Anda di halaman 1dari 87

RANCANG BANGUN APLIKASI EFEKTIVITAS MESIN

PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS


WEB DI PT. METRO PEARL INDONESIA
PURWAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 (S1) Program Studi Teknik Informatika

Oleh :
MUHAMMAD JAMIL ISKANDAR
NIM : 171351149

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA
PURWAKARTA
2022
PERNYATAAN

Saya, Muhammad Jamil Iskandar menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa


laporan skrispi yang berjudul: “RANCANG BANGUN APLIKASI
EFEKTIVITAS MESIN PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS WEB
DI PT. METRO PEARL INDONESIA PURWAKARTA”
Adalah benar hasil karya sendiri, serta tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk persyaratan pengajuan skripsi dan sepengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Dinyatakan tanggal 13 April 2022


Oleh,

Muhammad Jamil Iskandar


NIM : 171351149
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN APLIKASI EFEKTIVITAS MESIN


PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS WEB
DI PT. METRO PEARL INDONESIA
PURWAKARTA
Oleh:
Muhammad Jamil Iskandar
NIM : 171351149
(Program Studi Teknik Informatika)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana


Menyetujui,
Tim Pembimbing
Tanggal 25 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Mutiara Andayani Komara, S.T., M.Kom. Moch. Hafid T, S.Si., M.M.

NIDN: 0420088703 NIDN : 0405095901

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

H. Dayan Singasatia, M.Kom.


NIDN : 0406037404

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI


RANCANG BANGUN APLIKASI EFEKTIVITAS MESIN
PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS WEB
DI PT. METRO PEARL INDONESIA
PURWAKARTA

Oleh:
Muhammad Jamil Iskandar
NIM : 171351149
(Program Studi Teknik Informatika)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana


Menyetujui,
Tim Pembimbing
Tanggal 25 Agustus 2022
Penguji I Penguji II

Mutiara Andayani Komara, S.T., M.Kom. Moch. Hafid T, S.Si., M.M.

NIDN: 0420088703 NIDN : 0405095901


Penguji III Penguji IV

Yusuf Muhyidin, M.Kom. Ismi Kaniawulan, S.T, M.T.


NIDN : 0405036905 NIDN :

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

H. Dayan Singasatia, M.Kom.


NIDN : 0406037404
ABSTRAK

RANCANG BANGUN APLIKASI EFEKTIVITAS MESIN


PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS WEB
DI PT. METRO PEARL INDONESIA
PURWAKARTA

Oleh:
Muhammad Jamil Iskandar
NIM : 171351149
(Program Studi Teknik Informatika)

PT. Metro Pearl Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang


industri sepatu yang memproduksi sepatu dengan nama merk New Balance.
Masalah yang ada di PT. Metro Pearl Indonesia ini ialah perusahaan belum
mengetahui apakah mesin produksi yang digunakan sudah berjalan efektif atau
belum. Hal ini dikarenakan kinerja mesin produksi selama ini tidak pernah diukur
dalam hal kinerja dalam proses produksi. Hal tersebut berdampak pada
terlambatnya usaha perbaikan atau pemeliharaan menjadi tidak tepat sasaran.
Penelitian ini dibuat menggunakan metode Waterfall, menggunakan
bahasa pemrograman PHP, Code Igniter, database MySQL, dan perancangannya
menggunakan UML yang terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram,
Sequence Diagram, Class Diagram. Penelitian ini dapat menunjukan bahwa
aplikasi yang telah dibuat dapat memberikan informasi tentang kondisi dan
kinerja mesin sesuai dengan metode OEE yang memenuhi variabel availability,
performance, dan quality. Informasi tersebut digunakan sebagai output untuk
dibandingkan dengan World Class OEE guna menyimpulkan efektivitas kinerja
sebuah mesin. Solusi yang telah dibuat adalah sebuah aplikasi yang dapat
memberikan informasi efektivitas mesin dengan memanfaatkan metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE) terhadap operasional mesin secara periodik yang
berguna memberikan informasi tentang efektivitas kinerja mesin sesuai dengan
metrik OEE.
Aplikasi dapat memberikan informasi tentang kondisi dan kinerja mesin
saat ini sesuai dengan metrik OEE beserta availability, performance, dan quality
yang dapat dibandingkan dengan World Class OEE guna menyimpulkan
efektivitas kinerja sebuah mesin dan Aplikasi ini juga dapat memberikan laporan
kinerja baik laporan produksi atau laporan OEE. Hal ini dapat membantu
memudahkan manager dalam melihat laporan hasil kerja di departemen rubber
secara rinci dan akurat.

Kata kunci : Overall Equipment Effectiveness, Waterfall, Code Igniter, PHP, MYSQL
v

ABSTRACT

MACHINE EFFECTIVE APPLICATION DESIGN WEB-BASED


OUTSOLE HEATPRESS PRODUCTION AT
PT. METRO PEARL INDONESIA
PURWAKARTA
By:
Muhammad Jamil Iskandar
NIM : 171351149
(Study Program Informatic Engineering)

PT. Metro Pearl Indonesia is a company engaged in the shoe industry that
produces shoes under the brand name New Balance. The problem that exists in
PT. Metro Pearl Indonesia is a company that does not yet know whether the
production machines used have been running effectively or not. This is because
the performance of production machines has never been measured in terms of
performance in the production process. This has an impact on the delay in repair
or maintenance efforts that are not on target.
This research was made using the Waterfall method, using the PHP
programming language, Code Igniter, MySQL database, and the design used
Flowmap, Activity Diagrams, Sequence Diagrams, Class Diagrams. The results
of this study indicate that the application that has been made can provide
information about the condition and performance of the machine according to the
OEE method that meets the availability, performance, and quality indicators. The
information is used as output to be compared with World Class OEE in order to
conclude the effectiveness of the performance of a machine. The solution that has
been created is an application that can provide information on the effectiveness of
the machine by utilizing the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method for
periodic machine operations which is useful in providing information about the
effectiveness of machine performance in accordance with OEE metrics.
Applications can provide information about the current condition and
performance of machines according to OEE metrics along with availability,
performance, and quality that can be compared with World Class OEE in order
to conclude the effectiveness of the performance of a machine and this application
can also provide performance reports, either production reports or OEE reports.
This can help make it easier for managers to view reports on the results of work
in the rubber department in detail and accurately.

Keywords : Overall Equipment Effectiveness, Waterfall, Code Igniter, PHP,


MYSQL
vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Skripsi ini yang berjudul : “RANCANG BANGUN APLIKASI
EFEKTIVITAS MESIN PRODUKSI HEATPRESS OUTSOLE BERBASIS WEB
DI PT. METRO PEARL INDONESIA PURWAKARTA”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW mudah-mudahan kita mendapatkan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penulis
tunjukan kepada :
1. Bapak Apang Djafar Shieddieque.,S.T.,M.T selaku Ketua STT Wastukancana
Purwakarta;
2. Bapak H. Dayan Singasatya, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi
Teknik Informatika;
3. Ibu Mutiara Andayani Komara, S.T., M.Kom selaku dosen pembimbing 1
(satu) yang telah banyak membimbing dalam pembuatan laporan dan aplikasi;
4. Bapak Moch. Hafid T, S.Si., M.M. selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang
telah banyak membimbing dalam pembuatan laporan dan aplikasi;
5. Keluarga, khususnya kedua orang tua yang telah memberikan do’a serta
motivasi dan dukungan moril maupun material yang tiada hentinya;
6. Serta teman-teman yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman sehingga
terlaksananya aktivitas skripsi ini.
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan skripsi ini. Namun
penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca.
Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa
kritik atau saran yang berguna. Terimakasih.

Purwakarta, 04 Juli 2022

Penulis
vii

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................11
1.1 Latar Belakang.........................................................................................11
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................12
1.5 Batasan Masalah......................................................................................12
1.6 Sistematika Penulisan..............................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................14
2.1 Rancang Bangun......................................................................................14
2.2 Efektivitas................................................................................................14
2.3 Teknik Otomasi........................................................................................15
2.4 Mesin CT-807S Semi-Automatic Rubber Molding Machine...................15
2.5 Overall Equipment Effectiveness (OEE)..................................................16
2.5.1 Definisi OEE............................................................................................16
2.6 Unified Modelling Language (UML)......................................................24
2.7 Flowmap..................................................................................................25
2.8 Use Case Diagram...................................................................................26
2.9 Class Diagram.........................................................................................27
2.10 Activity Diagram......................................................................................29
2.11 Sequence Diagram...................................................................................30
viii

2.12 Konsep Basis Data...................................................................................31


2.12.1 Sistem Basis Data...................................................................................31
2.12.2 Database.................................................................................................32
2.12.3 Database Management System (DBMS)................................................32
2.12.4 Desain Sistem.........................................................................................33
2.13 System Development Life Cycle (SDLC).................................................33
2.13.1 Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan........................................33
2.13.2 Menentukan syarat-syarat informasi........................................................34
2.13.3 Menganalisis kebutuhan sistem...............................................................34
2.13.4 Merancang sistem yang direkomendasikan.............................................34
2.13.5 Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak..................35
2.13.6 Menguji dan mempertahankan sistem.....................................................35
2.13.7 Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem....................................35
2.14 PHP (Hypertext Prepocessor)..................................................................36
2.15 MySql Database.......................................................................................36
2.16 Code Igniter.............................................................................................36
2.17 Pengertian Black Box Testing..................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................38
3.1 Metode Penelitian....................................................................................38
3.2 Metode Pengambilan Data.......................................................................38
3.2.1 Observasi..................................................................................................38
3.2.2 Wawancara...............................................................................................39
3.3 Alat Penelitian..................................................................................................39
3.3.1 Spesifikasi Kebutuhan Minimum Perangkat Keras (Hardware).............39
3.3.2 Spesifikasi Kebutuhan Minimum Perangkat Lunak (Software)...................39
3.4 Metode Pengembangan Sistem Informasi...............................................40
3.4.1 Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan.....................................40
3.4.2 Menentukan syarat-syarat informasi.....................................................40
3.4.3 Menganalisis kebutuhan sistem................................................................41
3.4.4 Merancang sistem yang direkomendasikan..............................................41
3.4.5 Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak..................41
3.4.6 Menguji dan mempertahankan sistem...................................................41
ix

3.4.7 Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.................................41


BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI..........................................42
4.1 Perancangan.............................................................................................42
4.2 Analisa Sistem.........................................................................................42
4.2.1 Komunikasi...................................................................................................42
4.2.2 Perencanaan Kebutuhan............................Error! Bookmark not defined.
4.3 Perancangan Sistem.................................................................................59
4.3.1 Perancangan Proses..................................................................................59
4.3.2 Perancangan Antarmuka Pengguna.......Error! Bookmark not defined.
4.4 Implementasi............................................Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP................................................Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan..............................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran.........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
DAFTAR LAMPIRAN..........................................Error! Bookmark not defined.
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hubungan Efektivitas ......................................................................14


Gambar 2. 2 Mesin CT-807S Semi-Automatic Rubber Molding Machine............15
Gambar 2. 3 Detail spesifikasi mesin CT-807S....................................................16
Gambar 2. 4 Model dan tahun pembuatan mesin CT-807s...................................27
Gambar 2. 5 Block Diagram..................................................................................30
Gambar 2. 6 Simbol External Entity.....................................................................30
Gambar 2. 7 Simbol Data Flow............................................................................30
Gambar 2. 8 Simbol Process.................................................................................30
Gambar 2. 9 Simbol Data Store............................................................................30
Gambar 2. 10 SDLC Model Waterfall (Pressman, 2015).....................................33
Gambar 3. 1 Desain Laporan OEE........................................................................35
Gambar 4. 1 Masalah dan Dampak.......................................................................45
Gambar 4. 2 Diagram OEE...................................................................................47
Gambar 4. 3 Flowmap Sistem berjalan pencatatan proses produksi.....................59
Gambar 4. 4 Flowmap sistem usulan pencatatan proses produksi........................61
Gambar 4. 5 Use Case Diagram............................................................................65
Gambar 4. 6 Activity Diagram Login....................................................................72
Gambar 4. 7 Activity Diagram Admin Dashboard................................................72
Gambar 4. 8 Activity Diagram Admin Master User..............................................73
Gambar 4. 9 Activity Diagram Admin Master Shift..............................................73
Gambar 4. 10 Activity Diagram Admin Master Mesin..........................................74
Gambar 4. 11 Activity Diagram Admin Master Standar OEE...............................74
Gambar 4. 12 Activity Diagram Admin Daftar Hasil Produksi.............................75
Gambar 4. 13 Activity Diagram Admin Daftar Hasil OEE....................................75
Gambar 4. 14 Activity Diagram Admin Laporan...................................................75
Gambar 4. 15 Activity Diagram Dashboard Staff.................................................76
Gambar 4. 16 Activity Diagram Staff Daftar Hasil Produksi................................77
Gambar 4. 17 Activity Diagram Staff Daftar Hasil OEE.......................................78
Gambar 4. 18 Activity Diagram Staff Laporan.....................................................78
Gambar 4. 19Activity Diagram Dashboard Manager...........................................79
xi

Gambar 4. 20 Activity Diagram Manager Laporan...............................................79


Gambar 4. 21 Sequence Diagram Admin..............................................................80
Gambar 4. 22 Sequence Diagram Aktor Login.....................................................80
Gambar 4. 23 Sequence Diagram Staff.................................................................81
Gambar 4. 24 Sequence Diagram Manager..........................................................82
Gambar 4. 25 Class Diagram................................................................................82
Gambar 4. 26 Desain Menu Login........................................................................83
Gambar 4. 27 Desain Menu Utama.......................................................................83
Gambar 4. 28 Desain Menu Master Pengguna......................................................84
Gambar 4. 29 Desain Master Shift.........................................................................84
Gambar 4. 30 Desain Master Produk Outsole.......................................................85
Gambar 4. 31 Desain Master Mesin......................................................................85
Gambar 4. 32 Menu Master Standar OEE.............................................................86
Gambar 4. 33 Desain Menu Manajer Lihat Produksi............................................86
Gambar 4. 34 Desain Menu Lihat OEE.................................................................87
Gambar 4. 35 Desain Menu Cetak Laporan Produksi...........................................87
Gambar 4. 36 Desain Menu Cetak Laporan OEE.................................................88
Gambar 4. 37 Desain Menu Utama Staff Produksi...............................................88
Gambar 4. 38 Desain Menu Input Produksi..........................................................89
Gambar 4. 39 Desain Laporan Produksi................................................................89
Gambar 4. 40 Desain Menu Utama Manager Produksi.......................................90
Gambar 4. 41 Desain Laporan Produksi................................................................90
Gambar 4. 42 Desain Laporan OEE......................................................................91
Gambar 4. 43 Tampilan Halaman Login...............................................................92
Gambar 4. 44 Tampilan Dashboard Admin...........................................................92
Gambar 4. 45 Tampilan Halaman Admin Kelola Data User ................................92
Gambar 4. 46 Tampilan Halaman Admin Kelola Data Standar OEE....................93
Gambar 4. 47 Desa Tampilan Halaman Admin Kelola Data Shift........................93
Gambar 4. 48 Tampilan Halaman Admin Kelola Data Mesin...............................93
Gambar 4. 49 Tampilan Daftar Hasil Produksi.....................................................94
Gambar 4. 50 Tampilan Daftar Hasil OEE...........................................................94
Gambar 4. 51 Tampilan Laporan OEE..................................................................95
xii

Gambar 4. 52 Tampilan Laporan Down Time.......................................................95


Gambar 4. 53 Tampilan Dashboard Staff..............................................................96
Gambar 4. 54 Tampilan Halaman Staff Tambah Produksi....................................97
Gambar 4. 55 Tampilan Halaman Staff Tambah Produksi....................................97
Gambar 4. 56 Tampilan Daftar Hasil Produksi.....................................................98
Gambar 4. 57 Tampilan Daftar Hasil OEE...........................................................98
Gambar 4. 58 Tampilan Dashboard Manager......................................................99
Gambar 4. 59 Tampilan Laporan OEE Manager…………………………………..100
Gambar 4. 60 Tampilan Laporan Down Time Manager…………………………..100
Gambar 4. 61 Tampilan Hasil Laporan OEE per Hari…………………………100
Gambar 4. 62 Tampilan Hasil Laporan OEE per Minggu………………….…..101
Gambar 4. 63 Tampilan Hasil Laporan OEE per Bulan…………………….….101
Gambar 4. 64 Tampilan Hasil Laporan Down Time per Hari……………….…102
Gambar 4. 65 Tampilan Hasil Laporan Down Time per Minggu……………...103
Gambar 4. 66 Tampilan Hasil Laporan Down Time per Bulan………………..104
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Enam Kerugian Besar (the big six losses)............................................17


Tabel 2. 2 Rumus OEE..........................................................................................19
Tabel 2. 3 Keterangan istilah dalam OEE.............................................................20
Tabel 2. 4 Simulasi perhitungan OEE dalam satu shift.........................................21
Tabel 2. 5 Data proses perhitungan selama satu shift............................................22
Tabel 2. 6 Data OEE selama satu shift..................................................................22
Tabel 2. 7 Hasil Perhitungan OEE .......................................................................23
Tabel 2. 8 Hasil Perhitungan Improvisasi OEE.....................................................23
Tabel 2. 9 Hasil Perhitungan Improvisasi OEE dengan Standar World Class......24
Tabel 2. 10 Simbol-simbol pada Flowmap............................................................25
Tabel 2. 11 Simbol-simbol pada Use Case Diagram............................................27
Tabel 2. 12 Simbol-simbol pada Class Diagram..................................................28
Tabel 2. 13 Simbol-simbol pada Activity Diagram..............................................30
Tabel 2. 14 Simbol-simbol pada Sequence Diagram............................................31
Tabel 4. 1 Masalah dan dampak............................................................................37
Tabel 4. 2 Peran dan tanggung jawab....................................................................40
Tabel 4. 3 Deskripsi fungsi tiap entitas Entitas.....................................................41
Tabel 4. 4 Kategorisasi kerugian pada mesin CT-807S........................................43
Tabel 4. 5 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Pengguna.....................................46
Tabel 4. 6 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Shift.............................................47
Tabel 4. 7 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Produk Outsole Sepatu................48
Tabel 4. 8 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Mesin...........................................49
Tabel 4. 9 Kebutuhan Fungsi Pengelolaan Standar OEE......................................50
Tabel 4. 10 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Produksi....................................51
Tabel 4. 11 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data OEE...........................................52
Tabel 4. 12 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Laporan Produksi..............................52
Tabel 4 13 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Laporan OEE......................................53
Tabel 4. 14 Deskripsi Aktor..................................................................................66
Tabel 4 15 Skenario Use Case Diagram Login.....................................................67
Tabel 4. 16 Skenario Use Case Diagram Dashboard...........................................69
xiv

Tabel 4. 17 Skenario Use Case Master User........................................................68


Tabel 4. 18 Skenario Use Case Master Shift.........................................................68
Tabel 4. 19 Skenario Use Case Master Mesin......................................................69
Tabel 4. 20 Skenario Use Case Master Standar OEE...........................................69
Tabel 4. 21 Skenario Use Case Daftar Hasil Produksi..........................................70
Tabel 4. 22 Skenario Use Case Daftar Hasil Produksi..........................................70
Tabel 4. 23 Skenario Use Case Daftar Hasil OEE................................................71
Tabel 4. 24 Skenario Use Case Laporan...............................................................71
Tabel 4. 25 Skenario Use Case Logout.................................................................72
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini dunia telah memasuki era globalisai dimana tidak ada lagi
penghalang bagi negara di seluruh dunia. Era globalisasi ditandai dengan
berlangsungnya perdagangan bebas yang menyebabkan persaingan bisnis semakin
ketat. Untuk menyikapi hal tersebut perusaahaan dituntut untuk selalu melakukan
perbaikan berkelanjutan (continous improvement) di setiap departemen dan proses
yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan
agar dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan,
perusahaan yang tidak mengelola perubahan tersebut akan tertinggal. Untuk
menghasilkan produk yang unggul bukan hanya diatasi dengan perbaikan produk
yang dihasilkan melainkan terlebih dahulu memperbaiki proses yang dilalui dalam
pembuatan produk. Perusahaan juga dituntut untuk menggunakan sistem
manajemen yang baik, dalam sistem manajemen ini dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja karyawannya. Diharapkan
karyawan dapat menjadikan kualitas bagian dari jiwanya sehingga mereka dapat
memberikan performance yang terbaik untuk menghasilkan produk yang
berkualitas.
PT. Metro Pearl Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur industri sepatu. Produk yang dihasilkan di PT. Metro Pearl
Indonesia adalah sepatu dengan merk New Balance. Perusahaan ini beralamat di
Jl. Pramuka, Bunder, Kec. Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41161.
Beberapa part yang dihasilkan dari perusahaan ini antara lain: outsole, insole,
upper, toecap, midsole, EVA.
Salah satu mesin yang digunakan di PT. Metro Pearl Indonesia khususnya
departemen rubber adalah mesin CT-807S Semi-Automatic Rubber Molding
Machine buatan Negara Taiwan. Mesin ini menggunakan Teknik Otomasi hanya
dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas atau kualitas
dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri,

11
12

otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, dimana mekanisasi masih


membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi. Otomasi mengurangi
peran manusia dalam hal tersebut. (Hartono and Nauval Fauzi 2016)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diteliti berdasarkan latar belakang yang telah
disebutkan adalah Bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasi sistem
informasi efektivitas mesin produksi dengan metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE) di PT. Metro Pearl Indonesia yang dapat memberikan
pengukuran kinerja terhadap efektivitas mesin produksi khususnya mesin
Heatpress Outsole?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
merancang dan membangun aplikasi sistem operasi pengukuran efektivitas mesin
produksi dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Metro
Pearl Indonesia, sehingga dapat mempermudah pengukuran kinerja mesin
heatpress outsole dan mengetahui tentang kondisi mesin dengan sangat efektif.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil kegiatan penelitian dan kerja
praktik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan dapat mengetahui informasi tentang kondisi dan kinerja mesin


saat ini sesuai dengan metode OEE dengan indikator availability,
performance, dan quality yang dapat digunakan sebagai key performance
indicator (KPI) mesin.
2. Perusahaan dapat membuat laporan kinerja mesin baik laporan produksi
mesin maupun laporan OEE mesin dalam aplikasi. Hal ini dapat membantu
staff produksi yang sebelumnya kesulitan dalam merekap kinerja mesin.

1.5 Batasan Masalah


Aplikasi hanya diperuntukkan bagi mesin Heatpress Outsole yang
memberikan pengujian dan penandaan untuk produk yang di produksi dari mesin
Heatpress Outsole serta mengukur dan memberikan informasi tentang kinerja
13

mesin Heatpress Outsole yang memproduksi berbagai tipe Outsole, tidak sampai
pada cara memperbaiki mesin tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan


Di dalam penyusunan skripsi ini secara sistematis diatur dan disusun yang
bertujuan untuk memperjelas rinci urutan per-bab nya, antara lain sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung dalam
pembuatan rancang bangun aplikasi sistem informasi efektivitas mesin produksi
heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia Purwakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini membahas tentang analisa dan perancangan sistem. Analisa berisi
penjelasan dari timbulnya masalah beserta penyelesaiannya, sedangkan
perancangan sistem berisi Flow Map, Use Case Diagram, Activity Diagram,
Sequence Diagram, Class Diagram.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas tentang kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras,
implementasi dan evaluasi sistem. Implementasi ini mengacu pada perancangan
desain sistem yang telah dibuat dan berfokus memberikan informasi efektivitas
mesin produksi heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia Purwakarta. Dalam
implementasi ini juga berisi penjelasan Graphical User Interface (GUI) sistem
yang telah dibuat. Sedangkan evaluasi sistem berisi validasi dan uji coba sistem
agar terhindar dari error serta berjalan sesuai yang diharapkan semestinya.

BAB V PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan
sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem di masa yang
akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rancang Bangun


Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahka hasil
analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan
dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan
(Pressman, 2002).
Perancangan adalah kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem
baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang
diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik (Ladjamudin, 2008).
Sedangkan pengertian bangun atau pembangunan sistem adalah kegiatan
menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah
ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Dengan
demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil
analisa kedalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem
tersebut ataupun memperbaiki sistem yang sudah ada.
2.2 Efektivitas
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata
dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Efektivitas adalah
komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan
biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang
ditentukan. Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa indikator
efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. (Effendy, 1989)
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dapat dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.1 mengenai hubungan efektivitas di bawah ini.

14
15

Gambar 2.1 Hubungan Efektivitas (Mahmudi, 2005)

Sehubungan dengan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas


merupakan seluruh siklus input, proses dan ouput yang mengacu pada hasil guna
pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana
tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah diraih, serta menjadi ukuran berhasil
tidaknya sebuah organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target - targetnya.

2.3 Teknik Otomasi


Teknik otomasi adalah penggunaan mesin, sistem kontrol, dan teknologi
informasi untuk optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa. Otomasi
hanya dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas dan/atau
kualitas dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia
industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana mekanisasi masih
membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi atau membutuhkan
bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Otomasi mengurangi peran
manusia dalam hal tersebut. (Dunlop, John T. 1962)

2.4 Mesin CT-807S Semi-Automatic Rubber Molding Machine

Gambar 2.2 Mesin CT-807S Semi-Automatic Rubber Molding Machine


16

Gambar 2.3 Detail spesifikasi mesin CT-807S

Gambar 2.4 Model dan tahun pembuatan mesin CT-807s

2.5 Overall Equipment Effectiveness (OEE)


OEE merupakan salah satu alat ukur yang digunakan sebagai alat ukur
dalam penerapan program Total Productive Maintenance (TPM). OEE
dikembangkan oleh Seiichi Nakajima pada tahun (1988).

2.5.1 Definisi OEE


OEE merupakan suatu alat ukur yang berfokus pada seberapa efektif operasi
manufaktur digunakan untuk memantau dan meningkatkan efektivitas proses
manufaktur. Sebagai alat ukur, OEE mengukur seberapa efektivitas peralatan
besar yang digunakan perusahaan dengan mengidentifikasi hambatan, dan
17

seberapa hambatan tersebut berdampak pada mesin. Efektivitas tersebut diukur


dengan cara mengkalikan ketersediaan (availability) dan efisiensi kinerja
(performance) dengan tingkat kualitas produk (quality) yang dihasilkan (Stamatis,
2010). OEE juga digunakan sebagai indikator proses perbaikan berkelanjutan atau
dikenal sebagai continuous improvement (Jonsson dan Lesshammar, 1999).

Hakikat OEE menurut Stamatis (2010) adalah:


 OEE sebagai alat ukur yang mengidentifikasi potensi peralatan atau equipment
(potensi bisa berupa kekurangan ataupun kelebihan).
 OEE mengidentifikasi dan melacak kerugian (loss atau waste).
 OEE mengidentifikasi kemungkinan peluang baru.

2.5.2 Tujuan OEE


Tujuan dari OEE yaitu menghilangkan enam kerugian besar (six big losses)
pada proses manufaktur. Enam kerugian besar adalah penyebab utama tidak
efisien suatu proses manufaktur. Enam kerugian besar tersebut diidentifikasi
menjadi bagian-bagian terkecil yang paling sering dialami oleh perusahaan
manufaktur (Vorne Industries, 2008). Tabel 2.1 merupakan rincian enam kerugian
besar tersebut:

Tabel 2.1 Enam Kerugian Besar (the big six losses)

Kategori six Parameter Contoh Event Keterangan


big losses OEE
Breakdowns Downtime • Tooling Failures Ada fleksibilitas dimana
loss • Unplanned Maintenance untuk menetapkan batas
• General Breakdowns antara breakdown
• Equipment Failure (downtime loss) dan minor
stoppage (speed loss)
Setup and Downtime • Setup/Changeover Kerugian ini sering
Adjusments loss • Material Shortages ditujukan adanya waktu
•Operator Shortages setup program dan mesin
• Major Adjustments
• Warm-Up Time
18

Kategori six Parameter Contoh Event Keterangan


big losses OEE
Idling and Speed loss • Obstructed Product Flow Biasanya hanya mencakup
Minor • Component Jams pemberhentian dibawah

stoppage • Misfeeds lima menit dan tidak


• Sensor Blocked memerlukan personil
• Delivery Blocked khusus untuk maintenance.
Reduced Speed loss • Rough Running apa pun yan membuat
speed • Under Nameplate Capacity proses berjalan dengan
• Under Design Capacity kecepatan maksimum
• Equipment Wear teoritis (Ideal Run Rate)
• Operator Inefficiency
Startup Quality loss • Scrap Barang cacat selama warm-
rejects • Rework up, startup atau produksi
• In-Process Damage awal. Biasanya karena
• In-Process Expiration setup mesin yang belum
• Incorrect Assembly panas selama periode waktu
tertentu.
Production Quality loss • Scrap Barang cacat selama
rejects • Rework produksi.
• In-Process Damage
• In-Process Expiration
• Incorrect Assembly

Sumber : Vorne Industries, 2005. The Fast Guide to OEE.

2.5.3 Indikator OEE


Pengukuran OEE didasarkan pada pengukuran tiga indikator utama
(Stamatis, 2010) yaitu :
a. Availability merupakan proporsi dari pengukuran OEE yang
menunjukkan persentase waktu yang dijadwalkan untuk produksi atau
operasi benar-benar tersedia.
b. Performance merupakan proporsi OEE yang menunjukkan kecepatan
aktual dimana pusat-pusat kerja beroperasi sebagai persentase dari
kecepatan desainnya
19

c. Quality merupakan proporsi dari OEE yang menunjukkan unit


berkualitas baik yang dihasilkan sebagai persentase dari unit total yang
diproduksi.

2.5.4 Rumus OEE


Pada tabel 2.2 merupakan rumus OEE yang digunakan dalam proses
pembuatan aplikasi pengukuran efektivitas mesin produksi
Tabel 2.2 Rumus OEE

Indikator OEE Rumus

Run Time
Availability = x 100%
Total Time
Availability
Run Time = Total Time – Breakdowns (down and setup time)

Total Time = Shift Length - Breaks

Performance Performance = (Total Count / Run Time) x 100%

Good Count
Quality Quality = x 100%
Total Count

OEE OEE = Availability x Performance x Quality

(Sumber : Exor International Inc. 2010. The Complete Guide to Simple


OEE)
20

Untuk keterangan tabel 2.2 di atas, dapat dilihat pada tabel 2.3 yakni
keterangan istilah dalam OEE itu sendiri.
Istilah Deskripsi
Shift Length Total waktu per satu shift yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Total Time Total waktu mesin beroperasi.
Run Time Total waktu produksi efektif mesin dalam
memproduksi
outsole.
Breakdowns Total waktu mesin mengalami down time, setup time
dan breaks
Down Time Jumlah waktu saat mesin mengalami perhentian karena
sebab-sebab mesin bermasalah ataupun material tidak
bagus.
Setup Time Jumlah waktu saat mesin mengalami setting up dan
pemanasan sebelum beroperasi penuh.
Breaks Jumlah waktu saat mesin berhenti bekerja karena
istirahat.
Total Count Jumlah total produk, baik dan buruk, yang diproduksi
pada mesin.
Good Count Jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur pada mesin
Bad Count Jumlah produk yang diproduksi yang tidak sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur pada mesin
Ideal Cycle Time Waktu menyelesaikan per satu unit produk sesuai
Standar Operasional Prosedur (min/unit).
Target Counter Target produk yang dihasilkan mesin dalam satu waktu
tertentu (shift)
21

OEE memiliki standar world class untuk semua indikator sebagai berikut :
(Vorner, 2008)
1. Availability rate 90% atau lebih
2. Performance rate 95% atau lebih
3. Quality rate 99% atau lebih
4. OEE 85% atau lebih

Di bawah ini tabel 2.4 merupakan simulasi perhitungan OEE mesin


dalam satu shift produksi.
Tabel 2.4 Simulasi perhitungan OEE dalam satu shift
Data Mesin Nilai Deskripsi Sumber Data
Panjang waktu 480 menit Panjang waktu dalam satu Shift Time
shift shift
Run Time 420 menit Total waktu produksi Run Time
selama satu shift
Breaks 30 menit Total waktu mesin istirahat Run Time
selama satu shift
Setup Time 15 menit Total waktu mesin setup Setup Time
selama satu shift
Down Time 15 menit Total waktu mesin down Down Time
selama satu shift
Ideal Cycle Time 3 menit / Total waktu mesin Ideal Cycle
unit menyelesaikan 1 unit Time
produk
Total Count 1200 Total parts diproduksi Total Count
selama satu shift
Bad Count 10 Total Bad parts diproduksi Bad Count
selama satu shift
Target Counter 1320 Target produksi dalam Target Counter
SPK (Surat Perintah Kerja)

Setelah mendapatkan data produksi maka dapat dilakukan penghitungan


untuk waktu total selama satu shift (Total Time) dan Good Count.
22

Tabel 2.5 Data proses perhitungan selama satu shift


Data Proses Lanjutan Formula Hasil
Run Time Shift Time – (Breaks + Setup Time + Down 420 menit
Time)
480 – (30+15+15)
Total Time Run Time + Down Time + Setup Time 450 menit
(420 + 15 + 15)
Good Count Total Count – Bad Count 1180 unit
(1200 – 20)

Setelah menghitung data proses lanjutan, maka dapat dilakukan


penghitungan terhadap masing-masing metrik OEE yang terdapat pada tabel 2.6

Tabel 2.6 Data OEE selama satu shift


Variabel OEE Formula Hasil
Availability Run Time / Total Time *100 93.33%
(420 / 450) *100
Performance (Total Count / Target Count) *100 90.90%
(1200 / 1320) *100
Quality (Good Count / Total Count) *100 99.16%
(1190 / 1200) *100
OEE Availability * Performance * Quality 84.12%

Hasil OEE menunjukkan angka 84.12% yang masih di bawah standar world
class yang menunjukkan angka 85%. Kemudian availability menunjukkan angka
93.33% yang sudah melebihi standar world class yaitu 90%, sedangkan
performance masih belum memenuhi standar world class OEE. Quality sudah
memenuhi standar OEE dengan 99.16%. Untuk detail dapat melihat tabel 2.7 di
bawah ini.

Tabel 2.7 Hasil Perhitungan OEE dibandingkan dengan Standar World Class
23

Standar World
Metrik Nilai Aktual
Class
Availability 90% 93.33%

Performanc 90.90%
95%
e
Quality 99% 99.16%

OEE 85% 84.12%

Artinya kondisi manufaktur pada mesin diatas belum memenuhi standar


world class OEE yang diinginkan. Jika semisal down time dikurangi 15 menit ,
maka mesin dapat menghasilkan 5 unit (15 menit x 1 unit / 3 menit = 5 unit).
Tabel 2.8 merupakan hasil improvisasi dari dikuranginya down time selama 15
menit
Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Improvisasi OEE
Variabel OEE Formula Hasil
Availability Run Time / Total Time *100 96.66%
(435 / 450) *100
Performance (Total Count / Target Count) *100 91.28%
(1205 / 1320) *100
Quality (Good Count / Total Count) *100 99.17%
(1195 / 1205) *100
OEE Availability * Performance * 87.49%
Quality

Dengan adanya pengurangan pada jumlah downtime maka OEE naik


menjadi 3,37% dari 84,12% menjadi 87,49%. Artinya dengan dikuranginya down
time 15 menit, dapat meningkatkan OEE. Dalam kasus ini, bisa meningkatkan
OEE dari belum mencapai standar world class hingga mencapai standar world
class. Untuk detail bisa melihat pada tabel 2.9.
24

Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Improvisasi OEE dengan Standar World Class
Nilai
Nilai Jumlah Standar
Metrik sebelumny Status
improvisasi perubahan World Class
a
Availability 93.33% 96.66% *3.33% 90% Standar
Performanc Belum
90.90% 91.28% *0.38% 95%
e Standar
Quality 99.16% 99.17% *0.01% 99% Standar
OEE 84.12% 87.49% *3.37% 85% Standar

Dengan dikurangi down time (bisa juga setup time maupun breaks) dapat
dijadikan pedoman untuk meningkatkan nilai OEE sampai pada standar world
class maupun standar yang diinginkan perusahaan.

2.6 Unified Modelling Language (UML)


Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah
menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar
untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML, kita dapat
membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi
tersebut dapat berjalan para perangkat keras, sistem operasi dan jaringan apapun.
UML sebagai salah satu alat bantu yang sering digunakan di dunia
pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena UML
menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembah
sistme untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku,
mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi
(sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain
(Munawar, 2005).
UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh
Booch, Object Modelling Technique (OMT) dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE). Metode Booch sangat terkenal dengan nama metode Object
Oriented Design.
25

2.7 Flowmap
Flowmap adalah bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai bagan
alir formulir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya, document flow memiliki
ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah notasi-notasi
yang ada di dalamnya (Jogiyanto, 2006). Tabel 2.10 merupakan simbol-simbol
yang terdapat dari sebuah flowmap.
Tabel 2.10 Simbol-simbol pada Flowmap

NO Simbol Nama Simbol Fungsi

Merupakan simbol yang digunakan


1 Terminator pada awal pembuatan document flow
sebagai awal (Start) dan akhir (End)

Merupakan notasi dari proses manual


yang ada pada document flow.
Dinyatakan sebagai proses manual
2 Manual Proccess
karena dalam notasi document flow
segala bentuk proses masih belum
dilakukan oleh komputer.
Merupakan notasi dari dokumen pada
document flow. Notasi dokumen ini

3 Document umumnya digambarkan sebagai bentuk


lain dari arsip, laporan atau dokumen
lainnya yang berbentuk kertas.

Menunjukkan tempat untuk


menyimpan data hasil operasi

4 Database komputer.

Menunjukkan file non-komputer yang


diarsip meliputi:
N : Number
5 Archive
A : Alfabeth
D : Date
T : Time
26

N Nama Simbol
Simbol Fungsi
O
Menunjukkan kegiatan proses dari
6 Process operasi program komputer

Merupakan notasi dari suatu keputusan


dalam pengerjaan document flow.
7 Decision Dalam penggambaran notasi decision
ini selalu menghasilkan dengan
keputusan ya atau tidak

2.8 Use Case Diagram


Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan di buat. Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan di buat.
(Shalahuddinn & Rossa, 2015)
Tabel 2.11 Simbol Use Case Diagram
SIMBOL NAMA KETERANGAN
Fungsional yang di sediakan
sistem sebagai unit-unit yang
Use Case
saling bertukar pesan antar unit
atau aktor.

Orang, proses, atau sistem lain


yang berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan di buat di
luar sistem informasi yang akan
Actor
di buat sistem itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor
adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu orang.
27

SIMBOL NAMA KETERANGAN

Komunikasi antara aktor dan use


Asosiasi / case yang berpartisipasi pada use
asosiation case atau use case memiliki
interaksi dengan aktor.

Relasi use case tambahan ke


sebuah use case dimana use case
Extend yang ditambahkan dapat berdiri
sendiri walaupun tanpa use case
tambahan itu.

Spesialisasi antara dua buah use


case dimana fungsi yang satu
Generalization
lebih umum dari fungsi yang
lainnya.

(Sumber: Shalahuddin & Rossa, 2015)

2.9 Class Diagram


Class diagram adalah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi
objek. Class menggambarkan keadaan (atribut atau properti) suatu sistem,
sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda
atau fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package
dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan,
asosiasi, dan lainlain. Class memiliki tiga area pokok, yaitu :
1. Nama (dan stereotype)
2. Attribut
3. Metode
Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat, yaitu sebagai berikut :
1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.
2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan
anakanak yang mewarisinya.
28

3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. Class dapat merupakan


implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki
metode. Interface tidak dapat langsung. Class dapat merupakan
implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki
metode.
Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus
diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian
interface mendukung resolusi metode pada saat run-time.

Tabel 2.12 Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Relasi antarkelas dengan makna


1 Asosiation
yang umum.

Relasi antarkelas dengan makna


2 Agresasi
semua bagian.

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

3 Class Kelas pada struktur sistem.

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang


ditampilkan sistem menghasilkan
4 Collaboration suatu hasil yang terukur bagi suatu
aktor.

Direct Relasi antarkelas dengan makna


5
asosiation yang satu digunakan oleh kelas lain.

Relasi antar kelas dengan makna


6 Generalisasi
umum khusus.

(Sumber: Shalahuddin & Rossa, 2015)


29

2.10 Activity Diagram


Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika procedural
proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai
peran seperti halnya flowchart akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah
activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak.
(Munawar, 2005)
Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state
adalah action dan sebagian trnsisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya
(internal processing).
Oleh karna itu activity diagram tidak menggambarkan behavior internal
sebuah sistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-
jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas menggambarkan
proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana actor
menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML
menggunakan segi empat dengan sudut membulat untuk menggambarkan
aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behavior pada kondisi
terntentu untuk mengilustrasikan proses-proses parallel (fork dan join) digunakan
titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertical. Activity
diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan
objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. Berikut simbol yang
ada pada activity diagram.

Tabel 2.13 Simbol Activity Diagram


SIMBOL FUNGSI KETERANGAN

Status Awal Status awal aktivitas sistem

Aktivitas yang dilakukan sistem,


Aktifitas aktivitas biasanya diawali dengan
kata kerja.
30

SIMBOL FUNGSI KETERANGAN


Asosiasi percabangan dimana jika
Percabangan/
ada pilihan aktivitas lebih dari
Decision
satu.
Asosiasi penggabungan dimana
Penggabungan/join lebih dari satu aktivitas
digabungkan menjadi satu.
Status akhir yang dilakukan
sistem, sebuah diagram aktivitas
Status Akhir
memiliki sebuah status akhir.

Memisahkan organisasi bisnis


Nama swimlane
Swimline yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas yang terjadi.
Digunakan untuk menunjukan
Fork kegiatan yang dilakukan secara
paralel.
(Sumber: Shalahuddin & Rossa, 2015)

2.11 Sequence Diagram


Sequence Diagram merupakan Interaction Diagram yang digunakan untuk
menjelaskan eksekusi sebuah skenario semantik. Sequence Diagram juga
digunakan untuk menjelelaskan interaksi antar objek dalam urutan waktu (Booch,
Maksimchuk, Engle, Young, Conallen, & Houston, 2007). Sequence Diagram
bisa digunakan untuk menjelaskan sebuah serangkaian langkah-langkah yang
mengirimkan message antar satu lifeline ke lifeline yang lain. Setiap message
yang dikirimkan bisa memberikan respon (return) relative pada scenario yang
dirancang di Use Case Diagram. Interaksi yang terjadi bisa bersifat instansiasi
sebuah object maupun static method dari sebuah kelas.
31

Tabel 2.14 Simbol Squence Diagram


No. Simbol Nama Keterangan
1. Lifeline Merepresentasikan
sebuah objek.

