Anda di halaman 1dari 15

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Sosial Paroki dan Penjelasannya 2017

Paroki Nandan 05.23

SEJARAH SINGKAT GERAKAN SOSIAL DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 

Jejak-jejak gerakan sosial di Keuskupan Agung Semarang dapat ditelusuri dari


perjalanan sejarah terbentuknya karya Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi. Komisi
Pengembangan Sosial Ekonomi menggantikan Panitia Sosial (Pansos) yang dibentuk
pada era tahun 1955.

Pada tahun 1949, Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) yang pertama
diselenggarakan di Yogyakarta. Dengan diselenggarakannya Kongres tersebut, umat
katolik semakin tergerak untuk terlibat dalam gerakan organisasi-organisasi katolik
bidang perburuhan dan pertanian, misalnya Badan Permusyawaratan Buruh Katolik (di
Magelang), Persatuan Buruh Katolik (di Yogyakarta), dan Buruh Katolik (di Semarang). 

Sebagai tanggapan atas antusiasme ketelibatan umat katolik dalam gerakan-gerakan


sosial tersebut, diselenggarakanlah Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia yang
kedua di Semarang pada tahun 1954 dengan mengikutsertakan gerakan-gerakan
buruh. Penyelenggaraan KUKSI II ini menghasilkan rekomendasi didirikannya satu
organisasi buruh, yakni Ikatan Buruh Pancasila dan rekomendasi dibentuknya suatu
lembaga dari Konferensi Para Uskup Indonesia yang secara khusus memperhatikan
kehidupan sosial ekonomi di Indonesia. 

Sebagai tindak lanjut dari KUKSI II, dalam Konferensi para Uskup pada tahun 1955,
dibentuklah Panitia Sosial yang ditugasi untuk memperhatikan kehidupan sosial
ekonomi bangsa. Pada waktu itu, Mgr. Albertus Soegijapranata dipilih sebagai Ketua
Panitia Sosial Wali Gereja Indonesia, didampingi oleh Rm. Dijkstra SJ sebagai
Sekretaris dan Bendaharanya. Sebagai kelengkapan dari PWI-Sosial, didirikan pula
Biro Sosial yang dipimpin oleh Rm. Dijkstra SJ. Biro Sosial inilah cikal bakal lahirnya
karya Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi. 

Pada tahun 1962, diselenggarakanlah Konferensi PWI-Sosial di Girisonta yang


merekomendasikan supaya di setiap keuskupan di Indonesia ditunjuk seorang Pastor
sebagai Delegatus Sosial (Delsos), yang menjadi wakil Uskup di bidang karya sosial.
Adapun tugas seorang Delegatus Sosial adalah 1) mendampingi gerakan-gerakan akar
rumput dengan program pengkaderan dan pendalaman Ajaran Sosial Gereja; 2)
mengajak biarawan dan biarawati mempelopori pelaksanaan Ajaran Sosial Gereja,
terutama dalam bidang sosial ekonomi; dan 3) berperan menjiwai, mendorong, dan
meneguhkan perutusan kaum awam dalam kerasulan sosial ekonomi dan
kemasyarakatan pada umumnya. 

Pada tahun 1970, terinspirasi oleh Ensiklik Populorum Progressio, dicetuskanlah


gerakan Aksi Puasa (Pembangunan) sebagai gerakan bersama untuk menumbuhkan
kepedulian sosial di tengah umat Keuskupan Agung Semarang. Selain gerakan Aksi
Puasa Pembangunan, mulai dicetuskan pula gerakan-gerakan sosial yang lain, yakni
pengembangan lembaga-lembaga keuangan mikro (CU, UB, Yayasan Purba Danarta
(YPD)), program transmigrasi, dan pendirian pusat-pusat pelatihan kader pembangunan
dan pelayanan masyarakat (PTPM, KPTT, KUPERDA, KSED, YPUBTN, dan YSS). 

Aneka gerakan sosial yang (pernah) muncul tersebut secara khusus menjadi perhatian
para Delsos yang ditunjuk, mulai dan Rm. Dijkstra SJ (1962-1968), Rm. Chr. Melchers
SJ (1968-1971), Rm. G. Utomo Pr (1971-1972), Rm. J. Stormmesand SJ (1972-1979),
Rm. Wedyawiratna Pr (1979-1980), Rm. Ig. Jayasewaya Pr (1980-1991), hingga Rm.
St. Suhartana Pr (1991-2000). Walaupun nama Delsos tidak lagi digunakan semenjak
tahun 2000, karya pelayanan sosial ekonomi diampu dan dipercayakan kepada Ketua
Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Semarang. Saat ini, karya
kerasulan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi mencakup animasi dan konsientisasi
keterlibatan sosial, pelayanan-pelayanan karitatifbagi kaum Kecil, Lemah, Miskin,
Tersingkir dan Difabel (KLMTD), pengembangan masyarakat dalam bidang pertanian
lestari, usaha kooperatif melalui lembaga keuangan mikro, pengembangan
kewirausahaan, pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga melalui Financial Literacy dan
mendorong berbagai gerakan pelestarian keutuhan ciptaan dan peringatan Hari Pangan
Sedunia.

PEMBUKAAN 

Allah berkehendak untuk menguduskan dan menyelamatkan manusia dengan


mengutus Yesus Kristus Putera-Nya ke dunia. Kristuslah terang bangsa-bangsa. Dalam
Dia, Gereja bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan
Allah dan kesatuan seluruh umat manusia (bdk. LG art. 1). 

Sebagaimana Yesus Kristus telah menjadi sakramen kehadiran Allah di tengah umat
manusia dan menjadi Gembala Baik yang memelihara dan mempersatukan domba-
dombaNya dengan kasih kegembalaanNya (bdk. Yoh 10:10-11), Gereja dipanggil dan
diutus untuk "melangsungkan karya Kristus sendiri, yang datang ke dunia untuk
memberi kesaksian tentang kebenaran; untuk menyelamatkan bukan untuk mengadili;
untuk melayani, bukan untuk dilayani (bdk. GS art. 3). Dengan berbagai anugerah
keutamaan dan kharisma (bdk. 1Kor 12:1-12; LG art. 12), Gereja sebagai persekutuan
paguyuban-paguyuban umat beriman "yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan
Putera dan Roh Kudus" (bdk. LG art. 4) melayani demi keselamatan jiwa-jiwa. 

Dalam perutusan inilah, Gereja berusaha mewujudkan kasih kegembalaan Kristus


dengan semangat solidaritas dan kemurahan hati (bdk. Luk 6:36) mewujudkan
keberpihakan nyata bagi siapapun yang menderita (bdk. Luk 4:18-19). Oleh karena itu,
sebagai badan hukum, Gereja-gereja di Keuskupan Agung Semarang menggunakan
pilihan nama "Pengurus Gereja dan Papa Miskin Room Katolik", yang disingkat menjadi
PGPM. Sebagai badan hukum dengan nama PGPM, Gereja memiliki maksud dan
tujuan, yakni untuk memelihara dan mengurus serta mengelola harta benda milik Badan
Hukum Gereja, membina dan memajukan hidup keagamaan dan ibadat Gereja, serta
melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya amal-kasih, terutama terhadap
mereka yang berkekurangan (bdk. Perubahan Anggaran Dasar Pengurus Gereja dan
Papa Miskin Room Katolik No. 4 tertanggal 12 Desember 2000; mengacu pada kanon
1254 §2 dan 1259 dari KIM 1983).

Paroki, sebagai perwujudan konkret Gereja partikular di wilayah setempat dan


berbadan hukum, mempunyai hak asli untuk memperoleh, memiliki, mengelola dan
mengalih-milikkan harta benda, yang diintensikan untuk karya-karya kerasulan sosial
(bdk. kanon 1254 §1). Dalam kewenangannya untuk memperoleh, memiliki, mengelola,
dan mengalihkan harta benda yang diintensikan untuk karya-karya kerasulan sosial,
Gereja memperhatikan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dalam usaha mewujudkan
kesejahteraan umum (bonum commune): hormat pada martabat luhur manusia,
keadilan, solidaritas, dan subsidiaritas. 

Agar harta benda Paroki yang diintensikan untuk karya-karya kerasulan sosial dapat
dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka dibuatlah Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Dana Sosial Paroki Keuskupan Agung Semarang ini.

BAB I 
PENGERTIAN, TUJUAN, dan SUMBER 
Pasal 1 
Pengertian

1. Dana-dana Sosial di Paroki Dana-dana Sosial di Paroki merupakan harta benda


Gereja yang dimiliki oleh suatu paroki, dihimpun, dikelola, dan dimanfaatkan
untuk karya-karya amal kasih, baik bersifat karitatif maupun pemberdayaan
sosial dalam reksa pastoralnya terutama bagi yang berkekurangan. 

2. Macam Dana-dana Sosial di Paroki 


Yang termasuk Dana Sosial Paroki adalah: 
 2.1 Dana Papa Miskin (Danpamis): bagian dana yang disisihkan dari kolekte
umum dan persembahan bulanan yang digunakan untuk membiayai karya
karitatif. (PKAP 2008 Bab I pasal 19). 
 2.2 Dana Aksi Puasa Pembangunan (APP) Paroki: Dana yang dikumpulkan dan
hasil kolekte Minggu Palma dan sumbangan pribadi/komunitas yang
dikumpulkan selama masa PraPaskah sebagai bentuk nyata ungkapan
pertobatan (PKAP 2008 Bab I pasal 18). 
2.3 Dana Bencana: dana yang dikumpulkan dan sumbangan Umat bagi
pemberian bantuan kepada yang membutuhkan untuk pembiayaan penanganan
bencana. 
2.4 Dana Peduli Pendidikan: dana yang dikumpulkan dan sumbangan Umat bagi
pemberian bantuan kepada yang membutuhkan untuk pembiayaan pendidikan. 
2.5 Dana Kematian: dana yang dikumpulkan dari sumbangan Umat bagi
pemberian bantuan kepada yang membutuhkan untuk pembiayaan kematian.
2.6 Dana Sosial Paroki lainnya: dana yang dihimpun dan diintensikan untuk
karya sosial karitatif dan atau pemberdayaan lainnya.

Penjelasan

BAB I 
PENGERTIAN, TUJUAN, dan SUMBER 
Pasal 1 Pengertian 
1. Pengertian Dana Sosial Paroki mengacu pada kewajiban kaum beriman untuk
membantu memenuhi kebutuhan Get ej a, salah satunya untuk karya kerasulan
dan amal kasih, memajukan keadilan sosial, membantu orang-orang miskin
(kanon 222) serta wewenang otoritas gerejawi dalam mengatur pelaksanaannya,
baik untuk memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalih-milikkan harta benda
untuk tujuan-tujuannya yang khas (bdk. Kanon 223 dan 1254) 

2. Jelas

Pasal 2 

Tujuan 
Karitatif dan Pemberdayaan 

1. Dana Papa Miskin Paroki digunakan untuk membiayai karya-karya karitatif dalam
reksa pastoral paroki. 

2. Dana Aksi Puasa Pembangunan Paroki digunakan untuk karya pemberdayaan


dalam reksa pastoral paroki. 
3. Dana Bencana digunakan sebagai bantuan sosial karitatif terkait dengan
bencana, baik dalam reksa pastoral paroki setempat maupun reksa pastoral
yang lebih luas. 

4. Dana Peduli Pendidikan digunakan sebagai bantuan sosial karitatif terkait


dengan pendidikan bagi anak-anak keluarga tidak mampu dan atau sekolah-
sekolah miskin dalam reksa pastoral paroki setempat. 

5. Dana Kematian digunakan sebagai bantuan sosial terkait dengan kematian bagi
keluarga tidak mampu dalam reksa pastoral paroki setempat. 

6. Dana Sosial Paroki lainnya digunakan sebagai bantuan sosial karitatif dan atau
pemberdayaan dalam reksa pastoral paroki setempat sebagaimana telah
diintensikan sebelumnya

Penjelasan 

Pasal 2 
Tujuan 
Karitatif dan Pemberdayaan 

1. Tujuan pengelolaan Dana Sosial Paroki mengacu pada Pendahuluan PKAP


2008, butir C.1.c. hlm 7; Bab I no 19, hlm. 9 

2. Tujuan penggunaan Danpamis paroki mengacu pada PKAP 2008 Bab I no 19,
hlm. 9; definisi Pengeluaran untuk Maksud Tertentu dalam Petunjuk Teknis
Keuangan danAkuntansi Paroki hlm 81. 

3. Tujuan penggunaan Dana APP paroki mengacu pada definisi Pengeluaran untuk
Maksud Tertentu dalam Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki hlm
81. 

4. Tujuan penggunaan Dana Bencana mengacu pada definisi Pengeluaran untuk


Maksud Tertentu dalam Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki hlm
81. 

5. Tujuan penggunaan Dana Peduli Pendidikan mengacu pada definisi


Pengeluaran untuk Maksud Tertentu dalam Petunjuk Teknis Keuangan
danAkuntansi Paroki hlm 81. 

6. Tujuan penggunaan Dana Sosial Paroki lainnya mengacu pada definisi


Pengeluaran untuk Maksud Tertentu dalam Petunjuk Teknis Keuangan dan
Akuntansi Paroki hlm 81.

Pasal 3
Sumber Dana Sosial Paroki 
1. Dana Papa Miskin (Danpamis), Dana Papa Miskin berasal dari 15% jumlah
kolekte umum dan amplop persembahan bulanan. 

2. Dana Aksi Puasa Pembangunan (APP), Paroki Dana APP Paroki berasal dari
25% jumlah pengumpulan amplop/kotak APP dan Kolekte Umum Minggu
Palma. 

3. Dana Bencana, Dana Bencana Paroki berasal dari dana yang dihimpun oleh
paroki melalui kolekte atau sumbangan yang diintensikan untuk bantuan sosial
terkait dengan bencana. 

4. Dana Peduli Pendidikan, Dana Peduli Pendidikan berasal dari dana yang
dihimpun oleh paroki melalui kolekte atau sumbangan yang diintensikan untuk
pendidikan. 

5. Dana Kematian, Dana kematian berasal dari dana yang dihimpun oleh paroki
melalui sumbangan yang diintensikan untuk bantuan sosial terkait dengan
kematian. 

6. Dana Sosial Paroki lainnya, Dana Sosial Paroki lainnya adalah dana yang
dihimpun oleh paroki melalui kolekte atau sumbangan yang diintensikan untuk
bantuan karya sosial karitatif dan atau pemberdayaan lainnya.

Penjelasan 

Pasal 3 
Sumber Dana Sosial Paroki 
1. Sumber perolehan Dana Papa Miskin mengacu pada PKAP 2008, Bab I no 19
dan Pedoman Keuangan Paroki Keuskupan Agung Semarang 1991 pasal 19;
Memo Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang No. 11 17-A/X/2009
tanggal 18 November 2009 tentang Kenaikan Prosentase Dana Papa Miskin. 

2. Sumber perolehan Dana APP Paroki mengacu pada PKAP 2008, Bab I no 18;
PetunjukTeknis Keuangan danAkuntansi Paroki 2008 him. 63 

3. Sumber perolehan Dana Bencana mengacu pada Petunjuk Teknis Keuangan


danAkuntansi Paroki 2008 hlm. 63 

4. Sumber perolehan Dana Peduli Pendidikan mengacu pada Petunjuk Teknis


Keuangan danAkuntansi Paroki 2008 hlm. 63 

5. Sumber perolehan Dana Kematian mengacu pada Petunjuk Teknis Keuangan


danAkuntansi Paroki 2008 hlm. 63 
6. Sumber perolehan Dana Sosial Paroki lainnya mengacu pada Petunjuk Teknis
Keuangan danAkuntansi Paroki 2008 hlm. 63

BAB II 
SPIRITUALITAS DAN LANDASAN PASTORAL 

Pasal 4 
Spiritualitas Karya Amal Kasih 
1. Gereja melaksanakan karya amal kasih atas dasar spiritualitas belarasa murid-
murid Yesus Kristus. 

2. Gereja menghayati dan mewujudkan semangat Yesus Kristus sebagai:


o a. Gembala yang baik
o b. Gambaran Wajah Allah yang murah hati
o c. Perwujudan gambaran Wajah Allah yang berbelarasa 

3. Gereja meneladani semangat kemuridan Gereja Perdana dalam mewujudkan


komunitas belarasa dan kemurahan hati 

4. Gereja meneladani spiritualitas belarasa dari hidup orang-orang kudus yang


memberi perhatian terhadap sesama yang menderita

Penjelasan 

BAB II 
SPIRITUALITAS DAN LANDASAN PASTORAL 

Pasal 4 
Spiritualitas Karya Amal Kasih 
1. Spiritualitas belarasa murid-murid Yesus Kristus mengacu pada Kis. 2: 41-47 2. 

2. Semangat Yesus Kristus sebagai:


o a. Gembala yang baik (bdk. Yoh. 10: 10-11)
o b. Allah yang murah hati (bdk. Luk. 6:36)
o c. Allah yang berbelarasa (bdk. Luk 4: 18-19) 

3. Gereja dipanggil untuk meneladan semangat kemuridan Gereja Perdana dalam


mewujudkan komunitas belarasa dan kemurahan hati (bdk.Kis. 2: 41-47) 

4. Spiritualitas hidup orang-orang kudus yang memberi perhatian konkret terhadap


sesama yang menderita dapat menjadi inspirasi bagi Gereja dalam menghayati
spiritualitas belarasa

Pasal 5
Landasan Pastoral
1. Kaum beriman memiliki kewajiban untuk membantu memenuhi kebutuhan
Gereja, termasuk di dalamnya terhadap karya kerasulan dan amal kasih untuk
memajukan keadilan sosial, membantu orang-orang yang berkekurangan
sebagaimana diatur pelaksanaannya oleh otoritas gerej a yang berwenang. 

2. Badan Hukum Gereja dibentuk untuk:


o a. memelihara dan mengurus serta mengelola harta benda milik Badan
Hukum Gereja,
o b. membina dan memajukan hidup keagamaan dan ibadat
o c. melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya amal kasih,
terutama terhadap yang berkekurangan. 

3. Gereja membangun kerjasama dengan siapapun dalam hubungan antar agama


dan kepercayaan, mengembangkan pola hidup dan pola pikir dalam masyarakat
yang majemuk dan memperhatikan yang Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan
Difabel. 

4. Dana Sosial Paroki dihimpun, dikelola, dan dimanfaatkan secara transparan dan
akuntabel sehingga layak dipercaya.

Penjelasan 

Pasal 5 
Landasan Pastoral
1. Kewajiban kaum beriman ini mengacu pada Kan. 222 dan 1254 
2. Maksud dan tujuan dibentuknya Badan Hukum Gereja mengacu pada
Perubahan Anggaran Dasar Pengurith Gereja dan Papa Miskin Room Katolik,
Nomor 4 tertanggal 12 Desember 2000 di hadapan notaris Ny. Agelique
Tedjajuwana, SH; Statuta Keuskupan Regio Jawa Tahun 1995 pasal 137,
Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa Tahun 2016, pasal 139; Pedoman
Keuangan Paroki KAS 1991 pasal 19; diperbarui dengan Memo Administrator
Diosesan Keuskupan Agung Semarang No. 1117/A/X/2009 tentang perubahan
prosentase penerimaan dana papa miskin; 
3. Upaya Gereja dalam melaksanakan karya amal-kasih, terutama terhadap
mereka yang berkekurangan (bdk. KPPRJ pasal 139, butir 1d). 
4. Prinsip Pengelolaan Dana Sosial Paroki mengacu pada Pendahuluan Pedoman
Keuangan dan Akuntansi Paroki, butir C. hlm 7). Tata Kelola harta benda harus
jelas, terbuka, disertai bukti-bukti transaksi yang sah dan dokumen-dokumen
terkait sehingga dapat dipercaya.

BAB III 
PENGELOLA DANA SOSIAL PAROKI

Pasal 6 
Tim Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Dewan Paroki menunjuk salah satu atau beberapa tim kerja dalam Bidang
Pelayanan Kemasyarakatan atau membentuk suatu Panitia adhoc yang
menghimpun, mengelola, dan memanfaatkan Dana Sosial Paroki untuk karya
amal kasih, baik yang bersifat karitatif maupun pemberdayaan dalam wilayah
reksa pastoralnya. 
2. Dewan Paroki menentukan jumlah, bentuk, struktur, dan mekanisme pelayanan
Pengelola Dana Sosial Paroki 
3. Pengelola Dana Sosial Paroki dikoordinasi oleh Ketua Bidang Pelayanan
Kemasyarakatan 
4. Pengelola Dana Sosial Paroki wajib membuat dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Dewan Harian Paroki. 
5. Masa bakti Pengelola Dana Sosial Paroki sesuai masa bakti keanggotaan
Dewan Paroki.

Penjelasan

BAB III 
PENGELOLA DANA SOSIAL PAROKI

Pasal 6 
Tim Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Paroki memiliki kebebasan untuk menentukan pihak-pihak yang dapat dipercaya
untuk mengelola aneka macam Dana Sosial Paroki. Tim-tim kerja dalam
kepengurusan Dewan Paroki di Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dapat
diserahi tugas untuk mengurus semua atau beberapa atau salah satu jenis Dana
Sosial Paroki dalam intentio dantisnya, atau membentuk suatu panitia ad hoc
yang beranggotakan tim-tim Kerja dalam Bidang Pelayaanan Kemasyarakatan
dilengkapi dengan orang dan atau pihak lain yang dipercaya untuk mengemban
tugas mengelola Dana Sosial Paroki. Pembentukan kepanitiaan adhoc
dimaksudkan untuk melibatkan dan memberdayakan semakin banyak orang
yang memiliki kemampuan dalam pelayanan umat. 
2. Jelas. 
3. Jelas. 
4. Jelas. 
5. Jelas.

Pasal 7 
Tanggungjawab dan Kewenangan 
Tim Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Pengelola Dana Sosial Paroki bertanggungj awab kepada Dewan Paroki. 
2. Pengelola Dana Sosial Paroki berwenang:
o a.Merencanakan dan melaksanakan karya amal kasih, baik yang bersifat
karitatifdan pemberdayaan bagi yang berkekurangan.
o b.Menghimpun, mengelola, dan memanfaatkan Dana Sosial Paroki untuk
penyelenggaraan karya kerasulan amal kasih.
o c.Menggerakkan keterlibatan umat dalam karya kerasulan amal kasih.
o d.Membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain, termasuk dengan
pemerintah pusat/daerah, dan atau lembaga donor lainnya untuk karya
kerasulan amal kasih. 

Pasal 8 
Mekanisme Pelayanan
1. Pelayanan Pengelola Dana Sosial Paroki hendaknya menampakkan jiwa
communio dalam kerjasama yang sinergis dengan pihak-pihak yang terkait. 
2. Pengambilan keputusan terkait pengelolaan Dana Sosial Paroki dilakukan
dengan jalan musyawarah atau penegasan bersama, tanpa mengesampingkan
kewenangan Pastor Paroki sebagai penanggungjawab utama reksa pastoral. 
3. Dewan Paroki dapat menentukan frekuensi rapat Pengelola Dana Sosial Paroki.

Penjelasan 

Pasal 7 
Tanggung Jawab dan Kewenangan 
Tim Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Pertanggungjawaban ini mengacu pada kanon 536 § 1 tentang pembentukan
Dewan Paroki yang bertujuan mengembangkan kegiatan pastoral paroki kepada
umat beriman dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan PKAP Bab II,
Pasal 1, no. 1.5.3. 
2. Jelas 

Pasal 8 
Mekanisme Pelayanan
1. Jiwa communio nampak dalam rasa tanggung jawab bersama yang
berlandaskan aspek spiritual dan manusiawi terhadap reksa pastoral paroki,
terungkap dalam sikap terbuka, bersahabat, mengasihi secara tulus, berani
menerima perbedaan dan mendukung demi kebaikan bersama (bonum
commune). Sinergisitas pelayanan terwujud dalam kerja sama dengan semua
pihak terkait. 
2. Penegasan bersama dimaksudkan untuk mencapai hasil keputusan yang
mengutamakan kebaikan bersama (bonum commune) dengan memberi
perhatian kepada kaum miskin atas dasar prinsip solidaritas dan subs idiaritas . 
3. Jelas.

BAB IV 
TATA KELOLA DANA SOSIAL PAROKI 

Pasal 9 
Prinsip dan Kriteria 
Pengelolaan Dana Sosial Paroki
1. Dana Sosial Paroki dihimpun, dikelola dan dimanfaatkan atas dasar:
o a. Azas keadilan dan cinta kasih kristiani
o b. Prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
dan harta benda Paroki
o c. Intentio dantis
o d. Azas manfaat.
Penjelasan 

BAB IV 

TATA KELOLA DANA SOSIAL PAROKI 

Pasal 9 
Prinsip dan Kriteria 
Pengelolaan Dana Sosial Paroki
1. Pengelolaan Dana Sosial Paroki berpedoman pada prinsip-prinsip berikut:
o a. Berasaskan keadilan dan cinta kasih kristiani. Yang dimaksud
dengan asas keadilan di sini adalah landasan perlakuan adil terhadap
manusia yg menjadi warga masyarakat. Asas keadilan menekankan
aspek kesetaraan, tidak diskriminatif, dan adanya keseimbangan antara
hak dan kewajiban dalam usaha-usaha mewujudkan kesejahteraan sosial.
Oleh karena itu asas keadilan, selaras dengan asas cinta kasih kristiani
mengedepankan semangat kepedulian dan belarasa terhadap kaum
KLMTD di tengah umat maupun masyarakat sekitar.
o b. Prinsip kredibilitas, akuntabilitas, dan transparansi dalam
pengelolaan keuangan dan harta benda Paroki. Selaras dengan prinsip
umum dalam Pedoman Tata Kelola Keuangan dan Akuntansi Paroki di
Keuskupan Agung Semarang, Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana
Sosial Paroki dilakukan sedemikian rupa sehingga sungguh
mencerminkan pengelolaan dan pemanfaatan keuangan yang kredibel,
akuntabel, dan transparan.
o c. Sesuai dengan intentio dantis masing-masing jenis Dana Sosial Paroki,
Dana Sosial Paroki yang terikat pada intentio dantis tertentu harus
digunakan sesuai dengan intensinya.
o d. Sesuai dengan azas manfaat. Selaras dengan azas manfaat ini, Dana
Sosial Paroki HARUS SIAP HABIS dimanfaatkan bagi mereka yang
berhak dan mendapat prioritas pelayanan karitatif dan atau
pemberdayaan.

2. Dana Sosial Paroki dikelola berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:


o a. Selaras dengan kepentingan, citra dan jati diri Gereja sebagai
Paguyuban Umat Allah yang dipanggil dan diutus untuk peduli dan
berbela rasa dengan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
o b. Bertitik tolak dari realitas umat dan masyarakat setempat.
o c. Selaras dengan arah pastoral keuskupan dan dinamika Gereja
Universal.
o d. Dimanfaatkan untuk karya kerasulan amal kasih, baik yang bersifat
karitatifrnaupun pemberdayaan.
o e. Layak, wajar, tidak berlebihan dan efisien f Tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Penjelasan 

2. Pengelolaan Dana Sosial Paroki ini dilakukan dengan menggunakan kriteria-


kriteria sebagai berikut:
o a. Selaras dengan kepentingan, citra dan jati diri Gereja sebagai
Paguyuban Umat Allah yang dipanggil dan diutus untuk peduli dan
berbela rasa dengan kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel.
o b. Realitas umat dan masyarakat menyangkut aspek demografis kultural,
ekonomi, geografis, dan sosial kemasyarakatan.
o c. Gerak pastoral keuskupan yang dimaksud adalah Rencana Induk
Keuskupan Agung Semarang, Arah Dasar dan pedoman-pedoman yang
berlaku di Keuskupan Agung Semarang. Pelayanan pastoral juga
memperhatikan dinamika Gereja yang lebih luas, baik di tingkat regional
(Regio Jawa), nasional (KWI), maupun internasional (Vatikan).
o d. Jelas
o e. Mengacu pada kriteria-kriteria pengelolaan keuangan paroki dalam
PKAP 2008 No. C.2.c
o f. Jelas

3. Paroki menentukan kriteria-kriteria penerima manfaat dan jumlah bantuan yang


diberikan melalui Dana Sosial Paroki.

Penjelasan 

3. Masing-masing Paroki dapat menentukan kriteria penerima bantuan yang


berasal dari Dana Sosial Paroki.
o a. Kriteria umum penerima bantuan Dana Sosial Paroki adalah mereka
yang termasuk dalam kategori Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan
Difabel. Dalam hal ini, diperlukan juga kepekaan Tim Pengelola Dana
Sosial dan terutama Ketua lingkungan terkait dengan situasi pemohon
bantuan Dana Sosial Paroki sedemikian sehingga dihindarkan
penyalahgunaan kesempatan oleh mereka yang semestinya tidak berhak.
o b. Kriteria Khusus penerima bantuan Dana Sosial Paroki:
 i. Bantuan Pangan diberikan kepada orang yang hanya mampu
makan satu kali sehari, makan hanya didasarkan oleh belaskasihan
tetangga, tidak punya pekerjaan tetap yang dapat menopang hidup
minimal, atau tidak ada saudara yang rela membantu.
 ii. Bantuan sandang diberikan kepada orang yang tidak memiliki
pakaian pantas pakai minimal untuk tampil di depan umum.
 iii. Bantuan Rehab Tempat Tinggal diberikan kepada orang yang
rumahnya berlantai tanah, reyot, tidak memiliki fasilitas MCK yang
memadai. Apabila tempat tinggal tersebut berada di atas tanah
orang lain, maka perlu ada persetujuan pemilik tanah.
 iv. Bantuan Kesehatan diberikan terutama kepada orang yang tidak
mampu membayar biaya: (a) berobat jalan, (b) rawat inap, (c)
pemulihan gisi buruk, (d) iuran BPJS Kesehatan.
 v. Bantuan Pendidikan diberikan kepada orang yang tidak mampu
membayar: (a) SPP, (b) Studi Tur wajib, (c) buku tulis, alat tulis,
seragam, sepatu, (d) buku wajib, (e) Penyelesaian Tugas
Akhir/Skripsi.
 vi. Bantuan Pemberdayaan Ekonomi diberikan kepada KLMTD
untuk memulai atau melanjutkan usaha kecil di bidang pertanian,
perikanan, petemakan, perdagangan, maupun ketrampilan dan
jasa.

Pasal 10 
Tata Kelola Keuangan
1. Dana Sosial Paroki dikelola berdasarkan pedoman keuangan dan harta benda
yang ditetapkan oleh Keuskupan Agung Semarang. 

2. Pengelola Dana Sosial Paroki terikat kewajiban untuk membuat laporan


pertanggungjawaban atas pemanfaatan Dana Sosial Paroki kepada Dewan
Paroki. 

3. Dana Sosial Paroki disimpan dalam rekening tabungan/giro atas nama PGPM
Paroki 

Pasal 11 
Tata Kelola Administrasi
1. Pengelola Dana Sosial Paroki wajib menyelenggarakan administrasi terkait
wujud karya sosial dan pemanfaatan Dana Sosial Paroki menurut intentio dantis. 

2. Pencatatan administrasi mengikuti prinsip: akurat-lengkap, aman, rapi, dan


mudah diakses. 

3. Catatan Administrasi Pengelolaan Dana Sosial Paroki dip ertanggungj awabkan


kepada Dewan Paroki

Penjelasan 

Pasal 10 
Tata Kelola Keuangan
1. Pengelolaan harta benda paroki didasarkan pada ketentuan kanon 1254,
Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki, Petunjuk Teknis Keuangan dan
Akuntansi Paroki, Program GL dan Pedoman atau pengaturan lain yang berlaku
di Keuskupan Agung Semarang. 
2. Laporan pertanggung jawaban diserahkan kepada Bendahara Paroki sebelum
tanggal 10 bulan berikutnya. 

3. Jelas 

Pasal 11 
Tata Kelola Administrasi
1. Jelas. 
2. Jelas. 
3. Jelas

BAB V 
PERGANTIAN PENGELOLA 
DAN 
STANDAR PELAKSANAAN 

Pasal 12 
Pergantian Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Pergantian Pengelola Dana Sosial Paroki sesuai masa bakti kepengurusan
Dewan Paroki. 

2. Pengelola Dana Sosial Paroki lama menyerahkan dokumen-dokumen


penyelenggaraan karya pelayanan karitatif dan pemberdayaan kepada
Pengelola Dana Sosial Paroki baru.
Pasal 13 
Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Sosial Paroki
1. Setiap Paroki wajib membuat Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Sosial Paroki
mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Sosial Paroki
KeuskupanAgung Semarang. 
2. Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Sosial Paroki dimaksudkan untuk mengatur
mekanisme pengelolaan dan pemanfaatan Dana Sosial Paroki setempat. 
3. Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Sosial Paroki disahkan oleh Pastor Paroki
setempat.

Penjelasan 

BAB V 
PERGANTIAN PENGELOLA 
DAN 
STANDAR PELAKSANAAN 

Pasal 12 
Pergantian Pengelola Dana Sosial Paroki
1. Jelas. 
2. Berkas-berkas yang diserahterimakan antara lain berupa laporan keuangan,
daftar penerima manfaat Dana Sosial Paroki, dan inventarisasi Dana Sosial
Paroki yang dimiliki. 

Pasal 13 
Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Sosial Paroki
1. Petunjuk Tekhnis Pengelolaan Dana Sosial Paroki antara lain berisi jumlah,
bentuk, struktur, dan mekanisme pelayanan Pengelolaan Dana Sosial Paroki 

2. Jelas. 

3. Jelas.

BAB VI 
PENUTUP
Pasal 14 
Hal yang Belum Diatur
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan
Dana Sosial Paroki Keuskupan Agung Semarang ini diatur dalam Pedoman tersendiri
dengan persetujuan Pastor Paroki. 

Pasal 15 
Masa Berlaku
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Dana Sosial Paroki Keuskupan Agung Semarang
ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan dapat ditinj au kembali. 
Ditetapkan di Semarang pada 16 Desember 2017

Penjelasan 

BAB VI 
PENUTUP 
Pasal 14 
Hal yang Belum Diatur 

Jelas 

Pasal 15 
Masa Berlaku 

Anda mungkin juga menyukai