Anda di halaman 1dari 2

 Sikap Peran Dan Tugas Konselor

A. Peran Konselor
1. Konselor tidak memimpin, mengatur atau menentukan proses perkembangan
konseling, tetapi hal tersebut dilakukan oleh konseli itu sendiri
2. Konselor merefleksikan perasaan-perasaan konseli, sedangkan arah pembicaraan
ditentukan oleh konseli.
3. Konselor menerima konseli dengan sepenuhnya dalam keadaan seperti apapun
4. Konselor memberi kebebasan pada konseli untuk mengeksperisikan perasaan-
perasaan dalam sedalam-dalamnya dan seluas luasnya.

B. Tujuan Konseling
1. Konseling person centered bertujuan membantu konseli menemukan konsep dirinya
yang lebih positif lewat komunikasi konseling
2. Tujuan utama pendekatan person centered adalah pencapaian kemandirian dan
integrasi diri
3. Dalam pandangan Rogers tujuan konseling bukan semata-mata menyelesaikan
masalah tetapi membantu konseli dalam proses pertumbuhannya sehingga konseli
dapat mengatasi masalah yang dialaminya

C. Struktur Kepribadian
 Organisme
Merupakan keseluruhan totalitas individu yang meliputi pemikiran, perilaku, dan
keadaan fisik. Ada tiga yang mengandung organisme:
1. Makhluk hidup: Makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya
2. Realitas subyektif: Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau
dialaminya
3. Holisme: Satu kesatuan sytem, sehingga perubahan pada satu bagian akan
mempengaruhi bagian lain
 Medan Fenomena
Merupakan keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan fenomena
mempunyai sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang
mendasari medan itu dilambangkan atau tidak dengan kata lain medan fenomena
merupakan pengalaman hidup yang bermakna secara psikologis bagi individu, dapat
berupa pengetahuan, pengasuhan orang tua, dan berhubung pertemanan.
 Self
Salah satu aspek pengalaman kita dalam dunia, yaitu pengalaman sadar kita adalah
pengalaman mengenai diri kita sendiri atau mendeskripsikan the “self”. Beberapa
yang mempengaruhi self diantaranya adalah kesadaran, kebutuhan, dan stagnasi
psikis.

D. Hakikat Konseling
Pendekatan Rogerian menitik beratkan kemampuan dan tanggung jawab konseli
untuk mengenai cara pengindentifikasi dan cara menghadapi realitas secara
akurat. Semakin baik konseli mengenali dirinya, semakin besar kemampuan
dirinya. Rogers menekankan pentingnya konselor untuk bersifat hangat, tidak
berpura-pura, empatik dan memberikan perhatian. Rogers berasumsi bahwa sudut
pandang terbaik untuk memahami bagaimana orang berperilaku adalah dari
kerangka acuan internal mereka sendiri.

 Situasi Hubungan
a) Terdapat dua orang dalam kontak psikologis
b) Konseli sebagai orang yang mengalami hal yang tidak kongruen
(peka dan cemas)
c) Konselor sebagai orang yang dalam keadaan selaras atau
terintegrasi dalam hubungan
d) Konselor menaruh perhatian positif yang bena-benar peduli
terhadap konseli
e) Konselor menunjukkan rasa empati yang secukupnya baik dari
lisan maupun tingkah laku
f) Konselor menerima konseli apa adanya atau tanpa syaraf

 Teknik Konseling
a) Congruence
Konsep yang dimaksud adalah bagaimana konselor tampil nyata, utuh,
otenik dan tidak palsu serta terintegrasi selama pertemuan konseling.
Konselor tidak diperkenalkan terlibat secara emosinal dan berbagi
perasaan-perasaan secara impulsif terhadap konseli.
b) Unconditional Positive Regard
Perhatian tak bersyarat tidak dicampuri oleh evaluasi atau penilaian
terhadap pemikiran-pemikiran dan tingkah laku koseli sebagai hal yang
buruk atau baik.
c) Accurate Empathic Understanding
Sikap ini merupakan sikap yang krusial, dimana konselor benar-benar
dituntut untu menggunakan kemampuan inderanya dalam berempati
guna mengenali dan menjelajahi pengalaman subjektif konseli. Tugas
konselor adalah membantu kesadaran konseli terhadap perasaan-
perasaan yang dialami.

Anda mungkin juga menyukai