Anda di halaman 1dari 47

SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS
( SLE )
PENGERTIAN
• Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
merupakan suatu prototip penyakit
autoiumun sistemik dengan ciri
utama adanya antibodi terhadap
antigen-antigen inti.
• Penyakit Lupus adalah penyakit autoimun
dan efek sistem organ, kulit, sendi, dan
organ internal. Penyakit lupus dapat
mempengaruhi pria maupun wanita,
tetapi delapan kali lebih besar pada
wanita. Hal ini juga dapat terjadi pada
usia berapa pun, namun rentang usia
khas untuk seseorang untuk
menderita penyakit lupus adalah 10-50
tahun. Penyakit lupus biasanya turun-
temurun, tetapi dalam beberapa kasus
ditemukan tidak ada riwayat keluarga.
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

• Etiologi Lupus Eritematosus Sistemik (LES)


sampai sekarang belum diketahui
• Terjadinya kerusakan jaringan dan sel
secara patogenesis telah diketahui, yaitu
karena suatu antigen terjadi respon imun
yang abnormal, adanya hiperaktif dari
limfosit T maupun B, regulasi imunologis
tidak mampu membuat respon imun yang
baik, terbentuk autoantibodi dan kompleks
imun yang memberi kerusakan jaringan
KELAINAN HEMATOLOGIS
• Anemi : 56 – 98 %
• Anemia hemolitik : 15 %
• Coombs tes positip : 30 %
• Lekopeni : 40 – 46 %
• Trombositopeni : 20 %
• Pansitopeni : jarang
• Splenomegali : 30 %
ANEMIA
• Anemi pada SLE biasanya normositik
normokromik
• Anemi hemolitik sekitar 15 %
• Coombs test positip adalah 30 %
• Kompensasi dapat ditengarai dengan adanya
retikulositosis dan hemopoeisis di sumsum
tulang aktif dapat dilihat apabila dikerjakan
BMP atau pemeriksaan sumsum tulang.
• Adanya proses hemolisis dapat dilihat dengan
meningkatnya kadar bilirubin serum terutama
indirek
LEKOPENIA
• Lekopeni pada SLE tidak diketahui
sebab yang pasti .
• Dalam berlangsungnya penyakit
seorang penderita SLE bahkan
sering dijumpai adanya lekositosis,
hal ini kemungkinan karena adanya
infeksi bakterial atau akibat
pengobatan dengan kortikosteroid.
TROMBOSITOPENI

• Trombositopeni sering dijumpai


pada SLE dan sering
menimbulkan purpura atau
perdarahan sampai
membutuhkan pengobatan
dengan kortikosteroid dosis
tinggi atau bahkan gamma
globulin intravena.
PANSITOPENI

• Meskipun jarang, ada pansitopeni


pada SLE pabila terjadi juga
harus dipikirkan kemungkinan
adanya hipersplenisme.
• Dalam hal ini terdapat
splenomegali dan sumsum tulang
hiperaktif atau setidaknya masih
normal.
TEST LABORATORIUM SLE
1. ANA Faktor
• Tes ANA mempunyai sensitivitasyang
tinggi dan spesifitas yang rendah
untuk diagnose SLE
• Kira-kira 95 % penderita dengan SLE
dengan tes ANA positif.
• Sekitar 5 % penderita SLE dengan tes
ANA negatif hampir selalu mempunyai
tes anti-ss-A atau anti anti-ss-B yang
positif.
1. ANA Faktor
• Terdapat tes ANA positif pada
penderita dengan hepatitis menahun,
artritis rematoid, dll. Penyakit
menahun.
• Lima persen dari usia lanjut diatas 65
tahun yang sehat mempunyai tes ANA
positif.
• Lima puluh sampai delapan puluh
persen tes ANA positip karena minum
obat tertentu.
2. Anti-dsDNA

