Anda di halaman 1dari 23

MARPOL

DEFINISI PENCEGAHAN POLUSI (UNCLOS 1982)

Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkannya


oleh manusia secara langsung atau tidak
langsung,bahan atau energi kedalam lingkungan laut
yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat
buruk sedemikian rupa seperti kerusakan pada
kekayaan hayati laut dan kehidupan dilaut,bahaya
bagi kesehatan manusia ,gangguan terhadap kegiatan
kegiatan di laut termasuk penangkapan ikan dan
penggunaan laut yang sah lainnya, penurunan
kualitas kegunaan air laut dan pengurangan
kenyamanan

UNCLOS : United Nation Convention the Law of The


Sea
DEFINISI PENCEGAHAN POLUSI (UU LINGKUNGAN HIDUP)

 Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya


mahluk hidup, zat, energi
 dan atau komponen lain kedalam laut oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga
 kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan laut menjadi kurang atau tidak
 berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
SEJARAH SINGKAT TIMBULNYA CONVENTION MARPOL 1973/78

 Pd tahun 1967 terjadi pencemaran, tubrukan ketika kapal tanker “ TORREY


CANYON “ kandas dipantai selatan Inggris & menumpahkan 35 juta galon
minyak mentah, peristiwa-2 ini telah merubah pandangan masyarakat
internasional & sejak saat itu mulai dipikirkan bersama pencegahan
pencemaran secara lebih serius, sbg hasilnya adalah sidang “ IMO “
mengenai “International Comprence On Marine Pollution ” yg menghasilkan
“ International Convention for the Prevention From Ship “ tahun 1973
protokol 1978 & konvensi ini dikenal dgn nama MARPOL 1973

 Protokol 1978 yg msh berlaku sampai sekarang.


MENGENAL KONVENSI MARPOL 1973/1978

 The International Convention for the prevention of pollution


from ships (Konvensi Internasional tentang Pencegahan
Pencemaran dari kapal) Merupakan konvensi utama yg
mengatur pecegahan pencemaran thd lingkungan laut oleh
kapal yg berasal dari pengoperasiannya atau kecelakaan kapal

A. KONVENSI MARPOL MERUPAKAN KOMBINASI DARI 2 KESEPAKATAN


INTERNASIONAL 1973 DAN 1978

Konvensi ini disahkan pd tgl 2 Nopember 1973 di IMO, yg pd awalnya berisi


ketentuan pencemaran oleh minyak , bahan kimia, bahan berbahaya dalam paket,
limbah dan sampah. MARPOL protokol 1978 disahkan pd konferensi TSPP
(Tanker Safety and Pollution Prevention) Februari 1978, dlm rangka merespon
kecelakaan kapal tanker 1976/1977
B. MARPOL 1978

 Karena MARPOL 1973 tidak kunjung diberlakukan,


maka MARPOL Protokol 1978 menelan induknya
MARPOL 1973. Marpol 1973/1978 akhirnya
diberlakukan pd tgl 2 Oktober 1983. Konvensi
MARPOL terdiri dari 6 ANNEX
● SHOULD KNOW !!
1. OBJECTIVE?
2. GOALS?
3. TOOLS?
KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI
PENCEGAHAN POLUSI
 Tahun 1926 masalah pencemaran di laut diterima dengan pengakuan Internasional di Washington DC,
Tema “The International Conference on Pollution of Sea by oil.”
Usul –usul yang diajukan dalam konfrensi:
 Mewajibkan pemasangan OWS dikapal-kapal yang memakai BBM dan yang mengangkut minyak

sebagai muatan.
Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak dperkenankan membuang minyak:
 Belgia,Belanda,Swedia,Inggeris,USA menerima ketentuan 50 mil dari daratan merupakan zona
pembuangan terlarang.
 Tahun 1934 The Interrnational Sea Pollution Aggrement.

 Tahun 1954 Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran di laut (Oil Pol 54)

 menetapkan zona terlarang paling sedikit 50 mil dari pantai dan kadar melebihi 100 ppm dilarang serta
persyaratan pemakaian Oil Record Book
 Tahun 1959 berdiri IMCO.

 Tahun 1962 amendment dengan memasukkan kapal- kapal berukuran lebih kecil dan memperluas zona
terlarang diberlakukan 1969 .
 Tahun 1969 yang melarang pembuangan dari operasi secara normal,kecuali:total pembuangan on
ballast voyage tdk melebihi 1/15000 kapasitas muat,pembuangan lebih dari 50 mil dari pantai.
 Tahun 197l amendment berisi: Great Barrier Reef dianggap sebagai daratan dan tata susunan

 tanki-tanki serta batas ukuran tanki.


POLLUTION PREVENTION
(PENCEGAHAN POLUSI)
DEFINISI

● UNSUR UNSUR POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN


LAUT
 KEGIATAN PELAYARAN

 KEGIATAN PENGEBORAN

 KEGIATAN PENYULINGAN (REFINARY).

