TERMINAL
Pengertian
Menurut WHO, penyakit kronis ( chonic diseases) adalah penyakit yang berdurasi lama
dengan progress kemajuan yang lambat, penyakit kronis termasuk dalam golongan penyakit
tidak menular (noncommunicable diseases).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1999).
Jenis – Jenis
Penyakit kronis dan terminal termasuk dalam jenis penyakit tidak menular menurut
depkes, yang termasuk penyakit tersebut yaitu :
a. Penyakit Paru Obstruksi Menahun
b. Penyakit kardiovaskular
c. Penyakit gagal ginjal kronis
d. Penyakit Kanker
e. Penyakit Diabetes Mellitus
B. Komunikasi Terapeutik Pada Klien dengan Penyakit Kronis atau Penyakit Terminal
Seseorang dengan penyakit kronis atau dengan penyakit terminal akan mengalami rasa
berduka dan kehilangan. Sebagai seorang perawat kita harus mampu memahami hal tersebut.
Komunikasi dengan klien penyakit terminal dan kronis merupakan komunikasi yang tidak
mudah. Perawat harus memiliki pengethauan tentang penyakit yang mereka alami serta
pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan. Dalam berkomunikasi perewat
menggunakan konsep komunikasi terapeutik.
Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi seperti itu bisa jadi akan timbul
penolakan dari klien. Dalam menghadapi kondisi tersebut, perawat menggunakan komunikasi
terapetik. Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan klien dan keluarga melaui
penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi intervensi pelayanan paliatif ( Mok
dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan Perry 2010).
Dalam berkomunikasi, gunakan komunikasi terbuka dan jujur, tunjukkan rasa empati.
Dengarkan dengan baik, tetap berpikiran terbuka, serta amati respon verbal an nonverbal klien
dan keluarga. Saat berkomunikasi mungkin saja klien akan menghindari topic pembicaraan,
diam, atau mungkin saja menolak untuk berbicara. Hal tersebut adalah respon umum yang
mungkin terjadi. Respon berduka yang normal seperti kesedihan, mati rasa, penyangkalan,
marah, membuat komunikasi menjadi sulit. Jika klien memilih untuk tidak mendiskusikan
penyakitnya saat ini, perawat harus mengizinkan dan katakana bahwa klien bisa kapan saja
mengungkapkannya.
Beberapa klien tidak akan mendiskusikan emosi karena alasan pribadi atau budaya, dan
klien lain ragu – ragu untuk mengungkapkan emosi mereka karena orang lain akan
meninggalkan mereka (Buckley dan Herth, 2004 dikutip dari potter dan perry 2010).
Memberi kebebasan klien memilih dan menghormati keputusannya akan membuat
hubungan terapeutik dengan klien berkembang. Terkadang klien perlu mengatasi berduka
mereka sendirian sebelum mendiskusikannya dengan orang lain. Ketika klien ingin
membicarakan tentang sesuatu, susun kontrak waktu dan tempat yang tepat.
Referensi :
www.pterrywave.com/nursing/care%20plans/39.