Pelatihan Teknik Guided Imagery Terhadap Masyarakat GN - Sindur Yang Mengalami Agoraphobia Dan Manajemen Mengatasi Kecemasan Untuk Pasca Pandemi
Pelatihan Teknik Guided Imagery Terhadap Masyarakat GN - Sindur Yang Mengalami Agoraphobia Dan Manajemen Mengatasi Kecemasan Untuk Pasca Pandemi
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 memunculkan masalah fisik dan ekonomi yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Banyak masyarakat yang menderita karena ketidak
pastian, ketakutan akan tertular, tekanan koral, kesedihan, dan perasaan kesepian.
Muncul kekhawatiran untuk mengatasi kecemasan serta dampak yang muncul pada
jangka panjang. Diperlukan adanya dukungan untuk membantu masyarakat dalam
menemukan keberanian untuk melangkah dan beradaptasi di tengah krisis.
Pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19 menjadi tantangan bagi banyak
pihak. Tingginya kasus penyebaran virus, belum adanya penanganan berupa
pengobatan yang kentara untuk penyembuhan pasien, ditambah dengan berita hoaks
tentang vaksinasi mengakibatkan pandemi Covid-19 sebagai “perfect storm” yang bisa
menaikkan tekanan emosional seseorang. Masyarakat akan mengalami kecemasan
dengan gejala ketakutan dan khawatir ketika sering mendapatkan informasi-
informasi dari media massa semakin wabah Covid-19 yang semakin meningkat.
https://wnj.westscience-press.com/index.php/jpws
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Menerapkan guide imagery pada anak atau remaja harus menggunakan contoh
konkret sehari-hari yang bisa dipahami, misalnya membayangkan mereka
sedang bermain layang-layang, menikmati makan es krim yang lezat. Ketika saat
keadaannya takut terhadap sesuatu dapat diajarkan seolah-olah mereka memiliki
kekuatan seperti superman, ksatria baja hitam, yang mampu mengatasi rasa
takutnya (Triantoro, 2004:82). Selain itu pengaturan posisi yang nyaman pada
klien merupakan hal penting dalam membantu klien membayangkan imajinasinya.
Dengan suara yang lembut, klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi
mereka (misalnya ke pantai pasir putih, air terjun, taman bunga, dan pegunungan).
Luísand Kolcaba (2009), menjelaskan guided imagery membantu melawan pikiran
yang kaku, otomatis, dan putus asa. Pengertian ini membantu memperkuat harga diri
dan transendensi pribadi. Harga diri dan transendensi memberikan kontribusi
pada pengalaman yang lebih positif. Imajinasi menciptakan jembatan antara
pikiran dan tubuh, menghubungkan persepsi, emosi, dan respons psikologis,
8
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Metode
Anggota kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan terdiri dari
anggota dan tim. Anggota tim terdiri dari satu dosen dan 2 mahasiswa. Anggota tim
bertugas dalam melakukan mengurus perijinan dan menjadi pemateri, anggota dosen
tim bertugas melakukan koordinasi dengan Kelompok dalam pelaksanaan kegiatan,
dan anggota mahasiswa bertugas menjadi fasilitator dalam proses pelaksanaan
kegiatan meliputi pengkajian tentang kecemasan, melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dan memfasilitasi dalam kegiatan demonstrasi. Kegiatan dilaksanakan
melalui penyampaian materi secara langsung di Balai Desa Pabuaran Gn. Sindur pada
hari Jum’at, 21 Oktober 2022. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat terdiri dari
3 tahapan, pengukuran kecemasan sebelum dilakukan guide imagery, pelaksanaan
terapi guide imagery dan pengukuran kecemasan setelah dilakukan guide imagery.
9
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Hasil
Pengabdian masyarakat dilakukan pada beberapa kelompok yang ada di Desa
Bugangan. Adapun karakteristik Kelompok digambarkan pada table 1.
No Karakteristik F %
1 Jenis kelamin
Laki-laki 2 8%
Perempuan 22 92%
jumlah 24 100%
2 Pekerjaan
Wiraswasta 15 61%
Ibu Rumah Tangga 3 13%
Swasta 3 13%
Pelajar 3 13%
Jumlah 24 100%
3 Pendidikan
SD 0 0%
SMP 8 33%
SMA 15 63%
Perguruan Tinggi 1 4%
Jumlah 24 100%
Kecemasan Ringan 9 38
Kecemasan Sedang 12 50
Kecemasan Berat 1 4
10
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Jumlah 24 100%
Perasaan cemas yang muncul selama masa pandemi Covid-19 merupakan hal
yang banyak dirasakan masyarakat. Kecemasan tersebut muncul karena adanya
kekhawatiran terhadap masa mendatang, dan biasanya disertai dengan gejala fisik
seperti gugup, tegang, berusaha menghindar, berdebar-debar, dan berkeringat atas
ancaman tertular Covid-19ataupun risiko kegagalan usaha serta kerugian secara
moril dan materiil di masa pandemi Covid-19. Kecemasan biasanya terjadi pada
situasi yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang, seperti risiko tertular Covid-
19sehingga seseorang akan berusaha sebaik mungkin untuk hal-hal yang dapat
dikendalikannya agar meminimalisir kerugian. Masyarakat akan berupaya untuk
mencari informasi tentang pencegahan agar tidak tertular Covid-19, membatasi
interaksi dengan orang lain, serta membatasi aktivitas rumah.
11
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Kecemasan Ringan 13 55
Kecemasan Sedang 5 33
Kecemasan Berat 0 4
Jumlah 24 100%
12
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
13
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
“merasakan suasana pagi hari di pantai bersalju. Sekarang saya merasa lebih tenang dan
rileks”.“saya membayangkan saya berada di kebun teh, menikmati suasana kebun, berlarian
dan memetik daun teh. Saya merasa senang”.“saya menikmati suasana laut dan sedang berada
di atas kapal yang tidak tahu arah. Tetapi saya bersama dengan rombongan-rombongan
lain di kapal. Perasaan saya sekarang senang”.“saya terbayangkan berada disebuah pantai
yang jika airnya dipegang mengeluarkan cahaya. Saya merasa sangat senang berada
ditempat tersebut. Saya pergi bersama dengan adek saya”.
Jika dilihat responden dapat merasa kembali rileks dan merasa senang
saat berada dalam kondisi ternyaman mereka. Serta pengalaman-pengalaman
menyenangkan yang mereka rasakan membuat kondisi mereka menjadi lebih baik.
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan
Pendidikan Kesehatan dan teknik gudade imagery dalam upaya mengatasi kecemasan
Kelompok di masa pandemi Covid-19 di Desa Bugangan menunjukkan hasil bahwa
kecemasan Kelompok mengalami penurunan setelah dilakukan guidade imagery. Guide
imagery dapat diterapkan sebagai salah satu terapi komplementer yang dapat
diajarkan Kelompok ke masyarakat agar masyarakat lebih mandiri dan dapat
menurunkan kecemasan yang sedang di hadapi.
14
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
Daftar Referensi
McGill, I., Glenn, J. K., & Brockbank, A. (2014). The action learning handbook: Powerful
techniques for education, professional development and training. New York, NY:
Routledge Falmer.
J. R. Peteet, “COVID-19 Anxiety,” J. Relig. Health, vol. 59, no. 5, pp. 2203–2204, 2020,
doi: 10.1007/s10943-020-01041-4. [2] L. Croll, A. Kurzweil, L. Hasanaj, L.
Serrano, and L. J. Balcer, “The psychosocial implications of COVID-19 for a
neurology program in a pandemic epicenter,”
J. Neurol. Sci., no. January, 2020. [3] L. Shanahan et al., “Emotional Distress in Young
Adults during the COVID-19 Pandemic: Evidence of Risk and Resilience from
a Longitudinal Cohort Study,” Psychol. Med., 2020, doi:
10.1017/S003329172000241X.
A. R. Aristawati, N. Pratitis, A. Putri, and K. Amirudin, “Manajemen Stres Untuk
Menurunkan Kecemasan Saat Pandemi Covid-19,” Semin. Nas. Konsorium
Untag Tahun 2020, pp. 47–54, 2020.
Milkhatun, A. Ari, F. Rizal, A. Karimah, D. A. Juce, and G. Fansuri, “Efforts to reduces
samarinda community anxiety in pandemic times with a guided imagery
approach,” Pros. Semin. Nas. Pengabdi. Masy. Peduli Masy., vol. 1, no.
September, pp. 117–122, 2021.
L. Fitria and I. Ifdil, “Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19,” J. Educ. J.
Pendidik. Indones., vol. 6, no. 1, p. 1, 2020, doi: 10.29210/120202592.
L. Hanum, D. P. Daengsari, and C. N. Kemala, “Penerapan Manajemen Stres
Berkelompok dalam Menurunkan Stres pada Lanjut Usia Berpenyakit Kronis,”
J. Psikol., vol. 43, no. 1, p. 42, 2016, doi: 10.22146/jpsi.11501.
S. Endriyani, H. D. L. Damanik, and M. Pastari, “Upaya Mengatasi Kecemasan
Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19,” J. Pengabdi. Kepeda Masy.
Membangun Negeri, vol. 5, no. 1, pp. 172–183, 2021.
S. Sanadgol, M. Firouzkouhi, M. Badakhsh, A. Abdollahimohammad, and A.
Shahraki-Vahed, “Effect of guided imagery training on death anxiety of nurses
at COVID-19 intensive care units: A quasi-experimental study,”
Neuropsychiatr. i Neuropsychol., vol. 15, no. 3, pp. 83–88, 2021, doi:
10.5114/NAN.2020.101290.
M. Necho, M. Tsehay, M. Birkie, G. Biset, and E. Tadesse, “Prevalence of anxiety,
depression, and psychological distress among the general population during
the COVID-19 pandemic: A systematic review and meta-analysis,” Int. J. Soc.
Psychiatry, vol. 67, no. 7, pp. 892–906, 2021, doi: 10.1177/00207640211003121.
M. Gennaro, R. De Lorenzo, C. Conte, and S. Poletti, “Anxiety and depression in
COVID-19 survivors : Role of inflammatory and clinical predictors,” Brain.
Behav. Immun., no. January, 2020.
D. Vibriyanti, “Kesehatan Mental Masyarakat: Mengelola Kecemasan Di Tengah
Pandemi Covid-19,” J. Kependud. Indones., vol. 2902, p. 69, 2020, doi:
10.14203/jki.v0i0.550.
15
Vol. 01, No. 01, Desember, 2022, pp. 07-16
16