I. Pendahuluan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1, memberikan
jaminan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Oleh karenanya dalam rangka mewujudkan amanat
tersebut, Pemerintah terus melakukan berbagai kegiatan inovatif,
pengadaan sarana dan prasarana penunjang termasuk tersedianya
biaya operasional. Dukungan pemerintah dalam bentuk dana seperti
Bantuan Operasional Puskesmas melalui APBD bagi Puskesmas
sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya seperti Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK).
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa merupakan upaya
menjaring aspirasi masyarakat berdasarkan survey masyarakat desa
untuk menentukan dan mengevaluasi kegiatan kesehatan puskesmas
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,risiko maupun masalah
kesehatan utama di wilayah kerja Puskesmas, termasuk untuk upaya
promotif dan preventif , Musyawarah masyarakat desa di UPT
Puskesmas Nyompok merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
dilaksanakan guna mengatasi berbagai kendala yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan puskesmas, demi tercapainya target Bidang
Kesehatan. Kegiatan ini telah secara rutin dilaksanakan setiap bulan
melalui berbagai media musyawarah dari tingkat kelurahan maupun
kecamatan.
Untuk memenuhi persyaratan akreditasi dimana harus tercakup
hal hal yang membutuhkan waktu khusus karena dengan pertemuan
yang ada masih kurang, baik masalah waktu maupun peserta yang
diharapkan hadir maka dilaksanakanlah musyawarah masyarakat
desa secara tersendiri dengan harapan akan diperoleh komitmen
beberapa pihak untuk mendukung tercapainya akreditasi puskesmas
kebonsari.
II. Latar Belakang
Pengembangan RW siaga sudah dirancangkan sejak tahun 2006
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564
Menkes/SKVIII/2006 tentang pedoman pelaksanaan RW siaga.
Dalam pelaksanannya masih diperlukan penyempurnaan dan
pemantapan komponen-komponen yang ada, sehingga menjadi RW
siaga aktif, dimana standard pelayanan minimal (SPM) cakupan RW
siaga aktif 80%,. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 mengenai
pedoman umum pengembangan RW dan keluarga siaga aktif, salah
satu upaya yang masih perlu dilaksanakan adalah melaksanakan
pembinaan Survei Mawas Diri/ Musyawarah Masyarakat Desa
(SMD/MMD).
MMD adalah pertemuan perwakilan warga kelurahan beserta
tokoh masyarakat dan petugas untuk membahas hasil survey mawas
diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD, kegiatan pembinaan SMD/MMD ini
dilakukan dalam upaya meningkatkan cakupan desa siaga siaga
aktif. Penyelenggaraan MMD ditujukan untuk mencari alternatif
masalah kesehatan hasil SMD dikaitkan dengan potensi yang
dimiliki desa. Inisiatif penyelenggaraan MMD sebaiknya berasal dari
para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan POSKESDES.
Peserta masyarakat ini adalah tokoh masyarakat yang mewakili
semua lapisan masyarakat desa termasuk perempuan dan generasi
muda.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat melakukan SMD
disajikan, utamanya daftar masalah kesehatan, data, potensi, serta
harapan masyarakat. Hasil pendataan dimasyarakat untuk
penentuan prioritas, dukungan dan konstribusi apa yang dapat
disumbangkan oleh masing-masing individu/ lembaga yang
diwakilimya serta pemecahan untuk pembentukan poskesdes.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Desa diharapkan
Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang ada di Desa
dan menentukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut .
b. Tujuan Khusus
1) Mempersentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang
ada pada masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan di Desa.
3) Menyusun prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di
Desa.
4) Menyusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah
kesehatan di Desa
Merumuskan persepsi yang sama antara masyarakat, lintas
sektor dan puskesmas.
5) Memberikan informasi tentang kebutuhan masyarakat
berdasarkan survey mawas diri maupun berdasarkan usulan
dalam bentuk komunikasi terbuka juga tentang program
program yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan
standar pelayanan minimal.
VI. Sasaran
Kepala Desa, Bidan Desa, Kader Kesehatan, Masyarakat desa, LSM,
ibu pkk, dan petugas puskesmas dan perangkat desa.