Anda di halaman 1dari 1

ASAL USUL NAGARI

Diperkirakan pada abad ke-15 nenek moyang masyarakat Nagari Padang Sibusuk turun dari Pariangan
Padang Panjang melalui tiga jalur masuk yaitu arah Barat laut berhenti di Taratak Bancah, arah utara
berhenti di Gunung Sitimbago dan arah timur berhenti di Tanjung Ampalu. Dari ketiga arah tersebut,
tetua kelompok nenek moyang tersebut bersepakat mencari lokasi yang akan dijadikan Nagari untuk
menetap. Kemudian dari kesepakatan yang dibuat bersama ditetapkan suatu lokasi padang yang banyak
ditumbuhi buluh kasok (bambu kuning/aur duri) sehingga pada masa itu lokasi tersebut diberi
nama Padang Buluh Kasok. Dengan bekal ilmu alam takambang dijadikan guru  dibuat beberapa kriteria
untuk menetapkan tempat menetap permanen yaitu :
Aie Manaok Batu di Kupitan.
Aie Tirih mahadok mudiek di
Talago mahadok hilie di Kapalo Koto
Ula lidi mamaga koto, maksudnya harus ada sungai untuk sumber air untuk mencukupi kebutuhan yaitu
Sungai Batang Piruko.
Buayo mambimbiang anak, maksudnya ada bukit-bukit disekelilingnya.
Garudo betungkek ikuo, ini adalah tanda kuat untuk terhindar dari bencana alam.
Semua kriteria diatas terpenuhi, maka nama Padang Buluh Kasok disepakati dijadikan nama awal
Nagari. Dengan pertimbangan komunitas nenek moyang tersebut berasal dari berbagai suku di
Minangkabau, dikelompokkan kedalam 6 (enam) suku dan inilah cikal bakal yang disebut dengan Datuak
Nan Baranam (Penghulu Pucuak) yaitu :
Datuak Sangguno Dirajo Suku Sikumbang
Datuak Gadang Suku Malayu
Datuak Tan Bandaro Suku Caniago
Datuak Maruhun Suku Cupak
Datuak Bijo Suku Dalimo
Datuak Imbang Joyo Suku Ponggang
Dari kronologis asal-usul masyarakat Padang Buluh Kasok inilah yang menjadi cikal bakal Nagari Padang
Sibusuk yang ditetapkan sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai