Anda di halaman 1dari 46

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

Kusuma S. Lestari, dr., M.KM.

Departemen Kesehatan Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
 Setiap kegiatan pembangunan dapat memberikan dampak bagi
kesehatan masyarakat, positif maupun negatif, secara langsung maupun
tidak langsung

 Pencemaran yang terjadi akibat aktivitas manusia dapat menurunkan


kualitas lingkungan baik air, tanah maupun udara

 Faktor risiko lingkungan dan perilaku masyarakat berpengaruh


terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan

 Derajat kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh kondisi


lingkungan sehingga apabila terjadi perubahan pada lingkungan
sekitarnya, maka akan terjadi perubahan kondisi kesehatan masyarakat
1. UUD 1945 Pasal 28; setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

2. UU No. 36 / 2009 Tentang Kesehatan


• Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial ekonomi.
• Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
pencapaian derajat kesehatan.
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 162
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Pasal 163 (ayat 1)
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan
tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup:
• Pasal 3 butir b: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan
untuk menjamin keselamatan, kesehatan,dan kehidupan manusia

• Pasal 22 ayat 1: Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting


terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL

Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2012


tentang Izin Lingkungan
• Kep Kepala Bappedal No. 124/1997 Tentang Panduan Kajian
Aspek Kesmas dalam Penyusunan AMDAL

• KepMenkes No. 876 Tahun 2001 tentang Pedoman Teknis


Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

• Kep Bersama MenNegLH dan Menkes No. 08 dan 693 Tahun


2010 Tentang Pengel. Lingkungan Hidup untuk Kesehatan.
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

model pendekatan guna mengkaji, dan atau menelaah secara cermat


dan mendalam untuk mengenali, memahami, dan memprediksi
kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap
timbulnya risiko kesehatan dari suatu rencana kegiatan
pembangunan
(Kepmenkes 876/2001)

ADKL
ARKL
(dalam AMDAL)
Dok. AMDAL, UKL, UPL, dll Pencemaran, keracunan, dll
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
• Perumusan masalah perlu dilakukan sebelum melakukan langkah
– langkah ARKL
• Perumusan masalah untuk dapat menjawab pertanyaan “apa,
dimana, berapa besar, kapan, siapa populasi berisiko, dan
bagaimana kepedulian masyarakat (populasi berisiko)”
Uraian langkah perumusan masalah
1. Apa yang menjadi masalah : media lingkungan yang terkena dampak, jenis
kegiatan yang menjadi sumber dampak, jenis polutan apa yang potensial
2. Dimana masalah itu terjadi : wilayah administrasi, wilayah geografi, batas
sosial, batas ekologis
3. Seberapa besar masalahnya : prevalensi penyakit terkait lingkungan, konsentrasi
agen risiko pada media lingkungan, jumlah populasi yang potensial terkena
4. Kapan masalah terjadi : hari, bulan, tahun, dan durasi (lamanya masalah
berlangsung)
5. Siapa populasi berisiko : kelompok masyarakat potensial karena golongan
umur, berdasarkan tempat tinggal, pekerjaan, dan komunitas tertentu
(komunitas hobi, komunitas adat, dll)
6. Bagaimana kepedulian masyarakat : deskripsi aksi protes masyarakat,
opini/pendapat masyarakat dan tokoh masyarakat, pandangan pakar, respon
instansi yang berwenang menangani masalah tsb (program/rencana program
kerja terkait penanganan masalah
• Proses menghitung / memperkirakan risiko pada suatu organisme,
sistem atau (sub) populasi sasaran, termasuk segala ketidakpastian yang
menyertainya, setelah terpajan oleh agen tertentu, dengan
memperhatikan karakteristik agen dan sasaran spesifik (IPCS, 2004)
• Model kajian untuk mengenal, memahami dan meramalkan kondisi
dan karateristik lingkungan yang berpotensi menimbulkan risiko
kesehatan.
• Menjadi proses central idea legislasi dan regulasi pengendalian Dampak
Kesehatan Lingkungan.
Langkah-Langkah Analisis Risiko
1. Identifikasi Bahaya

• Dilakukan untuk menginventarisir sumber – sumber risiko (bahaya)


• Identifikasi sumber dengan identifikasi lokasi, kronologi
penggunaan lahan, batas wilayah, dan kondisi lingkungan sekitar
• Memperhatikan konsentrasi agen risiko pada media lingkungan
dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku; seberapa besar
agen risiko tersebut terdeteksi; sifat agen risiko
1. Identifikasi Bahaya
Tahapan ini harus menjawab pertanyaan:
1. Agen risiko spesifik apa yang berbahaya
2. Di media lingkungan yang mana agen risiko eksisting
3. Seberapa besar kandungan atau konsentrasi agen risiko di
media lingkungan
4. Gejala kesehatan apa yang potensial
1. Identifikasi Bahaya
• Bahaya adalah sifat yang melekat pada suatu risk agent / situasi
yang memiliki potensi menimbulkan efek merugikan jika suatu
organisme, sistem / (sub)populasi terpajan oleh risk agent
tersebut (IPCS 2004a)
• Bahaya lingkungan terdiri atas tiga risk agent yaitu chemical
agents (bahan-bahan kimia), physical agents (energi radiasi dan
gelombang elektromagnetik berbahaya) dan biological agents
(makhluk hidup atau organisme)
Berbagai Lingkup Pajanan Faktor Lingkungan (WHO, 1983)
Lingkup Carbon Radiasi Ultra- Kebisingan Pelarut Organik Radiasi Ionisasi
BG G
Monoksida Violet

Rumah Tangga Merokok, Terapi, Musik, Pembersih, Diagnosis dan

(Mikro) memasak, berkebun, palu (hammer), hobi terapi medis,

pemanas ruang sinar matahari tetangga materi struktural

Tempat Kerja Polisi lalu lintas, Pekerja lab, Pekerja bangunan, Pekerja pabrik Teknisi sinar X,

(Meso) pekerja pabrik pekerja instalasi militer pelarut, pengecat, pekerja PLTN,

logam perkebunan dry cleaners reaktor atom

Mesin tua Pesawat, Emisi dari industri Pemeriksaan

Lokal (Makro) kendaraan Sinar matahari perkotaan Skrining massal Tb

(exhaust engine) lalu lintas

Jatuhan dari tes


2. Analisis Dosis-Respon
• Dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai
kuantitatif toksisitas suatu risk agent untuk setiap
bentuk spesi kimianya yang dinyatakan sebagai
RfD (untuk air minum dan makanan/ingesti)
atau RfC (untuk udara/inhalasi) untuk efek-efek
nonkarsinogenik dan Slope Factor (SF) atau Unit
Risk (UR) untuk efek karsinogenik.
• Nilai RfD, RfC, SF dan UCR zat-zat kimia dalam
berbagai spesi, tersedia dalam data US-EPA ; IRIS
2007.
2. Analisis Dosis-Respon
• Dapat dilihat dlm daftar IRIS yang bisa diakses
ke alamat website http://www.epa.gov/iris. IRIS
(Integreated Risk Information System)
menyediakan file ‘Quick View’ dan ‘Full
Summary’ toksisitas risk agent
• Nilai RfD dapat dihitung secara manual dari
nilai NOAEL atau LOAEL dengan menyertakan
uncertainty factor dan modifying factor sesuai
dengan kualitas data yang ada.
2. Analisis Dosis-Respon
• NOAEL adalah dosis tertinggi suatu zat pada studi
toksisitas kronik atau subkronik yang secara statistik
atau biologis tidak memperlihatkan efek merugikan
pada hewan uji atau pada manusia
• LOAEL adalah dosis terendah yang secara statistik
atau biologis (masih) memperlihatkan efek
merugikan pada hewan uji atau pada manusia
• Nilai NOAEL (No Observed Adverse Effect Level)
atau LOAEL (Lowest Observed Adverse Effect)
diperoleh secara eksperimen menggunakan hewan
uji (bioassay) atau studi epidemiologi.
• UF1 = 10 untuk variasi sensitivitas dalam
populasi manusia (10H, human)
• UF2 = 10 untuk ekstrapolasi dari hewan ke
manusia (10A, animal)
• UF3 = 10 NOAEL diturunkan dari uji subkronik,
bukan kronik
• UF4 = 10 bila menggunakan LOAEL bukan
NOAEL
Contoh Tabel Nilai RfD
ARSENIC
3. Analisis Pemajanan
• Analisis pemajanan, atau exposure assessment,
dimaksudkan untuk mengenali jalur-jalur pajanan
(pathways) risk agent agar jumlah asupan yang
diterima individu dalam populasi berisiko bisa
dihitung.
3. Analisis Pemajanan
4. Karakterisasi Risiko
• Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan sebagai Risk Quotient (RQ,
Tingkat Risiko) untuk efek-efek nonkarsinogenik dan Excess Cancer
Risk (ECR) untuk efek-efek karsinogenik.
• RQ dihitung dengan membagi Nilai Asupan nonkarsinogenik (Ink)
setiap risk agent dengan dosis referensinya (RfD)
• ECR dihitung dengan mengalikan asupan karsinogenik (Ik) dengan
Slope Factor (SF) setiap risk agent
Perhitungan Nilai Asupan (Ink /Ik )

• tE (waktu pajanan) hanya untuk perhitungan ARKL melalui inhalasi


(udara)
Perhitungan Nilai Risiko

I nk
RQ =
RfD atau RfC

ECR = SF x I k

Ket : Nilai SF (Slope Factor) dapat dilihat pada


http://www.epa.gov/iris
Makna Nilai Risk Quotient
• Jika nilai default yang digunakan R = 2 L/hari, Wb = 55 Kg, Dt
= 30 tahun maka diperoleh 2 kemungkinan :
• Nilai RQ < 1 menunjukkan bahwa penduduk dengan berat
badan 55 kg, aman untuk meminum air di daerah tersebut jika
laju asupan 2 L/hari, selama 350 hari/tahun untuk jangka waktu
30 tahun ke depan jika nilai konsentrasi risk agent kimia air tidak
lebih dari yang ada.
• Nilai RQ > 1 menunjukkan bahwa penduduk dengan berat
badan 55 kg, tidak aman untuk meminum air di daerah tersebut
jika laju asupan 2 L/hari, selama 350 hari/tahun untuk jangka
waktu 30 tahun ke depan jika nilai konsentrasi risk agent kimia
air seperti yang ada.
• Nilai ECR < 10-4 menunjukkan bahwa penduduk dengan berat
badan 55 kg, aman dari penyebab kanker
• Nilai ECR > 10-4 menunjukkan bahwa penduduk dengan berat
badan 55 kg, tidak aman dari penyebab kanker.
• Jika RQ > 1 maka dimungkinkan lama durasi pajanan hingga
terjadi gangguan kesehatan bukan 30 tahun, tapi lebih cepat.
• Untuk waktu awal terjadinya risiko digunakan rumus :

RfD x Wb x t avg
D t= (tahun)
C x R x fE
Manajemen Risiko
• Manajemen atau pengelolaan risiko merupakan proses
pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan faktor
politik, sosial, ekonomi dan teknik yang relevan dengan
pembangunan, analisis, pemilihan dan pelaksanaan mitigasi risiko
yang disebabkan oleh bahaya lingkungan.
• Manajemen risiko terdiri dari tiga unsur yaitu evaluasi risiko,
pengendalian emisi dan pemajanan dan pemantauan risiko
Manajemen Risiko
Salah satu upaya manajemen risiko dapat dilakukan dengan
melakukan perhitungan untuk mengetahui ;
• Konsentrasi maksimal yang aman dikonsumsi manusia (C max
aman).
• Laju konsumsi maksimal yang aman bagi manusia ( R max
aman)
• Asumsi yang digunakan adalah RQ= 1 sehingga RfD = Ink
Manajemen Risiko
• Apabila konsentrasi awal > konsentrasi max.aman, maka perlu
dilakukan langkah-langkah untuk menurunkan konsentasi,
memperbaiki kondisi lingkungan, dll.
• Apabila laju asupan awal > laju asupan max.aman, maka perlu
dilakukan langkah-langkah untuk menurunkan laju asupan
dengan mengurangi waktu tinggal / waktu papar, dll
Komunikasi Risiko
• Upaya untuk mengkomunikasikan pilihan-pilihan manajemen
risiko kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar tujuan
pengelolaan risiko tercapai.
Penerapan ARKL Dalam Manajemen Kualitas
Air Minum Analisis Data
dengan ARKL

Hasil Uji
Laboratorium

Nilai RQ

Karakter Data :
- Konsentrasi tiap parameter Laporan Analisis Situasi &
- Parameter yg dipilih memiliki Kecenderungan Parameter Air Minum
nilai RfD (Reference Dose) & Risiko Gangguan Kesehatan
BBTKL PP Surabaya melaporkan bahwa konsentrasi arsen dalam
sumur gali penduduk desa sekitar PT. Minarak berkisar 0,06 – 0,1
mg/L. Berapa besar tingkat risiko karsinogenik dan nonkarsinogenik
bagi yang meminum air sumur tersebut?
C x Rx t E x f E x Dt
I
Wb x tavg
C = Konsentrasi, (0,1 mg/L)
R = Laju asupan, (2 L/hari)
fE = Frekuensi pajanan, (350 hari/tahun)
Dt = Durasi pajanan, (30 tahun)
Wb = Berat badan, (55 kg)
tavg = perioda waktu rata-rata, (30tahun× 365 hari/tahun) untuk zat
nonkarsinogen, (70 tahun × 365 hari/tahun) untuk zat karsinogen)
ASUPAN NON KARSINOGENIK DAN KARSINOGENIK :

0,1 mg/L x 2 L/hari x 350 hari/tahun x 30 tahun


Ink   3,49 x 10-3 mg/kg/hari
55 kg x 365 hari/tahun x 30 tahun

0,1 mg/L x 2 L/hari x 350 hari/tahun x 30 tahun


Ik   1,49 x 10 -3 mg/kg/hari
55 kg x 365 hari/tahun x 70 tahun
PENILAIAN RISIKO NON KARSINOGENIK :

I nk
RQ 
RfD atau R fC

Ink = asupan nonkarsinogenik, 3,49 x 10 -3 mg/kg/hari


RfD = dosis referensinya, 3 x 10-4 mg/kg/day

0,00349 mg/kg/hari
RQ   11,63
0,0003 mg/kg/hari
INTERPRETASI :
• RQ > 1 : ada risiko kesehatan dan perlu dikendalikan
• RQ ≤ 1 : tidak ada risiko dan perlu dipertahankan
PENILAIAN RISIKO KARSINOGENIK :

ECR = SF× Ik
SF = Slope Factor, 1,5 mg/kg/hari
Ik = asupan karsinogenik, 1,49 x 10 -3 mg/kg/hari

ECR = 1,49 x 10 -3 mg/kg/hari x 1,5 mg/kg/hari


= 2,23 x 10 -3

INTERPRETASI :
• ECR > 10-4 : ada risiko kesehatan dan perlu dikendalikan
• ECR ≤ 10-4 : tidak ada risiko dan perlu dipertahankan
MANAJEMEN RISIKO

WAKTU AWAL MANIFESTASI RISIKO KESEHATAN

RfD x Wb x tavg
Dt 
C x R x fE
0,0003 mg/kg/hari x 55 kg x 365 hari x 30 tahun
Dt   2,58 tahun
0,1mg/L x 2 L/hari x 350 hari/tahun
Jumlah konsumsi aman :

RfD x W x tavg
R b (ml / hari)
C x f x Dt
E
Berat Badan MAKSIMAL KONSUMSI
(kg) (mL)
45 172 mL
50 191 mL
55 210 mL
60 229 mL
65 249 mL
70 268 mL
RfD x Wb x tavg
C aman  mg/l
R x f E x t E x Dt

0,0003 mg/kg/hari x 55 kg x 365 hari x 30 tahun


C aman   0,0086 mg/l
2 L/hari x 350 hari/tahun x 30 tahun
KOMUNIKASI RISIKO
• Pengelolaan risiko butuh peran banyak pihak

• Komunikasi risiko bertujuan :


# kepedulian
# peran

• Komunikasi risiko melalui berbagai media :


seminar, workshop, rapat koordinasi, health promotion, dsb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai