GESTALT
PERTEMUAN KE-SEPULUH
Oleh:
Prof. Dr. Henny Indreswari, M.Pd
Santi Widiasari, S.Pd
TUJUAN KONSELING GESTALT
Tujuan dari konseling gestalt adalah membantu konseli agar berani
menghadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang
harus dihadapi (Corey, 2013).
Selain itu tujuan konseling gestalt adalah untuk membantu konseli:
(1) mencapai kesadaran atas apa yang mereka lakukan dan
bagaimana mereka melakukannya. Kesadaran itu termasuk di
dalamnya, insight, penerimaan diri, pengetahuan tentang
lingkungan, dan tanggug jawab terhadap pilihannya; (2) kemampuan
untuk melakukan kontak dengan orang lain; (3) memiliki
kemampuan mengenali, menerima, mengekspresikan perasaan,
pikiran dan keyakinan (Komalasari, Wahyuni, & Karsih, 2011)
TUJUAN KONSELING GESTALT
Tujuan konseling gestalt juga dikemukakan oleh Prayitno
antara lain:
1. Membangun integritas kepribadian. Artinya konseling
gestalt membantu individu dalam memahami gambaran
hidupmya dan membangun prinsip-prinsip pribadi
kepribadian yang sehat.
2. Mengentaskan individu dari kondisinya yang tergantung
pada pertimbangan orang lain orang lain ke mengatur diri
sendiri (to be true to himself).
3. Integrasi tidak pernah sempurna dan kematangan
seseorang tidak akan penuh, dan hal itu adalah proses
yang berlangsung terus-menerus dan tidak pernah
berhenti.
4. Meningkatkan kesadaran individual, yaitu individu dapat
bertingkah laku menurut prinsip-prinsip gestalt, semua
situasi yang bermasalah yang muncul dan selalu akan
muncul dapat akan diatasi dengan baik.
SIKAP, PERAN DAN Sikap Konselor
5. Bermain Proyeksi
Teknik ini biasanya dilakukan dalam
2. Berkeliling
seting kelompok, namun bisa juga Teknik ini bertujuan agar konseli menghadapi,
diberikan pada seting individual. Pada
teknik ini, konselor meminta konseli
05 Infographics 02
memberanikan dan menyingkap diri, bereksperimen
dengan perilaku yang baru. Latihan ini membantu
yang sering berkata bahwa ia tidak konseli melibatkan diri dan memilih untuk mengatasi
dapat mempercayai orang lain untuk hal-hal yang membuatnya ketakutan.
bermain peran sebagai orang yang
tidak bisa dipercaya.
3. Latihan “Saya
4. Saya memiliki suatu rahasia bertanggungjawab atas ……”
Teknik ini digunakan untuk mengeksplorasi Teknik konseling Gestalt ini digunakan untuk membantu konseli
perasaan malu dan berdosa dari konseli.
Konseli diminta untuk berkhayal dan
04 03 secara individual. Masalah-masalah yang ditangani adalah
kegoncangan kekuatan dalam menegakkan atau menemukan
membayangkan bagaimana reaksi orang lain kekuatan pada dirinya untuk dapat bertanggung jawab. Teknik ini
ketika mereka membuka rahasianya. membantu konseli mengakui dan menerima perasaannya daripada
memproyeksikan perasaan tersebut kepada orang lain.
TEKNIK KONSELING GESTALT
Berikut merupakan teknik konseling Gestalt yang dapat digunakan dalam proses konseling (Corey, 2013):
8. Permainan Melebih-lebihkan
Permainan ini digunakan untuk 10. Kerja Mimpi Gestalt
meningkatkan kesadaran konseli atas
Pendekatan konseling Gestalt tidak
isyarat halus dari bahasa tubuhnya. Konseli
menafsirkan dan menganalisis mimpi seperti
diminta melebih-lebihkan gerakan atau
yang dilakukan dalam teori psikoanlisis,
mimik wajah dan pernyataan verbalnya
melainkan mimpi-mimpi yang dialami oleh
secara berulang dan berlebihan (lebih
konseli diminta oleh konselor agar dapat
keras) agar konseli mendengar dan
diceritakan kembali sebagai kejadian yang
didengar dirinya sendiri dengan sungguh-
terjadi sekarang.
sungguh.
TAHAPAN KONSELING GESTALT
Tahap pertama Tahap kedua Tahap ketiga Tahap keempat Tahap kelima
(The beginning (Clearing the (The existentian (Integration) (Ending)
phase) ground) encounter)
Pada tahap ini konselor dapat Pada tahap ini, konseling Pada tahap ini mulai muncul Pada tahap ini konseli sudah Pada tahap ini konseli
menggunakan metode berlanjut pada sebuah aktifitas yang dilakukan oleh dapat mengatasi krisis-krisis
strategi yang lebih spesifik. konseli dengan mengeksplorasi memiliki kesiapan
fenomenologi sebagai upaya yang dialami sebelumnya
untuk meningkatkan kesadaran Konseli mengeksplorasi konflik yang ada dirinya kepada dan mulai menerima dirinya untuk memulai
berbagai sistem pertahanan konselor secara mendalam dan kehidupan secara
konseli, menciptakan hubungan sendiri, pengalaman dan
membuat perubahan yang
yang komunikatif, mendorong diri, memodifikasi kontak
signifikan setelah melakukan
emosi negatif. Konseli telah mandiri.
keaktifan konseli sebagai yang dilakukan dan konseling dan pendampingan. mampu menerima
pribadi sehat dan menstimulasi unfinished business. Tahap ini merupakan tahap yang ketidakpastian, kecemasan
konseli utuk mengembangan dianggap sulit karena konseli dan ketakutan atas tanggung
dukungan pribadi (personal mulai menghadapi kecemasan- jawab atas dirinya.
support) dan lingkungan kecemasannya sendiri,
sosialnya. ketidakpastian dan ketakutan yang
selama ini terpendam dalam diri.
Tahap Pertama (The Beginning Phase)
Secara garis besar, proses dalam konseling gestalt di tahap awal yaitu:
a. Menciptakan tempat yang aman dan nyaman pada saat proses konseling
b. Mengembangkan hubungan kolaboratif (working alliance)
c. Mengumpulkan data, pengalaman konseli, dan gambaran karakteristik
kepribadian konseli dengan pendekatan fenomenologis
d. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi
e. Membangu sebuah hubungan yang komunikatif
f. Meningkatkan self support khususnya dengan konseli yang memiliki
keyakinan diri rendah
g. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi kebutuhan-kebutuhan konseli dan
tema-tema masalah yang mucul
h. Membuat prioritas dan kesimpulan diagnosis terhadap konseli
i. Mempertimbangkan konflik dan isu serta perbedaan antara konselor dan
konseli pada saat proses konseling
j. Konselor mempersiapkan rencana utuk menghadapi suatu kondisi disaat
konseli berada pada titik rendah
k. Bekerjasama dengan konseli untuk membuat rencana konseling
Tahap Kedua (Clearing the Ground)
Adapun prosesnya pada tahapan ini yakni:
a. Mengeksplorasi introyeksi dan modifikasi kontak
b. Mengatasi urusan yang tidak terselesaikan
(unfinished business)
c. Mendukung konseli dalam proses katarsis
d. Melakukan eksperimen untuk memperluas pilihan
bagi konseli