Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BK BELAJAR

EMPATI DAN TEKNIK MODEL BIBLIO EDUKASI

OLEH : ARI DIANA

NIM : 18021065

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSLING


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
MATARAM
Makna Hakiki Empati:

Berpikir bersama konseli

Berpikir dengan konseli

(Bukan berpikir untuk konseli)

(Bukan berpikir tentang konseli)

Bagaimana dunia internal mengejawantahkan dalam konseling

Hubungan empatik selalu melibatkan saling pengaruh (interplay) pengalaman dunia dalam
konseli dengan pengalaman dunia dalam konselor

Pengejawantahan dunia internal ke dunia eksternal dan relasi interpersonal terjadi melalui
mekanisme identifikasi proyektif yang berlangsung secara nirsadar

- Proyeksi

- Identifikasi Introyektif

- Identifikasi Proyektor (orang yang mencurahkan proyeksi)

Pentingnya Empati

Secara alamiah empati selalu tepat dan berlangsung dalam hubungan ibu-anak (mother-child
dyad)

Konseling memiliki cirri-ciri yang serupa dengan cirri-ciri hubungan ibu-anak yang berhasil
menumbuhkembangkan kepribadian si anak:

- Perjumpaan manusiawi yang otentik

- Empati

- Pemuasan

- Frustasi

Menghidupi dan memelihara relasi konseling dengan cara menyediakan “kendaraan” bagi
konselor untuk menjadi tokoh yang secara emosional penting dan berpengaruh dalam kehidupan
konseli.

Untuk konseli yang memiliki self-structure memadai: membantu mengaktualisasikan potensi-


potensi yang tersimpan di dalam dirinya (Carl Rogers)
Untuk konseli yang memiliki self-structure kurang memadai: memperbaiki self-structure yang
kurang memadai itu dengan cara membantu menyelesaikan proses perkembangan self yang
selama ini berhenti (Heinz Kohut)

Kohut menyebut peran tersebut sebagai corrective emotional experience

Dalam terminology Eric Berne, peran yang diejawantahkan empati adalah reparenting.

Dalam terminology Winnicot, peran yang diejawantahkan empati adalah memungkinkan


pengubahan false self menjadi true self.

Bagaimana mewujudkan empati?

Memvalidasi pengalaman konseling (memberi tanggapan validasi)

Memberi tanggapan dengan limit setting (memberikan tanggapan dengan pembatasan)

Memberikan lingkungan yang andall untuk menampung, menerima, melindungi, dan


memberikan rasa aman (holding environment)

Memvalidasi Perjalanan Konseli

Mendengarkan

Menerima

Mengintroyeksikan pengalaman konseli yang toksik

Memetabolisme pengalaman toksik-toksik itu sehingga menjadi kurang toksik

Me-mirror dan mengintroyeksikan kembali pengalaman yang kini sudah menjadi kurang toksik.

Kesulitan Memberi Tanggapan Validasi

Kesulitan terjadi karena penghambatan oleh perasaan konselor yang berkembang setelah
konselor mendengarkan konseli mengungkap pengalaman dan perasaannya.

Berkembangnya perasaaan yang membuahkan penghambatan penyampaian tanggapan validassai


itu terjadi karena “luka” konselor terusik atau karena penyampaian pengalaman dan perasaan
konseli ternyata memencet tombol masalah dalam diri konselor.

Limit Setting response

Konselor menunjukkan sikap mengerti tentang kebutuhan dan keinginan konseli tanpa
memberikan pemuasan actual
Tanggapan dengan “pembatasan” jika dikombinasikan dengan sikap hangat dan “tanggapan
validasi” (tanggapan memvalidasi pengalaman)

Tanggapan dengan pembatasan (yang tidak serta merta memuaskan kebutuhan konseli) akan
memungkinkan konseli mengeksplorasi pengalaman dan perasaannya secara lebih mendalam.

Tangggapan dengan pembatasan itu juga diperlukan untuk memberi pengaman yang bagi
pelaksanaan konseling professional terutama pengaman dari tindakan tertentu oleh konseli.

Holding Environment, Cheristing Container

Berempati berarti menyediakan diri untuk menjadi wadah penampung yang penuh kasih saying
bagi konseli yang sudah mengungkap dirinya seperti apapun sebagaimana adanya.

