Anda di halaman 1dari 13

Pemeriksaan LE Sel

KELOMPOK A1
Tujuan

 Mengetahui adanya peradangan di seluruh tubuh yang timbul


secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan jaringan
terutama pada pembuluh darah.
 Untuk mengevaluasi penyakit autoimun khususnya systemic lupus
erythematosus.
LE sel

 Sel LE ( sel L upus E rythematosus)


adalah neutrofil atau makrofag yang telah memfagositkan
(menelan) bahan nuklir terdenaturasi dari sel lain. Bahan
terdenaturasi adalah tubuh hematoxylin yang diserap (juga disebut
tubuh LE).
 Sel LE ditemukan di sumsum tulang pada tahun 1948 oleh Malcolm
McCallum Hargraves (1903–1982), seorang Dokter dan Praktisi
Histologis di Mayo Clinic . Hargraves mungkin mendapatkan prioritas
dengan menekan draf publikasi John R. Haserick, yang memuji Dr.
Dorothy Sundberg, kepala ahli hematologi di Rumah Sakit Universitas
Minnesota, dengan mengidentifikasi sel-sel LE terlebih dahulu.
Metode Pemeriksaan LE Test

Pemeriksaan sel LE dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :


1. Cara Magath dan Winkle (modifikasi dari Zimmer dan Hargraves),
2. cara Zinkham dan Conley, dan
3. cara Mudrick.
1. Cara Magath dan Winkle (modifikasi dari Zimmer dan Hargraves)
Kumpulkan darah vena 8-10 ml dan biarkan darah itu membeku dalam tabung
kering dan bersih. Biarkan 2 jam pada suhu kamar atau 30 menit dalam pengeram
dengan suhu 37oC. Pisahkan bekuan dari serum lalu bekuan itu digerus dan disaring
melalui saringan kawat tembaga. Hasil saringan dimasukkan dalam tabung
Wintrobe dan dipusingkan dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Buang
serum bagian atas, ambil lapisan sel paling atas (buffycoat) dengan pipet pastur
lalu teteskan di atas obyek glass dan buat sediaan apus. Warnai sediaan dengan
larutan pewarna Giemsa atau Wright dan cari sel-sel LE di bawah mikroskop.
2. Cara Zinkham dan Conley
Kumpulkan darah vena 8-10 ml, biarkan pada suhu kamar selama 90 menit. Kocok
darah tersebut dengan alat rotator selama 30 menit. Masukkan darah tersebut ke
dalam tabung Wintrobe dan pusingkan selam 10 menit dengan kecepatan 3000
rpm. Buat sediaan apus seperti cara di atas.

3. Cara Mudrick
Ambil darah kapiler dan masukkan ke dalam tabung kapiler yang dilapisi heparin
seperti yang dipakai untuk mikrohematokrit. Tutuplah salah satu ujung tabung
tersebut dengan dempul dan pusingkan selama 1 menit dengan centrifuge
mikrohematokrit. Masukkan kawat baja halus ke dalam tabung kapiler dan putar-
putarlah kawat itu untuk mencampur buffycoat dengan plasma dan untuk merusak
lekosit-lekosit. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC atau biarkan selama 2 jam
pada suhu kamar. Pusingkan lagi seperti di atas. Kemudian patahkan tabung
kapiler dekat lapisan buffycoat lalu sentuhkan ujung tabung yang dipatahkan itu ke
permukaan kaca obyek dan buatlah sediaan apus. Warnai sediaan dengan
Giemsa atau Wright dan periksa di bawah mikroskop untuk mencari sel-sel LE.
Test lain yang digunakan untuk pemeriksaan LE sel, diantaranya :

 Penghitungan sel darah lengkap (complete blood count). Penderita lupus dapat
mengalami anemia sehingga dapat diketahui melalui pemeriksaan sel darah lengkap.
Selain terjadinya anemia, penderita lupus juga dapat mengalami kekurangan sel
darah putih atau trombosit.
 Analisis urine. Urine pada penderita lupus dapat mengalami kenaikan kandungan
protein dan sel darah merah. Kondisi ini menandakan bahwa lupus menyerang ke
ginjal.
 Pemeriksaan ANA (antinuclear antibody). Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa
keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah dimana kebanyakan pengidap SLE
memilikinya. Sekitar 98% penderita lupus memiliki hasil positif jika dilakukan tes ANA
sehingga ini merupakan metode yang paling sensitif dalam memastikan diagnosis.
 Pemeriksaan imunologi. Di antaranya adalah anti-dsDNA antibody, anti-
Sm antibody, antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’
test. Pemeriksaan imunologi tersebut merupakan salah satu kriteria dalam penentuan
diagnosis SLE.
 Tes komplemen C3 dan C4. Komplemen adalah senyawa dalam darah yang
membentuk sebagian sistem kekebalan tubuh. Level komplemen dalam darah akan
menurun seiring aktifnya SLE.
Sel LE tampak sebagai massa homogen yang difagosit oleh lekosit
polymorphonuclear. Sel LE sering tampak seperti kue tart, sehingga juga disebut sel
tart. Massa homogen yang dikelilingi oleh banyak se lekosit polymorphonuclear
dikenal dengan nama sel rosette; sel ini dianggap sebagai sel LE yang belum
sempurna atau sel pre-LE. Pembentukan sel LE berlaku in vitro saja karena
memerlukan adanya sel-sel lekosit yang rusak. Teknik membuat sediaan sangat
berpengaruh terhadap hasil laboratorium.
Adanya sel LE merupakan bukti adanya autoantibodi atau faktor LE. Tidak
menemukan sel LE bukan berarti tidak adanya penyakit SLE pada pasien yang
bersangkutan. Tes sel LE kini jarang dilakukan karena tes yang lebih baik sekarang
ada untuk membantu mendiagnosis lupus.
Fungsi Pemeriksaan

 Pemeriksaan Sel LE ini terutama digunakan untuk mendiagnosis


lupus eritematosus sistemik (SLE). Sekitar 50% sampai 75% dari pasien
dengan lupus mempunyai hasil tes yang positif. Namun beberapa
pasien dengan kondisi skleroderma , rheumatoid arthritis dan drug
induced lupus erythematosus juga memiliki tes sel LE positif juga.
Penyakit

 Lupus adalah penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang


disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang
menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Penyakit seperti ini
disebut penyakit autoimun. Lupus dapat menyerang berbagai
bagian dan organ tubuh seperti kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-
paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang.
Jenis-jenis lupus

Penyakit lupus terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:


 Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE)
 Lupus eritematosus kutaneus (cutaneous lupus erythematosus/CLE)
 Lupus akibat penggunaan obat
 Lupus Eritematosus Neonatal

Anda mungkin juga menyukai