2. Message Pesan atau


pemanggilan suatu
fungsi dari satu
objek ke objek
lainnya.
3. Entity Lifeline Merepresentasikan
objek yang
berhubungan
dengan database.
Sumber : (Munawar, 2005)

2.12 Konsep Basis Data


Konsep basis data meliputi sistem database ,analisa kebutuhan sistem dan
perancangan desain sistem itu sendiri.

2.12.1 Sistem Basis Data


Sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengolah record-
record mengunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara
dan operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahan sehingga mampu
menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk prosse
pengambilan keputusan. (Marlinda, 2004)
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu
perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data
(database), sistem (software) pengelola basis data (DBMS), pengguna (user),
aplikasi lain (bersifat operasional). Keuntungan sistem basis data adalah :
a. Mengurangi redundansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas
data yang berbeda-beda sehingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.
32

b. Menjaga konsistensi data.


c. Keamanan data dapat terjaga.
d. Integritas dapat dipertahankan.
e. Data dapat digunakan bersama-sama.
f. Menyediakan data recovery
g. Memudahkan penerapan standarisasi.
h. Data bersifat mandiri (data independence).
i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini
sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan
pendidikan keselarasan data.

Kerugian sistem basis data adalah :


a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
c. Perangkat lunaknya relatif mahal.
d. Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian
yang terkait.

2.12.2 Database
Database adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap
dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir dan disimpan secara
terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu menggunakan komputer
sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Database berguna untuk mengatasi berbagai masalah terkait penyusunan data
yaitu menghilangkan redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan
data, isolasi data untuk standarisasi, masalah multiple user atau banyak pengguna,
masalah keamanan, masalah integrasi, dan masalah data non independence.
(Marlinda 2004)

2.12.3 Database Management System (DBMS)


Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang
saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Database adalah kumpulan
33

data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program
yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data
dalam database. (Marlinda 2004)

2.12.4 Desain Sistem


Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah
mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian
memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Desain sistem dapat diartikan
sebagai berikut (Jogiyanto, 2006):
a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.
c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.
d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
e. Berupa gambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi.
f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem

2.13 System Development Life Cycle (SDLC)


Pada siklus hidup sistem tiap-tiap bagian dari pengembangan sistem dibagi
menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap-tiap tahapan ini mempunyai karakteristik
tersendiri. Tahapan utama SDLC dapat terdiri dari tahapan perencanaan sistem
(system planning), analisa sistem (system analysis), desain sistem (system design),
seleksi sistem (system selection), implementasi sistem (system implementation),
dan perawatan sistem (system maintenance). (Jogiyanto, 2006)

SDLC adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan


merancang sistem. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam SDLC:

2.13.1 Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan


Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa
yang terjadi di dalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasi
34

lain, penganalisis menentukan dengan cepat masalah-masalah dengan anggota


organisasi lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut.

2.13.2 Menentukan syarat-syarat informasi


Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan
syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara
perangkatperangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi
dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah,
wawancara dan mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor
dan prototyping.

2.13.3 Menganalisis kebutuhan sistem


Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan sistem. Sekali lagi
perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan
kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk
menyusun daftar input, proses dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik
terstruktur.

a. Block Diagram / IPO Diagram (Diagram Input Proses Ouput) Block diagram
adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan
akibat antara input dan output dari suatu sistem. Block diagram banyak
digunakan dalam dunia rekayasa dalam desain hardware, desain elektronik,
desain software, dan proses aliran diagram.

input BLOK output

Gambar 2.5 Block Diagram

b. Flow of Events (FoE)


FoE mendefinisikan aksi pengguna dan respon sistem terhadap aksi yang
dilakukan. FoE merupakan kompresi dari skenario normal, yang
mendefinisikan tingkah laku umum dari sistem untuk use case, dan cabang-
cabang alternatif, dimana bagian lain yang telah tersedia dapat digunakan
oleh use case.
35

2.13.4 Merancang sistem yang direkomendasikan


Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang
terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logic.
Penganalisis merancang prosedur data entry sedemikian rupa sehingga data yang
dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu,
penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu
untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.

2.13.5 Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak


Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan
pemrogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan.
Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat
lunak meliputi rencana struktur, diagram input output, flowmap, dan DFD.

2.13.6 Menguji dan mempertahankan sistem


Sebelum aplikasi informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan
pengujian terlebih dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap
adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian
dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis
sistem. Rangkaian ini pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh
serta serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan sistem
dan dokumentasinya dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem
informasi dijalankan.

2.13.7 Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem


Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan
aplikasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pengguna untuk menggunakan
sistem, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganilisis
sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem
lama ke sistem baru. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah pengguna
benar-benar menggunakan sistem.untuk pembahasan. Kriteria utama yang harus
dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.
36

Pada penelitian ini model SDLC yang digunakan adalah Model Waterfall
seperti yang terlihat pada Gambar 2.10 di bawah ini.

Gambar 2.10 SDLC Model Waterfall (Pressman, 2015)

2.14 PHP (Hypertext Prepocessor)


Hypertext Prepocessor atau PHP merupakan suatu bahasa pemrograman
yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan
kode HTML (Saputra, 2012). HTML digunakan sebagai pembangun atau fondasi
dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya
sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.
PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server
Side Scripting. Dalam menjalankan PHP, wajib adanya web server. PHP ini
bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu lintas
platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHP
juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai binary yang
dapat berjalan sebagai CGI (Common Gateway Interface).

2.15 MySql Database


MySQL adalah sebuah perangkat lunak untuk DBMS (Database
Management System) yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi
di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak
gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga
37

menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus di mana penggunaannya


tidak cocok dengan penggunaan GPL.

2.16 Code Igniter


Codeigniter adalah kerangka kerja pengembangan aplikasi PHP berdasarkan
arsitektur yang terstruktur. Codeigniter memiliki tujuan untuk memberikan alat
bantu yang dibutuhkan seperti helpers and libraries untuk mengimplementasi
tugas yang biasa dilakukan. Dengan demikian, pengembangan proyek menjadi
lebih mudah dan cepat. Dan pengembang tidak perlu menulis lagi dari awal.
(Arrhioui et al., 2017),

2.17 Pengertian Black Box Testing


Black Box Testing adalah suatu tipe testing yang memperlakukan perangkat
lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para
tester memandang perangkat lunak seperti layaknya “kotak hitam” yang tidak
terlihat isinya, tetapi dikenai proses testing bagian luarnya saja. (Rizky 2011)
Black Box Testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi
dan kebutuhan yang telah ditentukan pada awal perancangan. Keuntungan dari
jenis testing ini antara lain:

1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan
teknis program.
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen
tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan
yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing
38

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode Penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk mendapatkan kembali
pemecahan terhadap segala permasalahan yang diajukan (Subagyo, 2015).
Sedangkan pengertian metode penelitian adalah metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono,2017).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu cara ilmiah atau teknik yang digunakan demi memperoleh data
mengenai suatu objek dari penelitan yang memiliki tujuan untuk memecahkan
suatu permasalahan.

3.2 Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data yang akan digunakan untuk menunjang kebutuhan
dalam perancangan dan penulisan laporan skripsi mengenai sistem informasi
publik di Desa Karanganyar yaitu observasi, wawancara
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan sebuah kegiatan dimana seorang observer
melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematis dengan tujuan melakukan
penelitian (Usman and Purnomo, 2014) dalam (Ahyar et al., 2020).
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan observasi di PT. Metro Pearl
Indonesia. Kemudian dilakukan proses observasi dengan mengamati langsung
mesin CT-807S. Hasilnya didapatkan gambaran umum mekanisme kerja mesin
CT-807S, spesifikasi mesin CT-807S, dan tugas masing-masing bagian yang
terkait dengan proses produksi outsole sepatu. Teknik ini dilakukan untuk
39

memperoleh data hasil produksi yang akurat mengenai proses efektivitas mesin
produksi heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia.

3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar
informasi mupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan
menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu (Esterberg dalam
Sugiyono 2015:72).
Proses wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada
manajer produksi, staff produksi dan operator yang menjalankan mesin CT-807S.
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur karena peneliti
mengumpulkan data berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
kepada pihak yang bersangkutan dengan membawa alat wawancara yaitu pena
dan buku catatan.

3.3 Alat Penelitian


Penelitian ini memanfaatkan komputer dalam merancang dan membangun
Sistem Informasi Efektivitas Mesin Produksi Heatpress Outsole Berbasis Web di
PT. Metro Pearl Indonesia. Berikut ini daftar spesifikasi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) yang dibutuhkan, diantaranya:

3.3.1 Spesifikasi Kebutuhan Minimum Perangkat Keras (Hardware)


Berikut di bawah ini spesifikasi minimum perangkat keras (hardware) yang
dibutuhkan dalam membangun sistem:
1. Satu perangkat komputer
2. Processor Intel Core i3-5450 2.50Ghz
3. Ram 4 GB
4. Harddisk dengan kapasitas 1000 GB
3.3.2 Spesifikasi Kebutuhan Minimum Perangkat Lunak (Software)
Berikut di bawah ini spesifikasi minimum perangkat lunak (software) yang
dibutuhkan dalam membangun sistem:
1. Microsoft Windows 10 Pro 64-bit
2. Sublime Text versi 3.
3. XAMPP versi 3.2.2
40

4. Microsoft Visio
5. Browser Google Chrome versi 85.0
3.4 Metode Pengembangan Sistem Informasi
Metode pengembangan sistem yang dipakai untuk Rancang Bangun Sistem
Informasi Efektivitas Mesin Produksi Heatpress Outsole Berbasis Web Di PT.
Metro Pearl Indonesia Purwakarta penulis menggunakan Metode SDLC model
Waterfall. Pada siklus hidup sistem tiap-tiap bagian dari pengembangan sistem
dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap-tiap tahapan ini mempunyai
karakteristik tersendiri. Tahapan utama SDLC dapat terdiri dari tahapan
perencanaan sistem (system planning), analisa sistem (system analysis), desain
sistem (system design), seleksi sistem (system selection), implementasi sistem

(system implementation), dan perawatan sistem (system maintenance). (Jogiyanto,


2006)

Gambar 3.1 SDLC Model Waterfall (Pressman, 2015)


SDLC adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan
merancang sistem. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam SDLC:
3.4.1 Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa
yang terjadi di dalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasi
lain, penganalisis menentukan dengan cepat masalah-masalah dengan anggota
organisasi lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut

3.4.2 Menentukan syarat-syarat informasi


Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-
syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat-perangkat
yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi dalam bisnis
41

diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara


dan mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan perusahaan.

3.4.3 Menganalisis kebutuhan sistem


Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan sistem. Sekali lagi perangkat dan
teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan.
Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun
daftar input, proses dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur.

3.4.4 Merancang sistem yang direkomendasikan


Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang
terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logic.
Penganalisis merancang prosedur data entry sedemikian rupa sehingga data yang
dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Meliputi flowmap,
activity diagram, sequence diagram, class diagram.

3.4.5 Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak


Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemrogram
untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa
teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak
meliputi rencana struktur, flowmap, activity diagram, sequence diagram dan class
diagram.

3.4.6 Menguji dan mempertahankan sistem


Sebelum aplikasi informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian
terlebih dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah
sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh
pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem.

3.4.7 Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem


Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan
aplikasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pengguna untuk menggunakan
sistem, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganilisis
sistem.
42

BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1 Perancangan
Pada perancangan ini adalah penentuan proses dan data yang diperlukan
oleh sistem baru. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi
kebutuhan pemakai sistem serta untuk memberikan gambaran yang jelas dan
rancang bangun yang lengkap.
4.2 Analisa Sistem
Pada tahapan ini dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan
tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil
menggunakan metode SDLC model waterfall. Pada model waterfall terdapat
beberapa tahapan yang meliputi tahap komunikasi dan tahap perencanaan.

4.2.1 Komunikasi
Tahap komunikasi dilakukan dengan proses wawancara dan observasi.
Proses wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada manajer
produksi, staff produksi dan operator yang menjalankan mesin CT-807S. Setelah
proses wawancara selesai, kemudian dilakukan proses observasi dengan
mengamati langsung mesin CT-807S. Hasilnya didapatkan gambaran umum
mekanisme kerja mesin CT-807S, spesifikasi mesin CT-807S, dan tugas masing-
masing bagian yang terkait dengan proses produksi outsole sepatu. Hasil dari
wawancara dan observasi tersebut dicocokkan maka selanjutnya dapat disusun
yakni analisa bisnis, analisa kebutuhan pengguna, analisa kebutuhan data, dan
analisa kebutuhan fungsional.

A. Analisa Bisnis
43

Setelah dilakukan tahap komunikasi, tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis


bisnis yang meliputi identifikasi masalah, identifikasi pengguna, identifikasi data, dan
identifikasi fungsi.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dengan metode observasi dan wawancara,
masalah yang dialami PT. Metro Pearl Indonesia adalah perusahaan tidak
mengetahui apakah kinerja mesin CT-807S sudah berjalan optimal atau belum.
Hal ini terjadi karena tidak ada prosedur khusus untuk mengukur kinerja mesin
tersebut. Dampak yang ditimbulkan dengan tidak adanya pengukuran kinerja pada
mesin CT-807S yakni:
a. Keterlambatan pemeliharaan (maintenance) yang disebabkan kurangnya
deteksi kinerja mesin secara dini. Sebuah mesin tidak hanya diperbaiki /
dipelihara ketika mesin mengalami kerusakan, tetapi juga ketika mesin
mengalami penurunan kinerja seperti penurunan kecepatan produksi aktual
dengan standard kecepatan desainnya, adanya produk yang mengalami reject,
adanya minor stoppage, dll.
b. Usaha perbaikan atau pemeliharaan (maintenance) pada mesin tidak tepat
sasaran, karena tidak ada indikator kinerja yang jelas terhadap mesin.
Pemeliharaan utilisasi mesin yang tidak tepat sasaran dapat menimbulkan
pemborosan. Part yang seharusnya bukan menjadi masalah malah mengalami
perbaikan, sebaliknya part yang seharusnya menjadi masalah tidak
teridentifikasi.
Permasalahan pada PT. Metro Pearl Indonesia dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Tabel masalah dan dampak

No Masalah Dampak

1. Kinerja mesin CT-807S Keterlambatan pemeliharaan


44

(maintenance) untuk peralatan


selama ini tidak diukur
mesin CT-807S
Usaha perbaikan / pemeliharaan
(maintenance) mesin CT-807S
menjadi tidak tepat sasaran

Proses ini dimulai dengan operator mesin membuat form produksi yang berisi
hasil produksi yang telah dikerjakan oleh mesin selama suatu shift tertentu.
Selanjutnya form tersebut diserahkan kepada bagian produksi, untuk direkap dan
diarsip. Bagian Produksi tersebut mempunyai tugas :
a. Memperbanyak form produksi kinerja sesuai dengan station produksi yang
ada di PT. Metro Pearl Indonesia.
b. Setelah memperbanyak form produksi, operator mesin mengisi masing - masing
form produksi tersebut dengan periode produksi serta identitas operator yang
mengisi form.
c. Setelah diisi, kemudian form produksi tersebut akan diserahkan kepada staff
bagian produksi untuk direkap. Rekapan tersebut berbentuk spreadsheet dan
berisi data produksi yaitu lama down time produksi, lama down time mesin,
lama kerja, jumlah produksi, jumlah produk reject, run rate (pcs/min), cycle
time (s/pcs). Kemudian rekapan tersebut akan diserahkan kepada manajer
bagian produksi untuk kebutuhan laporan produksi.
2. Identifikasi Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara terdapat beberapa pengguna yang terlibat
dalam operasional mesin, yaitu operator mesin, staff bagian produksi dan manajer.
Tetapi yang akan menggunakan aplikasi pengukuran efektivitas mesin produksi
ini adalah staff bagian produksi dan manajer.
3. Identifikasi Data
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan dan pengguna, maka
dapat dilakukan identifikasi data. Pada aplikasi yang akan dibangun ini, data yang
diperlukan sebagian besar adalah data untuk proses pencatatan produksi. Data
terbagi menjadi dua jenis, yakni data input dan data output. Data input adalah data
pengguna, data shift, data mesin, data produk outsole sepatu dan data
45

produksi. Sedangkan data output adalah laporan produksi, laporan OEE dan
dashboard OEE.
4. Identifikasi Fungsi
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna, dan data,
maka dapat diidentifikasi fungsi dari aplikasi yang akan dibangun sebagai berikut:
pencatatan data pengguna, pencatatan data shift, pencatatan data produk outsole
sepatu, pencatatan data mesin, pencatatan data produksi dan pembuatan laporan
produksi. Dan karena ada metode OEE yang akan diimpelementasikan, maka ada
tambahan fungsi lain untuk melengkapi aplikasi yakni fungsi pengelolaan standar
OEE, pembuatan nilai OEE, dan pembuatan laporan OEE pada mesin CT-807S.

B. Analisa Kebutuhan Pengguna


Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat dibuat kebutuhan pengguna yang
akan dianalisis untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing pengguna yang
berhubungan langsung dengan aplikasi yang dibangun dapat sesuai dengan apa
yang dibutuhkan. Peran dan tanggung jawab pengguna dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Tabel peran dan tanggung jawab

No Aktor Peran Tanggung Jawab


1 Staff - Mengelola data produksi - Menambah data produksi
Produksi
2 Manajer - Mengelola data shift - Mencatat shift
- Mengelola data produk - Mencatat data produk
- Mengelola data mesin - Mencatat data mesin
- Mengelola standar OEE - Mencetak laporan Produksi
- Membuat laporan - Mencetak laporan OEE

Dalam membangun sebuah aplikasi diperlukan perancangan perangkat lunak


yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pengguna dalam mengoperasikan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan
fungsional. Fungsi-fungsi tersebut dikelompokkan berdasarkan entitas dan dapat
dilihat pada tabel 4.3.
46

Tabel 4.3 Deskripsi fungsi tiap entitas Entitas


Entitas Deskripsi Fungsi yang Diperlukan
Staff Produksi - Melakukan pencatatan data produksi mesin
- Melihat hasil produksi mesin harian
Manajer - Melakukan pencatatan data shift
- Melakukan pencatatan data produk
- Melakukan pencatatan data mesin
- Mengelola standar OEE
- Melihat nilai OEE secara periodik
- Melihat hasil produksi secara periodik
- Mencetak laporan produksi
- Mencetak laporan OEE

Berikut ini merupakan alur pengukuran efektivitas mesin produksi dengan


menggunakan metode OEE pada PT Metro Pearl Indonesia.
1. Tahap Pertama (persiapan)
Staff bagian produksi menyiapkan form untuk data input produksi (lihat tabel
3.4) mesin CT-807S dan dibagikan ke setiap masing-masing station dimana
mesin CT-807S berada. Pada ruangan mesin CT-807S berada, terdapat jam
digital untuk melihat waktu secara detail agar operator mesin dapat
memasukkan data input produksi secara akurat.
2. Tahap Kedua (pencatatan data setup mesin)
Operator mesin menghidupkan mesin CT-807S. Pada awal penghidupan,
mesin perlu di-setup terlebih dahulu untuk menyesuaikan input, proses dan
output yang diinginkan. Data setup yang diperlukan adalah mesin yang
47

dipakai, tipe produk yang akan diproduksi, jenis shift dan target produksi.
Waktu saat setup mesin dicatat pada form oleh operator.
3. Tahap Ketiga (pencatatan data down time mesin)
Selama mesin beroperasi ada kemungkinan terjadi down time pada mesin.
Down time tersebut disebabkan oleh beberapa faktor (lihat tabel 3.6) yang
mengakibatkan mesin berhenti beroperasi. Waktu saat down time mesin dicatat
pada form oleh operator.
4. Tahap Keempat (rekap data)
Setelah mesin selesai beroperasi dalam satu shift, operator menyerahkan form
input data produksi kepada staff bagian produksi untuk direkap. Staff merekap
data produksi tersebut ke dalam aplikasi.
5. Tahap Kelima (pemrosesan data produksi menjadi nilai OEE)
Data produksi yang sudah masuk ke dalam aplikasi akan diolah oleh sistem
untuk dijadikan nilai OEE yang berguna sebagai indikator kinerja mesin
produksi. Indikator tersebut berupa grafik, diagram atau tabel. Nilai OEE
tersebut juga digunakan oleh para pimpinan PT. Metro Pearl Indonesia untuk

dapat mengukur kinerja mesin terkait. Pengukuran yang dilakukan secara


harian, tetapi bisa disajikan dalam bentuk bulanan ataupun tahunan.
6. Tahap Keenam (membuat laporan)
Setelah data produksi dan data OEE sudah terekam ke dalam aplikasi,
pengguna dapat membuat laporan dengan mencetak laporan produksi dan
OEE.

Gambar 4.1 Diagram OEE


48

Kebutuhan pengguna utama dari aplikasi ini yaitu metode OEE itu sendiri.
Berikut adalah penjelasan detail dari metode OEE yang akan diterapkan pada
aplikasi pengukuran efektivitas mesin produksi pada PT. Metro Pearl Indonesia
Dari gambar 3.2 tersebut dapat dilihat bahwa OEE sederhananya dimulai dari
seluruh waktu (Plant Operating Time) kemudian dikurangi waktu mesin mati
terencana, menjadi Planned Machine Run Time atau bisa disebut Total Time.
Untuk menentukan nilai Availability, Total Time dikurangi Down Time
Losses menghasilkan Run Time. Untuk menentukan nilai Performance, mesin
bekerja sesuai target produk yang ingin diproduksi (Target Count) dikurangi oleh
speed losses dan menghasilkan jumlah produk yang berhasil diproduksi (Total
Count) selama Run Time. Untuk menentukan nilai Quality, jumlah produk yang
berhasil diproduksi (Total Count) dikurangi oleh Quality Losses (ex: produk-
produk yang mengalami cacat/reprocess) dan pada akhirnya menghasilkan produk
yang benarbenar sesuai dengan standard perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa metrik Availability dipengaruhi setiap
Downtime Losses (kerugian waktu), metrik Performance dipengaruhi setiap
Speed Losses (kerugian kecepatan) dan metrik Quality dipengaruhi setiap Quality
Losses (kerugian kualitas) Dalam beroperasi, mesin CT-807S masih belum
efektif, dikarenakan masih mengalami beberapa kerugian. Kategorisasi kerugian
PT. Metro Pearl Indonesia yang mungkin paling dialami dalam proses manufaktur
produk outsole sepatu oleh mesin CT-807S berdasarkan ketiga losses (downtime,
performance dan quality) tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kategorisasi kerugian pada mesin CT-807S
49
50

Kategori Kerugian Event Kerugian Contoh Kerugian

Downtime Losses Machine Kesalahan equipment, kerusakan


breakdown perkakas, unplanned
maintenance
(metrik availability) Machine Proses pemanasan mesin,
adjustment/ pergantian parts mesin,
setups kekurangan bahan

Speed Losses Machine stops Komponen macet, penghentian


aliran produksi
(metrik Machine reduce Keausan perkakas, usia
perforamance) speed peralatan / mesin

Kategori Kerugian Event Kerugian Contoh Kerugian

Quality Losses Machine starup Proses pemanasan mesin, parts


(metrik quality) bad parts awal yang terkena damage

Machine Parts gagal produksi (cacat),


production bad parts reprocess, perakitan salah
parts

C. Analisa Kebutuhan Data


Dari analisis kebutuhan pengguna yang telah disusun sebelumnya, maka
dibutuhkan beberapa data untuk menunjang aplikasi yang dibangun. Terdapat
beberapa data yang diperlukan dalam membangun aplikasi, data tersebut meliputi:
1. Data Pengguna
Data pengguna disediakan oleh pihak PT. Metro Pearl Indonesia untuk
mencatat siapa saja pengguna yang dapat mengakses aplikasi ini. Role pada
51

aplikasi ini didefinisikan pada data Jabatan. Data pengguna yang diperlukan
adalah username, password, NIK (Nomor Induk Karyawan), nama lengkap,
email, alamat, dan nomor telepon.
2. Data Shift
Data shift disediakan oleh pihak PT. Metro Pearl Indonesia berisi jenis shift
untuk pengoperasian mesin CT-807S. Data ini digunakan untuk pemilihan
jenis shift yang digunakan dalam satu shift operasional. Data shift yang
diperlukan adalah nama shift, dan jam kerja shift.
3. Data Mesin
Data mesin disediakan oleh pihak PT. Metro Pearl Indonesia untuk mencatat
mesin produksi yang digunakan untuk membuat produknya. Data yang
diperlukan adalah jumlah nama mesin, vendor, tipe, serial number dan status.

4. Data Produk Outsole Sepatu


Data produk outsole sepatu disediakan oleh pihak PT. Metro Pearl Indonesia
untuk mencatat varian dari produk outsole sepatu. Data yang diperlukan adalah
jumlah ampere dan ideal run rate.
5. Data Standar OEE
Data standar OEE disediakan untuk mencatat standar-standar yang digunakan
untuk mengukur OEE di PT. Metro Pearl Indonesia. Data standar OEE yang
diperlukan adalah nama standar, rasio availability, rasio performance, rasio
quality, dan rasio OEE.
6. Data Produksi
Merupakan data hasil dari input form produksi dari operator mesin CT-807S.
Data produksi akan digunakan untuk penghitungan OEE produksi tiap satu
shift operasional. Data produksi yang diperlukan adalah jam mulai dan selesai
mesin beroperasi, down time, setup time, jam mesin istirahat (breaks), tanggal
produksi, jenis shift, jumlah down time, produk jadi (good output), produk
gagal (reject), waktu standar per unit diproduksi (ideal cycle time) dan jumlah
unit dihasilkan per menit (ideal run rate).
52

7. Laporan Produksi
Merupakan hasil rekapitulasi dari data produksi yang dilakukan oleh operator
mesin CT-807S. Laporan ini berisi tentang produksi outsole sepatu pada mesin
CT-807S setiap periode.
8. Laporan OEE
Merupakan hasil rekapitulasi dari data OEE yang dihasilkan. Laporan ini berisi
tentang OEE mesin CT-807S dalam memproduksi produk outsole sepatu setiap
periode. Data ini berisi nilai availability, nilai performance, nilai quality, dan
nilai OEE.
D. Analisa Kebutuhan Fungsi
Berdasarkan kebutuhan pengguna yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat
diimplementasikan dengan membuat kebutuhan fungsional dari aplikasi yang
dibangun. Pada tahapan ini kebutuhan fungsi digunakan untuk
mengimplementasikan seluruh fungsi yang didapat dari hasil analisis kebutuhan
pengguna. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Pencatatan Data Pengguna
Tabel 4.5 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Pengguna

Fungsi Melakukan pencatatan data pengguna


Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data pengguna
baru untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manajer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “Pengguna”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
pengguna baru
4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada
aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
53

akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.


handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

2. Fungsi Pencatatan Data Shift


Table 4.6 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Shift

Fungsi Melakukan pencatatan data shift


Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data shift baru
untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manajer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “shift”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
shift baru
4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada
aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
54

handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

3. Fungsi Pencatatan Data Produk Outsole Sepatu

Tabel 4.7 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Produk Outsole Sepatu


Fungsi Melakukan pencatatan data Produk Outsole Sepatu
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data Produk
Outsole Sepatu baru untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manajer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “Produk Outsole Sepatu”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
Produk Outsole Sepatu baru

4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada


aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
55

akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.


handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

4. Fungsi Pencatatan Data Mesin

Tabel 4.8 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Mesin

Fungsi Melakukan pencatatan data mesin


Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data mesin baru
untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manajer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “Mesin”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
mesin baru

4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada


aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
56

Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

5. Fungsi Pengelolaan Standar OEE

Tabel 4.9 Kebutuhan Fungsi Pengelolaan Standar OEE


Fungsi Melakukan pencatatan data standar OEE
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data Standar OEE
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manajer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “Standar OEE”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
Standar OEE baru

4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada


aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
57

akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.


handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

6. Fungsi Pencatatan Data Produksi

Tabel 4.10 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data Produksi

Fungsi Melakukan pencatatan data produksi


Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk melakukan pencatatan data data
produksi baru untuk disimpan.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian staff produksi PT. Metro Pearl Indonesia
1. User membuka navigasi “Master”.
2. User memilih sub menu “Data Produksi”
Alur 3. User memilih menu untuk menambahkan data
Data Produksi baru

4. User melengkapi data pengguna sesuai textbox yang tersedia pada


aplikasi.
5. User memilih menu “Simpan”
5.1 Data tersimpan pada database.
6. User menutup navigasi “Master” pada aplikasi.
58

Error 1. Jika user tidak melengkapi isi data yang diminta oleh aplikasi
akan muncul peringatan bahwa ada data yang belum diisi.
handling 2. Jika user tidak mengisi data sesuai dengan format yang ditentukan
maka akan muncul peringatan bahwa format data salah.

7. Fungsi Pembuatan Nilai OEE


Tabel 4.11 Kebutuhan Fungsi Pencatatan Data OEE

Fungsi Menentukan nilai OEE.


Deskripsi Fungsi ini otomatis dilakukan ketika fungsi pencatatan data produksi
baru disimpan.
Pemicu Data Produksi baru telah disimpan.
Awal Autentifikasi oleh bagian staff produksi PT. Metro Pearl Indonesia.
1. User memilih menu “Simpan” pada sub menu “Input Produksi”
1.1. Data produksi tersimpan pada database.
2. Data “OEE” otomatis ter-generate dan tersimpan pada database.
Alur 3. User memilih menu navigasi “OEE”
3.3 Pilih ikon untuk melihat detail OEE

4. User menutup navigasi “OEE” pada aplikasi.


Error -
Handling
59

8. Fungsi Pembuatan Laporan Produksi


Tabel 4.12 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Laporan Produksi
Fungsi Membuat laporan produksi
Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk membuat laporan produksi secara
tampilan display tabel, grafik dan print out.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manejer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Cetak”.
2. User memilih sub menu “Laporan Produksi”
Alur 3. User memilih jenis laporan yang diinginkan
4. User meng-input rentang tanggal sebagai pemilihan periode bagi
laporan yang akan dicetak.
5. Aplikasi menampilkan laporan berbentuk table / grafik
6. User mencetak laporan
Error Jika data rentang tanggal yang dimasukkan tidak terdapat data, maka
Handling tabel akan menginformasikan “No matching records found”

9. Fungsi Pembuatan Laporan OEE


Tabel 4.13 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Laporan OEE

Fungsi Membuat laporan OEE


Deskripsi Fungsi ini digunakan untuk membuat laporan OEE secara tampilan
display tabel, grafik dan print out.
Pemicu -
Awal Autentifikasi oleh bagian manejer bag. produksi PT. Metro Pearl
Indonesia
1. User membuka navigasi “Cetak”.
2. User memilih sub menu “Laporan OEE”
Alur 3. User memilih jenis laporan yang diinginkan
4. User meng-input rentang tanggal sebagai pemilihan periode bagi
laporan yang akan dicetak.
5. Aplikasi menampilkan laporan berbentuk table / grafik
6. User mencetak laporan
Error Jika data rentang tanggal yang dimasukkan tidak terdapat data, maka
Handling
60

tabel akan menginformasikan “No matching records found”

4.3 Perancangan Sistem


Perancangan sistem terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

4.3.1 Perancangan Proses


Perancangan proses terbagi berbagai macam meliputi flowmap, use case
diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.
61

4.3.1.1 Flowmap
Flowmap sistem yang dikembangkan ini akan dapat membantu PT. Metro
Pearl Indonesia dalam mengetahui sejauh mana kinerja mesin CT-807S. Berikut
ini adalah proses pencatatan produksi yang masih berjalan di PT. Metro Pearl
Indonesia dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Flowmap Sistem berjalan pencatatan proses produksi


62

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan


urut-urutan prosedur dari suatu program. Alur sistem usulan pencatatan proses
produksi mesin CT-807S yang diusulkan oleh peneliti dapat dilihat pada gambar
4.3
63

Gambar 4.3 Flowmap sistem usulan pencatatan proses produksi


4.3.1.2 Use Case Diagram
Use case mendeskripsikan interaksi antara user didalam sistem informasi
efektivitas mesin produksi heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia. Use
case diagram menjelaskan hubungan fungsional yang diharapkan dari
perancangan sebuah sistem. Dalam hal ini yang lebih ditekankan “apa” yang dapat
diperbuat sistem, bukan “bagaimana”. Sebuah use case menggambarkan sebuah
interaksi yang terjadi pada user dengan sistem yang di perlihatkan pada gambar
4.3 dibawah.

Gambar 4.4 Use Case Diagram

Dari Use Case Diagram tersebut, dilakukan penurunan sehingga di peroleh


usecase yang spesifik, yang di tuangkan dalam bentuk abstrak Use Case Diagram.
Dibawah ini adalah abstrak Use Case Diagram dalam sistem yang dianalisis.
4.3.1.2.1 Deskripsi Aktor
Mendifinisikan aktor-aktor yang berperan dalam sistem pengolahan data
efektivitas mesin produksi heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia.
Tabel 4.14 Deskripsi Aktor
No Aktor Deskripsi
Admin adalah seseorang yang mengelola dashboard, data
1 Admin master yaitu manajemen user, data shift, data mesin, data
standar OEE, hasil produksi, hasil OEE, dan laporan.
Staf adalah seseorang yang mengelola dashboard, mengelola
2 Staff
data produksi, mengelola data hasil OEE
Manager adalah seseorang yang melihat dashboard hasil
3 Manager grafik, melihat laporan dan mencetak laporan hasil produksi
dan hasil laporan OEE

Dari usecase diagram tersebut, dilakukan penurunan sehingga diperoleh


usecase yang lebih spesifik, yang di tuangkan dalam bentuk abstrak Use Case
Diagram. Di bawah ini adalah skenario setiap Use Case Diagram dalam pengolahan
data efektivitas mesin produksi heatpress outsole di PT. Metro Pearl Indonesia.

4.3.1.2.2 Skenario setiap Use Case


Bagian ini akan menguraikan urutan langkah-langkah yang menerangkan
antara pengguna dan sistem antara lain :
Tabel 4.15 Skenario Use Case Diagram Login
Definisi
Nama Use Case Login
Aktor Admin, Staff, Manager
Tujuan Meninjau aktor yang masuk ke sistem
Kondisi Awal Aktor harus mengisi username dan password
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman utama
Skenario Utama

64
65

Aksi Aktor Reaksi Sistem


1. Aktor mengisi username dan 1. Sistem menverifikasi data yang di
password terlebih dahulu. input. Jika ada username dan password yang
tidak valid maka sistem memeberikan
2. Sistem menverifikasi data informasi kesalahan.
yang di input. Jika ada
username dan password yang 2. Jika sudah valid, maka sistem akan
tidak valid maka sistem menampilkan halaman utama sistem.
memeberikan informasi
kesalahan.

Tabel 4.16 Skenario Use Case Diagram Dashboard

Definisi
Nama Use Case Dashboard
Aktor Admin, Staff, Manager
Tujuan Aktor dapat menampilkan dashboard grafik
Kondisi Awal Aktor klik menu dashboard
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman dashboard
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor berada di Aktor akan diarahkan ke halaman dashboard dan sistem
menu dashboard menampilkan grafik produksi
66

Tabel 4.17 Skenario Use Case Master User

Definisi
Nama Use Case Master User
Aktor Admin
Tujuan Aktor dapat mengelola data user
Kondisi Awal Aktor klik menu Master user
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Master user
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor admin Aktor akan diarahkan ke halaman Master user dan
mengelola data menambahkan, mengupdate, menghapus data user.
Master user

Tabel 4.18 Skenario Use Case Master Shift

Definisi
Nama Use Case Master Shift
Aktor Admin
Tujuan Aktor dapat mengelola data Shift
Kondisi Awal Aktor klik menu Master Shift
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Master Shift
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor admin Aktor akan diarahkan ke halaman Master Shift dan
mengelola data menambahkan, mengupdate, menghapus data Shift.
Master Shift
67

Tabel 4.19 Skenario Use Case Master Mesin

Definisi
Nama Use Case Master Mesin
Aktor Admin
Tujuan Aktor dapat mengelola data Mesin
Kondisi Awal Aktor klik menu Master Mesin
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Master Mesin
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor admin Aktor akan diarahkan ke halaman Master Mesin dan
mengelola data menambahkan, mengupdate, menghapus data Mesin.
Master Mesin

Tabel 4.20 Skenario Use Case Master Standar OEE

Definisi
Nama Use Case Master Standar OEE
Aktor Admin
Tujuan Aktor dapat mengelola data Standar OEE
Kondisi Awal Aktor klik menu Master Standar OEE
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Master Standar OEE
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor admin Aktor akan diarahkan ke halaman Standar OEE dan hanya
mengelola data bisa mengupdate data Standar OEE
68

Master Standar
OEE

Tabel 4.21 Skenario Use Case Daftar Hasil Produksi

Definisi
Nama Use Case Daftar Hasil Produksi
Aktor Admin, Manager
Tujuan Aktor dapat melihat data Daftar Hasil Produksi
Kondisi Awal Aktor klik menu Daftar Hasil Produksi
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Daftar Hasil Produksi
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor Aktor akan diarahkan ke halaman Daftar Hasil Produksi dan
menampilkan data hanya bisa menampilkan Daftar Hasil Produksi
Daftar Hasil
Produksi

Tabel 4.22 Skenario Use Case Daftar Hasil Produksi

Definisi
Nama Use Case Daftar Hasil Produksi
Aktor Staff
Tujuan Aktor dapat mengelola data Daftar Hasil Produksi
Kondisi Awal Aktor klik menu Daftar Hasil Produksi
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Daftar Hasil Produksi
Skenario Utama
69

Aksi Aktor Reaksi Sistem


Aktor mengelola Aktor akan diarahkan ke halaman Daftar Hasil Produksi dan
data Hasil menambahkan, mengupdate data Hasil Produksi
Produksi

Tabel 4.23 Skenario Use Case Daftar Hasil OEE

Definisi
Nama Use Case Daftar Hasil OEE
Aktor Staff, Manager
Tujuan Aktor dapat melihat data Daftar Hasil OEE
Kondisi Awal Aktor klik menu Daftar Hasil OEE
Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Daftar Hasil OEE
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor Aktor akan diarahkan ke halaman Daftar Hasil OEE dan
menampilkan data menampilkan data Hasil OEE
Hasil OEE

Tabel 4.24 Skenario Use Case Laporan

Definisi
Nama Use Case Laporan
Aktor Manager
Tujuan Aktor dapat melihat laporan OEE, laporan
downtime dan mencetak Laporan transaksi
Kondisi Awal Aktor harus memilih periode waktu terlebih
70

dahulu setelah itu mengklik cetak laporan


Kondisi Akhir Sistem dapat menampilkan halaman Laporan
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor Masuk ke sistem 1. Sistem menampilkan halaman utama
2. Aktor Mengklik Laporan 2. Sistem menampilkan halaman Laporan
3. Aktor dapat Melakukan 3. Sistem mendownload laporan data OEE dan
pemilihan data laporan OEE, laporan Downtime.
laporan downtime dan cetak
laporan

Tabel 4.25 Skenario Use Case Logout

Definisi
Nama Use Case Logout
Aktor Admin, Staff, Manager
Tujuan Untuk keluar aplikasi
Kondisi Awal Aktor memilih logout
Kondisi Akhir Aktor dapat keluar aplikasi
Skenario Utama
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Aktor Memilih logout Aktor keluar dari aplikasi dan menampilkan
halaman login
71

4.3.1.3 Activity Diagram

Gambar 4.4 Activity Diagram Login


72

Gambar 4.5 Activity Diagram Admin Dashboard


73

Gambar 4.6 Activity Diagram Admin Master User


74

Gambar 4.7 Activity Diagram Admin Master Shift

Gambar 4.8 Activity Diagram Admin Master Mesin


75

Gambar 4.9 Activity Diagram Admin Master Standar OEE


76

Gambar 4.10 Activity Diagram Admin Daftar Hasil Produksi

Gambar 4.11 Activity Diagram Admin Daftar Hasil OEE


77

Gambar
4.12 Activity Diagram Admin Laporan
78

Gambar 4.13 Activity Diagram Dashboard Staff


79

Gambar 4.14 Activity Diagram Staff Daftar Hasil Produksi

Gambar 4.15 Activity Diagram Staff Daftar Hasil OEE


80

Gambar 4.16 Activity Diagram Staff Laporan


81

Gambar 4.17 Activity Diagram Dashboard Manager

Gambar 4.18 Activity Diagram Manager Laporan


DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Puji, and M. Nauval Fauzi. 2016. “Pengendali Otomasi 3-Axis Berbasis PC
Pada Simulasi Proses Las.” Metal Indonesia 36(1):8. doi:
10.32423/jmi.2014.v36.8-15.
Djemari Mardapi, 2012, Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan,
Yogyakarta, Nuha Medika.
Effendy, Sofian. 1989. “Metode Penelitian Survei”. Jakarta. PT. Midas Surya
Grafindo
Exor International Inc. 2010. The Complete Guide to Simple OEE, Website:
http://www.exor-rd.com, Tanggal akses: 7 Juni, 2016
Jogiyanto. 2006. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jonsson, P., M. Lesshammar, 1999. “Evaluation and Improvement of Manufacturing
Performance Measurement Systems – The Role of OEE”,
Int’l, Journal of Operations and Production Management, Vol. 19, p.
55.
Kendall, K.E. dan Kendall, J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid
Jakarta: Prenhallindo.
Mahmudi. 2005. "Manajemen Kinerja Sektor Publik". Yogyakarta. UPP AM
YKPN.
Marlinda, L. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nakajima, Seiichi. 1988. Introduction to TPM: Total Productive
Maintenance
Cambridge, MA : Productivity Press,
Rizky, S. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Raj
Grafindo Persada.
Saputra, Agus. 2012. Web Trik: PHP, HTML5 dan CSS3. Jakarta : Jasakom
Stamatis, D.H. 2010. The OEE Primer Understanding Overall
Equipment Effectiveness, Reliability, and Maintainability. New York :
Productivity Press.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Ofset.
Vorne Industries 2005. The Fast Guide to OEE. Itasca, Illionis USA. Vorne
Industries.Inc

Anda mungkin juga menyukai