CARTON SEALER
LAPORAN
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Rangka Memenuhi Ujian Akhir
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Semarang
Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh :
NAMA : SHELLA KARTIKA
NIS : 1111563
PROG. KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Di : Tangerang
Pada Tanggal :
Manager Personalia
PT KENCANA GEMILANG
( CATUR SABDA )
PENGESAHAN SEKOLAH
Di : Semarang
Pada Tanggal :
Drs. M. Sudarmanto
Pembina Tingkat I
NIP. 196109251988031007
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Selalu ada bumi untuk bersujud saat tak ada lagi bahu untuk bersandar.
2. Kesabaran dan kerja keras merupakan kunci sebuah keberhasilan.
3. Sahabat terbaik ialah ia yang bisa mengajakmu ke arah yang lebih baik.
4. Usaha dan doa adalah rantai kuat sebagai pegangan menuju kesuksesan.
Persembahan :
Laporan ini penulis persembahkan untuk :
1. Orang tua yang telah memberikan do’a serta dukungan mental dan
materi.
2. Kakak dan adik penulis.
3. Keluarga besar PT. KENCANA GEMILANG Tangerang
4. Teman-teman kelas IV Teknik Elektronika Industri
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu
melaksanakan praktek kerja industri dan menyelesaikan laporan praktek kerja
industri tersebut. Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri maupun dalam
proses penyusunan laporan, penulis mengalami berbagai kesulitan dan hambatan.
Namun, berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Maka dari itu dalam
kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. M. Sudarmanto, selaku Kepala SMK Negeri 7 ( STM
Pembangunan ) Semarang yang telah memberikan izin kepada siswanya
untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri selama 6 (enam) bulan.
2. Bapak Catur Sabda, selaku kepala personalia PT. Kencana Gemilang
Tangerang, yang telah memberikan izin Praktek Kerja Industri.
3. Ibu Titik Setiyawati,S.Pd selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Elektronika Industri SMK Negeri 7 Semarang yang telah menyetujui Praktik
Kerja Industri.
4. Ibu Patimah,S.Pd selaku guru pembimbing Praktek Kerja Industri yang telah
membimbing, mengarahkan dan menyetujui laporan ini.
5. Bapak Ahmad Nurhajaji S.T, selaku pembimbing industri yang telah
membantu dalam Praktek Kerja Industri dan pembuatan laporan.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu untuk lebih menyempurnakan laporan ini, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diperlukan. Harapan penulis semoga laporan ini
dapat sedikit banyak membantu bagi dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan Industri .......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Sekolah .......................................................................... iii
Motto dan Persembahan ................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi ......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................ ix
Abstraksi ......................................................................................................... x
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin .............................................. 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Prakerin............................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan Laporan ................................................................ 5
1.4 Alasan Pemilihan Judul .................................................................... 6
1.5 Pembatasan Masalah......................................................................... 7
1.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 8
1.7 Sistematika Laporan ......................................................................... 9
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan ............................................................ 11
2.1 Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perusahaan ............................ 11
2.2 Peranan dan Fungsi PT Kencana Gemilang ..................................... 13
2.3 Struktur Organisasi PT Kencana Gemilang...................................... 14
2.4 Produk-produk di PT Kencana Gemilang ....................................... 19
2.5 Program Kerja di PT Kencana Gemilang ......................................... 22
2.6 Peraturan Perusahaan ........................................................................ 30
2.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................................... 35
2.8 Lokasi Perusahaan PT Kencana Gemilang ....................................... 41
BAB III Tinjauan Teknik ............................................................................... 43
3.1 Kegiatan Kerja .................................................................................. 42
3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja ................................................................ 44
3.3 Pemeliharaan Tempat Kerja ............................................................. 45
BAB IV Pembahasan ( HYBRID RECORDER HR 230) .............................. 46
4.1 Pengenalan Chiller ............................................................................ 46
4.2 Komponen Chiller ............................................................................ 48
4.3 Sistem Control Chiller ...................................................................... 53
4.4 Preventive dan Troubleshooting ....................................................... 66
4.5 Mesin-mesin Pendukung Chiller ...................................................... 77
4.6 Sistem Kerja Produksi Icy Water ..................................................... 81
BAB V Penutup ............................................................................................. 84
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 84
5.2 Saran ................................................................................................. 85
5.3 Kesan ................................................................................................ 86
Daftar Pustaka................................................................................................. 87
DAFTAR GAMBAR
Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Semi Automatic Carton Sealer
tipe FXJ6050M” dimana alat ini digunakan sebagai penunjang penyempurna
proses produksi.
Semi Automatic Carton Sealer adalah suatu alat yang digunakan untuk
melakban atau menyegel master box suatu produk secara semi otomatis.
As the development of the industry rapidly increasing. Then the experts try
to create a tool that can simplify the production process. In addition, this tool is
able to cut the production time so production can runs more effective.
Sedangkan unsur kiat adalah suatu unsur yang tidak dapat diajarkan seperti
halnya ilmu pengetahuan dan teknik. Akan tetapi dapat diperoleh secara langsung
melalui pelaksanaan suatu bidang kerja sesuai dengan profesi itu sendiri.
Selanjutnya penguasaan keahlian suatu profesi diselenggarakan dengan
memadukan program pendidikan disekolah dengan program pengembangan
keahlian dilapangan kerja yang dinamis dan serasi. Dalam hal ini perlu adanya
suatu hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan dunia Industri.
Pemaduan dua hal tersebut menggambarkan adanya sistem ganda (dua
sistem). Sistem ganda inilah yang sekarang dinamakan Praktik Kerja Industri dan
menjadi suatu bentuk pendidikan yang paling efektif guna mencari bibit-bibit
yang telah siap diterjunkan ke dunia Industri.
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 7 Semarang, adalah sebagai kebijakan dari proses cara belajar Link and
Match, dalam perwujudannya dilakanakan pada 2 tempat yaitu di sekolah dan di
dunia industri.
Upaya ini dilakukan dalam rangka peningkatan mutu almamater Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 7 Semarang dalam mencapai tujuan Relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kerja.
Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktek kerja di industri ini
disamping meningkatkan keahlian dari tiap-tiap siswa juga diharapkan agar siswa
mendapatkan gambaran langsung dunia kerja, sehingga akan menjadi terbiasa dan
terampil saat memasuki dunia kerja.
Gambar 1.1
Struktur organisasi perusahaan
Gambar1.2
Struktur Organisasi Departemen Research and Development
MAGIC JAR
MJ 709 EP MJ-708 SC MJR- 762
MJ 752 SQ/SQR MJ 753 SQ/SQR
ELECTRIC IRON
EI 1000M EI-1001 M EI 1019 SP
EI 1008M EI-1009 M
WATER DISPENSER
WD 29 EXC
BLENDER
BL SERI 1 BL SERI 1,5 BL SERI 3
BL 100 PL BL 151 PF AP BL 301 PL AP
BL 101 PL BL 151 GF BL 302 PL AP
BL 101 PL AP BL 152 GF BL 302 GS
BL 101 GS BL 211 PLY BL 301 GSG
CH 511 PLY CH 501 PH AP BL 301 GSY
BL 302 GSY
HAIR DRYER
HD 3858
RICE BOX
TB 38
ELECTRIC FAN
Prosedur Reqruitment
2.1. Permohonan karyawan
Masing-masing departemen yang membutuhkan karyawan baru akan
mengajukan ke PGA dengan form Permohonan permintaan karyawan dan form
tersebut harus ditandatangani oleh departemen yang bersangkutan (yang
membuat dan manager yang bersangkutan) dan PGA manager.
2.2. Proses pencarian calon karyawan
Manager PGA akan melakukan pencarian calon karyawan yang sesuai dengan
permintaan, proses pencarian tersebut bisa dilakukan melalui proses mutasi
karyawan, koran, rekanan penyedia tenaga kerja ( Depnaker).
2.2.1. Proses mutasi karyawan.
Departemen yang bersangkutan akan merekomendasikan karyawan yang
sesuai dengan persyaratan lowongan untuk mengisi posisi yang kosong
dengan mengikuti prosedur tes yang telah ditetapkan.
2.2.2. Proses pencarian melalui koran dan penyedia tenaga kerja.
Departemen PGA akan melakukan sortir atas surat lamaran yang masuk
untuk disesuaikan dengan posisi atau jabatan yang dibutuhkan. Jika
diketemukan calon karyawan yang sesuai, maka departemen PGA akan
melakukan kontak dan koordinasi untuk proses tes atau seleksi.
2.2.3. Proses pencarian melalui sekolah-sekolah kejuruan.
Dalam hal ini Department PGA akan membua surat permohonan untuk
pengadaan training kepada sekolah yang ditunjuk oleh perusahaan.