• Anti dsDNA jarang sekali


diproduksi diluar penyakit SLE.
Tes ini sangat spesifik untuk
SLE. Titer anti-dsDNA
meningkat sebelum SLE
kambuh
3. Antibodi anti-S
(Smith)
• Antibodi anti Sm spesifik terdapat
pada 20-30% penderita SLE
4. Anti-RNP (Ribonukleoprotrein),
anti-ro/anti-ss-A, anti-La
(antikoagulan lupus)/ antiss-B,
dan antibodi antikardiolipin.
Titer anti-RNP, anti-ss-A, anti-
ss-B, dan antibosi kardiolipin
tidak terkait dengan kambuhnya
SLE. Titer antibodi antibodi
kardiolipin Abs yang tinggi
meningkatkan risiko trombosis
5. KOMPLEMEN

• Komplemen C3, C4 dan CH 50


(komplemen hemolitik).
• Selama SLE aktif titer C3, C4
dan CH50 seringkali rendah
6. Interprestasi LED,
CRP, ss-DNA, C3, C4.
• Penderita dengan SLE yang disertai titer
ANA, ss-DNA, ds-DNA, LED, dan CRP
yang tinggi, titer C3 dan C4 yang rendah
patut dicurigai menderita kelainan ginjal.
Titer dsDNA yang tinggi dan titer C3
yang rendah menunjukkan kegiatan SLE
dalam sistem muskuloskeletal. Hanya
titer C4 yang rendah menunjukkan
kegiatan kelainan kulit.
7. Test sel LE

• Test sel LE kurang spesifik


untuk SLE dan juga positif pada
artritis rematoid., penyakit liver
menahun, karena obat, bahan
kimia, dll.
8. Anti-ss-DNA terdapat pada 70
% penderita SLE . Penderita
dengan antiss-DNA positif
cenderung menderita nefritis.
TEST LE CELLS
1. MAGATH & WINKLE
2. ZINKHAN & CONLEY
3. MUDRIK
PEMERIKSAAN SEL LUPUS
ERITEMATOSUS
 Sel lupus eritematosus sebenarnya
adalah leukosit yang telah berubah
menjadi benda homogen dan bulat yang
kemudian difagositosis oleh sebuah
lekosit normal atau lain.
 Pada SLE ini terdapat suatu faktor LE
yang disebut anti nuklear antibodi ( ANA
faktor ) yang tersusun dari globulin yang
dapat berpengaruh terhadap lekosit
yang rusak.
 Tes sel LE merupakan tes paling mudah
TEST LE CELLS
• Pembentukan sel LE berlaku secara invitro
saja ( dalam percobaan ). Karena memerlukan
adanya lekosit –lekosit yang rusak, tehnik
membuat sediaan sangat berpengaruh dalam
hasil.
• Selain mencari sel LE juga dicari bentuk
Rossete dalam bentuk sediaan. Karena bentuk
ini dianggap sel LE yang belum sempurna
dibentuk.
• Sebagai pemeriksaan rutin biasanya dipakai
secara WINKLE sebagai metode pengganti
dipakai cara yang dengan antikoagulant
heparin, karena lebih sensitif atau lebih peka.
TEST LE CELLS
 Pemeriksaan sebaiknya memakai 3
perbesaran :
• Pertama dengan perbesaran 10 X
• Kemudian dengan perbesaran 45 X
• Dan terakhir dengan perbesaran 100 X
untuk meneliti
 Adanya 1 sel LE tidak merupakan
petunjuk positif (+), tetapi harus
dicari beberapa sel.
TEST LE CELLS
• Bila lekosit penderita rendah bisa
mendapatkan hasil negatif (-) palsu.
• Bila demikian halnya dan kalau faktor LE
(ANA Faktor) dari penderita positif (+),
dibuat secara demikian. Dimana 5 cc
serum penderita kepada 5 cc darah
golongan O yang sudah dicuci. Kemudian
dilakukan percobaan yang dipilih.
Pre LE
Pre LE

LE cell

Anda mungkin juga menyukai