Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

Prakerin adalah kepanjangan dari praktek kerja industri, merupakankegiatan

yang harus dilakukan oleh siswa/siswi yang menuntut ilmu di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dimana sebagai bekal untuk terjun langsung kedalam dunia kerja

sesuai dengan program studi. Pelaksanaan prakerin ditentukan oleh sekolah dan

instansi perusahaan yang akan menerima siswa/siswi yang akan melakukan

prakerin tersebut.

Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian dan

siap kerja. Karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/

industri, oleh karena  itu Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar setiap siswa

lulusan SMK mempunyai suatu pengalaman dalam dunia usaha sebelum

memasuki dunia usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah.

Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum secara tegas dapat

menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat

dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk menghasilkan tenaga kerja

yang professional, karena keahlian  professional seseorang tidak semata-mata

diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja, tetapi harus

dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja yang baik.

1
Ada dua pihak yaitu lembaga pendidikan dan lapangan kerja (industri/

perusahaan atau instansi tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan

suatu program keahlian kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya

terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap

penyelenggaraan, sampai penilaian dan penetuan ke lulusan siswa.

SMK merupakan sekolah yang bertujuan untuk menyiapkan peserta

didiknya agar siap dalam menghadapi tantangan di dunia kerja, baik dunia usaha

atau dunia industri (DU/DI), sehingga para siswa SMK dibekali dengan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan sekolah umum.

SMK Yadika Lubuklinggau merupakan salah satu SMK yang membekali

lulusannya untuk menjadi tenaga-tenaga yang ahli di bidang keuangan terutama

siswa yang mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Untuk mengetahui

sejauh mana penguasaan dan penerapan ilmu diperoleh siswa selama menempuh

pendidikan di sekolah, serta untuk mengetahui kebutuhan DU/DI dalam hal

ketenaga kerjaan. Maka SMK Yadika Lubuklinggau mengadakan praktik kerja

industri (Prakerin) untuk siswanya yang telah menyelesaikan pendidikan sampai

kelas XI.

B.       Tujuan Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem

pembelajaran yang dilakukan diluar proses Belajar Mengajar dan dilaksanakan

pada perusahaan/industri atau instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan

program Praktik Kerja Industri ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan

2
keterampilan siswa dibidang teknologi, penyesuian diri dengan situasi yang

sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan

langsung dengan tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program Praktik

Kerja Industri secara khusus siswa di harapkan memperoleh pengalaman yang

mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang

berhubungan langsung dengan teknologi dan mempersiapkan para siswa/siswi

untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan

mengembangkan potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-

masing. Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai

berikut :

1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan

tingkat pengetahuan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan

kerja

2. Memperkokoh link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja

3. Meingkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan-pelatihan tenaga

kerja yang berkualitas serta professional

4. Memperikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai salah satu proses pendidikan

5. Membekali siswa/siswi dengan pengalaman yang sebenarnya di dalam

dunia kerja sebagai persiapann guna memppersiapkan diri dengan dunia

kerja dan lingkungan masyarakat

6. Siswa/siswi dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dalam memecahkan

berbagai kesulitan dan masalah yang ditemuinya saat bekerja

3
7. Untuk merealisasikan pengetahuan yang didapat dari sekolah denga

pekerjaan yang sebenarnya diperusahakan

8. Memperluas pandangan dan wawasan siswa/siswi terhadap jenis-jenis

perusahaan yang ada dibidang yang bersangkutan dan ditempat praktek

dengan segala persyaratan.

C.      Manfaat Prakerin

Adapun manfaat dari Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang bisa

didapatkan bisa dijabarkan sebagai berikut, yaitu :

1. Manfaat bagi siswa

a. Memberi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman

kerja dengan mengamati dan menganalisa pemasalahan yang ada

pada instansi/perusahaan tempat siswa melaksanakan Prakerin.

b. Membiasakan siswa bekerja dan berinteraksi pada suatu

lingkungan kerja.

c. Lebih memahami konsep dunia kerja dan mengetahui kebutuhan

instansi perusahan akan sumber daya manusia yang dibutuhkan

instansi/perusahaan tempat siswa melaksanakan Prakerin.

d. Menambah dan mempeluas wawasan dalam dunia kerja.

