perlakuan Bioinsektisida 2 minggu sekali, P3 : Jamur B. bassiana 
(aplikasi 1 minggu sekali), P4 : NEP 500.000 IJ/m2 (aplikasi 1 minggu sekali), P5 :
NEP 750.000 IJ/m2 (aplikasi 1 minggu sekali), P6 : NEP 1.000.000 IJ/m2 (aplikasi 1
minggu sekali), P7 : NEP + Jamur B. bassiana  (aplikasi 2 minggu sekali).
Denah Percobaan Penelitian di Lapang

Denah Percobaan di lapang di 3 sentra tanaman pangan di Jember, Jatim


,Jawa Timur sebagai berikut ini:

Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan


U
1 2 3 4 5

P1 P5 P2 P4 P3

P3 P1 P4 P2 P5

P2 P3 P5 P1 P4

P4 P2 P3 P5 P1

P5 P4 P1 P3 P2

P6 P7 P6 P7 P6

P7 P6 P7 P6 P7

Gambar 2. Denah Percobaan di Lapang Sentra Tanaman pangan

4. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati terdiri dari (1) Populasi hama, (2) Populasi musuh
alami, (3) Prosentase Mortalitas larva, hama utama tanaman pangan (4) Prosentase
tanaman mati, (5) Jumlah rumpun, dan (6) Hasil panen tanaman pangan.
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: (1) Mortalitas larva hama
utama tanaman pangan pada beberapa konsentrasi pengujian, dan (2) Analisis
residu pestisida pada tanaman pangan yang dikendalikan dengan agens hayati.

TAHUN III:

1. Penelitian Kehilangan Hasil dan Residu Pestisida pada Tanaman Pangan

Meliputi kegiatan penelitian menghitung berat basah dan kering dari


beberapa tingkat serangan hama tanaman pangan. Dari hubungan antara
 yang sesuai (fit) dengan diagram pencar yang diperoleh. Dari rumus persamaan ini
diharapkan dapat digunakan secara mudah untuk menghitung dugaan kehilangan
hasil oleh hama tanaman pangan. Analisis residu pestisida juga dilakukan untuk
mengetahui kandungan residu pestisida pada tanaman pangan yang dipanen di 3
(tiga) sentra produksi tanaman pangan di Jember, Jatim, Jatim.

2. Uji Residu Pestisida Pada Tanaman Pangan

Analisa Residu pestisida dilaksanakan di UPT Proteksi Tanaman Pangan, Surabaya


Meliputi kegiatan penelitian menganalisa Residu Pestisida di Laboratorium Analisis Residu
dari tanaman pada saat panen pada tanaman Padi, Kedelai dan Jagung dari
produk hasil Organik. Uji residu pestisida akan dilaksanakan di UPTD. Proteksi
 Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Jawa Timur.

3. Pendirian Toko Koperasi One Stop Organic Product   (OSOP) di Sentra


Produksi Tanaman Pangan Organik, Jatim

Koperasi Organik Tanaman Pangan didirikan oleh masyarakat petani organik di


Kabupaten Jember di Jatim, yang merupakan sentra produksi tanaman pangan
 Jatim (BPPS, 2012). Toko Koperasi One Stop organic Product (OSOP) menjual
produk hasil tanaman pangan Organik, Biopestisida Organik, Biofertilizer, dan
semua produk Pertanian yang Organik dan bebas pestisida yang ramah
lingkungan dan sehat.

BAB IV. LUARAN

Luaran penelitian RISPRO LPDP adalah (1) meningkatkan status ekonomi


dan taraf hidup petani tanaman pangan di sentra produksi yaitu di Jember, Jatim,
dengan mendirikan Sentra Produksi Tanaman Pangan Organik untuk menopang
Produksi Pangan Organik Nasional, (2) menyediakan biopestisida dan biofertilizer
untuk produksi tanaman pangan organik untuk petani dan masyarakat dengan
mendirikan Sentra Produk Agens Hayati Organik yang dihasilkan dan dikelola
petani, UKM, dan Universitas Jember di sentra produksi tanaman pangan organik
di Jatim, (3) perluasan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat untuk
memproduksi massal agens hayati hama tanaman pangan, (4) menghasilkan Paket
 Teknologi Tanaman Terpadu (PTT) tanaman pangan yang sesuai dengan kondisi
 Jamur di Lahan
 Tanaman Pangan di
 Jember

7.a 7 BAMBANG DR. Pria Fakultas


IRAWAN Ekonomi,
UNEJ

b Analisis Biaya,
Akuntan Keuangan,
Analisa Produksi S3 ANGGOTA
Pabrik Biopestisida  TIM RISET
dan Biofertilizer 20

8a. 8 Wanita Lab.


Pengendalian
KHUSNUL SP. Hayati, Unit
PUSPANINGRUM Produksi,
Faperta, UNEJ

Perbanyakan
Galleria mellonela 
b dan serangga uji, S1 Teknisi
Produksi Massal
15
dan Formulasi
Biopestisida
Nematoda dan
 Jamur
entomopatogen, Uji
Screening Lab, dan
Semi laboratorium

9a 9 Lab. Ilmu
Hama, Unit
NANANG BSc. Teknisi Produksi,
SUMANTRI Faperta, UNEJ
15

Rearing Serangga
Uji, Bakteri Simbion
b NEP, Uji Lapang D3
dan Uji Pupuk
Organik dan
Biopestisida pada
 Tanaman Pangan di
 Jember, Jatim
DAFTAR PUSTAKA

Abbot, W. S. 1925. Methode of computing the effectiveness of an insecticide. J.


Econ. Entomol. 18, 265 –  267.

Bedding, R. A. 1984. Large scale production, storage and transport of the insect
parasitic nematoda Neoaplectana  spp. And Heterorhabditis spp. Ann. Appr.
Biol. 104: 117-120.

Ehler R. U. 1996. Current and future of use nematodes in biocontrol: Practice and
commercial aspects in regard to regulatory policies. Bio. Sci. Technol. 6,
303-316.

Finney, D. J. 1971. Probit Analysis. 3rd ed. Cambridge University Press. Cambridge.


England.

Gaugler, R., Y. Wang, and J. F. Campbell, 1993, Aggressive and evasive behaviors
in Popillia japonica (Coleoptera: Scarabaeidae) larvae: defenses against
entomopathogenic nematode attack, J. Invertebr. Pathol. 64, 193-199.

Kaya, H. K. And R. Gaugler. 1993. Entomopathogenic nematodes. Annu. Rev.


Entomol. 38: 181-206.

Poinar, G. Jr. 1971. Nematodes for Biological Control of Insect. CRC Pre. Boca
Raton. FL.

Roversti, L. And K. V. Deseo. 1990. Compatibility of chemical pesticides with the


entomopathogenic nematodes Steinernema carpocapsae Weisser and S.
Feltiae Filipjev. J. Nematol. 36: 237-245.

Santoso, B. 2006. Organik. Available at: http://dokumen.deptan.go.id . Diakses 8 -


8- 2007.

Setyobudi,B, dan Wagiyana, 2008. Metode dan Formula Untuk Menghasilkan


Biopestisida Berbentuk Granuler dari Bahan Vertisol, Zeolit dan
Steinernema  spp. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Lembaga Penelitian
Universitas Jember.

Sulistyanto, D. And R. U. Ehlers. 1996. Efficacy of the entomopathogenic


nematodes H. Megidis and H. Bacteriophora for the control of grubs (P.
Horticola and A. Contaminatus ) in Golf Cours Turf. Bio Control Sci. Tech.
6: 247-250.

Sulistyanto, D.  1997. Nematoda entomopatogen Steinernema   spp. dan


Heterorhabditis   spp.: Prospeknya sebagai Agensia Pengendalian Hayati
Serangga Hama Tumbuhan. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN Veteran -
 Jatim. Vol. VII (16), pp.II: 13-22.

Sulistyanto, D. Dan Wagiyana, 1998. Produksi massal bioinsektisida Nematoda


Entomopataogen Heterorhabditis   spp dan Steinernema  spp isolat lokal
sebagai agens pengendali hayati hama Lepidiota stigma   pada tanaman
kopi dan tebu. Laporan Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Sulistyanto, D. dan Zahroin, E., 1999. Pathogenicity of Bacteri complexs of


nematophilus   (All strain) as biocontrol of main pests Indonesian Cabbage
crops, Spodoptera litura  L. (Lepidoptera: Noctuidae). Thesis.

Sulistyanto, D. dan Syai’dah, Z. 1999. Pathogenicity of entomopathogenic


Nematodes, Steinernema carpocapsae   (All strain) as biocontrol of main
pests Indonesian Tobacco Plantation, Helicoverpa sp.  L. (Lepidoptera:
Noctuidae). Thesis.

Sulistyanto, D. dan Harahap, M. 2000. Characteristic Morphology, Physiology


Bacteria symbiotic Entomopathogenic Nematodes local isolates as
biocontrol of Plutella xyllostella  (Lepidoptera: Pyrillidae).

Sulistyanto, D. 2003. Field Efficacy of entomopathogenic nematodes and B.


thuringiensis   for the Biological Control of DBM, P. xylostella   and
Crocidolomia binotalis   in Indonesian Cabbage Crop. Abstract of
IOBC/WPRS European Meeting, Salzau, Kiel, Germany, May, 23-29, 99 pp.

Sulistyanto, D. 2010. Mass Production and Commercial Application of


Entomopathogenic Heterorhabditis   and Steinernema.  Proceeding of
Internationl Seminar on The Role of Indonesian Students in the Scientific
Development in Indonesia, Eastin Hotel, Bangkok, Thailand. 24-25
September 2010. ISBN. 978-616-90749-0-8. pp. 64-70.

Sulistyanto, D. 2011. Prospect of The Entomopathogenic Nematodes As Biological


Control for The Future in ASEAN countries., Proceedings of International
Seminar on Green Technology, Social Work, and Public Health for the
Development of Indonesia. Ramada Hotel, Bangkok, Thailand. 28-29
October 2011. ISBN. 978-616-90749-1-5. pp.2-13.

Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta

Wooding , J.L.and H.K. Kaya, 1988. Steinernematid and Heterrhabditid Nematodes:


a handbook of Biology and Techniques, Southern Cooperative Series
Bulletin 331. Arkansas Agriculture Experiment Station. Fayettivelle,
Arkansas,.

Wang, Y., J. F. Campbell, and R. Gaugler, 1995, Infection of entomopathogenic


nematodes Steinernema glaseri and Heterorhabditis bacteriophora against
Popillia japonica (coleoptera: Scarabaeidae) larvae, J. Invertebr. Pathol. 66,
178-184.

Anda mungkin juga menyukai