2.3. Tes dan interview calon karyawan
Departemen PGA akan melakukan tes penerimaan sesuai dengan posisi, tugas
dan tanggung jawab untuk posisi yang lowong, pelaksanaan tes akan dilakukan
sebanyak 2 kali, meliputi tes tertulis dan interview.
Sedangkan untuk karyawan magang hanya diikutkan tes yang pertama dan
untuk peserta training tidak diikutkan tes karena sudah dilaksanakan
penyelesaian dari pihak sekolah (sesuai kesepakatan antara pihak perusahaan
dan pihak sekolah).
Tes pertama dan interview
Tes pertama ini terdiri dari :
Pengisian aplikasi mengenai data-data calon karyawan.
Tes "Sistem Penginderaan Lingkungan hidup".
Tes "Warna".
Setelah calon karyawan menyelesaikan semua tes tersebut, maka manager
PGA akan melakukan proses interview.
Tes ke dua dan interview (user)
Setelah calon karyawan dinyatakan lulus tes pertama dan interview, maka
departemen PGA akan melakukan tes ke dua dan interview kembali dengan
departemen ybs.
Tes kedua ini terdiri dari :
Tes "G 10".
Tes "Alphabetic dan Number Series".
Tes "Kecepatan mengetik" (admin).
2.4. Proses penerimaan
Jika calon karyawan dinyatakan lulus (tes pertama, kedua, interview), maka
akan dilakukan proses penerimaan yaitu dengan menandatangani surat
perjanjian kerja magang (untuk karyawan magang), dan surat perjanjian kerja
masa percobaan (untuk karyawan tetap / staff ), perjanjian training (untuk
peserta training).
2.5. Masa percobaan
Karyawan akan menjalani masa percobaan selama 3 bulan dan selama masa
percobaan tersebut, maka atasan karyawan akan melakukan penilaian terhadap
karyawan yang bersangkutan, penilaian tersebut akan dijadikan bahan
pertimbangan bagi departemen yang bersangkutan dan departemen PGA untuk
melakukan proses pengangkatan sebagai karyawan tetap.
Untuk peserta training akan menjalani masa training selama 3 bulan, dalam
kurun waktu 6 bulan tersebut maka atasan peserta training yang bersangkutan
akan melakukan penilaian untuk diajukan sebagai karyawan tetap.
2.6. Pengangkatan (karyawan tetap)
Setelah dinyatakan lulus masa percobaan, maka departemen PGA akan
membuatkan surat pengangkatan sebagai karyawan tetap.
Waktu Kerja
Waktu kerja setelah kebijakan baru ditetapkan diatur sebagai berikut :
1. Di divisi Research and Development hanya ada satu shift yaitu:
Jam kerja dari jam 07.00 s/d 16.00 dan 07.00 s/d 17.00.
2. Di area Assembly hanya satu shift dari jam 07.00 s/d jam 16.00 dan
jika dibutuhkan ditambah dengan OT sampai dengan jam 18.20.
3. Di area Injection dan MPM mempunyai 2 shift kerjayang akan
dibahas pada tabel berikutnya.
4. Waktu Kerja Lembur
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilakukan selebihnya dari jam
kerja,dalam shift yang sama atas perintah pimpinan.Pada dasarnya kerja lembur
bersifat sukarela kecuali dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Guna memenuhi rencana kerja perusahaan.
2) Bilamana waktu tertentu terdapat pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk dan
harus segera diselesaikan tidak dapat ditangguhkan lagi.
3) Dalam keadaan terdesak seperti terjadi kebakaran, bencana alam dimana
pekerjaan tidak bisa ditinggalkan.
a. Short Shift
Day shift Hari Waktu
5. Pindah Jabatan
Yang dimaksud dengan pindah jabatan adalah pemindahan seseorang pekerja ke
suatu daerah atau tempat lain / terjadinya perubahan dalam tugas,wewenang dan
tanggung jawab seorang pekerja.Selain itu untuk kepentingan operasi perusahaan
termasuk usaha pembinaan pekerja,maka perusahaan dapat memindahkan pekerja
ke suatu daerah atau tempat kerja yang lain.Perlu diketahui bahwa setiap pindah
jabatan tidak dimaksud sebagai hukuman,dan ditetapkan oleh perusahaan secara
tertulis. Pindah jabatan dapat bersifat tetap atau sementara.Pemindahan jabatan
tersebut tidak beresiko bagi pekerja dan pengusaha,dan tidak akan merugikan
bagi pekerja dan pengusaha.
Pemindahan jabatan memiliki beberapa alasan yang dapat mempengaruhi
proses tersebut antara lain :
1) Kebutuhan akan pekerja tertentu di suatu bagian atau tempat kerja di
lingkungan perusahaan.
2) Berkurangnya pekerjaan di bagian atau tempat tertentu dan atau
bertambahnya pekerjaan di tempat lain.
3) Untuk pengembangan diri (karier) pekerjaan.
4) Kebijakan yang perlu diambil karena alasan khusus,psikologis atau fisik
diluar kekuasaan perusahaan.
5) Menempatkan pekerjaan di jabatan yang lebih sesuai dengan
kemampuannya.
Jenis pindah jabatan tersebut ada beberapa macam berdasarkan jenis
pekerjaannya,antara lain :
1. Mutasi adalah pindah jabatan dimana tingkat jabatan lama setara dengan
tingkat pekerjaan baru.
2. Promosi adalah pindah jabatan dimana tingkat pekerjaan baru lebih tinggi
dari tingkat pekerjaan lama.
3. Pejabat sementara adalah pekerjaan yang secara sementara ditunjuk oleh
pimpinan untuk menjabat satu jabatan tertentu dengan atau tanpa
merangkap dengan jabatannya.Jabatan baru yang dirangkap / jabatannya
dapat lebih tinggi maupun lebih rendah dari tingkat pekerjaan lama.
4. Demosi adalah pindah jabatan dimana tingkat pekerjaan baru lebih rendah
dari tingkat pekerjaan lama.
Gambar 1.3
Lokasi PT. KENCANA GEMILANG
BAB III
LANDASAN TEORI
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling
luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Sedangkan menurut
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan
pada sistem tenaga
1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas
angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-
fase mempunyai daya keluaran yang rendah.
2. Inti stator yang terbuat dari besi lunak atau baja silikon.
2. Rotor
Rotor Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi
magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan motor.
Ada dua macam jenis Rotor pada motor induksi yaitu rotor sangkar dan
rotor belitan. Rotor sangkar (squirrel cage rotor) terdiri dari batang-batang
tembaga yang berat, aluminium atau alloy yang dimasukkan ke dalam inti
rotor. Masing-masing ujung kawat dihubungkan singkat dengan‘end-ring’.
Motor induksi dengan rotor belitan mempunyai rotor dengan
belitan kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator
dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan
luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga
kopel maksimmnya. Kopel mula yang besar memang diperlukan pada saat
start. Motor induksi jenis ini memungkinkan penambahan (pengaturan)
tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke rotor
melalui cincin. Selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan
luar dapat diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat
start. Disamping itu dengan mengubah – ubah tahanan luar, kecepatan
motor dapat diatur.
Pada saat S2 ditekan arus mengalir mengaktifkan koil K1, secara otomatis
maka kontak K1 NO akan menutup dan akan mengunci rangkaian. Pada saat yang
bersamaan, kontak yang beradapada rangkaian daya menutup sehingga arus
menghidupkan motor. Rangkaian ini akan terus mengunci sebelum S1 ditekan dan
memutus arus yang mengalir ke rangkaian kendali.
a. Harganya mahal
b. Bila mengalami kerusakan tidak bisa diperbaiki.
Untuk mengoperasikan motor induksi tiga fasa dengan menggunakan PLC,
diperlukan pengetahuan tentang komponen yang terdapat pada sebuah PLC.
Berikut adalah komponen utama PLC :
4.2.3 Motor
Motor adalah bagian penggerak dari mesin carton sealer ini. Motor
berperan untuk menggerakkan belt yang digunakan untuk menggerakkan box
pada saat proses pengepakan.
4.2.4 Tapping Agent
Tapping Agent merupakan bagian yang berfungsi untuk
merekatkan plakban ke bagian atas dan bawah box. Bagian ini
menggunakan sistem pegas dan tekanan. Bagian atas disebut Upper
Tapping, sedangkan bagian bawah disebut Lower Tapping.
4.2.5 Height Adjustment Crank
Height adjustment crank adalah bagian pengatur ketinggian dari
Upper tapping, belt pully bagian atas yang disesuaikan dengan tinggi
rendahnya box yang akan dipacking.
RPM bahan yang diuji tidak diketahui, tekan tombol setting RPM dan
atur pemutar RPM (6) ke 900 RPM. Jika penandaan pada bahan yang diuji
memperlihatkan kondisi tetap seperti pada (fig 2.2), lalu atur putaran RPM
pada perkalian 900 RPM 1800 RPM, jika penandaan bertumpukan (fig 2.3),
dapat dipastikan bahwa RPM dari bahan yang diuji adalah 900 RPM. Jika
penandaan tetap menunjukkan tidak ada gerakan (fig 2.2), berarti 900 RPM
adalah sinkronisasi yang salah. Lalu atur pemutar RPM (6) ke 3600 RPM,
jika penandaan bertumpukan, berarti RPM bahan yang diuji adalah 1800
RPM.
Jika nilai RPM yang pasti menunjukkan sinkronisasi (tetap) dan
kelipatan dari nilai RPM ini tidak sinkron (bertumpukan), ini adalah nilai
RPM yang sesungguhnya.
4.4.4 Cara memperbaiki ketidakseimbangan
1. Pertama masukkan nilai RPM dengan cara yang dijelaskan bagian 2-2.
Setelah kedelapan langkah telah selesai, sakelar "balancer/setting" harus
pada posisi "balancer" yang ditunjukkan melalui papan display, lampu
"WAIT" mati dan "H---" menghilang, tetapi nilai RPM yang dimasukkan
akan ditampilkan.
2. Pertama-tama, perlu menentukan apakah bahan yang diuji perlu
diperbaiki ketidakseimbangannya dengan cara menambah atau
mengurangi (fig 3.1). Lalu atur sakelar "Weight plus/minus setting" pada
kondisi "+" (plus) atau "-" (minus).
3. Atur sakelar "L amount adjusting", "R amount adjusting", "L plane
separation" dan "R plane separation" ke tengah, yaitu "L amount
adjusting" dan "R amount adjusting" diatur pada "5" sedangkan "L plane
separation" dan "R amount adjusting" diatur pada "0".
4. Tekan pedal untuk membuat bahan yang diuji berputar, nilai L dan R
amount yang ditunjukkan papan display adalah nilai ketidakseimbangan
kiri dan kanan pada bahan yang diuji. Lalu gunakan sakelar "L/R strobo
selecting" untuk memilih indikasi ketidakseimbangan sudut antara kiri
dan kanan. Dilihat dari depan mesin penandaan yang terletak pada satu
garis sejajar adalah sumbu dari ketidakseimbangan sudut bahan yang
diuji (fig 3.2). Jika sakelar "weight plus minus selecting" diatur pada
posisi "+", dibawah pencahayaan strobo maka titik A pada gambar 3.1
akan tetap menjadi arah horisontal, jika sakelar "weight plus minus
selecting" diatur pada posisi "-" titik B akan tetap menjadi arah
horisontal. Contoh diberikan sebagai penjelasan :
sakelar 11 diatur pada posisi "+", tekan "L" pada sakelar "L/R strobo
selecting" dan cari penandaan "5" yang tetap pada arah horisontal, lalu tekan
"R" pada sakelar "L/R strobo selecting" dan cari penandaan "2" yang tidak
bergerak pada arah horisontal. Hal ini berarti bahwa sudut
ketidakseimbangan pada bahan yang diuji adalah "5" pada sisi kiri dan "2"
pada sisi kanan, yang memerlukan perbaikan "plus".
4.4.5 Cara untuk melakukan pemisahan bidang
Jika bahan yang diuji berupa tabung dengan kedua sisi kanan dan kiri
memerlukan perbaikan ketidakseimbangan. Fungsi dari pemisahan bidang
dapat membantu menaikkan efisiensi dari koreksi keseimbangan. Jika tidak
ingin melakukan pemisahan bidang, atau jika hanya satu bidang dari bahan
yang diuji yang perlu dikoreksi, putar sakelar "L plane separation" dan "R
plane separation" ke "0".
Blade holder
blade
2. Pasang blade pada as motor.stopper harus mentok pada motor, dan jangan
menekan as terlalu keras karena dapat menyebabkan sensor getaran
melengkung.
as
belt
4. Atur "L amount" dan "R amount" pada posisi "5". Atur "L plane" pada
posisi "5" dan "R plane" posisi "0".
L.amount
R.amount
7. Atur nilai RPM lalu nyalakan alat, dan atur sakelar "balancer" ke "setting"
9. Putar knob "RPM" untuk mengatur nilai RPM. Putar knob ke kanan atau
ke kiri sesuai dengan standar yang ditentukan. Standar untuk blade adalah
980 sampai 1000 RPM.
indikator (wait)
Gambar 2.22 posisi saklar pada balancer Gambar 2.23 lampu "WAIT"
4.5.2 Pengoperasian alat
1.tekan pedal atau sakelar dijadikan posisi "ON"
2. Arahkan strobo ke spesimen display angka dan lihat angka yang tertera pada
spesimen.
strobo
Spesimen
display
angka
3. Lihat display indikator "R amount" dan "L amount" stabil. "L amount"
adalah nilai getaran melingkar dari blade (sentrifugal). Sedangkan "R
amount" adalah nilai getaran sejajar pada sumbu as motor. Bila nilai yang
tertera pada display masih dalam batas standar, yaitu 0 sampai 5 untuk "L
amount" dan 0 sampai 1,2 untuk "R amount", maka barang dinyatakan OK.
Sebaliknya, jika nilai yang ditampilkan melebihi batas standar maka barang
dinyatakan NG (No Good).
1. Putar blade perlahan hingga angka yang di tunjuk sebagai titik acuan berada
di bagian atas spesimen.
posisi +90
posisi -90
derajat
derajat
Gambar 2.29 sakelar selektor gambar 2.30 letak titik pada posisi (-) dan
(+)
3. Tarik garis lurus dari titik -90 derajat ke blade dan tandai (posisi L amount),
bagian inilah yang ditambah atau dikurangi beratnya pada blade. Lakukan
hal yang sama pada titik +90 derajat dan tandai (posisi R amount), bagian
inilah yang ditambah atau dikurangi beratnya pada blade.
(+
)
Gambar 2.31 posisi L amount pada blade
(-
) posisi pada
blade
(L.amount) posisi pada
Gambar 2.32 posisi R blade pada blade
amount
(R.amount)
4.6 Perawatan alat uji
1. Berikan sedikit pelumas ke holder as motor. Jika holder sudah aus segera
laporkan ke petugas maintenance agar diganti.
pelumas
Gambar 2.33 holder as motor
2. Periksa ketegangan tali belt. Tali belt tidak boleh putus, kendor, atau terlalu
tegang.
4.7 Trouble-Shooting
Setiap mesin pasti pernah mengalami trouble, baik pada kontrol mesin
maupun pada komponen-komponen penyusunnya. Trouble yang muncul
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kurangnya
perawatan terhadap mesin, penyimpangan penggunaan, atau settingan mesin
yang kurang sesuai dengan efekifitas kinerja mesin. Oleh karena itu, tindakan
agresif dari personil maintenance sangat dibutuhkan dalam menangani
trouble mesin.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
Setelah penulis melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. KENCANA
GEMILANG dan menyusun laporan praktik dengan judul
“MICROPROCESSOR micro balancer NB-307”, maka penyusun
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktek Kerja Industri bertujuan untuk mempersiapkan siswa SMK
memasuki lingkungan industri.
2. PT. KENCANA GEMILANG adalah salah satu industri elektronik
di Indonesia yang menyokong kebutuhan perabot rumah tangga
untuk penduduk Indonesia.
3. Mesin micro balancer adalah mesin yang berfungsi untuk mengatur
keseimbangan pada suatu bahan.
4. Mesin micro balancer memiliki beberapa tipe tergantung dari
penggunaannya masing-masing, yaitu:
- NB-306-B01, digunakan untuk mengatur keseimbangan filter
pada juicer.
- NB-306-S02, digunakan untuk mengatur keseimbangan kipas
pendingin DC setelah dirakit.
- NB-306-B03, digunakan untuk mengatur keseimbangan pada
kerangka logam pada kipas pendingin DC.
- NB-306-W05, digunakan untuk mengatur keseimbangan pada
blade plastik kipas pendingin.
- NB-306-S04, digunakan untuk mengatur keseimbangan,
mengetes dan mengkoreksi bor kipas pendingin DC yang sudah
dirangkai.
- NB-306-B06, digunakan untuk mengatur keseimbangan,
mengetes dan mengkoreksi kerangka logam pada kipas pendingin
DC.
- NB-307-B07, digunakan untuk mengatur keseimbangan,
mengetes, dan mengkoreksi berbagai jenis disc berukuran kecil.
5. Sistem kontrol mesin micro balancer memiliki kelengkapan –
kelengkapan yang fungsinya sangat vital.
6. Perawatan dan pemeliharaan mesin micro balancer harus dilakukan
tepat waktu dan harus sesuai prosedur penanganan.