 KEGIATAN TERMINAL/ PELABUHAN

 KEGIATAN GALANGAN KAPAL


PENCEMARAN KARENA KEGIATAN PELAYARAN

 KAPAL TUBRUKAN .
 KAPAL KANDAS.

 KAPAL KEBAKARAN.

 KAPAL TENGGELAM.

 JATUHNYA MUATAN.

KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK KAPAL. PENGOPERASIAN NORMAL


KAPAL. PENCEMARAN AKIBAT PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL
A. Dari ruang pemesinan :
 Kebocoran bahan bakar

 Kebocoran minyak lumas.

 Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas’

 Air laut dari poros propeller dan installasi pendingin mesin.

B. Dari ruang muat:


 1.Sistim ballast

 2.Pencucian tanki.

 3.Muatan tumpah atau jatuh.

 C. Dari ruang akomodasi:

 1.Kotoran manusia

 2.Sampah

 3 D.L.L
PENCEMARAN YANG TERJADI PADA SAAT KAPAL
BEROLAH GERAK
DARI BERLABUH JANGKAR
M A R P O L 1973/78
 The International Convention for the prevention of Pollution from
Ships,1973 disyahkan oleh :

Interntional Confrence on Marine Polllution yang dilaksanakan dari 8 Oktober

sampai 2 Nopember 1973. Protocol I mengenai Reports on Incidents

involving Harmful Substances dan protocol II mengenai Arbitration juga

disyahkan pada Confrence tsb. Convensi iniudian dimodifikasi dengan

Protocol 1978 tentang Tanker Safety and Pollution Prevention yang disyahkan

pada 17 februari 1978. konvensi yang sudah dimodifikasi ini disebut

International Convention for the Prevention from ships 1973 as modified by

Protocol of 1978 relating thereto,atau disingkat menjadi MARPOL 73/78


 Protokol I Peraturan mengenai Reports on Incidents Involving
Harmful Substances.
Yang melaporkan : Nakhoda
Isi laporan : Identity of Ships, Time, type and
location of Incident,Quantity and type of Harmful
subsytances involved,assisten and Salved
mesured.

 Protokol II mengenai arbitrasi : Yang dibentuk kalau ada


masalah antara sebuah negara dengan negara lain yang
berkaitan dengan terjadinya pencemaran Protokol 1997 tentang
pemasukan Annex VI (Air Pollution )
List of the MARPOL 73/78 Annexes

Annex Title Entry into force[1][5] No. of Contracting Parties/States[1]α % of the World Tonnage[1]β

Prevention of pollution by oil &


Annex I 2 October 1983
oily water

Control of pollution by noxious


Annex II 6 April 1987
liquid substances in bulk

Prevention of pollution by harmful


Annex III substances carried by sea in 1 July 1992 138 97.59
packaged form

Annex IV Pollution by sewage from ships 27 September 2003

Annex V Pollution by garbage from ships 31 December 1988

Prevention of air pollution from


Annex VI 19 May 2005 72 94.70
ships

Notes

^α As of 31 July 2013^β Based on


World Fleet Statistics as of 31
December 2012
 Selain itu saat ini sedang diberlakukan ANNEX VII tentang
Pollution by Ballast Water
 PENCEGAHAN /PENGURANGAN PENCEMARAN DARI
KAPAL
 Adapun upaya pencegahan/pengurangan pencemaran dari kapal
dapat dilihat dari aspek2
PERLENGKAPAN
KONSTRUKSI
Oily Water Separator
Segregated ballast tank (SBT)
Oil Discharge Monitoring and Control
Dedicated ballast tank
system
Pembatasan ukuran tanki.
Interface Detector
Subdivision and stability
Instalasi pembuangan kedarat ( Garbage
Protective location of SBT(double hull)
shore arrangement )
Retention on board.
Oil record book
PENGAWASAN SOPEP
Kadar buangan
Daerah buangan
Receiption facility
Penegakan hukum
OIL DISCHARGE MONITOR (ODM)
OILY WATER SEPARATOR (OWS)
ANNEX I
 Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan,3 Appendixes dan
Penyamaan Interpretasi yang berisi 8 Appendix.
 Enter into force 2 Oktober 1983.

 Diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan


KEPPRES No.46 tahun 1986.Diberlakukan untuk kapal
yang berlayar ke Luar Negeri pada tgl 27 Oktober 1986
dan kapal domestik27 Oktober 1987.

Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal Pemerintah.
Kapal kapal yang berukuran GT 150 atau lebih untuk tanker dan berukuran GT
400 atau lebih untuk non tanker harus memiliki INTERNATIONAL OIL
POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE
(IOPPC)

Anda mungkin juga menyukai