3. Analisis Pajanan
Dalam hitungan intake/analisis pajanan dibutuhkan data antropometri
populasi berisiko, dimana dalam hal ini yang menjadi populasi berisiko adalah
kru kapal/pekerja di sekitar pelabuhan Anyer. Berikut merupakan nilai
(variabel) yang digunakan dalam perhitungan intake Mn jalur pajanan ingesti:
C = 0,02 ppm ~ 0,04 mg/m3
fE = 250 hr/tahun (Lingkungan kerja)
Dt = 30 tahun
Wb = 55 Kg
tAvg = 30 tahun x 365 hr/tahun ~ 10950 hr
tE = 8 jam/hr (Lingkungan kerja)
R = 0,83 m3/jam
Analisis pajanan dilakukan dengan memasukan nilai dari masing-masing
variabel ke dalam rumus:
CxRxxfExDt
Ink =
WbxtAvg
0,02 x 1 x 250 x 30
Ink =
55 x 10950
150
Ink =
602250
Ink = 0,000249066 mg/kg/hr
4. Karakterisasi Risiko
Untuk karakterisasi risiko nilai intake dibandingkan dengan RfD Mangan
(1,4x10-1 mg/kg/hr) menggunakan rumus:
Ink
RQ =
RfD
mg
0,000249066 /hr
kg
RQ =
mg
0,14 /hr
kg
RQ = 0,00177904286~ 0,002
Interpretasi Tingkat Risiko
Tingkat risiko pajanan mangan (Mn) pada air bersih/air minum di wilayah
kerja pelabuhan Anyer dengan konsentrasi 0,02 mg/l aman (RQ≤1) bagi
seluruh kru kapal/pekerja di area pelabuhan Anyer dengan berat badan 55 Kg,
frekuensi pajanan 250 hr/tahun, dan dengan durasi pajanan lifetime (30 tahun).
Dalam hal ini tingkat risiko (RQ≤1) maka tidak harus dilakukan pengelolaan
risiko.
4.2 Sistem Manajemen Risiko di Pos Kesehatan Pelabuhan
PT.ASDP Merak 2021
Sistem Manajemen Risiko di Pos Kesehatan Pelabuhan PT.ASDP Merak
tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Identifikasi dan Penilaian Risiko Bahaya Kegiatan
Pengendalian Risiko Lingkungan di Pos Kesehatan Pelabuhan
PT.ASDP Merak Tahun 2021
No Tugas Bahaya- Risiko Jumlah Jenis Kalkulasi Tingkat
bahaya Murni Karyawan Risiko Risiko Risiko
yang (S/H) Kons Frek Murni
Terpapar
1 Pemeriksaan Virus, Tertular 1 orang H 2 2 4
kesehatan ABK bakteri
2 Memberi vaksin Jarum Tertusuk 1 orang S 3 4 12
suntik
3 Pengangkutan Jarum Tertimpa 1 orang S 2 3 6
Limbah B3 suntik , Tertusuk
fisik
4 Penyimpanan Kontruksi Tertular 2 orang H 4 5 20
Limbah B3 bangunan penyakit
yang tidak
memenuhi
standar
Tabel 1 Penentuan Kontrol Risiko Bahaya Kegiatan dilingkungan Pos Kesehatan Pelabuhan PT.ASDP Merak
2021
No. Tingkat Jenis risiko Kontrol yang ada untuk memitigasi Efektifitas Tingkat Tambahan Kontrol yang direkomendasikan
Risiko (apakah risiko murni Kontrol (%- Risiko
(murni) S/H) gabungan) Sisa
1 12 S Tersedianya tempat sampah khusus 50% 6 Penggunaan APD (marker dan sarung tangan )
limbah B3
2 20 H - 0 20 Dibuatnya ruangan penyimpanan yang memenuhi
syarat sesuai dengan Permenkes no 56 tahun
2015
Tersedianya sop penyimpanan limbah B3
4.3 Identifikasi bahaya (hazard) di lingkungan pelabuhan, tindakan penanggulangan, dan pembinaan
4.4.1 Sistem Manajemen Risiko di Lingkungan Pelabuhan PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak
Berdasarkan Kegiatan
Terdapat bahaya dan risiko pada setiap kegiatan pengendalian risiko lingkungan pelabuhan PT.ASDP Indonesia Ferry
(Persero) Merak pada Bulan Juli 2021 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.18 Identifikasi dan Penilaian Risiko Bahaya Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan Pelabuhan
PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak Banten Tahun 2021
3 25 S Memasang rantai besi pada 40% 15 Membuat pagar besi di setiap sisi side ramp
