/06
KOMPILASI
HUKUM ACARA
MENURUT
SYARl~T ISLAM
Ill
DEPARTEMEN AGAMA RI
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Penerbit Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama.
Kode Penerbitan Kep/E/HKOOS/1987.
Penerbitan ke I~ Desember 1986 (2000 exp.)
KATA PENGANTAR
PEMThtPIN PROYEK PEMBINAAN BADAN PERADILAN
AGAMA ISLAM
i
Sebagaimana Buku-buku Kompilasi tcrdahulu, <lcmikian pula
penerbitan sekarang ini tidak lain diharapkan untuk dapat dijadi-
kan sebagai salah satu pegangan para Hakim dan aparat Pcradilan
Agama serta kalangan profesi hukum Jainnya dan pihak-pihak yang
berminat untuk mendalami Syari'at Islam pada umumnya.
SASTROWIRJONO
NIP: 150018351
ii
SAMBUTAN
DIREKTUR PEMBINAAN BADAN PERADILAN AGAMA
ISLAM
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr. wb.
Buku Kompilasi Hukum Acara menurut Syari'at Islam ke - III
yang diterbitkan berdasarkan anggaran Proyek Tahun 1986/
1987 ini berisi rangkaian proses penyelesaian perkara yang menjadi
wewenang Pengadilan Agama.
Kesadaran hukum masyarakat Islam di Indonesia dan seperti
juga yang tertuang dalam semangat peraturan-perundangan yang
telah ada akan pelaksanaan Hukum Syari'at nya sesuai dengan
perkembangan dan dinamika hukum, memandang perlu adanya
pelengkap Nash-nash dan hujjah yang menyangkut hukum acara-
nya.
Nash-nash dan hujjah yang selama ini dipedomani oleh Hakim-
Hakim Agama dalam menyelesaikan setiap kasus yang harus di-
selesaikannya untuk menegakkan Hukum materiil Syari'at Islam
yang belum maupun yang sudah tertuang dalam peraturan-perun-
dangan yang telah ada (Undang-Undang No. 1/1974 tentang
Perkawinan dan lain-lain), yang mungkin belum terjangkau dalam
Hukum acara Peradilan Agama, perlu dipertahankan.
Kompilasi ke - III ini bermaksud menjembatani dan mengisi
celah kekosongan antara Hukum Islam materiil dan kenyataan
yang hidup dalam proses penyelesaian perkara di lingkungan
Peradilan Agama.
iii
Demikian, semoga penerbitan buku Kompilasi Hukum Acara
Syari'at Islam ke - III ini bcrmanfaat dan scmoga Allah SWT.
selalu melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita.
iv
DAFTAR ISi
BUKU SUMBER
v
BAB I
TENTANG MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM
1
: J.~L!1_)Y4U~li (~~\Jli) -C.:fJ
l;~\Jl;~)\~t ._,,..~JJ~_,_,LZ,_,
J\;~)\~ 4~~~\l:,~ \JL;~\.tJ\
Cf,-'\ • ~\I.b- \~:.{1.J lA : ~~Y. I J \i
II .....
-
:~-' ~ 41)\~ ~\J~_,&6 ~~~
Ju.~~~ ~/L,~_,r~\J\.i_,
4..~U.,A.b\~ ~I &JlS ~\~'Jli ~l!JI
.11~~.:,,\.lbl <L:.'.SJJ ~.»Ll...~~
~_,~_,,...~1~4J.,:..:.1~1 o~_, rt41
o'Al ~. ~-'»~ .:.>\ ~~\~_,,
W\c.~_,A4,r~LhJ. ~~ ~s~~_,.,~
~~-'~0-4~\~J~l; ~\~
c:vJ Wtj_, ~\.:~!_, µ\~~-'-'~.
I ·<)~IJ~) .i_.k. ti'!, L:,_) r4'
(3) Artinya : Imam Al Syafi'i berkata, Allah Tabaraka wa Ta'ala
berfirman, "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan .itu." Al Rubai'i memberitakan kepada kami, dia ber-
1
Al Imam Abi Abdillah Muhammad ibtr Idris Al Syafi'i, Al Um, Juz V, Tanpa
tahun, Halaman 86.
2
kata Imam Al Syafi'i memberitakan kepada kami, dia berkata
Ibnu 'Uyainah memberitakan kepada kami dari Al Zuhri, dia
berkata bahwa Abu Hurairah berkata, "Aku tidak mengeta-
hui seorang yang lebih banyak bermusyawarah dengan saha-
bat-sahabatnya daripada Rasulullah Saw. Imam Al Syafi'i ber-
kata, At Hasan berkata, walaupun Na bi Saw. adalah banyak
bermusyawarah, tetapi beliau ingin mensunnahkan musya-
warah kepada para hakim sesudahnya apabila para hakim
menghadapi persoalan yang mengandung beberapa arah atau
kemusykilan, pantaslah para hakim itu bermusyawarah.
Para hakim tidak pantas bermusyawarah dengan orang yang
jahil (tidak mengetahui), karena tidak ada artinya bermusya-
warah dengan orang yang seperti itu. Dan demikian juga tidak
pantas bermusyawarah dengan orang 'alim yang tidak ter-
percaya, karena boleh jadi hal itu akan menyesatkan hakim
yang mengajaknya bermusyawarah. Bermusyawarah itu ada-
lah dengan para ulama dan orang-<Jrang yang amanah. Dalam
bermusyawarah itu harus ada kerelaan kedua belah pihak
yang berperkara dan dasar yang kuat. ·
3
~ 0~~ u"'~w\~4-:.>\~~'
2 ' ( _. kU}\J_,i ) ~-'~o:l.J
(4) Artinya : Seperti halnya fuqaha (juga) berpendapat, bahwa
mejelis ha.kim harus dihadiri oleh fuqaha, dan hakim harus
berrnusyawarah dengan mereka dalam menghadapi kasus-
kasus yang sulit, oleh karena itu apabila ada pengaduan di-
ajukan kepada salah seorang qadhi, maka apabila qadhi itu
seorang yang dapat dipercaya dan adil, penguasa tidak usah
menginstruksikan agar fuqaha ikut duduk dalam persidangan
pengadilannya. Dan JI.Ka qadhi itu seorang yang tidak dapat
dipercaya atau tidak adil, atau qadhi itu seorang yang jahil,
maka seperti apa yang tersebut dalam kitab-kitab fiqih me-
nu~jukkan, bahwa harus ada pihak lain yang ikut serta dalam
pemeriksaan perkaranya.
(5) Oleh karena manusia bersifat khilaf dan sering al pa, maka
ulama-ulama Islam dahulu mengadakan Badan yang meme-
lihara qadhi dari kekhilafan yakni Badan Syura yang terdiri
dari ulama-ulama yang terkenal luas pengetahuannya dan
tajam pikirannya. 3
2 MuhammtXJ
Salam Mad/cur, Al Wadha-u Fil Islam, Darun Nahdah Al Arabiyah,
Kairo, Tahun 1 ~70, Holoman 60.
3
MuhammtXJ Salam Mad/cur, Al Qadha-u Fil Islam, Alihbahasa Drs. Imron A.M.,
Bina Rmu, Cet. II, Surabaya, Tahun 1982, Holoman 79.
4
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Peradilan Islam, Cet. III. Bulan Bintang,
Jalcana, Tahun 19 70, Halaman 53.
5
IB ID.
4
(8) 'Ali ibn Yusuf Tasyifien memerintahkan kepada para qadhi,
bila memutuskan hukum mengundang empat orang ulama ke
mejelisnya untuk turut merundingkan hukum yang akan di-
tetapkan.6
(9) Jika tak ada sesuatu hadits yang dapat diriwayatkan kepada-
nya sesudah beliau (Abubakar Ash Shiddiq), beliau mengum-
pulkan ahli-ahli ilmu dan orang-orang yang terkemuka dari
para sahabat untuk berembuk dan berunding. Maka apa yang
disepakati oleh ahli-ahli perunding_an itu, itulah yang beliau
pergunakan untuk menetapkan hukum dan menyelesaikan
serta memutuskan khusumat. 7
(10) Jika beliau (Umar ibn Khattab) tidak mendapatkan (kete-
rangan) dalam Al Sunnah, beliau memeriksa penetapan Abu-
bakar. J ika ini juga beliau tidak dapati, barulah beilau ajak
ahli perundingan dari ahli-ahli perundingan itu. 11
6
1B1 D.
7
1B1 D.
8
1 Bl D.
9
Qalyubi, Khasyiyatani, Juz Ill, Musthafa Al Babi Al Halabi, Mew, Tahun 1956.
Halaman 302.
s
4 ·~A.U\~J__,.f"..)l!u}, ~~~~\_)\_!,\j
10. ~\
~lu\¥,IL>£-~Wl.:r.c)2"")1~ ~¥-'-O'J
~~~J-4\
...... 4J~\.l\ 0'6 ~~\.~~.)~
~_r?-~\0-0
... ~~..)~.) A.A.cilt,~\)\~' ~~
~-' ~" ~~.J_,.f' ~.lJ ..)~~\~ ~~-"
~jJ~)J~~
.... .. ~~.,J~~\
J.J(' jll~~.);Y.i~ ~J.U\#_J ~\:; ~
J(A...,rl:,.:;10\sfi\ ~~jll ~ ...~ i,)'t:_j~~\$P_)~
••
0U ~~Jll.J~li:.iU~~_.v\..:.,
~~ oe~~_j ~<i'!.~\ J\o~\ ~?
'~.~~
10
11 Ibid
6
(13) Artinya : Abdurrahrnan ibn Qasim meriwayatkan dari ayah-
nya, bahwa Abubakar ra. apabila mempunyai persoalan,
beliau bermusyawarah dengan para ahli ra'yu dan fuqaha,
bellau memanggil orang dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Beliau juga memanggil Umar, Utsman, 'Ali, Abdurrahrnan
ibn 'auf, Mu'adz ibn Jabal, Ubay ibn Ka'ab dan Zaid ibn Tsa-
bit. Abubakar menyelesaikan persoalan berdasarkan (mu-
syawarah itu), kemudian menyerahkannya kepada Umar dan
Umar memanggil mereka. Apabila mereka menyepakati
persoalan yang pelik itu, Umar mengajak mereka bermusya-
warah. J ika kebenaran telah jelas, maka ditetapkan hukum-
nya, dan jika belum jelas, maka persoalannya dikemudian-
kan sampai menjadi jelas. J ang~nlah bertaqlid kepada yang
lain karena d ia adalah mujtahid.
B. HUKUM MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM
1 .
Syekh Muhammad Syarbaini Al Khatib, Mughnil Muhtaj, Juz IV, Mwthafa Al
Babi Al Halabi, Mew, Tahun J958, Halaman . . . . . . • . • .
7
Al Hasan Al Basri berkata, "Rasulullah Saw. menganggap
cukup dengan musyawarah itu, akan tetapi beliau menghen-
daki agar menjadikan sunnah sebagai hukum. Adapun hukum
yang telah diketahui berdasarkan nash atau ijma' atau qiyas
jali, musyawarah itu tidak disunnatkan."
~~10o_,Lii_,~\~JJ~\~~-')-cJj
JLS>At;iJ.s~~I (J~\.J~~~\) ~L
3 :;A~\J~_;_,\.!,_, ~-'~~\~A.:~
(~~' j_;)
(3) Artinya : Sunnat bennusyawarah dengan fuqaha yang ama-
nah ketika terjadi perbedaan arah pemeriksaan dan perten-
tangan pendapat mengingat firman Allah kepada NabiNya
Saw., "Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."
8
4' (.JA~,~~_)__,\11,_,) 4 ..4'J ~ J~A.U\
<.~U-Jl_J~)
(4) Artinya : Antara lain bahwasanya mereka (Ahlul mazhab)
berkata, : Janganlah menetapkan hukum kecuali dengan
kahadiran para ahli ilmu dan memusyawarahkannya dengan
mereka, karena Allah Swt. berfirman kepada NabiNya, "Ber-
musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."
9
(6) Artinya ; (Imam Al Syafi'i yang mudah-mudahan Allah me-
ralunatNya), berkata, hakim lebih disukai mengadakan
musyawarah. Dan janganlah bermusyawarah mengenai urus-
annya, kecuali dengan orang yang mengetahui Kitab (Al
Qur-an), sunnah, atsar, qaul-qaul ulama, berakal dan menge-
tahui qiyas. Dan janganlah memalingkan pembicaraan dari
arahnya (Al Qur-an, sunnah, atsar dan lain-lain sebagainya
itu). Hal-ha] tersebut tidak akan ada pada seseorang, sehingga
Jebih dahuJu ia memahami bahasa Arab. Janganlah bermusya-
warah mengenai masaJah yang telah diijma'i, sehingga dia
menjadi dipercayai tentang agamanya, yaitu dia tidak mem-
punyai maksud kecuali maksud kebenaran.
W:.llly~~l&"~;JUL$',~4.)~\ -tYJ
~~~\.,~~IJ>~~t,;SI~ r4'1_; ~
~l~bJI J~ .~\...{!J J,..uU\I C.~-'
: -~l! ~~IJ-cµ\~ A..:l-'~&4->-'~.j :
~n,41'~_,UiJ,~~\~,,~h
.(;\J.....~\~) 7 ~
..
6
Al Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Idris Al Syafi'i, Al Um,Juz V, Tanpa Ta·
hun. Holoman . . . . . .
7
Syekh Muhammtxi Syarbaini Al Khatib, Mughnil Muhtaj, Juz JV, Musthafa Al
Bobi Al Ha/obi, Mesir, Tah!n 1958, Holoman ••..••••
10
(7) Artinya : Yang dimaksud dengan fuqaha adalah sekumpulan
para sahabat yang diterima fatwa mereka. Maka termasuk ~
ke dalamnya orang buta, hamba sahaya, perempuan, dan
tidak termasuk ke dalamnya orang yang fasiq dan jahil. Al
Qadhi. Al Husain berkata, "Janganlah diajak bennusyawarah
orang-orang selain mereka menurut yang lebih sah." Dia ber-
kata, "J ika hakirn menghadapi kasus-kasus yang sulit, mu-
syawarah itu adalah wajib. J ika tidak hanya sunnat saja.
8
Syirazul Muhazzab.
1
Syek Muhammad Syarbaini Al Khatib. Mughnil Muhuj, Juz JV, Musthafa Al
Babi Al HaJabi, Mesir, Tahun 1958, Halaman • . . . . . . .
11
(2) Artinya : Dan bennusyawarah dengan mereka itu adalahjika
terjadi perbedaan arah pemeriksaan dan pertentangan penda-
pat.
,()lLl'~)
2
Jaloluddin Muhammad ibn Ahmad Al Maha/Ii, Khasyiyatani, Juz JV, Tanpa Ta·
hun, Halaman 302.
3
Zakan·a Al Anshan·, Khasyiyatul JumaJ 'Ala Syarah Manhaj, Juz V, Dan1l Fikri,
Tanpa Tahun, Ha/aman 347.
4
.Imam Abi Abdi/Joh Muhammad ibn Idris Al Syafi'i, Al Um, Juz IV, Tanpa Ta·
hun, Ha/aman 207.
12
Jµ'..>L.,,,,, u,,~\Jt; ~U\J\i -<~>
~1~_,\\.a,~-'~.r~I f\.J.~
'<~~\~_) ~ ' ' ' ' ' '' ~~~\Al
(5) Artinya : Imam Al Syafi'i berkata, Al Hasan berkata, "Apa-
bila hakim menghadapi persoalan yang mengandung beberapa
arah dan kesamaran, pantasJah hakim itu bermusyawarah.
13
BAB II
TENTANG KEPUTUSAN HAKIM
1 Al Kami/ Al Hai Ibrahim. lhmisyah bi Hasyiah Ki tab Al Anwar, Cet. J,jilid fl,
Januzliyah. Mesir. th. 1910, hal 390.
2 Zaluuiya Al An shary, Hamisyah Hasyiah JumaJ Sya.rah Al Manhaj, filid _.s,
h.aL 335. ~ -
14
~I ~~ti J~~~,<.i~s~i - l°1J
• A!> ~lJ ~\~ \.,
J--A~,~~L:J\w~ ~~ ~ ~ t~~
~ • .!.;... ~-' a..~-' ~-'
(3) Artinya : Al Qadha menurut asalnya dikatakan untuk me-
nyempumakan sesuatu dan menetapkan hukumnya, menye-
lesaikannya dan menuntaskannya; Dinamakan demikian
karena Hakim menyempurnakan sesuatu urusan dan mene-
tapkan hukumnya, menyelesaikannya dan menuntaskannya.
IS
(5). Artinya : Telah berkata Ibnu Abdissalam : Keputusan Hukum
yang dijalankan Hakim yang mempunyai kekuasaan; yaitu
menampakkan hukum syara' dalam suatu perbuatan hukum
terhadap orang yang diwajibkan kepadanya untuk menye-
Jesaikannya.
3. Macam Keputusan.
: ~ (1)
~-~~~\,~lo....>~~;}•. ~':!,_,
6, 'AJ j~I
(6) Artinya : Hukum yaitu suatu putusan produk Hakim untuk
menyelesaikan perselisihan dan memutuskan persengketaan,
dan bentuk keputusan itu disebut : ·
6 Muhammad Salam Madzkur, Al Qadha Fil Islam, Fak. Syari'ah JAIN Sulllln
Ka/ijaga, Yogyakllrta, th. 1970, ha/. 17
16
a. Qadha flzam : Yaitu menetapkan hak/macam hukuman
kepada salah satu pihak dengan redaksi "Aku putuskan
atasmu demikian" atau menetapkan satu hak dengan
tindakan, seperti pembagian dengan paksa.
b. Qadhaut Tarki (penetapan berupa penolakan) seperti
ucapan Hakim kepada penggugat : Kamu tidak berhak
menuntut (barang itµ) dari tergugat, sebab kamu tidak
mampu membuktikan, dan atas sumpah tergugat.
Dan diktum keputusan hukum itu harus jelas dan kata-
katanya mengena (tepat) dalam menunjuki kepada
hukum yang diputuskan tersebut
4. Jalan Menetapkan Keputusan.
:~~~\u~\~_, -(~
.)~~) -\
o.)~' -r
~t
-.. -Y'
7
.~~H~)\Jb)\-i
7
Sayyid Sabiq, Filch Sunnah,Ji/id Ill, ha/. 420.
17
B. SIFA T KEPUTUSAN HAKIM.
~u~~¥-~'
...
l Syekh Al Imam Abil Walid Ibrahim Bi11 Abil Yaman Muhammad Bin Abil
Fadhil terkenal dengan nama lbn Syuhnah, Lisanul Hukkam Fi Makrifatil Ahkam fil
Ki tabil Mu'inul Hukkam, Daro/ Fikir, tahun J 982, ha/. 221.
18
~~t ~0-4 4l L:!!;,J ~ • ~, L_., ~
_;\:j\~ ~ Jj~,\.o:_,~
2.. .-oh..t_ _~
(2). Artinya: Putusan hakim tidak menghalalkan yang haram dan
tidak mengharamkan yang halal, berdalilkan hadist Ummi
Salamah bahwa nabi Saw. telah bersabda: Sesungguhnya aku
hanya seorang manusia, sedang kamu meng~jukan perkara
kepadaku, oleh karena itu, · barangkali sebagian kamu lebih
mengerti dan lebih mengetahui dari sebagian yang lain, maka
aku putuskan menurut apa yang aku dengar; Barang siapa
yang aku putuskan baginya dari hak saudaranya, maka
janganlah dia mengambilnya, karena yang aku putuskan itu
adalah sepotong dari api neraka.
2
Sayyid Sabiq, Fikh Sunnah, jlid Ill, Darul Bayan, Cet. Y, Kuwait, Tahun 19 71.
Halaman 410.
3
/BID.
19
~'\..o~ ~1;::-AJ.L....o~_) ,_::,,:;_, -(.t..)
~\J.\ cs~lo~J "y.J\ ~fa '1.l~ A:lµ~
~ ..;j~ c.>~\~ ( 9~.l~. :~A\W\ ~\s'\~J,
4,~~\ ~~ 'l<Jo ·~µL,
(4). Artinya : Suatu peristiwa/persoalan hukum bagi seseorang
yang hakim memutuskan perkara tidak menurut fatwa fuka-
ha, maka s~sungguhnya para pihak haruslah meninggalkan
fatwa tersebut kepada apa yang telah ditetapkan/diputuskan
hakim, jika persoalan tersebut berupa masalah khilafiah,
karena fatwa tidak dieksekusi sedang putusan dieksekusi;
demikian menurut Kitab Takmilatut Takmilah.
20
Hakim akan hak yang diketahui kepada pihak yang dime-
nangkan kepada kewajiban pihak yang dikalahkan. Serta
tidak menjadikan halal terhadap salah seorang dari keduanya
yang haram dan tidaklah yang haram bagi salah seorang dari
keduanya yang halal.
6
IBID.
21
_r1~ ~14)_J~-' ~· ~~44i ~~ c.)A
7.J,.__vy~ ~&-~J~u\~l{
f7). Artinya : Menurut pendapat Imam Abi Hanifah~ Jika putusan
hakim mengenai suat~ p_erikatan dan suatu pembatalan adalah
berlahir dan batin .... : ...............•............
Apabila kesaksian palsu diberikan kepada hakim dalam .
persoalan talaq kemudian Hakim memutuskannya, maka
terjadilah talaq dengan keputusan ~akirn tersebut. Dengan
demikian boleh baginya menikahi suami yang lain, begitu
juga saksi palsu tersebut boleh menikahi.nya.
1. Materi Keputusan
1
Jbnu Ziyad, Ghayatut Talkhish - Bughyatul Mustarsyidin, Sulalman Mar'i,
Singapura, th. 1952, ha/. 265.
22
~~ u; ~ L:~0: ~Ul\JL:i \~~ - '-">
:~;.~JlE ~ .c..~~~ U_;;;;J.11 \.\5~
~j_{'it~~s.. ~~~' ~w\sJ ~~
w~l,f~_,t~JA!wl~~~~
l
~~~~_,t=.s;::.u__,;LJi~\J - <.i;
_JL;\~i ~" ~~~ L:~:.. JJ_,;~t,
~ ..:J..c._,fo.>.:..s:- ~Jf ~ ..L,:_.....s:-~ _ 1<>
3.~ ~~- ~~,· 4; ~ F--¥
(3). Artinya : Menurut pendapat pengarang Lisanul Hukkam,
Perkataan "aku putuskan''atau "aku wajibkan suatu ketetap-
2
lbnu Syuhnah, Lisanul Hukkam, Mustafa Al Babi Alttalabi, Mesir, Tahun 1973,
Halaman 221.
3
/BJD.
23
an" tidaklah menjadi suatu persyaratan dan bahwasanya
perkataan "ketetapanku" demikian sudah mencukupi,
apabila seorang Hakim berkata "pendapat yang kuat menurut
saya" atau "pendapat yang lebih sah menurut saya" atau
"menurut yang aku ketahui". Kesemuanya itu menunjukkan
kepada keputusan hukum. Demikian juga perkataan seorang
Hakim "aku bersaksi demikian", pun menunjukkan kepada
suatu keputusan hukum dari padanya~
'~_,.>\j.l\~t '"'~
( 4 ). Artinya : Menurut pendapat Syamsul Aim mah Al Halwanie,
Perkataan seorang Hakim "ketetapanku" adalah menunjuk-
kan kepada keputusan hukum, demikian pendapat yang
kami amalkan, tetapi yang lebih utama, Hakim itu hendaknya
menjelaskan penetapan itu berdasar~an bukti atau pengakuan;
Karena keputusan Hakim berdasarkan bukti berbeda dengan
4
JBID. holaman 221-222.
24
keputusan Hakim yang berdasarkan pengakuan. Dalain
suatu kebiasaan, apabila seorang hakim berkata bagi tergugat
,, Aku tidak berpendapat adanya hak penggugat ini padamu",
tidaklah merupakan keputusan hukum dari hakim tersebut,
demikian juga kalau seorang hakim berkata "sesudah kesaksi-
an dan sesudah tuntutan hukum terbebaslah ketentuan
kepada penggugat ada menun.juki kepada keputusan hukum".,
menurut satu pendapat yang demikian itu menurtjuki kepada
keputusan hukum karena memang urusan hakim tersebut
dalam menetapkan suatu kewajiban maupun keputusan
hukum.
l~0}WwlliJs:.~.Q,;J~1~~ -(o)
Jl ~1,._,~
... 4:>~__,, 4....::->~ -'~ ~yiJ(
AJ ~LJ\ °l',l" ..J4 ~~ ~ JL!')_, A.:>~J
~ ~ ~_, ~y I I - ~ &" .,ij ~_,_,' ~_,~
d.(:..-'
'~
&~_,~ly~~Jc.~~ \lli
~)~~ J~ ~ ~ yb_.<f\ l:Jb ~-"'
9-~~U.\*~'J-~ ~-'4~~'
~ LJ-4 p1.L-'-/~-' ~..tl.1 _ j ~ ~ ~ i
5. JJ~ l>-4-' ~ M.Lo
5 Allamah Al Fadhil wal lmamul Kamil Yum/ Ardabil, K.itab Al Anwar, jilid 11,
Mathba'ah Jamaliyah, Mesir, th. 1910, hal. 419.
25
(5). Artinya : Bentuk keputusan hukum itu seperti perkataan
seorang hakim ,,aku putuskan hukum kepada si Pulan terha-
dap si Pulan sedemikian" atau "aku pastikannya" atau "aku
melaksanakan keputusan kepadanya" atau "aku laksanakan
putusan kepadanya" atau aku tetapkan satu keputusan ke-
padanya atau "aku memutuskan membolehkannnya".
Kalau seorang hakim berkata "ketetapanku berdasarkan
bukti yang adil" a tau "sah menurut saya" a tau "jelas bagi
saya" atau "aku telah mendengar bukti dan aku menerima-
nya" yang demikian itu belumlah menunjukkan kepada
keputusan hukum.
Demikian juga apabila seorang hakim berkata ,,menurut
yang tertulis pada kitab putusan hukum yang sah untuk
dipedomani bagiku, maka aku menerima pendapat yang
seperti itu, dan aku pastikan beramal dengan pendapat ter-
sebut suatu kewajiban".
Hakim itu tidak boleh memutuskan keputusan terhadap
tergugat, kecuali setelah menanyakan penggugat serta tidak
boleh tidak didalam keputusan itu tertera jelas apa yang
diputuskan dan siapa yang dibebankan keputusan itu.
26
~te~ K~u 4~~,,- ..._)1' ~
·~I..::.> l.;il-' y t:.)J I ~ ~l).I wi
1
2. Surat Hakim
27
(8) Artinya : Seorang hakirn boleh menyurati hakim yang lain
menyampaikan apa yang telah diputuskan/ditetapkannya
untuk diputuskan hakirn tersebut menurut keputusannya;
serta boleh juga dia menyurati kepada hakim tersebut terha-
dap apa yang telah diputuskannya untuk dieksekusi, ·ber-
dalilkan hadist yang diriwayatkan oleh Adh Dhahak ibn
Qais ia berkata : ~asul Allah saw telah menulisiku yang me-
ngatakan bahwa isteri Asyim Adh-Dhahaby mewarisi diyat
suaminya. Masalah surat hakim ini dibutuhkan oleh ·hakim
lain terhadap apa yang telah diputuskan, baik untuk diputus-
kan menurut putusannya mau_~un untuk dieksekusinya
putusan haktm yang ditulis pada surat itu. Tulisan surat
hakim yang telah memutuskan hukum itu boleh digunakan
baik dalam jarak qashar yang dekat maupun yang jauh. Masa-
lah keputusan seorang hakim pada hakikatnya mengikat
semua orang untuk menjalankannya (menyelesaikannya).
9
IBID, Halaman 305.
28
memiliki thalaq diterima pengakuannya, jika seorang hakim
yang telah dima'zul (pecat) mengatakan ,,aku telah putuskan
terhadap si Pulan sedemikian,,, tidak diterima pengakuannya
karena ia tidak memiliki hukum, lantas tidak juga merniliki
pengakuan.
29
c:;-o~.ili 'J"~,..b-~~,~~\..o\ _,,.,
4l,)i,.a._, ' lil~ Y~-' W ~~~ ~l> ~
~~~\s"Ll_, ~ ~,,_,~~~
. ~'
-
~.) ~~ \j!> LJJL>-4 ~~L,fa llJ
~=4lf~ '.r'GTel.~~~~~1
--oi,b.)~~\\Y'U\~~ ~A •• ,~a3Ll
~bi>-4 \~~~\( ~_,~~ ~~'~' ~ }'-i,\
_2 .. \.cvs
(2). Artinya : Menurut Mazdhab Hanafie, apabila ada pihak yang
berperkara yang menghendaki dicatat, maka hukumnya
akan menjadi wajib, dan demikian pula menurut riwayat yang
sah dari madzhab Ahmad, oleh karena itu masalah penghim-
punan putusan dan pencatatan berita acara merupakan
masalah ijtihadiyah yang tidak ada satu nash agama yang
melarang atau memerintahkannya, maka pelaksanaannya
berjalan menurut kepentingan kemaslahatan manusia yang
ditetapkan oleh Penguasa, maka apabila diinstruksikan untuk
penghimpunannya maka menjadi suatu kewajiban menurut
syara'.
30
~ W ti ~ t=.3 IJ4,:. U'Jl5Abh,b.~ ~\.::.JI
~.:A!(~~~...\9~~u~ .JJSI
, ~\~_J~~I wt~~ ~4 0~~J
(3). Artinya : Menurut pendapat Al Mawardie : Hakim wajib
mencatat keputusan yang dibatalkan itu sebagaimana ia
mencatat keputusan hukum supaya pencatatan kedua itu
membatalkan yang pertama, sebagaimana keputusan kedua
membatalkan yang pertama. Kalau ia tidak mencatat, sesung-
guhnya tidak diharuskan pencatatan itu dengan pembatalan,
dan sesungguhnya pencatatan dipandang lebih utama.
31
orang yang tidak cakap untuk memutuskan perkara, tidaklah
halal baginya untuk menetapkan keputusan hukum, jika dia
memutuskan perkara maka dia berdosa serta tidak boleh
melaksanakan keputusan hukumnya bail< tepat atau tidak
karena .ketetapan hak itu harus ittifak tidak keluar dari
pokok ketentuan syara', maka dia dianggap telah menyim-
pang dari semua putusannya, baik tepat atau tidak. Hukum-
hukumnya itu tertolak keseluruhannya, dan tidak sesuatupun
yang menjadi halangan dari yang demil<ian" .
32
(3). Artinya : . . . . . . . . . . . . . Hakim tidak boleh memutuskan
perkara atas dasar kira-kira, jika sampai terjadi demikian,
maka keputusannya itu batal/tertolak, meskipun keputusan
itu telah mempunyai kekuatan hukum.
33
BAB Ill.
BATALNY A KEPUTUSAN HAKIM
A. MENYALAHI HUKUM MATERIIL
1
A.sy Sye/ch Muhamad Az Zuhry Al Ghmarawy, Anwarul Masalik, Syarah 'Umda-
tus Salik Wa 'uddatus-Naasik, Cetakan kedua, Syirkah Maktabali Musthafa Al Halaby Me-
ar, Tahun 136 7 - 1948.
2Jalaluddin, Al M2hally_ 'Ala_a_Minhajuth 111alibin Juz ke empat, lzalaman 304. Si·
ngapura.
34
~".)"~1'' t_U.:-~t,\ ~\~ ~l..jl~__,\
~'~\~<a--u ~ ~~w~~ \~~
3
.~s~\ u4~1
~3) Artinya: Apabila hakim memutuskan suatu perkara, kemu-
dian keputusannya menyalahi nash, baik dari Kitab, Sunnah
sahhihah bagi hakim mujtahid atau nash Imam bagi muqallid
atau menyalahi ijma' maupun qiyasjaly, maka keputusannya
meajadi batal, dalam arti tidak ada hukumnya.
51 bid.
35
((o\L>°/r;_~\J AA\b.\~l>_,>.,.'>> - t\)
~- ....\\,I ~ \.:..jj'1 u-- ~ ~ \o.. \~i _µ\.> t
~~\JJ\,~\£.cP'~ t..~?f L,'
(6) Artinya : Menurut Ahmad dan Syafi'e, bahwa keputusan
yang menyalahi nash Al Kitab atau As Sunnah atau jjma' te-
tap batal.
, '..>~~o[,\~~~Jo\;~\~\_, - (A)
36
(8) Artinya: Apabila hakim memutuskan dengan ijtihadnya
atau dengan taqlid, kemudian keputusannya ternyata tidak
sesuai bagi orang yang tidak diterima kesaksiannya seperti
terdiri dua orang hamba atau menyalahi nash kitab atau sun-
nah atau nash yang ditaqlidi (diikuti) atau menyalahi ijma'
atau pun qiyas jaly, maka keputusannya sama dengan tidak
ada. Artinya batallah putusan tersebut dan juga keputusan
yang lainnya.
~\l)l~l~ulJc~~;:;:J6=.
(10) Artinya: Diriwayatkan oleh Im~m Malik : Bahwa ia sepakat
dengan kedua pendapat yang menyatakan bahwa bolehnya
dibatalkan suatu putusan yang salah, tetapi pembatalan itu
. harus dari hakim itu yang memutus itu sendiri.
9Salam Madkur, AI Qadla' Fil Islam, Alih Bahasa lmron AM. Peradilan Islam, Ce-
takan kedua, Bina ilmu 1h. 1982, &lrabaya.
10/bid.
37
B. MENYALAHI HUKUM FORMIL
1Muhammad Salam Madkur, AJ-Qadla' Fil Islam, (Alih balrasa /mra11 AM. "Per·
adilan Islam", Cetakan kedua, Bina flmu Tahun, 1982, Surabaya.
38
_,\~ .Glu4(...uLl. o~~~u'--' -JJ
A.o.~ ~ 't. b;l)L> ~.:J ~~ ,$21l)•a"4\~ \(
.t ?--J{ ~~~4 ~) -l,04\ ' . ·~ u l
·~~~'
(2) Artinya : Apabila hakirn menjatuhkan putusan berdasarkan
seorang saksi, yang lalu temyata saksi itu seorang hamba atau
seorang ka fir, maka kepu tusan itu hams diba talkan, karena
·kesalahan hukumnya sudah meyakinkan. Kewajiban memba-
talkannya sebagaimana hakim memutuskan dengan Utihad-
nya, yang temyata menyalahi nash.
2
Asy Syairazy, Al-Muhadzab, Fi Fiqhil Imam .Asy Syafi'ie, Darul-Ma nfah, Bei-
rut-Lubnan, Tahun 1379-1959.
3
Yuruf Al Ardzaabily, K.itab Al Anwar, Juz II, Halaman 379, Cetakan kesatu,
Tahun 1328- 1910, Metir.
39
Aul Jc.,,~\ ~..lo ';!.uUyS~-' - c!->
'-"'w1~;:::1.;. ~__,r-4.;;J ~~~J..c.
~ <.YL~
'
~~j,~~j~~_,~~\~J~lA ~'-'
~~ ~jJ\,·4lb! .1~)~~~~~4,~~
._. .;J.k.~·'~fjj\~ ~_j .b'7 ,~··~~
4' l;j_;j\
(4) Artinya : Keputusan peradilan tidak boleh terikat semata-
mata dengan madzhabnya, sebagaimana Firman Allah :
40
(5) Artinya ; Tidak boleh menjatuhkan putusan selain apa yang
diturunkan Allah atas lisan UtusanNya Saw, itulah hale. Se-
lain itu adalah penyimpangan dan dhalim, apabila ha.kim
meQjatuhkan putusan dengannya berarti rusak/batal.
Jo;~~r51.:L~0iJc~~\~~--' -c.YJ
~~_,\:,\~~_, : Jan._~: ~-1.,A ~_)'~
~~ ~I ~1_,' ~l,:oJJ.,\ t_U.:-~IJ~
~w.1:::,~ ~_,JL.,.)'; ~~J~_, 0"~1
.t__~~IJJ.l>~~lu_,:l till .ij<
5Jbnu Hazm, AL MUHALLA, Juz 9 Halaman 362.
41
r-"~J I~ .ij<JUI : ~uY_) ~.lo~\ 0~
-~-1~~~ ~4.¥lulo_r-l:t i~I
oµ~ J~~JuiJc.,.~ r<l-44F~
~~\Jcl.oJ. ~ o-~L,. o~'5l~~~1-:l!J
• o~~ ~o,.01S0~ ~~\~ l··1°Q;,·,
, ~~\·;UW\~i;;J\Ll~J~_,
~--' uI : Jl;'W c::~l>-::>P. f\_ ~ ~
L ~al.la; aYG ~ Jlk ~-u J.Yib ~
,JYJJI r-»1 ~~~l.9 ~l,i~~
~~_Ly.I~ r5C~__,..:_ilo_,\..::zlA \~t;
~u~ ~}_joj\J~Jc b~ ~l:v,QA>
-G.~I~~ ..b~\L,b" 1.::i_l9 • ~ _) &.k:i lfI
,U,--.f1& ~\j,~u\~~ 4~~
~-'~~l':tJUI~ ~l~J.,O.!•dl~
·u~)_, L>~~I 0~_,lJ_, ~~i c'-'~\
·7
,w~J'
-
... .
~~~
42
(7) Artinya: Para Ulama telah menetapkan bahwa keputusan
hakim tidak bisa ditetapkan dalam empat macam dan menja-
di batal karenanya, yaitu :
I. Apabila keputusan hakim menyalahi ijma' atau kaidah-
kaidah atau nash jaly maupun qiyas. Seperti apabila sese-
orang hakim memutuskan bahwa ahli waris itu semuanya_
bagi saudara laki-laki selain kakek. Demikian itu menyalahi
ijma'. Karena sesungguhnya ada dua p.endapat 'ulama :
yaitu harta semuanya untuk kakek atau dibagi-bagikan
bagi saudara laki. Adapun terhalangnya kakek secara ke-
seluruhan tidak ada seorangpun yang berpendapat. Apa-
bila ia memutuskan bahwa saudara lelaki itu mendekati
anak jurusan kelakian, sedangkan kakek mendeka ti pihak
kebapakan. J adi pihak anak laki-laki didahulukan a tas pi-
hak kebapakan, keputusan semacam itu kami batalkan se-
kalipun.ia seorang mufti yang tidak muqallid.
2. Kemudian misal yang menyalahi kaidah-kaidah adalah
masalah as Surijiyah : Yaitu bila seorang hakim menjatuh-
kan ketetapan nikah terhadap pernyataan orang : "Apa-
bila jatuh talakku atasmu, kamu tertalak tiga sebelumnya,
lalu ia mentalaknya tiga atau kurang dari tiga; Menurut
pendapat yang sah bagi mereka adalah ditetapkan ta1ak
tiga, kemudian kalau si isteri meninggal dunia atau si sua-
mi yang meninggal dunia dan hakim menetapkan kewaris-
an itu di antara keduanya, maka kepu tusan itu kami batal-
kan, karena ia menyalahi kaidah-kaidah, karena sesung-
guhnya di antara kaidah-kaidah syara' adalah keabsahan
bertemunya syarat dengan masyrut, sebab hikmahnya
akan terlihat adanya kaidah tersebut. Apabila syarat tidak
absah bertemunya dengan masyru t berarti tidak sah pula
dalam syara' sebagai syarat. Karena itu harus dibatalkan
keputusan tentang masalah as Surijiyyah, dalam contoh
di atas.
Sedang yang dua lagi (yaitu nash jaly dan qiyas) tidak
memerlukan tamtsil di dalamnya karena dipandang sudah
cukup jelas.
43
u.4~£·p1;:;:...u1 .Ll.J.LJ_,;·~ ".i -~-;;~-c"'
, ::,t ~-LJli,~t,) (.)""l;J,1 ~~\LAJ\=-\~\
~ts..~ ul(l~lt..\ .~c::.1u0.JLu ~~t
~J)l~_)b :_;,_, u~\~) Pu~,;,;~~
wliWJ~l>iJI J"a c: ~ ~~lS'~U:-\
..u:.\_;AJI J~~lyl;~_, l]L,:.1.1.J ~U
·s
lw~~\_, J"~lJ
(8) Artinya : "Penjelasan" makna pendapat Ulama, bahwa ke-
putusan hakim bisa dibatalkan, yakni apabila menyalahi kai-
dah-kaidah atau qiyas maupun nash. Yaitu apabila tidak me-
nyalahi pendapat yang rajih/kuat, tetapijika hal tersebut ber-
tentangan dengan pendapat yang kuat, tidak bisa dibatalkan,
karena adanya kecocokan menyalahi pendapat yang kuat itu
berarti ijma•; seperti mengadili sahnya akad qiradl, musaqat/
siraman, salm dan khiwalah dan sebagainya, kesemuanya itu
bertentangan dengan kaidah-kaidah, nash-nash dan qiyas-
q1yas.
9Ba AIM?!, Abdu"ahman bin Muhamad bin Husen bin Umar, Bughyatul Mustusyi·
din, Mak ta bah Nabhan, 5Urabaya - Indonesia, Juz II h. 274.
44
.t...l.\~~ ~~\µ\_,\~ l:o.ll ~ -l'~
J~L, ,~t._) LJJ~L>AJ5~0a4~:~ ~
~~\J~~~~: ~\
t~~ .p1~oiµ'vul?lbt...k-'~O,
\
.{UIJ~IL<-.~;::-1... J\J
:_j\.; ~~ ~ .wi ~ _)~~t.>J_) Q,
:-9"..r~IJI ~ 1-;. 4JIJI .;:,_y.lb'.)_,
~ ,,,g) u...- ~>J;
. \ ~~#'w
.. &·,(~
l ....
.... ~
4S
( 11) Artinya : Kalau hakim berijtihad untuk melakukan/melaksa-
nakan ~jtihadnya atas suatu hukum, kemudian memutuskan
dengannya, lalu nampak baginya suatu kesalahan; kalau kesa-
lahannya itu menyalahi dalil yang qath'iy seperti nash, ijma'/
qiyas jaly, keputusan itu dibatalkan. Sesuai dengan firman
Allah ''Dan hendaklah kamu menghukum di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah'>.
Sesuai pula hadis riwayat Umar ra. sesungguhnya ia berkata :
Kembalikanlah kebodohan itu kepada sunnah Rasul. Kemudi-
an beliau mengirim surat kepada Abu Musa dengan pesannya:
Janganlah keputusan yang kamu berikan itu menjadi pengha-
lang kamu untuk ditinjau kembali oleh dirimu sendiri, maka
kamu akan diberi petunjuk, karena kebenaranmu kembali ke-
pada yang hak. Sesungguhnya yang hak itu qadim yang tidak
bisa dibatalkan oleh sesuatu, dan sesungguhnya kembali ke-
pada yang hak itu lebih utama daripada berpegang terhadap
kebatilan, karena yang batil itu merusak hukum/keputusan
tanpa alasan di dalamnya, oleh karena itu wajib dibatalkan. -.
~'.~-<.,.;'
-~; ~~ ~~ ~·U'°
& ~ ~ i t - (.,1~
Li ~--"-'
.... ' \ .., •
11
Asy Syirazy, Al Muhdzab,Juz II halaman 297.
46
{12) Artinya: Apabila hakim menjatuhkan putusan dengan kete-
tapan sahnya nikah seorang suami yang hilang sesudah empat
tahun dan keabsahan masa iddahnya, dan menghilangkan khi-
yar majlis, menghilangkan akad jual bell 'arayaa, menghindari
qishas karena hukuman berat dalam pembunuhan, mengesah-
kan jual-beli ummul walad, mengabsahkan nikah syighar, me-
ngabsahkan nikah mut'ah, mengharamkan radla' sesudah dua
tahun dan sepadannya seperti membolehkan orang Islam
membunuh orang kafir dzimmi, memperlakukan hak waris
antara muslim dengan sikafir, keputusan semacam itu harus
dibatalkan.
h >-\_,~\~~Li~~~_) -c)'1)
1
47
\~\J o~ 4s1J 4 ~ - ,~ :., r4==>.L\ u~ ~!_,A~'
~Lu~~P\t4 ,-¢+~.l-4 JD~"~'~__)
p:10 "!.~.~I~~ U"' WlJ .;)~l
!_,.x; ~_,~\ ~ ~ v~ 0 .. .JJ\ J-:..i ~~"~J\c::-..J \~\
14,w~~
(14) Art in ya : Ibnul Musyayyab Al 'Auza'ie dan Ahlu Dhohier
berpendapat, bahwa batalnya suatu keputusan itu bila terjadi
pencabutan kembali tentang kesaksian dalam setiap perkara.
Karena hukum itu ditetapkan berdasarkan keterangan saksi.
Jika mereka mencabut kesaksian, hilanglah (gugurlah) kepu-
tusan hukum. Demikian pula halnya untuk setiap perkara hu-
dud, qishas menurut sebagian pendapat Fukaha dengan kepu-
tusan itu tidak dapat djjalankan apabila para saksi itu menca-
but kesaksian mereka sebelum dilaksanakan, karena keputus-
an hukum dalam perkara pidana menolak adanya syubhat .
IS ~<L;>~\'.:1\ ~\ ~ "'~-'
~15) Artinya : Tidak boleh merdatuhkan putusan, selain dari apa
yang diturunkan Allah atas lisan UtusanNya Saw. dan itulah
48
yang hak. Sela in dari itu adalah menyimpang dan dhalim, ti-
dak boleh menghukumnya. Dan apabila seorang hakim
memutuskannya, selamanya batal dan rusak.
49
\ l ~ \ .\, t m~·" : A pahila hak irn mcnjatuhkan putusan dengan tidak
""""~'·suhkan thalak nd'ic hagi istcri yang ditalak raj'ie dan
m:tsah di du lam id da h lanpa rid Ian ya, maka kepu tusan itu di-
''•tta lk:m knn.~na mcnyalahi f1rman AIJah Swt. yang berbunyi:
Suami nwn·ka itu lcbih bcrhak untuk meruju'nya.
so
(19) Artinya: Qadi Abu Bakar Al Razy menyatakan, apabila ha-
kim menjatuhkan putusan yang menyalahi pendapat madzhab-
nya karena kelalaiannya, masih diperselisihkan. Tetapi apabi-
la hakim memutuskan dengan menyalahi ketentuan rn adzhab-
nya·secara sengaja, maka keputusannya tidak boleh dilaksana-
kan secara ijma'.
Adapun kadi yang tidak dapat berijtihad ketika menjatuhkan
putusan, kemudian ia memakai ijtihadnya orang lain. Lalu
pendapat orang lain itu bertentangan dengan apa yang dipu-
tuskan, apakah keputusan itu dibatalkannya?
Menurut Muhammad, keputusan itu dibatalkan. Karena ijti-
hadnya di dalam hak kewajiban mengadili itu menduduki ke-
dudukan nash, sedangkan kewajiban rnengadili itu harus se-
perti nash. J adi apabila ia rnengadili dengan pendapatnya ke-
mudian temyata nash bertentangan dengan ijtihadnya, maka
keputusan itu batal. Demikianlah pendapat ini. Tetapi menu-
rut Abu Yusuf : Keputusan itu tidak dibatalkan. Lihatlah Al
Muhieth .
51
J.. .. ,.\.! u~ 4_, J ~-'~ l( ~ c..!.1_)~
J ojl.;.a!~~.l~\.Y'\.:.J\ o.lLJ\ \.l~l
20' o_-\\~l\~ JjU- ¥ ~ _;
21 Ibid
52
(21) Artinya: Batal karena menyalahi ijma' dengan ijma', dan
yang lain dalam pengertiannya. Umar mengirirn surat kepada
Abu Musa berbunyi "J~nganlah menjadi penghalang keputus-
an yang telah kamu jatuhkan kemarin untulc ditittjau kembali
dan kamu mendapat petunjuk untulc kebenaranmu kalau
kamu batalkannya, karena sesungguhnya yang haq tidak bisa
dibatalkan dan kembali kepada kebenaran itu lebih baik dari-
pada berpergang pada kebatilan".
j~~t_\zj~t.~~~:ul\:J:~\lo!, -lYY)
~lv-o: ~--'~41)\~:.J\Lu~ • o\.:..-j.
22 -~_)A ~~loli.'ur\J
(22) Artinya : Adapun batal karena menyalahi jjma' dengan ijma'
serta yang terkandung di dalamnya, maka Nabi Saw. bersabda
"Siapa yang membuat-buat dalam urusan kami, yang tidak
ada dari kami ini, ia tertolak (tidak diterima)".
24/bid
53
(23) Artinya: Apabila hakim memutuskan tentang sahnya nikah
suarni yang hilang sesudah empat tahundan masa sesudah
masa iddah, serta meniadakan khiyar ma.His, meniadakan jual-
beli araya, menghalangi/menghindari hukuman qisas yang di-
anggap berat, mengesahkan jual-beli umul-walad, mengesah-
kan nikah syighar, nikah mut'ah, mengharamkan susuan se-
sudah dua tahun atau sesamanya seperti membolehkan orang
Islam membunuh orang kafir dzimmy, memberlakukan ahli
waris antara orang Islam dengan orang kafir, maka keputusan-
nya dibatalkan seperti mengadili dengan kaidah istihsan yang
batal.
~~ ~~ ~~!~_,~~-' -<J~)
~ & JUI u~ i;J t) ~...6-J(~I~
1
~J_,1 ~o ~ .)"~Yt!,!JJJ': bl4.L;<J
~JX-~-> u \{ulJ ~ Jlil ~\Jl! /,, Js:. AJ J l_i;
~u~~ L-~i_,) t) 41' o~J..,, 4-J~
LJ"'LJ \~4
24 •
54
"Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagi-
annya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bu-
kan kerabat)."
Kemudian Aly menjawab dengan Firman Allah Swt.
25
Mu'ienul Hukkam, Op Cit, halaman 30.
26
lbnu Hazm. AL Muhalla,Juz IX. Hal. 429
SS
A. .. ..l.s! J,_c. ...:.il.l AJL..J ~~ - l~'?
.i.1~1~_, ~_,~_#\~\ ... ~~
_.. ~-\1 ..... ~I
~ ~,~
"' ll d20~~~~..)
...... - ,t•\
. ol.1\~~\L.l~~W\~) -~JA>
~r1\.)\~L. <>-l-0\ . Jl;'o-o JI b\:J.....\
J. 1~;-,4JJ~_, A.aj\J~_,t\~~~
56
(28) Artinya : Apabila hakim menjatuhkan putusan pcmbatalan
hak karena keadaan daluwarsa, berdasarkan pada pendapat
yang menyatakan bahwa pemilik hak tidak menuntut haknya
sampai tiga tahun lamanya, padahal tidak ada halangan untuk
menuntutnya, maka batallah hak itu, karena hal yang scma-
cam itu adalah pendapat yang harus ditinggalkan. Demikian
jugajika putusan itu naik banding, harus dibatalkan.
>
•
'° ~ tI~ I ~ I1~ l.A:<.I ~Al J,_,a.."! ~ \~I - ()'')
J.~a-~,t~~ ~~ oL "~,4~ ~_v
L
~~~~~_01µ~~\~u~_,l-'-O"Y
.i~o~t,Pi~u~)_,
30
•
57
W)\
..(\.:At\ rSG:\..11 ·-~A~~l lr-W~I 1.\j.:A)_, -Q'IJ
'~ '-'-' ·~~v~~J~Jc~L>4\~\
31. p~ ~_,)\J.~~\
(31) Artinya ; Ibnu Rif'ah mengambil pendapat dari sahabatnya
yang menyatakan bahwa hakim yang muqallid itu apabila di-
ketahui keputusannya menyalahi nash yang diikuti, maka
keputusannya dibatalkan. Demikian sesuai dengan pendapat
An Nawawy dan As Subki di dalam Kitab Raudhah.
31
Al Malibary Zai1111ddin, Fathul-Mu'mien Darul Kitab Mesir halaman I 38.
32
zakariya Al Anshory, Tuhfatuth Thullab Syarah Tankihul Lubab, Salim Na·
b/11111 Surabaya, Halaman J 34.
58
~~I~ 1:..<G'f ul.i ( ..ulli o.)~,.S::.0U -J')
4 ~<to\ L:A.:?--"' ~~\~A:,~µ\~
33. 0 ~ ~ 1 ~_, ( .)~~~ ;:;._) L.5'
(34) Artinya ; Dan jika kesaksian itu terdiri dari orang fasik sebe-
lum dijatuhkan keputusan, maka kesaksian itu tidak dapat
dilaksanakan, karena sesungguhnya kefasikan itu menim bul-
kan keragu-raguan dalam keadilannya bagi kesaksian, maka
terhalanglah keputusannya.
33An Nawawy, Talcmilatus Saniyah Al Majmu•, Juz '20 halaman 283. Darul Flkrl
Tanpa Tahun.
34I b id, Holoman 282.
59
BAB IV
TENTANG EKSEKUSI
60
~~<.)~}~~~~\~ ' ' ' '' -~9
4 • '$A:9 \c'
( 4) Artinya : . . . Qishas dilaksanakan bila (terpidana) telah
dan berakal.
61
mu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka
serahkan pada mereka harta bendanya. Dan janganlah kamu
makan harta anak yatirn lebih dari batas kepatutan, dan
(janganlah kamu) tergesa membelanjakan sebelum mereka
dewasa. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu,
maka hendaklah mereka menahan diri (dari memakan harta
anak yatirn itu), dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia
makan harta itu menurut yang patut. Kemudian jika kamu
menyerahkan harta pada mereka, maka hendaklah kamu
adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka.
Dan __ cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian
ini). (Q.S. An Nisa' : 6)
7
. SalamMakdur, Al Qadla ft/ Islam, Ali/1 Bahasa : Jmron AM Pen. PT Bina flmu,
Tahun 19 79, hat. 77.
8
.Abdul Qadir Audah, Op-Cit, Juz. /, hat. 755.
62
( 8).Artinya : Maka apabila telah dijatuhkan satu hukuman,
eksekusinya adalah oleh pemerintah, (hal terse but) j ika
ancaman itu ancaman had atau ta'zir.
9
.lbid., ha/. 755.
10
.Abdul Qadir Audah, Loe-Cit.
11
.Ibid., ha/. 756.
63
~~\J>-~~\~)~\ .~c,cl\~_j - l\"J
12
~ ~\,kl ,..,.ti 0~\. - J~
>'
12
.Abdul Qadir Audah, Ibid, juz : I, hal. 757.
64
B. EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM.
'' -~Li~-9~4"\~~~J~_)'"" ))
~~i.,"'-'"° ~~ ~1J //l o.~ "J~ )'J.~;9~ /.I
~~
~;-'.~~'
u-- ~ ~~
~ •• ..!.q ~\o:l"'""''~)
(._<S~ ...
.....
~ -_r-
2'
-Q- ~Jl
I. .l
1
.Al Bajuri, Juz : /, hal 403. Himpunan Nash Hujjah, Ditfen Binbaga Islam, ha/.
124.
2
.Abdul Qadir Audah, At Tasyri'ul-Jina'y Al /slamy, Juz II, Cet. V. Tahun 1968
M-1388 H, ha/. 150.
. 65
~~, V°~~ -o\~\ ~-<-4'~,_,~.;....\~~~\ - <.~
\...~~~\:/I~~ 4.:.11:,~lj. ~\
~_;..Tobi..:..~_, 1~):' , ._,.ilh\1_, ~~1~ ~
~-> ;;.~\.., ~ l.o~lJ.31_,~I~ ~i
3 ,4-J~J.~
( 3). Artinya : Alat mengqishas pada pokoknya diusahakan
pedang, karena (pedang itu) cepat mematikan, dan cepat
menghilangkan rob si terpidana dan terhindar dari rasa sakit
dan rasa tersiksa, (walau demikian) kalau ada kebiasaan
lain yang lebih cepat dari pedang (dalam mematikan) dan
lebih sedikit sakitnya, maka menurut syara' tidak ada halang-
an untuk mempergunakannya.
3
.Jbid.. ha/. 154.
4
.Jbid., ha/. 212.
5.Jbid., lzal. 239.
66
( 5). Artinya : Qishas yang bukan jiwa tidak boleh dieksekus~
kecuali dengan hadirnya sultan dan dibawah pengamatan.
9
.A bdul Qadir Audoh, Ibid., ha/. 655.
10
.Jbid., hol 653.
11
.lbid., ho/. 653.
68
(12). Artinya : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW berkata:
Menunda-nunda (hutang) oleh orang kaya adalah penganiya-
an. Maka apabila seorang diantara kamu telah mau mengikuti
kehendak orang yang berkecukupan, maka hendaklah ia
juga mau mengikuti kehendakmu).
13
·~~-' 4-..:0_r~~~\cJ
"' ' \
_,,~
( ~Lll!J..>J!.>~l 01'...>)
(13).Artinya : Berliku-liku/menunda-nundanya orang yang kaya
(dalam membayar hutang), menghalalkan kehonnatan dan
penghukumannya. (Hadits, Riwayat Abu Daud dan Nasa'y)
121.
69
(14). Artinya : Apabila Qadhi mengetahui dengan nyata, a tau
mendengar satu Ikrar, atau menyaksikan satu ucapan, maka
tidak boleh memutus (atas dasar) tersebut dalam hal (yang
berhubungan dengan) hak-hak Allah, seperti had Zina, dan
pencurian dan minum khamar dengan (Qadhi).
15
.Ibid., haL 121.
16
./bid., hal 195.
70
( 17) Artinya : Ketahuilah bahwa penjara/kurungan menurut
Syari'at (Islam) bukanlah penjara/kurangan dalam tempat
yang sempit.
17
.Jbid., hat. 196.
18
.Ibid., hal 196.
19
.Abdul Qadir Audah, Juz: I. hal 757.
71
( 19) Artinya : Hukuman Had tidak boleh diberi keampunan dan
tidak boleh menggugurkannya dan tidak boleh menunda
eksekusinya, karenanya putusan itu harus sudah dikukuhkan,
adapun sanksi ta'zir yang membawa kerusakan, ma.ka p't:-
merintah boleh memaafkannya.
~\> JJLJJ~U~G_µ\~\<
..... ..... "
.. ··<.~'>
~0~ :dl:?t0_,.c:·ba ~~ O_)~' ~u_,
~42·;; ~' L>A-' ~~ ~lf\j~ ~~'
21 ·.tJy~~lj\JloJc ~_,A.J\
(21 ). Artinya : ... Sanksi harta seperti diat . . tidak gugur dengan
sebab matinya terpidana, karena arah sanksi itu adalah
harta terpidana bukan orangnya, dan sangat mungkin ekse-
kusi sanksi terhadap harta terpidana sesudah matinya.
72
C. HAMBATAN-HAMBATAN EKSEKUSI.
Abdul Qadir Audah, AtTasyriu/ Ji11a'y Al lslamy, Juz: II. ha/. J 54.
73
.
( 2). Artinya : Telah ijma' para Ahli Fiqh tentang bolehnya
(keluarga yang terbunuh) memaatkan tsipembunuh) dari
(hukum) qishas. Dan bahwa memaafkan itu adalah lebih
terpuji dari pada mengeksekusinya.
~_)~\~~\~J~4:.)~ -~V:)
o~) ~J)\~~4uH t__~\J
3
•
2
. Ibid., hal. 15 7.
3
.Jbid., hat. 213.
4
.Jbid., hal. 218.
74
menurut Imam-imam lainnya (bahwa) Hukum Qishas itu
sama saja atas terpidana (bail< dilakukan) di negeri perang
(darul Harb) atau di negeri Islam.
s ~fa.~WIJ~ )'~~l>""~~\
( 5). Artinya : Telah sepakat Abu Hanifah dan Syafi'i dan
Ahmad, bahwa tidak ada qishas dalam hal pecah tulang,
karena tidak mungkin sama (dalam pelaksanaannya).
75
~~.J~}l~ w~\""J~_)tJW ~~UJ\
~~..J('-A! ,,,,~~~AJA~~
1~1-_yl~\~~ ~_,lt}\ ~~_)4a.:,~J
( 7).Artinya : Diriwayatkan bahwa seorang perempuan dari Bani
Ghamid datang pada RasuJullah SAW, mengaku teJah berzina
dan dia daJam keadaan hamil dan dia berkata bahwa hamiJ-
nya karena zina. Maka Nabi berkata padanya : "KembaliJah
kamu sampai engkau Jahirkan apa yang da]am perutmu".
Maka dia dibawa Jagi oJeh seorang Anshar hingga melahirkan.
Kemudian datang lagi pada Na bi SAW dan mengatakan
bahwa Ghamidah telah melahirkan. Maka Nabi bersabda ;
"Kalau begitu jangan kita rajam sekarang, dan kita tunggu
anaknya (besar) karena tidak ada yang menyusukannya".
Maka berkata Pemuda Anshar itu "aku yang menyusukannya
ya Rasulullah. Maka dirajamlah dia.
76
( 9). Art in ya : Eksekusi terhalang dengan adanya yang menggugur-
kan sanksi, hal-hal yang menggugurkan adalah :
1. Ditariknya kembali lkrar, bila tidak ada dalil lain selain
ikrar.
2. Ditariknya kembali kesaksian, bila tidak ada dalil lain
selain kesaksian.
3, Batalnya saksi bagi kesaksian sesudah (putusan) hukum
sebelum eksekusi. Ini syarat khusus bagi Abu Hanifah.
9
.Abdul Qadir Audah, Juz: //, hal. 513.
10.Hasbi Assidiq, Peradilan dan Hu/cum Acara Islam, haL 13 7.
11
.Hasbi Assidiqy,.Loc-Cit.
77
(12).Artinya : Maka demi Tuhan engkau, mereka belum dianggap
beriman hingga Jebih dahulu terbukti mereka berhukum
pada engkau dalam apa yang mereka sengketakan diantara
mereka, kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam
diri mereka dari apa yang telah engkau hukumkan dan mere-
ka menerima itu dengan sebenar benarnya.
j__,c,·d;"v ~-t:;
ta• .. ~-
~~-'
.:....;;;r--, . .
t~-~ ~-~~
~
~.t\)~~;_,- c..ll)
78
\~~J.·,\( ~-'Ll·o :.; L"'"'
... ¥ L ' ~
'-' '-' ·- . ~.... ~ ~._,,'\ L>\:;°
14 ill~~ iJJ"·:·.j .:#~..~ ~J-..!u \~_,) ~ ~
(14).Artinya : Dan Ahli-ahli hukum Syari'at sepakat tentang
wajibnya menunda eksekusi, sanksi qishas dan sanksi had dan
yang sejenisnya (seperti) sanksi ta'zir, jika yang terhukum itu
sakit atau (karena) situasi ketika itu tidak pantas di nisbah-
kan dengan eksekusi (seperti) sangat dingin atau sangat
panas dan tidak ada yang diistimewakan, kecuali sanksi
hukuman mati.
14
.Abdul Qadir Audah, Juz: I hal 763.
15
.lbid., ha/. 763.
16
.Abdul Qadir Audah, Juz: /, hal. 763.
79
menganggap lebih baik menunggu beberapa hari hingga ada
orang yang menyusukan anaknya.
( 19). Artinya : Jilca luput a tau hilang dari sejumlah syarat (hakim)
maka Pemerintah boleh memalingkan (putusan itu) karena
7
I .Jbid., hal. 764.
11.Abi Zakarya Yahya bin Syarif AINawawi, Mugni Muhtaj Juz : JV, hal. 3 79.
19
.lbid., haL 377.
80
jelek atau ikut ikutan, (maka) eksekusi putusan itu dilaksana-
kan karena darurat.
20
.Ibid., ha/. 380.
81
D. AKIBAT EKSEKUSI.
(2). Ali bin Abi Thalib pernah didatangi oleh dua orang saksi
yang mengaku melihat bahwa ada orang yang telah mencuri.
Kemudian Ali memotong tangan orang yang mencuri itu.
Sesudah itu kedua saksi itu membawa seorang laki-laki lain
kehadapan Ali sambil menerangkan bahwa orang inilah yang
sebenarnya mencuri. (kemudian) Ali berkata : Saya tidak
dapat lagi membenarkan kamu berdua dan saya mewajibkan
kamu membayar diat tangan orang yang telah dipotong itu.
Seandainya aku mengetahui bahwa kamu berbuat demikian
dengan sengaja, tentulah tangan-tangan kamu akan aku
po tong.
1
.Abdul Qadir Audah, Juz: II, ha/. 140.
2
.Haibi Anidiqy, PtradOan dan Hukum Acara Islam, hal. 136.
st;;..... ~~~~\~L.·u~_, - ,"1)
'5~ ~ JU\~~_,~~\~\'-'° ~1' ~"'~
~ L~t\L:1Wb~lU.
3
-
3
.Abdu/ Qadir Audah, Juz: /,ha/. 757.
83
DAFTAR BACAAN/SUMBER
84
Imam Ibrahim Al Bajuri, Al Bajuri, Juz II, Musthafa Al Babi Al Halabi,
Mesir, Tahun 1343 H.
85
Syekh Muhammad Syarbaini Al Khatib, Al lqna', Juz II, Isa Al Babi Al
Halabi, Mcsir, Tanpa Tahun.
- - - - - , Mughnll Muhtaj, Juz IV, Must ha fa Al Babi Al Halabi,
Mesir, Tahun 1958.
Zainuddin Abdul Aziz Al Malaibari, Fathul Mu'in, PT. Al Ma'arif,
Bandung, Tanpa Tahun.
86