Anda di halaman 1dari 14

4.

1 Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pelabuhan


Hasil pengawasan kualitas air bersih/air minum di KM. Tangkas wilayah
kerja Pelabuhan Anyer bulan September 2020 menunjukan hasil pemeriksaan
parameter mangan (Mn) sebesar 0,02 mg/l. Sedangkan menurut PMK No. 32
tahun 2017 standar baku mutu Mn adalah 0,5 mg/l (Hasil pengukuran masih
berada di bawah baku mutu lingkungan).
1. Identifikasi Bahaya
Agent risiko bahaya dalam kasus ini adalah senyawa mangan (Mn) yang
dikonsumsi oleh kru kapal dan pekerja sekitar pelabuhan Anyer. (Sumber air
bersih?) Mangan adalah salah satu dari tiga elemen penting beracun, yang
berarti bahwa tidak hanya perlu bagi manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga
beracun ketika terlalu tinggi konsentrasi hadir dalam tubuh manusia. Mangan
dapat diperoleh dari berbagai sumber karena mineral mangan tersebar secara
luas dalam banyak bentuk diantaranya oksida, silikat, dan karbonat (senyawa
yang paling umum).
Tabel 1. Identifikasi Bahaya Mn
Sumber Media lingkungan Agen Konsentrasi Baku Mutu
potensial Risiko Terukur
Air Air bersih/air Mangan 0,02 mg/l 0,5 mg/l
Pdam minum (Mn)

2. Analisis Dosis Respon


Berdasarkan berbagai literatur diketahui mangan dapat masuk ke tubuh
melalui jalur inhalasi maupun ingesti. Pada hasil pengukuran dan pemantauan
diketahui bahwa mangan diperiksa dari air bersih/air minum sehingga jalur
pajanannya melalui jalur ingesti (pencernaan). Diketahui bahwa mangan tidak
memiliki implikasi terhadap kasus kanker sehingga efek yang akan digunakan
dalam analisis adalah efek systemic atau efek non karsinogenik. Berikut
merupakan analisis dosis respon risk agent mangan (Mn):
Tabel 2. Analisis Dosis Respon Mn
No Agent Dosis Respon Efek kritis dan Referensi
1 Mn (Mangan) 1.4E-1 mg/kg/hr Hipokolesterolemia, epilepsi,kekurangan
pankreas ekskrin, sklerosis berganda, katarak,
osteoporosis, fenilketonuria & penyakit
kencing maple syrup (inborn) pada ingesti
kronik manusia (NR 1989; Freeland Garves
et al 1987; WHO 1973)

3. Analisis Pajanan
Dalam hitungan intake/analisis pajanan dibutuhkan data antropometri
populasi berisiko, dimana dalam hal ini yang menjadi populasi berisiko adalah
kru kapal/pekerja di sekitar pelabuhan Anyer. Berikut merupakan nilai
(variabel) yang digunakan dalam perhitungan intake Mn jalur pajanan ingesti:
C = 0,02 ppm ~ 0,04 mg/m3
fE = 250 hr/tahun (Lingkungan kerja)
Dt = 30 tahun
Wb = 55 Kg
tAvg = 30 tahun x 365 hr/tahun ~ 10950 hr
tE = 8 jam/hr (Lingkungan kerja)
R = 0,83 m3/jam
Analisis pajanan dilakukan dengan memasukan nilai dari masing-masing
variabel ke dalam rumus:
CxRxxfExDt
Ink =
WbxtAvg
0,02 x 1 x 250 x 30
Ink =
55 x 10950
150
Ink =
602250
Ink = 0,000249066 mg/kg/hr
4. Karakterisasi Risiko
Untuk karakterisasi risiko nilai intake dibandingkan dengan RfD Mangan
(1,4x10-1 mg/kg/hr) menggunakan rumus:
Ink
RQ =
RfD
mg
0,000249066 /hr
kg
RQ =
mg
0,14 /hr
kg

