Anda di halaman 1dari 63

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT UMUM

5.1 PEKERJAAN PENDAHULUAN


1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
1) PEKERJAAN PENDAHULUAN
2) PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
3) PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN & LANTAI
4) PEKERJAAN BETON
5) PEKERJAAN KAP, ATAP DAN PLAFOND
6) PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
7) PEKERJAAN PENGECATAN
8) PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
9) PEKERJAAN SANITASI
10) PEKERJAAN PENGADAAN MOBILER
11) PEKERJAAN AKHIR

5.2 STANDAR RUJUKAN


5.2.1 Uraian Umum
1) Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen
Kontrak akan menetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan
yang harus diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi .
2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui
peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian
dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh PPK dan Konsultan
Pengawas.
5.2.2 Uraian Umum
1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua
bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah
ditentukan.
2) Selama Pelaksanaan
Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan,
barang barang dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
3) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana
yang diminta oieh Konsultan Pengawas atau yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar
yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil
pengujian yang resmi.
4) Standar standar

Spesifikasi Teknis 1
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas
pada standar yang dicantumkan di bawah ini :
a) Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
b) Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961
c) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983.
d) Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
e) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
f) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
g) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
h) Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung
Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
i) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
j) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung
1981 besertaPedomannya.
k) Standard Industri Indonesia ( SII ).
l) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
m) Peraturan Cat Indonesia – N4.

5.3 ACUAN TERHADAP KETAHANAN GEMPA


5.3.1 Teknis Pemasangan Tulangan
1) Pertemuan antara balok dan kolom
Tulangan pada ujung balok harus dibengkokkan kebagian dalam kolom,
dengan panjang bengkokan minimal 40 kali diameter tulangan utama.
Secara detail digambarkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1. Detail Penulangan Hubungan Balok dan Kolom

2) Pertemuan Antara Kolom dan Ringbalk


Tulangan pada ujung kolomharus dibengkokkankebagian dalam ringbalk,
dengan panjangbengkokan minimal 40 kali diameter tulangan utama. Secara
detail digambarkan pada gambar 4.2.

Spesifikasi Teknis 2
Gambar 4.2. Detail Penulangan Hubungan Kolom dan Ringbalk
3) Pertemuan Antara Kolom dan Sloof.

Gambar 4.3. Detail Penulangan Hubungan Kolom dan Sloof

4) Pertemuan Antara Plat Lantai dengan Balok.


Tulangan atas plat lantai harus dibengkokkan kebagian dalam balok,
dengan panjang bengkokan minimal 40 kali diameter tulangan, sedangkan
tulangan bawah plat lantai masuk menerus ke dalam balok dan tidak perlu
dibengkokkan.
5) Hubungan Balok Anak dan Balok Induk.
Tulangan atas balok anak menerus melewati balok induk bagian dalam dan
ditekuk kebawah minimal 40 kali diameter tulangannya sebagai panjang
penyaluran, sedangkan tulangan bawah balok anak menerus ke dalam balok
induk dan ditekuk ke atas hingga 30 kali diameter tulangannya.
6) Hubungan Ringbalk Atas dengan Kolom Pinggir
Tulangan atas dan bawah ringbalk menerus melewati kolom bagiuan dalam
dan ditekuk kebawah hingga 40 kali diameter tulangannya. Secara detail
digambarkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Detail Penulangan Hubungan Ringbalk Ujung Atas denganKolom


Pinggir

7) Hubungan Balok Lantai dengan Kolom Pinggir.


Tulangan atas dan bawah balok diteruskan ke dalam kolom dan ditekuk
ke bawah minimal 40 kali diameter tulangan balok. Secara detail digambarkan
pada gambar 4.7

Spesifikasi Teknis 3
Gambar 4.7. Detail Penulangan Hubungan Balok Lantai dengan Kolom Pinggir

8) Hubungan Balok Lantai dengan Kolom Tengah.


Tulangan atas dan bawah balok diteruskan melewati tengah kolom dan
pada bagian pertemuan balok dan kolom, tulangan sengkang kolom harus tetap
dipasang menerus kekolom di atas atau di bawahnya. Secara detail digambarkan
pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Detail Penulangan Hubungan Balok Lantai dengan Kolom Tengah.

9) Sambungan Tulangan Kolom di Tengah Bentang


Untuk menyambung tulangan kolom di tengah bentang (di antara dua
lantai) maka tulangan yang menerus dari lantai bawah ditekuk ke dalam
dan diluruskan kembali ke atas sepanjang 40 kali diameter tulangan kolom,
lalu tulangan yang menyambung diletakan di atas tekukan tulangan kolom
dari lantai bawah. Secara detail digambarkan pada gambar 4.9.

Spesifikasi Teknis 4
Gambar 4.9. Detail Sambungan Tulangan Kolom di Tengah Bentang Diantara
Dua Lantai.

10) Pengangkuran Sloof ke Fondasi Menerus


Untuk bangunan yang menggunakan fondasi menerus batu kali, sloof yang
diletakan di atas fondasi harus diangkur ke fondasi dengan jarak angkur 1
meter dan lubang tempat angkur pada fondasi diisi dengan beton. Secara
detail digambarkan pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Detail Pengangkuran Sloof ke Fondasi Menerus.

5.4 MOBILISASI
5.4.1 Umum
1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

Spesifikasi Teknis 5
2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan
untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, di karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
5) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan
harus ditutup dengan terpal.
5.4.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 7 hari setelah penandatanganan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
5.4.3 Penyiapan Lapangan
1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2) Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut :
a. Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan
peraturan Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
b. Mengadakan konsultasi dengan Konsultan Pengawas sebelum
penempatan dan pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta
pemasangan peralatan produksi konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat
dari operasi pelaksanaan.
3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan
pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi,
plant dan peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya
berdasarkan persetujuan Konsultan Pengawas.
5.4.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini
harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran
terpisah untuk item ini.

5.5 PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL


5.5.1 Umum
1) Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
2) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan
kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
dan menurut perintah Konsultan Pengawas.
3) Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau
propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Konsultan Pengawas, Pengujian
khusus di laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh
Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 6
5.5.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi
1) Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi.
Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan
pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas, dan harus melengkapi pengujian
pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.
2) Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari
jam penolakan.
3) Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.
4) Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai
Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil
penelitian bahan tersebut.
5.4.3. Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya biaya semua pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian
"Pengendalian Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam
item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan
dibuat untuk pengujian.

5.6 PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.6.1 Umum
1) Pengelola Lapangan dari Kontraktor
a. Untuk menjamin kualitas, ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Konsultan Pengawas. Staf teknik
tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan,
melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan
dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja
kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
b. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
 Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur
Perusahaan atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan
pemilik.
 Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), mempunyai
pengalaman 5-7 tahun terhitung dari tahun ijazah. Mempunyai Ijazah S1
Teknik Sipil (mempunyai SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung – Madya).
 Tenaga Ahli Struktur S1 Teknik Sipil, empunyai Pengalaman 5-7 tahun
dari tahun ijazah mempunyai SKA ahli K3 Konstruksi – Muda.
 Tenaga Pelaksana Lapangan D3 Teknik Sipil mempunyai Pengalaman
3-5 tahun daru tahun ijazah. Mempuyai SKT Pelaksana Pekerjaan
Bangunan Gedung.
 SKT Tukang Batu
 SKT Tukang Baja

Spesifikasi Teknis 7
 SKT Ahli Teknik tenaga Listrik
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan
harus mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas
namanya dan senantiasa harus di tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola
Teknis dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan
Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis
untuk mengganti Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjukkan
Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
2) Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-
hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara
tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Konsultan
Pengawas.
3) Pemeriksaan Lapangan
a. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out),
Kontraktor harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama
dengan Konsultan Pengawas mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan,
dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, plan bangunan, dan
jaringan utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci
terhadap semua bangunan yang ada. Perubahan tempat/volume
dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop
Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya.
b. Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan
dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang
sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil
pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan
melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya
konstruksi baru.
5.6.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus
diserahkan untuk semua item item yang dibuat pabrik termasuk semen, baja
konstruksi dan kayu.
2) Kontraktor harus menyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di
lapangan dan bilamana Konsultan Pengawas meminta demikian, sertifikasi harus
disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas,
sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam
Prakonstruksi.

Spesifikasi Teknis 8
3) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan
spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan
Konsultan Pengawas. Bahan harus diuji di lapangan atau di laboratorium selama
konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai jadwal pengujian minimum yang
tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian Pengendalian
Mutu”. atas permintaan Konsultan Pengawas dan Kontraktor harus membantu
serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
4) Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan
Konsultan Pengawas.
5) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan
desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
5.6.3 Pengendalian Lingkungan
1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-
syarat desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi
lingkungan dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang
memancarkan suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman
suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi
baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan
yang berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam
daerah daerah rawan seperti dekat Rumah Sakit.
4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus
melakukan penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan
angkutan kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
5.6.4 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
1) Jika dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengadakan
survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi
yang tetap untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan
pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa
depan.
2) Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian
perkerasan dan drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan
menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan
3) Konsultan Pengawas atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum
pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang
diperlukan oleh Konsultan Pengawas yang harus dilaksanakan tanpa
penundaan.
4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan gedung,
pemasangan patok-patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari
as ke as pondasi.
5) Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan
yang di minta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan
lapangan yang relevan.

Spesifikasi Teknis 9
5.6.5 Peil dan Pengukuran
1) Kontraktor wajib memberikan kepada Konsultan Pengawas setiap kali suatu
bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil
dan ukuran-ukurannya.
2) Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk
diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan
sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil- peil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan
Syarat ini.
4) Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh- sungguh.
5) Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan
berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan
dari Direksi Lapangan.
6) Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
Kegiatan ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran
dan lain-lain yang disesuaikan dengan Standard / Peraturan-peraturan yang
dipergunakan didalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus
mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemilik Kegiatan dalam hal Ini PPK
sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
7) Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh
Konsultan Pengawas terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian
maupun perapihan (finishing work)
5.6.6 Pemakaian Ukuran
1) Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2) Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian- bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang
setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan
Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
3) Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya,
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar kerja yang ada.
5.6.7 Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “Time
schedule/Kurva S“ dan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan diketahui oleh
Pemberi Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana
ini, hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula,
maka kerugian yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor
5.6.8 Los Direksi, Los Kerja dan Gudang Bahan
1) Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan bahan-bahan
sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan
sederhana

Spesifikasi Teknis 10
2) Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-barang
atau alat- alat lainnya dan untuk kantor pelaksana.
3) Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya
ditentukan oleh Direksi
5.6.9 Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
1) Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana
harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar – gambar
pelaksanaan.
2) Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan
pekerjaan.
3) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kecelakaan kerja karyawannya dan
dibuktikan dengan asurasi kecelakaan.
4) Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
5) Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
6) Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
7) Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
8) Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi
Lapangan.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
5.5.10. Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas /Direksi Pelaksana dalam
hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan
diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.

5.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN


5.7.1 Umum
1) Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan (atau
oleh Konsultan Pengawas jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin Kegiatan
untuk bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan
cara satu perintah perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika
dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu
perubahan dalam struktur harga satuan item pembayaran atau satu perubahan
dalam besarnya kontrak. Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu addendum.
2) Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut :
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang
diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan
pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar
penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan
perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan dalam

Spesifikasi Teknis 11
satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan
oleh Pemimpin Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam
Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan
oleh Pemimpin Kegiatan.
b. Addenda
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor
merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang
telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item
Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak
dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah
Perubahan Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan
untuk semua perubahan perubahan kontraktual dan perubahan teknis
yang besar tanpa memandang apakah perubahan perubanan tersebut
untuk struktur Harga atau Besarnya Kontrak.
3) Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang
diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang
bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor
lainnya mengenai otorisasi perubahan pekerjaan tersebut.
b. Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi
kuasa untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi
tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan
untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data
pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Konsultan Pengawas
mengevaluasi usulan tersebut.
5.7.2 Prosedur Awal
1) Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change
order) dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis
yang berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam kegiatan tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang
dirubah yang merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang
diusulkan tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah
struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga
Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan
dirumuskan dalam satu addendum.
e. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja,
dan tidak merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan
perubahan tersebut, atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang
maju.
2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Pengawas. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan.
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.

Spesifikasi Teknis 12
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor
yang terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus
dilakukan di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada
beserta dengan suatu Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang
dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.
5.7.3 Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)
1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang
disetujui bersama atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pemimpin
Kegiatan.
2) Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan
menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaan- pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran
revisi Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian
perubahan.
4) “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu
penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan
dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah
yang telah dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor yang perlu
rumuskan dalam satu Addendum.
5) Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah
perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut.
6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan”
untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
5.7.4 Pelaksanaan Addenda
1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
a. Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan
disetujui oleh Pemimpin Kegiatan.
2) Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual,
perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan
maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan
perincian perubahan dimaksud.
4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap
tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu
perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
5) Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut
dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

5.8 PENGAWASAN
1) Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Konsultan Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi
Lapangan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas –
fasilitas yang diperlukan.

Spesifikasi Teknis 13
2) Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka / dibongkar sebagian atau
seluruhnya.
3) Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan
pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban Kontraktor.
4) Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan adalah
terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar dan Rencana
Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin
Pemilik Kegiatan.

5.9 LAPORAN DAN DOKUMENTASI


5.9.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian, Mingguan, dan Laporan Bulanan
dari pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk
dapat dipergunakan sebagai dasar pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan
pekerjaan yang sedang berjalan secara berkesinambungan.
5.9.2 Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran Post
Card pada bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan
dengan foto warna :
1) Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.
2) Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
3) Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan ring
balk.
4) Saat pekerjaan dalam prestasi 55%, 75% dan 100% serta setelah masa
pemeliharaan atau pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
5) Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas dimana 1(satu) set untuk arsip dan
2 (dua) set untuk arsip Pemberi Tugas.
6) Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus
melampirkan foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik).

5.10 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR


5.10.1 Uraian
1) Peraturan dan syarat – syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan
gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
2) Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada
peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
3) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka
Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor
diwajibkan mentaati keputusan perencana / Direksi dalam hal menyangkut
masalah tersebut diatas.
4) Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang
terdapat didalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak
memperkenankan mengukur gambar berdasar skala gambar.
5) Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan
gambar tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat

Spesifikasi Teknis 14
gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum
dilaksanakan harus mendapat ijin dari Direksi
5.10.2 Penjelasan Perbedaan Gambar
1) Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara
gambar-gambar :
2) Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan
kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
3) Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya
dengan gambar kerja pembangunan gedung, pagar dan talud.
4) Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.
5) Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.10.3 Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
5.10.4 Gambar Pelaksanaan
1) Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-
gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
2) Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
3) Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh
Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak
Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak
4) Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan
untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
5) Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti
pemberian garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh
kontraktor dan tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
5.10.5 Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
5.10.6 Gambar Sesuai Dengan Instalasi
1) Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar- gambar yang sesuai dengan instalasi.

Spesifikasi Teknis 15
2) Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap
mengenai instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan
operasi dari instalasi yang telah terpasang
3) Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
diperiksa dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar
tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas.
4) Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
a. 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan.
b. 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( reprodukcible copy ) .

5.11 INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI


5.11.1 Umum
1) Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor
diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training
kepada operator- operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna untuk
Pemeliharaan.
2) Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan
dokumen yang berisi cara operasi maupun cara pemeliharaan dari sistem
instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum
diserahkan kepada Pemberi Tugas. Banyaknya dokumen yang diserahkan
kepada Pemberi Tugas adalah 3 (tiga) set.
5.11.2 Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
1) Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan
pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di
dalam kontrak selama masa pemeliharaan dihitung dari masa penyerahan
instalasi kepada Pemberi Tugas .
2) Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau
kerusakan serta memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua
pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab kontraktor kalau
disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang jelek.
3) Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang
telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem
instalasi tersebut.
5.11.3 Pemeriksaan
1) Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai
dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditentukan spesifikasi.
2) Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan
pengetesan dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor
maka wakil-wakil dari kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan
menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu memberikan saran-
saran.
3) Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan
hadir dan Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup
baik atau harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala
perongkosan yang timbul.
4) Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan. Hasil-
hasil test akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah
dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.

5.12 PEMBERSIHAN

Spesifikasi Teknis 16
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah. Pada
waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus membuang
sampah- sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau tempat yang telah
ditunjuk oleh Direksi Lapangan.

5.13 PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI.


1) Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada
terhadap kerusakan-kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin timbul.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi
sampai diserahkan kepada Pemberi Tugas.

5.14 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN


5.14.1 Umum
1) Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tetulis oleh Konsultan Pengawas.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus
diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
2) Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh
tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan
setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas untuk
memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan
memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta
harus memberitahu Konsultan Pengawas paling sedikit 30 hari
sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan
dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan.
Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua bahan bahan dalam sumber
tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta
bahan bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan
sebelum persetujuan dari Konsultan Pengawas diberikan. Konsultan
Pengawas memberikan persetujuan ini secara tertulis.
5.14.2 Sumber Bahan-bahan
1) Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang
diperlihatkan dalam dokomen atau yang diberikan Konsultan Pengawas,
disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor
untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-
sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

Spesifikasi Teknis 17
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan
yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi
spesifikasi ini. Konsultan Pengawas akan menolak atau menerima bahan dari
sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan
dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan
menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau
secara lain berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.
2) Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah
memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh
digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas
yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan
minta diganti.
5.14.3 Penyimpanan Bahan
1) Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian
sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar
pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan
bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
2) Penumpukan Agregat
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat
yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material
lainnya. Khususnya selama musim kering.
3) Penanganan dan penyimpanan semen
a. Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat
pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi
rusak.
b. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap
air, dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga
penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu
lama dalam penyimpanan.
c. Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton
tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan

Spesifikasi Teknis 18
memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan
mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah
mengeras.
4) Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
a. Konsultan Pengawas akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat
untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang
dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta
sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-
bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas.
b. Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan
bila perlu tanah tersebut diratakan dengan motorgrader.
c. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal
dengan sumbu memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis
tengah jalan.
5.14.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Royality (keuangan)
Semua biaya untuk konstruksi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalanya
sewa, royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga
satuan sebagai bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran
terpisah pada kontraktor untuk biaya-biaya ini.
2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan meyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka
sumber bahan kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas secara
tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan,
seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun
kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dalam harga
satuan, dan tidak ada Pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

5.15 PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR


Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber
air yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memasang pipa-pipa untuk
mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk
mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, lubang
penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat izin tertulis
dari Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan.

5.16 IKLAN
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau di
tanah yang berdekatan tanpa ijin dari pemilik Kegiatan / direksi lapangan.

5.17 JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor dan
disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.

Spesifikasi Teknis 19
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban
Kontraktor .

5.18 PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas,
jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan
oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-
perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.

5.19 KECELAKAAN DAN KESEHATAN


1) Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi
beban Kontraktor.
2) Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi
menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih dalam soal –
soal mengenai pertolongan pertama.
3) Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
4) Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
5) Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan alat
pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah – galah
secukupnya serta pemeliharaannya.
6) Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
7) Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor
harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi
Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk
semua perubahan – perubahan yang hingga kini tetap berlaku.

5.20 PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN


Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya sebagaimana
diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja ataupun
tidak.
2) Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
3) Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya.
4) Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24
jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan
sebagainya.

5.21 PENEMUAN BENDA KUNO DAN FOSIL

Spesifikasi Teknis 20
Penemuan dilapangan pekerjaan seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan
barang berharga lainnya agar diserahkan kepada pihak yang berwajib melalui Pemilik
Kegiatan.
Pada waktu penemuan benda-benda tersebut, Kontraktor wajib segera mengambil
tindakan sebagai berikut :
1) Berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengganggu benda-benda tersebut, penggalian
atau pemindahan atau dihindarkan atau dicegah.
2) Mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda itu dalam keadaan dan posisi
waktu ditemukan.
3) Melaporkan penemuan tersebut pada Pemilik Kegiatan secara tertulis dengan
menjelaskan secara tepat lokasi penemuan tersebut.

5.22 PEMERIKSAAN PEKERJAAN


1) Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan
kepada Konsultan Pengawas.
2) Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh Konsultan/Konsultan
Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik. Hal ini dikecualikan
bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
3) Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

Spesifikasi Teknis 21
B. SYARAT KHUSUS

5.23 TEMPAT PEKERJAAN


Kegiatan : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR NEGARA BPS
PROVINSI
Pekerjaan : PEMBANGUNAN, REVITALISASI DAN PERLUASAN GEDUNG / BANGUNAN
KANTOR
Lokasi : Jl. Lala Rato NO. 01, Kel. Uemalingku, Kec. Ratolindo, Kab. Tojo Una-una

5.24 PENJELASAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah :
1) Pekerjaan pendahuluan
2) Pekerjaan tanah dan pasir
3) Pekerjaan pasangan, plesteran & lantai
4) Pekerjaan beton
5) Pekerjaan kap, atap dan plafond
6) Pekerjaan kusen pintu dan jendela
7) Pekerjaan pengecatan
8) Pekerjaan instalasi listrik
9) Pekerjaan sanitasi
10) Pekerjaan pengadaan mobiler
11) Pekerjaan akhir

5.25 PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan harus diselesaikan menurut dan sesuai :
1) Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat–syarat
ini.
2) Gambar –gambar bestek , Detail dan Instalasi.
3) Perubahan – perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara
Aanwijzing.
4) Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi / Pimpinan Kegiatan.
5) Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada pada waktu
pelaksanaan.

5.26 DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN-UKURAN POKOK


Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah
bangunan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan oleh
Kontraktor diberi tanda jelas dengan noit beton yang kokoh dan baru boleh dibongkar setelah
pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. Ukuran – ukuran tinggi ini diambil diatas
ketinggian sumbu jalan dimuka bangunan.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan Detail
Kontraktor hendaknya meneliti kembali ukuran – ukuran tersebut . Jika ada perbedaan dan
ketidak cocokan.

Spesifikasi Teknis 22
Kontraktor melapor / membicarakan dengan Direksi dan Pimpinan Kegiatan. Kontraktor
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Ukuran yang tertera pada gambar kontruksi beton harus disesuaikan dengan ukuran jadi.
2) Ukuran-ukuran pada Kontruksi kayu ( kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi
setelah diserut ).

5.27 PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN


1) Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala
sesuatu kepada Direksi.
2) Pemasangan Patok –patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama dan
atas persetujuan Direksi.
3) Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab Kontraktor.
4) Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus
menggunakan teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain-lain. Pengukuran
siku dengan benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya dibolehkan pada bagian-
bagian yang kecil dan tidak penting saja.
5) Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus
segera dilaporkan kepada Direksi.
6) Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus
dibuat dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu.
7) Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank
dipasang, tinggi dasar (0,00), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom
ditetapkan dengan persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.

5.28 PEKERJAAN GALIAN TANAH


5.28.1 Umum
1) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan
lantai yang tertera dalam gambar.
b. Konstruksi Pondasi
c. Saluran air hujan dan Bak Kontrol.
d. Septictank dan bak peresapan
e. Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar.
5.28.2 Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
5.28.3 Pelaksanaan :
1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman- kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan
dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari
pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2) Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain
yang dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
3) Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
4) Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan
kering.

Spesifikasi Teknis 23
5) Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus
digali dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, disiram air dan dipadatkan.
6) Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan
cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
7) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan
dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban
kontraktor.
8) Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau
diubah sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9) Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan
ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
10) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang
bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-
akar/bahan-bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas sampai padat.
5.28.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang
ditentukan harus dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran

II.1 Galian Tanah M3

5.29 PEKERJAAN URUGAN


5.29.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Urugan tanah kembali bekas galian
b. Urugan pasir di bawah pondasi
c. Urugan tanah di bawah lantai
d. Urugan pasir di bawah lantai
5.29.2 Bahan
1) Tanah urug yang digunakan adalah tanahnon plastis, minimal digolongkan
dalam klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
2) Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam
klasifikasi A-1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)

Spesifikasi Teknis 24
3) Khusus untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan
pipa air bersih dan urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan
adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO)
4) Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman
yang berlebihan
5.29.3 Pelaksanaan :
1) Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada
gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum
30 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus
dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat
kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
2) Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup
baik, bebas dari sisa- sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat
mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
3) Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana, dan material penimbunan
harus memenuhi pasal 5.28.2 Spesifikasi ini.
4) Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah
sebelum digali.
5) Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus
dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan
air/disiram)
6) Urugan/timbunan tidak menggunakan bekas bongkaran, tetapi dengan
material dan sisa bongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memindahkan
5.29.4 Pengendalian Mutu di Lapangan
Konsultan Pengawas dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test kepadatan
(sand cone) di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi
ini
5.29.5 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang
diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal urugan.
Kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan pada point “d, e dan f” pada pasal
5.28.1.1, pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan termasuk bagian dari
pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok dan pembuatan lubang
peresapan.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang
ditentukan harus dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dibawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga,
dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan dan peralatan.
No. Uraian Satuan
urut Pengukuran

Spesifikasi Teknis 25
II.1 Urugan tanah kembali bekas galian M3

II.3 Urugan / Timbunan M3

II.4 Urugan Pasir dibawah Pondasi M3

II.5 Urugan Pasir dibawah Lantai M3

5.30 PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG


5.30.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
2) Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah
urugan pasir pada pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan yang
stabil pada konstruksi pondasi batu kali.
5.30.2 Bahan
1) Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi
harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu
daya tahan (awet).
2) Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus
dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila
dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-
batas ukuran yang ditetapkan sebagai berikut :
Ukuran minimum batu adalah :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm).
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas
dan saling mengunci.
5.30.3 Pelaksanaan
1) Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan
diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua
bahan- bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau
mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air
dan menyediakan dinding cut off.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan
memiliki daya saling mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus
memungkinkan untuk melatakan pasangan batu kali di atasnya dan
memberikan permukaan yang maksimal untuk dilapisi pasta semen guna
pelekatan dengan pasangan di atasnya.
5.30.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
2) Pembayaran

Spesifikasi Teknis 26
3) Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang
ditentukan harus dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan
harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran

III.1 Pasangan batu kosong M3


5.31 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
5.31.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kali meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang
menggunakan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
dalam RKS ini.
5.31.2 Bahan
1) Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda,
lubang-lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus
diambil dari sumber yang disetujui Direksi.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci)
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis,
struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan
saling mengunci.
2) Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
3) Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
4) Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam- garaman.
5) Adukan
a. Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan
harus dibuat perbandingan 1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air
(selanjutnya dipakai singkatan PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, Kr
untuk kerikil dalam kode perbandingan suatu
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan
secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai,
bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin

Spesifikasi Teknis 27
selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan,
bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara
kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua
dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk
dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang.
Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk
mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
5.31.3 Pelaksanaan
1) Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah
dinyatakan diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi
semua bahan- bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk
membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara,
pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah
terpasang dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan
gambar rencana.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu
sebelum dipasang dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada
tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal
adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu
selesai dipasang.
b. Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka
harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal
minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu
muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu
dengan batu-batu belah yang dipasang di dalamnya dan paling sedikit ada
satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pasangan batu
muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti
agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
c. Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang
kelihatan harus disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2
Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3) Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan
dan dalam melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor
harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk
beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan
yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang
telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri di
atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
5.31.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran

Spesifikasi Teknis 28
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang
ditentukan harus dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga,
dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran

III.2 Pasangan batu kali M3

5.32 PASANGAN BATU BATA


5.32.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pasangan bata/bataco seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangannya harus benar- benar mengikuti garis-garis ketinggian dan
bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
5.32.2 Bahan
1) Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah.
Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm – 7 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi
panjang dan lebar 0,5 cm.
Konsultan Pengawas berhak menolak batu bata bila tidak memenuhi syarat
seperti :
a. Pembakaran kurang matang/merata.
b. Banyak mengandung retak-retak/keropos.
c. Bentuk tidak simetris / siku dan tidak rata.
2) Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
3) Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
4) Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam- garaman.
5) Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata/bataco adalah :
 Pasangan bata/bataco adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
 Pasangan bata/bataco kedap air (traasram) menggunakan campuran 1 PC :
2 Ps, yaitu pada tepi kosen dan kolom, dinding KM/WC dan yang
ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail.
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan
secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai,

Spesifikasi Teknis 29
bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin
selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan,
bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara
kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua
dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk
dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang.
Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk
mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
5.32.3 Pelaksanaan
1) Kondisi lapangan pekerjaan
a. Pengecoran sloof beton telah selesai dilaksanakan dan telah dalam kondisi
stabil dan dijamin tidak akan terjadi keruntuhan setelah beban pasangan
bata/bataco bekerja.
b. Peralatan utama dan steger telah disiapkan.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang
dengan baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar
rencana.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi
memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka
setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain
itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan
kolom praktis (beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai
gambar.
d. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu
bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kosen/kolom.
e. Untuk perkuatan antara dinding ,kosen dan kolom utama maka pada
kolom utama dipasang angker berupa besi beton dia. 12 mm panjang
minimal 25 cm setiap jarak 100 cm yang dipasang pada waktu pengecoran
kolom utama.
5.32.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas pasangan bata akan dihitung berdasarkan luasan penampang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi pasangan.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran

III.3 Pasangan batu bata ½ batu M2

Spesifikasi Teknis 30
5.33 PEKERJAAN PLESTERAN / PENGHALUS ACIAN BETON
5.33.1 Umum
1) Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan yang
tercantum dibawah ini :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa
b. Plesteran kedap air (traasram)
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi
5.33.2 Bahan
1) Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Pasir untuk plesteran
harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan
tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2) Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
3) Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan
garam- garaman.
4) Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :
 Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
 Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada
dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar
detail.
 Plesteran untuk kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir
b. Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat.
Formula acian adalah sebagai berikut :
 Acian dengan PC tanpa campuran kapur untuk semua bidang plester.
c. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan
secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang
dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai
sampai batas adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih kurang 90
menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak
diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.
5.33.3 Pelaksanaan
1) Kondisi lapangan pekerjaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk
sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air
dan listrik sudah terpasang.
c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata,
lurus dan tegak satu sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas)
sangat dianjurkan.

Spesifikasi Teknis 31
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan
dengan pekerjaan acian.
2) Pelaksanaan pekerjaan
a. Diharuskan menggunakan mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang
memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan
diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak
plesteran. Tukang- tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena
pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik.
b. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus
disingkirkan dari pekerjaan.
c. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan
pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah Konsultan
Pengawas.
d. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm
dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini
ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding harus diperbaiki.
e. Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan
pleseteran harus dikasarkan dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan
yang sempurna antara tembok dan keramik.
5.33.4 Pengendalian Mutu Di Lapangan
Ditiadakan
5.33.5 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas plesteran dan acian dihitung berdasarkan luasan bidang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi bidang plesteran/acian.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran
M2
IV.1 Pekerjaan plesteran dinding 1 PC : 5 Ps
IV.2 Pekerjaan plesteran Beton 1 PC : 3 Ps M2
IV.3 Pekerjaan Acian M2

5.34 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


5.34.1 Umum
1) Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan Penutup Lantai mencakup pengadaan dan pemasangan
Lantai ubin granit dan lantai Keramik pada bagian-bagian yang ditunjukkan
dalam gambar.
5.34.2 Bahan
1) Keramik / Granit
a. Bahan Penutup Lantai yang digunakan adalah Berbahan Keramik
produksi dalam negeri dengan kualitas yang baik (KW 1).

Spesifikasi Teknis 32
b. Ukuran Penutup lantai untuk seluruh lantai adalah 60 cm x 60 cm kecuali
untuk lantai Toliet berukuran 20 cm x 20 cm berbahan keramik dan Granit,
dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
c. Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan
tebal serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
2) Tile grouting (Pengisi nat/Celah antar Keramik)
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna Granit dan
Keramik
3) Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan granit/Keramik adalah 1 PC : 2
Pasir.
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan
rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan
ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam
jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran
dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih
kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan
setiap akhir dari hari kerja.
5.34.3 Pelaksanaan
1) Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan rabat beton telah bersih dari material lepas dan material lainnya
yang dapat mengurangi kelekatan terhadap spesie dan telah mengalami
penjenuhan.
Peil referensi telah terpasang, yang menunjukan elevasi total dan pola
pemasangan keramik.
2) Pelaksanaan pekerjaan
a. Granit dan Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, warna, motif tiap Keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan
cacat lainnya.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu,
sesuai dengan petunjuk pabrik.
c. Sebelum granit dan keramik dipasang, granit dan keramik terlebih
dahulu harus direndam air sampai jenuh.
d. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan gambar rencana/pola perletakan
Keramik pada bidang yang akan ditempel sehingga pola tersebut
memenuhi persyaratan estetika yang diperlukan. Gambar rencana/pola
penempatan tersebut harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas
sebelum penempelan dimulai.
e. Keramik lantai ditoilet /KM/WC/Urinoir dipasang dengan kemiringan 0,5 %
kearah lobang pembuangan ( floor drain ), untuk ruangan–ruangan lain ubin
granit harus dipasang tepat waterpass. Siar-siar harus membentuk garis
lurus dan diisi dengan campuran semen sampai jenuh kemudian dibersihkan
sampai noda-nodanya hilang.
f. Untuk permukaan yang telah rata, dibersihkan dari kotoran, lemak dan
debu yang melekat, kemudian granit/Keramik ditempelkan dengan
menggunakan pasta air semen.
g. Lebar naad 2 - 3 mm, dan setiap naad tersebut harus lurus, rapi dan
memenuhi unsur- unsur estetika bangunan.
h. Setelah granit/keramik dipasang maka celah/naad antara granit/keramik
tersebut diisi dengan pasta pengisi (tile grouting).

Spesifikasi Teknis 33
i.
Pembersihan permukaan granit/keramik dari sisa-sisa adukan semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk
keramik.
5.34.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas pasangan granit/keramik lantai dan dinding dihitung berdasarkan
luasan bidang yang terpasang, yaitu panjang x lebar bidang pasangan keramik.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran
M2
V.1 Pekerjaan Keramik Lantai Uk. 60 cm x 60 cm
V.2 Pekerjaan Granit Lantai Uk. 60 cm x 60 cm M2
V.3 Pekerjaan Keramik Lantai Uk. 20 cm x 20 cm M2

5.35 PEKERJAAN PELAPIS DINDING


5.35.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
5.35.2 Bahan
1) Keramik
a. Bahan Pelapis Dinding yang digunakan adalah Berbahan Keramik
produksi dalam negeri dengan kualitas yang baik (KW 1).
b. Ukuran Pelapis Dinding WC dan Pantry adalah 20 cm x 40 cm berbahan
keramik, dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
c. Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan
tebal serta memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
2) Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna Granit dan
Keramik
3) Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan granit/Keramik adalah 1 PC : 2
Pasir.
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan
rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan
ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat adukan dalam
jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran
dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih
kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan

Spesifikasi Teknis 34
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan
setiap akhir dari hari kerja.
5.35.3 Pelaksanaan
1) Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester
halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera
dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2) Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk
menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
3) Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal minimal 1cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm).
Naad ini diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan saling
tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
4) Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus
dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile acccessories).
5) Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat MU-450, diaduk baik. Sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
6) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
7) Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
8) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.
9) Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket
tv dan lain-lain yang tertera di dalam gambar.
10) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. Pada Toilet keramik
dipasang setinggi 160 cm. Sedangkan pada Pantry keramik dipasang setinggi 60
cm dari meja beton.
11) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
12) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
13) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 3 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar
keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
14) Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grouting.
15) Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara keramik dinding
dengan dinding.

No. Satuan
urut Uraian Pengukuran

VI.1 Pekerjaan Keramik Dinding Uk. 20 cm x 40 cm M2


VI.2 Pekerjaan Keramik Dinding Uk. 60 cm x 60 cm
M2

Spesifikasi Teknis 35
5.36 PEKERJAAN KAP RANGKA BAJA RINGAN
5.36.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan, pabrikasi/perakitan dan pemasangan semua jenis
bahan/material baja ringan yang digunakan termasuk perancah-perancah baik
yang mengunakan perncah rangka baja scaffolding maupun perancah yang
menggunakan kayu atau sejenisnya yang diizinkan oleh direksi teknis.

5.36.2 Bahan
1) Profil C Truss
Merek : Taso
Tinggi profil : 75 mm
Lebar bawah : 40 mm
Lebar atas : 38 mm
Tinggi tekukan ujung (atas & bawah) masing2 : 8mm
Ketebalan: C75.100 (tebal 1,05 mm TCT) & C75.75 (tebal 0,8 mm TCT)
TCT = Total Coating Thickness = Ketebalan keseluruhan material termasuk
lapisan tahan karat.
2) Profil Reng
Merek : Taso
Profil Reng adalah TS 40.045
Tinggi profil: 40 mm
Lebar atas: 30 mm
Lebar kaki (kiri dan kanan) masing2: 15mm
Ketebalan: 0,5mm TCT
Ujung kaki kiri dan kanan dari harus terlipat ke atas agar ujungnya tidak
tajam & berfungsi untuk memudahkan pemasangan screw (skrup) reng ke C
truss + reng tidak robek saat di-screw.

3) Screw (Skrup)
a. Screw Truss
Screw truss 12 - 14 x 20.
12 = diameter screw : 12mm.
14 = jumlah ulir per inci
20 = panjang skrup : 20 mm ( dihitung dari bawah kepala screw sampai
dengan ujung tajam).

b. Screw Reng
Screw Reng 10 - 16 x 16.
10 = diameter screw : 10mm.
16 = jumlah ulir per inci
16 = panjang skrup : 16 mm

Spesifikasi Teknis 36
Screw truss dan reng memiliki spesifikasi kekuatan:
1. Kuat geser rata2 (Shear Strength Average) = 6.8 kN
2. Kuat tarik minimum ( Tensile Strength min.) = 11.9 kN
3. Kuat torsi minimum (Torque Strength min.) = 8.4 kNm
5.36.3 Konstruksi.
Konstruksi kap baja ringan adalah suatu konstruksi kap dalam bentuk satu
kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung, kegagalan atau
kelemahan pada satu titik akan berakibat kegagalan konstruksi secara keseluruhan.
Berdasarkan penggunaan material-material tersebut diatas yang sudah diadakn
pengujian, maka secara umum konstruksi kap adalah sebagai berikut
Jarak antara titik buhul atau titik sambungan maksimum 1500 mm pada konstruksi
kuda-kuda dengan material C Truss 75.75. pada pertemuan atau sambungan
diperkuat dengan Screw truss 12-14x20 sebanyak 3 screw pada masing –masing
sambungan.
Jarak antara kuda-kuda penyangga V reng maksimum 1250 mm, dan pertemuan
antara Vreng dan C Truss Kuda-kuda diikat dengan Screw Reng 10-16x16 masing-
masing 2 buah screw.
Sebelum melakukan abrikasi konsrtuksi, material yang didatangkan harus
diperiksa terlebih dahulu oleh direksi teknis untuk mendapatkan persetujuan material.
5.36.4 Legalitas.
Distributor atau supliyer material baja ringan harus distributor resmi yang
berbadan hukum, dan semua material yang diajukan harus sudah melalui
pengujian dari laboratorium resmi yang diakui yang dibuktikan dengan rekaman
sertifikat pengujian. Konstruksi yang akan digunakan sudah melalui pengujian
kekuatan konstruksi yang penggunaan softwer perhitungan telah mendapat
rekomendasi dari assosiasi konstruksi (seperti HAKI, atau yang lainnya) yang
dibuktikan dengan rekaman surat rekomendasi. Penyedia jasa harus menjamin
kekuatan konstruksi yang dibuat dalam bentuk jaminan atau garansi konstruksi
yang diterbitkan oleh distributor dalam bentuk setifikat garansi.

5.37 PEKERJAAN ATAP, NOK DAN TALANG


5.37.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan material, pemasangan pada konstruksi kap baja
ringan, baik material atap, nok maupun talang. Pekerjaan harus dibuat sesuai
dengan yang termuat dalam gambar rencana.
5.37.2 Bahan/Material.
1) Material atap menggunakan seng metal soka jempol dengan ketebalan 0,35
mm TCT.
2) Material Bubungan menggunakan material sejenis genteng metal dengan
ketebalan 0,35 mm TCT dengan konstruksi lengkung, bersayap dan berkaki.
3) Material talang menggunakan seng plat tebal 0,35 mm yang telah dilapisi cat
Final

Spesifikasi Teknis 37
5.37.3 Pelaksanaan
Setelah pekerjaan rangka kap baja ringan selesai, dilaksanakan pemasangan talang,
lembaran talang dilekatkan pada kons. Baja ringan dengan mengunakan paku srew,
selanjutnya dilaksanakan pemasangan atap genteng metal dari sisi ujung paling
bawah kaki kuda-kuda yang telah di pasang Listplank sebelumnya. Atap seng
metal dilekatkan dengan menggunakan screw roofing dengan jumlah minimal 6
buah tiap lembar atap seng metal. Pada bubungan dipasang nok jenis Ratu
(Konstruksi lengkung, bersayap dan berkaki).

5.38 PEKERJAAN BETON


5.38.1 Umum
1) Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton
biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting dan
perancah. Finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang ditentukan
5.38.2 Bahan
1) Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar
dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai
alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam
harus dicuci.
b. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau
antara batang tulangan dan cetakan (acuan).
c. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan
hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
d. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik dan
jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian
kandungan organik menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap
agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus
diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi
pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum
terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan berat.
f. Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut : Tabel 5.35.1
Persyaratan gradasi agregat.

UKURAN
SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
STANDAR IMPERIAL AGREGAT
(mm) (inches) HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR

50 2 100

Spesifikasi Teknis 38
37 1½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 10
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 10 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
4,75 4 95 – 100 0-5 0 - 10 0 - 10 0 - 15
2,36 8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18  16 45 – 80 - - -
0,3  50 10 – 30
0,15  100 2 – 10

g. Persyaratan sifat-sifat teknis agregat : Tabel 5.35.2 Persyaratan sifat-sifat


teknis agregat

Batas Pengujian
URAIAN Agregat Agregat Standar Pengujian
Kasar Halus SNI
Kehilangan berat karena abrasi (500
putaran) 40% - 03-2417-1991
Kekekalan bentuk agregat terhadap
larutan Natrium sulfat dan Magnesium 12% 10% 03-3407-1994
Sulfat
Prosentase gumpalan lempung dan
partikel mudah pecah 2% 0,5% 03-4141-1996
Bahan-bahan yang lolos saringan
0,075 mm ( 200) 1% 3% 03-4142-1996

2) Semen
a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement,
harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991, Kontraktor harus menyediakan
contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari
gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik. Portland cement yang
disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton
ini hanya menggunakan satu merk semen saja.
c. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari
pabrik dan terlindung.
d. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan
yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan
pengiriman.
e. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai.
3) Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi standard SK SNI T-
15 1991.
4) Zat Tambahan

Spesifikasi Teknis 39
Ditiadakan
5) Tulangan (khusus untuk beton bertulang)
a. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan
polos, digilas panas, sesuai dengan SK SNI T-15 1991 seperti ditunjukan
dalam gambar-gambar.
b. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus
bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas.
Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau
dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa persetujuan Direksi.
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi
persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah
lembab, olie (minyak) dan gemuk.
d. Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan
berdasarkan ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan
dalam SK-SNI-T15 1991-03 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa,
sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan.
e. Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
6) Bekisting
a. Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III
b. Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan
struktural selama proses pengecoran dan perawatan beton.
c. Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7 cm diperkuat
dengan papan tebal 3 cm dan balok 5 x 10 cm yang mengikuti bentuk
struktur dan pada sisi dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat
dari plat baja sesuai dimensi struktur, terkecuali dipersyaratkan lain oleh
Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan bekisting, kontraktor harus
memberikan gambar perencanaan bekisting secara lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :
 Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal
dan terikat kuat.
 Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis
atau dengan bahan-bahan kimia
 Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
 Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas (bila ada).
 Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar
e. Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah distel dengan baji. Tiang perancah boleh mempuyai paling
banyak satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
f. Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang perancah, stabilitas perlu
dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain
yang timbul selama pengecoran seperti getaran alat penggetar, berat pekerja
dan lain-lain.
7) Adukan
a. Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan- perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991-03
dengan gradasi yang sesuai dengan pasal 5.35.2.1 point “f”

Spesifikasi Teknis 40
b. Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-
bahan yang diusulkan dengan membuat dan megnadakan pengujian
campuran percobaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas,
menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan diperlakukan dapat
diterim, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memnuhi semua
persyaratan perbandingan campuran
c. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekan dan slump seperti ditetapkan dalam berikut atau
yang disetujui Konsultan Pengawas, bilamana contoh bahan, perawatan dan
pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam
spesifikasi ini.

Tabel 5.35.3 Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan

Slump Yang
Kekuatan Tekan Minimum, Mpa Diizinkan (mm)
Kuat Tekan Silinder
Beton Kubus 15 Cm 15 Cm X 30 Cm Digetar Tanpa
Digetar
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari

f’c 35 22,5 35,0 19,0 29,0 40 - 60 -


f’c 25
f’c 20 17,5 25 17,5 23,0 40 - 60 -
f’c 18
f’c 12 14,5 20 15 18,5 40 - 60 -

11,0 17,5 12 14,5 40 - 60 50 - 80


Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 %
dan kekuatan kubus.

d. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan


dianggap di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
terkecuali Konsultan Pengawas dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
e. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang
tentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan
meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi
sehingga memuaskan Konsultan Pengawas.
f. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang
diberikan pada Tabel 5.35.3 akan dianggap tidak memuaskan dan
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki.
Konsultan Pengawas akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat
karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam

Spesifikasi Teknis 41
statistik, persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-
pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
8) Penyesuaian campuran
a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-
perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Konsultan Pengawas
akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume
agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang
ditunjukkan menurut calon aslinya tidak di ganti, atau perbandingan
air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk
kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
 Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Penyesuaian Kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau
telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.
 Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah
tertulis Konsultan Pengawas serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan
digunakan sampai Konsultan Pengawas telah menyetujui bahan-bahan
tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan baru berdasarkan
pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
5.38.3 Pelaksanaan
1) Bekesting
a. Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor
harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan
harus membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan
Direksi.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah
defleksi bahan- bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan
harus rapat, sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan
selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan
didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan bekisting
c. Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan
ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar,
cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali
kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke permukaan
beton tidak dibenarkan.
d. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton
yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton
yang kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan
permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
e. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan
teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi
sudah memeriksa dan memberi persetujuan terhadap bekisting yang telah
dibangun.

Spesifikasi Teknis 42
f. Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus
membuat rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-
permukan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
g. Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang
mandor yang berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu
membuka bekisting untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan
tegangan beton.
h. Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk
membuka bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan
cuaca atau dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan
Kontraktor untuk menunda pembukaan bekisting dan Kontraktor tidak boleh
menuntut kerugian atas penundaan tersebut
i. Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk
pembukaan bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
 Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari
 Bagian bawah : 21 hari
2) Baja Tulangan
a. Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan
dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat
untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan
oleh Direksi kepada Kontraktor harus diperiksa dan diteliti.
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam
keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis
tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pembengkokan
yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran
pembengkokan harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991 kecuali jika
ditentukan lain atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan
baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan
tanpa persetujuan Direksi
c. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu
pengecoran beton. Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak
langsung diatas acuan/cetakan. Pengelasan tempel dengan adanya
persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung
tulangan-tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus,
tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal,
alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perengangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama
seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari besi beton
dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman eks
pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap 300 mm
dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh
mengecor beton menutup tulangan baja, sebelum Direksi
memeriksa dan menyetujuinya.
d. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk
menjamin kondisi pengikatan yang baik.

Spesifikasi Teknis 43
e. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI
T-15 1991 03 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang
sepenuhnya seperti dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang
baja, kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan
tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. Setiap penyambungan demikian
yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditetapkan pada titik
tegangan tarik minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan
harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
f. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
g. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan
minimal 30 mm, yang mana lebih besar.
h. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertikal minimum 25 mm.
i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 5.35.4
untuk beberapa macam kondisi.

Tabel 5.35.4 Tebal selimut beton minimum


Tebal
Kondisi Konstruksi penutup
min, mm
Beton yang dituang langsung diatas tanah dan selalu berhubungan
dengan tanah 70
Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca :
 Tulangan pokok D-19 hingga D-56
 Tulangan pokok D-16 dan yang lebih kecil 50
Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah 40
Pelat, dinding, pelat berusuk
 Tulangan pokok D-44 hingga D-56 40
 Tulangan pokok D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok dan kolom 40

3) Mengawasi dan mencampur Bahan Beton.


a. Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap
kelas beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus
ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk
mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan
untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukan
banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti
bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan kemudian
bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton pracampur

Spesifikasi Teknis 44
boleh digunakan dengan persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila
pencampuran beton dengan mutu 17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia,
maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang
rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan
kering dan sedikitnya tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran
beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
b. Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat
bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur
dan bahan-bahah ditempatkan
4) Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton.
a. Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat
penuangan, beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan
yang memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun
sejak meninggalkan tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan
dimulai.
b. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50
meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk
setiap kali pengecoran.
c. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus
mengingat pemadatan dari beton adalah
d. pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air
dengan kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan
pemakaian mesin penggetar
e. dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan
acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap
masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi
5) Pembetonan di Atas Permukaan Yang Tidak Kedap Air
a. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang
tidak kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap
air atau bahan kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
b. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
c. Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan
dan terik sinar matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu udara
melebihi 35° C Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan
Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan
penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan
beton agar terlindung dari matahari atau menyemprot air pada bahan batuan
dan bekisting.
6) Melindungi dan Merawat Beton
a. Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang
dari 7 hari, Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari
angin, matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat
suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air
tanah yang merusak.
b. Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk

Spesifikasi Teknis 45
beton dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen
yang cepat mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka
bekistingnya, maka harus segera ditutup dengan goni yang dibasahkan
atau pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui Direksi. Kontraktor
harus membuat perelengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk
perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari enam
sampai 24 jam sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat
mengeras.

7) Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi


Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

5.39 PEKERJAAN KAYU


5.39.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu dengan
pembahagian sebagai berikut :
Pekerjaan kayu hanya untuk pekerjaan yang kayu yang dihaluskan, digunakan
untuk panel pintu, rangka langit-langit /lambrisering dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menggunakan kayu halus. Bila tidak disyaratkan lain secara
khusus, maka dalam spesifikasi ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kayu
lainnya yang tercantum dalam gambar perencanaan dan persyaratan
Direksi Konsultan Pengawas.
5.39.2 Bahan
1) Lingkup Pekerjaan :
Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini seluruhnya minimal harus setaraf
dengan kayu palapi merah yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat II
sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048.
2) Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas dari mata
kayu.
Contoh dari kayu-kayu ini harus diberikan kepada Direksi Konsultan Pengawas
untuk disetujui penggunaannya.
3) Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air maksimum
25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk
tebal kurang dari 7 cm
4) Ukuran dan Pola :
Kayu harus mempunyai 4 sisi permukaan dan ukuran diambil dari kayu yang
sudah terserut dan struktur kayu ini sesuai dengan ketentuan butir 2.1. ayat ini.
5.39.3 Pelaksanaan
1) Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang tertera
pada gambar perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus harus terserut
rapi tanpa ada cacat atau lubang-lubang.
2) Semua pengerjaan harus bertaraf kelas dua dengan hasil yang baik dan rapi,
untuk semua profil panjang harus menggunakn mesin-mesin pemotongan.
Semua lubang-lubang bekas baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul
hingga rapi kembali.
3) Untuk pekerjaan kap, kuda-kuda, Nok, gording, Kasau dan Reng, ukuran
kayu, konstruksi dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang
tertera pada gambar, serta diberi penguat cawat/beugel besi plat dan angker.

Spesifikasi Teknis 46
4) Semua pekerjaan kosen, pintu, lisplank, jalusi kayu pada bagian-bagian tertentu
harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus
dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.

