DENGUE
ILMU PENYAKIT DALAM
Disusun oleh:
dr.Fraymun Arwam
Pebimbing:
dr. Alva S Djitmau. Sp.PD
Pendamping :
dr. Aturma Florentina Siregar
I. IDENTITAS
Nama : Ny. ST
No. Rekam Medis : 50 – 84 – XX
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 01 - 08 – 1986 ( 36 tahun)
Alamat : Sarmi
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan Terakhir : Sarjana
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : PNS
Tanggal Masuk : 27 november 2019 pukul 17.40 WIT
B. Ringkasan
Pasien Ny ST datang dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam
tinggi di rasakan pada 3 hari pertama lalu turun pada hari ke empat. Timbul gusi
berdarah (+),ruam kemerahan (+) dan semakin banyak. Pasien mengeluh mengalami
nyeri kepala yang dirasakan seperti diikat. Nyeri pada sendi dirasakan sejak 3 hari
SMRS. Pasien juga mengeluh lemas dan pusing berputar sejak 3 hari SMRS, mual
(+) sejak 3 hari SMRS, muntah (+) 1 kali berisi air ¼ gelas aqua, nyeri ulu hati (+),
nafsu makan berkurang (+). Riwayat sakit malaria 1 minggu yang lalu dan sudah
pengobatan, Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/70 mmHg,
Pernapasan 20 kali per menit, Nadi 98 kali per menit, Suhu 38.5oC, dan Skala Nyeri
2. Congjungtiva anemis (+), atrofi papil lidah (+), nyeri tekan epigastrium (+),
telapak tangan pucat. Pemeriksaan laboratorium Hb 8,8 g/dl, Hct 31,3 , PLT 5.000,
C. Diagnosa kerja
Observasi febris hari ke 7 e.c Demam berdarah dengue
Thrombositopenia Berat
Anemia
Peningkatan Enzim Transaminase
D. Penatalaksanaan
Pasien masuk via IGD, konsul DPJD dr. Alva Sp.PD :
IVFD RL 28 tpm makro
Injeksi Omeprazole 40 mg vial / 12 jam (IV)
Systenol tablet / 8 jam oral jika demam
Biocurliv capsul / 8 jam oral
Pro transfusi trombosit 6 kolf
Tirah baring
Observasi ku & ttv
Pro MRS
28/12/2019 S : Demam (+),mual (-), muntah (-), batuk (+), pilek (-), pusing (+), nyeri
09.00 kepala (+).
DPJP
O O : Keadaan umum/ kesadaran : Tampak sakit sedang / Compos Mentis
S : Keluhan (-)
O O : Keadaan umum/ kesadaran : Tampak sakit sedang / Compos Mentis
DASAR TEORI
A. Pendekatan Demam1
Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal. Suhu tubuh normal berkisar
antara 36,5oC-37,2oC. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau
suatu hasil reaksi imunologik. Demam pada mamalia dapat menjadi petunjuk bahwa pada
temperatur 39oC, produksi antibodi dan proliferasi sel limfosit-T meningkat 20 kali
dibandingkan dengan keadaan pada temperatur normal. Demam terjadi karena pengaturan
autonom yang menyebabkan vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun
serta meningkatnya aktivitas metabolisme yang menyebabkan produksi panas bertambah.
Terdapat beberapa tipe demam yang dapat menunjukkan penyakit tertentu. Tipe
demam tersebut antara lain:
1. Demam septik. Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali
pada malam hari dan turun kembali ke suhu normal pada pagi hari. Demam ini sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat.
2. Demam remiten. Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal.
3. Demam intermiten. Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi setiap dua kali sehari disebut
tersiana, bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu. Pada tipe demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat.
5. Demam siklik. Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam terkadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu,
seperti tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam
mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti abses, pneumonia,
infeksi saluran kencing, atau malaria, tetapi terkadang sama sekali tidak dapat dihubungkan
dengan suatu sebab yang jelas. Bila demam disertai keadaan seperti nyeri otot, rasa lemas,
tidak nafsu makan, dan mungkin pilek, batuk, dan nyeri tenggorokan biasanya digolongkan
sebagai influenza atau common cold. Mayoritas pasien demam yang baru saja terjadi
merupakan penyakit yang self limiting oleh virus. Demam tersebut biasanya tiba-tiba tinggi.
Namun harus tetap dipikirkan penyebab lain berupa infeksi bakterial.
Selain infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan,
reaksi terhadap pemakaian obat, atau gangguan pada pusat regulasi suhu sentral. Pada
perdarahan internal, saat terjadi reabsorpsi darah dapat juga terjadi peningkatan suhu.
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam ketelitian
pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik yang seteliti mungkin,
observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang
lainnya secara tepat dan holistik. Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada
demam adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam dan
keluhan serta gejala lain yang menyertai demam.
Transmisi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yaitu
virus RNA rantai tunggal yang termasuk ke dalam genus Flavivirus. Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN 1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 sebagai serotipe terbanyak.
Berbagai serotipe virus dengue ditransmisikan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes yang terinfeksi, khususnya Ae. aegypti. Nyamuk Aedes merupakan spesies
tropis dan subtropis yang tersebar luas di seluruh dunia, Stadium imatur ditemukan pada
habitat berair seperti penampungan air. Kebanyakan nyamuk Ae. aegypti betina
menghabiskan masa hidupnya di dalam atau di sekitar rumah sehingga cepat memindahkan
virus ke manusia.2,3
Epidemiologi
Dengue merupakan penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk dan penyebarannya
paling cepat. Dalam 50 tahun angka kejadian DBD sudah meningkat 30 kali dan terjadi
perluasan penyebaran ke negara-negara baru. Diperkirakan terjadi 50 juta infeksi dengue
setiap tahun dan 2,5 milyar orang tinggal di negara endemik dengue. Indonesia merupakan
wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Pada tahun 2007 terdapat
150.000 kasus dengan 25.000 kasus dilaporkan dari Jakarta dan Jawa Barat. Case fatality rate
diperkirakan sekitar 1%. Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi
lingkungan yang kurang dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu
bejana berisi air jernih.3
Patogenesis3
Setelah inkubasi selama 4 hingga 10 hari, infeksi oleh salah satu serotipe virus dengue
dapat menghasilkan penyakit berspektrum luas meskipun infeksi dapat juga bersifat
asimptomatis atau subklinis. Infeksi primer diduga dapat menginduksi imunitas seumur hidup
terhadap serotipe yang menginfeksi. Faktor risiko individual menentukan keparahan penyakit
seperti infeksi sekunder, usia, etnis, dan penyakit kronis (asma bronchial, anemia sel sabit,
dan diabetes melitus). Anak lebih tidak dapat mengkompensasi kebocoran kapiler sehingga
lebih berisiko mengalami syok dengue.
Virus dengue masuk melalui kulit ketika nyamuk yang terinfeksi menghisap darah.
Selama fase akut penyakit, virus ada di dalam darah dan klirensnya bersamaan dengan
penurunan suhu tubuh hingga normal. Respons imun humoral dan selular diduga
berkontribusi terhadap klirens virus melalui pembuatan antibodi penetralisir dan aktivasi
limfosit T CD4 dan CD8. Selain itu, perlindungan pejamu inate dapat membatasi infeksi.
Setelah infeksi, antibodi spesifik serotipe dan cross-reactive dan sel T CD4 dan CD8 akan
bertahan selama beberapa tahun.
Kebocoran plasma, hemokonsentrasi, dan abnormalitas homeostasis menandai
terjadinya dengue berat. Mekanisme yang menyebabkan parahnya penyakit tidak diketahui,
namun diduga diperankan oleh respons imun, genetik dan karakteristik dari virus.
Data terakhir menyatakan bahwa aktivasi sel endothelial dapat memediasi kebocoran
plasma. Kebocoran plasma diduga berhubungan dengan gangguan fungsi sel endotel.
Aktivasi monosit dan sel T yang terinfeksi, sistem komplemen dan produksi mediator,
monokin, sitokin, dan reseptor yang terlarut juga berperan dalam disfungsi sel endotel.
Trombositopenia dapat dihubungkan dnegan perubahan dalam megakaryositopoiesis
oleh infeksi sel hematopoietik dan gangguan pertumbuhan sel progenitor yang menyebabkan
disfungsi platelet (aktivasi dan agregasi platelet), peningkatan destruksi atau konsumsi
(sekuestrasi perifer dan konsumsi). Perdarahan merupakan konsekuensi dari trombositopenia
dan disfungsi platetet atau koagulasi intravaskular diseminata.
Gambaran klinis
Infeksi dengue adalah penyakit sistemik dengan berbagai variasi gejala klinis.
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimptomatik, demam yang tidak khas,
demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue. Terdapat tiga fase dalam
penyakit ini setelah masa inkubasi, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan.2,3,4
1. Fase demam
Pada fase demam, sebagian besar pasien mengalami demam yang tinggi dan biasanya
terjadi secara mendadak. Fase ini biasanya berlangsung selama 2 sampai 7 hari dan sering
disertai dengan gejala kemerahan pada wajah dan kulit, nyeri di seluruh badan, mialgia,
artralgia, dan sakit kepala. Terkadang muncul keluhan sakit tenggorokan, kemerahan pada
faring, dan injeksi konjungtiva. Mual, muntah dan nafsu makan turun sering terjadi. Fase
awal demam seringkali sulit dibedakan dengan demam yang disebabkan oleh penyebab lain.
Kemungkinan dengue dapat meningkat apabila ditemukan hasil yang positif pada tes
tourniquet. Pada fase ini, tidak dapat dibedakan gambaran klinis antara DBD parah dengan
DBD yang tidak parah. Oleh karena itu, monitoring tanda bahaya dan parameter klinis lain
penting dilakukan untuk mengenali progresi menuju fase kritis.