Anda di halaman 1dari 4

No

1.

Pendekatan
Gestalt

Hakekat
Manusia
tdk
dapat
dipahami,
kecuali
dalam
keseluruhan
konteksnya
Merupakan bagian dari
lingkungannya
dan
hanya dapat dipahami
dalam
kaitannya
dengan lingkunganya
itu
Aktor bukan reaktor
Berpotensi
untuk
menyadari
sepenuhnya sensasi,
emosi, persepsi, dan
pemikirannya
Dapat memiih secara
sadar dan bertangung
jawab
Mampu mengatur dan
mengarahkan
hidupnya
secara
efektif

Tujuan

Peran Konselor

Tujuan Utama :
Membantu klien agar
berani menghadapi
berbagai
macam
tantangan
maupun
kenyatan yang harus
dihadapi.

mengajak
konseli
berpikir
untuk
sekarang
Konselor
memfokuskan pada
perasaan,kesadaran,
bahasa tubuh, dan
hambatan
yang
dialami konseli untuk
mencapai kesadaran.
Konselor
dapat
mendorong
klien
untuk dapat melihat
dirinya
dengan
sebuah kenyataan dan
mencoba
Menghadapinya
dengan menggunakan
perasaan
secara
penuh
Konselor membantu
konseli
untuk
melakukan
transisi
dari ketergantungan
dunia
luar.Serta
membantu
konseli
menemukan
pusat
diri dan konseli bisa
menolak lingkungan
yang tidak baik.

Tahapan Konseling

Teknik Konseling

Tahap 1 : Konselor Kursi kosong (Empty Chair)


mengembangkan
dapat
digunakan
untuk
pertemuan konseling.
membantu
konseli
yang
Tahap 2 : Konselor
memiliki konflik dengan orang
berusaha meyakinkan dan
ketiga yang tidak hadir dalam
mengkondisikan
konseli
proses konseling. Konseli
untuk mengikuti prosedur
diajak
berbicara
secara
yang
telah
ditetapkan
langsung dengan orang yang
sesuai dengan kondisi
menjadi sumber konflik seperti
klien.
orang tersebut hadir di kursi
Tahap 3 : mendorong
kosong.
konseli untuk mengatakan Saya
Bertanggung
Jawab
perasaan-perasaannya pada
atas
(I
Take
saat ini,
Responsibility for) Konseli
Tahap 4 : Setelah konseli
diminta untuk membuat suatu
memperoleh pemahaman
pernyataan
kemudian
dan penyadaran tentang
menambahkan
pada
pikiran, perasaan, dan
pernyataan itu kalimat dan
tingkah lakunya, konselor
saya
bertanggung
jawab
mengantarkan
konseli
atas...
memasuki
fase
akhir Bermain Proyeksi individu yang
konseling.
melihat secara jelas pada
orang lain apa yang tidak ingin
dilihat dan menerima dalam
dirinya.
Tetap pada Perasaan (Staying
with the Feeling), Pada teknik
ini konselor meminta konseli
untuk tetap pada perasaan
ketakutan dan kesakitan dan

merasakannya pada proses


konseling.
Pembalikan adalah konselor
meminta
konseli
untuk
melakukan tingkah laku yang
kebalikan dari apa yang ia
katakan.

2.

Psikoanalisis Manusia
itu
anti Menolong individu Membiarkan
Tahap
pembukaa
n, Asosiasi Bebas, adalah upaya
rasonalisme
mendapatkan
dirinya
anonim
terjadi pada permulaan
menjenihkan alam fikiran
Mendasari
pengertian
yan
serta hanya berbagi
interview
hingga
klien sehingga klien dapat
tindakannya dengan
terus
menerus
sedikit
saja
masalah
klien
mudah
mengungkapkan
motivasi yang tak
tentang
perasaan
dan
ditetapkan
pengalaman masa lalunya

Tahap
Pengembangan

Penafsiran
yaitu menganalisis
sadar
mekanisme
pengalaman
transferensi merupakan
asosiasi-asosiasi
penyesuaiaan diri
pribadinya kepada
inti psikoanalisis, pada
bebas,mimpi-mimpi,
mereka sendiri
konseli..
Membentuk
Membantu konseli
fase ini perasaan klien
resistensi-resistensi
dan
kembali struktur
dalam
mencapai
mulai ditunjukan kpda
transferensi-transferensi
kepribadian klien
kesadaran
diri,
konselor.
klien.
resolusi Analisis mimpi adalah teknik
dengan
ketulusan hati,dan Tahap
transferensi
yaitu
membuka hal-hal yang tak
mengembalikan
hubungan pribadi
memecahkan perilaku
disadari dan memberikan
hal-hal yang tak
yang efektif dalam
neurotik klien yang
kepada klien pemahaman
disadari menjadi
menghadapi
ditujukan
kepada
atas beberapa masalah yg
sadar
kembali
kecemasaan melalui
konselor
sepanjang
belum terselesaikan.
dengan bertumpu
cara-cara
yang
resisensi
yaitu
hubungan konseling. Analisis
pada pemahaman
realistis
Menutup
wawancara
menyadarkan klien terhadap
terhadap
masa
konseling.
alasan-alasan
terjadinya
kecil klien saat
rsistensi
usia 2-5 th utuk
Analisis transferensi adalah
ditata,

3.

disiskusikan,
konseli mentranfer perasaan
dianalisis
dan
tentang orang yg penting
ditafsirkan
dalam
dirinya
kepada
sehinga
konselor.
kepribadian klien
dapat
direkonstruksi
lagi.
Behavioral Manusia
adalah Menghilangkan
konselor
harus Assesment
untuk Desensitisasi
Sistematis
makhluk
reaktif
tingkah
laku
memainkan peran
mengeksplorasi
untuk
menghilangkan
yang
tingkah
maladaptif
aktif dan direktif
dinamika
kecemasan saat menghadapi
lakunya
dikotrol
(masalah) untuk
dalam pemberian
perkembangan
situasi yg menimbulkan
oleh
faktor-faktor
digantikan
treatment
yakni
klien(mengungkapkn
kecemasan.
dari
luar
yang
dengan tingkah
diterapknnya
kesuksesan,kegagalan, Relaksasi yaitu utk membantu
mengurangi
ketegangan
kemudian
laku baru yaitu
pengetahuan ilmiah
kekuatan,kelemahan,po
fisik dan mental
membentuk
tingkah
laku
pada
pncarian
la
hubungan
kepribadian
adaptif
yang
pemecahan
interpersonal,tingkah Flooding yaitu mengatasi
Tingkah laku tertentu
kecemasan n ketakutan
diinginkan klien.
masalah-masalah
laku penyesuaian dan
dengan
menghadapkan
pada
individu
manusia kliennya.
area masalahnya)
Goal
setting
yaitu
konseli pada situasi cemas
dipengaruhi
oleh
berulang-ulang
kepuasan
dan
merumuskan
tujuan

Reinforcement
tecnique
ketidakpuasan yang
konseling.
Tecnique implementation modelling
diperolehnya
Manusia
bukanlah
menentukan
dan kognitif resstructuring
hasil dari dorongan
melaksanakan teknik assertive training
self management
tidak
sadar
konseling
Evaluation termination behavioral rehearsal
melainkan
kegiatan
penilaian kontrak
merupakan
hasil

belajar

terhadap tingkah laku pekerjaan rumah


klien
role playing
Feedback menganalisis extinction
umpan
balik
utk satitation
memperbaiki
dan punishment
meningkatkan proses time out
konseling.
terapi aversi.

Anda mungkin juga menyukai