Anda di halaman 1dari 17

Konseling Psikodinamika

Shinta Mayasari, M.Psi, Psi


KKM_3
Pandangan tentang Manusia
Manusia digerakkan oleh keinginan terpendam. Keinginan, motif, dan konflik
yang tidak disadari adalah pusat dari perilaku manusia.
Manusia pada dasarnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan instink.
Instink hidup mendorong manusia mencari kesenangan dan dorongan seksual
yang agresif.
Perkembangan manusia saat kanak-kanak penting untuk memahami sumber
masalah kepribadian manusia, yaitu konflik pada masa kanak-kanak yang
ditekan.
Tujuan Konseling Psikodinamika
1. Membebaskan impuls/dorongan
2. Memperkuat fungsi ego berbasis realitas
termasuk memperluas persepsi
3. Memindahkan superego dari standar moral
hukuman menuju standar yang lebih manusiawi
Target Konseling
Menciptakan suasana aman dimana konseli merasa bebas
untuk menjadi diri sendiri tanpa resiko gangguan/kecaman
Sasaran Konseling
Konseli memiliki kesadaran dan mencapai tingkat
kepuasan diri
Indikator Kemajuan Konseling
Simptom/gejala menghilang
Semangat konseli meningkat
Konseli memiliki toleransi
Konseli lebih bergairah
Konseli menyadari manusia kontradiktif
Konseli menyadari manusia kompleks
Konseli lebih nyaman dengan diri dan pengalaman
hidupnya sendiri
Elemen Kunci dalam Konseling

01 02 03 04 05
STABILITAS ANONIMITAS PASIF PERHATIAN NETRALITAS

Menekankan Konselor Ada periode lama Memahami dan Menciptakan


pada frekuensi sebagai cermin, untuk berbicara untuk ruang bagi
dan durasi sesi tidak mendengarkan menafsirkan saja konselor-konseli
konseling membawa saja tanpa tanpa untuk melihat apa
informasi komentar menganalisis yang mendasari
pribadi dalam konten gejala-gejala
sesi
Proses Konseling Psikodinamika

01 02 03
Membuat ego yang Menstimulus ego Mengembalikan
dilemahkan konseli agar konseli untuk ketertiban ego
mengambil bagian melawan konseli
dalam proses mental tuntutan id

Mentransfer otoritas super Mengalahkan resistensi Mendeteksi materi dan


ego konseli kepada yang dihasilkan oleh menelaah dorongan yang
konselor konseli masuk ke alam bawah sadar
Fase Konseling

PEMBUKAAN PERTENGAHAN PENGAKHIRAN

Membuat Mendalami Menyepakati


kontrak lisan transferensi tujuan konseling
Mengidentifikasi Menganalisis sudah tercapai
resistensi konseli resistensi yang dan mengakhiri
Memulai analisis intensif sesi konseling
Teknik-teknik
konseling
Asosiasi bebas
Analisis mimpi
Analisis resistensi
Analisis transferensi
Interpretasi
Asosiasi Bebas TUJUAN
Menghilangkan atau membebaskan
1. Konseli diminta duduk atau berbaring permasalahan yang ditekan konseli di alam
dengan relaks, konselor duduk tidak sadarnya
disamping atau dibelakang konseli
2. Konselor meminta konseli menceritakan KONSELI
semua pengalaman yang terlintas dalam Menyampaikan kepada konselor sesuatu yang
benaknya baik yang teratur maupun terjadi pada mereka. Sekalipun hal itu tidak
yang tidak, sepele atau penting, logis nyaman, menyakitkan atau (tampaknya) tidak
atau tidak logis, relevan atau tidak, berarti
semuanya harus diungkapkan
3. Konselor mendengarkan asosiasi- KONSELOR
asosiasi yang diucapkan untuk Berbagi semua pemikiran, ingatan, asosiasi,
ditafsirkan sebagai pengungkapan perasaan, dan ide dengan konseli. Konselor
tersamar dari pengalaman-pengalaman mendorong konseli mengesampingkan semua
yang direpres kritik tentang dirinya
TUJUAN
Analisis Mimpi Mengungkap arti mimpi konseli sebagai jalan
utama menuju alam tak sadar karena isi mimpi
1. Konseli diminta berbaring, ditentukan oleh keinginan-keinginan yang
menutup mata, dan berkonsentrasi direpres
2. Pada saat tertentu, konselor akan
menekan dahi konseli dan KONSELI
menegaskan bahwa ingatan- Menjawab pertanyaan konselor dengan
ingatan akan muncul mengemukakan serangkaian ingatan yang sering
3. Konselor menghipnosis konseli dan dibarengi oleh afek yang hebat
memintanya berbicara tentang asal
mula dari setiap simtomnya
4. Konselor menanyakan apa yang KONSELOR
Mengajukan berbagai pertanyaan untuk tujuan
menakutkan konseli ketika
katarsis, dengan melakukan hipnosis dan sugesti
peristiwa itu terjadi, dan
dan menginterpretasikan jawaban konseli
sebagainya
Analisis Resistensi TUJUAN
Mengenali dinamika tak sadar yang digunakan
1. Konselor menanyakan pengalaman konseli oleh konseli sebagai pertahanan terhadap
yang menyakitkan, seperti kecemasan, kecemasan yang akan meningkat jika konseli
rasa bersalah, atau malu menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang
2. Konselor menggali dorongan instink yang direpress itu
menjadi pemicu efek yang menyakitkan
KONSELI
tersebut
Menceritakan pengalaman konseli yang
3. Konselor menganalisis resistensi untuk
menyakitkan yang mencegah konseli
mengungkapkan bagaimana konseli
mengemukakan hal-hal yang tidak disadari
menentang, apa yang ditentang, dan
mengapa ia menentang KONSELOR
4. Konselor membantu menemukan
Berusaha menemukan penyebab, tujuan, cara
penyebab resistensi biasanya adalah
dan sejarah resistensi-resistensi tersebut,
ketakutan terhadap suatu keadaan
kemudidan menganalisis resistensi dengan teliti
traumatik yang coba dihindari oleh konseli
dan sistematis
Analisis Transferensi TUJUAN
Membangkitkan bentuk ingatan dari kejadian-
1. Konseli diminta mengungkapkan kejadian yang telah dialami konseli untuk diulang
perasaan dari pengalaman konseli kembali dalam keadaan sekarang atau yang akan
sebelumnya, biasanya pengalaman datang
dengan orang tuanya
2. Perasaan yang memanifestasikan
KONSELI
dirinya sebagai perhatian atau cinta Mengalihkan sasaran perasaan cinta atau bencinya
disebut transferensi positif, kepada konselor, hal ini menunjukkan kebutuhan
transferensi ini tidak mengganggu konseli untuk mengekspresikan keinginannya
proses koseling
3. Tetapi, transferensi negatif dalam KONSELOR
bentuk permusuhan harus diungkap Berusaha menjelaskan perasaan-perasaan yang
oleh konselor untuk dijelaskan sedang dialami atau yang diekspresikan konseli,
kepada konseli agar ia dapat sehingga konseli memiliki satu pemahaman yang
mengatasinya lengkap mengenai kesulitan yang sedang dialami
Interpretasi TUJUAN

1. Konselor mencari makna-makna Menganalisis jawaban-jawaban konseli dalam


tingkah laku yang dimanifestasikan asosiasi bebas, analisis mimpi, resitensi dan
oleh konseli selama proses transferensi
konseling
2. Interpretasi mendorong ego konseli KONSELI
untuk mengasimilasi bahan-bahan Bersama dengan konselor belajar untuk memahami
baru dan mempercepat proses apa, mengapa, dan bagaimana tingkah lakunya
pengungkapan alam bawah sadar menghambat pemulihan dirinya
konseli secara lebih lanjut
3. Interpretasi yang diberikan oleh KONSELOR
konselor menyebabkan adanya Menyatakan, menerangkan dan mengajarkan
pemahaman bagi konseli dan tidak konseli terkait makna-makna tingkah laku yang
terhalanginya alam bawah sadar dimanifestasikan dalam asosiasi bebas, mimpi,
pada diri konseli resistensi dan transferensi
Interpretasi dilakukan di akhir sesi konseling
untuk membantu konseli dalam:
memahami dorongan id-nya
memahami mekanisme pertahanan diri dan
resistensi yang membuat-nya menghindari upaya
konseling
memahami dorongan-dorongan yang ditekan
mengganti represi masa kanak-kanak-nya dengan
penilaian yang lebih sesuai untuk masa kini dan
saat ini
membantu ego-nya mengatasi resistensi
membantu ego-nya mengendalikan energi instink
yang tertekan
mengekspose dorongan tak sadar terhadap kritik
diri-nya dengan menelusuri asal usul kejadian
Konseling banyak berbasis saran
Konseli diminta tunduk pada otoritas
konselor
Ada konsekuensi berat bagi konseli
untuk menyelesaikan gejala
Ada harga yang harus dibayar konseli
(besarnya rasa sakit) untuk mengalami
kembali penderitaan yang telah lama
terkubur
Kelangkaan penghiburan atau
kompensasi di sisa hidup konseli
Kesalahan konselor dalam melakukan Penyebab Kegagalan
konseling
Konseling
Pada individu normal bermasalah,
konseling difokuskan pada kemajuan
perkembangan diri konseli
Membantu membuat sesuatu yang tidak
Implementasi
disadari oleh konseli menjadi disadari dalam BK
Mengatasi masalah stress, frustrasi,
cemas pada konseli
Teknik asosiasi bebas membantu
konselor menggali dan mendapat
informasi dari pengalaman masa lalu
konseli
Proses konseling membuka apa saja
mekanisme pertahanan diri konseli
REFLEKSI DIRI
Asosiasi Bebas Setelah itu, identifikasi dari hasil asosiasi bebasmu
tersebut apa pengalaman yang menyakitkan atau
menakutkan, seperti kecemasan, rasa bersalah, atau
Ketiklah apapun yang malu, beserta dampaknya terhadap perilakumu saat ini
terlintas dalam benakmu
saat ini baik yang teratur
atau tidak, sepele atau
penting, logis atau tidak Coba lakukan analisis sederhana kira-kira mengapa dan
logis, relevan atau tidak, bagaimana pengalaman tersebut menghambat
semuanya silahkan pertumbuhan dan perkembangan kesehatan mental
diungkapkan dirimu

Anda mungkin juga menyukai