Erangka Kurikulum Merdeka Belajar
Erangka Kurikulum Merdeka Belajar
penggerak dan kemudian keseluruh sekolah mengusung paradigma baru dalam proses
praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Kerangka Kurikulum Merdeka Belajar Pendidik adalah fasilitator dalam proses mencapai
tujuan tersebut. Untuk itu seorang pendidik harus memiliki kemampuan dalam
merancang pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya.
Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, interaksi pendidik dan
peserta didik akan berubah. Peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan
inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran serta memiliki
kesempatan untuk memberikan umpan balik baik kepada diri sendiri, peserta didik lain
serta kepada pendidik.
Pembelajaran merupakan satu siklus yang diawali dari pemetaan standar kompetensi,
perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan asesmen sehingga para peserta
didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Distribusi peran dalam mewujudkan paradigma baru ini terbagi kedalam 1) Peran
Pemerintah serta 2) peran satuan Pendidikan.
Peran Pemerintah pemerintah berperan dalam menyiapkan dan menyediakan contoh
kurikulum operasional dan beragam perangkat ajar untuk membantu satuan pendidikan
dan pendidik yang membutuhkan inspirasi dalam pembelaran, peran pemerintah
diantaranya:
Profil Pelajar Pancasila Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi,
yang berfungsi sebagai penuntun arah dan memandu segala kebijakan dan
pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan
asesmen.
Struktur Kurikulum Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran
Profil Pelajar Pancasila Kompetensi dan karakter yang tertuang dalam 6 dimensi,
yang berfungsi sebagai penuntun arah dan memandu segala kebijakan dan
pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan
asesmen.
Struktur Kurikulum Jabaran mata pelajaran beserta alokasi jam pembelajaran