Komite Pengusaha Mikro Kecil menengah Indonesia Bersatu, disingkat KOPITU adalah
satu wadah organisasi pengusaha Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia yang memiliki tujuan sama terhadap
kemajuan UMKM di Indonesia dan mendorong keberhasilan UMKM di tingkat nasional
maupun internasional. KOPITU merupakan induk organisasi dari Organisasi
Perusahaan dan Organisasi Pengusaha UMKM yang bersifat demokratis, bebas,
mandiri dan bertanggungjawab. Melalui pilar badan usaha
berupa Koperasi UKM Sukses Bersama dan PT UKM Sukses Bersama, KOPITU
merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan antar ketiga badan tersebut dalam rangka
melaksanakan program-program kerja.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang
berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta memenuhi kriteria yang
lain. Di Indonesia UMKM memiliki kontribusi atau peranan cukup besar, meliputi;
Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB). Penyediaan jaring pengaman terutama bagi masyarakat
berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Sensus
Ekonomi dari Badan Pusat Statistik pada 2016 menunjukkan besarnya kontribusi
UMKM. Berikut ini sumbangan UMKM terhadap perekonomian Indonesia: UMKM
menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja. UMKM menyediakan hingga 99
persen dari total lapangan kerja. UMKM menyumbang 60,34 persen dari total PDB
nasional. UMKM menyumbang 14,17 persen dari total ekspor. UMKM menyumbang
58,18 dari total investasi.
Namun demikian sampai saat ini belum ada Lembaga di luar Pemerintah yang
sepenuhnya untuk melindungi, melayani, membela dan mengayomi UMKM sehingga
UMKM bisa berdaya dan naik kelas. Apabila untuk usaha besar kita mengetahui
terdapat Assosiasi / Lembaga/ organisasi yang fokus mebimbing dan membina
pengusaha. Maka KOPITU hadir sebagai organisasi yang akan focus membantu UMKM
naik kelas melalui sinergetik beberapa lembaga pemerintah dan swasta.
Atas berkat rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur, Komite
Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU) menyusun Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1.
1. Komite Pengusaha Mikro Kecil menengah Indonesia Bersatu, disingkat
KOPITU adalah satu wadah organisasi pengusaha Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Indonesia yang memiliki tujuan sama terhadap
kemajuan UMKM di Indonesia dan mendorong keberhasilan UMKM di
tingkat nasional maupun internasional. KOPITU merupakan induk
organisasi dari Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha UMKM
yang bersifat demokratis, bebas, mandiri dan bertanggungjawab dan
merupakan satu kesatuan dengan pilar Koperasi UKM Sukses bersama
dan PT UKM Sukses Bersama.
2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
a. Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang nomor 20 tahun 2008.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor
20 tahun 2008.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2008.
1.
1. Perusahaan UMKM adalah :
a. Setiap bentuk usaha UMKM yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain atau hanya mempekerjakan anggota keluarga.
1. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
2. Pelaku UMKM adalah mereka pengusaha/wirausaha UMKM
3. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
6. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara
sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan
kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan
dukungan berusaha yang seluas-luasnya.
7. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan,
dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan
dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
8. Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun
tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai,
memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dengan Usaha Besar
BAB II
Pasal 2
Nama
Organisasi ini bernama “Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu”
disingkat KOPITU dalam Bahasa Inggris disebut “Indonesian United Committee of
Micro, Small and Medium Enterprises”
Pasal 3
Pasal 4
Waktu
KOPITU berdiri pada tanggal 22-11-2018 (Dua puluh dua November dua ribu delapan
belas) di Jakarta, dan dikukuhkan melalui Musa Muamarta, Notaris di Jakarta, dengan
nomor pendirian NOMOR AHU-0015358.AH.01.07.TAHUN2018 untuk waktu yang tidak
ditentukan lamanya..
Pasal 5
1.
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KOPITU berkedudukan di Ibukota Negara
Republik Indonesia mempunyai daerah kerja di seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia, dan dapat membentuk perwakilan di negara lain
2. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) KOPITU berkedudukan di Ibukota
Provinsi yang bersangkutan atau di salah satu kota pusat kegiatan
ekonomi di Provinsi yang bersangkutan, yang mempunyai daerah kerja di
tingkat Provinsi serta dapat membuka perwakilan di negara lain
3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KOPITU berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota atau di salah satu kota pusat kegiatan ekonomi di
Kabupaten/Kota yang bersangkutan mempunyai daerah kerja di tingkat
Kabupaten/Kota
BAB III
Pasal 6
Visi
Pasal 7
Misi
BAB IV
Pasal 8
Pasal 10
Prinsip
Pasal 11
Tujuan
Pasal 12
Tujuan
Dalam rangka mencapai tujuan, KOPITU melakukan usaha-usaha sebagai berikut :
1.
1. Melaksanakan program kerja dengan dukungan Koperasi UKM Sukses
Bersama dan PT UKM Sukses Bersama
2. Menggalang kerjasama dengan para pelaku usaha dan para pelaku
UMKM baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Membangun jejaring (network) dalam rangka peningkatan mutu pada
umumnya dan profesionalisme manajemen Sumber Daya Manusia dalam
lingkup dunia usaha pada khususnya.
4. Melakukan berbagai pendidikan dan pelatihan bagi pelaku UMKM
5. Memberikan pelayanan kepada para pengusaha berupa :
1.
1.
1.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota
1. Anggota KOPITU adalah pelaku UMKM yang terdaftar secara resmi di database
keanggotaan KOPITU maupun Koperasi UKM Sukses Bersama dan memiliki
bukti keanggotaan berupa Kartu Tanda Keanggotaan
2. Anggota Biasa adalah UMKM sebagaimana dimaksud pasal 1 ayat 2, ayat 3 dan
ayat 4 dalam Anggaran Dasar ini
3. Anggota Luar Biasa adalah UMKM tertentu baik berskala Nasional atau
Internasional yang terdaftar langsung pada Dewan Pimpinan Pusat dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah.
4. Anggota Khusus adalah organisasi Usaha UMKM Sektoral atau Usaha Sejenis.
5. Anggota Kehormatan yaitu perorangan yang berjasa kepada KOPITU dan
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Ketua Umum
Pasal 14
Persyaratan Keanggotaan
Persyaratan Keanggotaan diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
Pasal 15
1.
1. Anggota Biasa
a. Memilih dan dipilih untuk menjadi anggota Kepengurusan dan Badan Kelengkapan
organisasi.
b. Mengajukan pendapat atau saran bagi kemajuan organisasi
c. Memperoleh pembinaan dan bantuan teknis.
d. Mendapatkan informasi
e. Membela diri terhadap sanksi organisasi.
B. Kewajiban Anggota Biasa (Silver)
a. Memilih dan dipilih untuk menjadi anggota Kepengurusan dan Badan Kelengkapan
organisasi.
b. Mengajukan pendapat atau saran bagi kemajuan organisasi.
c. Memperoleh pembinaan dan bantuan teknis.
d. Mendapatkan informasi
e. Mendapatkan pelayanan dari organisasi.
f. Membela diri terhadap sanksi organisasi.
D. Kewajiban Anggota Biasa (Gold)
1.
1. Anggota Luar Biasa
a. Memilih dan dipilih untuk menjadi anggota Kepengurusan dan Badan Kelengkapan
organisasi.
b. Mengajukan pendapat atau saran bagi kemajuan organisasi.
c. Memperoleh pembinaan dan bantuan teknis.
d. Mendapatkan informasi
e. Mendapatkan pelayanan khusus yang diatur dengan peraturan khusus dari
organisasi.
f. Membela diri terhadap sanksi organisasi.
B. Kewajiban Anggota Luar Biasa
1.
1. Anggota Khusus
a. Memilih dan dipilih untuk menjadi anggota Kepengurusan dan Badan Kelengkapan
organisasi.
b. Mengajukan pendapat atau saran bagi kemajuan organisasi.
c. Memperoleh pembinaan dan bantuan teknis.
d. Mendapatkan informasi
e. Mendapatkan pelayanan khusus yang daiatur dengan peraturan khusus dari
organisasi.
f. Membela diri terhadap sanksi organisasi.
B. Kewajiban Anggota Khusus
1.
1. Anggota Kehormatan
Pasal 16
Jenjang
Jenjang Organisasi:
Pasal 17
Kepengurusan
Pasal 18
Dewan Pertimbangan
1.
1. Pada Tingkat Nasional, Provinsi dan Kab/Kota dibentuk Dewan
Pertimbangan Pusat, Dewan Pertimbangan Wilayah dan Dewan
Pertimbangan Daerah.
2. Dewan Pertimbangan Nasional adalah Perangkat organisasi KOPITU
Pusat yang terdiri dari sejumlah anggota yang dipilih dan diangkat dalam
MUNAS/MUNASLUB MUNASWIL, MUNASDA melalui pemilihan
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
3. Dewan Pertimbangan dipimpin sekurang-kurangnya oleh seorang Ketua
dan seorang Sekretaris yang dipilih diantara anggota Dewan
Pertimbangan.
4. Yang dapat dipilih menjadi Pimpinan Dewan Pertimbangan adalah mantan
Ketua, Wakil Ketua dan sekretaris dalam tingkatannya
5. Yang dapat dipilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan adalah mantan
Pengurus dan tokoh yang berjasa kepada organisasi atau tokoh yang
dianggap penting dan dipilih oleh Ketua Umum, Ketua Wilayah atau
Ketua Daerah.
6. Dewan Pertimbangan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab
kepada MUNAS/MUNASWIL/MUNASDA sesuai tingkatannya.
7. Tugas dan wewenang Dewan Pertimbangan :
b. Menilai dan mengusulkan penyempurnaan dan penelitian lebih lanjut atas laporan
kerja, keuangan dan pembendaharaan yang diajukan oleh Dewan Pimpinan dalam
tingkatnya.
c. Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Dewan Pimpinan dalam tingkatnya
baik diminta atau tidak diminta mengenai hal-hal yang menyangkut ruang lingkup usaha
anggota dan pelaksanaan program serta tugas-tugas organisasi.
8. Persyaratan dan tata cara pemilihan Dewan Pertimbangan, diatur didalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).
Pasal 19
1.
1. Hak Dewan Pimpinan adalah mengelola organisasi sesuai dengan tingkat
dan daerah kerja masing-masing.
2. Kewajiban Dewan Pimpinan adalah melaksanakan tugas dan kegiatan
serta mempertanggung jawabkannya kepada anggota melalui
Musyawarah.
3. Dewan Pimpinan berkewajiban mengindahkan pengarahan, petunjuk,
pertimbangan, saran dan nasehat dari Dewan Pertimbangan KOPITU.
4. Dalam keadaan dan situasi tertentu demi kelangsungan, keselamatan,
dan kemajuan organisasi KOPITU, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat
KOPITU memiliki hak veto
5. Hak veto yang sudah diputuskan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan
Pusat wajib diikuti oleh seluruh perangkat organisasi dan anggota
Pasal 20
1.
1. Pengurus ditingkat Nasional adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
2. Dewan Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi organisasi ditingkat
Nasional yang dipilih oleh Musyawarah Nasional.
3. Ketua Umum DPP dicalonkan oleh sekurang-kurangnya oleh ½ Dewan
Pimpinan Wilayah dan ½ Pimpinan Daerah
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Pusat diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
Pasal 21
1.
1. Pengurus ditingkat Provinsi adalah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).
2. Dewan Pimpinan Wilayah adalah pimpinan tertinggi organisasi di tingkat
Provinsi yang dipilih oleh Musyawarah Wilayah.
3. Ketua DPW dicalonkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 Dewan Pimpinan
Daerah yang mempunyai hak suara.
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Wilayah diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
Pasal 22
1.
1. Pengurus ditingkat Kabupaten/Kota adalah Dewan Pimpinan Daerah
(DPD).
2. Dewan Pimpinan Daerah adalah pimpinan tertinggi organisasi di tingkat
Kabupaten/Kota yang dipilih oleh Musyawarah Daerah.
3. Ketua DPD dicalonkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 anggota yang hadir
yang mempunyai hak suara.
4. Susunan, fungsi, tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Daerah diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
Pasal 23
Dewan Penasehat
1.
1. Pada tingkat Wilayah dan Daerah bila dianggap perlu dapat dibentuk
Dewan Penasehat
2. Ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan
Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
Pasal 24
1.
1. Masa bakti Kepengurusan disetiap jenjang organisasi adalah 5 (lima)
tahun
2. Atas pertimbangan kelangsungan, kemajuan dan stabilitas organisasi
Ketua Umum untuk pertamakalinya dapat menjabat selama empat periode
kepengurusan secara berturut-turut.
3. Tata cara pergantian antar waktu kepengurusan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 25
Kekuasaan Organisasi
BAB VIII
MUSYAWARAH
Pasal 26
Pasal 27
BAB IX
Pasal 28
BAB X
Pasal 29
1. Musyawarah adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah dari jumlah
peserta yang berhak hadir dan mempunyai hak suara
2. Pengambilan keputusan dalam sidang atau rapat-rapat organisasi adalah sah
apabila disetujui oleh lebih dari setengah dari jumlah utusan yang hadir dan
mempunyai hak suara
3. Teknis pelaksanaan musyawarah selanjutnya diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah.
Pasal 30
Sanksi Organisasi
Sanksi Organisasi terhadap anggota dan sanksi terhadap anggota kepengurusan diatur
didalam Anggaran Rumah Tangga (ART).
BAB XI
Pasal 31
a. Uang pangkal.
b. Uang iuran.
c. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat serta yang diperoleh dengan cara yang
tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
SEKRETARIAT ORGANISASI
Pasal 32
Sekretariat KOPITU
BAB XIII
PERATURAN TAMBAHAN
Pasal 33
Peraturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar KOPITU ini akan diatur kemudian
dalam Anggaran Rumah Tangga KOPITU.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 34
Penutup
Anggota Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai masa kepengurusan
Komite ini berakhir atau ada penyempurnaan.
BAB I
Pasal 1
Lambang
Lambang KOPITU berbentuk lingkaran berwarna biru terdiri dari berbagai unsur
memiliki arti sebagai berikut:
1. Bola Dunia warna biru : melambangkan UMKM Indonesia memiliki tujuan untuk
Go Internasional dengan melakukan kegiatan ekspor hasil produksi dalam
negeri.
2. Lingkaran bentuk orang bergandengan mengelilingi bola dunia : melambangkan
bahwa pelaku dan atau penggiat UMKM Indonesia bergotong royong saling
mendukung dan bersinergi untuk tujuan ekspor hasil produksi dalam negeri.
3. Warna-warni lingkaran bentuk orang mengelilingi bola dunia : melambangkan
bahwa pelaku/penggiat UMKM Indonesia terdiri dari berbagai bidang hasil
produksi seperti nelayan, petani, perkebunan, pengrajin, petambak, dan lain
sebagainya dan dari berbagai suku bangsa di Indonesia yang ber-Bhineka
Tunggal Ika.
4. Dua Telapak Tangan berdampingan : melambangkan bahwa KOPITU
merupakan suatu wadah bagi pelaku/penggiat UMKM yang akan memberikan
dukungan dan bimbingan dalam kegiatan lokal maupun ekspor dengan sepenuh
hati dan sekuat tenaga.
Pasal 2
Bendera
Pasal 3
Atribut
Salam
1. Salam KOPITU adalah kalimat “SALAM KOPITU” dan salam yang disimbolkan
dengan jari-jari tangan
2. Kalimat “SALAM KOPITU “dituliskan dalam awal surat-surat yang dikeluarkan
oleh DPP, DPW dan DPD KOPITU.
3. Symbol KPITU melalui jari tangan, dilakukan dengan cara meletakan jari-jari
tangan di depan dada membentuk segitiga sama sisi, jari-jari kedua tangan
saling bertemu dengan ibu jari terletak dalam posisi horizontal
4. Kalimat dan symbol salam KOPITU diucapkan pada acara-acara resmi KOPITU
Pasal 5
1. Hymne dan Mars KOPITU dinyanyikan dalam setiap acara resmi organisasi,
seperti Musyawarah dan Rapat Kerja Konsultasi pada setiap tingkatan
organisasi.
2. Hymne dan Mars organisasi dinyanyikan setelah lagu kebangsaan Indonesia
Raya.
BAB II
Pasal 6
a. UMKM yang memiliki produk, menjalankan usahanya secara tetap dan terus
menerus serta sudah memenuhi ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku
b. Mendaftar melalui Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah maupun Dewan
Pimpinan Wilayah.
b. Mendaftar melalui Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah maupun Dewan
Pimpinan Wilayah.
a. UMKM berbentuk persekutuan atau badan hukum milik swasta dan koperasi maupun
milik perseorangan yang didirikan dan menjalankan usahanya secara tetap dan terus
menerus serta sudah memenuhi ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku
b. Mendaftar sebagai Anggota Luar Biasa (ALB) melalui Dewan Pimpinan Daerah atau
Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Pusat.
4. Anggota Khusus
a. Organisasi / Asosiasi Usaha Sektoral atau Usaha Sejenis kelompok usaha UMKM
yang dibentuk secara resmi dan sah memiliki AD/ART serta memiliki anggota dan
kepengurusan, aktif menjalankan kegiatan sesuai maksud dan tujuan
organisasi/asosiasi.
b. Mendaftar melalui Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah sesuai dengan tempat, kedudukan dan statusnya.
5. Anggota Kehormatan
Pasal 7
Tata Cara Menjadi Anggota
1. Anggota biasa
a. UMKM dan atau pelaku UMKM yang akan menjadi Anggota KOPITU mendaftar di
Sekretariat DPD Kabupaten/Kota ditempat mereka berada.
c. Mengembalikan formulir yang telah diisi dengan baik dan benar kepada Sekretariat
Dewan Pimpinan Daerah KOPITU Kabupaten/Kota yang bersangkutan, dengan disertai
kelengkapan sebagaimana disyaratkan.
d. Apabila dalam pengisian formulir persyaratan tersebut belum lengkap, maka DPD
KOPITU Kabupaten/Kota bersangkutan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah menerimanya wajib mengembalikan kepada pemohon untuk dilakukan
perbaikan seperlunya dan selanjutnya diserahkan kembali ke sekretariat Dewan
Pimpinan Daerah KOPITU Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
a. UMKM dan atau pelaku UMKM yang akan menjadi Anggota KOPITU mendaftar di
Sekretariat DPD Kabupaten/Kota, DPW Propinsi atau di Dewan Pimpinan Pusat.
c. Mengembalikan formulir yang telah diisi dengan baik dan benar kepada Sekretariat
tempat mengambil formulir
3. Anggota Khusus
a. Organisasi / Asosiasi Usaha Sektoral atau Usaha Sejenis kelompok usaha UMKM
mendaftar di Sekretariat DPD Kabupaten/Kota, DPW Propinsi atau di Dewan Pimpinan
Pusat.
Pasal 8
1. UMKM dan atau pelaku UMKM yang diterima menjadi Anggota KOPITU menjadi
Anggota Biasa/Luar Biasa dan Khusus akan mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
KOPITU.
3. Kartu Tanda Anggota KOPITU dinyatakan sah apabila telah ditandatangani bersama
oleh Ketua Umum, dan Ketua Dewan di Sekretariat tempat mendaftar.
4. KTA KOPITU diterima oleh para pemohon selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
dipenuhinya persyaratan oleh pemohon.
b. Kode Wilayah/Provinsi
d. Status Usaha
e. Jenis Usaha
f. Fasilitas Investasi.
g. Bulan dan Tahun Pertama Kali Terdaftar
6. Format Kartu Tanda Anggota (KTA) KOPITU mengikuti format dalam lampiran
Anggaran Dasar Rumah Tangga ini
Pasal 9
Pasal 10
1. Bagi Anggota Biasa tidak ada uang pangkal dan iuran keanggotaan
2. Besarnya Uang Pangkal dan Iuran Keanggotaan Anggota Luar Biasa dan atau
khusus ditetapkan oleh Dewan Pimpinan yang bersangkutan.
3. Bagi UMKM yang tidak sanggup membayar iuran sebesar yang dimaksud dalam
ayat 2 pasal ini dapat mengajukan permohonan keringanan kepada Dewan
Pimpinan yang bersangkutan.
4. Besarnya Uang Pangkal dan Iuran Keanggotaan tidak boleh membebani UMKM
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 11
Pasal 12
d. Pelaku usaha UMKM yang mewakili asosiasi yang telah menjadi anggota luar biasa
KOPITU.
f. Tidak dalam keadaan pailit atau tidak kehilangan hak untuk menguasai kekayaannya.
Pasal 13
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah, bersifat
kolektif – kolegial. Dalam arti semua kebijakan organisasi ditentukan bersama,
dilaksanakan dengan prinsip saling mengisi dan sesuai dengan ketentuan
pembidangan tugas serta dipertanggung jawabkan bersama.
Pasal 14
a. Dewan Pertimbangan.
a. Ketua Umum
d. Sekretaris Umum
f. Bendahara Umum
Pasal 15
Kepengurusan Tingkat Wilayah
2. Rapat Pembentukan Struktur dapat dilakukan setelah dikeluarkan Surat Mandat dari
Dewan Pimpinan Pusat disertai penunjukan Tim Formatur.
3. Notulensi hasil rapat dilaporkan terhadap Dewan Pimpinan Pusat disertai Rancangan
Struktur Kepengurusan.
4. Sebanyak minimal 5 orang wajib terdaftar sebagai anggota Koperasi UKM Sukses
Bersama
a. Dewan Pertimbangan.
a. Ketua
d. Sekretaris
f. Bendahara
Pasal 16
3. Notulensi hasil rapat dilaporkan terhadap Dewan Pimpinan Pusat disertai Rancangan
Struktur Kepengurusan.
4. Sebanyak minimal 5 orang wajib terdaftar sebagai anggota Koperasi UKM Sukses
Bersama
a. Dewan Pertimbangan.
a. Ketua
d. Sekretaris
f. Bendahara
Pasal 17
a. Membina dan meningkatkan peran serta Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah
c. Mengupayakan terciptanya situasi dan kondisi yang baik bagi UMKM dan Koperasi.
f. Mengambil alih untuk sementara wewenang dan tugas Dewan Pimpinan Provinsi
sesuai ketentuan organisasi.
Pasal 18
a. Perencanaan program kerja dalam lingkup daerah Provinsi berdasarkan aspirasi dari
Pengurus KOPITU di didaerahnya dalam rangka pelaksanaan Garis Besar Haluan
Organisasi dan Program Kerja Nasional KOPITU.
2. Tugas Dewan Pimpinan Wilayah dalam menjalankan tugas pokok yang ada di
daerah Wilayah adalah:
c. Menyediakan data yang lengkap dan komprehensif tentang kondisi dan situasi
daerahnya masing-masing yang relevan bagi pengembangan dan pertumbuhan UMKM
dan Koperasi
a. Menganulir dan mengkoreksi kebijakan Dewan Pimpinan Daerah yang tidak sesuai
dengan AD/ART maupun Program Umum Organisasi.
e. Mengambil alih untuk sementara wewenang dan tugas Daerah sesuai ketentuan
organisasi.
Pasal 19
2. Tugas Dewan Pimpinan Daerah dalam menjalankan tugas pokok yang ada di daerah
Wilayah adalah:
c. Menyediakan data yang lengkap dan komprehensif tentang kondisi dan situasi
daerahnya masing-masing yang relevan bagi pengembangan dan pertumbuhan UMKM
dan Koperasi
Pasal 20
1. Ketentuan Pembentukan :
a. Pada tingkat Wilayah/Daerah bila dipandang perlu dapat dibentuk Dewan Penasehat
melalui Musyawarah pada setiap tingkatan organisasi.
d. Orang yang sama dapat ditetapkan kembali sebagai Penasehat untuk masa bakti
berikutnya.
e. Dewan Penasehat dapat menyampaikan saran dan pendapat baik lisan maupun
tertulis kepada Kepengurusan.
a. Seorang Ketua
Pasal 21
1. Yang dapat dipilih sebagai Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Pertimbangan
Pusat, Dewan Pertimbangan Wilayah dan Dewan Pertimbangan Daerah adalah
Mantan Ketua Umum, Ketua, Ketua DPP, Wakil Ketua DPP, Sekretaris Umum
dan Sekretaris yang menyelesaikan masa baktinya selama 1 (satu) Periode
Penuh.
2. Pemilihan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat, Ketua Dewan Pertimbangan
Wilayah, Ketua Dewan Pertimbangan Daerah dilakukan secara musyawarah
mufakat didalam Musyawarah Nasional / Musyawarah Nasional Luar Biasa,
Musyawarah Wilayah/ Musyawarah Wilayah Luar Biasa, Musyawarah Daerah /
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
3. Ketua Dewan Pertimbangan terpilih sekaligus menjadi anggota formatur yang
akan membantu Ketua Umum terpilih menyusun Kepengurusan.
BAB IV
MASA BAKTI
Pasal 22
1. Masa bakti kepengurusan KOPITU adalah 5 (lima) tahun untuk setiap satu masa
bakti, dan berakhir bersamaan pada saat terpilihnya kepengurusan yang baru
oleh Musyawarah Nasional, Wilayah atau Daerah sesuai tingkatannya.
2. Atas Pertimbangan untuk keberlanjutan dan kemajuan organisasi serta sebagai
penghargaan atas gagasan dan pendirian organisasi KOPITU, Ketua Umum
untuk pertamakalinya menjabat empat periode berturut-turut
3. Anggota Pengurus lainnya dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya.
1.
1.
BAB V
Hirarki Pertanggungjawaban
Hirarki Pertanggungjawaban:
Pasal 24
Hirarki Keabsahan
Hirarki Keabsahan:
Pasal 25
Hirarki Pengukuhan
Hirarki Pengukuhan:
Pasal 26
Musyawarah Nasional
a. Dewan Pertimbangan Pusat dan Dewan Pimpinan Pusat yang mempunyai hak bicara
dan hak suara.
b. Utusan Dewan Pimpinan Wilayah mempunyai hak bicara dan hak suara.
c. Utusan Dewan Pimpinan Daerah mempunyai hak bicara dan hak suara.
d. Anggota Dewan Penasehat Pusat mempunyai hak bicara dan hak suara.
e. Peninjau lainnya yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan mempunyai hak
bicara.
e. Memilih Ketua Umum secara langsung yang sekaligus menjadi Ketua Formatur.
Pasal 27
Musyawarah Wilayah
a. Dewan Pertimbangan Wilayah dan Dewan Pimpinan Wilayah yang mempunyai hak
bicara dan hak suara.
b. Utusan Dewan Pimpinan Daerah yang mempunyai hak bicara dan hak suara.
c. Anggota Dewan Penasehat Wilayah mempunyai hak bicara dan hak suara.
d. Peninjau lainnya yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan mempunyai
hak bicara.
d. Memilih Ketua Umum Wilayah secara langsung yang sekaligus menjadi Ketua
Formatur.
Pasal 29
Pasal 30
Musyawarah Daerah
a. Dewan Pertimbangan dan Dewan Pimpinan Daerah yang mempunyai hak bicara
dan hak suara.
b. Utusan UMKM?Koperasi dan pelaku UMKM yang mempunyai hak bicara dan hak
suara.
d. Peninjau lainnya yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan mempunyai hak
bicara.
d. Memilih Ketua Umum Daerah secara langsung yang sekaligus menjadi Ketua
Formatur.
BAB VI
Pasal 32
1. Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) diadakan sekali dalam satu
tahun, yang dipersiapkan serta dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional merupakan forum koordinasi dan evaluasi
terhadap kinerja pelaksanaan Program tahun sebelumnya disetiap tingkatan organisasi
mengacu kepada amanat Musyawarah Nasional dan menetapkan rencana pelaksanaan
tahun selanjutnya atas Program Umum Organisasi.
Pasal 33
1. Rapat Kerja dan Konsultasi Wilayah (Rakerkorwil) diadakan sekali dalam satu tahun,
yang dipersiapkan serta dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
3. Rapat Kerja dan Konsultasi Wilayah merupakan forum koordinasi dan evaluasi
terhadap kinerja pelaksanaan Program tahun sebelumnya disetiap tingkatan Wilayah
mengacu kepada amanat Musyawarah Wilayah dan menetapkan rencana pelaksanaan
tahun selanjutnya atas Program Umum Organisasi Wilayah.
Pasal 34
1. Rapat Kerja dan Konsultasi Daerah (Rakerkorda) diadakan sekali dalam satu tahun,
yang dipersiapkan serta dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah.
3. Rapat Kerja dan Konsultasi Daerah merupakan forum koordinasi dan evaluasi
terhadap kinerja pelaksanaan Program tahun sebelumnya disetiap tingkatan Daerah
mengacu kepada amanat Musyawarah Daerah dan menetapkan rencana pelaksanaan
tahun selanjutnya atas Program Umum Organisasi Daerah.
BAB VII
Pasal 35
Sanksi Organisasi
a. Peringatan tertulis.
b. Pemberhentian sementara.
c. Pemberhentian tetap.
6. Sanksi organisasi terhadap Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa maupun Anggota
Kehormatan, dilakukan atas dasar keputusan oleh dan dalam Rapat Dewan Pengurus.
Pasal 36
b. Peringatan tertulis.
a. Secara sadar melanggar dan atau tidak mematuhi Anggaran Dasar dan atau
Anggaran Rumah Tangga.
b. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi.
Pasal 37
Pembelaan Diri
BAB VIII
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
BAB IX
SEKRETARIAT ORGANISASI
Pasal 41
Kelengkapan Sekretariat
2. Direktur Eksekutif atau Sekretaris Eksekutif mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
5. Dalam batas-batas tertentu Direktur Eksekutif dan atau Sekretaris Eksekutif dapat
mengeluarkan dana operasional dari kas Sekretariat yang kemudian secara periodik
pelaksanaannya dipertanggungjawabkan kepada Dewan Pengurus.
6. Direktur Eksekutif dan atau Sekretaris Eksekutif bertanggung jawab kepada Dewan
Pengurus.
BAB X
BELA KOPITU
Pasal 42
Pasal 43
Syarat Anggota
1. Mengingat fungsi dan perannya bagi UMKM dan masyarakat umum, maka anggota
BALA KOPITU harus memenuhi beberapa syarat dan ketentuan utama.
Pasal 44
1. Organisasi BALA KOPITU ditingkat pusat berada dibawah Ketua Umum KOPITU
2. Ketua Umum KOPITU adalah Komando Tinggi Pusat BALA KOPITU.
3. Ditingkat Dewan Pimpinan Pusat BALA KOPITU dipimpin oleh Komando Pusat,
Ditingkat Wilayah ada Komando Tinggi Wilayah BALA KOPITU, ditingkat Dewan
Pimpinan Pusat BALA KOPITU dipimpin oleh Komando Wilayah, Ditingkat
Cabang ada Komando Tinggi Cabang BALA KOPITU, ditingkat Dewan Pimpinan
Cabang BALA KOPITU dipimpin oleh Komando Cabang BALA KOPITU
BAB XI
Pasal 45
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur oleh Dewan
Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Wilayah sesuai dengan kewenangannya dalam
bentuk Peraturan Organisasi (PO) sepanjang peraturan tersebut tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
PENUTUP
Anggota Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai masa
kepengurusan Komite ini berakhir atau ada penyempurnaan.