Disusun oleh :
1.Ivana krispande silalahi
2.Monica gusty idawanty
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala anugerah dan kasihnya yang begitu besar kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan, karya tulis kami yang berjudul”SKSD(Sistem Komunikasi Satelit Domestik” ini bisa
dirampung.
Karya tulis ini di susun berdasarkan data-data yang didapat dari berbagai sumber.
Pendekatan dan penyajian makalah ini pada dasarnya membahas mengenai sejarah
Kami sebagai penulis telah berusaha menyusun karya tulis ini sebaik
mungkin. Akan tetapi, kami menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran demi perbaikan karya tulis ini akan kami
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Demak L.
Sihombing. Selaku guru pengajar Sejarah yang telah membimbing kami dalam
membuat karya tulis ini, sehingga karya tulis ini dapat terwujud.
Daftar isi
Kata pengantar....................................................................i
Daftar isi...............................................................................ii
Nama palapa sendiri diinisiasi oleh Presiden Soeharto yang diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah
dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334 yang menyatakan tidak akan pensiun
dini sebelum nusantara bersatu di bawah panji-panji Kerajaan Majapahit.
Semangat dari lahirnya satelit Palapa adalah bagaimana menyambungkan komunikasi di wilayah
nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh. Pentingnya kecepatan komunikasi ini
diperlukan demi mempercepat pembangunan di Indonesia, setelah masa Orde Lama. Tanpa komunikasi
yang cepat, impian Indonesia untuk maju sejajar dengan bangsa lainnya akan hanya impian belaka.
Presiden Soeharto memberikan tugas kepada Mayjen TNI Soehardjono (dirjen pos dan telekomunikasi)
serta Ir Sutanggar Tengker Yahya (direktur telekomunikasi di ditjen pos dan telekomunikasi yang juga
mantan dirut PN Telekomunikasi Indonesia) sebagai penanggung jawab atas kondisi telekomunikasi
Indonesia.
Indonesia kala itu memiliki dua persoalan besar untuk mewujudkan rencana memiliki dan meluncurkan
satelit sendiri. Persoalan besar tersebut adalat tidak menguasai teknologi persatelitan dan juga
pembiayaan. Terlebih, satelit merupakan barang yang sangat sangat mahal untuk negara seperti
Indonesia pada masa itu masih menuju negara berkembang.
Peluncuran satelit perdana Palapa milik Indonesia itu menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi di Indonesia. Hingga pada akhirnya, setiap tangga 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit
Palapa.
Sistem Komunikasi Satelit Domestik (disebut juga SKSD Palapa) adalah seluruh bangunan, kendaraan
antariksa dan operator komunikasi di Indonesia.SKSD Palapa merupakan salah satu program nasional
yang digalakan pada tahun 1975 hingga 1976.Pemerintah Indonesia, dalam membangun proyek
pembangunan SKSD, bekerjasama dengan tiga perusahaan internasional di bidang satelit yaitu Hughes
Aircraft Company, Aero Ford (Philco Ford), dan Federal Electric (perusahaan yang berafiliasi dengan
ITT).Proyek ini ditaksir telah menghabiskan dana sekitar Rp. 1,4 Miliar.
Hughes Aircraft Company bertugas untuk membuat sepasang satelit komunikasi, stasiun kontrol utama
di Cibinong, dan stasiun bumi minor maupun mayor di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.Philco Ford bekerja
membangun tujuh stasiun bumi mayor dan delapan minor di Sumatra, Kalimantan, dan sebagian daerah
Sulawesi. Lalu, Federal Electric International (ITT) membangun enam stasiun bumi mayor dan sembilan
minor di Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.Sistem komunikasi satelit ini dibangun bersama dengan tiga
perusahaan satelit asal Amerika Serikat seperti Hughes Space Systems, Aero Ford dan Federal Electric.
Hughes Aircraft Company bertugas untuk membuat sepasang satelit komunikasi, stasiun kontrol utama
di Cibinong, dan stasiun bumi minor maupun mayor di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Philco Ford bekerja
membangun tujuh stasiun bumi mayor dan delapan minor di Sumatra, Kalimantan, dan sebagian daerah
Sulawesi.Lalu, Federal Electric International (ITT) membangun enam stasiun bumi mayor dan sembilan
minor di Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.Selain ketiga perusahaan asing ini, dua perusahaan Indonesia
pun turut membangun infrastruktur SKSD Palapa yaitu CV Modern Jaya dan PT Graha Gapura.Selain
ketiga perusahaan asing ini, dua perusahaan Indonesia pun turut membangun infrastruktur SKSD Palapa
yaitu CV Modern Jaya dan PT Graha Gapura.
Satelit pertama Indonesia Palapa A diketahui memiliki spesifikasi yang mirip dengan satelit
domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat oleh perusahaan yang sama
Hughes Aircraft Company dengan model HS-333. Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas
setara 6.000 sirkut suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga 7 tahun dengan
tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1.9 meter dan berat saat peluncuran sebesar 574 kg.
Satelit Palapa A dikendalikan dan dioperasikan sepenuhnya oleh PERUMTEL (sekarang TELKOM) dengan
area coverage satelit Palapa meliputi Indonesia dan Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia,
Thailand dan Filipina. Transponder Satelit Palapa dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan
oleh PERUMTEL, siaran TVRI dan juga Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Negara ASEAN juga
memanfaatkan transponder satelit Palapa A yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia.
Atas peluncuran satelit Palapa ini, Indonesia diketahui merupakan negara pertama di Asia dan negara
ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit
GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Palapa A1 menjadi SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar
kota di Indonesia. Lalu, SKSD juga berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program
televisi nasional. Palapa A1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti dengan
satelit-satelit berikutnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda dan PSN. Di Indonesia sendiri
setidaknya tercatat ada 5 operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri,
antara lain: TELKOM, INDOSAT, PSN, MNC dan BRI.
Dalam perkembangannya, 4 satelit dari seri kedua dibuat, semuanya dari tipe Hughes HS-376.
Proyek satelit kedua dibuat sebagai cadangan jika satelit A-1 mengalami kegagalan. Satelit A-2
diluncurkan pada Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dengan harapan bisa menjaga stabilnya layanan
komunikasi di Indonesia.
Pada 18 Juni 1983, pemerintah kembali meluncurkan Satelit Palapa B-1 melalui pesawat STS misi
ke 7 Challenger. Sama seperti satelit seri A, satelit B-1 ini Dibuat oleh perusahaan Hughes Aicraft
Company. Satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California, yaitu Pusat
Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. Kala itu,
satelit ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di ASEAN.
Pada 3 Februari 1984, satelit Palapa B-2, yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1,
diluncurkan tapi mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan motor perigee tidak dapat berfungsi
maksimal.Karena kegagalan tersebut, pemerintah kembali membuat proyek satelit Palapa B-2 Pengganti
atau disingkat B2P, untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa
pakainya.
Satelit Palapa B2 diperbaiki oleh Sattel Technologies pada 13 April 1990. Satelit ini kemudian
diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.
Pada 14 Mei 1992, satelit domestik bernama Palapa B4 diluncurkan. Peluncuran berlangsung
selama empat hari dengan menguji peralatan dan komunikasi untuk mengecek fungsi transponder dan
pengaruhnya setelah diluncurkan.
Berbeda dengan Satelit Palapa A dan B, satelit ini mampu menjangkau area yang lebih luas,
seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia. Satelit Palapa C ini dioperasikan pula
oleh perusahaan dalam negeri, Satelindo, yang kini bernama Indosat.
Satelit Palapa D dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus
4000-B3, satelit ini mampu mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia.
Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, dan STO (sentral telepon otomat)
Dengan adanya metode komunikasi satelit domestik, Indonesia kian maju dalam bidang berita.
Hubungan komunikasi antar daerah dan antar negara mampu terjadi dengan lebih mudah. Masyarakat
dapat menggunakan susukan satelit tersebut sebagai media penyiaran baik televisi dan internet, dan
lain sebagainya.Saluran yang menggunakan satelit tersebut dapat meraih seluruh tempat di Indonesia
bahkan di mancanegara.Selain itu, dengan adanya SKSD Palapa kenapa komunikasi telepon kanal pribadi
internasional, jarak jauh, dan lain sebagainya menjadi lebih mudah dan murah.