RQ = 0,00177904286~ 0,002
Interpretasi Tingkat Risiko
Tingkat risiko pajanan mangan (Mn) pada air bersih/air minum di wilayah
kerja pelabuhan Anyer dengan konsentrasi 0,02 mg/l aman (RQ≤1) bagi
seluruh kru kapal/pekerja di area pelabuhan Anyer dengan berat badan 55 Kg,
frekuensi pajanan 250 hr/tahun, dan dengan durasi pajanan lifetime (30 tahun).
Dalam hal ini tingkat risiko (RQ≤1) maka tidak harus dilakukan pengelolaan
risiko.
4.2 Sistem Manajemen Risiko di Pos Kesehatan Pelabuhan
PT.ASDP Merak 2021
Sistem Manajemen Risiko di Pos Kesehatan Pelabuhan PT.ASDP Merak
tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Identifikasi dan Penilaian Risiko Bahaya Kegiatan
Pengendalian Risiko Lingkungan di Pos Kesehatan Pelabuhan
PT.ASDP Merak Tahun 2021
No Tugas Bahaya- Risiko Jumlah Jenis Kalkulasi Tingkat
bahaya Murni Karyawan Risiko Risiko Risiko
yang (S/H) Kons Frek Murni
Terpapar
1 Pemeriksaan Virus, Tertular 1 orang H 2 2 4
kesehatan ABK bakteri
2 Memberi vaksin Jarum Tertusuk 1 orang S 3 4 12
suntik
3 Pengangkutan Jarum Tertimpa 1 orang S 2 3 6
Limbah B3 suntik , Tertusuk
fisik
4 Penyimpanan Kontruksi Tertular 2 orang H 4 5 20
Limbah B3 bangunan penyakit
yang tidak
memenuhi
standar
Tabel 1 Penentuan Kontrol Risiko Bahaya Kegiatan dilingkungan Pos Kesehatan Pelabuhan PT.ASDP Merak
2021
No. Tingkat Jenis risiko Kontrol yang ada untuk memitigasi Efektifitas Tingkat Tambahan Kontrol yang direkomendasikan
Risiko (apakah risiko murni Kontrol (%- Risiko
(murni) S/H) gabungan) Sisa
1 12 S Tersedianya tempat sampah khusus 50% 6 Penggunaan APD (marker dan sarung tangan )
limbah B3
2 20 H - 0 20 Dibuatnya ruangan penyimpanan yang memenuhi
syarat sesuai dengan Permenkes no 56 tahun
2015
Tersedianya sop penyimpanan limbah B3
4.3 Identifikasi bahaya (hazard) di lingkungan pelabuhan, tindakan penanggulangan, dan pembinaan

4.4.1 Sistem Manajemen Risiko di Lingkungan Pelabuhan PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak
Berdasarkan Kegiatan

Terdapat bahaya dan risiko pada setiap kegiatan pengendalian risiko lingkungan pelabuhan PT.ASDP Indonesia Ferry
(Persero) Merak pada Bulan Juli 2021 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.18 Identifikasi dan Penilaian Risiko Bahaya Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan Pelabuhan
PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak Banten Tahun 2021

No Tugas Bahaya-bahaya Risiko Murni Jumlah Jenis Kalkulasi Tingkat


Karyawan Risiko Risiko Risiko
yang (S/H) Kons Frek Murni
Terpapar
Loket Tiket Penumpang
Melayani orang yang a. Ruangan loket Terpantuk, pegal, kram 1 orang S 2 3 6
1
membeli tiket yang sempit otot
Gate masuk dermaga
2 Menjaga Jalur a. Posisi kerja yang Pegal, kram otot 1 orang S 2 3 6
kendaraan dari toll gate sempit dan tidak
menuju area Parkir ergonomis
Dermaga
Dermaga III/IV
Membuka dan menutup a. Lubang pada side Tersandung, terjerembab, 2 orang S 2 6 12
Gerbang masuk ramp terjatuh
3
Dermaga & Ramp Door
/side ramp door
b. Bahan side ramp Terjerembab, terjatuh 1 orang S 4 4 16
yang sudah berkarat
dan mulai rapuh
c. Tidak ada Terjatuh 1 orang S 5 5 25
pembatas/pagar besi
pada side ramp
a. Mobilisasi Tersenggol kendaraan 1 orang S 5 4 20
Pengawas dan pengatur kendaraan
4
mobilisasi kendaraan b. Polusi dari gangguan fungsi 3 orang H 4 4 16
kendaraan pernafasan
5 Mengoprasikan mesin a. Kabel-kabel yang Tersetrum, konsleting, 1 orang S 5 4 20
terbuka, kebakaran
menggantung dan
tidak teratur
b. Ceceran oli dari Terpeleset 2 orang S 2 3 6
mesin
control movable bridge
c. Kebisingan dari Gangguan pendengaran 1 orang H 3 3 9
mesin yang melebihi
NAB
d. Suhu yang melebihi Dehidrasi 1 orang S 3 3 9
NAB
a.Kabel-kabel yang Tersetrum, konsleting, - S 5 4 20
terbuka, menggantung terjadinya ledakan
dan tidak teratur hingga kebakaran
Pengisian Bahan Bakar b.Ceceran oli dari Terpeleset 1 orang S 2 3 6
6
Kapal mesin
c.Knalpot mesin Gangguan pernapasan 1 orang H 3 3 9
d.Posisi kerja Terpantuk mesin, pegal, 1 orang S 2 3 6
kram otot
Tabel 5.19 Penentuan Kontrol Risiko Bahaya dan PenerKegiatan di Lingkungan Pelabuhan PT.ASDP Indonesia
Ferry (Persero) Merak Banten Tahun 2021
No. Tingkat Jenis risiko Kontrol yang ada untuk memitigasi Efektifitas Tingkat Tambahan Kontrol yang direkomendasikan
Risiko (apakah risiko murni Kontrol (%- Risiko
(murni) S/H) gabungan) Sisa
1 12 S - 0% 12 - Menutup lubang pada side ramp dengan besi

