Anda di halaman 1dari 22

No. Dok.

PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 1/31

1. TUJUAN
Sistem dan prosedur ini ditetapkan bertujuan untuk menciptakan keseragaman serta
panduan dalam melakukan kegiatan pengelolaan barang tidak terpakai yang tidak memiliki
kemanfaatan bagi Perusahaan.
Sistem dan Prosedur ini dibuat untuk:
1.1. Menciptakan keseragaman serta panduan dalam melakukan kegiatan pengelolaan
barang milik Perusahaan yang tidak memiliki kemanfaatan bagi Perusahaan.
1.2. Menciptakan tertib administrasi dan fungsi pengendalian yang memadai dalam
pelaksanaan pengelolaan barang tidak terpakai.
1.3. Menghindari kesimpangsiuran serta sebagai acuan dalam penyelenggaraan
kegiatannya.

2. RUANG LINGKUP
2.1. Sistem dan prosedur ini mengatur tentang tata cara pengelolaan Barang Tidak
Terpakai, meliputi Barang Bekas dan Barang Surplus. mulai dari menerima
permintaan dari Unit Pengelola, melakukan pemeriksaan administrasi dan penelitian
fisik, menyampaikan usulan pengelolaan barang tersebut hingga persetujuan
penghapusan barang milik Perusahaan dari pejabat terkait.

3. REFERENSI
3.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 16 Tahun 2015) yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
3.2. Surat Keputusan Direktur Utama Nomor 022/SK/DU/X/2007 tanggal 25 Oktober 2007.
3.3. Pedoman Pengelolaan Tata Cara Pengelolaan Aset Tetap (PD-PK-02) yang berlaku.
3.4. Surat Edaran PT Pupuk Indonesia (Persero) No. 06/KU/E30/SE/2021 tentang
penyampaian Pedoman Penghapusbukuan Aktiva Tetap, Nomor Dokumen PI-UMM-
PD-004 Rev.04
3.5. Surat Keputusan Direksi Nomor 022/SK/DU/X/2007 tanggal 25 Oktober 2007, perihal
Tanggung Jawab bagi Pejabat yang Melakukan Tanda Tangan atau Paraf pada
Dokumen Perusahaan.
3.6. Surat Keputusan Direksi Nomor 061/C/MK/D3220/SK/2021 tanggal 09 Desember
2021 perihal Ketentuan Pengelolaan Barang Tidak Terpakai dan Barang Buangan.
3.7. Struktur Organisasi Perusahaan yang Berlaku.

4. DEFINISI
4.1. Perusahaan adalah PT Pupuk Kujang.
4.2. Pengelola Barang Tidak Terpakai adalah unit kerja yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam melakukan pengelolaan barang milik Perusahaan.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 2/31

4.3. Koordinator Barang Milik Perusahaan (Koordinator BMP) adalah penanggung


jawab administrasi aset tetap/aset tidak lancar dimana mempunyai fungsi sebagai
pengatur serta pengawas penggunaan barang milik Perusahaan.
4.4. Tim Pemeriksa adalah suatu tim yang bertugas melakukan pemeriksaan
administrasi dan fisik dilapangan atas permintaan unit kerja pengelola barang yang
akan dihapuskan.
4.5. Barang Tidak Terpakai adalah semua barang milik Perusahaan, yang berasal dari
Aktiva Lancar atau Aktiva Tetap, baik yang telah digunakan maupun yang belum
digunakan, yang berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa Barang Tidak
Terpakai secara teknis dinyatakan tidak mempunyai kegunaan.
4.6. Barang Bekas adalah semua barang yang telah digunakan oleh Perusahaan, yang
setelah melalui proses pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Barang Tidak Terpakai,
dinyatakan secara teknis tidak mempunyai kegunaan
4.7. Barang Surplus adalah semua barang yang belum digunakan oleh Perusahaan,
yang merupakan persediaan Gudang Material – Departemen Perencanaan,
Pengelolaan & Pergudangan, yang setelah melalui proses pemeriksaan oleh Tim
Pemeriksa Barang Tidak Terpakai, dinyatakan secara teknis tidak mempunyai
kegunaan
4.8. Aktiva Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh Perusahaan dimiliki dan
tercatat secara administrasi untuk digunakan dalam aktivitas produksi barang/jasa
diperkirakan memberikan masa manfaat dan memiliki umur ekonomis lebih dari 1
(satu) tahun.
4.9. Aktiva Lancar adalah merupakan:
4.9.1. Perusahaan memperkirakan akan membeli/mengadakan aset tersebut, atau
bermaksud untuk menjualnya dalam kegiatan rutin sehari-hari.
4.9.2. Perusahaan memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan diperjualbelikan.
4.9.3. Perusahaan memperkirakan akan membeli/mengadakan aset dalam jangka
waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan.
4.9.4. Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 : Laporan Arus
Kas).
4.10. Persediaan Barang Mati adalah barang persediaan yang tidak mungkin dapat
digunakan lagi.
4.11. Barang Buangan adalah barang yang sudah tidak bermanfaat bagi perusahaan baik
secara ekonomis maupun secara nilai buku.
4.12. Pupuk Bekas adalah pupuk yang spesifikasinya tidak memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) maupun standar yang diberlakukan oleh Perusahaan baik kondisi
fisik (kemasan dan bentuk produk) maupun kandungan kimianya.
4.13. Pupuk Sapuan adalah pupuk yang tercecer yang spesifikasinya tidak memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tercampur dengan kotoran, kerikil, batu-batu
kecil sehingga tidak dapat diolah Kembali.
4.14. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang dari daftar barang milik
Perusahaan dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 3/31

membebaskan pengguna barang dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab


administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.
4.15. Penjualan adalah tindakan pemindahtanganan oleh Perusahaan berupa pelepasan
hak atas pemilikan/penguasaan barang Perusahaan dengan menerima pembayaran
dalam bentuk uang.
4.16. Penghibahan adalah tindakan pemindahtanganan oleh Perusahaan berupa
pelepasan hak atas pemilikan/penguasaan barang perusahaan tanpa memperoleh
pembayaran atau penggantian dalam bentuk apapun.
4.17. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan barang
perusahaan.
4.18. Tukar menukar adalah setiap tindakan pemindahtanganan dengan menerima
penggantian utama/pokok dalam bentuk barang dengan nilai yang sama.
4.19. Penawaran Umum/ Lelang Umum adalah kegiatan penjualan atas penghapusan
aset yang ditawarkan secara terbuka kepada masyarakat dan/atau badan hukum
sebagai calon pembeli
4.20. Penawaran Terbatas/ Lelang Terbatas adalah kegiatan penjualan atas
penghapusan aset yang ditawarkan kepada beberapa pihak terbatas sekurang-
kurangnya 2 (dua) calon Pembeli potensial.
4.21. Penunjukan langsung adalah kegiatan penjualan atas penghapusan aset yang
dilakukan secara langsung kepada calon Pembeli.
4.22. Penerima Hibah adalah masyarakat atau instansi pemerintah
pusat/daerah/kecamatan/desa setempat, hibah dapat diserahkan langsung oleh
Perusahaan atau Yayasan yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk mengelola Barang
Tidak Terpakai.
4.23. Masyarakat adalah perorangan atau kelompok perorangan yang diwakilkan atau
tergabung dalam suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berada di wilayah
sekitar Perusahaan atau wilayah penjualan Perusahaan.
4.24. Kepentingan Umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat
sebagaimana diatur dalam ketentuan tentang pembangunan untuk kepentingan
umum.
4.25. Studi kelayakan adalah kajian secara komprehensif, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif yang menunjukan tingkat kelayakan suatu rencana penghapusbukuan.
4.26. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan Perusahaan dan menjalankan
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 4/31

5. KETENTUAN UMUM
5.1. Barang milik perusahaan dapat dibedakan antara lain:
5.1.1. Aktiva Tetap
a. Aktiva Tetap dengan umur ekonomis umumnya sampai dengan 5 (lima)
tahun, antara lain kendaraan operasional yang dimiliki perusahaan, dan
lain-lain.
b. Aktiva Tetap dengan umur ekonomis umumnya diatas 5 (lima) tahun, antara
lain pabrik dan peralatan pabrik, bangunan dan prasarana, perlengkapan
dan peralatan, dan lain-lain.
5.1.2. Aktiva Lancar:
a. Persediaan/Inventory, antara lain:
1) Persediaaan bahan baku;
2) Persediaan barang setengah jadi;
3) Persediaan barang jadi;
4) Bahan Pembantu;
5) Suku Cadang.
6) dan lain-lain
5.1.3. Persediaan Barang Mati:
a. Lokomotif.
5.1.4. Barang Buangan.
5.2. Pengelolaan atas barang yang tidak terpakai dapat dijual langsung atau dilelang oleh
Tim Penjualan Barang Tidak Terpakai atau diserahkan pengelolaannya kepada
Yayasan atau dapat dihibahkan kepada Masyarakat/ lnstansi lain yang selanjutnya
disebut Penerima Hibah.
5.3. Untuk memudahkan pengelolaan barang yang tidak terpakai, Unit Kerja Pengelola
harus memilah Barang Tidak Terpakai dan ditampung secara terpisah di tempat
penampungan khusus untuk Barang Tidak Terpakai.
5.4. Unit Kerja mengirimkan permintaan pengelolaan atas barang yang tidak terpakai
kepada Tim Pemeriksa, untuk diputuskan penggolongan atas Barang Tidak Terpakai
yang diperiksa menjadi Barang Bekas atau Barang Surplus atau barang yang dapat
diperbaiki/dipakai/diproses lagi.
5.5. Pengelolaan atas barang yang tidak terpakai dapat dilakukan setelah dilakukan
pemeriksa sebelumnya oleh tim pemeriksa termasuk evaluasi teknis dan ekonomis,
dengan susunan sebagai berikut:
5.5.1. Ketua Tim
5.5.2. Sekretaris
5.5.3. Anggota
Adapun tugas dan tanggung jawab serta daftar lengkap dari Tim Pemeriksa ada di
Memo Direksi tersendiri
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 5/31

5.6. Persyaratan pengelolaan atas penggolongan Aktiva Tetap dan Aktiva Lancar, menjadi
Barang Bekas atau Barang Surplus atau barang yang dapat
diperbaiki/dipakai/diproses lagi.:
5.6.1. Memenuhi salah satu persyaratan teknis dibawah ini:
a. Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak
ekonomis apabila diperbaiki;
b. Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi/tidak
sesuai kebutuhan perusahaan saat ini;
c. Barang telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa;
d. Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan,
seperti terkikis, aus, dan lain-lain sejenisnya; atau
e. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan
penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan;
f. Kelebihan persediaan yang jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak
dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi;
g. Musnah akibat bencana alam.
5.6.2. Memenuhi persyaratan ekonomis, yaitu lebih menguntungkan bagi
Perusahaan apabila barang dihapus, karena biaya operasional dan
pemeliharaan barang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh;
5.6.3. Kondisi kekurangan perbendaharaan dan/atau Perusahaan dalam mengalami
kerugian.
5.6.4. Bagian dari program rektrukturisasi dan penyehatan Perusahaan.
5.6.5. Satu-satunya alternatif sumber dana bagi Perusahaan untuk kebutuhan yang
sangat mendesak.
5.7. Rekomendasi cara penghapusan untuk Aktiva Tetap, Aktiva Lancar, persediaan
barang mati, dan barang buangan serta barang yang tidak dapat
diperbaiki/dipakai/diproses lagi yang telah memenuhi persyaratan dalam butir 5.6,
adalah sebagai berikut:
5.7.1. Penjualan, dilakukan untuk barang-barang yang masih mempunyai nilai buku
dan secara ekonomis lebih menguntungkan untuk dilakukan penjualan.
5.7.2. Penghibahan,
5.4.2.1. Penghibahan, dilakukan untuk barang-barang buangan yang tidak
mempunyai nilai buku dan atau nilai ekonomis.
5.4.2.2. Penghibahan, dilakukan untuk barang-barang aset tidak tetap/ aset
lancar yang memiliki nilai buku dilakukan untuk kegiatan CSR dengan
persetujuan sesuai dengan point 5.9.
5.7.3. Pemusnahan, dilakukan untuk barang-barang yang penghapusannya tidak
dapat dilakukan baik dengan cara penjualan ataupun penghibahan, namun
dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun ataupun memerlukan
penghapusan secara khusus, antara lain berupa:
a) Bahan kimia berbahaya dan mengandung bahan B3 yang tidak dapat
didaur ulang kembali;
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 6/31

b) Barang hasil putusan pengadilan;


c) Barang yang apabila dijual atau dihibahkan dapat berpotensi terjadinya
pelanggaran secara peraturan dan hukum;
5.7.4. Tukar Menukar, dilakukan apabila merupakan alternatif yang paling
menguntungkan bagi Perusahaan dan/atau untuk kepentingan umum.
5.8. Dalam kondisi tertentu dengan pertimbangan teknis, ekonomis dan manfaat lainnya
Direksi/Dewan Komisaris/Pemegang Saham dapat menetapkan cara penghapusan
secara tersendiri.
5.9. Tata cara mengajukan persetujuan usulan melepaskan dan menghapuskan Aktiva
Tetap, Aktiva Lancar, persediaan barang mati, dan barang buangan, yaitu sebagai
berikut:
5.9.1. Aktiva Tetap dengan umur ekonomis umumnya diatas 5 (lima) tahun diusulkan
kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
setelah mendapat tanggapan secara tertulis dari Dewan Komisaris.
5.9.2. Aktiva Tetap dengan umur ekonomis umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun,
Aktiva Lancar dan persediaan barang mati diusulkan kepada Dewan
Komisaris.
5.9.3. Barang buangan diusulkan kepada Direksi.
5.10. Program Hibah untuk kegiatan Program Bina Lingkungan dapat dilakukan
berdasarkan beberapa hal sebagai berikut :
5.10.1. Program perusahaan yang telah direncanakan;
5.10.2. Permintaan masyarakat yang diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau instansi pemerintah daerah/ kecamatan/ desa setempat; atau
5.10.3. Program pemerintah pusat, kementrian BUMN, Koordinator Wilayah, atau
PIHC
5.11. Penghibahan Produk Pupuk Bekas yang dilakukan oleh Perusahaan, maka
Perusahaan wajib berkoordinasi dengan Stakeholder berwenang dan menyampaikan
rencana Penghibahan secara tertulis kepada Komisi Pengawasan Pupuk dan
Pestisida (KP3) setempat dengan tembusan kepada Direktur Pemasaran PI, agar
hibah dapat terlaksana tanpa menimbulkan potensi permasalahan hukum di kemudian
hari.
5.12. Untuk memastikan program bina lingkungan penyaluran Pupuk Bekas disalurkan
secara tepat, maka terlebih dahulu dilakukan survey dan identifikasi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan di wilayah sekitar perusahaan. Apabila pelaksanaan
penyaluran dilakukan bersama-sama dengan perusahaan pembina lain maka
pelaksanaan survey dan identifikasi dapat dilakukan oleh satu atau lebih perusahaan
pembina sesuai kesepakatan.
5.13. Batas waktu penyelesaian Tim Pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan barang
perusahaan diusahakan 10 (sepuluh) hari kerja dalam kondisi normal sejak usulan
dari Unit Pengelola diterima sampai dengan laporan usulan tata cara penghapusan
kepada Direksi.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 7/31

5.14. Pengeluaran dan penyerahan barang tidak terpakai yang telah dihapuskan melalui
penjualan/hibah/dimusnahkan/tukar menukar harus disaksikan kembali oleh tim
pemeriksa bersama Departemen Pengamanan dengan membubuhkan tandatangan
pada Berita Acara pengeluaran/penyerahan barang.
5.15. Penghapusan dengan cara Penjualan dilakukan dengan cara Penawaran Umum,
Penawaran Terbatas dan Penunjukan Langsung, dengan ketentuan umum penjualan
adalah sebagai berikut:
5.15.1. Penawaran Umum/ Lelang Umum:
i. Penjualan dilakukan secara terbuka dengan pengumuman luas, minimal
melalui 1 (satu) media cetak dan/atau website Perusahaan yang bertujuan
untuk memberikan kesempatan yang sama pada semua pihak.
ii. Pelaksanaan Penawaran Umum dilakukan oleh Tim Penjualan.
5.15.2. Penawaran Terbatas/ Lelang Terbatas:
i. Telah dilakukan Penawaran Umum sebanyak 2 (dua) kali namun tidak
terjual.
ii. Diperuntukkan untuk kepentingan umum.
5.15.3. Penunjukan Langsung antara lain:
i. Telah dilakukan Penawaran terbatas sebanyak 2 (dua) kali namun tidak
terjual.
ii. Diperuntukkan untuk kepentingan umum.
iii. Terdapat keadaan tertentu yang menyebabkan aset hanya dapat dijual
kepada satu pihak tertentu dan tidak memungkinkan dijual kepada pihak
lain, antara lain:
a. Lokasi aset yang menyebabkan hanya dapat dijual kepada satu pihak
tertentu.
b. Dalam rangka penyelesaian hutang macet Perusahaan kepada satu
pihak tertentu
c. Dalam rangka penyelesaian permasalahan hukum terkait aset dengan
pihak yang berperkara.
iv. Kendaraan Dinas yang dijual kepada Pemakai Sah (apabila sudah
ditetapkan untuk dijual kepada Pemakai Sah).
v. Penjualan dilakukan kepada perusahaan BUMN lain, atau Anak
Perusahaan BUMN yang sahamnya 90% (Sembilan puluh persen) atau
lebih dimiliki oleh BUMN, atau Anak Perusahaan.
vi. Penjualan dilakukan kepada Kementerian atau Lembaga Negara/
Pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Kenegaraan
atau Pemerintahan.
vii. Penjualan dilakukan kepada Lembaga Pengelola Investasi yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan patungan
yang dibentuk oleh Lembaga Pengelola Investasi, dimana sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh Lembaga Pengelola Investasi atau perusahaan
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 8/31

yang dikendalikan oleh Lembaga Pengelola Investasi, sebagaimana diatur


Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola
Investasi.
5.16. Apabila dianggap lebih efektif, efisien dan menguntungkan bagi perusahaan
pelaksanaan lelang dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Kementerian Keuangan dan/ atau pihak ketiga lain yang berbadan
hukum.
5.17. Kewenangan persetujuan penandatanganan harga taksiran barang bekas diatur
sebagi berikut:
a. Nilai sampai dengan Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) oleh SVP Adminstrasi
Keuangan.
b. Nilai diatas Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) oleh Direktur Keuangan &
Umum.
5.18. Kewenangan persetujuan pemenang penjualan barang yang tidak terpakai dan
penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) barang bekas diatur sebagai
berikut:
a. Nilai sampai dengan Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) oleh Ketua Tim
Penjualan.
b. Nilai diatas Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) s.d Rp 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) oleh SVP Administrasi Keuangan.
c. Nilai diatas Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) oleh Direktur Keuangan &
Umum.
5.19. Kriteria untuk dilakukan Penjualan langsung, Lelang Terbatas, dan Lelang umum
adalah sebagai berikut:
a. Nilai sampai dengan Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) dilakukan penjualan
langsung.
b. Nilai diatas Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) s.d Rp 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) dilakukan lelang terbatas.
c. Nilai diatas Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) oleh dilakukan Lelang Umum.
5.20. Apabila pemenang telah ditetapkan namun karena wanprestasi/tidak beritikad baik/
karena sesuatu hal, maka pemenang tersebut mengundurkan diri maka secara
otomatis 1 (satu) level dibawahnya dapat menggantikannya sebagai pemenang
selama harga yang ditawarkan diatas harga taksiran.
5.21. Penghapusan dengan cara tukar-menukar dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Merupakan alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan
2. Untuk kepentingan umum
3. Nilai barang milik pihak lain yang dipertukar dengan aset milik perusahaan, minimal
sama dengan dengan aset milik perusahaan yang dipertukarkan
4. Dalam hal nilai barang milik pihak lain lebih rendah dari milik perusahaan, maka
pihak lain tersebut wajib menambah kekurangan nilai tersebut dengan membayar
tunai
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 9/31

5. Hal nilai barang milik pihak lain lebih tinggi dari milik perusahaan, maka
perusahaan dapat menambah kekurangan tersebut dengan membayar tunai
sepanjang tukar menukar tersebut dilakukan karena kebutuhan perusahaan
5.22. Permohonan persetujuan dan/atau tanggapan terkait ketentuan penghapusan barang
tidak terpakai, permohonan tertulis Dewan Komisaris oleh Direksi sekurang-
kurangnya melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Pakta integritas;
c. Legal Statement;
d. Kajian legal atas aset yang dimohonkan penghapusan.
e. Kajian ekonomi (termasuk manfaat, potensi dan nilai tambah yang akan diperoleh
Perusahaan)
f. Kajian resiko beserta upaya mitigasi risikonya.
g. Rencana investasi apabila dilakukan penggantian/ pembangunan kembali atas
aset yang anggarannya telah ditetapkan dalam RKAP.
h. Dokumen pendukung antara lain dapat berupa bukti pemilikan, berita acara
(apabila hilang/musnah) serta data lain berupa lokasi/peta lokasi, jenis,
spesifikasi, nilai perolehan, nilai buku, tahun perolehan, kondisi aset dan foto
terakhir.
i. Cara penghapusan yang diusulkan.
5.23. Permohonan persetujuan terkait ketentuan penghapusan barang tidak terpakai
kepada Pemegang Saham sekurang-kurangnya melampirkan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Surat Permohonan;
b. Tanggapan tertulis Dewan Komisaris;
c. Pakta integritas;
d. Legal Statement;
e. Kajian legal atas aset yang dimohonkan penghapusan;
f. Kajian ekonomi (termasuk manfaat, potensi dan nilai tambah yang akan diperoleh
Perusahaan);
g. Kajian resiko beserta upaya mitigasi risikonya;
h. Penjelasan mengenai alasan penghapusan;
i. Laporan hasil inspeksi fisik dari unit kerja;
j. Laporan Hasil Evaluasi (LHE) unit kerja SPI;
k. Rencana investasi apabila dilakukan penggantian/ pembangunan kembali atas
aset yang anggarannya telah ditetapkan dalam RKAP;
l. Dokumen pendukung berupa bukti pemilikan, berita acara (apabila hilang/
musnah) serta data lain berupa lokasi/ peta lokasi, jenis, spesifikasi, nilai
perolehan, nilai buku, tahun perolehan, kondisi aset dan foto terakhir;
m. Cara penghapusan yang diusulkan
5.24. Persetujuan penghapusan barang tidak terpakai berlaku selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak diterbitkan persetujuan dimaksud.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 10/31

