Anda di halaman 1dari 30

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359847492

ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAPATAN DAN SISTEM INFORMASI


SIKLUS PENGELUARAN PADA PT PLN (PERSERO)

Article · April 2022

CITATIONS READS

0 151

2 authors:

Yananto Mihadi Putra Cecil Liaoktaviana


Universitas Mercu Buana Universitas Mercu Buana
2,198 PUBLICATIONS   2,541 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

DAYA SAING BISNIS ELEKTRONIK GLOBAL DAN KOLABORASI TEKNOLOGI DENGAN E-COMMERCE PADA DELL CORPORATION View project

TUGAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PT INDOMARCO PRISMATAMA (INDOMARET)_MARGARETA LUSI
MERLIANI(43219110232) View project

All content following this page was uploaded by Cecil Liaoktaviana on 09 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAPATAN DAN SISTEM INFORMASI
SIKLUS PENGELUARAN PADA PT PLN (PERSERO)

Disusun Oleh :

1. Cecilia Oktaviana (43220010035)


2. Suri Meylinda Rizalti (43220010120)
3. Alfi Basiroh (43220010121)
4. Richy Muhammad Apriyanto (43220010149)

Dosen Pengampu

Yananto Mihadi Putra S.E, M.Si, CMA, CAP.,

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCUBUANA

2022
ABSTRAK

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi pada siklus
pendapatan dan siklus pengeluaran yang nantinya bertujuan untuk Mengetahui tentang
pengendalian intern yang ada pada PT. PLN (Persero). Berdasarkan analisis yang kami lakukan,
diketahui bahwa untuk sistem informasi akuntansi pengeluaran dan pemasukan kas, perusahaan
sudah memiliki unsur pengendalian intern yang baik. Walaupun masih ditemukan beberapa
masalah, diantaranya masih terdapat perangkapan fungsi seperti penandatanganan slip gaji yang
terkesan rumit. Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2015) adalah rangkaian
aktifitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan
menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari
penjualan–penjualan tersebut. Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah
rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang maupun jasa.

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas, Penjualan Tunai, Pengendalian
Internal, siklus pendapatan, Siklus pengeluaran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi di era modern ini, mengakibatkan segala sesuatu yang
memungkinkan diatur secara teknologi yang diusahakan secara maksimal. Usaha manusia untuk
memunculkan terobosan baru dibidang teknologi sangat mendukung proses kerja yang pada
awalnya memerlukan waktu yang relative lama menjadi dapat terselesaikan dengan waktu yang
relative singkat dengan hasil yang memuaskan.

Dengan berkembangnya teknologi yang modern, pengeluaran biaya operasional yang diperlukan
akan semakin banyak. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan
opersionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga
pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan. Dengan demikian, pengelolaan system informasi merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan.

Perusahaan yang menggunakan system informasi mempunyai sebuah peranan yang penting dalam
mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang akan diterima oleh
para individu. Dan setiap pengoperasian perusahaan terjadi siklus pendapatan dan pengeluaran.

Siklus pendapatan mencakup aktivitas bisnis dalam penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan
dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang maupun jasa. Sedangkan siklus
pengeluaran merupakan rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang
berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Sehingga perusahaan
melakukan berbagai pencatatan yang terjadi dalam siklus pendapatan dan pengeluaran demi
terjaganya system pengendalian perusahaan tetap stabil.
1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut, tim penulis mempunyai beberapa rumusan masalah yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero) ?


2. Bagaimana Siklus Pendapatan pada PT. PLN (Persero) ?
3. Bagaimana Siklus Pengeluaran pada PT. PLN (Persero) ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero)


2. Mengetahui Siklus Pendapatan yang digunakan oleh PT. PLN (Persero)
3. Mengetahui Siklus Pengeluaran yang digunakan oleh PT. PLN (Persero)
BAB II
LITERATUR TEORI
2.1 Siklus Pendapatan

2.1.1 Definisi Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005) adalah rangkaian aktifitas bisnis dan
kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa
ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.

Siklus pendapatan menurut Bodnar dan Hopwood (2003) adalah kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan pendistribusian barang dan jasa kepada entitas-entitas lain dan penagihan pembayaran
yang berkaitan.

2.1.2 Tujuan Siklus Pendapatan


Tujuan Siklus Pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat
dengan harga yang sesuai. Adapun secara terperinci tujuan-tujuan tersebut antara lain:
• Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
• Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi)
• Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
• Semua transaksi dicatat dengan akurat
• Aset dijaga dari kehilangan ataupun pencurian
• Aktifitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Menurut Winarno (1994) tujuan umum diselenggarakannya siklus pendapatan adalah menukar
produk atau jasa menjadi kas. Tujuan tersebut dapat dirinci menjadi :
1. Menyelidiki bahwa pembeli mempunyai kemampuan cukup untuk membayar kredit.
2. Mengirim barang atau mengerjakan jasa kepada konsumen pada waktu yang telah
disetujui.
3. Menagih hasil penjualan dengan teliti dan tepat waktu.
4. Mencatat dan mengklasifikasi penerimaan kas dengan teliti dan secepatnya.
5. Membukukan penjualan dan penerimaan kas ke rekening pembelian dengan benar.
6. Melindungi barang dank as sampai saat dikirim atau dideposit.
7. Menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penjualan barang
dan jasa.
Menurut Romney (2005), terdapat tiga fungsi dasar sistem informasi akuntansi dalam siklus
pendapatan, yaitu:
• Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktifitas bisnis.
• Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan.
• Memberikan pengawasan untuk memastikan keandalan data serta menjaga sumber daya
perusahaan.