Empati bagaikan tempat atau ruang yang benar-benar andal untuk memberikan keleluasaan,
kebebasan, perlindungan dan keamanan bagi pasien untuk menjadi diri sejati (true self), bukan
seperti yang sering ia alami sebelumnya harus menjadi “diri palsu” (false self) karena orang lain
dan lingkungan mengharuskan pasien menjadi diri sebagaimana mereka kehendaki.

Berempati berarti mengasuh dengan lebih menonjolkan ekspresi bagian feminim atau yin dari
kepribadian konselor.

Memvalidasi Perjalanan Konseli

Mendengarkan

Menerima

Mengintroyeksikan pengalaman konseli yang toksik

Memetabolisme pengalaman toksik-toksik itu sehingga menjadi kurang toksik

Me-mirror dan mengintroyeksikan kembali pengalaman yang kini sudah menjadi kurang toksik.

Kesulitan Memberi Tanggapan Validasi

Kesulitan terjadi karena penghambatan oleh perasaan konselor yang berkembang setelah
konselor mendengarkan konseli mengungkap pengalaman dan perasaannya.

Berkembangnya perasaaan yang membuahkan penghambatan penyampaian tanggapan validassai


itu terjadi karena “luka” konselor terusik atau karena penyampaian pengalaman dan perasaan
konseli ternyata memencet tombol masalah dalam diri konselor.

Limit Setting response

Konselor menunjukkan sikap mengerti tentang kebutuhan dan keinginan konseli tanpa
memberikan pemuasan actual
Tanggapan dengan “pembatasan” jika dikombinasikan dengan sikap hangat dan “tanggapan
validasi” (tanggapan memvalidasi pengalaman)

Tanggapan dengan pembatasan (yang tidak serta merta memuaskan kebutuhan konseli) akan
memungkinkan konseli mengeksplorasi pengalaman dan perasaannya secara lebih mendalam.

Tangggapan dengan pembatasan itu juga diperlukan untuk memberi pengaman yang bagi
pelaksanaan konseling professional terutama pengaman dari tindakan tertentu oleh konseli.

Holding Environment, Cheristing Container

Berempati berarti menyediakan diri untuk menjadi wadah penampung yang penuh kasih saying
bagi konseli yang sudah mengungkap dirinya seperti apapun sebagaimana adanya.

Empati bagaikan tempat atau ruang yang benar-benar andal untuk memberikan keleluasaan,
kebebasan, perlindungan dan keamanan bagi pasien untuk menjadi diri sejati (true self), bukan
seperti yang sering ia alami sebelumnya harus menjadi “diri palsu” (false self) karena orang lain
dan lingkungan mengharuskan pasien menjadi diri sebagaimana mereka kehendaki.

Berempati berarti mengasuh dengan lebih menonjolkan ekspresi bagian feminim atau yin dari
kepribadian konselor.

MANFAAT BIBLIO/SINEMA EDUKASI

 MENYUSUN STRKTUR ERPIKIR SISWA


 MENGENDALIKAN EMOSI
 MENGEMBAGKAN KONSEP DIRI
 MENINGKATKAN PEMAHAMAN TINGKAHLAKU DAN MOTIVASI
 MENDORONG SISWA UNTUK JUJUR DALAM MENAKSIR DIRI
 MENEMUKAN MINAT DILUAR DIRI
 MEMBANGUN KESADARAN

TAHAP BIBLIOEDUKASI
IDENTIFIKASI: proses mengidentifikasi kebutuhan siswa

Seleksi: proses menyeleksi bacaan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa/aspek
psikologis yang dikembangkan; usia siawa

Implementasi: pelaksanaan kegiatan biblio/sinemaedukasi, yang terdiri dari pembentukan rappor,


pemberian stimulus, refleksi, dan pengembagan komitmen

Tindak lajut: proses menguji coba komitmen dan merefleksikan serta mengevaluasi komitmen

BIBLIOTERAPI KOGNITIF

Teori Cognitive – Behavioral

Asumsi: Semua Tingkah laku merupakan hasil belajar, oleh karena itu dapat diubah melalui
“relearned” dengan bimbingan.

Biblioterapi kognitife = proses belajar dari bahan bacaan berkalitas tingi untuk keperluan
terapeutik

Educational Bibliotherapy/developmental bibliotherapy: metode bimbigan untuk mengembagkan


aspek pribadi-social dan keterampilan mengambil keputusan, dengan menggunakan bacaan
sebagai stimulant

Sinema edukasi: Film Sebagai Stimulan

Anda mungkin juga menyukai