5.25. Dalam hal Penghapusan barang tidak terpakai belum dapat terealisasi dalam kurun
waktu dimaksud pada point 5.24. Direksi dapat mengajukan permohonan
persetujuan izin baru disertai penjelasan mengenai kendala pelaksanaan
Penghapusan barang tidak terpakai selama kurun waktu 1 (satu) tahun tersebut serta
rencana penyelesaian pelaksanaan penghapusan barang tidak terpakai.
5.26. Untuk persediaan yang hilang/dicuri, maka Tim Pemeriksa dalam penghapusannya
harus dilengkapi dengan Berita Acara penghapusan yang disetujui sesuai
kewenangan dalam butir 5.9, yang sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dan/
atau stock opname oleh Satuan Pengawasan Intern Perusahaan/Tim.
5.27. Dalam rangka pelaksanaan penyesuaian harga Direksi dapat meminta pendapat
dari:
5.27.1. Kejaksaan Agung dan/atau Kejaksaan Tinggi Setempat.
5.27.2. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
5.27.3. Konsultan Independent atau KJPP.
5.28. Dalam hal pelaksanaan penyesuaian harga terkait NJOP, selain meminta pendapat
sebagaimana dimaksud point 5.27. Direksi Perusahaan dapat meminta pendapat
dari kantor pelayanan jasa setempat.
6. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
6.1. Direksi
6.1.1. Bertanggungjawab atas persetujuan atau penolakan atas rekomendasi yang
dibuat oleh Tim Pemeriksa untuk pengelolaan terkait Aktiva Tetap, Aktiva
Lancar, Persediaan Barang Mati, dan Barang Buangan.
6.1.2. Bertanggungjawab atas usulan penghapusan barang tidak terpakai terkait
Aktiva Tetap, Aktiva Lancar, dan Persediaan Barang Mati Perusahaan
kepada Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
6.2. Tim Pemeriksa
6.2.1. Bertanggungjawab melakukan penilaian atas Aktiva Tetap dan Aktiva Lancar
yang sudah tidak terpakai oleh Unit Kerja.
6.2.2. Bertanggungjawab melakukan rekomendasi atas pengelolaan Aktiva Tetap
dan Aktiva Lancar yang sudah tidak dipakai oleh Unit Kerja.
6.2.3. Bertanggungjawab atas laporan pelaksanaan pemusnahan Barang Tidak
Terpakai.
6.3. Unit Kerja Pengelola Barang Perusahaan
6.3.1. Bertanggungjawab atas permohonan pemeriksaan Barang Tidak Terpakai.
6.3.2. Bertanggungjawab atas kesesuaian fisik dan dokumennya.
6.3.3. Bertanggungjawab melakukan identifikasi adanya Barang Tidak Terpakai.
6.3.4. Bertanggungjawab menempatkan barang tidak terpakai ke tempat
penampungan khusus.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 11/31

6.4. Tim Penjual


6.4.1. Membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atas Barang Tidak Terpakai yang
akan dijual berdasarkan hasil pengecekan harga dipasaran atau berdasarkan
sumber/data harga lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan.
6.4.2. Menyusun dan membuat Term Of Reference (TOR)
6.4.3. Melakukan proses penjualan untuk barang yang tidak terpakai.
6.5. Departemen Inspeksi
6.5.1. Bertanggung jawab Bersama Tim Pemeriksa melakukan penilaian terhadap
barang yang akan dihapuskan.

7. PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG TIDAK TERPAKAI


7.1. Unit Kerja Pengelola Barang Tidak Terpakai
7.1.1. Melakukan identifikasi dan cek fisik terhadap Barang Tidak Terpakai di
lingkungan unit kerja masing-masing.
7.1.2. Unit Kerja menempatkan barang tersebut pada tempat penampungan
khusus untuk Barang Tidak Terpakai
7.1.3. Unit Kerja mengirimkan surat permohonan kepada Tim Pemeriksa untuk
dilakukan penilaian terhadap barang yang sudah tidak terpakai, disertai:
a. Surat pernyataan mengenai alasan penghapusan barang;
b. Dokumen identitas kepemilikan disertai asli/fotokopi surat keputusan
penetapan status penggunaan;
c. Keterangan kondisi barang terakhir;
d. Tempat/lokasi barang; dan
e. Harga perolehan barang bersangkutan.
7.1.4. Melakukan pemeriksaan fisik bersama Tim Pemeriksa.
7.1.5. Menandatangani Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak
Terpakai (Eks Aktiva Tetap) dan/ atau Surat Permintaan dan Bukti
Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Lancar).
7.1.6. Menerima dan menindaklanjuti arahan/tanggapan/disposisi dari Direksi.
7.1.7. Melakukan pembahasan bersama Tim Pemeriksa jika diperlukan.
7.1.8. Menerima tembusan laporan beserta Berita Acara Hasil Penghapusan dari
Tim Pemeriksa.
7.1.9. Ikut bertanggung jawab atas jumlah/kuantum Barang Tidak Terpakai yang
telah diserahkan kepada Tim Pemeriksa sampai dengan barang tersebut
diserahkan kepada Pembeli/Pemenang Lelang/Yayasan/Penerima Hibah.
7.2. Tim Pemeriksa
7.2.1. Menerima surat permohonan penilaian atas barang yang sudah tidak
terpakai.
7.2.2. Melakukan pemeriksaan atas barang yang sudah tidak terpakai di Unit Kerja.
7.2.3. Melakukan rekomendasi atas barang yang sudah tidak terpakai di Unit Kerja.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 12/31

7.2.4. Apabila hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa menyatakan Barang Tidak


Terpakai dapat diperbaiki/dipakai/diproses lagi, maka Tim Pemeriksa
menyerahkan Barang Tidak Terpakai dengan dilengkapi Berita Acara Serah
Terima Barang Tidak Terpakai Intern Perusahaan sebagai berikut:
7.2.4.1. Untuk Barang Tidak Terpakai yang masih dapat dimanfaatkan oleh
Unit Kerja Pengelola, maka Tim Pemeriksa menyerahkan kembali
Barang Tidak Terpakai kepada Unit Kerja Pengelola dan unit Kerja
yang bersangkutan mengelola kembali Barang Tidak Terpakai.
7.2.4.2. Untuk Barang Tidak Terpakai yang masih dapat dimanfaatkan oleh
Unit Kerja lain, maka Tim Pemeriksa menyerahkan Barang Tidak
Terpakai kepada Unit Kerja yang bersangkutan.
7.2.4.3. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang Tidak Terpakai
Intern PT Pupuk Kujang yang diterima dari Tim Pemeriksa, Dept
Akuntansi melakukan penyesuaian catatan akuntansi atas Barang
Tidak Terpakai yang dapat diperbaikildipakai/diproses lagi.
7.2.4.4. Berita Acara Serah Terima Barang Tidak Terpakai Intern PT Pupuk
Kujang dibuat rangkap 3 (tiga) dengan distribusi sebagai berikut:
Lembar 1: Tim Pemeriksa;
Lembar 2: Unit Kerja yang menerima Barang Tidak Terpakai;
Lembar 3: Departemen Akuntansi.
7.2.5. Apabila hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa menyatakan Barang Tidak
Terpakai tidak dapat diperbaiki/dipakai/diproses lagi, maka:
7.2.5.1. Ketua Tim Pemeriksa meneruskan Surat Permintaan dan Bukti
Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Tetap) dan/atau
Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai
(Eks Aktiva Lancar) kepada Dept. Akuntansi untuk dilengkapi
dengan catatan status barang dan Nilai Bukunya.
7.2.5.2. Dep Akuntansi melengkapi Surat Permintaan dan Bukti
Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Tetap) dan/atau
Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai
(Eks Aktiva Lancar) dengan catatan status barang dan Nilai Buku
Barang Tidak Terpakai. Setelah ditandatangani oleh VP Akuntansi,
Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai
dan/atau Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak
Terpakai (Eks Aktiva Lancar) dikirimkan kembali kepada Tim
Pemeriksa.
7.2.5.3. Berdasarkan catatan status barang dan Nilai Buku Barang Tidak
Terpakai dari Dept. Akuntansi, Tim Pemeriksa menetapkan
pengelolaan Barang Tidak Terpakai ke dalam kelompok yang akan
diserahkan pengelolaannya kepada Tim Penjualan dan
menuangkannya dalam Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan
Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Tetap) atau diserahkan
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 13/31

pengelolaannya kepada Yayasan dan menuangkannya dalam Surat


Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks
Aktiva Lancar).
7.2.6. Pengelolaan Barang Bekas yang berasal dari Aktiva Lancar berupa
Inventaris Kantor dan Inventaris Rumah Dinas, Barang Bekas yang berasal
dari Aktiva Tetap dan Barang Surplus
7.2.6.1. Barang Bekas yang berasal dari Aktiva Lancar berupa Inventaris
Kantor dan Inventaris Rumah Dinas:
Tim Pemeriksa menyerahkan pengelolaan Barang Bekas yang
berasal dari Aktiva Lancar berupa Inventaris Kantor dan Inventaris
Rumah Dinas kepada Tim Penjualan dilengkapi Surat Permintaan
dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Lancar).
7.2.6.2. Barang Bekas yang berasal dari Aktiva Lancar selain inventaris
kantor & inventaris rumah dinas, Aktiva Tetap dan/atau Barang
Surplus:
Untuk Barang Tidak Terpakai berupa Eks Aktiva Lancar selain
inventaris kantor & inventaris rumah dinas, Eks Aktiva Tetap yang
masih mempunyai nilai buku dan/atau Barang Surplus, sebelum
diajukan penghapusannya kepada Komisaris/Pemegang Saham
harus dilakukan pengelolaan sebagai berikut:
i. Berdasarkan Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang
Tidak Terpakai yang telah dilengkapi dengan catatan status
barang dan nilai buku oleh Dept. Akuntansi, Tim Pemeriksa
mengajukan nilai buku Aktiva dan/atau Barang Surplus yang akan
dihapuskan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
penghapusan.
ii. Pengajuan ijin penghapusan nilai buku Aktiva Tetap dan/atau
Barang Surplus menggunakan Memo yang dilampiri dengan
Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai,
disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada
Dept Pengawasan Intern dan Dept Akuntansi.
iii. Berdasarkan persetujuan Direktur Utama, Dept. Akuntansi
membebankan nilai buku aktiva tetap yang akan dihapuskan,
sehingga sisa nilai buku aktiva menjadi Rp. 1.000,00 (seribu
rupiah)
iv. Setelah penghapusan nilai buku Barang Bekas eks Aktiva
dan/atau Barang Surplus disetujui Direktur Utama, Tim Pemeriksa
membuat Memo kepada Dept. Hukum & AP untuk mengurus ijin
penghapusan Aktiva dan/atau Barang Surplus dan memberi
tanda barang sedang dalam proses perijinan penghapusan.
v. Dept. Hukum & AP menyiapkan dan mengurus ijin penghapusan
Barang Bekas eks Aktiva Tetap dan/atau Barang Surplus kepada
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 14/31

Dewan Komisaris/Pemegang Saham Perusahaan sesuai


ketentuan yang berlaku.
vi. Setelah Komisaris/Pemegang Saham memberikan ijin
penghapusan Barang Bekas Eks Aktiva Lancar selain inventaris
kantor & inventaris rumah dinas, Eks Aktiva Tetap dan/atau
Barang Surplus, selanjutnya Tim Pemeriksa menyerahkan barang
beserta Surat Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak
Terpakai kepada Tim Penjualan atau dilakukan Hibah atau
Pemusnahan atau Tukar menukar sesuai dengan persetujuan
yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang.

8. PROSEDUR PENJUALAN BARANG TIDAK TERPAKAI


8.1. Tim Penjualan Barang
8.1.1. Menerima barang yang tidak terpakai dari Tim Pemeriksa
8.1.2.Tim Penjualan menaksir nilai ekonomis Barang Tidak Terpakai (Barang Bekas
eks Aktiva Lancar berupa Inventaris Kantor dan Inventaris Rumah Dinas dan/atau
Barang Bekas eks Aktiva Tetap,eks Aktiva Lancar selain inventaris kantor dan
inventaris rumah dinas dan/atau Barang Surplus) ke dalam kelompok yang akan
dijual langsung atau dilelang dan menuangkannya dalam Surat Permintaan dan
Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Tetap) dan/atau Surat
Permintaan dan Bukti Pemeriksaan Barang Tidak Terpakai (Eks Aktiva Lancar).
Selanjutnya hasil perhitungan taksiran diparaf oleh Anggota Tim dan
ditandatangani oleh Ketua Tim Penjualan.
8.1.3.Tim Penjualan mengajukan usulan taksiran nilai ekonomis dan usulan
pelaksanaan penjualan Barang Bekas eks Aktiva Lancar berupa Inventaris Kantor
dan Inventaris Rumah Dinas dan/atau Barang Bekas eks Aktiva Tetap dan/atau
Barang Surplus dengan cara lelang atau penjualan langsung kepada Pejabat
Eselon I atasan Ketua Tim Penjualan (SVP Administrasi Keuangan) atau Direktur
Keuangan & Umum sesuai kewenangannya untuk mendapat persetujuan dan
penetapan.
Apabila Barang Tidak Terpakai yang diserahkan tidak memiliki nilai jual, maka
Barang Tidak Terpakai dikembalikan ke Unit Kerja Pengelola untuk dikelola dan
dimasukan sebagai barang buangan.
8.1.4.Pengelolaan lebih lanjut terhadap Barang Bekas yang berasal dari Aktiva Lancar
berupa Inventaris Kantor dan Inventaris Rumah Dinas dan/atau Barang Bekas
eks Aktiva Tetap dan/atau Barang Surplus:
8.1.4.5. Untuk yang dijual langsung:
i. Mengacu pada taksiran nilai ekonomis yang telah disetujui oleh
SVP Adm & Keuangan, Tim Penjualan menjual langsung barang
bekas eks Aktiva Lancar berupa Inventaris Kantor dan Inventaris
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 15/31