2.  Manfaat bagi Instansi/Perusahaan

a. Mempercepat proses penyelesaian suatu pekerjaan dalam bidang

tertentu pada instansi/perusahaan.

4
b. Memperkenalkan dan memberikan kesempatan kepada peserta

Prakerin untuk mengenal ruang lingkup suatu pekerjaan, sehingga

jika nantinya perusahaan butuh tenaga kerja sewaktu-waktu dan

dalam keadaan mendesak tanpa diadakannya proses perekrutan

maka pihak instansi/perusahaan tinggal melatih dalam proses

pengembangan skill jika dibutuhkan.

c. Membantu perusahaan untuk mempublikasikan kepada pihak

masyarakat bahwa perusahan tersebut bergerak dalam bidang

tertentu.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi

peserta didik lebih terjamin pencapaiannya.

b. Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan/ sekolah karena

tamatannya lebh terjamin memperoleh bekal yang bermakna, baik

untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja dan

kepentingan kerja.

c.  Terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan

lapangan kerja.

5
D.    Sistematika Laporan

1. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagian ini berisi tentang gambaran umum untuk memberikan

wawasan tentang arah penulisan yang dilakukan. Dengan membaca

latar belakang ini, pembaca dapat mengetahui konteks penulisan,

fokus penulisan, tujuan penulisan dan manfaat penulisan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai

dalam penulisan, sesuai dengan fokus penulisan yang telah

dirumuskan sehingga dapat memberikan deskripsi dengan jelas,

detai dan mendalam mengenai proses dan hasil penulisan yang

ingin dicapai.

C. Manfaat Penulisan

Bagian ini perlu diungkapkan manfaat penulisan secara teoritis dan

atau praktis, dengan cara menjabarkan kepada pihak yang

memungkingkan memanfaatkan hasil penulisan.

2. BAB II KEGIATAN PELAKSANAAN

A. Program Umum

1. Deskripsi Tempat Prakerin

Bagian ini mendeskripsikan tentang lokasi penulisan terutama

yang berkenaan atau terkait dengan topik penulisan. Deskripsi

6
ini bermaksud menginformasikan tentang lokasi penulisan

secara umum, dan data atau peristiwa penting yang erat

hubungannya dengan topik penulis.

2. Manajemen Umum Industri

Temuan penulisan merupakan deskripsi data yang langsung

berkaitan dengan upaya menjawab fokus penulisan. Penulis

mengungkapkan data serinci mungkin terkaid fokus penulisan.

Penulis mendeskripsikan ungkapan-ungkapan informasi secara

rinci menurut bahasa dan pandangan informan dengan mengutip

kalimat langsung yang diucapkan oleh informan ataupun  yang

penulis dapatkan dari literatur yang ada seperti Struktur

Organisasi, Uraian Pembagaian Tugas, Hubungan kerja dengan

perusahaan lain dan sistem penerimaan karyawan jika ada.

B. Landasan Teori

Bagian ini memaparkan teori-teori dan hasil penulisan terdahulu

yang   relevan. Pada bagian penulis juga perlu mencantumkan teori-

teori terhadap Kajian pustaka digunakan sebagai pemandu agar

fokus penulisan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu

landasan teori juga bermanfaan untuk memberikan gambaran umum

atau bahan penjelas tentang konteks penulisan dan sebagai bahan

pembahasan hasil penulisan

7
C. Laporan Hasil Praktek

Bagian ini memuat gagasan penulis, keterkaitan antara pola-pola,

kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori

yang ada dan temuan penulisan sebelumnya, serta penafsiran dan

penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan.

3. BAB III PENUTUP

Penutup memuat simpulan dan saran-saran atau rekomendasi untuk

tindak lanjut penulisan.

A. Simpulan

Simpulan merupakan jawaban dari fokus penulisan dalam bentuk

temuan penulisan berupa konsep atau teori dan atau hubungan antar

konsep serta kemungkinan pengembangannya di masa mendatang.

