Anda di halaman 1dari 11

1.

Teori Psikoanalisis
2. Teori Freud didasarkan pada pengalaman praktik pengobatan pasien sakit jiwa yang
direfleksikan kepada diri Freud sendiri.
3. Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Freud sendiri dan tidak menerima kontribusi dari
ahli lain.
4. Penyebaran Psikoanalisis mulai semarak semenjak Freud diundang ke Amerika untuk
memberikan kuliah umum di Clark University di Worcester, Massachusetts pada tahun
1909

Psikoanalisis memandang manusia secara deterministik dan negatif: perilaku manusia


dikendalikan oleh alam bawah sadar dan dorongan-dorongan instingtif (terutama dorongan
seksual) yang semuanya berkembang pada enam tahun pertama kehidupan
- Teori kepribadian Psikoanalisis berorientasi intrapsikis (terdapat interaksi struktur
kepribadian dalam diri yang mengendalikan perilaku: id, ego, superego)
- Perilaku bermasalah disebabkan oleh tidak sempurnanya perkembangan tiga struktur
kepribadian tersebut (terutama pada 6 tahun pertama kehidupan).
Konseling merupakan proses bantuan dalam rangka mengungkap dan menganalisis proses-
proses/pikiran nirsadar yang menjadi determinan masalah individu
- Konseling bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis proses-proses/pikiran nirsadar yang menjadi deter
- Dalam konseling, konselor berperan sebagai ahli dan analis pikiran nirsadar konseli.
- Produksi verbal konseli merupakan obyek analisis untuk mengetahui pikiran nirsadarnya.
Karena itu konseli akan diminta untuk berbicara secara bebas (asosiasi bebas).
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Konseling memerlukan waktu yang sangat lama karena harus menganalisis dan
mengasosiasikan verbalisasi-verbalisasi dan mimpi-mimpi konseli.
- Teknik-teknik Psikoanalisis berfokus pada produksi verbal konseli yang selanjutnya akan
dianalisis oleh konselor. Teknik-teknik utamanya adalah: asosiasi bebas dan analisis
mimpi.
- Proses konseling tidak efisien karena membutuhkan waktu yang sangat lama.
- Teknik analisis dan interpretasi dalam konseling memerlukan keahlian khusus, dan sangat
mungkin untuk terjadi kesalahan interpretasi.
- Banyak konsep-konsep psikoanalisis yang tidak ilmiah.
- psikoanalisis memusatkan perhatian pada alam nirsadar, yang tidak banyak diperhatikan
oleh teori dan pendekatan konseling lain.
- Proses konseling berlangsung dengan sangat intensif, sehingga masalah konseli akan
dapat teratasi dengan benar-benar sempurna.

Client-centered
(2)
5. Rogers berpendapat tentang manusia, bahwa manusia merupakan refleksi kebalikan dari
apa yang dialaminya pada masa kecil, di mana ia dahulu terbiasa menghakimi dan melihat
baik dan buruk sebagai putih dan hitam.
6. Pemahaman Rogers mengenai humanisme diperolehnya dari pengalamannya berinteraksi
dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang.
7. Penyebaran Client-Centered karena aktivitasRogers sebagai agen perdamaian di beberapa
daerah konflik.
Client-Centered memandang manusia dengan sangat positif: manusia merupakan pribadi
yang dapat dipercaya, penuh potensi, otonom, unik, serta dapat mengubah hidupnya sendiri
secara lebih positif .
- Kepribadian merupakan hasil interaksi self consept dengan organisme. -
- Perilaku sehat ataupun bermasalah ditinjau dari kesesuaian/kongruensi self dengan medan
fenomenal.
- Konseling adalah proses memfasilitasi konseli agar konseli mampu menyesuaikan diri,
dan mengaktualisasikan diri.
- Fokus utama dalam konseling ini adalah penyesuaian anatar ideal-self dan actual self.
- Konseling bertujuan untuk memfasilitasi kepercayaan konseli dan kemampuan konseli-
saat ini.
- Dalam konseling, konselor berperan sebagai fasilitator, motivator, dan reflektor.
-
- Konseli merupakan pihak yang “menyembuhkan” dan menciptakan pertumbuhan dirinya
sendiri. Konselor hanyalah fasilitator.
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan dan mencukupi untuk terjadinya
perubahan
- Client-Centered tidak memiliki tahap-tahap khusus; konseling berjalan mengikuti arah-
pembicaraan konseli.
- Teknik-teknik Client-Centered sebenarnya hanya merupakan common technique yang
biasa digunakan dalam komunikasi konseling untuk menciptakan kondisi konseling yang
nondirektif.
- Terlalu terpusat pada klien -
- Tidak cocok untuk mengkonseling individu yang tidak memiliki motivasi atau tidak
memiliki kemampuan dasar untuk berubah.
- Terlalu lambat dan tidak fokus.
- Tidak memiliki tahap-tahap dan teknik-teknik khusus dalam membantu individu
menyelesaikan masalahnya.
- Memandirikan konseli dengan refleksi perasaan sehingga konseli mampu menemukan-
cara pemecahan masalahnya sendiri.
- Ide Rogers tentang hubungan konselor-konseli telah menginfiltrasi dan berpengaruh pada
teori-teori lain.
- Menekankan pada pentingnya konselor untuk mendengar dan benar-benar memahami
konseli.
- Fokus pada pengalaman dan kerangka pikir pribadi.
Behavior
(3)
8. Konseling Behavioral muncul sebagai respon penolakan terhadap Psikoanalisis yang
berfokus pada aspek kejiwaan yang tidak tampak. Menurut Behaviorisme.
9. Behaviorismeberfokus pada tingkah laku yang teramati dan dapat diukur, banyak penelitian
yang mengadopsi prinsip-prinsip behaviorisme, sehingga dengan sendirinya aliran ini dapat
tersebar luas.

- Behavioral klasik memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan mekanistis.
- Behavioral modern mengembangkan pandangan lebih lanjut bahwa manusia tidak hanya
hasil bentukan dari lingkungan, namun juga mengahsilkan perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian

- Behavioral tidak memiliki teori mengenai struktur kepribadian yang spesifik.


- Kepribadian manusiaadalah organisme itu sendiri
- Perilaku (yang sehat maupun bermasalah) dikendalikan oleh variabel lingkungan melalui
proses “stimulus-respon” (SR)
Konseling adalah proses mengajarkan tingkah laku baru kepada konseli dengan menciptakan
kondisi yang memungkinkan ia mempelajari perilaku baru tersebut.
- Konseling bertujuan untuk mengajarkan perilaku baru .
- Dalam konseling, konselor berperan sebagai ahli, dan konseli sebagai partisipan aktif.
- Konseling bercorak aktif direktif. Meskipun demikian, konseli juga merupakan pihak yang
aktif mempelajari perilaku-perilaku baru.
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Konseling Behavioral memiliki tahap-tahap yang sangat runtut. Tahapan tersebut bertujuan
agar setiap proses konseling dapat terukur secara obyektif. Secara umum, tahapan tersebut
meliputi: asesmen pra intervensi, intervensi, dan asesmen pasca intervensi.
- Fokus teknik-teknik konseling Behavioral adalah untuk memanipulasi lingkungan dan
mengajarkan tingkah laku baru bagi konseli.
- Terkesan mengabaikan aspek perasaan/emosi konseli.
- Konseli lebih tergantung pada dukungan dan dorongan orang lain
- Konselor terlalu banyak memiliki kontrol atas konseli.
- Metodenya dipraktekkan secara kaku.
- Memiliki banyak teknik yang teruji efektivitas dan obyektivitasnya.
- Memiliki prosedur terapi yang jelas, spesifik, dan terukur.
- Berfokus untuk (langsung) mengubah perilaku yang bermasalah.
- Masalah dilihat secara kontekstual.
REBT
(4)
10. Karena Ellis merasa tidak puas dalam menggunakan Psikoanalisis dan Person-
Centered karena efek terapeutiknya yang lambat. memotiviasi Ellis untuk mengembangkan
pendekatan konseling & psikoterapinya sendiri.
11. Nama terapinya mulai dari: Rational Terapy (RT), kemudian berubah menjadi
Rational Emotif Therapy (RET), dan terakhir Rational Emotif Behavior Therapy (REBT).

Manusia adalah makhluk yang berpotensi baik (berpikir rasional) dan tidak baik (berpikir
irrasional). Namun dalam perkembangan kehidupan, sebagian besar manusia didominasi
oleh potensi tidak baiknya (berpikir irrasional).
Tingkah laku (yang sehat ataupun bermasalah) bergantung pada persepsi (belief) individu
terhadap sebuah kejadian (activating event).
Konseling adalah proses bantuan dalam rangka mengajarkan konseli untuk berpikir dan
berbuat rasional
- Konseling bertujuan untuk mengubah keyakinan, cara berpikir, serta pandangan-
pandangan irasional konseli menjadi rasional dan logis, yang kemudian juga diikuti dengan
tingkah laku yang adaptif.
- Konselor berperan sebagai guru, pelatih, ahli bahasa, dan model.
- Proses konseling merupakan proses reedukasi di mana konseli mempelajari dan
menerapkan cara berpikir logis dalam pemecahan masalah.
- Hubungan baik antara konselor & konseli tidak diperlukan dan tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Sebagaimana konseling Behavioral, REBT juga memiliki tahap-tahap konseling yang
sangat komprehensif, runtut, dan mengutamakan obyektifitas. Secara umum, tahapan
tersebut adalah: asesmen A, B, C, melakukan disputing (D), dan mengajarkan tingkah laku
yang diperlukan.
- REBT merupakan pendekatan yang kaya akan teknik. Secara umum teknik-tekniknya
berfokus untuk mengintervensi kognisi, emosi, dan tingkah laku.
- Konseli harus mengerjakan tugas-tugas yang banyak dan rumit
- Terlalu konfrontatif dan mengabaikan masa lalu konseli.
- Karena lebih menekankan kognisi, konseli dengan kemampuan intelektual rendah akan
memerlukan waktu lebih lama dalam terapi.
- Memiliki strategi intervensi yang lengkap; kombinasi teknik kognitif, emotif dan
behavioral.
- Mengajarkan konseli untuk melakukan terapi mandiri tanpa tergantung pada konselor.

Reality
(5)
12. Realita dikembangkan karena ketidakpuasan Glasser terhadap Psikoanalisis karena
tidak efektif dan efisien.
13. Galsser memandang bahwa yang terbaik adalah membicarakan adalah bagian yang
sehat dari diri konseli bukan bagian yang terganggu
14. Perkembangan terakhir, Konsep-konsep Realita tidak hanya dipakai dalam seting
konseling saja, namun juga dalam banyak seting yang lain, terutama dunia pendidikan.
- Manusia adalah makhluk yang lahir dengan kondisi tidak kosong dan memiliki tujuan
- Tujuan tersebut dipenuhinya dengan berperilaku.
- Manusia bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Perilaku sehat ataupun bermasalah merupakan cerminan dari identitas berhasil dan identitas
gagal. Identitas berhasil dan identitas gagal dibentuk melalui pengalaman-pengalaman dan
interaksi dengan significant others
Konseling adalah proses bantuan agar konseli dapat mengeksplorasi dan menyadari
kebutuhan-kebutuhannya, untuk kemudian memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara
bertanggungjawab dan dengan cara yang efektif.
- Konseling bertujuan untuk memfasilitasi konseli agar konseli belajar cara yang lebih baik
terhadap pemenuhan kebutuhannya
- Konselor berperan sebagai mentor, guru, dan advokat dan konseli sebagai murid.
- Dalam konseling, konseli didorong untuk mengalami dan melakukan tahap-tahap WDEP,
dan mempraktikkan rencana (P) di luar sesi konseling.
- Hubungan baik antara konselor & konseli sangat diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Konseling Realita mengikuti tahap-tahap WDEP. Tahapan ini bertujuan untuk
mengeksplorasi tujuan, mengevaluasi kongruensi tingkah laku terhadap tujuan, dan
merencanakan aksi/perbuatan yang mendukung tujuan.

- Tidak memberikan penekanan pada insight, ketidaksadaran, dan efek masa lalu pada
situasi saat ini.
- Konseling Realita mengabaikan transferensi dan pengaruh significant others. Padahal
significant other adalah pihak yang memberikan pengaruh pada konseli dalam hal
mempersepsi dan bersikap pada orang lain.

- Mudah diterapkan dalam seting apapun, terutama seting sekolah.


- Tidak memakan waktu yang panjang (brief).
- Individu tidak dipandang sebagai seorang yang tidak punya harapan atau lemah. Individu
dipandang dapat melakukan hal-hal terbaik yang mereka bisa.
- Konseli mandiri dalam melakukan eksplorasi kebutuhan, evaluasi diri, dan perilaku baru
apa yang seharusnya ia lakukan.
SFBT(6)
15.
16. SFBT merupakan karya kolektif banyak ahli, terutama Steve de Shazer, Bill
O’Hanlon, Michele Weinel Davis dan Insoo Kim Berg.
17. SFBT didasari oleh konstruksionisme sosial yang berkeyakinan bahwa makna kata
diketahui hanya melalui interaksi sosial dan negosiasi. Kita tidak mempunyai akses
langsung kepada kebenaran obyektif karena upaya kita mengartikulasikan makna terjadi
dalam konteks yang melibatkan orang yang melakukan observasi. Oleh karena itu,
pendekatan ini langsung berfokus pada solusi.
18. Pendekatan ini sekarang banyak digunakan dalam berbagai seting, baik seting
konseling/psikoterapi maupun seting lainnya
SFBT memandang manusia dengan positif: manusia adalah makhluk yang sehat, kompeten,
dan memiliki kapasitas untuk mengkonstruksi solusi-solusi permasalahannya.
Perilaku sehat dan bermasalah merupakan hasil konstruksi individu. Ia juga mampu
mengkonstruksi kekuatan dan kemampuan diri yang berguna bagi penyelesaian masalahnya
(solusi).
Konseling merupakan proses memfasilitasi konseli untuk menemukan solusi-solusi yang
dikonstruksi oleh dirinya sendiri, tanpa berfokus pada masalah yang dibawanya.
- Konseling bertujuan untuk merumuskan solusi-solusi yang dikonstruksi sendiri oleh
konseli.
- Dalam konseling, konselor berperan sebagai mitra kolaborasi dan motivator bagi konseli.
- Dalam konseling, konseli diharapkan dapat berkolaborasi dengan konselor, serta
berpartisipasi secara aktif dalam keseluruhan proses konseling (mengkonstruksi solusi).
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Sebagaimana cirikhas pendekatan konseling yang berorientasi posmodern lainnya, tahapan
SFBT hanya merupakan common phase/stage saja. Tahap-tahapnya berfokus untuk
mengeksplorasi kekuatan konseli dan menemukan solusi permasalahannya.
- Teknik-teknik SFBT sebenarnya juga merupakan common technique saja, yang bertujuan
untuk mengeksplorasi kelebihan-kelebihan konseli dan menemukan solusi atas
masalahnya.
- Konseling bertujuan tidak secara tuntas menyelesaikan masalah konseli.
- Keterbatasan waktu yang menjadi orientasi penggunaannya.
- Penerapannya menuntut keterampilan konselor dalam penggunaan bahasa.
- Berfokus pada solusi.
- Treatment terfokus pada hal yang spesifik dan jelas.
- Penggunaan waktu yang efektif.
- Berorientasi pada here and now.
- Penggunaan teknik-teknik intervensi bersifat fleksibel dan praktis.

Narative
(7)
19. Cikal bakal pendekatan Naratif berawal dari Family System Therapy dan kemudian
menjadi pendekatan yang independen sejak sekitar 10 sampai 20 tahun yang lalu.
20. Aliran filsafat yang mendasari pendekatan Naratif adalah konstruktivisme sosial.
Bertolak dari pandangan konstruktivisme sosial ini, pendekatan Naratif melihat hidup
individu sebagai cerita yang dikonstruksi.
Pendekatan Naratif memandang manusia dengan sangat humanis: manusia adalah makhluk
yang memiliki banyak kompetensi dan sumber daya internal untuk menghadapi tantangan-
tantangan hidupnya. Manusia adalah pakar bagi diri mereka sendiri.
Kehidupan adalah proses mengkonstruksi cerita hidup. Pribadi sehat adalah pribadi yang
dapat membuat dan menginterpretasikan makna yang positif dalam hidup serta dapat
membangun alur cerita yang berkembang dengan segala kemampuan dan potensi yang
dimilikinya, dan pribadi bermasalah kebalikannya.

Konseling merupakan proses bantuan kepada konseli agar ia dapat “menulis kembali” narasi
kehidupannya dan membantunya kembali pada pribadinya.
- Konseling bertujuan untuk membantu konseli “menulis kembali” naraasi kehidupannya
dengan bahasa yang baru dan segar.
- Dalam konseling, konselor berfungsi sebagai fasilitator aktif yang membantu konseli untuk
membangun alur cerita yang baru dan mendekonstruksi cerita-ceritanya yang bermasalah.
- Dalam konseling, konseli diminta untuk berpartisipasi aktif untuk menuliskan kembali
narasi kehidupannya ke dalam cerita positif dan yang lebih membahagiakan.
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Sebagaimana ciri khas pendekatan konseling posmodern, konseling Naratif mengikuti
tahap-tahap umum konseling (common stage of counseling), yaitu: rapport, pengumpulan
data, perumusan tujuan, tahap working, dan terminasi.
- Teknik-teknik konseling Naratif berfokus untuk mengeksplorasi narasi cerita lama dan
mengintervensi konseli untuk membuat narasi cerita baru.

- Sebagaimana ciri posmodern, dalam pendekatan naratif tidak ada kebenaran mutlak.
- Cerita konseli bisa dibuat-buat.
- Dalam pendekatan naratif, tidak terdapat formula khusus yang dapat dijadikan pedoman
untuk membantu konseli.
- Konseling naratif mempercayai konseli sebagai individu yang kompeten dan dapat
dipercaya dalam menciptakan solusi dan cerita yang lebih baik.
- Pioner dalam hal pandangan bahwa konseli mampu membangun diri dan bergerak menuju
kehidupan yang lebih memuaskan dalam waktu yang relatif singkat.
- Pendekatan naratif banyak dijadikan dasar bagi pendekatan konseling lainnya.
- Dapat di integrasikan dengan pendekatan lain.

Feminist
(8)
21. Cikal bakal konseling feminis bermula dari gerakan feminisme pada 1960-an.
Feminisme, yang merupakan dasar filosofis bagi konseling feminis, bertujuan untuk
menumbangkan patriarki dan mengakhiri diskriminasi gender melalui transformasi
kultural dan perubahan sosial radikal.

22. Pada fase berikutnya, konseling feminis mengkritik praktik konseling tradisional
yang berorientasi patrarkis dan berusaha menciptakan pendekatan yang bebas bias gender.
23. Terdapat tiga tahap perkembangan pendekatan feminis: radikal, liberal dan moderat.

Manusia dibentuk oleh sistem dalam masyarakat: peran gender pria dan wanita menentukan
pola interaksi dan perkembangan kepribadian manusia.
Tingkah laku individu ditentukan dan dipengaruhi oleh peran gender yang diinternalisasinya
dari masyarakat. Peran gender diajarkan dan dipelajari sepanjang kehidupan individu.
Konseling merupakan proses mengeksplorasi peran-peran gender yang menekan, agar
kemudian konseli dapat melepaskan dirinya dari tekanan dan pembatasan peran gender
tersebut.
- Konseling bertujuan untuk menyadarkan konseli akan peran-peran gender yang
membatasinya dan melakukan aksi untuk melepaskan diri dan masyarakat dari peran-peran
gender tersebut.
- Konselor berperan sebagai relational-expert, model, teman curhat, dan pengontrol
keseimbangan power konselor-konseli.
- Dalam konseling, konseli berpartisipasi aktif untuk mendekonstruksi peran-peran gender
yang membatasi.
- Hubungan baik antara konselor & konseli diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Sebagai bagian dari konseling posmodern, pendekatan ini tidak menstruktur tahapan
konseling tertentu. Tahap konseling dilakukan commonly. Namun demikian, konseling
feminis dapat mengikuti tahapan pendekatan konseling lain apabila diintegrasikan dengan
pendekatan konseling lain tersebut, asalkan bebas dari ketimpangan power konselor-
konseli dan tidak bias gender.
- Teknik-teknik konseling berfokus untuk mengintervensi pemahaman dan penyadaran
konseli atas peran gender yang telah diinternalisasinya.
- Konselor feminis tidak netral; menggunakan perspektif feminis dalam konseling.
- Fokus konseling ini pada lingkungan sosial sebagai sumber masalah dapat membuat
konseli menjadi tidak bertanggungjawab.
- Lebih tepat dikatakan sebagai gerakan politik daripada sebagai pendekatan konseling.

- Pendekatan konseling pertama yang sensitif gender.


- Mengusahakan kesetaraan posisi dan power antara konselor dan konseli.
- Pengkritik utama terhadap teori konseling tradisional yang bias gender.
- Prinsip-prinsip konseling feminis banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang.
- Konseling feminis dapat diintegrasikan dengan teori lain, dan sebaliknya.

Family
(9)
24. Family System Therapy merupakan sebuah pendekatan konseling & psikoterapi yang
di dalamnya terdapat banyak teori yang berorientasi keluarga.
25. Teori yang berorientasi keluarga pertama kali dikembangkan oleh Alfred Adler.
daratan Eropa dan AS dibuka pusat-pusat konseling keluarga dan perkawinan.

26. Perkembangan terakhir, Family System Therapy dapat diintegrasikan dengan


berbagai teori konseling yang lain.
Manusia dibentuk dan dipengaruhi oleh sistem, terutama sistem dalam keluarga
- Tingkah laku merupakan bentuk pola reaktivitas individu dalam keluarga.
- Tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh interaksi dalam keluarga.
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu sebagai bagian dari
anggota keluarga, melalui sistem keluarga, agar potensinya berkembang seoptimal mungkin
dan masalahnya dapat teratasi.
- Konseling bertujuan untuk memperbaiki konstelasi keluarga agar dapat menjadi lingkungan
yang suportif bagi perkembangan konseli dan penyelesaian masalahnya.
- Dalam konseling, konselor berperan sebagai guru, pembimbing, pelatih, model, challanger,
dan konsultan.
- Dalam konseling, dengan difasilitasi oleh konselor, konseli akan bekerjasama dengan
keluarga untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahannya.
- Hubungan baik antara konselor & konseli sangat diperlukan namun tidak mencukupi untuk
terjadinya perubahan.
- Teknik-tekniknya berfokus untuk mengintervensi keluarga sebagai sistem yang sangat
berpengaruh bagi konseli.
- Konselor dimungkinkan sering melakukan kesalahan dalam mengadopsi sistem dan
melakukan penggambaran suatu keluarga
- Kurang mempertimbangnkan faktor emosional dari beberapa bagian yang terlibat.
- Konselor dapat merasa kewalahan ketika dihadapkan dengan kedalaman dan intensitas
sebuah keluarga.
- Pendekatan ini menuntut kepekaan budaya sebagai elemen penting dari model ini.
- Inti permasalahan bisa dengan mudah diramalkan, yaitu berada dalam keluarga.
- Keluarga diberdayakan dalam membantu konseli.
- Konseling dengan melibatkan keluarga, lebih efektif dibandingkan dengan dengan
konseling per individu.
- Konseling keluarga dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan.

Anda mungkin juga menyukai