Rumah Dinas dan/atau Barang Bekas eks Aktiva Tetap dan/atau


Barang Surplus.
ii. Berdasarkan kesepakatan penjualan dengan pembeli terkait, Tim
Penjualan menerbitkan Kontrak/ Konfirmasi Penjualan.
iii. Penandatanganan Kontrak/ Konfirmasi Penjualan dilakukan oleh
Pejabat Yang Berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
iv. Persyaratan penunjukan langsung sesuai dengan point 5.15.3.
8.1.4.6. Untuk lelang Umum & Lelang Terbatas:
i. Mengacu pada taksiran nilai ekonomis yang telah disetujui oleh
SVP Adm & Keuangan atau Direktur Keuangan & Umum, Tim
Penjualan membuat dokumen pelelangan, Owner Estimate (OE).
ii. Tim Penjualan membuat pengumuman lelang melalui media masa
atau papan pengumuman Perusahaan. Apabila lelang terbatas
pengumuman hanya diberikan pada para pembeli tertentu.
iii. Melakukan pra kualifikasi terhadap calon peserta lelang.
iv. Menetapkan peserta lelang yang lulus pra kualifikasi.
v. Membuat dan menyampaikan undangan aanwijzing kepada
peserta lelang.
vi. Melakukan aanwijzing dan membuat berita acara aanwijzing yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota Tim Penjualan yang hadir
serta minimal 3 (tiga) wakil dari peserta yang hadir.
vii. Membuat dan menyampaikan undangan kepada setiap peserta
lelang untuk melakukan survei fisik barang yang akan dijual.
viii. Membuat dan menyampaikan surat permintaan penawaran harga
kepada peserta lelang.
ix. Menerima dan melakukan pembukaan Surat Penawaran harga
dari peserta lelang, dan membuat Berita Acara Pembukaan Surat
Penawaran Harga (BASPH) dengan ditandatangani oleh ketua
Tim Penjualan dan anggota serta minimal 2 (dua) orang wakil dari
peserta lelang.
x. Mengevaluasi penawaran harga dari peserta lelang
xi. Menerima surat penetapan pemenang dari Pejabat sesuai
kewenangannya.
xii. Mengumumkan hasil pemenang lelang kepada seluruh peserta
lelang.
xiii. Menyampaikan surat permintaan pembuatan Surat Perjanjian Jual
Beli Barang bekas kepada Departemen Hukum & AP dengan
melampirkan dokumen- dokumen pendukung.
xiv. Tim Penjualan melaksanakan pelelangan Barang Bekas eks
Aktiva Lancar berupa Inventaris Kantor dan Inventaris Rumah
Dinas dan/atau Barang Bekas eks Aktiva Tetap dan/atau Barang
Surplus dan mengusulkan calon pemenang lelang kepada Pejabat
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 16/31

sesuai kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan dan


penetapan.
xv. Persyaratan Lelang Umum/ Lelang Terbatas sesuai dengan point
5.15.1 & Lelang Terbatas sesuai dengan point 5.15.2.
8.1.5.Pembeli/Pemenang Penjualan Barang Tidak Terpakai melakukan pembayaran
dengan cara transfer ke rekening bank Perusahaan yang ditunjuk dan
menyerahkan bukti transfer kepada Dept. Mitra Bisnis Pemasaran.
8.1.6.Setelah melakukan pengecekan bukti pembayaran yang dilakukan oleh Pembeli
Pemenang Lelang, Dept. Mitra Bisnis Pemasaran membuat Berita Acara
Penyerahan Barang Tidak Terpakai dan memo pemberitahuan kepada Dept.
Akuntansi dilampiri bukti transfer lengkap dengan nomor Berita Acara
Penyerahan Barang Tidak Terpakai dan Berita Acara Timbang (Jika melalui
proses timbang).
8.1.7.Setelah ditandatangani oleh VP Mitra Bisnis Pemasaran dan Pembeli/Pemenang
Lelang,
Berita Acara Penyerahan Barang Tidak Terpakai didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar 1 Dept. Mitra Bisnis Pemasaran;
 Lembar 2 Pembeli/Pemenang Lelang;
 Lembar 3 Dept Akuntansi;
 Lembar 4 Dept Pengawasan Intern;
 Lembar 5 Unit Kerja Pengelola Barang Tidak Terpakai.
8.1.8.Berdasarkan memo Dept. Mitra Bisnis Pemasaran yang dilampiri Surat Izin
Penghapusan Aset dari Dewan Komisaris/ Pemegang Saham dan menunjuk no
aset tetap yang akan dijual, Dept Akuntansi melakukan proses billing account
receivable untuk ditimbulkan piutang dalam sistem ERP-SAP dan menyerahkan
dokumen penjualan ke Dept Keuangan.
8.1.9.Dept Keuangan mencetak Invoice dan Faktur Pajak, kemudian melakukan
pelunasan atas piutang dalam sistem ERP-SAP, selanjutnya Invoice dan Faktur
Pajak serta dokumen penjualan diserahkan kepada Dept Mitra Bisnis Pemasaran
8.1.10. Dept Mitra Bisnis Pemasaran mengirim dokumen penjualan kepada
Pembeli/Pemenang Lelang.

9. PROSEDUR PENGAMBILAN BARANG HASIL LELANG ATAU PENUNJUKAN


LANGSUNG
9.1. Pembeli
9.1.2. Menginformasikan waktu pengambilan Barang Tidak Terpakai kepada Dept.
Mitra Bisnis Pemasaran sehingga Dept. Mitra Bisnis Pemasaran dapat
melakukan koordinasi dengan Dept. Pengamanan.
Pengambilan Barang Tidak Terpakai dapat dilayani pada hari kerja pukul 07.30
s.d 11.30 WIB dan 13.00 s.d 15.00 WIB.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 17/31