2 16 S - 0% 16 - Mengganti besi side ramp yang sudah berkarat


dan rapuh dengan yang baru
- Melakukan perawatan terhadap besi agar tidak
cepat berkarat dan rapuh

3 25 S Memasang rantai besi pada 40% 15 Membuat pagar besi di setiap sisi side ramp
beberapa bagian side ramp
4 20 S kendaraan 40% 12 - Memberikan tanda hati-hati dalam berkendara
- Membuat jalur khusus pejalan kaki atau
petugas

5 16 H Adanya pembagian shift setiap 12 40% 9,6 - Memberikan APD berupa masker yang
jam sehari serta 4 hari kerja selama
seminggu memenuhi syarat bagi pekerja
- Pembuatan SOP, MSDS dan instruksi kerja

6 20 S Menutup kabel dengan 40% 12 - Memberikan tanda hati-hati adanya tegangan


menggunakan cable protector listrik
- Penyedian gloves karet tahan listrik untuk
pekerja

7 9 H Adanya pembagian shift setiap 12 75% 2 Pemberian dan penggunaan APD seperti ear plug
jam sehari serta 4 hari kerja selama untuk pekerja
seminggu
8 9 H Adanya pembagian shift setiap 12 65% 3.15 - Penyediaan air untuk minum pekerja
jam sehari serta 4 hari kerja selama - Memasang alat penyegar udara seperti AC

seminggu atau kipas angina

9 20 S Menutup kabel dengan 40% 12 - Memberikan tanda hati-hati adanya tegangan


menggunakan cable protector listrik
- Penyedian gloves karet tahan listrik untuk
pekerja

10 9 H - Adanya pembagian shift setiap 75% 2 Pemberian dan penggunaan APD yaitu masker
12 jam sehari serta 4 hari kerja
selama seminggu yang memenuhi syarat untuk pekerja
1.1.1 Pemantauan dan Review

5.4.7.1. Pemantauan

Monitoring yang dilakukan oleh pihak KKP Kelas II Banten dan PT.
ASDP Ferry Indonesia yaitu dengan melakukan pemantauan secara
berkala kepada para pegawai yang berada di KKP Kelas II Banten dan PT.
ASDP Ferry Indonesia pemantauan ini dapat dilakukan setiap harinya
tanpa mengganggu kegiatan dan pekerjaan yang berada di KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia. Pemantauan dapat dilakukan
dengan terfokus pada hazard dan risiko yang berada di KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia. Monitoring untuk pemantauan
dapat dilakukan pada kegiatan
1. Pemantauan pada kegiatan menaikan dan menurunkan side ramp
dengan mesin katrol, tidak ada pagar pembatas, dalam pemantauan ini
dapat dilakukan yaitu harus membuat pagar side ramp, dikarenakan
tidak adanya pagar side ramp.
2. Pengawasan kapal dengan kegiatan tali untuk naik ke kapal dan perahu
untuk menyebrang dapat dilakukan pemantauan yaitu dengan cara
penyediaan APD yang lengkap seperti helm, pelampung dan safety
shoes dan memastikan petugas yang akan melakukan kegiatan ini harus
memakai APD yang lengkap.
Monitoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan komunikasi/ menjalin komunikasi antara pihak KKP Kelas
II Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia khususnya bagian K3 atau
semua pihak yang terakit.
2. Melakukan kerjasama/ menjalin kerjasama antara pihak KKP Kelas II
Banten dan PT. ASDP Ferry Indonesia khususnya bagian K3 atau
semua pihak yang terakit
3. Melakukan evaluasi mengenai hasil monitoring yang telah dilakukan
yang dimana dalam monitoring ini dilakukan dengan cara yaitu:
a. Mempertahanakan hasil yang telah ada dari monitoring yang telah
dibuat.
b. Memperbaiki hasil yang telah ada dari monitoring yang telah dibuat.
1.1.1.2 Review
Manajemen risiko perlu ditinjau secara konsisten dan berkelanjutan
dalam semua tahap yang ada mulai dari identifikasi bahaya, penilaian
risiko, penenetuan kontrol risiko, penerapan tindakan pengendalian dan
pemantauan dan review. Tahap ini perlu dikaji ulang mengenai kontrol
risiko yang dapat diimplentasikan dengan baik atau dapat dilakukan kontrol
tambahan yang dapat dilakukan sehingga risiko dapat dikurangi dengan
semaksimal mungkin.
Berdasarkan kontrol tambahan yang telah diberikan sebaiknya
diimplementasikan kembali dan dipantau kembali agar kontrol yang
ditambahkan dapat mencapai hasil yang maksimal dan dapat mengurangi
risiko hingga mencapai kategori rendah.

Anda mungkin juga menyukai