Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gloria Fernanda Kloang

NIM : L1A019048

Prodi : Hubungan Internasional

Kampus : Universitas Mataram

Refleksi Diri Saat Mengikuti Kegiatan Rekoleksi Natal

Hal yang paling menyentuh saat saya mengikuti rekoleksi natal di Paroki Ampenan pada
tanggal 13-15 Desember 2019 di Taman Wisata Kerandangan adalah materi dari pak Egenius Siba
yang berbicara tentang pentingnya mengucapkan kata “maaf” dan “terima kasih”. Saya sangat
tersentil oleh materi ini Karena disitu disinggung masalah susahnya kita mengucapkan dua kata
tersebut. Saya pribadi juga sangat susah mengucapkannya, saya sangat susah untuk meminta maaf
ketika berbuat salah kepada sesama dan lebih banyak gengsi ketika ingin mengucapkan maaf.
Ketika saya berbuat salah, saya cenderung mencari alasan untuk tidak meminta maaf dan
membenarkan diri saya. Untuk berkata terima kasih pun sangat sulit karena rasa gengsi untuk
mengucapkan kata tersebut. Ketika saya diberi sesuatu yang kecil dan sederhana saya enggan dan
malu untuk mengucapkan terima kasih. Seperti contoh Ada seorang teman yang telah membantu
saya untuk mengeluarkan motor dari parkiran, saya sangat jarang berterima kasih.

Materi lainnya mengenai bagaimana Cara menjadi OMK yang baik dan benar, dan
bagaimana kita bisa mencapai tujuan kita. Materi ini diberikan oleh kak Merry Rosario yang
berasal dari Komkep Denpasar Bali. Ada satu kata yang sangat saya ingat dan menjadi bahan
renungan saya hingga saat ini yaitu “kita harus bisa mengatakan tidak”. Untuk mencapai tujuan
tentu banyak rintangan yang harus kita lalui dan saya pribadi sangat sulit untuk mengatakan tidak.
Contoh saja ketika saya diajak teman untuk pergi jalan-jalan padahal tugas saya belum selesai saya
mengiyakan ajakan teman saya untuk ikut jalan-jalan dan meyampingkan tugas saya, dan hasil
dari tugas saya yang saya abaikan menjadi tidak maksimal. Setelah materi ini diberikan saya
menjadi merenung untuk berani mengatakan “tidak” ketika sesuatu sedang menghalangi sya untuk
mencapai tujuan. Kak Merry juga membagi beberapa pengalamannya tentang bagaimana dia harus
berjuang untuk mencapai tujuannya.
Selain itu selama kegiatan rekoleksi saya jadi merasa ternyata masih banyak teman seiman
saya yang belum saya kenal, bahkan baru saya lihat wajahnya. Ketika saat games tiba saya harus
berani bekerjasama dengan kawan yang belum saya kenal dan baru saya lihat, saya merasa harus
bisa merangkul teman yang belum pernah saya lihat itu, dan mengajaknya untuk bekerjasama
bermain games. Disana juga kami bernyanyi bersama, api unggun bersama, hujan-hujanan
bersama, berdoa bersama. Disana saya sadar bahwa saya tidak sendiri dan masih ada OMK yang
menjadi wadah organisasi keagamaan yang mampu mendorong iman saya agar dapat bertumbuh
dengan lebat. Kegiatan rekoleksi ini membuat saya berpikir dan merenung kalau saja ternyata
memiliki banyak saudara yang bisa saya andalkan. Disana saya juga merasakan indahnya berbagi
dan kerelaan untuk saling menolong sesama. Seperti contoh beberapa peserta rekoleksi membantu
para panitia konsumsi untuk menyediakan makanan saat waktunya makan, disana tidak ada batas
antara panitia peserta kita semua sama, kita semua satu yaitu OMK.

Anda mungkin juga menyukai