9.1.3. Dept Mitra Bisnis Pemasaran mendampingi Pembeli/Pemenang barang tidak


terpakai pada saat melakukan pengambilan barang.
9.1.4. Petugas Dept. Pengamanan melakukan pemeriksaan Berita Acara
Penyerahan Barang Tidak Terpakai yang dibawa oleh Pembeli/Pemenang
Lelang pada saat memasuki lokasi pengambilan Barang Tidak Terpakai.
9.1.5. Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Barang Tidak Terpakai, Dept. Mitra
Bisnis Pemasaran melakukan verifikasi fisik Barang Tidak Terpakai yang akan
diambil oleh Pembeli/Pemenang Lelang.
9.1.6. Mengacu pada Berita Acara Penyerahan Barang Tidak Terpakai dan realisasi
penyerahan Barang Tidak Terpakai, Dept. Mitra Bisnis Pemasaran membuat
Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai.
Dept Mitra Bisnis Pemasaran bertanggung jawab atas kesesuaian antara
barang yang diangkut oleh Ekspeditur yang ditunjuk oleh Pembeli/Pemenang
Lelang dengan Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai dan Berita Acara
Penyerahan Barang Tidak Terpakai.
9.1.7. Dept Mitra Bisnis Pemasaran menyerahkan Barang Tidak Terpakai kepada
Ekspeditur yang ditunjuk oleh Pembeli/Pemenang Lelang dengan dilengkapi
Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai.
Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai ditandatangani oleh AVP
Adminstrasi Penjualan Pupuk dan Pembawa Barang/Ekspeditur yang ditunjuk
oleh Pembeli/Pemenang Lelang serta diketahui oleh Dept. Pengamanan.
Setelah ditandatangani, didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar 1 Dept. Mitra Bisnis Pemasaran;
 Lembar 2 Pembeli/Pemenang Lelang;
 Lembar 3 Dept. Akuntansi;
 Lembar 4 Dept. Pengawasan Intern;
 Lembar 5 Dept Pengamanan.
9.1.8. Ekspeditur yang ditunjuk oleh Pembeli/Pemenang Lelang melakukan
pengangkutan Barang Tidak Terpakai dilengkapi dengan Surat Ijin Membawa
Barang Tidak Terpakai.
Bila barang yang dilelang dalam satuan berat (tonase), maka kendaraan
pengangkut harus melakukan timbang kosong dan timbang isi untuk
mendapatkan berat barang.
9.1.9. Apabila Barang Tidak Terpakai setelah melalui proses timbang ternyata
melebihi atau kurang dari estimasi pengajuan, maka sebagai dasar kuantum
penjualan dan pembayaran adalah hasil berat timbang.
9.1.10. Petugas Dept. Pengamanan melakukan pemeriksaan fisik Barang Tidak
Terpakai dibandingkan dengan Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai
pada saat Ekspeditur yang ditunjuk oleh Pembeli/Pemenang Lelang selesai
melakukan pengambilan barang dan akan meninggalkan lokasi pengambilan
Barang Tidak Terpakai.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 18/31

10. PROSEDUR HIBAH BARANG TIDAK TERPAKAI


10.1. Tim Pemeriksa
10.1.1. Menetapkan usulan Pengelolaan Barang Tidak Terpakai untuk dilakukan
hibah sesuai dengan nilai buku dan/atau nilai keekonomisan dari masing-
masing Barang Tidak Terpakai.
10.1.2. Menentukan jenis Barang Tidak Terpakai menjadi Barang Buangan yang
tidak memiliki nilai buku dan/atau nilai ekonomis dan barang Eks Aktiva
Lancar selain inventaris kantor dan inventaris rumah dinas yang memiliki nilai
buku dan/atau nilai ekonomis.
10.1.3. Mengajukan usulan Penerima Hibah untuk Barang Buangan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
10.1.4. Setelah disetujui oleh Direksi Barang Buangan diserahkan kepada Penerima
Hibah baik itu kepada Yayasan atau Masyarakat/ Instansi Pemerintah.
10.1.5. Dalam hal yang dilakukan hibah adalah barang Eks Aktiva Lancar selain
inventaris kantor dan inventaris rumah dinas yang memiliki nilai buku
dan/atau nilai ekonomis, Tim Pemeriksa mengajukan nilai buku Aktiva yang
akan dihapuskan kepada Dept. Akuntansi untuk selanjutnya diusulkan
kepada Direksi.
10.1.6. Atas persetujuan Direksi, Dept. Akuntansi membebankan nilai buku yang
akan dihapuskan sehingga sisa nilai buku Aktiva menjadi Rp. 1000.
10.1.7. Menginformasikan kepada Dept. Hukum & AP untuk mengurus ijin
penghapusan Aktiva kepada Komisaris/Pemegang Saham Perusahaan
sesuai dengan ketentuan 5.9.
10.1.8. Dept. Hukum & AP melakukan pengurusan ijin penghapusan Aktiva secara
Hibah kepada Komisaris/Pemegang Saham.
10.1.9. Menyerahkan pengelolaan Barang Buangan yang berasal dari Aktiva Lancar
selain inventaris kantor & rumah dinas yang memiliki nilai buku dan/atau nilai
ekonomis atau Barang Buangan kepada Penerima Hibah dilengkapi Berita
Acara Penyerahan Barang Tidak Terpakai.
10.1.10. Tim Pemeriksan melakukan koordinasi dengan Stakeholder berwenang dan
Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) setempat dengan tembusan
kepada Direktur Pemasaran PI dalam hal hibah berupa Produk Pupuk Bekas,
agar hibah dapat terlaksana tanpa menimbulkan potensi permasalahan
hukum di kemudian hari.
10.1.11. Penerima Hibah menginformasikan waktu pengambilan Barang Tidak
Terpakai kepada Dept. Inspeksi, sehingga Dept. Inspeksi dapat melakukan
koordinasi dengan Dept Pengamanan.
Pengambilan Barang Tidak Terpakai dapat dilayani pada hari kerja pukul
07.30 s.d 11.30 WIB dan 13.00 s.d 15.00 WIB
10.1.12. Dept. Inspeksi mendampingi Penerima Hibah pada saat melakukan
pengambilan barang.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 19/31

10.1.13. Petugas Dept. Pengamanan melakukan pemeriksaan yang dibawa oleh


Penerima Hibah pada saat memasuki lokasi pengambilan Barang Tidak
Terpakai
10.1.14. Berdasarkan Dept. Inspeksi melakukan verifikasi fisik Barang Tidak Terpakai
yang akan diambil oleh Penerima Hibah.
10.1.15. Mengacu pada dan realisasi penyerahan Barang Tidak Terpakai, Dept.
Inspeksi membuat Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai.
Dept. Inspeksi bertanggung jawab atas kesesuaian antara barang yang
diangkut oleh Penerima Hibah/Ekspeditur yang ditunjuk oleh Penerima
Hibah.
10.1.16. Dept. Inspeksi menyerahkan Barang Tidak Terpakai kepada Penerima
Hibah /Ekspeditur yang ditunjuk oleh Penerima Hibah dengan dilengkapi
Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai.
Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai ditandatangani oleh AVP
Inspeksi Barang & Jasa sesuai lokasi barang dan Pembawa Barang/
Ekspeditur yang ditunjuk oleh Penerima Hibah serta diketahui oleh Dept.
Pengamanan
Setelah ditandatangani oleh Ketua Tim Pemeriksa dan Penerima Hibah,
didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar 1 Tim Pemeriksa
 Lembar 2 Penerima Hibah;
 Lembar 3 Dep Akuntansi;
 Lembar 4 Dep Pengawasan Intern;
 Lembar 5 Unit Kerja Pengelola.
10.1.17. Penerima Hibah/Ekspeditur yang ditunjuk oleh Penerima Hibah melakukan
pengangkutan Barang Tidak Terpakai dilengkapi dengan Surat Ijin Membawa
Barang Tidak Terpakai.
10.1.18. Petugas Dept Pengamanan melakukan pemeriksaan fisik Barang Tidak
Terpakai dibandingkan dengan Surat Ijin Membawa Barang Tidak Terpakai
pada saat Penerima Hibah /Ekspeditur yang ditunjuk oleh Penerima Hibah
selesai melakukan pengambilan barang dan akan meninggalkan lokasi
pengambilan Barang Tidak Terpakai.