2.1.3 Aktifitas Bisnis Siklus Pendapatan


1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
1. Mengambil pesanan pelanggan 3. Memeriksa Ketersediaan Persediaan
2. Persetujuan kredit 4. Menjawab permintaan pelanggan
2. Pengiriman barang
1. Ambil dan pak pesanan
2. Kirim pesanan
3. Penagihan dan piutang usaha
1. Penagihan
2. Pemeliharaan data piutang usaha
3. Pengecualian: Penyesuaian rekening dan penghapusan
4. Penagihan kas
1. Menangani kiriman uang pelanggan
2. Menyimpannya ke bank
2.1.4 Prosedur Aktifitas Siklus Penerimaan

Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para pelanggan. Departemen bagian
pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada wakil direktur utama bagian pemasaran,
melakukan proses entri pesanan penjualan. Entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta memeriksa
ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan pelanggan.

1. Mengambil pesanan pelanggan


Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara: di toko, melalui surat, melalui
telepon, melalui web site, atau melalui tenaga penjualan di lapangan. Salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi entri pesanan penjualan adalah dengan mengizinkan para
pelanggan untuk memasuki data pesanan penjualan sendiri.
2. Persetujuan kredit
Sebagian besar penjualan antarperusahaan (business-to-business sales) dilakukan secara
kredit. Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum diproses. Otorisasi khusus untuk
menyetujui kredit digunakan bagi para pelanggan baru, ketika sebuah pesanan melebihi
batas kredit pelanggan tersebut, atau ketika pelanggan tersebut memiliki saldo lewat jatuh
tempo yang belum dibayar. Otorisasi jenis ini harus dilakukan oleh manajer bagian kredit.
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Langkah berikutnya adalah menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk
memenuhi pesanan tersebut, agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan
tanggal pengiriman. Apabila tersedia cukup banyak persediaan untuk memenuhi pesanan
tersebut, pesanan penjualan tersebut dilengkapi dan kolom jumlah yang tersedia dalam file
persediaan untuk setiap barang dikurangi sejumlah barang yang dipesan
4. Menjawab permintaan pelanggan
Pelayanan pelanggan adalah hal yang begitu penting hingga perusahaan perusahaan
mengunakan software khusus, yang disebut sistem manajemen pelayanan pelanggan
(Customer Relationship Management-CRM), untuk mendukung proses penting ini. Sistem
CRM membantu mengatur data terinci mengenai para pelanggan hingga data tersebut dapat
digunakan untuk memfasilitasi layanan yang lebih efisien serta personal.
Tujuan dari CRM adalah untuk mempertahankan pelanggan. Sistem CRM seharusnya dilihat
sebagai suatu cara untuk meningkatkan pelayanan pelanggan yang diberikan. Tujuannya adalah
untuk mengubah pelanggan yang loyal menjadi pelanggan yang puas dengan cara memperdalam
hubungan tersebut. Aktifitas dasar kedua dalam siklus adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut.

Ringkasan dari Pengawasan siklus Pendapatan :

Aktifitas
Proses Penjualan Penerimaan Kas
Kontrol
Transaksi Persetujuan Pemeriksaan Kredit, Daftar Pembayaran

Kebijakan Retur Kredit


dipisahkan dari pemrosesan; Penerimaan kas dipisah dari
pengawasanpersediaan dipisah piutang dan rekeningkas;
Pemisahan Tugas
dari gudang; buku besar pembantu buku besar piutang dipisah
piutang dipisah dari buku besar umum.
dari buku besar umum

Departemen penerimaan
Supervisi
dokumen
Pesanan Pembelian, jurnal
pembelian, buku besar pembantu
Dokumen pembayaran, cek,
piutang, rekening control piutang
daftar jurnalpembayaran,
(buku besar umum), buku besar
Catatan Akuntansi penerimaankas, buku besar
pembantu persediaan, pengawasan
piutang, rekening control
persediaan, rekening
piutang, rekening kas.
penjualan (buku besar
umum).
Akses secara fisik ke persediaan;
akses ke catatan akuntansi diatas ; Departemen pengiriman,
Akses akses secara fisik ke kas, akses ke departemen penagihan, buku
catatan akuntansi besar umum
di atas.

Departemen pengiriman, Penerimaan kas,


Verifikasi Independen departemen penagihan, buku buku besar umum, rekonsiliasi
besar umum. bank.

Ancaman Dan Prosedur Pengendalian Siklus Pendapatan

Proses/Aktifitas Ancaman Prosedur pengendalian yang


dapat diterapkan
Entri pesanan 1. Pesanan pelanggan yang Pemeriksaan edit entri data
penjualan tidak lengkap atau
tidakakurat
2. Penjualan secara kredit ke Persetujuan kredit oleh manajer
pelanggan yang memiliki bag. Kredit bukan oleh fungsi
catatan kredit buruk penjualan: catatan yang akurat
atas saldo rekening pelanggan
3. Legitimasi pesanan Tanda tangan diatas dokumen
kertas, tanda tangan digital dan
sertifikat digital untuk e-biz
4. Habisnya persediaan, Sistem pengendalian persediaan
biaya penggudangan, dan
pengurangan harga
Pengiriman 5. Kesalahan pengiriman: Rekonsiliasi pesanan penjulana
barang dag., jumlah dan dengan kartu pengambilan dan
alamat yang salah slip pengepakan: pemindai kode
garis
Pengendalian aplikasi entri data
6. Pencurian persediaan Batasi akses fisik ke persediaan
Penagihan dan 7. Kegagalan untuk menagih Pemisahan fungsi pengiriman
piutang usaha pelanggan dan penagihan
8. Kesalahan dalam Pengendalian edit entri data
penagihan Daftar harga
9. Kesalahan dalam Rekonsiliasi buku pembantu
memasukkan data ketika piutang usaha dengan buku
memperbarui piutang usaha besar: laporan bulanan ke
pelanggan
Penagihan kas 10. Pencurian kas Pemisahan tugas; minimalisasi
penanganan kas; kesepakatan
lockbox; konfirmasikan
pengesahan dan penyimpanan
semua penerimaan
Rekonsiliasi periodikal laporan
bank dengan catt seseorang yang
tidak terlibat dalam pemrosesan
penerimaan kas
Masalah-masalah 11. Kehilangan data Prosedur cadangan dan
pengendalian pemulihan dari bencana;
umum pengendalian akses (secara fisik
dan logis)
12. Kinerja yang buruk Persiapan dan tinjauan laporan
kinerja
2.2 Siklus Pengeluaran

2.2.1 Definisi Siklus Pengeluaran


Siklus Pengeluaran (Spending cycle or expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan bisnis dan
operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran
barang dan jasa.

Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktifitas yang berhubungan dengan pembelian bahan
mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk mengidentifikasikan dan
mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan order pembelian menerima kiriman
barang dan mencatat persediaan.

Menurut Marshall B Roomney, Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan
operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran
barang dan jasa. Tujuan utama dalam sistem pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total
memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan
organisasi untuk berfungsi.

Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktifitas yang berhubungan dengan pembelian bahan
mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk mengidentifikasikan dan
mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan order pembelian menerima kiriman
barang dan mencatat persediaan.
2.2.2 Tujuan Siklus Akuntansi Pengeluaran

Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan
para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung
didalamnya meliputi :

1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan.


2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah
valid dan benar.
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan.
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan
benar.
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di
dalam buku besar utang usaha.
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluaran kas berhubungan dengan pengeluaran yang
sudah diotorisasi.
8. Menyiapakan seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang
berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh
Tiga fungsi dasar sistem informasi akuntansi dalam siklus pengeluaran:

1) Memperoleh dan memproses data mengenai berbagai aktifitas bisnis


2) Menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan
3) Menyediakan fungsi pengendalian untuk memastikan keandalan data dan penjagaan atas
sumber daya organisasi.

2.2.3 Aktifitas – Aktifitas Siklus Pengeluaran


Untuk memproses data transaksi bisnis secara tepat dan sederhana merupakan fungsi dan tanggung
jawab dari sistem informasi akuntansi dalam rangka mendukung kinerja kegiatan bisnis
perusahaan. Aktifitas dasar bisnis dalam siklus pengeluaran terdiri sebagai :
Ada lima aktifitas dasar dalam siklus pengeluaran yaitu sebagai berikut :
A. Aktifitas permintaan pembelian barang atas kebutuhan barang dan jasa.
B. Aktifitas pemesanan barang dan jasa yang akan dibeli
C. Aktifitas penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli
D. Aktifitas persetujuan faktur dari supplier
E. Aktifitas pembayaran atas pembelian barang dan jasa

2.2.4 Ancaman Dan Prosedur Pengendalian Siklus Pengeluaran

Menurut Romney bentuk ancaman dan pengendalian siklus pengeluaran adalah sebagai berikut :

Prosedur pengendalian
Proses/aktifitas Ancaman
yang dapat diterapkan
Pesan 1. Mencegah kehabisan Sistem pengendalian persediaan, catatan
barang dan/atau kelebihan persedian perpetual, teknologi kode geratis,
persediaan penghitungan persediaan secara periodik.

2. Meminta barang yang Catatan persedian perpetual yang akurat,


tidakdibutuhkan persetujuan permintaan pembelian.

3. Membeli dengan harga Meminta penawaran kompetitif, gunakan


yangdinaikan pemasok yang disetujui
4. Membeli barang Gunakan vendor yang disetujui,
berkualitas rendah persetujuan pesanan pembelian, awasi
kinerja vendor, pengendalian anggaran
5. Membeli dari pemasok Persetujuan pesanan pembelian,batasi akses
yang tidak diotorisasi ke file utama pemasok
6. Komisi (kickback) Kebijakan, mintalah pegawai bagian
pembelian untuk mengungkapkan
kepentingan finansial dengan pemasok,
audit vendor
Terima 7. Menerima barang yang Minta bagian penerimaan menverifikasikan
dan tidak dipesan keberadaan pesanan pembelian yang
simpan valid
barang
8. Membuat kesalahan Gunakan teknologi kode geratis,
dalam penghitungan dokumentasikan kerja pegawai, insentif
untuk penghitungan yang akurat.

9. Mencuri persediaan Pengendalian akses fisik, penghitungan


periodik persedian dan rekonsiliasi
perhitungan fisik dengan catatan,
dokumentasikan semua kiriman persediaan.
Setujui dan 10. Gagal menangkap Periksa kembali fakturasi faktur, pelatihan
bayar faktur kesalahandalam faktur bagi pegawai bagian utang usaha, gunakan
dan vendor dari vendor ERS
11. Membayar barang Hanya membayar faktur yang didukung
yang tidak diterima oleh laporan penerimaan asli,gunakan ERS,
pengendalian anggaran.
12. Gagal memanfaatkan Penyimpanan file yang tepat,
diskon pembelian yang anggaran arus kas
tersedia
13. Membayar faktur yang Hanya membayar faktur yang didukung
sama dua kali oleh bundel voucher asli, pembatalan
bundel voucher saat pembayaran, gunakan
ERS, kendalikan akses ke file utama
pemasok
14. Kesalahan mencatat Pengendalian edit berbagai entri data dan
dan memasukan data pemrosesan
dalam utang usaha
15. Menyalahgunakan, Batasi akses ke cek kosong, mesin
kas, cek, atau EFT penandatangan cek, dan terminal kiriman
EFT, pemisahan tuga antara bagian utang
usaha dan kasir, rekonsiliasi rekening bank
oleh orang yang independen dari proses
pengeluaran kas.
Pengendalian 16. Kehilangan data Buat cadangan dan rencana pemulihan dari
umum bencana, pengendalian akses fisik dan logis

17. Kinerja kurang baik Pembuatan dan peninjauan ulang secara


periodik laporan kerja yang memadai
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. PLN (Persero)

Dengan kemajuan teknologi informasi, maka PT. PLN (Persero) mengubah Sistem Informasi
Akuntansi manual menjadi terkomputerisasi demi menunjang aktivitas perusahaan. Hal tersebut
dilakukan agar dapat mengakses tiap informasi secara realtime dan tepat. Sistem Informasi
Akuntansi yang digunakan PT. PLN (Persero) dapat dikelompokkan berdasarkan bagian-bagian
yang membutuhkan Informasi tersebut. Dalam siklus pendapatan sistem informasi akuntansi
dikelola oleh bagian-bagian sebagai berikut :

1. Bagian Pelayanan dan Administrasi yang terdiri dari Bagian Pelayanan Pelanggan.

Dalam bagian ini, PT. PLN (Persero), menggunakan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat
(AP2T). Aplikasi ini telah berbasis web, pengamanan pendapatan yang realtime secara online di
kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta melalui Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus
Pendapatan Secara Terpusat (P2APST).

2. Seksi Akuntansi/Keuangan

Penggunaan sistem informasi akuntansi yang digunakan pada seksi ini bertujuan untuk mencatat
transaksi keuangan. Seiring dengan perkembangan zaman, bagian akuntansi menggunakan
software SAP (System Application and Product) yang berguna untuk mengimplementasikan
konsep ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu aspek perencanaan.

3.2 Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)

Sistem informasi akuntansi atas siklus pendapatan yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) dimulai
dengan adanya pelayanan pelanggan baik melalui operator ataupun petugas pelayanan yang
merespon permohonan jasa pelanggan, menginput data pelanggan melalui Sistem AP2T untuk
melakukan kesepakatan, dan apabila pelanggan telah memenuhi persyaratan yang ada maka
pelanggan berhak mendapatkan jasa yang diinginkan. Penagihan yang dilakukan yaitu berdasarkan
setiap pencatatan meter yang merupakan jumlah dari piutang pelanggan. Setiap uang yang masuk,
tidak lagi melalui kantor PT. PLN (Persero) tetapi melalui Loket Payment Point Online Bank
(PPOB) yang kemudian akan langsung tersalurkan ke bank melalui pemotongan deposito awal
yang dibuat oleh Agen PPOB. Setelah semua transaksi dilaksanakan, maka bagian akuntansi
mengambil data pada sistem AP2T dan meng-uploadnya ke Sistem SAP untuk menghasilkan
laporan-laporan yang dibutuhkan pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Flowchart
yang digunakan PT. PLN (Persero), mencakup prosedur dan bagian/unit terkait dalam siklus
pendapatan PT. PLN (Persero) yang terdiri atas 5 (lima) bagian besar yaitu Calon Pelanggan/
Pelanggan, Bagian Pelayanan Pelanggan (Contact Center/Petugas Pelayanan), Bagian Teknik,
Loket Pembayaran (Payment Point Online Bank), dan Bagian Administrasi/ Akuntansi. Dokumen-
dokumen yang digunakan sesuai dengan setiap siklus dan aktivitas yang dijalankan.

3.2.1 Fungsi/Unit yang terkait dalam Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)

1. Calon Pelanggan/Pelanggan
2. Bagian Pelayanan Pelanggan
a. Contact Center PLN (Operator)
b. Kantor PT. PLN (Persero) (Petugas Pelayanan)
c. Sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST)
d. SAP (System Application and Product in Data Processing)
3. Bagian Teknik
Bagian teknik merupakan bagian pelaksana lapangan, yang bertugas untuk melaksanakan
survey lapangan, dan menginput setiap hasil survey ke AP2T agar bisa menghasilkan satu
rekomendasi mengenai jasa layanan yang dipilih oleh pelanggan layak dijalankan atau
tidak.
4. Loket/ Payment Point Online Bank
PPOB (Payment Point Online Bank) adalah satu kesatuan sistem hardware dan sistem
software aplikasi, jaringan komunikasi data dan rekonsiliasi data sehingga dapat berfungsi
sebagai media interaksi system pembayaran tagihan apapun secara online dengan pihak
bank.
5. Bagian Administrasi/Akuntansi
Bertanggung jawab unntuk meng-upload dan menjurnal data yang terkait dengan
penjualan/pendapatan, piutang lancar, piutang ragu-ragu, uang jaminan langganan, utang
materai, PPJ dan PPN R3
3.2.2 Prosedur Atas Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)

Sistem Informasi pada PT. PLN (Persero) khususnya dalam mengontrol siklus pendapatan telah
menggunakan sistem yang lebih memudahkan para pegawai untuk melaksanakan setiap tugasnya
karena adanya penggunaan sumber daya manusia yang dikombinasikan dengan teknologi
informasi melalui sistem yang diterapkan. Dalam Gambar 1 menjelaskan bagaimana alur informasi
yang dibutuhkan dapat dihasilkan

Gambar 1. Alur Sistem Informasi Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)

Layanan Jasa PT. PLN (Persero) mencakup Penyambungan baru, Perubahan daya, Penyambungan
sementara (Tarif multi), Pembayaran listrik dan sebagainya dapat dilakukan dengan dua cara yakni
sebagai berikut.
1. Pelayanan langsung/tatap muka dengan petugas pelayananan
2. Pelayanan via contact center

3.2.3 Dokumen yang digunakan dalam Siklus Pendapatan PT. PLN (Persero)
Dokumen-dokumen yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) dalam siklus pendapatan adalah
sebagai berikut.
1. Dokumen Pendukung Proses Penyambungan Baru
a. TUL I-01 Permintaan Peyambungan Baru/ Perubahan Daya/ Perubahan Golongan
Tarif
b. TUL I-02 Agenda Permintaan Penyambungan Baru/Perubahan Daya/ Perubahan
Golongan Tarif
c. TUL I-03 Jawaban Persetujuan
d. TUL I-04 Jawaban Penangguhan (apabila permohonan tidak disetujui)
e. TUL I-05 Pernyataan Jaminan Pelanggan
f. TUL I-06 Kuitansi
g. TUL I-09 Perintah Kerja Pemasangan / Penyambungan
h. TUL I-10 Berita Acara Pemasangan/ Penyambungan
i. TUL I-11 Perubahan data Pelanggan

2. Dokumen Pendukung Proses Pembacaan Meter


a. TUL II-01 Daftar Pembacaan Meter
b. TUL II-04 Pemberitahuan Pembacaan Meter (Tidak termasuk dalam aplikasi,
namun masih diberlakukan secara manual)
c. TUL II-05 Rekapitulasi Pembacaan Meter (Tidak termasuk dalam aplikasi, namun
masih diberlakukan secara manual)
d. TUL II-06 Daftar Pemakaian kWh
e. TUL II-07 Kartu Pemakaian kWh
f. TUL II-08 Daftar Koreksi Angka kedudukan meter bulan lalu
g. TUL II-09 Berita Acara Perhitungan Kembali Pemakaian kWh
h. TUL II-10 Pemeriksaan/ Penelitian Untuk Restitusi Rekening Listrik

3. Dokumen Pendukung Proses Pembayaran Rekening Listrik


a. TUL III-03 Rekening Listrik Bulan Lalu

4. Dokumen Pendukung Retur Penjualan


a. TUL III-05 Pertanggung jawaban pembatalan rekening listrik
b. TUL III-06 A Daftar Rekening Listrik tarif tunggal tanpa kVArh yang dibatalkan/
diperbaiki /susulan.
c. TUL III-06 B Daftar Rekening Listrik tarif tunggal dan ganda tanpa kVArh yang
dibatalkan/ diperbaiki

5. Dokumen Pendukung Penghapusan Piutang


a. TUL VI-04 Buku pemantauan penghapusan piutang ragu-ragu.
3.2.4 Catatan yang digunakan dalam Siklus Pendapatan PT. PLN (Persero)
Catatan yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) dalam siklus pendapatan adalah :
1. Jurnal
Pada siklus pendapatan, jurnal digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang berhubungan dengan
perhitungan, seperti pemasangan baru listrik. Penjualan atas setiap transaksi secara otomatis akan
terbentuk setiap kali bagian akuntansi memasukkan transaksi keuangan ke dalam sistem komputer.
2. Buku Besar
Buku besar yang digunakan dalamm sistem pendapatan adalah buku besar kas, buku besar biaya
sambungan daya.

3.2.5 Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi atas Siklus Pendapatan


Pada PT. PLN (Persero)
Komponen-komponen pengendalian internal COSO (Committee of Sponsoring Organization)
terhadap Sistem Infromasi Akuntansi Atas Siklus Pendapatan PT. PLN (Persero), yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Adanya pembagian tugas dan pemisahan fungsi berdasarkan struktur organisasi, adanya control
langsung dari kantor pusat melalui sistem AP2T dan P2APST, Penggunaan CCTV untuk setiap
ruangan kerja, dan Sistem otorisasi sudah dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem.
2. Penilaian Risiko :
Bagian Manajemen, menerapkan sistem informasi akuntansi yang sesuai dan relevan dengan
kebutuhan perusahaan untuk meminimalisir risiko.
3. Aktivitas Pengendalian :
PT. PLN (Persero) memiliki prosedur dalam melaksanakan setiap layanan jasa. Setiap dokumen
dan catatan akuntansi telah terekam dalam sistem sehingga memudahkan dalam pengarsipan.
Adanya penerapan sistem e-Procuremen yang mendukung Good Corporate Governence.
4. Informasi dan Komunikasi :
Adanya pertukaran informasi yang lebih realtime dengan penggunaan sistem AP2T, komunikasi
yang dapat dilakukan melalui surat elektronik (e-mail).
5. Pemantauan :
Adanya pemantauan fisik oleh pegawai PT. PLN (Persero) penerapan Tingkat Mutu Pelayanan
(TMP) untuk memberikan gambaran mengenai mutu pelayanan..
Pengendalian Internal atas siklus pendapatan pada PT. PLN (Persero) sudah tergolong baik. Dapat
terlihat dari adanya pemenuhan dari setiap kriteria yang ada seperti dapat terlihat adanya struktur
organisasi yang mencerminkan adanya tanggung jawab bagi masing-masing bagian dalam
perusahaan dalam menyelesaikan tugas. Adanya penilaian resiko melalui pencatatan dan
pemrosesan data yang dilakukan secara benar. Adanya aktivitas pengendalian dengan menerapkan
Sistem e-Procuremen, informasi dan komunikasi yang lebih cepat dengan menggunakan email
serta adanya pemantauan secara langsung baik dari pihak Kantor Pusat melalui system AP2T dan
Kantor PT. PLN (Persero) melalui para pegawai yang memegang tugas sebagai pengawas.

3.2.6 Kelebihan atas Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)


Salah satu kelebihan yang menonjol pada siklus pendapatan yaitu dapat memudahkan dalam
pelayanan pelanggan dalam melakukan permohonan jasa layanan. Pencatatan data identitas calon
pelanggan/pelanggan, permohonan penyambungan baru tidak lagi dilakukan secara manual tetapi
langsung diinput melalui aplikasi Pembayaran tagihan listrik yang dulunya harus melalui loket-
loket PLN, yang bahkan melalui calo yang juga dapat merugikan pelanggan/non pelanggan, kini
diberi kemudahan membayar rekening listrik melalui berbagai macam media seperti loket
pembayaran rekening, auto debit, ATM dan diproses di infrastruktur rekening (billing) PLN seperti
Payment Point Online Bank, AP2T serta Terpusat P2APST.

3.2.7 Kekurangan atas Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero)


Kekurangan dari penerapan sistem informasi terkomputerisasi online yang diterapkan oleh PT.
PLN (Persero), yaitu ada beberapa pegawai yang mengatakan bahwa aplikasi yang diterapkan sulit
digunakan dalam pengolahan data pelanggan karena kurangnya skill yang dimiliki (human error),
serta gangguan yang sering muncul dari sistem itu sendiri berupa gangguan jaringan sehingga tidak
bisa menjalankan transakasi (sistem offline) serta adanya para hacker yang bisa menghapus data.
Adapun terdapat beberapa masalah lain yang ditimbulkan dari penerapan Sistem Informasi
Akuntansi atas Siklus Pendapatan Pada PT. PLN (Persero) seperti Double Bayar (Double Dana
dan Data) dan Restitusi, Double Bayar Semu, Struk Palsu, Struk Tercetak Namun Transaksi Tidak
Terflagging di Data Center, Struk Tidak Tercetak Namun Transaksi Terflagging di Data Center.
3.3 Siklus Pengeluaran Pada PT. PLN (Persero).

Sistem Informasi Akutansi Pada Siklus Pengeluaran PT. PLN yakni dengan cara melakukan
pembayaran melalui dua metode yaitu : melakukan pembayaran secara tunai atau melakukan
pembayaran melalui bank dengan menggunakan cek maupun Bilyet Giro (BG) yang tentunya hal
ini akan melibatkan pihak luar. Pada pihak bank menggunakan pencatat transaksi untuk digunakan
sebagai pengeluaran kas. Didalam perusaahan mengelola kas dapat dilakukan dengan cara
menerapkan sistem pada voucher serta pada pengeluaran kas yang disebut dengan cek, termasuk
pada pengeluaran dalam bentuk pengganti kas kecil. Sehingga hal ini akan menjadi bukti untuk
pengeluaran kas yang didukung oleh dokumen-dokumen yang terkait pada transaksi tersebut. Pada
dasarnya semua pengeluaran uang kas merupakan bagian dari utang sehingga bagian-bagian
tersebut meliputi bagian utang, bagian kas, serta pada bagian jurnal maupun laporan.

3.3.1 Fungsi-fungsi terkait dalam siklus Pengeluaran Pada PT. PLN (Persero).

• Fungsi Akutansi.
Berikut adalah sistem dana kas kecil yang berfungsi sebagai tanggung jawab akutansi
antara lain:
1) Pada bagian akutansi PT.PLN mencatat pengeluaran kas kecil terkait pada biaya
persediaan.
2) Mencatat transaksi pembekuan dana kas kecil berdasarkan surat keputusan serta
bukti kas keluar dari kepala keuangan PT. PLN yang dibantu pada bagian-bagian
lain yaitu: penerima dana kas kecil serta bagian utang.
3) Mencatat pengisian kembali pada dana kas kecil pada jurnal pengeluaran kas serta
register cek. Hal ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta bagian
utang PT. PLN agar dapat diproses pembuatan bukti kas keluar yang berguna untuk
pengisian kembali dana kas kecil.
4) Mencatat pengeluaran pada dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas. Pada
bagian utang PT. PLN melakukan pencatatan bukti pengeluaran kas yang berupa
bukti kas keluar yang belum dibayar. Yang berfungsi sebagai buku pembantu
hutang, kemudian dicatat ke bagian jurnal serta laporan kedalam buku jurnal
pengeluaran pada kas.
5) Membuat bukti kas keluar yang tentu saja memberikan otoritas sebagai fungsi kas
dalam mengeluarkan cek sesuai pada dokumen yang sudah dibuat pada bagian
utang PT. PLN. Hal ini berfungsi untuk bertanggung jawab dalam melakukan
verifikasi kelengkapan serta keabsahan pada dokumen pendukung yang digunakan
sebagai dasar pembuatan bukti pada kas keluar.
• Fungsi Pada kas.
Fungsi kas bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otoriras serta menyerahkan
cek kepada kepala badan keuangan PT. PLN guna untuk dapat pengisian kembali ke dana
kas kecil.
• Fungsi Pada Pengawasan Intern
Fungsi Pada Pengawasan Intern memiliki tanggung jawab atas penghitungan dana kas
kecil. Selain itu, fungsi ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak
terhadap saldo dana kas kecil yang sudah ada di tangan pemegang dana kas kecil.

