ASPEK LABORATORIUM

ANTI NUCLEAR ANTIBODY

PADA
PENYAKIT AUTOIMUN
Pendahuluan
• Penyakit autoimun → St keadaan dimana sistim
imun menyerang tubuhnya sendiri ➔ > 100 jenis AID
Pendahuluan
• Normal → sistim imun tubuh membuat antibody oleh
B cells → u/ mengenali + melawan ‘protein
asing’(bakteri, virus, jamur, parasit, dan allergen →
dapat mengerahkan baik sel maupun prot lain dalam
melawan ➔ terjadi rx Inflamasi.
• Abnormal → → krn ‘terjadi kesalahan’ → Ab malah
menyerang protein normal tubuh sbg ‘benda asing’ (dis:
autoantibodi) → Ab yg menyerang ‘inti sel’ (komponen
inti) disebut ‘antinuclear antibodies’ (ANA).

Penyakit Autoimun (AID)

suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara
keliru menyerang tubuh sendiri
Pendahuluan
• Beberapa Penyakit autoimun → sering dijumpai

1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

2. Diabetes melitus tipe-1
3. Rheumatoid arthritis (RA)
4. Psoriasis arthritis
5. Multiple sclerosis
6. Inflamatory bowel disease (IBD)
7. Myastenia gravis (MG)
8. Graves’ disease
9. Sjögren’s syndrome
10. Hashimoto’s thyroiditis, etc
• ANA → (auto)-antibodi yg ditujukan terhadap inti sel.

• Telah diketahui: di dlm nukleoplasma → berisi berbagai

material (protein) → bila dlm kead. abn → dikenali /
bertindak sebagai ‘antigenik’

Antibodi abnormal (auto-antibody)

• ANA-TESTING (TES ANA ) → tes u/ mendeteksi adanya

antibodi terhadap inti sel/komponen inti sel tsb.
• Bukti ditemukannya Ab tsb → dipakai sbg petunjuk
dalam menegakkan D/ Peny. autoimun
• Inti → t.d. berbagai macam protein

DNA, RNA, protein histon & non histon,

komponen (transkripsi, replikasi), enzim, dll.

• Bentuk Ag → - umumnya berbentuk agregat protein /

- kompleks prot-RNA (partikel ribonukleo-
protein)
• Sifat auto-Ag: non tissue-specific (komponen integral
semua jenis sel)
• Ab tsb → ANA (anti nuclear antib.) → melawan
berbagai komponen protein dalam nukleosom.
Pemeriksaan penunjang AID
Macam pemeriksaan → berfungsi sebagai
penunjang (tergantung indikasi)

• Darah Lengkap
• Kadar C3, C4 → bukti aktivasi komplemen (turun)
• Rheumatoid factor (RF)
• LE cell → dugaan SLE
• Ginjal → RFT & urinalisis, biopsy (terkadang)
• Pankreas: lipase, amilse
• Hepar → LFT (transaminase, ALP, LDH)
• SSP: LCS (sel, protein, glukosa)
Kategori Penyakit Autoimun

Penyakit Autoimun

Sistemik Organ Spesifik

Insulin-Dependent Diabetes
Systemic Lupus Erythematosus,
Mellitus, Autoimmune
Rheumatoid Arthrithis,
Hepatitis, Myasthenia gravis,
Scleroderma, MCTD, dsb.
dsb.
Diagnosis Autoimun

Gejala klinis

Klinisi Diagnosis
Autoimun

Pemeriksaan Lab

Manfaat pemeriksaan lab (secara keseluruhan):

Membantu menegakkan diagnosis,memperkirakan keparahan
penyakit, prognosis dan pemantauan penyakit autoimun
Diagnosis Autoimun

Pemeriksaan
Gejala klinis ANA

Gejala awal pada umumnya:

- Fatigue
- Nyeri otot
- Bengkak dan merah
- Subfebril
- Gangguan konsentrasi
- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
- Rambut rontok
- Skin rashes
Positioning ANA testing

Skrining Diagnosis

ANA IF ANA Profile

ANA ELISA Autoantibodi

Spesifik
Metode ANA IF
• Indirect Immunofluorescence (→ ANA-IF)
• Deteksi Ab (IgG) dalam serum
• Menggunakan sel HEp-2 sebagai media Ag
• Memerlukan konjugat anti-human antibody (IgG) yg
telah dilabel bahan fluoresen
• Dilakukan pula pengukuran titer (pengenceran)
• Pembacaan langsung dengan mikroskop fluoresen →
pola floresensi spesifik
• Pola fluoresensi → berguna untuk mengarahkan pada
penyakit autoimun tertentu.
• ANA-IF mempunyai spektrum antigen yang luas dlm
mendeteksi berbagai autoantibodi → sesuai untuk
tujuan skrining
• ANA IF merupakan ‘gold standard’ untuk skrining ANA
PRINSIP PEMERIKSAAN ANA-IF
PRINSIP PEMERIKSAAN ANA-IF
Perbedaan ANA IF & Elisa
 ANA-IF ANA Elisa

Spektrum antigen Lengkap Umumnya 8-10

antigen
Substrat Hep-2 (+ primate liver) Tergt. Mutu purifikasi

Hasil Semi-kuantitatif, titer, Hanya kualitatif

dan Pola fluoresensi

Sekitar 35% hasil ANA ELISA "gagal" mendiagnosis

pasien autoimun.

ANA-IF > sensitif dr ANA Elisa

Pola Flouresensi
• Homogenous = dsDNA, histones, nucleosome
• Speckled → DFS70, SS-A, SS-B, RNP, Sm (many antigens)
• Nuclear dot
• Centromeric = CREST syndrome
• Nucleolar = associated with scleroderma
• Peripheral or rim = dsDNA
• Cytoplasmic = myositis, mitochondrial
Prevalensi ANA pada Penyakit Autoimun
Autoantibody - Associated diseases

19
Pola Flouresensi ANA IF
Nomenclature
PELAPORAN HASIL ANA-IF

Titer Aab
< 1:100
Hasil ANA-IF
Titer Aab Pola Fluoresensi, Titer dan
Kemungkinan penyakit terkait
=>1:100
Co/
Pola : Nuclear Homogenous, titer > 1: 1.000
Pola ini dapat ditemukan pada kondisi/keadaan:
SLE, Drug-induced lupus, Rheumatoid arthritis, Chronic arthritis,
Systemic sclerosis
Saran: pemeriksaan lanjutan ANA Profile dan Anti-ds DNA jika
ada indikasi klinis yang mengarah ke penyakit autoimun
 INTERPRETASI HASIL ANA-IF

ANA-IF POSITIF ANA-IF NEGATIF

PENYAKIT AUTOIMUN PENYAKIT AUTOIMUN

DENGAN AUTOANTIBODI
SELAIN ANA
NON AUTOIMUN
KEMUNGKINAN BUKAN
INDIVIDU SEHAT PENYAKIT AUTOIMUN
ANA-IF (+) PADA NON-AUTOIMUN
Konsumsi Obat – Obatan Tertentu
Contoh : hydralazine (obat hipertensi) dan procainamide (obat
cardiac arrythmia)

Infeksi Kronis
Contoh : Epstein Barr Virus (EBV), Hepatitis C, Tuberculosis, dan
Parvovirus 9

Beberapa Kasus Kanker Dantec et al, 2015

Contoh : Kanker paru-paru, kanker payudara

CONDITIONS INCIDENCE (%)

HEALHTY POPULATION <5
HEALTHY RELATIVE OF SLE PATIENTS 25
OLD AGE <30
PREGNANCY 5-10
 Interpretasi & Evaluasi Hasil ANA (+)
• ANA testing → bs sangat berguna → confirm/exclude bila
dipadukan dg Ax + Klinis

• ANA positif → dpt terjadi pd beberapa sehat, usia tua

→ OKI → hasil ANA (+) disesuaikan dg temuan klinis

• Namun pasien dg ANA (+) tp klinis (-) tetap mengevalusi thp

penyakit2 terkait dg ANA (+)

• riwayat obat, riwayat keluarga, LFT abn, foto toraks, peny.

hematologi, dll → jk hasilnya tidak jelas → tetap monitor secara
periodik thd penyebab ANA positif