B. Saran

Saran dibuat berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan penulis,

ditujukan kepada para pihak yang memungkinkan memanfaatkan

hasil penulisan. Saran merupakan suatu implikasi dari hasil

penulisan dan diselaraskan dengan manfaat penulisan.

8
BAB  II
KEGIATAN PELAKSANAAN

A. Program Umum

1. Deskripsi Tempat Prakerin

Bengkel Pasundan adalah Perusahaan yang bekerja di industri

pemeliharaan, perbaikan serta menjual part dan asesoros mobil di kota

lubuklinggau.

Bengkel Pasundan beralamat di Jalan Yos Sudarso kelurahan Taba Pingin,

kecamatan Lubuklinggau Timur I, kota Lubuklinggau, provinsi Sumatera Selatan.

2. Manajemen Umum Industri

a. Struktur Organisasi

KEPALA BENGKEL
Bapak Chandra

MEKANIK 1 MEKANIK 2 MEKANIK 3 MEKANIK 4


Eko Chelvin Ojik Heri

9
Gambar I. Struktur Organisasi

b. Uraian Pembagian Tugas

Uraian pembagian tugas di bengkel pasundan Lubuklinggau adalah

sebagai berikut :

1. Kepala Bengkel

- Tugas kepala bengkel sebagai adalah Mengelola seluruh

kegiatan bengkel dalam rangka meningkatkan mutu dan

kecepatan pelayanan melalui SOP yang berlaku serta

menginformasikan kompetensi jajaran personel bengkel dalam

usaha pencapaian target untuk meningkatkan produktibitas dan

pencapaian performance bengkel serta kepuasan pelanggan.

- Membuat perencanaan dan memastikan pencapaian revenue

workshop, Unit Entry and Car Return sesuai standar yg

ditetapkan.                    

- Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan bengkel (dan

performance jajaran personel bengkel.

- Mengontrol stock gudang bengkel (parts) sesuai dengan target

service rate.

- Pembinaan dan pengembangan personel bengkel.

- Mengevaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur bengkel.

- Memantau pengelolaan limbah padat, cair, & gas di bengkel

10
2. Mekanik

- Servis Kendaraan

- Menjaga alat-alat bengkel

c. Hubungan kerja dengan Perusahaan Lain


Bengkel Pasundan mempunyai beberapa hubungan dengan
Perusahaan lain, salah satu hubungan kerjasama dengan SMK Yadika
Lubuklinggau.
B. Landasan Teori

1. Pengertian Rem

Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada

sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Rem ini dapat mengatur

kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai dengan yang kita

harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini

diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.

Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut :

a. Dapat bekerja dengan cepat.

b. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama

dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh

masing-masing roda.

c. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.

d. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman

e. Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan

dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar

11
Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat, menuntut industri

otomotif untuk selalu mengedepankan kemajuan teknologinya masing-

masing.Supaya mampu mengikuti perkembangan tersebut maka setiap industry

terutama dibidang otomotif dituntut untuk melakukan terobosan bahkan

menemukan teknologi baru agar produk yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman.

Rem merupakan salah satu bagan utama Dari setiap kendaran, mengingat

fungsinya sangat berperan dalam pengoperasian kendaraan. Pada umumnya

kendaraan harus memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak pada berbagai

kondisi atau keadaan, tenaga tersebut dihasilkan dari motor melalui pembakaran

bahan bakar dalam selinder. Diketahui bahwa kendaraan bergerak dan berjalan

pada jalan yang tidak selalu rata, namun terkadang mendaki atau menurun.

Demikian juga tidak selalu berjalan yang lurus terkadang kendaraan berbelok di

tikungan dan berhenti secara tiba-tiba. Untuk mengtasinya, maka setiap kendaraan

harus dilengkapi dengan sistem pengereman yang lebih aman pada saat

pengemudi menginginkan kendaraan berhenti secara tiba-tiba atau ingin

memperlambat laju kendaraan, maka  rem sangat dibutuhkan untuk mengontrol

kecepatan kendaraan.

Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem merupakan kebutuhan

sangat penting untuk keamanan berkendara.Perkembangan teknologi rem yang

hingga saat ini semakin berkembang yaitu ABS (Anti-Lock Brake System) yang

sudah di aplikasikan pada seluruh mobil keluran terbaru.Pada kendaraan yang

sudah dilengkapi sistem rem ABS maka hasil pengereman menjadi lebih mantab

dan akurat pada saat-saat pengereman darurat (emergency) tanpa memandang

12
kondisi jalan.Apalagi pengereman berlaku secara tiba-tiba, sistem rem ABS ini

sangat membantu untuk menstabilkan arah kendaraan.

Semua sistem pada ABS dikontrol secara otomatis oleh ABSCM (Anti-

Lock Brake System Control Module), penanganan masalah serta perawatan pada

sistem ABS masih kurang memadai, karena kurangnya pengetahuan mekanik atau

individu tentang sisten rem ABS, hal ini tentunya sangat dikhwatirkan apabila

pada sistem rem ABS tidak diperhatikan kondisi dan perawatannya secara rutin

akan menyebabakan kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS.

Apabila terjadi kerusakan dan malfungtion pada sistem rem ABS akan

menyebabkan kinerja pada rem kurang maksimal dan dapat membahayakan

pengemudi. Oleh sebab itu diperlukan perawatan pada sistem rem ABS sebelum

terjadi kerusakan yang fatal.

2. Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)

ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan

bermotor yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman.

Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol

pengendalian pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk

memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan pengemudi

menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan selip dan

lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada kendaraan non ABS

(Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada kendaraan terdapat

electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic

unit memonitor kecepatan dari roda pada saat pengereman,jika berbeda maka rem

13
akan me’release’, dan selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila

kita melakukan pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan

lepas. ABS tersebut bisa melakukan pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’

sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah

ban terkunci.

Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya

penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan.

Hasil saat pengeraman adalah:

a. Mobil tetap stabil.

b. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).

c. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,

bersalju).

d. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).

e. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan

f. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah

satu sisi

14
Gambar 2. Sistem Rem ABS

Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami

selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar .namun dengan sistem

ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti.

3. Komponen-Komponen Rem ABS (Anti-Lock Brake System)

a. Master selinder

Master selinder berfungsi :

1.  Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi.

2.  Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan.

15
Gambar 3. Master Silinder ABS

b. Unit control tekanan (akuator)

Unit control tekanan (akuator) berfungsi mengatur tekanan hidraulis rem

untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer.

Gambar 4. Akuator

c. ABS control module

ABS control module berfungsi :

1. Mendapat informasi dari sensor putaran.

2. Menghitung tekanan ideal pada roda.

3. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem

16
4. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis

5. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran

dengan lampu control pengemudi.

Gambar 5. ABS Control Modul

d.  Sensor putaran roda

Sensor putran roda berfungsi menyensor kondisi putaran roda, dan dari sensor

tersebut menghasilkan signal.

17
Gambar 6. Sensor Putaran Roda

e. Selinder roda

Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem.

Selinder roda dihubungkan dengan master selinder dengan menggunakan

pipa-pipa.

Gambar 7. Silinder Roda

18
f. Lampu control

Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan

pada sisitem rem ABS. lampu indicator akan menyala.

g. Sensor putaran aksel belakang

Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putran roda secara

induktif dan mengirim signal ke ABS control module

4. Jenis-jenis ABS (Anti-Lock Brake System)

Pada sistem rem yang menggunakan ABS terdapat bebrapa jenis ABS,

dintaranya :

a. 4-Sensor 4-Chanel

Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front

driving) yang memakai X-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan

kontrol roda belakang biasanya mengikuti select-low logic agar mobil bisa

stabil saat ABS bekerja. Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor

dan 4 hydraulic control channel dan masingmasing mengontrol secara

tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat keamanan dan jarak

pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi jalan.

Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan

kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi

kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah,

kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS

memasukkan satu select low logic pada roda belakang agar mobil tetap

19
stabil, di berbagai macam kondisi jalan.