11. PROSEDUR PEMUSNAHAN BARANG TIDAK TERPAKAI


11.1. Tim Pemeriksa
11.1.1. Menetapkan usulan Pengelolaan Barang Tidak Terpakai untuk dilakukan
pemusnahan sesuai dengan kriteria pemusnahan Barang Tidak Terpakai.
11.1.2. Menentukan jenis Barang Tidak Terpakai menjadi Barang Buangan yang
tidak memiliki nilai buku dan/atau nilai ekonomis dan barang Eks Aktiva
Lancar selain inventaris kantor dan inventaris rumah dinas yang memiliki
nilai buku dan/atau nilai ekonomis.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 20/31

11.1.3. Setelah disetujui oleh Direksi untuk pemusnahan Barang Buangan, Tim
Pemeriksa melakukan pemusnahan dengan disaksikan Unit Kerja Pengelola,
Dept. Inspeksi, Dept. Pengamanan dan Instansi Pemerintah terkait apabila
perlu.
11.1.4. Dalam hal pemusnahan barang Eks Aktiva Lancar selain inventaris kantor
dan inventaris rumah dinas yang memiliki nilai buku dan/atau nilai ekonomis,
Tim Pemeriksa mengajukan nilai buku Aktiva yang akan dihapuskan kepada
Dept. Akuntansi untuk selanjutnya diusulkan kepada Direksi.
11.1.5. Atas persetujuan Direksi, Dept. Akuntansi membebankan nilai buku yang
akan dihapuskan sehingga sisa nilai buku Aktiva menjadi Rp. 1000.
11.1.6. Menginformasikan kepada Dept. Hukum & AP untuk mengurus ijin
penghapusan Aktiva kepada Komisaris/Pemegang Saham Perusahaan
sesuai dengan ketentuan 5.9.
11.1.7. Dept. Hukum & AP melakukan pengurusan ijin penghapusan Aktiva secara
Hibah kepada Komisaris/Pemegang Saham.
11.1.8. Tim Pemeriksa melakukan pemusnahan dengan disaksikan Unit Kerja
Pengelola, Dept. Inspeksi, Dept. Pengamanan dan Instansi Pemerintah
terkait apabila perlu.
11.1.9. Tim Pemeriksa membuat laporan pelaksanaan Pemusnahan Barang Tidak
Terpakai untuk disampaikan kepada Direksi.

12. PROSEDUR TUKAR MENUKAR BARANG TIDAK TERPAKAI


12.1. Tim Pemeriksa
12.1.1. Menetapkan usulan Pengelolaan Barang Tidak Terpakai untuk dilakukan
Tukar Menukar sesuai dengan kriteria Tukar Menukar Barang Tidak
Terpakai.
12.1.2. Menentukan Pihak yang akan melakukan Tukar Menukar Barang Tidak
Terpakai berupa aktiva yang akan ditukar disertai nilai aktivanya.
12.1.3. Tim Pemeriksa mengajukan nilai buku aktiva yang akan ditukar/diberikan
kepada Perusahaan oleh Pihak Lain pada Dept. Akuntansi dan nilai buku
aktiva tersebut akan disampaikan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
12.1.4. Menginformasikan kepada Dept. Hukum & AP untuk mengurus ijin
penghapusan Aktiva dengan cara Tukar Menukar dengan aktiva dari Pihak
lain kepada Komisaris/Pemegang Saham Perusahaan sesuai dengan
ketentuan 5.9.
12.1.5. Dept. Hukum & AP melakukan pengurusan ijin penghapusan Aktiva secara
Tukar Menukar kepada Komisaris/Pemegang Saham.
12.1.6. Sesuai persetujuan dari Komisaris/Pemegang Saham atas aktiva yang
ditukarkan oleh Perusahaan dengan Pihak lain memiliki nilai yang sama
maka Dept. Akuntansi akan melengkapi catatan status barang dan nilai buku
untuk Aktiva yang diterima Perusahaan.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 21/31

12.1.7. Dalam hal nilai Aktiva Pihak lain adalah lebih rendah dari Aktiva milik
Perusahaan maka Dept. Keuangan akan menerbitkan penagihan selisih nilai
yang harus dibayarkan Pihak lain kepada Perusahaan untuk selanjutnya
Dept. Akuntansi melengkapi catatan status barang dan nilai buku untuk
Aktiva yang diterima Perusahaan.
12.1.8. Dalam hal nilai Aktiva Pihak lain adalah lebih tinggi dari Aktiva milik
Perusahaan maka Perusahaan melakukan pembayaran selisih nilai Aktiva
kepada Pihak Lain untuk selanjutnya Dept. Akuntansi melengkapi catatan
status barang dan nilai buku untuk Aktiva yang diterima Perusahaan.
12.1.9. Tim Pemeriksa dibantu oleh Dept. Inspeksi dan Dept. Keamanan melakukan
pemeriksaan barang/Aktiva yang diterima oleh Perusahaan dan
pemeriksaaan terhadap barang/aktiva yang diserahkan kepada Pihak Lain
yang melakukan tukar menukar aktiva disertai dengan Berita Acara
Penyerahan Barang.
12.1.10. Tim Pemeriksa membuat laporan pelaksanaan Tukar Menukar Barang Tidak
Terpakai untuk disampaikan kepada Direksi.

13. PENGECUALIAN
13.1. Terhadap usulan penghapusan barang bekas non aset/ barang buangan yang
bersifat rutin seperti oli bekas, drum bekas cukup dibuat 1 (satu) kali Surat
Keputusan Direksi yang akan digunakan untuk setiap kali penghapusan dan
penghibahannya.
13.2. Pengeluaran/penyerahan barang yang telah dijual/ dihibahkan diluar jam kerja
normal Perusahaan atau hari libur dapat saja dilakukan dengan persetujuan tertulis
dari Direksi atau SVP yang diberi kewenangan oleh Direksi.
13.3. Pelaksanaan ketentuan-ketentuan diluar diatur dalam Sistem & Prosedur ini harus
mendapat ijin dari Direktur Utama.

14. REKAMAN
14.1. Term of Reference (TOR).
14.2. Harga Perhitungan Sendiri (HPS).
14.3. Surat Penetapan Pemenang.
14.4. Surat Perjanjian Jual Beli / Dokumen Kontrak.
14.5. Persetujuan Penghapusan Barang Tidak Terpakai dari Direksi.
14.6. Surat Usulan Penghapusan Barang Tidak Terpakai ke Dewan Komisaris/ Pemegang
Saham.
14.7. Persetujuan Penghapusan Barang Tidak Terpakai dari Dewan Komisaris/ Pemegang
Saham.

15. LAMPIRAN
15.1. Diagram Alir Prosedur Pengelolaan Barang Tidak Terpakai.
15.2. Diagram Alir Prosedur Penjualan Barang Tidak Terpakai.
No. Dok. PK-INS-PR-001
No. Rev. 2
PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG Tanggal
TIDAK TERPAKAI Halaman 22/31

15.3. Diagram Alir Prosedur Pengambilan Barang Hasil Lelang atau Penunjukan
Langsung.
15.4. Diagram Alir Prosedur Hibah Barang Tidak Terpakai.
15.5. Diagram Alir Prosedur Pemusnahan Barang Tidak Terpakai.
15.6. Diagram Alir Prosedur Tukar Menukar Barang Tidak Terpakai.

Anda mungkin juga menyukai