• ANA negatif → tidak menyingkirkan kemungkinan penyakit

autoimun.
Hasil ANA Testing → Titer

• Hasil positif/negative → dilihat:

POLA FLUORESENSI + TITER

• Titer < 1:40 dipertimbangkan → negatif (20-30%

healty people)
• Titer antara 1:40 s/d 1:160 → positif (titer rendah)
• Titer > 1:160 → positif (5% orang sehat)
 Prinsip Pemeriksaan ANA Profile
• Metode: Immunobloting
• Test strip → berisi antigen yang telah dipurifikasi
(Native Ag yg dipurifikasi)
• Kualitatif
Reaksi pertama :
• Sampel + immunoblot strips (inkubasi)
→ IgG spesifik berikatan dengan antigen

Reaksi kedua:
• Pe(+) enzyme-labelled anti-human IgG (enzyme
conjugate) → reaksi warna
ANA Profile

Antibodi yang dideteksi ANA

Profile → Banyak jenis sesuai
urutan (Metode Immunobloting)
Pelaporan Hasil ANA Profile

Signal Intensitas Class Hasil

signal
Tidak ada 0-5 0 Negatif
Garis tidak jelas (lemah) 6-10 (+, lemah) Borderline
Garis jelas 11-25 (+) Positif
Garis sangat jelas 26-50 (++) Positif
Garis tebal (~ dg kontrol) >50 (+++) Positif kuat
 ANTIGEN Class
+++ Misalkan!
1. RNP/Sm
+++
2. Sm
++
3. SSA (SS-A native)
+
4. Ro-52 recmbinant
+++
5. SSB (SS-B)
0
6. Scl-70 (Scl)
0
7. PM-Scl 100 (PM 100)
0
8. Jo-1 (Jo)
0
9. Centromere B (CB)
++
10. PCNA
+++
11. dsDNA (DNA) Diisi
+
12. Nucleosomes (NUC) Nilai
+++
13. Histones (HI) ‘Class’
++
14. Ribosomal Protein (RIB)
0
15. AMA-M2 (M2)
0
16. DFS70 (DFS70)
Kontrol
PENYAKIT YG BERKAITAN DENGAN ANTIGEN
ANTIGEN
1. RNP/Sm
2. Sm
3. SSA (SS-A native)
4. Ro-52 recmbinant
5. SSB (SS-B)
6. Scl-70 (Scl)
7. PM-Scl 100 (PM 100)
8. Jo-1 (Jo)
9. Centromere B (CB)
10. PCNA
11. dsDNA (DNA)
12. Nucleosomes (NUC)
13. Histones (HI)
14. Ribosomal Protein (RIB)
15. AMA-M2 (M2)
16. DFS70 (DFS70)
Kontrol
Associated Disease
MCTD, SLE, Systemic sclerosis, Polymyositis, Dermatomyositis
SLE
Sjόgren’s syndrome, SLE, Neonatal SLE, Primary billiary cirrhosis
Sjόgren’s syndrome, SLE, Neonatal SLE, Systemic sclerosis, Myositis, Polymyositis,
Dermatomyositis MCTD, Primary billiary cirrhosis, RA, Autoimmune hepatitis,
Viral hepatitis
Sjόgren’s syndrome, SLE, Neonatal SLE
Systemic sclerosis (diffuse and limited form)
Systemic sclerosis, Polymyositis, Overlap syndrome
Polymyositis, Dermatomyositis
Systemic sclerosis (diffuse and limited form), Primary billiary cirrhosis
SLE
SLE
SLE
Drug-induced lupus erythematosus, SLE, RA
SLE
Primary billiary cirrhosis
Atopic dermatitis, asthma, Vogt-Harada syndrome and interstitial cystitis as
well as in Rheumatic diseases, healthy blood donor
ANA Profile → deteksi autoantibodi IgG (dalam
serum/plasma) terhadap berbagai antigen ttt →
sbg pemeriksaan pendukung bila hasil
pemeriksaan ANA IF positif.

ANA profile → untuk mendiferensiasi autoantibodi

pasien ANA IF (+)

Akhirnya: Bila ANA profile sesuai Pola ANA IF +

Gambaran Klinis → Membantu dalam
mendiagnosis Peny. autoimun