Gambar 8. 4-Sensor 4-Chanel

b.  4-Sensor 3-Chanel

Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear

driving) yang memakai H-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan

roda belakang dikontrol secara bersamaan pada brake pipe dengan dasar

select-low logic. Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving),

kebanyakan berat kendaraan terpusat di roda depan dan berat titik tengah

kendaraan saat direm juga berpindah ke depan hampir 70%, gaya

pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan

tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa

efektif, maka diperlukan pengaturan tersendiri (independent control) pada

roda depan. Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya

lebih sedikit, juga sangat penting untuk memastikan kendaraan aman saat

dilakukan pengereman. Karena itulah apabila saat ABS roda belakang

bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent control pada

20
roda belakang mengatur agar gaya pengereman roda belakang tidak merata

sehingga mobil mengalami goyang. Untuk menhindari gerakan goyang ini

dan untuk menjaga agar mobil tetap aman saat ABS bekerja di berbagai

kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan

kecenderungan roda mana yang mengalami lock-up. Konsep pengaturan

ini dikenal dengan ‘Select-low control’.

Gamber 9. 4-sensor 4-Chanel

c.  3-Sensor 3-Chanel

Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol

secara bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential

ring gear). Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai

sistem kontrol ABS jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi

untuk roda belakang. Roda belakang dikontrol bersama dengan select low

control logic. Untuk X-brake line system, diperlukan 2 channels (2 brake

port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan

21
masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.

Gambar 10. 3-Sensor 3-Chanel

d. 1-Sensor 1-channel

Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk

mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk

mengontrol tekanan roda belakang.Pada rear diffirential dipasang satu

wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda. Cara

kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan akan

terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti

pada permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low-• ) juga

akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian

lurus.

Gambar 11. 1-Sensor 1-Chanel

22
5. Cara Kerja Sistem ABS (Anti-Lock Brake System)

a. Saat ABS tidak bekerja (pengereman normal)

Karena tidak ada signal dari ABS control module dan solenoid valve tidak

bekerja maka flow control valve tertekan oleh spring sehingga ABS tidak

bekerja, pada kondisi ini cairan ditekan dari master selinder menuju flow

control valve dan menuju port 1 – port 2 selanjutnya menuju cyilender

roda.

b. Saat ABS bekerja (model tekanan reduksi)

Saat roda mengunci (direm) ABS control module membuka solenoid

valve, maka sisa cairan rem dengan tekanan yang rendah mengalir ke

reservoir dan menekan Flow control valve ke bawah sehingga saluran port

2 menutup dan cairan rem tidak mengalir ke cylinder roda. Ketika

perbedaan tekanan antara bawah dan atas semakin bertambah, maka flow

control valve menekan ke bawah danport 3 terbuka selanjutnya cairan rem

dalam cylinder roda mengalir ke port 3 – port 4 dan ke dalam reservoir

(tekanan di dalam cylinder roda menurun/berkurang. Selama pump dan

ABS system bekerja cairan rem dalam reservoir menurun/berkurang

karena dialirkan ke cylinder master.

c. Saat ABS Bekerja (model penambahan tekanan)

Ketika wheel cylinder memerlukan tekanan cairan yang tinggi, ABS

control module menutup solenoid valve akibatnya low control valve

berada pada posisi di bawah sehingga cairan rem dari master cylinder

mengalir ke port 1 dan 3 selanjutnya menuju wheel selinder bertambah.

23
Pada saat yang sama, flow control valve bekerja akibatnya perbedaan

tekanan cairan rem antara atas dan bawah menjadi sama sehingga port 1

terbuka dan berhubungan dengan master cylinder sehingga tekanan cairan

di wheel cylinder bertambah secara konstan.

6. Perawatan Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)

Untuk mencegah timbulnya kerusakan saat melepas sambungan-

sambungan kabel, sensor, relay dan fuse,  kunci kontak harus OFF dan setelah

dipasang kembali, ON kan kunci kontak kemudian set DTC ABS hydaulic Unit.

a. Memeriksa kerjanya ABS Hydraulic Unit

- Periksa apakah seluruh komponen ABS dalam kondisi baik.

- periksa apakah voltage battery 11 V atau lebih.

- Periksa apakah lampu peringatan ABS berfungsi dengan baik.

-   Dongkrak kendaran

- Netralkan tuas transmisi dan tarik tuas rem tangan.

-    Putar-putarkan setiap roda dan periksa apakah berputar dengan

lancar.

- Gunakan kabel untuk menghubungkan Diag-2 conector dengan

ground, putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa lampu

peringatan ABS dengan prosedur DTC 12.

- OFF kan kunci kontak

- Putarkan roda dan On kan kunci kontak kemudian tekan pedal rem

dan periksa Apakah terdengar suara kerjanya selenoid serta terdengar

24
suara kerjanya motor pump.

- Ulangi pemeriksaan pada langkah 8-9 untuk semua roda, jika hasilnya

tidak sesuai, ganti ABS hydraulic Unit.

- OFF kan kunci kontak dan lepaskan kabel yang menghubungkan

Diag-2 connector dengan ground.

Langkah berikutnya adalah :

- Memeriksa Solenoid valve

1)  Putar kunci kontak ke posisi OFF

2) Lepaskan sambungan kabel ke solenoid

3)  Periksa resistance solenoid valve

- Memeriksa Motor Pump

1) Putar kunci kontak ke posisi OFF

2)  Lepaskan sambungan kabek ke motor

3) Periksa resistance motor

Antara terminal : 1 Ω

Antara terminal dan body motor : 1 MΩ

Hubungkan positif (+) battery keterminal 1 dan negatif (-) battery

ke terminal 2. Kemudian periksa apakah motor bekerja (adanya

suara), jika pada pemeriksaan 1-3 tidak sesuai ganti hydraulic unit

- Melepas

1) Lepaskan kabel negatif dari battery

2)  Gunakan spesial tools, lepaskan brake pipe dari ABS Hydraulic

Unit

25
3)  Lepaskan sambungan kabel ABS hydraulic unit

4) Lepaskan ABS hydrauic Unit dari bracketnya

- Memasang

1) Pasang hydraulic unit dengan urutan kebalikan dari prosedur

melepas

2)  Buang udara dari sisitem rem

3) Periksa kembali setiap komponen yang terpasang dan adanya

kebocoran minyak rem

b. Memeriksa ABS Control Module

ABS control module terdiri dari parts yang sangat presisi, jangan

membongkar ABS Control Module.

- Melepas

1)  Lepaskan kabel negatif battery

2) Lepaskan steering column hole cover, knee bolster panel

3) Lepaskan sambungan kabel ABS control module

c. Speed Sensor Roda Depan

- Memeriksa output voltage

1)  Putar kunci kontak ke posisi OFF

2)  Dongkrak kendaraan

3) Lepaskan sambungan kabel ke speed sensor

4) Hubungkan volt meter ke connector kabel speed sensor

5) Sambil memutarkan roda, periksa voltage pada speed sensor

26
6) Bila menggunakan Oscilloscope, periksa voltage peak to peak,

apakah sesuai dengan spesifikasi Voltage peak to peak 1 putaran /

detik : 210 mV / lebih

- Melepas

1) Lepaskan kabel negatif dan battery

2) Dongkrak kendaraan dan lepaskan roda

3) Lepaskan sambungan kabel speed sensor

4) Keluarkan grommet dari fender

5) lepaskan speed sensor

-   Memeriksa speed sensor

1) Periksa sensor dari kerusakan

2) Periksa resistance

3) Resistance terminal : 1,2 - 1,6 kΩ

4) Resistance antara terminal dan body sensor : 1 mΩ / lebih, jika ada

kelainan, ganti sensor

-   Memeriksa putaran rotor

1) Periksa gigi-gigi roto dari keruskan (aus /pecah)

2) Putar drive shaft dan periksa apakah rotor berputar dengan lancar

-   Memasang

1) Pasang kembali speed sensor seperti semula

2) Momen pengencangan : (a)    : 2,3 N.m (kg.m)

3) Pastikan bahwa antara spedd sensor dan knuckle tidak ada celah

(jarak)

27
d. Speed Sensor Roda Belakang

- Memeriksa output voltage

Prosedur pemeriksaan sama dengan speed sensor roda depan

- Melepas

1) Lepaskan kabel negatif dari battery

2)  Dongkrak kendaraan

3) Lepaskan sambungan kabel speed sensor dan lepaskan kabelnya

dari suspension frame

4) Lepaskan speed sensor dari knuckle

- Memeriksa sensor

1)  Periksa kondisi sensor dari kerusakan

2) Periksa resistance sensor

3) Resistance antara terminal : 1,5 – 1,9 kΩ

                                     1,2  - 1,6 kΩ

4) Resistance antara terminal dan body sensor : 1 MΩ

5) Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai spesifikasi ganti sensor

- Memeriksa sensor Rotor

1) Periksa gigi rotor dari kerusakan (aus/pecah)

2) Putar roda belakang dan periksa prputaran rotor apakah berjalan

dengan baik

3) Jika dalam pemeriksaan ada kelainan, ganti sensor rotor

- Memasang

1)  Pasang sensor rotor seperti semula

28
2) Momen pengencangan : (a)    : 2,3 N.m (kg.m)

3) Pastikan bahwa antar sensor dan knuckle tidak terdapat celah

(jarak)

e. ABS Fail -  Safe Relay

-   Memeriksa

1) Lepaskan kabel negatif (-) dari battery

2) Lepaskan fail-safe relay dari relay box

3) Periksa resistance antara kedua terminal

Antara 1 dan 3 : 78 - 96Ω

Antara 2 dan 5 : terhubung

Antara 4 dan 5 : tidak ada hubungan

4) Hubungkan battery ke terminal 1 dan 3, kemudian periksa

hubungan antara terminal 4 dan 5

5) Jika dalam pemeriksaan langka 1 – 4 tidak sesuai spesifkasi, ganti

relay.

f.   ABS Pump Motor Relay

- Memeriksa

1)  Lepaskan kabel negatif dari battery

2) Lepaskan pump motor relay dari relay box

3) Periksa resistance antara setiap terminal

4) Antara 2 dan 4 : 70 – 90 Ω

Antara 1 dan 3 : tidak ada hubungan

29
5) Periksa apakah ada hubungan antara terminal 1 dan 3, jika battery

di hubungakan ke terminal 2 dan 4.

6) Jika dalam pemriksaan langkah 3 dan 4 tidak sesuai dengan

spesifikasi, ganti relay.

g. Ganti Minyak Rem Secara Berkala

Sebagian besar komponen pada sistem pengereman ABS terendam oleh

minyak rem. Selain itu, mekanisme dan rem ABS sendiri juga sangat

bergantung terhadap minyak rem. Oleh karena itu, penggantian minyak

rem secara berkala perlu dilakukan agar sistem ABS dapat berjalan dengan

optimal. Selain melakukan penggantian minyak rem, pemilik mobil juga

perlu mengecek kualitas dan kondisi dari oli. Oli yang tidak layak pakai

biasanya dapat memunculkan unsur kimia lain yang mampu mengganggu

kinerja dari komponen. Langkah-langkah mengganti minyak Rem ABS

adalah sebagai berikut :

- Langkah awal cara mengganti minyak rem mobil adalah dengan

memarkir mobil di permukaan tanah yang rata. Sebab jika permukaan

tanah tidak rata akan menyulitkan proses penggantian minyak rem

mobil.

- Kemudian siapkan peralatan seperti kunci roda untuk melepas roda

dan jack stand atau dongkrak. Setelah itu kendurkan semua baut roda

dan kemudian angkat mobil dengan menggunakan dongkrak.

- Dalam posisi mobil terangkat, lepaskan semua baut roda dan juga

rodanya. Oh ya, sediakan pula kotak untuk menempatkan baut yang

30
sudah dilepas agar tidak berceceran.

- Cara mengganti minyak rem mobil selanjutnya adalah dengan buka

kap mesin dan buka tutup reservoir pada wadah minyak rem.

Posisinya berada di depan booster rem.

- Setelahnya harus kembali ke posisi roda yang sudah tercopot. Lalu

masukan kunci ring dan selang ke bagian nepel brake yang berada di

kaliper rem. Dilanjutkan dengan menghubungkan ke tempat atau

wadah yang sudah disiapkan di bawahnya.

- Setelah itu putar nepel brake dengan kunci ring agar minyak rem bisa

keluar mengalir ke bawah menuju tempat yang sudah disediakan tadi.

- Untuk mempercepat proses keluarnya minyak rem, tekan pedal rem

secara perlahan dan konstan secara berulang-ulang dan jangan lupa

memantau volume minyak rem di plastik.

- Sebagai informasi, minyak rem yang ada di dalam reservoir jangan

sampai habis karena bisa menyebabkan udara masuk dan terjebak

didalam sistem pengereman. Jika hal tersebut sampai terjadi maka

sistem pengereman akan terganggu.

- Langkah berikutnya dalam cara mengganti minyak rem mobil adalah

dengan mulai menambahkan minyak rem ke dalam reservoir sembari

menginjak pedal rem secara konstan dan perlahan-lahan.

- Saat minyak sudah mulai masuk ke dalam reservoir, perhatikan warna

minyak rem. Jika warna minyak rem sudah berganti warna bening

atau cerah maka bisa dipastikan minyak rem telah tergantikan dengan

31
yang baru.

- Jika sudah terisi penuh, segera tutup kembali reservoir tersebut dengan

menggunakan kunci ring dan dilanjutkan dengan memasang roda

kembali.

- Saat mengganti minyak rem dan bodi mobil terkena cipratan

minyaknya, segera bersihkan dengan cara menyiram air dan kemudian

dilap dengan kain bersih. Sebab minyak rem bisa merusak cat mobil

jika cipratan tersebut tidak segera disiram air.

Gambar 12. Memeriksa Minyak Rem

h. Bersihkan Sensor Rem ABS

Merawat sistem pengereman ABS adalah dengan membersihkan sensor

rem. Sensor rem ABS terletak pada bagian kaliper rem dan harus berhati-

32
hati ketika hendak membersihkan sensor. Gunakan cairan spray pembersih

untuk membersihkan sensor ABS. Selain itu, bersihkan hanya pada bagian

yang bermagnet dan kotor.

Gambar 13. Membersihkan sensor

i. Mengganti Motor ABS yang Rusak

Pada sistem pengereman ABS, terdapat motor ABS. Meskipun komponen

ini jarang mengalami kerusakan, namun bisa saja berpotensi untuk rusak

seiring dengan penggunaan. Jika terjadi hal demikian, maka segera

gantilah motor ABS.

33
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Dengan berakhirnya kegiatan Prakerin, maka penulis dapat menyimpulkan

antaranya adalah Dalam perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System)

harus sesuai dengan prosedur perawatan, agar diperoleh hasil yang maksimal dan

mengurangi kerusakan yang lebih fatal.

B. Saran

1. Bagi Siswa   :

a. Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.

b. Siswa harus disiplin dengan aturan lembaga instansi/DU/DI.

c. Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum

berangkat PRAKERIN.

2. Bagi Guru Pembimbing  :

a. Guru pembimbing sebaiknya memonitoring lebih rutin terhadap siswa

peserta PRAKERIN.

b. Sebaiknya ketika guru pembimbing memonitoring siswa, guru

pembimbing harus lebih interaktif dengan siswa.

3. Bagi Bengkel(DU/DI)

Kerja sama yang baik terjalin selama ini antara SMK YADIKA

lubuklinggau dan instansi kiranya di pupuk terus dan tetap terpelihara serta di

kembangkan untuk program pendidikan selanjutnya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Toyota Astra. New Step 1 Training Manual. PT Toyota astra motor: Jakarta

Panduan manual servis Suzuki Baleno.

ABS/TCS/ESP TRAINING GUIDE 1 HYUNDAI MOBIL INDONESIA

Hyundai Motor Company, All right reserved Published by Chonan Technical

Service Training Center.

Jefferson, tertius. 2008. Kajian Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System)

Pada Kendaraan Toyota Corolla Tipe AE-FE. Jurnal FORMAS

35

Anda mungkin juga menyukai