Anda di halaman 1dari 96

E.V.

/06

Milik Departemen Agama RI


Tidak Diperda!)angkan

KOMPILASI
HUKUM ACARA
MENURUT
SYARl~T ISLAM
Ill

DEPARTEMEN AGAMA RI
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Penerbit Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama.
Kode Penerbitan Kep/E/HKOOS/1987.
Penerbitan ke I~ Desember 1986 (2000 exp.)
KATA PENGANTAR
PEMThtPIN PROYEK PEMBINAAN BADAN PERADILAN
AGAMA ISLAM

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Buku Kompilasi Hukum Acara Menurut Syari'at Islam ke - III
ini disusun dan diterbitkan dengan menggunakan Anggaran Proyek
Pembinaan Badan Peradilan Agama berdasarkan DIP Nomor
100/XXV /3/ 1986 Tanggal I Maret 1986.
Para pelaksana penyusunan buku tersebut berdasarkan Surat
Keputusan Pemimpin Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama
Nomor 04/PPBPA/KEP/V/ 1986 Tanggal 10 Mei 1986 terdiri
dari:
1. H. Muchtar Zarkasyi, SH sebagai Koordinator,
2. Drs. H. Muhaimin Nur, SH sebagai Tenaga Ahli,
-'3. H.A. Gani Abdullah, SH sebagai Penilai,
4. A s m a w i, SH sebagai editor,
5. Drs. H. Hasan Bisri sebagai Penulis,
6. Drs. A. Basiq Djalil sebagai Penulis,
7. Drs. H. Zuffran Sabrie sebagai Penulis, dan
8. Drs. H. Muchtar Syafari sebagai Penulis.

Adapun tugasnya melanjutkan Kompilasi-kompilasi sebelumnya,


yang pada Kompilasi ke - III ini mencakup tentang pelaksanaan
rnateri hukum Syari'at Islam, baik yang telah tertuang dalam
peraturan-perundangan yang berlaku (Undang-Undang No. 1/1974),
rnaupun yang secara sukarela dikehendaki diberlakukannya
Syari'at Islam bagi pemeluknya dalam tatanan kehidupan masyara-
kat mereka.

i
Sebagaimana Buku-buku Kompilasi tcrdahulu, <lcmikian pula
penerbitan sekarang ini tidak lain diharapkan untuk dapat dijadi-
kan sebagai salah satu pegangan para Hakim dan aparat Pcradilan
Agama serta kalangan profesi hukum Jainnya dan pihak-pihak yang
berminat untuk mendalami Syari'at Islam pada umumnya.

Demikian, semoga Kompilasi l-lukum Acara menurut Syari'at


Islam ke - Ill ini bermanfaat hendaknya.
Wabillahit Taufiq walhidayah.

Jakarta, Nopember 1986.


~~~~·=MIMPIN PROYEK PEMBINAAN
~~~YJlfl~ PERADILAN AGAMA ISLAM

SASTROWIRJONO
NIP: 150018351

ii
SAMBUTAN
DIREKTUR PEMBINAAN BADAN PERADILAN AGAMA
ISLAM

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr. wb.
Buku Kompilasi Hukum Acara menurut Syari'at Islam ke - III
yang diterbitkan berdasarkan anggaran Proyek Tahun 1986/
1987 ini berisi rangkaian proses penyelesaian perkara yang menjadi
wewenang Pengadilan Agama.
Kesadaran hukum masyarakat Islam di Indonesia dan seperti
juga yang tertuang dalam semangat peraturan-perundangan yang
telah ada akan pelaksanaan Hukum Syari'at nya sesuai dengan
perkembangan dan dinamika hukum, memandang perlu adanya
pelengkap Nash-nash dan hujjah yang menyangkut hukum acara-
nya.
Nash-nash dan hujjah yang selama ini dipedomani oleh Hakim-
Hakim Agama dalam menyelesaikan setiap kasus yang harus di-
selesaikannya untuk menegakkan Hukum materiil Syari'at Islam
yang belum maupun yang sudah tertuang dalam peraturan-perun-
dangan yang telah ada (Undang-Undang No. 1/1974 tentang
Perkawinan dan lain-lain), yang mungkin belum terjangkau dalam
Hukum acara Peradilan Agama, perlu dipertahankan.
Kompilasi ke - III ini bermaksud menjembatani dan mengisi
celah kekosongan antara Hukum Islam materiil dan kenyataan
yang hidup dalam proses penyelesaian perkara di lingkungan
Peradilan Agama.

iii
Demikian, semoga penerbitan buku Kompilasi Hukum Acara
Syari'at Islam ke - III ini bcrmanfaat dan scmoga Allah SWT.
selalu melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita.

UCHTAR ZARKASYI, SH.


NIP: 150039199

iv
DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR PEMIMPIN PROYEK PEMBINAAN BA-


DAN PERADILAN AGAMA ISLAM
SAMBUTAN DIREKTUR PEMBINAAN BADAN PERADILAN
AGAMA ISLAM
BAB I. TENTANG MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM
A. Dasar Musyawarah Majelis Hakim . . . . . . . . 1
B. Hukum Musyawarah Majelis Hakim....... 7
C. Hal-hal yang dimusyawarahkan . . . . . . . . . . 11
BAB II TENTANG KEPUTUSAN HAKIM
A. Pengertian Putusan dan Macamnya ....... 14
B. Sifat Keputusan Hakim ................ 18
C. Sistimatika Keputusan Hakim ........... 22
D. Penyimpanan Keputusan Hakim ......... 29
E. Penolakan Keputusan Hukum ........... 31

BAB III TENTANG BATALNY A KEPUTUSAN HAKIM


A. Karena menyalahi Hukum Materiil ....... 34
B. Karena menyalahi Hukum Form ii ........ 38
BAB IV TENTANG EKSEKUSI
A. Syarat-syarat Eksekusi ................ 60
B. Eksekusi Keputusan Hakim ............. 65
C. Hambatan-hambatan Eksekusi. .......... 73
D. Akibat-akibat Eksekusi ................ 82

BUKU SUMBER

v
BAB I
TENTANG MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM

A. DASAR MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM

U'z ; ~._,J_, ~ ,-;J AJ)\i)A:l-Jk? -<.I)


>4:~, oc..\.; ~-P-0-4 ~~a .u~ ~J;;f\ l:i)c
...... .-..o_;i.\~l;_r~I~ ~J__,V;,_, J'1_?;;,.,}_,
.~fo\L .~~\-u\ A.U'~j6's~
, (~o<t c::.>YJ'>
(1) Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu ber-
laku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu ber-
sikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mo-
honkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berta-
wakkal kepadaNya. (Q.S. Ali Imran : 159).

(2) Artinya : Dan "(bagi) orang-orang yang menerirna (mematuhi)


seruan Tuhannya dan. mendirikan shalat, sedang urusan me-
reka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian re3ki yang kami berikan ke-
pada mereka. (Q.S. Al Syura : 38).

1
: J.~L!1_)Y4U~li (~~\Jli) -C.:fJ
l;~\Jl;~)\~t ._,,..~JJ~_,_,LZ,_,
J\;~)\~ 4~~~\l:,~ \JL;~\.tJ\
Cf,-'\ • ~\I.b- \~:.{1.J lA : ~~Y. I J \i
II .....
-
:~-' ~ 41)\~ ~\J~_,&6 ~~~
Ju.~~~ ~/L,~_,r~\J\.i_,
4..~U.,A.b\~ ~I &JlS ~\~'Jli ~l!JI
.11~~.:,,\.lbl <L:.'.SJJ ~.»Ll...~~
~_,~_,,...~1~4J.,:..:.1~1 o~_, rt41
o'Al ~. ~-'»~ .:.>\ ~~\~_,,
W\c.~_,A4,r~LhJ. ~~ ~s~~_,.,~
~~-'~0-4~\~J~l; ~\~
c:vJ Wtj_, ~\.:~!_, µ\~~-'-'~.
I ·<)~IJ~) .i_.k. ti'!, L:,_) r4'
(3) Artinya : Imam Al Syafi'i berkata, Allah Tabaraka wa Ta'ala
berfirman, "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan .itu." Al Rubai'i memberitakan kepada kami, dia ber-

1
Al Imam Abi Abdillah Muhammad ibtr Idris Al Syafi'i, Al Um, Juz V, Tanpa
tahun, Halaman 86.

2
kata Imam Al Syafi'i memberitakan kepada kami, dia berkata
Ibnu 'Uyainah memberitakan kepada kami dari Al Zuhri, dia
berkata bahwa Abu Hurairah berkata, "Aku tidak mengeta-
hui seorang yang lebih banyak bermusyawarah dengan saha-
bat-sahabatnya daripada Rasulullah Saw. Imam Al Syafi'i ber-
kata, At Hasan berkata, walaupun Na bi Saw. adalah banyak
bermusyawarah, tetapi beliau ingin mensunnahkan musya-
warah kepada para hakim sesudahnya apabila para hakim
menghadapi persoalan yang mengandung beberapa arah atau
kemusykilan, pantaslah para hakim itu bermusyawarah.
Para hakim tidak pantas bermusyawarah dengan orang yang
jahil (tidak mengetahui), karena tidak ada artinya bermusya-
warah dengan orang yang seperti itu. Dan demikian juga tidak
pantas bermusyawarah dengan orang 'alim yang tidak ter-
percaya, karena boleh jadi hal itu akan menyesatkan hakim
yang mengajaknya bermusyawarah. Bermusyawarah itu ada-
lah dengan para ulama dan orang-<Jrang yang amanah. Dalam
bermusyawarah itu harus ada kerelaan kedua belah pihak
yang berperkara dan dasar yang kuat. ·

~ol~~l:A.11.:,LJ-.tY-\y\< ~IW'~ (.l>


~.. "~~ \l~ .\b:i oLl•• 0'-' ~\~
-~ r~v.;. -::.\ \ A.'''~•
_§£ ·-,,,. ..U \~ \ u~ \.u. ~_, ~-L;a~.H 0A
.::!.

A.A~\~ l:.,~t. w~o\9 ~


o~a-a\\~\ j.
o"\~~_,,y ~~\J;V~ AJ~'J ~~
~l<~\, ' A!,~ ~_)i.ill ~ ~ \ ~.r~ I J__,
lb~J\,~b..~J~~~' ~~\~~
~fi~~~ GµI ~.3~-' 4-!,l_;a~

3
~ 0~~ u"'~w\~4-:.>\~~'
2 ' ( _. kU}\J_,i ) ~-'~o:l.J
(4) Artinya : Seperti halnya fuqaha (juga) berpendapat, bahwa
mejelis ha.kim harus dihadiri oleh fuqaha, dan hakim harus
berrnusyawarah dengan mereka dalam menghadapi kasus-
kasus yang sulit, oleh karena itu apabila ada pengaduan di-
ajukan kepada salah seorang qadhi, maka apabila qadhi itu
seorang yang dapat dipercaya dan adil, penguasa tidak usah
menginstruksikan agar fuqaha ikut duduk dalam persidangan
pengadilannya. Dan JI.Ka qadhi itu seorang yang tidak dapat
dipercaya atau tidak adil, atau qadhi itu seorang yang jahil,
maka seperti apa yang tersebut dalam kitab-kitab fiqih me-
nu~jukkan, bahwa harus ada pihak lain yang ikut serta dalam
pemeriksaan perkaranya.
(5) Oleh karena manusia bersifat khilaf dan sering al pa, maka
ulama-ulama Islam dahulu mengadakan Badan yang meme-
lihara qadhi dari kekhilafan yakni Badan Syura yang terdiri
dari ulama-ulama yang terkenal luas pengetahuannya dan
tajam pikirannya. 3

(6) Daulat Umayyah di Andalusia mengadakan Badan Syura.


Anggota-anggota Badan itu dinarnakan Ahlu Al Syura. Tem-
pat mereka bersidang dinamakan Dar Al Syura. 4

(7) Kepala qadhi di Andalusia di kala masih ada Badan Al Syura


diperintahkan supaya memutuskan hukum menurut ketetap-
an Sadan Al Syura itu. Tidak boleh hakim memutuskan hu-
kum menurut pendapat qadhi sendiri jikalau berlawanan pen-
dapatnya dengan pendapat Ahlu Al Syura. 5

2 MuhammtXJ
Salam Mad/cur, Al Wadha-u Fil Islam, Darun Nahdah Al Arabiyah,
Kairo, Tahun 1 ~70, Holoman 60.
3
MuhammtXJ Salam Mad/cur, Al Qadha-u Fil Islam, Alihbahasa Drs. Imron A.M.,
Bina Rmu, Cet. II, Surabaya, Tahun 1982, Holoman 79.
4
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Peradilan Islam, Cet. III. Bulan Bintang,
Jalcana, Tahun 19 70, Halaman 53.
5
IB ID.

4
(8) 'Ali ibn Yusuf Tasyifien memerintahkan kepada para qadhi,
bila memutuskan hukum mengundang empat orang ulama ke
mejelisnya untuk turut merundingkan hukum yang akan di-
tetapkan.6

(9) Jika tak ada sesuatu hadits yang dapat diriwayatkan kepada-
nya sesudah beliau (Abubakar Ash Shiddiq), beliau mengum-
pulkan ahli-ahli ilmu dan orang-orang yang terkemuka dari
para sahabat untuk berembuk dan berunding. Maka apa yang
disepakati oleh ahli-ahli perunding_an itu, itulah yang beliau
pergunakan untuk menetapkan hukum dan menyelesaikan
serta memutuskan khusumat. 7
(10) Jika beliau (Umar ibn Khattab) tidak mendapatkan (kete-
rangan) dalam Al Sunnah, beliau memeriksa penetapan Abu-
bakar. J ika ini juga beliau tidak dapati, barulah beilau ajak
ahli perundingan dari ahli-ahli perundingan itu. 11

)_,_J_,_uJ\~~~\~\ 6\ (s~'JJ_,i)- l\\J

' ('~'~) 9 • sUJ~~c


(11) Artinya: Yang dimaksud dengan fuqaha adalah para ahli fat-
wa yang adil walaupun hamba sahaya dan perempuan.

~.Jl!,,~~..wlJ~.:,\>'ol. ~IJ\;' - <..IYJ


-!.U.L. c.).-.:1 - ' wl JLS; .t.Ub};I ~-' G;J
- ~

...)~~_)Lui~__,_,~ ~~I~~_, (~I

6
1B1 D.
7
1B1 D.
8
1 Bl D.
9
Qalyubi, Khasyiyatani, Juz Ill, Musthafa Al Babi Al Halabi, Mew, Tahun 1956.
Halaman 302.

s
4 ·~A.U\~J__,.f"..)l!u}, ~~~~\_)\_!,\j
10. ~\

(12) Artinya : Al Hasan berkata, Rasulullah Saw. selalu bermusya-


warah. Allah telah menetapkan hukum musyawarah itu. Ra-
sulullah Saw. telah bermusyawarah mengenai tawanan pe-
rang Badar, maka beliau bermusyawarah dengan Abubakar
mengenai tebusan, dan beliau juga bermusyawarah dengan
Umar ra. mengenai pembunuhan (terhadap para tawanan
itu).

~lu\¥,IL>£-~Wl.:r.c)2"")1~ ~¥-'-O'J
~~~J-4\
...... 4J~\.l\ 0'6 ~~\.~~.)~
~_r?-~\0-0
... ~~..)~.) A.A.cilt,~\)\~' ~~
~-' ~" ~~.J_,.f' ~.lJ ..)~~\~ ~~-"
~jJ~)J~~
.... .. ~~.,J~~\
J.J(' jll~~.);Y.i~ ~J.U\#_J ~\:; ~
J(A...,rl:,.:;10\sfi\ ~~jll ~ ...~ i,)'t:_j~~\$P_)~
••

0U ~~Jll.J~li:.iU~~_.v\..:.,
~~ oe~~_j ~<i'!.~\ J\o~\ ~?
'~.~~
10
11 Ibid

6
(13) Artinya : Abdurrahrnan ibn Qasim meriwayatkan dari ayah-
nya, bahwa Abubakar ra. apabila mempunyai persoalan,
beliau bermusyawarah dengan para ahli ra'yu dan fuqaha,
bellau memanggil orang dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Beliau juga memanggil Umar, Utsman, 'Ali, Abdurrahrnan
ibn 'auf, Mu'adz ibn Jabal, Ubay ibn Ka'ab dan Zaid ibn Tsa-
bit. Abubakar menyelesaikan persoalan berdasarkan (mu-
syawarah itu), kemudian menyerahkannya kepada Umar dan
Umar memanggil mereka. Apabila mereka menyepakati
persoalan yang pelik itu, Umar mengajak mereka bermusya-
warah. J ika kebenaran telah jelas, maka ditetapkan hukum-
nya, dan jika belum jelas, maka persoalannya dikemudian-
kan sampai menjadi jelas. J ang~nlah bertaqlid kepada yang
lain karena d ia adalah mujtahid.
B. HUKUM MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM

U:O->~_,~\ o...P.--' ~~\~ ('""":'~-') - (.\)


Jlii 4.\JA} V'~u-'~~\)~ i..lJ.)~'
0~: ~~\~\J\i. (;4~\~ ~~\!,_j
~_, (~~<>ii•:,11A ~_,~~~ ~'
~_,L.JJ~\~\ .~~~~\ .)1\
1

,(}Ll-t}\J_j).~ ~~ ~-_,\ t..lz'-'' ~


(1) Artinya : (Disunnatkan) ketika terjadinya per.bedaan arat
pemeriksaan dan .pertentangan dalil-Oalil hukum agar para
hakim bermusyawarah dengan fuqaha mengingat finnan
AlJah, "Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."

1 .
Syekh Muhammad Syarbaini Al Khatib, Mughnil Muhtaj, Juz IV, Mwthafa Al
Babi Al Halabi, Mew, Tahun J958, Halaman . . . . . . • . • .

7
Al Hasan Al Basri berkata, "Rasulullah Saw. menganggap
cukup dengan musyawarah itu, akan tetapi beliau menghen-
daki agar menjadikan sunnah sebagai hukum. Adapun hukum
yang telah diketahui berdasarkan nash atau ijma' atau qiyas
jali, musyawarah itu tidak disunnatkan."

(2) Artinya : (Dan disunnatkan bennusyawarah dengan para fu-


qaha). Bennusyawarah dengan mereka adalah ketika adanya
perbedaan arah pemeriksaan dan pertentangan pendapat.

~~10o_,Lii_,~\~JJ~\~~-')-cJj
JLS>At;iJ.s~~I (J~\.J~~~\) ~L
3 :;A~\J~_;_,\.!,_, ~-'~~\~A.:~
(~~' j_;)
(3) Artinya : Sunnat bennusyawarah dengan fuqaha yang ama-
nah ketika terjadi perbedaan arah pemeriksaan dan perten-
tangan pendapat mengingat firman Allah kepada NabiNya
Saw., "Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."

~~: \)u (~,lb~\~\)~\ :~_,-©


~~"~-'~'4-' AJl~\ ~ ~)~\_jJ\
2
Ja/aluddin Muhammad ibn Ahmad Al Mahalli, Khasyiyatani, Juz IV, Tanpa Ta-
hun, Halaman 302.

Al Anshari, Kh~iyah AJ Jumal 'Ala Syarah Manh~, Juz Y,


3 Zakaritz, Darul Fl-
kri, Tanpa Tahun, Halaman 34 7.

8
4' (.JA~,~~_)__,\11,_,) 4 ..4'J ~ J~A.U\
<.~U-Jl_J~)
(4) Artinya : Antara lain bahwasanya mereka (Ahlul mazhab)
berkata, : Janganlah menetapkan hukum kecuali dengan
kahadiran para ahli ilmu dan memusyawarahkannya dengan
mereka, karena Allah Swt. berfirman kepada NabiNya, "Ber-
musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."

~\~~0\ ~i<~~'~') ~Q~j\i' - (0)

~~Jj::J'-!_, ~ ~J-•:,~_, ~~j,


~d~~_j<J\ n,i~· .....t; ~ ~ \:,\ ".,·;;, d1.) ~
,(;\..!.,_\\~~) s ~\
(5) Artinya : Sebagian mereka (ahlul rr:azhab) berpendapat, ke-
cuali jika dikhawatirkan dengan keberadaan (para ahli ilmu)
itu timbulnya kemudharatan dan l<acaunya hati hakim, dan
dengan dugaan terhadap mereka lLU akan berkurang pema-
haman hakim, maka saya lebih suka untuk tidak menduduk-
kan mereka dalam majelis.

~\.LU y.:>-, J,l:li Al)\~_) ( ~ \. ;;i\\j~ )- t~)


~--' ~~llb~\ 'QA\J,_)-'~ ~-'-"~c:J\
~~\J~_,~b_, L>"U\~.Ju\_,_)b~
~)tu. 0h'!I._, 0~-'--'~~\J~ ~-'
4
Jmam 'Alauddin Abil Hasan Ali ibn Khalil Al Tarablisi, Mu'inul Hukkam, Mus-
thofa Al Babi Al Halobi, Mesir. Tahun 1983, Holoman 19.

9
(6) Artinya ; (Imam Al Syafi'i yang mudah-mudahan Allah me-
ralunatNya), berkata, hakim lebih disukai mengadakan
musyawarah. Dan janganlah bermusyawarah mengenai urus-
annya, kecuali dengan orang yang mengetahui Kitab (Al
Qur-an), sunnah, atsar, qaul-qaul ulama, berakal dan menge-
tahui qiyas. Dan janganlah memalingkan pembicaraan dari
arahnya (Al Qur-an, sunnah, atsar dan lain-lain sebagainya
itu). Hal-ha] tersebut tidak akan ada pada seseorang, sehingga
Jebih dahuJu ia memahami bahasa Arab. Janganlah bermusya-
warah mengenai masaJah yang telah diijma'i, sehingga dia
menjadi dipercayai tentang agamanya, yaitu dia tidak mem-
punyai maksud kecuali maksud kebenaran.

W:.llly~~l&"~;JUL$',~4.)~\ -tYJ
~~~\.,~~IJ>~~t,;SI~ r4'1_; ~
~l~bJI J~ .~\...{!J J,..uU\I C.~-'
: -~l! ~~IJ-cµ\~ A..:l-'~&4->-'~.j :
~n,41'~_,UiJ,~~\~,,~h
.(;\J.....~\~) 7 ~
..
6
Al Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Idris Al Syafi'i, Al Um,Juz V, Tanpa Ta·
hun. Holoman . . . . . .
7
Syekh Muhammtxi Syarbaini Al Khatib, Mughnil Muhtaj, Juz JV, Musthafa Al
Bobi Al Ha/obi, Mesir, Tah!n 1958, Holoman ••..••••

10
(7) Artinya : Yang dimaksud dengan fuqaha adalah sekumpulan
para sahabat yang diterima fatwa mereka. Maka termasuk ~
ke dalamnya orang buta, hamba sahaya, perempuan, dan
tidak termasuk ke dalamnya orang yang fasiq dan jahil. Al
Qadhi. Al Husain berkata, "Janganlah diajak bennusyawarah
orang-orang selain mereka menurut yang lebih sah." Dia ber-
kata, "J ika hakirn menghadapi kasus-kasus yang sulit, mu-
syawarah itu adalah wajib. J ika tidak hanya sunnat saja.

(8) Disukai menghadirkan fuqaha dalam majelis hakirn untuk


bermusyawarah dengan mereka mengenai kasus-kasus yang
pelik mengingat firman Allah Swt, "Dan bermusyawarahlah
dengan mereka mengenai urusan itu."

C. HAL-HAL YANG DIMUSYAWARAHKAN

~->~-'_,k;J'~-'-' J~\~L:'~J - (\)


~- ....... s~!_.>_,l ;~ .:,\) ~.Llj~~I
()~\J~)

(1) Artinya : Disunnatkan ketika terjadinya perbedaan arah pe-


meriksaan dan pertentangan dalil hukum agar para hakim ber-
musyawarah dengan fuwaha'.

8
Syirazul Muhazzab.

1
Syek Muhammad Syarbaini Al Khatib. Mughnil Muhuj, Juz JV, Musthafa Al
Babi Al HaJabi, Mesir, Tahun 1958, Halaman • . . . . . . .

11
(2) Artinya : Dan bennusyawarah dengan mereka itu adalahjika
terjadi perbedaan arah pemeriksaan dan pertentangan penda-
pat.

~_) l_,:lj_JJ.a:J\~-' J~\~ ~-' - <JJ


(sya.IU.,~ l•':l. .:>\)~\~~~~I
3
., ..... ,.

,()lLl'~)

(3) Artinya : Sunnat bermusyawarah dengan fuqaha ketika ter-


jadi perbedaan arah pemeriksaan dan pertentangan pendapat.

~\ ~_u4~-' .. '' '' (_J\l;J\j\:!) - ~..t.>


~-' t;t_,_,~t ~_,A.U\y~ W\.c. ~t
4
. ' ' ........ ' ' . ' ~ ~' J~_, ~ ~-' L>'~A.~JI
()~\~)

( 4) Imam Al Syafi'i berkata, ........... dan janganlah bermu-


syawarah mengenai urusannya, kecuali dengan orang yang
mengetahui Kitab (Al Qur-an), sunnah, atsar, qaul-qaul ula-
ma, berakal dan mengetahui quyas.

2
Jaloluddin Muhammad ibn Ahmad Al Maha/Ii, Khasyiyatani, Juz JV, Tanpa Ta·
hun, Halaman 302.
3
Zakan·a Al Anshan·, Khasyiyatul JumaJ 'Ala Syarah Manhaj, Juz V, Dan1l Fikri,
Tanpa Tahun, Ha/aman 347.

4
.Imam Abi Abdi/Joh Muhammad ibn Idris Al Syafi'i, Al Um, Juz IV, Tanpa Ta·
hun, Ha/aman 207.

12
Jµ'..>L.,,,,, u,,~\Jt; ~U\J\i -<~>
~1~_,\\.a,~-'~.r~I f\.J.~
'<~~\~_) ~ ' ' ' ' ' '' ~~~\Al
(5) Artinya : Imam Al Syafi'i berkata, Al Hasan berkata, "Apa-
bila hakim menghadapi persoalan yang mengandung beberapa
arah dan kesamaran, pantasJah hakim itu bermusyawarah.

sIBID, Juz VII, Halaman 86.

13
BAB II
TENTANG KEPUTUSAN HAKIM

A. PENGERTIAN KEPUTUSAN DAN MACAMNYA


1. Pengertian menurut bahasa

(1) Artinya : Al Qadha dibaca bennad (panjang) artinya "kepu-


tusan'" dan Jama'nya Aqdhiyah seperti Qabaai dan Aqbiyah
- pakaian luar - artinya menurut asal ialah dikatakan untuk
menyempurnakan sesuatu dan menetapkan hukumnya,
menyelesaikannya dan menuntaskannya; dinamakan demi-
kian karena Hakim dimintakan untuk menyempurnakan
suatu urusan dan menetapkan hukumnya, menyelesaikannya
dan menuntaskannya.

(2). Artinya : Al Qadha yang dibaca dengan mad (panjang) arti-


nya : Keputusan hukum antara sesama manusia.

1 Al Kami/ Al Hai Ibrahim. lhmisyah bi Hasyiah Ki tab Al Anwar, Cet. J,jilid fl,
Januzliyah. Mesir. th. 1910, hal 390.
2 Zaluuiya Al An shary, Hamisyah Hasyiah JumaJ Sya.rah Al Manhaj, filid _.s,
h.aL 335. ~ -

14
~I ~~ti J~~~,<.i~s~i - l°1J
• A!> ~lJ ~\~ \.,
J--A~,~~L:J\w~ ~~ ~ ~ t~~
~ • .!.;... ~-' a..~-' ~-'
(3) Artinya : Al Qadha menurut asalnya dikatakan untuk me-
nyempumakan sesuatu dan menetapkan hukumnya, menye-
lesaikannya dan menuntaskannya; Dinamakan demikian
karena Hakim menyempurnakan sesuatu urusan dan mene-
tapkan hukumnya, menyelesaikannya dan menuntaskannya.

2. Pengertian menurut istilah syara·

~JuLo'""q J.1 ~ ~w ~ ~k ~J ~_, - <..t..>


• w4} l · ~'
4

(4). Artinya : Menurut istilah syara' yang dirnaksudkan dengan


Keputusan ialah memisahkan sengketa gugat dan menye-
lesaikan/memutuskan pertentangan.

:J Zakariya Al Anshary, Ibid, hal. 334.


4 /bnSyuhnah, Lisanul Hukkam, Musthafa al Babi Ill Halabi, Mew, Tahun 1973.
Halaman 218.

J Syarbaini Khathib, Mughnil Muhtaj, jilirf "'· hal. 272.

IS
(5). Artinya : Telah berkata Ibnu Abdissalam : Keputusan Hukum
yang dijalankan Hakim yang mempunyai kekuasaan; yaitu
menampakkan hukum syara' dalam suatu perbuatan hukum
terhadap orang yang diwajibkan kepadanya untuk menye-
Jesaikannya.

3. Macam Keputusan.

: ~ (1)

~_, cw'r ~l.Al, ~..)~lo__..__,


~~~~'.Pttj~ ~i :~_, ~u'
~--''· u.s:; ~~__JJo.!9
.. ~
, l:Al\~.~.
.. t_,.
~lo~ 'J.u\~ ~~-'1,,A\:,JI~\~ ~
~ .:4'-~ '·~.#' W\L_>A..,a~\~
~~ j_,. ~ ~ tf-•.~.c\l ~ ~j l.:.l.\ ~I
~.,, '~~Jl\, a\>-J ul:il~l~~~~
'~;J\~W~

~-~~~\,~lo....>~~;}•. ~':!,_,
6, 'AJ j~I
(6) Artinya : Hukum yaitu suatu putusan produk Hakim untuk
menyelesaikan perselisihan dan memutuskan persengketaan,
dan bentuk keputusan itu disebut : ·

6 Muhammad Salam Madzkur, Al Qadha Fil Islam, Fak. Syari'ah JAIN Sulllln
Ka/ijaga, Yogyakllrta, th. 1970, ha/. 17

16
a. Qadha flzam : Yaitu menetapkan hak/macam hukuman
kepada salah satu pihak dengan redaksi "Aku putuskan
atasmu demikian" atau menetapkan satu hak dengan
tindakan, seperti pembagian dengan paksa.
b. Qadhaut Tarki (penetapan berupa penolakan) seperti
ucapan Hakim kepada penggugat : Kamu tidak berhak
menuntut (barang itµ) dari tergugat, sebab kamu tidak
mampu membuktikan, dan atas sumpah tergugat.
Dan diktum keputusan hukum itu harus jelas dan kata-
katanya mengena (tepat) dalam menunjuki kepada
hukum yang diputuskan tersebut
4. Jalan Menetapkan Keputusan.

:~~~\u~\~_, -(~
.)~~) -\
o.)~' -r
~t
-.. -Y'
7
.~~H~)\Jb)\-i

(7). Artinya : Jalan menetapkan keputusan adalah :


I. Pengakuan
2. Kesaksian/pembuktian
3. Sumpah
4. Penetapan resmi/bukti autentik

7
Sayyid Sabiq, Filch Sunnah,Ji/id Ill, ha/. 420.

17
B. SIFA T KEPUTUSAN HAKIM.

, , , , , , ' ~\ Lfi_, - d>


~l~dl~ U\c01(u~ ~~13>-i}-'
\ \

uls'0iJj)J~_) ~Y-~\~J 4b\~_;~~_,


~ Y4~W\~~Y\'"fo"'.~~-P~\
I ~..)UJ IJ US".~ L:A.11 ~~ ..~ "4.. a:i_;u ..Ufa..

(l ). Artinya : 'Menurut pendapat pengarang Kitab Al Mahith ....


. . . . . . ................................... .
Terhadap hak para pihak yang dimenangkan perkaranya,
jika dia mengetahui, demikian juga pendapat dari Imam Abi
Hanifahjuga Muhammad yang dirahmati Allah bagi keduanya,
juga pendapat Abi Yusuf radhiallah baginya : Jika para
pihak yang dimenangkan perkara berkeyakinan haram,
sedangkan Hakim memutuskan halal, pihak yang dimenang·
kan perkara tersebut tidak boJeh meninggalkan pendapat
dia nya dengan pembolehan dari putusan Hakim tersebut;
tersebut juga daJam Kitab Al 'Amady.

lo)?- ('~~J~~J..=~~t:JI~ - tYJ


Ut: __jt; ~~10' ~ rto..l:: .JI ~.;J
.<'.' <. -· \ _\
u~W \~ ~.J ~\u~
_ <-",L,~G1
~Jc

~u~~¥-~'
...
l Syekh Al Imam Abil Walid Ibrahim Bi11 Abil Yaman Muhammad Bin Abil
Fadhil terkenal dengan nama lbn Syuhnah, Lisanul Hukkam Fi Makrifatil Ahkam fil
Ki tabil Mu'inul Hukkam, Daro/ Fikir, tahun J 982, ha/. 221.

18
~~t ~0-4 4l L:!!;,J ~ • ~, L_., ~
_;\:j\~ ~ Jj~,\.o:_,~
2.. .-oh..t_ _~
(2). Artinya: Putusan hakim tidak menghalalkan yang haram dan
tidak mengharamkan yang halal, berdalilkan hadist Ummi
Salamah bahwa nabi Saw. telah bersabda: Sesungguhnya aku
hanya seorang manusia, sedang kamu meng~jukan perkara
kepadaku, oleh karena itu, · barangkali sebagian kamu lebih
mengerti dan lebih mengetahui dari sebagian yang lain, maka
aku putuskan menurut apa yang aku dengar; Barang siapa
yang aku putuskan baginya dari hak saudaranya, maka
janganlah dia mengambilnya, karena yang aku putuskan itu
adalah sepotong dari api neraka.

J4.~-~\:_,I~ t.~~\~WI~~-' - tt>


,,s .y.JI ( l:; \., Ui:-~ ~ ~,l.~ ~~_,I I ~ }' .>\y:.t I
' .:>\~~A:,~ ~~~l:J\ ~J~~~
3 :u.)~ ~.... ~'~l<...
..... _. 1'\1a J:..t...
~~

(3). Artinya: Telahdiungkapkanolehlmam Syafi'i secara ijma':


Bahwasanya putusan hakim tidak menghalalkan yang haram.
Jika seseorang menggugat sesuatu hak kepada orang lain serta
mengemukakan saksi-saksi terhadap gugatannya itu dan
·hakim memutuskan perkara bagi penggugat, maka halal bagi-
nya untuk mengam bil hak yang diputuskan baginya, manaka-
la kesaksian yang dikemukakan/bukti yang dikemukakannya
adalah bukti yang benar.

2
Sayyid Sabiq, Fikh Sunnah, jlid Ill, Darul Bayan, Cet. Y, Kuwait, Tahun 19 71.
Halaman 410.
3
/BID.

19
~'\..o~ ~1;::-AJ.L....o~_) ,_::,,:;_, -(.t..)
~\J.\ cs~lo~J "y.J\ ~fa '1.l~ A:lµ~
~ ..;j~ c.>~\~ ( 9~.l~. :~A\W\ ~\s'\~J,
4,~~\ ~~ 'l<Jo ·~µL,
(4). Artinya : Suatu peristiwa/persoalan hukum bagi seseorang
yang hakim memutuskan perkara tidak menurut fatwa fuka-
ha, maka s~sungguhnya para pihak haruslah meninggalkan
fatwa tersebut kepada apa yang telah ditetapkan/diputuskan
hakim, jika persoalan tersebut berupa masalah khilafiah,
karena fatwa tidak dieksekusi sedang putusan dieksekusi;
demikian menurut Kitab Takmilatut Takmilah.

AJ t;t uJ& z,.t _;.:\ ~ l ·~_,_,_; ~ L.>\J; -(")


\
.._ .... J t ' -" l
~~,~ y.~
. -~ q I. - a o~ ...) ~- .l --~ "'4 4...J.,c.
..
#w,;:;_~~.).lh~ ~01~~~0iJJ
s ~ JY\..L1~~J~~1.1J A.f ~'F
~Yb.~ ~}_,J ~1-2'~-' Lo~~ wt..:>-1'
(5). Artinya : Ji.kalau seseorang memalsti.kan bukti terhadap
pihak lain serta para saksi mem1'erikan kesaksiannya bahwa
dia berhak seratus dinar dan hakim memutuskan menurut
kesaksian mereka, belumlah menghalalkan apa yang telah
diputuskan baginya untuk dimiliki (ambil), jika dia menge-
tahui ketiadaan haknya. Serta tidaklah memalingkan putusan

4 Jbnu Syuhnah, Loe Cit.


5
Al Imam Abi Abdillah Muhammad lbn Idris Al Syafii, Al Um, Ji/id VII, Taripa
Tahun, Halaman 36.

20
Hakim akan hak yang diketahui kepada pihak yang dime-
nangkan kepada kewajiban pihak yang dikalahkan. Serta
tidak menjadikan halal terhadap salah seorang dari keduanya
yang haram dan tidaklah yang haram bagi salah seorang dari
keduanya yang halal.

A-::.>ira 1J.lb ~r~__)JcvJJ~Ll:,~J_, - t'>


~L)r~~ (-~-~~L;J' J~ t.:,~-
u ~>-1_,J.k ~~~la~'~\~\ h ·''
.~~ ~_,;~_,Lf>\ ~u\
(6). Artinya : Jikalau seseorang memberikan kesaksian palsu
terhadap seseorang yang bahwa dia telah menjatuhkan
talak tiga terhadap isterinya, kemudian _hakim menceraikan
antara suami isteri tersebut, tidaklah halal bagi perempuan itu
untuk menikah selamanya, apabila dia mengetahui kesaksian
itu batal dan tidak halal juga bagi suami yang diceraikan
hakim itu untuk menikahi adik iparnya (adik isterinya), dan
tidak halal juga mengambil isteri keempat yang sama ke-
dudukannya dengan isteri yang diceraikan Hakim tadi.

~ ,Ao .~ >-J:>' J\.i - t..Y)


"tJ;bllo ~ t~'-' ~~' ~ ~~i
\ r_ •- bJ\ ~~~~ ~~, \~\.; \.:J:,\.,
~ "' -
~U.. 0)l.W~ #LA!l}d ot,.1 Jil!l

6
IBID.

21
_r1~ ~14)_J~-' ~· ~~44i ~~ c.)A
7.J,.__vy~ ~&-~J~u\~l{
f7). Artinya : Menurut pendapat Imam Abi Hanifah~ Jika putusan
hakim mengenai suat~ p_erikatan dan suatu pembatalan adalah
berlahir dan batin .... : ...............•............
Apabila kesaksian palsu diberikan kepada hakim dalam .
persoalan talaq kemudian Hakim memutuskannya, maka
terjadilah talaq dengan keputusan ~akirn tersebut. Dengan
demikian boleh baginya menikahi suami yang lain, begitu
juga saksi palsu tersebut boleh menikahi.nya.

C. SISTIMA TIKA KEPUTUSAN

1. Materi Keputusan

~-ll-=!!Y2 ;_,t ~~1;:::12!~-' -(\)


~~_)t~1~P' ~lAJ_,\ ~o~
~)1_,~ cl;.4\(_,i to->-~ ~b-=-~1_,, ~\
1.~~'
(I). Artinya : Bentuk keputusan Hakim ialah : "aku putuskan
hukum atau aku putuskan suatu putusan kewajiban bagi dia
terhadap si Pulan demikian, atau aku laksanakan hukum
dengannya, atau aku pasti.kan gugatannya akan hak, atau
lepasnya dia dari .suatu hak, atau aku bebankan engkau,
atau aku wajibkan engkau keluar dari pada (gugatannya).
7
Sayyid Sabiq, Op Ot, ha/. 411.

1
Jbnu Ziyad, Ghayatut Talkhish - Bughyatul Mustarsyidin, Sulalman Mar'i,
Singapura, th. 1952, ha/. 265.

22
~~ u; ~ L:~0: ~Ul\JL:i \~~ - '-">
:~;.~JlE ~ .c..~~~ U_;;;;J.11 \.\5~
~j_{'it~~s.. ~~~' ~w\sJ ~~
w~l,f~_,t~JA!wl~~~~
l

A:; .6J}.,~ ~' a_a-_,;, l~.nfi '~",·,,~\ 41~


(2). Artinya : Apabila Hakim telah berkata : Adalah ketetapanku
bahwa kewajiban orang ini terhadap orang ini sedemikian.
Adakah yang demikian itu menjadi keputusannya?
Menurut sebagian Ulama, adalah menjadi keputusan hukum.
Menurut pendapat Syamsu Aimmah Mahmud Al Auzajindie:
Hendaknya Hakim itu menyebutkan kata-kata "aku putus-
kan" atau "aku wajibkan suatu ketetapan" atau ,,aku laksa-
nakan suatu keputusan kepadamu". Demikian juga pendapat
An Nathifie rahimahullah dalam kasus tersebut.

~~~~_,t=.s;::.u__,;LJi~\J - <.i;
_JL;\~i ~" ~~~ L:~:.. JJ_,;~t,
~ ..:J..c._,fo.>.:..s:- ~Jf ~ ..L,:_.....s:-~ _ 1<>
3.~ ~~- ~~,· 4; ~ F--¥
(3). Artinya : Menurut pendapat pengarang Lisanul Hukkam,
Perkataan "aku putuskan''atau "aku wajibkan suatu ketetap-
2
lbnu Syuhnah, Lisanul Hukkam, Mustafa Al Babi Alttalabi, Mesir, Tahun 1973,
Halaman 221.

3
/BJD.

23
an" tidaklah menjadi suatu persyaratan dan bahwasanya
perkataan "ketetapanku" demikian sudah mencukupi,
apabila seorang Hakim berkata "pendapat yang kuat menurut
saya" atau "pendapat yang lebih sah menurut saya" atau
"menurut yang aku ketahui". Kesemuanya itu menunjukkan
kepada keputusan hukum. Demikian juga perkataan seorang
Hakim "aku bersaksi demikian", pun menunjukkan kepada
suatu keputusan hukum dari padanya~

, .,. -1.f- :, , ~ UJIJ_,.i : ~l,lA ·AJ~l~J\i _ (i>


~1 ~;~J ~-' ' ~t 4-.>_, ~~~~
~~ ,_;l>Jj~J-\~4~~\ i.)1 ~
__,µj~Pi uJt;...: -~~'\. ~W1r~
~L>_.;1~ ~ ~~~~bJJ Jl:;\~i;~\~_,
J\;) ~" ~ ~~ w~'i. ~...\.l\ ~ ~
J..tll J}.3-'~'rL ;2"1~_, 0.:>4.-!Jl..LI?
.l.:..o~uJY..i.:,}Jdi-' < ~u;:. ~ 0.;;.".l
4

'~_,.>\j.l\~t '"'~
( 4 ). Artinya : Menurut pendapat Syamsul Aim mah Al Halwanie,
Perkataan seorang Hakim "ketetapanku" adalah menunjuk-
kan kepada keputusan hukum, demikian pendapat yang
kami amalkan, tetapi yang lebih utama, Hakim itu hendaknya
menjelaskan penetapan itu berdasar~an bukti atau pengakuan;
Karena keputusan Hakim berdasarkan bukti berbeda dengan

4
JBID. holaman 221-222.

24
keputusan Hakim yang berdasarkan pengakuan. Dalain
suatu kebiasaan, apabila seorang hakim berkata bagi tergugat
,, Aku tidak berpendapat adanya hak penggugat ini padamu",
tidaklah merupakan keputusan hukum dari hakim tersebut,
demikian juga kalau seorang hakim berkata "sesudah kesaksi-
an dan sesudah tuntutan hukum terbebaslah ketentuan
kepada penggugat ada menun.juki kepada keputusan hukum".,
menurut satu pendapat yang demikian itu menurtjuki kepada
keputusan hukum karena memang urusan hakim tersebut
dalam menetapkan suatu kewajiban maupun keputusan
hukum.

l~0}WwlliJs:.~.Q,;J~1~~ -(o)
Jl ~1,._,~
... 4:>~__,, 4....::->~ -'~ ~yiJ(
AJ ~LJ\ °l',l" ..J4 ~~ ~ JL!')_, A.:>~J
~ ~ ~_, ~y I I - ~ &" .,ij ~_,_,' ~_,~
d.(:..-'

'~
&~_,~ly~~Jc.~~ \lli
~)~~ J~ ~ ~ yb_.<f\ l:Jb ~-"'
9-~~U.\*~'J-~ ~-'4~~'
~ LJ-4 p1.L-'-/~-' ~..tl.1 _ j ~ ~ ~ i
5. JJ~ l>-4-' ~ M.Lo
5 Allamah Al Fadhil wal lmamul Kamil Yum/ Ardabil, K.itab Al Anwar, jilid 11,
Mathba'ah Jamaliyah, Mesir, th. 1910, hal. 419.

25
(5). Artinya : Bentuk keputusan hukum itu seperti perkataan
seorang hakim ,,aku putuskan hukum kepada si Pulan terha-
dap si Pulan sedemikian" atau "aku pastikannya" atau "aku
melaksanakan keputusan kepadanya" atau "aku laksanakan
putusan kepadanya" atau aku tetapkan satu keputusan ke-
padanya atau "aku memutuskan membolehkannnya".
Kalau seorang hakim berkata "ketetapanku berdasarkan
bukti yang adil" a tau "sah menurut saya" a tau "jelas bagi
saya" atau "aku telah mendengar bukti dan aku menerima-
nya" yang demikian itu belumlah menunjukkan kepada
keputusan hukum.
Demikian juga apabila seorang hakim berkata ,,menurut
yang tertulis pada kitab putusan hukum yang sah untuk
dipedomani bagiku, maka aku menerima pendapat yang
seperti itu, dan aku pastikan beramal dengan pendapat ter-
sebut suatu kewajiban".
Hakim itu tidak boleh memutuskan keputusan terhadap
tergugat, kecuali setelah menanyakan penggugat serta tidak
boleh tidak didalam keputusan itu tertera jelas apa yang
diputuskan dan siapa yang dibebankan keputusan itu.

~~ti~~" ~u\.~~l.:Al1;:;:_, -<.1>


6

(6) Artinya : Keputusan hakim itu hams terperinci, jika belum


terperinci secara jelas maka putusan itu tidak sah.

~I~ l::SJI~_# Jc.~lo u~--"' - c.VJ


~..., ·"' ~~yl:SJ\~ ~-V.J e"'~-'
6
Jmam Alauddin Abil Htisan Ali bin Khalil At Tareb/iri, Mu'inul Hukkam,
Musthafa Al Babi Al Ha/abi, Mesir, Tahun 1973, Halaman 48.

26
~te~ K~u 4~~,,- ..._)1' ~
·~I..::.> l.;il-' y t:.)J I ~ ~l).I wi
1

(7). Artinya : Bahwasanya apabila seorang hakim berkata


menurut yang tertulis pada kitab putusan hukum yang sah
untuk dipedomani bagiku, maka aku menerima pendapat
yang seperti itu, dan aku pastikan beramal dengan pendapat
tersebut sebagai suatu kewajiban, tidaklah itu dinamakan
keputusan karena mengandung pengertian yang dimaksudkan
adalah untuk membenarkan kitab dan menetapkan hujjah.

2. Surat Hakim

~"· 4:' 04" \:iJUI $.) u:.:.WJ~--' -(AJ


~ ~~ ~\ ._;p;iJ.J~~ ~~ o~
JlySjL;~·c:x\~~\~_vU o~.J
...
._..\al
·- ..
~I ;;~ \-.:._,__;~j 0' ~_, 9" A.UIJ- <ill\ ~J
J\~x~~\0~-' ~J) ~-'u-o ~~\
~~L~·~ ~ ~ l:oJ\J\ ~Wl ~~4>.
.Y;:::_ ~ y\::SJI ulS ,:,~~;.-~ 4-!;:;_ ~--'~
,_}~ 0~~ ~IA!WIJ.!..U~~_;~
s . oJ ~ 1 ..b-\JG0 <l;>;::.t..
7
IBID.
8 Syekh Imam Abi Ishak Ibrahim bin Ali Ibn Yusuf Al Faizuri Abadi A.ry - Syaira-
zi, Al Muhazzab, Daarul Fikri, Hal. 304.

27
(8) Artinya : Seorang hakirn boleh menyurati hakim yang lain
menyampaikan apa yang telah diputuskan/ditetapkannya
untuk diputuskan hakirn tersebut menurut keputusannya;
serta boleh juga dia menyurati kepada hakim tersebut terha-
dap apa yang telah diputuskannya untuk dieksekusi, ·ber-
dalilkan hadist yang diriwayatkan oleh Adh Dhahak ibn
Qais ia berkata : ~asul Allah saw telah menulisiku yang me-
ngatakan bahwa isteri Asyim Adh-Dhahaby mewarisi diyat
suaminya. Masalah surat hakim ini dibutuhkan oleh ·hakim
lain terhadap apa yang telah diputuskan, baik untuk diputus-
kan menurut putusannya mau_~un untuk dieksekusinya
putusan haktm yang ditulis pada surat itu. Tulisan surat
hakim yang telah memutuskan hukum itu boleh digunakan
baik dalam jarak qashar yang dekat maupun yang jauh. Masa-
lah keputusan seorang hakim pada hakikatnya mengikat
semua orang untuk menjalankannya (menyelesaikannya).

3. Pengakuan Seorang Hakim

A.:./~~~ \£.u,W ~#~\Jl_i\~~- ,~)


0VJJ1 ~u c__»!I( ~ o_J).;::i!I µ p1ct\.c_
'~u~~Jl.9,,;,Jfa L>\_, ~oJ\)\'1i
.;}}~ i ~)A; p1 ~'.:it b-1 ~w\~ ~ 9
.~•

(9). Artinya : Apabila seorang hakim berkata "Aku telah memu-


tuskan hukum terhadap si Pulan sedemikian: diterima perka-
taannya karena dia memili.ki hukum, maka diterima juga
pengakuannya. Seperti juga pengakuan seorang suami yang

9
IBID, Halaman 305.

28
memiliki thalaq diterima pengakuannya, jika seorang hakim
yang telah dima'zul (pecat) mengatakan ,,aku telah putuskan
terhadap si Pulan sedemikian,,, tidak diterima pengakuannya
karena ia tidak memiliki hukum, lantas tidak juga merniliki
pengakuan.

D. PENYIMPANAN KEPUTUSAN HAKIM

(1 ). Artinya : Di Masa Bany Umayah, sebagian Kadhi telah meng-


ingatkan pentingnya penghimpunan putusan-putusan dan
pencatatannya, dan putusan pengadilan yang pertama kali
dicatat adalah putusan hukum yang dijatuhkan oleh Sulaim
bin 'Antar, Kadhi Mesir di Masa Khalifah Mu'awiyah bin Abi
Sufyan dalam kasus hart a peninggalan yang dipersengketakan,
dan telah pemah diputus dimasa lalu kemudian dipersengke-
takan kenibali, lalu diulangi pemeriksaannya dan diputuskan
lagi kemudian dicatat.

1 Muhammad Salam Madzkur, Al Qadha Fil Islam, hal. 4 9.

29
c:;-o~.ili 'J"~,..b-~~,~~\..o\ _,,.,
4l,)i,.a._, ' lil~ Y~-' W ~~~ ~l> ~
~~~\s"Ll_, ~ ~,,_,~~~
. ~'
-
~.) ~~ \j!> LJJL>-4 ~~L,fa llJ
~=4lf~ '.r'GTel.~~~~~1
--oi,b.)~~\\Y'U\~~ ~A •• ,~a3Ll
~bi>-4 \~~~\( ~_,~~ ~~'~' ~ }'-i,\
_2 .. \.cvs
(2). Artinya : Menurut Mazdhab Hanafie, apabila ada pihak yang
berperkara yang menghendaki dicatat, maka hukumnya
akan menjadi wajib, dan demikian pula menurut riwayat yang
sah dari madzhab Ahmad, oleh karena itu masalah penghim-
punan putusan dan pencatatan berita acara merupakan
masalah ijtihadiyah yang tidak ada satu nash agama yang
melarang atau memerintahkannya, maka pelaksanaannya
berjalan menurut kepentingan kemaslahatan manusia yang
ditetapkan oleh Penguasa, maka apabila diinstruksikan untuk
penghimpunannya maka menjadi suatu kewajiban menurut
syara'.

~\.:a\\~, ..~__, : L>~_, llJ ~\i - ('f)


~lu};J~~~L.5~~~o1
2·- Ibid, hal 4~

30
~ W ti ~ t=.3 IJ4,:. U'Jl5Abh,b.~ ~\.::.JI
~.:A!(~~~...\9~~u~ .JJSI
, ~\~_J~~I wt~~ ~4 0~~J
(3). Artinya : Menurut pendapat Al Mawardie : Hakim wajib
mencatat keputusan yang dibatalkan itu sebagaimana ia
mencatat keputusan hukum supaya pencatatan kedua itu
membatalkan yang pertama, sebagaimana keputusan kedua
membatalkan yang pertama. Kalau ia tidak mencatat, sesung-
guhnya tidak diharuskan pencatatan itu dengan pembatalan,
dan sesungguhnya pencatatan dipandang lebih utama.

E. PENOLAKAN KEPUTUSAN HUKUM

: j~~\J~: ,,L;a~~~'\ ~~~~ - ~b


~LU~~~ ~\~.JAJ(
~b~)y.,_, ~~~_, p-T~~Ll~
~J- U~\~\~~l
.. . u'~ ,(~ ) t~~1'\
~~U""k~~J-'~~..)4o
.t..o~!, ,~ ityµ\~\,,.~AA~i
I cl) ~0A ~~-'~.~ <4s\(O.l_,..).r
(1 ). Artinya : Putusan orang yang tidak mempunyai kecakapan
untuk menjadi hakim, menurut pendapat Ulama "semua
3
S)'arbaini Khatib, Mughni/ Muhtaj, Ji/id IV, Halaman 396.
1
Sayyid Sabiq, Fi.Ith Sunnah,/ilid lll, ha/. 399.

31
orang yang tidak cakap untuk memutuskan perkara, tidaklah
halal baginya untuk menetapkan keputusan hukum, jika dia
memutuskan perkara maka dia berdosa serta tidak boleh
melaksanakan keputusan hukumnya bail< tepat atau tidak
karena .ketetapan hak itu harus ittifak tidak keluar dari
pokok ketentuan syara', maka dia dianggap telah menyim-
pang dari semua putusannya, baik tepat atau tidak. Hukum-
hukumnya itu tertolak keseluruhannya, dan tidak sesuatupun
yang menjadi halangan dari yang demil<ian" .

..._ . :.>1.UJ~.~ ~I ~WI u1A1:4JI ~..,.,- <.~


t\ _.bJa~ ~ 4-:~~ cL:,~l.o~ ~
~4-=-.>- .1;_\.. ~ u"":l <fa -a~ ~ l:,__,.,. l..l \s'
LA\~ ~~~~ ~~ ~ll\ ~\
~-Y.b~J.1~~~~ b":l. 0~~1
(2). Artinya : Fuqaha' berpendapat, bahwa Hakim muqallid tidak
boleh memutuskan hukum berdasarkan pendapat diluar
rnadzhabnya, dan kalau dia rnemutuskan hukum berdasarkan
pendapat diluar madzhabnya, maka putusannya itu tidak
dapat dilaksanakan, baik karena lupa atau sengaja dan putus-
an seperti itu berhak dibatalkan. Karena berarti dia telah me-
mutuskan hukum berdasarkan pendapat yang batal dalam
pandangarmya.

2 Salam Madzkur, Al Qad.ha fiI Islam, hal. 110.


3 Salam Mad.zkur, ibid, hal. 106.

32
(3). Artinya : . . . . . . . . . . . . . Hakim tidak boleh memutuskan
perkara atas dasar kira-kira, jika sampai terjadi demikian,
maka keputusannya itu batal/tertolak, meskipun keputusan
itu telah mempunyai kekuatan hukum.

33
BAB Ill.
BATALNY A KEPUTUSAN HAKIM
A. MENYALAHI HUKUM MATERIIL

~~ ~ 0~{ 0~~4~ l:;J1;;;::.\~\_, - '"


~U"'~-'lt..~~J' l.: ,.Jt._,\ yb)j\cJaJ
1 ' 1~···
, ,, O~J~A_,a<zJ

(1) Artinya : Apabila hakirn menjatuhkan putusan dengan ijti-


hadnya sendiri, dan temyata keputUsannya tersebut berten-
tangan dengan nash kitab (Qur-an) atau sunnah, atau ijma',
atau qiyas jaly, maka keputusannya mertjadi batal, baik ia se-
bagai hakirn maupun bukan hakim.

~~!.'.lt._6~\,\~1--4-~ ~~,~~ - t'V


2
. , ,. 4...~ao) ~~ µ.1
(2) Artinya : Apabila hakim memutuskan sesuatu kemudian di-
dapati keputusannya menyalahi nash, ikma' a tau qiyas jaly,
maka keputusannya dibatalkan.

1
A.sy Sye/ch Muhamad Az Zuhry Al Ghmarawy, Anwarul Masalik, Syarah 'Umda-
tus Salik Wa 'uddatus-Naasik, Cetakan kedua, Syirkah Maktabali Musthafa Al Halaby Me-
ar, Tahun 136 7 - 1948.
2Jalaluddin, Al M2hally_ 'Ala_a_Minhajuth 111alibin Juz ke empat, lzalaman 304. Si·
ngapura.

34
~".)"~1'' t_U.:-~t,\ ~\~ ~l..jl~__,\
~'~\~<a--u ~ ~~w~~ \~~
3

.~s~\ u4~1
~3) Artinya: Apabila hakim memutuskan suatu perkara, kemu-
dian keputusannya menyalahi nash, baik dari Kitab, Sunnah
sahhihah bagi hakim mujtahid atau nash Imam bagi muqallid
atau menyalahi ijma' maupun qiyasjaly, maka keputusannya
meajadi batal, dalam arti tidak ada hukumnya.

(4) Artinya : Kalau Qadhi diangkat dengan ketentuan harus me-


milih pendapat yang sah dari madzhabnya (seperti di masa
kita sekarang ini) adalah suatu pembatasan yang tidak diper-
selisihkan. Tetapi apabila pembatasan itu harus memilih pen-
dapat yang dhaif, maka hal tersebut secara tidak diperselisih-
kan mertjadi tidak sah putusannya.

~ l::,1; ~ ~ uJ\:.- \~ \ A Y2 o\ ~ \..( \-' _ (9)


s. ~vu y_, \t.Lr. \_,I ~
(5) Artinya : Pembatalan putusan itu hanya bisa terjadi, apabila
sudahjelas menyalahi nash yang qath'ie, ijma' atau qiyas.
31 bid•. ·
4Salam Madkur, (Al-Qadla' fil Islam, Darunnahdatil Arabiah h. 112).

51 bid.

35
((o\L>°/r;_~\J AA\b.\~l>_,>.,.'>> - t\)
~- ....\\,I ~ \.:..jj'1 u-- ~ ~ \o.. \~i _µ\.> t
~~\JJ\,~\£.cP'~ t..~?f L,'
(6) Artinya : Menurut Ahmad dan Syafi'e, bahwa keputusan
yang menyalahi nash Al Kitab atau As Sunnah atau jjma' te-
tap batal.

~ ,...i~--.:>~ { o.:i~~ ~ \~i_, - (V)

~_,_,... "40 4; l-:- U"' ~-' \ l.; •..\ \_, \ y ~I


7 .w~~
"'
(7) Artinya : Apabila hakim menjatuhkan putusan dengan ijti-
hadnya, kemudian temyata menyalahi nash kitab atau sun-
nah atau ijma' a tau qiyas jaly, maka putusannya menjadi ba-
tal, juga putusan yang lainnya, kecuali menyalahi qiyas khafi.

, '..>~~o[,\~~~Jo\;~\~\_, - (A)

-----~ w..__,I W:¥.u .:i lf' J:.AI~ &< ~


c_\z:t,\o~ ~~\ l~ ·"~\ y~l>A J4l
.Ufa..)W.l_,.iu~-:1 <)\ u~ ~ ll"~-91
8

6Ibnu Quddamah Al Mughni. Juzu • 6 h. 56)


1An Nawawi. Zakariya (Matan Minhaj juz 4 h. 296) Syekh Zakariya Al- Ansliory.
(Hasyiyah Al Ju1111Jl ala syarhi Manhaj Juzu • 5 h. 351 Darul F'ikri.
1
Sy~kh Zakaria Al·Anshari, lbsijujah Al Jumal Ala Syarhi Marhai,Jilid V, Darul
Fikri. Halaman 351.

36
(8) Artinya: Apabila hakim memutuskan dengan ijtihadnya
atau dengan taqlid, kemudian keputusannya ternyata tidak
sesuai bagi orang yang tidak diterima kesaksiannya seperti
terdiri dua orang hamba atau menyalahi nash kitab atau sun-
nah atau nash yang ditaqlidi (diikuti) atau menyalahi ijma'
atau pun qiyas jaly, maka keputusannya sama dengan tidak
ada. Artinya batallah putusan tersebut dan juga keputusan
yang lainnya.

~\,k;Ll'i:{::if oJ.k-v-v1 ~~J=aii,;!. - (\)


9. A.:..s:-~)1 '-: ~
(9) Artinya : Setiap putusan yang nampak kesalahannya menjadi
batal karena kesalahan itu wajib diralatnya/dibenarkannya.

Jd'Uj~~ ~bAJ\ clllo~~-' - c)')


10

~\l)l~l~ulJc~~;:;:J6=.
(10) Artinya: Diriwayatkan oleh Im~m Malik : Bahwa ia sepakat
dengan kedua pendapat yang menyatakan bahwa bolehnya
dibatalkan suatu putusan yang salah, tetapi pembatalan itu
. harus dari hakim itu yang memutus itu sendiri.

9Salam Madkur, AI Qadla' Fil Islam, Alih Bahasa lmron AM. Peradilan Islam, Ce-
takan kedua, Bina ilmu 1h. 1982, &lrabaya.

10/bid.

37
B. MENYALAHI HUKUM FORMIL

(I) Artinya : Apabila yang menjadi pokok perselisihan itu masa-


lah kepatutan hakim untuk memutuskan hukum dalam suatu
perkara seperti temyata bahwa salah satu pihak yang berper-
kara itu adalah ayahnya sendiri atau isterinya, yang termasuk
para kerabatnya dengan hakim itu, maka dapat menyeba bkan
kecenderungan untuk membela dan memutuskan untuk ke-
maslahatan mereka atau antara hakim dan salah satu yang
berperkara itu ada rasa permusuhan, lalu memutuskan hukum
dengan mengadakan pihak tersebut, maka putusan itu adalah
batal dan tidak dapat dilaksanakan serta wajib pemeriksaan-
nya oleh hakim lain.
Dan apabila putusan hakim yang pertama itu dibatalkan atau
dilanjutkan maka putusan kedua itu tidak boleh dibatalkan.

1Muhammad Salam Madkur, AJ-Qadla' Fil Islam, (Alih balrasa /mra11 AM. "Per·
adilan Islam", Cetakan kedua, Bina flmu Tahun, 1982, Surabaya.

38
_,\~ .Glu4(...uLl. o~~~u'--' -JJ
A.o.~ ~ 't. b;l)L> ~.:J ~~ ,$21l)•a"4\~ \(
.t ?--J{ ~~~4 ~) -l,04\ ' . ·~ u l

·~~~'
(2) Artinya : Apabila hakirn menjatuhkan putusan berdasarkan
seorang saksi, yang lalu temyata saksi itu seorang hamba atau
seorang ka fir, maka kepu tusan itu hams diba talkan, karena
·kesalahan hukumnya sudah meyakinkan. Kewajiban memba-
talkannya sebagaimana hakim memutuskan dengan Utihad-
nya, yang temyata menyalahi nash.

~~o~( ~1 o~~~WIF\.:i\ _ ,'J


J} ~--~~r 0-'~kJ\ ~J._c,.~k'~~
-
__;...I~ L:A! ~ ~ uy)_, . .U::oa a·,~~
3~ ~\~:ui
(3) Artinya : Apabila qadhi menjatuhkan putusannya berdasar-
-
kan dua -orang saksi, dan temyata kedua orang saksi itu ham-
ba sahaya atau keduanya kafir ataupun masih kanak-kanak
atau keduanya fisik, maka keputusannya batal. Dan kalau ke-
putusan itu diajukan kepada hakim lain, juga tetap akan di-
batalkan.

2
Asy Syairazy, Al-Muhadzab, Fi Fiqhil Imam .Asy Syafi'ie, Darul-Ma nfah, Bei-
rut-Lubnan, Tahun 1379-1959.
3
Yuruf Al Ardzaabily, K.itab Al Anwar, Juz II, Halaman 379, Cetakan kesatu,
Tahun 1328- 1910, Metir.

39
Aul Jc.,,~\ ~..lo ';!.uUyS~-' - c!->
'-"'w1~;:::1.;. ~__,r-4.;;J ~~~J..c.
~ <.YL~
'
~~j,~~j~~_,~~\~J~lA ~'-'
~~ ~jJ\,·4lb! .1~)~~~~~4,~~
._. .;J.k.~·'~fjj\~ ~_j .b'7 ,~··~~
4' l;j_;j\
(4) Artinya : Keputusan peradilan tidak boleh terikat semata-
mata dengan madzhabnya, sebagaimana Firman Allah :

"Putuskan/hukumkanlah diantara manusia dengan hak."

Kata "Hak" itu sebagai dalil yang menunjukkan bahwa kepu-


tusan itu tidak dinyatakan semata-mata dalam madzhabnya.
Jadi kalau peradilan itu mengikuti ketentuan ini, kacaulah ke-
kuasaan itu, karena adanya ikatan dengan ketentuan itu. Dan
rusaknya syarat berarti rusaklah kekuasaan.
nya syata t berarti rusaklah kekuasaan.

AutJc,,w1..ijA)Jo s:.iJ1~.~__, -(0)


'-'"'bl\~~~: J~~ ~~A •..a1J..<.
~ ~ ~ ~ di~_, J.:-1 ..UI ~J~l. ~!J
4 An Nawawy, Al-Imam, Takmilatul-M.ajmu',Juz 20, halaman, 128.

40
(5) Artinya ; Tidak boleh menjatuhkan putusan selain apa yang
diturunkan Allah atas lisan UtusanNya Saw, itulah hale. Se-
lain itu adalah penyimpangan dan dhalim, apabila ha.kim
meQjatuhkan putusan dengannya berarti rusak/batal.

~~~ 1~~~p4~\cJc~'~' -J)


_)~ ua--o~ ~~~~·~~ ~-VJ.c-
6 ·~\U_)~
(6) Artinya; Apabila hakim memutuskan/menceraikan suami
yang ghaib karena tidak mampu memberikan nafkah atas
isterinya, maka putusan itu tidak dapat dilaksanakan menu-
rut pendapat yang sah dan harus dibatalkan karena seharus-
nya dihadirkan saksi-saksi.

Jo;~~r51.:L~0iJc~~\~~--' -c.YJ
~~_,\:,\~~_, : Jan._~: ~-1.,A ~_)'~
~~ ~I ~1_,' ~l,:oJJ.,\ t_U.:-~IJ~
~w.1:::,~ ~_,JL.,.)'; ~~J~_, 0"~1
.t__~~IJJ.l>~~lu_,:l till .ij<
5Jbnu Hazm, AL MUHALLA, Juz 9 Halaman 362.

6Muliammad Salam Madkur, Al-Qadla' Fil Islam, Darun Nahdlatil Arabiyyati,


Kairo. Diperbanyak oleh Fakultas Syari'alr IAIN Sunan Ka/ijaga Jokjakarta, Tahun 1970.

41
r-"~J I~ .ij<JUI : ~uY_) ~.lo~\ 0~
-~-1~~~ ~4.¥lulo_r-l:t i~I
oµ~ J~~JuiJc.,.~ r<l-44F~
~~\Jcl.oJ. ~ o-~L,. o~'5l~~~1-:l!J
• o~~ ~o,.01S0~ ~~\~ l··1°Q;,·,
, ~~\·;UW\~i;;J\Ll~J~_,
~--' uI : Jl;'W c::~l>-::>P. f\_ ~ ~
L ~al.la; aYG ~ Jlk ~-u J.Yib ~
,JYJJI r-»1 ~~~l.9 ~l,i~~
~~_Ly.I~ r5C~__,..:_ilo_,\..::zlA \~t;
~u~ ~}_joj\J~Jc b~ ~l:v,QA>
-G.~I~~ ..b~\L,b" 1.::i_l9 • ~ _) &.k:i lfI
,U,--.f1& ~\j,~u\~~ 4~~
~-'~~l':tJUI~ ~l~J.,O.!•dl~
·u~)_, L>~~I 0~_,lJ_, ~~i c'-'~\
·7

,w~J'
-
... .
~~~

7Jmam 'Alauddin.Al Hanafy, Mn,ienul Hukkaam,Juz I Holoman 29. Daro/ Fikri.

42
(7) Artinya: Para Ulama telah menetapkan bahwa keputusan
hakim tidak bisa ditetapkan dalam empat macam dan menja-
di batal karenanya, yaitu :
I. Apabila keputusan hakim menyalahi ijma' atau kaidah-
kaidah atau nash jaly maupun qiyas. Seperti apabila sese-
orang hakim memutuskan bahwa ahli waris itu semuanya_
bagi saudara laki-laki selain kakek. Demikian itu menyalahi
ijma'. Karena sesungguhnya ada dua p.endapat 'ulama :
yaitu harta semuanya untuk kakek atau dibagi-bagikan
bagi saudara laki. Adapun terhalangnya kakek secara ke-
seluruhan tidak ada seorangpun yang berpendapat. Apa-
bila ia memutuskan bahwa saudara lelaki itu mendekati
anak jurusan kelakian, sedangkan kakek mendeka ti pihak
kebapakan. J adi pihak anak laki-laki didahulukan a tas pi-
hak kebapakan, keputusan semacam itu kami batalkan se-
kalipun.ia seorang mufti yang tidak muqallid.
2. Kemudian misal yang menyalahi kaidah-kaidah adalah
masalah as Surijiyah : Yaitu bila seorang hakim menjatuh-
kan ketetapan nikah terhadap pernyataan orang : "Apa-
bila jatuh talakku atasmu, kamu tertalak tiga sebelumnya,
lalu ia mentalaknya tiga atau kurang dari tiga; Menurut
pendapat yang sah bagi mereka adalah ditetapkan ta1ak
tiga, kemudian kalau si isteri meninggal dunia atau si sua-
mi yang meninggal dunia dan hakim menetapkan kewaris-
an itu di antara keduanya, maka kepu tusan itu kami batal-
kan, karena ia menyalahi kaidah-kaidah, karena sesung-
guhnya di antara kaidah-kaidah syara' adalah keabsahan
bertemunya syarat dengan masyrut, sebab hikmahnya
akan terlihat adanya kaidah tersebut. Apabila syarat tidak
absah bertemunya dengan masyru t berarti tidak sah pula
dalam syara' sebagai syarat. Karena itu harus dibatalkan
keputusan tentang masalah as Surijiyyah, dalam contoh
di atas.
Sedang yang dua lagi (yaitu nash jaly dan qiyas) tidak
memerlukan tamtsil di dalamnya karena dipandang sudah
cukup jelas.

43
u.4~£·p1;:;:...u1 .Ll.J.LJ_,;·~ ".i -~-;;~-c"'
, ::,t ~-LJli,~t,) (.)""l;J,1 ~~\LAJ\=-\~\
~ts..~ ul(l~lt..\ .~c::.1u0.JLu ~~t
~J)l~_)b :_;,_, u~\~) Pu~,;,;~~
wliWJ~l>iJI J"a c: ~ ~~lS'~U:-\
..u:.\_;AJI J~~lyl;~_, l]L,:.1.1.J ~U
·s
lw~~\_, J"~lJ
(8) Artinya : "Penjelasan" makna pendapat Ulama, bahwa ke-
putusan hakim bisa dibatalkan, yakni apabila menyalahi kai-
dah-kaidah atau qiyas maupun nash. Yaitu apabila tidak me-
nyalahi pendapat yang rajih/kuat, tetapijika hal tersebut ber-
tentangan dengan pendapat yang kuat, tidak bisa dibatalkan,
karena adanya kecocokan menyalahi pendapat yang kuat itu
berarti ijma•; seperti mengadili sahnya akad qiradl, musaqat/
siraman, salm dan khiwalah dan sebagainya, kesemuanya itu
bertentangan dengan kaidah-kaidah, nash-nash dan qiyas-
q1yas.

~~~ ~l~t..la-:-~lc)4.JliY.\~_,. (C\ l


.9. ~J.!Jj, ~i)J J~
(9) Artinya; Menurut lbnu Ash Shalah, telah sepakat bahwa ke-
putusan itu tidak boleh bertentangan dengan pendapat
madzhab yang kuat.

81 b id, halaman 29.

9Ba AIM?!, Abdu"ahman bin Muhamad bin Husen bin Umar, Bughyatul Mustusyi·
din, Mak ta bah Nabhan, 5Urabaya - Indonesia, Juz II h. 274.

44
.t...l.\~~ ~~\µ\_,\~ l:o.ll ~ -l'~
J~L, ,~t._) LJJ~L>AJ5~0a4~:~ ~
~~\J~~~~: ~\

(10) Artinya: Keputusan seorang hakim atau seorang mufti yang


adil tidak boleh menyalahi ketentuan/nash imarnnya (pem~
rintahannya). Setiap keputusan yang menyimpang dari nash
imamnya adalah batal.
Di dalam k.itab Tuhfah ditegaskan bahwa keputusan orang
yang belum mendalami ilmunya yakni dengan menyalahi pen-
dapat yang mu 'tamad dalam madzhabnya juga batal.

f'~ J \ o~~\ o\~U J~':-=:-\'--~\_,- ~\\)


J;.l~&~u1S0l9~1 ~i .J u4 { ~ p
.~l<~~1L4.

t~~ .p1~oiµ'vul?lbt...k-'~O,
\

.{UIJ~IL<-.~;::-1... J\J
:_j\.; ~~ ~ .wi ~ _)~~t.>J_) Q,
:-9"..r~IJI ~ 1-;. 4JIJI .;:,_y.lb'.)_,
~ ,,,g) u...- ~>J;
. \ ~~#'w
.. &·,(~
l ....
.... ~

101 bid. Holoman 274.

4S
( 11) Artinya : Kalau hakim berijtihad untuk melakukan/melaksa-
nakan ~jtihadnya atas suatu hukum, kemudian memutuskan
dengannya, lalu nampak baginya suatu kesalahan; kalau kesa-
lahannya itu menyalahi dalil yang qath'iy seperti nash, ijma'/
qiyas jaly, keputusan itu dibatalkan. Sesuai dengan firman
Allah ''Dan hendaklah kamu menghukum di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah'>.
Sesuai pula hadis riwayat Umar ra. sesungguhnya ia berkata :
Kembalikanlah kebodohan itu kepada sunnah Rasul. Kemudi-
an beliau mengirim surat kepada Abu Musa dengan pesannya:
Janganlah keputusan yang kamu berikan itu menjadi pengha-
lang kamu untuk ditinjau kembali oleh dirimu sendiri, maka
kamu akan diberi petunjuk, karena kebenaranmu kembali ke-
pada yang hak. Sesungguhnya yang hak itu qadim yang tidak
bisa dibatalkan oleh sesuatu, dan sesungguhnya kembali ke-
pada yang hak itu lebih utama daripada berpegang terhadap
kebatilan, karena yang batil itu merusak hukum/keputusan
tanpa alasan di dalamnya, oleh karena itu wajib dibatalkan. -.

~'.~-<.,.;'
-~; ~~ ~~ ~·U'°
& ~ ~ i t - (.,1~
Li ~--"-'
.... ' \ .., •

~lJ:I_)~~-' ovLJ\ o..u_,~~I


J ~ \J.'ci\~ ~ W\ ~~ ~ ~\ ~. fA_j
J-> Lii:JI c.~ k-' .il) I (I &! ~J.::e_J J=jJI

11
Asy Syirazy, Al Muhdzab,Juz II halaman 297.

46
{12) Artinya: Apabila hakim menjatuhkan putusan dengan kete-
tapan sahnya nikah seorang suami yang hilang sesudah empat
tahun dan keabsahan masa iddahnya, dan menghilangkan khi-
yar majlis, menghilangkan akad jual bell 'arayaa, menghindari
qishas karena hukuman berat dalam pembunuhan, mengesah-
kan jual-beli ummul walad, mengabsahkan nikah syighar, me-
ngabsahkan nikah mut'ah, mengharamkan radla' sesudah dua
tahun dan sepadannya seperti membolehkan orang Islam
membunuh orang kafir dzimmi, memperlakukan hak waris
antara muslim dengan sikafir, keputusan semacam itu harus
dibatalkan.

h >-\_,~\~~Li~~~_) -c)'1)
1

~ i \..ol_; ,a .J\~ L.>'6, .)\ J.k Y ~


....

(13) Artinya : Kalau suatu daerah/wilayah tidak ada hakim, ke-


mudian penduduknya bertaqlid kepada seseorang di antara
mereka, maka keputusannya itu batal, apabila pada saat itu
ada suatu pemerin tahan.

~ U?J\ J.A\__, ~b-' ~i., ~~ dd't\ ~\ L;·!) ~_, - <Jl)


.}?> j. 0.;) ~\U-C tr--)U · .e,Pl ~,J.I
12
Zakariya, Al Ans/wry, Hasyiyah AI Jumal 'ala Syarhil Minhaj, Juz V, Hawman
351, Darul Fikri.
13
1 bid, h. 336.

47
\~\J o~ 4s1J 4 ~ - ,~ :., r4==>.L\ u~ ~!_,A~'
~Lu~~P\t4 ,-¢+~.l-4 JD~"~'~__)
p:10 "!.~.~I~~ U"' WlJ .;)~l
!_,.x; ~_,~\ ~ ~ v~ 0 .. .JJ\ J-:..i ~~"~J\c::-..J \~\
14,w~~
(14) Art in ya : Ibnul Musyayyab Al 'Auza'ie dan Ahlu Dhohier
berpendapat, bahwa batalnya suatu keputusan itu bila terjadi
pencabutan kembali tentang kesaksian dalam setiap perkara.
Karena hukum itu ditetapkan berdasarkan keterangan saksi.
Jika mereka mencabut kesaksian, hilanglah (gugurlah) kepu-
tusan hukum. Demikian pula halnya untuk setiap perkara hu-
dud, qishas menurut sebagian pendapat Fukaha dengan kepu-
tusan itu tidak dapat djjalankan apabila para saksi itu menca-
but kesaksian mereka sebelum dilaksanakan, karena keputus-
an hukum dalam perkara pidana menolak adanya syubhat .

..&IJ.:,:. I~ ~~np1 ~~J # -~ '· ,,•.o.-v - ~o>


~--'. ~~-' . ~ ~-> uU~J,l
4 . ,pi~:i ~.J.J~.A j ~~ h r.\.o

IS ~<L;>~\'.:1\ ~\ ~ "'~-'
~15) Artinya : Tidak boleh merdatuhkan putusan, selain dari apa
yang diturunkan Allah atas lisan UtusanNya Saw. dan itulah

14s. Sabiq, Fiqhus Sunnah,Juz //, Halama11408. Tahun

15Jbnu Hazm, Al Muhallaa. Juz IX. Halaman 362.

48
yang hak. Sela in dari itu adalah menyimpang dan dhalim, ti-
dak boleh menghukumnya. Dan apabila seorang hakim
memutuskannya, selamanya batal dan rusak.

(16) Artinya : Apabila Hakim menjatuhkan putusan tentang sah-


nya nikah mut'ah, karena semata-mata berpegang pada pen-
dapat Ibnu Abbas, maka putusan tersebut hams dibatal.kan,
sebab nikah mut'ah itu hukumnya dimansukh. Ibn Abbas
sendiri berdasar riwayat yang absah telah meralat pendapat
yang menyatakan bolehnya nikah mut'ah.

r~~_e~ A.;.,J! ~~~ ~\_;\ - QYJ


17. ~41~~--' uao:!,P'l~ 6-.J:. \~\-l:,ij
(17) Artinya : Apabila hakim telah menjatuhkan putuse.n untuk
menceraik.an suami yang impoten (lemah syahwat) tanpa
memberikan tempo satu tahun lebih dahulu kepada pihak
suaminya, maka keputusannya harus dibatalkan, kemudian
bagi pihak suami diberi tempo selama satu tahun.

4.-~~ c__vl' A.,?:.)~~~~\~\ - (\~


~ti 4; L;o_,.Yu.. o~.X_J\~ ~_J ~-~-> ·:t a1latJ
16Mulrammad Salam Madkur, Al-Qadla' Fil lslam,a/ih balrasa, Jmran .AJ,f. Cetak·
an kedua ta/run 1982. Bina Rmu, Surabaya, halanum 85.
17
1 bid.

49
\ l ~ \ .\, t m~·" : A pahila hak irn mcnjatuhkan putusan dengan tidak
""""~'·suhkan thalak nd'ic hagi istcri yang ditalak raj'ie dan
m:tsah di du lam id da h lanpa rid Ian ya, maka kepu tusan itu di-
''•tta lk:m knn.~na mcnyalahi f1rman AIJah Swt. yang berbunyi:
Suami nwn·ka itu lcbih bcrhak untuk meruju'nya.

'~ 1 . - /~It .Ja~


A 40..JJ..~~~,

~~ , J..#16_;.\)1>.J:I I~ l:JlfiJ - ll,_,


~ ~L; '~ ";)J_i_J 4 ,'~lAJ~~\~\
./J ~j ~~~Jl-9.L.J~;::
'~~4~
~ PW1d-''4~W ~tl.l\L.i
~HA Ll ~ l> !> ~ w~ { "J'}-- ~"1.r.
1o,c.W~~-~
~J,~1,0~ -Cy~ c.)~aO~ b...\.o-?__jt;

~_>!_4-J~~ '~' ~ ~~~,L.:-'~-'


,~l<~~~'

so
(19) Artinya: Qadi Abu Bakar Al Razy menyatakan, apabila ha-
kim menjatuhkan putusan yang menyalahi pendapat madzhab-
nya karena kelalaiannya, masih diperselisihkan. Tetapi apabi-
la hakim memutuskan dengan menyalahi ketentuan rn adzhab-
nya·secara sengaja, maka keputusannya tidak boleh dilaksana-
kan secara ijma'.
Adapun kadi yang tidak dapat berijtihad ketika menjatuhkan
putusan, kemudian ia memakai ijtihadnya orang lain. Lalu
pendapat orang lain itu bertentangan dengan apa yang dipu-
tuskan, apakah keputusan itu dibatalkannya?
Menurut Muhammad, keputusan itu dibatalkan. Karena ijti-
hadnya di dalam hak kewajiban mengadili itu menduduki ke-
dudukan nash, sedangkan kewajiban rnengadili itu harus se-
perti nash. J adi apabila ia rnengadili dengan pendapatnya ke-
mudian temyata nash bertentangan dengan ijtihadnya, maka
keputusan itu batal. Demikianlah pendapat ini. Tetapi menu-
rut Abu Yusuf : Keputusan itu tidak dibatalkan. Lihatlah Al
Muhieth .

.)_;o.a11:6:-_,J ~~ uP'-' ~__,J : ~ - <.'I'·)


..J ~ >-~_,) o:_ujl_, ~ e:-:->_) 1~ ~ ~~

J.:ul\J~W1~__,\ ~L>-J\&. ~J1 ~


:u:l'c~_,\__)l;lWJ c~ ~ Lt.J)\(' ~- -~__,\
_,, t_{~~j:J_,, ~~~ t.~J1 ":to~-'\
19Mu'i11ul Huk.kam,hol. 30,juz I

51
J.. .. ,.\.! u~ 4_, J ~-'~ l( ~ c..!.1_)~
J ojl.;.a!~~.l~\.Y'\.:.J\ o.lLJ\ \.l~l
20' o_-\\~l\~ JjU- ¥ ~ _;

(20) Artinya : Betul, apabila hakim menjatuhkan putusan dengan


keabsahan nikahnya seorang suami yang hilang sesudah lewat
empat tahun, dan keabsahan masa iddahnya, atau meniada-
kan khiyar majlis, maupun maniadakanjual beli 'arayaa, atau
menghindari qishas di dalam hukuman yang. dianggap berat
atau ·sahnya jual-beli umul-walad, atau mengesahkan ni.kah
syighar, nikah mut'ah, mengharamkan radla' sesudah dua ta-
hun, memberi keputusan tentang bolehnya orang Islam mem-
bunuh kafir dzimmy atau menetapkan warisan antara kafir
<Jan muslim atau menggunakan kaidah istihsan adat orang
tanpa dalil, maka keputusan itu dibatalkan semuanya. Demi-
kianlah pendapt Syaikhunaa (guru kami) sebagaimana penda-
pat orang tuanya.

J Jl)t_,~~~ t.kj\ ·;uJ~·~, - J\)

A-:!.\9?;,.W ~(.~ ~y~\jl~~~ o~


uT i!..l..u_) ~J!iJ ~~, ~,,,'?"".){ IY"°S~
~ J:i\J\ ~)\.J u9.aa'!.--l ~\uU 1 ;cz.;,~
21' Jk l)\J, t>-l ~
20Qoalyuby Wa Umairah, AL Mahally, Juz empat, halaman 304. Maktabah Sulai·
man Mar'iey.

21 Ibid

52
(21) Artinya: Batal karena menyalahi ijma' dengan ijma', dan
yang lain dalam pengertiannya. Umar mengirirn surat kepada
Abu Musa berbunyi "J~nganlah menjadi penghalang keputus-
an yang telah kamu jatuhkan kemarin untulc ditittjau kembali
dan kamu mendapat petunjuk untulc kebenaranmu kalau
kamu batalkannya, karena sesungguhnya yang haq tidak bisa
dibatalkan dan kembali kepada kebenaran itu lebih baik dari-
pada berpergang pada kebatilan".

j~~t_\zj~t.~~~:ul\:J:~\lo!, -lYY)
~lv-o: ~--'~41)\~:.J\Lu~ • o\.:..-j.
22 -~_)A ~~loli.'ur\J
(22) Artinya : Adapun batal karena menyalahi jjma' dengan ijma'
serta yang terkandung di dalamnya, maka Nabi Saw. bersabda
"Siapa yang membuat-buat dalam urusan kami, yang tidak
ada dari kami ini, ia tertolak (tidak diterima)".

~~Jj~\L.~ ~~~\i~_;_, -t~!>


~l_;~LF'J oLJ\O..LA__,~~-pl
~.J:.:A!IJU°W1 ~-' ~\,.-1\~J -~
·~'''~~J
~ t_~)1 L..r--' ~J ~~_,..;~\ L..~-'
<:
u~~-' ~~ .>rl>~ ~..;~~' ~
Ill' ,· ........

22Asy Syarbiny Al Khatib, Mughnil Muhtaj,juz IV. Halaman 296.

24/bid

53
(23) Artinya: Apabila hakim memutuskan tentang sahnya nikah
suarni yang hilang sesudah empat tahundan masa sesudah
masa iddah, serta meniadakan khiyar ma.His, meniadakan jual-
beli araya, menghalangi/menghindari hukuman qisas yang di-
anggap berat, mengesahkan jual-beli umul-walad, mengesah-
kan nikah syighar, nikah mut'ah, mengharamkan susuan se-
sudah dua tahun atau sesamanya seperti membolehkan orang
Islam membunuh orang kafir dzimmy, memberlakukan ahli
waris antara orang Islam dengan orang kafir, maka keputusan-
nya dibatalkan seperti mengadili dengan kaidah istihsan yang
batal.
~~ ~~ ~~!~_,~~-' -<J~)
~ & JUI u~ i;J t) ~...6-J(~I~
1
~J_,1 ~o ~ .)"~Yt!,!JJJ': bl4.L;<J
~JX-~-> u \{ulJ ~ Jlil ~\Jl! /,, Js:. AJ J l_i;
~u~~ L-~i_,) t) 41' o~J..,, 4-J~
LJ"'LJ \~4
24 •

(24) Artinya : Aly Ra. telah membatalkan keputusan Qadhi Syu-


·raih tentang dua anak laki-laki paman yang salah seorangnya
adalah sudara tunggal ibu, yang ditetapkan bahwa harta itu
bagi saudara laki-laki berdasarkan firman Allah Sw.t.

23I b id. Mughnil Muhtaj, h. 296.

24 Loe Ot, Mugnil Multtaj,

54
"Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagi-
annya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bu-
kan kerabat)."
Kemudian Aly menjawab dengan Firman Allah Swt.

"Jika seseorang mati, baik laki-laki, maupun perempuan yang


tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang
saudara perempuan (seibu saja) maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta;

~Jll~)I: ,U:.~~U\1~~~-' -Jo)


c..lo:.:-u\ ,~w~~~~ ~~~

(25) Artinya : Hakim telah mengesahkan tentang keputusan, bah-


wa pembinaan hukum tidak boleh menyalahi Nash atau -
ijma'. Jadi kalau ada yang menyalahi Nash/ijma' maka wajib
dibatalkan.
, JI ~ .t;.) ~ ~.4 Ll;.J I C:'?".:> \.) \, - l "1'-
~ Ft.o ~ ~ M.01 J:'"'_, Jl&.;:;.
.u 26
-
(26) Artinya : Apabila kesaksian seorang saksi ditarik kem ball se-
sudah atau sebelum dijatuhkan keputusan, maka keputusan-
nya menjadi batal.

25
Mu'ienul Hukkam, Op Cit, halaman 30.

26
lbnu Hazm. AL Muhalla,Juz IX. Hal. 429

SS
A. .. ..l.s! J,_c. ...:.il.l AJL..J ~~ - l~'?
.i.1~1~_, ~_,~_#\~\ ... ~~
_.. ~-\1 ..... ~I
~ ~,~
"' ll d20~~~~..)
...... - ,t•\

'L ~ .j~~,~\l.>-C ~~~~\_;~~


~\J-43~ ~~\·~ ~ :~} 4-<:=' lA J~
r~-'~_)~\~\~_, . ~~Jc (_~~\c~'
27
.~_,Jlw~~
(27) Artinya : Kalau hakim memuttJskan suatu keputusan tentang
meniadakan masalah 'Aul, maka keputusan itu batal (artinya
secara jelas wajib dibatalkan) karena hal itu bukan keputusan
yang absah, kecuali dibatalkan sebagaimana keterangan para
ulama kita yang menyatakan "Hal tersebut tidak dapat dilak-
sanakan, apalagi keputusan pengadilan dan para mufti, ke-
cuali sesuatu yang diperkuat oleh Imam empat. Bahkan lbnu
Sholah memukilkan bahwa untuk itu adalah ijmak. Imam-
imam yang empat dan imam-imam lainnya sepakat atas te-
tapnya 'aul itu .

. ol.1\~~\L.l~~W\~) -~JA>
~r1\.)\~L. <>-l-0\ . Jl;'o-o JI b\:J.....\
J. 1~;-,4JJ~_, A.aj\J~_,t\~~~

27Bughyotul Mustorsyidin, Ba Alwy, Abdur Rahman bin Muhammad bin Rusen


bin Umar, juz II. H. 274.

56
(28) Artinya : Apabila hakim menjatuhkan putusan pcmbatalan
hak karena keadaan daluwarsa, berdasarkan pada pendapat
yang menyatakan bahwa pemilik hak tidak menuntut haknya
sampai tiga tahun lamanya, padahal tidak ada halangan untuk
menuntutnya, maka batallah hak itu, karena hal yang scma-
cam itu adalah pendapat yang harus ditinggalkan. Demikian
jugajika putusan itu naik banding, harus dibatalkan.

>

'° ~ tI~ I ~ I1~ l.A:<.I ~Al J,_,a.."! ~ \~I - ()'')
J.~a-~,t~~ ~~ oL "~,4~ ~_v
L

(29) Artinya: Apabila hakim memutuskan gugurnya kewajiban


membayar mahar seorang isteri yang tidak pernah menuntut
mahar kepada suaminya dalam waktu yang lama, maka pu-
tusan tersebut tidak bisa dilaksanakan dan harus dibatalkan.

~~~~~_01µ~~\~u~_,l-'-O"Y
.i~o~t,Pi~u~)_,
30

(30) Artinya : Apabila diketahui kefasikan para saksi sebelum di-


jatuhkan putusan, kesaksian itu harus dibatalkan, tetapi apa-
bila diketahui sesudah keputusan, tidak dapat dibatalkan.
28
Salam Madkur, halaman 65.
291 bid.

JO/b1111 Quddamah, Al Mug/my, juz IX halama11 58.

57
W)\
..(\.:At\ rSG:\..11 ·-~A~~l lr-W~I 1.\j.:A)_, -Q'IJ
'~ '-'-' ·~~v~~J~Jc~L>4\~\
31. p~ ~_,)\J.~~\
(31) Artinya ; Ibnu Rif'ah mengambil pendapat dari sahabatnya
yang menyatakan bahwa hakim yang muqallid itu apabila di-
ketahui keputusannya menyalahi nash yang diikuti, maka
keputusannya dibatalkan. Demikian sesuai dengan pendapat
An Nawawy dan As Subki di dalam Kitab Raudhah.

0~0~ ~_,\Aj ~~ 1,b;li~~0\_, - lf~


~~~ J~-' \ 4-:.>;)~~~ ~
J \

~Y-'\t_.l?:\ Jli\;,.._, \ o~~ J~~ \ A·, oJ


~W\ ~llJ 9\to.;t\,~-~A ~.aLii~
32 .j:l.\_:Ja.l\_, J
(32) Artinya : Apabila ternyata bagi hakim itu nampak kesalahan
dalam keputusannya atau bagi orang lain seperti nampak bagi
orang yang tidak dapat diterima kesaksiannya, atau menyalahi
nash yang diikutinya a tau ijma', a tau qiyas jaly, maka kepu~
tusan tersebut dibatalkan karena nyata-nyata/jelas kesalah-
annya menyalahi dalil-dalil qath 'ie dan dalil-dalil dhanny
yang sudah ditetapkan hukumnya.

31
Al Malibary Zai1111ddin, Fathul-Mu'mien Darul Kitab Mesir halaman I 38.
32
zakariya Al Anshory, Tuhfatuth Thullab Syarah Tankihul Lubab, Salim Na·
b/11111 Surabaya, Halaman J 34.

58
~~I~ 1:..<G'f ul.i ( ..ulli o.)~,.S::.0U -J')
4 ~<to\ L:A.:?--"' ~~\~A:,~µ\~
33. 0 ~ ~ 1 ~_, ( .)~~~ ;:;._) L.5'

(33) Artinya : Dan apabila hakim menjatuhkan putusan dengan


kesaksian seorang saksi yang ternyata ia seorang hamba saha-
ya atau seorang kafir, maka keputusannya dibatalkan karena
sudah nyata · di.ketahui kesalahannya dalam keputusannya,
maka wajib dibatalkan, sebagaimana ia menjatuhkan putusan,
kemudian ia diketahui menyalahi nash.

PL>~.~,P1J.:.' ~f-.11.!41 _:,\_, -QL)


J. • ~ d~~ ~ ~~~\ D~ o~~
·Lr.Pi~ .. .)~1
34

(34) Artinya ; Dan jika kesaksian itu terdiri dari orang fasik sebe-
lum dijatuhkan keputusan, maka kesaksian itu tidak dapat
dilaksanakan, karena sesungguhnya kefasikan itu menim bul-
kan keragu-raguan dalam keadilannya bagi kesaksian, maka
terhalanglah keputusannya.

33An Nawawy, Talcmilatus Saniyah Al Majmu•, Juz '20 halaman 283. Darul Flkrl
Tanpa Tahun.
34I b id, Holoman 282.

59
BAB IV
TENTANG EKSEKUSI

A. SY ARA T-SY AR AT EKSEKUSI.

( 1). Artinya : Menurut Pendapat Abu Hanifah, Keluarga terbunuh


(sebagai Mustahiqul Qishas) wajib hadir pada waktu Eksekusi,
tidak cukup dengan hanya menghadirkan wakilnya, bahkan
wajib hadir dirinya sebagai wakil.

( 2). Artinya : Salah satu syarat Qishas adalah, pelaksanaan Ekse-


kusi harus tanpa (mengandung unsur aniaya/zalim.

( 3).Artinya : Syarat Qishas adalah, harus sama betul maudlu'


(bagian yang akan di qishas) ..•

1.AbdulQadir Audah, At Tasyri'ul Jina'y Al /slamy, Juz//, Cet. V, Talzun 1968


M-1388 H, ha/: 153.
2
.Abdul Qadir Audah, Ibid, ha/. 219.
3
.lbid, ha/. 221.

60
~~<.)~}~~~~\~ ' ' ' '' -~9
4 • '$A:9 \c'
( 4) Artinya : . . . Qishas dilaksanakan bila (terpidana) telah
dan berakal.

( 5). Artinya : Eksekusi qishas selain jiwa tidak boleh dengan


pedang, dan tidak pula boleh dieksekusi dengan alat yang
dikhawatirkan bisa lebih (dari yang semestinya).

\.J1e,..~1iu1\; ~!,.ol~_:) \3,~ J~~


6. (1 : ft_:Jl) ·~•>-Ab4 ~~
( 6). Artinya :· Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka
cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapat-
.
4
.Ibid. hal. 237.
5
.Ibid. hal. 242
6.AJ Qur'an, An Nisa': 6.

61
mu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka
serahkan pada mereka harta bendanya. Dan janganlah kamu
makan harta anak yatirn lebih dari batas kepatutan, dan
(janganlah kamu) tergesa membelanjakan sebelum mereka
dewasa. Barang siapa (diantara pemelihara itu) mampu,
maka hendaklah mereka menahan diri (dari memakan harta
anak yatirn itu), dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia
makan harta itu menurut yang patut. Kemudian jika kamu
menyerahkan harta pada mereka, maka hendaklah kamu
adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka.
Dan __ cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian
ini). (Q.S. An Nisa' : 6)

( 7) Artinya : Aku akan memutuskan (perkara) diantara kamu,


maka jika kamu rela (menerima putusan itu) maka itulah
putusannya, dan jika ternyata kamu tidak mau menerima,
maka aku mencegah sebagian kamu (berbuat apa-apa) ter-
hadap sebagian yang lain, sampai kamu datang menghadap
Rasulullah SAW agar mengadili kamu.

7
. SalamMakdur, Al Qadla ft/ Islam, Ali/1 Bahasa : Jmron AM Pen. PT Bina flmu,
Tahun 19 79, hat. 77.
8
.Abdul Qadir Audah, Op-Cit, Juz. /, hat. 755.

62
( 8).Artinya : Maka apabila telah dijatuhkan satu hukuman,
eksekusinya adalah oleh pemerintah, (hal terse but) j ika
ancaman itu ancaman had atau ta'zir.

( 9) Artinya : Ahli-ahli Fiqh sepakat bahwa tidak boleh melak-


sanakan had yakni ancaman yang ditetapkan bagi hukuman
had kecuali (oleh) Imam atau wakilnya.

(I 0). Artinya : Hadirnya Imam bukan sebagai syarat dalam (me-


laksanakan) Eksekusi had.

(11 ).Artinya : Eksekusi ancaman ta'zir tidak boleh (dilakukan)


oleh selain Imam atau wakilnya. '

9
.lbid., ha/. 755.
10
.Abdul Qadir Audah, Loe-Cit.
11
.Ibid., ha/. 756.

63
~~\J>-~~\~)~\ .~c,cl\~_j - l\"J

'\ii'' ;l 1u;;::;-.....:..>i .1.-> .... ~ ~I~ ~ L....All


"I

12
~ ~\,kl ,..,.ti 0~\. - J~
>'

0 2). Artinya : Dan telah disepakati bahwa wali terpidana mem-


punyai hak untuk melaksanakan qishas dalam pem bunuhan
itu dengan syarat, eksekusi itu dibawah pengamatan Sultan.

12
.Abdul Qadir Audah, Ibid, juz : I, hal. 757.

64
B. EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM.

( 1) Artinya : Wakil itu dipercaya dalam soal serah terima dan


dalam hal penggunaannya.

~1 ~). •/$- < 4=· uti~ ~ t l)O ~\ ~~ ~H!. ~ - (..~)


J:J~~0\(y~ ~\~ 4i_,_;_,, 1a _;>~

'' -~Li~-9~4"\~~~J~_)'"" ))
~~i.,"'-'"° ~~ ~1J //l o.~ "J~ )'J.~;9~ /.I

~~
~;-'.~~'
u-- ~ ~~
~ •• ..!.q ~\o:l"'""''~)
(._<S~ ...
.....
~ -_r-

2'
-Q- ~Jl
I. .l

( 2). Artinya : Menurut Abu Hanifah, tidak sempurna pelaksa·


naan Qishas kecuali dengan pedang. Dan dalam s_atu_ riwayat
dari Ahmad, sama saja (eksekusi) terpidana dengan pedang
atau dengan selain pedang ... , alasan mereka adalah bahwa
Rasulullah SAW bersabda : "tidak ada pemimpin tanpa
pedang'\ dan pimimpin disini adalah Qishas, sedang qishas
itu adalah sesuatu yang harus disempurnakan. Jadi Il)akna
hadits itu adalah tidak ada qishas tanpa pedang.

1
.Al Bajuri, Juz : /, hal 403. Himpunan Nash Hujjah, Ditfen Binbaga Islam, ha/.
124.
2
.Abdul Qadir Audah, At Tasyri'ul-Jina'y Al /slamy, Juz II, Cet. V. Tahun 1968
M-1388 H, ha/. 150.

. 65
~~, V°~~ -o\~\ ~-<-4'~,_,~.;....\~~~\ - <.~
\...~~~\:/I~~ 4.:.11:,~lj. ~\
~_;..Tobi..:..~_, 1~):' , ._,.ilh\1_, ~~1~ ~
~-> ;;.~\.., ~ l.o~lJ.31_,~I~ ~i
3 ,4-J~J.~
( 3). Artinya : Alat mengqishas pada pokoknya diusahakan
pedang, karena (pedang itu) cepat mematikan, dan cepat
menghilangkan rob si terpidana dan terhindar dari rasa sakit
dan rasa tersiksa, (walau demikian) kalau ada kebiasaan
lain yang lebih cepat dari pedang (dalam mematikan) dan
lebih sedikit sakitnya, maka menurut syara' tidak ada halang-
an untuk mempergunakannya.

_pi E-° I I~!~~ ~~I 1=>~~ µiv~. j. _(il


4• • ~~\ ~#~
( 4 ). Art in ya : Tidak boleh menghukum dengan an ca man alter-
natif (pengganti), kecuali bila tidak mungkin melaksanakan
hukuman dengan ancaman yang asal.

3
.Jbid.. ha/. 154.
4
.Jbid., ha/. 212.
5.Jbid., lzal. 239.

66
( 5). Artinya : Qishas yang bukan jiwa tidak boleh dieksekus~
kecuali dengan hadirnya sultan dan dibawah pengamatan.

( 6).Artinya : Abu Sa'id berkata "ketika Rasulullah SAW meme-


rintah kami merajam Ma'iz, kami keluar ke Baqi' maka demi
Allah tidak ada kami menggali lubang untuknya

1.Q .~Y.t ~ o!,-1 1__p.-).I 01(1~~ - c..YJ


4J~\c!.U~0S ~J~J;..~µ1~~1'
1
.~L()~lA ~~\ ~ lil~ l>-~-'
( 7). Artinya : Bila yang dirajam itu wanita, maka menurut Abu
Hanifah dan Syafi'i harus digali lubang sampai dadanya,
karena yang demikian sebagai sutrahnya. Dan pendapa t
dernikian diambil oleh sebagian Fuqaha madzhab Malik.

ul =:-)\~ ~ ~~ 1 o.~,_Y.t, ~lA ~_r... - "">


·s . b~ ~Jo .~\ 4~ .)_9~\
( 8). Artinya : Menurut Malik dan Abu Hanifah, bahwa laki-lak.i
yang .dihad harus lepas kainnya kecuali yang menu tu p
auratnya.
6
.Ibid., ha/. 445.
7
.Abdul Qadir Audah, Juz : JI, Loe-Cit.
8
.'fbid., ha/. 448, don Syarah Fathul Qadir, Juz: JV. hal. 126 dan Syarah AzZa:r-
qani, Juz : Vil, ha/. 114.
67
~~~)' 1:.' }:J\_,;~WJ ~-<.\)
oj .: Q.\j 0 ~ i ~..LJ ~\ Ja-~ .b a·.eJJ \~~ ~~
9.o.\!o·J~~ll\~\ ~t

( 9).Artinya : Menurut sebagian madzhab Syafi'i dan Syi'ah


Zaidiah bahwa apabila gugur sebagian (hukum) had karena
tidak mungkin ·dieksekusi, (maka) tidakJah gugur sebagian
(hukum had) yang mungkin dieksekusi.

(I 0). Art in ya : Menurut Syafi'i dan Ahmad, bahwa (eksekusi


hukum) salib dilakukan sesudah terpidana dihukum mati

~~P'0'ct\~~~J11 ~' -(''>


...... ~jQ.t\
. ._UJ.

( 11 ). Art in ya : Pendapat terkuat dalam madzhab Malik, bahwa


hukum mati dilakukan sesudah melaksanakan hukum Salib.

9
.A bdul Qadir Audoh, Ibid., ha/. 655.
10
.Jbid., hol 653.
11
.lbid., ho/. 653.

68
(12). Artinya : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW berkata:
Menunda-nunda (hutang) oleh orang kaya adalah penganiya-
an. Maka apabila seorang diantara kamu telah mau mengikuti
kehendak orang yang berkecukupan, maka hendaklah ia
juga mau mengikuti kehendakmu).

13
·~~-' 4-..:0_r~~~\cJ
"' ' \
_,,~
( ~Lll!J..>J!.>~l 01'...>)
(13).Artinya : Berliku-liku/menunda-nundanya orang yang kaya
(dalam membayar hutang), menghalalkan kehonnatan dan
penghukumannya. (Hadits, Riwayat Abu Daud dan Nasa'y)

_)W~I~. d!_j~~Ll.4 ~Ut~lAll-<.li;:i


sµL ~ ~-~ JJ~ _j).,_;~) c;~LtA_j'
Y~-' l;~ 1' L:.) 1l lJ.W AU Wl;t I
14_
e:~~\,
- .~JI
12
.Fathu/ Bari, Juz V, ha/. 3 71.
13 .Jbnu Hajar Al Asqa/any, Sebu/us Salam, Jhya at Torot Al Ar{lby, Qt. IV, Tahun
1960, Juz : Ill, hal. 55.
14.A/ Iman Alauddin Ali bin Khalil AtTarabusyi AIHanafi Mu'inul Hukam hal.

121.

69
(14). Artinya : Apabila Qadhi mengetahui dengan nyata, a tau
mendengar satu Ikrar, atau menyaksikan satu ucapan, maka
tidak boleh memutus (atas dasar) tersebut dalam hal (yang
berhubungan dengan) hak-hak Allah, seperti had Zina, dan
pencurian dan minum khamar dengan (Qadhi).

(15). Artinya : Bila Qadhi menemukan benda yang memabukkan


atau Jaki-Iaki memoawanya, maka (Qadhi) pantas menta'zir~
nya segera, dan tak boleh langsung dihad.

t.1:1 ~~~_,_jll\ ~~~~\.)~. -<.'1>


~jh110\ ~Jl!JA-' C}JLtJu~_,

~Y. .
1
~ ·u) \.~ tLo J-.>-.. ~~ A_>_,.<.;\A Y. u\
(I 6). Artinya : Menurut Madzhab Abu Yusuf (hukum) ta'zir
boleh diganti dengan menyita harta, dan sehubungan dengan
itu Malik berkata : ''Barang siapa yang mengatakan bahwa
ancaman harta itu telah dimansukh, maka sungguh (yang
demi.kian) telah menyalahi madzhab madzhab Imam"

15
.Ibid., haL 121.
16
./bid., hal 195.

70
( 17) Artinya : Ketahuilah bahwa penjara/kurungan menurut
Syari'at (Islam) bukanlah penjara/kurangan dalam tempat
yang sempit.

( 18). Art in ya : Dahulu pada Zaman Rasulullah SAW dan Abu


Bakar Shiddiq, tidak ada kurungan khusus yang disediakan
untuk pelaku kejahatan, kemudian ketika berkembangnya
pemerintahan pada zaman Umar, dibelilah satu rumah dan
dijadikan untuk kurungan orang yang dipenjara.

17
.Jbid., hat. 196.
18
.Ibid., hal 196.
19
.Abdul Qadir Audah, Juz: I. hal 757.

71
( 19) Artinya : Hukuman Had tidak boleh diberi keampunan dan
tidak boleh menggugurkannya dan tidak boleh menunda
eksekusinya, karenanya putusan itu harus sudah dikukuhkan,
adapun sanksi ta'zir yang membawa kerusakan, ma.ka p't:-
merintah boleh memaafkannya.

~.~le.~· 1H ~u\ ~_r--1;J\L~~\ - ,r~


~ u ~ ~ ~ J.-t };,.~_, » : J,\_i,' JJ?
2~ ~~~1~ ,J\~'~-' «~_;1\
-
(20). Artinya : Pada dasarnya Syari'at menghendaki (bahwa)
dalam Eksekusi itu ada pengumuman, karena firman Allah
"Dan hendaklah disaksikan azabannya oleh sebagian Mu'min,
dan karena sunah yang berjalan demikian".

~\> JJLJJ~U~G_µ\~\<
..... ..... "
.. ··<.~'>
~0~ :dl:?t0_,.c:·ba ~~ O_)~' ~u_,
~42·;; ~' L>A-' ~~ ~lf\j~ ~~'
21 ·.tJy~~lj\JloJc ~_,A.J\
(21 ). Artinya : ... Sanksi harta seperti diat . . tidak gugur dengan
sebab matinya terpidana, karena arah sanksi itu adalah
harta terpidana bukan orangnya, dan sangat mungkin ekse-
kusi sanksi terhadap harta terpidana sesudah matinya.

"lU.Jbid., ha/. 764.


21
.lbid., haL 770.

72
C. HAMBATAN-HAMBATAN EKSEKUSI.

~..'='.dl!I u~~\ ~ 0 t\1,fa 0\S'\~~- <.\>


lo.:°' ....Y.b ci\\....6W ~ ::it\tiJ\.. ~ ~.UI
1J_:.,\.11\_Jloj, ~~\ y~J ~~~~ '
~l~~ l:.~-' '~~~L,if~,~~
' .. ~\ .sl..;o_n
-
Y-*-'Jt~~Y..,," u'~ >-j_,~L_Ll\ ~~-'
- ~

~1~\j,~~1,}IJ~ ( ~~IJLoj, ~~\


..J~j_,J\~~ ~~}_, ~l~\~fa. ~
1 ,..I

·~~\ ~~-' ~ ~~ l!>J.>..~


( 1).Artinya : Apabila terpidana mati sebelum di qishas, apakah
ia wajib membayar diat ?
Menurut Malik dan Abu Hanifah : ... tidak ada ketentuan
yang mewajibkan membayar diat dari harta si pembunuh,
karena qishas itu adalah wajib 'ain (dirinya) dan diat itu
tidak diwajibkan kecuali dengan ridla keluarga terbunuh.
Dan Menurut Syafi'i· dan Ahmad : bahwa ... melaksanakan
kewajiban diat dari harta terpidana, karena yang wajib dalam
(masalah) pembunuhan itu (adalah) salah satu antara dua
yakni qishas dan diat. J adi bila tidak mungkin dilaksanakan
salah satunya maka wajib (melaksanakan) yang lainnya itu.

Abdul Qadir Audah, AtTasyriu/ Ji11a'y Al lslamy, Juz: II. ha/. J 54.

73
.
( 2). Artinya : Telah ijma' para Ahli Fiqh tentang bolehnya
(keluarga yang terbunuh) memaatkan tsipembunuh) dari
(hukum) qishas. Dan bahwa memaafkan itu adalah lebih
terpuji dari pada mengeksekusinya.

~_)~\~~\~J~4:.)~ -~V:)
o~) ~J)\~~4uH t__~\J
3

( 3). Artinya : ... Maka tidak ada sedikitpun perselisihan antara


Imam-imam yang empat tentang terhalangnya qishas bagi
bapak (dengan sebab) anaknya.

~ 0'~~\~ ofa.~J:l ;.a __ ~~Y.r~-.n. -'"i..>


L:cl_,~ t.,~J
.. . ~\('~' ~6f"\~~w
~~\~'St\ ·a~"J ~~-' ,~_rlG\.~~
·r~~\).;)_,, y_rl!Jbj ~\:,:/-1 ~\Ss).,....i
4

( 4).Artinya : Menurut Abu Hanifah tidak (termasuk) Imam lain-


nya, bahwa tidak diqishas terpidana bila kejahatan itu terjadi
dinegeri yang dalam keadaan perang ( darul harb ). Dan

2
. Ibid., hal. 15 7.
3
.Jbid., hat. 213.
4
.Jbid., hal. 218.

74
menurut Imam-imam lainnya (bahwa) Hukum Qishas itu
sama saja atas terpidana (bail< dilakukan) di negeri perang
(darul Harb) atau di negeri Islam.

~l,~l ,~J\_j ~~\ ~ ~~\ -(0)

s ~fa.~WIJ~ )'~~l>""~~\
( 5). Artinya : Telah sepakat Abu Hanifah dan Syafi'i dan
Ahmad, bahwa tidak ada qishas dalam hal pecah tulang,
karena tidak mungkin sama (dalam pelaksanaannya).

y~\l:>~ ~t ~~~ ~ W\ 1o -·~ . - {1)


6
-~'-~'- ~~~,~~~ :~
( 6).Artinya : Gugur {pelaksanaan) qishas yang bukan jiwa
dengan tiga sebab, yaitu : luput/tidak adanya tempat sasaran
qishas, karena dima'afkan, karena ada perdamaian.

A_U\~...Jw~~ JA~ ~IJA -o'-r\~~ ~-'J-,Y>


-.:-.J\JJ ~b~_, 6)~ ~ ~_, ~~\~
~~~},//~J~ \:,)\~J-:-~~
,~,_.;oJ~_)~~~_)~11 d:.1~~\...
.. ,. ~_, J-i J\.A:! ~-'~.il)'~~\ tlti
5.Jbid., haL 220.

6./bid., hal. 257.

75
~~.J~}l~ w~\""J~_)tJW ~~UJ\
~~..J('-A! ,,,,~~~AJA~~
1~1-_yl~\~~ ~_,lt}\ ~~_)4a.:,~J
( 7).Artinya : Diriwayatkan bahwa seorang perempuan dari Bani
Ghamid datang pada RasuJullah SAW, mengaku teJah berzina
dan dia daJam keadaan hamil dan dia berkata bahwa hamiJ-
nya karena zina. Maka Nabi berkata padanya : "KembaliJah
kamu sampai engkau Jahirkan apa yang da]am perutmu".
Maka dia dibawa Jagi oJeh seorang Anshar hingga melahirkan.
Kemudian datang lagi pada Na bi SAW dan mengatakan
bahwa Ghamidah telah melahirkan. Maka Nabi bersabda ;
"Kalau begitu jangan kita rajam sekarang, dan kita tunggu
anaknya (besar) karena tidak ada yang menyusukannya".
Maka berkata Pemuda Anshar itu "aku yang menyusukannya
ya Rasulullah. Maka dirajamlah dia.

·~'~-'~lliJ)., ~~ '"-Y.t,&~~x. -<.A)


·' ~_10-4~-~ ~.Y 0,~t~l..J
( 8) Artinya : Menurut Malik, Abu Hanifah Syafi'i dan sebagian
Fugaha dalam Madzhab Ahmad bahwa tidak dilaksanakan
huktim jilid hingga sembuh si sakit dari sakitnya.

".Abdul Qadir Audah, Ibid., ha/. 450.


8
.lbid., ha/. 452.

76
( 9). Art in ya : Eksekusi terhalang dengan adanya yang menggugur-
kan sanksi, hal-hal yang menggugurkan adalah :
1. Ditariknya kembali lkrar, bila tidak ada dalil lain selain
ikrar.
2. Ditariknya kembali kesaksian, bila tidak ada dalil lain
selain kesaksian.
3, Batalnya saksi bagi kesaksian sesudah (putusan) hukum
sebelum eksekusi. Ini syarat khusus bagi Abu Hanifah.

(10) Al Auza'y, Daud, Sa'id lbnu Musayyab membatalkan


hukum yang telah diputuskan, bila saksi mencabut
kesaksiannya. 1 0
(11) Dalam masalah Pidana dan Qishas, tidak boleh hakim
menjalankan putusannya bila para saksi mencabut ke-
saksiannya sebelum eksekusi. 1 1.

9
.Abdul Qadir Audah, Juz: //, hal. 513.
10.Hasbi Assidiq, Peradilan dan Hu/cum Acara Islam, haL 13 7.
11
.Hasbi Assidiqy,.Loc-Cit.

77
(12).Artinya : Maka demi Tuhan engkau, mereka belum dianggap
beriman hingga Jebih dahulu terbukti mereka berhukum
pada engkau dalam apa yang mereka sengketakan diantara
mereka, kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam
diri mereka dari apa yang telah engkau hukumkan dan mere-
ka menerima itu dengan sebenar benarnya.

µrllt'i ..:.;;J.1.f\. l"\.;411~.J ~1~1 ~~1 -c.\!>


13 J;jt J.r':'. ~ f \~

( 13). Artinya : Sa tu wasiat, bila sulit dilaksanakan sesuai dengan


perintah si mayit, maka hakim boleh memutuskan dengan
putusan lain dengan tidak menghilangkan maksud semula.

j__,c,·d;"v ~-t:;
ta• .. ~-
~~-'
.:....;;;r--, . .
t~-~ ~-~~
~
~.t\)~~;_,- c..ll)

~~~~\.a-' ~~\ u yp_,~~' 4-P


_, I '~..r4 ~ ,,._µ1 i:>\S\::.\ ~~l.iJk:.>4~
12
. Qur'an, An Nim': 65.
13
.Syekh Abi Walid Ibrahim Muhammad bin Ali Fad/ Al-Ma'ruf bin /bnu Syukh-
mar Al Hanafi, Limnul Ah/cam fi ma'rifatil Alzkam, hal. 424 ..

78
\~~J.·,\( ~-'Ll·o :.; L"'"'
... ¥ L ' ~
'-' '-' ·- . ~.... ~ ~._,,'\ L>\:;°
14 ill~~ iJJ"·:·.j .:#~..~ ~J-..!u \~_,) ~ ~
(14).Artinya : Dan Ahli-ahli hukum Syari'at sepakat tentang
wajibnya menunda eksekusi, sanksi qishas dan sanksi had dan
yang sejenisnya (seperti) sanksi ta'zir, jika yang terhukum itu
sakit atau (karena) situasi ketika itu tidak pantas di nisbah-
kan dengan eksekusi (seperti) sangat dingin atau sangat
panas dan tidak ada yang diistimewakan, kecuali sanksi
hukuman mati.

(15). Artinya : Menurut Ahli-ahli Fiqh, tidak boleh d•jalankan


eksekusi terhadap orang yang sedang mabuk sampai ia
sem buh dari ma buknya.

(16). Artinya : Menurut Syafi'i tidak boleh dieksekusi (pidana)


perempuan yang dinyatakan hamil ... sampai melahirkan ...
dan jika tidak ada yang menyusukan anaknya maka Syafi'i

14
.Abdul Qadir Audah, Juz: I hal 763.
15
.lbid., ha/. 763.
16
.Abdul Qadir Audah, Juz: /, hal. 763.

79
menganggap lebih baik menunggu beberapa hari hingga ada
orang yang menyusukan anaknya.

~~J_..6L\J,c-}o~!/~\ ~~\G_r., - t\'O


1: \~ ~~ \~~-' ~ l:a;JL:>o
( 17). Artinya : Menurut Abu Hanifah, . . . bahwa tidak boleh
Eksekusi (pidana) atas orang yang hamil hingga bersih dari
nifas, sekalipun ancaman jilid.

LP.J ~ ~ ;._,. ~ b J.c. ::it~ ~.:n ··.! ~ - <.lA.>


\pJo>\ e--> c:_,)J { ~b ~ ~.) '-:'fa~ ~ \i
is.µ1~1P1~
( 18). Artinya : Tidak boleh mengeksekusi satu putusan kecuali
dengan persetujuan, karena tidak cukup dengan persetujuan
pembunuh saja dalam menentukan beban diat pada keluarga
pembunuh, tapi bila rujuk salah satu keduanya sebelum pu-
tusan dijatuhkan, putusan itu tetap terhalang.

( 19). Artinya : Jilca luput a tau hilang dari sejumlah syarat (hakim)
maka Pemerintah boleh memalingkan (putusan itu) karena

7
I .Jbid., hal. 764.
11.Abi Zakarya Yahya bin Syarif AINawawi, Mugni Muhtaj Juz : JV, hal. 3 79.
19
.lbid., haL 377.

80
jelek atau ikut ikutan, (maka) eksekusi putusan itu dilaksana-
kan karena darurat.

(20). Artinya : (Dengan sebab) gilanya Qadhi atau dungu atau


bisu atau hilangnya daya ijtihadnya, menonjol (sifat) Jupa
atau kurang ingatan, (maka) tidak boleh dieksekusi putusan-
nya.

20
.Ibid., ha/. 380.

81
D. AKIBAT EKSEKUSI.

(1 ). Artinya : Menurut Abu Hanifah, Syafi'i dan Ahmad,


keluarga pembunuh itu (adalah) pewaris-pewaris yang berhak
menerirna waris dari harta pembunuh (bail<) laki-laki maupun
perempuan, dan tidak disyaratkan untuk mengqishas hak-
hak mereka.

/u.) ,,.__,~<--'/ · ~\lli~)\~L:«~i'St- "


- ,, ~lj~ ..s- / (.~
,~ 0 ""~u'.. /~~·/<'~if"'~/.,,,.
..l..' I~.(~A~..~ ~..
0
f\
....lo.- ~~
C.
,,. J~
. 0
....; A
/'.....;,/

,/...,~ '"~ ·c~9


2 .. ~ J_, J ~.....,.1.JU:Z
.. .. /

(2). Ali bin Abi Thalib pernah didatangi oleh dua orang saksi
yang mengaku melihat bahwa ada orang yang telah mencuri.
Kemudian Ali memotong tangan orang yang mencuri itu.
Sesudah itu kedua saksi itu membawa seorang laki-laki lain
kehadapan Ali sambil menerangkan bahwa orang inilah yang
sebenarnya mencuri. (kemudian) Ali berkata : Saya tidak
dapat lagi membenarkan kamu berdua dan saya mewajibkan
kamu membayar diat tangan orang yang telah dipotong itu.
Seandainya aku mengetahui bahwa kamu berbuat demikian
dengan sengaja, tentulah tangan-tangan kamu akan aku
po tong.

1
.Abdul Qadir Audah, Juz: II, ha/. 140.
2
.Haibi Anidiqy, PtradOan dan Hukum Acara Islam, hal. 136.
st;;..... ~~~~\~L.·u~_, - ,"1)
'5~ ~ JU\~~_,~~\~\'-'° ~1' ~"'~
~ L~t\L:1Wb~lU.
3
-

(3). Artinya : Tidaklah salah bila ongkos pemberitaan pelaksana-


an had dan qishas diambil dari baitul mal, karena perbuatan
ini termasuk kemaslahatan Umat.

3
.Abdu/ Qadir Audah, Juz: /,ha/. 757.

83
DAFTAR BACAAN/SUMBER

Al Qur-an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur-an


Departemen Agama Republik Indonesia (Pelita 111/Tahun
IV /I 982/ 1983).
Abdul Hamid Asy Syarwani Wabnu Qasim Al Ibady, Tuhfatul Muhtaj
Bi Syarhil Minhaj, Jilid V, Dar Shadir, Mesir, Tanpa Tahun.
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri'u Jina'i Al Islami, Jilid I dan II,
Cet. V, Tahun 1968.
Abil Abbas Zainuddin Ahmad bin Muhammad bin Abdullatif, Taj-
ridush Sharih, Juz II, Musthafa Al Babi Al Halabi, Mesir, Tahun
1337 H.
Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al Qazwini, Sunan lbnu Majah,
Jilid 11, Isa Al Babi Al Halabi, Mesir, Tahun 1953.
Abi Abdillah Mµhammad bin Ahmad Al Anshari Al Qurtubi, Al Jami'
Li Ahkamil Qur-an, Juz V, Darul Ki tab Al Arabiyah, Kairo,
Tahun 1967.
Abi Yahya Zakaria Al Anshari, Fathul Wahhab Bi Syarhi Manhajith
Thullab, Syirkah Nur Ats Tsaqafah Al lslamiyah, Sulaiman Mar'i,
Singapura, Tanpa Tahun.
Abil Qasim Jarullah Muhammad Jarullah Muhammad bin Umar Az
Zamakhsyari, Al Kasy Syaf, Jilid I, Musthafa Al Babi Al Halabi,
Mesir, Tanpa Tahun.
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen
Agama, Kumpulan Nash dan Hujjah Syar'iyyah, Tahun 1976.
Djamil Latif SH, Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di In-
donesia, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1983.
Imam Abi lshaq Ibrahim bin Ali bin Yusuf Al Fairuz, Al Muhazzab Fi
Fiqhisy Syafi'i, Jilid Ill, Darul Fikri, Mesir Tanpa Tahun.
Imam Abil Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd Al Qurtubi,
Bidayatul Mujtahid, Musthafa Al Babi Al Halabi, Mesir, Tahun
1960.
Imam Abil Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd Al Qurtubi,
Bidayatul Mujtahid, Alih Bahasa A. Hanafi MA, Bulan Bintang,
Cet. I, Jakarta, Tahun 1970.
Imam 'Alauddin Abil Hasan Ali bin Khalil Ath Tharablisi, Mu'inul
Hukkam, Musthafa Al Babi Al Halabi, Cet. II, Mesir, Tahun
1973.

84
Imam Ibrahim Al Bajuri, Al Bajuri, Juz II, Musthafa Al Babi Al Halabi,
Mesir, Tahun 1343 H.

Imam Kamil Yusuf Ardabilly, Kitabul Anwar Li A'malil Abrar, Juz I,


Cet. I, Jamaliyah, Mesir, Tahun 1910.
Imam Muhammad bin Isma'il Al Kahlany, Subulussalam, Juz IV,
Musthafa Al Babi Al Halabi, Cet. IV, Mesir, Tahun 1960.
Imam Muslim, Shaheh Muslim, Juz 11, Masyhad Al Husaini, Kairo,
Tanpa Tahun. ·
Imam Taqiyuddin Abi Bakar bin Muhammad Al Hasani, Kifayatul
Akhyar, Juz II, Musthafa Al Babi Al Halabi, Mesir, Tahun 1960.
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahalli, Syarakh Minhajuth
Thalibin, Juz Ill, Musthafa Al Babi Al Halabi, Cet. Ill, Mesir,
Tahun 1956.
Muhammad Ali As Sayis, Tafsir Ayatul Ahkam, Juz II, Muhammad Ali
Shabih, Al Azhar, Mesir, Tahun 1953.
Muhammad Ali Ash Shabuni, Rawai'ul Dayan Tafsir Ayatul Ahkam,
Juz II, Kulliyah Syari'ah, Mekkah, Tahun 1971.
Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy Syaukani, Nailul Authar, Juz
VIII, Musthafa Al Babi Al Halabi, Cet. Terakhir, Mesir, Tahun
1971.
Muhammad Musthafa Al Ma:-aghi, Tafsir Al Maraghi, Jilid II,
Musthafa Al Babi Al Halabi, Cet. IV, Mesir, Tahun 1969.
Muhammad Salam Madkur, Al Qadha-u Fil Islam, Darun Nahdhah Al
Arabiyyah, Kairo, Tahun 1970.
Muhammad Salam Madkur, Al Qadha-u Fil Islam, Alih Bahasa Drs. lm-
ron A.M., PT. Bina llmu, Cet. II, Surabaya, Tahun 1982.
Prof. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam,
PT. Al Ma'arif, Bandung, Tanpa Tahun.
- - - - - , Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Cet. I, Jakarta,
Tahun 1975.
Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, Buqhyatul
Mustarsyidin, Syirkah Nur Ats Tsaqafah Al lslamiyah, Sulaiman
Mar'i, Cet. Terakhir, Singapura, Tahun 1952.
Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, Jilid Ill, Darul Bayan, Cet. V, Kuwait,
Tahun 1971.

Syekh Abi Wahd Ibrahim Muhammad bin Ali Fadl Al Ma'ruf Al


Hanafi, Qisanul Ahkaw Fi ma'rifatil akbar.

85
Syekh Muhammad Syarbaini Al Khatib, Al lqna', Juz II, Isa Al Babi Al
Halabi, Mcsir, Tanpa Tahun.
- - - - - , Mughnll Muhtaj, Juz IV, Must ha fa Al Babi Al Halabi,
Mesir, Tahun 1958.
Zainuddin Abdul Aziz Al Malaibari, Fathul Mu'in, PT. Al Ma'arif,
Bandung, Tanpa Tahun.

86

Anda mungkin juga menyukai