LINGKUNGAN (ARKL)
BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT, BTKLPP MEDAN
BAHAYA LINGKUNGAN
EPIDEMIOLOGI
- KIMIA : ZAT TOKSIK
- FISIKA : RADIASI, GEL. E.M (ADA KASUS)
- BIOLOGI: ORGANISME PATOGEN
ARKL
(PERAMALAN)
ARKL
• Model kajian untuk mengenal, memahami dan
meramalkan kondisi dan karateristik
lingkungan yang berpotensi menimbulkan
risiko kesehatan.
• Menjadi proses central idea legislasi dan
regulasi pengendalian Dampak Kesehatan
Lingkungan.
SEJARAH PERKEMBANGAN ARKL
• 1975 : digunakan dalam bidang pengendalian
radiasi, menyelidiki kematian karena kanker
yang disebabkan oleh kebocoran reaktor
nuklir.
• 1986 : USEPA menerbitkan pedoman tentang
analisis risiko karsinogen
• KepMenKes No. 876 tahun 2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan
Jenis Laporan ARKL
• ARKL Meja
Perhitungan ARKL dengan menggunakan
data-data default / asumsi yang sudah ada
(antropometri, faktor2 pemajanan).
• ARKL Lengkap (Lapangan)
Perhitungan ARKL dengan menggunakan
data-data lapangan yang sebenarnya
(antropometri, faktor2 pemajanan).
ANALISIS RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA
IDENTIFIKASI SUMBER
KARAKTERISASI RISIKO
MANAJEMEN RISIKO
KOMUNIKASI RISIKO
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
(HAZARD IDENTIFICATION)
= tahap untuk mengenali sumber risiko (bahaya),
ditelusuri dengan pendekatan agent oriented atau
disease oriented
Bahaya Lingkungan (Evironmental Hazard)
• Segala zat, organisme atau energi yang mempunyai
kapasitas atau potensi menimbulkan cedera, sakit atau
mati
• Cedera, sakit, atau mati tidak akan terjadi karena
bahaya lingkungan, kecuali kondisi-kondisi tertentu
yang spesifik terpenuhi
• Bahaya adalah sumber risiko tetapi bukan risiko itu
sendiri
PERBEDAAN RISIKO DAN BAHAYA
PERBEDAAN RISIKO DAN BAHAYA
DALAM KASUS
Tragedi Minamata
Merkuri dan Arsen di Teluk Buyat
• Risiko (Risk)
Prakiraan probabilitas bahwa suatu dampak
yang merugikan kesehatan mungkin terjadi
sebagai akibat pajanan zat-zat kimia dalam
jumlah dan dengan jalur pajanan tertentu
(IPCS, 2004)
2. ANALISIS DOSIS RESPON
(DOSE RESPONSE ASSESMENT)
• Analisis dosis respon, bertujuan unuk
menetapkan nilai-nilai kuantitatif toksisitas
risk agent untuk setiap bentuk spesi kimianya.
• Analisis dosis respon merupakan tahap paling
menentukan karena ARKL hanya bisa
dilakukan untuk risk agent yang sudah ada
nilai dosis responnya
Toksisitas dinyatakan sebagai :
• Reference Dose, RfD (untuk air minum dan
makanan/ingesi) dan Reference Concentration
RfC (untuk udara/inhalasi) untuk efek-efek
non karsinogenik
• Cancer Slope Factor (CSF) untuk efek-efek
karsinogenik
NOAEL
• Nilai ambang batas utk bahan toksik tdk dpt
diidentifikasi secara akurat, hanya dpt
ditentukan brdsr analisis data epidemiologi
dan percobaan hewan
• No Observed Adverse Effect Level (NOAEL) =
dosis tertinggi dari bahan toksik yang belum
menunjukkan efek merugikan
ADI
• Ahli toksikologi menggunakan istilah ADI
(Acceptable Daily Intakes) utk menyatakan
konsentrasi asupan harian yg belum
menunjukkan efek/dampak yg buruk bagi
kesehatan
• ADI = NOAEL / SF (Safety Factor)
Reference Dose
• Nilai RfD adalah nilai yg digunakan oleh EPA
sebagai pengganti ADI
• Pembuatan nilai RfD melalui prosedur yg ketat
dibanding nilai ADI
• Nilai RfD bisa lebih rendah dari nilai ADI
Reference Dose
Prosedur standar untuk mendapatkan nilai RfD
adalah sbb :
• Pilih studi-studi terbaik yg tersedia yg
menggunakan spesies sensitif
• Pilh studi yg menggunakan rute pajanan yg
sesuai
• Pilih studi-studi yg mendukung
• Identifikasi nilai NOAEL, atau jk tdk tersedia,
gunakan LOAEL dg efek yg paling sensitif
UF = Uncertainty Factor, MF = Modifying Factor
• UF1 = 10 untuk variasi sensitivitas dalam populasi manusia
(10H, human)
• UF2 = 10 untuk ekstrapolasi dari hewan ke manusia (10A,
animal)
• UF3 = 10 NOAEL diturunkan dari uji subkronik, bukan kronik
• UF4 = 10 bila menggunakan LOAEL bukan NOAEL
• MF = 0 – 10, penilaian profesional thd kualitas studi
toksisitas dan kelengkapan datanya
Contoh memperoleh nilai RfD
Dari sebuah studi toksisitas oral secara kronik
pada tikus, nilai LOAEL nya adalah 5 mg/kg.hari
yg ditentukan utk sebuah bahan toksik. Berapa
nilai RfD dari bahan toksik tsb?
= 0.0005 mg/kg.hari
Beberapa Nilai RfD dan CSF dari
risk agent air
• Arsen : 0,0003 mg/kg/day & 1,5 (mg/kg/day)-1
• Cadmium : 0,0005 mg/kg/day
• Mangan : 0,047 mg/kg/day
• Fluorida : 0,06 mg/kg/day
• Merkuri : 0,0001 mg/kg/day
• Triklorometana : 0,02 mg/kg/day & 0,0079
(mg/kg/day)-1
Beberapa Nilai RfC
risk agent udara
• Amonia : 0,0286 mg/kg/day
• Hidrogen Sulfida : 0,000571 mg/kg/day
• Timbal : 0,000493 mg/kg/day
• NO2 : 0,02 mg/kg/day
• SO2 : 0,026 mg/kg/day
• Menentukan dosis-respon suatu risk agent sangat sulit,
membutuhkan data dan informasi studi toksisitas yang
asli dan lengkap, ahli-ahli kimia, toksikologi,
farmakologi, biologi, epidemiologi dan spesialis-
spesialis lain yang berhubungan dengan toksisitas dan
farma-kologi zat. Namun, saat ini RfD, RfC, CSF zat-zat
kimia dalam berbagai spesi, termasuk fomulanya, telah
ada dalam pangkalan data Integrated Risk Information
System dari US-EPA (IRIS 2007) yang tersedia di
http://www.epa.gov/iris dan pangkalan data TOXNET
di http://www.nlm/ yang lebih besar daripada IRIS.
Ada ratusan spesi kimia zat yang telah dimasukkan ke
dalam daftar IRIS dan sudah ditabulasi (Louvar and
Louvar 1998) sehingga bisa langsung digunakan.
3. ANALISIS PEMAJANAN
(EXPOSURE ASSESMENT)
4. KARAKTERISASI RISIKO
(RISK CHARACTERIZATION)
A. Karakterisasi Risiko Non Karsinogenik
• Risiko non karsinogenik yang bersifat sistemik
dihitung dengan menggabungkan exposure
assesment dan dose response assesment,
dinyatakan denan Risk Quotient (RQ)
• I = intake, jumlah asupan yang diterima
individu per berat badan per hari
• RQ = I / RfD
• Risiko dinyatakan ada dan harus dikelola bila
RQ > 1
• Pengelolaan risiko dirumuskan dengan
membuat I = RfD, dengan skenario :
- Mengurangi waktu kontak
- Menurunkan konsentrasi
B. Karakterisasi Risiko Karsinogenik
ECR = I X CSF
•STUDI KASUS
Contoh Kasus ARKL
PENCEMARAN ARSEN
DI TELUK BUYAT
Kasus
• BTKL Manado (2005) melaporkan bahwa
konsentrasi arsen dalam puluhan sumur gali
penduduk Desa Buyat berkisar 0,04 – 0,1 mg/L.
• Berapa besar tingkat risiko karsinogenik dan
nonkarsinogenik bagi yang meminum air sumur
tersebut?
• Pertanyaan ini bisa dijawab menggunakan kajian
ARKL Meja berdasarkan ukuran antropometri dan
pola aktivi-tas penyandang risiko
• Tabel 4 adalah pilihan manajemen risiko untuk mengamankan
efek-efek nonkarsinoge-nik As. Hasilnya bisa berbeda bila yang
diamankan adalah efek-efek karsinogeniknya. Laju konsumsi
aman air minum menurut Tabel 4 sangat sedikit sehingga perlu
pasokan air minum berkadar As rendah.
• Berapa konsentrasi As yang aman dari efek nonkarsino-genik
bila laju konsumsi 2 L/hari selama 350 hari/tahun yang
berlangsung dalam 30 ta-hun untuk populasi residensial
dengan berat badan 55 kg?
• Untuk menjawab pertanyaan ini harus digunakan RfD yang
menyatakan dosis harian yang aman. Karena RfD berarti dosis
aman seluruh jalur pajanan, langkah pertama adalah
mengubah RfD menjadi tingkat kesetaraan air minum atau
drinking water equivalen level (DWEL) menggunakan berat
badan dan laju konsumsi air minum.
• Jika digunakan berat badan 55 kg dan frekuensi pajanan 350
hari/tahun maka:
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Udara
Ambient Akibat “Erupsi Gunung Sinabung”
Perhitungan Nilai Asupan (Ink /Ik )