beberapa bagian side ramp
4 20 S kendaraan 40% 12 - Memberikan tanda hati-hati dalam berkendara
- Membuat jalur khusus pejalan kaki atau
petugas
5 16 H Adanya pembagian shift setiap 12 40% 9,6 - Memberikan APD berupa masker yang
jam sehari serta 4 hari kerja selama
seminggu memenuhi syarat bagi pekerja
- Pembuatan SOP, MSDS dan instruksi kerja
7 9 H Adanya pembagian shift setiap 12 75% 2 Pemberian dan penggunaan APD seperti ear plug
jam sehari serta 4 hari kerja selama untuk pekerja
seminggu
8 9 H Adanya pembagian shift setiap 12 65% 3.15 - Penyediaan air untuk minum pekerja
jam sehari serta 4 hari kerja selama - Memasang alat penyegar udara seperti AC
10 9 H - Adanya pembagian shift setiap 75% 2 Pemberian dan penggunaan APD yaitu masker
12 jam sehari serta 4 hari kerja
selama seminggu yang memenuhi syarat untuk pekerja
1.1.1 Pemantauan dan Review
5.4.7.1. Pemantauan
Monitoring yang dilakukan oleh pihak KKP Kelas II Banten dan PT.
ASDP Ferry Indonesia yaitu dengan melakukan pemantauan secara
berkala kepada para pegawai yang berada di KKP Kelas II Banten dan PT.
ASDP Ferry Indonesia pemantauan ini dapat dilakukan setiap harinya
tanpa mengganggu kegiatan dan pekerjaan yang berada di KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia. Pemantauan dapat dilakukan
dengan terfokus pada hazard dan risiko yang berada di KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia. Monitoring untuk pemantauan
dapat dilakukan pada kegiatan
1. Pemantauan pada kegiatan menaikan dan menurunkan side ramp
dengan mesin katrol, tidak ada pagar pembatas, dalam pemantauan ini
dapat dilakukan yaitu harus membuat pagar side ramp, dikarenakan
tidak adanya pagar side ramp.
2. Pengawasan kapal dengan kegiatan tali untuk naik ke kapal dan perahu
untuk menyebrang dapat dilakukan pemantauan yaitu dengan cara
penyediaan APD yang lengkap seperti helm, pelampung dan safety
shoes dan memastikan petugas yang akan melakukan kegiatan ini harus
memakai APD yang lengkap.
Monitoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan komunikasi/ menjalin komunikasi antara pihak KKP Kelas
II Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia khususnya bagian K3 atau
semua pihak yang terakit.
2. Melakukan kerjasama/ menjalin kerjasama antara pihak KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia khususnya bagian K3 atau
semua pihak yang terakit
3. Melakukan evaluasi mengenai hasil monitoring yang telah dilakukan
yang dimana dalam monitoring ini dilakukan dengan cara yaitu:
a. Mempertahanakan hasil yang telah ada dari monitoring yang telah
dibuat.
b. Memperbaiki hasil yang telah ada dari monitoring yang telah dibuat.
1.1.1.2 Review
Manajemen risiko perlu ditinjau secara konsisten dan berkelanjutan
dalam semua tahap yang ada mulai dari identifikasi bahaya, penilaian
risiko, penenetuan kontrol risiko, penerapan tindakan pengendalian dan
pemantauan dan review. Tahap ini perlu dikaji ulang mengenai kontrol
risiko yang dapat diimplentasikan dengan baik atau dapat dilakukan kontrol
tambahan yang dapat dilakukan sehingga risiko dapat dikurangi dengan
semaksimal mungkin.
Berdasarkan kontrol tambahan yang telah diberikan sebaiknya
diimplementasikan kembali dan dipantau kembali agar kontrol yang
ditambahkan dapat mencapai hasil yang maksimal dan dapat mengurangi
risiko hingga mencapai kategori rendah.