Anda di halaman 1dari 93

i

IMPLEMENTASI FINGERPRINT AKSES KONTROL


PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI GENERAL
OFFICE PT OMRON MANUFACTURING OF
INDONESIA

LAPORAN
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Rangka Menempuh Uji Akhir
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Semarang
Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri
Tahun Ajaran 2019/2020

Disusun Oleh :
SEFTIVIANI GEA ANANDA
N I S : 1614800

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7


SEMARANG

2020

i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

Laporan dengan judul “ IMPLEMENTASI FINGERPRINT AKSES KONTROL


PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI GENERAL OFFICE PT OMRON
MANUFACTURING OF INDONESIA ” yang ditulis oleh SEFTIVIANI GEA
ANANDA ini telah diperiksa oleh pembimbing lapangan dan telah disahkan oleh
PT OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA

Pada Tanggal : 31 Oktober 2019

Di : Bekasi

Pembimbing Industri Pembimbing Lapangan

NINGSIH ESPRIYANTO

PT. OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA

DARMAWATI

Accounting Manager
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan dengan judul “ IMPLEMENTASI FINGERPRINT AKSES


KONTROL PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI GENERAL OFFICE PT
OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA” yang ditulis oleh
SEFTIVIANI GEA ANANDA ini telah diperiksa oleh Pembimbing Kompetensi
Keahlian Teknik Elektronika Industri.

Pada Tanggal :

Di : Semarang

Mengetahui,

Guru Pembimbing,
Ketua Kompetensi Keahlian,

N.R Sri Djatiningsih, S.Pd, MT FIRMANSYAH, S, Pd, M.Kom

NIP. 196407041989032008 NIP. -

Kepala SMK Negeri 7 Semarang,

Drs. SAMIRAN ,MT


NIP. 196402061988031010
ABSTRAK
Dalam rangka menambah pengetahuan serta untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang penyusun dapat disekolah, maka siswa-siswi SMK Negeri 7
(STM Pembangunan) Semarang diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Tujuan penulisan laporan ini yaitu sebagai salah satu syarat
mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban siswa terhadap sekolah setelah melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) selama enam bulan di PT Omron Manufacturing Of Indonesia.
PT Omron Manufacturing Of Indonesia adalah sebuah anak perusahaan
Omron Corp (Jepang) yang bergerak  industri elektronik, terutama sistem kontrol
dan peralatan untuk otomatisasi mesin-mesin industri. Beberapa produk hasil
produksi dari perusahaan ini adalah Sensor, Switch, Relay, dan beberapa sistem
pengamanan mesin industri lainnya. Penyusun ingin memberikan gambaran
mengenai penerapan perangkat elektronika pada salah satu alat yang digunakan di
PT Omron Manufacturing Of Indonesia, yaitu fingerprint akses control
Akses kontrol dipergunakan untuk  pembatasan akses untuk memasuki suatu
ruangan hanya kepada orang yang diberi wewenang. Sistem akses kontrol akan
membatasi siapapun yang diperbolehkan keluar masuk lokasi yang diizinkan
dan kapan mereka diizinkan untuk mengakses properti tersebut. Perangkat
pendukung bekerjanya sistem ini yaitu fingerprint, emergency break, kunci
elektomagnetik, dan power supply.
Penyusunan menggunakan metode survei pengamatan terhadap sistem yang
sedang bekerja. Dalam segi perencanaan, perakitan, pemrogaman, sampai pada
pemasangan. Hasil yang ingin dicapai adalah perangkat akses kontrol dapat
dipergunakan dengan lebih baik pengunaannya. Penggunaan sistem ini merupakan
pengganti kunci konvensional yang lebih modern
ABSTRACT
In order to increase knowledge and to apply the knowledge that compilers
can be in school, then students of SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang
required to be implemented Praktik Kerja Lapangan (PKL). The purpose of
writing this report as one of the requirements to participate in Ujian Kompetensi
Keahlian (UKK) and also as a form of students to the school after following
Industry Work Practices for six monts in PT Omron Of Manufacturing Of
Indonesia.
PT Omron Manufacturing Of Indonesia Indonesia is a subsidiary of Omron
Corp (Japan) which operates the electronics industry, especially the control
systems and automation equipment for industrial machines. Some of the products
produced in this company are Censor, Switch, Relay, and some of industrial
machine security systems. It also provides an preview about one of the tools used
in PT Omron Manufacturing Of Indonesia , that is Fingerprint access controll.
Akses kontrol is used to restrict access to entering rooms only for authorized
persons. The akses kontrol system will restrict anyone who is allowed to enter and
exit the location and when they are allowed to access the property. The devices
supporting this system work is that Fingerprint, emergency break,
elektomagnetic lock, and power supply.
The preparation used the survey method of observation of the system at
work. In terms of planning, assembly, programming, until the installation. The
result to be achieved is that access controll devices can be used better. This
system is use to replacement for more conventional modern key.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan lancar tepat pada waktunya
Laporan ini disusun sebagai bukti bahwa penyusun telah melaksanakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan, yang dilakukan selama PKL di PT Omron
Manufacturing Of Indonesia.
Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari
berbagai pihak. Maka dari itu penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Irawan Santosa selaku Presiden Direktur PT Omron
Manufacturing Of Indonesia, yang telah memberikan izin untuk Praktik
Kerja Lapangan.
2. Bapak Drs. Samiran, MT selaku Kepala SMK Negeri 7 (STM
Pembangunan) Semarang, yang telah memberikan izin penyusun untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
3. Ibu Darmawati selaku Manager Accounting PT Omron Manufacturing
Of Indonesia yang telah memberikan izin melaksanakan Praktek Kerja
Industri serta menyetujui laporan ini.
4. Ibu NR. Sri Djatiningsih, S.Pd, MT selaku Ketua Teknik Elektronika
Industri SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang yang telah
menyetujui laporan ini.
5. Ibu Ningsih serta Bapak Danang selaku instruktur yang membimbing
serta memberikan banyak ilmu dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
6. Segenap keluarga besar accounting dan karyawan PT Omron
Manufacturing Of Indonesia yang tidak dapat disebutkan penyusun satu
persatu, yang telah membantu melaksanakan PKL dan terselesainya
laporan ini.
7. Bapak Firmansyah, S, Pd, M.Kom selaku pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan serta menyetujui Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusun, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penyusun
miliki. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Almamater
Civitas SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang maupun para pembaca.

Semarang, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI.................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri......................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri...................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Laporan.........................................................................2
1.4 Alasan Pemilihan Judul.............................................................................3
1.5 Pembatasan Laporan..................................................................................4
1.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan Laporan.................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
2.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan...................................................6
2.2 Omron Indonesia (OMI).........................................................................13
2.2.1Letak Perusahaan PT Omron Manufacturing Of Indonesia...................15
2.3 Struktur Organisasi PT Omron Manufacturing Of Indonesia.................16
2.4 Misi dan Nilai Perusahaan.......................................................................19
2.5 Produk di PT Omron Manufacturing Of Indonesia.................................20
2.6 Program Kerja PT Omron Manufacturing Of Indonesia.........................20
2.6.1 Prosedur Penerimaan Karyawan.......................................20
2.6.3 Kerja Lembur....................................................................23
2.6.4 Kerja Shift atau Kerja Malam...........................................24
2.6.5 Absensi.............................................................................24
2.6.6 Sistem Penggajian.............................................................25
2.7 Tata Tertib Perusahaan............................................................................25
2.7.1 Tata Tertib Umum............................................................25
2.7.2 Tata Tertib Kerja...............................................................26
2.7.3 Tata Tertib Administrasi..................................................27
2.7.4 Tata Tertib Keamanan......................................................27
2.8 Sanksi Terhadap Pelanggaran.................................................................29
2.8.1 Umum...............................................................................29
2.8.2 Sanksi Teguran Lisan.......................................................30
2.8.3 Surat Peringatan Tertulis..................................................31
2.8.4 Pensiun..............................................................................33
2.9 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.......................................................33
2.9.1 Keselamatan Kerja............................................................33
2.9.2 Pemeriksaan Kesehatan Atau General Check Up.............34
2.9.3 Pengobatan dan Perawatan Gigi.......................................35
2.9.4 Kacamata..........................................................................35
2.10 Jaminan Sosial Dan Kesejahteraan Tenaga Kerja...................................35
2.10.1 BPJS Ketenagakerjaan....................................................35
2.10.2 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan...................................37
BAB III..................................................................................................................38
3.1 Pengertian Pintu Kunci Otomatis............................................................38
3.2. Sejarah Pintu Kunci Otomatis.................................................................39
3.3 Pengenalan Sistem Akses Kontrol Pintu.................................................40
3.3.1 Fungsi Akses kontrol........................................................41
3.3.2 Manfaat Penggunaan........................................................42
3.3.3 Macam Akses Kontrol......................................................43
3.3.4 Tipe Perangkat Akses Kontrol Pintu................................44
3.3.5 Tipe Pembaca Akses Kontrol...........................................46
3.3.6 Jenis Otentikasi yang Umum Digunakan.........................47
3.4 Perangkat pada Automatic Lock Door....................................................48
3.4.1 Fingerprint........................................................................48
3.4.2 Kunci electromagnetik......................................................55
3.4.3 Power supply....................................................................58
3.4.4 Emergency break Glass....................................................59
3.5 Rangkaian listrik......................................................................................59
3.6 Flowchart.................................................................................................63
3.6.1 Simbol-simbol Flowchart.................................................63
BAB IV..................................................................................................................65
4.1 Implementasi Fingerprint Akses Kontrol pada Automatic lock doors...65
4.1.1 Model Rancangan Automatic lock doors..........................65
4.1.2 Komponen Utama.............................................................66
4.2 Prinsip Kerja Automatic lock doors........................................................68
4.3 Perancangan Automatic lock doors.........................................................70
4.3.1 Pemasangan elektromagnetik...........................................70
4.3.2 Pemasangan reader..........................................................71
4.3.3 Pendaftaran user...............................................................71
4.3.4 Pengkabelan......................................................................73
BAB V....................................................................................................................75
5.1 Kesimpulan..............................................................................................75
5.2 Saran........................................................................................................76
5.2.1 Saran untuk PT Omron Manufacturing Of Indonesia.......76
5.2.2 Saran untuk SMK Negeri 7 Semarang..............................77
5.3 Kesan.......................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................79
LAMPIRAN...........................................................................................................80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.4.1.1.1 Dr. Kazuma Tateisi Pendiri Omron............................................6
Gambar 3.4.1.1.2 OMRON Dalam Jaringan Global.............................................12
Gambar 3.4.1.1.1 Bagian depan PT Omron Manufacturing Of Indonesia...........16
Gambar 3.4.1.1.1 Gambar Struktur Organisasi PT Omron Manufacturing Of
Indonesia................................................................................................................18
Gambar 3.4.1.1.2 Gambar Struktur Organisasi Accounting................................18
Gambar 3.4.1.1.1 Gambar Produk PT Omron Manufacturing Of Indonesia.......20
Gambar 3.4.1.1.1 Contoh akses kontrol standalone..............................................44
Gambar 3.4.1.1.2 Contoh pemasangan centralized...............................................45
Gambar 3.4.1.1.3 Contoh pemasangan akses kontrol berbentuk handle.............45
Gambar 3.4.1.1.1 capasitive-fingerprint-sensor...................................................49
Gambar 3.4.1.1.2 optical-fingerprint-sensor.........................................................50
Gambar 3.4.1.1.3 sensor panas pada fingerprit....................................................51
Gambar 3.4.1.1.4 sensor frekuensi pada fingerprint............................................51
Gambar 3.4.1.1.5 sensor ultrasonik pada Fingerprint.........................................52
Gambar 3.4.1.2.1 contoh fingerprint pada SmartPhone.......................................53
Gambar 3.4.1.2.2 fingerprin pada absensi............................................................54
Gambar 3.4.1.2.3 fingerprint pada pint.................................................................54
Gambar 3.4.2.3.1 Rangkaian Seri Resistor...........................................................60
Gambar 3.4.2.3.2 Rangkaian Paralel Resistor.....................................................61
Gambar 3.4.2.3.3 Rangkaian Campuran Resistor................................................62
Gambar 3.4.2.3.1 Simbol Flow Direction Symbols...............................................64
Gambar 3.4.2.3.2 Simbol Processing....................................................................64
Gambar 3.4.2.3.3 Simbol Input Output..................................................................64
Gambar 3.4.2.3.1 Model Rancangan Automatic Lock Door.................................65
Gambar 3.4.2.3.1 ZKTeco X7................................................................................66
Gambar 3.4.2.3.2 Kunci Elektromagnetik............................................................66
Gambar 3.4.2.3.3 Door release button.................................................................67
Gambar 3.4.2.3.4 Power Supply dan Baterai........................................................67
Gambar 3.4.2.3.5 Emergency break Glass............................................................67
Gambar 3.4.2.3.1 Bagian kunci elektomagnetik....................................................70
Gambar 3.4.2.3.1 Instalasi perangkat pada tembok..............................................71
Gambar 3.4.2.3.1 Pengkabelan ZKTeco X7..........................................................73
Gambar 3.4.2.3.2 Pengkabelan komponen akses kontrol......................................73
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.6.1.1 Jam Kerja PT Omron Manufacturing Of Indonesia.......................22
Tabel 2.8.1.1 Ketentuan Pemberian Sanksi...........................................................29
Tabel 2.10.1.1 Iuran JAMSOSTEK Dalam %........................................................36
Tabel 4.2.1.1 Spesifikasi ZKTeco X7.....................................................................66
Tabel 4.2.1.2 Spesifikasi Kunci elektomagnetik.....................................................66
Tabel 4.2.1.3 Spesifikasi Power Supply................................................................67
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi kegiatan selama PKL

Identitas Siswa SMK Negeri 7 Semarang

Identitas Instansi Tempat PKL

Jadwal Kegiatan PKL

Daftar Hadir Peserta PKL

Catatan Kegiatan Siswa

Format Bimbingan Sekolah

Fotokopi Sertifikat Praktek Kerja Lapangan Sekolah

Fotokopi Sertifikat Praktek Kerja Lapangan PT Omron


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan


pendidikan dan pelatihan keahlian dan kejurusan yang memadukan secara
singkat program pendidikan disekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui bekerja secara langsung didunia kerja yang terarah
untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan, skill, dan teknik dapat dipelajari di
sekolah sedangkan unsur kiat (arts) hanya dapat diperoleh melalui proses
pembiasan (habit  forming), dan internalisasi langsung pada bidang profesi
tersebut. Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu program
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dirancang untuk
menumbuhkan unsur kiat (arts) pada peserta didik dengan jalan memberikan
kesempatan untuk terjun langsung pada bidang profesi tertentu.
Dalam pengertian tersebut, tersirat ada 2 pihak, yaitu lembaga
pendidikan pelatihan dan lapangan kerja yang secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu program pendidikan dan pelatihan kejuruan. Kedua
belah pihak harus secara sungguh – sungguh terlibat dan bertanggung jawab
mulai tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan, sampai tahap
penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik,  serta upaya pemasaran
tamatanya.
Kompetensi keahlian Teknik Elektronika Industri diharapkan dapat
menghasilkan tenaga kerja yang terampil dalam bidang teknologi dan dapat
bersaing pada era industri. Karena teknologi saat ini sudah berkembang
sangat pesat. Peranan teknologi dalam berbagai bidang juga semakin
dibutuhkan, karena dapat menunjang keefektifan dan menambah efisiensi
dalam bekerja.

1
2

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri

Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 7 Semarang dilaksanakan dengan


tujuan sebagai berikut:
1. Menjalin kerjasama yang harmonis antara sekolah dengan industri.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada siswa, serta
memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan keselarasan pendidikan dengan kenyataan yang ada
di lapangan.
3. Memberikan orientasi tentang dunia kerja kelak kepada siswa.
4. Mengimplementasikan materi pelajaran yang didapatkan dari sekolah
pada industri.
5. Mengembangkan dan memantapkan sifat profesionalisme yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan pekerjaan sesuai dengan
bidangnya.
6. Membekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja
sebagai persiapan dan bekal awal kemampuan guna menyesuaikan diri
dengan dunia usaha atau dunia industr
7. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian profesional dengan
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan dunia industri

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri, siswa menyusun laporan


dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai pertanggungjawaban bahwa siswa telah selesai melaksanakan
kegiatan Praktek Kerja Industri.
2. Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian.
3. Melatih siswa agar dapat melakukan pengelolaan informasi dengan
baik dan benar.
3

4. Menumbuhkembangkan kemampuan imajinasi, kreativitas, analisis


dan sintesis secara komprehensif yang diwujudkan dalam bentuk
laporan ilmiah.
5. Melatih agar dapat menyusun laporan tertulis secara sistematis dan
logis sesuai kaidah penulisan karya ilmiah.

1.4 Alasan Pemilihan Judul

Selama melaksanakan Prakerin di PT. Omron Manufacturing Of


Indonesia, penyusun melakukan berbagai macam pekerjaan yang
berhubungan dengan akutansi,perpajakan dan elektronika industri. Dengan
banyaknya macam pekerjaan serta pertimbangan penyusun selama
mengikuti kegiatan prakerin 6 bulan, maka dari itu penyusun mengajukan
judul “ IMPLEMENTASI FIGERPRINT ACCSESS CONTROL
PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI GENERAL OFFICE PT
OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA” Dengan alasan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengamatan penulis tentang kesesuaian dengan jurusan
Elektronika Industri
2. Menarik untuk dijadikan laporan
3. Ingin mengulik lebih dalam mengenai akses kontrol
4. Solusi dari perkembangan teknologi keamanan rumah yang semakin
berkembang
4

1.5 Pembatasan Laporan

Dalam penyusunan sebuah laporan perlu adanya pembatasan masalah.


Pada penyusunan laporan ini penyusun melakukan pembatasan materi
untuk menghindari penyampaian masalah yang menyimpang dari tema
pokok. Adapun pembatasan masalah pada laporan ini yaitu, menjelaskan
tentang bagaimana pengoperasian IMPLEMENTASI FIGERPRINT
ACCSESS CONTROL PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI
GENERAL OFFICE PT OMRON MANUFACTURING OF
INDONESIA
Adapun beberapa tujuan yang lain dari pembatasan masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Agar tidak menampilkan pembahasan yang bertele-tele sehingga dapat
terfokus dalam inti pembahasan yang ada.
2. Agar tidak terjadi pembahasan masalah yang terlihat tidak teratur.
3. Agar pembaca dapat lebih mudah memahami isi dan pembahasan
yang terdapat pada laporan ini.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Untuk pengumpulan data yang digunakan dalam bahan penyusunan
laporan, penyusun menggunakan 4 metode yaitu:

1. Metode Observasi (Pengamatan).


Pada tahap ini, penyusun melakukan pengamatan langsung, melihat
dan mengambil suatu data yang dibutuhkan di tempat Penelitian itu
mengenai hal-hal yang dikehendaki kemudian disimpulkan.
2. Metode Interview (Wawancara).
Pada tahap ini, penyusun mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dan berhubungan
dengan beberapa data yang menunjang penyusunan Laporan Praktek
Kerja Industri PT. Omron Manufacturing Of Indonesia.
5

3. Metode Literatur (Kepustakaan).


Pada tahap ini penyusun melakukan studi literature yaitu
mengumpulkan bahan-bahan referensi baik dari buku, jurnal, artikel,
majalah, makalah, maupun situs internet yang digunakan sebagai
landasan dalam kepenulisan laporan ini.
4. Metode Dokumentasi
Penyusun melakukan pengambilan data melalui dokumen tertulis
maupun elektronik. Digunakan Sebagai mendukung kelengkapan data
yang lain.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Laporan Praktek Kerja Industri disusun dengan sistematika sebagai berikut :
 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Praktek Kerja Industri, Tujuan
Praktek Kerja Industri, Tujuan Penulisan Laporan, Alasan Pemilihan
Judul, Pembatasan Laporan, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika
Penyusunan Laporan
 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini terdiri atas profil industri. Industri yang dibahas dalam laporan ini
adalah ”PT Omron Manufacturing Of Indonesia”.
 BAB III LANDASAN TEORI
Bab Landasan Teori memuat beberapa teori yang digunakan sebagai dasar
dari pokok bahasan yang diangkat dalam laporan.
 BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang materi pokok laporan terdiri dari prinsip kerja dan
sistem kerja, wiring, problem solving,
 BAB V PENUTUP
Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran dari pelaksanaan Praktek Kerja
Industri dan penyusunan laporan.
 DAFTAR PUSTAKA
 LAMPIRAN – LAMPIRAN
6

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan


Dengan semakin cepatnya perkembangan zaman, kemajuan
teknologi berkembang dengan pesat, untuk itu dibutuhkan inovasi sebagai
pendorong kemajuan teknologi.
PT Omron Manufacturing of Indonesia berawal dari perjalanan
hidup seorang lelaki yang membesarkan Omron menjadi industri yang
mengembangkan usaha di berbagai bidang seperti otomatisasi di pabrik,
sarana umum, peralatan elektronik dan perawatan medis. Pendiri nama
Omron tersebut adalah Kazuma Tateisi yaitu seseorang yang lulus dari
jurusan elektronika dari sekolah Teknik Kumamoto pada tahun 1921
(Wikipedia, 2020). Kazuma sempat bekerja dan melakukan survei proyek
PLTA di pegunungan wilayah Utara kota Himeji, karena tidak ada
kesempatan mendayagunakan ilmu elektronikanya, akhirnya ia bekerja di
kantor pemerintah daerah Hyogo sebagai ahli kontruksi yang bukan
bidang keahliannya. Kazuma akhirnya berhenti setelah bekerja setahun
lebih, lalu bekerja di Inoue Electric Manufacturer, Minami-ku, Kyoto.

Gambar 3.4.1.1.1 Dr. Kazuma Tateisi Pendiri Omron


7

Kazuma menjadi supervisor di bagian inspeksi yang bertugas


melakukan riset dan pengembangan, dengan ilmu yang dipelajarinya
selama di Sekolah Tinggi Teknik Kumamoto akhirnya ia dapat
mengamalkan ilmu dalam pekerjaan. Akhirnya ia sukses dalam
pengembangan relay, hasilnya ia mendapat pesanan dalam jumlah ratusan
unit. Ketika itu sang pemilik menghentikan produksi relay yang
dikembangkan Kazuma, dan melanjutkan produksi relay yang
dikembangkannya sendiri.
Pada tahun 1929 dunia menghadapi krisis ekonomi setelah Perang
Dunia I, dan saat itu krisis semakin dalam yang membuat kekhawatiran
mengenai kelangsungan ekonomi Jepang. Setahun kemudian, terjadi
rasionalisasi karyawan di Inoue Electric Manufacturer. Kazuma lalu
mendirikan perusahaan bernama Saikousha dan memutuskan untuk
menjual mesin press celana dan alat pengasah pisau yang sempat ia
pikirkan sewaktu bekerja di Inoue Electric Manufacturer. Namun
produknya tersebut tidak laku terjual dan di tahun 1993 Kazuma Tateisi
mendirikan perusahaan kecil yang terdiri dari 3 orang karyawan.
Perusahaan tersebut adalah Tateishi Electric Manufacturer yang
memproduksi timer untuk mesin foto rontgen di Osaka, Jepang.
Tahun 1948 perusahaan menjadi perseroan terbatas. Kazuma Tateisi
mengunjungi Amerika pada tahun 1959 dan mempelajari pentingnya
bagaimana sebuah perusahaan memiliki prinsip yang kuat, industri yang
bermanfaat bagi masyarakat, dan atas dasar itulah ia menetapkan prinsip
Omron sebagai “Prinsip Masyarakat”.
Di tahun 1960 lahir switch yang diimpikan selama ini. Sejalan
dengan meningkatnya pasar produk otomatisasi, meningkat pula
kebutuhan akan micro switch yang memiliki kinerja tinggi. Kazuma
terlibat dalam pengembangan switch yang tidak memiliki kontak. Di tahun
1960 ia mengumumkan keberhasilan produk switch impian yaitu switch
tanpa kontak. Kazuma mengeluarkan modal untuk Omron untuk
8

mendirikan pusat penelitian di Nagaoka Kyoto. Produk yang dihasilkan


membuat kehidupan di dunia semakin praktis.
Sinyal otomatis pertama di dunia awal mulanya diciptakan pada
tahun 1964, dibuat dengan tujuan untuk mengurangi kecelakaan. Kazuma
terlibat dalam pengembangan sinyal otomatis ini, dan di tahun 1964 ia
berhasil menciptakan sinyal otomatis pertama di Jepang yang merubah
sinyal lampu merah dan hijaunya dapat diatur sesuai volume kendaraan.
Tahun 1969 Kazuma menciptakan ATM bank dan kalkulator pertama di
dunia.
Tahun 1972 Kazuma mendirikan pabrik Omron Taiyo Co.,Ltd,
yang merupakan pabrik pekerja penyandang cacat pertama di Jepang,
didirikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kerja dan dikenal
sebagai “Pabrik dengan kursi roda”. Pada awalnya Omron memproduksi
setrika listrik dengan merek omron, dan sekarang perusahaan itu
memproduksi komponen elektronika yang cukup besar. Saat ini Omron
telah memiliki 118 cabang di seluruh dunia, yang terdiri dari Asia Pasifik,
Eropa, China, dan Amerika.
Asal mula nama OMRON yaitu bermula dari sebuah distrik
“Omuro” dimana Bapak Kazuma Tateisi untuk pertama kalinya
mendirikan toko di Kota Kyoto. Nama perusahaan melambangkan tidak
hanya tradisi dan keahlian yang menembus distrik Omuro, tetapi juga
melambangkan budaya perusahaan yang fokus pada inovasi serta
kreativitas dan saat ini menjadi merek yang identik dengan kualitas di
seluruh dunia. Dengan usaha serta inovasi dan tekad terhadap bisnis yang
dilakukan Kazuma Tateisi, OMRON menjadi pemimpin global dalam
bidang otomasi.
Omron mendirikan perusahaan di Indonesia pada tanggal 1 April
1992 dan berdiri hingga sekarang dengan nama PT Omron Manufacturing
of Indonesia yang dipimpin oleh Irawan Santoso (Okezone, 2014). PT
Omron Manufacturing of Indonesia memproduksi komponen elektronik
penting seperti relay, switch, temperature controller dan sensor digital.
9

2.1.1 Omron Global


Berikut statistika awal jaringan OMRON :
1. Mei 1933 : Tateisi Electric Manufacturing Co. didirikan di
Osaka (produksi timer X-Ray dimulai).
2. 1935 : Didirikannya pabrik Relay (General Of Purpose
Relay untuk Switch Board).
3. 1943 : Ekspansi Perangkat Otomatisasi (Keberhasilan
memproduksi switch presisi buatan Jepang).
4. Juni 1945 : Produksi dipindah ke Kyoto setelah pabrik utama
di Osaka hancur akibat kebakaran selama Perang Dunia II.
5. Mei 1948 : Nama perusahaan diubah menjadi Tateisi
Electronics Co.
6. Jan 1959 : Motto perusahaan dan merek dagang “OMRON”
didirikan.
7. Feb 1960 : Kemajuan sistem Otomatisasi melalui
inovasi teknologi Switch Non-kontak (solid state) pertama di
dunia berkembang.
8. Okt 1960 : Laboratorium R & D Pusat selesai di
Nagaokakyo, Kyoto.
9. 1963 : Langkah pertama menuju Cybernation (Mesin
Penjual Tiket Otomatis diluncurkan).
10. Apr 1964 : Sinyal lalu lintas otomatis pertama di dunia
berkembang.
11. Mar 1967 : Stasiun kereta tak berawak pertama di
dunia berkembang. (Gerbang Tiket Otomatis).
12. Nov 1968 : OMRON Tateisi Electronics Co. dididrikan
sebagai nama resmi perusahaan Inggris.
13. Mar 1969 : Kalkulator elektronik meja tulis terkecil di
dunia “CALCULET-1200” diluncurkan.
14. 1970 : Teori SINIC.
10

15. Juni 1971 : Alat penyimpan uang otomatis online


pertama di dunia berkembang. (mesin ATM).
16. Feb 1972 : OMRON Taiyo Electronics Co. pabrik
pertama Jepang untuk pekerja penyandang cacat, didirikan
bersama dengan Japan Sun Industries. (PLC SYSMAC
diluncurkan).
17. 1974 : Mempopulerkan Kalkulator Dekstop OMRON-8.
18. 1978 : Peralatan Elektronik untuk mengelola kesehatan.
(Termometer Digital dan Pemantau Tekanan Darah).
19. 1983 : “Ken-on-Kun” termometer elektronik mulai dijual.
20. 1986 : Pabrik Ayabe didirikan di Ayabe, Kyoto.
21. Juli 1987 : Kontroler fuzzy logika ultra kecepatan
tinggi pertama di dunia dikembangkan.
22. Sept 1988 : Pusat manajemen regional Eropa didirikan
di Belanda (OMRON Europe B. V.).
23. Okt 1988 : Pusat manajemen regional Asia Pasifik
didirikan di Singapura (OMRON Asia Pasific Pte. Ltd.).
24. Apr 1989 : Pusat manajemen regional Amerika Utara
didirikan di Amerika Serikat (OMRON Management Center
of Amerika, Inc.).
25. Jan 1990 : Nama Perusahaan diubah menjadi OMRON
Corporation.
26. 1991 : Sistim Inspeksi in-line dikembangkan.
27. Mei 1994 : Greater China pusat manajemen regional
didirikan di Beijing, Cina (OMRON Cina Co, Ltd.).
28. 1994 : Tercapainya fase lengkap dari CFC (Freon).
29. 1995 : Sistem peringatan jarak jauh untuk kendaraan
bermotor dikembangkan.
30. 1996 : “VT-WIN” PCB solder sistem inspeksi
dikembangkan.
11

31. 1998 : Mesin mampu mengidentifikasi catatan palsu


dalam berbagai mata uang yang dikembangkan.
32. Apr 1999 : Sistem perusahaan internal didirikan untuk
memisahkan pengawasan manajemen dan operasi bisnis.
33. 1999 : Pabrik Mishima mencapai nol emisi.
34. Apr 2002 : Status pusat pengelolaan daerah Greater
China ditingakatkan ke kantor pusat regional untuk
mempromosikan perluasan bisnis di China.
35. Mei 2003 : Pusat R & D Global “Keihanna Innovation
Center” didirikan di Soraku-gun, Kyoto.
36. Juni 2003 : Yoshio Tateisi menjadi Ketua, Hisao
Sakuta menamai Presiden & CEO.
37. Mei 2004 : Teknologi pengenal wajah untuk ponsel
dikembangkan.
38. Mei 2006 : Prinsip OMRON didirikan.
39. Mei 2006 : Pusat produksi / produksi flobal untuk
perangkat control mulai beroperasi di Shanghai, China.
40. Mar 2007 : OMRON meningkatkan pengembangan
bisnis keamanan (pengaman mesin).
41. Juni 2007 : Pusat Litbang baru dibuka di China.
42. Sept 2007 : OMRON teknologi penginderaan gambar
3D dimanfaatkan secara praktis melalui vision 3D pertama di
dunia.
43. Des 2009 : Sistem visualisasi CO2 “ene-brain”
diluncurkan (Bisnis Lingkungan).
44. Nov 2010 : Layanan manajemen kesehatan
“WellnessLink” diluncurkan.
45. Juni 2011 : OMRON Group telah mengembangkan
strategi jangka panjang baru untuk dekade ini – 2020, yang
disebut “Value Generation 2020” atau “VG2020”.
12

46. Juli 2011: Seri Sysmac NJ dari pengontrol otomasi mesin


yang komprehensif diluncurkan. Pusat Teknologi Otomasi
didirikan di Jepang (Agustus) dan China (September) untuk
memberikan dukungan otomasi kepada pelanggan.
47. Jan 2012 : OMRON Manajement Center of India didirikan di
Gurgaon, Negara bagian Haryana.
48. Juni 2012 : OMRON Management Center of America
Latin didirikan di Sao Paulo, Brazil.
Omron Corporation dapat merajai pangsa pasar di beberapa
bidang, seperti : Industrial Automation Company, Electronic and
Mechanical Components Company, Automotif Company, Social
Solutions dan Omron Healthcare. Terbukti pada 30 Maret tahun
2002 Omron Corporation memilki karyawan sebanyak 24.923
orang, dan tersebar di 40 Negara di seluruh penjuru dunia, salah
satunya termasuk OMRON Asia Pasific Pte.Ltd. (Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Vietnam). Sebagai wujud peran serta di
masyarakat, pada tahun 1959 Omron Corporation membuat
sebuah motto, yaitu “ At Work For A Better Life, A Better For
World For All ”.
Berikut ini adalah jaringan global OMRON Co. :

Gambar 3.4.1.1.2 OMRON Dalam Jaringan Global.


13

2.2 Omron Indonesia (OMI)

PT Omron Manufacturing of Indonesia sampai saat ini terus


berkembang dengan baik dalam waktu yang singkat. PT Omron
Manufacturing of Indonesia menjunjung tinggi asas kebersamaan untuk
kepentingan perusahaan dan karyawannya, untuk tujuan terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif. Di dukung dengan peralatan, teknologi dan
layout yang baik menjadikan mata rantai produksi menjadi efisien dan
efektif dengan kualitas produk yang bermutu. Orientasi PT Omron
Manufacturing of Indonesia adalah dengan menerapkan quality first.
Perusahaan ini sengaja dirancang untuk memproduksi produk-produk
penunjang telekomunikasi dan elektronik yang memiliki standar produksi
yang terpercaya dan menggunakan sistem proses kontrol secara statistik.
Dengan penelitian dan pengembangan OMRON telah menghasilkan nilai
baru melalui kompetensi inti pengindraan dan teknologi kontrol, hal ini
memungkinkan peningkatan produktivitas serta peningkatan keharmonisan
antara manusia dan mesin melalui otomasi. Inovasi ini telah menyediakan
lingkungan yang bebas dan terbuka.
PT Omron Manufacturing Of Indonesia merupakan sebuah
perusahaan join venture anatara PT Pioneer Trading CO. Ltd. (Indonesia)
dan Management Centre of Asia Pasific Pte. Ltd. (Singapore) yang didirikan
pada tanggal 27 Februari 1992, mulai beroperasi tanggal 1 April 1993 dan
diresmikan oleh Menteri Perindustrian (Tungki Ariwibowo) pada tanggal 2
September 1993. PT Omron Manufacturing Of Indonesia memiliki luas
tanah 77,573m² terletak di Kawasan Industri East Jakarta Industrial Park
(EJIP) Plot 5C, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Merupakan industri yang bergerak di bidang elektronika khususnya control
components, dibawah pengawasan Division of Omron Corporation Japan.
PT Omron Manufacturing of Indonesia didirikan di kota industri yang
terletak 60 km dari timur Jakarta.Pembangunannya menempati area seluas
kurang lebih 77000 m² dengan luas bangunan 32000 m². Perusahaan ini
14

merupakan cabang dari PT Omron Manufacturing yang terletak di Kyoto-


Taiyo Jepang yang memproduksi sensor elektronik bermacam-macam relay
dan switch.
PT Omron Manufacturing of Indonesia sebagai perusahaan yang
memproduksi komponen elektronik menerapkan beberapa kegiatan yang
menjadikan kualitas produknya sehingga dapat memastikan secara mutlak
untuk para konsumennya. Untuk menjaga kualitas produk dan kepercayaan
dari konsumen, PT Omron Manufacturing of Indonesia sebagai perusahaan
multi national selalu memberikan pelatihan kepada karyawan melalui
training yang sejalan dengan kemajuan teknologi. Salah satu kepedulian
terhadap lingkungan dengan mengembangkan corporate, social
responsibility dengan programnya enfire mental dan social awardness yang
memunculkan berbagai kegiatan seperti identifikasi dan penelitian karena
dampak produksinya, salah satu tujuan perusahaan yaitu secara yakin dapat
digunakan secara aman di seluruh dunia. PT Omron Manufacturing of
Indonesia menjamin bahwa produknya bebas dari bahan-bahan yang dapat
merusak lingkungan dengan mempromosikan program green proequipment.
Perusahaan telah menerapkan beberapa program kesejahteraan karyawannya
dengan memberikan fasilitas untuk karyawannya dan mendukung
pelestarian lingkungannya, dengan diberikan fasilitas-fasilitas untuk
karyawan menjadikan PT Omron Manufacturing of Indonesia dapat
berproduksi secara efektif, kompetitif dan tetap bersaing secara global.

2.2.1 Letak Perusahaan PT Omron Manufacturing Of Indonesia


Perancangan tata letak di PT Omron Manufacturing of
Indonesia berorientasi pada tipe tata letak product layout, dimana
15

mesin-mesin pada setiap proses pembuatan harus berurutan, tidak bisa


saling melewati satu sama lain. Bahan baku diolah sesuai alur
produksi dan jika terjadi kendala, mesin produksi akan berhenti karena
bahan tidak bisa melanjutkan ke proses berikutnya.
PT Omron Manufacturing of Indonesia memiliki luas tanah
77.000 m² dan luas bangunan 32.000 m² yang terdiri dari bangunan
office, relay factory building, switch factory building, PMD (Part
Manufacturing Division), Manufacture Engineering, Industrial
Automation Bisnis (IAB).
PT Omron Manufacturing of Indonesia berlokasi di Kawasan EJIP
Industrial Park Plot No.5C, Sukaresmi, Cikarang Selatan, Bekasi,
Jawa Barat. Lokasi PT Omron Manufacturing of Indonesia termasuk
wilayah strategis karena terletak di kawasan industri. Tempat yang
strategis menyebabkan mudahnya mencari tenaga kerja serta akses
untuk mendapatkan bahan baku. Memiliki lokasi strategis, dengan
beberapa pertimbangan berikut :
1. Terletak di kawasan industri East Jakarta Industrial Park
2. Terletak dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok
3. Dekat dengan Bandara Internasional
4. Dekat dengan Pusat Pemerintahan
5. Berada di kawasan Berikat (yaitu kawasan dengan batas-batas
tertentu di wilayah pabean Indonesia tidak terkena pungutan bea
cukai sampai hasil produknya dikeluarkan untuk tujuan ekspor).

Gambar 3.4.1.1.3 Bagian depan PT Omron Manufacturing Of Indonesia


16

2.3 Struktur Organisasi PT Omron Manufacturing Of Indonesia


Struktur organisasi tertinggi PT Omron Manufacturing of Indonesia
adalah President Director. Bertanggung jawab dalam membuat
perencanaan mengenai kemajuan perusahaan, dibantu oleh Costumer
Relation Coordination (CRC), Administration Departement Head (ADH),
dan Service Manager.Selain itu president director memimpin langsung
sales supervisor.Berikut adalah tugas dan wewenang masing-masing
jabatan :
1. President Director
President Director merupakan pimpinan tertinggi yang
dipilih oleh Board of Director untuk menjalankan perusahaan.
President Director bertanggungjawab untuk mengurus dan
mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan
bertanggungjawab penuh atas perusahaan.

2. HRM(Human Resource Management)


Human Resource Managementbertanggung jawab untuk
mengolah atau menjalankan suatu tugas yang bertujuan untuk
memajukan organisasi atau instansi.

3. GA & MIS
GA (General Affair) memiliki tugas untuk mengurus
perizinan, perawatan gedung, instalasi listrik, telepon, pompa air,
pengadaan alat tulis kantor, pengadaan dan perawatan kendaraan
dinas, sampai mengurusi urusan gula, kopi, teh dan mengurus
permasalahan toilet.
MIS (Sistem Informasi Management) bertugas untuk
mengurusi ketersediaan dan keberlangsungan dari setiap informasi,
analisis, dan system untuk semua level manajemen.

4. Switch M/S
17

Switch M/S memiliki tugas bertanggungjawab atas


departemen produksi factory yang dipimpinnya baik dalam
perencanaan produksi, proses produksi sampai dengan produk jadi.

5. Relay M/S
Relay M/S memiliki tugas bertanggungjawab atas
departemen produksi factory yang dipimpinnya baik dalam
perencanaan produksi, proses produksi sampai dengan produk jadi.

6. IAB WS
IAB WS memiliki tugas bertanggungjawab atas departemen
produksi factory yang dipimpinnya baik dalam perencanaan
produksi, proses produksi sampai dengan produk jadi.

7. Part W/S
Part W/S memiliki tugas untuk mengurus pengadaan part-
part yang dibutuhkan untuk proses produksi dari setiap departemen
produksinya. Biasanya Part W/S menerima permintaan kebutuhan-
kebutuhan part setiap bulannya.
8. QA
9. Sales Director

Berikut adalah Struktur Organisasi PT Omron Manufacturing Of Indonesia


18

Gambar 3.4.1.1.4 Gambar Struktur Organisasi PT Omron Manufacturing Of


Indonesia

Berikut adalah Struktur Organisasi Departemen Finance & Accounting


2019 di PT Omron Manufacturing Of Indonesia

Gambar 3.4.1.1.5 Gambar Struktur Organisasi Finance & Accounting

2.4 Misi dan Nilai Perusahaan

Misi Perusahaan
19

Misi yang dimiliki PT Omron Manufacturing of Indonesia adalah


“Meningkatkan kehidupan dan ikut menciptakan masyarakat yang lebih
baik”.
Nilai-nilai Perusahaan :

“Bekerja demi kesejahteraan masyarakat” Pendiri PT. Omron


Manufacturing of Indonesia yakin bahwa alasan Group omron ini
ada adalah untuk melayani masyarakat, dan bahwa hal ini tercapai maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan serta pertumbuhan jangka
panjang. Beliau juga percaya bahwa hanya perusahaan yang bisa
memberikan nilai tambah dan memenuhi kebutuhan sosialnya akan
mendapat kepercayaan dan hormat dari masyarakat. Dalam konteks ini,
PT.Omron Manufacturing of Indonesia akan berjuang untuk menjadi
warga perusahaan yang berharga yang memberikan komitmen untuk :

1. Membangun kepercayaan dan keyakinan dengan seluruh rekanan


usaha melalui hubungan yang bersifat membangun.
2. Menunjukan integritas, keadilan, dan keterbukaan dalam seluruh
aktifitas usaha.
3. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan masyarakat yang
terus menerus dengan menempatkan kebutuhannya secara seimbang,
dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, lingkungan, dan akibat
sosial dari setiap tindakan.
20

2.5 Produk di PT Omron Manufacturing Of Indonesia

PT OMI mengekspor hasil produksi ke Eropa, Asia, Australia dan


Amerika Utara. Produk yang dihasilkan PT Omron Manufacturing Of
Indonesia cukup bervariasi, produk tersebut terbagi menjadi berbagai
macam dan hingga saat ini produk yang dihasilkan dengan brand
“OMRON”.

Gambar 3.4.1.1.6 Gambar Produk PT Omron Manufacturing Of


Indonesia

2.6 Program Kerja PT Omron Manufacturing Of Indonesia

PT Omron Manufacturing Of Indonesia terdapat pembagian tugas dalam


beberapa bidang keahlian untuk memenuhi target produksi dan pemasaran.
Maka seluruh karyawan harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya
kepada tiap-tiap kepala bagian, agar program kerja perusahaan dapat
berjalan dengan lancer maka diperlukan faktor penghubung antara
perusahaan dengan karyawan yaitu :

2.6.1 Prosedur Penerimaan Karyawan

Kebutuhan akan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan


mutlak diperlukan karena perusahaan tidak akan berjalan proses
produksinya tanpa ada tenaga kerja didalamnya. Dalam pencarian
21

tenaga kerja PT Omron Manufacturing Of Indonesia tidak asal


mencari, namun harus melalui beberapa prosedur, dengan tujuan
agar tenaga kerja yang didapat sesuai dengan yang dicari. Berikut
persyaratan menjadi pekerja :
1) Warga Negara Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas.
2) Mengajukan permohonan lamaran secara tertulis, yang dilampiri
dengan persyaratan lainnya yang telah ditentukan oleh Pengusaha.
3) Lulus ujian yang diadakan oleh Perusahaan.
4) Dinyatakan sehat jasmani dan rohani untuk bekerja oleh Dokter
Perusahaan.
5) Telah mengikuti masa percobaan dan pendidikan serta dinyatakan
lulus dan diberikan Surat Keputusan Pengangkatan oleh Pihak
Pengusaha.
6) Ketentuan Masa Percobaan :
a. Masa kerja paling lama 3 (tiga) bulan pertama dalam hubungan
kerja adalah masa percobaan.
b. Pekerja yang masih menjalani masa percobaan mempunyai
kewajiban yang sama dengan pekerja yang sudah diangkat.
c. Bagi pekerja dengan masa percobaan tidak dapat dikenakan shift
(waktu tertentu).
d. Hubungan kerja dalam masa percobaan dapat diputuskan setiap
saat oleh kedua belah pihak tanpa pembertahuan terlebih dahulu
dan tanpa kewajiban apapun dari Perusahaan.
e. Pekerja yang masih mengikuti Masa Percobaan dapat diangkat
menjadi pekerja tetap oleh Perusahaan.
f. Masa Percobaan ini diperhitungkan sebagai masa kerja, apabila
pekerja yang bersangkutan telah diangkat sebagai pekerja.
g. Bila dipandang perlu Perusahaan dapat menerima pekerja dalam
jangka waktu tertentu (Pekerja Kontrak) sesuia dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku.
h. Bagi pekerja waktu tertentu tidak ada ketentuan masa percobaan.
22

7) Jenis Hubungan Kerja:


a. Pekerja waktu tidak tentu (Pekerja tetap)
b. Pekerja waktu tertentu

2.6.2 Hari Dan Jam Kerja


Pada dasarnya hari kerja adalah 5 (lima) hari dalam seminggu. Sedang
jumlah jam kerja ialah 8 (delapan) jam per-hari dan 40 (empat puluh) jam dalam
seminggu untuk kerja siang, dan 7 (tujuh) jam per-hari dan 35 (tiga puluh lima)
jam dalam seminggu untuk kerja malam dan pengaturannya sebagai berikut :

Jam Kerja Mulai Kerja Hari Kerja Total Jam Kerja

Shift I (Normal) 07.15 - 16.00 Senin s/d Jumat 8 Jam

Shift II 16.00 - 23.40 Senin s/d Jumat 7 Jam

Shift III 23.40 - 07.15 Senin s/d Jumat 6 Jam


Tabel 2.6.1.1 Jam Kerja PT Omron Manufacturing Of
Indonesia

Ketentuan jam kerja tingkat manager dapat diatur lain dengan


pedoman pada ketentuan yang berlaku.
1) Ketentuan jam kerja yang menyimpang dari aturan di atas harus
seizing tertulis dari Dinas Tenaga Kerja.
2) Ketentuan hari dan jam kerja dalam pasal pasal ini dapat diubah
oleh Pengusaha dan Serikat Pekerja sesuai dengan kepentingan
Pengusaha dan pekerja serta pelaksananya dilakukan dengan
menetapkan kalender kerja satu tahun setiap awal tahun.
3) Hari-hari libur resmi disesuaikan dengan ketentuan Pemerintah,
sedang hari libur lainnya ditentukan Pimpinan Perusahaan
bersama Serikat Pekerja.
4) Hari-hari libur resmi termasuk hari raya keagamaan merupakan
hari libur bagi seluruh pekerja dan apabila melakukan pekerjaan
dihitung sebagai kerja lembur.
23

5) Perusahaan memberikan kesempatan kepada pekerja untuk


menunaikan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing

2.6.3 Kerja Lembur

Kerja lembur adalah kerja yang dilakukan melebihi jam kerja yang
berlaku.
i. Pekerja karena jabatannya sebagai Supervisor ke atas, tidak
berhak atas upah lembur. Apabila terdapat kelebiahan jam kerja
akan diberikan tunjangan tersendiri sesuai Surat Keputusan
Pimpinan Perusahaan sebagai kompensasi kelebihan jam kerja
dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
ii. Kerja lembur hanya dilakukan apabila :
a) Bertumpuknya pekerjaan yang apabila tidak segera dikerjakan
akan menimbulkan kerugian besar bagi Perusahaan.
b) Pekerjaan yang apabila tidak segera diselesaikan menyebabkan
terganggunya produksi lebih lanjut, dan akan membahayakan
keselamatan Perusahaan.
c) Petugas giliran yang harus menggantikannya belum hadir di
tempat, sehingga apabila ditinggalkan akan menyebabkan
terganggunya pekerjaan di bagian tersebut atau di bagian lain.
d) Dalam penyelesaian pekerjaan yang penting artinya bagi
pengembangan Perusahaan dengan tetap memperhatikan
kepentingan pekerja dan saran-saran Serikat Pekerja.
e) Dalam keadaan mendadak dengan memperhatiksn kepentingan
pekerja dan Perusahaan.
iii. Kerja lembur hanya dilakukan sesuai dengan perintah atasan
yang berwenang setelah disepakati oleh pekerja yang
bersangkutan.
24

2.6.4 Kerja Shift atau Kerja Malam

Kerja shift adalah kerja yang dilakukan pekerja secara bergantian


yang terdiri dari shift I, shift II, shift III.
 Perusahaan dapat mempekerjakan pekerja wanita pada malam hari
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
 Perusahaan menyediakan antar jemput bagi pekerja berangkat shift
III dan pulang shift II sampai titik terdekat dengan tempat tinggal
yang pelaksanaannya akan diatur dalam kesepakatan antara
Pengusahaan dan Serikat Pekerja.
 Guna keamanan dan kenyamanan pekerja, khususnya wanita yang
sedang hamil, pengusaha tidak memperbolehkan untuk bekerja
pada malam hari. Kehamilan disini perlu dibuktikan dengan surat
keterangan resmi dari dokter atau bidan.

2.6.5 Absensi

Untuk proses pengabsenan, perusahaan menggunakan sistem


time register (prik) dengan mesin pencatat waktu. Kepada seluruh
karyawan baik karyawan kontrak maupun tetap diberikan kartu
tanda pengenal, dimana kartu masing-masing karyawan
didalamnya telah dibubuhi sidik jari yang berguna untuk
melakukan proses absensi pada mesin pencatat waktu yang tersedia
pada tiap-tiap divisi.
Absensi dilakukan dua kali yaitu saat berangkat dan pulang,
absensi dianggap sah jika saat melakukan pengabsenan mesin
mengeluarkan lampu warna hijau jika mesin mengeluarkan lampu
warna merah absensi dapat diulang kembali, jika tetap tidak bisa
maka menggunakan sidik jari yang terdaftar pada kartu. Apabila
dating terlambat maka karyawan diharapkan untuk melapor ke
bagian personalia. Pelanggaran oleh setiap pekerja dalam ketentuan
hadir di tempat kerja yaitu dating terlambat, pulang sebelum
25

waktunya dan nantinya akan berakibat pada indeks kedisiplinan


dan dikenakan peringatan tertulis.

2.6.6 Sistem Penggajian


Periode penghitungan penggajian adalah dari tanggal 14
(empat belas) bulan lalu sampai dengan tanggal 13 (tiga belas) bulan
berikutnya. Gaji akan dibayarkan pada tanggal 27 (dua puluh tujuh)
setiap bulannya, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur maka
gaji akan dibayarkan pada hari kerja sebelum tanggal tersebut.
Upah pokok yang berhak diterima karyawan minimal adalah
upah minimum daerah, disamping upah pokok karyawan
mendapatkan beberapa tunjangan dari perusahaan. Bagi karyawan
baru yang masih dalam masa percobaan, gaji yang diberikan adalah
90% upah pokok dan tunjangan yang berhak diterima dan tidak
boleh lebih rendah dari upah minimum yang berlaku. Bagi karyawan
yang sedang menjalani cuti tahunan, maka upah tetap diberikan
sepenuhnya.

2.7 Tata Tertib Perusahaan

Tata Tertib di Omron Manufacturing Of Indonesia tterbagi menjadi


beberapa, yaitu :

2.7.1 Tata Tertib Umum


1. Pekerja wajib mengetahui tugas dan tanggung jawabnya di
perusahaan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya serta
selalu berusaha meningkatkan efisiensi kerja.
2. Pekerja wajib menaati perintah atasannya sesuia dengan
tugasnya
3. Pekerja wajib melaksanakan tugasnya sebaik mungkin dan
dengan penuh tanggung jawab.
26

4. Pekerja wajib menjaga ketertiban, kebersihan dan keserasian


lingkungan perusahaan.
5. Pekerja wajib bertingkah laku sopan, sesuai dengan tata karma
pergaulan umum
6. Pekerja wajib hadir di tempat kerja pada hari kerja, kecuali
kalau ia mempunyai alas an yang sah untuk tidak hadir yang
disebabkan oleh;
a. Sakit yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
b. Mempunyai ijin yang sah dari Perusahaan
c. Pekerja yang tidak hadir di tempat kerjanya tanpa alas an yang
sah, dikategorikan mangkir dan kepadanya diberikan peringatan
sesuai ketentuan Perusahaan.
7. Pekerja dilarang menggunakan fasilitas milik perusahaan untuk
kepentingan pribadi.
8. Pekerja dilarang melakukan ikatan hubungan kerja dengan pihak
lain yang dapat menyebabkan pekerja melalaikan tugas dan
tanggung jawabnya serta merugikan perusahaan.

2.7.2 Tata Tertib Kerja


1. Pekerja diwajibkan melakukan absensi setiap hari dengan cara
prik pada mesin absen yang telah disediakan oleh perusahaan.
2. Peserta dilarang melakukan absensi untuk pekerja lain.
3. Pekerja harus sudah siap di tempat kerja 5 (lima) menit sebelum
bekerja.
4. Selama jam kerja pekerja dilarang meninggalkan pekerjaan
tanpa ijin atasannya.
5. Pekerja bertanggung jawab atas peralatan yang digunakannya.
6. Pekerja dilarang menjalankan mesin/peralatan yang bukan
menjadi wewenangnya.
27

2.7.3 Tata Tertib Administrasi


1. Seorang calon Pekerja wajib memberikan data pribadinya yang
benar dengan cara mengisi formulir lamaran kerja, memberikan
data pribadi yang sah merupakan suatu pelanggaran yang dapat
dikenakan sanksi.
2. Pekerja wajib melaporkan perubahan yang berkaitan dengan
data pribadinya kepada perusahaan, antara lain:
a) Perubahan alamat tempat tinggal
b) Perubahan susunan keluarga
c) Perubahan status keluarga
d) Perubahan susunan ahli waris dan lain-lain
3. Laporan perubahan ini harus dilaporkan ke bagian HRD
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak terjadi
perubahan tersebut.
4. Kelalaian ataupun keterlambatan melaporkan perubahan tersebut
dapat menyebabkan Pekerja yang bersangkutan dikenakan
sanksi atau pembatalan hak-hak yang terkait dengan hal
tersebut.

2.7.4 Tata Tertib Keamanan

1. Pekerja wajib menaati peraturan keamanan di dalam perusahaan.


2. Pekerja yang mengetahui adanya keadaan/kejadian atau benda
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran, pencurian
gangguan terhadap keselamatan dan ketentraman lingkungan
perusahaan wajib segera memberitahukan Satuan Pengaman
atau Atasan atau Atasannya langsung / Pejabat perusahaan atau
siapa saja yang dapat dihubungi secara cepat.
3. Setiap pekerja wajib menghindari hal-hal yang akan
menyebabkan timbulnya:
a. Kebakaran atau ledakan
b. Pencurian, kehilangan dan pengrusakan
28

4. Untuk mencegah terjadinya kebakaran/ledakan, maka pekerja


dilarang:
a. Menyalakan api atau merokok di tempat dimana terdapat
bensin/solar/gas dan barang lainnya yang mudah terbakar pada
sumber api.
b. Mendekatkan bensin/solar dan barang lain yang mudah terbakar
pada sumber api.
c. Merokok di dalam pabrik dan di tempat-tempat terlarang.
d. Membuang puntung rokok di sembarang tempat.
e. Merusak/merubah atau menghilangkan alat pengaman.
f. Membawa masuk ke dalam lingkungan perusahaan barang-
barang yang mudah terbakar, serta tidak ada hubungannya
dengan perusahaan yang dapat menimbulkan kerusakan.
g. Melaksanakan pekerjaan pengelasan bukan pada tempatnya dan
tanpa ijin dari atasan.
5. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan pengerusakan, maka
pekerja:
a. Wajib menjaga dan memelihara barang yang dipertanggung
jawabkan.
b. Dilarang memasuki tempat-tempat yang bukan untuknya tanpa
izin.
c. Dilarang keluar masuk lingkungan perusahaan selain melalui
pintu yang telah disediakan.
6. Untuk mencegah perkelahian dan keresahan di kalangan
pekerja, maka dilarang untuk:
a. Melakukan hasutan/fitnah terhadap sesame pekerja.
b. Menyebar luaskan kabar yang tidak diketahui kebenarannya
dalam bentuk dan cara apapun.
c. Mengancam/memaksa pekerja lain untuk mengikuti sikap dan
tindakannya.
29

d. Membawa senjata dan barang-barang berbahaya di lingkungan


perusahaan.

2.8 Sanksi Terhadap Pelanggaran

Adapun sanksi-sanksi terhadap pelanggaran terbagi menjadi beberapa


bagian, yaitu :

2.8.1 Umum
1. Bagi pekerja yang melakukan pelanggara tata tertib maupun
peraturan lain yang telah disepakati dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) akan dikenai sanksi.
2. Jenis sanksi yang dijatuhkan tergantung besr kecilnya
pelanggaran.
3. Adapun ketentuan mengenai dikeluarkannya sanksi diatur
sebagai berikut:
4. Permintaan sanksi yang diajukan harus disertai data
pendukung.
5. Khusus untuk pemberian SP 3 dan PHK, harus
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan Serikat Pekerja.

Tabel 2.8.1.2 Ketentuan Pemberian Sanksi

Sanksi Permintaan Jangka Waktu

Surat Teguran Line Leader (LL) 3 (tiga) bulan

Surat Peringatan I Supervisor (SPV) 3 (tiga) bulan

Surat Peringatan II Supervisor (SPV) 6 (enam) bulan

Surat Peringatan III Manager (MGR) 6 (enam) bulan

Pemutusan Hubungan Kerja HRD  


30

2.8.2 Sanksi Teguran Lisan

Sanksi teguran lisan lebih bersifat nasihat, namun atasan


yang bersangkutan diharuskan menandatangani nota tersebut
sebagai bukti bahwa ia telah menerima teguran lisan dari
atasannya kemudian nota tersebut diserahkan ke HRD untuk di
file. Adapun kesalahan yang dapat dikenakan sanksi teguran lisan
adalah sebagai berikut :
1. Datang terlambat 2 (dua) kali dalam satu bulan tanpa alas an
yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Mangkir 1 (satu) kali dalam satu bulan.
3. Meninggalkan pekerjaan tanpa seizin atasan (diluar lingkungan
perusahaan).
4. Tidak prik dan tidak melaporkannya.
5. Makan atau minum di tempat yang dilarang.
6. Memasuki lingkungan Perusahaan dengan memakai pakaian
yang tidak sopan.
7. Berada di ruang makan atau tempat ibadah pada saat jam kerja
tanpa seizin atasan yang berwenang.
8. Memakai pakaian bebas di area kerja tanpa alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
9. Datang ke tempat kerja dengan memakai sandal.
10. Terlambat masuk atau kembali bekerja setelah istirahat tanpa
izin ataupun alasan yang sah.
11. Berambut gondrong dan memakai anting bagi pekerja laki-laki.
12. Memakai pakaian kerja di luar lingkungan perusahaan untuk
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
13. Pekerja tidak menggunakan kelengkapan bekerja pada saat
menjalankan tugas.
31

2.8.3 Surat Peringatan Tertulis

Pemberian peringatan tertulis terhadap pekerja dengan


mempertimbangkan macam serta berat ringannya pelanggaran,
frekuensi kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan, faktor yang
mempengaruhi terjadinya pelanggaran, jasa dan loyalitas pekerja
terhadap perusahaan, dan peraturan atau ketentuan yang berlaku.

1. Surat Peringatan 1 (satu)


SP 1 (satu) diberikan setelah menerima peringatan lisan
pekerja masih mengulangi pelanggaran yang sama atau
pekerja melakukan pelanggaran lain, yaitu :
a. Datang terlambat 3 (tiga) kali dalam satu bulan tanpa alas
an yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Mangkir selama 2 (dua) hari kerja dalam satu bulan.
c. Lebih dari 3 (tiga) kali mendapat teguran lisan dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan.
d. Menprikkan kartu hadir milik orang lain, dan yang
bersangkutan masih dalam lingkungan perusahaa.
e. Mengendarai kendaraan secara ugal-ugalan di lingkungan
perusahaaan.
f. Tidur pada saat jam kerja di lingkungan perusahaan.
g. Menggunakan barang milik perusahaan untuk kepentingan
pribadi tanpa seizin dari atasan.
h. Tidak melaporkan adanya kerusakan atau kesalahan yang
mengakibatkan kecelakaan.
i. Bertukar giliran bekerja tanpa seizin atasan.
j. Merusak barang milik perusahaan.
k. Mengerjakan pekerjaan lain tanpa seizin atasan pada saat
jam bekerja.
l. Pulang lebih awal tanpa seizin dari atasan.
32

m. Menolak perintah yang berhubungan dengan pekerjaan.

2. Surat Peringatan 2 (dua)


SP 2 (dua) diberikan setelah menerima SP 1 (satu)
pekerja masih mengulangi pelanggaran yang sama ataupun
pekerja melakukan pelanggaran yang lebih berat sifatnya,
seperti :
a. Datang terlambat 4 (empat) kali dalam satu bulan tanpa
alas an yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Mangkir selama 3 (tiga) hari kerja dalam satu bulan.
c. Meminjam atau meminjamkan barang milik perusahaan
untuk kepentingan pribadi tanpa seizin atasan.
d. Pulang lebih awal tanpa seizin atasan yang berwenang
selama 2 (dua) kali.
e. Menghalangi anggota satuan pengaman untuk
melaksanakan tugasnya.
f. Dengan sengaja tidak mengikuti standar kerja yang
berlaku.
g. Tidak menggunakan kelengkapan keselamatan kerja
yang telah ditetapkan meskipun sudah diperingatkan.
h. Merusak atau mengotori lingkungan perusahaan.

3. Surat Peringatan 3 (tiga)


SP 3 (tiga) diberikan setelah menerima SP 2 (dua)
pekerja masih mengulangi pelanggaran yang sama ataupun
pekerja melakukan pelanggaran yang lebih berat sifatnya,
seperti :
a. Datang terlambat 5 (lima) kali dalam satu bulan tanpa
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Mangkir selama 4 (empat) hari kerja dalam satu bulan.
33

c. Menprikkan kartu hadir milik orang lain dan yang


bersangkutan tidak masuk.
d. Melakukan kecerobohan sehingga mengakibatkan
terjadinya kecelakaan dalam lingkungan kerja.
e. Memasuki tempat-tempat yang terlarang dalam
Perusahaan tanpa izin.
f. Dengan sengaja mengganggu keamanan dan ketertiban
kerja di lingkungan perusahaan.
g. Mengadakan pertemuan yang bersifat menghasut
sehngga mengganggu aktivitas di dalam dan di luar
perusahaan.

2.8.4 Pensiun

Pekerja yang mencapai usia 55 tahun diputuskan hubungan


kerjanya dengan hak pensiun. Bagi pekerja yang memiliki kondisi
fisik ataupun mental tidak memungkinkan melaksanakan tugas,
maka Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja dengan hak
pensiun sesuai UU dan Kebijakan Perusahaan. Untuk pemberian
hak pensiun pengusaha menyerahkan pengelolaannya kepada pihak
ketiga dengan cara terbaik melalui musyawarah antara serikat
pekerja dan perusahaan yang dilakukan secara transparan.

2.9 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

2.9.1 Keselamatan Kerja


1. Pengusaha menjamin sepenuhnya keselamatan dan kesehatan
pekerja sesuai perundang-undangan yang berlaku.
2. Pengusaha wajib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) untuk menangani Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang anggotanya terdiri dari unsure Pengusaha
dan Serikat Pekerja.
34

3. Setiap pekerja wajib menjaga keselamatan kerja atas dirinya dan


orang lain, wajib mengenakan alat-alat keselamatan kerja yang
telah disediakan serta mengikuti dan mematuhi ketentuan-
ketentuan mengenai keselamatan kerja dan perlindungan kerja
yang berlaku.
4. Apabila pekerja menemui hal-hal yang dapat membahayakan
terhadap keselamatan pekerja atau pengusaha maka, pekerja
harus melaporkan kepada pimpinan atau atasannya.
5. Setiap pekerja wajib memelihara alat-alat perlengkapan kerja
dengan baik dan teliti.
6. Apabila pekerja bersangkutan tidak menggunakan dan
memelihara alat keselamatan kerja yang diberikan atau
disediakan kepadanya dapat dikenakan sanksi
7. Pengusaha menginformasikan kepada seluruh pekerja tentang
kejadian-kejadian kecelakaan kerja.
8. Pengusaha menjamin peralatan-peralatan keselamatan kerja.

2.9.2 Pemeriksaan Kesehatan Atau General Check Up

1. Pengusaha akan mengadakan pemeriksaan kesehatan secara


missal kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 2 (dua)
tahun atau lebih minimal 1 (satu) tahun sekali.
2. Untuk pekerja yang bekerja pada kondisi kerja khusus
(ditentukan oleh P2K3), pemeriksaan kesehatan akan dilakukan
minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
3. Dalam hal-hal tertentu pihak Pengusaha dapat mewajibkan
pekerja untuk memeriksakan kesehatannya.
4. Pekerja yang menolak pemeriksaan kesehatan dapat dikenakan
peringatan tertulis
5. Hasil pemeriksaan kesehatan yang telah dilaksanakan
disampaikan kepada pekerja.
35

6. Apabila hasil pemeriksaan pekerja terdapat kelainan penyakit


yang memerlukan perawatan atau pengobatan lebih lanjut perlu
diklarifikasi penyakit akibat kerja atau bukan maka,
dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan ketenagakerjaan
yang berlaku

2.9.3 Pengobatan dan Perawatan Gigi

Biaya pengobatan dan perawatan gigi yang meliputi:


1. Pemeriksaan gigi dan konsultasi
2. Penambalan serta pencabutan gigi
3. Perawatan syaraf gigi
4. Pembersihan karang gigi maksima 1 kali dalam 6 bulan yang
besarnya:
a. Check up (setahun) : Rp 300.000,00
b. Pengobatan dan perawatan (setahun) : Rp 500.000,00

2.9.4 Kacamata

Perusahaan memberikan bantuan biaya penggantian kacamata


sebesar Rp 500.000,00 selama setahun sekali dengan menggunakan
surat dokter.

2.10 Jaminan Sosial Dan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dalam hal kesejahteraan karyawan, perusahaan mengikutsertakan


karyawannya dalam hal jaminan sosial dalam bentuk asuransi keselamatan
ataupun beberapa hal yang menguntungkan kedua belah pihak, yaitu :

2.10.1 BPJS Ketenagakerjaan

Setiap perusahaan diwajibkan untuk menjamin keselamatan kerja


para karyawannya, oleh karena itu disediakan BPJS
Ketenagakerjaan.
36

1. Guna menjamin ketenangan bekerja dan keselamatan kerja,


maka semua pekerja wajib diikutsertakan dalam program BPJS
Ketenagakerjaan sesuai UU Nomor 24 tahun 2011.
2. BPJS Ketenagakerjaan meliputi:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Dan lainnya, sesuai dengan UU Nomor 24 tahun 2011

3. Macam ganti kerugian seperti dimaksud dalam ayat 2 (dua)


diatas meliputi:
a. Biaya pengangkutan pekerja dari tempat kerja ke rumah/rumah
sakit
b. Biaya perawatan dan pengobatan pemakaman
c. Biaya Tunjangan Kecelakaan Kerja
d. Besarnya iuran program Jamsostek (dalam %) dikalikan Upah
Tetap adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10.1.3 Iuran JAMSOSTEK Dalam %

Program Pengusaha Pekerja

a.       Jaminan Kecelakaan Kerja 0.89  

b.      Jaminan Kematian 0.30  

c.       Jaminan Hari Tua 3.70 2.00


4.
Pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan disesuaikan dengan UU Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial,
dengan PP Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
37

5. Pengusaha menginformasikan data saldo Jaminan Hari Tua setiap


pekerja dari BPJS Ketenagakerjaan setiap tahunnya pada bulan
April.

2.10.2 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dalam hal pemeliharaan kesehatan karyawan, perusahaan


memberikan beberapa kebijakan untuk karyawan, yaitu :
1. Pengusaha memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan
pekerja dan keluarga yang terdaftar di perusahaan.
2. Yang dimaksud keluarga yaitu istri yang sah dari seorang
pekerja dan anak kandung/anak angkat sah sampai berusia 21
tahun belum menikah atau belum bekerja maksimum 3 anak.
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi:
a) Pertanggungan rawat jalan
b) Pertanggungan rawat inap
c) Pertanggungan melahirkan
4. Pekerja yang akan berobat ke poliklinik perusahaan pada jam
kerja harus dengan seizin pimpinan yang bersangkutan.
5. Pekerja yang keluarganya diizinkan melakukan pemeriksaan
dan pengobatan pada dokter spesialis.
38

BAB III

TINJAUAN TEKNIK

3.1 Pengertian Pintu Kunci Otomatis

Pintu merupakan alat yang sangat penting dalam suatu rumah, kantor dan
ruangan (wikipedia, 2019). Seab pintu adalah lapisan pertama sebagai system
keamanan untuk melindungi isi ruangan. Seperti hal nya dengan Pengunci
Pintu otomatis. Pengunci pintu otomasi merupakan salah suatu perangkat
sistem keamanan yang bekerja secara otomatis menngunci pintu tanpa harus
manusia yang mengunci pintu itu sendiri. Perangkat ini menggunakan system
akses control yang inputan nya bisa berupa pin, password, kartu, sidik jari,
wajah, palm, exit button dan lain-lain.
Di PT OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA khusus nya di
ruangan General office menggunakan Mesin akses kontrol standalone akses
kontrol Biosense III-T dan ZKT. Ketika ada user yang akan masuk ke
ruangan, user terlebih dahulu harus memasukkan salah satu metode masukan
yaitu password, fingerprint, atau scan kartu RFID dahulu. Jika user sudah
mempunyai akses masuk ruangan, maka mesin akses kontrol akan bekerja
sebagai reader yang akan membaca inputan password/fingerprint/kartu RFID
dari user tersebut. Inputan yang sesuai dengan data yang sudah diinput
melalui program alat reader akan memberi signal LED. LED akan berwarna
hijau serta fingerprint akses kontrol sebagai lock controller akan akan
berkerja mengendalikan untuk Magnetic lock/elektomagnetic lock untuk
membuka dengan melepaskan tegangan listrik pada plat magnet. Setalah 5
detik, pintu akan otomatis tertutup, plat magnet kemabli mengikat
elektromagnetic lock.
39

Namun, ketika yang akan masuk adalah user yang belum/tidak memiliki
akses, buzzer aktif dan mengeluarkan akan suara “tit...tit...tit” sebagai
pertanda akses tidak valid dan LED merah akan menyala. Pintu masih tetap
terkunci dan tidak akan terbuka sampai data yang dimasuknnya valid/sesuai
dengan masukan data reader.
3.2. Sejarah Pintu Kunci Otomatis

Kunci dan gembok dapat dianggap sebagai salah satu inovasi terpenting
yang pernah diciptakan oleh manusia.Kegunaan dan tujuan utama dari kunci
yang begitu penting telah membantu manusia selama berabad-abad untuk
mencegah orang-orang yang tidak diizinkan untuk mengakses properti
maupun tempat pribadi seseorang. Berbeda dengan zaman dahulu, kini kunci
telah memiliki banyak fungsi penting lainnya selain hanya sekedar untuk
‘mengunci’ pintu atau gerbang.
Zaman telah banyak berubah semenjak kunci pertama dibuat pada tahun
1848. Berkat teknologi, kunci zaman sekarang telah berubah banyak dan
memiliki fungsi penting selain hanya sekedar mengunci pintu. Salah satu
fungsi baru dari kunci pintu adalah teknologi kemudahan tanpa kunci.
Revolusi kunci berawal dari Zaman Kuno tepatnya 6000 tahun yang lalu
kunci terbuat dari kayu yang memiliki desain begitu simpel namun berfungsi
dengan amat baik untuk mengunci pintu. Teknologi ini pun bertahan hingga
berabad-abad lamanya dan menyebar dari bangsa Mesir hingga Yunani dan
Romawi kuno. Kemudian, bangsa Romawi menciptakan model kunci baru
yang lebih kuat dan awet dengan menggunakan bahan-bahan berupa besi dan
logam untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan dari kunci tersebut.
40

Selanjutnya Zaman Revolusi Industri, pada abad ke-18, era revolusi


industri bermula di Inggris. Semua jenis kunci dan gemboknya dibuat
berdasarkan temuan kunci gembok di era revolusi industri yang dinilai begitu
inovatif dan memiliki dampak besar bagi kehidupan manusia. Namun, hal ini
hanya berlangsung singkat.
Berlanjut pada Zaman Digital, kunci pintu digital atau yang bisa disebut
juga sebagai digital door lock terbilang sebagai pilihan yang lebih baik bagi
pemilik properti. Di era ini, teknologi berupa kunci pintu tanpa kunci fisik
mulai dikenalkan pada masyarakat. Dibanding dengan membawa kunci
kemana-mana, orang lebih menyukai tidak memiliki kunci sama sekali.
Digital door lock hadir dengan berbagai mode akses, seperti kode PIN, kartu
RFID dengan sensor, kartu biometrik dengan barcode, dan masih banyak lagi.
Ditambah lagi, digital door lock juga hadir dengan fitur alarm yang bertujuan
untuk meningkatkan keamanan kunci.

3.3 Pengenalan Sistem Akses Kontrol Pintu

Door Akses kontrol atau Akses Kontrol Pintu adalah sebuah sistem untuk
mengatur akses ke suatu ruangan dengan menempatkan sistem perangkat
kontrol pada pintu (Wikipedia , 2019). Pemanfaatan Akses Kontrol Pintu ini
merujuk pada usaha membatasi akses masuk ke properti, bangunan, atau
suatu ruangan yang hanya diperuntukkan bagi user tertentu yang memiliki
kewenangan untuk mengaksesnya (fingerspot, 2018).
Pada umumnya akses kontrol pintu yang kita kenal saat ini memiliki
sistem berbasis elektronik. Dimana dalam sistem tersebut terdiri
dari beberapa perangkat elektronik yang saling berkaitan. Akses kontrol ini
dapat dilakukan oleh personil seperti penjaga perbatasan, penjaga pintu,
pemeriksa tiket, dll, atau dengan perangkat seperti sebuah kunci (Lock).
Namun ketika akses kontrol berupa seorang penjaga atau kunci manual
mempunyai banyak keterbatasan, akses kontrol elektronik menggunakan
sistem komputerisasi atau mikrokontroler memecahkan keterbatasan tersebut.
41

Sistem akses kontrol pintu secara sederhana dipadukan dengan kunci


(lock) saat ini telah dikembangkan seperti dipadu dengan sistem kartu (card)
misalnya RFID (Magnetic Card), Smart Card atau kartu lainnya atau yang
lebih mutahir dan lebih tinggi tingkat keamanannya seperti sistem biometrik
seperti sidik jari (fingerprint), muka (face) tau dengan retina

3.3.1 Fungsi Akses kontrol

Informasi Teknologi yang kian berkembang sekarang sudah


difungsikan dalam berbagai hal. Salah satunya digunakan dalam
sistem keamanan. Sistem Akses kontrol adalah sebuah inovasi
terbaru dalam bidang keamanan dengan menggunakan
kecanggihan teknologi masa kini (iglooadmin, 2019). Sistem ini
adalah sebuah sistem keamanan otomatis yang memanfaatakan
teknologi komputer. Akses kontrol ini merupakan seperangkat
kontrol yang biasanya diletakkan pada pintu. Sistem kerjanya sama
dengan penjaga keamanan, namun ini bersifat otomatis. Tujuannya
untuk membatasi akses masuk pada sebuah ruangan. Dengan itu,
tidak semua orang akan bisa masuk ke dalam sebuah ruangan
apabaila tidak memiliki ijin akses
42

3.3.2 Manfaat Penggunaan

Sistem akses kontrol ( Acces Control ) adalah solusi keamanan


yang populer untuk bisnis yang lebih besar dengan banyak karyawan.
Sistem akses kontrol memungkinkan pengguna untuk dengan mudah
hanya mengizinkan akses ke area perusahaan yang diperlukan untuk
masing-masing karyawan secara individual.
Sistem akses kontrol ( Acces control) paling sering menggunakan
lencana atau id dengan strip magnetik dengan informasi yang dikodekan.
Keypads, sidik jari dan teknologi lain juga dapat dimasukkan ke dalam
sistem akses kontrol, keamanan tergantung pada kebutuhan dan
pertimbangan-pertimbangan praktis. Sebuah sistem akses kontrol baik
selular dapat membantu dengan merancang suatu sistem pengguna yang
memenuhi kebutuhan keamanan perusahaan tertentu. Sistem akses
kontrol dapat dengan mudah dan efisien biaya yang diperlukan
menyediakan anda dengan keamanan perusahaan, serta banyak
keuntungan lain.
Sistem akses kontrol ( Acces Control ) juga dapat secara
efektif digunakan dalam usaha kecil, hotel, dan bahkan apartemen
kompleks dan asrama perguruan tinggi. Teknologi akses kontrol dapat
menyimpan perubahan kunci dengan setiap penyewa atau pergantian
karyawan, dan memungkinkan Anda untuk merasa aman dalam
lingkungan aman. Nyaman dan mudah digunakan, sistem akses kontrol
menjadi lebih populer pilihan pengaman setiap tahun.
Sistem akses kontrol juga dapat meningkatkan kinerja karyawan
dan ketepatan waktu. Kegiatan karyawan dapat dengan mudah dipantau
dengan berbagai fitur sistem akses kontrol. Yang paling dasar sistem
akses kontrol mencatat kapan dan oleh siapa suatu pintu dibuka. Tanpa
kode yang sesuai atau ID badge, pintu tetap terkunci.
43

3.3.3 Macam Akses Kontrol

1. Akses Kontrol Fisik


Akses berarti tindakan memasuki suatu tempat atau
menggunakan sesuatu. Sedangkan otorisasi adalah izin untuk
mengakses suatu sumber daya. Akses kontrol fisik adalah akses
yang umum diberikan pada orang tertentu dengan pembatas
berupa pintu atau pagar untuk menghindari akses dari orang yang
tidak diberi wewenang. Akses kontrol secara fisik dilakukan
dengan cara mekanis seperti kunci atau dengan teknologi yang
disebut sistem akses kontrol. Hak akses hanya bagi yang diberi
wewenang sangat bermanfaat untuk melindungi properti dan
barang berharga lainnya bila didukung dengan kamera CCTV.
Secara konvensional, akses untuk memasuki suatu lokasi
menggunakan kunci. Saat sebuah pintu terkunci, maka hanya
orang yang memegang kuncilah yang bisa masuk ke tempat
tersebut. Kunci manual tidak akan membatasi pemegang kunci
untuk masuk pada waktu tertentu. Kekurangan kunci adalah tidak
adanya data kapan saja pintu tersebut digunakan. Kelemahan
kunci lainnya adalah ia dapat dengan mudah diduplikasi atau
dipegang oleh orang yang tidak berhak. Saat kunci hilang maka
untuk mengakses tempat tersebut maka dibuat kunci yang baru.
2. Akses Kontrol Elektronik
Akses kontrol elektronik adalah akses yang menggunakan
media elektronik untuk mengatasi kelemahan pada kunci biasa.
Dengan akes kontrol elekteronik maka ada banyak jenis hak akses
yang dapat digunakan untuk menggantikan fungsi kunci biasa.
Setiap data akses akan dicatat oleh sistem. Saat akses ditolak, pintu
tetap terkunci dan usaha untuk mengakses tersebut juga akan
tercatat. Sistem akses kontrol elektronik juga dapat membunyikan
alarm jika dibiarkan terbuka terlalu lama atau dibuka secara paksa.
44

3.3.4 Tipe Perangkat Akses Kontrol Pintu

Tipe akses kontrol yang berbasis elektronik terdiri dari 2 bagian,


yaitu bagian controller dan kunci elektronik. Kedua bagian ini ada
yang terpisah sehingga dalam penggunaannya harus dirangkai
terlebih dahulu. Selain itu ada pula juga yang sudah berbentuk dalam
satu paket dimana bagian controller  dan kunci elektronik menjadi
satu. Berikut ini beberapa tipe dari perangkat akses kontrol pintu:

1. Mesin akses kontrol  standalone

Jenis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu mesin dan kunci elektronik.
Mesin berfungsi sebagai reader sekaligus controller. Pada
umunya 1 mesin hanya bisa digunakan untuk mengontrol 1 pintu.

Gambar 3.4.1.1.7 Contoh akses kontrol standalone

2. Mesin akses kontrol centralized

Mesin akses kontrol tipe ini menggunakan controller


panel untuk mengontol reader, lock beserta seluruh aksesorisnya.
Panel tersebut memiliki kemampuan untuk mengontrol beberapa
lock sekaligus, serta dapat terkoneksi dengan panel lainnya.
45

Mesin akses kontrol tipe centralized ini dapat digunakan untuk


mengontrol banyak lock dalam satu gedung secara terpusat.

Gambar 3.4.1.1.8 Contoh pemasangan centralized

3. Mesin akses kontrol berbentuk  handle

Pada tipe ini antara mesin reader dan bagian lock menjadi


satu. Sekilas bentuknya nampak sama dengan handle pintu
pada umunya, hanya saja pada Mesin akses kontrol
berbentuk handle ini dilengkapi dengan sistem elektronika.
Bentuknya yang praktis membuat mesin akses kontrol pintu
tipe ini sangat tepat digunakan pada rumah, kantor maupun
hotel.

Gambar 3.4.1.1.9 Contoh pemasangan akses kontrol berbentuk  handle


46

3.3.5 Tipe Pembaca Akses Kontrol

1. Standar Readers (non-intelligent)

Tipe readers ini hanya membaca nomor kartu atau PIN dan
kemudian meneruskannya ke panel kontrol (cctvman, 2019). Untuk
identifikasi dengan teknologi biometrik maka data keluaran adalah
nomor ID pengguna. Biasanya transmisi data menggunakan
protokol Wiegand, Protokol Wiegand adalah sebuah protokol
komunikasi serial asynchronous.

Synchronous serial adalah komunikasi dimana hanya ada


satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock dan
mengirimkan clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh
pengunaan synchronous serial terdapat pada transmisi data
keyboard.
 Asynchronous serial adalah komunikasi dimana kedua
pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock
namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data
yang dikirim sama dengan data yang diterima, maka kedua
frekuensi clock harus sama dan harus terdapat sinkronisasi. Setelah
adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan datanya sesuai
dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data
sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan
asynchronous serial adalah pada Universal Asynchronous Receiver
Transmitter (UART) yang digunakan pada serial port (COM)
komputer.

2. Semi-intelligent readers

Jenis akses kontrol readers ini memiliki semua input dan


output yang diperlukan untuk mengendalikan pintu seperti
mengunci, door contact dan tombol keluar tapi tidak membuat
47

keputusan akses (cctvman, 2019). Ketika pengguna menempelkan


kartu atau memasukkan PIN, maka pembaca akan mengirimkan
informasi tersebut ke pengendali utama dan menunggu responnya.
Jika sambungan ke pengendali utama terganggu maka pembaca
akan berhenti bekerja atau fungsi dalam mode terdegradasi.
Pembaca semi-cerdas ini biasanya terhubung ke panel kontrol
melalui RS-485.

3. Intelligent Readers
Tipe reader ini memiliki semua input dan output yang
diperlukan untuk mengendalikan perangkat keras pintu juga
memiliki memori dan daya proses yang diperlukan untuk membuat
keputusan akses independen (cctvman, 2019). Seperti halnya
Semi-intelligent readers, tipe ini terhubung ke panel kontrol
melalui RS-485. Panel kontrol mengirimkan update konfigurasi
dan mengambil data transaksi dari pembaca. Ada juga Intelligent
Readers tipe terbaru yang disebut IP readers (pembaca IP). Sistem
pembaca IP ini biasanya tidak memiliki panel kontrol tradisional
dan pembaca berkomunikasi langsung ke PC yang bertindak
sebagai host.
Beberapa pembaca mungkin memiliki fitur tambahan seperti
layar LCD, kamera / speaker / mikrofon untuk interkom, smart
card read/write support, dan tombol fungsi dengan tujuan
pengumpulan data seperti clock-in / clock-out untuk laporan
absensi karyawan.

3.3.6 Jenis Otentikasi yang Umum Digunakan

1. Sesuatu yang hanya diketahui oleh user, PIN atau password

2. Item yang dimiliki oleh user seperti kartu atau key fob

3. Identitas biometrik user seperti fingerprint, wajah, dan suara


48

Titik akses kontrol bisa berupa pintu, pagar, gerbang parkir,


lift, atau penghalang fisik lainnya, di mana akses dapat dikontrol
secara elektronik. Metode akses kontrol yang paling umum adalah
password. Akses kontrol pintu bisa berupa panel untuk
memasukkan PIN, card reader, atau juga pembaca biometrik
seperti mesin fingerprint.

Reader tidak membuat memberikan akses secara langsung,


tetapi mengirim nomor kartu ke kontrol panel yang akan
memverifikasi nomor dengan database yang sudah tersimpan.
Untuk memantau posisi pintu dapat digunakan kunci
elektromagnetik. Umumnya hanya entri masuk yang dikendalikan,
dan akses untuk keluar tidak dibatasi. Bila diperlukan pembatasan
akses keluar, maka diperlukan pembaca akses di kedua sisi pintu.
Dalam kasus di mana akses keluar tidak perlu dikontrol, maka
akses dapat menggunakan push-button atau motion detector. Saat
tombol ditekan atau detektor mendeteksi adanya gerakan di dekat
pintu maka pintu akan membuka.

3.4 Perangkat pada Automatic Lock Door

3.4.1 Fingerprint

Saat ini penggunaan Fingerprint sudah sangat luas, terutama


dalam bidang keamanan. Fingerprint adalah suatu alat elektronik
yang menerapkan sensor scanning untuk mengetahui sidik jari
seseorang guna keperluan verifikasi identitas (Wikipedia, 2018).
Sensor Fingerprint banyak digunakan pada beberapa peralatan
elektronik seperti smartphone, pintu masuk, alat absensi karyawan
dan berbagai macam peralatan elektronik yang membutuhkan
tingkat keamanan yang tinggi, dan hanya bisa di akses oleh orang-
orang tertentu.karena dengan Fingerprint akses dari suatu pintu
hanya bisa di buka oleh orang-orang tertentu saja, bahkan hanya
49

untuk satu orang saja. Sehingga keamanan dokumen atau barang


berharga yang berada di dalamnya bisa di jamin

3.4.1.1 Jenis-jenis sensor sidik jari

Secara umum terdapat 2 mode sensor yakni full area


fingerprint sensor dan swipe fingerprint sensor (zafrullah, 2017).
Pada sesor mode full area, seluruh permukaan sidik jari dapat ter-
record dalam sekali capture. Sensor mode ini umumnya memiliki
luasan permukaan yang cukup besar (seukuran permukaan jari),
banyak digunakan pada perangkat dengan dimensi fisik yang cukup
besar seperti absesn sekolah, pengaman brankas, dan lain
sebagainya.
Sensor mode swipe memiliki ukuran yang relatif kecil,
biasanya hanya berbentuk diagonal mendatar. Jenis sensor ini
banyak digunakan dalam perangkat yang memiliki ukuran kecil
pula. Sensor mode swipe menghasilkan potongan-potongan gambar
dari bentuk utuh sidik jari. Satu hal yang membedakan sensor mode
full dan swipe adalah sensor swipe memerlukan proses tambahan
untuk merekonstruksi potongan-potongan gambar tersebut menjadi
gambar utuh.

1. Sensor kapasitif

Gambar 3.4.1.1.10 capasitive-fingerprint-sensor

Sensor sidik jari model kapasitif secara umum merupakan


kombinasi dari rangkaian switch dalam sebuah area. Switch-
50

switch memanfaatkan kulit manusia sebagai bahan penghantar


(konduktor). Ridge pada sidik jari berperan sebagai active high
(1), sedangkan valley sebagai active low (0). Pengembangan dari
sensor kapasitif adalah jenis sensor tekanan (pressure), tekanan
yang didapatkan dapat dimanfaatkan untuk men-trigger
pembacaan dari sensor.

2. Sensor optik

Gambar 3.4.1.1.11 optical-fingerprint-sensor

Sensor sidik jari jenis optik menggunakan refleksi cahaya


yang diterima oleh photodiode untuk dikonversi menjadi bentuk
data digital. Sensor jenis optik relatif murah untuk diproduksi,
sehingga sensor jenis optik menjadi sensor yang paling banyak
diimplementasikan dalam perangkat elektronik sehari-hari.
Sensor optik mudah terpengaruh oleh lingkungan ketika
melakukan record sidik jari, seperti intensitas cahaya dan
kondisi sidik jari itu sendiri. Kelemahan lainnya yang dimiliki
oleh sensor sidik jari jenis optik adalah sangat memungkinkan
untuk melakukan autentikasi menggunakan gambar (cetak) dari
sidik jari seseorang. Tapi teknologi saat ini sensor sidik jari jenis
optik telah dilengkapi dengan validator yang berfungsi untuk
bekerja apabila permukaan sensor mendeteksi kulit manusia
yang sesungguhnya.
3. Sensor panas
51

Gambar 3.4.1.1.12 sensor panas pada fingerprit

Sensor sidik jari jenis thermal mengadopsi konsep pada


kamera inframerah, dimana panas pada ridge akan terdeteksi dan
valley secara otomatis ditentukan dari sela diantara ridge. Sama
halnya dengan sensor jenis optik, sensor jenis thermal juga
mudah terpengaruh oleh kondisi dari sidik jari. Pembacaan sidik
jari dalam keadaan jari basahdan kering dapat menimbulkan
hasil yang berbeda.

4. Sensor frekuensi

Gambar 3.4.1.1.13 sensor frekuensi pada fingerprint

Jenis sensor frekuensi memancarkan sinyal diatas


permukaan sensor, menunggu adanya konduktor (ridge) untuk
meneruskan sinyal-sinyal tersebut menuju penerima-penerima
(receivers) yang berada didalam sensor. Konsepnya mirip
dengan kapasitif, penerima-penerima yang ada dalam sensor
berfungsi sebagai switch dan dapat membangun gambar digital
sesuai kondisi pada koordinat switch.
52

5. Sensor ultrasonik

Gambar 3.4.1.1.14 sensor ultrasonik pada Fingerprint

Jenis sensor ultrasonik mirip dengan sensor frekuensi,


yakni memanfaatkan ridge untuk menghantarkan frekuensi.
Namun perbedaannya ialah sinyalnya dihasilkan pada masing-
masing array transducer, sehingga membuat jenis sensor ini
cukup mahal. Disisi lain sensor jenis ultrasonik memiliki
kelebihan hasil pembacaan sidik jari yang lebih detil, dapat
membedakan jari yang sama dalam keadaan yang berbeda
(misalnya antara jari asli dan hasil cetak 3D).

3.4.1.2 Fungsi Fingerprint

Fingerprint merupakan perangkat teknologi yang berfungsi


sebagai alat pengaman yang menggunakan sensor sidik jari
manusia. Jika dilihat secara detailnya, fungsi fingerprint dapat
kita golongkan menjadi beberapa bagian, diantaranya :

1. Fingerprint Pada Smartphone


Smartphone yang memiliki pengamanan Fingerprint,
biasanya smartphone seperti ini adalah jenis smartphone
keluaran terbaru, seperti Xiaomi, Apple, Vivo, dan Oppo.
Beberapa merk tersebut biasanya menyelipkan sensor
Fingerprint sebagai pengamanan data pengguna smartphone.
Tata letak Fingerprint pada sbeuah smartphone waktu
pertama kali muncul berada di bagian belakang smartphone,
53

namun kini lebih inovasi, karena sensor Fingerprint sudah


tergabung bersama tombol home, sehingga memudahkan
pengguna dalam mengakses smartphone. Bahkan ada yang
lebih terbaru lagi, ada sebuah merk smarphone terkenal di
Indonesia yang menyelipkan sensor Fingerprint pada bagian
bawah layar, sehingga lebih memunculkan kesan teknologi
yang maju, efek yang ditampilkan juga sangat keren,
sehingga membuat betah penggunanya dalam menggunakan
smartphone, Smartphone yang menggunakan sensor
Fingerprint lebih di jamin keamananya dari pada smartphone
yang menggunakan pola ataupun password.

Gambar 3.4.1.2.15 contoh fingerprint pada SmartPhone


2. Fingerprint pada Absensi
Biasanya absensi yang menggunakan sensor Fingerprint
di pakai oleh instansi perkantoran untuk meningkatkan
tanggung jawab dan disiplin karyawanya, karena sidik jari
pada setiap karyawan tidak bisa di palsukan dan juga tidak
bisa di wakilkan. Sehingga karyawan akan berusaha untuk
datang tepat waktu dari pada terdeteksi terlambat karenatidak
sempat melakukan scanning sidik jari. Fingerprint pada
kantor juga menjadi sebuah acuan yang lengkap pada setiap
kantor, karena alat absensi Fingerprint menghasilkan data
kehadiran yang cukup lengkap sehingga dapat di gunakan
untuk menunjang pengambilan keputusan manajer tingkat
menengah.
54

Gambar 3.4.1.2.16 fingerprin pada absensi


3. Fingerprint pada Pintu
Pintu yang biasanya menggunakan sensor Fingerprint
adalah pintu khusus, seperti pintu rumah mewah ataupun
pintu ruangan atasan. namun yang cukup familiar kita lihat
adalah pintu dari brankas tempat menyimpan barang-barang
berharga seperti uang, emas dan lain sebagainya. Dahulu
brankas menggunakan password dan pola untuk
mengamankan barang-barang di dalamnya, namun hal ini
belum cukup aman. Karena orang lain yang mengetahui akses
kode untuk membuka masih bisa di mungkinkan. Sedangkan
brankas yang menggunakan sensor Fingerprint tidak akan
bisa di akses oleh sembarang orang, karena hanya orang
tertentu saja dimana ID sidik jarinya sudah pernah direkam
yang bisa membuka brankas tersebut.

Gambar 3.4.1.2.17 fingerprint pada pint


55

3.4.1.3 Prinsip Kerja

Secara sederhana cara kerja dari sebuah sensor


Fingerprint adalah dengan merekam data sidik jari untuk
pertama kalinya guna digunakan sebagai acuan. Data sidik jari
tersebut akan di simpan dalam database.Ketika ada yang ingin
mengakses sebuah alat yang di pasang sensor Fingerprint,
maka akan di lakukan scanning ulang, kemudian data sidik jari
dari hasil scanning ulang tersebut akan di cocokan apakah
sama seperti data sidik jari yang sudah pernah di simpan dalam
database. Jika data tersebut sama, maka controller (melalui
relay internal) menyambung atau memutus arus dari power
supply ke kunci elektrik sehingga kunci elektrik tersebut
mengunci (lock) atau membuka (unlock)

3.4.2 Kunci electromagnetik


Kunci elektromagnetik, kunci magnetik, atau maglock adalah
alat pengunci pintu otomatis yang terdiri dari elektromagnet dan plat
angker. Perangkat penguncian elektrik memiliki dua jenis utama yaitu
“fail safe” dan “fail secure“. Jenis pengunci fail safe akan tetap
terkunci walaupun aliran listrik terputus. Sedangkan pada kunci
elektromagnetik fail secure pengunci akan terbuka ketika listrik mati.
Biasanya bagian kunci elektromagnet dipasang pada kusen dan
piring angker akan melekat pada pintu. Kedua komponen akan saling
kontak ketika pintu ditutup. Elektromagnet akan menyebabkan pelat
angker menarik elektromagnet sehingga menciptakan tindakan
penguncian. Karena wilayah elektromagnet yang relatif besar, gaya
yang ditimbulkan oleh fluks magnetik cukup kuat untuk menjaga
pintu terkunci bahkan di bawah kondisi ekstrim.
56

3.4.2.1 Sejarah Kunci Elektromagnetik

Kunci elektromagnetik tarik-langsung modern


dirancang oleh Sumner "Irving" Sapirstein pada tahun 1969
yang pemasangan awalnya dilakukan pada pintu di Forum
Montreal. Awalnya ide tersebut muncul dikarenakan
kekhawatiran akan peristiwa kebakaran oleh otoritas lokal
dalam mengunci pintu di forum. Maka dari itu mendorong
Saphirstein untuk menciptakan solusi penguncian yang aman
selama insiden kebakaran. Saphirstein awalnya mengusulkan
untuk menggunakan tumpukan dudukan pintu linear untuk
bekerja sebagai kunci elektromagnetik
Penahan pintu tradisional ini digunakan untuk menahan
pintu yang terbuka, namun dalam aplikasi ini Saphirstein
percaya bahwa mereka dapat dikemas dan disesuaikan untuk
bekerja sebagai kunci fail-safe. Setelah prototipe dan
pemasangan yang sukses di Forum, Saphirstein terus
mengembangkan dan meningkatkan desain dan mendirikan
perusahaan Locknetics untuk mengembangkan aksesori dan
mengendalikan sirkuit untuk kunci elektromagnetik. Dalam
kondisi bisnis yang sulit, Locknetics kemudian dijual ke
perusahaan Ives Door Hardware dan kemudian, dijual
kembali ke perusahaan Harrow. Beberapa tahun kemudian
dijual kembali ke Ingersoll Rand Security Technologies pada
tahun 1999, lalu tutup pada tahun 2007 dan dipindahkan ke
divisi lain dalam Ingersoll Rand Security. Karyawan yang
dikaitkan dengan aktivitas di Locknetics, kemudian
membentuk perusahaan kunci elektromagnetik lainnya
termasuk Dynalock Corporation.
57

3.4.2.2 Jenis Kunci Elektromagnetik

Kunci elektrik merupakan alat yang berfungsi untuk


mengunci atau membuka pintu dan dikendalikan secara
elektronik oleh controller. Ada 3 jenis kunci elektrik
(electric lock), yaitu :
1. Electric Drop bolt
Electric drop bolt ini menggunakan slot bulat (bolt)
untuk mengunci pintu. Terdiri dari 2 bagian, yaitu lock dan
strike plate. Pada lock inilah mekanik dan slot berada,
sedangkan pada strike plate terdapat lubang pasangan dari
bolt serta terdapat sensor magnet yang berfungsi sebagai
penanda apakah lock sedang tertutup atau terbuka.

2. Magnetic Lock
Magnetic lock menggunakan medan
elektromagnetik untuk menciptakan magnet pada
pemukaannya. Pada saat teraliri listrik, maka lock akan
lengket dengan armatur platenya.
3. Electric Strike
Electric strike sebenarnya hanya pengganti dari
holder slot pintu biasa. Jadi bisa difungsikan dengan handle
pintu yang sudah ada.

3.4.2.3 Cara Kerja Kunci Elektromagnetik

Kunci magnetik bekerja dengan rapat dengan


penyegelan antara ujung utara dan selatan, tetapi kunci pintu
magnetik menggunakan arus listrik untuk menghasilkan gaya
magnet yang lebih kuat. Kunci pintu magnetik menggunakan
gaya elektromagnetik untuk menghentikan pintu agar tidak
terbuka, tinggi kekuatan penahannya, dapat berkisar dari apa
58

pun mulai dari 250kg hingga 1000kg. Magnetik lock terdiri


dari elektromagnet dan pelat angker. Piring terpasang ke
pintu, dan magnet ke kusen pintu.
Kunci elektromagnetik menciptakan medan magnet
ketika diberi energi atau dinyalakan, menyebabkan
elektromagnet dan lempeng angker menjadi tertarik satu
sama lain dengan sangat kuat sehingga pintu tidak terbuka.
Karena mereka membutuhkan daya untuk tetap terkunci, ini
memungkinkan menjadi fail-safe, membuat kunci pintu
elektromagnetik aman untuk digunakan saat pintu keluar
darurat.

3.4.3 Power supply


Pengertian power supply (catu daya) adalah suatu hardware
komponen elektronika yang mempunyai fungsi sebagai supplier arus
listrik dengan terlebih dahulu merubah tegangannya dari AC jadi DC
(Hermawan, 2019) . Jadi arus listrik PLN yang bersifat Alternating
Current (AC) masuk ke power supply, dikomponen ini tegannya
diubah menjadi Direct Current (DC) kemudian di alirkan ke
komponen yang membutuhkan. Proses pegubahan tegangan tersebut
dilakukan karena hardware pada umumnya seperti komputer, hanya
bisa bekerja dengan menggunakan arus DC. Ibaratnya makhluk hidup,
power supply sama dengan jantung yang fungsi utamanya untuk
memompa hasil proses pembentukan darah keseluruh tubuh yang
memerlukannya.
Pada beberapa jenis power supply dilengkapi dengan kemampuan
perlindungan terhadap korsleting, perlindungan dari suhu panas yang
berlebih, perlindungan terhadap daya yang rendah, serta perlindungan
dari daya dan arus yang berlebihan (overload), semuanya itu
tergantung pada jenis power supply yang anda gunakan.
59

Power supply dibedakan menjadi dua jenis berdasar rancangannya.


Yaitu :
1) Catu Daya Internal, yakni komponen yang dibuat secara
terintegrasi dgn motherboard (papan rangkaian induk), contoh:
ampilifier, televisi, DVD Player; catu daya dan motherboard-nya
menjadi satu di dalam chasing perangkat tersebut.
2) Catu Daya Eksternal, yakni komponen yang dibuat dengan terpisah
dari motherboard perangkat elektroniknya, contoh: charger Laptop
dan charger HP

3.4.4 Emergency break Glass

Emergency break Glass atau istilah lain untuk alat ini


adalah Manual C all Point (MCP).merupakan pemutus arus yang
biasanya digunakan dalam kondisi darurat.
Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda
kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara
memecahkan/menekan kaca atau plastik transparan di bagian
tengahnya. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang
berupa microswitch atau tombol tekan.  Untuk menguji fungsi alat ini
tidak perlu dengan memecahkan kaca, karena sudah tersedia tongkat
atau kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan tanpa harus
memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau pecah bisa diganti
dengan yang baru.

3.5 Rangkaian listrik

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Salah satu


contoh listrik dinamis adalah pada baterai. Baterai mempunyai kutub
positif dan kutub parallel . Kutub positif (+) adalah ujung baterai
dengan tonjolan kecil. Sementara, kutub parallel (–) adalah ujung
baterai yang rata (biasanya mengilap). Jika kedua kutub dihubungkan
60

dengan kabel, maka akan menghasilkan aliran listrik pada komponen


listrik seperti contohnya lampu.

1. Rangkaian Seri

Gambar 3.4.2.3.18 Rangkaian Seri Resistor

Pada rangkaian seri apabila salah satu lampu diputuskan


( mati) maka lampu yang lain juga juga akan mati. Perhatikan
gambar disamping jika saklar dimatikan maka kedua buah lampu
akan mati semua. Besar hambatan total yang terdapat pada
rangkaian diatas yaitu

Rtot = RA + RB

Dalam rangkaian seri, besar tegangan sumber, Vsumber, adalah


sama dengan jumlah tegangan pada lampu A dan B,

Vsumber = VA + VB

Karena arus I yang melalui lampu-lampu tersebut sama besar,


maka VA = I.RA dan VB = I.RB. Oleh karena itu,

Vsumber = I.RA + I.RB atau Vsumber = I(RA + RB).


61

2). Rangkaian Paralel

Gambar 3.4.2.3.19 Rangkaian Paralel Resistor

Rangkaian parallel terbentuk jika dua buah bola lampu


atau lebih dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis
dihubungkan ke kutub baterai yang sama. Pada rangkaian
parallel jika salah satu lampu diputuskan (mati), lampu yang
lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain
masih terhubung dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar
di samping, jika saklar 1 (s1) dimatikan maka yang mati hanya
lampu 4 dan 5 sedangkan lampu 1, 2, dan 3 tetap menyala. Jika
saklar 2 (s2) dimatikan yang mati hanya lampu 1, 2, dan 3
sedangkan lapu 4 dan 5 tetap menyala.

Hambatan pengganti pada rangkaian paralel dapat ditentukan


dengan persamaan :
62

3). Rangkaian Campuran

Gambar 3.4.2.3.20 Rangkaian Campuran Resistor

Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian


seri dan rangkaian parallel. Rangkaian listrik dengan garis
merah menunjukkan rangkaian seri, jika saklar 3 dimatikan
maka lampu 4 dan lampu 5 akan mati. Sedangkan rangkaian
listrik dengan garis biru menunjukan rangkaian parallel. Jika
saklar 1 dimatikan lampu yang mati hanya lampu 1 saja,
demikian juga jika saklar 2 dimatikan lampu yang mati hanya
lampu 2 saja.
Pada gambar 3.... terlihat bahwa arus (arah konvensional)
mengalir dari kutub positif baterai kemudian terpecah dan
bercabang melewati R1 dan R2, kemudian menyatu, lalu
terpecah dan bercabang lagi melewati R3 dan R4, lalu
menyatu kembali dan masuk ke terminal negatif baterai. Ada
lebih dari satu jalur untuk dialiri arus (bukan seri), tetapi juga
ada lebih dari dua titik yang digunakan bersama oleh
komponen pada rangkaian itu (bila anda perhatikan ada tiga
titik/node) sehingga juga bukan rangkaian paralel.
63

3.6 Flowchart

Flowchart adalah sebuah program untuk menggambarkan urutan


dari suatu prosedur pemecahan masalah yang dituliskan dalam simbol-
simbol tertentu (Salamadian, 2017). Diagram alir ini akan
menunjukkan alur di dalam program secara logika.
Diagram alir ini dibutuhkan sebagai alat komunikasi selain
diperlukan juga sebagai dokumentasi. Dan sebelum membahas lebih
jauh mengenai komponen-komponen pada diagram alir, maka hal
pertama yang kita pahami adalah aturan-aturan dalam pembuatann
diagram alir tersebut, yakni:
Diagram alir adalah diagram yang berorientasi dari atas ke bawah
serta dari sebelah kiri ke kanan.
1. Semua proses atau kegiatan pada diagram alir wajib dinyatakan
secara eksplisit.
2. Setiap diagram alir harus dimulai dari satu start state dan berakhir
pada satu atau lebih terminal akhir/terminator/halt state.
3. Pakai off-page connector state dan connector dengan label yang
sama untuk membentuk keterhubungan antar path algoritma yang
terpotong atau terputus, misalnya sebagai akibat pindah ataupun
ganti halaman.
3.6.1 Simbol-simbol Flowchart

Berikut ini merupakan simbol-simbol yang dipakai dalam


menggam`barkan algoritma ke dalam bentuk diagram alir serta
kegunaan dari simbol-simbol yang dimaksud.

1. Flow Direction Symbols

Flow Direction Symbols adalah simbol yang dipakai


untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan
simbol yang lainnya atau biasa disebut juga connecting line.
64

Gambar 3.4.2.3.21 Simbol Flow Direction Symbols

2. Processing Symbols

Processing symbols   adalah simbol yang


menggambarkan jenis operasi pengolahan sebuah prosedur.

Gambar 3.4.2.3.22 Simbol Processing

3. Input Output Symbols

Input output symbols adalah simbol yang digunakan


untuk menyatakan jenis peralatan yang dipakai sebagai
media imput atau output.

Gambar 3.4.2.3.23 Simbol Input Output


65

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Fingerprint Akses Kontrol pada Automatic lock doors

Implementasi akses kontrol fingerprint pada automatic lock doors


ini merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan sistem keamanan di
berbagai tempat yang dibutuhkan. Perangkat pengendali pintu yang
dimaksud adalah akses kontrol pintu yang dapat memberikan manfaat
pencegahan kepada pihak yang tidak berwenang memasuki ruangan yang
dituju. Salah satu contoh pihak yang tidak berwenang ialah maling yang
ingin mencuri barang di dalam rumah/sekolah/kantor.

4.1.1 Model Rancangan Automatic lock doors

Gambar 3.4.2.3.24 Model Rancangan Automatic Lock Door


66

4.1.2 Komponen Utama


1. Mesin akses kontrol berbasis fingerprint ZKTeco X7

Gambar 3.4.2.3.25 ZKTeco X7


Tabel 4.1.2.4 Spesifikasi ZKTeco X7

Kapasitas Sidik Jari 500 Templates

Kapasitas Kartu 500

Sensor Zk Optical Sensor

Access Control 3rd Party Electric Lock, Door Sensor,


Interface Exit Button, Alarm, Doorbell

Ukuran 88*88*33.6 mm

Suhu Kerja 0 °C~45 °C

2. Kunci elektromagnetik = Magnetic Lock 600 + ZL Bracket

Gambar 3.4.2.3.26 Kunci Elektromagnetik

Tabel 4.1.2.5 Spesifikasi Kunci elektomagnetik

Holding Force 545 kg

Power Input : 12/24 VDC

Size 266(L) x 67(W) x 39(D) mm


67

3. Door Release Button

Gambar 3.4.2.3.27 Door release button


4. Power Supply + Baterai

Gambar 3.4.2.3.28 Power Supply dan Baterai

Tabel 4.1.2.6 Spesifikasi Power Supply

Input Voltage 220V


Output Voltage: 13.8 VDC

Output Power: 1 - 50W

Output Frequency: 50-60Hz

Output Current: 5A

5. Emergency break Glass


68

Gambar 3.4.2.3.29 Emergency break Glass

4.2 Prinsip Kerja Automatic lock doors

Ketika ada user yang akan masuk ke ruangan, user terlebih dahulu
harus memasukkan salah satu metode masukan yaitu password,
fingerprint, atau scan kartu RFID dahulu. Jika user sudah mempunyai
akses masuk ruangan, maka mesin akses kontrol akan bekerja sebagai
reader yang akan membaca inputan password/fingerprint/kartu RFID dari
user tersebut. Inputan yang sesuai dengan data yang sudah diinput melalui
program alat reader akan memberi signal LED. LED akan berwarna hijau
serta fingerprint akses control sebagai lock controller akan akan berkerja
mengendalikan untuk Magnetic lock/elektomagnetic lock untuk membuka
dengan melepaskan tegangan listrik pada plat magnet. Setalah 5 detik,
pintu akan otomatis tertutup, plat magnet kemabli mengikat
elektromagnetic lock.
Namun, ketika yang akan masuk adalah user yang belum/tidak
memiliki akses, buzzer aktif dan mengeluarkan akan suara “tit...tit...tit”
sebagai pertanda akses tidak valid dan LED merah akan menyala. Pintu
masih tetap terkunci dan tidak akan terbuka sampai data yang
dimasuknnya valid/sesuai dengan masukan data reader.
Apabila user sudah didalam ruangan dan akan keluar, user cukup
menekan saklar “DOOR EXIT” maka pintu akan bisa terbuka. Apabila
saklar tidak berfungsi, user tidak perlu khawatir akan terjebak di dalam
ruangan. User cukup mengikuti arahan pada Emergency break Glass.
Emercgency akan memutus arus dan pintu bisa dibuka kembali.
69

4.3 Diagram Flowchart

START

SCAN SIDIK JARI/


KARTU/
PASSWORD

READER MEMBACA

INPUTAN

TIDAK
YA LK
SESUAI
DATA

READER SEBAGAI LED BERWARNA


LOCK CONTROLLER MERAH

PINTU BUZZER AKTIF


TERBUKA

PINTU PINTU TETAP


TERTUTUP TERTUTUP
SETELAH 5 STOP
DETIK
70

4.3 Perancangan Automatic lock doors

Berikut adalah berapa tahap perancangan automatic lock doors pada


umumnya, yaitu :

4.3.1 Pemasangan elektromagnetik


1. Letakkan template pada garis putus putus dan pasang terhadapt
kusen pintu dan kepala
2. Lubangi dengan bor sebagai tempat memasang template
3. Pasang plat armature ke daun pintu menggunakan 1 ring karet yang
diapit 2 ring besi ( ring karet dan 2 ring besi dipasang pada lubang
baut antara plat armature dan pintu
4. Pasang plat pemasangan menyesuaikan tempat dan plat armature
membentuk sudut kanan menggunakan plat pemasangan
5. Bor lubang dan pasangkan menggunakan sekrup pemasangan yang
tersisa
6. Pasangkan magnet pada plat pemasangan dengan dua (2) sekrup
M4(M6) yang sudah disediakan
7. Pasang kabel listrik sesuai intruksi yang ada
8. Tes semua fungsi kerja rangkaian

Gambar
3.4.2.3.30 Bagian kunci elektomagnetik
71

4.3.2 Pemasangan reader


1. Lepaskan skrup pada bagian bawah perangkat menggunakan obeng

2. Ambil penutup bagian belakang

3. Pasangkan penutup belakang pada bagian tembok / tempat yang ingin


dipasang sesuai dengan instruksi pemsangan yang ada di setiap alat

4. Pasangkan perangkat ke penutup belakang yang sudah terpasang di


tembok

5. Kencangkan skrup agar alat menempel dengan sempurna pada tembok

Gambar 3.4.2.3.31 Instalasi perangkat pada tembok

4.3.3 Pendaftaran user

Untuk pendaftaran/ registrasi secara manual, terlebih dahulu


daftarkan admin kemuadia pengguna/user akses kontrol. Cara manual
ialah :

1. Tekan *#1234# pada keypad akses kontrol


2. Lalu scan sidik jari admin pada permukaan sensor
fingerprint akses kontrol sebanyak 3 kali

3. Tekan * untuk menyimpan data


72

Apabila admin akan menambah user, cara manual yang dapat


dilakukan ialah :

1. Pertama, user harus memiliki kode user 2 digit angka atau 3 digit
angka dan tidak boleh sama satu sama lain
2. Tekan *# lalu scan sidik jari admin pada permukaan sensor

3. Sesudah itu, tekan # dan masukan kode user dan # lagi

4. Scan 3 kali sidik jari user, dan tekan * untuk meyimpan data

Cara untuk registrasi kartu id card ber RFID pada mesin akses
kontrol yaitu dengan :

1. Tekan *# lalu scan sidik jari admin


2. Tekan # masukan kode user dan # lagi

3. Lalu kartu id card ber RFID di scan ke mesin sebanyak 3 kali

4. Tekan * untuk menyimpan

Umumnya cara pendaftaraan manual ini terhadap berbagai banyak


jenis mesin akses kontrol lainnya adalah sama. Bisa juga mengikuti
arahan buku panduan yang sudah disediakan dari mesin akses
kontrol saat membeli mesin tersebut.
73

4.3.4 Pengkabelan

Gambar 3.4.2.3.32 Pengkabelan ZKTeco X7

Gambar 3.4.2.3.33 Pengkabelan komponen akses kontrol


74

4.4 Trouble Shooting


Setiap alat pasti pernah mengalami masalah, baik pada pengontrol
mesin, program maupun pada komponen penyusunnya. Trouble yang
muncul pada automatic lock doors biasanya pada identifikasi sensor yang
lambat, tidak berhasil membaca scan, hang atau macet pada reader.
Solusi yang digunakan ialah jika sensor lambat dan hang/macet
maka kemungkinan space yang digunakan sudah penuh, yaitu dapat
dilakukan pengolahan data secara berkala dengan menghapus data scan
untuk mengatasi masalah tersebut.

Apabila sensor tidak berhasil membaca scan itu diakibatkan karen


keadaan permukaan sensor yang buram dan kotor, maka dapat
membersihkan permukaan sensor tersebut dengan selotip atau solasi
bening (Fingerspot, 2017). Bila menemui adanya goresan pada
permukaan sensor, segera lakukan penggatian kaca.

4.5 Perawatan Automatic lock doors


1. Bersihkanlah permukaan sensor dari debu maupun kotoran, karena
dapat mempengaruhi sensitivitasnya. Dapat menggunakan lap atau
solasi bening.
2. Cek sistem yang ada pada automatic lock door secara rutin seminggu
sekali, atau minimal satu bulan sekali.
3. Cukup sekali memasukan inputan, apabila gagal coba lagi. Jangan
memasukan inputan berkali-kali saat reader sedang membaca inputan.
75

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penyusun melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT
Omron Manufacturing Of Indonesia dan menyusun laporan praktik dengan
judul “IMPLEMENTASI FINGERPRINT ACCSESS CONTROL
PADA AUTOMATIC LOCK DOORS DI GENERAL OFFICE PT
OMRON MANUFACTURING OF INDONESIA” maka penyusun
mengambil kesimpulan antara lain :

1. PT Omron Manufacturing Of Indonesia merupakan salah satu industri


manufaktur yang bergerak di bidang elektronika khususnya control
components.
2. Praktek Kerja Industri bertujuan untuk mempersiapkan siswa sekolah
kejuruan dalam memasuki lingkungan industri.
3. Pemilihan judul yang diambil bertujuan untuk memperkenalkan dan
menampilkan hasil pengamatan yang telah siswa lakukan di PT Omron
Manufacturing Of Indonesia
4. Penggunaan akses kontrol ini sebagai jaminan keamanan pada suatu
ruangan yang khusus, tidak dapat diakses oleh sembarang orang, hanya
orang tertentu yang mempunyai hak akses.
5. Penggunaan sistem ini merupakan pengganti kunci konvensional yang
masih memungkinkan hilangnya kunci, serta lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pencariannya.
6. Dari pembahasan, penyusun menemukan ada beberapa kelemahan pada
alat ini. Yaitu saat listrik padam baterai pada akses kontrol hanya bisa
bertahan selama 2 jam dan saat listrik masi padam maka akses kontrol
tidak bisa beroperasi setelah 2 jam lebih.
76

5.2 Saran

Dengan segala kerendahan hati, punyusun ingin menyampaikan


saran-saran untuk pihak sekolah dan pihak industri. Beberapa saran yang
disampaikan penyusun diharapakan dapat membantu proses evaluasi dan
sebagai acuan pelaksanaan PKL untuk masa-masa yang akan datang.

5.2.1 Saran untuk PT Omron Manufacturing Of Indonesia


1. Untuk menjaga terjalinnya hubungan baik antara pihak industri
dengan pihak sekolah, maka diharapkan untuk masa-masa yang
akan datang pihak industri dapat menerima kembali siswa-siswi
yang akan melaksanakan PKL dari dunia pendidikan, khususnya
siswa-siswi SMK N 7 SEMARANG dengan tangan terbuka,
karena dengan hubungan baik ini sangat diharapkan
keberadaannya di dunia pendidikan, khususnya pendidikan
kejuruan.
2. Untuk karyawan baru yang menepati General Office segera
diberi akses pada ruangan kerja yang diberi akses kontrol
masuk. Supaya, tidak merasa kebingungan saat masuk kantor
dihari pertama dan seterusnya
3. Mendisiplikan kembali karyawan yang tidak mematuhi aturan
industri.
4. Diharapkan pihak industri memiliki bagian khusus yang
menangani siswa yang sedang melaksanakan PKL sehingga
keberadaanya lebih terbina dan terkontrol dengan baik.
77

5.2.2 Saran untuk SMK Negeri 7 Semarang

1. Pengetahuan serta keterampilan siswa dalam jurusan alangkah


baiknya dapat ditingkatkan lagi
2. Pemberian informasi serta gambaran mengenai kondisi dan
suasana diIndustri kepada siswayang akan melaksanakan
Prakerin hendaknya diperluas lagi mengingat beragamnya
dunia industri.
3. Kedisiplinan dan tanggung jawab siswa harus lebih
ditingkatkan untuk kebaikan siswa dan sebagai nilai tambahan
industri.
4. Bimbingan dan perhatian dari guru jurusan untuk siswa yang
sedang melaksanakan atau akan melaksanakan lebih
ditingkatan. Bertujuan agar siswa tidak merasa tidak
diperhatikan.
5. Perhatian serta bimbingan dari guru diperlukan bagi siswa
yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan terutama
yang berada di lokasi yang jauh dari lingkungan sekolah
maupun keluarga,. Oleh karena itu monitoring dari guru
pembimbing sangat diperlukan untuk menghindari timbulnya
penilaian yang kurang baik bagi sekolah ataupun bagi siswa.
6. Alangkah lebih baiknya bila siswa yang telah menyelesaikan
PKL dapat berbagi pengalaman kepada adik kelas, hal ini
dimaksudkan agar generasi penerus lebih siap dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
78

5.3 Kesan

Begitu banyak pengalaman yang penyusun dapatkan selama menjalani


Praktik Kerja Industri di PT Omron Manufacturing Of Indonesia, salah satunya
banyak kenangan dan pengalaman yang di dapat bersama karyawan PT Omron
Manufacturing Of Indonesia. Serta, banyak ilmu & tantangan baru yang di dapat
selama kegiatan PKL yang tentu saja dapat di jadikan bahan dan pengalaman
untuk modal bekerja atau berwirausaha di masa depan nanti.

Demikian laporan Praktik Kerja Industri ini, semoga dapat memenuhi


tujuan serta pembuatan laporan ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya,.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna karena masih terdapat
banyak kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan, untuk itu
penyusun memohon maaf dan menantikan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca.

Akhirnya penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan Praktik Kerja Industri serta
penyusunan laporan ini.
79

DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.).

cctvman. (2019). AKSES KONTROL. Dipetik 2019, dari cctvman:


http://cctvman.co.id/akses-kontrol/

Fingerspot. (2017, Juli). Masalah Umum Mesin Absensi dan Solusinya (Bagian 1).
Dipetik 2019, dari https://fingerspot.com/news/masalah-umum-mesin-
absensi-dan-solusinya-bagian-1

fingerspot. (2018). mengenal-sistem-akses-kontrol-pintu-door-access-control-


bagian-1.

Hermawan. (2019, September). Pengertian Power Supply dan Fungsi Power


Supply Beserta Jenis-jenis Konektornya. Dipetik 2019, dari
NESABAMEDIA: https://www.nesabamedia.com/pengertian-power-
supply-dan-fungsi-power-supply/

iglooadmin. (2019, Maret). Fungsi Kunci Pintu Otomatis.

Okezone. (2014, Desember Kamis). Mengenal Omron Corporation, Perusahaan


Teknologi Otomasi.

Salamadian. (2017, April). SIMBOL FLOWCHART : Pengertian, Jenis, Fungsi


dan Contohnya. Dipetik Januari Rabu, 2020, dari Salamadian:
https://salamadian.com/simbol-simbol-flowchart/

Wikipedia. (2018, November 7). Pemindai Sidik Jari. Dipetik 2019, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemindai_sidik_jari

Wikipedia. (2019, Desember). Akses Kontrol Pintu. Dipetik 2019, dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Akses_kontrol_pintu

wikipedia. (2019, desember 4). Pintu. Dipetik 2019, dari wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Pintu

Wikipedia. (2020). Omron. Dipetik 2019, dari


https://en.wikipedia.org/wiki/Omron

zafrullah, a. (2017, November 14). Jenis-jenis sensor sidik jari. Dipetik 2019, dari
ahmad zafrullah: http://zafmti15.web.ugm.ac.id/fingerprint/jenis-jenis-
sensor-sidik-jari/
80

LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiataan selama PKL

Omron Greenday Perpisahan PKL dengan Dept Acc


( September ) (31 oktober 2019)

Kunjungan ke Dept Switch Bersama organisasi rohani PKKO


( Agustus ) ( Oktober)

Anda mungkin juga menyukai