Anda di halaman 1dari 3

Apa itu MARPOL?

Marpol atau Marrine Pollution merupakan aturan mengenai International


Convention for the Prevention of Pollution from Ships atau Konvensi Internasional
tentang Pencegahan Polusi dari Sampah Kapal.

Berbagai
macam sampah yang mengapung di permukaan laut. Sumber foto: Supercyclers
Dijalankan di bawah organisasi internasional maritim atau International Maritime
Organization, Marpol diadakan dengan tujuan untuk mencegah dan meminimalisir
sampah laut yang diakibatkan oleh aktivitas kapal baik dari kegiatan operasional
maupun kegiatan insidentil. Diadakan pertama kali pada November 1973, aturan
Marpol 73/78 ini dibagi menjadi enam lampiran yang masing-masing memiliki fokus
pencegahan polusi sampah laut.

6 Regulasi oleh MARPOL


Annex I
Lampiran pertama Marpol 73/78 berisi tentang aturan pencegahan polusi yang
berasal dari minyak. Aturan ini memuat pencegahan polusi minyak baik dari
kegiatan operasional maupun kegiatan insidentil. Dalam aturan ini juga disebutkan
bahwa kapal tanker minyak baru wajib memiliki lambung ganda serta jadwal
penggantian dengan kapal yang sudah ada. Dengan penggunaan lambung ganda di
kapal tanker minyak, terdapat pengurangan resiko pencemaran laut akibat
kebocoran minyak yang dapat tumpah ke laut. 
Annex II
Lampiran kedua Marpol 73/78 memuat tentang pengendalian pencemaran oleh zat
cair berbahaya dalam jumlah besar. Aturan ini menjelaskan tentang pembuangan
serta langkah-langkah pengendalian pencemaran oleh zat cair berbahaya dalam
jumlah besar. Selain itu, lampiran ini juga merinci tentang pembuangan residu yang
tidak diperbolehkan dalam jarak 12 mil dari darat. 
Annex III
Lampiran ketiga Marpol 73/78 menjelaskan tentang pencegahan dari polusi zat
berbahaya dalam bentuk kemasan. Aturan ini berisi persyaratan umum atas
standarisasi pengemasan, penamaan kemasan, pelabelan kemasan, batasan
kuantitas serta beberapa pengecualian dalam pengemasan. Selain itu, zat-zat
berbahaya yang dimaksud merupakan zat yang termasuk dalam polusi laut sesuai
dengan kode IMDG (International Maritime Dangerous Goods).
Annex IV
Selanjutnya lampiran keempat Marpol 73/78 memuat tentang aturan pencegahan
dari polusi penyaluran limbah. Aturan ini berisi tentang persyaratan untuk
mengontrol polusi sampah laut akibat penyaluran limbah. Selain itu, lampiran ini
juga menyebutkan pelarangan pembuangan limbah yang diizinkan yaitu jika kapal
memiliki instalasi pengelolaan limbah yang telah disetujui. 
Annex V
Lampiran kelima Marpol 73/78 berisi tentang pencegahan pencemaran dari kapal.
Aturan ini memuat tentang jenis-jenis sampah yang dapat dibuang, penentuan
jarak dapat dibuangnya sampah, serta cara pembuangan sampah. Selain itu,
bagian paling penting dalam lampiran ini adalah pelarangan pembuangan semua
jenis bentuk plastik ke laut.
Annex VI
Lampiran keenam Marpol 73/78 menjelaskan tentang aturan pencegahan polusi
udara yang disebabkan oleh kapal. Aturan ini memuat bahwa kapal yang
beroperasi harus mengikuti batasan emisi nitrogen dan sulfur oksida serta
pelarangan keras bahwa kapal tidak boleh menggunakan bahan perusak ozon
secara sengaja. 
Aturan yang dibuat dalam Marpol 73/78 sangat lengkap dalam pencegahan
berbagai macam polusi akibat kegiatan kapal yang ada di laut. Dengan aturan ini,
para pemimpin di seluruh dunia harus tegas menjalankan dan menertibkan kapal-
kapal yang berlayar di negara masing-masing karena dengan mengikuti peraturan
yang ada, polusi akibat kegiatan kapal dapat diminimalisir dengan baik. 

Cegah Sampah Laut


Lantas sebagai warga apa yang dapat dilakukan untuk mencegah sampah
laut? Menggunakan barang sesuai kebutuhan dapat menjadi salah satu langkah
untuk mencegah sampah laut, karena semakin banyak barang yang dikonsumsi
akan semakin tinggi sampah yang dihasilkan. Maka, semakin banyak sampah yang
dihasilkan semakin tinggi pula resiko terbawa nya sampah ke laut.
Selain itu, tidak menggunakan produk sekali pakai akan sangat membantu
kelestarian laut karena hal tersebut tidak sesuai dengan konsep berkelanjutan.
Produk dengan konsep berkelanjutan mestinya dapat digunakan berulang kali,
sehingga tidak langsung masuk ke tempat sampah begitu saja hanya dalam waktu
sekejap seperti produk sekali pakai. Selanjutnya, menghindari
penerbangan lampion karena lampion yang terbang akan berakhir di laut dan
merusak kelestarian laut. 

Waste Credit, Langkah Cegah Sampah Laut


Selain berbagai cara di atas, menggunakan layanan daur ulang juga turut menjadi
salah satu cara melestarikan laut. Waste4Change sebagai penyedia layanan
pengelolaan sampah memiliki program daur ulang bernama Waste Credit. Dapat
membantu mengumpulkan serta mendaur ulang sampah bahkan dari lokasi klien.
Layanan ini sangat direkomendasikan untuk produsen kebutuhan sehari-hari,
organisasi lingkungan, produsen kosmetik dan kecantikan, hingga produsen
makanan dan minuman. Informasi lebih lanjut mengenai layanan Waste Credit
dapat dibaca melalui laman ini. 
[Sulistianing Ambarwati]

Anda mungkin juga menyukai