5.40 PEKERJAAN PLAFOND


5.40.1 Umum
Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan
langit-langit (plafond) yang dipasang pada tempat- tempat yang ditunjuk dalam
gambar perencanaan.
5.40.2 Bahan
1) Penutup plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar, menggunakan Calsi
Board Dengan Ketebalan 3,5 mm dengan ukuran sesuai pola yang
ditetapkan dalam gambar dan pada bagian tepi pertemuan dinding dengan
plafon dipasang list dari Gipsum profil.
2) Semua material untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan besi
hollow dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar.
3) Besi holow yang dipakai harus memiliki ukuran dan ketebalan sesuai dengan
yang ditetapkan pada gambar.
5.40.3 Bahan
1) Rangka untuk plafond Calsi board adalah besi holow, ukuran sesuai gambar,
menggunakan plafond gantung sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
Lapangan.
2) Langit-langit dipasang tepat waterpass dan siar-siar membentuk garis lurus
dan tegak lurus satu sama lain.
3) Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lobang orang (lobang kontrol ) untuk
tiap-tiap sayap bangunan.
4) Besi Holow untuk rangka plafond harus rata, terutama pada bidang- bidang
bawah yang akan ditutup dengan Calsiboard, dan diberi penggantung dalam
jumlah yang cukup.
5) Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan
tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan
lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.

5.41 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


5.41.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua perlengkapan pintu,
jendela seperti : engsel, kunci, handle dan sebagainya.
5.41.2 Bahan
1) Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat mungkin
merupakan produk dari satu perusahaan, dalam hal ini kualitas yang dijadikan
standard untuk semua kunci pintu adalah setaraf dengan produk "CISA atau
ANCHOR".
2) Untuk pintu/jendela utama, semua alat perlengkapan harus difinish dengan
material terbaik serta warna yang sama atau sesuai dengan warna daun
pintu/jendela atau kosennya, kecuali Direksi Konsultan Pengawas menentukan
lain.

Spesifikasi Teknis 47
3) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pengenal terbuat dari
logam, dimana tertera nomor-nomor pengenal. Plat ini dihubungkan ke anak
kunci dengan cincin nikel.
4) Untuk penyimpanan anak-anak kunci tersebut Kontraktor harus menyediakan
lemari anak kunci dari kayu yang dilengkapi dengan kait-kait penggantung
anak kunci, lengkap
5) dengan nomor-nomor pengenal.
6) Handle-handle pintu serta Door Closer digunakan produksi CISA atau yang
setaraf, dan engsel-engsel digunakan produksi import.
7) Kontraktor harus menyerahkan daftar perlengkapan dari material tersebut
dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Direksi Konsultan Pengawas,
dan disamping daftar setiap perlengkapan harus diajukan contohnya kepada
Direksi Konsultan Pengawas.
5.41.3 Pelaksanaan
1) Engsel bagian atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu, dan
engsel bagian bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai.
Untuk pintu-pintu kaca dipasang engsel tengah yang diletakkan diantara kedua
engsel tersebut.
2) Tiap daun pintu baik tunggal maupun double dipasang 4 (empat) buah engsel
ring nylon sejenis Union”
3) Tiap daun jendela/ventilasi membuka keluar dipasang 2 (dua) buah engsel
ring nylon sejenis .
4) Untuk pintu yang berhubungan dengan luar dipasang kunci tanam 2 (dua)
slaag merk sejenis Untuk pintu KM/WC dipasang kunci tanam dua slag
ditambah 1 (satu) buah grendel yang dipasang pada bagian dalam.
5) Untuk pintu bagian dalam dipasang kunci tanam 2 (dua) slag merk sejenis
6) Untuk daun pintu Double (dua daun) dipasang espanyolet tanam.
7) Setiap bingkai jendela & ventilasi dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel, 2
(dua) buah kait angin dan 1 (satu) buah ganggang/tarikan kualitas baik.
Pemasangan penyetelan alat- alat harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik,
tidak macet dan pintu dapat tertutup dengan rapat.

5.42 PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM


5.42.1 Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bouvenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan. Seluruh Kusen
untuk pintu yang dipasang engsel kupu-kupu di beri kayu 5/7 yang telah diserut
setinngi pintu.
5.42.2 Persyaratan Bahan
1) Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
a. The Aluminium Association (AA)
b. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
c. American Standards For Testing Material (ASTM)
2) Kusen Aluminium yang digunakan
a. Bahan
Dari bahan aluminium framing system buatan YKK.
b. Warna

Spesifikasi Teknis 48
Warna Kusen Putih Gading
c. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.
d. Ukuran Profil
Ukuran Proril 40x100x1.35 mm digunakan untuk semua kusen.
e. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.
f. Powder Coating
Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 60 mikron dengan
warna white atau ditentukan lain oleh Pengawas.
g. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (“Alloy”) dan ketebalan
“Powder Coating”. Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti
keaslian barang/bahan dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang
disetujui Pengawas.
3) Kadar Campuran :
Architectural billet 45 (AB45) atau yang setara dengan karakteristik kekuatan
sebagai berikut : Ultimate Strength 28.000 psi Yield aluminium adalah 18 mikron.
4) Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau
yang setara.
5) Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen
aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen.
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan
Pengawas.
6) Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi
abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
7) Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking
dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga
tidak dapat bergeser.
8) Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish
seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Pengawas.
9) Syarat lainnya
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
b. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
c. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.

Spesifikasi Teknis 49
d. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna,
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu.
5.42.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi
di lapangan (ukuran dan peil lubang harus diketahui) serta membuat contoh jadi
untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain.
2) Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
3) Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
4) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5) Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
6) Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkannya pada
interval 300 mm.
7) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar
1000 kg/cm2.
8) Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang
sudah disetujui Pengawas.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah 10 - 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11) Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan
adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.
12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
14) Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan
beads. Beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi
dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing
untuk penahan air hujan.

Spesifikasi Teknis 50
15) Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat persetujuan
Pengawas.
16) Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak lurus
terhadap gari horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai dengan gambar
perencanaan.
17) Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah terpilih dan tidak
ada bagian yang cacat atau tergores.
18) Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen
atau yang disetujui Pengawas.
19) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
20) Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem kosen
penggantung.
5.42.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1) Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah disetujui
Pengawas.
2) Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan sudut harus 90°.
Apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
3) Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan sempurna.
4) Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai
dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5) Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh timbul
getaran ; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca
harus diganti atas biaya Kontraktor.
5.42.5 Pengamanan Pekerjaan
1) Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan kusen dapat
dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2) Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung dari benturan alat-alat
pada masa pelaksanaan.
3) Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
harus segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut
dapat dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
4) Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating material seperti
asphaltic varnish atau yang lainnya.
5) Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan maka
sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu
diberi lapisan vinyl tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

5.43 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM


5.43.1 Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.43.2 Persyaratan Bahan :

Spesifikasi Teknis 51
1) Bahan Rangka
a. Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri merk YKK.
b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan
c. Warna profil aluminium framing colour powder coating. Warna yang
digunakan adalah warna putih gading.
d. Lapisan powder coating minimal 18 micron. Tebal bahan minimal 1.35 mm.
e. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan oleh Pengawas.
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
g. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
2) Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik. Pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu)
sambungan serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
3) Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
a. Bahan untuk kaca pintu frameless menggunakan kaca tempered 12 mm.
b. Bahan untuk kaca pintu rangka aluminium menggunakan kaca tempered 6
mm.
c. Bahan untuk kaca jendela mati yang menerus dari lantai sampai balok,
menggunakan kaca tempered 10 mm.
d. Bahan untuk kaca jendela hidup dan jendela mati yang menerus dari lantai
sampai setinggi 220 cm, menggunakan kaca tempered 8 mm.
e. Kaca-kaca interior menggunakan tipe clear, sedangkan kaca-kaca eksterior
menggunakan tipe Tempered Panasap Green.
f. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak lainnya dari produk Asahimas.
5.43.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka aluminium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada cacat penyetelan.
4) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang serta tidak melintir.

5.44 PEKERJAAN KACA


5.44.1 Umum

Spesifikasi Teknis 52
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemotongan dan pemasangan kaca dan cermin
pada tempat- tempat yang ditunjukkan dalam gambar.
5.44.2 Bahan
1) Semua kaca yang akan dipakai adalah kaca bening jenis float glass setebal 5
mm pada Jendela Kaca dan Kusen Kaca Mati serta ukuran 5 mm pada
pemasangan kaca mati dengan luas bidang < 90 cm² dan kaca dengan tebal 5
mm pada pemasangan kaca mati dengan luas bidang > 90 cm² untuk seluruh
ruangan, yang ditentukan pula pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Konsultan Pengawas.
2) Bahan kaca dipakai dalam negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat,
retak, putus pinggirannya, berlubang,berbintik-bintik, dsb.

5.44.3 Pelaksanaan
1) Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjuk- petunjuk yang ditentukan dalam gambar.
2) Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing
yang sesuai dengan ketebalan kaca, serta dipasang list dengan rapi sehingga
tidak goyang/longgar.
3) Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh dan
tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang retak,
Kontraktor harus segera mengganti.

5.45 PEKERJAAN PENGECATAN


5.45.1 Umum
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan cat kayu,
tembok, plafond,dan atap.
5.45.2 Bahan
1) Jenis Cat kayu yang digunakan adalah merk Avian atau sejenis
2) Jenis Cat tembok yang digunakan Lenkote Aquamate atau sejenis
3) Plamur atau dempul yang digunakan adalah merk Avian atau sejenis
5.45.3 Pelaksanaan
1) Umum
a. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna-warna dan bahan cat adalah
tidak palsu dan sesuai dengan persetu juan Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan
disertai surat jaminan Kwalitas dari pabrik pembuat atau agen-agen
penjual yang ditunjuk oleh pabrik tersebut untuk disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
d. Kontraktor harus sudah mengerti betul tentang cara-cara penggunaan cat
sesuai rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
2) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
a. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
b. Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran
dibersihkan.

Spesifikasi Teknis 53
c. Sebelum memperlihatkan contoh pengecatan pada percobaan (dilokasi),
macam/pola cat yang akan dilaksanakan.
d. dApabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urut-urutan pekerjaan
yang tepat dimulai dari pekerjaan dasar (under coats) sampai dengan
pengecatan akhir (finishing coats).
f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam pengecatan.
g. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk- petunjuk dari
Direksi dan pabrik pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
3) Cat Tembok :
a. Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu mengering.
Setelah permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan permukaan tersebut terhadap pengkristalan /pengapuran
(efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan
ampelas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
b. Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian
diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
c. Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali
sampai kelihatan rata dan cukup tebal.
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
e. Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond dan
tembok bagian dalam, sedangkan tembok bagian luar, warna ditentukan
kemudian.
f. Untuk lapisan plamur pakai bahan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan harus mendapat persetujuan Direksi.
4) Cat Kayu
a. Cat kayu akan dipakai untuk daun-daun pintu, daun jendela serta kosen.
b. Cat yang akan dipergunakan adalah setaraf Glotex atau Platone dengan
warna yang akan ditentukan kemudian.
c. Cara pelaksanaan disesuaikan dengan kriteria- kriteria dari pabrik pembuat.
d. Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih dari segala macam
kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus
memperlihatkan bagian-bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk
diperiksa.
e. Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan
lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai
rata.
f. Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar
dan satu kali plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua
kali cat akhir.
g. Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai
jendela dan listplank akan ditentukan kemudian.
h. Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata
pada seluruh permukaannya.
5) Cat anti korosi/Cat anti karat :
a. Lingkup pekerjaan : untuk bagian-bagian pengikat talang dari besi, Pintu
terali dari besi (apabila ada) dan bagian-bagian lain yang disebutkan dalam
gambar.

Spesifikasi Teknis 54
b. Cat yang dipergunakan adalah setara Glotex atau Platone, warna akan
ditentukan kemudian. Untuk cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kriteria-kriteria dari pabrik pembuat.
6) Politur.
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengampelas
bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan
menggu nakan Ultra politur P-01.
b. Pekerjaan tersebut diulangi sampai menghasilkan permukaan yang
mengkilat.
c. Warna akan ditentukan kemudian setelah mendapat persetujuan Direksi.

5.46 PEKERJAAN SANITAIR


5.46.1 Umum
Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan instalasi air kotor yang
meliputi :
1) Sistem pembuangan Air Kotor, Bekas dan Vent.
2) Sistem pemipaan air kotor dari WC, urinoir sampai ke septicktank dan
peresapannya, sistem pembuangan air bekas dari floor drain, lavatory,
kitchen zinc kesaluran pengering/saluran air hujan.
3) Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani pekerjaan
instalasi plumbing, sanitary beserta pengadaan peralatan-peralatan yang akan
digunakan.
4) Pengangkutan bekas galian, penimbunan kembali dan pembersihan lapangan.
5) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar
instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan
spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya : fitting-fitting dan
accessoriesnya.
5.46.2 Bahan
1) Pipa-pipa air kotor, bekas, digunakan dari PVC Class S20/VU/D merk setara
Wavin, Paralon dan Rucika.
2) Pipa-pipa air bekas menggunakan PVC class S10 Merek RUCIKA.
3) Pipa Vent digunakan PVC class VU/D/S20 merk RUCIKA.
4) Semua floor drain dan clean out yang dipasang pada lantai dengan lapisan water
proofing harus dibuat dengan konstruksi yang baik dan benar sehingga
dapat mencegah perembesan air sepanjang pipanya sendiri.
5) Bak Kontrol
Bak kontrol untuk valve/sambungan pipa harus dibuat dari beton tulangan
besi/pasangan bata/bataco yang dilengkapi dengan tutup terbuat dari
chequered plate beton yang dapat dengan mudah dibuka/diangkat, dengan
dilengkapi handle dan kunci.
6) Closet Duduk.
Bahan yang dipakai Merek TOTO.
7) Washtafel
Bahan Yang digunakan Merek TOTO.
8) Urinoir
Bahan Yang dugunakan Merek TOTO
9) Floor Drain

Spesifikasi Teknis 55
Berbentuk plat berlubang-lubang dilengkapi water trap terbuat dari zinc, chrome
plated. Clean Out. Dilengkapi slot terbuat dari zinc, chrome plated.
5.46.3 Pelaksanaan
1) Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang memenuhi syarat, maka
pemasangan pipa air bekas, kotor, dan pipa vent harus mempunyai kemiringan
minimal 2% untuk pipa sampai dengan diameter 3" dan minimal 1% untuk pipa
4".
2) Pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar, yang mempunyai vent
cap diatas/di dalam atap bangunan untuk memperoleh ventilasi seluruh
sistem dengan sirkulasi udara secara gravitasi.
3) Semua pipa PVC yang akan disambung dengan pipa PVC lainnya atau
dengan fitting sebelumnya, harus dibersihkan terlebih dahulu terhadap
kotoran-kotoran, minyak yang masih menempel pada pipa/fitting
tersebut.Penyambungan pipa PVC harus menggunakan perekat dengan kualitas
baik sesuai dengan persetujuan Direksi Konsultan Pengawas.
4) Untuk pipa air kotor jenis PVC, perubahan arah aliran harus memakai 45° Tee
"Y", long sweep elbow.
5) Pipa copper, sambungan dilakukan dengan pengelasan yang menggunakan las
perak.
6) Pemasangan Clean Out
Untuk pemasangan clean out pada lantai harus rata dengan lantai finish
serta terlihat dengan jelas.
7) Pemasangan Floor Drain
Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari atas lantai finish.
8) Pemasangan Sanitary Fixtures & Kelengkapannya
Pemasangan harus dilakukan secara lengkap sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat- syarat dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat, sehingga
fixture-fixture tersebut berfungsi dengan baik.
Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
pemasangan sanitary fixture agar dapat berfungsi menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Kontraktor.
9) Support untuk Fixtures dan Alat-alat
Semua fixtures dan alat-alat sanitary harus ditumpu dan ditempatkan
ditempatnya dengan baik dan kuat.
10) Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau
lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai
tersebut. Setelah alat- alat tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan
11) Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan harus dibuat dengan lapisan
chromium atau nickel, demikian pula cincin/washer untuk pemasangannya.
12) Pengujian Pipa Air Bekas dan Kotor
Pipa-pipa pembuangan harus diuji sebelum peralatan sanitair
terpasang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang
yang tertinggi untuk pengisian air.
Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 30
menit tanpa terjadi penurunan air.
13) Saluran Air Hujan :
Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui saluran air hujan
disekeliling bangunan, yang dibuat dari pasangan batu bata yang diplester dan
diaci dengan air semen seperti tertera dalam gambar.
14) Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tiap jarak tertentu
dibuat bak kontrol.

Spesifikasi Teknis 56
15) Air buangan dari saluran air hujan, wastafel dan urinoir disalurkan ke saluran
utama.
16) Septictank dan Peresapan
Pembuatan septictank disesuaikan dengan gambar detail dengan menggunakan
pasangan batu bata kedap air adukan 1 PC : 2 Ps.
Untuk penghawaan, septictank harus dilengkapi dengan pipa udara diameter
1,25" dan sebagai penutup dibuat plat beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3
Kr. Pada penutup septictank harus dibuat lubang kontrol dilengkapi dengan
handle pengangkat. Ukuran dan perletakan disesuaikan dengan gambar rencana
dan detail.
Sebagai penampungan air dari septictank, dibuat peresapan dan saluran dari
septictank ke peresapan menggunakan pipa PVC diameter 4" yang diberi
lubang-lubang dengan pemasangan sesuai gambar.

5.47 PEKERJAAN ELEKTRIKAL


5.47.1 Umum
1) Gambar dan Spesifikasi
a. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur listrik yang
telah mempunyai surat pengakuan (PAS) dari PLN setempat dan SIPP dari
Pemerintah setempat.
b. Gambar, Spesifikasi, Risalah rapat/Presentasi perencana merupakan
suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus
menjalin hubungan yang baik dengan Pemberi Tugas / Owner dalam
pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersama-
sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadual dan spesifikasi yang
ditentukan.
2) Peraturan-peraturan
a. AVE, VOE, PUIL, LMK.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 023/PRT/78
tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 024/PRT/78
tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
d. Peraturan/persyaratan dan Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh
Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat.
e. Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan
material tersebut dibuat.
f. Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku syah di Indonesia.
g. Menjaga Estetika (keindahan) dan kerapian pemasangan instalasi.
3) Ijin dan Pemerikasaan
Kontraktor wajib melengkapi segala sesuatu yang diperlukan guna terlaksananya
pemeriksaan dan pengujian dari Badan/Jawatan Pemerintah tersebut. Kontraktor
wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan memenuhi syarat sesuai standard yang diisyaratkan dalam
spesifikasi maupun peraturan Pemerintah.
4) Koordinasi dengan Pekerjaan Lain
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib cross checking dan gambar-
gambar yang diterima, dengan gambar-gambar / spesifikasi dari pekerjaan
lain yang berhubungan satu dengan lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang
baik. Bila terdapat kelainan dari gambargambar maupun spesifikasi dengan
pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemberi Tugas /Owner.

Spesifikasi Teknis 57
5.47.2 Lingkup Pekerjaan
1) Rekondisi Pengadaan dan Pemasangan
Pekerjaan meliputi Rekondisi pengadaan, pemasangan kabel dan tenaga,
pengujian dari semua peralatan/material/mesin yang disebutkan dalam spesifikasi
ini, maupun pengadaan dan pemasangan dari peralatan/material yang
kebetulan tidak tersebutkan akan tetapi secara umum dianggap perlu agar
dapat diperoleh system instalasi listrik yang baik dimana setelah diuji,
dicoba dan disetel dengan teliti siap untuk dipakai. Hal mana
didalamnya pekerjaan rekondisi adalah sbb:
a. Pemasangan kabel-kabel penerangan.
b. Pemasangan instalasi penerangan dan instalasi stop kontakdidalam
bangunan maupun diluar bangunan lengkap dengan fixturenya.
5.47.3 Peralatan, Bahan-bahan dan Pelaksanaan Instalasi Listrik.
1) Kabel Penerangan dan Conduit
a. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat
dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel minimum yang
dapat dipakai adalah 2,5 mm2, dan untuk tenaga dipakai type NYY dengan
penampang minimum 4 mm2.
b. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura
doos, tee doos dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus
dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai
sekrup. Sedang untuk penyambungan didalam beton harus memakai
terminal box metal.
c. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus
diklem/diikat kawat dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak diperkenankan
diklem pada konstruksi bangunan.
d. Kabel-kabel yang terpasang didalam dak, kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa metal (jenis GIP light duty). Pemasangan pipa
metal pada daerah-daerah tersebut harus disertai dengan kawat pengikat.
e. Penyambungan kabel-kabel penerangan, stop kontak didalam doos
harus memakai las/dop yang terbuat dari bak elit berwarna. (buatan Legrand
atau equivalent yang dapat disetujui Pemberi Tugas / Owner).
f. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel buatan Kabel
Metal dan Kabelindo atau Supreme
2) Material Untuk Instalasi
a. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah
merk CLIPSAL atau equivalent yang dapat disetujui oleh Pemberi
Tugas/Owner.
b. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type
pemasangan masuk (flush mounting),
c. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding
harus dipakai dari jenis bahan metal.
d. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dan
diruangan-ruangan yang basah/lembab harus jenis waterproof (WP), sedang
untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai.
e. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 13 A
Outlet + switch : 1 A/ 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, switch, pilot lamp
3) Perkabelan

Spesifikasi Teknis 58
a. Pengaturan Fasa Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa system
elektris PLN dan selanjutnya mempertahankan pengaturan fasa tersebut.
b. Sambungan dan Hubungan Kontraktor harus memperkerjakan tenaga
yang ahli dalam penyambungan kabel, bilamana dibuat sambungan solder,
maka solder harus mempunyai titik leleh 180oC atau lebih, jika tidak harus
dipakai sambungan kerut (crimped connection). Semua sambungan
harus kabel dan pemotongan kabel harus dilaksanakan sesudah
terlebih dulu dipasang gelang penekan (gland) kabel yang sesuai.
c. Ujung-ujung Kable
Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk
menghindari pengaruh udara lembab sampai dibuat hubungan yang
permanen.
d. Glands (Gelang Penekan)
Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi dengan kompresi
terpisah pada sarung dalam, perisai dan sarung luar, tahan cuaca dan
tidak tembus air. Ban pengikat ke tanah merupakan bagian kabel
harus dikaitkan ke tanah. Bila kabel mempunyai sarung PVC luar maka
gelang penekan harus diberi selubung PVC.
e. Penandaan Kabel
Semua inti pengontrol, kabel alarm dan sinyal harus ditandai dengan gelang
bernomor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat yang menunjukkan
nomor-nomor sirkuit. Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel
masing-masing yang dicap pada label kuningan dan dipasang pada kabel
ditiap ujung gelang penekan (gland).
f. Kabel-kabel di Atas Tanah
Kabel-kabel di atas tanah harus didukung secukupnya pada piring kabel dari
baja yang digalvanisasi dengan celup panas dan tertutup PVC. Untuk
mengunci kabel harus dipakai paku metal atau plastic pada interval tertentu
dengan arah horizontal atau vertical seperti dianjurkan dalam standar. Pada
waktu pemasangan kontraktor harus menjaga agar semua tutup plastic tidak
menjadi rusak. Bila kabel hanya satu jalur maka dapat diikat langsung pada
baja pendukung. Jika banyak jalur kabel maka kabel harus dikelompokkan
dengan rapih dan bila diperlukan pada tekukan harus dipakai penjepit
tambahan.
g. Pipa Kabel (Cable Duct)
Semua kabel harus dipasang dan ditarik melalui pipanya dengan tangan,
metoda mekanis tidak diperkenankan pada pemasangan dan penarikan.
Semua kabel harus dipasang dan ditempatkan dengan cara yang rapi dan
teratur. Persilangan sedapat mungkin dihindari. Setelah kabel selesai
dipasang, ujung-ujung pipa yang terbuka harus disegel untuk mencegah air
atau cairan lain dengan cara menyumbatnya dengan kayu yang keras dan
“Densoplast” bila pipanya kosong, bila pipa sudah terisi kabel, maka
penyumbat harus dari kain tebal dan “Densoplast”. Pipa berjenis
serat bitumen tidak boleh dipakai.
h. Proteksi Kabel
Kabel-kabel yang keluar dari saluran dan melewati beton menuju ke alat
penghubung dan pembagi serta peralatan elektris lainnya harus didukung
secukupnya dan dilindungi oleh selongsong timah atau baja yang
harus disediakan oleh kontraktor. Selongsong tersebut harus ditanam
dalam beton dan disegel untuk mencegah masuknya benda cair.
i. Hubungan

Spesifikasi Teknis 59
Pada sambungan yang memakai hubungan tipe ulir, kontraktor harus
memasang sepatu kabel (crimped on spade lug) yang sesuai dengan ujung
kabel, blok-blok terminal harus diberi pen kabel berkerut yang sesuai
5.47.4 Fixtures dan Armature
1) Lampu/tube/bulb/fluorescent
a. Lampu Flourescent/ TL BLK 1 x 36 watt.
1. Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih type
TLO 54.
2. Ballast dengan maximum losses + 9,5 Watt, 220 Volt.
3. Kapasitor yang menghasilkan minimum P.F.0,95 (kapasitor3,25 uf)
4. Starter switch, terminal dengan tube fitting, rotary lock.
5. Lumen output minimum + 3.100 lumen (setelah 100jam nyala).
b. Armature TL 2 x 36 Watt Recessed Mounting Air Troffer
1. Housing : Bahan plat besi 0,7 pembuatan harus dengan mesin,
peralatan lampu built in.
2. Reflector : Louver mirror.
3. Semua komponen listrik berada di dalam rerumahan/housing
( built in ) lengkap dengan reflector.
4. Memakai lamp holder yang merupakan kesatuan dari 2 buah lampu TL.
5. Memakai louver type Mirror optic.
Kontruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian
rupa agar mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/pergantian
komponen yang berada di dalamnya. Rumahan dan reflector harus dilengkapi
dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan perbaikan.
Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta
diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara “stove
enameled/bake enameled” (catbakar). Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan/gantungannya.
c. Lampu SL 13 Watt
1. Lampu type standar, warna putih TLD 54.
2. Ballast dengan maximum losses + 9 Watt, 220 Volt.
3. Kapasitas yang menghasilkan minimum P.F. 0,95 (kapasitas 450 uf)
4. Lumen Output minimum + 3.100 lumen (setelah 100 nyala).
d. Lampu Down Light Recessed Mounted
Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam,
dilengkapi dengan black bayonet dan reflector. Lampu : PLC 18 Watt
2) Lighting Fixtures
a. Lighting fixtures yang dapat digunakan, kapnya boleh exlocal yaitu: Dayalite,
artolite.
b. Komponen-komponen untuk lampu TL misal : Starter,Condenser,
Fitting dan Ballast harus buatan Philips Holland, sedangkan untuk tabung
TLnya dapat dipakai buatan Philips Indonesia.
c. Kondensator yang dipasang pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan
koreksi factor minimal 0,85 (hasil pengetesan harus diberikan kepada
Pemberi Tugas/Owner).
d. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis White (Color33).
e. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat dan
lecet-lecet.
f. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga

Spesifikasi Teknis 60
pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan
dan pekerjaan maintenance dengan mudah dapat dilaksanakan.
g. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pertanahan (grounding)
3) Grounding / Pentanahan
a. Semua lighting fixtures, stop kontak, dan bagian-bagian metal
lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus digrounding.
b. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
c. Nilai tahanan grounding sistim untuk panel-panel harus lebih kecil dari
5 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
d. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis
minimum berdiameter ± 1 1/2", diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper
rod sepanjang 0,5 m.
e. Elektroda pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sepanjang 6 meter
5.47.5 Pekerjaan Instalasi Listrik
1) Spesifikasi Teknis
a. Kabel dan kawat tembaga
1. Seluruh instalasi didalam bangunan dan kabel-kabel utama
digunakan NYY 4 x 25 mm2 dengan jumlah inti disesuaikan dengan
gambar.
2. Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut
3. Sambungan kabel didalam tanah tidak diperkenankan.
Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada izin dari
konsultan, Kontraktor harus menggunakan sambungan resin dari
merk 3 M atau setara.
4. Merk kabel yang digunakan harus telah mendapat pas PLN, antara lain
Tranka atau kabel kabelindo, supreme, setara.
b. Konduit :
1. Kabel yang turun menuju saklar dan stop kontak didalam tembok dan
Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC/EGA/CLIPSAL.
2. Ukuran konduit yang digunakan minimum ukuran Diameter 5/8”.
3. Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dalam dokumen gambar.
c. Instalasi penerangan :
1. Instalasi penerangan dimaksud adalah titik lampu dan stop kontak, dan
Instalasi stop kontak AC sesuai petunjuk gambar.
2. Letak pasti dari lampu-lampu tersebut disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
3. Pada pemasangan diatas plafond, kabel-kabel tidak diperkenankan
diklem kerangka plafond, tetapi harus diklem ke lantai beton, kecuali
diatas plafond tidak ada lantai beton.
4. Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi doos / junction box.
5. Sambungan didalam junction box menggunakan isolasi PVC kemudian
ditutup dengan lasdop.
6. Sambungan kabel untuk titik penerangan hanya diperkenankan
pada junction box/doos tersebut.
7. Kabel-kabel harus diklem setiap 30 cm,jalan-jalan kabel harus diatur
dengan baik dan rapi.
d. Peralatan instalasi :
1. Seluruh klem-klem harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan
membuat sendiri.

Spesifikasi Teknis 61
2. Semua kabel yang terlihat mata (exposed) harus diberi penahan dengan
klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik. Doos/junction
box yang digunakan harus cukup besarnya dan dibuat dari PVC
dari jenis baik.

6.2 PEKERJAAN AKHIR


Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya
harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-
kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan
yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

6.3 PENUTUP
Meskipun dalam RKS / gambar bestek tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan atau
yang harus dibuat oleh Kontraktor, tetapi pekerjaan dan bahan-bahan nyata menjadi bagian
pekerjaan maka pekerjaan tersebut tetap dianggap dan dimuat dalam RKS ini.

Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam RKS / Gambar ini , tetapi harus diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor maka dianggap pekerjaan tersebut diuraikan dan dimuat dalam
RKS demi menuju penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan selesai dengan hasil
yang memuaskan Direksi.

KETERANGAN :
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan dan peraturan yang
sesuai dengan bidang pekerjaan seperti tercantum di bawah ini termasuk segala
perubahannya hingga kini ialah :
1) Peraturan – peraturan umum (Syarat Umum) di singkat SU.
2) Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
3) Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
4) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
5) Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
6) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
7) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
8) Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
9) Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung
Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
10) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
11) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta
Pedomannya.
12) Standard Industri Indonesia ( SII ).
13) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
14) Peraturan Cat Indonesia – N4.

Kontraktor harus mengikuti dan melaksanakan semua ketentuan –ketentuan dan


peraturan- peraturan yang dinyatakan didalam butir 1 pada pasal ini termasuk segala
perubahannya hingga kini.

Spesifikasi Teknis 62
ika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat ini terdapat kelalaian Penyimpangan
dari Peraturan- peraturan sebagaimana dinyatakan didalam butir 1 pada pasal ini,
maka Rencana Kerja dan Syarat yang mengikat.

Ampana, Januari 2023


Dibuat Oleh :

Konsultan Perencana
CV. AMSCON

JAMALUDIN IS UNTUH, ST
Direktur

Spesifikasi Teknis 63

Anda mungkin juga menyukai