3.3.2 Prosedur Pengeluaran Pada siklus Kas PT. PLN

Pada prosedur pengeluaran kas ini digunakan oleh PT.PLN yakni:

➢ Penerimaan pada berkas yang akan dibayar.


Bagian keuangan akan nerima berupa berkas dari beberapa macam sumber yang akan
melakukan transaksi, misalnya pada penjual, pembelian alat, pembayaran harian serta
bulanan.
➢ Pemeriksaan Berkas Bagian Kas seperti kuitansi, materai, dan lain-lain.
Pada bagian ini berfungsi untuk mengurus pemeriksaan berkas yang berhubungan dengan
transaksi yang tentu saja sudah terjadi dan dilakukan pada bagian akutansi serta
memastikan semua berkas yang sudah diperiksa lengkap dan tidak ada yang perlu ditambah
lagi.
➢ Pengembalian uang melalui ATM PLN.
Selanjutnya adalah mengambil uang dari bank ATM PLN yang dibuat khusus untuk
transaksi pengeluaran yang sifatnya tidak menyediakan uang kas.
➢ Proses kasir dan vendor.
Setelah sudah mengambil uang melalui ATM, selanjutnya membayar bagian kas ke kasir
ataupun vendor yang terkait transaksi yang sudah terjadi.
➢ Input program SAP (System Aplication and Product) PLN pada bagian kas.
Langkah selanjutnya memasukan transaksi pengeluaran ke program SAP yang merupakan
sitem mencatat segala jenis pengeluaran tiap bulan pada suatu jenis produk yang sudah
diklasifikasi oleh PT .PLN guna memastikan transaksi sudah tercatat kedalam catatan
pengeluaran yang dimiliki pada bagian keuangan.
➢ Muncul pada dokumen transaksi.
Setelah menginput data ke SAP, secara otomatis dokumen tersebut akan muncul sebagai
bukti bahwa transaksi yang sudah tercatat serta dapat berguna sebagai jaminan pihak PLN
ke vendor. Dokumen tersebut juga dapat sebagai pembukuan bulanan bagian akutansi.
➢ Arsip berkas pada bagian keuangan.
Setelah mendapatkan dokumen tersebut dapat disimpan dibagian keuangan guna untuk
mempermudah apabila ada dokumen yang hilang atau sewaktu-waktu dibutuhkan, terlebih
dahulu untuk selalu melengkapi keperluan tertentu.

Berikut adalah penjelasan tentang bagan alir yang mengenai pengeluaran kas dalam bentuk
pembelian:

Gambar 2. Pengeluaran Kas Pada Pembelian PT.PLN


Gambar 3. Pengeluaran Kas Pada Pengajian PT.PLN

3.3.3. Dokumen yang digunakan dalam Siklus Pendapatan PT. PLN (Persero).

Dokumen-dokumen yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) dalam siklus pengeluaran adalah :
1) Dokumen bukti kas keluar pada kuitansi.
Kuitansi pada dokumen ini adalah penting dalam sistem dana kas kecil, karena pada saat
pembentukan dana kecil bisa melakukan pengisian kembali dana kas kecil.
2) Dokumen Cek yang berbentuk SPP (Slip Pengeluaran Pembayaran).
Dokumen ini berguna unutk pemakai yang kas kecil yaitu pemakai kas kecil dapat meminta
uang kas kepada pemegang atau yang bertanggung jawab pada uang kas kecil.
3) Dokumen permintaan pengeluaran kas kecil berbentuk FPP (Formulir Permohonan
Pembiayaan)
Dokumen ini dapat digunakan sebagai uang kecil utnuk meminta uang kepada pemegang
uang kas kecil.
4) Dokumen bukti pengeluaran kas kecil berupa RBRP (Rincian Bukti Realisasi Pembiayaan)
Dokumen ini dapat digunakan sebagai pertanggung jawab kepada pengguna kas kecil lalu
diserahkan oleh pemegang dana kas.
5) Dokumen permintaan pengisian kembali pada kas kecil.
Dokumen ini berguna untuk meminta kepada bagian utang supaya dibuatkan sebagai bukti
kas keluar yang berguna untuk pengisian kembali dana kas kecil.

3.3.4 Bagan Alir Pada Siklus Pengeluaran Kas.


Bagan alir sistem merupakan gambaran bagaimana sistem pengeluaran kas pada penggunaan cek
PT.PLN sebagai berikut :
1. Permintaan Pembayaran Sumber Ekstern Ataupun Intern Pada Perusahaan.
Permintaan pada pembayaran ini berupa pengajuan tagihan kuitansi yang dilengkapi
dengan bukti pendukungnya. Yang nantinya akan dikumpulkan menjadi satu, dan setelah
itu digunakan untuk membayar kepada pihak intern perusahaan berupa pembayaran
penghasilan pegawai seperti : pesangon, gaji dasar, MPP, cuti besar/tahunan/winduan.
Sedangkan pada pembayaran Bank yang digunakan untuk membayar pihak ekstern dalan
pembayaran kontrak pengaadan barang maupun jasa langsung ataupun pemilihan langsung,
pembayaran berupa tagihan berobat rumah sakit yang sudah ditentukan oleh PT. PLN.

