Proposal Penelitian1 - DM - RR - Revisi 4
Proposal Penelitian1 - DM - RR - Revisi 4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vaksinasi merupakan salah satu strategi yang dalam sejarah telah terbukti
menjadi salah satu upaya dalam mengendalikan pandemi.3 Salah satu vaksin SARS-
CoV2 yang telah melakukan uji klinis tahap 1 dan 2 hingga uji klinis tahap 3 di
Indonesia, Turki dan Brazil, adalah Sinovac. 4 Pada tanggal 11 Januari 2021 Badan
Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) telah mengeluarkan Emergency
Use Authorization untuk vaksin Sinovac digunakan dalam rangka Program Vaksinasi
Nasional COVID-19, hingga pada tanggal 13 Januari 2021 telah diselenggarakan
vaksinasi nasional tahap pertama, dengan sasaran pertama pada tenaga kesehatan di
Indonesia.5
1
memperlihatkan adanya serokonversi pada 99,2% subyek penelitiannya, walau
laporan resmi belum dipublikasikan.6
Praja adalah sebutan untuk peserta didik program diploma dan program
sarjana yang merupakan peserta didik ikatan dinas dan tugas belajar, sedangkan
mahasiswa sebutan peserta didik yang merupakan peserta didik tugas belajar dan ijin
belajar pada program pascasarjana dan program profesi kepamongprajaan. Umumnya
2
Praja IPDN memiliki pola makan, pola istirahat, pola olahraga dan IMT yang hampir
sama, karena mereka hidup di asrama dengan perlakuan yang sama.
Menurut data Biro Kepegawaian Setjen Kemendagri, dari total 1457 lulusan
IPDN Angkatan XXV Tahun 2018, sebanyak 1257 lulusan akan ditempatkan di lintas
provinsi dan 200 sisanya akan ditempatkan di instansi Pusat. Pada tahun 2020 yg lalu
program sebar lulusan IPDN tidak dilaksanakan dengan pertimbangan Pandemi
Covid-19. Dengan berjalannya Vaksinasi Covid-19 yang di awali dengan penyuntikan
pertama oleh Presiden RI di bulan Februari 2021 lalu dan terus di lanjutkan oleh para
petugas publik termasuk Praja IPDN. Tentunya diharapkan lulusan IPDN siap terjun
keseluruh penjuru tanah air. Kader Pemerintahan adalah salah satu populasi yang
rentan dan berisiko terpapar virus SARS-CoV2. Jumlah keseluruhan Praja terdiri dari
1105 Muda Praja, 1631 Madya Praja, 1994 Nindya Praja, dan 1532 Wasana Praja.
Hingga. Pasca cuti dan magang di daerah pada bulan Desember 2020 – Februari 2021
mengalami kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Tujuan pemeriksaan kadar antibodi kuantitatif ini antara lain dapat menilai
respons imunitas seseorang terhadap vaksinasi Sinovac yang telah diberikan. Sebagai
upaya perlindungan IPDN terhadap Praja, dilakukan pemeriksaan kadar antibodi
kuantitatif SARS-CoV2 sebagai bagian dari protokol perlindungan pada Wasana Praja
yang akan lulus pasca vaksinasi Sinovac. Dari hasil pemeriksaan kadar antibodi
kuantitatif SARS-CoV2 pada Wasana Praja di IPDN, dapat diketahui respons
imunitas Wasana Praja terhadap vaksin Sinovac. Dapat diketahui pula faktor-faktor
yang paling berhubungan dengan peningkatan kadar antibodi kuantitatif SARS-CoV2
pasca vaksinasi Sinovac.
Rumusan Masalah
Berapakah rerata kadar antibodi kuantitatif S-RBD SARS-CoV2 dalam tubuh pasca
vaksinasi Sinovac pada Praja Utama di IPDN?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
3
Mengetahui serokonfersi antibodi kuantitatif SARS-CoV2 pasca vaksinasi Sinovac
pada Praja Utama IPDN dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap kadar antibodi
kuantitatif SARS-CoV2 pasca vaksinasi Sinovac pada satuan Praja Utama di IPDN.
Tujuan khusus
Mengetahui rerata kadar antibodi kuantitatif SARS-CoV2 28 hari pasca vaksinasi
Sinovac ke 2 pada Praja Utama di IPDN.
Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai data awal atau preliminary study
dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan karakteristik rerata
kadar antibodi kuantitatif S-RBD SARS-CoV2.
2. Diharapkan hasil penelitian ini kelak dapat memberi masukan mengenai
persiapan pra-vaksinasi jika dibutuhkan untuk meningkatkan respon imun
vaksin.
3. Hasil penelitian dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan IPDN
khususnya bagi Praja dalam menyikapi hasil kadar antibodi pasca vaksinasi.
Hipotesis
Terdapat antibodi kuantitatif S-RBD SARS-CoV2 28 hari pasca vaksinasi Sinovac
pada Praja Utama di IPDN.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan segala dampaknya selama masa
pandemi di seluruh dunia telah mendorong upaya percepatan pengadaan vaksin.
Berbagai negara di seluruh dunia berlomba-lomba melakukan uji klinis vaksin SARS-
CoV2 demi segera tersedianya vaksin yang paling aman dan efektif bagi manusia.
Bukti-bukti telah memperlihatkan bahwa Infeksi alami SARS-CoV2 pada manusia
akan mencetuskan respons imun natural, yaitu terbentuknya respons imun humoral
dan selular.9,10 Antibodi alami yang terbentuk pada para penyintas COVID-19 ini
dapat bertahan 3 hingga 5 bulan, dengan tinggi rendah yang tergantung pada berat
ringannya gejala.12 Sebagaimana infeksi alami, kandidat vaksin SARS-CoV2
memfokuskan uji klinisnya pada pembentukan respons imun humoral dan selular
semaksimal mungkin agar terbentuk proteksi pada subyek yang mendapat vaksin.11
Uji klinis vaksin memerlukan pemeriksaan imunogenitas yang terbentuk pre
dan pasca vaksinasi. Walaupun imunogenisitas ditentukan oleh imunitas selular dan
humoral, namun umumnya kadar neutralizing antibodi menjadi sasaran yang
ditentukan dalam menentukan imunogenitas yang terbentuk setelah pemberian suatu
vaksin.11
Vaksin Sinovac yang merupakan jenis inactivated vaccine telah melakukan uji
klinis fase 1 dan 2 pada subyek penelitian berusia 18-59 tahun di Cina. Serokonversi
dari neutralizing antibody terlihat pada 109 (92%) dari 118 subyek penelitian yang
mendapat vaksin.4 Uji klinis fase 3 Sinovac yang dilakukan di Indonesia pada 1620
subyek penelitian mempelihatkan hasil hasil terbentuknya imunogenisitas pada 99,2%
subyek yang mendapat vaksin Sinovac (menurut hasil laporan interim).6
5
Respons imun pasca vaksin SARS-CoV2 pada Praja IPDN
Pada dasarnya kondisi kesehatan Praja sudah terbentuk sebelum pendidikan karena
adanya tes kesehatan pada awal penerimaan pra pendidikan, namun dalam
perjalananan selama pendidikan banyak faktor yg mempengaruhinya imunitas Praja
turun salah satunya kehidupan asrama yang membuat praja harus tinggal bersama
dengan puluhan orang selama pendidikan. Setelah pendidikan nantinya Praja siap
turun menjadi kader pemerintahan untuk mengabdikan diri kepada negeri di seluruh
Indonesia. Kader pemerintahan adalah kelompok pekerja beresiko tinggi terpapar
Covid-19. Hingga Desember 2020, jumlah kader pemerintahan yang terpapar Covid-
19 sangat banyak tak jarang sampai meninggal. Dari data penelitian sebelumnya
Tenaga kesehatan yang juga kelompok pekerja berisiko tinggi terpapar COVID-19,
hingga Desember 2020 terinfeksi mencapai 6000 kasus dan 363 diantaranya
meninggal dunia.18
6
Kadar antibodi telah lama dianggap berkorelasi klasik dengan proteksi,
sehingga berbagai penelitian vaksin lebih berfokus pada antibodi sebagai respons
imun terhadap vaksin.11 Walaupun respons sel T juga diinduksi oleh pemberian
vaksin, namun tidak semua penelitian vaksin SARS-CoV2 melakukan pengukuran
respons imun seluler pada subyek penelitiannya. 14 Penelitian vaksin SARS-CoV2
umumnya berfokus terhadap pembentukan antibodi pada subyeknya, baik
neutralizing antibody maupun antibodi terhadap S-RBD.11
Antibodi terhadap S-RBD adalah antibodi yang timbul terhadap protein S dari
virus SARS-CoV2.7,8 Kadar antibodi S-RBD telah lama diteliti pada pasien maupun
penyintas COVID-19. Penelitian pada 30.082 pasien COVID-19 di New York pada
tahun 2020 memperlihatkan terbentuknya titer antibodi S-RBD yang tinggi dan
moderate pada 70% penyintas COVID-19. Didapatkan pula bahwa pada 90% orang
yang mengalami serokonversi, terjadi peningkatan baik neutralizing antibody maupun
antibodi terhadap S-RBD. Hal ini memperlihatkan korelasi yang kuat antara kadar
neutralizing antibody dengan kadar antibodi terhadap S-RBD.12
Kadar antibodi S-RBD dapat diperiksa dengan berbagai metode. Dengan
Metode ELISA, kadar moderate ditetapkan sebesar 1:320, sedangkan kadar tinggi
sebesar 1:960 hingga 1:2880. Sedangkan Metode ECLIA menggunakan batasan yang
berbeda, yaitu dengan range 0,4 – 250 U/mL. Kadar <0,8 U/mL dinyatakan non
reaktif, sedangkan kadar > 0.8 dinyatakan reaktif. Berdasarkan Emergency Use of
Authorization yang dikeluarkan Food and Drug Administration untuk penggunaan
plasma convalesce pada terapi pasien COVID-19, ditetapkan kadar antibodi S-RBD
sebesar 1:2880 pada metode ELISA dan > 132 U/ml pada metode ECLIA atau
Elecsys Anti SARS-CoV2 Roche.21
Salah satu alat untuk mengukur antibodi SARS-CoV2 dengan metode ECLIA
adalah Roche Elecsys tipe cobas e411 analyzer. Antibodi yang diukur pada alat ini
adalah protein spesifik RBD pada serum atau plasma manusia. Tes ini digunakan
untuk menentukan respon imunitas humoral terhadap protein S Sars-CoV2.21
Target pengukuran tes Roche Elecsys ini adalah antibodi yang mature dan
memiliki aviditas tinggi sehingga dapat mengukur antibodi yang mengarah netralisasi.
Pengukuran antibodi yang dilakukan tidak memisahkan antara IgG, IgM maupun Ig
yang lain tapi lebih bertarget pada Anti-Spike protein (RBD). Prinsip tes yang
digunakan adalah One step double -antigen sandwich (DAGS) assay, yaitu
menggunakan 2 antigen sehingga memungkinkan adanya spesifisitas yang tinggi
7
dalam penangkapan antibodi. Selain itu antigen dimodifikasi untuk dapat berikatan
hanya dengan antibodi yang mature. Dengan teknologi tersebut memungkinkan untuk
mendeteksi aviditas yang tinggi yang nantinya akan berkorelasi dengan antibodi
netralisasi atau mengarah pada proteksi. Jika digunakan dalam uji diagnostic COVID-
19, metode pengukuran kadar antibodi kuantitatif SARS-CoV2 dengan alat Roche
Elecsys ini menghasilkan sensitivitas 98.8% dan spesifisitas 99.98%.21
Telah lama diketahui bahwa respons imun yang timbul pada manusia terhadap vaksin
yang diberikan dapat bervariasi tergantung berbagai faktor.14 Respons imun yang
ditimbulkan vaksin dapat diukur melalui berbagai macam pengukuran, baik mengukur
Geometric Mean Antibody Titer (GMTs), Seroconvertion Rates (SCR), Seroprotection
rates (SPR), functional antibody, antibody avidity, aktifasi sel B dan sel T,
lymphoproliferation, dan respons sitokin.11,14
Sebuah systematic review pada tahun 2019 telah memperlihatkan berbagai
faktor yang mempengaruhi respons imun terhadap vaksinasi (gambar 1).14 Dari
berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi respons imun terhadap vaksinasi tersebut,
akan dibahas beberapa faktor yang dianggap menarik dan relevan dalam konteks
respons imun terhadap vaksinasi SARS-CoV2.
8
Gambar 1: Faktor-faktor yang mempengaruhi respons imun terhadap vaksinasi.14
9
sinovac juga berbeda pada usia di atas 60 tahun, yaitu menggunakan jadwal vaksinasi
0-28 hari.26 Diharapkan dengan protokol yang spesifik pada golongan usia tertentu
dapat meningkatkan respons imun sesuai yang diharapkan.22
Jenis kelamin telah diketahui memiliki pengaruh berbeda pada imunitas secara umum.
Perempuan cenderung memiliki respons antibodi, level basal immunoglobulin dan
jumlah sel B lebih tinggi dibanding laki-laki.27 Penyebab perbedaan respons imun
yang berbeda antara perempuan dan laki-laki antara lain karena X-kromosom
meregulasi lebih banyak fungsi imun, dan adanya faktor hormonal yang berperan
dalam pengaturan sistem imun. Reaktogenitas imun yang lebih tinggi pada perempuan
membuat perempuan lebih resisten terhadap penyakit infeksi, namun kebalikannya
juga lebih rentan terhadap insiden penyakit- penyakit autoimun dibanding laki-laki.28
Pada penelitian kadar antibodi pasca vaksinasi influenza, terbukti terdapat
peningkatan antibodi dan ekspresi sitokin inflamasi yang lebih tinggi pada perempuan
dibanding laki-laki. Namun belum diketahui perbedaan respons imun pasca vaksinasi
Sinovac pada jenis kelamin tertentu.29
10
peningkatan antibody yang lebih tinggi pasca vaksinasi influenza.33 Olahraga yang
rutin pada penelitian ini didefinisikan sebagai olah raga sebanyak 3x/minggu atau
lebih.33
Hasil pemantauan efek olahraga pada respons imun terhadap vaksin tidak
selalu seragam. Kadar antibodi pasca vaksinasi influenza pada partisipan yang
melakukan olah raga segera setelah vaksin memperlihatkan tidak adanya perbedaan
bermakna antara kadar antibodi pasca vaksin antara subyek penelitian dengan subyek
yang tidak berolahraga sesaat sebelum vaksin.34 Tampak bahwa masih dibutuhkan
penelitian lebih lanjut pada efek olahraga pada respons imun terhadap vaksinasi,
khususnya vaksin SARS-CoV2 yang belum banyak diteliti.
Berbagai penelitian telah berusaha mencari hubungan faktor tidur dengan respons
imun terhadap vaksinasi.35,36,37 Penelitian eksperimental terhadap pengaruh tidur pada
kadar antibody pasca vaksinasi hepatitis B memperlihatkan hubungan antara tidur
dengan kadar antibodi pasca vaksinasi.35 Durasi tidur yang dianggap bermakna
terhadap tingginya antibodi pasca vaksinasi pada penelitian ini adalah < 7 jam per
malam. Penelitian lain memperlihatkan orang yang kurang tidur pada satu minggu
sekitar waktu vaksinasi hepatitis A memperlihatkan kadar antibodi yang lebih rendah
dibanding orang yang cukup tidur.36 Kurangnya tidur atau insomnia juga tampak
berpengaruh pada respons imun terhadap vaksin influenza.37
11
pengaruh obesitas pada subyek penelitiannya. 40 Pada vaksin influenza, obesitas juga
memberi pengaruh negatif pada pembentukan antibodi pasca vaksin.41
Indeks Massa Tubuh juga berhubungan dengan respons imun terhadap vaksin
SARS-CoV2 Pfizer. Pada penelitian pada 248 tenaga kesehatan di Itali, terdapat hasil
terdapatnya hubungan kadar antibodi pasca vaksinasi SARS-CoV2 dengan IMT, yaitu
kadar antibodi pasca vaksin paling tinggi terdapat pada orang dengan berat badan
underweight dan normal.19
KERANGKA KONSEPTUAL
Riwayat Terkonfirmasi
Covid-19 dan mengikuti
vaksin
Kadar antibodi
Kuantitatif SARS-CoV2
Mengikuti Vaksin
Covid-19
12
BAB III
METODE
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui studi cross sectional
deskriptif untuk mengetahui rerata kadar kuantitatif atibodi SRBD SARS-CoV2 pada
populasi Praja Utama IPDN.
13
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden.
Data diambil dari seluruh Praja Utama IPDN angkatan XXVIII yang telah
diperiksakan kadar antibodi kuantitatif SARS-CoV2 dan mengisi kuesioner.
Cara Kerja
Praja Utama IPDN yang telah mendapatkan 2 dosis vaksin Sinovac telah menjalankan
pemeriksaan antibodi kuantitatif. Pemeriksaan antibodi kuantitatif dilakukan 1 kali,
yaitu 28 hari setelah vaksin Sinovac dosis ke-dua. Alat untuk mengukur antibodi
SARS-CoV2 dengan metode ECLIA adalah Roche Elecsys tipe cobas e411 analyzer.
Pengambilan data akan menggunakan kuesioner yang dibuat melalui aplikasi Google
Form dan disebarkan melalui aplikasi WhatsApp. Responden akan mengisi kuesioner
dan mensubmit jawabannya melalui telepon genggam masing-masing. Kuesioner
yang telah tersubmit akan otomatis terkirim pada aplikasi aplikasi FormApp peneliti.
Follow up pengisian kuesioner akan dilakukan oleh para kepala divisi bagian masing-
masing responden. Sebelum pengisian kuesioner akan diberikan lembar penjelasan
dan persetujuan informed consent secara elektronik yang juga akan disebarkan
bersama kuesioner melalui aplikasi WhatsApp.
Peneliti akan mengidentifikasi jumlah total Wasana Praja IPDN yang seharusnya
diperiksakan kadar antibodi sebagai bagian dari Protokol Skrining. Setelah data
kuesioner mencapai jumlah yang diperlukan sesuai dengan data Wasana Praja IPDN
maka akan dilakukan pengolahan data oleh tim peneliti.
14
6. Praja Utama IPDN yang terkonfirmasi COVID-19 antara vaksin pertama
hingga 28 hari setelah vaksin ke 2 Sinovac, berdasarkan hasil swab PCR
SARS-CoV2.
7. Praja Utama IPDN yang pernah mendapat hasil Reaktif pada pemeriksaan
serologi antibodi atau rapid test antibodi.
Riwayat Praja Utama IPDN yang pernah terkonfirmasi positif maupun pernah
mengalami hasil reaktif diketahui dari riwayat medis dan juga akan diketahui dari
jawaban pertanyaan dalam kuesioner mengenai hal paparan COVID-19. Pertanyaan
dalam kuesioner mengenai paparan COVID-19 adalah sebagai berikut:
Apakah Anda pernah terpapar COVID-19 dari hasil pemeriksaan
PCR ?
Apakah dari pemeriksaan skrining serologi antibodi atau rapid test
Anda pernah mendapat hasil Reaktif ?
Identifikasi Variabel
Definisi Operasional
1. Usia.
Yang dimaksud usia adalah umur responden saat pemberian vaksin sinovac
dosis pertama. Usia akan dibagi dalam kategori usia muda, menengah, lanjut
(berdasarkan mean/median dan standar deviasi).
15
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin dibedakan dalam 2 kategori yaitu perempuan dan laki-laki.
3. Kebiasaan olahraga
Yang dimaksud kebiasaan olahraga adalah kebiasaan olahraga responden
berdasarkan frekuensi olahraga tiap minggu.
Kebiasaan olahraga dikategorikan: < 3x/ minggu dan > 3x/minggu.
4. Kebiasaan tidur
Yang dimaksud kebiasaan tidur adalah rata-rata durasi tidur responden.
Tidur dibedakan atas kategori <7 jam per malam dan >7 jam per malam
5. Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan rumus Berat Badan dibagi Tinggi
Badan dalam meter dikuadratkan (BB/TB2). Berat badan yang dimaksud
adalah berat badan saat vaksin pertama dilakukan.
Dibedakan atas:
- Underweight = IMT < 18,5 kg/m2
- Normal = 18,5 – 24,9 kg/m2
- Overweight = 25,0 – 29,9 kg/m2
- Obesitas > 30,0 kg/m2
6. Kadar antibodi kuantitatif SARS-CoV2 adalah hasil pemeriksaan kadar
antibodi yang diukur dengan alat Roche Elecsys dengan metode ECLIA yang
mengukur kadar antibodi kuantitatif S-RBD di laboratorium SHLC.
7. Riwayat COVID-19 adalah seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19
berdasarkan pemeriksaan swab PCR SARS-CoV2. Riwayat COVID-19 juga
diduga pada seseorang apabila PCR negatif namun pernah ada hasil rapid
antibodi Reaktif atau serologi kualitatif Reaktif.
16
one way anova. Antar variabel juga akan diadakan uji analisis multivariat. Nilai
p<0,05 akan dianggap bermakna.
PERINCIAN BIAYA
NO JUMLAH KETERANGAN
Kegiatan/Program JML SAT Harga SAT
4 Pulsa Rp 1.000.000
17
7 Biaya tidak terduga Rp 1.000.000
Jumlah Rp 449.280.000
Empat Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua
Terbilang : Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah
Timeline
2021
Apri May June July August
l
Preparation of ethics x
Preparation of the x
questionnaire
Handed the questionnaire and x x
collect the questionnaire result
Data analysis x x
Writing report x x x
DAFTAR PUSTAKA
18
5. Badan POM Keluarkan Ijin Penggunaan Darurat (EUA) untuk vaksin COVID-
19 produksi Sinovac. Artikel di internet. https://covid19.go.id
15. Lumley SF, O’Donnel D, Stoesser NE. Antibody Status and Incidence of
SARS-CoV-2 Infection in Health Care Workers. N Engl J Med 2021;384:533-
40. DOI: 10.1056/NEJMoa2034545. Dipublikasikan 22 Desember 2020.
16. Ikatan Dokter Indonesia. Statistik anggota [Internet]. IDI. [cited 2020 Dec 20].
Available from: http://www. idionline.org/statistik/.
19
17. Badan Pusat Statistik. Persebaran perawat di Indonesia 2019 [Internet]. BPS.
2020 [cited 2020 Dec 20]. Available from: https://databoks.katadata.co.id/
datapublish/2020/03/26/persebaran-perawat-diindonesia-2019
18. Anonymous. 363 tenaga medis meninggal karena Covid-19, ini 3 saran dari
IDI. Kompas.com [Internet]. 2020 Dec 16 [cited 2020 Dec 20]; Available
from: https://www.kompas.com/sains/ read/2020/12/16/070200323/363-
tenaga-medismeninggal-karena-covid-19-ini-3-saran-dariidi?page=all
20. Jabal KA, Ben-Amram H, Beiruti K, et al. Impact of age, ethnicity, sex and
prior infection status on immunogenicity following a single dose of the
BNT162b2 mRNA COVID-19 vaccine: real-world evidence from healthcare
workers, Israel, December 2020 to January 2021. Euro Surveill.
2021;26(6):pii=2100096. https://doi.org/10.2807/1560-
7917.ES.2021.26.6.2100096. Published February 11, 2021.
21. Hinton DM, Chief Scientist Food and Drug Administration. Letters: U.S.
Department of Health and Human Services (HHS). HHS. Emergency Use
Authorization Declaration. 85 FR 18250 (April 1, 2020).
https://www.govinfo.gov/content/pkg/FR-2020-04-01/pdf/2020-06905.pdf.
22. Crooke SN, et al. Immunosenescence and human vaccine immune responses.
Immunity & Ageing.2019; 16:25 https://doi.org/10.1186/s12979-019-0164-9.
24. Lord JM. The effect of aging of the immune system on vaccination responses.
Human Vaccines & Immunotherapeutic.2013;9(6):1364–1367. Available from
http://dx.doi.org/10.4161/hv.24696
20
27. Klein SL, Flanagan K. Sex differences in immune respons.
Nature.2016;16:626-38. Available from: doi:10.1038/nri.2016.90 Published
online 22 Aug 2016.
30. Lavie CJ, Lee D, Sui X. Effects of Running on Chronic Diseases and
Cardiovascular and All-Cause Mortality. Mayo Clin Proc. 2015;90(11):1541-
52. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.mayocp.2015.08.001.
31. Silveira MP, Fagundes KK, Biut MT. Physical exercise as a tool to help
the immune system against COVID-19: an integrative review of the current
literature. Clinical and Experimental Medicine. 2021;21:15–28.
33. Kohut ML, Cooer MM, Nickolaus MS, et al. Exercise and Psychosocial
Factors Modulate Immunity to Influenza Vaccine in Elderly Individuals. The
Journals of Gerontology.2002; 57: M557–62. Available
from: https://doi.org/10.1093/gerona/57.9.M557.
37. Taylor D, Kelly K, Kohut ML, et al. Is Insomnia a Risk Factor for Decreased
Influenza Vaccine Response? Behav Sleep Med.2017;15(4):270–87.
doi:10.1080/15402002.2015.1126596.
21
38. National Institutes of Health. Clinical Guidelines on the Identification
Evaluation and Treatment of OverweightObesity in Adults--The Evidence
Report. Obes Res. 1998 Sep; 6(Suppl 2):51S–209S. [PubMed: 9813653]
39. Painter SD, Ovsyannikova I, Polland GA. The weight of obesity on the human
immune response to vaccination. Vaccine. 2015 August 26; 33(36): 4422–
4429. doi:10.1016/j.vaccine.2015.06.101.
41. Sheridan PA, J Handy, Karlsson EA. Obesity is associated with impaired
immune response to influenza vaccination in humans. International Journal of
Obesity. 2012;36:10727.
Kami, yang merupakan beberapa Nakes IPDN (dr. Dewi Mayanti, MARS dan Tim), bermaksud
mengadakan penelitian mengenai “ Karakteristik Rerata Kadar Antibodi Kuantitatif SARS-CoV2 Pasca
Vaksinasi Sinovac pada Praja Utama IPDN”. Oleh karena itu kami bermaksud memberikan informasi
22
dan mengundang seluruh satuan wasana praja IPDN untuk berpartisipasi menjadi subyek penelitian
tersebut.
Tujuan Penelitian
Mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar antibodi kuantitatif pasca-vaksinasi Sinovac.
Diharapkan hasil penelitian ini kelak dapat memberi masukan mengenai persiapan pra-vaksinasi jika
dibutuhkan untuk meningkatkan respon imun vaksin.
Jenis Penelitian
Pengumpulan dan analisa data mengenai titer antibodi kuantitatif pasca vaksinasi Sinovac disertai
informasi usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, lamanya tidur, frekuensi olahraga dan riwayat
terkena COVID-19.
Seleksi peserta
Kami mengundang seluruh Praja Utama IPDN yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac 2 kali dan
sudah diperiksa kadar antibodi kuantitatif di laboratorium untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Jumlah peserta penelitian yang diharapkan terkumpul adalah sebanyak minimal 250 orang.
Prosedur penelitian
Peserta akan dibagikan formulir isian secara daring dalam bentuk google form yang dikirim melalui
ponsel pribadi masing-masing lewat aplikasi WhatsApp.
Setelah itu peserta wajib mengirimkan kembali hasil kuesioner yang telah diisi kepada panitia melalui
ponsel pribadi masing-masing lewat aplikasi WhatsApp. Semua hasil yang masuk akan dianalisa secara
statistik.
Pertanyaan dalam kuesioner akan mencakup data dermografik seperti usia, jenis kelamin, berat dan
tinggi badan, maupun kebiasaan-kebiasaan seperti olah raga dan tidur. Data kadar antibodi kuantitatif
akan ditanyakan dalam kuesioner dan akan dibandingkan dengan data yang didapat dari laboratorium.
Data pribadi peserta yang berhubungan dengan penelitian ini dijamin kerahasiannya dari publik dan
hanya akan diketahui oleh tim peneliti saja.
Pengisian kuesioner hanya memakan waktu sekitar 5-10 menit.
Pengumpulan data penelitian akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021 (selama 2
bulan). Bila kemudian hasil penelitian telah dapat dibuat kesimpulan, maka penelitian ini
dimungkinkan untuk dipublikasikan.
Risiko yang mungkin didapatkan Bapak/Ibu kemungkinan adalah rasa ketidaknyamanan jika data
Bapak/Ibu diketahui tim peneliti.
Semua informasi yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini.
Data akan disimpan dalam file IPDN dan dimusnahkan sesuai alur pemusnahan data laboratorium
(yaitu setelah 5 tahun).
23
Partisipasi bersifat sukarela dan tidak diwajibkan.Peserta juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri
dari penelitian tanpa adanya sanksi.
Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan oleh peserta penelitian, maka seluruh anggota tim penelitian
bersedia memberi penjelasan. Bapak/ibu dapat menghubungi peneliti di bawah ini:
Jika bapak/ibu menyetujui ikut serta dalam penelitian ini, silakan menandatangani lembar persetujuan
terlampir.
1. Saya telah membaca penjelasan mengenai penelitian ini. Dengan ini saya menyatakan dengan
sukarela, tanpa paksaan dari pihak manapun bersedia sebagai peserta dalam penelitian yang berjudul “
Karakteristik Rerata Kadar Antibodi Kuantitatif SARS-CoV2 Pasca Vaksinasi Sinovac pada Praja
Utama IPDN” oleh dr. Dewi Mayanti, MARS dan kawan-kawan.
2. Saya bersedia mengisi kuesioner yang akan dikirimkan secara daring dan mengirimkannya kembali
secara daring melalui ponsel pribadi saya lewat aplikasi WhatsApp.
24
3. Saya bersedia data hasil pengisian kuesioner saya dianalisis dan dipresentasikan untuk publikasi
ilmiah dimana identitas pribadi saya hanya diketahui oleh Tim Peneliti dan yang berhubungan dengan
penelitian ini saja.
4. Sewaktu-waktu saya berhak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa kehilangan hak saya
sebagai karyawan maupun sebagai pasien.
Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun.
Tempat / tanggal
____________________________
Nama Jelas
____________________________
setuju
Pernyataan penelitian
Saya telah menyaksikan pembacaan secara akurat dari bentuk persetujuan kepada peserta yang bersedia
mengikuti penelitian , dan individu tersebut memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Saya
konfirmasikan bahwa individu tersebut telah memberikan persetujuan dengan bebas dan sudah
diberikan copy dari lembar penjelasan untuk subyek penelitian.
Peneliti
Your answer
Tanggal lahir
Apakah Anda pernah terpapar COVID-19 (berdasarkan hasil swab PCR positif)? *
Ya
Tidak
Kapan Anda pernah terpapar COVID-19 (berdasarkan hasil swab PCR positif)?
25
Apakah pemeriksaan rapid test atau skrining serologi antibodi Anda pernah mendapat
hasil Reaktif?
Ya
Tidak
Kapan rapid test atau skrining serologi antibodi Anda pernah mendapat hasil Reaktif?
Your answer
Kadar antibodi setelah 28 hari vaksinasi ke kedua *mohon diisi dengan angka saja *
Your answer
Usia saat vaksin pertama*mohon isi dengan angka saja (tahun) *
Your answer
Jenis Kelamin *
Laki-laki
Perempuan
Berat Badan terakhir *mohon isi dengan angka saja (kg) *
Your answer
Tinggi Badan *mohon isi dengan angka saja (cm) *
Your answer
Berapa lama rata-rata Anda tidur dalam sehari ? *
<7 jam
> 7 jam
Jika anda rutin berolahraga, olahraga apa yang biasa anda lakukan?
Bersepeda
Jalan kaki
Jogging atau lari
Bulutangkis
Berapa lama waktu yang biasa Anda gunakan setiap kali Anda berolahraga?
<30 menit
>=30 menit – 1,5 jam
>=1,5 jam
26
Asal Pendaftaran *
Golongan darah *
A
B
AB
O
Apakah anda memiliki penyakit Hipertensi?
Ya
Tidak
27