Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER I RANGKUMAN

MATERI MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK SEMESTER


I PERIODE MODUL I

Disusunoleh:

Raihan syah

223303010413

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI &


ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN 2023
I
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN RANGKUMAN MATERI MATA
KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK SEMESTER I PERIODE MODUL I –
MODUL VIII

LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat – Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik (S-1)

Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik & Ilmu Komputer

Universitas Prima Indonesia

Oleh:

Raihan syah
223303010413

Telah di periksa dan disetujui oleh :

Dosen Pengampu,

Dr. Nyimas Yanqoritha, S.Si., M.Sc


II
Kata pengantar

Puji dan syukur kelompok kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkahNya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kelompok
kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Semester I berupa Rangkuman Materi Mata
Kuliah Material Teknik Periode Modul I – Modul VIII .

Laporan Tugas Akhir Semester I Mata Kuliah Material Teknik ini yang berjudul Rangkuman
Materi Mata Kuliah Material Teknik Semester I Periode Modul I – Modul VIII menjadi acuan bagi
mahasiswa Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer, Universitas
Prima Indonesia dalam menyelesaikan program pembelajaran semester satu berdasarkan mata
kuliah yang telah ditempuh sebelumnya.

Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi para pembaca untuk memahami
dan mempelajari tentang material teknik. Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan lapoaran ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Kelompok kami juga menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk pengembangan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.

23 januari 2023

III
IV

Daftar isi

LEMBAR JUDUL …………………………………………………….……………..…. I


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………… II

KATA PENGANTAR …………………………………………….……………………… III


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. IV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

C. Tujuan...................................................................................................... 2

D. Manfaat................................................................................................... 2

E. Sistematika Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………… 4

Topik 1………………………………………………………………………………………………………… 4

A. Struktur dan ikatan kimia…………………………………………........ 4


B. Tabel periodic elemen………………………………………………… 5
C. Ikatan atom……………………………………………………………. 5
D. Ikatan primer………………………………………………………….. 6
E. Ikatan kovalen………………………………………………………… 7
F. Ikatan logam…………………………………………………………… 8
G. Ikatan sekunder atau ikatan van der waals……………………… …… 9

Topik 2………………………………………………………………………… 10

A. sifat bahan logam……………………………………………………… .11


B. sifat logam yang penting………………………………………………… 12
C. material logam…………………………………………………………… 12
D. material kristalin………………………………………………………… 15
E. Kristal logam…………………………………………………………….. 16
F. Karakteristik logam……………………………………………. 16

Topik 3……………………………………………………………………………………………… 16

A. Baja………………………………………………………………….. 17
B. Proses produksi dan baja……………………………………………… 17
C. Baja paduan rendah : Baja karbon rendah…………………………… 18
D. Baja paduan menengah :Baja karbon menengah……………………. 20
E. Baja paduan rendah: baja karbon tinggi…………………………….. 20

Topik 4………………………………………………………………………………………………….. 21

A. Logam fero………………………………………………………… ..21


B. Klarifikasi besi tuang…………………………………………………. .22
C. Besi tuang kelabu……………………………………………………… .23
D. Besi tuang nodular……………………………………………………… 23
E. Besi tuang putih………………………………………………………… .24

Topik 5……………………………………………………………………………………………………….. 24

A. Sifat material :1 kekuatan……………………………………………… 24


B. Elastisitas………………………………………………………………. .26
C. Keuletan dan 4 ketangguhan…………………………………………… 28
D. Kekerasan 6 mulur…………………………………………………………32

Topik 6……………………………………………………………………………………………………… 34

A. Besi cor = Besi tuang……………………………………………………. 34.


B. Klarifikasi besi cor…………………………………………………………..34
C. Komposisi kimia…………………………………………………………….34
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Material teknik merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari semua bidang
teknik. Pada bidang teknik mesin, material yang dominan digunakan adalah
material logam sehingga peningkatan kualitas pengetahuan logam atau ilmu logam
merupakan langkah strategis yang harus dilakukan agar menguasai kompetensi
bidang teknik mesin yang mampu berkompetisi secara global.

Secara umum material teknik diperlukan terutama berhubungan dengan sifat-


sifat mekanik, dan sifat-sifat teknologi dari material khususnya logam. Semua sifat
material tersebut ditentukan oleh struktur atom-atomnya secara mikro. Sifat
material khususnya logam dibangun atas dua konsep utama yaitu konsep struktur
ristal atom dan konsep perlakuan logam. Konsep struktur ristal atom menjelaskan
bagaimana atom-atom tersusun pada setiap jenis logam, dan pada kondisi yang
berbeda-beda ris menyebabkan perbedaan sifat. Sementara konsep perlakuan logam
menjelaskan interaksi antar atom dan perubahan struktur atom yang mengakibatkan
perubahan sifat-sifat pada logam. Pada perkuliahan penjelasan konsep-konsep
tersebut hanya dijelaskan menggunakan gambar dan teks. Secara umum konsep-
konsep tersebut menggambarkan kejadian yang

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah pada pembatasan masalah, maka penulis ingin mengetahui


peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada materi struktur ristal dengan
pembelajaran menggunakan multimedia animasi. Rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada materi struktur
ristal dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi di kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan media gambar dan
teks di kelas control

1
1.3 Pembatasan Masalah

Adapun Batasan masalah ini adalah sebgai berikut :

1. Polimer adalah material yang terdiri atas banyak molekul kecil yang disebut mer.

2. Sifat mekanik polimer dinyatakan dalam parameter yang sama dalam logam.

1.3 Tujuan Pembelajaran

Material Teknik merupakan pengetahuan dasar untuk perancangan khususnya di


bidang mekanikal. Melalui pembahasan sifat serta perilaku berbagai jenis material
maka diharapkan mahasiswa memiliki gambaran tentang berbagai hal yang harus
dicermati dengan seksama terkait dengan proses pengerjaan maupun kebutuhan
penggunaan yang spesifik. Melalui mata ajaran ini diharapkan mahasiswa akan
memiliki kemampuan dasar untuk mengidentifikasi dan menjelaskan sifat serta
perilaku material teknik terkait dengan perlakuan dalam proses pengerjaan dan
kebutuhan penggunaan spesifik.

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, antara lain :

1.Bab I Pendahuluan Menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah,


pembatasan masalah, tujuan praktikum, dan sistematika penulisan.

2.Bab II Landasan Teori Menjelaskan mengenai definisi diffusion bonding,


mekanisme difusi atom, mekanisme diffusion bonding, parameter proses dan jenis-
jenis material yang dapat disambung, kelebihan dan keurangan, gas pelindung, dan
polishing.

3.Bab III Pengumpulan & Pengolahan DataMenjelaskan mengenai metode


penelitan, parameter penelitian, rincian kerja prosedur penelitian, serta alat dan
bahan yang digunakan.

4. Bab IV Analisa
Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil pengujian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran yang


direkomendasikan berdasarkan pengalaman di lapangan untuk perbaikan proses
pengujian selanjutnya.

3
4
BAB II PEMBAHASAN

TOPIK 1
A.STRUKTUR DAN IKATAN KIMIA

KONSEP ATOM

 Semua Material TERSUSUN oleh Atom-atom.


 Setiap Atom teridiri dari inti atom (nucleus) dan elektron.

 Gambar Struktur Atom :

 Inti  Atom (nucleus) adalah pusat dari atom yang tersusun dari proton dan
neutron. 
 Inti atom dikelilingi oleh electron-electron yang mengorbit pada lintasannya
masing-masing yang disebut orbital
 Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom dinyatakan dengan
lambang/notasi sbb:

5
B.Tabel Periodik Elemen

Lambang atom (lambang unsur) disusun dalam suatu tabel yang dikenal dengan
nama tabel periodik unsur seperti ditunjukkan gambar berikut:

C.IKATAN ATOM

Ikatan atom dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu

(1) ikatan primer yang terdiri dari ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam;

(2) ikatan sekunder yang dikenal juga sebagai ikatan van der waals.

6
D.IKATAN PRIMER

 Ikatan ion terjadi akibat karena serah terima elektron. 


 Biasanya ikatan ion ditemukan pada senyawa yang dibangun oleh unsur logam dan
bukan logam. Atom logam akan memberikan elektron valensinya ke atom‐atom non
loga,
 . 
 Pada proses ini semua atom akan menjadi stabil atau mempunyai konfigurasi gas
mulia dan bermuatan listrik yaitu atom‐atom ini akan menjadi ion.
 Contoh senyawa yang terbentuk oleh ikatan ion adalah sodium klorida (natrium
klorida = NaCl). Ikatan ion yang terbentuk di dalam NaCl ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.

7
Pada umumnya material yang tersusun oleh ikatan ion akan memiliki karakteristik sebagai
berikut : 

 1. Keras karena partikel‐partikel tidak mudah bergeser satu sama lain. 

 2. Isolator yang baik karena tidak terdapat elektron bebas atau ion‐ion. 

 3. Tranparan karena elektron‐elektron mereka tidak berpindah dari satu atom ke atom yang
lain serta sangat sedikit berinteraksi dengan foton cahaya. 

 4. Getas dan cenderung rapuh karena ikatannya sangat kuat. 

 5. Mempunyai titik leleh yang tinggi karena ikatan ion relatif sangat kuat.

E.IKATAN KOVALEN

Ketika suatu senyawa hanya tersusun oleh atom‐atom non logam, ikatan kovalen terbentuk
oleh atom‐atom tersebut dengan cara pemakaian bersama dua elektron atau lebih.

Dua atom yang berikatan kovalen masing‐masing akan menyumbangkan minimal satu
elektron dan elektron yang dipakai bersama bisa dianggap dipunyai oleh kedua atom.

Contoh senyawa yang terbentuk oleh ikatan kovalen adalah Cl2. Ikatan kovalen pada
senyawa Cl2 ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

8
Karakteristik senyawa yang dibentuk oleh ikatan kovalen adalah seperti berikut :

1. Keras.

2. Isolator yang baik.

3. Tembus cahaya.

4. Getas.

F.IKATAN LOGAM

Ikatan logam, jenis ikatan primer terakhir, ditemukan pada logam dan paduannya.
Material logam memiliki satu, dua, atau paling banyak tiga elektron valensiPada
ikatan ini elektron valensi tidak terikat pada atom tertentu pada zat padat namun
elektron‐elektron valensi tersebut akan bebas hanyut/bergerak melewati
keseluruhan logam.Elektron ini bisa dianggap dimiliki oleh logam secara
keseluruhan atau membentuk “lautan elektron” atau “awan elektron”. Gambar di
bawah ini memperlihatkan ilustrasi skematik ikatan logam aluminium (Al) yang
memiliki tiga elektron valensi.

9
Karakteristik senyawa yang tersusun oleh ikatan logam antara lain sebagai berikut
ini :

1. Konduktor listrik dan panas yang baik yang disebabkan oleh elektron‐elektron
valensi bebasnya.

2. Tidak tembus cahaya.

3. Relatif ulet.

G.IKATAN SEKUNDER ATAU IKATAN VAN DER WAALS

- Ikatan sekunder (van der waals) adalah ikatan yang paling lemah jika
dibandingkan dengan ikatan primer.
- Ikatan sekunder timbul antara semua atom atau molekul tapi
keberadaannya tidak tampak jelas jika salah satu dari ketiga jenis
ikatan primer ada.
- Ikatan sekunder dibuktikan oleh gas mulia yang mempunyai struktur
elektron yang stabil dan juga diantara molekul yang strukturnya
berikatan kovalen.

10
TOPIK 2

A. Sifat Bahan Logam


Apa Itu Sifat LOGAM ?

Kata LOGAM, merupakan sebuah bahasa yang berasal dari Yunani.

Yang mana berarti metallon, atau dalam bahasa inggris disebut metal.

Kata metallon:

·satu unsur kimia.

·mampu membentuk ion

·mempunyai sifat tertentu yang melekat di dalamnya.

·menjadi salah satu elemen yang juga menyusun bumi. 

Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu dilakukan proses
pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara dipecah sebesar
kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci dengan air untuk
mengeluarkan kotoran dan terakhir dikeringkan dengan cara dipanggang untuk
mengeluarkan uap yang mengandung air

Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:

Logam berat : logam yang tersusun dari atom logam  berbobot berat. Contoh: besi, nikel,
krom, tembaga, timah putih, timah hitam, dan seng.

Logam ringan : logam yang tersusun dari atom logam berbobot ringan. Contoh:
alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, dan barium.

Logam mulia : yaitu jenis logam yang sering digunakan untuk bahan perhiasan karena
dianggap bernilai tinggi. Contoh: emas, perak, dan platina. Logam tahan api : wolfram,

11
molibden, titanium, dan zirconium (= logam tahan api; ketahanan terhadap suhu tinggi
yang ekstrem).

B. Sifat Logam yang penting :

Sehubungan dengan pemakaiannya pada teknik mesin, sifat logam yang penting
adalah mekanis, fisik, dan kimia yang sangat menentukan :
12

D. Material Logam

Material Logam dapat diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu:

1. logam ferro atau logam besi dan


2. logam non ferro yaitu logam bukan besi

Logam fero memiliki unsur utama, yaitu besi (Fe), yang terdiri atas besi tuang dan baja.

Material logam lainnya yang tidak memiliki Fe sebagai unsur utama disebut


sebagai logam non-fero. Logam non-fero mencakup aluminium,
tembaga, titanium, magnesium, paduan super, paduan refraktori, dan logam mulia.

B.Material Padatan Kristalin

Kristalin Tunggal

Padatan kristalin adalah padatan yang susunan atomnya teratur dan berulang dalam jarak
yang jauh.

13
Apabila keteraturan ini terjadi pada seluruh bagian material tanpa terkecuali dan tanpa
gangguan, maka material ini disebut sebagai kristal tunggal.

Kristal tunggal dapat terjadi secara alamiah dan dapat dibuat di laboratorium. Kristal tunggal
sangat sulit dibuat. Hal ini disebabkan pertumbuhan kristalnya harus diatur dan dijaga
sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh apa pun.

Kristal yg memiliki geometri yang teratur dengan permukaan yang datar, seperti halnya pada
batu permata, yang bentuknya menggambarkan struktur kristalnya.

Gambar sebuah kristal tunggal CaF2.

Material Polikristal

Hampir seluruh padatan kristalin yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari merupakan
material yang terdiri atas banyak kristal atau butir yang berukuran kecil. Material ini disebut
sebagai material polikristalin.

Secara konvensional, material polikristalin terbentuk melalui proses pembekuan.

Mula-mula, kristal kecil/inti pada beberapa tempat terbentuk. Masing-masing inti tersebut
memiliki arah kristalografis yang berbeda-beda, seperti ditunjukkan oleh arah kotak-kotak
pada setiap inti. Kristal/butir kecil ini kemudian tumbuh dengan penempelan atom lain dari
cairan pada tempat sesuai struktur yang sudah

14
Akhirnya, menjelang akhir proses pembekuan, tepi dari masing-masing butir bersinggungan
hingga akhirnya seluruh atom cairan telah menempati struktur kristal masing-masing.

Sebagian besar logam dan keramik merupakan material kristalin.

Ilustrasi skematis dari beberapa tahap pembekuan material polikristalin, kotak


menggambarkan satu sel satuan;

(a)inti kristal;
(b)pertumbuhan kristal, terlihat adanya perusakan beberapa butir yang saling bersebelahan;
(c)setelah proses solidifikasi selesai, butir dengan bentuk tak teratur telah terbentuk;
(d)struktur butir yang tampak di bawah mikroskop, di mana garis berwarna gelap adalah
batas butir.

STRUKTUR KRISTAL
•Struktur kristal merupakan susunan atom-atom, ion atau molekul di dalam suatu material.
•Struktur kristal dibagi menjadi lebih kecil lagi yang disebut dengan unit cell.
•Sedangkan unit cell merupakan kelompok partikel terkecil di dalam material yang
membentuk pola berulang dalam sumbu x, y, z.
•Panjang lengan sumbu x, y, z pada unit cell disebut dengan konstanta kisi.

15
E.Kristal Logam
Kristal Logam

 Pada kristal logam, ion logam positif terletak pada titik-titik kisi


kristal diselimuti oleh elektron valensi dari semua atom logam dalam kisi itu.
 Elektron valensi ini tidak terikat pada atom tertentu dalam padatan dan bebas
melayang ke seluruh logam membentuk "lautan elektron” atau "awan elektron”.

Karakteristik Kristal Logam

 Logam berwujud padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan pengecualian
merkuri berupa cairan.
 Sifat-sifat kristal logam adalah sebagai berikut: mempunyai konduktivitas panas
dan listrik yang tinggi, berkilau dan memantulkan cahaya, dapat ditempa, dan
mempunyai variasi kekuatan mekanik.

16
F.Karakteristik Logam
1. Dapat menghantarkan listrik dan panas.
2. Dapat diubah bentuknya dengan cara ditempa.
3. Keras (tahan gores).
4. Kenyal (tahan patah).
5. Kuat (tahan benturan).
6. Liat/lentur (dapat ditarik).
7. Berkilau apabila digosok atau terkena cahaya.

LOGAM DAN Gol I (1A) SENYAWA ALKALI

Alkali adalah kelompok unsur-unsur logam yang terletak pada kolom paling kiri dalam sistem
periodik.

Alkali termasuk golongan I A atau golongan 1. Konfigurasi elektron logam alkali berakhir
pada orbital s, karena itu disebut juga unsur-unsur blok s. Yang termasuk alkali adalah litium
(Li), natrium (Na), Kalium (K), rubidium (Rb), Sesium (Cs) dan Fransium (Fr).

LOGAM DAN Gol II (2A) SENYAWA ALKALI TANAH

Unsur-unsur alkali tanah terletak pada golongan IIA (atau golongan 2), karena mempunyai 2
elektron valensi, yaitu meliputi berilium (Be), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba) dan
radium (Ra).

Semua alkali tanah bersifat logam, kecuali berilium bersifat non logam dan radium bersifat
radioaktif

Semua alkali tanah berwujud padat pada suhu kamar, penghantar panas dan listrik yang baik.

Umumnya berwarna putih perak, kecuali berilium berwarna abu-abu dan paling keras.
Kekerasannya kira-kira sama seperti besi.

LOGAM DAN Gol 13 (III A)

Logam-logam pada blok p (golongan utama) meliputi logam golongan 13 (IIIA), beberapa unsur
golongan 14 (IVA), yaitu timah (Sn) dan timbel (Pb) serta bismuth (golongan 15 atau VA).
Logam golongan 13 atau IIA, meliputi boron, aluminium, gallium, thalium dan indium. Adapun
beberapa sifat unsur-unsur golongan 13

KARAKTERISTIK LOGAM BLOK D

Ada tiga kelompok unsur transisi blok d, yaitu •transisi pertama 3d (periode kempat),

17
•transisi kedua 4d (periode kelima) dan
•transisi ketiga 5d (periode keenam).

TOPIK 3

A.Baja

Skema Pembagian Logam Paduan

B.Proses Produksi Besi dan Baja


Paduan fero diproduksi dalam jumlah lebih besar jika dibandingkan dengan paduan logam
lainnya, terutama untuk aplikasi konstruksi dan manufaktur. alasannya:

1. Bahan logam tersedia di alam dalam jumlah besar.


2. Paduan besi dan baja dapat diproduksi dengan biaya relatif rendah (baik untuk biaya ekstraksi,
pemurnian, maupun pemrosesan).
3. Paduan besi baja memiliki karakteristik yang bervariasi sehingga dapat dipakai untuk banyak
aplikasi.

•Reduksi bijih besi: Pemrosesan dari bijih besi menjadi besi

•Pemurnian baja: Penurunan kadar karbon (C) dalam besi menjadi baja setengah jadi

•Pembentukan: Pengubahan bentuk bahan baja setengah jadi menjadi bahan jadi

18
C.Baja Paduan Rendah: baja karbon rendah
Baja adalah paduan unsur besi (Fe) dan karbon (C) dengan kandungan karbon kurang dari
2%.

Baja dibagi menjadi dua golongan besar, sebagai berikut.

Baja paduan rendah (low alloy steel):

1. baja karbon rendah,

2. baja karbon sedang, dan

3. baja karbon tinggi.


19

Baja paduan tinggi (high alloy steel):

1. baja tahan karat dan

2. baja perkakas

1). Baja karbon rendah (low carbon steel).

Sifatnya mudah ditempa/lunak  dan dimesin (dibubut).

Penggunaannya berdasarkan persentase karbon :

-0,05 – 0,20 %C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.

-0,20 – 0,30 %C   :  gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

Beberapa aplikasi dari baja ini, seperti bodi mobil, serta lembaran baja untuk pipa, kaleng,
dan bentuk struktural

Kelompok lain dari baja karbon rendah adalah baja paduan rendah berkekuatan tinggi atau
yang dikenal juga sebagai baja HSLA.

Kelompok baja ini mengandung unsur paduan, seperti tembaga, vanadium, nikel, dan
molibdenum yang totalnya dapat mencapai 10 wt.%.

 Kekuatannya jauh lebih tinggi daripada baja karbon rendah biasa. Kekuatannya dapat 
mencapai 480 MPa dan umumnya lebih tahan korosi.

 Aplikasi baja HSLA adalah digunakan untuk jembatan, menara, pressure vessel.

20
D.Baja Paduan Menengah: Baja karbon menengah

2. Baja karbon menengah (medium carbon steel) memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari
pada baja karbon rendah.

Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.  

Penggunaan :

-0,30 – 0,40 %C :    connecting rods, crank pins, axles.

-0,40 – 0,50 %C :   car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.

-0,50 – 0,60 %C :   hammers dan sledges

Salah satu jenis baja karbon sedang yang banyak digunakan adalah baja profil I

E.Baja Paduan Rendah: Baja karbon tinggi


3.  Baja karbon tinggi (high carbon steel)

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.  

Kandungan 0,60 – 1,50 % C.

Penggunaan : Screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws,
knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for   turning hard metals, saws for
cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

Baja karbon tinggi memiliki paduan yang tinggi—baja perkakas dan baja cetakan (die steel)—
umumnya mengandung kromium, vanadium, tungsten, dan molibdenum. Unsur-unsur ini
merupakan unsur pembentuk karbida (Cr23C6, V4C3, dan lain-lain) yang sangat keras dan
memiliki ketahanan aus yang tinggi.

Aplikasi dari baja karbon tinggi, seperti alat potong, bantalan, cetakan, pisau, mata gergaji, dan
pegas/per.

21
TOPIK 4
A.LOGAM FERO
Besi Tuang

Besi tuang adalah paduan besi dan karbon dengan kandungan karbon lebih dari 2 wt %

Secara umum, kandungan karbon tersebut berkisar antara 3–4,5 wt.%. Besi tuang memiliki titik
lebur lebih rendah daripada baja. Karena mengandung kadar karbon yang tinggi, besi tuang
memiliki grafit bebas di dalam struktur mikronya.

Pembentukan grafit ini dibantu oleh unsur silikon yang ada di dalam besi tuang. Sifat mekanis
dan struktur mikro besi tuang bergantung pada bentuk grafit dan proses perlakuan panasnya.

B.Klasifikasi Besi Tuang


Berdasarkan hal tersebut, besi tuang dapat diklasifikasikan menjadi:

(1)besi tuang kelabu (grey cast iron),

(2)besi tuang nodular (nodular cast iron),

(3)besi tuang putih (white cast iron), dan

22
(4)besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).

Karakteristik dari beberapa jenis besi tuang dapat dilihat pada Tabel

Penamaan, komposisi kimia, sifat mekanis, dan aplikasi dari beberapa jenis besi tuang.

C.Besi tuang kelabu 

Besi tuang kelabu umumnya mengandung silikon sebesar 1,0–3,0 wt.%. Struktur mikro
terdiri atas grafit berbentuk serpih (flake) di kelilingi oleh ferit atau perlit (lihat Gambar a).
Grafit yang berbentuk serpih

menyebabkan besi tuang ini sangat rapuh dan berwarna kelabu jika patah (ujung grafit yang
tajam akan mengonsentrasikan tegangan sehingga mudah retak akibat pembebanan)

Namun demikian, grafit berbentuk serpih ini mampu meredam getaran dan
menyumbangkan ketahanan aus yang tinggi pada material. Selain itu, material ini

23
termasuk material yang murah sehingga banyak diaplikasikan mulai dari pagar rumah hingga
mesin kendaraan bermotor.

Struktur mikro dari

(a)besi tuang kelabu dengan bentuk grafik serpih,


(b)besi tuang nodular dengan bentuk grafit bulat dan matriks perlit,
(c)besi tuang putih dengan struktur sementit (putih) dan perlit (gelap),
(d)besi tuang mampu tempa dengan bentuk grafit berkelompok atau rossette.

D.Besi Tuang Nodular


Besi tuang nodular mengandung magnesium atau serium, yang bertindak sebagai
pembulat grafit selama proses pembekuan.

Struktur mikro terdiri atas grafit berbentuk bulat yang dikelilingi oleh ferit dan perlit (lihat
Gambar b)

Besi tuang ini lebih kuat dan lebih ulet apabila dibandingkan dengan besi tuang kelabu, dan
sifatnya hampir mendekati sifat baja.

24
Aplikasi dari material ini, seperti katup, badan pompa, roda gigi, dan lain-lain.

E.Besi Tuang Putih


Besi tuang putih mengandung silikon kurang dari 0,1 wt% dan dibuat melalui proses
pembekuan yang relatif cepat di dalam cetakan logam.

Akibat pembekuan yang cepat, karbon tidak membentuk grafit bebas, tetapi membentuk
sementit (Fe3C) yang sangat keras, di mana dikelilingi oleh perlit (lihat Gambar c).

Besi tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang sangat tinggi, tetapi sangat
rapuh dan tidak dapat “dimesin/dibubut”.

Oleh karena itu, pemakaian besi tuang putih juga sangat terbatas, seperti untuk roller pada
mesin pengerolan.

TOPIK 5
A.SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK : 1. Kekuatan
Material dalam penggunaannya selalu dikenai gaya atau beban. Oleh karena itu perlu
diketahui karakter material agar deformasi yang terjadi tidak berlebihan dan tidak terjadi
kerusakan atau patah. 

Karakteristik material tergantung pada : 

(1) komposisi kimia, 

(2) struktur mikro, dan 

25
(3) sifat material – sifat mekanik, sifat fisik, dan sifat kimia 

1. KEKUATAN (STRENGTH)

Kekuatan adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan.

Kekuatan suatu material lebih lanjut terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.Kekuatan luluh (Yield Strength = YS) adalah kekuatan bahan terhadap deformasi awal.

2.Kekuatan tarik (Tensile Strength = TS) adalah kekuatan maksimum yang dapat menerima
beban.

Dikenal tiga jenis pembebanan statik pada penggunaan material teknik, yaitu:

- beban tarik (tension),

- beban desak(compression), dan

- beban geser (shear).

Skema ketiga jenis pembebanan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:

(a) menunjukkan ilustrasi bagaimana beban tarik menghasilkan perpanjangan dan regangan 


linear positif. Garis putus‐putus menunjukkan bentuk benda awal sebelum deformasi dan
garis lurus menunjukkan setelah deformasi.

(b) menunjukkan bagaimana beban desak menghasilkan perpendekan pada benda dan


regangan linear negatif.

26
(c) skema regangan geser γ, dimana γ = tan θ

B.ELASTISITAS (ELASTIC DEFORMATION)

2. ELASTISITAS (ELASTIC DEFORMATION)

Elastisitas adalah kemampuan material teknik untuk kembali ke bentuk semula ketika gaya


yang diberikan dihilangkan.

Semua material teknik selama masih berada di dalam daerah elastis (gambar) artinya apabila
gaya yang bekerja dihilangkan maka material tersebut mampu untuk kembali ke bentuk
semula.

Pada daerah elastis, hubungan tegangan dan regangan bersifat berbanding lurus
(proporsional). Deformasi yang terjadi dimana tegangan dan regangan bersifat proporsional
disebut deformasi elastis seperti ditunjukkan pada gambar.  Di daerah deformasi elastis
berlaku hubungan yang dikenal sebagai Hukum Hooke yaitu sebagai berikut:
27

dimana : E = modulus elastisitas atau modulus Young (GPa atau psi)

Kemiringan atau slope (gradien) garis pada grafik stress – strain menunjukkan nilai modulus
elastisitas atau modulus young. Nilai modulus elastisitas beberapa material teknik disajikan

pada tabel:
28

C.KEULETAN DAN 4 KETANGGUHAN


KEULETAN  (DUCTILITY)

Keuletan suatu material adalah derajat deformasi plastis hingga terjadinya  patah. Lawan dari
sifat ulet adalah sifat getas (brittle). Perbandingan antara material yang ulet dan getas ketika
mengalami gaya tarik sampai terjadi patah dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Bentuk patahan material yang memiliki sifat ulet dan sifat getas dapat dilihat pada gambar di
bawah in

Perbandingan material ulet dan getas

Gambar (a) menunjukkan material dengan sifat ulet yang sangat tinggi sehingga pada
bagian patahan mampu mulur sampai membentuk ujung yang lancip ketika patah.

29
Gambar (b) material dengan sifat ulet yang sedang. Mampu mulur tetapi segera mengalami
patah ketika terbentuk “leher” (necking). 

Gambar (c) material yang sangat getas.

30
3.KETANGGUHAN (TOUGHNESS) 

Ketangguhan (toughness) adalah ukuran kemampuan material menyerap energi sampai terjadi


patah. 

Untuk mengetahui nilai ketangguhan suatu material maka harus dilakukan pengujian impak


(impact testing). Ada 2(dua) jenis pengujian impak yang dikenal yaitu: 

Charpy dan Izod. Perbedaan antara pengujian impak model charpy dan izod adalah posisi benda


uji seperti gambar 

(a) charpy, (b) izod

31
(b)

b. Mekanisme pengujian impak

ketinggian maksimum h’. Tinggi h’ pasti lebih rendah dibanding tinggi h. Energi yang diserap
oleh patahan ditunjukkan oleh perbedaan antara ketinggian awal martil h dan ketinggian ayunan
martil setelah mematahkan benda uji h’ yang dikenal sebagai energi impak. Ketangguhan
dinyatakan oleh satuan Joule/m3 . Sifat ketangguhan sangat berhubungan dengan sifat
keuletan material. Pada gambar 14 di atas kita dapat memperoleh informasi yaitu luas daerah
ABC menunjukkan ketangguhan material getas dan luas daerah AB’C’ menunjukkan
ketangguhan material ulet.
32

 D.KEKERASAN 6. MULUR (CREEP)

5. KEKERASAN

Sifat kekerasan (hardness) suatu material diperoleh melalui suatu pengujian kekerasan.


Secara sederhana mekanisme pengujian kekerasan suatu material adalah permukaan
spesimen ditekan oleh suatu penekan (indentor) sampai menbentuk cekungan. 

Kedalaman cekungan menunjukkan nilai kekerasan bahan tersebut. Indentor bisa berbentuk
bola atau kerucut yang terbuat dari bahan yang lebih keras dibanding spesimen benda uji.
Mekanisme pengujian kekerasan ditunjukkan pada gambar :

                                                       Mekanisme Pengujian Kekerasan

Terdapat 4 jenis pengujian kekerasan yaitu Brinell, Vickers, Knoop, Rockwell. Tabel 3


menyajikan ke‐4 jenis pengujian kekerasan beserta jenis indentor, beban, dan rumus yang
digunakan untuk mencari nilai kekerasannya.

33

6. MULUR

Sifat mulur (creep) adalah deformasi plastis yang terjadi sangat lambat pada logam ketika
terjadi pembebanan atau dikenai tegangan secara konstan. 

Mulur dapat menyebabkan patahan pada bahan teknik. Sifat mulur bahan dinyatakan dalam
bentuk grafik regangan terhadap waktu seperti gambar di bawah ini.

Kurva mulur
34

TOPIK 6

A.Besi Cor=Besi Tuang

B.Klasifikasi Besi Cor


Berdasarkan hal tersebut, besi tuang dapat diklasifikasikan menjadi:

(1)besi tuang kelabu (grey cast iron),

(2)besi tuang nodular (nodular cast iron),

(3)besi tuang putih (white cast iron), dan

(4)besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).

D.Komposisi Kimia

Anda mungkin juga menyukai