Anda di halaman 1dari 18

Kerajaan

Pajajaran
kelompok 3
Kayla Muthia W, Arya Dwi P, Rossy Tri P
Materi
Sejarah Berdirinya Kerajaan
Silsilah Kerajaan
Kondisi Sosial Politik
Kerajaan
Lokasi Kerajaan
Sejarah Berakhirnya Kerajaan
SEJARAH BERDIRINYA
KERAJAAN
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 923 M dan berakhir pada
1597 M. Menurut naskah kuno Carita Parahiyangan yang ditulis
pada abad ke-16 M, Kerajaan Pajajaran merupakan gabungan dua
kerajaan yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.Sebelum
bergabung, kedua kerajaan itu masuk dalam wilayah kekuasaan
Kerajaan Tarumanegara. Pasca Tarumanegara kalah dari
Sriwijaya, kedua kerajaan memberontak dan melepaskan diri.
Setelah melepaskan diri, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
mendeklarasikan diri sebagai kerajaan yang berdaulat.Konon,
kedua kerajaan ini hampir berperang, setelah Raden Baribin dari
Kerajaan Majapahit mengungsi ke Kerajaan Galuh. Raden Baribin
diterima dengan baik oleh Raja Kerajaan Galuh, Dewa Niskala.
SILSILAH KERAJAAN
1. Raja Sri Baduga Maharaja (1482–1521)

Dia dikenal sebagai Prabu Siliwangi yang


memegang takhta di Pakuan. Masa
pemerintahannya merupakan masa kejayaan.
Banyak pembangunan yang dilakukan untuk
membantu kehidupan rakyat.

2. Raja Surawisesa (1521–1535)


Dalam masa pemerintahannya, tidak terdapat


prestasi yang diraihnya. Namun, tidak mengalami
kemunduran juga.
3. Ratu Dewata (1535 –1543)

Pada masa pemerintahannya selama delapan


tahun, terjadi banyak kekacauan. Hal ini
disebabkan karena ketidakcakapannya sebagai
pemimpin sehingga dia menanggalkan jabatannya.

4. Ratu Sakti (1543–1551)


Sama seperti pemimpim sebelumnya, Ratu Sakti


hanya menjabat selama delapan tahun. Dalam
pemerintahannya, tidak ada kemajuan dan dia
tidak disukai rakyat karena sifat borosnya.
3. Ratu Dewata (1535 –1543)

Pada masa pemerintahannya selama delapan


tahun, terjadi banyak kekacauan. Hal ini
disebabkan karena ketidakcakapannya sebagai
pemimpin sehingga dia menanggalkan jabatannya.

4. Ratu Sakti (1543–1551)


Sama seperti pemimpim sebelumnya, Ratu Sakti


hanya menjabat selama delapan tahun. Dalam
pemerintahannya, tidak ada kemajuan dan dia
tidak disukai rakyat karena sifat borosnya.
KONDISI SOSIAL
POLITIK KERAJAAN
Kehidupan masyarakat Pajajaran dapat di
golongan menjadi golongan seniman
(pemain gamelan, penari, dan badut),
golongan petani, golongan perdagangan,
golongan yang di anggap jahat (tukang
copet, tukang rampas, begal, maling,
prampok, dll)
Kerajaan Pajajaran terletak di Jawa Barat,
yang berkembang pada abad ke 8-16.
Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Pajajaran, antara lain:
Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertahta di Pakuan (Bogor
sekarang)
Surawisesa (1521 – 1535), bertahta di Pakuan
Ratu Dewata (1535 – 1543), bertahta di Pakuan
Ratu Sakti (1543 – 1551), bertahta di Pakuan
Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena
serangan Hasanudin dan anaknya, Maulana Yusuf
Raga Mulya (1567 – 1579), dikenal sebagai Prabu Surya Kencana,
memerintah dari PandeglangMaharaja Jayabhupati (Haji-Ri-Sunda)
Rahyang Niskala Wastu Kencana
Rahyang Dewa Niskala (Rahyang Ningrat Kencana)
Sri Baduga MahaRaja
Hyang Wuni Sora
Ratu Samian (Prabu Surawisesa)
dan Prabu Ratu Dewata.
LOKASI KERAJAAN
Menurut peta Portugis, lokasi Pajajaran
berada di suatu wilayah yang saat ini
merupakan bagian dari Bogor, Jawa
Barat. Sumber utama sejarah yang
mengandung informasi mengenai
kehidupan sehari-hari di Pajajaran dari
abad ke- 15 sampai awal abad ke- 16
dapat ditemukan dalam naskah kuno
Bujangga Manik. Nama tempat,
kebudayaan, dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat pada masa itu digambarkan
secara terperinci dalam naskah kuno
tersebut.
SEJARAH BERAKHIRNYA
KERAJAAN
Kerajaan Pajajaran runtuh pada 1579 akibat serangan
dari kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten.
Berakhirnya Pajajaran ditandai dengan diboyongnya
Palangka Sriman Sriwacana (singgasana raja), dari
Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan
Maulana Yusuf.
Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu diboyong karena
tradisi politik agar di Pakuan tidak mungkin lagi
dinobatkan raja baru.
Hal ini juga menandai bahwa Maulana Yusuf adalah
penerus kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut
perempuannya adalah putri Sri Baduga Maharaja.
Setelah Pajajaran runtuh, diperkirakan terdapat
sejumlah punggawa istana yang meninggalkan
keraton lalu menetap di daerah Lebak.
Mereka menetapkan tata cara kehidupan lama yang
ketat dan sekarang dikenal sebagai orang Baduy.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai