Anda di halaman 1dari 3

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan.

Karena suatu
pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal iniakan
menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.Kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligusdigunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dantingkat sekolah.
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa,akan diarahkan kemana
dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua ituditentukan dan digambarkan
dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamisdan terus berkembang untuk
menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi padamasyarakat dunia dan haruslah menetapkan
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak
bermunculan gagasan-
gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah gerakan yang memiliki perspektif sejarah 
politik monumental, karena era reformasi menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan
orde baru. Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang amat mendasar
dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era sebelumnya. Arah reformasi dalam mewujudkan peng
embangan pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinyakurikulum yang
ada sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbaharui menjadi kurikulum 2004 atauKBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun telah
mengalami pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) atau kurikulum2
006.1.

A. Definisi Kurikulum
Definisi kurikulum yang disampaikan Zais (Ansyar, 2015:24) yang menyatakan istilah
kurikulum berasal dari Bahasa Latin Currere yang berarti berlari di lapangan pertandingan (race
cource). Menurut pengertian ini, kurikulum adalah suatu “arena pertandingan” tempat siswa
“bertanding” untuk menguasai suatu atau lebih keahlian huna mencapai “garis finish” yang
ditandai pemberian diploma, ijazah atau gelar kesarjanaan.
Dari banyak definisi kurikulum, sebenarnya ada kesamaan yakni berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Print memandang
sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuag lembaga
pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen
yang telah disusun.
Definisi kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu, kurikulum adalah sepernagkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
B. Kurikulum Ideal, Aktual dan Tersembunyi
Kurikulum Ideal adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilakukan dan berfungsi sebagai acuan
atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Dalam kurikulum ini guru dituntut untuk
memahami dengan benar kurikulum ideal, bukan hanya tentang tujuan yang dicapai akan tetapi
berbagai hal yang berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan tersebut. (Sanjaya, 2008: 22)
Kurikulum Aktual adalah kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan
kondisi yang ada. Misalnya, saja jika dalam praktik di sebuah sekolah dalam mengamati micro
organism, maka setiap anak akan dapat menggunakan microcope. Kalau kurikulum itu diterima
disekolah yang telah memiliki peralatan semacam itu, maka tentu saja guru dapat melaksanakan
sesuai tuntutan kurikulum, tetapi seandainya kurikulum itu harus dijadikan pedoman bagi
sekolah-sekolah yang tidak memiliki peralatan semacam itu, tentu kurikulum ieal semacam itu
tidak mungkin dapat dilakukan.
Kurikulum Tersembunyi yaitu kurikulum yang pada dasarnya hasil dari suatu proses pendidikan
yang tidak direncanakan. Kurikulum tersembunyi tidak direncanakan oleh sekolah dalam
programnya dan tidak ditulis atau dibicarakan oleh guru sehingga kurikulum ini merupakan
upaya murni anak didik atas potensi dan kreativitasnya yang tentunya bisa berkonotasi negative
dan positif.
C. Fungsi Kurikulum
Asep Henry Hermawan dan Riche Cynthia (Tim MKDP Kurikulum
dan Pembelajaran UPI, 2013, 9-10) menjelaskan fungsi kurikulum:
Bagi Guru Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Bagi Kepala Sekolah/Pengawas Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise atau pengawasan.
Bagi Orangtua Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah.
Bagi Masyarakat Kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
member bantuan bagi terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah.
Bagi Siswa Kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman
belajar.

D. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum


Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu sistem
kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam pembentukan kurikulum.
Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan
merupakan suatu siklus dari beberapa komponen, yaitu tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
a. Komponen Tujuan
Tujuan dalam komponen kurikulum memiliki peranan penting untuk mengarahkan semua
kegiatan pembelajaran yang mewarnai komponen-komponen pembelajaran lainnya. Tujuan
kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal:
Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyrakat. Tuntutan proses
pembelajaran diajarkan bagaimana bertujuan pada problem solving, kolaboratif, daan berpikir
kritis.
Kedua, didasarkan pada pemikiran-pemikiran global yang terarah pada pencapaian nilai-nilai
folosofi, terutama falsafah negara, dan nilai-nilai yang dianut oleh satuan pendidikan, serta di
mana lembaga tersebut berada. Nurgiyantoro (Alhamuddin, 2019:6).

Anda mungkin juga menyukai