2. Verifikasi Pada Dokumen.


Fungsi pada verifikasi ini adalah untuk meneliti keabsahan serta kelengkapam dokumen,
semua dokumen bukti pendukung akan diserahkan kepada fungsi keuangan yang tentu nya
harus melengkapi berupa lembar atau formulir yang sudah ditandatanganin pada pihak
pelaksana.

3. Pemberian Pada Kode Akun.


Pemberian pada kode Akun sangat berperan penting dalam dokumen akutansi karena
apabila dokumen tersebut sudah disetujui serta memenuhi syarat verifikasi maka secara
Teknik dokumen tersebut dimintakan kode akun atau verifikasi fungsi akutansi berupa
pembebanan pada kode akun, namun jika dokumen tersebut tidak dapat verifikasi atau
berupa kode maka dokumen tersebut harus dikembalikan agar untuk melengkapi
kekeurangan sebelum dimintakan kode akun.

4. Proses Bukti Pada Bank Keluar.


Setelah melewati fungsi akutansi melakukan verifikasi, maka selanjutnya dokumen
tersebut dikembalikan kembali kepada fungsi keuangan guna untuk diproses kembali
menjadi Bukti Bank Keluar (BBK) melalui program BEFAST, dari program tersebut akan
menghasilkan BPK dan selanjutnya dicetak menggunakan kertas berwarna kuning. Karena
pada umumnya BBK tersebut berwarna kuning. Setelah itu BBK diminta tanda tangan pada
pihak yang bersangkutan.

5. Informasi Yang Berupa Laporan Keuangan Yang Diperoleh.


Setelah program BEFAST yang akan menghasilkan buku harian bank yang dicetak serta
diberikan fungsi akutansi untuk membuat jurnal harian bank yang akan ditransfer. Tentu saja
dengan adanya program BEFAST akan menghasilkan informasi keuangan yang berupa :
buku harian bank, rekonsilasi saldo bank, /realisasi anggaran tunai (RAT), dan lain-lain.
KESIMPULAN

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan
menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Siklus pendapatan
terdiri dari 4 aktivitas dasar yaitu entri pesanan, penjualan (sales orderentry), pengiriman,
dan penagihan. Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional
pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan
jasa. siklus pengeluaran terdiri dari empat aktivitas dasar, yaitu: memesan bahan baku dan
jasa, menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa, Menyetujui faktur pemasok, dan
engeluaran kas.

Dalam penerapan pada PT. PLN (Persero) system informasi akuntansi sudah cukup
mendukung dalam hal Siklus pendapatan seperti halnya perusahaan mengolah data-data
Pelanggan sehingga Pelanggan dapat dengan mudah menghubungi dan menyampaikan
kebutuhan pelanggan secara cepat kepada perusahaan sehingga perusahaan dapat dengan
mudah melakukan tindakan yang sesuai dengan tindakan yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Sedangkan pada Siklus pengeluaran, PT PLN Persero menggunakan rangkaian kegiatan
bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta
pembayaran barang maupun jasa.
DAFTAR PUSTAKA

Choiriah, S., & Sudibyo, Y. A. (2020). Competitive Advantage, Organizational Culture and
Sustainable Leadership on the Success of Management Accounting Information System
Implementation.

Fuadah, H., & Setiyawati, H. (2020). THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF


TRANSPARENCY AND ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS ON THE
QUALITY OF FINANCIAL REPORTS. IJO-International Journal of Business
Management, 3(11), 01-12.

Gracia M.D Manopo, Grace B. Nangoi, Victorina Z. Tirayoh. 2016. EVALUASI PENERAPAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PLN
(PERSERO) AREA MANADO. Jurnal EMBA Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal. 826-836. FEB
: Universitas Sam Ratulangi Manado.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M. (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of
MSME’s Financial Reports. In The 1st Annual Conference Economics, Business, and
Social Sciences (ACEBISS) 2019 (Vol. 1, No. 3).

Hanum, B., Haekal, J., & Adi Prasetio, D. E. (2020). The Analysis of Implementation of
Enterprise Resource Planning in the Warehouse Division of Trading and Service
Companies, Indonesia. International Journal of Engineering Research and Advanced
Technology-IJERAT (ISSN: 2454-6135), 6(7), 37-50.

Iskandar, D. (2015). Analysis of factors affecting the success of the application of accounting
information system. International Journal of scientific & Technology research, 4(2), 155-
162

Putra, Y. M. (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.

Putra, Y. M., (2021). Sistem lnformasi Siklus Pendapatan dan Sistem Informasi Siklus
Pengeluaran. Modul Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Jakarta : FEB-Universitas Mercu
Buana.

Sucahyo, Fatahreza. 2017. PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA PT PLN (Persero)


UDIKLAT SEMARANG. FEB : Universitas Dipenegoro Semarang. URL :
http://eprints.undip.ac.id/59762/1/TUGAS_AKHIR.pdf (Diakses pada 8 April 2022)

Susanto, A. (2018, June). The Influence of Information Technology on the Quality of


Accounting Information System. In Proceedings of the 2018 2nd High Performance
Computing and Cluster Technologies Conference (pp. 109-115).

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai