Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS RISIKO KESEHATAN

LINGKUNGAN (ARKL)
Definisi Analisis Resiko
Kesehatan Lingkungan
(ARKL)

Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 876 tahun 2001 tentang


Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), ARKL
didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya
risiko yang dimulai dengan mendeskripsikan masalah lingkungan yang telah
dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan
dengan masalah lingkungan yang bersangkutan.ARKL memberikan jawaban
tentang risiko yang dapat diterima atau ditoleransi dan bentuk pengelolaan risiko
yang diperlukan.
Prinsip Analisis Resiko Kesehatan
Lingkungan

1. Riwayat analisis risiko dan berbagai macam penggunaannya


analisis risiko digunakan untuk berbagai bahaya lingkungan, termasuk bahaya fisik dan
biologis. Bahaya-bahaya fisik, kimiawi dan biologis lingkungan bisa menimbulkan efek yang merugikan
kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan. Kajian efek kesehatan dikenal dengan health risk
assessment (HRA, analisis risiko kesehatan), sedangkan kajian efek lingkungan disebut ecological risk
assessment (ERA).
HRA dibedakan dengan health impact assessment (HA, analisis dampak kesehatan).
Sebagaimana akan dijelaskan kemudian, dampak lebih bersifat umum yang berarti bisa positif atau
negatif, sedangkan risiko adalah dampak yang negatif. HIA tumbuh dan berkembang secara lebih
spesifik menjadi environmental health risk assessment (EHRA) yang dialihbahaskan menjadi analisis
risiko kesehatan lingkungan (ARKL).
2. Paradigma Analisis Resiko
analisis risikomengenal dua istilah yaitu risk analysis dan risk assessment.Risk analysis meliputi 3
komponen yaitu penelitian, asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL dan pengelolaan risiko. Di dalam
prosesnya, analisis risiko dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Penelitian Asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL


Pengelolaan risiko dilakukan bilamana
dimaksudkan untuk membangun asesmen risiko menetapkan tingkat risiko
dilakukan dengan maksud untukmengidentifikasi
hipotesis, mengukur, mengamati suatu agenrisiko tidak aman atau tidak bisa
bahaya apa saja yang membahayakan, memahami
dan merumuskanefek dari suatu diterima pada suatu populasi tertentu melalui
hubungan antara dosisagen risiko dan respon tubuh
langkah-langkah pengembangan opsi
bahaya ataupun agen risiko di yang diketahui dari berbagai penelitian, mengukur
regulasi, pemberian rekomendasi teknis serta
lingkungan terhadap tubuh seberapa besarpajanan agen risiko tersebut, dan
sosial – ekonomi –politis, dan melakukan
manusia menetapkan tingkat risiko dan efeknya pada populasi.
tindak lanjut.
3. Agen risiko, pajanan, dosis dan dampak

Dampak buruk terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh agen risiko


terjadi karena adanya pemajanan dengan dosis dan waktu yang cukup.
Suatu organisme, sistem, sub/populasi terpajan agen risiko di lingkungan
melalui beberapa jalur pemajanan.
Jenis dan Penggunaan ARKL

Ada dua jenis ARKL yang dapat digunakan yaitu,


1) Kajian ARKL cepat atau kajian diatas meja (desktop studi)
2) Kajian lapangan (field study)

Tergantung sumber data yang digunakan.

3) ARKL diatas meja tidak menggunakan data lapangan tetapi menggunakan


nilai-nilai default, rekomendasi dan/atau asumsi,
4) Kajian lapangan dilakukan dengan pengukuran langsung kualitas
lingkungan, pajanan (frekuensi, durasi), dan data antropometri (berat
badan).
Tabel Perbandingan antara ARKL
desktop dan field

Variabel Desktop Field

Data primer (data yang


Data sekunder dan asumsi/nilai
Suber data yang digunakan dikumpulkan sendiri) dan asumsi
default
jika dibutuhkan

Seketika saat dibutuhkan, durasi lebih Perlu perencanaan dan


Waktu pelaksanaan
singkat pengorganisasian, durasi lebih lama

Biaya besar (biayaseperti


Besarnya biaya yang dibutuhkan Sangat sedikit atau tidak ada melakukan suatu penelitian/kajian
lapangan)
Tabel Penggunaan dari masing-masing
model ARKL

Jenis Kegiatan / Kebutuhan ‘Desktop’ ARKL Kajian ARKL

Analisi suatu kasus kesehatan lingkungan: (Emergency


Resonanses  -
Analisis suatu kasus kesehatan lingkungan: (Reformation
Responses) - 
Penyusunan AMDAL suatu kegiatan dan atau usaha :
Kajian ANDAL, dan penyusunan RKL-RPL  -
Pengkajian, penyusunan, dan penetapan baku mutu
- 
Pengkajian, penyusunan, dan penetapann kebijakan
kesehatan lingkungan yang baru - 
Manajemen Resiko

Karakterisasi risiko dapat digunakan untuk menentukan pilihan-pilihan manajemen risiko


dengan cara memanipulasi faktor paparan untuk menurunkan RQ atau ECR sehingga asupan lebih kecil
atau sama dengan dosis referensi. Hasil karakterisasi risiko perlu ditindak lanjuti dengan kegiatan sebagai
berikut (Fatonah, 2010):
a. Merumuskan tingkat risiko (kanker dan nonkanker) menurut intake maksimum dan intake minimum
b. Estimasi tingkat risiko pada berbagai konsentrasi, jumlah atau intensitas agen risiko dan waktu
pemajanan.
c. Penetapan nilai-nilai standar berbasis kesehatan.
Langkah-langkah ARKL

1. IDENTIFIKASI BAHAYA (HAZARD IDENTIFICATION)


Identifikasi bahaya merupakan langkah pertama dalam ARKL yang digunakan untuk mengetahui secara spesifik
agen risiko apa yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan bila tubuh terpajan

2. ANALISIS DOSIS-RESPON
Analisis dosis- respons yaitu mencari nilai RfD, dan/atau RfC, dan/atau SF dari agen risiko yang menjadi fokus
ARKL, serta memahami efek apa saja yang mungkin ditimbulkan oleh agen risiko tersebut pada tubuh manusia.

3. ANALISIS PAJANAN
Analisis pajanan digunakan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi, ingesi,dan absorbsi), untuk
mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas segmen-segmen populasi berisiko, dan untuk menghitung
asupan (intake) risk agent yang diterima setiap segmen populasi berisiko.

4. KARAKTERISASI RISIKO
Risiko non-karsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ) sedangkan risiko karsinogenik dinyatakan
sebagai Excess Cancer Risk (ECR)
Pengelolaan risiko

Pengelolaan risiko adalah tindak lanjut yang harus dilakukan


bilamana hasil karakterisasi risiko menunjukkan tingkat
risiko yang tidak aman ataupun unacceptable
Strategi pengelolaan risiko

Cara pengelolaan risiko

2. 2
1 Pendekatan
Penapisan Pendekatan
teknologi
1. Penentuan alternatif sosial -
batas aman (pemilihan ekonomis
skenario)
pengelolaan risiko 3
Pendekatan
institusional
Komunikasi risiko

Komunikasi risiko merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan ARKL


dan merupakan tanggung jawab dari pemrakarsa atau pihak yang
menyebabkan terjadinya risiko. Komunikasi risiko dilakukan untuk
menyampaikan informasi risiko pada masyarakat (populasi yang
berisiko), pemerintah, dan pihak yang berkepentingan lainnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai