Anda di halaman 1dari 489

ANALISA

~. . YURISPRUD:ENSI·
PERADILAN AGAMA
Ten tang
- HADHANAH - HARTA BERSAMA -
- WASIAT - HIBAH - WAKAF -

UNTUK KALANGAN SENDIRI

TIDAK DIPERDAGANGKAN

MAHKAMAH AGUNG RI
2000
·.:..,,
I

... .
,. ·~ .
:.,(

\.
i
l:·.lw.._._ ----- - ----~-~,

l
SAMBUTAN
KETUA MUDA URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA
MAHKAMAH AGUNG RI (TUADA ULDILAG)

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum Wr Wb.

Pertama kali marilah kita panjatkan syukur kehadirat Allah


S.W.T atas penerbitan ulang huku "Yurisprudensi ( Peradilan
Agama) dan Analisa".
Ketika Yayasan Al Hikmah bekerja sama dengan direktorat
Pembinaan Badan Peradilan Agama menerbitkan yurisprudensi
dun Analisa dimaksudkan agar petugas Peradilan Agama
khususnya para hakim dapat meningkatkan kualitas keputusan-
keputusan Pengadilan Agama sesuai dengan Hukum Islam dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penerbitan ulang oleh Mahkamah Agung saat ini menurut
saya sangat tepat sebagai upaya penyebarluasan putusan - putusan
salah satu lingkungan peradilan sekaligus implementasi
pelaksanaan Undang-undang No. 35 tahun 1999 tentang
Pcrubahan Undang-undang No. 14 tahun 1970 dibidang sarana.
Penyebarluasan buku ini keseluruh jajaran kekuasaan kehakiman
di semua lingkungan Peradilan akan diperoleh beberapa manfaat.
Pertama Akan dapat diketahui sejauh mana para hakim
dilingkungan Peradilan Agama dalam rnenerapkan
hokum Islam dalam tataran hukum nasional
Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No.
1 tahun 1974 dalam undang-undang No. 7 tahun 1989
dengan segala kewenangannya

~
Kedua Scbagai suatu tolok ukur untuk dapat melihat kc
dcpan kemungkinan penyempurnaan dan
pclernbagaan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum
Nasional.
Kctiga Untuk mcngetahui kcsinambungan pcmhinaan
terhadap Peradilan Agama oleh Mahkamah Agung
RI dalam melaksanakan salah satu fungsinya yakni
fungsi Peradilan melalui putusan kasasi menuju
terwujudnya yurisprudensi.

Sebagai buku yurisprudensi dalam arti putusan-putusan yang


dianalisis oleh para pakar maka buku ini dapat dipakai sebagai
sumber bacaan bagi para pengkaji dan peminat hukum Islam di
Indonesia khususnya para hakim Indonesia karena disamping
analisisnya di tulis oleh para pakar Hukum Islam isinya juga
mengandung nilai akademik yang menggambarkan proses
perjalanan Hukum Islam melalui putusan-putusan hakim.

Semoga Allah SWT meridhoi usaha penerbitan buku ini.


Amin Ya Robbil Alamin.

Wassalamu' alaikum Wr. Wb.

Jakarta. Februari 2000

D . H. Taufiq, SH.M.Hum.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta salawat


dan salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
Lelah mcmberikan petunjuk dan hidayahnya kepada Tim Penyusun
sehingga dapat diterbitkan buku "Yurisprudensi dan Analisa".
Yayasan Al-Hikmah bekerjasama dengan Direktorat
Pembinaan Badan Peradilan Agama telah lama menginginkan
untuk menerbitkan buku "Yurisprudensi dan Analisa", dimana
isi dan · formatnya akan memudahkan bagi petugas Peradilan
Agama umumnya dan hakim-hakim agama umumnya dan hakim-
hakim agama khususnya dalam rangka lebih meningkatkan
kualitas keputusan-keputusan Pengadilan Agama sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku terlebih-lebih lagi ·
terhadap hukum-hukum Islam.
Permasalahan sosial kemasyarakatan yang timbul yang
rnenjadi garapan peradilan agama saat ini tidak lagi bertumptl
kepada masalah NTCR. warisan wakaf, wasiat, hibah dan
pemeliharaan anak (hadhanah ), sudah memasyarakat dilingkungan
Peradilan Agama.
Oleh karena itu perlu lebih meningkatkan kualitas putusan-
putusan peradilan sesuai dengan perkembangan masyarakat yang
lebih maju. Dalam hal ini agar putusan-putusan itu lebih berbobot
. maka kita memerlukan penganalisaan dari pakar yang lebih
medalam alas sesuatu putusan Peradilan, sehingga dapat dijadikan
pedoman lebih lanjut oleh para penegak hukum.
Dernikian semoga usaha i ni menjadi amal bakti pada bangs a
dan negara serta amal ibadah kepada Allah SWT. Amin.

Penyusun

iii
~~----
DEPARTEMEN AGAMA R.I.
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM
Jalan Lnpangan Bantcng Barnt No. 3-4
Telp. 3811642. 3811654. 3812216, .1812679. 3811214
JAKARTA

Nomor : EV/HK.03.4/J/1852/99 Jakarta. 25 Oktober 1999


Lampiran : Satu eksemplar
Perihal : Izin penerbitan Yurisprudensi Kepada
dan Analisa Yth. Sdr. Ka. Puslitbang/Diklat
Mahkamah Agung R.I.
Jakarta

Assalamu' alaikum Wr. Wh.


Sehubungan dengan surut Saudara Nomor : 413/LD-S/X/ 1999
tertanggal 20 Okiober 1999 pcrihal seperti pada pokok surat. dengan
ini kami mernbcrikan izin kepada Suudara untuk rnenerbitkan kembali
"Yurisprudensi (Peradilan Aguma) dun Analisa" tahun 1995 dikalangan
jajanm Kekuasaan Kchakiman.
Dan bersama surat im kami lampirkan I (satu) eksemplar buku ·
"Yurisprudensi (Peradilan Aguma) dan Analisa", dimaksud.
Demikian atas pcrhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan
tcrima kasih.
Wassatamuelaikum Wr. Wh.

An. Direktur Jenderal


Direktur Pembinaan
Badan Peradilan Agama Islam

Tcmbusun Drs. H. Syamsuhadi, SH. M.HUM


I. Ditjcn B.inbaga Islam Nip. 150018016
~ Paniteru/Sekjen MA.RI.

v
»s« 9S-6 or&-6'/
DAFTAR ISI ~317-070/
Halaman
SAMBUTAN KETUA MUDA URUSAN
LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

MAHKAMAH AGUNG RI (TUADA ULDILAG)……………


. i
……………
KATA PENGANTAR ;...............................................
…………… iii

· SAMBUTAN DEPARTEMEN AGAMA RI …………………… …………… v


…………………… ……………
DAFTAR. ISI ………………………………………………………………
.. …………………… …………… vii
……………………………………….. …………………… ……………
…………………..…………..
MASALAH HADHANAH
1. Penetapan Hadhanah (Pemeliharaan Anak)………………… 3
2. Sengketa Hadhanah (Karena Berpoligami)…………………
………………… 39
…………………
3. Wali Anak Dibawah Umur …………………………………… ………………… 97
…………………
…………………………………… …………………
…………………
……………………………….. …………………
…………..
· MASALAH BARTA BERSAMA …………………
Gugatan harta bersama .. . . .. . . . .. .. . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . …………..
. . . . .... .... . .. . .. . . 171

MASALAH WASIAT
Gugatan Pernhatalan Wasiat .... . . .. .. ... . . . . .. .... . .. .. ... . . .. ... . . . . . .. .... 235

·MASALAH HIBAH
1. Pernbatalan Hi bah . . . . . .. . . .. .. . . . . . . . .. .. . .. . . . . 277
2. Sengketa Pengesahan Hibah …………………………………… 321
……………………………………
………………………………..
MASALAH WAKAF
J . Ikrar Wakaf......... .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . .. . . . . . . .. . . 383
1. Scngketa Tanah Wakaf..... .. .. .. .. . .. . . .. .. . . .. .. .. . . 437

vii
·~
..

TENTANG HADHANAH

. - -- ·-·· . J
H. Satria Effendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG HADHANAH
(Pemeliharaan Anak)

Pendahuluan
Hadhanah menurut bahasa berarti meletakkan sesuatu dekat
. tulang rusuk seperti menggendong, atau meletakkan sesuatu dalam
pangkuan. Seorang ibu waktu menyusukan, meletakkan anaknya
di pangkuannya, dan melindunginya dari segala yang menyakiti.
Erat hubungannya dengan pengertian tersebut, hadhanah menurut
istilah ialah, tugas menjaga dan mengasuh atau mendidik bayi
atau anak kecil sejak ia lahir sampai mampu menjaga dan
mengatur dirinya sendiri.
Seorang anak pada permulaan hidupnya sampai umur tertentu
memerlukan orang lain dalam kehidupannya, baik dalam
pengaturan fisiknya, maupun dalam pembentukan akhlaknya.
Seseorang yang melakukan tugas hadhanah sangat berperan dalam
hal tersebut. Oleh sebab itu masalah Hadhanah mendapat perhatian
khusus dalam ajaran Islam. Di atas pundak kedua orang tuanyalah
terletak kewajiban untuk melakukan tugas tersebut. Bilamana
kedua orang tuanya tidak dapat atau tidak layak untuk tugas itu
disebabkan tidak mencukupi syarat-syarat yang dipcrlukan
rnenurut pandangan Islam, maka hendaklah dicarikan pcngasuh
yang mencukupi syarat-syaratnya. Untuk kepentingan scorang
anak. sikap peduli dari kedua orang tua terhadap masalah
hadhanah memang sangat diperlukan. Jika tidak, rnaka bisa
mengakibatkan seorang anak tumbuh tidak terpe1ihara dun tidak
terarah seperti yang diharapkan. Maka yang paling diharapkan

3
adalah keterpaduan kerjasarna antara ayah dan i bu dulum
rnelakukan tugas ini. Jalinan kerjasarna antara keduanya hanyu
akan bisa diwujudkan selama dua orang tua itu masih tetap dalam
hubungan suami isteri. Dalam suasana yang demikian, kendatipun
tugas hadhanah sesuai dengan tabiatnya akan lebih banyak
dilakukan olch pihak ibu. namun peranan seorang ayah tidak bisa
diabaikan, baik dalam memenuhi segala kebutuhan yang
memperlancar tugas hadhanah, maupun dalam menciptakan
suasana damai dalam rumah tangga dimana anak diasuh dan
dibesarkan.
Harapan seperti disebutkan di atas tidak akan terwujud. Bilamana
terjadi perceraian antara ayah dan ibu si anak.Peristiwa perceraian apapun
alasannya merupakan rnalapetaka bagi si anak. Di saat itu si anak tidak
lagi dapat merasakan nikmat kasih sayang sekaligus dari kedua
orangtuanya. Padahal merasakan kasih sayang
kcdua orangtua merupakan unsur penting bagi pertumbuhan
mental seorang anak. Pecahnya rumah tangga kedua orangtua,tidak
jarang mernbawa kepada terlantarnya pengasuhan anak. Itulah
sebabnya menurut ajaran Islam perceraian sedapat mungkin harus
dihindarkan. Dalam sebuah hadis diingatkan, bahwa "sesuatu yang
halal (dibolehkan) yang paling tidak disukai Allah ialah
perceraian." (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah). Untuk
menghindarkan hal itu pula mengapa agama Islam menganjurkan agar
lebih hati-hati dalam memilih jodoh, dengan
rnemperhitungkan faktor-faktor pendukung untuk lestarinya
hubungan suami isteri, dan sebaliknya. Memang diakui tidak
tertutup kernungkinan adanya perceraian kendatipun dari semula
calon suarni isteri xudah penuh hati-hati menjatuhkan pilihan.
Namun. adanya faktor keudakhari-hatian akan mernperlebar
kemungkinan tersebut. Kelalaian dalam memperhitungkan
kernungkinan tersehut. Kelalaian dalam memperhitungkan Iaktor-
Iaktor dirnaksud akan herakibat hubungan suami isteri menjadi
rapuh. yang pada gilirannya peristiwa perceraian sudah tidak dapat

4
dihindarkan. Bilamana terjadi perceraian. maka khusus bagi
pasangan yang telah mempunyai cahaya mata dan masih kecil,
timbul permasalahan. siapakah di antara kedua orangtua yang
lebih berhak terhadap anak itu yang selanjutnya melakukan tugas
hadhanah. Masalahnya akan menjadi lebih rumit. bilamana
masing-masing dari dua orangtua tidak mau mengalah, disebabkan
ada pertimbangan prinsipil dalam pandangan kedua belah pihak.
Persoalan seperti yang dikemukakan di atas sering terjadi
dalam masyarakat, dan itu pula yang pernah terjadi pada diri
seorang anak balita, yang dilahirkan dari dua orang tua beragama
Islam dan nikah secara Islam, kemudian terjadi perceraian
disebabkan ibunya murlad. Masalah anak lalu dipersoalkan dan
perkaranya diangkat ke Pengadilan Agama yang dalam hal ini
Pengadilan Agama Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Dalam
kaitannya dengan masalah tersebut, tulisan ini ingin mengkaji
dan membandingkan putusan yang diambil oleh Pengadilan
Agama Tebing Tinggi dengan kerangka acuan hukum fikih dari
berbagai literatur. Untuk itu, sebelum membeberkan duduk
perkaranya, dan putusan yang diambil oleh Pengadi Ian Agama
Tebing Tinggi, sebagai kerangka acuan perlu kita kemukakan
beberapa aspek pandangan fikih yang dipandang erat hubungannya
dengan permasalahan.

Yang. Lebih Banyak Melakukan Hadhanah

Seperti disinggung sebelumnya, kewajiban melakukan hadhanah


terletak. dipundak kedua orangtua. Prinsip tersebut hanya akan
berjalan lancar bilamana kedua orangtua tetap dalam hubungan
suami isteri. Yang menjadi persoalan adalah apabila kedua
orangtua sianak telah berpisah cerai. maka pihak rnanakah yang
lebih berhak terhadap anak itu. Dalam Kaitannya dengan masalah
ini ada dua priode bagi anak yang perlu dikemukakan ·

J
I. Priode Sebelum Mumayyiz
Priode ini adalah dari waktu lahir menjelang umur tujuh
atau delapan tahun. Pada masa tersebut pada ghalibnya
seorang anak belum lagi mumayyiz, atau belum bisa
membedakan antara yang bermanfa'at dan yang berbahaya
bagi dirinya. Pada priode ini, setelah melengkapi syarat-syarat
pengasuh seperti yang. akan kita kemukakan nantinya.
kesimpulan utama menunjukkan bahwa pihak ibu lebih berhak
terhadap anak untuk selanjutnya melakukan hadhanah.
Kesimpulan ini didasarkan atas :
a. Sabda Rasulullah · yang maksudnya: "Barangsiapa
memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, niscaya
Allah akan memisahkannya dengan yang dikasi~inya di
Hari Kemudian". (H.R. Abu Daud).
b. Had is Abdullah bin Umar bin al-' Ash menceritakan,
seorang wanita mengadu kepada Rasulullah tentang anak
keci lnya, di mana man tan suaminya bermaksud
membawa · anak mereka itu bersamanya setelah
menceraikannya, Lalu Rasulullah bersabda : "Kamu
(wanita itu) lebih berhak terhadap anak itu selama kamu
belum menikah dengan lelaki lain". (H.R. Abu Daud
dan Ahmad).
c. Sesuai dengan isi hadis-hadis tersebut di atas adalah
keputusan Khalifah Abu Bakar dalam kasus sengketa
antara Umar bin Khattab dan bekas isterinya. Umar bin
Khattab dengan salah seorang isterinya mendapat seorang
anak yang diberi nama 'Ashima, kemudian ia bercerai
dari isterinya itu. Pada suatu hari Umar pergi ke Quba'
(satu dusun di tepi kota Medina), ia mendapati anaknyn
itu sedang berrnain. Ketika ia memegang anaknya i tu
dengan maksud membawanya pergi. terjadi lah
pertcngkarun dengan pihak ibu. Kasus ini segeru

6
disampaikan kepada Khalifah Abu Bakar, dan ia
memutuskan rnenetapkan bahwa anak itu ikut ibunya
(Riwayat Ihnu Ahi Syaibah),
d. lbu lcbih mengerti dengan kebutuhan anak dalam masa
tersehut dan lebih bisa memperlihatkan kasih sayangnya.
Demikian pula anak dalam masa itu scdang arnat
membutuhkan untuk hidup di dekat ibunya.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, apabila terjadi perccraian. demi
kepentingan anak dalam umur tersebut, maka ibu lcbih berhak
untuk mengasuhnya, bilamana persyaratan-persyarutannyu dapat
dilengkapi. lbnu Qudamah seorang pakar hukum pengikut Mazhab
Hambali dalam kitabnya Al-Mughni menjelaskan tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah tersebut.

2. Priode Mumayyiz
Musa mumayyiz adalah dari umur tujuh tahun sampai
menjelang baligh bcrakal. Pada masa ini seorung unak sccara
sederhana telah mampu membedakan antara yang berbahaya
dan yang bennanfuat hagi dirinya. Oleh sebab itu ia suduh
dianggap dapat menjatuhkan pilihannya sendiri apakah ia
ikut ibu atau ikut ayahnya. Dengan demikian ia diberi hak
pilih menentukan sikapnya. Dasar hukumnya adalah hadis
Abu Hurairah yang menceritakan seorang wanita mengadukan
tingkah bekas suaminya yang hendak mengambil anak mereka
berdua, yang telah mulai mampu menolong mengambil air
dari sumur. Lalu Rasulullah menghadirkan kedua pihak yang
bersengketa dun mengadili: "Hai anak, ini ibumu dan ini
ayahmu. Pilihlah yang mana yang engkau sukai untuk tinggal
bersamanya. Lalu anak itu memilih ibunya".
Anak yang disebut dalam hadis di atas sudah marnpu
mcrnbaruu ibunya mengambil air di sumur, yang dipcrkirakuu
bcrumur di atas tujuh tahun atau sudah mummayyiz. Dengan

7
demikian hadis tersebut menunjukkan bahwa anak yang sudah
mumayyiz atau sudah dianggap mampu menentukan pilihan
sendiri, diberi hak untuk memilih sendiri.

Syarat-syarat Bagi Yang Melakukan Hadlanah.


Untuk kepentingan anak dan pemeliharaannya diperlukan
beberapa syarat bagi yang melakukan hadhanah, sebagai berikut:
I. Yang melakukan hadhanah hendaklah sudah baligh berakal.
tidak terganggu ingatannya, sebab hadhanah itu merupakan
pekerjaan yang penuh tanggungjawab. Oleh sebab itu seorang
ibu yang mendapat gangguan jiwa atau gangguan · ingatan
tidak layak melakukan tugas hadhanah. Ahmad· bin Hambal
rnenambahkan agar yang melakukan hadhanah tidak
mengidap penyakit menular.
2. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk memelihara dan
mendidik mahdlun (anak yang diasuh), dan tidak terikat
dengan suatu pekerjaan yang bisa mengakibatkan tugas
hadhanah menjadi terlantar.
3. Seorang yang melakukan hadhanah hendaklah dapat dipercaya
memegang amanah, sehingga dengan itu dapat lebih
menjamin perneliharaan anak. Orang yang rusak akhlaknya
tidak dapat rnemberikan contoh yang baik kepada anak yang
diasuh, oleh karena itu ia tidak layak melakukan tugas ini.
4. Jika yang akan melakukan hadhanah itu ibu kandung dari
anak yang akan diasuh, disyaratkan tidak kawin dengan lelaki
lain. Dasarnya adalah penjelasan Rasulullah bahwa seorang
ibu hanya mempunyai hak hadhanah bagi anaknya selama ia
belum menikah dengan Ielaki lain (H.R. Abu Daud), Adanya
persyaratan tersebut disebabkan kekuwatiran suami kedua
tidak merelakan isterinya disibukkan mengurus anaknya dari
suami pertama. Oleh karena itu, seperti disimpulkan ahli-

8
ahli fikih, hak hadhanahnya tidak menjadi gugur jika ia
menikah dengan kerabat dekat si anak, yang memperlihatkan
kasih sayang dan tanggungjawabnya. Demikian pula hak
hadhanah tidak gugur jika ia menikah dengan lelaki lain
yang rela menerima kenyataan. Hal itu terjadi pada diri Ummu
Salamah, · ketika ia menikah dengan Rasulullah, anaknya
dengan suami pertama selanjutnya tetap dalam
asuhannya (H.R. Ahmad): Berdasarkan , kenyataan ini lbnu
Hazmin berpendapat tidak gugur hak hadhanah seorang i bu
dengan menikahnya dengan lelaki lain, kecuali jika suami
kedua itu jelas menolaknya.
5. Seseorang yang melakukan hadhanah harus beragama Islam.
Seorang non muslim tidak berhak dan tidak boleh ditunjuk
sebagai pengasuh. Tugas mengasuh terrnasuk ke dalamnya
usaha mendidik anak menjadi muslim yang baik dan hal itu
menjadi kewajiban mutlak atas kedua orang tua. Para ahli
fikih mendasarkan kesimpulan tersebut pada ayat 6 Surat At
Tahrim yang mengajarkan agar memelihara diri dan keluarga
dari siksaan neraka. Untuk tujuan itu perlu pendidikan dan
pengarahan dari waktu kecil. Tujuan terscbut akun sulit
terwujud bilamana yang mendampingi atau yang
mengasuhnya bukan seorang muslim

Tentang Duduknya Perkara


Seperti dikemukakan terdahulu, bahwa ketentuan-ketentuan
fikih di atas dimaksudkan untuk dijadikan tolok ukur dalam
mengomentari Keputusan Pengadilan Agarna Tebing Tinggi No.
PA.b/8/PTS/144/1986, dalam perkara hadhanah antura Pcnggugat
EMTI BUDIONO, SH. bin SUSANTO SUTOMO umur 40 tahun
'
lawan Tergugat DEME DETTY EKARYANA BORU
DAMANTIK. umur 22 tahun. Duduk perkaranya adalah scbagai
berikut : ·

9
Pcnggugat tclah mengajukan gugatannya pada tanggal 24
Maret 1986 terdaftar dalam perkara nomor 144/ 1986. dun
selanjutnya dilcngkapi dengan kcterangannya di muka sidung
Pengadi Ian Agama. Gugatan Penggugat adalah hadhanah
(pemeliharaan dan pengawasan) anak yang lahir dari perkawinan
antara Penggugat dengan Tergugat (Dane Detty Ekaryana) yang
menikah secant Islam pada tanggal 12 Maret 1985. Pernikahan
Penggugat dengan Tergugat telah terputus demi hukum, terhitung
sejak Tergugat kembali ke agama Kristen Protestan bulan
Oktober 1985. sesuai dengan penetapan Pengadilan Agama Tebing
Tinggi nomor PA.b/8/PEN/114/1986 tertanggal 24 Maret 1986.
Dalam masa hubungan Perkawinan, Penggugat dengan Tergugat
telah mernperoleh seorang anak perempuan lahir pada tanggal 7
Juli 1985 dengan diberi nama AYU EMILYA ADNISTRI.
Penggugat mengajukan alasan-alasan agar hak hadhanah anak
tersebut jatuh ke tangannya, sebagai berikut:
"Bahwa oleh karena Tergugat masih kuliah di Universitas
Sumatera Utara Medan, tidak dapat mengasuh langsung anak
Penggugat sehingga terpaksa tinggal dan diasuh keluarga ( orang
tua Tergugut) yang masih memeluk Agama Kristen Protestan.
Bahwa oleh kurcna anak Penggugat lahir dari seorang ayah dan
ibu yang perkawinannya menurut Agarna ·Islam, schingga bilu
tinggal dan diasuh olch keluarga yang masih merneluk Agarna
Kristen Protestun, Penggugat mengkhawatirkan agama dan
pendidikan anak Penggugat tidak terjamin sesuai dengan fitrahnya,
yakni lahir dari seorang ayah dan ibu yang beragama Islam,
apalagi sebelum putusnya perkawinan antara Penggugat dan
Tergugat, keluarga dan Tergugat sendiri pernah meminta izin
kcpada Penggugat ,, agar anak Penggugat di baptis (dimundikan)
Secara k eagamaan
.
Dan pihak Tergugat di muka sidang mcnjelaskan
pcnolakannyna untuk mcnycrahkun anak dengan alasan antara lain.

10
bahwa anak tersebut masih balita yang tidak mungkin diurus
dengan baik oleh seorang lelaki. Bahwa anak itu dipelihara oleh
Tergugat bukan dipelihara oleh orang lain. Bahwa mengenai
masalah agama, pihak Tergugat tidak memaksakan terhadap anak
dan hal itu terserah kepada anak itu nanti kalau sudah dewasa,
dan Tergugat sendiri tidak berkeberatan bila anak tersebut
memeluk agama selain agama yang ia peluk. Setelah melalui
proses peradilan. maka Pengadilan Agama Tebing Tinggi
memutuskan menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak
hadhanah bagi anak tersebut. Setelah naik banding, keputusan ini
kemudian dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Medan, dan
selanjutnya oleh Mahkamah Agung R.I.

Beberapa Komentar
Membaca duduk perkara dan alasan-alasan dari masing-
masing pihak seperti tersebut di atas, ada beberapa hal yang
perlu dikomentari.

1. Alasan pertama yang dikemukakan Penggugat ialah, bahwa


Tergugat tidak mempunyai waktu untuk mengurus anak
Penggugat itu disebabkan Tergugat sedang mcngikuti ku1iah
di Medan. Alasan ini akan menjadi tidak berarti bilamana
dihadapkan pada perdebatan:
a Bagaimana jika Tergugat mempunyai waktu mengurus
anak tersebut dengan sengaja berhenti kuliah. Bila
keadaannya menjadi demikian sudah dapat dipastikan
Penggugat tidak juga akan mencabut gugatannya, karena
ada kendala lain, yakni Tergugat tidak beragama Islam.
h. Adalah benar bahwa Tergugat tidak bisa rnengurus sendiri
anak tersebut. Namun, Tergugat telah mendelegasikan
tugas pengasuhan kepada ibu kandungnya (ibu Tergugat).
Dalum urutan keutamaan disebutkan da1am hukum fikih

11
bahwa yang lebih utama melakukan hadhanah setelah
ibu kandung ialah ibu kandung dari ibu si anak. Kecuali
dalam kasus ini ada penghalang lain, yaitu, seperti dalarn
alasan Penggugat sendiri, bahwa ibu Tergugut adalah
non muslim. Dengan demikian, segala pcrdebutun
mengenai alasan pertama ini akhirnya akan kcmbali padu
persoalan berlainan agama, dan itu pula menurut hernat
penulis satu- satunya alasan yang berarti bagi Penggugat.
2. Alasan lain yang dikemukakan Penggugat intinya ialah,
bahwa baik Tergugat maupun ibu Tergugat yang sedang
melakukan hadhanah memeluk agama Kristen Protestan. Oleh
karena itu Penggugat yang beragama Islam itu
mengkhawatirkan agama dan pendidikan anaknya akan
rnenjadi tidak terjamin sesuai ajaran Islam. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, salah satu syarat bagi yang melakukan
hadhanah adalah beragama Islam. Artinya, bilamana se-
orang ibu tidak beragama Islam, maka gugurlah hak hadhanah
terhadap anaknya yang beragama Islam. Dalam kasus ini
anak yang diperkarakan adalah beragama Islam, karena
dilahirkan dari pasangan yang beragama Islam dan nikah
secara Islam. Melihat kenyataan demikian, maka masalahnya
menjadi jelas, bahwa hak hadhanah berpindah kepada pihak
yang beragarna Islam, yaitu Penggugat (ayahnya).
Memang perlu dicatat bahwa literatur-literatur hukum fikih
menunjukkan ketidaksepakatan para ahli hukum Islam
terhadap persyaratan beragama Islam bagi yang akan
rnelakukan hadhanah. Pendapat yang disebutkan di atas adalah
pendapat mayoritas ulama mujtahid, di antaranya Imam
Syafi'I r.a. Sedangkan ulama lain, seperti Ibnu al-Qasim duri
rnazhah Hamhali, sebagian kalangan Hanafiyah, dan Imam
Muhammad Abu Zahrah, tidak mensyaratkan beragumu
I slam hagi yang mclakukan hudhanah bagi unuk yang

12
beragama Islam selama anak itu belum mumayyiz (di bawah
umur tujuh tahun). Menurut mereka hak hadhanah seorang
ibu terhadap anaknya yang dilahirkan rnelalui pcmikahan
secant Islam tidak menjadi gugur disebabkan ia (ibu) tidak
beragama Islam, kecuali jika anak itu sudah mumayyiz.
Dalam umur sebelum mumayyiz, seorang anak masih sangat
membutuhkan kasih sayang ibu kandungnya, dan ibu lebih
mengerti dengan kebutuhannya. Dalam pandangan ini tidak
terlihat adanya kekhawatiran terpengaruhnya anak dalam
umur tersebul kepada agama ibunya. Karena menurut mereka
anak pada masa umur tersebut belum mengerti sarna sekall
masalah agama,. -kecuali jika diketahui adanya unsur
kesengajaan seorang ibu untuk menyeret anaknya ke
agamanya. Oleh .sebab itu Muhammad Abu Zahrah dalam
kitabnya Al-Ahwal AsySykhsyiyah setelah mengemukakan
pendapatnya di atas menjelaskan, bahwa hak hadhanah
seorang ibu yang non muslim terhadap anaknya yang muslim
yang belum muma~yiz baru menjadi gugur bilamana diketahui
adanya tingkah laku a tau kesengajaan si i bu untuk
mempengaruhi atau menyeret anak itu kepada agama yang
dipeluknya.
Bila diperhatikan uraian di atas, kendatipun ada pendapat
yang tidak mensyaratkan beragama Islam bagi yang
melakukan hadhanah, namun pendapat itu tidak dapat
menggugat Keputusan yang diambil Pengadilan Agamu
Tebing Tinggi. Karena, dalam kasus itu ternyata sudah ada
usaha Tergugat untuk membawa anak itu kepada agamanya.
Dalarn alasan Penggugat dinyatakan bahwa sebelum putusnya
perkawinan antara Penggugat clan tergugat, keluarga dan
Tergugat sendiri pernah meminta izin kepada Penggugat agar
anak Penggugat di Baptis (dimandikan) secara keagamaan.
Tuduhan Penggugat ini tidak dibantah oleh Tcrgugat.
Wa Allahu A'lamu Bishshawab,

13
Buku bacaan :
I. lhnu Qudamah, Ahu Muhammad ibn Abdullah ihn Ahmad
ibn Muhammad: Al-Mughni.
2. Mahyuddin An-Nawasi, Al-Majmu 'Syarh al-Muhazsah.
3 Al-Kamal lbn al-Humam, Fath al-Qadir Syarh al-Hidayah.
4. Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syakhshivali.
5. Al-Jaziri, Al-Fiqh 'Alal-Marahib al-Arba 'ah

14
SALINAN KEPUTUSAN
No. PA. b/8/PTS/144/1986

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Tebing Tinggi yang mengadi Ii perkara


gugatan dalam tingkat pertama telah menjatuhkan keputusan
sebagai tertera dibawah ini dalam perkara Hadhanah, dari;
EMIL BUDIONO, SH Bin RUSDANTO SUTOMO, umur
30 tahun, pekerjaan Wira Swasta, alamat jalan Pulau Sumatera
No.58 Kelurahan Persiakan Lingkungan III Kee. Padang Hulu
Kotamadya Tebing Tinggi, selanjutnya disebut sebagai
"PENGGUGAT";

LAWAN

DAME DETTY EKARYANA BORU DAMANIK, umur


22 tahun, pekerjaan Mahasiswa Fakultas Hukum USU Medan,
alamat Bah Birong Ulu PTP VIII Kah. Simalungun,
selanjutnya disebut sebagai "TERGUGAT";

Pengadilan Agama Tebing Tinggi


Setelah Mempelajari Hal-ha] Yang berkenaan Dengan Perkara ini:
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

I. Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 24


Maret 1986. terdaftar dalarn perkara nomor 114/1986 dan
se1anjutnya melengkapi dengan keterangan-kctcrangan
dimuka sidang Pcngadilan Agama:

15
2. Bahwa gugatan Penggugat adalah " Hadhanah" (pemeliharaan
dan pengawasan anak) yang lahir dari perkawinan antara
Pcnggugat dengan Tergugat (Dame Detty Ekaryana Boru
Damanik. yang menikah secara Islam pada tanggal 12 Maret
1985 dun terdattar di KUA Bangun Purba tertanggal 12 Maret
1985 nomor 36/ 1985;
3. Bahwa pcrnikahan Penggugat dengan Tergugat telah terputus
demi hukum, terhitung sejak Tergugat (Dame Datty Ekatyana)
kembali ke Agama Kristen Protestan bulan Oktober 1985,
sesuai dengan penetapan Pengadilan Agama Tebing Tinggi
nomor PA.h/8/PEN/114/1986 tertanggal 24 Maret 1986 yang
diajukan oleh Tergugat (Dame Detty Ekaryana Boru
Damanik) ke Pengadilan Agama Tebing Tinggi.
4. Bahwa dari hasil perkawinan Penggugat dengan Tergugat
telah memperoleh seorang anak perempuan lahir pada tanggal
7 Juni 1985 dengan diberi nama "AYU EMILYAADHISTI":
5. Bahwa oleh karena Tergugat masih kuliah di Universitas
Sumatera Utara Medan, tidak dapat mengasuh langsung anak
Penggugat sehingga terpaksa tinggal dan diasuh keluarga
( orang tua Tergugat) yang masih memeluk agama Kristen
Protestan:
6. Bahwa oleh karena anak Penggugat (Ayu Emilya Adhisti)
lahir dari scorang ayah dan ibu yang perkawinannya menurut
agama Islam, sehingga bila tinggal dan diasuh oleh keluarga
yan~ masih memeluk agama Kristen Protestan. Penggugat
mengkhawatirkan Agarna dan pendidikan anak Penggugat
tidak terjumin sesuai dengan fitrahnya, yakni lahir dari
seorang ayah dun ibu yang beragama Islam, apalagi sebclum
putusnya perkawinan untara Penggugat dan Tergugat, keluarga
dan Tergugat sendiri pernah meminta izin kepada Pcnggugat
agar anak Pcnggugat di Baptis (dimandikan) secara

16
keagamaan, maka dengan demikian Penggugat mcngajukan
permohonan kepada PengadiIan Agama Tebing Tinggi agar
mcmberikan putusan :
− Menetapkan pengawasan dan pemeliharaan anak
Penggugat (Ayu Emilya Adhisti) diberikan kepada
Penggugat.
7. Bahwa Penggugat telah melengkapi surat gugatannya dengan
surat-surat yang terdiri dari :
a. Salinan Penetapan Pengadilan Agama Tebing Tinggi
nomor PA. b/8/PEN/114/1986, tertanggal 24 Maret 1986
tentang penentuan Hukum Nikah;
b. Surat keterangan dari . Rumah Sakit Malahayati nomor ·
71/PAR/VV RSIM/1985, tertanggal 7 Juni 1985 tentang
Jahirnya bayi dan Ny. Dame Detty Ekaryana dan Tn.
Emil Budiono; ·· ·
c. Akte kenal lahir dari Walikotamadya Tebin.g Tinggi
nornor 157 /Pemer/1986 tertanggal 6 Februari l986
ten tang lahirnya Ayu Emil ya Adhisti dari suami · isteri
Emil Budiono, SH dengan Defitri Demilya Dumanik alias
Dame Detty Ekaryana Damanik: · ·· .
8. Bahwa Tergugat (Dame Detty Ekaryana Sr. Damanik)
manerangkan di muka sidang Pengadilan.Agama Tebing ·.
Tinggi, bahwa benar pernikahan Penggugat .dan tergugat.
terputus demi Hukum karena Tergugat kembali ·menganut
agama Kristen Protestan, sesuai dengan penetapan Pengadilan
Agama
0
Tebing Tinggi nomor PA.b/8/PEN/114/1986
.
tertanggal
. . .
24 Maret 1986. ·
9. Bahwa Tergugat memahami isi gugatan Penggugat (Emil
Budiono) akan tetapi Tergugat tidak dapat memberikan/
menyerahkan pemeliharaan anak kami (Ayu Emily a Adhisti)
kepada Penggugat atau keluarga Penggugat:

17
l 0. Bahwa alasan Tergugat tidak dapat memberikan/menyerahkan
pemeliharaan anak adalah antara Iain sebagai berikut :
a. Bahwa anak tersebut masih balita yang tidak mungki n
seorang laki-laki akan dapat mengurusnya dengan baik .
. b. Bahwa anak tersebut masih dipelihara oleh Tergugat.
bukan dipelihara oleh pihak lain;
c. Bahwa, masalah Agama kami tidak memaksakan terhadap
anak dan hal itu terserah kepada anak nanti kalau sudah
dewasa dan kami sendiri tidak keberatan bila anak
tersebut memeluk agama selain agama yang kami peluk:
11. Bahwa selanjutnya Tergugat mengajukan eksepsi yang pada
pokoknya berbunyi sebagai berikut :
a. Bahwa perkara ini adalah merupakan lanjutan dari
perceraian sernula, dimana saat itu kedudukan saya
sebagai Penggugat dan Emil Budiono.Sll selaku Tergugat
dengan domisili dalam wewenang Pengadilan Agama
Tebing Tinggi, tetapi sekarang kedudukan saya sebagai
Tergugat dimana domisili saya dalam wewenang
Pengadilan Agama Pematang Siantar;
b. Bahwa sesuai dengan ketentuan PP. No. 9/1975 pasal 20
gugatan dimajukan ke Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi kediaman tempat Tergugat;
c. Bahwa dengan demikian sesuai dengan pasal 118 HIR/
142 Rbg. dan pasal 133 HIR/159 Rbg., maka Tergugat
berpendapat bahwa perkara ini hams dimajukan ke
Pengadilan Agama Pematang Siantar bukan Pengadilan
Agama Tebing Tinggi:
d. Bahwa atas dasar tersebut di atas, maka Tergugat mohon
agar Ketua Majelis mempertimbangkan dengan
mcmutuskan sebagai berikut;

18 19
Menyatakan demi hukum bahwa Pengadilan Agama
Tebing Tinggi tidak berwenang untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini, karena kedudukan domisili
Tergugat dihawah wewenang Pengadi Ian Agarna
Pematang Siantar;
menolak gugatan Penggugat Emil Budiono:
12. Bahwa tentang jalannya pemeriksaan lebih jauh
dipersidangan, semuanya telah dicatat di dalam berita acara
yang bersangkutan, sehingga untuk mernpersingkat
Pengadilan Agama dapat menunjuk kepada berita acara

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


I. Menimbang, bahwa Pengadilan Agama Tebing Tinggi telah
mendengar uraian keterangan Penggugat, bekas isteri
Penggugat dan telah mempelajari semua surat-surat yang
berhubungan dengan permohonan Penggugat;
2. Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk wewenang
Pengadilan Agarna (PP.45/1957 Pasal 4 );
3. Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masulah adaluh
"HADHANAH" penentuan Hukum "Pengawasan dan
pemeliharaan anak" antara Penggugat (Emil Budiono) dengan
Tergugat (Dame Detty Ekaryana Br. Darnanik);
4. Menimbang, bahwa permohonan Penggugat telah memenuhi
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam perundang-
undangan yang berlaku, oleh karena itu dapat diterima;
5. Menimbang, bahwa tergugat adalah bekas isteri Penggugat
yang dahulu menikah secara Islam pada tanggal 12 Maret
1985 di KUA Kec. Bangun Purba, sesuai dengan surat nikah
Nornor 36/1985, kemudian terfasah ''Demi Hukum"
perkawinan itu karena Tergugat kembali memeluk Agama
Kristen Protcstan, rnedio bulan Oktober 1985, sesuui dengan

18 19
penetapan Pengadilan Agama Tebing Tinggi Nomor PA.h/8/
PEN/114/ 1986 tertanggal 24 Maret 1986;
6. Menimbang, bahwa pada pokoknya setiap anak yang lahir
dari perkawinan yang syah dan antara suami isteri telah terjadi
perceraian, maka pemeliharaan anak a quo adalah hak bekas
isteri sampai umur anak 7 tahun sepanjang bekas isteri masih
memenuhi syarat-syarat :Akal · sehat, Merdeka. beragama
Islam, Sederhana, Amanat, tempat tinggal yang jelas dan
tidak bersuami baru. Apabila salah satu diantara syarat
tersebut di atas tak terpenuhi maka gugurlah hak "Hadhanah"
bagi seorang ibu sejalan dengan ketentuan dalam Kifayatul
Ahyar jilid II halaman 94;
7. Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat yarig melaksanakan
perkawinan secara Islam dengan Penggugat telah murtad
kembali dengan memilih agama selain Islam, dan Tergugat
sendiri tidak berada ditempat yakni sedang dalam masa kuliah
di Universitas Sumatera Utara Medan, maka bagi Tergugat
dapat dinyatakan gugur hak Hadhanah terhadap anaknya
karena gugurnya kedua syarat tersebut dengan memindahkan
hak Hadhanah/pemeliharaan anak kepada bekas suami, dalam
hal i ni Penggugat;
8. Menimbang bahwa keberatan Tergugat untuk diperiksa di
Pengadilan Agarna Tebing Tinggi dalam kasus ini dengan
menunjuk pasal 133 HIR adalah keliru, sebab pada azasnya.
.Kompetensi relatif harus diajukan oleh fihak Tergugat pada
jawaban yang pe.rtama, oleh karena bal ini diajukan kemudian.
maka Majelis dapat melanjutkan perneriksaan dengan
mengenyampingkan eksepsi tentang kompetensi relatif
tersebut:
9. Menimbang. bahwa atas pertimbangan tersebut diatas. maka
gugatan Pcnggugat dapat dikabulkan dengan menghukum
Penggugat untuk membayar sernua biaya yang timbul dalam
perkara ini scbcsar Rp. 15.000. ( lima belas rihu rupiah).

20 21
l 0. Mengingat, Ketentuan Undang-undang dan Peraturan yang
berlaku serta dalil-dalil Syara' yang berkenaan dengan perkara
ini
MENGADILI

Memutuskan :
l. Mengabulkan gugatan penggugat;
2. Menetapkan penggugat (Emil Budiono, SH) Sebagai
pemegang hak Hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak
bernama Ayu Emilya Adhisti;
3. Menghukum penggugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 15.000,- (lima, betas
ribu rupiah); ·
Demikianlah Putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Agama
Tebing Tinggi pada hari Sabtu tanggal 3 Mei 1986. M. bertepatan
dengan tanggal 23 Sya'ban 1406. H. oleh kami: Drs. A. KHATIB
RASYID sebagai HakimKetua, Drs, TAFTAZANI .dan. M.
RIDWAN SIREGAR, BA masing-masing sebagai Hakim Anggota
dan Drs. HASAN BASRI HARAHAP sebagai Panitera dan pada
hari ini juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan
dihadiri oleh pihak Penggugat dan pihak Tergugat;

HAKIM KETUA
dto
(Drs. A. KHATIB RASYID)

HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA


dto dto
(Drs. TAFTAZANI) (M. RIDWAN SIREGAR, BA)
PAN I TERA
dto
(Drs. HASAN BASRI HARAHAP)

20 21
KEPUTUSAN
.Nomor: PTA. b/2/PTS/30/86/1987

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGGI AGAMA DI MEDAN mengadili


perkara HADHANAH, pada tingkat banding telah menjatuhkan
keputusan sebagai berikut dalam perkara antara;

DAME DETTY EKARYANA Br. DAMANIK, umur 22 tahun,


agama KRISTEN tempat tinggal di Bah Birong Ulu PTP VIII
Kabupaten Simalungun, pekerjaan Mahasiswa USU Medan
terhadap Keputusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi Nomor
PA.b/8/PTS/ 144/ 1986 tanggal 5 Mei· 1986 M/23 Sya'ban 1406 H
yang telah terdaftar pada buku Register tertanggal 4 Agustus
1986 Nomor 30/ 1986 selanjutnya disebut PEMBANDING;

LAWAN

EMIL BUDIONO SH, umur 30 tahun, agama Islam, tempat


tinggal di Jalan Pulau Sumatera No.58 Tebing Tinggi pekerjaan
Wira Swasta, selanjutnya disebut TERBANDING.
PENGADILAN TINGGI AGAMA DI MEDAN setelah
memperhatikan Berita Acara Persidangan, pertimbangan-
pertimbangan dan Keputusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi.
Memori serta surat-surat yang berkenaan:

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang bahwa Terbanding sebagai Penggugat asli telah


mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama Tebing Tinggi agar
hak Hadlanah (pemeliharaan dan pengawasan) terhadup anaknya

22

J
yang lahir dari perkawinannya dengan Pembanding diserahkan/
ditetapkan kepadanya dengan alasan sebagai berikut;
bahwa Terbanding dan Pembanding telah menikah secara
Islam pad a tanggal 12 maret · 1985 dan terdaftar di KU A
Kecamatan Bangun Purba tanggal 12 Maret 1985 No.36/
1985, dimana sebelum pernikahan tersebut dilangsungkan
Pembanding terlebih dahulu masuk ke agama Islam;
bahwa dari perkawinan tersehut telah lahir seorang anak
perempuan pada tanggal 7 .Juni 1985 dan diberi nama AYU
EMILYA ADHISTI;
bahwa perkawinan Terbanding dan Pernbanding telah
ditetapkan terputusnya (fasakh) terhitung sejak Pembanding
kembali merneluk agama Kristen Protestan pada bulan
Oktober 1985 dengan Penetapan Pengadilan Agama Tebing
Tinggi tanggal 24 Maret 1986 No. PA.b/8/PEN/ 114/ 1986;
bahwa Terbanding keberatan anak terperkara dipelihara
(diasuh) oleh orangtua/keluarga Pembanding yang masih
beragama Kristen Protestan; bahwa oleh karena anak
terperkara (Ayu Emilya Adhisti) lahir dari perkawinan secara
Islam sehingga apabila diasuh dan dipelihara oleh Terbanding/
keluarga Pembanding yang masih memeluk agama Kristen
Protestan. Terbanding sangat mengkhawatirkan akan agama
Pendidikan anak tersebut tidak terjamin sesuai dengan
fitrahnya sebagai anak yang lahir dari seorang ayah dan ibu
yang beragama Islam;
− bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di alas, Terbanding
memohon agar hak hadlanah (pemeliharaan dan pengawasan
anak) yang bernama Ayu Emilya Adhisti ditetapkan
kepadanya ;
− Menimhang hahwa Pembanding sebagai Tergugat asli dimuka
sidang telah menjawab yang pada pokoknya sebagai berikut:

23
− bahwa Pembanding mengakui bahwa perkawinan antara
Terbanding dan Pembanding telah ditetapkan terputus (fasakh)
karena Pembanding telah kembali ke agamanya semula
yakni : agama Kristen Protestan (Penetapan PA Tebing Tinggi
ianggal 24 Maret 1986 Nomor PA. b/8/PEN/114/1986); bahwa
Pembanding tidak bersedia memberikan/menyerahkan
perneliharaan anak tersebut kepada Terbanding/keluarganya
dengan alasan bahwa anak terperkara masih balita, yang tidak
mungkin seorang laki-laki dapat mengurusnya dengan baik;
− bahwa anak terperkara masih dipelihara langsung oleh
Pernbanding, bukan dipelihara oleh orang lain seperti yang
dikemukakan Terbanding;
− bahwa soal agama, pendidikan anak terperkara terserah
kepada si anak nantinya setelah ia dewasa; Pembanding tidak
keberatan apabila si anak tidak mengikuti agama Pembanding;
− bahwa Pembanding merasa keberatan perkara hadlanah ini
diperiksa di Pengadilan Agama Tebing Tinggi karena
Pembanding berdomisili di Pematang Siantar yang seharusnya
perkara ini diperiksa di Pengadilan Agama Pematang Siantar
sesuai dengan PP No. 9/1975 pasal ~O;
− bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka Pembanding
memohon agar Majelis menetapkan demi hukum bahwa PA
Tebing Tinggi tidak berwenang memeriksa dan mengadili
perkara ini, karena Pembanding berdomisili di wilayah hukum
PA Pernatang Siantar dan menolak gugatan Terbanding:
Menimbang bahwa dalam mengadili perkara ini Pengadilan
Agama Tebing Tinggi telah mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut;
− bahwa pada pokoknya setiap anak yang lahir dari perkawinan
yang syah, dan antara suami isteri terjadi perceraian, maka
perneliharaan anak sampai berumur 7 tahun adalah hak bekas

24
isteri sepanjang bekas isteri itu memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: berakal sehat merdeka, beragama Islam,
sederhana, amanah, bertempat tinggal yang jelas, dan tidak
bersuami barn. Apabila salah satu syarat tersebut di atas tidak
terpenuhi rnaka gugurlah hak bekas isteri tersebut;
− bahwa oleh karena Tergugat yang melakukan perkawinan
secara agama Islam dengan Penggugat telah murtad dari
agama Islam dan Tergugat sendiri tidak berada di tempat
kejadian karena masih kuliah di USU Medan maka hak
Tergugat untuk memelihara anak tersebut dinyatakan gugur
dan pemeliharaan anak (hadlanah) berpindah kepada
Penggugat,
− bahwa keberatan Tergugat untuk diperiksa di Pengadilan
Agama Tebing Tinggi dalam kasus ini dengan menunjuk pasal
133 HIR adalah keliru, sebab pada azasnya kompetensi relatif
harus diajukan oleh Tergugat pada jawaban yang pertama,
oleh karena hal ini diajukan kemudian, maka Majelis dapat
melanjutkan pemeriksaan perkara a quo:

Menimbang bahwa Pengadilan Agama Tebing Tinggi Lelah


mengadili perkara ini dengan Keputusan tanggal 3 Mei 1986 M/
23 Sya'ban 1406 H No. PA b/8/PTS/144/1986, yang amarnya
sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menetapkan Penggugat (Emil Budiono, SH) sebagai
pemegang hak Hadlanah (pemeliharaan) terhadap anak
bernama Ayu Emilya Adhisti;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 15.000.- (Lima belas
ribu rupiah);

25
Menimbang· bahwa Salinan · Keputusan a quo tel ah
disampaikan kepada Terbanding pada tanggal 3 Mei 1986 terhadap
· Keputusan mana Pembanding menyatakan banding pada tanggal
17 Mel 1986 dengan memenuhi syarat-syarat banding
sebagaimana ditetapkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku:
Menirnbang bahwa Pembanding dalam memori bandingnya
tanggal 17 Mei 1986 mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya
sebagai berikut : ·
I. Bahwa seharusnya pemeriksaan ini bukanlah kompetensi
relatif Pengadilan Agama Tebing Tinggi sebab Pembanding
berdomisili di Pematang Siantar, hal mana Majelis Hakim
PA. Tebing Tinggi sebelum menyidangkan perkara ini telah
mengetahui hal itu, namun pada saat Pembanding mengajukan
eksepsi absolut perihal kewenangan mengadili pada sidang
.berikutnya, Majelis Hakim Pengadilan Agama Tebing Tinggi
menolaknya dengan alasan keliru tidak diajukan pada sidang
pertama. Hal ini jelas telah salah dalam menerapkan hukum
dan bahkan telah menimbulkan pengaburan hukum atas
ketentuan kewenangan Hakim dan pengadi Ian dalarn
mengadili perkara;
2. Bahwa benar Pembanding dan Terbanding menikah secaru
Islam di KUA Kecamatan Bangun Purba tanggal 12 Maret
1985 namun latar belakang pernikahan itu adalah karena
Pembanding telah hamil 6 bulan sebelum nikah dan
pernikahan secara Islam adalah karena keadaan terpaksa sebab
kawin di Gereja pada waktu itu dimana Pembanding masih
beragama Kristen tidak dapat diberkati oleh Gereja;
3. Bahwa setelah perkawinan dilangsungkan lahirlah seorang
anak perempuan yang dipanggil namanya Butel dan seiak
perkawinan itu Terbanding tidak lagi bertanggung jawab dun
tidak mengurus kepcntingan keluarga sebagai kepala kcluarga

26
sehingga rumah tangga ini mulai retak, maka Pemhanding
kembali memeluk agama Kristen yang pada akhirnya
perkawinan ini terfasakh demi hukum melalui Keputusan
Pengadilan Agama Tebing Tinggi;
4. Bahwa setelah perkawinan terfasakh, Terbanding mengajukan
gugatan hadlanah (pemeliharaan) anak perempuan tersebut
di atas yang menurut pertimbangan hukum PA. Tebing Tinggi
hak hadlanah gugur dari Pembanding karena Pembanding
telah murtad. Hal ini tidak berdasarkan kemanusiaan dan
keadilan, karenanya agar ditolak demi hukum;
5. Bahwa alasan Terbanding dalam gugatannya karena
Pembanding masih kuliah di USU Medan tidak dapat
mengasuh anak tersebut tidak benar sebab Pernbanding juga
membawa anak tersebut ke Medan bersama Pembanding dan
diasuh langsung oleh Pembanding;
6. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pernbanding
berkesimpulan bahwa dasar pertimbangan dan penerapan
hukum PA.Tebing Tinggi adalah sepihak dan tidak dilandasi
dengan rasa keadilan serta . tidak mempertimbangkan latar
belakang terjadinya perkawinan antara Pembanding dan
Terbanding, dan masalah-masalah yang tirnbul selama
perkawinan tersebut:
7. Bahwa atas dasar hal-hal tersebut Pembanding memohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agarna Medan agar
berkenan mempertimbangkan dan memutus perkara ini
sebagai berikut;
a. Menerima permohonan banding serta risalah banding
Pembanding;
b. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi
tanggal 3 Mei 1986 Nomor PA.b/8/PTS/144/1986:

27
c. · Mengadili sendiri bahwa Pengadilan Agama Tebing
Tinggi tidak berwenang mengadi Ii perkara i ni karcna
domisili Pembanding berada diwilayah hukum
Pengadilan Agama Pematang Siantar;
d. Menghukum Terbanding membayar ongkos yang timbul
dalarn perkara.
Menimbang bahwa Terbanding dalam perkara ini tidak
menyampaikan Kontra Memorinya sekalipun Memori Banding
Pembanding telah disampaikan kepadanya secara patut;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

l. Menimbang bahwa perkara ini adalah termasuk wewenang


Pengadilan Agarna;
2. Menimbang bahwa permohonan banding telah diajukan dalam
tenggang waktu yang dibenarkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku serta telah memenuhi syarat banding
lainnya sehingga permohonan bandingnya dapat diterirna,
3. Menimbang bahwa perkawinan Pembanding dan Terbanding
yang dilakukan secara Islam tanggal .12 Maret 1985 sesuai
dengan Surat Nikah yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan
Bangun Purba No.36/1985 Lelah dinyatakan terfasakh
terhitung sejak bulan Oktober 1985, karena Pembanding
telah rnurtad dari agama Islam sesuai dengan Penetapan
Pengadilan Agama Tebing Tinggi tanggal 24 Maret I 986
Nomor PA.b/8/PEN/ 114/1986 ;
4. Menimbang bahwa penolakan Pengadilan Agama Tebing
Tinggi terhadap eksepsi Pembanding sebagai Tergugat asli
berkenaan dengan kewenangan mengadili Pengadilan Agama
Tehing Tinggi terhadap diri Pembanding sebagai Tergugat
asli karena Pembanding bertempat tinggal (berdomisili) di
Pematang Siantar, dapat dibenarkan, oleh karena ekscpsi

28
terhadap relatif kompetensi sebagai demikian sesuai dengan
hukum acara vide RIB pasal 133/RDS pasal 159 hanya dapat
diajukan oleh Pembanding pada sidang Penga<lilan Agarna
Te bing Tinggi yang pertama yang memeriksa perkara ini;
sedangkan dalam perkara ini Pembanding ternyata telah
mengajukannya pada sidang berikutnya; -
5. Menimbang bahwa penolakan Pengadilan Agama Tebing
Tinggi terhadap eksepsi Pembanding sebagai Tergugat asli
berkenaan dengan kewenangan absolut Pengadi Ian Agama
Tebing Tinggi, juga dapat dibenarkan oleh karcna perkara
hadlanah (pemeliharaan anak) adalah. termasuk wcwcnang
Pengadilan Agarna, sesuai dengan pasal 4 (I) PP No.45/
1957;
6. Menimbang bahwa Pembanding terbukti telah murtad dari
agama Islam dan telah kembali keagamanya semula (Kristen
Protestan), oleh sebab itu haknya terhadap perneliharaan/
pengawasan anaknya dengan Terbanding (hak hadlanah
tcrhadap unak terperkara) menjadi gugur oleh karena salah
satu syarat hadlanah yang hams dipunyai Pernbanding (ibu
anak yang bersangkutan) adalah beragama Islam i.e. sama
dengan agama anak yang bersangkutan yang nota bene
beragama Islam sesuai dengan agama ayahnya (Terbanding)
sesuai dengan dalil dari Kitab Syarqawi II halaman 337 yang
artinya:
( "Ibu dan seterusnya ke atas didahulukan dalam perneliharaan
anak (hadlanah) jika ibu tersebut memenuhi sernbilan syarat
yakni baligh berakal sehat-dan seterusnya-dan beragama
Islam. jika anak yang dipelihara beragama Islam dan
setcrusnya ...
11
);

7. Menirnbang bahwa selain dari hal yang dikernukakan pada


angka 6 diatas, juga dari segi tanggung jawab Terhanding
sepanjang syarat tidak mernungkinkan pemeliharaan dan

29
pengasuhan (hadlanah) terhadap anak terperkara diserahkan
kepada Pembanding yang beragama Kristen Protestan, oleh
karcna agama anak terperkara (agama Islam karena ia
dilahirkan dalam perkawinan secara Islam dan dari ibu dan
bapak yang beragama Islam) tidak akan dapat dipelihara
kelestariannya, apabila anak tersebut dipelihara dan diasuh
oleh seseorang (ibunya/Pembanding) yang beragama Kristen
Protestan:
8.. Menimbang bahwa hubungan hukum antara anak terperkara
·dengan Terbanding sebagai bapaknya sudah jelas, karena anak
terperkara lahir dalam .perkawinan yang syah antara
Pembanding dan Terbanding, dan Terbanding tidak pcrnah
menyangkal keabsahan anak terperkara sebagai anaknya;
9. _Menimbang bahwa sesuai dengan pertimbangan tersebut di
atas, maka Majelis Pengadilan Tinggi Agama Medan
berpendapat, bahwa Keputusan Pengadilan Agama Tebing
Tinggi aquo yang menetapkan Terbanding sebagai pihak yang
berhak melakukan pemeliharaan/pengasuhan (hadlanah)
terhadap anak terperkara dipandang tepat dan oleh sebab itu
perlu dikuatkan:
l 0. Menimbang bahwa hal-hal lain berkenaan dengan la tar
belakang perkawinan dan kondisi kehidupan pribadi
Pembanding tidak lagi relevan;
11. Menirnbang bahwa oleh karena Pembanding adalah pihak
yang dikalahkan dalam banding, maka hiaya banding
dibehankan kepadanya;

MENGINGAT

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta dulil-dalil syara'


yang berkenaan dengan perkara ini.

30
MENGADILI

1. Menerima permohonan banding Pembanding.


2. Menguatkan Keputusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi
tanggal 3 Mei 1986 M/23 Sya'ban 1406 M Nomor PA.6/8/
PTS/ 144/ 1986.
3. Menghukum Pembanding (Dame Detty Ekaryana Br
Damanik) membayar semua biaya yang timbul dalam perkara
ini pada tingkat banding yang diperkirakan seluruhnya sebesar
Rp. 14.000,-(empat belas ribu rupiah).

Demikianlah diputuskan pada hari Selasa, tanggal 18 Agustus


1987 M/23 Zulhijjah 1407 H. dan putusan itu telah diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 27
Oktober 1987 M/4 Rahiul Awai 1407 H. oleh kami M. Saleh
Rasyid, SH Ketua Pengadilan Tinggi Agama Medan selaku Ketua
Majelis, dengan didampingi oleh HM. HASBALLAH THAIB,
MA dan KH.A. PUAD SAID masin-masing selaku Hakim
Anggota, dan dibantu oleh Drs. MARAENDA HARAHAP
Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Agama Medan, tanpa
dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara;

KETUA MAJELIS
dto
M. SALEH RASYID, SH
HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA
dto dto
HM. HASBALLAH THAIB, MA KH. A. FUAD SAID

PANITERA PENGGANTI
dto
Drs. MARAENDRA HARAHAP

31
PUTUSAN
REG. NO. 10 K/AG/1988

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai


berikut dalam perkara:

DEME DETTY EKARYANA BORU DAMANIK, bertempat


tinggal di Bah Birong Ulu PTP VIII, Kabupaten Sirnalungun,
Pemohon kasasi dahulu Tergugat/Pembanding:

MELAWAN:

EMIL BUDIONO, SH. BIN RUSDANTO SUTOMO,


bertempat tinggal di jalan Pulau Sumatera No.58, Kelurahan
Persiakan Lingkungan III Kecamatan Padang Hulu. Kotamadya
Tebing Tinggi, Termohon kasasi dahulu Penggugat/Terbanding:

Mahkamah Agung tersebut;


Melihat surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa


sekarang Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah
menggugat, sekarang Pemohon kasasi sebagai Tergugat asli di
muka persidangan Pengadilan Agama Tebing Tinggi pada
pokoknya atas dalil-dalil:
Bahwa Pcnggugal asli dan Tergugat asli telah menikah pada
tanggal 12 Maret I 985 dan terdaftar di Kantor Urusan Agama
Bangun Purba tertanggal 12 Maret 1985 No.36/1985:

32
Bahwa kemudian pemikahan Penggugat asli dan Tergugat
asli tersebut terputus .derni hukum terhitung sejak Tergugat asli
kembali ke Agama Kristen Protestan bulan Oktober 1985, sesuai
dengan penetapan Pengadilan Agama Tebing Tinggi Nomor PA.bl
8/PEN/114/1986 tertanggal 24 Maret 1986 yang diajukan oleh
Tergugat asli ke Pengadilan Agama Te bing Tinggi;
Bahwa dari hasil perkawinan Penggugat asli dan Tergugat
asli telah rnemperoleh seorang anak perempuan yang lahir tanggal
7 Juni 1985 dan diberi nama Ayu Emilya Adhisti;
Bahwa oleh karena Tergugat asli masih kuliah di Universitas
Sumatera Utara Medan, tidak dapat mengasuh langsung anak
Penggugat sehingga terpaksa tinggal dan diasuh keluarga ( orang
tua tergugat asli) yang masih memeluk agama Kristen Protestan;
Bahwa oleh karena anak Penggugat asli lahir dari seorang
ayah dan ibu yang perkawinannya menurut Agama Islam schingga
bila tinggal dan diasuh oleh keluarga yang masih memeluk Agama
Kristen Protestan, Penggugat asli khawatir agama dan pendidikan
anak Penggugat asli tidak terjamin sesuai dengan fitrahnya yakni
lahir dari seorang ayah dan ibu yang beragama Islam, apalagi
sebelum putusnya perkawinan antara penggugat asli dengan
Tergugat asli, ke1uarga dan tergugat asli sendiri pernah rnerninta
izin kepada penggugat asli agar anak penggugat asli di Baptis
(dimandikan) secara keagamaan; ·
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas penggugat asli
rnenuntut kepada Pengadilan Agama Tebing Tinggi agar
memberikan putusan sebagai benkut: · · ·
Menetapkan pengawasan dan pemeliharaan 'anak penggugat (Ayu
Emilya Adhisti) diberikan kepada penggugat;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama Tebing Tinggi
Lelah mengambil putusan. yaitu putusannya tanggal 3 Mei 1986
M. hertepatan dengan tanggal 23 Sya'ban 1406 11 No. PA.b/8/
PTS/ 144/ 1986 yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

33
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menetapkan Penggugat (EMIL BUDIONO, SH) sebagai
pemegang hak hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak
bernama AYU EMILYA ADHISTI;
· 3. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya .yang
timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 1 5.000,- ( l ima belas
ribu rupiah);
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan
· Tergugat telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Medan
dengan putusannya tanggal 27 Oktober 1987 M, bertepatan dengan
. tanggal 4 Rabiul Awai i407 H. No. PTA. B/2/PTS/30/86/1987;
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
'Tergugat/ Pembanding pada tanggal 20 Nopeinber 1987 kemudian
terhadapnya oleh Tergugat/Pembanding . diajukan permohonan
untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal 20 Nopember
1987 sebagaimana ternyata dari surat keterangan No. 114/86/
· 1987 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Tebing Tinggi
permohonan maria kemudian disusul oleh memori kasasi yang
memuat alasan-alasanya yang diterima di kepaniteraan Pengadilan
Agama tersebut pada tanggal 4 Desember 1987;-
. Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding yang pada
tanggal 7 Desember 1987 telah diberitahu tentang memori kasasi
dari Tergugat Pembanding, diajukan jawaban memori kasasi yang
diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama Tebing Tinggi pada
tanggal 18 Desember 1987;
Menimbang, bahwa dengan berlakunya Undang-Undarig
No.14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonan
kasasi atas putusan atau Penetapan Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta
penerimaan surat jawaban lerhadap memori kasasi tersebut harus

34
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut:
Menimbang, bahwa permohonan kasasi aquo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
saksarna diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditcntukan Undang-undang, maka oleh karena itu pcrmohonan
kasasi tersebut formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
pemohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialuh:
I. Bahwa Pemohon kasasi/tergugat asal berdornisili di Pematang
Siantar sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975
pasal 20 yang menyatakan gugatan diajukan ke pengadilan
kediaman da)am daerah hukumnya Pemohon Kasasiffergugat
asal, juga sesuai pasal 118 HIR/142 RBg dan pasal 133 HIR/
159, 160 RBg dinyatakan penyidangan perkara harus diajukan
ke PengadiJan Pematang Siantar bukan Pengadi Ian Agama
Tebing Tinggi, sehingga Pengadilan Tinggi Agama Medan
telah melanggar ketentuan pasal-pasal 159. 160 RBg;
2. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Medan telah salah dan
keliru dalarn menerapkan hukumnya, seharusnya Pcngadilan
Tinggi Agama Medan menyatakan tidak berwenang mcngadili
perkara ini akan tetapi wewenang Pengadilan Negeri, karcna
Pengadilan Agama Tebing Tinggi dan Pengadilan Tinggi
Agama Medan memeriksa dan · mempcrtimbangkan perkara
ini berdasarkan Peraturan PernerintahNo.as tahun 1957 pasal
54, sedang berdasarkan Jurisprudensi Mahkamah Agung
No. l 58/K/Sip/1975 tanggal 20 Oktober 1977 pada azasnya
yang berlaku adalah hukum adat bahwa Pemohon Kasasi/
'Tergugat asal beragama Kristen jadi tidak tepat jika hukum
Islam dipergunakan dalam perkara ini akan tetapi masuk
wewenang Pcngadilan Negeri:

35
3. Bahwa gugatan Terinohon Kasasi/Penggugat asal adalah
perwalian anak sehingga patokan yang harus dipergunakan
adalah ibu kandung yang diutamakan dan kepentingan anak
sesuai dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung No. I 02 Kl
Sip/1973 juga Jurisprudensi Mahkamah Agung No. 906 Kl
Sip/ J 973 sehingga anak tersebut haruslah diserahkan
perwaliannya kepada ibu kandung anak tersebut mengingat
anak tersebut masih kecil; ·
4. Bahwa Termohon kasasi/Penggugat asal tidak bekerja dan
selama ini hidup menumpang kepada orang tua Pemohon/
Tergugat asal bahwa keluarga Pemohon kasasi/Tergugat asal
berasal dari keluarga yang cukup mampu, sehingga selain
kasih sayang dari ibu kandung anak tersebut, juga faktor
ekonomi akan membuat lebih baik hidup anak tersebut diasuh
oleh ibu kandungnya (Pemohon kasasi/Tergugat asal;

Menimbang:
Mengenai keberatan-keberatan ad. l sampai dengan ad. 4 :
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena
judex factie tidak salah menerapkan hukum;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa · yang dipertirnbangkan
di atas, lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa putusan judex
factie dalam perkara ini bertentangan .dengan hukum dan/atau
Undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
pemohon kasasi Dame Detty Ekaryana Baro Damanik tersebut
harus ditolak: Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang
No. 14 tahun 1970 dan Undang-undang No. 14 tahun 1985 yang
bersangkutan:

MENGADILI:
Menolak permohonun kasasi dari Pemohon kasasi : DAME
DETTY EKARYANA BARO DAMANIK tersebut:

36
Menghukum pemohon kasasi akan membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp. 20.000,- ( dua
puluh ribu rupiah);
Demikianlah putusan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari : Rabu tanggal 30 Agustus 1989,
dengan Prof. H. Bustanul Arifin, SH. Ketua Muda yang ditunjuk
oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, Prof. H.
Md. Kholid, SH. dan H. Amiroeddin Noer, SH. sebagai Hakim-
Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka pada hari
SABTU TANGdAL 7 OKTOBER 1989, oleh Ketua Sidang
tersebut dengan dihadiri oleh : Prof. H. Md. Kholid, SH. dan H.
Amiroeddin Noer, SH. Hakim-Hakim Anggota dan Achmad
Djunaedi, SH. Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh
kedua belah pihak;

HAKIM-HAKIM ANGGO'FA : KETUA:

ttd. ttd.

PROF. H. MD. KHOLID, SH. PROF. H. BUSTANUL ARIFIN, SH.


ttd

H. AMIROEDDIN NOER, SH ..

PANITERA PENGGANTI :

ttd.

ACHMAD DJUNAEDI, SH.

37
I

i
j

I
1

·t.J:
.,

"I
r
H. Satria Effendi M Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG SENGKETA HADLANAH
(Karena Berpoligami)

Pendahuluan
Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia dijadikan-Nya
berpasang-.pasangan, dan di antara keduanya terdapat saling
berkehendak, ingin hidup bersama. Keinginan biologis ini dapat
. disalurkan secara benar dengan ikatan pernikahan. Dalam
hubungan pernikahan -itu pasangan suami isteri mernperoleh
ketenteraman, hidup dalam suasana kasih sayang, penuh rahmat
dan kelembutan. Kehidupan yang penuh nikmat itu adalah karunia
Allah yang amat besar dan berharga bagi umat manusia. Dalarn
Surat Ar-Rum ayat 21 Allah berfirman yang maksudnya: "Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia ciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang (mau) berfikir".
Ayat tersebut merupakan suatu petunjuk bagaimana
seharusnya suasana pasangan suami isteri dalam rumah tangga.
Hanya dengan jalinan kasih dan sayang itulah suatu rumah tangga
akan menjadi damai dan lestari. Dengan suasana yang demikian,
pasangan suami isteri akan mampu menunaikan misi perkawinan
berikutnya, yaitu untuk menurunkan keturunan yang tangguh
dalam kehidupan didunia,menjadi anak yang saleh dan dapat selalu
mendo'akan orangtuanya. Keturunan yang membuat bahagia
adalah keturunan yang melegakan jiwa yang dalam Al-Quran

39 I

~
· disebut dengan Qurratu a'yunin (bagaikan cindur mata yang
· menyenangkan hati). Dalam Al-Quran Allah menyebutkan
beberapu silut Ihadurrahman (hamba Allah yang dikasihiNya)
yang di antaranya sering berdoa untuk mendapat keturunan yang
menyenangkan hati, seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 74 yang
maksudnya: " ...dan orang-orang berkata (berdo'a) : Ya Tuhan kami,
anugerahilah kami isteri-isteri kami .dan keturunan kami sebagai
qurratu a'yunin, dan jadikanlah kami sebagai imam (panutan)
bagi orang-orang yang bertaqwa (Surat Al-Furqon, ayat 74 ).
Untuk mewujudkan keturunan yang saleh merupakan tujuan
dari disyari'atkunnya perkawinan, dan suatu kewajiban bagi suatu
rumah tangga. Kewajiban itu baru bisa terlaksana bilamana rumah
tangga diliputi olch suasana damai dan tentcram sorta kchidupan
yang selalu didasarkan atas ketaqwaan kepada Allah SWT. Olch
karena itu, suasana darnai dan taqwa itu harus diwujudkan, bukan
saja dirnaksudkan untuk kenikmatan suami isteri, tetapi terutama
untuk kepentingan anak keturunan . Untuk kepentingan tersebut,
masing-masing suami isteri dituntut untuk mampu menahan diri,
untuk secara dini dapat menghindarkan hal-hal yang mungkin
membawa kepada keretakan rumah tangga. Seandainya antara
suami isteri sudah tidak lagi saling mencintai dun tidak pula
saling menghorrnati, maka sudah dapat dipastikan dalam rumah
tangga itu akan didapati sesuatu yang tidak heres, dan suasana
itu berurti telah keluar dari petunjuk Allah. Dalam kehidupan
herurnah tangga, Islam memberikan kedudukan yang sama antara
suami isteri karena mereka memang sating membutuhkan, dun
oleh karena itu di anrara keduanya hendaklah saling menghormati.
Tidak dirugukun lagi bahwa kedudukan isteri bagi suarninya dan
sebaliknya arnatlah pcnting, keduanya rnerupakan pasangan yang
harus selalu bcrdampingan. Dalam aJ-Quran Allah berfirmun yang
maksudnya : "Mereka itu (para isteri) merupakan pakaian bagirnu,
begitu juga ( scbuliknya) kalian (kaum lelaki) rnerupakan pakaiun
hagi mcreka ( A l-Baqarah, ayat 187 ).

40
Ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam rumah tangga,
walaupun secara fisik pria memang pada umumnya lcbih kuat
dibanding dengan wanita, namun dalam pandangan Islam mereka
adalnh suma, Kedudukan mereka adalah sama, dalam pengertian
bahwa masing-masingnya sama-sama mempunyai kewajiban yang
harus ditunaikan, dan sama-sama mempunyai hak yang tidak boleh
diahaikan. Masing-masingnya haruslah sama-sarna menyadari
posisinya. Kelalaian disatu pihak dalam menunaikan kewajibannya
berarti menelantarkan hak pihak yang lain yang pada gilirannya
akan mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga. Bilamana
keretakun terjadi.apalagi jika terjadi perceraian, maka terutama
yang akan menjadi korban tidak lain adalah anak keturunannya.
Hal itu dapat dilihat pada 'kelompok masyarakat di mana
perccraian sering terjadi. Lalu siapa yang bertanggungjawah
terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak keturunan
mereku. Dalam satu kondisi, dan ini yang paling berbahaya, bisa
judi baik pihak ibu maupun pihak ayah sudah tidak lagi ambil
pcduli dengan nasib anaknya sehingga anak-unak menjadi
terlantur. Tctapi dalam kondisi lain, dan ini yang banyak, baik
ibu maupun ayah, masing-masing sebagai orang tua tetap
mencintai anak-anaknya. Dalam kondisi yang dernikian masalah
yang timbul adalah siapa yang lebih berhak terhadap anak-_.
anaknya. Dalarn penyelesaiannya, karena masing-masing tidak
mau mcngalah, sehingga mau tidak mau perlu diselesaikan secara
hukum dan dengan itu berarti ada yang kalah dan ada yang
menang. Apapun jalan yang dilalui untuk menyelesaikannya yang
pasti sang anak sudah tidak lagi dapat menikmati hidup dengan
kasih sayang kedua orangtuanya secara serentak. Dan pada ·
hakikatnya kedua orangtuanya bertanggungjawab terhadap segala
akibat negatif yang diderita oleh anak-anaknya.
Dalam kaitannya dengan uraian di alas, apa yang terjadi pada
diri dua orang anak di kola Medan. Sumatera Utara. dengan tidak

41
ada kesengajaan untuk membeberkan persoalan rumah tangga
kedua orang tuanya, adalah sebagai contoh nyata dari korban
akibat perceraian antara dua orangtuanya. Permasalaharmya siapa
yang lebih berhak terhadap anak-anak itu yang selanjutnya
melakukan hadlanah. Masalah ini lalu dipersoalkan dan masing-
masing dua orang tuanya tidak ada yang mau mengalah sehingga
perkaranya diangkat ke Pengadilan Agama Medan, Sumatera
Utara. Dalam kaitannya dengan masalah tersebut, tulisan ini ingin
mengkaji putusan yang diambil oleh Pengadilan Agama tersebui
dan mernbandingkannya dengan kerangka acuan hukum fikih dari
berbagai literatur. Untuk memudahkan perbandingan
dimaksudkan, lebih dahulu sebagai kerangka acuan ada baiknyu
kita kemukakan beberapa aspek mengenai hadlanah menurut
hukum fikih.

Tentang Hadlanah
Secara lebih terinci tentang hadlanah telah kita uraikan dalum
tulisan yang berkenaan dengan sengketa Hadlanah pada
kesempatan terdahu lu, ketika mengkaji bentuk lain dari sengketa
hadlanah, Namun untuk memudahkan dan lebih dapat melihat
kaitan kasus yang sedang dikaji ini dengan hukum fikih, perlu
kiranya beberapa aspek tentang hadlanah secara ringkas kembali
kita kemukakan dalam tulisan ini.
Dal am Ii teratur fikih disebutkan dua priode bagi anak dalam
kaitannya dengan hadlanah, yaitu masa sebelum mumayyiz, dan
masa sesudah mumayyiz. Priode sebelum mumayyiz adalah dari
waktu lahir menjelang umur tujuh atau delapan tahun. Pada masa
tersebut pada ghalibnya seorang anak belum lagi mumayyiz,
artinya belum bisa membedakan antara yang bermanfaat dengan
yang berbahaya bagi dirinya. Pada priode ini, setelah melengkapi
syarat-syarat sebagai pengasuh, ulama menyimpulkan bahwa pihak
ibu lchih berhak terhadap anak untuk selanjutnya melakukan

42
kewajiban hadlanah. Kesimpulan ini didasarkan antara lain alas
hadis riwayut Abu Daud dan Ahmad yang menceritakan bahwa
seorang ibu mengadu kepada Rasulullah tentang anak kecilnya
(belum mumayyiz), di mana mantan suaminya bermaksud untuk
merebut anak mereka itu setelah menceraikannya. Lalu Rasulullah
bersabda: "Kamu (wanita itu) lebih berhak terhadap anak itu
selama kamu belum menikah dengan lelaki lain".
Kcputusan Rasulullah itu bisa ditafsirkan dengan adanya
pertimbangan bahwa pada umur tersebut seorang ibu lebih
mengerti dengan kebutuhan anak dan · 1ebih bisa memperlihatkan
kasih sayangnya. Demikian pula anak dalam masa itu sedang
amat membutuhkan untuk hidup di dekat ibunya. Sejalan dengan
itu pula keputusan Abu Bakar tentang kasus Umar bin Khatab
dengan bekas isterinya. Umar bin Khattab dengan salah seorang
isterinya mendapat seorang anak yang diberi nama ' Ashima,
kemudian ia bercerai dari isterinya itu . Pada suatu hari Umar bin
Khattab pergi ke Quba' (satu dusun di tepi kota Medinah), ia
mendapati anaknya itu sedang bermain. Ketika U mar hendak
memegang anaknya itu dengan maksud untuk membawanya pergi,
terjadilah pertengkaran dengan pihak ibu. Kasus ini segera
disampaikan kepada Khalifah Abu Bakar, dan ia memutuskan
menetapkan bahwa anak itu ikut ibunya (Riwayat lbnu Abi
Syaibah). Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, apabila
terjadi perceraian, demi kepentingan anak dalam umur tersebut,
maka ibu lebih berhak untuk mengasuhnya bilamana persyaratan-
persyaratannya bisa dilengkapi. lbnu Qudamah seorang pakar
hukum dari kalangan Hambali dalam kitabnya Al-Mughni
menegaskan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama
dalam masalah tersebut.
Priode kedua ialah priode mumayyiz. Masa mumayyiz adalah
dari umur tujuh tahun sampai menjelang baligh berakal. Pada
masa ini seorang anak secara sederhana telah rnampu mcmbedakan

43
mana yang berbahaya dan rnana yang bermanfaat bagi dinny a
Oleh karena itu ia sudah dianggap mampu menjatuhkan pilihannyu
sendiri apakah ia akan ikut ibu atau ikut ayahnya. Hadis Abu
Hurairah menceritakan seorang wanita mengadukan tingkah laku
bekas suaminya yang hendak merebut anak mereka berdua yang
telah mulai marnpu menolong mengangkat air dari sumur. Lalu
Rasulullah menghadirkan kedua pihak yang bersengketa serta
anak tersebut dan mengadili: "Hai anak, ini ibumu dan ini ayahmu.
Pilihlah mana yang engkau sukai untuk tinggal bersamanya"
Lalu anak itu memilih ibunya".
Adanya pengakuan Rasulullah atas pilihan anak itu barangkali
karena dalam kasus tersebut memang anak itu lebih pantas dan
lebih baik untuk ikut bersama ibunya. Dalam kasus lain dimana
Rasulullah melihat pilihan anak itu merugikan dirinya, Rasulullah
rnenolak melihat pilihan anak, dan ia memutuskan berlainan
dengan pilihan anak itu sendiri. Dalam hadis riwayat Abu Daud
terdapat cerita tentang kasus Rafi' bin Sinan, dimana waktu ia
telah masuk Islam. isterinya tidak mau mengikutinya dan tetap
sebagai musyrikah. Keduanya mempunyai anak. Untuk
memutuskan siapa yang lebih berhak terhadap anak itu, Rasulullah
menghadirkan masing-masing pihak; ibu, ayah dan anaknya.
Waktu itu anak itu lalu memilih ibunya yang non muslim itu.
Rasulullah tidak setuju dengan piliban anak tersebut Lalu
Rasulullah berdo'a semoga Allah memberi petunjuk terhadap anak
tersebut. Akhirnya anak itu berubah sikap dan memilih ayahnya
yang telah masuk Islam.
Kai au di lihat kasus tersebut, mengapa Rasulullah tidak
merestui putusan anak itu memilih ibunya yang non rnuslim.
karena pilihan seperti itu jelas bertentangan dengan kepentingan
anak itu sendiri. Hal-hal yang merugikan seperti itu. sudah iela-,
helum terlihat oleh anak yang masih dalam priode mumayyu.
seperti dalam kasus tersebut, Berdasarkan hal ini. sebagiun ulama

44
tidak lag. rnenyerahkan secara mutlak kepada pilihan anak
si

Karena dalam kondisi tertentu pilihan anak uu sendin bisa jadi


hertcntangan dengan kemaslahatannya.
Dari kasus-kasus di atas dapat diketahui bahwa pada
prinsipnya yang menjadi pertimbangan adalah kepentingan anak
itu sendiri. Jika dalam satu kondisi di mana pilihan anak itu tidak
menguntungkannya, Hakim boleh merubah putusan i tu dan
menentukan mana yang lebih maslahah bagi anak itu. Berdasarkan
pertimbangan itu pula Ashanani dalam kitab Subulussalam
menjelaskan bahwa jika seorang anak tidak memilih untuk ikut
ibunya disebabk an ibunya tidak mau memhiarkannya
menghabiskan waktu untuk bermain dan memaksanya untuk
belajar al-Quran. dan oleh karena itu ia memilih ayahnya yang
tidak ambil peduli apakah ia bermain atau belajar al-Quran, maka
pada kondisi demikian seseorang yang berwenang perlu
memutuskan bahwa ibunya itu lebih berhak untuk mengasuh anak
itu. Sejalan dengan itu pula Undang-undang keluarga di Mesir
menegaskan bahwa seorang Hakim diberi kewenangan untuk
menentukan mana yang lebih maslahat bagi anak, apakah ia harus
ikut ibu atau ayahnya.
Adapun tentang seseorang yang akan melakukan hadlanah,
demi kepentingan anak maka ia hendaklah sudah baligh berakal,
tidak terganggu ingatannya, sebab hadlanah itu merupakan
pekerjaan yang membutuhkan penuh tanggungjawab Seseorang
yang terkena gangguan JJWa atau mgatan tidak layak untuk
melakukan tugas hadlanah. Dari kalangan Hambali ada yang
menambahkan agar yang melakukan hadlanah tidak mengidap
penyakit menular. Di samping itu seseorang yang akan melakukan
hadlanah harus mernpunyai kemampuan dan kemauan untuk
memelihara dan mendidik anak yang diasuh, dan tidak terikat
dengan suatu pekerjaan yang hrsa mengakibatkan tugas hadlanah
menjadi terlantar Syarat lain yang udak kalah pcnungnya ralah

45
bahwa seseorang yang melakukan hadlanah hendaklah dapat
dipercaya memegang amanah. sehingga dengan itu dapat
menjamin perneliharaan anak yang diasuh. Orang yang rusuk
akhlak atau agamanya tidak dapat memberikan contoh yang baik
kepada anak oleh karena itu ia tidak layak melakukan tugas int.
Tugas hadlanah termasuk usaha untuk mendidik anak menjadi
muslim yang baik dan hal itu menjadi kewajiban mutlak atas
kedua orang tua, sesuai dengan maksud ayat 6 Surat At-Tahrim
yang mengajarkan agar memelihara diri dan keluarga dari siksaan
neraka. Untuk tujuan itu perlu adanya pendidikan dan pengarahan
dari waktu kecil . Tujuan tersebut akan sulit tercapai bilamana
yang mendampingi atau yang mengasuhnya orang yang rusak
akhlaknya.

Duduk Perkara
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa tulisan ini
disajikan untuk mempelajari kasus sengketa hak hadlanah, yang
telah diadili oleh Pengadilan Agama Medan. Untuk lebih jelasnya
kita nukil keringkasan dari kasus tersebut sebagai bcrikut :
Penggugat (Ora. Tirena Bahnur Siregar) umur 30 tahun,
pekerjaan Dasen FIPIA-USU Medan lewat Kuasa Khususnya
(Drs. Mhd. Hatta Siregar) dengan surat gugatannya tertanggal 24
September 1986 telah mengajukan gugatan hadlanah terdaftar di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Medan pada tanggal 24
September 1986. lawan Tergugat (M. Shaleh Siemon Siregar)
umur 43 tahun, pekerjaan guru swasta Perguruan Amir Hamzah
Medan. Dalam Sidang, Penggugat telah melengkapi dengan
keterangan-keterangan. bahwa Penggugat dengan Tergugat telah
menikah pada tanggal 7 Pebruari 1975, kemudian telah bercerai
thalak pada tanggal 23 April 1986, dan tidak pernah rujuk atau
menikah kembali . Selama rnasa pernikahan Pcnggugat dan
Tergugat telah rncndapat dua orang anak Iaki-laki (Dody Prabisma

46
umur l O tahun dan Dance lkhwanda umur 9 tahun) dan sarnpai
saat surat gugatan diajukan kedua anak tersebut masih berada
dalam pemeliharaan Tergugat. Penggugat menggugat agar kedua
anak tersebui diserahkan ke dalam pemeliharaan Penggugat,
dengan alasan untara lain: Bahwa Tergugat telah memelihara anak-
anak terscbut bersama-sama dengan isteri Tergugat yang
dinikahinya sebelum terjadi perceraian dengan Penggugat tanpa
seizin Penggugat. Oleh karena itu Penggugat khawatir bahwa
ayah dan ibu tirinya itu akan berhuat tidak adil atau zalim terhadap
anak-anak itu . Bahwa Tergugat orang yang tidak dapat dipercaya,
karena terbukti ingkar janji, di mana pada waktu Penggugat tugas
belajar di Jerman Barat, untara Penggugat dan Tergugat telah
sepakat bahwa Tergugat akan menyusul ke Jerman Barat. namun
perjanjian itu telah diingkari oleh Tergugal. Bahwa Tergugat
bersifat tidak jujur dan tidak amanah, karena Tergugat telah
berusaha mempengaruhi jiwa anak-anak Penggugat agar
membenci dan mendurhakai Penggugat sebagai ibu kandungnya
(dengan cara-cara yang telah dibeberkan oleh Penggugut). Bahwa
Tergugat tidak lagi sanggup memelihara Dody Prabisma. sehi nggu
dipindahkan seorang anak itu dari Medan ke Padangsidempuan
dan dipelihara oleh abang Tergugat. Bahwa sebelum Penggugat
tugas belajar di Jerman Barat, Tergugat berkelakuan tidak baik,
karena bermain cinta dengan perempuan lain. Di samping itu
Tergugal suka memfitnah, karena telah menuduh Penggugat telah
melacurkan diri waktu di Jerman Barat. Dan bahwa Tergugat
adalah Pegawai Swasta yang tidak mungkin akan dapat memenuhi
kebutuhan hidup anakanak sebagaimana mestinya. Bahwa demi
kemaslahatan anak , maka anak-anak itu lehih baik pada
pemeliharaan Penggugat karena mempunyai waktu yang lapang.
Bcrdasarkan alusan-ulasan tcrsehut, Penggugat bermohon
mencrima gugatan Penggugat dan menyerahkan anak anak itu
kepada Pcnggugal.

47
I )an pihak Icrgugut dt muka sidang. setelah mcnanggapi
pcnje lusan-pcnjclavan Pcnggugat. menjelaskan penolakannvn
untuk menyerahkan unak-anak itu. dengan alasan antara lam yang
mtinya bahwa anak-unak nu tidak lagi mau ikut dengan Penggugat
Jan Tergugat mempunyai kemampuan untuk mernclihara unak
unak nu Alas dasar itu Tergugat hermohon agar majclis Hakim
menolak gugutun Penggugat dan sekaligus menetapkan anak-unak
Penggugat dengan Tergugat tetap berada dalam pcmcliharuan
Tergugat.
Demikianlah gambaran singkat duduk perkara tersebut, dan
setelah melalui proses Peradilan. Pengadilan Agama Medan
memutuskan bahwa yang berhak melaksanakan hadlanah terhadap
anak-anak tersebut adalah Penggugat (Ibunya). _Dan setelah naik
banding. Pengadilan Tinggi Agama Medan mernbatalkan
keputusan Pengadilan Agama Medan tersebut, dalam putusannya
No.14/PTS/ 1947/1988/Pta. Mdn. Akhirnya setelah kasaxr.
Mahkamah Agung R.I. membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Agama tersehut. dan mcmhenarkan putusan Pengadilun Agama
Medan.

Analisis
Setelah membaca duduk perkara dan alusun-ulusun dun
masing-rnasing pihak seperti tersebut di alas. ada bebcrapa hal
yang hendak kita pelajari lewat tulisan singkat ini. Menurut hcmat
Penulis, bahwa di antura alasan-alasan yang diajukan Penggugat.
yang paling prinsip adalah tentang tingkah laku Tergugat yang
dinilainya tidak dapat dipercaya, Penggugat telah mernbcberkun
prilaku Tergugat. sehingga jika tuduhan itu terbukti henar berarti
Tergugat adalah orang yang tidak dapat dipercaya. dan sikap itu
bisa berpengaruh kepada diri anak-anak yang sedang di.
peliharanya Kekhawutiran ini diperkuat oleh karenu Tergugat
dalam mcmclihara anak anak itu bcrsama sama dengan isteri

48
kedua ( ibu tiri anak-anak ) sehingga dikhawatirkan baik ayah
maupun ibu tiri itu akan berlaku tidak wajar terhadap anak-anak nya
Di samping itu sikap Tergugat yang selalu mempengaruhi
anak-anak agar membenci ibunya. termasuk ke dalarn alasan
Penggugat. di mana dengan itu Penggugat menganggap Tergugat
heritikad tidak baik terhadap anak-anak. dan ada usaha-usaha
untuk mernutuskan sarna sekali hubungan anak-anak itu dari
ibunya.
Tentang prilaku seorang pengasuh memang mendapat
perhatian mendasar dalam fikih Islam. Seperti telah disinggung
sebelumnya pada bagian kerangka fikih, bahwa salah satu dari
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah bahwa
seseorang yang akan melakukan hadlanah hendaklah orang yang
dapat dipercaya dan berakhlak baik. Persyaratan ini dimaksudkan,
karena hadlanah itu termasuk tugas mendidik dan mengarahkan
anak kcpada akhluk yang baik. Bagaimana mungkin tujuan itu
dapat dicapai jika yang mengasuhnya itu orang yang tidak
berakhlak baik. Al-Jahiz menceritakan tentang sikap 'Uqbah bin
Abu Sufyan ketika ia menyerahkan anak kandungnya kepada
seorang pengasuh.la berpesan bahwa satu hal yang penting yang
pertama kali harus dilakukan pengasuh ialah memperbaiki akhlak
dirinya sendiri. Anak-anak akan selalu tertuju matanya kepada
tingkah laku pengasuh yang selalu mendampinginya setiap waktu,
Anak-anak itu akan langsung menganggap baik tiap-tiap sesuatu
yang oleh pengasuh dianggap baik. Sebaliknya scsuatu itu akan
dianggap tidak baik bilamana tidak dianggap baik oleh
pengasuhnya. Ceritakanlah kepada anak-anak itu sejarah hidup
dan tingkah laku para tokoh tauladan umat. Demikianlah pesan
'Uqbah hin Abu Sufyan kcpada pengasuh anaknya.
Atas dasar pikiran di atas itulah Penggugat dalam pcrkara ini
mcndakwakan tuduhan-tuduhan tcrsebut. sehingga jika tuduhan-
iuduhan itu daput dibuktikan maku herarti Tcrgugut tidak lagi

49
layak untuk melukukan hadlanah terhadap anak-anaknya dan
dengan itu berarti anak-anak itu hams diserahkun kcpadu ihunya.
Untuk membuktikan tuduhan-tuduhan itu, Penggugat telah
mengajukan beberapa saksi-saksi, Namun rupanya kesaksian para
saksi itu tidak dapat rneyakinkan Hakim. sehingga akhimya
Tergugat diminta bersumpah untuk membantah tuduhan-tuduhan
tersebut. Pihak yang disebut terakhir ini dengan sumpahnya
dianggap bebas dari tuduhan-tuduhan itu dan sclanjutnyu tidak
lagi dijadikan pertimbangan hukum. Alasan mengupa kesaksian
parfl saksi ditolak, karena para saksi hanya pernah mendengar
dari anak-anak Penggugat dan Tergugat, yang mengatakan bahwa
Tergugat pernah berkata kepada anak-anak itu bahwa Penggugat
telah mati, dan bahwa kiriman-kiriman Penggugat dikarakun
datangnya dari Bapak Petugas Pos. Dengan demikian saksi-saksi
tersebut tidak pernah mendengar langsung kata-kata scpcrti itu
dari Tergugat. Dalam hukum fikih disebutkan salah sutu
persyaratan kesaksian adalah, bahwa saksi itu mengeiahui
persoalannya dengan jalan mendengar atau melihat sendiri. Abu.
Karim Zaidan dalarn bukunya Nizam al-Qadla Iil-Is lum
menjelaskan bahwa, jika peristiwa yang diminta kesaksinnnya itu
berupa perbuatan, maka kcsaksian baru diterima bilamuna saksi
benar-benar mclihat langsung terjadinya perbuatan itu, dun jika
berupa perkataan. maka saksi hams mendengar langsung pcrkatuun
itu diucapkun. Bilarnana saksi tidak melihat atau tidak rnendcngur
langsung peristiwa itu, muka kesaksiannya baru daput diterimu
bilamuna saksi itu bcnar-benar pernah mendengar herita itu dari
sekurangnya dua orang yang baligh/berakal sertu adil yang
langsung mendengar atau melihat peristiwa dimaksudkan.
Bilamana saksi tidak mendengar atau tidak mclihat sendiri
pcristiwa itu. dan tiduk pula mendengamya dari dua orang dewasa
yang dapat dipercaya, maka kesaksiannya tidak dapat diterima..

50
Datum perkara hadlanah mi. seperti jelas dikemukakan
terdahulu. masmg-masing saksi yang diajukan Penggugat jelas
udak pcrnah mendengar kata-kata yang dituduhkan itu keluur
dari mulut Tergugat, dan tidak pula dari dua orang yang dipercaya
yang langsung mendengar atau melihat sendiri. Atas dasar itu,
alasan Hakim menolak kesaksian para saksi dapat dipahami. Dan
rupanya Penggugat mengerti dengan hal tersebut sehingga ia
beralih kepada cara lain yaitu meminta agar Tergugat bersumpah
untuk menangkis tuduhan-tuduhan tersebut. Maksudnya, andaikan
Tergugat tidak berani bersumpah, berati benarlah tuduhan-tuduhan
tersebut. Sesuai dengan ketentuan fikih, bahwa keengganan
Tergugat untuk bersumpah bisa dianggap sebagai bukti atas
kebenaran tuduhan. Namun, dalam perkara ini Tergugat berani
angkat sumpah, sehingga dengan demikian Tergugat dianggap
bebas dari segala tuduhan. Kalaupun di antara hal-hal yang
dibeberkan oleh para saksi itu memang ada yang didengar atau
di lihat langsung dari Tergugat. namun kelihatannya hal-hal itu
oleh Pengadilan Agama Medan tidak dianggap prinsip, dan tetah
dapat ditangkis oleh Tergugat sehingga berikutnya tidak lagi
dijadikan pertimbangan hukum.
Hal yang paling mendasar yang dijadikan pertimbangan oleh
Pengadilan Agama Medan untuk mengalahkan Tergugat adalah,
hahwa Tergugat, karena kesibukan sehari-hari dari pagi sampai
"ore bersarna isterinya (ibu tiri anak-anak), sudah tidak lagi punya
waktu untuk mengurus anak-anak. Sebagai bukti dari hal tersebut,
salah satu dari dua orang anak sudah tidak lagi tinggal bersa-
man ya. Dengan demikian waktunya untuk mengurus anak-anak,
jauh lebih sedikit dibanding dengan waktu Penggugat yang hanya
bertugas dari pagi sampai siang hari. Tambahan lagi Penggugat
untuk tugas mengurus anak-anak dapat dibantu oleh ibu
kundungnya Dalam kerangka hukum fikih seperti telah kita
kcmukukan terdahulu hahwa salah satu persyaratan yang akan
mclakukun hadlanah perlu mempunyai waktu yang cukup, tidak

51
terikat dengan suatu pekerjaan yang mengakibatkan terlantarnva
pengurusan anak Kcsibukan Tergugat dari pagi sampai sore sudah
jelas membuatnya tidak hanyak waktu untuk rnengurus anak
anaknya. Teruang diri Penggugat. kendatipun ia terlihat dengan
pekerjaan. tetapi waktunya lebih lapang. apa lagi ada yang
mendampingi yaitu ibu kandung Penggugat sendiri. Dilihat dari
penimbangan ini maka anak itu lebih layak untuk tinggal bersama
ibunya. Dalam kerangka pertimbangan ini, adanya kecenderungan
anak-anak tersebut untuk memilih tinggal bersama ayahnya sudah
tidak layak untuk dijadikan pertimbangan hukum. Apalagi bi la
dilihat kepada alasan mengapa anak-anak itu bersikap demikian.
Alasan yang mereka kemukakan untuk tidak memilih ibunyu
karena ibunya telah sampai hati meninggalkan mereka sewaktu
masih kecil dan karena ibunya tidak mau menjenguk mereka
sewaktu sakit. Alasan-alasan ini menunjukkan ketidak mengertian
anak-anak tersebut tentang tujuan kepergian ibunya. Padahal,
scperti diakui olch Tergugat, kepergian Penggugat untuk tugas
bclajar, di samping telah atas persetujuan Tergugat, jugu demi
rnasa dcpan unak-anak itu sendiri.
Atas pcnimbangan-pertirnbangan di atas Pengadilan Agama
Medan memutuskan mengalahkan Tergugat. dan mernutuskan
bahwa anak-anak ikut ibunya. Dan dengan pertimbangan-
pertimbangan itu mcnurut hemat penulis alasan mengapa
Pengadilan Tinggi Agama Medan membatalkan keputusan
Pengadilan Agama Medan sudah tidak mempunyai kckuatan
hukum. Pilihan anak-anak itu dalam hal ini tidak layak dijadikan
pertimbangan hukum, karena seperti telah di diskusikan di atas
sctiap alasan yang dikemukakan oleh anak- anak tersebut
rncnunjukkan ketidak mengertian mereka dengan duduknya
persoalan.
Satu hal yang kiranya layak untuk kita pikirkan adalah. bahwa
sepanjang Pertimbangan-pcrtimbangan yang kitu diskusikan di

52
atas tiduk pernah terlintas suatu kebijaksanaan mcngumbil jalan
tengah. Dengan mempertimbangkan rasa kasih sayang seorang
ayah dan ibu tcrhadap anak-anaknya dan masing-masingnya tidak
mau berpisah dengan cahaya matanya, dan dengan melihat
kenyataan bahwa anak-anak itu ada dua orang. maka jalan tengah
yang mungkin dilalui, anak-anak itu dibagi dua saja, satu orang
ikut ayahnya dan yang lain ikut ibunya. Dengan kebijaksanaan
seperti itu, di samping tidak ada yang dikalahkan. juga masing-
masing sempat hidup bersama buah hati. belahan badan harapan
masa depannya. Sebaiknya tidak ada yang mes.ti dikalahkan.
karena rnasing-masing pihak selama ini telah memperlihatkan
'itikad baiknya terhadap anak-anak. Jika ibunya demi kepentingun
anak telah sanggup berpisah sekian lama dengan anak-anak itu.
tetapi ayahnya juga telah sanggup merasakan pahit manisnya
memelihara anak-anak itu selama ditinggalkan ibunya.
Pengorbanan dan kasih sayang masing-masing pihak dalam kasus
ini tidak layak bisa direnggut oleh pertimbangan-pertimbangan
yang terlalu formal.
Dernikianlah sebagai sumbangan fikiran. semoga ada
manfa'atnya.
Wallahu A'lamu Bish-shawab.

Daftar bacaan:
I. Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syakhsiyah.
2. As-Said Sabiq, Fiqhussunnah.
3. lbnu Qudamah. AI-Mughni.
4. Ash-sbanant, Subulussalam.
5. Al-Jaziri. Al-Fiqh 'Alal-Mazalib al-Arba'ah.
6. Abdul-Karim Zaidan. Nizamul-Qadlafil-lslam.

53
PUTUSAN
No. PA.bll/PTS/815/1986
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA

Pengadi Ian Agama Medan yang mengadili perkara gugatan


''HADHANAH" (Perneliharaan anak), telah menjatuhkan putusan
sebagai tertera di bawah ini dalam perkara antara :
Nama: Dra. Tirena Bahnur Siregar. umur 38 tahun.
pekerjaan Dosen FIPIA-USU Medan, alamat Jin. Selam-VII
No.46. Kelurahan Tega} Sari. Kecamatan Medan Denai.
Kotamadya Medan:
Yang selanjutnya disebut sebagai "PENGGUGAT";
Yang dalam perkara ini telah memberikan Kuasa Khusus
kepada Drs. Mhd. Hatta Siregar dan Imbalo Siregar, BA
(dengan surat Kuasa Khusus tertanggal 16 September 1986).
Yang selanjutnya disebut sebagai "KUASA PENGGUGAT":

LAWAN
Nama: M. Shaleh Sigmon Pohan, umur 43 tahun. pckerjaun
Guru Swasta Perguruan Amir Hamzah Medan. ulamat Jin.
Kertao No. 20. Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan
Barat, Kotamadya Medan;
Yang selanjutnya disebut sebagai "TERGUGAT"
Pengadilan Agama Medan tersebut;
Setelah rnembaca surat gugatan Penggugat/Kuasanya:
Tclah mcndengar kctcrangan Penggugat dan Kuasa Penggugut:
Telah mendengur keterangan Tergugat:
Tclah mcndcngar -uksi-vakxr:
Tclah mcmperhaukan -urat-surui.

54
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
1. Bahwa Penggugat dengan suratnya tertanggal 24 September
1986 telah mengajukan gugatan Hadhanah yang kemudian
ieluh terdaftar dalam buku penerimaan perkara dengan Reg.
No. 8 l 5/ 1986 tanggal 24 September 1986 dan dalam
pemeriksaan di depan sidang telah di lengkapi dengan
keterangan-keterangan sebagai berikut :
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah meni kah pada
tanggal 7 Pebruari 197 5, kemudian tel ah bercerai Thalaq
pada tanggal 23 April 1986, serta tidak pernah Rujuk
ataupun menikah lagi hingga gugatan ini diajukan:
Bahwa selama dalam masa pernikahan, Penggugat
dengan Tergugat telah dikarunia dua orang anak laki-
laki, masing-masing bernama Dody Prabisma, umur IO
tahun dan Dance lkhwandi, umur 9 tahun dan hingga
saat ini kedua anak tersebut masih berada dalam
pemeliharaan:
Bahwa Penggugat menggugat agar kedua anak Penggugat
dengan Tergugat tersebut diserahkan kedalam peme-
liharaan Penggugat dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Bahwa Tergugat telah memelihara anak-unak tersebut
bersama-sama dengan isteri Tergugat, sebub scbelum
terjadinya perceraian antara Penggugat dengan
Tergugat ternyata bahwa Tergugat telah melakukan
Poligami secara melanggar hukum yang berlaku,
yakni Tergugat telah menikah dengan seorang
perempuan Janda beranak dua orang pada
bulan Maret 1986 tanpa setahu dan seizin Penggugat.
serta tanpa mendapat izin dari Pengadilan:
Atas perbuatan dan keadaan Tergugat yang telah
menikah dengan perempuan lain terxchut. rnaka

55
Penggugat sangat mengkhawanrkan apabila Tergugat
dan islen Tergugat yang telah menjadi ibu tin kedua
unak Penggugat dan Tergugat tersebut udak akun
duput memelihara dan mendidik anak-anak
Pcnggugat dengan Tergugat secara adi 1 dan baik.
mengingat bahwa menurut kebiasaannya seorang ibu
tiri tidak akan dapat menumpahkan rasa cinta dan
kasih sayangnya kepada anak-anak tirinya sebagai
mana dia mencintai dan menyayangi anak-anak
kandungnya sendiri.
Bahwa pada umumnya seorang ayah dan ibu tin
selalu berbuat zalim dan bertindak terlalu kejam dan
sadis terhadap anak tiri, sebagaimana peristiwa ayah
dan ibu tiri yang telah tega hati menganiaya hingga
mati anak tirinya yang bernama Hanggara dan lain
b. Bahwa Tergugat adalah seorang yang tidak dapat
dipercaya dan suka mengingkari janji, seperti ketika
Penggugat pergi tugas belajar ke Jerman Barat atas
persetujuan dan desakan dari Tergugat pada bulan
Pebruari 1981, antara Penggugat dengan Tergugat
tclah ada perjanjian bahwa Tergugat akan menyusul
Penggugat ke Jerman Barat enam bulan setelah
keherangkatan Penggugat, sehingga untuk ongkos
Tergugat telah disediakan uang sebanyak Rp.
1.000.000.- (satu juta rupiah), akan tetapi ternyata
bahwa Tergugat tidak datang menyusul Penggugat,
bahkan uang yang disediakan untuk ongkos Tergugat
tersebut telah dihabiskan oleh Tergugat tanpa ada
pcmberitahuan kepada Penggugat tentang
kegunaannya, bahkan pada bulan Desember 1984.
lcrgugat tclah mengirimkan surat kepada Penggugat
yang isinya sangat menyakitkan hati Penggugat. yang
antara lain berbunyi sebagai berikut

56
tergugat bersama anak-anak tidak membutuhkan
Penggugat lagt Tergugat tidak ingin lagi berjumpa
dengan Penggugat dan Tergugat telah melupakan
Penggugat Selamat berpisah. Jal an Tergugat ke kiri
dun jalan Penggugat ke kanan":
l. Bahwa Tergugat bersifat tidak JUJUr dun tidak
amanah, yakni Tergugat telah berusaha mendidik
dengan mempengaruhi jiwa anak-anak Penggugat
dengan Tergugat supaya membenci, mcnjauhkan diri
dan mendurhakai Penggugat muupun keluarga
Penggugat dengan cara-cara sehagai berikut:
Bahwa pada bulan Maret 1982. yakni ketika
Penggugat masih di Jerman Barat. Tergugat telah
membawa anak-anak pindah dari rumah orang
tua Penggugat di jalan Selam-VII No. 46 ke
Jalan Gaharu Medan, kemudian pindah lagi ke
Komplek Kosema No. 83 Medan dan selanjut-
nya Tergugat tidak mau lagi membawa anak-
anak tersebut berkunjung ke rumah orang tua
Penggugat;
Bahwa selama Penggugat berada di Jerman
Barat, Tergugat telah selalu berkata kepada anak-
anak, bahwa Penggugat telah meninggal dunia
(ti dak ada lagi);
Bahwa Tergugat telah sering tidak rnau
menerima pakaian dan mainan anak-anak yang·
dikirim oleh Penggugat dari Jerman Barat untuk
anak-anak dan kalaupun Tergugat mau menerima
dan memberikannya kepada anak-anak, namun
Tergugat selalu berkata bahwa kiriman tersebut
bukan dari Penggugat akan tetapi dari Bapak
petugas Kantor Pos:

57
Bahwa setelah Penggugat kembah Jan Jerman
Barat ke Medan pada tahun 1984. Tergugat uduk
mau menyerahkan anak-anak tersebut kepada
Penggugat. bahkan Tergugat telah pernah
melarang dan mengancarn Penggugat untuk
menjumpai anak-anak ke rumah tempat unggul
Tergugat:
Bahwa kalau Penggugat menjumpar anak-anak
Pcngugat dengan Tergugat ke Sekolah, ternyata
bahwa anak-anak tersebut telah merasa takut dan
tidak berani menerima salam ataupun uang
makanan-makanan pemberian Penggugat kalau
tidak disuruh atau diperbolehkan oleh Tergugat.
dimana hal tersebut telah menunjukkan bahwu
Tergugat telah terlebih dahulu membuat larangan
kepada anak-anak untuk menerima sesuatu
apapun dari Penggugat.:
d. Bahwa Tergugat tidak sanggup lagi mcmelihuru
Dody Prabisma, sehingga pada bulan Juli 1986.
Tergugat Lelah memindahkan Seko lah an a k
Penggugat dengan Tergugat tersebut dari Medan kc
Padang Sidempuan. serta Tergugat telah menyerah-
kan anak tersebut ke dalam pemeliharaan abang
Tergugat hingga saat ini.
e. Bahwa sebelum Penggugat tugas belajar ke Jerman
Barat Tergugat mempunyai kelakuan yang tidak baik.
yakni Tergugat suka sekali bermain cinta dengan
perempuan lain. antara lain dengan seorang gadis
hernama Prapda pada tahun 1980 dan dengan isteri
orang lain bernama Melly pada tahun 1982
f. Bahwa Tergugat adalah termasuk seorang yang suka
memfitnah. yakni Tergugat pernah mengatakan

58
bahwa Penggugat bisa belajar di Jerman Barat adalah
dengan Jal an melacurkan diri.
g. Bahwa Tergugat adalah pegawai Swasta dan belum
mepunyai rumah sendiri, sehingga Tergugat tidak
mungkin akan dapat memenuhi kebutuhan hidup
anak-anak sebagai mana mestinya :
h. Bahwa bila ditinjau dari segi kernaslahatan dan
kebaikan anak-anak, maka anak-anak tersebut adalah
lebih baik berada dalam pemeliharaan Penggugat,
sebab Penggugat hanya bekerja dari pagi hingga
siang hari dan akan dibantu oleh ibu Penggugat,
sedangkan Tergugat bekerja dari pagi hingga sore
hari dan Tergugat dibantu oleh isteri Tergugat (ibu
tiri anak-anak).
2. Bahwa berdasarkan keterangan dan alasan-alasan Penggugat
di atas, maka Penggugat/Kuasa Penggugat bermohon agar
dalam perkara ini Majelis Hakim dapat memutuskan sebagai
berikut
a. Menerima gugatan Penggugat;
b. Menyerahkan anak Penggugat dengan Tergugai yang
bernama Dody Prabisma dan Dance lkhwandi ke dalam
pemeliharaan Penggugat atau ke dalam pemeliharaan ihu
Penggugat yang bernama Nurbaiah, ataupun ke dalam
pemeliharaan Penggugat bersama-sama dengan ibu
Penggugat terse but..
3. Bahwa datum menanggapi seluruh keterangan. alasan dan
dakwaan-dakwaan Penggugat di atas, maka Tergugat telah
memberikan jawaban dan penjelasan-penjalasan sebagai
berikut :
− Bahwa Tergugut mengaku telah menikah dengan
Pcnggugut pada tangga] 7 Pebruari 1975 serta tclah

59
bercerai Thalaq pada tanggal 23 April 1986 dan selarna
pernikahan tersebut telah dikaruniai dua orang anak laki-
laki bernarna Dody Prabisma, lahir tanggal 13 Nopernber
1975 dan Dance Ikhwandi, lahir tanggal 5 Agustus 1977:
− Bahwa Tergugat mengaku telah menikah dengan seorang
perampuan janda berunak dua orang sebclum terjadinya
pcrccraian untara Penggugat dengan Tcrgugat tunpu udu
izin dari Pcnggugat ataupun dari Pengadilan. Dengan
alasan karena sebelumnya antara Penggugat dengan
Tergugat telah ada kesepakatan untuk bercerai, dan
Tergugat mengaku telah memelihara anak-anak bersama-
sama dengan isteri Tergugat tersebut;
− Bahwa Tergugat mengaku bahwa kepergiun Penggugat
tugas belajar ke Jerman Barat pada bulan Pebruuri 1981
adalah atas izin dari Tergugat dan sebelumnya hcnar adu
perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat bahwa
Tergugat akan menyusul Penggugat ke Jerman Barat
enam bulan setelah keberangkatan Penggugat, akan tctapi
uang tunui yang ditinggalkan Penggugat untuk ongkos
Tergugat hanya kira-kira Rp. 200.000,- (duu rutus rihu
rupiah), akan tetapi sebagai tambahannyu. Pcnggugat
tclah mcnyctujui untuk menjualkan sebuah Sepeda mo-
tor mengambil sewa rumah Penggugat dun mengambi I
rapel gaji Penggugat, sehingga jumlahnya cukup banyak
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah );
− Bahwa Tergugat mengaku tidak dapat mernenuhi janji
untuk mcnyusul Penggugat ke Jerman Barat dun telah
mcnghahiskan uang yang disediakan untuk ongkos
Tergugat tersebut tanpa setahu Penggugat dengan alasan
karena pada saat itu anak-anak sedang sakit-sakitan dun
uang tcrscbut adalah untuk biaya berobat dan hclanja
schari-hari hagi unak-anak itu juga, sebab padu waktu
itu Tcru~uu~at Jan anak-anak makan di . kedai nasi:

60
− Bahwa Tergugat mengaku ada mengirimkan surat kepada
Penggugat pada bulan Desember 1984 sebagai balasan
dari surat Penggugat yang isinya menyatakan bahwa
Penggugat ada memasakkan nasi buat Leman prianya di
Jerman Barat. akan tetap isi surat Tergugut tcrscbut
tidaklah persis sepcrti yang didakwakan olch Pcnggugut,
tapi diawali dengan kata-kata "Seandainya cngkau telah
terlanjur melakukan penyelewengan dengan laki-laki itu''
kemudian baru bersambung dengan kata-kata seperti yang
didakwakan oleh Penggugat;
− Bahwa Tergugat mengaku telah membawa anak-anak
pindah dari rumah orang tua Penggugat yang bcrada di
Jin. Selam-Vll No. 46 Medan ke Jalan Gaharu dan ke
Komplek Kosema No. 83 Medan pada bulan Maret 1982
dengan alasan karena pada waktu itu antara Penggugat
dengan Tergugat te lah terjadi perselisihan dan
pertengkaran sebagai akibat dari pada isi surat Tergugat
kepadu Penggugat pada bulan Desember 1984 di atas
dun karena Pcnggugat tidak mau berdamai lugi dengan
Tergugat kctika Pcnggugat pulang ke Medan ini pada
bulan Desernbcr 1984 dengan kata-kata "Suduh dua
orang anak duri saya, mau apa lagi",
− Bahwa Tergugat tidak pernah berkata kepada anak-anak
bahwa Penggugat telah mati, akan tetapi Tcrgugat hanya
pernah menganjurkan agar anak-anak jangan terlalu
mengingat-ingat Penggugat supaya mereka jangan terlalu
sedih dan susah selama Penggugat berada di Jerman
Barat:
− Bahwa Tergugat juga mengaku telah pernah tidak mau
menerima dan memberikan barang pakaian dan mainan
anak-anak yang dikirimkan oleh Penggugat dari Jerman
Barat untuk anak-anak dengan alasan karcna menurut

61
Tergugat. anak-anak tersebut hanya memhutuhkan
belaian kasih sayang dari penggugat. bukan mern
butuhkan pakaian dan mainan anak-anak. akan tetapi
Tergugat tidak benar telah pernah mengatakan kepadu
anak-anak bahwa kiriman-kiriman Penggugat adalah dun
Bapak petugas Kantor Pos, bukan dari Penggugat:
− Bahwa Tergugat mengaku tidak mau menyerahkan anak
anak ke dalam pemeliharaan penggugat setelah Penggugat
kembali dari Jerman Barat ke Medan, akan tetapi tergugat
tidak benar telah pernah melarang apalagi mengancam
penggugat untuk menjumpai anak-anak ke rumah tempai
tinggal tergugat, bahkan tergugat telah sering menyuruh
dan membawa anak-anak untuk menjumpai penggugat ·
− Bahwa Tergugat mengaku bahwa anak-anak tidak mau
menerima salam, uang ataupun makanan pemberian
Penggugat tanpa seizin tergugat bilamana penggugat
menjumpai mereka ke Sekolah, akan tetapi tidak benar
bahwa anak-anak berbuat demikian karena adanya
hasutan ataupun larangan dari tergugat kepada anak-anak
tersebut;
− Bahwa Tergugat telah mcngaku bahwa tergugat tclah
memindahkan Sekolah anak yang bernama Dody
Prabisma dari Medan ke Padang Sidempuan. sekaligus
telah menyerahkan pemeliharaan anak tersehut kepada
abang Tergugat. yakni karena anak tersebut telah lama
minta pindah dari Medan dengan alasan karena anak
tersebut telah merasa terganggu dan malu sekali di
Sekolah akibat dari perbuatan Penggugat yang terlalu
sering datang menjumpainya ke Sekolah:
− Bahwa Tergugat tidak benar telah pernah bermain cinta
dengan perempuan yang bernama Prapda dan Melly. akun
tetapi Tergugat henar pernah membonceng pcrcmpuan

62
tersebut ketika sarna-sama bertugas sebagai Guru di
karenakan mereka tidak mempunyai kendaraan, sehingga
keluarga/suami mereka menuduh Tergugat telah bermain
cinta dengan rnereka itu;
− Bahwa Tergugat tidak benar Lelah pernah mengatakan
bahwa Penggugat hisa belajar di Jerman Barat karena
melacurkan diri, karena tergugatpun teluh mcngetahui
bahwa biaya Sekolah penggugat adalah alas tanggungan
Pemerintah (USU);
− Bahwa Tergugat mengaku masih berstatus sebagai
Pegawai Swasta, akan tetapi tidak benar bahwa dengan
demikian tergugat tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidup anak-anak, sebab tergugat mcmpunyai
penghasilan sebanyak Rp. 260.000,- (dua ratus enum
puluh ribu rupiah) setiap bulan;
− Bahwa berdasarkan jawaban dan penjelasan-penjelasan
Tergugat di alas, dan karena anak-anak tidak ada yang
rnau ikut dengan Penggugat lagi, serta karena adat
Tapunu li adulah menganut Sistim k e ke luurg aan
Patriarchal (anak mengikuti marga ayahnyu), maka
Tergugat
.... .... mcmohon agar
"'-' Majelis Hakim mcnolak gugatan
b b

Penggugat dan sekaligus menetapkan anak-anak


Penggugat dengan Tergugat tetap berada dalam
pemeliharaan Tergugat.
4. Bahwa anak-anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama
Dody Prahisma dan Dance Ikhwandi telah turut hadir dalarn
persidangan, dan masing-masing telah memberikan keterangan
dan pemyataan sebagai
a. Bahwa Dody Prabisma kenal dengan Penggugat yaitu
mami ( ibunya) sendiri dan kenal juga dengan Tergugut.
yakni Papa ( ayahnya). Bahwa Dody Prabismu memilih

63
untuk ikut bersama Tergugat dan tidak mau ikut dengan
Penggugat dengan alasan karena Penggugat telah
meninggalkannya selagi masih kecil dan karena Penggugat
tidak mau datang menjenguknya ketika sakit;
h. Bahwa Dance Ikhwandi kenal dengan Penggugat dan
Tergugat tersebut sebagai Marni dan Papanya;
c. Bahwa Dance Ikhwandi juga memilih untuk ikut dengan
Tergugat dan tidak mau ikut dengan Penggugat dengan
alasan karena Penggugat telah meninggalkannya selagi
masih kecil.
5. Bahwa dalam menanggapijawaban dan penjelasan-penjelasan
Tergugat di atas, maka Penggugat/Kuasanya telah mengajukan
replik yang puda pokoknya menyatakan bahwa Penggugat tetap
pada ke terangun dan dakwaannya dengan menumbah
penjelasan-penjelasan sebagai berikut:
− Bahwa Tergugat tidak benar tidak bisa menyusul
Penggugat ke Jerman Barat enam bulan setelah
keberangkatan Penggugat dikarenakan anak sakit, sebab
unak tersebut baru sakit pada bulan Nopember 1981
sedangkanTergugat sudah seharusnya menyusul
Penggugat pada bulan Agustus 1981;
Disamping Tergugat tidak menepati janjinya, malah
Tergugat sampai hati juga lagi mengirim surat yang
menyuruh Penggugat supaya kembali ke Medan pada
bulan Desember 1981 tanpa mempertimbangkan Study
Penggugat dan beberapa hari kemudian disusulriya Iagi
dengan surat yang isinya menyatakan selamat berpisah
− Bahwa tcrgugat benar ada bennain cinta dengan gadis yang
bernama Prapda dan dengan isteri orang lain yang bernama
Melly. sebab Tergugat telah pernah membawa Prapda
terschut kc rurnah Penggugat dan ketempat-tempat lainnya,

64
serta Tergugat telah pernah berkelahi dengan ·suami Melly
hingga mereka disidangkan di Sekolah Amir Hamzah:
− Bahwa Tergugat benar telah menuduh Penggugat
melacurkan diri di Jerman Barat dihadapan Rektor USU
Medan, hingga Rektor tersebut menyuruh Penggugat
supaya segera berangkat kembali ke Jerman Barat.:
− Bahwa Tergugat benar telah mengatakan kepada anak-anak
bahwa Penggugat telah mati dan bahwa kiriman-kiriman
Penggugat adalah dari bapak petugas Pos, dimana hal
tersebut diketahui oleh Penggugat berdasarkan cerita anak-
anak tersebut kepada Penggugat dan kepada kakak
Penggugat yang bernama Tiara Siregar setelah Penggugat
kernbali dari Jerman Barat pada tahun 1984;
− Bahwa sebenarnya sekarang ini bukanlah Tergugat sendiri
yang mengasuh dan memelihara anak-anak, sebab anak
yang bernama Dody Prabisma telah discrahkannya
kedalam pengasuhan orang lain di Padang Sidempuan,
sedangkan anak yang bernama Dance Ikhwandi telah
discrahkannya ke dalam pemeliharaan isterinya (ibu tiri
anak tersebut), sebab tergugat sibuk mengajar setiap
harinya dari pagi hingga sore.
− Bahwa berdasarkan seluruh dakwaan dan replik penggugat
terdahulu, dan karena Penggugat belum kawin dengan laki-
laki lain dan hanya bertugas pada pagi hari saja dan bila
Penggugat sedang bertugas masih ada lagi ibu Penggugat
yang dapat mengurus dan mendidiknya dengan baik, rnaka
demi kemaslahatan anak-anak tersebut, Penggugat
berrnohon agar Majelis Hakim dapat menerima gugatan
Penggugat
6. l. Bahwa setelah mendengar replik Penggugat di atas, maka
Tergugat telah memberikan duplik sebagai berikut :

65
− Bahwa anak-anak benar sak.it parah pada bulan Nopernbcr
1981. akan tetapi sebelumnya anak-anak terscbut tclah
sering sakit ringan hingga tidak memungkinkan bugi
Tergugat untuk menyusul Penggugat kc Jerman Barnt
dan karcna itu Tergugat tidak bcnar tc luh scnguja
mengingkari janji:
− Bahwa Tergugat benar pernah membawa gadis yang
bernama Prapda ke rurnah, tapi hanya atas dasar famili,
bukan karena cinta, dan Tergugat benar pernah
disidangkan di Sekolah Amir Hamzah gara-gara adanyu
tuduhan bahwa Tergugat bermain cinta dengan Melly.
akan tetapi karena tuduhan tersebut tidak terbukti. maku
Tergugat tidak ditindak oleh Pimpinan Sekolah tersebut:
− BahwaTergugat tidak ada sama sekali me nuduh
Penggugat mclacurkan diri di Jerman Barat dan Tcrgugat
tidak ada mengatakan kepada anak-anak hahwu
Penggugat te lah mati, ataupun mcngatakan bahwa
kiri man pcnggugat adalah dari bapak petugas Kantor Pos
− Bahwa bcrdasarkan seluruh jawaban dun pcnjclasun
dupl i k Tcrgugat di atas, dan karena anak-unak tc lab
mcnyutukan tidak mau ikut dengan Penggugut. maku
Tergugat mcmohon agar Majelis Hakim menolak gugatan
Penggugat.

7. Bnhwa xchubungan dengan adanya bantahan-bantuhan


Tcrgugut icrsebut sebahagian dan dakwaan-duk waan
Pcnggug at maka Pcnggugat dalam upaya mcnguarkun
dakwaan yang dibantah oleh Tergugat dirnuksud tclah
mcnghadirkun saksi-saksi sebagai berikut :
− Saksi bcrnama Ora. Nurhafni Tarnbunan, umur 40 tuhun
agumu Islam. pckcrjaun Pegawai Negeri, ulanuu Jin. 0.1.
Punjaitun No. 11. Medan:

66
− Saksi-11 bernama Syahrul Affan, umur 23 tahun, agama
Islam, pekerjaan Mahasiswa, alamat Jin. Prof. Maas No.
I 7-B, Medan ;
− Saksi-111 bernama Tiara Siregar, umur 44 tahun, agama
Islam. pekerjaan ikut suami, alamat Tanjung Beringin,
Pasar II, Kelurahan Marindal lnai, Kabupatcn Langkat.
8. Bahwa saksi-l dalarn kesaksiannya telah menerangkan sebagai
berikut:
− Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat
karena famili. Bahwa pada tahun 1982, saksi menerirna
surat dan barang kiriman dari Penggugat untuk anak saksi
dan .anak Penggugat dengan Tergugat, hingga saksi
memanggil Tergugat untuk mengambil kiriman
Penggugat dimaksud, akan tetapi Tergugat tidak mau
menerimanya, bahkan Tergugat berkata bahwa anak-anak
tidak butuh dengan kiriman Penggugat, tetapi anak-anak
hanya butuh belaian kasih sayang Penggugat dan kalau
Penggugat kembali ke Medan, maka Tergugat akan
menyuruh Pcnggugat bersembah sujud kepada unak-anak,
barulah Tergugat mau menerima Penggugat lagi.
− Bahwa pada saat itu, saksi _melihat anak-anak Penggugat
dengan Tergugat tersebut kurang terurus dan ketika saksi
menyerahkan kiriman Penggugat kepada anak-anak itu,
maka Tergugat membentak mereka, kemudian Tergugat
bersarna ana~-anaknya terus pergi;
− Bahwa pada waktu saksi mengantar Penggugat ke Polonia
awal tahun 1982, saksi hertanya kepada anak-anak
Tergugat apakuh rindu kepada Penggugat. maka anak
terscbut menjawab bahwa ibunya (Penggugat) telah mati
dibilang oleh papanya (Tergugat);

67
9. Bahwa saksi-II dalam kesaksiannya telah menerangkan
sebagai berikut: Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan
Tergugat karcna berfamili. Bahwa Tergugat sering berkata
kepada saksi, bahwa'Tergugat akan menyuruh anak-anaknya
untuk menuntut balas, kepada Penggugat, sebab masa depan
anak-anaknya telah rusak akibat perbuatan Penggugat yang
telah pergi ke Jerman Barat.
I 0. Bahwa saksi-III dalam kesaksiannya telah menerangkan
sebagai berikut :
− Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat
karena saksi adalah kakak kandung Penggugat;
− Bahwa pada tahun 1981, ketika saksi berada di rumah
orang tua saksi di Sukaramai, tiba-tiba saksi melihat anak
Penggugat dengan Tergugat yang bernama lkhwandi
berlari-lari sambil berkata bahwa topi yang dipakainya
adalah kiriman dari Bapak petugas Pos, yang dijawab
oleh adik Tergugat bahwa topi itu adalah kiri man
Penggugat, tetapi anak tersebut tetap berkata bahwa topi
itu adalah dari pak Pos:
− Bahwa pada tahun 1984, ketika saksi bersama Penggugat
tidur-tiduran di kamar rumah orang tua Penggugat, tiba-
tiba anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama
Ikhwandi datang sambil berkata "Orang mati ada
kuburannya,tapi mami (Penggugat) tidak ada kuburannya,
padahal dibilang papa (Tergugat), mami (Penggugat)
sudah mati;

11. Bahwa disamping mendengar kesaksian para saksi, telah


didengar juga keterangan dari ibu Penggugat yang hernama
Nurbaiah. yang pada pokoknya menyatakan bahwa dianya
pernah mendengar anak-anak Penggugat dengan Tergugat
berkata bahwa Penggugat telah mati.

68 69
12. Bahwa dalam menanggapi kesaksian para saksi tcrsebut di
atas, maka Tergugat telah memberikan keterangan-keterangan
sebugai berikut:
− Bahwa Tergugat benar tidak menerima kiriman Penggugat
yang disampaikan melalui saksi-I, dan benar Tergugat
mengatakan bahwa anak-anak tidak butuh kiriman
Penggugat, tapi hanya butuh kasih sayang Pcnggugat.
Akan tetapi Tergugat tidak benar berkata bahwa apabila
Penggugat kembali ke Medan. Tergugat akan menyuruh
Penggugat bersembah sujud kepada anak-anak baru
Tergugat mau menerima Penggugat kemhali dan tidak
benar anak-anak tidak terurus, serta Tergugat tidak bcnar
mernbcntak anak-anak supaya jangan mencrima kiri man
Penggugat tersebut.:
− Bahwa Tergugat tidak benar telah pernah hcrkata kcpada
saksi-11 bahwa Tergugat akan menyuruh anak-anak
menuntut balas kepada Penggugat, akan tetapi Tergugat
hanya pernah berkat anak-anak kelak pasti akan
mengetahui sejarah prilaku Penggugat terhadap anak -
·anak yang telah sampai hati meninggalkan mereka
sewaktu masih kecil:
− Bahwa Tergugat tidak benar telah pernah mengatakan
kepada anak-anak bahwa kiriman-kiriman Penggugat
adalah kirirnan dari pak Pos. dan Tergugat tidak benar
telah pernah mengatakan kepada mereka bahwa
Penggugat telah mati, seperti yang diduga oleh saksi-III .
dan i bu Penggugat.
13 Bahwa oleh karena Tergugat tetap membantah dakwaan
Pcnggugat tentang adanya usaha-usaha Tergugat agar anak-
anak membenci Penggugat dan bahwa Tergugat pernah
menuduh Penggugat melacurkan diri di Jerman Barnt serta

68 69
bahwa Tergugat pernah berrnain cirna dengan perempuan yang
bernama Prapda dan Melly, maka Penggugat telah mcminta
kepada Maje lis Hakim agar Tergugat disumpah untuk
membuktikan kebenaran bantahannya terhadap dakwaan-
dakwaan Penggugat tersebut, dan ternyata bahwa Tergugat telah
bcruni bersumpah untuk membuktikan kebcnurun bantahun-
bantahannya dimaksud.
14. Bahwa tentang jalannya pemeriksaan lebih jauh
dipersidangan, semuanya telah dicatat didalam berita acara yang
bersangkutan, sehingga untuk mempersingkat cukupluh kiranya
Pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut.
"TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM"

1. · Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk dalam


wewenang Pengadilan Agama;
2. Menimbang, bahwa Penggugat dengan Tergugat Lelah
menikah pada tanggal 7 Februari 1975, kernudian teluh
bercerai Thalaq pada tanggal 23 April 1986 dan se lama
pcrkawinan telah dikaruniai dua orang anak bcrnuma Dody
Prabisma (umur IO tahun) dan Dance Ikhwandi ( umur 9
tahun), iclah scsuai dengan pengakuan Tergugat dun surut- surat
yang terlarupir bersuma surat gugatan Pcnggugat:
3. Mcnirnbang, bahwa setelah meneliti keterangan-ketcrangan
Penggugat/Kuasanya, begitupun dengan bukti-bukti yang ada.
rnaka yang menjadi pokok masalah ialah bahwa Pcnggugat
menggugat agar anak-anak Penggugat dengan Tergugat yang
bcmama Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi tcrsebut
ditctupkan kedalam pemeliharaan penggugat atau ke dalam
pemclihuraan ibu Pcnggugat yang bernama Nurbaiah. ataupun
kcdalam pemeliharuan Pcnggugat bcrsarna-sama dengan ibu
Pcnggugut dcugun alasan/dakwaan-dakwaan Pcnggugat scpcni
yang tclah diuruikan pada bagian duduknya pcrkara:

70 71
4 Merumbang. hahwa Tergugat telah mengakui ulasan/dakwaan
tentang hal-hal sebagai berikut
a Bahwa Tergugat telah menikah dengan perernpuan lain
sebelum terjadinya perceraian antara Penggugat dengan
Tergugat (berpoligami) tanpa melalui prosedur hukum
yang berlaku dan bahwa Tergugat telah memelihara anak-
anak secara bersama-sama dengan isteri Penggugat (ibu
tiri anak-anak) tersebut,
b. Bahwa kepergian Penggugat tugas belajar ke Jerman
Barat adalah atas setahu dan seizin Tergugat dengan
perjanjian bahwa Tergugat akan menyusul Penggugat
enam bulan setelah keberangkatan Penggugat sehingga
untuk ongkos Tergugat telah disediakan bcrupa uang
tunai. sebuah Sepeda motor, sewa rumah dan rappel gaji
Penggugat yang semuanya diperkirakan berjumlah Rp.
1 .000.000.- (satu juta rupiah). akan tetapi Tcrgugat tidak
bisa memenuhi perjanjian dan mempergunakan ongkos
dimaksud sebagaimana mestinya dengan alasan karena
anak-anak selalu sakit-sakitan.:
l' Bahwa Tergugat ada mengirimkan surat kepada
Penggugat pada bulan Desember 1981 yang isinya
menyatakan bahwa "Tergugat dan anak-anak tidak
membutuhkan Penggugat lagi, dan Tergugat tidak ingin
berjumpa dan telah melupakan Penggugat selamai
berpisah. jalan Penggugat ke kanan dan jalan Tergugat
ke kiri". hanya saja Tergugat mengatakan bahwa pada
awal kalimat tersebut ditambah dengan kata-kata
"Seandainya Penggugat telah terlanjur melakukan
penyelewengan dengan laki-laki lain", yakni sebagai
jawaban dari surat Penggugat yang menyatakan bahwa
Pcnggugat telah pcrnah memasakkan nuxi hum tcmun
pna sekuliahnya.

70 71
d. Bahwa Tergugat telah membawa anak-anak pindah dan
rumah orang tua Penggugat ke rumah yang ada di Jin.
Gaharu dan kc Komplek Kosema No. 83 Medan;
e. Bahwa anak-anak tidak mau menerima salam, uang
ataupun makanan-makanan pemberian Penggugat tanpa
disuruh atau atas seizin Tergugat:
I. Bahwa Tergugat telah memindahkan Sekolah anak yang
bernarna Dody Prabisma dari Medan ke Padang
Sidempuan dan bahwa Tergugat telah menyerahkan
pemeliharaan anak tersebut kepada abang Tergugat sejak
dari bulan Juli 1986, yakni atas permintaan anak itu
sendiri kepada Tergugat:
g. Bahwa Tergugat telah pernah tidak mau mencrima dan
menyerahkan barang pakaian dan mainan anak-anak yang
dikirimkan oleh Penggugat untuk anak-anak:
h. Bahwa Tergugat tidak mau menyerahkan anak-anak
kepada Penggugat setelah Penggugat kembali dari Jerman
Barat ke Medan pada tahun 1984;
1. Bahwa Tergugat masih berstatus sebagai Pegawai (guru)
Swasta.
Atas pengakuan Tergugat terhadap hal-hal yang didakwakan
Penggugat di atas, maka dakwaan Penggugat tentang hal-hal
tersebut telah terbukti kebenarannya, dan alasan serta
dakwaan-dakwaan Penggugat tersebut telah dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan terhadap gugatan Penggugat.
5. Menimbang, bahwa Tergugat telah membantah alasan/
dakwaan Penggugat tentang hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa Tergugat telah mengajari. mendidik dan
mempengaruhi anak-anak supaya membenci dan
mendurhakai Penggugat dengan cara mengatakan bahwu

72
kirunan-kmrnan Penggugat untuk anak-anak adalah dari
hapak petugas Kantor Pos dan bahwa Penggugat telah
mau:
b. Bahwa Tergugat telah pernah bermain cinta dengan
perempuan yang bernama Prapda dan Melly:
c Bahwa Tergugat pernah menuduh bahwa Penggugat bisa
belajar di Jerman Barat karena melacurkan diri:
6. Menimbang, bahwa Penggugat dalam upaya menguatkan
dakwaannya tentang hal-hal yang dibantah oleh Tergugat di
atas. hanya dapat menghadirkan saksi-saksi yang menyatakan
bahwa saksi-saksi pernah mendengar anak-anak Penggugat
dengan Tergugat mengatakan bahwa Tergugat ada mengatakan
kepada anak-anak bahwa Penggugat sudah mati dan bahwa
kiriman-kiriman Penggugat adalah dari Bapak petugas Kantor
Pos. sedangkan saksi-saksi tersebut tidak pernah mendengar
kata-kata seperti itu secara langsung dari Tergugat, ditambah
dengan beberapa surat peryataan yang seolah-olah merupakan
kesaksian dari beberapa orang saksi yang tidak bisa hadir
dalam persidangan yang lainnya menyatakan bahwa Tergugat
pernah mengatakan bahwa Penggugat bisa belajar di Jerman
Barat karena melacurkan diri dan bahwa Tergugat pernah
berkelahi dengan suami perempuan yang bernama Melly.
7. Menimbang, bahwa karena Penggugat tidak dapat
mengemukakan bukti-bukti lainnya Iagi, maka Penggugat
telah memohon kepada Majelis Hakim supaya Tergugat
disumpah untuk menguatkan kebenaran bantahannya terhadap
dakwaan-dakwaannya di atas dan atas perintah Hakim,
ternyata hahwa Tergugat telah berani bersumpah di depan
sidang.
8. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
hukum tcrsebut pada point No. 6 dan 7 di atas, maka Majelis

74 73
Hakim berpendapat bahwa dakwaan-dakwaan Penggugat y an~
telah dibantah oteh Tergugat dimaksud. belum terbuku
kebenarannya secara meyakmkan, sehingga dak waan
dakwaan Penggugat tersebut tidak dapat diterima <ehagai
bahan pertimbangan dalam perkara ini.
9. Menimbang, bahwa anak-anak Penggugat dengan tergugui
yang bernama Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi telah
berumur l O tahun dan 9 tahun. yang oleh karenanya anak-
anak tersebut dapat dipandang sebagai sudah mumayyiz.
10. Menimbang, bahwa anak-anak Penggugat dengan Tergugat
tersebut telah memilih untuk ikut bersama Tergugat dan tidak
mau ikut dengan Penggugat dengan alasan karena Pcnggugat
telah sampai hati meninggalkan mereka sewaktu masib kecil
dan karena Penggugat tidak mau menjenguk mereka sewaktu
sakit, maka dengan demikian Majelis Hakim menilai bahwa
anak-anak tersebut belum mengetahui bahwa sebabnyu
Penggugat meninggalkan mereka sewaktu masih kecil tersebut
adalah karena adanya izin dari Tergugat kepada Penggugat
untuk pcrgi tugas belajar ke Jerman Barat demi peningkatan
hidup Pcnggugat dan Tergugat serta anak-anak itu sendiri
dibelakang hari.
Dan selanjutnya anak-anak tersebut dapat juga dinilai sebagai
belurn mcngetahui bahwa Penggugat tidak bisa rnenjenguk
mereka sewaktu sakit adalah dikarenakan Penggugat masih
sedang berada di Jerman Barat dan sebagai akibat dari pada
telah terjadinya perselisihan yang terus menerus antara
Penggugat dengan Tergugat sejak dari bulan Desember 1981
hingga saat ini. Oleh sebab itu. maka alasan unak-unuk
iersebut untuk tidak mau ikut dengan Penggugat. tiduk dapai
diterirna

74 73
11. Menimbang. bahwa para ulama telah berbeda pendapat
tentang hak Hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak-anak
yang sudah Mumayyiz, sesuai dengan dalil dari Kitab
"Subulus Salam" Juz-111. halaman 228, yang berbunyi sebagai
berikut :

Artinya "Para Ulama berbeda pendapat tentang hak


Hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak-anak
yang sudah mumayyiz, yakni sebagai berikut :
I. Segolongan kecil dari Ulama berpendapat
bahwa hak hadhanah itu didasarkan kepada
pilihan si anak;
II. Menurut pendapat Hadawiyah dan Hanafiah, hak
hadhanah itu tidak boleh didasarkan kepada
pilihan si anak, dan mereka berkata bahwa ibu si
anaklah yang lebih utama untuk memelihara si
anak sampai anak itu dapat berdiri sendiri;
Ill. Ada juga Ulama yang mengatakan bahwa dalil
yang paling kuat ialah bahwa untuk menetapkan
hak hadhanah itu haruslah diundi diantara dua
ibu-bapak si anak:

76
75
IV. Ada pula yang berpendapat bahwa penetapan
hak hadhanah berdasarkan kepada pilihan si
anak ataupun kepada hasil undian, kedua-
duanya tidak dapat dipakai bahkan yang
dipertimbangkan adalah kemaslahatan/
kepentingan si anak. Maka jikalau ibunya
yang lebih dapat memeliharanya dan pada
hapaknya, haruslah diutamakan kepada
ibunya untuk memeliharanya, begitu juga
sebaliknya. Inilah pendapat yang lebih baik"

12. Menimbang, bahwa Peraturan Perundang-undangan yang


berlaku di Indonesia dalam masalah pemeliharaan anak.
kiranya telah cenderung kepada pendapat yang ke-IV (empat)
di atas, sebagai mana ditegaskan dalam UU. No. 1 tahun
1974 pasal 41, yang berbunyi sebagai berikut :
"Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah :
Baik ibu atau Bapak tetap berkewajiban memelihara dan
mendidik anak-anaknya, bilamana ada perselisihan
mengenai pengurusan anak-anak, Pengadilan memberi
keputusannya"
Dengan demikian, maka penetapan tentang hak hadhanah di
Indonesia bukanlah didasarkan kepada pilihan si anak semata-
mata, akan tetapi haruslah didasarkan kepada pertimbangan
terhadap kepentingan atas kemaslahatan sianak.

13. Menimbang, bahwa anak Penggugat dengan Tergugat yang


bernama Dody Prabisma telah diserahkan oleh Tergugat ke
dalam pemeliharaan abang Tergugat (uak anak tersebut) yang
bertempat tinggal di Padang Sidempuan sejak dan bulan Juli
1986 hingga saat gugatan ini diajukan tanggal 24 September
l 986, maka dengan demikian Majelis Hakim berpendapat

76
75
anak tersebut sudah seharusnya diserahkan kedalam
pemeliharaan Penggugat, sebab sudah jelas bahwa berada
dalam pemeliharaan ibu kandung adalah lebih maslahat bagi
sianak dari pada berada dalam pemeliharaan uaknya ..
14 Menimbang, bahwa anak Penggugat dengan Tergugat yang
bernama Dance Ikhwandi hingga saat ini berada dalam
pemeliharaan Tergugat yang selalu sibuk dalam tugasnya
setiap hari dari pagi hingga sore bersama-sama dengan isteri
Tergugat (ibu tiri anak tersebut), sedangkan seandainya anak
tersebut berada dalam pemeliharaan Penggugat, maka
Penggugat hanya sibuk dalam tugasnya dari pagi hingga siang
hari saja, dan Penggugat akan memelihara anak tersebut
bersama-sama dengan ibu Penggugat (nenek kandung anak
tersebut),
Dengan demikian, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
adalah dipandang lebih maslahat bagi anak tersebut apabila
dianya diserahkan ke dalam pemeliharaan Penggugat.
15. Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat sendirilah yang
menyerahkan perneliharaan anak yang bernama Dody
Prabisma kepada abang Tergugat yang berada di Padang
Sidempuan, dan karena anak yang bernama Dance Ikhwandi
masih sedang berada dalam pemeliharaan Tergugat, maka
Tergugat telah dapat diwajibkari dan di hukum untuk
menyerahkan anak Penggugat dengan Tergugat yang bernarria
Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi tersebut ke dalam
pemeliharaan Penggugat,
16. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
Hukum tersebut di atas, maka gugatan Penggugat telah dapat
diterima dan dengan demikian perkara ini telah dapat di
putuskan

77
MENGINGAT

Bunyi pasal-pasal dan peraturan Perundang-undangan yung


berlaku, serta dalil-dalil Syara' . yang herkenaan dengan pcrkui.i
1m.

MENGADILI

I. Memutuskan, menerima gugatan Penggugat.


2. Memutuskan sebagai hukum. yang berhak melaksanakan
hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak Penggugat dengan
Tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance lkhwandi
adalah Penggugat bersama-sama dengan ibu Penggugat yang
bernama Nurbaiah.
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak Penggugat
dengan Tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance
Ikhwandi tersebut ke dalam pemeliharaan Penggugat. setclah
putusan ini mempunyai kekuatan Hukum yang tetap,
4. Mcnghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu
rupiah.).

Demikianlah putusan ini dijatuhkan di Medan pada hari Senin,


tanggal 8 Desernber 1986 M. bertepatan dengan tanggal 6 Rabiul
Akhir 1407 H. oleh kami Drs. Dahrim Syahman Siregar sebagai
Hakim Ketua, Nikmat Hadi, BA dan Drs. Amran Suadi masing-
rnasing sebagai Hakim Anggota, serta Drs. M. Yamin Daulay
sebagai Panitera Pengganti, dan pada hari itu juga diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum,dengan dihadiri oleh Penggugat
dan Tergugat.

78
HAKIM KETUA

ttd.

(DRS. DAHRIM SYAHMAN SRG)

HAKIM ANGGOTA
lld ltd

I. (NIKMAT HADI, BA.) 2. (DRS. AMRAN SUADI)

PANITERA PENGGANTI

ttd

(DRS. M. YAMIN DAULAY)

79
KEPUTUSA
N
Nomor: 14/Pts/1987/1988/PTA-Mdn

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGGI AGAMA DI MEDAN


mengadili perkara HADLANAH pada tingkat banding, telah
menjatuhkan keputusan sebagai berikut dalam perkara antara :

M. SALEH SIGMON POHAN, umur 45 tahun, agama


Islam, tempat tinggal di Jin. Kertas No.20 Kelurahan Sei
Putih Barat Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan,
pekerjaan Guru Swasta pada Perguruan Amir Hamzah
Medan, terhadap Keputusan Pengadilan Agama Medan
Nomor PA.bl
l /PTS/8 l 5/ 1986 tanggal 8 Desember 1986 M/6 Rabiul Akhir
1407 H yang telah terdaftar pada Buku Register tanggal 10
Juni 1987 Nomor 14/1987, selanjutnya disebut
PEMBANDING;
LAWAN

Dra. TIRENA BAHNUR SIREGAR, umur 38 tahun,


agama Islam. tcmpat tinggal di Jin. Selam VII No.46
Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Kotamadya
Medan, pekerjaan Dosen FIPIA USU Medan, selanjutnya
disebut TERBANDING;

PENGADILAN TINGGI AGAMA DI MEDAN setelah


memperhatikan Berita Acara Persidangan, pertimbangan
pertimbangan dan Keputusan Pengadilan Agama Medan,
serta surat-surat yang berkenaan:

80
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menerirna dan memperhatikan keadaan-kcadaan yang tertera


dalam Keputusan Pengadilan Agama Medan tanggal 8 Desernber
1986 M/6 Rabiul Akhir 1407 H Nomor PA.b/l/PTS/815/1986
yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
1 . Memutuskan, menerima gugatan Penggugat;
2. Memutuskan, sebagai hukum, yang berhak melaksanakan
hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak Penggugat dengan
Tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi
adalah Penggugat bersarna-sama dengan ibu Penggugat yang
bernama N urbaiah ~
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak Penggugar
dengan Tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance
Ikhwandi tersebut ke dalam pemeliharaan Penggugat. setelah
putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap:
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu
rupiah:
Menimbang bahwa salinan putusan aquo telah disampaikan .
kcpada Pembanding pada tanggal 30 Desember 1986,
terhadap Putusan rnana Pembanding telah menyatakan
banding pada tanggal 12 Januari 1987 (sebelum salinan
putusan diserahkan kepadanya);
Menimbang bahwa permohonan banding tersebut telah
diberitahukan secara patut kepada Terbanding dengan surat
Pengadilan Agama Medan tanggal 13 Januari i 987 No. PA.bl ·
I /HK.03.4.5/815/1986/1987;
Menimbang bahwa sampai dengan tanggal 25 April 1987
(saat berkas banding di kirim Pengadilan Agama Medan ke
Pengadilan Tinggi Agama Medan) Pembanding tidak ada

81
mcnyampaikan Memori Bandingnya, demikian pula
Terbanding tidak menyampaikan Kontra Memorinya;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

I. Menimbang bahwa perkara ini adalah wewenang Pengadi Ian


Agama:
2. Menimbang bahwa permohonan banding ini telah diajukan
dalam tenggang waktu yang dibenarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta telah memenuhi syaral-syarat
banding lainnya, dengan demikian permohonan banding ini
dapat diterima;
.3. Menimbang bahwa kepada anak-anak terperkara (Dody
Prabisma dan Dance Ikhwandi) yang masing-masing telah
mencapai usia mumayyiz yakni Dody Prabisma telah berusia
IO tahun, dan Dance Ikhwandi 9 tahun, hukum memberikan
kepada keduanya hak untuk menentukan pilihannya, untuk
maria Hakim pertama juga telah menanyakan pilihan kcduu
anak terpcrkara apakah akan memilih ikut Pembanding atau
Terbanding. dan bahwa ternyata keduanya telah melakukun
'pi l ihan mereka untuk berada di bawah pemeliharaan
Pembanding (ayah kandungnya) pilihan mana merupakan
dasar untuk menentukan kepada siapa anak-anak terperkara
diserahkan untuk dipelihara (hadhanah);
4. Menimbang bahwa oleh karena anak-anak terperkara telah
dengan jelas memilih Pembanding sebagai pemcliharanya
atas izin Hakim pertama sendiri., maka pilihan tersebut tidak
dapat lagi dinilai oleh Hakim pertama sebagai "tindakan yang
belum dipertirnbangkan dengan · pemikiran yang sernpurna"
yang oleh karena itu dipandangnya sebagai pilihan yang tidak
herharga serta dipertimbangkan, bahwa anak-anak terperkara
akan lebih terjarnin bila diserahkan kepada Terhanding. maka

82
terhadap pertimbangan mana Hakim Pengadilan Tinggi
Agama Medan tidak sependapat, dan memandangnya sebagai
pertimbangan yang tidak tepat;
5. Menimbang bahwa menentukan dua orang secara bcrsama-
sarna (i.c Terbanding dan ibunya bernama Nurbaiah) untuk
bertindak sebagai pemelihara anak-anak terperkara, dapat
menimbulkan ketidak pastian siapa sebenarnya yang diberi
tanggung jawab penuh untuk memelihara anak-anak tersebut;
bahwa dengan demikian maka putusan Hakim pertama yang
telah menentukan Terbanding bersama-sama dengan ibunya
(Nurbaiah) untuk memelihara anak terperkara dipandang telah
tidak menjamin kepentingan anak-anak bersangkutan dun
karenanya perlu dibatalkan;
6. Menimbang bahwa andaikata-quod non-perpindahan Dody
Prabisma untuk belajar di Padang Sidempuan hendak
dianggap sebagai hal yang dapat menghilangkan hak had)anah
Pembanding terhadap anak-anak terperkara, narnun masih
juga tidak dapat di benarkan, oleh karena perpindahan tersebut
adalah atas permintaan dan keinginan anak itu (Dody
Prabisma) sendiri, demi ketenangan di dalam mcngikuti
pelajaran;
7. Menimbang bahwa selarna ini Pembanding te lah
menunjukkan kemampuannya dalam memeJihara anak-anak
terperkara, sehingga Pembanding lebih diyakini dalam hal
memelihara anak-anaknya, dibandingkan dengan Terbanding
yang sama sekali belum menunjukkan kemampuannya,
dengan demikian Majelis lebih meyakini kemampuan
Pembanding, dan atas dasar ini pula maka anak-anak
terperkara harus diserahkan dalam pemeliharaan Pemhanding:
8. Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
di atas, maka Keputusan Pengadilan Agama Medan tanggal
8 Desemhcr 1986 M/6 Rabiul Akhir 1407 H No. PA. h/1,

83
PTS/815/1986 dipandang tidak tepat, dan karenanya perlu
dibatalkan:
9. Menimbang bahwa oleh karena Pembanding adalah pihak
yang dikalahkan, maka semua biaya yang timbul dalam
perkara pada semua tingkatan dibebankan kepada
Pembanding:

MENGINGAT

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta dalil-dalil


syarat yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

l. Menerima permohonan banding Pembanding:


2. Membatalkan Keputusan Pengadilan Agama Medan tanggal
8 Desember 1986 M/6 Rabiul Akhir 1407 H No. PA. b/ JI
PTS/815/ I 986;
3. Menghukum Pembanding untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini pada tingkat pertama sebesar Rp.
35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah), dan pada tingkat
banding diperkirakan sebesar Rp. 14.000,- (empat belas rihu
rupiah):

Dernikianlah diputuskan pada hari Kamis, tanggal 24


September 1987 M/1 Shafar 1408 H. dan putusan itu telah
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis,
tanggal 25 Februari 1988 M/7 Rajab 1408 H oleh kami M. SALEH
RASYID, SH Ketua Pengadilan Tinggi Agama Medan selaku
Ketua Maje lis, dengan didampingi oleh KH. AHMAD
NASUTION dan KH. M. ARIFIN ISA masing-masing selaku
Hakim Anggota, dan dibantu oleh Drs. MOHD. HIDAYAT

84
MASSERY Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Agama
Medan tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara,

Ketua Majelis

dto

M. SALEH RASYID,·SH

Hakim Anggota Hakim Anggota

dto dto

KH. Ahmad Nasution KU. H. Arifin Isa

Pani tera Pengganti

dto

Drs. Mohd. Hidayat Nassery

85
PUTUSAN
REG. NO. 104 K/AG/1988

BISMIILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

MAHKAMAH

AGUNG

memeriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagui


berikut dalam perkara :

.Dra .. TIRENA BAHNUR SIREGAR, bertempat tinggal di


jalan Selam Vll No. 40, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan
Medan Denai, pemohon kasasi dahulu penggugat/terbanding:

MELAWAN

M. SH_ALEH SIGMON POHAN, bertempat tinggal di Jalan


Kertas, No. 20 Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan
Barat, Kotarnadya Medan, termohon kasasi dahulu tergugat/
pembanding:

Mahkamuh Agung tersebut;


Melihat surat-surat yang bersangkutan
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang pemohon kasasi sebagai penggugat asli telah menggugat
sekarang termohon Kasasi sebagai tergugat asli di muka/
persidangan Pengadilan Agama Medan pada pokoknya alas dalil-
dalil :
bahwa penggugat asli dan tergugat asli telah menikah pada
tanggal 7 Pebruari 1975 kemudian telah bercerai thalak pada

86
tanggal 23 April 1986 serta tidak pernah rujuk ataupun menikah
lagi hingga gugatan ini diajukan;
bahwa selama dalam masa pernikahan penggugat asli dengan
tergugat asli, telah dikaruniai dua orang anak laki-laki masing-
masing bernama Dody Prabisma umur 10 tahun dan Dance.
Ikhwandi umur 9 tahun dan hingga saat ini kedua anak tersebut
masih berada dalam pemeliharaan tergugat asli;
bahwa tergugat asli telah memelihara anak tersebut bersama-
sama dengan isteri tergugat asli sebab sebelumnya terjadi
perceraian antara penggugat asli dengan tergugat asli ternyata
tergugat asli telah rnelakukan poligami secara melanggar hukum
yang· berlaku yakni tergugat asli telah menikah dengan seorang
perempuan janda · beranak 2 orang pada bulan Maret 1986 tanpa
setahu dan seizin penggugat asli serta tanpa mendapat izin dan
Pengadilan;
bahwa atas perbuatan dan keadaan tergugat asli yang telah
menikah dengan perempuan lain tersebut maka penggugat asli
sangat mengkhawatirkan apabila tergugal asli dan isterinya yang
telah menjadi ibu tiri kedua anak penggugat asli dengan tergugat
asli tersebut tidak akan dapat memelihara dan mendidik anak-
anak penggugat dengan tergugat secara adil dan baik, mengingat
bahwa menurut kebiasaannya seorang ibu tiri tidak akan dapat
menumpahkan rasa cinta dan kasih sayang kepada anak-anak
tirinya sebagaimana dia mencintai dan menyayangi anak-anak
Penggugat;
bahwa tergugat asli adalah seorang yang tidak dapat dipercaya
dan suka rnengingkari janji seperti ketika penggugat asli pergi
tugas belajar ke Jerman Barat atas persetujuan dan desak tergugat
asli pada bu Ian Pebruari I 981, dan telah ada perjanjian bahwa
tergugat asli akan menyusul penggugat asli ke Jerman Barat 6
bulan setclah kebcrangkatan penggugat asli dan telah disediakan
ongkos Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah), akan tetapi tergugat

88 87
asli tidak menyusul dan uang ongkos tersebut dihabiskan oleh
tergugat asli, dan bahkan pada bulan Desember 1984 Tcrgugat
asli telah mengirimkan surat kepada Penggugat asli yang isinya
sangat menyaki tkan hati penggugat asli yai Lu untaru lain
menyatakan bahwa tergugat asli bersama-sama anak tidak
rnembutuhkan penggugat asli lagi, tergugat asli tidak ingin lagi
berjumpa dengan penggugat asli dan tergugat asli tclah mclupakun
penggugat asli:
bahwa tergugat asli bersifat tidak jujur dan tidak amanah
_yakni· telah berusaha mendidik dengan mempengaruhi jiwa anak
supaya membenci dan menjauhkan diri dan rnendurhakai
penggugat asli maupun keluarga penggugat asli. bahwa tergugat
asli tidak sanggup lagi memelihara Dody Prabisma sehingga puda
bulan Juli 1986 tergugat asli telah memindahkan sekolah anak
penggugat asli dengan tergugat asli tersebut dari Medan ke Padang
Sidempuan serta tergugat asli telah menyerahkan anak tersebut
ke dalam pemeliharaan abang tergugat hingga saat ini.
bahwa sebelum penggugat asli pergi tugas belajar ke Jerman
Barat tergugat asli mernpunyai kehendak tidak baik yaitu suka
sekali bermain cinta dengan perempuan lain, dan suka mcmfitnah
penggugat asli yakni pernah menyatakan bahwa penggugat asli
bisa belajar di Jerman Barat adalah dengan jalan melacurkan
diri:
bahwa tergugat asli adalah pegawai swasta dan belum
mempunyai rumah sendiri, sehingga tergugat asli tiduk mungkin
akan dapat rncmenuhi kebutuhan hidup anak-anak scbagaimana
mcstinya;
bahwa anak -anak tersebut Iebih baik berada dalarn
pcmeliharaan penggugat asli sebab penggugat asli hanya bekerja
dari pagi hingga siang hari dan akan dibantu oleh ibu pcnggugat
asli. scdang tcrgugat asli bekerja dari pagi hingga sore hari:

88 87
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka penggugat
asli menuntut kepada Pengadilan Agama Medan agar memberikan
putusan sebagai berikut:
a. Mcnerima gugatan penggugat;
h. Menyerahkan anak penggugat dengan tergugat yang bernama
Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi ke dalam pcmeliharaan
penggugat atau ke dalam pemeliharaan ibu penggugat
yang bernama Nurbaiah, ataupun ke dalam pemeliharaan
penggugat bersama-sama dengan ibu penggugat tersebut;
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama Medan
telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 8 Desember
1986 M. bertepatan dengari tanggal 6 Rabaiul Akhir 1407 H. No.
PA.b/l/PTS/81511'986. yang amarnya berbunyi sebagai berikut;
l. Mernutuskan, menerima gugatan penggugat:
2. Memutuskan sebagai hukum, yang berhak melaksanakan
hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak penggugat dengan
tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance Ikhwandi
adalah penggugat bersama-sama dengan ibu penggugat yang
bernama Nurbaiah;
J. Menghukum tergugat untuk menyerahkan anak penggugat
dengan tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance
lkhwandi tersebut ke dalam pemeliharaan penggugat, setelah
putusan ini mcmpunyai kekuatan hukum yang tetap:
4. Menghukum penggugat untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu
rupiah);
putusan mana dalam tingkat banding alas permohonan
tergugat Lelah dibatalkan oleh PTA. Medan dengan putusannya
tanggal 24 September 1987 M bertepatan dengan tanggal I Shafar
1408 H. No. 14/Pts/ 1987 I 1988/PTAMdn yang amarnya bcrbunyi
sebagui berikut:

89
1. Menerima permohonan banding pembanding;
2. Membatalkan keputusan Pengadilan Agama Medan tanggal
8 Desember 1986 M/6 Rabaiul Akhir 1407 H. No. PA.b/1/
PTS/815/ 1986:
3. Menghukum pembanding untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini pada tingkat pertama sebesar
Rp.35.000,- (tiga puluh Hrna ribu rupiah) dan pada tingkat
banding diperkirakan sebesar Rp. 14.000,- (empat helas ribu
rupiah);
bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat terbanding pada tanggal 24 Maret 1988 · kemudian
terhadapnya oleh Pengguga.t terbanding (dengan perantaraan
kuasanya khusus, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 4 April
1988 yang diajukan permohonan untuk pemeriksaan Kasasi secara
lisan pada tanggal 4 April 1988. Sebagaimana ternyata dari surut
keterarngan No. I /HK.03.4.3/Kasasi 1988 yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Agama Medan permohonan mana kemudian
disusul olch rncrnori kasasi yang memuat alasan-alasannya yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama tersebut pada tanggal
18 April 1 989;
bahwa teruang permohonan .kasasi ini pada tanggal 14 Mei
1988 telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan cara yang
seksurna:
Menimbang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonan
kasasi atas putusan atau penetapan Pengadilan tingkat banding
atau ti ngkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut;

90
Menimbang. bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
seksama diajukan dalam tenggang waktu itu dan dengan cara
yang ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima:
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
pemohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah :
I. bahwa putusan Pengadilan Tinggi Agama Medan telah salah
dan keliru dalam pertimbangannya yang membatalkan putusan
Pengadilan Agama .Medan:
2. bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama Medan
telah keliru, sehingga telah menetapkan putusan yang salah,
karena kehadiran anak-anak pemohon kasasl penggugat asal
dan termohon kasasi/tergugat asal bukan atas perintah Hakim
maupun permintaan pemohon kasasi/penggugat asal atau
termohon kasasi tergugat asal, tetapi kebetulan anak-anak
tersebut ikut termohon kasasi tergugat asal sehingga
pemeriksaan anak-anak tersebut adalah illegal. sehingga
pilihan anak-anak tersebut tidak dapat dijadikan pertimbangan
hukum:
3. bahwa pilihan anak-anak pemohon kasai penggugat asal dan
termohon kasasi tergugat asal menjadi di bawah pcmeliharaan
termohon kasasi/ tergugat asal tidak mencerminkan keadilan,
karena anak-anak tersebut hanya kesal, tidak menjenguk
sewaktu sakit dan meninggalkan mereka sewaktu sakit, tanpa
memperhatikan pada kepergian pemohon kesasi/pcnggugat
asal tugas belajar ke Jerman Barat atas persetujuan termohon
kasasi tergugat asal demi peningkatan hidup pemohon kasasi
penggugat asal, termohon kasasi tergugat asal dan anak-anak
terperkara:

91
sehingga alasan pertimbangan hukum yang menetapkan
pemeliharaan anak-anak terperkara pada termohon kasasi/
tergugat asal tidak dapat dibenarkan, oleh karena itu putusan
Pengadilan Tinggi Agama Medan harus dibatalkan dan
menguatkan putusan Pengadilan Agama Medan:
4. bahwa menurut pasal 41 Undang-undang No I tahun 1974
menjelaskan bahwa pemeliharaan anak dilihat dari
kepentingan anak. Oleh karena itu putusan Pengadilan Agama
Medan telah tepat dan benar dan harus dikuatkan:
5. bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama Medan
telah keliru sebab Pengadilan Agama Medan te I ah
memutuskan ·pemeliharaan anak-anak terperkara. telah
diserahkan ·kepada pemohon kasasi/penggugar asal dan ibu
pemohon kasasi penggugat asal sehagai nenek. Sebab nenek
dari pihak perempuan urutan kedua dalam hadhanah jika ibu
berhalangan. ·Oleh karena itu putusan Pengadilan Agama
Medan perlu dikuatkan:
6. bahwa perpindahan Dody Prabisma ke Padang Sidernpuan.
merupakan kenyataan dimana pemohon kasasi tergugat asal
tidak dapat memelihara anak-anak pemohon kasasi penggugat
asal dan termohon kasasi tergugat asal sebab jika sanggup
tentu tidak diserahkan kepada orang lain. Demikian juga
dengan Dance Ikhwandi yang berada dalam pemeliharaan
tennohon kasasi tergugat asal dan isterinya dimana termohon
kasasi tergugat asal sebagai guru swasta bekerja dari pagi
hingga sore, sehingga anak tersebut ditangani ibu tirinya.
sedangkan pemohon kasasi penggugat asal bekerja sebagai
dosen FIPIA USU yang bekerja dari pagi hingga siang, maka
sudah sepantasnya pemeliharaan anak-anak terperkara berada
di bawah asuhan ibu kandungnya;
7. hahwa pemohon kasasi penggugat asal be lurn dapat
me nunjukkun kemampuannya merigurus anak-anak

92
terperkara. karena belum ada kesempatan yang diberikan
termohon kasasi tergugat asal.
Oleh karena itu Pengadilan Tinggi Agama Medan harus
mempertimbangkan penghasilan tetap pemohon kasasi/
pcnggugat asal sebagai dosen FIPIA-USU Medan, sehingga
pendidikan dan pengasuhan anak-anak terperkara lebih
terjamin pada pemohon kasasi/penggugat asal;
menimbang:
mengenai keberatan-keberatan ad. 1 s/d ad. 7:
bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan
Tinggi Agama Medan telah membatalkan putusan Pengadilan
Agama Medan hanya semata mata anak-anak tersebut merninta
agar mereka dipelihara oleh termohon kasasi tergugat asal sedang
berdasarkan saksi-saksi yang diajukan dalam persidangan pilihan
anak-anak tersebut disebabkan karena selama ini termohon kasasi
tergugat asal menyatakan ibunya (pemohon kasasi penggugat asal)
telah meninggal dunia; ·
bahwa Pengadilan Tinggi Agama Medan dalam membatalkan
putusan Pengadilan Agama Medan tidak mernpertimbangkan
keseluruhan alat bukti yang diajukan oleh pemohon kasasi
penggugat asal:
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan
tersebut di atas, maka terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi: Dra.
Tirena Bahnur Siregar tersebut serta membatalkan putusan
Pengadilan Tinggi Agama Medan, sehingga Mahkamah Agung
mengadili sendiri perkara 101 dengan menguatkan putusan
Pengadilan Agama Medan yang dianggapnya telah benar dan
tepat yang amarnya akan berbunyi sebagai tersebut di bawah ini:

93
Menimhang. bahwa termohon kasasi adalah pihak yang kalah.
maka harus dihukum untuk membayar semua biayu perkara, haik
yang tirnbul dalam tingkat pertama .. dalam tingkat handing
maupun dalam tingkat kasasi:
Mernperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 tahun
1970 dan Undang-undang No. 14 tahun 1985 dan U ndang-
undang No. 7 tahun 1989 yang bersangkutan :

MENGADILI

Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi: Dra.


Tirena Bahnur Siregar tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Agama Medan
tanggal 24 September 1987 M bertepatan dengan tanggal I Shafur
1408 H No. 14/Pts/198711988 PTA-Mdn.

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya:


2. Menetapkan sebagai hukum, yang berhak melaksanakan
hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak penggugat dan
tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance lkhwandi
adalah penggugat;
3. Menghukum tergugat untuk menyerahkan anak penggugat
dan tergugat yang bernama Dody Prabisma dan Dance
Ikhwandi tersebut dalam pemeliharaan penggugat:
4. Menghukum termohon kasasi untuk membayar semua biaya
perkara baik yang timbul dalam tingkat pertama. dalam
tingkat handing maupun dalam tingkat kasasi, dan biaya
dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp. 20.000,-
(dua puluh rihu rupiah):

94 95
Demikianlah diputuskan dalam rapat perrnusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari : SELASA tanggal 3 April 1990
dengan Prof. H. Busthanul Arifin, SH Ketua Muda yang ditunjuk
oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H.
Amiroeddin Noer, SH dan H. Masrani Basran, SH sebagai Hakim-
Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka pada hari:
RAB U, 23 Mei 1990 oleh Ketua Si dang terse but dengan dihadiri
oleh H. Amiroeddin Noer. SH dan H. Masrani Basran, SH.,
Hakim-hakim Anggota dan Ny. Nawangsih Soetardi, SH Panitera
Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak:

Hakim-Hakim Anggota Ketua

ttd ttd

H. Amieroeddin Noer, SH, Prof. H. Busthanul Arifin, SH

ltd Pani tera Penggan ti

H. Masrani Nasran, SH ttd

Ny. Nawangslh Soetardi, SH

94 95
<!'.
I

~I

,.

---
H. Satria Effendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG WALi ANAK DI BAWAH UMUR

Pendahuluan

Di samping untuk menghindarkan diri dari terjerumus kepada


perbuatan yang tidak terpuji dan untuk ketenteraman jiwa,
pernikahan disyari'atkan juga untuk melestarikan keturunan jenis
manusia. Menurut Abu Ishaq AsySyathibi dalam kitabnya AI-
Muwafaqat, hal yang disebut terakhir ini adalah menjadi tujuan
utama bagi suatu pernikahan, sedangkan hal-hal yang 1 ain
hanyalah sebagai faktor-faktor pendukung bagi terwujudnya tujuan
utama ini. Dalam Al-Qur' an Surah An-Nahl ayat 72 Allah
berfirman yang maksudnya: "Allah menjadikan bagi kamu isteri-
isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-
isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki
dari yang baik-baik ".
Di tempat lain dalam Surah An-Nisa ayat I dijelaskan pula:
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya, dan dari pada keduanya Allah
memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak".
Berbagai predikat diberikan Allah kepada anak keturunan
bagi kehidupan orang tua . Dalam Surat Al-Kahfi ayat 46 Allah
menjelaskan bahwa harta dan anak, merupakan perhiasan · bagi
kehidupan di dunia. Keturunan yang menjadi perhiasan itu
tentunya keturunan yang berkualitas, anak-anak yang saleh.
Pasangan suami isteri yang saleh yang telah diikat dengan ta1i
perkawinan yang sah, dapat bekerja sama dalam mewujudkan

97
.tujuan itu, Mereka berdua akan selalu berdoa dengan do· a yang
diajarkan Allah dalam Surat Al-Furqanayat 74 yang artinya:"Dan
orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami. anugerahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertaqwa".
Dapat dipastikan bahwa untuk rnewujudkan keturunan yang
berkualitas dan saleh, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Tugas ini memerlukan keseriusan pan kesinambungan, dan hams
ada secara khusus orang yang menyediakan waktu untuk itu.
Begitu perning kesungguhan dan kesinambungan dalam
memelihara dan mendidik anak keturunan, sehingga hal itu
mendapat perhatian besar dan mendasar dalam kajian hukum
Islam. Secara serius para ulama kita masa silam mengkaji berbagai
aspek yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan terhadap
anak, dari waktu ia lahir, bahkan dari waktu dalam kandungan,
sampai ia dapat mandiri dalam kehidupan. Hak-hak seorang anak,
dibicarakan secara detail dalam buku-buku fikih klasik.
Dua orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab
untuk membayarkan hak-hak anak keturunan rnereka. Namun,
tidak jarang tugas seperti itu yang menjadi terputus, baik atas
kehendak suami isteri, maupun di luar kehendak mereka berdua.
Suatu perceraian, khusus pada cerai hidup, rneskipun barangkali
bisa melegakan hati dua belah pihak, tetapi sudah pasti merupakan
pengalaman pahit bagi sang anak, Masalahnya tidak akan lebih
sederhana bagi anak, bilamana perpisahan dUa orang tuanya
disebabkan salah satunya meninggal dunia. Anak kehilangan salah
satu tempatnya menggantungkan diri. Baik dalam hal pertama
maupun dalam hal kedua. bilamana pihak-pihak yang bertanggung
jawab terhadap anak itu tidak cukup ambil peduli. maka akan
terbuka peluang bagi perkembangan anak yang tidak terarah.
menghadapi masa depan yang tidak cerah.

98
Dalam hukum Islam segala kemungkinan negatif itu secara
teoritis telah diantisipasi. dengan menetapkan aturan-aturan, siapa
yang seharusnya mengasuh dan mendidik anak bila terjadi
perceruian, baik ccrui hidup maupun cerai mati. dun apa
persyaratan pada diri seseorang yang dianggap cakap untuk
melakukan tugas ini. Aturan-aturan itu dibuat secara ketat, karena
tanpa itu, hak-hak anak menjadi terabaikan.
Perceraian antara suami isteri di satu kali terutama cerai mati
adalah suatu hal yang tak terelakkan. Dari berbagai pihak timbul
kekuatiran terhadap nasib anak, khususnya bilamana orang tuanya
yang masihhidup mengambil keputusan untuk kawin lagi. Diakui
bahwa tidak semua bapak dan ibu tiri yang tidak ambil peduli
terhadap anak tirinya, dan tidak semuanya pula bapak atau ibu
kandung yang kawin lagi mengalihkan sama sekali kasih
sayangnya kepada isteri atau suami banmya. Namun. dalam sekian
banyak peristiwa ini terjadi, akan ada bapak atau ihu tiri yang
mernperlihatkan sikap yang tidak terpuji terhadap anak tirinya.
Dernikian pula di antara para bapak yang kawin lagi, barangkali
ada yang tidak sernpat lagi mengurusi anaknya, dan akan lebih
menyedihkan lagi bila isteri muda yang dipercayakan untuk
mengurus anak tidak mengasihinya sepenuh hati. Hal-hal yang
sering terjadi ini pada gilirannya membentuk anggapan hanyak
orang untuk mencurigai, baik hapak tiri dan ibu tiri, rnaupun
bapak kandung yang kawin lagi.
Di samping itu, kematian seseorang di satu kali bisa
menimbulkan sengketa bagi yang hidup tentang hana pusaka yang
ditinggalkannya. Yang paling rumit bilamana masing-masing yang
merasa berhak, tidak mengerti dan tidak mau mengerti dengan
aturan-aturan yang berlaku. Khusus bagi ahli waris yang masih
di bawah umur, masalah yang timbul adalah, siapa yang lebih
berhak untuk memcgang hartanya dan membelanjakan untuk si
anak . Perebutan kewenangan antara kerabat dekat mungkin

99
terjadi, sebagaimana terjadinya perebutan siapa yang lebih berhak
untuk memelihara dan mendidik si anak. Masalah inilah yang
pernah terjadi dalam keluarga di Pangkalan Bun. Palangka Raya.
yang perkaranya pernah diangkat ke Pengadilan Agama Pangkalan
Bun. dan naik banding ke Pengadilan Tinggi Agama Palangka
Raya. Kemudian putusan akhirnya di Mahkamah Agung R.I.
Tulisan ini disiapkan untuk mempelajari perkara tersebut dan
putusan yang telah diambil, suatu studi perbandingan dengan
buku-buku fikih yang cepat dapat dijangkau. Kajian ini dilakukan,
sekedar usaha mengangkat kembali khazanah fiqhiyah yang
banyak masih terpendam dalam buku-buku flkih masa silam.
Dengan upaya ini diharapkan dapat memperluas wawasan kita
bersama dalam bidang hukum fikih . Selanjutnya sekedar untuk
memudahkan pernbahasan ini, lebih dulu perlu dikemukakan
beberapa hal dalam masalah fiqih yang dipererat huhungannya
dengan pokok bahasan.

Tentang Pemeliharaan Anak di Bawah Umur

Dalam pemeliharaan anak-anak dari kecil sampai baligh ada


dua istilah yang berdekatan maksudnya yaitu istilah hadlin dun
istilah wali. Hadlin atau hadlinah adalah istilah yang dipakai bagi
seseorang yang melakukan tugas hadlanah, yaitu tugas menjagu,
dan mengasuh atau mendidik bayi atau anak kecil sejak ia lahir
sampai bisa secara sederhana makan sendiri dan berpakaian sendiri
dan bisa membedakan yang berbahaya bagi dirinya yang bila
diukur dengan umur, sampai umur tujuh atau delapan tahun. Pada
masa sebelurn umur tersebut pada ghalibnya seorang anak belum
lagi bisa mengatur dirinya dan belum bisa secara sederhana
membedakan antara yang bermanfaat dan yang berbahaya bagi
dirinya. Adapun istilah wali di samping dipakai untuk orang yang
rnenjadi wali nikah. juga dipakai untuk orang yang melakukun
perneliharaan alas diri anak-anak semenjak berakhir priodc

100
hadlariah sampai ia baligh berakal, atau sampai menikah bagi
anak perempuan. Jadi tugas wali adalah untuk menyambung dan
menycmpurnakan pendidikan anak yang telah dimulai pada waktu
hadlanah, serta bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan
pemeliharaan anak itu sampai ia baligh berakal, dan mampu hidup
mandiri. Di samping itu, istilah wali juga dipakai untuk seorang
yang berwenang memelihara harta anak kecil serta mengatur
pembelanjaannya dari hartanya itu.
Dalam masalah hadlanali bila terjadi perceraian, maka i bu
lebih berhak terhadap anak untuk selanjutnya melakukan
hadlanah. Di antara dasar kesirnpulan ini adalah sabda Rasulullah
yang maksudnya "Barangsiapa memisahkan seorang ibu dari
anaknya, niscaya- Allah akan memisahkannya dari orang yang
dikasihinya di hari kemudian (H.R. Abu Daud). Alasan lain adalah
bahwa ibu lebih mengerti dengan kebutuhan anak dalam masa
umur tersebut dan lebih bisa memperlihatkan kasih sayarignya.
Atas dasar itu, jikalau ibu berhalangan atau meninggal dunia,
maka selanjutnya yang akan melakukan hadlanah sebagai berikut
I. Kelompok kerabat perempuan garis lurus ke alas, yaitu
(setelah ibu), nenek sebelah ibu dan seterusnya. Perlu digaris
bawahi. bahwa menurut sebagian kalangan Hanapiyah
bilamana kelompok pertama ini tidak ada atau berhalangan,
maka hak hadlanah belum berpindah kepada ayah
kandungnya, tetapi berpindah kepada kelompok kerabat
seperti urutan yang akan disebutkan berikutnya sebentar lagi.
Berbeda dengan itu, menurut Imam Syafi' i bilamana
kelompok yang pertama tersebut tadi tidak ada atau
berhalangan, maka hak hadlanah langsung berpindah kepada
ayah kandungnya. Artinya, kelompok-kelompok kerabat
berikut ini, baru berhak melakukan hadlanah bilamana ayah
tidak ada atau herhalangan.

102 101
2. Nenek sebelah ayah.
3. Kerabat kelompok saudara perempuan kandung dari anak.
saudara perempuan seibu, saudara perempuan seayah.
kemudian anak perempuan dari saudara perempuan seibu.
4. Bibi kandung sebelah ibu, bibi seibu, seterusnya bibi sebapak.
5. Anak perempuan dari saudara perempuan seayah, anak
perempuan dari saudara laki-laki seibu, seterusnya anak
perempuan dari saudara sebapak.
6. Bibi kandung sebelah ayah, selanjutnya yang seibu, dan
kemudian yang sebapak.
7. Bibi kandung dari ibu, kemudian bibi sebapak. seterusnya
bibi seibu. Setelah itu, bibi kandung, bibi sebapak. dan
seterusnya bibi seibu dari bapak.

Menurut Imam Syafi'i, oleh karena ayah telah menduduki


urutan kedua dari kelompok-kelompok di atas setelah kelompok
ibu dan nenek, maka setelah kelompok-kelompok di atas tidak
ada atau berhalangan, hak hadlanah pindah kepada kcrabat dekat
laki-laki (setelah ayah) yaitu kakek sebelah ayah dan seterusnya
seperti dalam urutan yang akan disebutkan sebentar lagi.
Sedangkan menurut sebagian Hanafiyah, setelah kelompok-
kelompok di atas tidak ada/berhalangan, hak had I an ah barn pi ndah
kepada ayah, dan berikutnya kelompok-kelompok seperti urutan
di bawah ini :
l. Kelompok kerabat laki-laki garis lurus ke alas, yaitu ayah.
kakek dari sebelah ayah dan seterusnya.
2. Kelompok kerabat saudara laki-laki kandung, kemudian yang
seayah, dan seterusnya keturunan laki-laki mereka.
3. Kelompok kerabat paman. yakni saudara laki-laki kandung
ayah. saudara seayah. dan keturunan laki-laki mereka.

102 101
4. Kelompok kerabat paman kandung dari ayah (saudara laki-
laki kandung dari kakek sebelah ayah), kemudian paman
sebapak. dan keturunan laki- laki mereka.

Dalam hal kelompok-kelompok di atas berhalangan, dalam


mazhab Syafi'i terdapat dua fatwa. Pertama, fatwa yang
menetapkan bahwa kelompok kerabat zawil arham seperti yang
akan disebut nanti, tidak berhak melakukan hadlanah, karena
mereka terbilang sebagai kerabat jauh dalam kajian kewarisan.
Menurut fatwa ini, tugas hadlanah berikutnya . dilakukan oleh
seseorang atau lembaga yang ditunjuk oleh Hakim. Fatwa kedua
menetapkan, bahwa bilamana kelompok-kelompok tersebut di atas
berhalangan. maka tugas hadlanah dilakukan oleh kerabat-kerabat
yang akan disebut sebentar mereka yang tidak dibatasi oleh
wanita. Seterusnya, paman dari sebelah ayah, dan keturunan laki-
laki mereka, kemudian paman dari ayah, dan keturunan mereka
yang tidak dibatasi keturunan wanita.
Ketetapan di atas menurut mazhab Hanafi berlaku bagi anak
laki-laki. Adapun anak perernpuan, menurut Abu Hanifah, hak
pemeliharaannya tetap di tangan pihak ibu sampai ia menikah.
Hal-hal yang dikemukakan di atas adalah menyangkut dengan
tugas hadlanah dan tugas wali dalam pemeliharaan diri si anak
dan pendidikannya. Urutan prioritas tersebut hanya bisa berlaku.
selama masih bisa dipertahankan kemaslahatan anak. B ila tidak.
maka Hakim berhak mengalihkan tugas hadlanah kepada urutan
lain dalam kelompok-kelompok itu, yang lebih bisa menjamin
kemaslahatan anak.
Selain hal-hal yang menyangkut dengan pemeliharaan diri.
dalam buku-buku fikih diatur juga, siapa yang akan menjadi wali
bagi harta anak-anak yang masih kecil. Menurut Imam Syafi'i.
yang akan rnernegang, dan memelihara harta anak-anak adalah.
pertamu ayahnya sendiri. kemudian ayah dari ayahnya ( kakek t

104 103
Setelah ayah dan kakek tidak ada atau berhalangan, harta
dipelihara oleh washiy, yaitu orang pernah ditunjuk oleh ayahnya
sebagai kepercayaannya · dalam mengurus anak dan hartanya bi la
ia berhalangan atau wafat, dan setelah itu hak pemeliharaan harta
dipegang oleh washiy kakeknya, Setelah orang-orang tersebut
tidak ada, maka Hakim perlu menunjuk siapa yang akan bertindak
sebagai washiy untuk memegang dan memelihara harta si anak.
Berbeda dengan i tu, mazhab Hanafi menetapkan bahwa hak wali
terhadap harta anak-anak pertama-tama terletak pada ayah
kandungnya, kemudian pada washiynya, setelah itu pada kakeknya
sebelah ayah. dan kemudian pada washiynya. Bilamana orang-
orang tersebut berhalangan, hak sebagai washiy dipegang oleh
orang yang di tunjuk oleh penguasa atau Hakim.
Dari keterangan di atas jelaslah, bahwa pihak-pihak yang
akan menjadi wali harta bagi anak-anak sangat terbatas, Kerabat-
kerabat selain yang tersebut di atas, tidak berhak untuk menjadi
wali bagi harta anak-anak.

Syarat-syarat Hadlin dan Wali

Beberapa persyaratan di bawah ini harus lengkap pada diri


seseorang, baik bagi yang melakukan hadlanah, maupun dalam
menunaikan tugas sebagai wali anak. Di· samping sudah baligh,
berakal, dan beragama Islam, juga syarat-syarat berikut:
a. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk memelihara dan
mendidik anak yang diasuh, dan tidak terikat dengan
pekerjaan yang bisa mengakibatkan tugas had1anah menjadi
terlantar,
b. Dapat dipercaya memegang arnanah, sehingga dapal
menjamin pemcliharaan anak. Orang yang rusak akhlaknya.
banyak melakukan dosa, seperti berzina, minum khamar, main
[udi. tidak layak rnclakukan hadlanah atau menjadi wali anak.

104 103
Abu Zahrah"dalam kitabnya Al-Ahwal-AsySyakhshiyah
menegaskan hat ini adalah menjadi syarat mendasar bagi
yang melakukan hadlanah dan menjadi wali. Dr. Wahbah
Zuhaili dalam kitabnya Al-Fiqh al-lslami bahwa salah satu
yang menyebabkan gugurnya hak hadlanah adalah kerusakan
akhlak.
c Jika yang melakukan hadlanah itu ibu kandung dari anak
yang akan diasuh disyaratkan tidak kawin lagi dengan laki-
lak i lain. Adanya persyaratun ini disebabkan adanya
kekhawatiran suami kedua tidak merelakan isterinya
disibukkan mengurus anaknya dari suami pertama. Oleh sebab
i tu. seperti disirnpulkan ahli-ahli fikih, hak hadlanahnya tidak
menjadi gugur jika ia menikah dengan kerabat dekat si anak,
yang memperlihatkan kasih sayang dan tanggung jawabnya.
Dernikian pula hak hadlanah tidak gugur jika ia menikah
dengan laki-laki lain yang maumenerima kenyataan, seperti
terjadi pada diri Ummu Salamah, ketika ia menikah dengan
Rasulullah anaknya dengan suami pertama selanjutnya tetap
dalam asuhannya (H.R. Ahmad).

Adapun bagi yang akan menjadi wali atas harta si anak,


disamping disyaratkan sudah baligh, berakal, dan beragama ·
Islam. juga disyaratkan dapat dipercaya dalam masalah harta, ·
mernpunyai kemamp.uan mengatur pembelanjaan .dan 'k:alau
mungkin mengembangkannya, bukan orang mubazzir, atau ·
penjudi, dan suka menghambur-hamburkan uang kepada yang ·
tidak sernestinya. ·

Tentang Duduknya Perkara

Hal-hal tersebut di atas sengaja dikemukakan untuk


memudahkan kajian selanjutnya tentang sengketa wali anak yang
pernah diangkat ke Pengadilan Agama Pangkalan Bun. Palangka

106 105
Raya. Perkara terjadi antara Pemohon Gusti Asfaruddin hin P.
Perdana umur 36 tahun, lawan MGA . Sugiarto bin M. Istijah .
. umur 36 tahun sehagai Termohon . Pemohon telah mengajukan
permohonannya pada tanggal 26 Oktober 1988 yang: terdaftar
pada kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Bun tanggal 9
. Nopcrnber I 988 nomor 227 /1988. Dalam permohonan disebutkan
bahwa Putri Raulah, adik kandung Pemohon dan isteri sah dari
.Termohon, meninggal dunia tanggal 17 Nopember 1987. Dua hal
'yang menjadi persoalan adalah :
·L Bahwa putri Raulah meninggalkan tiga orang anaknya hasil
perkawinan dengan Termohon, yaitu: Dessy Corniasita, lahir
tanggal 28 Desember 1983, Ferina Quraisanty, lahir tanggal
13 Februari 1985, dan Meryatha Lusiana, lahir tanggal 9
Mei 1986.
2. Bahwa Putri Raulah adalah Pegawai Negeri dari tuhun 1963
· dari sebelum menikah dengan Termohon, sehingga dcngan
.itu ia memiliki sejumlah harta bawaan. Di samping itu Putri
Raulah juga meninggalkan uang Taspen dan uang pcnsiunan
Pegawai Negeri Sipil.

Dua hal yang menjadi inti permohonan Pemohon adaluh:


I. Agar menctapkan Pemohon sebagai wali atas kctiga unak
almarhumah Putri Raulah seperti tersebut di alas:
2. Menetapkan Pemohon sebagai wali/orang yang mengurus
uang Taspen/pensiun, serta harta benda peninggalan Putri
Raulah sesuai dengan yang diamanahkan/diwasiatkan Putri
Raulah semasa hidupnya.
Di antara alasan yang mendasar dikemukakan Pemohon
adalah:
I. Bahwu Termohon selalu menyeleweng dun melakukan
kckcjamun/pcngumayaan yang telah memhahayakan dan

106 105
mengancam jiwa isteri, sering berbuat zina di luar perkawinan
yang sah. Hal itu pada masa hidup Putri Raulah telah
menimbulkan kegoncangan-kegoncangan rumah tangga dan
dinilai tidak bertanggungjawab .terhadap keluarga, setidak-
tidaknya melalaikan kewajiban selaku kepala rumah tangga
dan selaku ayah dari ketiga anak perempuan yang masih di
bawah umur. Atas dasar itu, Pemohon khawatir bahwa
Termohon selanjutnya tidak akan bertanggungjawab terhadap
anak-anaknya itu, . dan dengan kerusakan akhlaknya maka
akhlak anak-anak akan rnenjadi rusak pula nantinya;
2. Tiga orang anak itu pada mulanya diasuh oleh neneknya (ibu
dari Putri Raulah), dan kemudian telah diambil oleh
Termohon, dan kenyataannya dua orang dari anak-anak itu
bukan di bawah asuhan/pemeliharaan Termohon, tetapi di
tangan orang lain. Itu berarti bahwa Termohon tidak cukup
perhatiannya, dan hal itu ditambah lagi disebabkan Termohon
telah · mempunyai isteri muda;
3. Adanya wasiat/amanah Putri Raulah (almarhumah) tanggal
28 Oktober 1987, yang ditujukan kepada kepala bagian
kepegawaian Sekwilda Tingkat II Kabupaten Kota Waringin
Barat. Isi wasiat itu memberi amanat tentang harta benda
Putri Raulah terutama uang Taspen/pensiun, yang diserahkan
kepada Pemda Tingkat II Kota Waringin Barat. untuk biaya
merawat dan biaya sekolah anak-anaknya.
Pihak Termohon dalam jawabannya mengemukakan hal-hal
sebagai berikut:
Membenarkan ia sebagai suami sah Putri Raulah dan telah
memperoleh tiga orang anak seperti yang disebutkan Pemohon,
dan membenarkan pula bahwa Putri Raulah telah meninggal dunia
akibat sakit, serta membenarkan hahwa setelah Putri Raulah
meninggal. ketigu orang anak-anak tersebut semula telah dipelihara

108 107
oleh Pemohon dan keluarganya. namun sekarang ketiga anak-
anak tersebut di bawah pemeliharaan Termohon. meskipun dua
orang di antara anak-anak itu dipclihara neneknya ( orang tuu
Termohon) dan saudaranya di Jawa. Termohon juga membenarkan
adanya harta bawaan milik Putri Raulah yang disebutkan
Pernohon, meskipun tanah perwatasan di Banban dan tanah
perwatasan di Batu Selaman dibeli· setelah terjadi pernikahan
antara Termohon dengan Putri Raulah. Namun Termohon
menyadari bahwa pembelian kedua bidang tanah tersebut adalah
dengan hasil bekerja almarhumah Putri Raulah sebagai pegawai
negeri sipil sebelum menikah dengan termohon. dan usaha
pembelian tersebut diperuntukkan demi kepentingan masa depan
ketiga anak-anaknya, Bahwa Termohon mengetahui tentang surat
wasiat yang dibuat/ditanda tangani oleh almarhumah Putri Raulah,
namun menurut Termohon Surat wasiat tersebut tidak sah, karena
tidak disaksikan oleh saksi maupun dibuat oleh Pejabat yang
berwenang. Termohon merasa keberatan jika uang Taspen/uang
pensiun Putri Raulah diurus oleh Pemohon, karena bagi Termohon
ia lebih berhak untuk mengurusnya disebabkan Termohon adalah
suami sah dan ahli waris dari uang taspen/uang pensiun tersebut.
Setelah melalui proses peradilan, maka Pengadilan Agarna
Pangkalan Bun memutuskan, mencabut kekuasaan Termohon atas
ketiga anak-anaknya itu oleh Majelis Hakim, selama ketiga anak-
anaknya tersebut di bawah kekuasaan pihak lain dan
membebankan kewajiban kepada Termohon untuk memberi biaya
pemeliharaan kepada ketiga anak-anak tersebut, Mengangkat dan
menetapkan Pemohon sebagai Wali untuk merawat, mendidik
ketiga anak dari Termohon, dan mengurus serta memanfaatkan
harta benda, uang taspen dan uang pensiun dari peninggalan Putri
Raulah, sepanjang yang menjadi hak milik tiga orang anak
tersebut, demi kepentingan anak-anak tersebut selarna mereka
belum dewasa, atau sebelum melakukan pernikahan.

108 107
Keputusan Pengadilan Agama Pangkalar. Bun tersehut di atas
kemudian dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Palangka
Raya dan menyatakan. bahwa Termohon/Pembanding selaku
orang tua mempunyai kekuasaan terhadap anak-anaknya itu.
Pemohon akhirnya mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah
Agung, tetapi permohonan kasasi dari Gusti Asrafuddin itu ditolak.

Analisis

Melihat permasalahan dalam perkara di atas, ada beberapa


hal yang menarik perhatian untuk dipelajari, yaitu :
I. Tiga orang anak almarhumah Putri Raulah seperti
dikemukakan terdahulu, pada saat perkara itu terjadi masih
di bawah umur tujuh tahun. Dessy Comiaty lahir tanggal 28-
12-1983 yang berarti pada waktu perkara itu terjadi anak itu
haru berumur lima tahun, Ferina Quraisanti lahir tanggal l.3-
l - 1985. yang berarti berumur tiga tahun, dan Meryatha
Lusiana lahir tanggal 9-5-1986, yang berarti baru berumur
dua tahun. Dalam perkara tersebut, Pengadilan Agama
Pengkalan Bun dalam memutuskan mencabut kekuasaan
Termohon atas · ketiga anak-anaknya tersebut mendasarkan
atas alasan yang pada intinya bahwa Tennohon tidak layak
untuk melakukan hadlanah terhadap anak-anaknya itu. Dalam
pertimbangannya antara lain menyebutkan :
Bahwa persangkaan-persangkaan yang mendasar bagi Majelis
Hakim terhadap ulah dan sikap Termohon yang menyangkut
nilai moralitas Termohon disebabkan keakraban (intirn)
hubungan dengan dua orang wanita ... setidak-tidaknya dengari
Siti Aisyah yang telah dinikahi Termohon secara illegal, maka
logis meuirnbulkan kegoncangan kehidupan rumah tangga
antara Putri Raulah dengan Termohon, sehingga mendorong
kepada sikap Putri Raulah sebagai isteri sah Termohon untuk

109
mengajukan gugatan cerai kepada Termohon dan berakibat
rasa khawatir dari Putri Raulah terhadap nasib ketiga anaknya
yang masih kecil di masa depan. Bahwa kegoncangan rumah
. tangga yang dialami Putri Raulah dan mengancam putusnya
tali perkawinan sebagai akibat ulah dan sikap Termohon
adalah cukup beralasan dan mendasar jika akibatnya Putri
Raulah mengalami tekanan-tekanan jiwa dan menimbulkan
· komplikasi penyakit yang diderita sampai menjelang ajalnya,
namun bagi Putri Raulah masih sempat memikirkan nasib
ketiga anak-anaknya yang kurang diperhatikan oleh Termohon
. selaku ayah kandungnya, sehingga harta miliknya diupayakan/
. diserahkan kepada pihak lain dan atau Pemerintah Daerah
Tingkat II Kabupaten Kota Waringin Barat untuk merawat
dan membiayai ketiga anaknya, Bahwa kecenderungan Putri
Raulah untuk menyerahkan anak-anaknya disebabkan sikap
dan perbuatan Termohon hidup kumpuVintim dengan wanita
lain sehingga mengakibatkan kurang bertanggungjawabnya
Terrnohon terhadap keluarga, setidak-tidaknya melalaikan
kewajiban selaku kepala rumah tangga dan atau selaku ayah
dari ketiga anak-anak perempuan yang masih di bawah umur.
Bahwa Termohon masih hidup kumpul dengan Siti Aisyah
dan telah memperoleh seorang anak, karenanya bagi majelis
Hakim sesuai dengan fungsi dan kewenangannya demi
menyelarnatkan nasib ketiga anak-anak Termohon/Putri
Raulah (alrnarhumah) patut ditetapkan kepada pihak lain
untuk bertanggungjawab mengenai pemeliharaan/perawatan
terhadap perkembangan jiwa ketiga anak-anak tersebut.
maupun mengenai harta benda miliknya."
Demikianlah di antara pertimbangan Pengadilan Agama
Pangkalan Bun untuk mencabut kekuasaan Termohon atas
ketiga anak-anaknya itu. Inti dari pertimbangannya seperti
dapat disirnpulkun dari nukilan di atas adalah kerusakan moral
dari Termohon. sehingga dengan demikian dikhawatirkan

110

!
d
akan berjangkit kepada anak-anak yang diasuh. dan sikap
tidak bertanggungjawah yang bisa mengakibatkan terlantarnya
anak-anak terutama dari segi perkembangan moralnya. Dalam
kajian fikih. seperti yang telah pernah dikemukakan
sebelumnya. disyaratkan bagi orang yang akan melakukan
hadlanah itu dapat dipercaya memegang amanah, sehingga
dapat menjamin pemeliharaan anak. Orang yang rusak
akhlaknya, ban yak melakukan dosa, seperti berzina, · min um
khamar. dan pemain judi, tidak layak melakukan hadlanah.
Namun, yang perlu kita perhatikan dalam perkara tersebut ·
menurut kerangka fikih adalah, seperti telah disinggung
terdahulu, bahwa ketiga orang anak yang diperebutkan itu
masih di bawah umur tujuh tahun yang berarti masih belum
mumayyiz. Dalam kerangka fikih yang telah kita kemukakan
sebelumnya bahwa sebelum mencapai masa mumayyiz, jika
terjadi perceraian, maka yang lebih berhak untuk melakukan
hadlanah terhadap anak adalah ibu kandungnya. Jika ibu
kandungnya meninggal atau berhalangan, maka tugas
hadlanah dilakukan oleh kerabat wanita garis lurus sebelah
ibu. seperti nenek (ibu dari Putri Raulah), atau nenek dari
ibu dan seterusnya, kemudian kelompok-kelompok berikutnya
seperti dikemukakan terdahulu. Menurut mazhah Hanafi, ayah
kandungnya baru berhak melakukan hadlanah, bilamana
kelompok-kelompok tersebut tidak ada atau tidak bersedia/
berhalangan. Sedangkan menurut Imam Syafii, hak hadlanah
baru pindah kepada ayahnya, bilamana ibu kandung, dan
nenek sebelah ibu berhalangan atau meninggal dunia.
Berdasarkan itu, dalam perkara ini yang lebih berhak untuk
melakukan hadlanah terhadap anak-anak Termohon/Putri
Raulah. adalah neneknya sebelah ibu (ibu dari Putri Raulah),
bukan ayah kandungnya yaitu Termohon, dan bukan pula
neneknya sebelah ayah (ibu dari Termohon). Nenek sebelah
ayah barn berhak melakukan hadlanah. bilamana kerabat

111
wanita garis lurus sebelah ibu yaitu neneknya tidak ada atau
berhalangan. Jadi, bila merujuk kepada kerangka acuan ini.
sebagai alasan mendasar untuk menyatakan bahwa Termohon
tidak/belum berhak melakukan hadlanah terhadap ketiga or-
ang anak-anaknya itu adalah karena anak-anak itu belum
mencapai masa mumayyiz. Artinya, bahwa kenyataan anak-
anak itu masih belum mumayyiz. sudah dianggap cukup
dijadikan alasan bahwa nenek sebelah ibunya adalah orang
yang paling layak dan berhak melakukan hadlanah. Dengan
demikian, alasan rusaknya moral Termohon seperti yang
dijadikan alasan oleh Pengadilan Agama Pangkalan Bun sudah
tidak ·1agi diperlukan, atau hanya sekedar faktor pendukung
bagi alasan pokok tersebut. Ketiga orang anak itu setelah
Putri Raulah wafat, hak hadlanahnya terletak pada neneknya
(lbu Putri Raulah) sampai anak itu mumayyiz, bahkan
menurut mazhab Hanafi, seperti pernah dikemukakan
terdahulu, bahwa anak perempuan hak pemeliharaannya tetap di
tangan pihak ibu atau nenek.nya sebelah ibu sampai ia
menikah. Sedangkan rnenurut Imam Syafi' i. anak, baik
perempuan maupun laki-Iaki bila telah mumayyiz diberi pilih
apakah ia ikut ibu atau ayahnya. Dalam masa sebelum
mumayyiz, bilamana neneknya sebelah itu tidak ada,
maka hak hadlanah berpindah kepada neneknya sebelah ayah
seperti disimpulkan Abu Hanifah, dan kepada ayah
kandungnya sebelum kepada neneknya sebelah ayah seperti
difatwakan
oleh Imam Syafi'i. Pemohon, sebagai paman sebelah ibu dari
ketiga orang anak itu, tidak mempunyai hak untuk melakukan
hadlanah terhadap ketiga orang anak itu, karena masih banyak
kerabat lain yang lebih dekat. Oleh sebab itu, pengalihan
tugas hadlanah kepada Pemohon hanya bisa diterima.
bnamana kehadirannya di Pengadilan adalah atas nama Ibu
dari Putri Raulah '(nenek ketiga anak itu) sebagai ibu kandung
dari Pemohon sendin

112
Dan keterangan di atas dapat dipahami bahwa dari sisi ini,
perkara tersebut lebih tepat disebut sebagai perkara hadlanah.
bukan masalah wali seperti istilah yang banyak disebut dalam
jalannya perkara. karena istilah wali dalam pengertian
pemeliharaan diri anak-anak. lebih populer dipakai pada
priode pemeliharaan setelah anak menjadi mumayyiz.
2. Di antara syarat-syarat yang akan menerima wasiat ialah,
bukan terdiri dari ahli waris yang akan mendapat pembagian
harta warisan. Pendapat inilah yang dipegang oleh mazhab
yang empat: Hanafi, Maliky, Syafi'i dan Hambali. Dasar
hukumnya ialah hadits riwayat Tirmizi yang menegaskan
bahwa, tidak ada wasiat bagi ahli waris. Pertimbangan
mengapa hal itu dilarang, karena bisa menimbulkan silang
sengketa di· antara ahli waris itu sendiri. Pihak ahli waris
yang mendapat harta wasiat merasa diutamakan, sebaliknya
yang tidak mendapat harta wasiat merasa dianak tirikan. Oleh
karena itu, berwasiat kepada ahli waris dianggap sah bilamana
atas persetujuan ahli waris yang lain yang tidal< mendapat
wasiat, seperti ditegaskan dalam hadits riwayat Daruquthni.
Bila kita rnelihat kepada perkara yang sedang dikaji ini, maka
hadits yang melarang wasiat kepada ahli waris seperti disebut
di atas dapat dijadikan alasan tidak sahnya mewasiatkan
seluruh harta terhadap anak-anaknya seperti yang dilakukan
oleh Putri Raulah, karena ternyata ada ahli waris lain yaitu
Termohon sebagai suami Putri Raulah, yang tidak rela dengan
adanya wasiat seperti itu. Oleh karena itu, seluruh harta
peninggalan Putri Raulah perlu dibagi secara faraid. Persoalan
yang mendasar adalah bahwa setelah harta dibagi. maka siapa
yang lebih berhak untuk memegang dan mernelihara atau
menjadi wali bagi harta pembagian ketiga orang anak tersebut.
Dalam kajian terdahulu telah kita kemukakan bahwa orang
yang paling berhak menjadi wali harta anak-anak. adalah

113
ayah kandungnya sendiri. Setelah itu rnenurut Imam Syafi'i
adalah kakeknya dari sebelah ayah. Setelah ayah dun kakck
tidak ada. maka hak menjadi wali harta. aduluh washiy
(kepercayaan) dari ayah. atau washiy dari kakeknya. Jika
semuanya itu tidak ada. maka Hakim perlu mcnunjuk
seseorang yang akan mengendalikan serta memeliharu harta
anak-anak itu, sampai ia menjadi dewasa dan pandai
mengendalikan sendiri hartanya. Dalam urutan tersebut, tidak
disebut adanya kewenangan seorang ibu untuk menunjuk
seorang washiy buat mengurus harta anak-anaknya
sepeninggalannya, Menurut teori fikih, selama orang-orang
terse but di atas masih ada dan mencukupi syarat, i bu dari
anak-anak tidak berwenang membuat wasiat untuk menunjuk
orang lain untuk memelihara harta anak-anaknya. Dengan
. demikian, wasiat Putri Raulah yang menyerahkan urusan hartu
anak-anaknya kepada pihak lain seperti dikemukakan oleh
Pemohon. dianggap tidak berlaku. Selama Termohon scbagui
ayah kandung dari ketiga orang anak-anak itu masih dianggap
cakap untuk menjadi pengatur harta, maka ia dianggap lehih
berhak untuk menjadi wali harta anak-anaknya itu. Segala
harta pembagian ketiga orang anak-anak tersebui dipegung
dan dipelihara oleh Termohon, meskipun tiga orang anak itu
sedang diasuh oleh nenek mereka sebelah ibu. Pada dasarnya.
untuk menafkahi anak-anak itu sampai mereka dewasa adulah
kewajiban ayah kandungnya. Ayah mereka (Termohon) wajih
mernberi nafkah ketiga orang anaknya yang scdung dia~uh
olch nencknya. Namun, bilamana ayahnya sedang tiduk
mernpunyai kemampuan untuk itu. harta anak-anak bisa
diumbil sekedar pembelanjaan mereka. dan selcbihnya hurus
diserahkun kepada mereka setelah mereka dewasa
Demikianlah. semoga ada manfa'atnya.

114

_ J
Baca an
Abu lshaq A~y· Syathrbr. Al-Muwafaqat F1 l 'shul Asy-
Svanah
.t\hu lshaq ~~~ · Syirazr. Al· Muhazzab h1 Syarhil Majmu,
-~ lbnul Humam. Fathul-Qadir.
4 Said Sabiq. Frqhus-Sunnah
5 Abu Zahrah. Al-Ahwal-Asy-Syakhshiyah.

115
SALINAN PUTUSAN
NOMOR : 227/1988

BISMll.1LAHIRRAHMANIRRAHIIM

DEMI KF.ADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di Pangkalan Bun dalam sidangnya yang


dilaksanakan di gedung yang ditentukan untuk itu, Jalan Sutan
Syahrir Nomor 24 Pangkalan Bun telah memeriksa dan mcngadili
dalam tingkat pertama dan telah menjatuhkan PUTUSAN alas
perkara Permohonan Penetapan Wali antara :

GUSTI ASRAFUDDIN BIN P. PERDANA

Umur 36 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Swasta, ternput tinggal


terakhir di jalan Pangeran Antasari, Rt. V, Kelurahan Raja
Pangkalan Bun, selanjutnya disebut PEMOHON;
berlawanan dengan :

MGA. SUGIARTO BIN M. ISTIJAR

Umur 36 tahun, Agama Islam, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.


tempat tinggal tcrakhir di Rt. III Kelurahan Madurejo, Kecamatan
Arut Selatan, Kabupaten Kota Waringin Barat, selanjutnya discbut
TERMOHON;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA


Bahwa Pemohon dengan Surat Permohonannya tanggal 26
Oktober 1988 yang kemudian terdaftar dalam Buku Pcrkara
pada Kepaniteraan Perkara Pengadilan Agarna Pangkalan Bun
tanggal 9 Nopernber J 988 di bawah Nomor 227/1988 telah
mcngajukan Pcrrnohonan Penetapan Wali sebagai berikut:

116
Bahwa Pemohon bertindak selaku Wali dan atas nama
keluarga Putri Raulah yang telah meninggal duniu, untuk
mcngurus uang Taspen/Pensiun dan harta benda Almarhumah
sesuai dengan Surat Wasiat/ Arnanat Almarhumah tertanggal
26 Oktobcr 1987;
Bahwa Putri Raulah (Almarhumah) anak pcrtama dari P.
Perdana (Almarhum), telah melaksanakan pernikahan dengan
Termohon pada tanggal 15 Desember 1980 di Pangkalan
Bun dengan Kutipan Akta Nikah Nomor 323/12/V /1980.
tanggal 15 Desember 1980;
Bahwa Perkawinan antara Putri Raulah dengan Termohon
telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak Perempuan masing-
masing :
a. DESSI CORNIASITA (perempuan) lahir tanggal 28-12-
1983 (umur kurang lebih 5 tahun).
b. FERINA QUARISANTY (perempuan) lahir tanggal 13-
1-1985 (umur kurang lebih 3 tahun).
c. MERYSTA LUSIANA (perempuan) lahir tanggal 9-5-
1986 (umur kurang lebih 2 tahun).

Bahwa Putri Raulah rneninggal pada hari Selasa tanggal 17


Nopernber 1987 di rurnah sakit Kurniadi Semarang dan
pada tanggal 18 Nopcmber 1987 Jenazah Almarhumah
dibawa/dimakamkan di Pangkalan Bun, yang disebabkan oleh
sakit yang dideritanya disamping penderitaan batin yang
dialami sclama ini dan keadaan anak-anak almarhumah sejak
ditinggal ibunya dirawat bersama Nenek orang tua/Ibu
almarhurnah Putri Raulah:
Bahwa Putri Raulah sebelum melaksanakan pernikahannya
telah menjadi -Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 1963 sehingga
merniliki harta bawaan antara lain :

117
Almari
Bupet
Almari huku
Bar,III~ pecah heluh
Rudio tape rekorder
Tanah perwatasan di Banhan
Tanah perwatasan d1 Batu Belaman
Tanah perwatasan di dekat Taman Makam Pahlawan
Simpanan Taspen < Tabungan dan Asuransi Pegawai
Negeri Stpil)
Uang pensiun Pegawai Negeri Sipil setelah kernauan
Putn Raulah
Bahwa maksud dan tujuan Permohonan Pemohon ditetapkan
Wah mengingat lebih kurang satu tahun sejak kematian Putn
Raulah harta henda. Taspen dan Pensiun dari Putri Raulah belum
ada penyelesuiannva disebabkan · ·
Adanya Surat Wasrat Amanah. Putri Raulah
( Almarhumah) tanggal 26 Oktober 1987 yang ditujukan
kepada Kepala Bagian Kepegawaian Sekwilda tingkat
11 Kabupaten Kota Waringin Barat:
Termohon telah mempunyai isten muda dan perkawinan
di luar prosedur/peraturan yang berlaku tanpa alasan yang
dapat dibenarkan oleh Undang-undang Perkawinan:
Jan hchc rapa mac am Arstp Surat Putn Raulah
.. um.utunuah 1 vang menyangkut problem rumah tangga
bersama -uarm vahnya (Terrnohon tersebun.
Bahwa hcrda-urkun unuan-uraran dan keterangan-keterangan
J1 atas -erta hukti-bukn yang akan Pemohon ajukan pada
-uatnyu nanu maka ndaklah herlebihan kiranya Pemohon
mohon kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan
Agama Pungkalan Bun berkenan untuk .

118
Menerima dan mengabulkan Permohonan
Pertama
Pemohon seluruhnya:
mcnetapkan Pemohon sebagai Wali alas ke_tiga
Kedua
anak-anak Almarhumah Putri Rauluh, masing-
musing:
− DESSY CORNIASITA
− FERINA QUARISANTY
− MERYSTA LUSIANA
dan rnengurus uang Taspen/Pensiun serta harta
benda Almarhumah Putri Raulah sesuai yang
diamanatkan/ diwasiatkan;
Ketiga Atau memberikan Putusan lain yang seadil-
adilnya menurut pcrtimbangan Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili Perkara ini:

KETERANGAN-KETERANGAN TERMOHON

Bahwa dalam Persidangan pertama dan kedua Termohon telah


hadir dan memberikan tanggapan atas permohonan Pemohon
yang kesimpulannya sebagai berikut;
Bahwa Termohon membenarkan, ia sebagai suami sah Putri
Raulah dan telah memperolch 3 (tiga) orang anak masing-
maxing: DESSI CORNIASITA, FERINA QUARISANTY,
MERYSTA LUSIANA;
Bahwa Pemohon membenarkan, Putri Raulah telah meninggaJ
dunia akibat sakit dan membenarkan pula bahwa selelah Putri
Raulah meninggal, ketiga anak-anak tersebut dipelihara oleh
Pcmohon dan keluarganya, narnun sekarang ketiga anak-anak
tcrscbut di bawah pemeliharaan Termohon. rnexkipun dua
dun keliga anak tersebut dipclihara neneknya ( orang tua
Tcrmohon) dan saudaranya di Jawa;

119'
− Bahwa Termohon membenarkan tentang harta bawaan
milik Putri Raulah (almarhumah) yang disebutkan
·Pemohon meskipun tanah perwatasan di Banban dan
tanah perwatasan
di Batu Belaman dibeli setelah terjadi perkawinan antara
Termohon dengan Putri Raulah namun Pemohon menyadari
bahwa pembelian kedua tanah perwatasan tersebut adalah
hasil bekerja almarhumah Putri Raulah sebagai Pegawai
Negeri Sipil sebelum menikah dengan Termohon dan usaha
pembelian tersebut diperuntukkan demi kepentingan rnasa
depan ketiga anak . . anaknya;
Bahwa Termohon menyanggah dan menyatakan keberatan
jika uang Taspen/uang Pensiun dari almarhumah Putri Raulah
diurus oleh Pemohon, karena bagi Termohon lebih berhak
untuk mengurusnya disebabkan Termohon sebagai suami sah
dan ahli waris dari uang Taspen/uang Pensiun almarhumah
Putri Raulah tersebut:
Bahwa Termohon mengetahui tentang Surat Wasiat yang
dibuat/ditanda tangani oleh almarhumah Putri Raulah, namun
menurut Termohon Surat Wasiat tersebut tidak sah, karena
tidak disaksikan oleh saksi maupun dibuat oleh Pejahat yang
berwewenang:
Bahwa Termohon mengakui, jika ia telah melakukan poligami
dengan wanita lain tanpa melalui prosedur/peraturan yang
berlaku; namun hal tersebut telah diberi izin oleh Putri Raulah
selaku isteri sahnya, saat ia masih hidup;
Bahwa Termohon rnengakui telah melaksanakan poligami
pada tahun 1986 oleh seorang ulama dan poligami dimaksud
disebabkan karena kehidupan rumah tangga Termohon dengan
Puiri Rau lah kurang harmonis;
Bahwa Terrnohon mengakui pernah dikenakan sanksi/
hukuman indisipliner dari atasanya, sehuhungan dengan
problema rumah tangganya tersebut:

120
− Bahwa Termohon tidak mengetahui tentang arsip-arsip surat
Almarhumah dan tidak mengetahui isi yang tersirat, karena
surat-surat tersebut tidak ditujukan kepada Termohon,
serta setiap membuat surat-surat dimaksud Termohon tidak
pcrnah mengetahuinya, selanjutnya sidang ditunda;

KETERANGAN-KETERANGAN PEMOHON (REPLIK)

− Bahwa dalam persidangan-persidangan pertama, kedua dan


ketiga, Pemohon tetap hadir dan menyatakan tetap pada
pendiriannya, meskipun Majelis Hakim telah mengupayakan
Perdamaian, namun tidak berhasil, selanjutnya memberikan
kererangan-keterangan (Replik) sebagai berikut;
− Bahwa ketiga anak almarhumah Putri Raulah meskipun saat
ini berada di bawah pemeliharaan dan tanggung jawab
Termohon, namun Pemohon meragukan · nasib ketiga anak
tersebut, mengingat sejak dahulu Termohon kurang
memperhatikan mereka dan Pemohon menyanggupi untuk
memelihara dan merawat mereka demi masa depannya.
− Bahwa almarhumah Putri Raulah selain memiliki uang
Taspen/uang Pensiun dan harta bawaan juga memiliki harta
benda lain yang telah dibawa dari rumah kediaman/Komplek
Pemda Tingkat 11 Kota Waringin Barat ke rumah P. Perdana
(almarhum) Komplek. Puskesmas sejak tanggal 17 Oktober
1987 antara lain:

121

__
No.
Urut Nama/Jenis barang yang dibawa Ketcrangan

Sebuah TV Colour merk Nasional/lengkap


I . ucniim kain tutupnya

4..., 1: Sebuah meja/rempat duduk TV merk Sony


: ·~ :: ' :
3. Sebuah radio merk Hitachi/doble salon

4 1·Seliaah kipas angin/AC cap Kumbang


Mawar

1
! · 5: Kipas angin duduk merk Cosmos
": } -. '.,,. -., r
. 6.' 1 'Sebtiah Jam dinding merk Bilco
, , , 1; I ' _.:! '. ; ) · I
7. Sebuah rnesin Juhit merk Standard

8. Sebuuh ulmari kain kecil berisi baju anak-anak


, i sr : ! ~; 1 .JI
: ; 9:, Sebuah Koop stok bcsi/tempat jemuran
kuin lO. i: Sebuah Dinamo/mesin air merk Hitachi
11 .1 ·: ,.~el:foah strika listrik
1,1
~ebuah kereta dorong anak

13. ~e,buah hiasan dinding estrimin


, I , , I - ,, I ' . I ~ '
.. 1,4.. ~~b4ah hiasan dinding bentuk burung dari
karang
t ,,, . J. ' !,
-15;; .Sebuah tennos airpomb dan termos air biasa

: ,! · 16;' "Sebuah Pigura Potret almarhumah Putri


Raulah
:11.' : Seb(tah Pigura dari karang dan potret anak-
anak almarhumah Putri Raulah
18.
122 Sebuah kereta/ternpat berdiri anak

19. Sebuuh tas lcoluk, make up berisi simbul-simbul


No.
Nama/Jenis barang yang dibawa Kcterungan
Urut

")")
Dua buuh kasur kccil Sebuah diberikan
orang yang mcrudu

23. Sebuuh kasur bcsur -

24 Sebuah album foto dokumentusi almarhumah


Putri Raulah
25. Sebuah peti besur merek Suncolak berisi
pakuiun almarhumah Putri Raulah --
26. Sernbilan buuh buntal kursi busa --

27. Sebuuh hiasan dinding wool. lukisan Kabah -

28. Scmbilan buah bantal tidur Scbuah diberikan


orang yang meradu
29. Lima buah hantal guling «la.
.,o. Dua huuh Ambal -

31. Dua sclimut tidur


Dibawa sejak Putri
Ruulah sakit di
RSU. P. Batam
dan Semarang
32. Sebuah tus Darrnawanita hitam, berisi
surat-surat penghinaan suami almarhumah,
tanda peugenal ( Karpeg dan KTP).
-
33. Sebuah tas warna hijau berisi tiga buah
Tabanas, Surat TV, dan kartu rekening listrik
-
34. Sebuah album dokumen berisi piagam Ijasah,
Akta dan surat-surat lain -
.~). Sepasung sprci tidur -
.~6. SL'hl'rkas SK. Pcguwui Ncgeri Sipil
Putri Raulah
37. Scberkus Penunjukkan Punitia Hari Bexar -

123
No.
Urut Nama/Jenis barang yang dibawa Keterangan

38. Sebuah buku agenda pemusukun/pengeluarun


Gaji, bukti-bukti Bon Putri Raulah
ulrnurhumuh. -
39
JlJ. Dua buuh Drum ternput air. -
40. Seberkus Huk Warisun/Bukti jual beli iunuh
TMP -·
41. Sebuah Tuxtel berisi standur Dibawuh/diarnbil
Joko. Famili
Sugiarto sesuai
keterangan pcm-
bantu Putri Raulah
ulrnurhumuh
42. Sebuuh dornpet kecil Darmawanita berisi
jam tangun. harta kerubat, nota Bon Putri
Ruulah almarhurnah yang belum terbayar ··-

4J. Sebuah Aktu/Scrtifikut kapling tanah yang


terletak di Batu Belaman (hagian anggota
OPR TK. II) -
44. Sebuuh las biusa -
45. Sebuah dirigen bcrisi minyak tanuh -
46. Sebuuh agenda Putri Raulah almarhumah Diambil/dibawa
dari Kantor Suhdit
Pem. dari laci meja
Puteri Rauh.th
almarhumah olch
GM. Arxyud
47. Buraug pecuh belah, piring, mangkok gelas
dan lain-lain -
48. Akan dilanjutkun setelah ada penyelesaian Sebagian barang
dari pihak MGA. Sugiarto tersebut masih
belum diambil di
rumah Komplek
Pemda

124
Bahwa barang-barang tersebut diambil dari rumah Putri
Raulah (almarhumah) di komplek Pemda TK. II Kab.
Kotawaringin Barat disaksikan oleh 2 (dua) orang
pernbantunya dan satu orang anaknya serta pengambilan
barang tersebut diikuti olch masing-masing :
I. G. Achmadan/Parnanda dari Putri Raulah (almarhumah):
2. G. Aidadinyah saudara kandang dari almarhumah:
3. Rusmawaty saudara ipar Putri Raulah (almarhumah);
4. P. Noorkhasanah saudara kandang almarhumah:
5. Arismunandar saudara ipar almarhumah;
6. Utin Sarimah saudara sepupu almarhumah:
7. G.M. Arsyad saudara ipar almarhumah:
8. Epo keponakan/sepupu almarhumah:
9. Mawar tetangga terdekat almarhurnah;
1O. Johansyah tetangga terdekat;
Dan sekaligus yang bersangkutan (Johansyah)
diperintahkan oleh Muntaha Muhdar, BA untuk
membawa kendaraan Dinas PUD untuk mengangkat
barang-barang tersebut;
− Bahwa pengambilan barang tersebut sebagai jaminan (Borg)
untuk meminjam uang guna perawatan dan pegobatan Putri
Raulah (almarhumah) serta setelah mendengar interlokal dari
Semarang tentang kematiannya, juga untuk mencari bantuan
keuangan guna membawa jenazahnya ke Pangkalan Bun;
− Bahwa pemohon mengajukan perkara tersebut atas dasar
musyawarah antara Pemohon MGA. Sugiarto (Termohon.
Kepala Dinas PU Daerah, Kepala Bagian Pemerintahan dan
Kepala Bagian Kepegawaian Pemda TK. II Kab. Kota
Waringin sarat yang diselenggarakan Sekwilda pada hari Kam
is tanggal ~ 1 Desember 1987 di ruangan Sekwilda jam

125
09.00 WITA. Bahwa musyawarah tersebut sehubungun
kematian Putri Raulah dan menyangkut Surat Wasiat/ Arnanat
Putri Raulah (almarhumah) yang ditujukan kepada Kcpala
Bagian Kepegawaian Sekwilda TK. II Kab. Kota Waringin
Baral. schingga melalui jalur hirarchis Pernohon dapat
menyalin Surat Wasiat/ Arnanat tersebut;
Bahwa Surat Wasiat/ Amanat Putri Raulah (almarhurnuh)
tcrsebut berintikan antara lain:
a. Permohonan izin tidak berangkat tugas, disebahkan sakit
tekanan darah tinggi sehingga selama lebih kurang 3
(tiga) bulan mengalami pendarahan dari mu lut ,
tenggorokan, hidang dan gusi;
h. Laporan tentang Surat Keputusan Penurunan Pangkat
sebagai hukuman Jabatan (indisipliner) bagi Terrnohon
sebagai akibat hubungan dengan wanita lain bernarna
SITI AISYAH schingga menyebabkan hubungan rumah
tangga Putri Raulah dengan Termohon tidak harmonix.v
c. Permohonan izin cerai terhadap Termohon, yang telah
dimohon Putri Raulah sejak Juli 1986, namun masih
dipcrtimbangkan oleh Atasannya;
d. Mernberi Amanat tentang harta benda Putri Raulah
(alrnurhumah) terutama uang Taspen/Pensiun yang
discruhkan kepada PemdaTingkat II Kabupaten Kota
Waringin Barnt untuk biaya merawat dan biaya sekolah
anak-anaknya;
e. Pernyataan Putri Raulah (almarhumah) secara tegas tidak
rela, tidak ikhlas dan tidak Ridho jika harta bendanya
diurus Tcrmohon:
L Surat Wasiat/ Amunat dihuat/uitandatangani Putri Ruulah
(ulmarhumah) Langgal 26 Oktober 1987;

126
Bahwa Pemohon berpendirian Surat Wasiat/ Arnanat tersebut
adalah sah karena dibuat/ditandatangani Putri Raulah
( almarhumah )ditujukan secara dinas kepada utasannyu dan
rcluh mcndapat tunggapan dari Sekwilda Pemda Tingkat II
Kabupatcn Kuta Waringin Barut:
Bahwa ihwal hubungan atau perkawinan Termohon tanpa
melalui prosedur hukum dengan SITI AISYAH saut ini rnasih
berlanjut bahkan telah memperoleh seorang anak dan hidup
kumpul di perumahan komplek Pemda;
Bahwa hubungan rumah tangga ( suami-isteri) antara
Termohon dengan Putri Raulah semasa hidup senantiasa
diliputi kegoncangan dan perselisihan yang berkcpanjangan,
hal tersebut disebabkan ulah dan sikap Termohon yang tidak
setia dan cenderung tidak bertanggung jawab terhadap
keluarga:
Bahwa keretakan rumah tangga tersebut, saat Putri Raulah
masih hidup pernah minta ke BP.4 untuk minta nasihat-
nasihat tentang hubungan suami isteri, namun ulah dan sikap
Termohon tidak ada perubahan:
Bahwa semasa hidup Putri Raulah pernah mengajukan
gugatan cerai ke Pengadilan Agama Pangkalan Bun, namun
saat itu izin cerai melalui atasanya masih dalam proses
sehingga"Putri Raulah meninggal dania;
Bahwa mendasari arsip surat-surat Putri Raulah (almarhumah)
sangat mendukung, bahwa keretakan/kegoncangan rumah
tangganya akibat Termohon mempunyai hubungan gelap
dengan perempuan lain sehingga mengakibatkan anak isteri
( herdasarkan surat yang dibuat Putri Raulah yang ditunjukan
kcpada Ayah/lhu mertua):
Bahwa Putri Raulah telah mengetahui kegoncangan rumah
tangganya akibat adanya pihak ketiga yakni oleh karyawati

127
honorer kantor Itwikah Dati II Kabupaten Kota Waringin
Barnt bernama MASDIANI dan Putri Raulah berupaya
menjauhkan hubungan antara Termohon dengan Masdiani
tersebut (berdasarkan surat yang ditujukan kepada
Sekwilda Tingk at II Kabupaten Kota Waringin Baral.
dibuat/ ditandatangan Putri Raulah NIP. 530000634 tanggal 17 Juni
1987);
− Bahwa Putri Raulah telah membuat surat susulan yang
berintikan akibat kegoncangan rumah tangganya. la telah
memohon mutasi kepada atasannya meskipun ke Wilayah
Kecamatan (berdasarkan surat yang ditujukan kepada
Sekwilda Tingkat II Kabupaten Kota Waringin Barat, dibuat/
ditanda tangani Putri Raulah NIP. 530000634, tanggal 6
Oktober 1983);
− Bahwa Putri Raulah telah membuat surat yang ditujukan
kepada FAD. Patianom di Palangka Raya yang disimpulkan,
melaporkan tentang hubungan Termohon dengan Masdiani
dan mengupayakan agar Masdiani dimutasikan keluar
Wilayah Dati II Kab. Kota Waringin Barat,, hal tersebut demi
keselarnatan/keharmonisan rumah tangga Putri Raulah dengan
Terrnohon (Berdasarkan Surat yang dibuat/ditandatangani
Putri Raulah tanggal IO Nopember 1983);
− Bahwa Putri Raulah telah membuat surat yang ditujukan
kepada Kepala Bagian Pemerintahan yang pada · pokoknya;
Ucapan terima kasih atas perhatian Surat Laporan tanggal 16
April 1984. dan telah diupayakannya pendekatan kepada
Masdiani, agar menjauhkan diri keakraban dengan Termohon,
namum kcnyataannya masih berlanjut, sehingga Putri Raulah
memohon agar Masdiani dipindah tugaskan atau sebaliknya,
yakni Putri Raulah hersedia dimutasikan ke dacrah Kecamatan
demi ketenteraman jiwa Putri Raulah (Surat dibuat/ditanda
tangani Putri Raulah, tanggal 25 April 1984 );

128
Bahwa Putri Raulah membuat surat susulan yang ditujukan
kepada Ketua Team Pertimbangan Penempatan Pegawai,
dengan alasan-alasan tertentu yakni menyangkul hubungan
Termohon dengan Masdiani yang mengancam kcretakan
rurnah tangga Putri Raulah karenanya dimohonkan agar
Masdiani dipindah tugaskan keluar Wilayah Kee. Arut
Selatan/Kec. Kumai (Kesimpulan Surat dibuat/ditanda tangani
Putri Raulah, tanggal 19 Mei 1984)
Bahwa Putri Raulah membuat surat, perihal Permohonan Izin
cerai yang ditujukan kepada Bapak Bupati KDH. TK. II Kab.
Kota Waringin Barat, yang kesimpulan Surat Pengantar
tersebut tentang beberapa pengusulan dan saran kepada atasan
maupun ketua team penempatan pegawai, menurut Putri
Raulah tidak ada ketegasan dan realisasinya apakah
MASDIANI dipindah tugaskan ataukah sebaliknya Putri
Raulah yang disingkirkan dan pertimbangan lain sesuai
Undang-undang Nomor I Tahun 1974 dan Peraturan
Pemerintah Nomor l Tahun 1983 (dibuat/ditandatangani Putri
Raulah, NIP. 530000634 tanggal 7 September 1984 );
Bahwa lampiran Surat Permohonan izin cerai yang dibuat/
ditandatangani Putri Raulah NIP. 530000634 tanggal 7 Sep-
tember 1984 pada pokoknya;
a. Suami (Termohon) selalu menyeleweng dan mclakukan
kekejaman/ penganiayaan yang telah membahayakan dan
mengancam jiwa istri;
b, Suami (Termohon) sering berbuat zina di luar perkawinan
yang sah;
c. Antara suami (Termohon) dan lstri (Putri Raulah) terus
menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak
ada harapan akan dapat hi<lup rukun lagi dalarn rumah
tangga:

129
Bahwa Pemohon untuk mendukung pcrmohonannya sanggup
mendatangkan para saksi yakni GT. AIDADINSYA BIN P.
PERDANA dan LAPANA BIN LAJAREH. untuk selanjutnya
mohon putusan:

KETERANGAN-KETERANGAN TERMOHON (DUPLIK)

− Bahwa dalam persidangan ketiga Termohon tidak hadir,


namun mengirirnkan surat yang ditujukan kepada Ketua/
Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Bun, ditanda
tangani/ dibuat Termohon tanggal 13 Desember 1988 yang
kesimpulannya sebagai berikut;
a. Termohon ada keperluan menjenguk anaknya di Jawa:
h. Termohom tidak menguasakan kepada orang lain dan
tetap mempertahankan argumentasinya sebagaimana pada
sidang-sidang sebelumnya;
c. Termohon mempersiapkan Data/Bahan autentik untuk
persidangan selanjutnya;
− Bahwa dalam persidangan ke empat Termohon hadir dan
memberikan keterangan-keterangan (DUPLIK) baik melalui
lisan maupun tertulis yang kesimpulannya sebagai berikut:
− Bahwa Termohon tetap bertanggung jawab terhadap ketiga
anaknya dan sanggup melaksanakan kewajiban-kewajibannya
sebagaimana layaknya seorang Ayah terhadap anaknya:
Bahwa Termohon tetap menyatakan keberatan ditetapkan
Wali, karena Termohon beralasan berstatus suami-istri dengan
Putri Raulah (almarhumah) dan sebagai ayah dari ketiga
anaknya dan perihul harta/barang-barang yang dimaksud
Pemohon dalam daltar barang-barang adalah sebagian masuk
harta Perpantangan yang diperoleh selama pcrkawinan:
− Bahwa Pengambilan harta/barang yang ada dirumah
Termohon oleh Pemohon (Asraluddin bin P. Perdana cs.) di

130
saat termohon tidak ada di rumah yakni di Semarang dan
Termohon akan menuntut hak-haknya berdasarkan hukum;
− Bahwa Termohon menuntut ganti rugi kepada Pemohon cs.
atas kerugian moril (sengsara) disebabkan mengambil air.
terhitung tanggal 18 Nopember 1987 hingga kini dan akan
diperhitungkan di kemudian hari, serta akan menuntut
kerugian moral yang lain yakni putusnya hubungan kasih
sayang antara anak dan orang tua serta ancaman jiwa kepada
Terrnohon: ·
− Bahwa Surat Wasiat Putri Raulah (almarhumah) dibenarkan
tulisannya oleh Termohon, namun Termohon menyatakan
tidak kuat dan menjadi gugur Wasiat tersebut dengan alasan
antara lain :
a. Putri Raulah (almarhumah) adalah orang· yang pandai
dan tahu segala Peraturan Pemerintah sehingga hapal
sekali Peraturan tersebut sampai nomor dan tahun secara
Fasih/hafal, sehingga tidak mungkin menulis Surat Wasiat
dengan sernbarangan;
b. Termohon merasa curiga dalam penulisan Surat Wasiat
tersebut mungkin ada pihak ketiga yang menekan untuk
menulisnya;
c. Putri Raulah (almarhumah) telah membuat Surat
Persetujuan bagi Termohon untuk poligami (kawin lagi)
dan surat tersebut sudah dilaporkan ke Pengadilan Agama
Pangkalan Bun, serta hubungan rumah tangga antara
Termohon dengan Putri Raulah (almarhumah) sampai
akhir hayat tidak pernah berselisih/berkelai:
d. Dalam surat wasiat, Termohon dinyatakan tidak berhak
untuk mewarisi harta peninggalannya, sedang Termohon
berstatus suami yang sah;

131
c. Dalam membuat Surat Wasiat tidak ada saksi atau
diketahui oleh Badan Hukum dan tidak c.li alas kcrtas
berrneterai, sehingga lemah Surat Wasiat tcrsebut dan
tidak ada kekuatan hukum/peraturan:
− Bahwa proses mengurus Taspcn telah disediakan 2 ( dua)
blangko dari PT. Taspen, Model akta 2, dan model ukta 3.
model akta 2 adalah nama lengkap yang berkepentingan dan
dilampirkan model akta 3 yang memberi keterangan
rneninggal dania dari peserta dan hubungan keluarga yang
ditinggalkan, sedangkan ahli waris yang ditinggalkan adalah
Termohon dan anak-anaknya;
− Bahwa pengisian blanko harus diterangkan yang benar, dan
bila terjadi pema)suan dikenakan sanksi Hukum, disahkan
oleh Camat, Kepala Bagian Kepegawaian dan Bupati Kepala
Daerah Tingkat II;
− Bahwa yang mendapat pensiun adalah Pegawai Negeri yang
bebas tugas dan mendapat hak-haknya, sedangkan yang
mendapat pensiun sebagai duda adalah Termohon dengan
anaknya, karena yang menjadi tanggungan dalam Daftar Gaji/
Daftar Keluarga dari Putri Rasulah (almarhumah) selama isteri
sah Termohon saat masih hidup;
− Bahwa Putri Raulah tidak dipensiunkan karena sudah/telah
meninggal dania sedangkan pengurusan pensiun dilampirkun
antara lain :
cl· Akra Nikah (foto copy);
b. Surat Keterangan duda dari camat;
c. Sal inun Akta Kelahiran anak-anak Putri Raul ah
(almarhumah):
d. Daftar susunan tanggungan keluarga;

132
− Bahwa dasar pengakuan poligami yang telah dilaksanakan
Termohon karena telah .diizinkan Putri Raulah melalui Surat
Pernyataan tidak Keberatan Untuk Dimadu, surat pernyataan
dibuat/ditanda tangani Putri Raulah tanggal 15 Juli 1987.
yang kesimpulannya sebagai berikut;
− Bahwa Putri Raulah sebagai isteri kesatu, mcnyatakan tiduk
berkeberatan untuk dimadu oleh suami (Terrnohon) dengan
seorang wanita bernama Siti Aisyah, tempat/tanggal lahir Desa
Lupu tahun 1962, Warga negara Indonesia, berternpat tinggal
di desa Lupu, Kecamatan Balai Riam, Kah. Kota Waringin
Barat;
− Bahwa Termohon tidak mengakui tentang arsip-arsip surat
Putri Raulah (almarhumah) dan selama kehidupan rumah
tangga antara Termohon dengan Putri Raulah cukup harmonis,
dan kalaupun terjadi perselisihan atau percekcokan adalah
hal biasa, meskipun terkadang Putri Raulah (almarhumah)
suka memperuncing permasalahan rumah tangga;
− Bahwa Terrnohon beranggapan telah cukup memberi
keterangan sebagai Duplik, meskipun Majelis Hakim telah
memberikan tempo yang cukup kepada Termohon untuk
berpikir-pikir dan menggunakan hak-haknya, selanjutnya
mohon Putusan;

KETERANGAN-KETERANGAN PARA SAKSI

− Bahwa Pemohon telah mengajukan saksi bernama Gusti


Aidadinsyah bin P. Perdana umur 34 tahun, agama Islam,
pekerjaan Pegawai Negeri Sipil alamat Kelurahan Raja Rt.
IV Pangkalan Bun, di bawah sumpah memberikan keterangan-
keterangannya sebagai berikut;
− Bahwa suksi sebagai saudara kandang Pcmohon, dan
mengetahui benar tentang rumah tangga Putri Raulah saat

133
masih hidup dengan Termohon dan mengetahui/rnengcnal
kepribadian Pernohon;
− Bahwa saksi yang menyalin Surat Wasiat/ Arnanat Putri
Raulah yang diperoleh dari Pemohon melalui atasan
(kedinasan) dari Putri Raulah (almarhumah);
− Bahwa saksi sangat mengenal tentang moralitas Pemohon,
selarna menjadi wali dari keluarga ayahanda P. Perdana
(almarhum) adalah cukup jujur dan bertanggung jawab jika
memegang janji atau amanat;
− Bahwa menurut saksi, Termohon kurang bertangung jawab
selaku kepala rumah tangga, baik kepada isterinya (Putri
Raulah) maupun dengan anak-anaknya, apalagi jika membaca
arsip-arsip surat Putri Raulah (almarhumah);
− Bahwa saksi melihat, termohon selama hidup berumah tangga
berulang kali berbuat kesalahan dengan isterinya, dan jika
tidak terbentur dengan Peraturan Pemerintah No. I 0/ 1983,
Termohon dengan Putri Raulah telah lama bercerai, hal
tersebut setelah Termohon intim dengan seorang wani ta
bernama Siti Aisyah;
− Bahwa 3 (tiga) anak perempuan Putri Raulah (almarhumah)
semula dipelihara Pemohon dan keluarganya, dan sekarang
berada di tangan Termohon, meskipun dua diantara mereka
dititipkan kepada orang lain;
− Bahwa Pemohon mengajukan saksi kedua bernama Lapana
bin Lajareh umur 44 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil, alamat Komplek Perumahan Pemda Pangkalan
Bun di buwah sumpah memberikan keterangan-keterangannya
scbugai bcrikut:
− Bahwa Saksi sebagai tetangga dekat Termohon dan Putri
Raulah (ulmarhumah) dan mengenal dengan rnereka juga
terhadap Pemohon, mcskipun agak jauh rumahnya, namun

134
pernah kerja bersama-sama di staf DPRD Tingkat II
Kabupatcn Kota Waringin Barat;
− Bahwa Saksi mengetahui tentang Surat Wasiut Putri Rauluh
(almarhumah) karcna yang menyampaikan kepadu bagian
Kepegawaian PEMDA adapun isi Surat Wasiat tcrsebut Saksi
tidak mengetahuinya, yakni apabila Putri Raulah
(almarhumah) memberitahu langsung tentang isinya tersebut,
yakni apabila Putri Raulah dalam waktu singkat meninggalkan
unak-anak. maka segala harta benda miliknya terrnasuk
Taspen/uang Pcnsiun diserahkan kepada Pemda untuk biaya
hidup/sekolah anak-anaknya dan tidak rela bi la harta benda
tersebut diurus/diserahkan kepada Termohon;
− Bahwa Saksi mengamati latar belakang Putri Raulah
(almarhumah) membuat Surat Wasiat/amanat tersebut
disebabkan tidak senang terhadap sikap dan perbuatan
Termohon mensia-siakan keluarga dan melaksanakan
poligami tanpa melalui prosedur hukum yang bcrJaku dengan
Siti Aisyah sehingga mempunyai seorang anak dan saat ini
masih kumpul serumah di Komplek Perumahan Pemda;
− Bahwa Saksi melihat kematian Putri Raulah (almarhumah)
sebagai akibat sakit pendarahan dan gejala tekanan
psychologis;
− Bahwa saksi melihat hubungan kemasyarakatan Termohon
kurang akrab dan Termohon pernah terkena sanksi hukuman
lndisipliner sebagai Pegawai Negeri Sipil. karena nikah
(poligami) tan pa rnelalui prosedur hukum dan Putri Raulah
(almurhumah) pernah mengajukan gugatan cerni namun helum
hcrhasil scbab sudah meninggaJ terlebih dahulu:
− Bahwa menurut saksi nilai Moralitas Pemohon cukup baik dari
pada Tcrmohon, sehingga Pemohon bisa dipcrcaya bila dibcbani
Amanat:

135
LAMPIRAN SURAT-SURAT

A. Pemohon telah melengkapi surat- surat antara lain .


l. Salinan surat Wasiat/ Amanat yang ditujukan kepada
Kepala Bagian Kepegawaian Sekwilda Tingkal II
Kabupaten Kota Waringin Barat dibuat/tanda tangani
Putri Raulah tanggal 26 Oktober 1987;
2. Surat Panggilan Pemohon (ahli Waris dari Putri Raulah)
dari pejabat Sekertaris Wilayah Daerah M. ACHYAR
BA. NIP. 010049648;
3. Foto copy Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kab.
Kota Waringin Barat Nomor 56/11-5/pd/l 962 atas nama
sekretaris EE. DOHONG tanggal 2 Mei 1962;
4. KARPEG Nomor B 375495 dan daftar riwayat pekerjaan
atas nama Putri Raulah;
5. Akta Nikah Nomor 323/12/1/1980 atas nama Putri Raulah
dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Arut Selatan
tanggal 15 Desernber 1980;
6. Akta Kelahiran dari Catatan Sipil Pangkalan Bun :
a. Nomor 401/V/1986 atas nama MARRYSTA
LUSIANA;
b. Nornor 121/1/1985 atas nama FERRINA
QUARISANTHY:
e. Nomor 05/V/1987 atas nama DESSY
CORNIASSITA;
masing-masing dari perkawinan Putri Raulah dengan
Sugiarto.
1· Akta Kematian (kutipan) dari Catalan Sipil Paligkalan
Bun Nomor 02/V /1987 atas nama Putn Raulah:

136
B Termohon telah melengkapi surat-surat antara lain .
1. Surat Sanggahan yang (dibuat/ditanda tangani
Termohon tanggal 7 Desember 1988;
2.. Persyaratan Pengajuan Klain Asuransi ke PT. Taspen
− Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran:
− Model Akta 2;
− Model Akta 3;
3. Surat Pernyataan Persetujuan Kawin;
− Konsep Surat Pernyataan Persetujuan Kawin:
− Surat pemyataan tidak keberatan untuk dimadu (Foto
Copy);
4. Surat Keputusan uatuk mendapat Pensiun dari Gubernur
KDH. Tingkat I Kalimantan Tengah;
− Surat Keputusan dari Gubernur KDH.
TK. I Kalimantan Tengah Nomor SK.
882.5/963/88;
− Surat Keterangan untuk rnendapat Pemhayaran
Tunjangan Keluarga;
5. Lampi ran Persyaratan Pengajuan Pensiun :
− Surat dari Gubernur KDH Tk. I Kalimantan Tengah,
tentang persyaratan untuk mendapatkan Pensiun,
Nomor 882.2/934N.5/Peg.;
− Surat Permintaan Pensiun Duda;
− Kuti pan Akta Nilcah Nomor 323/V /1980 atas nama
Termohon;
− Daftar susunan Keluarga;
− Surat Kematian atas nama Putri Raulah;
Surat Keterangan dari Camat:
− Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama
(SPG);

137
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

− Bahwa Pengadilan Agama di Pangkalan Bun setelah mernbaca


dan mempelajari Berkas Perkara dan semua Surat bukti
Autentik lainnya dan setelah mendengar dan memperhatikan
Keterangan-keterangan Pemohon, Termohon dan para Saksi,
Selanjutnya;

MENIMBANG
− Bahwa maksud dan tujuan Permohonan Pemohon adalah
sebagaimana terurai di atas;
− Bahwa masalah Pokok dalam Permohonan ini adalah
Permohonan Penetapan Wali dari orang Islam, maka sesuai
dengan pasal 4 ayat (I) Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1957 Yo. pasal I Sub hurup (b) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975, Pengadilan Agama tersebut menyatakan
berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya;
− Bahwa Pemohon adalah Saudara kandang dan berkedudukan
sebagai Wali (nikah) dari Putri Raulah dan Perkara Tersebut
berorientasikan kepada kepentingan anak-anak dari Putri
. Raulah;
− Bahwa Putri Raulah adalah isteri sah Termohon yang
pernikahannya dilaksanakan tanggal 15 Desember 1980
dengan Buku Nikah Nomor 323/12/IV /1980 yang dikeluarkan
oleh KUA. Kee. Arut Selatan tanggal 15 Desember 1980;
− Bahwa Putri Raulah selama masa pernikahan dengan
Tcrmohon mcmperoleh keturunan 3 (tiga) anak pcrcmpuan
masing-masing bcnuma :
a. DESSI CORNIASITA lahir tanggal 28 Desember 1983;
h. FERN A QUARISANTY lahir tanggal 13 Februari 1985;
c. MERYSTA LUSIANA lahir tanggal 9 Mei 1986

138
− Bahwa Putn Raulah Lelah meninggal dania pada han Sabtu
tanggal 17 Nopember 1987 di Rumah Sakit Umum Kariadi
Semarang akibat sakit dan meninggalkan harta henda yang
helum diselesaikan secara Hukum:
− Bahwa sernua nasihat yang telah diberikan oleh Majelis
Hakim sebagai usaha mengadakan perdamaian tidak bcrhasil
karena Pemohon menyatakan tetap pada pendiriannya untuk
ditetapkan wali atas anak-anak almarhumah dan pengur~san
harta benda yang ditinggalkan oleh almarhumah tersebut;
− Bahwa alasan-alasan pemohon mengajukan penetapan wali
atas dasar Surat Wasiat/ Amanat Putri Raulah ( alrnarhumah)
tertanggal 26 Oktober 1987, dan karena Tennohon melakukan
poligami tanpa melalui prosedur Hukum Perkawinan serta
mendasari arsip-arsip surat almarhurnah, yang kemudian akan
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sebagai berikut;
− Bahwa Surat Wasiat menurut versi Pemohon sebagai titik
tolak mengajukan perkara tersebut telah disanggah
keabsahannya berdasarkan alasan-alasan hukum oleh
Terrnohon;
− Bahwa Surat Wasiat dimaksud adalah bentuk Surat atau Akta
Dibawah Tangan yang dibuat seseorang disaat masih hidup
ditujukan secara dinas kepada atasannya, dan Akta Di bawah
Tangan tersebut telah diakui dan telah diuji kebenarannya,
karena Akta Di bawah Tangan tersebut mempunyai nilai Akta
Autentik sehingga bersifat mengikat terhadap kebenaran
isinya dan mempunyai akibat-akibat Hukum (Pasal 165 HIR./
Pasal 285 RBg);
− Bahwa isi yang terkandang di dalam Akta Di hawah Tangan
dimaksud. berintikan tentang Amanat Putri Raulah
( almarhumah) perihal harta benda, uang Taspen maupun uang
Pensiun yang ditujukan (untuk) anak-anaknya. namun telah
disanggah Termohon, karena tidak menyangkut kepentingan
Termohon selaku suami sah Putri Raulah (almarhumah):
− Bahwa amanat wasiat harus dilaksanakan sesuai dcngan isi
dan maksud yang terkandang didalamnya dan mernpunyui
akibat hukum atau sanksi bagi orang yang akan mcrubuh
amanat wasiat tersebut setelah dirinya mendengar atau
mengetahui amanat wasiat sebagaimana dalil Nash yang
menyatakan ;

namun bagi Majelis Hakim berwenang meninjau kembali isi


dan maksud amanat/wasiat serta dapat menetapkan lain jika
terjadi kemadloratan dan berlaku berat sebelah (tidak adil)
terutama yang menyangkut para ahli waris yang berhuk.
schingga menimbulkan dosa bagi pemberi amanat wasiat
sebagaimana konteks Dalil Nash yang berbunyi:

− Bahwa sebelum kematian: Putri Raulah, la telah mempunyai


suarni sah dan memperoleh Keturunan tiga orang anak
perempuan, sedang Putri Raulah (almarhumah) memiliki
peninggalan harta benda uang taspen maupun uang pensiun
yang belum dibagikan secara hukum (waris) kepada mereka
yagn berhak. maka mendasari Dalil Nash yang menyatakan:

140
− Karenanya Termohon dan tiga anak-anak perempuan Putri
Raulah ditetapkan sebagai ahli waris, di antara ahli waris:
− Bahwa amanat/wasiat harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan atau batas-batas jumlah harta bcnda yang telah
ditetapkan oleh syara. baik mengcnai kctcntuun atuu batas-
batas jumlah harta benda yang diamanatkan/diwasiatkan,
terutama kepada orang yang ·berhak menerima amanat/wasiat
tersebut, karenanya mengingat sabda Nabi SAW.

bagi Termohon maupun ketiga anak perempuan almarhumah


tidak ada hak untuk menerima amanat/wasiat tersebut;
− Bahwa Termohon mengakui, Ia telah melaksanakan poligami
pada tahun 1986 dengan seorang wanita bernama SITf
AISYAH, meskipun Termohon beralasan Ia telah diberi izlt\
oleh isteri sahnya (Putri Raulah) melalui Surat Pernyataah
tidak keberatan untuk dimadu, yang dibuat/ditanda tanganl
isteri sahnya (tanggal 15 Juli 1987), namun pemberian izin
bagi seorang Islam adalah menjadi wewenang Pengadilarl
Agama, sedangkan izin yang diberikan kepada Termohon
melalui surat Pemyataan dimaksud hanya merupakan sebagai
syarat bagi pihak yang akan mengajukan izin Poligami.
apalagi pelaksanaan poligami lebih dahulu dilaksanakan
Termohon (tahun 1986), sehingga pengakuan Termohon
tersebut dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum
yang bertentangan dengan Undang-undang Perkawinan
Nomor I Tahun 1974 yo Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 pasal-pasal 40, 41. 42 dan 43 serta berakibal
sanksi Hukum bagi Termohon tersebut;

141
− Bahwa Poligami (perkawinan) yang dilaksanakan Termohon
dengan SITI AISYAH secara formal tidak sah, karena tidak
memenuhi syarat dan rukun perkawinan., umpamanya wali
dan dua saksi yang adil sesuai dalil Fiqh ya~g menyatakan:

dan tidak melalui tatacara perkawinan yang sah berdasarkan


Undang-undang yang berlaku di Indonesia (Undang-undang
perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yo Peraturan pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 pasal 10 dan pasal 11);
− Bahwa Termohon mengakui, Ia telah pernah menjalani
hukuman indisipliner sebagai Pegawai Negeri Sipil,
disebabkan poligami liar dengan seorang wanita;
− Bahwa pengakuan dihadapan Sidang (Majelis Hakim) adalah
merupakan hukum pembuktian yang sempurna dan mengikat
(Pasal 174 Hl-V pasal 1311 RBg; ·
− Bahwa Hukum Perkawinan yang berlaku di Indonesia telah
diatur melalui Undang-undang Perkawinan Nornor 1 Tahun
1974, yang telah disahkan dan diundangkan oleh Pemerintah
sehingga berlaku dan bersifat mengikat bagi setiap Warga
Negara Indonesia dan bagi Termohon yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil harus lebih mengetahui tentang Undang-
undang Perkawinan tersebut, karenanya harus mematuhi dan
bersikap loyal sebagai abdi Negara dan la merupakan Figur
suri teladan bagi warga masyarakat, bukan sebaliknya justru
melanggar ketentuan Undang-undang Perkawinan tersebut.
sehingga perbuatan poligami liar bagi Termohon diklassifisir
sebagai perbuatan yang tidak etis dan menyangkut nilai moral
bagi oknum Pegawai Negeri Sipil;

142
− Bahwa isi yang tersirat di dalam arsip surat-surat almarhumah yang
mcnyangkut rumah tangganya dengan Termohon, telah disangguh
Termohon dengan alasan-alasan tertentu namun setidak-tidaknya
bagi Majclis Hakim menimbulkan kesan dalarn persangkaan-
persangkaannya, bahwa kegoncangan keharmonisan rumah
tangga adalah bersumber dan ulah dan sikap Termohon (pasal
173 HlR./pasal 310 Rbg.);
− Bahwa persangkaan-persangkaan yang mendasar bagi Majelis
Hakim terhadap ulah dan menyangkut nilai moralitas
Termohon disebabkan keakraban (intim). Hubungan dengan
2 (dua) orang wanita yakni MASDIANI dan SITI AISYAH.
setidak-tidaknya dengan Siti Aisyah yang telah dinikahi
Termohon secara illegal, mak a logis menimbulkan
kegoncangan kehidupan rumah tangga antara Putri Raulah
dengan Termohon, sehingga mendorong kepada sikap Putri
Raulah sebagai isteri sah Termohon untuk mengajukan
Gugatan Cerai kepada Termohon dan berakibat rasa khawatir dari
Putri Raulah terhadap nasib ketiga anaknya yang masih kecil di
masa depan:
− Bahwa kegoncangan rumah langga yang dialami Putri Raulah dan
mengancam putusnya perkawinan sebagai akibat ulah dan sikap
Termohon adalah cukup beralasan dan mcndasar jika akibatnya
Putri Raulah mengalami tekanan-tekanan jiwa (psychologis) dan
mcnimbulkan komplikasi penyakit yang diderita sampai
menjelang ajalnya. namun bagi Putri Raulah masih scmpat
mernikirkan nasib ketiga anak-anaknya yang kurang
diperhatikan Termohon selaku ayah kandangnya schingga
harta benda miliknya diupayakan/diserahkan kepada pihak lain
dan atau Pemerintah Daerah Tingkal II Kahupaten Kota Waringin
Barat untuk merawat dan mernbiuyai ketiga anak-anaknya:

143
− Bahwa kecenderungan Putri Raulah untuk menyerahkan anak-
anaknya disebabkan sikap dan perbuatan Termohon hidup
kumpul/intim dengan wanita lain sehingga mengakibatkan
kurang bertanggung jawabnya Termohon terhadap keluarga,
setidak-tidaknya melalaikan kewajiban selaku kepala rumuh
tangga dan atau selaku ayah dari ketiga anak-anak perempuan
yang masih di bawah umur;
− Bahwa kesaksian para saksi masing-masing di bawah sumpah
bisa dijadikan bukti yang sah menurut hukum, karena sesuai
dengan apa yang mereka alami, mesk.ipun salah seorang saksi
tersebut adalah saudara kandang pemohon "Maka boleh
diterima persaksian saudara kepada saudaranya (albajuri)"
dan kesaksian tersebut telah mendukung pokok-pokok
permohonan Perno hon;
− Bahwa Termohon masih hidup kumpul dengan SITI AISYAH
dan telah memperoleh seorang anak, karenanya bagi Majelis
Hakim sesuai dengan fungsi dan kewenangannya demi
menyelamatkan nasib ketiga anak-anak termohon/Putri Raulih
(almarhumah) patut ditetapkan kepada pihak lain untuk
bertanggung jawab mengenai pemeliharaan/perawatan
terhadap perkembangan jiwa anak tersebut maupun mengenai
harta benda miliknya hal tersebut sesuai dengan kaidah fiqh
yang berbunyi ;

− Bahwa sistim pengurusan dan pernbagian mengenai uang


taspen dan uang pensiun peninggalan Putri Raulah
(almarhumah) telah diatur berdasarkan Undang-undang atau
Peraturan-peraturan yang berlaku setidak-tidaknya
berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dengan
melalui julur hierarchis karenanya bagi termohon : DESSY

144
CORNEASITA. FERINA QUARISANTY dan MERYSTl:JA
LUSIANA dapat memperoleh pembagian uang taspen/uang
pensiun peninggalan Putri Raulah (almarhumah) dari
Bendahara atau Petugas yang berwewenang sesuai dengan
haknya masing-rnasing:
− Bahwa harta peninggalan Putri Raulah (almarhumah). selain
uang Taspen dan uang Pensiuri harus dibagi kepada para ahli
Waris sesuai dengan ketentuan Hukum Waris yang berlaku
setelah diambilnya dibagi harta bersama (gono-gini) milik
Termohon selaku suami sah Putri Raulah, namun jika pem-
bagian harta bersama (gono-gini) tidak dapat dikonfirmasikan
karena perbedaan kepentingan maka pembagian harta bersama
(gono-gini) dan atau jika terjadi tuntutan-tuntutan lain yang
menyangkut kerugian nilai materi atau non matcri sebagai
akibat dari putusnya pokok perkara tersebut, bagi yang
berkepentingan dapat menuntut kepada Lembaga Peradilan
yang berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya;
− Bahwa dengan alasan dan pertimbangan hukum secukupnya
maka permohonan Pemohon tersebut dapat diteri ma dan
dikabulkan sebagian dan ditolak sebagian yang Iain;

MENGINGAT:

I. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1957;


2. Undang-undang No. 14 tahun 1970;
3. Undang-undang No. 1 tahun 1974;
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975;
5. Keputusan Menteri Agama RI No. 162 tahun 1988;
6. Dalil-dalil Nash Syariyyah yang berkaitan dengan masalah
terse but:

145
MENGADILI

MEMUTUSKAN
Pertama : Mencrima dan Mengabulkan scbagian Perrnohonan
Pcmohon dan Mcnolak sebagian yang lain:
Kedua : Mencabut Kekuasaan Termohon (ayah kandang) alas
ketiga anak-anaknya masing-masing:
- DESSY CORNIASITA
- FERRlNA QUARISANTHY, dan
- MERYSTHA LUSIANA.
oleh Majelis Hakim (Pengadilan). selama ketiga
anak tersebut di bawah kekuasaan pihak lain dan
membebankan kewajiban kepada Termohon untuk
memberi biaya pemeliharaan kepada anak terschut:

Ketig a : Mengangkat dan menetapkan Pemohon sebagai Wali


unt uk merawat, mendidik ketiga unak dari
Termohon/Putri Raulah (almarhumah) masmg-
musing :
-- DESSY CORNIASITA;
-- FERRINA QUARISANTHY:
- MERYSTHA LUSIANA;

dan mcngurus serta memanfaatkan harta bcnda, uang


Taspen dan Uang Pensiun dari pcninggalan Puui
Rauluh (almarhurnah) sepanjang yang mcnjadi hak
milik/bagian ketiga anak tersebut, demi kcpcntingan
kctigu anak-anak tersebut selama mereka belum
dewasa (hidup sendiri) atau sehelum mclaksanaknn
pcrnikuhan

146
Keempat : Mencabut Kekuasaan bagi Termohon dan
mengangkat serta Menetapkan Pemohon scbagui
wali atas ketiga anak-anak, masing-masing :
- DESSY CORNIASITA
- FERRINA QUARISANTHY, dan
- MERYSTHA LUSIANA;
berlaku, sejak putusan ini memperoleh kekuatan
hukum tetap;
Kelima : Semua ongkos yang timbul akibat Perkara ini
sebesar Rp. 37 .500,- (tiga puluh · tujuh ribu lima
ratus rupiah) dibebankan kepada Pemohon
Demikianlah Purusan ini dijatuhkan di Pangkalan Bun pada hari
Rabu, tanggal Dua Puluh Dua, bulan Pebruari . tahun Serihu
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Masehi, bertepatan
dengan tanggal Enam Nulan Rajah, tahun .Seribu Empat Ratus
Sernbilan Hijriyah. Oleh kami Drs. Edy Faizin sebagai Hakim
Ketua, H. Hamdani Jaelani dan Mat Seha Be. Hk. masing-masing
sebagai Hakim Anggota dan dibantu oleh Nurdin sebagai Panitera
Pengganti, dan pada hari itu juga diucapkan di hadapun sidang
terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh pihak Pemohon rnaupun
Terrnohon:

Hakim Anggota Ketua,


ttd. ttd.
H. Hamdani Jaelani Drs. Edy Faizin

Hakim Anggota Panitera Pengganti


ltd. ttd.
Mat. Selia, Bc.Hk. Nordin
NIP. 150197631

147
KEPUTUSAN
NOMOR : PTA/02/1989

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEM1 KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi. Agama Palangka Raya yang mengadili


perkara perdata dalam tingkat banding, dalam persidangan Majelis
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkaranya ~
MGA. SUGIARTO BIN M. ISTIJAB, Umur 36 tahun,
Agama Islam, tempat tinggal di Kelurahan Madurejo Rt. III
Kee. Arut Selatan Kah. Kota Waringin Baral. sebagai
Termohon/Pembanding;

MELAWAN

GUSTI ASRAPUDDIN BIN P. PERDANA, Umur 36 tahun,


Agarna Islam, tempat tinggal jalan Pangeran Antasari Rt. V
Kelurahan Raja Pangkalan Bun sebagai Pemohon/
Terbanding.
Pengadil an Tinggi Agama tersebut:
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat-surat yang
herhubungan dengan perkara ini.
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Bahwa, berdasarkan berkas banding yang diterima oleh
Pengudi Ian Tinggi Agama Palangka Raya yang terdaftar di
Kepaniteraan Perkura pada tanggal 29 Maret 1989 Nomor: 02/
1989. ternyata Tcrrnohon adalah sebagai Pemhanding dan
Pemohon adulah sebagai Terbanding;

148
Bahwa, Pemohon/Terbanding adalah saudara kandang
almarhumah Putri Raulah binti P. Perdana bertindak selaku wali
dan atas nama keluarga almarhumah Putri Raulah binti P. Perdana
mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama Pangkalan
Bun dengan surat permohonannya tanggal 26 Oktober 1988 yang
kemudian didaltar di Kepaniteraan Perkara Pengadilun Agama
Pangkalan Bun pada tanggal 9 Nopember 1988 di bawah Nomor:
227 I 1988 yang pada pokoknya sebagai berikut;
Bahwa, Putri Raulah binti P. Perdana isteri sah Termohonl
Pembanding (Sugiarto bin Istijab) nikah pada tanggal 15 Desember
tahun 1980 sesuai dengan kutipan Akte Nikah Nomor : 323/12/
1/1980;
Bahwa, dari perkawinan antara Putri Raulah binti P. Perdana
dengan Termohon/Pembanding tersebut telah dikaruniai tiga
orang anak perempuan, yaitu :
1. Dessy Coniasita, lahir tanggal 28 Desember 1983;
2. Ferina Quraisanty, lahir tanggal 13 Pebruali 1985;
3. Merystha Lusiana, lahir tanggal 9 Mei 1986;
Bahwa Putri Raulah binti P. Perdana isteri Termohon/
Pembanding telah meninggal dania pada hari Selasa tanggal 17
Nopember 1987 di rumah sakit Kriadi Semarang dan pada tanggal
18 Nopember 1987 jenazahnya dibawa dan dimakamkan di
Pangkalan Bun;
Bahwa, anak-anak almarhumah sejak ditinggalkan ibunya,
dirawat oleh neneknya (ibu dari almarhumah Putri Raulah binti
P. Perdana);
Bahwa, sewaktu almarhumah Putri Raulah Binti P. Perdana
meninggal dania, meninggalkan 7 ( tujuh) orang saudara kandang
yaitu :
I. Putri Noorinsani
2. Gusti Asrapudin ( Pemohon/Terbanding

149
3. Gusti Aidadinsyah
4. Putri Aula Rukiyah
· 5. Gusti Syaidin
6. Putri Ralehmatan Noorhasanah
7. Gusti M uhamad Alirnudinsyah;
Bahwa, Pemohon/Terbanding selaku saudara laki-laki
kandang dari almarhumah Putri Raulah binti P. Perdana bertindak
sebagai wali untuk dan atas nama keluarga almarhumah Putri
Raulah binti P. Perdana mohon kepada Pengadilan Agama
Pangkalan Bun Penetapan Wali atas anak-anak almarhumah untuk
pengurusan uang taspen/pensiunan dan harta benda almarhumah
Putri Raulah binti P. Perdana sesuai dengan yang diamanatkan/
diwasiatkan:
Bahwa, Pemohon/Terbanding mengajukan permohonan
dimaksud berdasarkan alasan-alasan :
I. Didapatnya beberapa macam arsip-arsip surat almarhumah
yang menyangkut perceraian dan beberapa macam problem
rumah tangganya;
2. Sesuai dengan surat amanat/wasiat almarhumah Putri Raulah
binti P. Perdana tanggal 26 Oktober 1987 yang ditujukan
untuk Kepala Bagian Kepegawaian Setwilda Tingkal II Kota
Waringin Barat;
3. Mengetahui bahwa Sugiano (Termohon/Pembanding)
mempunyai isteri baru (isteri muda) dari perkawinan di luar
prosedur/peraturan yang berlaku, tanpa alasan yang dapat
dibenarkan oleh Undang-undang perkawinan;
Bahwa, Pemohon/Terbanding dengan surat permohonannya
melampirkan foto, foto copy surat-surat dan akte-akte almarhumah
Putri Raulah sebagai bahan pertimbangan:
Bahwa, Pengadilan Agama Pangkalan Bun telah memeriksa
perkara tersebut dalam sidang-sidangnya dan kedua belah pihak
telah memberikan keterangan-keterangan dalam sidang-sidang

150
dimaksud dan pihak Pemohon/ Terbanding telah mengajukan dua
orang saksi dan perkara tersebut telah diputuskan dihadapan kcdua
bclah pihak:
Bahwa, Pcmohon/Terbanding dalam kcterangannya di rnuku
sidang Pengadilan Agama Pangkalan Bun menyutakan bahwu
pcngujuan pcrmohonan penetapan wali atas anak-anak tersebut
adalah untuk pengurusan uang taspen/pensiun dan harta benda
almnrhumah;
Bahwa, Pemohon/Terbanding dalam .keterangannya
menambahkan alasan-alasan permohonannya bahwa akhlak
Termohon/Pembanding sudah luar biasa sehingga alrnarhumah
sewaktu masih hidup pernah akan menggugat cerai, dan pemohon/
Terbanding menunjuk adanya wasiat almarhumah yang isinya
tidak rcla kalau Termohon/Pembanding mengurus/rnenguasai
Taspen dan harta benda lainnya;
Bahwa uraian-uraian tentang perkara ini tcrmuat dalam xalinan
Putusan Pengadilan Agama Pangkalan Bun tanggal 22 hulan
Pcbruan tahun 1989 M bertepatan dengan 16 bulan Rajah tahun
1409 H Nomor: 227/1988 yang amarnya berbunyi;
Pertamu Menerima dan mengabulkan. sebagian permohonan
Pemohon dan menolak dari sebagian yang lain;
Kedua Mencahut kekuasaan Termohon (ayah kandang) atas
ketiga anak-anaknya masing-masing ;
− DESSY CORNIASYTA;
− FERINA QUARISANTY, dan
− MERISTHA LUSIANA
oleh Majelis Hakim (Pcngadilan) selama ketiga anak
icr scbut dibawah kekuasaan pihak lain dan
mcmbebankan kewajihan kepada Termohon untuk
mcmberi biaya pemeliharaan kepada ketiga anak
tcrscbut;

151
Ketiga Mengangkat dan menetapkan Pemohon sebagai wali
untuk merawat, mendidik ketiga anak dar i
Termohon/Putri Raulah (almarhumah) masmg-
masmg:
- DESSY CORNIASYTA
- FERINA QUARISANTY
- MERYSTHA LUSIANA
dan mengurus serta memanfaatkan harta benda, uang
taspen dan uang pensiun dari peninggalan Putri
Raulah (almarhumah) sepanjang yang menjadi hak
milik bagian ketiga anak tersebut, demi kepentingan
ketiga anak-anak tersebut selama mereka belurn
dewasa (hidup mandiri) atau sebelum melaksanakan
pernikahan:
Keernpat Mencabut kekuasaan bagi Termohon dan meng-
angkat serta menetaphn Pemohon sebagai wali
ketiga anak-anak, masing-masing :
- DESSY CORNIASYTA
- PERINA QUARISANTY
- MERYSTHA LUSIANA
berlaku sejak Putusan ini memperoleh kckuatan
hukum tetap;

Keli ma Semua ongkos yang timbul akibat perkara ini


sebesar Rp. 37 .500,- (tiga puluh · tujuh ribu lima
ratus rupiah) dibebankan kepada Pemohon:
Bahwa, berdasarkan akte permohonan banding yang dibuat
oleh Panitera Kepala Pengadilan Agama Pangkalan Bun tanggal
7 Maret 1989 Nomor: PA.p/2/p/HK.03.4/473/1989, Termohon
Pernbanding te lah mcnyatakan naik banding atas putusan
Pengadilan Aguma Pangkalan Bun tanggal 22 Pebruari 1989 M

152
bertepatan tanggal 16 Rajah 1409 H Nomor: 227/1988 permohon
banding mana telah diberitahukan kepada pihak Iawannya;
Bahwa, Tennohon/Pembanding telah melengkapi syarat-syarat
pernyataan naik banding tersebut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Bahwa, Termohon/Pembanding telah mengajukan keberatan-
keberatan atas putusanPengadilan Agama Pangkalan Bun tersebut
sebagaimana termuat dalam surat memori bandingnya tertanggal
7 Maret 1989, yang pada pokoknya mohon kepada Pengadilan
Tinggi Agama Palangka Raya berkenan untuk :
l. Menerima/mengabulkan permohonan banding. tergugat,
pembanding;
2. Membatalkan keputusan Pengadilan Agama Pangkalan Bun
tanggal 22 Pebruari 1989 Nomor: 22711988;
3. Menjatuhkan keputusan lain yang lebih adil;
Bahwa, Pemohonfferbanding dalam surat memori bandingnya
mengemukakan bantahan dan sanggahan yang pada akhirnya
sebagai orang tua menyatakan bahwa Termohon/Pembanding
merasa bertanggung jawab serta berkewajiban untuk memelihara
dan mendidik anak-anaknya;
Bahwa, Pemohon/Terbanding dalam contra memori
bandingnya pada pokoknya menyerahkan Keputusan perkara ini
kepada Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya;
Memperhatikan memori banding dan contra memori
banding yang diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang


diajukan oleh Termohon/Pembanding telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan

153
menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka
permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima;
Menimbang, bahwa ternyata Termohon/Pembanding adalah
suami sah dari Putri Raulah binti P. Perdana, nikah di Pangkalan
Bun pada hari Senin tanggal 15 Desember 1980 bukti surat nikah
yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Arut
Selatan Nomor : 323/12/V /1980 tanggal 15 Desember 1980;
Menimbang, bahwa ternyata dari perkawinan Termohon/
Pembanding dengan Putri Raulah binti P. Perdana telah dikaruniai
tiga orang anak perempuan yaitu :
l. Dessy Corniasyta, lahir tanggal 28 Desember 1983;
2. Ferina Quarisanty, lahir tanggal 13 Pebruari 1985;
3. Merystha Lusiana, lahir tanggal 9 Mei 1986.

Menimbang, bahwa Putri Raulah binti P. Perdana isteri


Termohon/Pembanding telah meninggal dania pada hari Selasa
tanggal 17 Nopember 1987 di Semarang berdasarkan kutipan
akte Kematian Nomor : 02/V I 1987 tanggal 5 Desernber 1987
yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kab. Kota Waringin
Barat;
Menimbang, bahwa ternyata sepeninggalnya almarhumah
Putri Raulah binti P. Perdana, meninggalkan keluarga antara lain
Termohon/Pembanding selaku suami yang syah, tiga orang anak
perempuan dan tujuh orang saudara kandang almarhumah yang
diantaranya adalah Gusti Asrapuddin selaku Pemohon/Terbanding;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya
membenarkan pendapat Termohon/Pembanding yang mengatakan
bahwa yang pokok dalam perkara ini adalah tentang warisan, dan
sesuai pula dengan tujuan permohonan Pemohon/Terbanding
adalah untuk pengurusan harta benda almarhumah, sehingga
Majelis menghendaki agar segera diselesaikan pembagian harta
peninggalan tersebut kepada ahli waris yang berhak menurut

154
ketentuan hukum yang berlaku, dan hanya bagian anak-anak yang
di bawah umur saja yang harus dipelihara oleh orang tua/wali:
Menimbang, bahwa Majelis mernbenarkan pendapat
Termohon/ Pembanding yang menyatakan bahwa tentang taspen
dan pensiun duda sudah ada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, sehingga Majelis merasa tidak perlu mengeluarkan
keputusan lain berkenaan dengan itu;
Menimbang, bahwa Majelis membenarkan pendapat
Terrnohon/ Pembanding yang menyatakan bahwa tentang taspen
dan pensiun duda sudah ada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. sehingga Majelis merasa tidak perlu mengeluarkan
keputusan lain berkenaan dengan itu;
Menimbang, bahwa Majelis menganggap tidak perlu
membicarakan tentang wasiat almarhumah karena sudah ada
ketentuan hukum yang berlaku berkenan dengan wali dan jika
sekiranya wasiat itu memang ada sebaiknya dibicarakan dalam
pembagian harta warisan. Adapun yang diperkenankan mernbuat
wasiat untuk menunjuk wali pengganti adalah orang tua/wali yang
meninggal terakhir, sedangkan dalam perkara ini ayah dari anak-
anak tersebut masih hidup:
Menimbang, bahwa Majelis tidak membenarkan pertimbangan
Pengadilan Agama Pangkalan Bun yang menghubungkan
Pemohon/ Terbanding sebagai wali nikah dari Putri Rau lah karena
yang perlu dipertimbangkan adalah tentang perneliharaan dan
pendidikan anak-anak yang belum dewasa;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon/Pembanding
adalah suami sah almarhumah Putri Raulah dan juga selaku ayah
kandang dari ketiga anak-anaknya, maka Pengadilan Tinggi
Agama Palangka Raya bcrpendapat bahwa Termohon/Pembanding
selaku orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anaknya
sebaik-baiknya sampai anak-anaknya itu kawin atau dapat berdiri
sendiri. sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pasal 47
ayat (I) dan (2) Undang-undang Nomor I tahun 1974;

155

~--
Menimbang, bahwa ternyata anak-anak Termohon/
Pembanding dirnaksud masih di bawah umur dan belum pernah
melangsungkan perkawinan, maka Pengadilan Tinggi Agama
Palangka Raya berpcndapat bahwa anak-anak dirnaksud tctap
bcrada di bawah kekuasaan orang tuanya dalam hal ini Tcrmohon/
Pembanding sesuai dengan maksud pasal 47 ayat ( I ) Undang-
undang Nomor I tahun 1974;
Menimbang, bahwa Permohonan pemohon!Terbanding untuk
penetapan wali atas anak-anak almarhumah Putri Raulah binti P.
Perdana secara nyata tidak sesuai dengan maksud pasal 50 ayat
( 1) 'dan pasal 51 ayat (1) Undang-undang nomor I tahun 1974,
karena anak-anak dimaksud nyata masih di bawah kekuasaan
Termohon/Pembanding selaku orang tuanya dan secara nyata pula
tidak sesuai dengan dalil fiqih dalam Kitab F''anatuth Thalihin
juz IJI halaman 71 :

Menirnbang , bahwa Pemohon/Terbanding dularn kc-


dudukannya sebagai keluarga dari anak-anak Tcrmohon/
Pembanding ternyata tidak berhak untuk meminta pcncabutan
kekuasaan Termohon/Pembanding terhadap anak-anaknya, karcna
tidak sesuai dengan maksud pasal 49 ayat ( 1) Undang-undang
Nomor 1 tahun 1974;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya
menganggap tidak perlu untuk membicarakan hubungan keluarga
yang tidak hannonis dari Termohon/Pembanding dimana isteri
Termohon/Pembanding (Putri Raulah) mohon cerai sewaktu
hidupnya. karcna yang pcrlu dipcrtimbangkan untuk mcnjudi
alasan pcncabutan kckuasaan Termohon/Pemhanding sebagai

156
orang tua adalah akhlak dan kelakuannya sekarang dalam
hubungannya dengan pengurusan terhadap anak-anaknya yang
belum dewasa, sehingga majelis berpendapat bahwa Pengadilan
Agama Pangkalan Bun dalam pertimbangan hukumnya tidak.
tergarnbar secara jelas bahwa Termohon/Pemhanding berkelakuan ·
buruk sekali dan telah sangat melalaikan kewajiban terhadap anak-
anaknya, oleh karenanya pencabutan kekuasaan Termohon/
Pembanding terhadap anak-anaknya tidak beralasan seperti yang
dimaksud pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor I tahun 1974
dan sebagaimana dalil fiqih dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin
halaman 140 :

Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan seperti


tersebut di atas maka putusan Hakim pertama tidaklah dapat
dipertahankan, dan karenanya harus dibatalkan dan Pengadilan
Tinggi Agama Palangka Raya akan memheri peradilan sendiri dengan
menyatakan bahwa Termohon/ Pembanding selaku otang tua
mempunyai kekuasaan terhadap ketiga orang anak- anuknya;
Mcnimbung. bahwa segala biaya yang timbul dalarn pcrkura
ini dibcbankan kepada Termohon/Pembanding;
Memperhatikan dalil-dalil syar' i tersebut di utas:
Mcngingut pasal-pasal dari undang-undang yang
bersang~kutan;

MENGADILI

Me nyatuk an. bahwa permohonan banding Tcrmohon/


Pcmbanding dapat diterima dalam pemeriksaan tingkat banding;

157
Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pangkalan Bun
tang gal 22 bu Ian Pebruari 1989 M bertepatan dengan tanggal 16
hulan Rajab 1409 H Nomor: 227 /1988;

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI

Menyatakan, bahwa Termohon Pembanding selaku orang tua


mempunyai kekuasaan terhadap anak-anaknya:
1. Dessy Corniasi ta
2. Ferina Quarisanty
3. Merystha Lusiana
Menghukum Termohon/Pembanding untuk membayar semua
biaya yang timbul dalam perkara ini, yang untuk tingkat banding
saja diperhitungkan sebesar Rp. l 0.500 (sepuluh ribu lima ratus
rupiah).
Oemikian ditetapkan di Palangka Raya pada hari Selasa
tanggal enam Juni 1989 M bertepatan dengan tanggal dua
Zulqaedah 1409 H oleh kami Drs. H. Rusydi Sabri sebagai Hakim
Ketua, Drs. H. Ahmad Husni dan K.H. Busyra Khalid, BA masing-
masing sebagai Hakim Anggota, A. Iskandar Aryid sebagai
Panitera Pengganti, dan pada hari itu juga diumumkan dalam
sidang terbuka untuk umum tanpa dihadiri para pihak.
Hakim Ketua
ttd.
Drs H. Rusydi Sabri
Hakim Anggota Hakim Anggota
ttd. ttd.
Drs. H. Ahmad Husni K.H. Busyra Khalid

Pani tia Pengganti


ttd.
A. Iskandar Arsyad, BA.

158
PUTUSAN
REG. No. 165 K/AG/1989

IJISMIIJIJAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN


KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

Mcmcriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan scbagai


beri kut dulam pcrkara:
GUSTI ASRAPUDDIN hin P. PERDANA. bcrtemput
tinggal di jalan Pangeran Antusari Rt. V. Kclurahan Raja
Pangkalan Bun pcmohon kasasi dahulu pemohon/tcrbunding:

MELAWAN

MGA. SUGIARTO bin M.. ISTIJAB, bertcmpat tinggal


di Rt. III Kc lurahan Madurejo, Kecamatan Arut
Sclatun Kabupatcn Kola Waringin Baral, termohon kasasi
dahulu termohon/pem banding;
Mahkamah Agung tersebut;
Melihat surat-surat yang bersangkutan:
Mcnimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang pcmohon kasasi sebagai pemohon telah menggugat
sckarang termohon kasasi sebagai termohon di muka persidangan
Pcngadilan Agama Pangkalan Bun pada pokoknya atas dalil-dulil:
Bahwa Putri Raulah (almarhumah) anak pertama dari P.
Pcrdanu almarhum telah melaksunakan pernikahan dengan
tcrmohon pada tanggal 15 Desernber 1980 di Pangkulun Bun

159

_
dengan kutipan Akta Nikah No.323/12/ V 1980 tanggal 15
Desember ·1980 dan dalam pernikahan tersebut telah dikaruniai
3 orarig anak perempuan yaitu :
I. Dessi Corniasita lahir tanggal 28 Desember 1983~
2. Ferina Quarisanty lahir tanggal 13 Januari 1985:
3. Merystha Lusiana lahir tanggal 9 Mei 1986;
Bahwa Putri Raulah meninggal pada hari Selasa tanggal 17
Nopember 1987 di Semarang dan pada tanggal 18 Nopember
1987 jenazah dimakamkan di Pangkalan Bun dan anak-anak
almarhumah dirawat bersama orang tua/ibu alrnarhumah Putri
Raul ah;
Bahwa Putri Raulah sebelum melaksanakan pernikahannya
telah menjadi Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 1963 sehingga
rnemiliki harta bawaan berupa barang perahot rumah tangga,
harang-barang pecah belah, Radio Tape Rekorder, tiga bidang
tanah perwatasan yang letaknya sebagai tersebut dengun jelas
dalam surat gugatan, simpanan Taspen uang pensiun Pcgawai
Negeri Sipil:
Bahwa muksud dan tujuan pemohon ditetapkan scbugai wali
mcn0eina.... at kurang._ lebih satu tahun sejak kematian Putri Raulah
belum ada penyelesaian, disebabkan adanya surut wasiat/amanat
Putri Ruulah tanggal 26 Oktober 1987 yang ditujukan kcpada
Kepala Bagian Kepegawaian Sekwilda Tingkat II Kahupatcn Kola
Waringin Barut;
Bahwa termohon telah mempunyai isteri mudu duri
perkawinan di luar prosedur/peraturan yang berlaku tanpa alasan
yang tidak dapat dibcnarkan oleh Undang-Undang Perkawinan;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di alas, pcmohon
menuntut kepada Pengadilan Agama Palngkalan Bun agar
membcrikan putuxan sehagai berikut :

160
Pertama Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon
seluruhnya;

Kedua Menetapkan pemohon sebagai wali atas ketiga anak-


anak almarhumah Putri Raulah, masing-masing :
- DESSY CORNIASITA;
- FERRINA QUARISANTY;
- MERYSTHA LUSIANA;
dan mengurus Taspen/pensiunan serta harta benda
almarhumah Putri Raulah sesuai yang diamanatkan/
diwasiatkan;

Ketiga Atau memberikan putusan lain yang seadil-adilnya


menurut pertimbangan Maje lis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini:
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama
Pangkalan Bun telah mengambil putusan yaitu putusannya tariggal
22 Pcbruari 1989 M, bertepatan dengan langgal 16 Rajab 1409
H. No. 227 I 1988 yang amarnya berbunyi sebagai bcrikut:
Pertama Mencrima dan mengabulkan sebagian dan menolak
dan sebagian yang lain;

Kedua Mencabut kekuasaan termohon (ayah kandang) atas


ketiga anak-anaknya, masing-masing:
- DESSY CORNIASITA;
- FERRINA QUARISANTY;
- MERYSTHA LUSIANA;.
oleh Majelis Hakim (Pengadilan), selama ketiga
anak tersebut di bawah kekuasaan pihak lain dan
membebankan kewajiban kepada termohon untuk
mernberi biaya pemeliharaan kepada ketiga anak
tersebut;

161
Ketiga Mengangkat dan menetapkan pemohon sebagai wali
untuk merawat, mendidik ketiga anak dari termohon/
Putri Raulah (almarhumah) masing-masing:

- DESSY CORNIASITA;
- FERRINA QUARISANTY;
- MERYSTHA LUSIANA;
dan mcngurus serta memanfaatkan harta benda, uang
Taspcn dan uang Pensiun dari peningga]an Putri
Raulah (almarhumah) sepanjang yang menjadi hak
milik/bagian ketiga anak tersebut, demi kepentingan
ketiga anak-anak tersebut seluma mercka belum
dcwasa (hidup mandiri) atau sebelum rncluksanakan
pernikahan:
Kccmpat Mencabut kckuasaan bagi termohon dan mengangkat
scrta menetapkan pemohon sebagai wali atas ketiga
anak-anak. masing-masing :
- OESSY CORNIASITA;
- FERRINA QUARISANTY;
- MERYSTHA LUSlANA;
berlaku sejak putusan ini memperoleh kekuasan
hukurn tetap:

Kelirna · Sernua ongkos yang timbul akibat perkaraini


sebesar Rp. 37 .500,- (tiga puluh tujuh ribu lima
ratus rupiah) dibebankan kepada pemohon;
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan terrnohon
telah dibatalkan olch Pengadilan Tinggi Agama Palangku Raya
dengan putusannya tanggal 6 Juni 1989 M. bertepatan dcngan
tanggal 2 Zulqaedah 1409 H, No. 02/1989, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:

162
Menyatakan bahwa permohonan banding termohon/
pcmhanding dapat diterirna dalam pemeriksaan tingkat handing:
Mernbatalkan putusan Pengadilan Agama Pangkulan Bun
tanggal 22 hulan Pehruuri 1989 M bertepatan dcngan tunggal J 6
bulan Rajah 1409 H. Nomor . 227/1988:

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI

Menyatakan, bahwa termohon/pembanding selaku orang tua


mempunyai kekuasaan terhadap anak-anaknya :
1. Dessy Corniasita:
2. Ferrina Quarisanthy:
3 Merystha Lusiana:
Menghukum termohon/pembanding untuk mcmbayar sernua
biaya yang timbul dalam perkara ini, yang untuk tingkat banding
saja diperhitungkan sebesar Rp. I 0.500,- (sepuluh ribu lima ratus
rupiah):
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberikan kepada
pemohon/terbanding pada tanggal 19 Agustus 1989 kemudian
terhadapnya oleh pcmohon/terbanding diajukan pennohonan untuk
pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal 28 Agustus l.989
sebagaimana ternyata dari surat keterangan No. PA.p/2/P/HK.03.4/
409/1989 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan
Bun permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi
yang memuat alasan-alasannya yang diterima di kepaniteraan
Pengadilan Agama tersebut pada tanggal 11 September 1989;
Bahwa setelah itu oleh termohon/pembanding yang pada
tanggal 12 September J 989 telah diberitahu tentang memori kasasi
dari pemoho-fl/terhanding diajukan jawaban memori kasasi yang
diterirna di kepanireruan Pengadilan Agama Pangkalan 8un pada
ianggel I 9 September 1989:

163
Menirnbang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. maka perrnohonan
kasasi atas putusan atau penetapan pengadilan tingkat handing
atau tingkat terakhir di lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersehut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
U ndang-undang Mahkamah Agung terse but;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dcngan
seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu pennohonan
kasasi tersebut forrnil dapat diterirna;
Mcnirnbung, bahwa keheratan-keberatan yang diajukan oleh
pemohon kasasi dulam rnemori kasasinya tersebut pudu pokoknyu
ialah :
I. Bahwa yang menjadi pokok perkara ini adaluh masalah
perwalian untuk ketiga orang anak almarhumah Putri Raulah
dan bukan masalah warisan dan pembagian mana peninggalan
Putri Raulah sehingga pemohon kasasi tidak mcndalilkan
pernbagian hartu dirnuksud:
2. Bahwa PengadilanTinggi Agama Palangka Raya tidak
seharusnya memberikan kedudukan hukum sebagai pihuk hagi
termohon kasasi, karena memang sejak semula kedudukannya
bukanlah sebagai pihak, karena oleh pemohon kasasi tidak
diajukan sebagai termohon atau tergugat oleh karena itu sesuai
dengan hukum yang berlaku, termohon kasasi diberi hak
dcngan earn vcrzet untuk mempertahankan haknyu, sehingga
status tcrmohon kasasi adalah sebagai pelawan dan bukan
dcngan cara mengajukan banding selaku pihak dalam pcrkara;
3. Bahwa harta peninggalan almarhumah Putri Raulah hanya
dapat diw ariskan kepada ketiga anak-anak almarhumah Putri

164
Raulah. scdangkan dudanya almarhumah Pulri Ruuluh yaitu
tcnnohon kasasi/termohon telah gugur haknya schagui ahli
wuris. Karena scwaktu Putri Raulah masih hidup tcrmohon
k.rsusi/termohon telah mengkhianati jiwa/rohani Putri Raulah
almarhumah yuitu telah melakukan hubungan dengan wanitu
lain schingga memperoleh anak di luar pernikahan.
4. Bahwa pemohon kasasi merasa keberatan apabi la ketiga anuk
ulmarhumah Putri Raulah diasuh oleh terrnohon kasaxi,
meskipun tcrmohon kasasi adalah ayah kandang dari ketiga
anak-anak tersebut sebab berdasarkan bukti autcntik yang
berupa surat Keputusan Bupati Kepala Ducruh Pangkalan
Bun No. 862.3/60 PEG/1987 tanggal 21 September 1987
yang isinya menjatuhkan sangsi adminislrasi tcrhadup
pcmohon kasusi karena tingkah lakunya yang brutal:

Menimbang :
mengenai keberatan-keberatan ad 1, 3 dan 4 :
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena
Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya tidak salah mcnerapkan
hukum:

mengenai keberatatan ad 2 :
Bahwa keberaian ini juga tidak dapat dibenarkan karena
Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya tidak salah menerapkan
hukum. Dan ternyata dalam putusan Pengadilan Agama Pangkalan
Bun termohon kasasi adalah sebagai pihak termohon, malah
scwuktu ucapan putusan Pengadilan Agama termohon kasasi hadir;
Mcnirnbang. hahwa namun dernikian menurut pcndupai
Mahkamah Agung benar putusan Pengadilan Tinggi Agama
Palangka Raya harus diperbaiki karena kurang tcpat:

165
Mcnimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbungkun
tersebut di atas, maka permohonan kasasi yang diajukan o1ch
pemohon kasasi Gusti Asrapuddin bin P. Perdana terscbut harus
ditolak dengan perbaikan amar putusan Pengadilan Tinggi Agama
Palangka Raya sedemikian rupa sehingga menjadi bcrbunyi
sebagai akan disebut di bawah ini; ·
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 tahuu
1970, Undang-undang No. 14 tahun 1985 dan Undang-undang
No. 7 tahun 1989 yang bersangkutan; .

MENGADILI
Menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi: GUS'I'I
ASRAPUDDIN bin P. PERDANA tersebut dengan perbaikun
amar putusan Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya tanggal
6 Juni 1989 M, bertepatan dengan tanggal 2 Zulqaedah 1409 M.
No. 0.2/ 1989 sedemikian rupa sehingga menjadi berbunyi sebagai
berikut;
Meuerima permohonan banding pernbanding;
Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pangka1an Bun
tanggal 22 Pebruan 1989 M, betepatan dengan tanggal 16 Rajah
1409 H. No. 227/1988;

DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI

Mcnolak permohonan pemohon;


Menghukum pcmohon untuk membayar biaya perkura yang timbul
dalam tingkat pertama sebesar Rp. 37 .500,- (tiga puluh tujuh ribu
limn ratus rupiah);
Menghukum pernbanding untuk membayar biaya perkara
yang timbul dalam tingkat handing sebesar Rp. I 0.500.- (sepuluh
rihu lima ratus rupiah);

166
Mcnghukum Pcmohon kasasi akan membayar biayu pcrkara
dalarn tingkat kasusi ini ditetapkan sehanyak Rp 20.000.- (dua
puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskun dalam rapat permusyuwarutan
Mahkamah Agung pada hari: SELASA TANGGAL 10 MARET
1992. dcngan Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Kctua Muda yang
ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H.
Masrani Basran. SH. dan H. Amiroeddin Noer, SH. sebagai
Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka pada
hari: SELASA, TANGGAL 21 JULI 1992 oleh Ketua Sidang
tersebut. dengan dihadiri oleh H. Masrani Basran, SH. dan H.
Amiroeddin Noer, SH. Hakim-Hakim Anggota dan Ny.
Nawangsih Soetardi, SH. Panitera Pengganti; dengan tidak dihadiri
oleh kedua bclah pihak:.

Hakim-Hakim Anggota; Ketua:


ttd. ltd.

H. Masrani Basran, SH. Prof. H. Busthanul Arifin, SH.

Panitra Pengganti

ttd.

Ny. Nawangsih Soetardi, SH.

167
I

'

1 --
1· ,
l'

,1·, 0 f11
.r
r

I.

I/
TENTANG HARTA BERSAMA

.
H. Satria Effendi M. zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG HARTA BERSAMA
(Gugatan Harta Bersama)

Pendahuluan
Barungkali baru untuk pertama kali ini masalah pcmbagian
harta hersama sernpat disajikan kepada para pembaca kita ini.
Kasus i ni termasuk langka di lingkungan Peradi Ian Agama.
walaupun bukannya tidak ada sama sekali. Mengurus pembagian
harta bersama termasuk masalah yang peka bagi sebagian anggota
masyarakat kita, apalagi bila hal ini disebabkan oleh meninggalnya
salah seorang dari suami isteri. Rasanya tabu untuk dimunculkan
ke permukaan. bagi masyarakat suku Jawa barangkali hal ini
karcna pengaruh dari kultur Jawa yang terkenal dengan ungkapan
mikur duwur mendhem jeru, yang berarti menjunjung tinggi sifat-
si fat baik dari almarhum (ah) dan melupakan jauh-jauh sifat
ncgatif dari padanya, supaya hanya kenangan baik saja yang
tinggal.
M. Zahid, S.H. dalam tesisnya untuk memperoleh gelar
Magister dalam Ilmu Hukum di Universitas Indonesia telah
mengadukan penelitian di Ibu Kota OKI Jakarta mengenai masalah
ini. Dia tclah mcngajukan kuestioner kepada sejumlah anggota
masyarakat yang mempunyai keterlibatan langsung mengenai
pembagian harta bersama. Para responden terdiri dari antara lain
anggota masyarakat biasa, golongan intelektual. hahkan golongan
mtelcktual yang pcrnah menikah dengan warga negara asing.

171
Jawaban dari mereka pada umumnya mengatakan kecngganannya
untuk membicarakan secara terbuka. apabila menjadikannya
perkara ini di Pengadilan. Menurut mereka hal ini disebahkan
antara lain karena merasa tidak etis, atau merasa tidak perlu. atau
disebabkan karena memandangnya sebagai hal yang tiduk pen ting.
Mereka ini heranggapan bahwa yang lebih utama dalam masnlah
ini adalah perceraian, sedang perkara harta benda (harta bcrsarnu i
adalah masalah sekunder. Mereka telah merasa cukup apabilu
untuk memenuhi keperluan sehari-harinya tidak terganggu. Dalarn
kasus yang sedang kita kaji ini masalah tersebut secara jclas
terungkap. sekurang-kurangnya menurut jawaban tergugal (suami)
bahwa (bekas) isterinya yaitu sebagai penggugat, ingin sekuli
cepat memperoleh surat cerai, karena agar supaya ia segera dapat
menikah dengan cowoknya (suaminya sekarang). Dernikian kata
Tergugat (bekas suami ).
Kita merasa perlu bersyukur bahwa dalam kelangkaan i tu
ternyata ada pula kasus yang menyebul ke permukaan. khusunya
perkara di Lhokseumawe. Aceh yang akan kita kaji di bawah ini.
Dengan demikian kita mernperoleh pengertian yang lcbih
mendalam betapa persepsi masyarakat terhadap masalah tcrscbut
dan scbagaimanu penyelesaiannya.

Jalanya Peristiwa
Sapiah binti Ubit, 26 tahun dan M. Husin bin Amin. 38
tahun telah menikah. Dari pcrnikahan itu mereka telah dikarunia
beberapa orang anak (tidak ada keterangan yang jelas berapa
jumlah anak mereka yang pasti). Atas gugatan dari pihak istcri.
mereka bercerai di Pengadilan Agama Lhokseumawe pada tanggal
30 Agustus 1989.
Nampaknya pihak isteri tidak merasa pcrlu rncngujukan
pcrmohonan pcmbagian hurtu bcrsarna (harta-harta bersama )
sekaligus hcrsama-sama dengan gugatan perceraian.

172
Scpuluh bulan kemudian, tepatnya tanggal 4 Juni 1990 pihak (
bckus) isteri, dalam hal ini Sapiah binti Ubit mengajukan gugatan
pcmbagian harta bersama dengan dalil bahwa putusan Pengadilan
Agama Lhokseumawe tanggal 30 Agustus 1989 mengenai
pcrceraian mereka tidak/belum menentukan pembagian harta
bersuma dan bahwa hampir semua harta bersama dimaksud berada
di bawah kekuasaan pihak (bekas) suami Tergugat dalam perkara
ini. Pengadilan Agama Lhokseumawe dalam putusan No. 20 I I
Perdt.G/1990 tanggal 27 September 1990 telah menerima baik
gugatan dari Penggugat. Dengan demikian berarti Penggugat
keluar sebagai pemenang.
Tergugat, dalam hal ini (bekas) suami rnerasa tidak puas
terhadap purusan tersebut dan cepat-cepat mengajukan
permohonan Banding ke PTA. Banda Aceh atas putusan tersebut
di atas. Dalam memori banding, Pembanding mengemukakan
herhagai alasau bahwa Pengadilan Agama Lhokseumawe dalam
putusan talak terdahulu semata-mata hanya berpegang pada alasan
pelanggaran Talik Talak, tanpa memperhatikan ucapan Terbanding
yang menyatakan , "kalau cerai oleh Pembanding atau diputuskan
oleh Pengadilan Agama Lhokseumawe, tidak akan dituntut harta
seuharkat, rnaka untuk itu Pengadilan Tinggi Agama dapat
merninta Pengadilan Agama Lhokseumawe untuk membuka
kcmbali sidang guna mendengar keterangan saksi-saksi
Pernbanding yang menerangkan bahwa Pembanding benar
mempunyai harta kekayaan sebelum kawin dengan Terbanding",
PTA. Banda Aceh dalam putusan No. 66/1990 tertanggal 31
Oktober 1991 pada prinsipnya menerima gugatan Penggugat/
Tcrbanding dan mcmbatalkan tetapi sekaligus mernperbaiki
putusan Pcngadilan Agama Lhokseumawe No.201/Pcrdt. G/1990
tanuual
bb
27 September 1990. Putusan PTA. ini, berarti menambah
.
kcmenangan pihak Penggugat terdahulu yaitu Sapiah binti Ubit,
yang dalam perkara handing ini ia sebagai Terbanding. Kalau

173
berdasar putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe ta memperoleh
Rp. 14.637 .000,00 yaitu 1/3 (sepertiga) dari harta bersarna dan
sisanya yaitu 2/3 untuk suarni, berdasar putusan PTA Banda Aceh.
Sapiah binti Ubit menerima Rp. 21.955.000.00 yaitu separo dari
harta bersama. Bagi an yang sama di terima oleh suami atau bekas
suami yaitu Husin bin Amin. Untuk kedua kalinya Husin bin
Amin merasa kecewa dan tidak puas; kali ini terhadap putusan
Hakim PTA. Banda Aceh. Oleh karena itu Perilbanding
mengajukan permohonan Kasasi pada Mahkamah Agung. Dan
Mahkamah Agung dalam putusan No. 97/K/AG/1992 tanggal 30
Januari 1993 memutus menolak permohonan kasasi yang berarti
putusan PTA Banda Aceh diterima, tidak berubah, dan sekaligus
kemenangan pihak isteri dapat "pengukuhan dan pengakuan"
secara pasti.
Demikian perkara yang berlangsung sejak 4 Juni 1990 dan
berakhir pada 30 Januari 1993.

Pembahasan
1. Pengertian
Ada baiknya terlebih dahulu kita menelusuri istilah-istilah
yang bertalian dengan masalah yang sedang kita bahas ini.
Di antara istilah-istilah tersebut kita jurnpai misalnya harta
seuharkat (Aceh), gono gini (Jawa), harta perkawinan, harta
bersama, dan lain-lain. Mengenai hal ini Kompilasi Hukum
Islam memberi garnbaran jelas mengenai harta bersarna.
Dalam Bab XIII Pasal 85-97 KHI merumuskan pengertian
yang rinci mcngenai :

l. Harta bawaan : yang dimaksud ialah harta yang dibawa


oleh Suami atau Isteri pada saat melakukan perkawinan.
Dapat dikatakan bahwa harta tersebut sebagai milik asli

174
dan Suarm atau lsten. Pemilikan terhadap harta bawaan
dijarnin keheradaannya secara juridis oleh hukum
Perkawinan
2. Hatta prihadi yaitu yang diperoleh oleh Suami atau lsteri,
selama perkawinan berlangsung, sebagai hadiah wasiat
atau warisan yang diperoleh secara pribadi terlepas dari
soal perkawinan.
3. Harta bersama : yaitu harta yang diperoleh dalam masa
perkawinan dalam kaitan dengan hukum perkawinan,
baik penerimaan itu lewat perantaraan isteri maupun
lewat perantaraan suami. Harta ini diperoleh sebagai
"hasil karya" dari suami isteri, atau suami atau isteri
dalam kaitan dengan perkawinan.
Pada harta bersama terdapat pengertian yang menonjol
yaitu bahwa perolehannya atas hasil karya mereka dan dalam
masa perkawinan. Dua syarat ini adalah pengertian secara
kumulatif dalam harta bersama. Berbeda dengan harta
bawaan, pada angka ( l) yang diperoleh sebelum perkawinan,
dan harta pada angka (2) yang diperoleh secara pribadi tanpa
hasil karya. Pengertian-pengertian di atas mungki n
mengandang berbagai kelemahan, dan untuk itu penulis ingin
mendapat kritik dari pembaca yang budiman. Penulis hanya
ingin mengatakan bahwa dalam tulisan (analisis) ini
selanjutnya akan dipakai istilah harta bersama dengan
pengertian seperti telah disebut di muka.

2. Barta Bersama dalam Hukum Perkawinan


Dalam literatur lama Fiqih Islam bidang Perkawinan tidak
dijumpai pembahasan mengenai harta bersama. Fiqih Islam
cenderung mengabaikan masalah ini sehingga terkesan
tiadanya peranan isteri dalam pembinaan keluarga, termasuk
pembiayaannya. Hal ini holeh jadi disebabkan karena situasi

175
dan kondisi masyarakat ketika para pakar Fiqih Islam rncnulis
kitab-kitabnyu.
Kini kcadaan telah berubah, hal-hal yang dahulu pernah
tcrpikirkan, satu demi satu sekarang muncul ke pcrmukaan.
Tuntutan kehidupan semakin meningkat sejalan dengan
tuntutan kebutuhan, Biaya rumah tangga yang dahulunya
dalam banyak hal hanya terbatas pada soal sandang pangan
dan papan, sekarang sudah tidak sesuai lagi. Pada masa
sekarang biaya pendidikan anak-anak telah merupakan pos
pengeluaran yang tidak sedikit jumlahnya, disamping biaya
pengobatan, rekreasi dan biaya-biaya lainnya.
U ntuk mernenuhi keperluan di atas seorang isteri secara
sukarela, bahkan sering karena terpaksa harus ikut bckerja,
mencari rejeki. mernbahtu suami ikut memikul tanggung
jawab rumah tangga. Wanita (telah) memasuki pasaran tenaga
kerja di negara manapun, bahkan tidak jarang sektor tertentu
di dominasi oleh tenaga kerja wanita. Citra seorang seperti
dilukiskan dalam literatur lama, sudah terhapus oleh trend
· yang melanda dania sekarang ini.
Agama Islam sendiri tidak pernah menggariskan bahwa
isteri itu harus di rumah saja. Ajaran agama kita lebih
menekankan bahwa setiap orang itu berfungsi sebagai
penanggung jawab dan karena itu dituntut pertanggung-
jawabannya. Hadis Nabi : "Kullukum Rain, wa kullu Rain
mas ulunan Raiyyanhi'',
Sistem perkawinan yang berlaku di masyarakat kita
memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
I. Perlunyu dedikasi secara total dari suami isteri:
2. Perlu partisipasi penuh dari kedua belah pihak dalam
membina rumah tangga;
3. Keterhukaan, dan
4. Jaminan hukum.

176
Dalam bcrbagai kasus dapat diketahui buhwu scorung
isteri dcngan suka rela melepas perhiasan milik pribadinyu
( sebagan harta bawaan ). demi menjaga supaya asap dupur
selalu mcngcpul. Pcmandangan scmacam ini dapat ditcmui
di munu-mana dan scpanjung masa. Kita sernuu angkut topi
icrhudup dcdikusi mercka yang tanpa pamrih itu.
Dilihat dari segi lain, hal itu merupakan adat/kebiusaan
yang sudah turun temurun. Jadi dalam rnembina rumah tangga
selain diutur herdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum yang
normatil. penman adat/kebiasaan tidak dapat diabaikan sama
. . ckuli.
Aguma Islam mempunyai sikap yang jelas dan konsisten
icrhadap udat, yaitu tidak a priori menolak, juga tidak a priori
mcncrima. Tidak ada adat yang ditolak karena ia adalah adat,
dan tidak pula diterima karena adat. Semua itu tergantung
apakah adat tersebut sesuai dengan konsep hukurn Islam atau
tidak. Dalam kitab-kitab Fiqih, adat kebiasaan biasa disebut
dengan al Urf waladah. Keduanya mempunyai pengertian
yang sama. Harns diakui bahwa adat mempunyai peranan
hcsar dulum pembinaan hukurn Islam. Namun karena
kctcrbatuxan ruang dan kesempatan dalam penulisan analisis
ini. maka secara singkat dibawah ini hanya disajikan heberapa
hal, dan bagi rnereka yang mempunyai minat memperluas
dan mernperdalam, dipersilahkan melakukan pengkajian lebih
lanjut :
a) Banyak teks-teks (nash) yang didasarkan atas al urf wal
"adat, seperti misalnya ketentuan diyat, qasamah dalam
Jinayat Qisas.
b) Sunnah Taqririyuh yang berupa penerimuan tcrhudap
adat-udat yang dipandang baik.
l') Hadi- Ma' tsur yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas' ud yang
rncngutukun "Marauhu al Muslimu-na hasanah Iahuwa

177

_J
"inda Allahi hasanun" (apa-apa yang dipandang baik oleh
orang-orang Muslim. maka demikian pula dipandang baik
disisi Allah).
d) Imam Malik bahkan menetapkan hukum bcrdasarkan udat
kebiusaan yang hidup di Madinah (Sunnatu Ahli)
Madinah, Amalu Ahli I Madin ah a tau Ra' yu Ahlil
madinah).
Timbullah pertanyaan di sini. Apakah kriteria atau tolak
ukur yang dipergunakan untuk menentukan apakah suatu adat
itu dapat diterima sebagai hukum atau tidak. Ikutilah pendupat
Dr. Subhi Mahmassani bahwa adat itu dapat ditetapkan
sebagai hukum apabila :
a) Dapat diterima oleh akal sehat, sesuai aspirasi hukum
mas yarakat.
b) Kejadian itu telah dan terus berulang-ulang terjadi dalarn
masyarakat
c) Adat tidak berlaku apabila para pihak menentukan lain.
d) Tidak menyalahi ajaran Islam.
Atas dasar itu semua maka adanya harta bersama yang
dirumuskan dalarn Undang-undang Perkawinan Pasal 35-37
dan dalam Komplikasi Hukum Islam Pasal 85-97 tidak
bertentangan dengan Hukum Islam, bahkan mempunyai arti
positif dulam aktualisasi Hukum Islam di negara kita,

3. Putusan Pengadilan Agama


Adalah sangat menarik mengkaji perkara-perkara,
khususnya pcrkara di lingkungan Peradilan Agama. Dalam
kasus-kasus itu sering kita jumpai berbagai macum ripe
rnanusia Lian sebagaimana mereka mcnjalani lukon kchidupm1
ini. yang kudang ibarat sandiwara layaknya.

178
Sangat disayangkan bahwa dalam kasus yang sedang
kita kaji ini tidak ditemui bagaimana proses perceraian antara
Sapiah binti Ubit dan Husin bin Amin, yang dalam kasus
yang sedang dianalisis ini menjadi pelaku utamanya. Saya
kira para pcrnbaca setuju mengatakan bahwa masalah
pembagian harta bersarna antara mereka berdua, hingga untuk
dapat menangkap secara utuh mengenai perkara ini, kita harus
mengetahui secara jelas faktor-faktor penyebab adanya
perceraian itu. Hal ini sangat terasa sekali manakala kita
menjumpai alasan gugatan dan jawaban dari satu pihak kepada
pihak lainnya. Dari bahan yang serba terbatas berdasarkan
rekaman-rekaman yang kita peroleh dari putusan Pengadilan
Agama Lhokseumawe dan Pengadilan Tinggi Agama (PTA)
Banda Aceh mengenai perkara pembagian harta bersama ini,
diupayakan untuk merekonstruksi kejadian-kejadian sekitar
perceraian antara mereka berdua.
Adalah Sapiah binti Ubit, 26 tahun, yang telah menikah
dengan Husin bin Amin, 38 tahun, dan telah dikaruniai
heherapa orang anak, dan berhasil membina kekayaan yang
lumayan jumlahnya. Dengan alasan yang tidak daput kitn
tangkap secara jelas, si lsteri yang masih tergolong rnuda
usia ini mcngajukan gugatan ke Pengadilan Agama
Lhokseumawe dengan alasan suaminya telah melanggar ta' lik
talak. Atas pclanggaran yang mana, memang tidak diketahui
secara pasti. Yang jelas si Isteri mengajukan permohonan
agar supaya Pengadilan Agama Lhokseumawc menyatakan
bahwa pelanggaran yang dituduhkan itu telah terbukti secara
sah dan menyakinkan, sehingga Hakim mernutuskan jatuhnya
talak satu Husin kepada isterinya Sapiah. Talak alas dasar
pelanggaran isi dari TaIik memang dapat dikategorikan
sebagai talak rebus, yang memberi hak kepada isteri untuk
mcngajukan gugatan ke Pengadilan Agama dengan tebusan

179
sebanyak Rp. 1.000. - yang oleh Suami uang tcbusan sebanyak
itu dikuasukun kepada Pengadilan Agama untuk kcpcntingan
ihadah sosial, scsuai dengun janji yang: telah diucapkan sesaat
sctclah bcrlangsungnya akad nikah.
Scpcrti telah dijelaskan di atas kita tidak mengctahui
sccara pasti apa yang menjadi alasan isteri untuk mcngujukan
perkura tcrscbut. pelanggaran mana yang dilakukan oleh
Suumi, Tctapi yang jelas talak satu telah jatuh. Bolch jadi
Suarni mcnganggap talak ini adalah talak rebus dengan
imbalan bebcrapa macarn harta yang merupakan harta
bcrsama . Tetapi boleh jadi juga itu hanyalah alasan yang
dihuat oleh Suami dalam menghadapi gugatan bekas Isteri
mcngenui pembagian harta bersama. Dari pihak Sapiah
scndiri, bckas isteri. nampaknya kurang terpikir mengenai
hartu bersuma ini ketika ia mengajukan perkara pelanggaran
Ta' lik Tuluk dahulu. Barangkali yang penting haginya ketika
itu ia dapat bercerai dari Suaminya, Husin bin Amin. Pihuk
yang terakhir ini dalam jawabannya pada perkara mengenai
pembagian harta bersama mengatakan bahwa sebenarnya ia
berkeberatan atas adanya perceraian, narnun katanya karena
si isteri terns mendesak sebab ingin kawin dengan pacarnya
( suaminya yang kedua, sekarang ini) maka akhirnya Sapiah
bcrhasil mendapat perceraian. Tentu tuduhan sernacarn itu
sulit dibuktikan. Namun yang jelas pada saat Sapiah
mengajukan gugatan pembagian harta bersama, ia telah
menikah untuk kedua kalinya. Dari peristiwa itu barangkali
kita sepakat mengatakan bahwa memang sering. sekurang-
kurangnya dapat tcrjadi, bahwa masalah harta hersarna ini
kadang - kadang orang merasa tidak per lu u ntuk
membicarakannya secara terbuka dalam kesempatan pertama.
dan kerap kali terbukti bahwa perilaku seseorang sering
dimotivasi atau dilatar belakangi oleh masalah-masalah
kebendaan. Itulah dania dan peranan materi di dalamnya.

180
Dari segi juridis putusan Pengadilan Lhokseumawe No.
20 l/Perdt-G/1990 memiliki pijakan-juridis sesuai Undang-
undang Perkawinan. Pembagian segendong sepikul ( I :2)
antara lsteri dan Suami mengenai pembagian harta bersuma
dapat di mengerti. Kita yakin bahwa putusan tersebut rnasih
dalam kerangka sabda Rasul : ldza ijtahada al hakimu fa
ashaba fa lahu ajrani, wa in akhthaa fa lahu ajrun wahid.
Atas putusan itu kedua belah pihak merasa tidak puas.
Penggugat merasa tidak puas karena pembagian itu dipandang
tidak adi I. Yang adil menurutnya adalah pembagian dengan
perbandingan I: I. Tergugat merasa kecewa terhadap putusan
terscbut. Dia akan puas barangkali apabila barang-barang
yang dikategorikan sebagai harta bersama itu sudah tidak
ada lagi sccara juridis karena telah dijadikan tebusan oleh
istcri atas talak yang telah diperolehnya. Mereka mempunyai
hak handing dan ternyata tergugatlah yang menggunakan hak
terscbut. Kita tunggu putusan Pengaddilan Tinggi Agama.
4. Putusan Pengadilan Tinggi Agama
Nampaknya PTA Banda Aceh tidak menemui hal-hal
yang serius yang dapat berakibat dibatalkannya putusan
Pengadilan Agama Lhokseumawe dalam kasus tersebut di
atas. Bahkan semua dalil yang dikemukakan Pembanding
ditolak satu demi satu. Dan sebaliknya menerima keberatan
yang diajukan Terbanding dalam kontra memori untuk
membagi harta bersama secara seimbang 1 : l antara
Terbanding dengan Pembanding. Jadi in principe PTA dapat
menerima pertimbangan-pertimbangan hukum dari Pengadilan
Auama Lhokseumawe dan sekaligus pembagian harta bersama
te;sehut. Yang tidak diterima oleh PTA adalah penafsiran
mengenai perimbangan bagian antara bekas suami isteri
tersebut. karena PTA menggunakan ukuran yurisprudensi dari
Mahkamah Agung, sementara PA menggunakan adat

181
sctempat. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak mengubah
jenis, kuantitas dan taksiran harga dari tiap barang yang
termasuk harta bersama. Hanya saja di sini PTA telah
membuat kekeliruan dalam mengutip daftar kekayaan
tersebut. Kita yakin hal itu hanyalah merupakan salah ketik
tulis, namun seharusnya kekeliruan itu tidak usah tcrjadi
kalau saja PTA bertindak cermat. Kesalahan itu terjadi dalam
putusan PTA yang tidak memasukkan daftar barang No. 22.
sementara daftar No. 21 tertulis taksiran harga yang salah,
walaupun putusan PTA itu menyebutkan "mengadili sendiri".
Dengan putusan PTA Banda Aceh tersehut maku
kemenangan pihak Penggugatfferbanding menjadi bulat dan
penuh, sernentara Pembanding agaknya Pembanding masih
memiliki nyali yang tersisa, sehingga dalam kcscrnpatan
pertama ia menggunakan haknya, upaya hukum baru berupa
permohonan kasasi ke Mahkamah Agung. Namun di sini
juga ia mendapatkan batu sandangan karena ternyata upaya
hukumnya ditolak oleh Mahkamah Agung

Penutup
Dengan putusan Mahkarnah Agung No. Reg. No. 97 K/ AG/
1992 tanggal 30 Januari 1993 yang menolak permohonan kasasi
dari Husin bin Amin. Tergugat/Pembanding/Pemohon kasasi dalarn
perkara ini, maka berakhirlah seluruh proses peradilan. sejak di
tingkat pertama sampai tingkat terakhir. Yang masih tersisa bagi
· Hus in ialah upaya hukum haru berupa Peninjauan Kernbali (PK)
ke Mahkamah Agung, yang biasanya jarang ditcmpuh kecuali
mengenai hal-hal yang luar biasa. Semoga yang kalah masih
tetap mcmpunyai kepercayaan diri, tidak "nglokro", sedang yang
menang tetap rendah hati dan tidak mabuk karena kemenangan ..
Scmoga kita scmua dapat mcnarik pelajaran dan hikrnah dari
peristiwa tersebut di alas. Amicn.

182
SALINAN - PUTUSAN
NO. 201/Perd - G/1990

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di Lhokseumawe telah memeriksa dan


mengadili perkara Perdata dan telah menjatuhkan Putusannya
dalam Tingkat Pertama dalam perkara gugatan Pembahagian Harta
Seharkat yang diajukan oleh seorang perempuan Nama :

SAPIAH binti UBIT, umur 26 tahun, Agama Islam.


pekerjaan lbu rumah tangga, tempat tinggal Desa Keude
Puntuet Kecamatan Blang Mangat A. Utara, selanjutnya
disebut sebagai "PENGGUGAT";

BERLAWANAN SEORANG LAKI-LAKI NAMA:

M. HUSIN bin AMIN. umur 38 tahun, Agama Islam.


pekerjaan Jualan, tempat tinggal Desa Keude Puntuet
Kecamatan Blang Mangat A. Utara, selanjumya disebut
sebagai "TERGUGAT"~
− Pengadilan Agama tersebut;
− Telah membaca surat-surat perkara;
− Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat;
− Telah memperhatikan bukti-bukti lainnya;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimhang. bahwa dengan surat gugatan Penggugat


tertanggal 4 Juni 1990 perihal gugatan harta seharkat diajukan ke

183
Pengadilan Agama Lhokseumawe telah terdaftar menjadi perkara
selanjutnya di dalam sidang mengemukakan sebagai berikut :
− Bahwa, antara Tergugat dengan Penggugat adalah bekas suami
isteri yang sudah bercerai di Pengadilan Agarria Lhokseumawc
tanggal 30 Agustus 1989;
− Bahwa, selama perkawinan Penggugat dengan Tergugat
berlangsung Penggugat dengan Tergugat sudah mempunyai
sedikit harta seharkat dan semenjak perceraian sampai dengan
sekarang harta-harta seharkat tersebut belum dibagi antara
Penggugat dengan Tergugat;

ADAPUN HARTA-HARTA SEHARKAT ANTARA


PENGGUGAT DENGAN TERGUGAT ADALAH SEBAGAI
BE RIK UT:
1. Satu pin tu Toko Papan ( darurat) beserta tanahnya yang
berukuran 4,25 x 30 M yang terletak di Keude Puntuet dan
diperkirakan harga R p. 7 .500.000,-
2. Satu pintu Toko Perrnanen beserta tanahnya berukuran
3, 75x IO M terletak di Keude Puntuet diperkirakan harga
Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah);
3. Satu Unit Vespa PX tahun 1985 diperkirakan harga Rp.
1.200.000.- (satu juta dua ratus ribu rupiah);
4. Satu Unit Mobil Pik Up, merek Cevrolet Luv tahun 1985
harga R p. 11.000.000 (sebelas juta rupiah);
5. Satu Unit TV berwama merek Nasional ukuran 20 inci harga
Rp. 600.000,- (enam ratus nbu rupiah);
6. Satu Unit Vidio Kaset Merek Nasional dengan harga Rp
.400.000,(empat ratus ribu rupiah);
1. Satu Ste) kursi tamu (busa) dengan harga Rp. 50.000,- (Iima
puluh ribu rupiah);

184
8. Satu buah lernari pakaian dengan harga Rp. 40.000,- (cmpat
puluh ribu rupiah):
9. Satu buuh bupet dengan harga Rp. I 00.000.- (scrams rihu
rupiah);
I 0. Dua belas mayam ernas murni sekarang bernilai Rp.720.000.-
( tujuh ratus dua puluh ribu rupiah);
11. Satu petak tanah sawah yang luasnya 4,5 mah upah terletuk
di Dcsa Pulo Blang Tring dengan batas-batasnya :
− Sebelah Baral dengan sawah M. Kasim:
− Sebelah Timur dengan saluran air;
− Sebelah Utara dengan tanah sawah Teka Diman:
− Sebelah Selatan dengan tanah sawah Zakaria;
dipcrkirakun harga Rp. 5.000.000,- (lima juta ribu rupiah);
12. Satu petak tanah sawah luasnya 6 gupang terletuk Ji Dcsa
Tumeng Cot Kerik yang berbatas :
− Sebelah Barat dengan saluran air;
− Sebclah Timur dengan tanah sawah M. Nur;
− Sebelah Utara dengan tanah sawah H. Banta Cek:
− Sehclah Selatan dengan tanah sawah Matou Basyah;
diperkirakan harga Rp.750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah);
13. Satu petak tanah saw ah yang luasnya 6 gupang upah, yang
terletak di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan sawah Mah Cek;
− Sebelah Timur dengan sawah Khadijah;
− Sebcluh Utara dengan sawah Apapanah:
− Sebelah Selatan dengan sawah H. Banta Cak:
dipcrkirakan harga Rp. 300.000,- (liga ratus ribu rupiah);

185
14. Satu petak tanah sawah yang luasnya enam gupang upah
terlctak di Desa Tunong dcngan batas-hatasnya:
− Sebcluh Baral dengan tanah sawah Tgk. H. Nari;
− Sebelah Timur dengna tanah sawah K. Puri;
− Scbclah Utata dcngan sawuh Makuneng clan Jasilah:
− Sebcluh Selatan dengan tanah sawah Usman Toupin:
diperkirakan harga Rp.600.000,(enam ratus ribu rupiah);

15. Satu petak tanah sawah yang· luasnya 3 gupang tcrletak di


Desa Tunong dengan batasnya:
− Sebelah Barat dengan tanah sawah H. Yusuf l.uun:
− Sebelah Timur dengan saluran air;
− Sebelah Utara dengan tanah sawah Cek Ni;
− Sebclah Selatan dengan tanah sawah Payo:
dipcrkirakan harga Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah):
J 6. Satu petak kehun kelapa di Desa Kuala, batas-baiasnyu:
− Sebelah Barat dengan kebun ayah NU;
− Sebelah Timur dengan jalan umum;
− Sebelah Utara dengan kebun kali Rutin;
− Sehclah Selatan dengan kebun Pawang Amin:
taksiran harga Rp. 2.500.000,- (dua juta lima rutus rihu ru-
piah):
17. Satu pctak kcbun kelapa di Desa Blang Cut. hatas-butusnyu:
− Scbclah Baral dengan kehun Nek UK;
− Sebelah Timur dengan kebun Matisahawu dan Nck
Burumat:
− Sebclah Utara dengan kebun Ali Basyah:
− Sebelah Selatan dcngan kebun ayah Lhok ~
taksiran harga Rp. 1.500.000.- (satu juta lima ratus rihu ru-
piah);

186
18. Satu petak kebun kelapa di Desa Jambo Timur batas-batasnya:
− Sebelah Baral dcngan kebun Aji M. Beub;
− Sebelah Timur dengan kebun Abdul Wahub:
− Sebelah Utara dcngan pinggir laut;
− Scbelah Selatan dcngan kebun Aji M. Bcub:
taksiran harga Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah);

19. Satu petak kebun kelapa di Desa T~nong batas batasnya:

− Sebelah Barat dengan kebun M. Ali Dang;


− Sebelah Timur dengan kebun Tgk. H. Nafi;
− Sebclah Utara dengan kebun K. Karia dan Utoh Badai:
− Sebelah Selatan dengan kebun Pr. Aisyah;
taksiran harga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puliuh ribu
rupiahi.-
20. Satu petak kebun kelapa di Desa Tunong batas-hatasnya:
− Sehclah Baral dengan kebun K. Abdullah:
− Scbelah Timur dengan kebun Tgk. Manto:
− Sebelah Utara dengan Lorong;
− Sebelah Selatan dengan kehun lnum Ismail:
taksiran harga Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah):

21. Satu pctak kehun kelapa di Desa Tunong, batas-butusnya:

− Sebelah Baral dengan kebun Cut Awan:


− Sebelah Timur dengan kebun Tgk. M. Yacoub;
− Sebelah Utara dengan kebun Imam Ismail;
− Sebelah Selatan dengan kebun Nek Bo/Fatimah;
taksiran harga Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh rihu rupiah):

22. Salu pctak kebun kclupa di Dcsa Baloi Cot Me dcngan batas-
batasnyu:

187
− Sebelah Barat dengan tanah sawah Abdullah Tulot;
− Sebelah Timur dengan saluran air;
− Sebelah Utara dengan tanah Ulee Cot (Milik Marzuki;
− Sebelah Selatan dengan kebun kelapa Tgk. Bali;
taksiran harga Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);
23. Jenis harta Tuha Penggugat berupa satu biji Phun Rupiah
bersama rantai tali 3 mayam emas 24 karat, adalah pinjaman
Tergugat pada Penggugat untuk pembayaran harga pembelian
satu pintu Toko jenis papan (darurat);

Bahwa, semua jenis harta-harta tersebut semua masih dalam


penguasaan Tergugat sendiri, kecuali itu harta yang tersebut pada
No. t 2 yang hanya ada pada Penggugat;
Berdasarkan keterangan tersebut di atas maka Penggugat
mohon kepada Pengadilan Agama Lhokseumawe :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menetapkan pembahagian harta-harta seharkat tersebut
kepada masing-masing pihak sesuai menurut peraturan yang
berlaku;
3. Mohon pertimbangan hukum yang seadil-adilnya;
Menirnbang, bahwa pada hari persidangan Penggugat datang
sendiri dan menghadap sidang sedangkan Tergugat pada sidang
I tidak hadir:
Menimbang, bahwa pada sidang ulangan berikutnya
Penggugat dengan Tergugat hadir dan Tergugat telah menyerahkan
jawaban tertulis yang maksudnya sebagai berikut:
Bahwa, sebelum kawin Tergugat dengan Penggugat, tclah
lebih dahulu mempunyai harta-harta kekayaan pribadi Tergugat
sendiri antara lain seperdua (1/2) pintu kedai kayu di Desa Keude
Puntuet dan barang kelontong didalamnya seharga Rp. 17 .500.000,-

188
( tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) dan sehuah sepeda Motor
( Honda) merek ASTRA. Tergugat beli sah di dealer. sepeda motor
tersebut Tergugat jual, Tergugat beli PX kemudian Tergugat jual
PX itu Tergugut beli sepeda motor, merek YAMAHA, dan juga
sebclum Tergugat kawin dengan Penggugat mernpunyai emas
hurta Tuha, 4.5 (empat mayam setengah) jenis perhiasan cincin:
Selanjutnya dalam kesempatan ini Tergugat jelaskan yang
sebenarnya harta seharkat Tergugat dengan Penggugat selama
berumah tangga dengan Penggugat ialah:
1. Harta No.4 pada surat gugatan, No. 6 pada surat gugatan
No.7 pada surat gugatan No.Tl , 12, 13, 14.15, 16, 17, 18,
19. 20. 21. 22 pada surat gugatan, sedangkan satu paun ru-
piah tidak bertali memang berar harta tuha Penggugat;
'2> 12 ( duabelas mayam) emas London pada Penggugat jenis
gelang tangan, 25 (dua puluh Hrna mayam) tali leher sejumlah
emus dirnaksud, tetap di tangan Penggugat tidak dikemhalikan
pada Tergugat;
Bahwa, oleh karena Penggugat dengan Tergugat selalu timbul
kerccokan akibat kecurangan Penggugat maka Penggugat memaki-
maki Tergugat dan selalu minta cerai pada Tergugat, mengingat
Tergugat dengan Penggugat sudah banyak anak dan sudah
mempunyai sedikit harta, maka Tergugat berkeberatan sekali
menceraikan Penggugat;
Lambat Imm Penggugat membuat pengaduan cerai pada KUA.
Syamtalira Bayu, selanjutnya Kepala KUA, tersebut memanggil
Tergugat dan Tergugat menyatakan juga bahwa berkeberatan untuk
mentalak Penggugat karena telah banyak anak-anak akhirnya
Penggugat menyatakan dihadapan KU A. Syamtalira Bayu dan
orang-orang tuu lainnya bahwa Penggugat tidak mau menerima
harta scharkat dengan Tergugat atau diizinkan dengan Tergugat
asal saja Penggugat dapat diberikan surat cerai oleh Tergugat,

189
Namun demikian Tergugat masih juga mengingat kepada anak-
anak yang bagaimana saja si anak-anak itu jika bukan ibunya
sendiri dan bukan Bapaknya sendiri anak-anak terscbut telah
terhukum tanpa Vonis;
Schingga Penggugat tidak dapat bersabar lagi mcmhuru nalsu
tanpa mensei,nu;n;;:-t akibat-akibat laze,i mengajukan .g...u...gatan cerai kc

Pengadilan Agama Lhokseumawe untuk jadi kawin dengan


cowoknya (suami sekarang ini).

KESIMPULAN

I. Segala tuntutan Penggugat, tidak ada lagi pada 'Icrgug.u


karena telah diberikan · kepada Tergugat sebagai khuluk:
2. Mobil yang tercantum pada surat gugatan, tidak ada lagi
sudah Tergugat jual untuk bayar utang bersama dengan
Penggugat;
3. Yang Tergugat akui dan bersedia Tergugat membayar yaitu I
(satu) buah pawun rupiah, jenis harta tuha Penggugat;

− Mcnimbang. bahwa pada persidangan berikutnya Pcnggugat


tel ah mcngajukan rcplik: dan Tergugat juga telah mcngajukan
dupliknya yang kedua-dua tersebut merupakan hagian dari
Putusan ini;

− Menimhang. bahwa untuk mempersingkat uraian dalam


Putusan ini dapat ditunjuk kepada Serita Acura yang
bersangkutun:

TEN'f ANG PERTIMBANGAN HUKUM


Pengadil an Agama Lhokseumawe setelah mcndcngar
keterangan pihak-pihak dan setelah mempelajari berkas pcrkara
sclanjutya :
− Mcnimbang, bahwa perkara pembagian harta seharkat adalah
wcwcnang PengadilanAgama;

190
− Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat adalah
seperti telah diuraikan di atas;
− Menimbang, bahwa yang menjadi masalah pokok dalam
perkara ini adalah belum dibagi harta seharkat
setelah Pcnggugat dengan Tergugat bercerai di Pengadilan
Agama Lhokseurnawe tahun 1989;
− Mcnimbang, bahwa menurut keterangan penggugat bahwa
harta seharkat Penggugat dengan Tergugat berjumlah Rp.
48.360.000,- kecuali itu hanya 12 mayam emas murni bernilai
Rp. 720.000.- yang hanya ada di tangan Penggugat;
− Menimbang, bahwa menurut sanggahan Tergugat bahwa
tcrnyuta sebahagian besar harta-harta tcrsebut harta seharkat
kccuali l/2 pintu kedai kayu (No. 1 ) dan sebuah Vespa PX
yang bcrusal dari Honda (No.3) serta Tuha 4 1/2 mayam
emus sernuanya itu merupakan kekayaan peribadi:
− Menimbang, bahwa walaupun dalam keterangan Tergugat
mengakui semua harta seharkat kecuali No. 1 1/2 pintu kedai
kayu yang hcrnilai Rp. 750.000.- dan No. 3 1/2 Vespa PX
bcrharga berni lai Rp. 1.200.000, namun Tergugat tetap tidak
mcmbcrikan kepada Penggugat karena perceraian Penggugat
dcngan Tergugat didasarkan atas khulu;
− Menimbang, bahwa surat keterangan Kepala Tata Usaha KUA
Kee. Syamtalira Bayn tcntang perceraian Khulu' tidak dapat
dipertimhangkan karena keterangan kesaksian harus
ditcrnngkan langsung di hadapan sidang lagi pula surai
tersebut hanya pengakuan Penggugat di hadapan Kepala Tata
Usaha, sedangkan Putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe
No. 196/89 tanggal 30 Agustus 1989 adalah Putusan
perceraian dengan iwad Rp. 1.000,- bukan dengan harta
sehark at k arena itu sanggahan Tergugut tiduk dapat
di pcrtimbangkan;

185
− Menimbang, bahwa gugatan Penggugat tentang pengernbalian emas
jenis harta Tuha Penggugat satu paun rupiah pada Tergugat
tidak dipertimbangkan karena masalah pinjam merninjam di
luar wewenang Pengadilan Agama, kecuali saja masalah harta
seharkat sesuai dengan pasal 86 ayat ( I ) Undang-undang No.7
tahun 1989 dapat diadili di Pengadilan Agama:
− Menimbang, bahwa menurut Tergugat bahwa harta yang
tersebut pada No. I surat gugatan hanya seperdua/setengah saja
yang termasuk harta seharkat, maka nilainya hanya Rp.
3.750.000.- harta tersebut pada No. 3 hanya setengah juga yang
bersama yaitu Rp. 600.000,- sedangkan harta tersebut pada No.
8 herharga Rp. I 0.000,- dan harya tersebut pada No. 9 berharga
Rp. 30.000,- hal mana tidak dihantah lagi oleh Penggugat:
− Menimbang, bahwa harta-harta tersebut pada Nomor yang lain
semua sudah sepakat antara Penggugat dengan Tergugat oleh
karena itu sah setelah mendengar keterangan Penggugat dan
keterangan Tergugat maka harta seharkat semua berjumlah Rp.
43.910.000,- (empat puluh tiga juta sembilan ratus sepuluh ribu
rupiah);
− Menimbang, bahwa menurut hukum yang berlaku (Yid pasal 35
ayat ( l ) U ndang-undang No. 1 lahun 1974) maka harta henda
tersebut menjadi harta seharkat antara Penggugat dengan
Tergugat karena diperoleh selama perkawinan Penggugat
dengan Tergugat, dan setelah perceraian putus harta-harta
tersebut perlu diatur menurut hukum yang berlaku antara
Penggugat dengan Tergugat (Vide pasal 37 Undang- undang
No. I tahun I 974) oleh karena itu perlu dipcrhatikan keadaan
hukum dan adat setempat:
− Menimbang, bahwa menurut keterangan Kepala Desa Blang Cut
Kecamatan Blang Mangat. bahwa di daerah tersebut

192
pernbahagian harta seharkat karena kematian atau perceraian
pada lazirnnya dibagi tiga, satu bagian perempuan dan dua
bahagian untuk laki-laki kecuali itu dibagi dua apabila si
suami isteri Pegawai Negeri atau mempunyai usaha bermodal
yag sama, sedangkan menurut Kepala Dcsa Tunong
Kecamatan Blang Manga hal tersebut belum pernah
dilaksanakan dan untuk yang akan datang di laksanakan juga
sama dengan keadaan di Desa-desa lain;
− Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat dengan Tergugat
telah terjadi perceraian maka pantas sekali Pengadilan
membagi harta seharkat menurut keadaan hukum dan adat sctempat
dengan perbandingan satu banding dua dengan menetapkan lebih
dahulu harta-harta seharkat antara Penggugat dengan
Tergugat;
− Mengingat Firman Allah SWT, dalam surat Annisa' ayat 32
yang artinya "Langanlah kamu iri hati terhadap apa yang
telah dikaruniakan Allah kepada sebuhagian katnu lehih
banvak dari sebahagian yang lain karena bagi laki-laki dan
bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi wanitapun
ada bahagian dari apa yang mereka usahakan"
− Mengingat pula pasal-pasal dari Undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku bagi Pengadi Ian Agama;

MENGADILI:

MEMUTUSKAN :

l. Mengabulkun gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menetapkan harta seharkat Penggugat dengan Tergugat
selama dalam perkawinan yaitu :

193
1) Hart No. l bernilai Rp. 3.750.000.-
2) Harta
a No. 2 bernilai Rp. 12.750.000,-
3) Harta No 3 bernilai Rp. 600.000.-
4) Harta No. 4 bernilai Rp. 11.000.000,-
5) Harta No. 5 bernilai Rp. 600.000,-
6) Harta No 6 bernilai Rp. 400.000,-
7) Harta No. 7 bernilai Rp. 50.000,-
8) Harta No. 8 bemilai Rp. 10.000.-
9) Harta No. 9 bernilai Rp. 30.000.-
I 0) Harta No IO bernilai Rp. 720.000.-
11) Harta No. 11 bernilai Rp. 5.000.000.-
12) Harta No. 12 bernilai Rp. 750.000,-
13) Harta No. 13 bernilai Rp. 300.000.-
14) Harta No 14 bernilai Rp.. 600.000.-
15) Harta No 15 bernilai Rp. 300000.-
16) Harta No. 16 bernilai Rp. 2.500.000,-
17) Harta No. 17 bernilai Rp. 1.500.000.-
18) Hana No. 18 hernilai Rp. 300.000,-
19) Harta No. 19 berni1ai Rp. 750.000.-
20) Hana No 20 bernilai Rp. 1.000.000.-
21) Hurta No 21 herni1ai Rp. 750.000,-
22) Harta No. 22 hernilai Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 43.910.000,-

(empat puluh tiga juta


sembilan ratus sepuluh ribu
rupiah)

194
3. Menyatakan Penggugat (Sapiah binti Ubit) memperoleh hak
pada harta seharkat dengan Tergugat (M. Husin bin Amin) 1/
3 dari Rp. 43.910.000,-
− Rp. 14.636.666 digenapkan menjadi Rp. 14.637.000,- ·
4. Menunjuk harta kepada Penggugat (Sapiah binti Ubit) yaitu:
l) Satu pintu Toko Permanen (Harta tersebut pada No. 2)
yang terletak di Keude Puntuet
dengan harga Rp. 12.500.000,-
. .
2) 12 (dua belas) mayam emas (harta
tersebut pada No. I 0) dengan harga Rp. 720.000,-
3) Satu petak kebun kelapa
di Desa Tunong yang terbatas
− Sebelah Barat dengan kebun K. Abdullah;
− Sebelah Timur dengan kebun Tgk. Ranto:
− Sebelah Utara dengan lorong;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Tgk. Umum Ismail dengan harga Rp. 1 .000.000,-
4) Satu petak kebun kelapa terletak di
Desa Baloi Cot Me dengan berbatas:
− Sebelah Barat dengan sawah Abdullah Tulot.
− Sebelah Timur dengan saluran -air;
− Sebelah Utara dengan tanah
Uleo Cot (Milik Marzuki);
− Sebelah Selatan dengan kebun
− kelapa Tgk. Bale; dengan harga Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 14.720.000,
Kelebihan terima Rp. 83.000,- kembali kepada Tergugat (M.
Husin bin Amin);
5. Menghukum pihak-pihak untuk mentaati isi Putusan ini:
6. Memerinlahkan penggugat untuk membayar biaya perkara
Rp. 30.500,-( tiga puluh ribu lima ratus rupiah).

195
Demikianlah Putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Agama
Lhokseumawe pada hari Kamis tanggal 27 September 1990. M/
7 Rabiul Awai 1413 H. Oleh kami Drs. Ismail Aly selaku Hakim
Ketua, Drs. Mahyiddin Ali dan Muhammad Yacoub, BA. masing-
masing sebagai Hakim anggota serta M. Almahdi sebagai Panitera
Pengganti dan pada hari itu juga diucapkan di dalam sidang
terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Penggugat tanpa
hadirnya Tergugat:

Hakim Ketua,

ttd

Drs. Ismail Aly

Hakim Anggota, Hakim Anggota

ttd ltd

Drs. Mahyiddin Ali Mohamad Yacoub, BA

Pan i tera Penggan ti

ttd

M Almahdi

196
PUTUSAN
NOMOR: 66/1990

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh dalam mengudili


perkara pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan mengcnai
perkara harta seharkat

M. HUSIN BIN AMIN, umur 38 tahun, pekerjaan jualan,


tempat tinggal Desa Keude Puntuet, Kecamatan Blang Mangat
Aceh Utara. dahulu TERGUGAT sekarang PEMBANDING;

BERLAWANAN DENGAN

SAPIAH BINTI UBIT, umur 26 tahun, pekerjaan ibu rumah


tangga, tempat tinggal Desa Keude Puntuet, Kecamatan B lang
Mangat Aceh Utara, dahulu PENGGUGAT sekarang
'I'ERBANDING;

− Pcngadilan Tinggi Agama tersebut;


− Telah mernbaca surat-surat mengenai perkara terscbut;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan tentang


duduk perkaranya seperti tertera dalam putusan Pengadilan Agama
Lhokseumawe No. 20 l/ Perdl-G/1990 tanggal 27 September 1990
M. bertepatan dengan tanggal 7 Rabiul Awal 1411 H, yang
amarnya berbunyi sebagai berikut:

197
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya:
2. Menetapkan harta seharkat Penggugat dengan tergugat selarna
dalam perkawinan yaitu :
t) Harta Nomor I bernilai Rp. 3.750.000.-
2) Harta Nomor 2 bernilai Rp. 12.500.000,-
3) Harta Nomor 3 bernilai Rp. 600.000,-
4) Harta Nomor 4 bernilai Rp. 11.000.000,-
5) Harta Nomor 5 bernilai Rp. 600.000.-
6) Harta Nomor 6 bemilai Rp. 400.000.-
7) Harta Nomor 7 bernilai Rp. 50.000.-
8) Harta Nomor 8 bernilai Rp. I 0.000.-
9) Harta Nomor 9 bernilai Rp. 30.000.-
10) Harta Nomor 10 bernilai Rp. 720.000.-
11) Harta Nomor 11 bernilai Rp. 5.000.000.-
12) Harta Nomor 12 bernilai Rp. 750.000,-
13) Hana Nomol 13 bernilai Rp. 300.000.-
I 4) Harta Nomor 14 bernilai Rp. 600.000.-
15) Harta Nomor 15 bernilai Rp. 300.000.-
16) Harta Nomor 16 bernilai Rp. 2.500.000.-
17) Harta Nomor 17 bernilai Rp. 1.500.000.-
18) Harta Nomor 18 bernilai Rp. 300.000,-
19) Hana Nomor 19 bernilai Rp. 750.000.-
20) Harta Nomor 20 bernilai Rp. 1.000.000.-
21 ) Harla Nomor 21 bernilai Rp. 750.000.-
22) Hana Nomor 22 bernilai Rp. 500.000.-

Jumlah Rp. 43.910.000.-


(empat puluh tiga juta sembilan ratus sepuluh ribu rupiah

198
3. Menyatakan Penggugat (Sapiah binti Ubit) memperoleh hak
pada harta seharkat dengan Tergugat (M. Husin bin Amin) 1/
3 dari Rp. 43.910.000,- =
Rp. 14.636,666 digenapkan menjadi
Rp. 14.637.000,-
4. Menunjuk harta kepada Penggugat (Sapiah binti Ubit) yaitu:
I) Satu pintu Toko Permanen (harta tersebut pada No. 2)
yang terletak di Keude Puntuet
dengan harga Rp. 12.500.000,-
2) 12 (dua belas) mayam emas (harta
tersebut pada Nomor l 0)
dengan harga Rp. 720.000.-
3) Satu petak kebun kelapa terletak di
Desa Tunong yang berbatas
Sebelah Barat dengan kebun K. Abdullah:
Sebelah Timur dengan kebun Tgk. Manto
Sebelah Utara dengan Lorong;
Sebelah Selatan dengan kebun Tgk Inum Ismail
dengan harga Rp. 1.000.000.-
4) Satu petak kebun kelapa terletak di
Desa Balai Cot Me dengan terbatas :
Sebelah Barat dengan sawah Abdullah Tulot;
Sebelah Timur dengan saluran air:
Sebelah Utara dengan tanah Ulee Cot (milik Marzuki)
Sebelah Selatan dengan kebun kelapa Tgk. Bale dengan

harga Rp. 500.000,- Jumlah


Rp. 14.720.000,-
Kelcbihan terima Rp. 83.000.- kembali kepada Tergugat (M.
Husin bin Amin):

199
5. Menghukum pihak-pihak untuk mentaati isi putusan ini:
6. Memerintahkan Penggugat untuk membayar biaya perkara
Rp. 30.500,- (tiga puluh ribu lima ratus rupiah);
Menimbang, bahwa Pembanding selaku Tergugat Asli tidak
merasa puas terhadap putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe
tersebut, oleh karena itu ia mengajukan permohonan banding
hari yang ke tujuh setelah diucapkan putusan dirnaksud:
Menimbang, bahwa permohonan banding tersebut telah
diberitahukan kepada pihak Terbanding dengan seksama pada
hari Rabu tanggal I~ Oktober 1990;
Menimbang, bahwa Pembanding telah mengajukan Memori
Bandingnya tertanggal 13 Oktober 1990 dan Terbanding telah
pula mengajukan Kontra Memori Bandingnya tertanggal 27
Oktober 1990;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan untuk pemeriksaan dalam
tingkat Banding telah diajukan dalam tenggang waktu dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan tentang hal banding sebagaimana
diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, dengan
dernikian permohonan banding tersebut dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan Pembanding
terhadap putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe tersebut
sebagaimana tertera dalam Memori Bandingnya tertanggal 13
Oktober 1990 pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Pengadilan Agama Lhokseumawe tidak memper-
timbangkan seluruh eksepsi Tergugat-Pembanding, tertanggal
21 Juni 1990 yang menyatakan bahwa sebelum menikah
dengan Penggugat-Terbanding, telah mempunyai harta
kekayaan berupa :

200
a. 1 /2 toko di Keude Puntuet, dengan harga dalam tahun
1977 Rp. 2.000.000,-
h. 1 unit Honda Astra dibeli tahun 1977 scharga Rp.
-100.000,- kemudian tukar beli dengan Vespa PX. terakhir
ditukar dcngan Yamaha;
c, Barang-barang dalam toko seharga Rp. 17 .500.000,-:
d. 41/2 (empat setengah) mayam emas sehurga Rp.
310.000,-;
e. Uang celengan dalam tahun 1976 sejumlah
Rp.3 .000.000,-;
Jumlah seluruhnya Rp. 23.210.000,- (dua puluh tiga juta dua
ratus scpuluh ribu rupiah);
'2 auhwa di samping itu juga sampai sekarang antara
Pcmbanding dengan Terbanding rnasih ada utang Kredit
bersnmu di BNI 1946 sebanyak Rp. 6.000.000,- ( enam juta
rupiah);
3. Bahwa Pengadilan Agama Lhokseumawe telah membagi
scrnua harta sebagaimana tersebut dalam surat gugatan
Penggugat tan pa memisahkan harta tuha (harta asal)
Penggugat Pembanding terlebih dahulu;
.4 . Bahwa Pengadilan Agama Lhokseumawe tidak memberikan
kescmpatan kepada Tergugat-Pembanding untuk mengajukan
saksi-saksi untuk menguatkan eksepsi Tergugat Pembanding
tentang harta asal yang telah dimiliki sebelum kawin dengan
Terbanding;
5. Bahwa Pengadilan Agama Lhokseumawe dalam me-
nyelesaikan pcrkara ini semata-mata berpegang pada
pelanggaran taklik talak, tanpa memperhatikan ucapan
Terbanding yang menyatakan, "kalau cerai oleh Terbanding
atau diputuskan oleh Pengadilan Agama Lhokseumawe tidak

201
akan dituntut harta seharkat, maka untuk itu Pengadilan Tinggi
Agama dapat memintakan Pengadilan Agama Lhokseumawe
untuk membuka kembali sidang guna mendengar keterangan
saksi-saksi Pembanding yang menerangkan bahwa
Pembanding benar mempunyai harta kekayaan sehclum kawin
dengan Tcrbanding;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Pembanding mohon sebagai


benkut:

I. Menerima Permohonan banding Pernbanding:


2. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe No.
20 I/Pend. G/1990 tanggal 27 September 1990 M. bertepatan
dengan tanggal 7 Rabiul Awai 1411 H;
3. Menetapkan dari jumlah taksiran harga dalam surat gugatan
Penggugat Terbanding didalamnya termasuk harta asal
Pembanding sejumlah Rp. 23.210.000,- yang dikeluarkan
terlebih dahulu, dan utang bersama pada Bank Negara Indo-
nesia 1946 Lhokseumawe sebesar Rp.6.000.000,-
4. Menyatakan hak Terbanding dari harta seharkatnya dengan
Pembanding tidak ada lagi karena telah dijadikan sehagai
khulu' dalarn perceraian dengan Pembanding scsuai dengan
pernyataan Terbanding sendiri di Kantor Urusan Agamu
Kecamatan Syamtalira Bayu:
5. Menyatakan hak Terbanding dan harta seharkatnya dengan
Pemhanding sah dimiliki oleh Pembanding dan tidak ada
sangkut pautnya lagi dengan Terbanding secara hukum;
6. Mohon keputusan hukum yang seadil-adilnya:
Menimhang. bahwa terhadap keberatan-keheratan
Pembanding scperti tersebut di atas, Terbanding telah mengajukan
sanggahannya sebagaimana tertera dalam Kontra Memori
Bat~dingnya tertanggal 27 Oktober 1990 pada pokoknya sebagui
bcrikui

202
1. Bahwa tidak benar Pengadilan Agama Lhokseumawe tidak
mempertimbangkan eksepsi Pembanding, karena semuanya
telah tercantum dalam pertimbangan hukum putusannya
No.201/Prdt-G/1990, mungkin Pembanding tidak membaca
dengan teliti putusan tersebul sehingga seolah-olah Pengadilan
Agama Lhokseumawe tidak mempertimbangkannya
secara keseluruhan isi eksepsi Pembanding tcrsebut;
2. Bahwa setengah pintu kedai kayu asalnya memang ada. tetapi
dikala di rehab biaya dariuang harta seharkat dari jenis harga
jual mobil sebanyak Rp. l l.000.000,,- demikian pula tanah
penapakannya juga dari jenis harta seharkat;
− Satu unit Honda Astra yang ditukar beli dengan Vespa
dan terakhir tukar beli dengan Yamaha di taksir harganya
Rp. 1.200.000,- oleh karena dari jenis harta tuba
Pembanding, maka oleh Pengadilan Agama
Lhokseumawe ditaksir separuh harga (Rp. 600.000,-)
sedangkan Rp. 600.000,- lagi disisihkan sebagai harta
tuha Pembanding;
− Empat setengah mayam emas 99% dalam bentuk cincin
selalu dipakai Pembanding dan sekarang masih ada
pada Pembanding cincin tersebut, Terbanding tidak tahu;
− Barang-barang dalam Toko yang ditaksir Rp. 17 .500.000.-
benar ada bahkan nilainya mencapai Rp. 20.000.000,-
Dimana barang-barang tersebut setelah direhab Toko
dibeli dengan hasil jual pawon harta asal Terbanding
yang sampai saat ini belum dikembalikan akan tetapi
Terbanding lupa memasukkan dalam surat gugatan.
Kesemua barang-barang tersebut sampai sekarang
dikuasai Pembanding.
3. Bahwa utang pada BNI 1946 Lhokseumawe sebanyak Rp.
6.000.000,- yang didakwakan Pembanding tidak benar sama

203
~
· sekali, karena sudah lunas dibayar pada saat belum terjadinya
perceraian, oleh karena itu pada saat terjadinya perceraian
tidak ada lagi utang bersama;
4. Bahwa perceraian antara Pembanding dengan Terbanding
memang Talak Khulu' tetapi sebagai Khulu'nya bukanlah
Terbanding membebaskan semua hak/bagian dari harta
seharkat, akan tetapi Khulu' dengan membayar iwadh Rp.
IOOO,-;
5. Bahwa Terbanding juga keberatan terhadap putusan
Pengadilan Agama Lhokseumawe tersebut, karena harta
seharkat dibagi 3: 2 bagian untuk Pembanding I bagian untuk
Terbanding, seharusnya dibagi 2: l bagian untuk Pembanding
dan I bagian lagi untuk Terbanding:
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Terhanding mohon
sebagai berkut:
l) Menolak permohonan banding Pembanding;
2) Menerima dan mempertimbangkan Kontra Memori Banding
Terbanding;
3) Menguatkan putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe No.
201/Perdt. G/1990 tanggal 27 September 1990 M, bertepatan
dengan tanggal 7 Rabiul Awai 1411 H. dengan memperbaiki
diktum No. 3 sehingga bunyi menjadi: "Menyatakan
Penggugat (Sapiah binti Ubit) memperoleh hak pada harta
seharkat denganTergugat (M. Husin binAmin) l/2 (seperdua)
dari Rp. 43.910.000,- = Rp. 21.955.000,
4) Menunjuk jenis harta lain dalam surat gugatan agar hak/
bagian untuk Terbanding mencapai jumlah sebagaimana yang
tercantum pada poin No. 3 di atas;
5) Menyatakan bahwa harta tuba Pembanding dari harta
terperkara sebagaimana yang tercantum dalam surat gugatan
tidak ada lagi karena telah terlebih dahulu dikeluarkan

204
scbclum pcrnbagian dilaksanakan dan utang hcrsama (Kredit
Bank) juga tidak ada Iagi karena Kredit Bank iersebut telah
hums dibuyar sebclum perceraian terjadi:
6) Mcnyatakun bahwa hak/bagian untuk Terbanding dari harta
schurkut/harta bcrsama tidak pernah dijadikan scbagai khulu
kurcna pcrccruiun yang terjadi bukan alas dasur ikrar talak
dan Pcmbanding tcrhadap Terbanding dan khulu' disini adalah
Terbanding mcmbayar iwadh Rp. l .000,- (seribu rupiah);
7) Menghukum Pembanding untuk menyerahkan hak/bagian dari
hana seharkatnya kepada Terhanding scsuai dengan putusan
1111:

8) Menyarakan putusan ini dapat dijalankan secura scrta-mertu


walaupun Pcmbanding mengajukan Kasasi atau peninjauan
kernbali:
9) Mohon putusan Hukum yang seadil-adilnya:
− Mcnimbang, bahwa keberatan Pembanding di angka dan
3 tidak dapat diterirna, oleh karena tclah jclas bahwu harta
yang dibagi oleh Pengadilan Agama Lhokseumawc adalah
harta bersama yang telah diakui olch Pcmbanding Harta
No. 1. 3. 8 dan 9 yang oleh Pernbanding didakwakun
sehagai hurta asal pembanding, tcmyata oleh Pengudilan
Agama Lhokseumawe telah dikeluarkun separuhnyu,
dimana kedua harta tersebut dipertimhangkun hanya separuh
harga, seharusnya yang disebutkan adalah separuh hartu
yang dimaksud;
− Mcnimbang, hahwa kcberatan Pembanding di ungka 2
tidak dapat di terima. oleh karena Pcrnbunding dalurn
sidang-sidang di PengadilanAgama Lhokseumuwe tidak
sccura jelas mcngajukun tuntutun itu selaku rckonvcnsi
dan tidak mcngajukan bukti-bukti untuk mcnguatkan
dakwaannya:

205
− Menimbang. bahwa keberatan Pembanding di angka 4 juga
tidak dapat diterima karena hal tersebut kesalahan
Pemhanding yang sering tidak hadir dalam sidang
terrnasuk sidang terakhir, padahal panggilan telah
dilakukan secara patut:
− Menimbang. bahwa keberatan Pembanding diangka 5 juga
tidak dapat diterima karena hal itu tidak terbukti:
− Menimbang. bahwa sanggahan Terbanding sebagaimana
tersebut dalam Kontra Memori Bandingnya diangka 5 dapat
di terima, karena hal tersebut te lah menjadi Yurisprudensi
Mahkamah Agung dalam pembagian harta bersama dan
sesuai pula dengan pasal 157 jo ps. 96 dan 97 Kompilasi
Hukum Islam, yang diterbitkan oleh Mahkarnah
Agung R.I. tahun 1990, oleh karena itu putusan
Pengadilan Agama Lhokseumawe No.201/Pertd. G/90
tanggal 27 September I 990, sepanjang mengenai
pernbagian harta seharkat harus diperbaiki kembali;
− Menimbang, bahwa sanggahan-sanggahan Terbanding
yang lainnya telah turut dipertimbangkan;
− Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-
pertirnbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan
Agama Lhokseumawe No. 20 I /Perdt. GI 1990 tanggal 27: 1

September 1990 hams dibatalkan dengan mengadili sendiri:

-:. . f,, r
DENGAN MENGINGAT

·I; Undang-undang No. 14 tahun 1970 (Lembaran Negara tahun


: 1J9710 No. 74) tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kckuasaan
Kehakiman ..

206 i'
J
'1 Undang-undang No.7 tuhun 1989 (Lernbaran Negara tuhun
1989 No.49) tentang Peradilan Agama:
3. Kcputusun Mcnteri Agama R.l. No. 162 tahun 1988 tcntang
Biuya Pcrkura Pada Badan Pcradilan Agamu:

MENGADILI

Menerima permohonan banding Pernbanding:


Mernbatalkan putusan Pengadilan Agama Lhokseumuwe No.
20 I I Pcrdl-G/90 tanggal 7 September 1990~

MENGADILI SENDIRI

I. Mcngabulkan gugatan Penggugat Terbanding sebagian c.lan


menolak selcbihnya;
JI. Menetapkan harta-harta seharkat Penggugat/Terhanc.ling
dcngan Tcrgugat sebagai berikut :
I. I /2 (setengah) harta No. I
dengun taksiran harga Rp. 3.750.000,-
2. Harta No. 2 dengan taksiran harga Rp. 12.500.000,-
3. J /2 (setengah) harta No. 3
dengan taksiran harga Rp. 600.000.-
4. Harta No. 4 dengan taksiran harga Rp. 400.000.-
5. Harta No. 5 dengan taksiran harga- Rp. 50.000,-
6. Harta No. 6 dengan taksiran harga Rp. 10.000,-
7. Harta No. 7 dengan taksiran harga Rp. 30.000,-
8. Harga No. 8 dengan taksiran harga Rp. 720.000.-
9. Harga No. 9 dengan taksiran harga Rp. 5.000.000.-
)0. Harta No. IO dengan taksiran harga Rp. 750.000,-
11. Hurta No. 11 dengan taksiran harga Rp. 300.000,-

207
12. Hana No. 12 dcngun tuksirun hurga Rp. 750.000,- .
13. Hunn No. I J dcnu~an taksirun huru~a Rp. .
14. Harta No. 14 dcngan taksiran harga Rp. 6( )(). ( )( )() ..
15. Harta No. 15 dcngan taksiran harga Rp. JOIJ.000.-
I 6. Harla No. 16 dcngun taksiran harga Rp. :2 . 5 ( )( ) . ( )( )( ) . -
17. Hana No. 17 dcngan taksi ran hargu Rp. I .50( >.000. -·
18. Harta No. 18 dcngan taksiran harga Rp. 3 . < )0(). < )( )( >. -

19. Hurta No. 1.9 dengan taksiran harga Rp. 750.000.-


20. Harta No. 20 dengan taksiran harga Rp. 1.000.000.-
21. Harta No. 21 dengan taksiran harga Rp. 500.000.-

Jumluh Rp. 43.910.000.-

(cmpat puluh tiga juta sembilan ratus scpuluh rihu rupiah):

Ill. Mcnetapkun Pcnggugat-Tcrbanding (Sapiah binti Ubit) dan


Tcrgugat Pernbanding (M. Husin bin Amin) musing-musing
berhak sepcrdua dari harta bersama sebcsar Rp.43.910.000.
yaitu Rp. 21.955.000.- (dua puluh satu juta scmhilnn ratux
limn puluh rihu rupiah).
IV. Mcnunjuk harta-harta kcpada Pcnggugat/Pcmbanding Rupiah
binti Ubit) yaitu:
I. Hurta No. 2 (satu pintu Toko Pcrmuncn bcscnu umahuya
dcngun ukurun 3.75 x IO meter) yang tcrlctuk di Kcude
Puntuct dcngun tuksirun Rp, 12.500.000.-
"J Harta No. 5 (satu unit TV bcrwarnu
mcrck Nasional ukuran 20 iuci)
dcngnn taksiran hargu Rp. 600.000,-
3. Hurta No. C1 (satu unit Vidio Kasei
mcrck Naxional )

dcuu~un raksir.m haru~a Rp. 400.000,-


-l. Hana No. 7 -..aLU stL'I kur . . i L,11nu
( huv.i : ( k 11µ~1 u tuk-uan har~a Rp 50.000,-

208
5. ·Harta No. 10 (dua belas mayam
emas murni) dengan taksiran harga Rp. 720.000,-
6. Harta No. 12 (satu petak tanah sawah
luasnya 6 gupang) terletak di Desa
Tunong Cot Kerik yang berbatas:
− Sebelah Barat dengan saluran air;
− Sebelah Timur dengan sawah
M. Nur;
− Sebelah Utara dengan tanah sawah
H. Banta Geh;
− Sebelah Selatan dengan tanah sawah
Platon Basyah;
dengan taksiran harga Rp. 750.000,-
7. Harta No. 13 (satu petak tanah sawah
luasnya 6 gupang upah) yang terletak di
Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan sawah
Mak Cek,
− Sebelah Timur dengan sawah
Khadijah;
− Sebelah Utara dengan sawah
Apa Panah;
− Sebelah Selatan dengan sawah
H. Banta Cek:
dengan taksiran harga Rp. 300.000,-
8. Harta No. 14 (satu petak tanah sawah)
yang luasnya 6 gupang upah terletak
di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Baral dengan tanah sawah
Tgk. H. Narl;

209

− Sebelah Timur dengan sawah
K. Pari,
− Sebelah Utara dengan sawah
Makuneng dan Jamilah;
− Sebelah Selalan dengan tanah
sawah Usman Teupin;
dengan taksiran harga. Rp. 600.000,-
9. Harta No. 16 (satu petak kebun
kelapa)
di Desa Kelapa dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun
Ayah Nu;
− Sebelah Timur dengan jalan urnum; Sebelah Utara
− dengan kebun
Kali Rutin;
− Sebelah Selatan dengan kebun Pawang
dengan taksiran harga Rp. 2.500.000,-
10. Harta No. 17 (satu petak kebun Kelapa)
− di desa Blang Cut, dengan batas
− batasnya: Sebelah Barat dengan kebun
Nek Uk;
− Sebelah Timur dengan kebun
Matisabawa dan Nek Beuramat:
Sebelah Utara dengan kebun
Ali Basyah;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Ayah Lhok;
dengan taksiran harga Rp. 1.500.000,-
11. Harta No. 18 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Jambo Timur dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun
Aji M. Beub;

210
− Scbelah Timur dengan kebun
Abdul Wahab;
− Sebelah Utara dengan pinggir Laut;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Aji M. Beub;
dcngan taksiran harga Rp. 300.000,-
12. Hurta No. 19 (satu petak kebun kelapa)
di Dcsa Tunong dengan batas-batasnya:
− Scbelah Barat dengan kebun
M. Ali Dang;
− Sebelah Timur dengan kebun
Tgk. H. Nari;
− Sebelah Utara dengan kebun K.
Kary dan Utoh Badal;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Pr. Aisyah;
dengan taksiran harga Rp 750.000.-
I 3. Hana No. 20 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun
K. Abdullah;
− Sebelah Timur dengan kebun
Tgk. Manto;
− Sebelah Utara dengan Lorong;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Inum Ismail;
dcngan taksiran harga Rp. 1.000.000,- Jumlah

Rp.21.970.000,-
(dua puluh satu juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah);

211
Kelebihan (lima be]as nbu rupiah)
terirna Rp. 15.000,-
diserahkan kepada TergugalPembanding (M. Husin bin
Amin);

V. Menunjuk harta-harta kepada Tergugat-Pemhanding ( M.


Husin bin Amin) yaitu:

I. Seperdua harta No. I (satu pintu


Toko Papan) beserta tanahnya
ukuran 4.25 x 30 meter yang
terletak di Keude Puntuet
dengan taksiran harga Rp. 3.750.000,-
2. Seperdua harta No. 3 (satu unit Vespa
PX tahun 1985)
dengan taksiran harga Rp. 600.000.-
3. Harta No. 4 (satu unit mohil pick
up merek chevrolet tahun 1985)

dengan taksiran harga Rp. 11.000.000.-


4. Harta No. 8 (satu buah lemari pakaian)
dengan taksiran harga Rp. l 0.000,-
5. Hartu No. 9 (satu buah bupet)
dengan taksiran harga Rp. 30.000,-
6. Hurta No. 1 I (satu petak tanah sawah)
yang luasnya 4.5 mah upah terletak
di Dcsa Pulo Slang Trieng dengan
batas-batasnya:
− Sebclah Baral dengan sawah
M. Kasim;
− Schclah Timur dcngan seluran Air:

212
− Sebelah Utara dengan tanah sawah
Toke Diman;
− Sebelah Selatan dengan tanah sawah
Zakaria;
dengan taksiran harga Rp. 5.000.000,-
7. Harta No. 15 (satu petak tanah sawah)
yang luasnya 3 gupang terletak di Desa
Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan tanah sawah
M. Yusuf Luan;
− Sebelah Timur dengan Saluran Air;
− Sebelah Utara s u p e r m a n dengan tanah sawah
Cek Ni;
− Sebelah Selatan dengan tanah sawah Payo:
dengan taksiran harga Rp. 300.000,-
8. Harta No. 21 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun
Cut. Awan;
− Sebelah Timur dengan kebun
Tgk. M. Yacub;
− Sebelah Utara dengan kebun
lnum Ismail;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Nek Bo/Fatimah;
dengan taksiran harga Rp. 750.000,-
9. Hana No. 22 (satu petak kebun kelapa)
di Oesa Balai Cot Me dengan
batas-batasnya:

213
− Sebelah Barat dengan tanah sawah
Abdullah Tulot;
− Sebelah Timur dengan saluran air;
− Sebelah Utara dengan tanah
Ulee Cot (milik Marzuki);
− Sehelah Selatan dengan kebun
kelapa Tgk. Bali;
dcngan taksiran harga Rp. 500.000,-

berjumlah Rp. 21.940.000,-

(dua puluh satu juta sembilan ratus empat puluh ribu


rupiah).
Kekurangan terima Rp. 15.000,- (lima belas rihu rupiah)
terirna dari Penggugat-Terbanding (Sapiah binti Ubit);

VI. Menghukum Tergugat-Pembanding menyerahkan harta-harta


yang menjadi hak Penggugat Terbanding:
VII. Menghukum Penggugat-Terbanding untuk membayar biaya
perkara pada tingkat pertama sebanyak Rp. 30.500,- (tiga
puluh ribu lima ratus rupiah);
VIII. Menghukum Tergugat-Pembanding membayar biaya perkara
pada tingkat banding sebanyak Rp. I 0.500,- (sepuluh ribu
lima ratus rupiah);

Demikianlah putusan Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh


yang ditetapkan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim di
Banda Aceh pada hari Kamis tanggal 31 Oktober 1991 M,
bertepatan dengan tanggal 23 R. Akhir 1412 H. oleh kami Tgk.
H. Zainal Abidin Abubakar, SH Ketua Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh sebagai Hakim Ketua Drs. Tgk. M. Saleh Puteh dan
Tgk. Syarbaini Hamzah masing-masing sebagia Hakim Anggota
dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk

214
urnum oleh Hakim K~tua tersebut dihadapan Hakim-Hakim
Anggota yang turut bersidang serta dihadiri o1eh Panitera
Pengganti Drs. Idris Abdullah tanpa dihadiri pihak-pihak yang
bcrpcrkura:
Hakim Ketua

ttd

Tgk. H. Zainal Abidin Abuhakar, SH

Hakim Anggota Hakim Anuea,::;o, ta

ltd. ltd.

Tgk. Syarhaini Harnzah Drs. Tgk. M. Saleh Puteh

Pani tern Pengganti

ttd

Drs. Idris Abdullah

215

.
PUTUSAN
REG.NO. 97 K/AG/1992

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

memeriksa dalam tingkat kasasi telah mengamhil keputusun


sebagai berikut dalam perkara:

M. HUSIN BIN AMIN, bertempat tinggal di Desa Keude


Puntuet, Kecamatan Blang Mangat, Aceh Utara, pemohon
kasasi dahulu tergugat/pembanding;

MELAWAN

SAPIAH BINTI UBIT, bertempat tinggal di Dcsa Kcude


Puntuet, Kccamatan Blang Mangat, Aceh Utara, termohon
kasasi duhulu penggugat/terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;

Melihat surat-surat yang bersangkutan:


Mcnimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang termohon kasasi sebagai penggugat asli telah menggugat
sekarang pemohon kasasi sebagai tergugat asli di muka
persidangan Pengadilan Agama Lhokseumawe pada pokoknya
atas dalil-dalil: hahwa penggugat asli dan tergugat asli adalah
bekas suami istcri yang sudah bercerai di Pengadi Ian Agama

216
Lhokseurnawe tanggal 30 Agustus 1989; bahwu selama
perkuwinan penggugat asli dan tergugat asli berlangsung.
penggugat asli dan tergugat asli sudah mempunyai harta seharkut
dan scmcnjak perceraian sarnpai dengan sekarang hana-harta
seharkat terscbut belum dibagi waris antara penggugat asli Jan
tcrgugat asli: hahwa harta-harta seharkat tersebut adalah :
I. Satu pintu toko papan beserta tanahnya dan satu pintu toko
pcrmanen beserta tanahnya yang ukuran, letak serta perkiraan
harganya sebagaimana tersebut dalam surat gugatan (tersehul
ad I dan ad 2);
2 Satu unit Vespa PX tahun 1985, satu unit mobil Pick Up
merk Chevrolet Luv tahun 1985, satu TV berwarna merk
Nasional ukuran 20 Inch, satu Video Cassete merek Nasional.
Satu stel kursi tamu, satu buah lemari pakaian. satu buah
bupct, dua belas mayam emas murni yang perincian taksiran
harganya sebagaimana tersebut dalam surat gugatan (terscbut
ad. 3 s/d ad. 10);
3. 5 Petak tunah sawah dan 7 petak tanah kebun kclapa yang
perindannya mengenai luas, letak batas dan taksiran harganya
scbagaimana tersebut dalam surat gugatan (tersebut ad. 11
s/d at . 22);
4. Hana tuha penggugat asli berupa satu biji paun rupiah rantai
tali 3 mayam emas 24 karat merupakan pinjaman tergugat
asli pada penggugat asli untuk pembayaran harga pembelian
satu pin tu toko jenis papan (darurat):

bahwa semua jenis harta-harta tersebut semuanya ada dalam


penguasaan tergugat asli sendiri kecuali harta yang tersebut dalam
ad. 12 ada pada penggugat asli;
bahwa bcrdasarkan hal-hal tersehut di atas, maka pcnggugat asli
rnenuntut kepada Pengadilan Agama Lhokseumawe agar
memherikan putusan sebagai berikut:

217
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
2. Menetapkan pembahagian harta-harta seharkat tersebut
kepada masing-masing pihak sesuai menurut peraturan yang
berlaku;
3. Mohon pertimbangan hukum yang seadil-adilnya;
Menimbang bahwa tergugat asli telah memberikan jawaban
yang pada pokoknya segala tuntutan penggugat asli tidak ada
lagi pada tergugat asli karena telah diberikan kepada tergugat asli
secara khuluk, sedangkan mobil yang tercantum dalam gugatan
telah dijual untuk membayar utang bersama dan yang tergugat
asli akui dan bersedia membayar yaitu satu buah paun rupiah
jenis harta tuha penggugat asli;
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama
Lhokseumawe telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal
27 September 1990 M, bertepatan dengan tanggal 7 Rabi'ul Awai
1411 H. No. 201/Perdt.G/1990 yang amarnya berbunyi sebagai
berikul:
l. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya;
2. Menetapkan harta seharkat penggugat dengan tergugat selarna
dalam perkawinan yaitu:
I. Harta No. l bernilai Rp. 3.750.000~-;
2. Harta No. 2 bernilai Rp. 12.500.00(),-~
3, Harta No. 3 bernilai Rp. 600.000,-;
4. Harta No. 4 bernilai Rp. 11.000.000,-;
5. Harta No. 5 bernili Rp. 600.000,-
6. Harta No. 6 hernilai Rp. 400.000.-
7. Hana No. 7 benilai Rp. 50.000.-
8. Harta No. 8 bernilai Rp. 10.000,-
9. Harta No. 9 bernilai Rp. 30.000.-
10. Harta No. 10 bernilai Rp. 720.000,-

218
11 Harta No. 11 bernilai Rp. 5.000.000,-
12. Harta No. 12 bernilai Rp. 750.000,-
13. Harta No. 13 bernilai Rp. 300.00U.-
14. Harta No. 14 bernilai Rp. 600.000,-
15. Harta No. 15 bernilai Rp. 300.000,-
16. Harla No. 16 bernilai Rp. 2.500.000.-
17. Harla No. 17 bernilai Rp. I .500.000.-
18. Hurta No. 18 bernilai Rp. 300.000.-
19. Harta No. 19 bernilai Rp. 750.000.-
20. Harta No. 20 bernilai Rp. 1 .000.000.-
21. Harta No. 21 bernilai Rp. 150.000.-
22. Harta No. 22 berni lai Rp. 500. 000. -

Jumlah Rp. 43 .9 1 0.000.-


(Empat puluh tiga juta scmbilan rams scpuluh rihu
rupiah);

3. Menyatakan Pcnggugat (Sapiah binti Ubit) mernpcroleh hak


alas hartu scharkat dengan Tergugat (M. Husin hin Amin) l/
3 dari Rp. 43.910.000,- = Rp. 14.636.666,- digenupkun
mcnjadi Rp. 14.637 .000,-;
..i. Menunjuk harta kepada Penggugat (Sapiah binti Amin) yaitu:
I. satu pintu Toko Permanen (harta
terscbut pada No. 2) yang terletak
di Keude Puntuet) dengan harga Rp. 12.500.000,-
,., 12 ( dua be las) mayam ernas (harta
terse hut pada No. l 0) dengan harga Rp. 720.000.-
3. Satu pctak kebun kelapa terletak
di Dcsa Tunong yang berbatas:
− Sebelah Barat dengan Kebun
K. Abdullah;

219
− Sebelah Timur dengan Kebun
Tgk. Manto;
− Sebelah Utara dengan Lorong;
− Sebelah Selatan dengan Kebun
Tgk. Umum Ismail;
dengan harga Rp. 1.000.000,-

4. Satu petak kebun kelapa terletak di


− Desa Baloi Cot Me dengan
berbatas:
− Sebelah Barat dengan sawah
Abdullah Tulot;
− Sebelah Timur dengan saluran air;
− Sebelah Utara dengan Tanah
Ulee Cot (rnilik Marzuki);
− Sebelah Selatan dengan kebun
Kelapa Tgk. Bale;
dengan harga Rp. 500.000.-

Jumlah Rp. 14.720.000,-


Kelebihan terima Rp. 83.000,- kembali kepada tergugat
(M. Husin bin Amin);
5. Menghukum pihak-pihak untuk mentaati isi putusan ini;
6. Memerintahkan penggugat untuk membayar biaya perkara
Rp. 30.500,- (tiga puluh ribu lima ratus rupiah).
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan tergugat
telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh
dengan putusannya tanggal 31 Oktober 1991 M, bertepatan dengan
tanggal 23 Rabi'ul Akhir 1412 · H. No. 66/1990 yang amarnya
berbunyi sebagai berikut:
Menerima permohonan banding pembanding;
Membatalkan putusan Pengadilan Agama Lhokseumawe No.
20 l /Perdt.G/90 tanggal 27 September 1990~

220
MENGADILI SENDIRI

I. Mengabulkan gugatan penggugat/terbanding sebagian dan


menolak selebihnya;
II. Menetapkan harta-harta seharkat penggugat/terbanding
dengan tergugat/pembanding sebagai berikut :
l. 1/2 (setengah) harga No. I
dengan taksiran harga Rp. 3.750.000,-
2. Harta No. 2 bemilai
dengan taksiran harga Rp. 12.500.000,
3. l/2 (setengah) harga No. 3
dengan taksiran harga Rp. 600.000,-;
4. Harta No. 4 bernilai Rp. 11.000.000,-
5. Harta No. 5 bernilai Rp. 600.000,-
6. Harta No. 6 bernilai Rp. 400.000,-
7. Harta No. 7 bernilai Rp. 50.000,-
8. Harta No. 8 bernilai Rp. 10.000,-
9. Harta No. 9 bernilai Rp. 30.000,-
10. Harta No. IO bernilai Rp. 720.000,-
11. Harta No. 11 bernilai Rp. 5.000.000,-
12. Harta No. 12 bernilai Rp. 750.000,-
13. Harta No. 13 bernilai Rp. 300.000,-
14. Harta No. I 4 bernilai Rp. 600.000,-
15. Harta No. 15 bernilai Rp. 300.000,-
16. Harta No. 16 bernilai Rp. 2.500.000,-
17. Harta No. 17 bernilai Rp. 1.500.000,-
18. Harta No. 18 bernilai Rp. 300.000,-
19 Harta No. 19 bernilai Rp. 750.000,-
20. Harta No. 20 bernilai Rp. 1.000.000,-
21. Harta No. 21 bernilai Rp. 43.910.000,-
Jumlah Rp. 43.910.000-
(ernpat puluh tigajuta sembilan ratus sepuluh ribu rupiah);

22~
III. Menetapkan Penggugat-Terbanding (Sapiah binti Ubit) dan
Tergugat Pembanding (M. Husin bin Amin) masing-
masing berhak seperdua dari harta bersama sebesar Rp.
43.910.000, yaitu Rp. 21.955.000- (dua puluh satujuta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah).
IV. Menunjuk harta-harta kepada Penggugat/Pembanding (Sapiah
binti Ubit) yaitu:
1. Harta No. 2 (satu pintu Toko Permanen besertu tanahnya
dengan ukuran 3.75 x 10 meter) yang terletak di Keude
Puntuet dengan taksiran Rp. 12.500.000,-
2. Harta No. 5 (satu unit TV berwarna
merek Nasional ukuran 20 inci)
dengan taksiran harga Rp. 600.000.-
3. Harta No. 6 (satu unit Vidio Kasel
merek Nasional) dengan taksiran harga Rp. 400.000,-
4. Harta No. 7 (satu stel kursi tamu (busa)
dengan taksiran harga Rp. 50.000.-
5. Hana No. IO ( dua be las ma yarn
ernas murni) dengan taksiran harga Rp, 720.000.-
6. Hurta No. 12 (satu petak tanah sawah
luasnya 6 gupang) terletak di Desa
Tunong Cot Kerik yang berbatas
− Sebelah Baral dengan saluran air;
− Sebelah Timur dengan sawah M. Nur:
− Sebelah Utara dengan tanah
Sawah H. Banta Geh;
− Sebelah Selatan dengan tanah
Sawah Platon Basyah;
Dengan taksiran Rp. 750.000,-

7. Harta No. 13 ( satu petak tanah saw ah


luasnya 6 gupang upah) yang terletak
di Desa Tunong dcngan batas-batasnya:

222
− Sebelah Barat dengan sawah Mak Cek:
− Sebelah Timur dengan sawah Khadijah;
− Sebelah Utaradengan sawah Apa Panah;
− Sebelah Selatan dengan sawah H. Banta Cek:
dengan taksiran harga Rp.
300.000.-
8. Harta No. 14 (satu petak .tanah sawah)
yang luasnya 6 gupang upah terletak
di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan tanah
sawah Tgt . H. Nali;
− Sebelah Timur dengan sawah K. Pari
− Sebelah Utara dengan sawah
Makuneng dan Jamilah;
− Sebelah Selatan dengan tanah sawah
− Usman Teupin;
dengan taksiran harga. Rp 600.000,-
9. Hana No. 16 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Kelapa dengan batas-batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun Ayah Nu.
− Sebclah Timur dengan jalan umum:
− Sebelah Utara dengan kebun
Kali Rutin;
− Sebelah Selatan dengan kebun Pawang
dengan taksiran harga Rp. 2.500.000,-
10. Harta No. 17 (satu petak kebun Kelapa)
di desa B lang Cut dengan batas-batasnya:
− Sebelah Baral dengan kebun Nek Uk;
− Sebelah Timur dengan kebun
Matisabawa dan Nek Beuramat;
− Sebelah Utara dengan kebun
Ali Basyah;
− Sebelah Selatan dengan kebun Ayah Lhok;
dengan taksiran harga Rp. 1.500.000,-

223
11. Harta No. 18 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Jambo Timur dengan batas-
batasnya:
− Sebelah Barat dengan kebun
Aji M. Beub:
− Sebelah Timur dengan kebun
Abdul Wahab;
− Sebelah Utara dengan pinggir Laut;
− Sebelah · Selatan dengan kebun
dengan taksiran harga Rp. 300.000.-
12. Harta No. 19 (satu petak kebun kelapa)
di Desa Tunong dengan batas-batasnya:
− Sebelah Baral dengan kebun
M. Ali Dang;
− Sebelah Timur dengan kehun
Tgk. H. Nari:
− Sebelah Utara dengan kebun
K. Kary dan Utoh Badai:
− Scbclah Selatan dengan kebun Pr.
Aisyah;
dcngan taksiran harga Rp 750.000.-
13. Hana No. 20 (satu petak kcbun kclapu)
di Desa Tunong dengan batas-butasnyu:
− Sebelah Barat dengan kehun
K. Abdullah;
− Sebclah Timur dengan kebun
Tgk. Manto;
− Sebelah Utara dengan Lorong;
− Sebelah Selatan dengan kebun Imam Ismail:
dengan taksiran harga Rp. 1 .000.000.-
Jumlah Rp. 21.970.000.-
(dua puluh satu juta sembilan ratus tujuh puluh ribu
rupiah):

224
Kelcbihan terima Rp. 15.000.- < lirna he las nhu rupiah)
diserahkan kepada Tergugat-Pernbanding ( M. Husin bin
Amin):

V. Mcnunjuk hartu-haria kcpada Tergugut-Pcmbunding ( M.


Husin bin Amin) yaitu:
I. Seperdua harta No. 1 (satu pintu Toko Papan) beserta
tanahnya ukuran 4.25 x 30 meter yang terletak di Keude
Puntuet dengan taksiran harga Rp. 3.750.000.-
2 Seperdua harta No. 3 (satu unit
Vespa PX tahun 1985)
dengan taksiran harga Rp. 600.000.-
3. Hana No. 4 < satu unit mobil pick up
merek chcvrolet tahun 1985)
dcngan taksiran harga Rp. 11 .000.000,-
4. Hana No. 8 (satu buah lemari pakuiarn
dcngan tuksiran 'hurga Rp. I 0.000.-
5. Hana No. 9 (satu buah bupet)
dcngun taksiran hargu Rp. JO. 000, -
6. Hurta No. 11 ( satu pctak tunah sawah)
yang luasnyu 4.5 mah upah terletak di
Desa Pulo Blang Trieng dcngan batas-
batasnya :
− Scbelah Baral dengan sawah
M. Kasim:
− Scbelah Timur dengan seluran
− Air: Scbelah Utaru dengan
tanah sawah Toke Diman:

225
− Scbclah Selatan dengan tanah
sawah Zakaria;
dengan taksiran harga Rp. 5.000.000.-
7. Hurta No. 15 (satu petak tanah sawah)
yang luasnya 3 gupang terletak di Desa
Tunong dcngun batas-batasnya :
− Scbclah Barnt dengan tanah sawah
M. Yusuf Luan;
− Scbclah Timur dengan Saluran Air;
− Sebelah Utara dengan tanah sawah
Cck Ni;
− Sebcluh Sclatan dengan tanah
sawah Payo:
− dengan taksiran harga Rp. 300.000.-

8. Hurta No. 21 (satu petak kebun kelapa)


di Dcsa Tunong dengan batas-batasnya:
− Scbclah Baral dengan kebun
Cut. Awan:
− Sebelah Timur dengan
kebun Tgk. M. Yacub;
− Sebelah Utara dengan kebun
Inum Ismail;
− Sebelah Selatan dengan kebun
Nek Bo/Fatimah·
'
dengan taksiran harga Rp. 750.000.-

9. Hurta No. 22 (satu petak kebun kelapa)


di Dcsa Ba)ai Cot Me dcnzun
b
hatas-halasnya:

− Sebclah Barnt dengan tanah sawah


Abdullah Tulot:

226
Scbelah Timur dengan saluran air:
− Sebelah Utara dengan tanah
Ulee Cot (milik Marzuki ):
− Sebelah Selatan dengan kcbun
kelapa Tgk. Bali:
dcngan taksiran harga Rp. 500.000.-
berjumlah Rp. 21.940.000.-
(dua puluh satu juta semhilan ratus cmpat puluh
ribu rupiah)

Kekurangan terima Rp. 15.000- (lima bolas rihu rupiah)


tcrimu dari Pcnggugat Terhanding (Sapiah binti Ubit ):

VI. Menghukum tergugat pembanding menyerahkun harta-harta


yang mcnjadi hak penggugat terbanding;
VII. Menghukum penggugat terbanding untuk mcmbayar biaya
perkara pada tingkat pertama sebanyak Rp.30.500 - (tiga
puluh ribu lima rutus rupiah);
VIII. Menghukum tergugat pembanding membayar hiaya perkaru
pada tingkat banding sebanyak Rp. 10.500 - ( sepuluh ribu
Ii ma ratus rupiah);

Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada


tergugat/pembanding pada tanggal 29 Mei 1992 kemudian
terhadapnya oleh tergugat/pembanding diajukan permohonan
untuk pcmeriksaan kasasi pada tanggal 6 Juni 1992 sebagaimana
tcrnyatu dari surat keterangan No. 201/Pdt.G/1990/PA.Lsm yang
d i hu at o lch Pan itcr a Pengadilan Agama Lhokscumawc
1x·rmolwnan mana kcmudian disusul oleh memori kasasi yang
mcmuut alasan-alasannya yang diterima di kcpanitcraan
Pcnµadilan Agarna tcrscbut pada langgal 18 Juni 1992:

227
Bahwa setelah itu olch penggugat/tcrbanding yang pada tanggal
19 Juni 1992 telah dibcritahu tentang memori kasasi dari tergugut/
pemhanding. diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Lhokseurnawe pada tanggal 29
Juni 1992:
Mcnimbang, bahwu dcngan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonun
kasasi atas putusan atau penetapan Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya. sertu
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagairnana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut;
Mcnimbang, bahwa perrnohonan kasasi a quo beserta alasau-
alasannya yang tclah diberitahukan kepada pihak lawan dcngan
seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukun Undang-undang. maka oleh karena itu pcrmohonan
kasasi tcrsebut formil dapat diterima;
Mcnimbang. bahwa kebcratan-keberutan yang diajukan olch
pcmohon kasasi dalam memori kasasinya terscbut pada pokoknyu
ialah :
I. Bahwa selama pemohon kasasi/tergugat asal bcrumah tungga
dcngan tcrmohon kasasi/penggugat asal adalah scbugai
pedagang, sehingga membutuhkan modal yang tidak sedikit
olch karcna itu pemohon kasasi/ tergugat asal meminjam
uang dari Bank Negara 1946 Lhokseumawe scbesar Rp.
6.000.000.- (cnam juta rupiah) dan hutang tersebut merupakan
hutang bcrdua karena pada saat itu antara pemohon kasasi/
tcrgugat asal dcngan tcrmohon kasasi penggugat asal masih
bcrstatus sebagai suami isteri. Oleh karena itu sebelum hurta
icrschut dipotong duhulu dan sisanyu baru di bagi dua yuitu:

228
1/2 untuk eks suami dan l/2 untuk eks isteri dan adanya
hutang kepada Bank sesuai dcngan surat pinjaman Bank BNI
1946 No. 86/LSM/KMKP/27 rangzal 30 Juni 1988
( terlampir):
2. Bahwa yang mcmaksa pemohon kasasi/tergugnt asal untuk
diceraikun adalah termohon kasasi/penggugat asal. tetapi
karena mengingat anak-anak yang membutuhkan kasih sayang
maka pemohon kasasi/tergugat asal tetap tidak bersedia
menceraikan termohon kasasi/penggugat asal sehingga
akhirnya termohon kasasi/penggugat asal langsung datang
sendiri ke Kantor Urusan Agama dia berjanji : Bilamana
pemohon kasasi/tergugat asal menceraikan termohon kasasi
penggugat asal maka keseluruhan harta seharkat akan
diserahkan kepada pemohon kasasi/ tergugat usal:
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemohon kasasi
tergugat asal menceraikan termohon kasasi penggugat asal
dengan rnelepaskan seluruh harta seharkat kepada pemohon
kasasi tergugat asal;
3. Bahwa berdasarkan keterangan termohon kasasi/pcnggugat
asal (sesuai surat keterangan No. K. A3/13/13 l 3/l 990 tanggal
8 Agustus 1990) maka termohon kasasi/penggugat asal tidak
berhak Iagi memperoleh harta seharkat antara pemohon kasasi
tergugat asal dengan termohon kasasi/ penggugat asal. Apalagi
dalarn hal i ni termohon kasasi/penggugat asul yang
menghancurkan rumah tangga, karena termohon kasasi
penggugat asal yang berbuat curang dengan lelaki lain:
4. Bahwa seanJainya termohon kasasi penggugat asal tidak
melepaskan harta seharkat kepada pemohon kasasi tergugat
asal sebagai khulu' maka pcmohon kasasi/tergugat asal tidak
akun menceraikannya karena dia melakukan pekerjaan yang
dilarang oleh agama Islam;

229
MENIMBANG:

Mengenai Keberatan-keberatan ad. 1 dan ad. 3:


Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dihenarkan karenu
hal ini mengcnai penilaian hasil pembuktian yang bersifat
penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat
dipertimbangkun dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena
perneriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
dilaksanakan atau ada kesalahan dalam penerapan atau
pelanggaran hukum yang berlaku, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 30 Undang-undang Mahkamah Agung Indonesia
(Undang-undang No. 14 tahun 1985);

Mengenal Keberatan ad. 2;


Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh salah menerapkan hukum
lagi pula hal ini mengenai penilaian hasil pembuktian clan sepcrti
yang telah dipertimbangkan di atas keberatan serupa itu tidak
dapat dipertirnbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkal kasasi:

Mengenai Keberatan ad. 4:


Bahwa keberatan inipun tidak dapat dibenarkan karena
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh salah rnenerapkan hukurn:
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimhangkan di
atas, lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa putusan
PengadilanTinggi Agama Banda Aceh dalam perkara ini
bertentangan dengan hukum dan atau Undang-undang, rnaku
permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi M. Husin
bin Amin terscbut harus ditolak;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undangNo.14 tahun
1970. Undang-undang No. 14 tahun 1985 dan Undang-undang
No. 7 tahun 1989 yang bcrsangkutun;

230
MENGADILI:

Mcnolak bahwa pcrmohonan kasasi dari pcmohon kasasi:


M. HUSIN BlN AMIN tcrsebut; Menghukum pcmohon kasasi
ukun mcmbayar biaya pcrkura dalam tingkat kasasi ini ditctapkun
sebanyuk Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah);
Dcmikiunlah diputuskan dalam rapat pcrmusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari Senin, tanggal 28 Dcscmbcr 1992
dengan Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Ketua Muda yang ditunjuk
uleh Kctua Mahkumah Agung sebagai Ketua Sidang, H.
Arnirocddin Noer, SH. dan H. Masrani Basran, SH sebagui Hakim-
Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang tcrbuka pada hari:
SJ\BTU, TANGGAL 30 JANUAR 1 1993 oleh Kctua Sidang
tcrschut. dcngun dihadiri oleh Suwardi Martowirono. SH dan H.
Musruni Busrun, SH. Hakim-Hakim Anggota. H. Achmud
Djunacni. SH. Panitcra Pcngganti, dengan tidak dihaditi olch
kcdua hclah pihak:

Ketua:
ttd,

Prof. H. Busthanul Arifin, SH.


Hakim-Hakim Anggota Hakim-Hakim Anggota
ttd. ttd.

Suwardi Martowirono, SH H. Masrani Nasran, SH

Panitcra Pcngganti:
ttd.

H. Achmad Djunaenl, SH.

231
........... _

... _. ·-·

...
·-
TENTANG WASIAT
H. Satria Effendie M. Zein

Analisis Yurisprudensi
: TENTANG WASIAT
(Gugatan Pembatalan Wasiat)

Pendahuluan
Di antara masalah-masalah yang mendapat perhatian serius
dalam hukum fikih ialah kajian tentang wasiat. Berbagai batasan
wasiat di bidang harta, dan bidang ini yang menjadi pernbahasan
selanjutnya, dapat ditemui dalam buku-buku fikih, yang semuanya
dapat dikembalikan kepada satu pengertian, yaitu satu praktek
pemberian cuma-cuma yang realisasinya baru berlaku setelah
wafat yang berwasiat. Perbedaannya dengan hibah ialah, bahwa
pada yang disebut terakhir ini realisasinya atau perpindahan milik
terjadi pada m~sa hidup yang melakukan hibah. Praktek wasiat
diakui dalam hukum Islam. Di antara dasar hukumnya firman
Allah dalam Surat al-Maidah ayat 106 yang maksuclnya:
"Hai orang-orang yang beriman. apabila salah seorung kutnu
menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka
hendaklah (wasiut itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di
ant a ra kamu ".
Ayat tersebut menunjukkan bahwa wasiat boleh dilakukan.
Rasulullah dalam sebuah hadist qudsy menceritakan firman Al-
lah, bahwa ada dua hal yang diberikan kepada umat Muhammad
yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya. Pertama, Allah
menentukan sebagian dari harta seseorang khusus untuk
seseorang itu ketika ia akan wafat (dengan jalan wasiat) untuk
membersihkan · dirinya (dari dosa), dan kedua, do'a seorang
harnba buat seseorang yang telah wafat (H.R. Abdullah bin
Humeid dalarn al-Musnadnya) .

235
Hadis di atas sccara tcgas mengatakan bahwu wasiat berlungsi
sebagai amal kcbajikan yang hisa mernbersihkun diri dari bchan
dosu, Hal itu adalah di antara yang mendorong mcngupa sescorang
mewasiatkan scbagian hartanya, di samping bertujuan melapangi
suudura-saudarunya yang sedang mcmbutuhkan, atau untuk
kepentingan umum yang diredhoi Allah.
Dalam kctcntuan · fikih, bilamana seseorang walut. seluruh
hartanyu berpindah milik kepada ahli waris yang ditinggalkan,
kecuuli ongkos pcmakaman, untuk menutupi hutang, dan sejumlah
hartu yang diwasiatkannya. Tiga hal tersehut, yaitu ungkos
pcmakuman. penutup hutang, dan wasiat, adalah hak si mati yang
tidak boleh diganggu-gugat oleh ahli waris. Bila menyimak isi
hadist qudsy tcrsebut di alas, bahwa dibolehkannya bcrwasiat
adalah suatu rahmat dari Allah. ltu berarti bahwa dengun wufut
seseorang bukan berarti terputus sama sckali hubungannya dcngan
hasil jerih payahnya di masa ia hidup, kcndatipun pcmanfuatunnya
buk an lagi sccara fisik. Dengan membuka pintu wasiut.
mernungkinkan seseorang yang punya harta untuk menyisihkan
scbagiun hana agar setelah ia wafat, jumlah itu tidak dirnusukkun
ke dalam jumlah harta peninggalan yang akan dibugi antura uhli
waris, J umlah tersebut belum dilepaskannya semas ia masih hid up.
karena sebagai manusia ia masih rnembutuhkannya sccara fisik.
Setelah mempertimbangkan kebutuhan ahli waris, maka sebagian
dari kcbutuhan fisiknya itu hendak dialihkannya kepada pihuk
lain yang masih membutuhkannya; kepada jalan Allah, sepcrti
Masjid, lernbaga pendidikan, panti asuhan anak yatim dan
sebagainya, di samping untuk menolong fakir miskin kaum kerabat
yang mernbutuhkan padahal tidak termasuk jumlah ahli waris
yang mcndupat warisan. Dengan demikian wasiat, di samping
herfungsi mcmbcrsihkun diri duri karat dosu, juga berlungsi sosiul.
mcrupakan sumbcr danu untuk mclapangi yang sedang
hcrkcscmpilan. Dcngun lungsi gandanya itu wasiat mcndapat
pcrhatian serius, dalam kajian hukum Islam. Bcgitu penting

236
kedudukan wasiat dalam pandangan Islam. sehingga scbuah hadis
Rusullah mengingatkan. bahwa tidaklah benar atau tidaklah hati-
hati hagi scorung muslim yang hendak mewasiatkan scsuutu yang
dibiarkau bcgiu: saja. kccuali jika wasiat itu tertulis didckutnya
(Tcrjemuh bcbas dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Hudis
ierscbut mcmbcri petunjuk , agar bilama scseorang te lah
mcmutuskanuntuk berwusiat, janganlah lalai menuliskannyu, kurcna
tidak tahu kapan ia mcnemui ajalnya. Kalalaian rncnuliskan alma
mcmberitahukan kcputusann wasiatnya, akun bcrakibat
luputnya waktu baginya untuk sesuatu yang amat bcrharga.
Di sini lain. bagi pihak yang mendengar atau mcncrimu
wasiat. sikap jujurnya sangat menentukan, Karena jika tiduk.
bcrarti iu mcnjudi pcnghalang bagi tercapainya maksud baik dari
yang hcrwasiut. Murka Allah atas orang yang tiduk jujur utan
yang bcruni mcngubah isi wasiat yang diketahui atau didcngurnya,
Dalum hal ini Allah berfirman yang maksudnya :
"Maka harang siapa yang mengubah wasiat itu setelah ia
mendengarnya. maka sesungguhnya dosanya adalah atas orang- orang
yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengur lagi Maha
Mengetahui, ( Surat al-Baqarah, ayat 181).
Demi kcpentingan yang berwasiat, yang menerima wasiat,
dan uhli waris, maka wasiat mempunyai rukun dan syarat secant
kctat. Hal itu dimaksudkan agar jangan ada pihak yang dirugikan,
dan jangan ada silang sengketa di belakang hari. Namun, apa
yang dikhawatirkan itu tidak jarang terjadi dalam prakteknya.
Hal itu disebubkan, adakalanya yang berwasial tidak mematuhi
kaedah-kaedah yang ada, dan adakalanya yang menerima wasiat
bcrani merubah isi wasiat atau membuat wasiat palsu sama sekali,
di samping tidak jarang pula pihak ahli waris yang tidak mau
tuhu dcngan adanya wasiat orang tuanya.
Di antara contoh silang sengketa itu, apa yang pernah terjudi
di daerah Kota Administratif Padang Sidempuan, Sumatera Utara,

237
yang perkaranya telah diputuskan di Pengadilan Agama di Kota
itu. kemudian dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Medan.
akhirnya oleh Mahkamah Agung RI.
Tulisan ini mencoba menganalisis perkara tersebut. dcngun
membandingkannya dcngan perbendaharaan hukum Islam yang
sempat dijangkau. Ana1isis ini bukan sengaja untuk mcmerintah-
. kan kembali jalan perkara dan putusan yang sudah ada, tetapi
hanya sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mernperkaya
perbendaharaan fikih di kalangan kita bersama. Untuk itu, sebelum
membeberkan duduk perkara dan putusan yang telah diamhil olch
Pengadilan Agama setempat, sebagai kerangka acuan perlu kiranya
kita kemukakan beberapa aspek pandangan fikih di bidang wasiat,
yang dipandang erat hubungannya dengan permasalahan.

I. Syarat orang yang menerima wasiat


Di antara syarat-syarat orang yang akan rnenerima wasiat
ialah, bukan ahli waris yang akan mendapat pemhagian harta
warisan, Pendapat inilah yang pegang oleh mazhab yang cmput,
Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Dasar hukumnya ditunjukkan
oleh hadis Rasulullah yang menegaskan :

~~~--~:""9;~ Tidak ada wasiat bagi ahli waris (H.R.


Tirmizi ). Pcrtimhangan mengapa wasiat tidak dibenarkan kepada
ahli waris muduh dipahami, karena wasiat dalam fungsi sosialnyu
dimaksudkan untuk memheri kelapangan kepada kerabat dekut
yang tidak termasuk ke dalam jumlah ahli waris yang mendapai
pembagiun harta pcninggalannya, untuk membantu kaum dlu'afa.
fakir miskin, aiau untuk memberi sumbangan kepada sarana ibudat
atuu pcndidikan. Tidak semua kerabat mendapat harta warisan.
dan tiduk semua mereka hidup dalam kelapangan. Di antara
mercku ada yang terhijab oleh kerahat yang Iebih dekat, dan adu
pula scrnucum kcrabut yang tidak termasuk ahli waris yang

238
mendapat warisan di samping banyak sarana ibadat dan pendidikan
yang memerlukan dana dari yang punya harta. Tujuan seperti itu
akan sulit dicapai bilamana wasiat ditujukan kepada ahli waris,
Di sisi lain, berwasiat kepada ahli waris bisa menimhulkan silang
sengketa di antara ahli waris itu sendiri. Pihak ahli waris yang
mendapat harta wasiat merasa diutamakan. sedang pihak yang
tidak mendapat wasiat akan merasa dianktirikan. Mcmbeda-
bedakan antara anak yang satu dengan anak yang lain dalam
pemberian, terlarang dalam Islam. Dalam sebuah hadis Rasulullah
bersabda : "Samakanlah pemberian di antara anak-anak kamu
(H. R. Bukhari). Mewasiatkan harta kepada sebagian anak berarti
membuka kemungkinan silang sengketa di antara mereka.
Berwasiat kepada ahli waris tidak dibenarkan, kecuali jika
atas persetujuan ahli waris yang lain, seperti ditegaskan dalarn
sebuah hadis riwayat Daraquthni. Ketentuan hadis itu dipegang
oleh Imam Abu Hanifah, Syafi' i dan Ahmad bin Hambal.
Kesirnpulan ini didasarkan bahwa tidak bolehnya berwasiat kepada
ahli waris karena menimbang hak dan perasaan hati uhli waris
yang lain. Oleh sebab itu, jika ahli waris yang lain itu mcnye-
tujuinya, maka wasiat itu dibolehkan. Berbeda dengan pendapat
di atas, kalangan Malikiyah dan Zahiriyah berpendapat bahwa
larangan berwasiat kepada ahli waris tidak menjadi gugur dengan
adanya persetujuan ahli waris yang lain. Menurut mereka, larangan
seperti itu adalah termasuk hak Allah yang tidak bisa gugur dengan
kcrelaan manusia. Ahli waris tidak berhak mernbenarkan sesuatu
yang dilarang Allah. Menurut pandangan ini, suatu hal yang paling
penting dalam hal ini ialah, agar harta tidak hanya bertumpuk
pada tangan ahli waris. Sebagian harta itu perlu disalurkan kepada
hal-hal lain yang membutuhkannya. Andaikan ahli waris
menyetujui juga, begitu dijelaskan dalam pandangan ini, maka
statusnya bukan lagi sebagai wasiat, tetapi bertukar menjadi hihah
(pemherian) dari pihak ahli waris itu sendiri, yang hams memcnuhi
syar.u-syarat terteruu sehagaimana lazimnya hibah.

239
Bilamana berpcgang kepada pendapat pertama di atus, yaitu
bahwa wasiat kepada ahli waris dibolehkan dengan syarat
persctujuan uhli waris yang lain, maka jika sebagian ahli waris
mcnyetujui sedangkun sebagian lain tidak menyetujuinya. dalum
kctentuan fikih wasiat itu dianggap sah pada kadar hak uhli waris
yang menyetujuinya, dan tidak sah pada kadar hak ahli waris
yang tidak menyetujui.
Pcndapat yang melarang berwasiat kepada ahli waris adalah
pendapat mayoritas ulama, Syafi'iyah, Hanafiyah, Malikiyah, dan
Hanabi lah. Berbeda dengan itu, kalangan Syi'ah Imamiyah, dan
sebagian dari kalangan Syi'ah Zaidiyah membolehkan wasiat
kepuda ahli waris, tanpa persetujuan ahli wuris yang lain.
Pendapat Ini berlandaskan kepada ayat 180 Surat al-Buqarah yang
artinya :
"Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di auturu kuniu
kedatangan ( tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan hartu yang
banyak. berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara
baik. ( ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa ".
Mereka menoluk pendapat mayoritas ulama yang mengatukan
bahwa ayat di alas sudah dinasakh (dihapuskan) hukumnya sarnu
sekali oleh ayat-ayat yang mengatur pembagian harta warisan.
Menurut mereka yang dinasakh hanya hukum wajihnya wasiat
kepada ahli waris. Setelah hukum wajibnya dihapuskan oleh ayat-
ayat yang mengatur pcmbagian harta warisan, maka ayat tersebut
tetap berfungsi membenarkan atau membolehkan berwasiat kepada
ahli waris.
Bolchnya berwasiat kepada ahli waris menurut mereka dcngan
beberapa pertimbangan, antara lain, dari sekian jumlah anak
umpamanya, ada yang telah hanyak mengurus dan rncngubdi
kepada orang tuanya di rnasa keduanya masih hidup. Untuk hul
yang scperti ini adalah wajar mcngkhususkan sehagian harta untuk

240
mereka dcngan jalan wasiat, di samping pembagian warisan yang
akan diterimanya. Hal lain yang menjadi pertirnbangan adalah,
hisa judi ada di antara ahli waris yang hidupnya kurang beruntung
di hidang ekonomi dibandingkan dengan ahli waris yang lain.
Untuk mernbela nasib mereka, orang tuanya sebclum wafat
mewusiatkan sehagian hartanya untuk anaknya itu. Dcngan
pertirnbangan-pertimbangan seperti ini pula Undang-undung
wasiat di Mesir memilih pendapat yang membolehkan berwasiat
kepuda ahli waris. Seperti dijelaskan di atas, bolehnya berwasiat
kepadu ahli waris bukan tujuan membeda-bedakan tanpa alasan.
tetapi melalui pertimbangan yang mendasar.
Satu hal yang perlu dicatat ialah, bahwa keteruuan dan
pcrbcdaan pcndaput seperti diutarakan di atas. hanyalah pada
wusiat harta kepada ahli waris yang mernbuat uhli waris itu
mcndapat kcuntungan ganda, yakni harta wasiat dun harta
pemhagian warisan. Lain halnya dengan bentuk wasiat harta yang
tidak mcnimbulkan keuntungan ganda, yaitu: Wasiat Pembagian
Harta Warisan, seperti akan dijelaskan nanti.

2. Jumlh harta yang boleh diwasiatkan


Demi kepcntingan ahli waris yang ditinggalkan, seseorang
hanya berhak mewasiatkan sebagian kecil dari harta kekayaannya.
Hal ini dimaksudkan, agar wasiat tidak menjurus kepada suatu
rnalapetaka bagi ahli · waris yang ditinggalkan. Kadar sepertiga
harta, dan hanya sekedar itu yang boleh diwasiatkan, adalah hak
bagi seseorang yang akan menemui ajalnya, sehingga dengan i tu
ia menambah perbekalan buat kemudian hari. Dalam sebuah hadis
Rasululluh diceritakan, pada suatu hari Rasulullah pergi melihat
Sa'ad hin Ahi Waqqash yang scdang mcnderita sakit. Sa'ad hin
Ahi Waqqash minta pctunjuk, apukah ia bolch mcwasiatkan
scluruh hartanyu utuu paling kurang scparohnya. Rasulullah lalu
mcnjawab: "Tidak boleh". Selanjutnya Sahabat itu bertanya lagi:

241
"Bagaimana jika saya wasiatkan sepertiganya? "Rasululluh
menjawab: "Sepertiga (boleh), dan itu sudah banyak .
Scsungguhnya. lanjut Rasulullah, engkau tinggalkan ahli warismu
dalam kcadaan bcrkelapangan banyak harta, akan lebih baik
daripada engkau tinggalkan mereka dalam keudan miskin.
meminta-minta. Scsungguhnya, dengan jalan bagaimanapun
engkau nafkahkan hartamu itu surnpai pada sesuap mukunan hunt
isterirnu, adalah terrnusuk sedekah jua ..... " (H.R. Bukhari/Mus-
lim).
Hadis tersebut secara tegas melarang wasiat lebih dari
sepertiga harta, dan sepertiga itu sudah dianggap banyak. Artinya.
dalam kondi si tertentu, berwasiat kurangg dari sepertiga harta.
dianggap lebih baik, sehingga dengan itu tidak mengurangi
kelapangan ahli waris yang ditinggalkan, Kesimpulan terscbut
sejalan dengan pendaput Abi Ishaq Asy-Syirazi dalam kitabnya ·
aJ-Muhazzab. Menurutnya, bilamana ahli waris hidup tidak
berkelapanggan, jika seseorang mau berwasiat hendaklah kurang
dari sepertiga hartanya. Pendapat ini, di samping disirnpulkun
dari hadis tersebut di atas, juga dari fikih Ali bin Abi Thalib yang
menyatakan bahwa berwasiat dengan seperlima harta lehih baik
dari sepcrtiganya. Demikian pula Ibnu Abbas pcrnah bcrkuta :
"Alungkah baiknya jika berwasiat kurang dari sepcniga hurtu
sampai sepercmpatnya. Bukankah Rasulullah pernah mcngingat-
kan bahwa bcrwasiat sepertiga harta itu sudah dianggap banyak
(H.R. Bukhari). Dengan demikian jelaslah perlunya mcmpertim-
bangkun kehutuhan ahli waris sebelum sescorang mcmutuskan
untuk bcrwasiat.
Adunya larangan berwasiat lebih dari sepertiga harta seperti
dikemukakan di alas. untuk mcmbendung agar praktek wasiut
jangan sampai mcngakibatkan kesempitan bagi ahli warisnya.
seseorang yang mcndapat tanda-tanda ajalnya mcndcka. bisa
jadi yang dominan dalam Iikirannya bagaimana mcmpcrbanyak

242
amal kebajikan, yang akan meringankan beban dosanya di .hari
Kemudian. Dalam kondisi yang demikian, seseorang tanpa kontrol
bisa jadi mewasiatkan seluruh atau sebagian besarhartanya, tanpa
mernpertimbangkan nasib keluarga yang ditinggalkan. Itulah
sebabnya diadakan pembatasan. Oleh karena pernbatasan itu
dimaksudkan demi menjaga kepentingan ahli waris, maka wasiat
lebih dari sepertiga harta dapat diakui, bilamana ahli waris itu
menyetujuinya, Perbedaan pendapat terjadi dalam hal seseorang
tidak mempunyai ahli waris. Menurut Abu Hanifah, mengacu
kepada pendapat Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Mas' ud, bahwa
dalam kondisi dernikian seseorang boleh mewasiatkan lebih dari
sepertiga bahkan seluruh hartanya. Baitulrnal baru berhak,
bilamana yang punya harta tidak mewasiatkan seluruhnya.
Berbeda dengan itu, pendapat yang mengatakan bahwa ketentuan
tidak boleh berwasiat lebih dari sepertiga harta tetap berlaku ketika
seseorang tidak mempunyai ahli waris. Seperti dinukil oleh Said
Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah, kesimpulan tersebut adalah pendapat
mayoritas ulama. Menurut pandangan ini, harta yang duapertiga
Iagi adalah mutlak hak Baitulmal, untuk disalurkan kepada
kepentingan umum.

3. Wasiat pembagian harta warisan


Ada satu bentuk wasiat yang kurang dikenal di kalangan
kita, yaitu wasiat pembagian harta warisan. Pada dasurnya untuk
membagi harta warisan adalah wewenang ahli waris yang
ditinggalkan, di saat harta benda itu menjadi hak milik mereka.
Namun dalam kondisi tertentu, orang tua dengan niat baiknya,
dibenarkan memilah-rnilah hartanya untuk masing-rnasing ahli
waris, sesuai dengan ketentuan hukum faraid, dan mewasiatkan
agar ketentuan . itu dita'ati oleh anak-anaknya setelah ia wafat.
Wasiat seperti itulah yang kita maksud dengan wasiat pembagian
harta warisan. DR. Musthafa As-Siba'I beserta DR. Abdurrahman

243
Ash-Shabuni dalam kitabnya Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah, di
tengah menjelaskan beberapa definisi wasiat pembagian harta
warisan.
Wasiat pembagian harta warisan dapat diakui dan wajib ditaati
oleh ahli waris, bilamana harta dibagi secara jujur, sesuai dengan
hukum faraid, bukan sengaja merugikan satu pihak di antara ahli
waris, Dengan demikian masing-masing ahli waris menerima
haknya sebagaimana mestinya. Motivasi mengapa wasiat seperti
ini dilakukan, karena didorong oleh rasa tanggung jawab orang
tua yang begitu tinggi sehingga ia tidak ingin hartanya menjadi
sumber sengketa di antara anak-anaknya di belakang hari. Dan
bisa jadi juga hal itu dilakukan karena telah mengetahui sikap
ahli waris ada yang tidak jujur, atau tidak ingin membagi hartanya
secara hukum faraid. Wasiat seperti ini pada hakikatnya tidak
lain dari satu wasiat orang tua kepada anak-anaknya untuk
menta'ati Allah, dan oleh sebab itu wajib dilaksanakan.

Tentang Duduknya Perkara


Seperti dikemukakan terdahulu, beberapa aspek pandangan
fikih di atas, selanjutnya akan dijadikan kerangka acuan dalam
menganalisis perkara wasiat Analisis Yurisprudensi: Ten tang
Wasiat yang telah diadili dan diputuskan oleh Pengadilan Agama
Padangsidempuan dalam keputusannya No. PA.b/12/PTS/25/
1988. Perkara wasiat dimaksudkan terjadi antara Penggugat
MANGARAJA MADIN BIN H. AFDOLLAH, umur 62 tahun,
lawan Tergugat BASYARIAH BORU REGAR, umur 47 tahun,
yang duduk perkaranya sebagai berikut : Penggugat telah
mengajukan gugatannya pada tanggal 12 Januari 1986, terdaftar
dalam perkara nomor 25/ 1988. Gugatan Penggugat adalah, bahwa
orang tua Penggugat bernama Haji Afdollah telah meninggal dunia
puda tanggal 2 Desember 1983. Semasa hidupnya telah mcnikah
dengan Siti AMOA (meninggal dunia setelah meninggal

244
H. Afdollah). Dua suarm isten itu meninggalkan enam orang
anak, dua orang lelaki dan empat orang perempuan yaitu:
Mangaraja Madin (Penggugat), Siti Abiba, Abdul Wahhab.
Nurillah, Jaaru, dan Siti Khalijah. Bahwa Abdul Wahab anak
kandung dari H. Afdollah telah meninggal dunia pula pada kira-
kira tahun 1986, meninggalkan seorang isteri yakni Basyariah
Boru Regar (Tergugat), dan lima orang anak.
Selain meninggalkan anak-anak, almarhum H. Afdollah juga
meninggalkan harta antara lain : Sebidang kebun kelapa, setumpuk
sawah yang luasnya tiga setengah lungguk besertu tanah
daratannya, dan sebidang tanah darat yang luasnya satu setenguh
lungguk. Baik masa hidupnya orang tua Penggugat maupun setelah
meninggalnya seluruh harta yang ditinggal belum ada yang dibagi
antara anak-anaknya sebagai ahli waris. Yang menjadi persoalan
adalah, tanpa setahu Penggugat ternyata Tergugat ada menyimpan/
memiliki sebuah surat wasiat antara almarhum H. Afdollah dengan
suami Tergugat nama Abdul Wahab yang dibuat tanggal 20
Oktober 1982, yang isinya bahwa harta tersebut di atas
di wasiatkan sebagai bagian anaknya yang bernama Abdul Wahab.
Penggugat menggugat bahwa surat wasiat tersebut tidak sah
dengan alasan antara lain, surat wasiat itu tidak dibuat dihadapan
ahli waris dan tidak atas persetujuan mereka, dan wasiat itu
ditujukan kepada ahli waris pada hal berwasiat kepada ahli waris
tidak dibolehkan, dan harta yang diwasiatkan itu sudah lebih dari
sepertiga harta peninggalan H. Afdollah, padahal wasiat tidak
boleh lebih dari sepertiga harta, di samping bahwa sidik jari pada
surat wasiat itu tidak dapat diakui sebagai sidik jari H. Afdollah
karena menyalahi peraturan yang berlaku. Atas dasar itu Penggugat
mohon kepada Pengadilan Agama Padangsidempuan agar surat
wasiat itu dinyatakan batal.
Pihak Tergugat dalam jawabannya mengemukakan hal-hal
sebugui berikut: Membenarkan bahwa Haji Afdollah telah
meninggal dunia pada tanggal 2 September 1983. meninggalkan

245
enam orang anak, dan membenarkan juga bahwa Abdul Wahhab
telah meninggal tanggal 17 Juli 1986, meninggalkan seorang isteri
bernama Basyariah Boru Regar dan lima orang anak. Selanjutnya
Tergugat mengemukakan bahwa benar bahwa Afdollah pada
langgal 20 Oktober 1982 telah membuat surat wasiat pembagian
harta kepada anaknya Abdul Wahhab, yaitu sawah tiga setengah
lungguk, tanah darat satu setengah lungguk, dan kebun kelapa.
Menurut Tergugat, bahwa semua harta almarhum telah dibaginya
dengan jalan wasiat kepada semua anak laki dan perempuannya
sebagai berikut : Manggaraja Madin mendapat tiga setengah
lungguk tanah darat, dan tiga lungguk kebun kelapa di Desa
Aekbayur. Abdul Wahab mendapat bagian tiga setengah lungguk
sawah, satu setengah lungguk tanah darat, dan sebidang kebun
kelapa. Siti Khalijah mendapat bagian kebun · kelapa dan kebun
kopi. Adapun rumah tiga pintu di kainpung Losung Padang-
sidempuan menjadi bagian Siti Abibah, Nurillah, dan Jaaru. Dari
hal-hal tersebut di atas, maka Tergugat mengggugat agar
memutuskan perkara ini, untuk menolak gugatan Penggugat, dan
nmenyatakan menguatkan surat wasiat yang dibuat oleh aim. H.
Af doll ah tanggal 20 Oktober 1982 terse but.
Setelah melalui proses peradilan, maka Pengadilan Agama
Padangsidempuan mernutuskan membataikan surat wasiat yang
dipegang/dimiliki oleh Tergugat. Setelah naik banding, keputusan
ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Medan, dan
selanjutnya oleh Mahkamah Agung R.I.

Analisis
Setelah mengikuti duduk perkara dan pertimbangan-
pertimbangan hukum Pengadilan Agama Padangsidempuan
mengapa Tergugat dikalahkan, ada beberapa hal yang mendapat
perhatian penulis untuk dianalisis, yaitu sebagai berikut :

246
I. Dalam alasan Penggugat disebutkan bahwa surat wasiat itu
tidak dibuat dihadapan ahli waris dan tidak utas persetujuan
ahli waris. Alasan ini telah pula dikuatkan oleh Pengadilan
Agama Padangsidempuan pada angka 8 dalam pertimbangan
hukumnya menyebutkan sebagai berikut: "Menimbang bahwa
selain hal-hal yang telah dikemukakan di alas wasiat yang
ditujukan kepada ahli waris sendiri seperti yang tidak disetujui
oleh ahli waris yang lain, hal mana dalam perkara ini demikian
adanya, adalah tidak sah, sesuai dengan hadis,
Rasulullah SAW yang berbunyi: ;. \ ~, ~ / ~
~ .!';...,.,,, .... ,, ._, ;a

Seperti yang telah kita kemukakan sebelumnya, bahwa


hak berwasiat harta bagi seseorang hanya diberikan bilamana
berwasiat kepada selain ahli waris. Berwasiat kepada sebagian
ahli waris keabsahannya tergantung kepada persetujuan ahli
waris yang lain. Kesimpulan inilah yang dipegang oleh
mayoritas ulama; dan pendapat itu pula kelihatannya yang
dipegang oleh Penggugat dan Pengadilan Agama Padang-
sidempuan dalam perkara tersebut. Namun yang perlu
digarisbawahi dalam perkara ini ialah, bahwa yang berhak
menyatakan setuju atau tidak setuju adalah seluruh ahli waris
yang ditinggalkan Haji Afdollah yang dalam hal ini adalah:
Penggugat sendiri, Siti Abiba, Nurillah, Jaaru, dan Siti Khali
jah. Dalam duduk perkara ini tidak dijelaskan kedudukan
Penggugat (Mangaraja Madin) apakah ia menggugat atas
namanya sendiri, atau atas nama seluruh ahli waris tersebut
di atas. Ketidakjelasan kedudukan Penggugat dalam ha]
tersebut, memberi kesan bahwa yang tidak setuju dengan
wasiat itu hanya satu orang di antara sekian banyak ahli
waris, yakni Mangaraja Madin. Bilamana kesan tersebut
adalah benar. maka berarti ahli waris yang empat orang lagi
tidak menggugat alias setuju dengan wasiat tersebut. Dalam
ketcntuan 'fikih seperti yang dikcmukakan sebelumnya,

247
bilamana sebahagian ahli waris menolak, dan sebahagiun yang
lain menyctujuinya. muka wasiat kepada ahli waris itu yang
dianggap tidak sah hanyalah pada kadar hak ahli warix yang
mcnolak. scdangkan pada kadar hak ahli waris yang setuju.
wasiat clianggap sah aiau dapat diakui. Dengan dernikiun
alaxan Penggugat bahwa wasiat itu tidak sah karena tanpa
persetujuan ahli waris hanya relevan pada k adar hak
Mangaraja sendiri, tidak berlaku pada hak ernpat ahli waris
yang lain. Yang penulis helum dapat memahami xecara pasti
ialah, bahwu Pengadilan Agama Padangsidcmpuan dalam
perkara ini tidak .pernah mempersoalkan ha! terscbut.
2. Satu hal yang mendasar dalarn perkara ini yang tidak dapai
diabaikan ialah mengetahui bentuk wasiat yang diperkarukan.
Dengan rnenyimak duduk perkaranya dapat diketahui bahwa
waxiat yang disengkerakan bukan bentuk wasiat kepada ahli
waris yang mcrnbuat ahli waris itu mendapar kcuntungan
ganda, yaitu harta wasiat dan harta pembagian warisun. Wasiat
dalam perkara ini ialah wasiat dalam beniuk khusux, yaitu
wasiat pembagian harta warisan. Tergugat dalam keterangan.
nya mengatakan bahwa: Benar almarhum H. Afdollah pada
tanggal 20 Oktober 1982 telah membuat surat wasiai
pembagian hananya kepada anaknya Abdul Wahab dan benar
bahwa semua hurta almarhum H. Afdollah telah dibaginya
dengan jalan wasiat kepada semua anak laki-laki dan anal,
perernpuannya. Hal itu pula yang telah digugat oleh
Penggugat. Dari itu benarlah kesimpulan kita bahwa wasiar
yang diperkarakan adalah wasiat pembagian harta warisan.
Pada wasiat bentuk i ni. seperti telah kita kemukakan
xcbclumnyu, masing-masing ahli waris menerirna pemhagian hart
a scbaguimana mcstinya sebagai ahli waris. Wasiut scpcrti inilah.
mcnurut Tergugat, yang telah dilakukan oleh H. Afdollah
di masa hidupnya. Keabsahannya tergantung kepada

248
bilamana sebahagian ahli waris menolak, dan sebahagian yang
lain menyetujuinya, maka wasiat kepada ahli waris itu yang
dianggap tidak sah hanyalah pada kadar hak ahli waris yang
menolak, sedangkan pada kadar hak ahli wads yang setuju.
wasiat dianggap sah atau dapat diakui. Dengan demikian
alasan Penggugat bahwa wasiat itu tidak sah karena tanpa
persetujuan ahli waris hanya relevan pada kadar hak
Mangaraja sendiri, tidak berlaku pada hak empat ahli waris
yang lain. Yang penulis belum dapat memahami secara pasti
iuluh, bahwa Pengadilan Agama Padangsidempuan dalam
perkara ini tidak .pernah mempersoalkan hal tersebut.
2. Satu hal yang mendasar dalam perkara ini yang tidak dapat
diabaikan ialah mengetahui bentuk wasiat yang diperkarakan.
Dengan menyimak duduk perkaranya dapat diketahui bahwa
wasiat yang disengketakan bukan bentuk wasiat kepada ahli
waris yang membuat ahli waris itu mendapat keuntungan
ganda, yaitu harta wasiat dan harta pembagian warisan, Wasiat
dalam perkara ini ialah wasiat dalam bentuk khusus, yaitu
wasiat pembagian harta warisan. Tergugat dalam keterangan-
nya mengatakan bahwa: Benar almarhum H. Afdollah pada
tanggal 20 Oktober 1982 telah membuat surat wasiat
pembagian hartanya kepada anaknya Abdul Wahab dan benar
bahwa semua harta almarhum H. Afdollah telah dibaginya
dengan jalan wasiat kepada semua anak laki-laki dan anak
perempuannya. Hal itu pula yang telah digugat oleh
Penggugat. Dari itu benarlah kesimpulan kita bahwa wasiat
yang diperkarakan adalah wasiat pembagian harta warisan.
Pada wasiat bentuk ini, seperti telah kita kemukakan
scbelumnya, musing-musing ahli waris menerima pembagian
harta sebagaimuna mestinya sebagai ahli waris. Wasiat seperti
ini lah, menurut Tergugat, yang telah dilakukan oleh H.
Afdollah di ruusa hidupnya. Keabsahannya tergantung kepada

248
kepastian tepatnya pembagian itu menurut ketentuun hukum
faraid. Pcnolakan kemudian dari ahli waris karcnu ahli waris
tiduk rela jika harta pusaka dibagi secara Iaruid, utuu dikctahui
adunya maksud tidak jujur dari sebagiun ahli waris, tidak
mcngurangi keabsahan wasiat tersebut. Artinya. ahli waris
wujib melaksanakan pesan wasiat dari orang tuanya. Wasiat
orang tua agar anak-anaknya selalu menta'ati kctentuun
syuri'at wajib dilaksanakan. dan keabsahannya tidak
tcrgantung kepada persetujuan anak-anaknya itu, Yang perlu
adanya persetujuan adalah tentang adilnya pembagian itu utan
tentang tepatnya menurut ketentuan faraid.
Dengan memahami bahwa wasiat yang diperkarakan adaluh
wasiat pembagian harta warisan, maka relevansi pembicaruan
wasiat itu lebih dari sepertiga, perlu dipertanyakan. Di anturu
alasan Penggugat mengapa wasiat itu dianggap batal ialah karenu
wasiat itu lebih dari sepertiga jumlah harta H. Afdollah. Berwasiat
sebanyak itu, begitu alasan Penggugat, menyalahi ketentuan
syari 'at. karena seseorang hanya dibenarkan untuk mcwasiatkan
sepertiga hartanya. Alasan ini juga dikuatkan oleh Pengadilan
Agama Padungsidernpuan di mana perkara diadili, dan pertim-
bangan itu adalah di antara sekian pertimbangan hukum mengapa
Tergugat dikalahkan. Namun menurut pengamatan penulis, adanya
alasan itu dikemukakan Penggugat, karena tidak jelas baginya
perbedaan antara wasiat kepada ahli waris yang membuat ahli
waris itu mendapat pembagian ganda seperti yang telah kita
kemukakan sebelumnya, dengan wasiat pembagian harta warisan.
Pembicaraan tentang wasiat apakah lebih dari sepertiga atau tidak,
hanya relevan bilamana dihadapkan kepada wasiat bentuk pertama
yaitu yang mengakibatkan mendapat keuntung an ganda.
pcmhicuraan scpcrti itu tidak rclevan jika dihadapkan kepadu
wusiut hcntuk kcdua, yaitu wasiat pemhagian hartu warisun. Padu
wasiut yang disebut terakhir ini, sepcrti yang berulang kali kita

249
kernukakan, yang dipersoalkan adalah, apakah pemhagian itu
sudah adil atau sudah cocok dengan ketentuan faraid atau masih
ada pihak yang dirugikan. Bilamana tidak adil atau tidak sejalan
dengan ketentuan syari'at, ahli waris berhak menggugat dun
meluruskannya sebagaimana mestinya. Dari gamharan di alas.
maka alasan mengalahkan Tergugat karena wasiat itu lebih dari
sepertiga harta sudah tidak mempunyai kekuatan apa-apa .
. Persoalan mendasar menurut hemat penulis ialah gugatan
Penggugat bahwa surat wasiat yang dipegang oleh Tergugat adalah
palsu, dan sidik jari yang tertera pada surat wasiat itu tidak diakui
oleh Penggugat sebagai sidik jari dari H. Afdollah, karena
menyalahi ketentuan yang berlaku. Namun kelihatannya gugatan
ini tidak dipersoalkun oleh pihak yang mengadili.

Penutup
Seperti yang telah kita kemukakan di awal tulisan ini, bahwa
analisis ini dilakukan bukanlah sengaja untuk menghakimi putusan
yang telah di amhi l oleh Pengadilan Agama yang telah
mengadilinya, tetapi hanya untuk memperkaya perbendaharaan
Iikih di kalangan kita yang mungkin diramu dari berbagai literatur
yang tcrsedia. Analisis singkat dan hanya didasarkan kepadu
lernbaran-lernbaran kertas perkara ini tidak mengurangi keabsahan
puiusan yang telah ada. Karena dengan tetap berbaik sangka
kepada pihak yang mengadili sudah tentu dalam mengarnbil kepu-
tusan itu telah mengkaji dan mempertimbangkan segala kernung-
kinan yang kadangkala hal itu bisa jadi tidak terbaca bila hanyu
melihat kepada lembaran-lembaran kertas belaka. Naruun kesan
yang timhul dari analisis singkat ini adalah, kurang mernasya-
rakatnya hukum Islam bidang ini di kalangan umat Islam.
Oleh karena itu, di samping bisa terjadi kesimpangsiuran
pengenian. juga karena tidak mengerti, bisa jadi ada suatu wasiat

250
yang tidak menuruti prosedur semestinya yang bisa menimbulkan
sengketa di belakang hari.

Demikian lah semoga ada manfaatnya.


Wa Allahu A'lamu Bish Shawab.

Daftar Kepustakaan:
1. Abu Ishaq Asy-Syirazi, al-Muhazzab fi Fiqh al-Imam Asysyi'i
2. Asy-Syeikh As-Said Sabiq, Fiqhus-Sunnah
3. Dr. Mushthafa As-Siba'i Al-Ahwal Asy-Syakhshivyah
4. Abdurrahman Al -Jaziri, Kitab-al-Fiqh 'Ala al-Mazahib al-
Arba 'ah.

251
SALINAN PUTUSAN
Nomor: PA.b/12/Pts/25/1988

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARK.AN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

PENGADILAN AGAMA DI PADANGSIDEMPUAN, yang


mengadili perkara gugatan Pembatalan Wasiat dalam tingkat
pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara
antara :
MANGARAJA MADIN bin Almarhum H. AFDOLLAH.
umur 62 tahun, Agama Islam, pekerjaan Bcrjualan, terakhir
bertempat tinggal di Jalan Tengku Umar Gang Masjid Raya
Nomor 43 C Kelurahan Losung,: Kecamatan Padang-
sidempuan Selatan, Kota Administratif Padangsidempuan,
yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT; dalam
perkara ini PENGGUGAT memberikan Kuasa kepada A.I.
RAMBE, umur 44 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Wiraswasta, tinggal di Jalan Durian Nomor 3 Kelurahan Wek
IV Padangsidempuan, Kecamatan Padangsidempuan Utara;
MELAWAN
BASYARIAH Boru REGAR Binti ……. , umur 47 tahun,
Agama Islam, pekerjaan Bertani, terakhir bertempat tinggal
di Desa Aekbayur, Kecamatan Padangsidempuan Timur,
Kabupaten Tapanuli Selatan, yang selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT: dalam perkara ini TERGUGAT memberikan
Kuasa kepada SUTAN NATAR HARAHAP. umur 57 tahun,
tinggal di Lingkungan 3 Kelurahan Losung, Kecamatan
Padangsidempuan Selatan;

252
PENGADILAN AGAMA TERSEBUT;
Telah mempelajari berkas perkara;
Tclah mcndengar kedua belah pihak berperkara serta saksi-saksi
di muka persidungan:

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

I. Menirnbang, bahwa PENGGUGAT berdasarkan gugutannyu


tertanggal 12 Januari 1988 yang didaftarkan di Kapaniteraan
Pengadilan Agama Padangsidempuan dengan nomor 25/ 1988
tanggal 13 Januari 1988 mengajukan hal-hal scbagai berikut:
− bahwa orang tua PENGGUGAT yang bernama HAJI
AFDOLLAH telah meninggal dunia di Desa Aekbayur
pada tanggal 2 September 1983;
− bahwa Almarhum H. ABDULLAH semasa hidupnya te
lah menikah dengan seorang perempuan nama
Almarhum SITI ANNA (telah meninggal dunia sebelum
Almarhum H. AFDOLLAH rneninggal):
− bahwa Almarhum H. AFDOLLAH ada meninggalkan
enam orang anak (dua orang anak laki-Iaki.ernpat orang
anak perempuan) yaitu : 1. MANGARAJA MADIN
(PENGGUGAT); 2. SITI ABIBA; 3. ABDUL WAHAB;
4. NURILAH; 5. JAORU dan 6. SITI KHOLIJAH;
− bahwa ABDUL WAHAB telah meninggal dunia pula
kira-kira tahun 1986 yang lalu, dia meninggalkan seorang
isteri yakni BASYARIAH ~r. REGAR (TERGUGAT)
dan lima oran anak (dua laki-lakl dan tiga orang anak
perempuan) yakni: 1. TIASMA: 2. AHMAD NAZIR; 3.
ROSTIANNA; 4. NURDIAYATI, dan 5 ABDUL HAJJI;
− bahwa selain meninggalkan anak-anak (Ahli Waris).
Almarhum H. AFDOLLAH juga meninggalkan harta-
harta antara lain;

253
a. sebidang kebun kelapa yang terletuk di Desu
Aekbayur Kecamatan Padangsidempuan Timur:
b. setumpuk sawah terletak di Sabaelloting yang
luasnya tiga setengah lungguk beserta tanah
daratannya;
c. sebidang tanah darat yang luasnya satu setengah
lungguk yang terletak di Desa Aekbayur Kecamatan
Padangsidempuan Timur;
− bahwa semasa hidupnya orang tua PENGGl!GAT
maupun sesudah meninggalnya seluruh harta-harta yang
tinggal belum ada yang dibagi antara mereka anak-
anaknya sebagai ahli waris;
− bahwa ternyata tanpa setahu PENGGUGAT,
TERGUGAT ada menyimpan/memiliki sebuah surat
wasiat antara Almarhum H. AFDOLLAH dengan suami
TERGUGAT nama ABDUL WAHAB yang dibuat
tanggal 20 Oktoher
1982 yang isinya bahwa harta tersebut di atas diwasiatkan
sebagai bagian anaknya yang bernama ABDUL WAHAB:
− bahwa surat wasiat tersebut adalah sama sekali tidak sah
oleh karena :
a. surat wasiat tersebut tidak diperbuat di hadapan ahli
waris atau tidak atas persetujuan ahli waris:
b. wasiat hanya ditujukan kepada orang yang bukan
ahli waris sedangkan wasiat tersebut di alas adalah
ditujukan kepada ahli waris:
c. harta yang diwasiatkan itu sudah lebih dari sepertiga
dari harta peninggalan almarhum H. AFDOLLAH:
d. hahwa sidik jari yang tertera dalam surut wasiat
tersebut tidak PENGGUGAT akui sebagui sidik jari
dari almarhum H. AFDOLLAH kurena tidak scsuui
dengan Pasal 286 R.B.C.:

254
− bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka
PENGGUGAT mohon pada Bapak Ketua Pengadilan
Agama Padangsidempuan berkenan untuk memberikan
Putusannya sehagai berikut:

a. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT~


b. Menyatakan surat wasiat harta tertanggal Kampung-
lesung 20 Oktober ·1982 antara R. AFDOLLAH
dengan anaknya ABDUL WAHAB yang dipegang
oleh TERGUGAT (BASYARIAH Br. REGAR)
tersebut adalah tidak sah;
c. Membatalkan surat wasiat harta tertanggal Kampung-
lesung 20 Oktober 1982 antara H. AFDOLLAH ·
dengan anaknya ABDUL WAHAB yang dipegang oleh
TERGUGAT (BASYARIAH Br. REGAR) tersebut;
d. Menghukum TERGUGAT untuk membayar semua
biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini:

2. Menimbang, bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan


kedua belah pihak berperkara, akan tetapi usaha tersebut tidak
berhasil;
3. Menimbang, bahwa kemudian dibacakanlah gugatan
PENGGUGAT tersebut yang isinya/pokoknya tetap
dipertahankan oleh PENGGUGAT;
− 4. Menimbang bahwa atas gugatan dari PENGGUGAT
tersebut, TERGUGAT telah memberikan jawaban
sebagai benkut :
a. benar AI marhum HAJI AFDOLLAH telah meninggal
dunia pada tanggal 2 'September 1983 dan di
saat meninggalnya almarhum tersebut meninggalkan
enam orang anak (dua anak laki-laki dan empat orang anak
perempuan) yakni: I. MANGARAJA MADIN; 2. SITI
ABIBA; 3. ABDUL WAHAB; 4. NURILAH; 5. JAORU
dan 6.· SITI KHOLUAH;

255
b. benar almarhum ABDUL WAHAB telah meninggal dunia
pada tanggal 17 Juli 1986 dan meninggalkan ahli waris
yaitu BASYARIAH Br. REGAR (isteri) dan lima orang
anak ( dua orang laki-laki tiga orang perempuan) yakni :
1. TIASMA: 2. AHMAD NAZIR; 3 ROSTIANNA; 4.
NURHAYATI dan 5. ABDUL HAJJI;
c. benar almarhum AFDOLLAH pada tanggal 20 Oktober
1982 telah membuat surat wasiat pembagian hartanya
kepada anaknya ABDUL WAHAB yaitu sawah tiga
setengah lungguk, tanah darat satu setengah lungguk dan
kebun kelapa di Desa Aekbayur Kecamatan Padang-
sidempuan Timur;
d. benar bahwa semua harta-harta almarhum H.
AFDOLLAH telah dibaginya dangan jalan wasiat kepada
semua anak laki-laki atau anak perernpuan sebagai
berikut :
− MANGARAJA MADIN mendapat bagian tiga
setengah lungguk tanah darat, tiga lungguk kebun
kelapa di Desa Aekbayur;
− ABDUL WAHAB mendapat bagian tiga setengah
lungguk sawah, satu setengah lungguk tanah darat
kebun kelapa di Desa Aekbayur;
− SITI KHOLIIAH mendapat bagian kebun kelapa,
kebun kopi;
− rumah tiga pintu di Kampunglosung Padang-
sidempuan menjadi bagian SITI ABIBA, NURILAH
dan JAORU;

dari hal-hal tersebut di atas, maka TERGUGAT mcnggugat


agar memutus perkara ini sebagai berikut :
a. Menolak gugatan PENGGUGAT;

256
b. Menyatakan menguatkan surat wasiat yang dibuat
almarhum H. AFDOLLAH tanggal 20 Oktober 1982;
c. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar sernua
biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini;
5. Menimbang, bahwa PENGGUGAT menguatkan gugutannya
dengan membuktikan gugatan dengan mernbawu alat-alat
bukti berupa saksi-saksi;
6. Menimbang, bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh PENG-
GUGAT di persidangan telah memberikan keterangan di
bawah sumpah sebagai berikut :
SAKSI I : nama RAJAB SIMAMORA, umur 65 tahun,
pckerjaan Bertani, tinggal di Pintupadang Napa, menjelaskan
di hadapun persidangan bahwa benar saksi kcnal dengan
Almarhum H. AFDOLLAH dan isterinya, dan benar di saat
almarhum H. AFDOLLAH meninggal dunia meninggalkan
ahli waris, yaitu MANGARAJA MADIN, ABDUL WAHAB,
NURILLAH, SITI ABIBA, JAORU dan sm KHOLIJAH;
SAKSI II : nama JA KINAHAR SIRECAR, umur 70 tahun,
pekerjaan Bertani tinggal di Desa Siharang-karang menje-
laskan bahwa saksi kenal dengan almarhum H . AFDOLLAH
dengan isterinya serta anak-anaknya dan · benar disaat
almarhum H. AFDOLLAH meninggal dunia meninggalkan
ahli waris yaitu MANGARAJA MADIN, ABDUL WAHAB,
NURILLAH, sm ABIBA, JAORU dan SITI KHOLIJAH;
7. Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak berperkara
menyatakan tidak mengajukan suatu tanggapan apapun lagi
dan memohon agar Pengadilan Agama Padangsidempuan
menjatuhkan Putusannya;
8. Menimbang, bahwa tentang jalannya perneriksaan lebih jauh
di persidangan semuanya telah dicatat di dalam Bcrita Acara
yang bersangkutan, sehingga untuk mempersingkat cukuplah
kiranya Pengadilan menunjuk kepada Berita Acara tersebut:

257
TENTANG HUKUMNYA :

I. Mcnimbang, bahwa perkara ini termasuk dalarn wcwcnung


Pengadilan Agama di Padangsidempuan:
2. Menimbang, hahwa berdasarkan pengakuan TERGUGAT utas
meninggalnya almarhum H. AFDOLLAH dan almarhum
ABDUL WAHAB serta ahli-waris yang ditinggalkan olch
almarhum H. AFDOLLAH tersebut, maka Majelis menyata-
kan bahwa perkara dapat diperiksa lebih lanjut;
3. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan PENGGU-
GAT pada pokoknya seperti .apa yang telah diuraikan di atas:
4. Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan dari TERGUGAT
tersebut dan keterangan di bawah sumpah dari saksi-saksi
yang diajukan oleh PENGGUGAT telah mernbuktikan
kebenaran hal-hal yang dikemukakan oleh PENGGUGAT:
5. Menimbang, bahwa hak-hak ahli waris dalam hukum Syura'
telah ditetapkan oleh Allah SWT. dengan jelas sebagaimana
Firman Allah SWT di dalam surat An-Nisaa ayat 7 yang
berbunyi :

Artinva "bagi orang laki-laki ada hak bagian duri harta


peninggalan Ibu/Bapak dan kerabatanya dan bagi
orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan Ibu-Bapak dan kerabatnya baik
sedikit ataupun banyak menurut bagian yang
tel ah ditetapkan ";
6. Mcnimbang. hahwa oleh sebab itu seorang "peninggal harta"
( muwarris) tidak dapat rnenentukan siapa-siapa yang akan

258
menjadi ahli warisnya dan tidak dapat mengurangi atau
menghapuskan sama sekali hak-hak ahli waris yang telah
ditentukan syara' tersebut dengan membuat wasiat yang isinya
menyimpang dari ketentuan syara';
7. Mcnimbang, bahwa harta yang diwasiatkan almarhum H.
AFDOLLAH kepada anaknya almarhum ABDUL WAHAB
lebih dari sepertiga harta, sehingga dengan demikian maka
wasiat yang bersangkutan tidak dapat dibenarkan:
8. Menimbang, bahwa selain dari hal-hal yang telah dikemu-
kakan di atas, wasiat yang ditujukan kepada ahli waris sendiri
seperti yang tidak disetujui oleh ahli waris yang lain, hal
mana dalam perkara ini demikian adanya, adalah tidak sah
sesuai dengan Hadis Rasulullah SAW yang berbunyi :
:. ,~,·~
.,
'--.' .!'; :.!r.,,~.,
,, ~
;

Artinya: "... tidak berlaku wasiat bagi ahli waris";


Sehingga dengan demikian Majelis berpendapat bahwa wasiat
yang dibuat oleh Almarhum H. AFDOLLAH tanggal 20
Oktober 1982 yang ditujukan kepada anaknya nama ABDUL
WAHAB dengan pembagian harta pusakanya adalah tidak
sah;

9. Menimbang. bahwa oleh karena PENGGUGAT sebagai pihak


yang mengajukan perkara dalam perkara ini sesuai dengan
Keputusan Menten Agama nomor 75 tahun 1979, maka hanya
dibebani untuk membayar biaya perkara;
l 0. Menimbang, berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka gugatan PENGGUGAT dapat
dikabulkan sebahagiannya;
11. Mcngingat segala ketentuan perundang-undangan yang
hcrlaku dun Hukum Syara' yang berkaitan dalam perkara ini:

25~
MENGADILI:

I. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT sebahagiannya;


2. Menyatakan surat wasiat harta tertanggal Kampung Losung
20 Oktober 1982 antara HAJI AFDOLLAH dengan anaknya
ABDUL WAHAB yang dipegang oleh TERGUGAT
(BASYARIAH Boru REGAR) tersebut tidak sah:
3. Membatalkan surat wasiat hartu HAJI AFDOLLAH kepada
anaknya ABDUL WAHAB yang tersebut pada nomor 2 (dua)
di atas;
4 Menghukum PENGGUGAT untuk membayar semua biaya
yang timbul dalam perkara ini sebanyak Rp. 29.500.- (dua
puluh sernbilan ribu lima ratus rupiah);
Demikianlah Putusan lni dijatuhkan di Padangsidempuan pada
hari Kamis tangg~l 31 bulan Maret tahun 1988 M. bertepatan
dengan tanggal 13 bulan Sya'ban tahun 1408 H. oleh karni
Drs. Syahron Nasution sebagai Ketua Mejelis serta Drs.
KOSIM AR. NASUTION dan ADAM SALEH PARINDURI
sebagai Hakim Anggota, Putusan mana pada hari itu juga
diucapkan pada persidangan yang terbuka untuk umum oleh
Majelis tersebut yang dihadiri AWALUDDIN NASUTION
sebagai Panitera Pengganti serta pihak PENGGUGAT tanpa
dihadiri pihak TERGUGAT.

260
Ketua

ttd.

Drs. Syahron Nasution

Hakim Anggota Hakim Anggota

ltd. ttd.

Drs. Kosim AR. Nasution Adam Saleh Parinduri

Panitera Pengganti

ttd.

Awaluddin Nasution

261
PUTUSAN
Nomor: 30/PTS/1988/1989/PTA-Mdn

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Medan yang mengadili perkara


Perdata PEMBATALAN WASHIAT dalam tingkat banding, dalam
persidangan Majelis telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut,
dalam perkaranya;
BASYARIAH SIREGAR,47 tahun, pekerjaan Bertani, agama
Islam, tempat tinggal Desa Aek Bayur Kecamatan Padang-
sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan, selanjutnya discbut
PEMBANDING
MELAWAN

MANGARAJA MADIN Bin Alm. H. AFDOLLAH, 62 tahun,


pekerjaan Berjualan, agama Islam, tempat tinggal di Jin. Tcngku
Umar Gg. Mesjid Raya No.43 C Kelurahan Losung Kecamatun
Padangsidempuan Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan.
selanjutnya disebut TERBANDING
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat-surat yang
berhubungan dcngan perkara ini;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Mcngutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termual


dularn Putusan Pengadilan Agama Padangsidempuan tunggal
31 Maret 1988 M/ 13 Sya' ban 1408 H Nomor PA.b/12/PTS/
25/ 1980 yang amarnya berbunyi;

262
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagiannya;
2. Menyatakan surat washiat harta tertanggal Kampung Losung
20 Oktober 1982 antara H. Afdollah dengan anaknya Abdul
Wahab yang dipegang oleh Tergugat (Basyariah Br. Regar)
tersebut tidak syah;
3. Membatalkan surat washiat H. Afdollah kepada anaknya
Abdul Wahab yang tersebut · pada nomor 2 ( dua) diatas;
4. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini sebanyak Rp. 29.500,- (Dua puluh
sembilan ribu lima ratus rupiah);
Membaca surat pemyataan banding yang dibuat oleh Panitera
Kepala Pengadilan Agama Padangsidempuan bahwa Basyariah
Siregar pada tanggal 22 April 1988 telah mengajukan permohonan
banding atas Putusan Pengadilan Agama Padangsidempuan
tanggal 31 Maret 1988 M/ 13 Sya'ban 1408 H No. PA.b/12/PTS/
25/1988; Permohonan banding mana telah diberitahukan
kepada pihak lawannya:
Memperhatikan Memori Banding dan Kontra Memori
Banding yang diajukan oleh pihak-pihak berperkara :

TENTANG HUKUMNYA

I. Menimbang bahwa perkara ini termasuk wewenang


Pengadilan Aga~a;
2. Menimbang bahwa permohonan Banding telah diajukan
dalam tenggang waktu yang dibenarkan pera turan Perundang-
undangan yang berlaku, serta telah memenuhi syarat-syarat
banding lainnya, dengan demikian permohonan banding ini
dapat diterima;
3. Menimbang bahwa washiat H. Afdollah (Alm) kepada
anaknya Abd. Wahab (aim) yang dibuatnya di rumah Halijah
dihadapan hatobangon/harajaon berisi pembagian harta

263
kepada Abd. Wahab tersebut sebagaimana disebutkan dalam
sural washiat Kampung Losung tanggal 20 Oktober 1982,
adalah jelas merupakan washiat yang ditujukan kcpada ahli
waris yakni washiat H. Afdollah (almarhum) 'yang ditujukan
kepada anaknya Abd. Wahab;
4. Menimbang hahwa washiat kepada ahli waris sebagai
dernikian, bila menyangkut masalah harta warisan, adalah
tidak sah menurut hukum, sesuai dengan Hadis Rasulullah
SAW yang berbunyi;

(Vide Kitab Fiqhus Sunnah Juz halaman 595) yang artinya:


Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan keptula setiap
orang yang tnetnpunyai hak apa yang menjadi huknya. dun
ingatlah bahwa tidak ada/tidak sah washiat untuk ahli waris;
5. Menimbang bahwa washiat terperkara, meskipun dibuat
dihadapan beberapa ahli waris termasuk Terbanding (Cq, di
rumah Halijah di Kampung Losung dan dihadapan
hotabangon dan harajaon), namun tidak terbukti adanya
persetujuan para ahli waris aim. H. Afdollah termasuk
Terbanding sendiri; dan bahwa diamnya para ahli waris padu
waktu itu tidak ~apat diartikan sebagai suatu persetujuan
dari mereka;
6. Menimbang bahwa andai kata ada pula washiat lainnya dari
H. Afdollah kepada ahli waris yang lain dalam bentuk yang
serupa dengan washiat terperkara sebagaimana yang di
utarakan oleh Pembanding, maka washiat yang dimaksud
adalah tidak bersangkut paut dengan dan tidak relevant untuk
dipertimhangkan dalam perkara ini, oleh karena gugatan
Terbanding Mangaraja Madin (sebagai Penggugat asli) dalam
perkara ini hanyalah berkenaan dengan washiat H. Afdol1ah
kepada Ahd. Wahab semata-mata:

264
7. Menimbang bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di
atas, maka Majelis Pengadilan Tinggi Agama Medan.
herpendapat bahwa washiat H. Afdollah kepada Abd. Wahab
yang dibuut di Kampung Losung pada tanggal 20 Oktober
1982 yang berisikan pembagian harta yang mcnjadi bagian
Abd. Wahab tersebut adalah tidak sah, dan perlu dibatalkan,
oleh karena pembagian harta untuk ahli waris sudah ada
ketentuan hukumnya dari Allah SWT, sehagaimana
dimaksudkun surah An nisa' ayat 7;

Bagi laki-laki ada bagian haknya dari harta peninggalan


ibu bapa dun kerabatnya, dan bagi perempuan (juga) Lula
bagian haknya dari harta peninggalan ibu bapa dun
kerabatnya, baik sedikit maupun banyak yang tnerupakan
bagian yang telah ditentukan " ;

8. Menimbang bahwa oleh karena itu, Putusan Pengadilan


Agama Padangsidempuan quo dipandang sudah benar, dan
perlu dikuatkan, dan oleh karena Majelis Pengadilan Tinggi
Agama berpendapat bahwa bunyi redaksi amar Putusan a
quo kurang tepat, maka sekadar untuk itu Majelis perlu
mernperbaikinya:
9. Menimbang bahwa oleh karena Pembanding adalah pihak
yang dikalahkan, maka biaya yang timbul dalam perkara ini .
pada semua tingkatan dibebankan kepadanya;

265
MENGINGAT

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta dalil-dalil


syar'i yang berkenaan dengan perkara ini:

MENGADILI

I. Menerima permohonan banding Pembanding,


2. Menguatkan Putusan Pengaclilan Agama Padangsidempuan
tanggal 31 Maret 1988 M/13 Sya'ban 1408 H No. PA.b/12/
PTS/25/1988 dengan memperbaiki redaksi amar Putusan
tersebut sehingga berbunyi sebagai berikut:
"1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, dan
menolak yang selebihnya"
"2. Membatalkan washiat H. Afdollah kepada Abd. Wahab
yang telah diperbuat di Kampung Losung Kecamatan
Padangsidempuan pada tanggal 20 Oktober 1982"
"3. Menyatakan Surat Washiat H. Afdollah kepada Abd.
Wahab tertanggal Kampung Losung 20 Oktober 1982
adalah tidak mempunyai kekuatan mengikat"
3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini pada tingkat pertama sebesar Rp.29.500,-
(Dua puluh sembilan ribu lima ratus rupiah), dan yang timbul
dalam tingkat banding sebesar Rp. 16.000,- (Enarn Belas
Ribu Rupiah)
Demikianlah diputuskan pada hari Selasa, tanggal 14 Maret
1989 M/6 Sya' ban 1409 H. dan Putusan itu telah diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 22
Juni 1989 M/18 Zulqaidah 1409 H. oleh kami M. SALEH
RASYID, SH selaku Ketua Majelis, dengan didampingi oleh H.
AMALUDDIN dan H. ADNAN BENAWI, SH rnasing-masing

266
selaku Hakim Anggota, dan dibantu oleh Drs. ABO. HALIM
IBRAHIM Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Agama
Medan, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara.

Ketua Majelis

ttd.

M. Saleh Rasyid, SH

Hakim Anggota Hakim Anggota

ttd. ttd.

H. Amaluddin H. Adnan Benawi, SH

Panitera Pengganti

ttd.

Drs. Abd. Halim Ibrahim

267
PUTUSAN
REG. No. 159 K/AG/1989

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETlJIIANAN
YANG MAHA ESA

MAHKAMAH
AGUNG

memeriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai


berikut dalam perkara :
BASYARIAH BORU REGAR BlNTI, bertcmput tinggal di
Desa Aekbayur, Kecamatan Padangsidcmpuan Ti mur,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemohon kususi dahulu
Tergugat/ Pernbanding;

MELAWAN

MENGARAJA MADIN bin ALMARHUM H. AFDOLLAH.


bcrternpat tinggal di Jalan Tengku Umar Gang Masjid Raya
Nomor 43 C, Kelurahan Losung, Kecamatan Padang-
sidempuan Selatan Kota Administratif Padangsidcmpuan,
Termohon kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Melihat surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat
sekarang Pemohon kasasi sebagai Tergugat asli di muka
persidangan PengadiIan Agama Padangsidempuan pada pokoknyu
alas dalil-dalil :
buhwa orang tua Penggugat asli bernama Haji Afdollah tclah
meninggal dunia pada tanggal 2 September 1983;

268
-- - ·-

bahwa almarhum Haji Afdollah sernasa hidupnya telah


menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Amma (telah
meninggal); ·
bahwa almarhum Haji Afdollah meninggalkan 6 orang unak
yailu: I. Mangaraja Madin yaitu Penggugat asli 2. Siti Abiba 3.
Abdul Wahab 4. Nurillah dan 5 Jaaru dan 6. Siti Kholijah;
bahwa Abdul Wahab telah meninggal dunia tahun 1986 dan
meninggalkan seorang isteri bernama Basyariah Br Regar yaitu
Tergugat asli dan 5 orang anak yaitu : I. Tiasma, 2. Ahmad
Nazir, 3. Rostiamma, 4. Nurhayati dan 5. Abdul Hajji;
bahwa selain meninggalkan ahli waris tcrscbut di utas
· almarhum Haji Afdollah juga meninggalkan harta-hunu berupu
sebidang kelapa, setumpuk sawah dan sebidang tanah darat yang
luas dan letaknya sebagaimana tersebut dalam surat gugatan ( ad.
a sumpai dengan ad. c);
bahwa sernasa hidupnya orang tua Penggugat asli maupun
sesudah meninggalnya harta-harta yang tinggal belum ada yang
dibagi antara mereka anak-anaknya scbagai ahli waris; bahwa
ternyata tanpa setahu Penggugat asli, Tergugat asli ada menyim-
pan/merniliki sebuah surat wasiat antara almarhum Haji Afdollah
dcngan suami Tergugat asli bernama Abdul Wahab yang dibuat
tanggal 20 Oktober 1982 yang isinya bahwa harta tersebut di atas
diwasiatkan sebagai bagian anaknya yang bernama Abdul Wahab;
bahwa surat wasiat tersebut tidak sah oleh karena :
a. Tidak dibuat dihadapan ahli waris atau tidak ada persetujuan
ahli waris.
b. Wasiat ditujukan kepada orang yang bukan ahli waris.
c. Harta yang diwasiatkan lebih 1/3 dari harta peninggalan
alrnarhum Haji Afdollah.
d. Sidik jari yang tertera dalam surat wasiat tersebut tidak
Penggugat asli akui sebagai sidik jari almarhum Haji Afdollah
karena tidak sesuai dengan pasal 286 Rbg;

269
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penggugat
asli menuntut kepada Pengadilan Agama Padangsidempuan agar
rnemberikan putusan sebagai berikut :
a. Mengabulkan gugatan Penggugat:
h. Menyatakan surat wasiat harta tertanggal Kampung I .osung
20 Oktober 1982 antara Haji Afdollah dengan anaknya Abdul
Wahab yang dipegang oleh Tergugat (Basyariah Br Regar)
tersebut adalah tidak sah;
c. Membatalkan surat wasiat harta tertanggal Kampung Losung
20 Oktober 1982 antara Haji Afdollah dengan anaknya Abdul
Wahab yang dipegang oleh Tergugat (Basyariah Br. Regar)
tersebut;
d Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya-biaya
yang timbul dalam perkara ini;

bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama


Padangsidempuan telah mengambil putusan, yaitu putusannya
tanggal 31 Maret 1988 M, bertepatan dengan tanggal 13 Sya'ban
1408 11. No. PA.bl I 2/PTS/25/1988, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :

"I . Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagiannya;


"2. Menyatakan surat wasiat harta tertanggal Kampung Losung
20 Oktober 1982 antara HAJI AFDOLLAH dengan anaknya
ABDUL WAHAB yang dipegang oleh Tergugat (BASYA-
RIAH Boru REGAR) tersebut tidak Sah;
"3. Membatalkan surat wasiat harta HAJI AFDOLLAH kepada
anaknya ABDUL WAHAB yang tersebut pada Nomor 2 (dua)
di atas;
"4. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini sehanyak Rp. 29.500,- (Dua puluh
scmbilan ribu lima ratus rupiah);

270
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan
Tergugai telah dikuatkan dengan perhaikan oleh Pengadilan Tinggi
Agama Medan dengan putusannya tanggal 22 Juni 1989 M.
bertepatan dengan tanggal 18 Zulqaidah 1409 H. No. 30/PTS/
1988/ 1989/PTA-Mdn yang amarnya berbunyi sebagai berikut ·
"I. Menerima permohonan banding Pernbanding:
"2. Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Padangsidernpuan
tanggal 31 Maret 1988 M/13 Sya'ban 1408 H. No. PA.b/12/
PTS/25/1988 dengan memperbaiki redaksi amar putusan
tersebut sehingga berbunyi sehagai berikut:
"I. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, dan
menolak yang selebihnya.
"2. Membatalkan wasiat Haji Afdollah kepada Abdul Wahah
yang telah diperbuat di Kampung Losung Kecamatan
Padangsidempuan pada tanggal 20 Oktober 1982.
"3. Menyatakan surat wasiat Haji Afdollah kepada Abdul
Wahab tertanggal Kampung losung 20 Oktober 1982
adalah tidak rnempunyai kekuatan mengikat.
"3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini pada tingkat pertama sebesar Rp.29 .500,-
(Dua puluh sembilan ribu lima ratus rupiah), dan yang timbul
pada tingkat banding sebesar Rp. 16.000.- (Enam belas ribu
rupiah).
bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Tergugat/Pembanding pada tanggal 27 Juli 1989 kemudian
terhadapnya oleh Tergugat/ Pembanding diajukan permohonan
untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal 5 Agustus
1989 sebagaimana ternyata dari surat keterangan No. 01-KS/30-
PTA/25-PA-PSP/ 1989 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Agama Padangsidempuan permohonan mana kemudian disusul
oleh memori kusasi yang mernuat alasan-alasannya yang diterima

271
di kepaniteraan Pengadilan Agama tersebut pada tanggal 22
Agustus 1989;
bahwa setelah itu oleh Penggugatff erbanding yang pada
tangggal 23 Agustus 1989 telah diberitahu tentang memori kasasi
dari tergugat/pernbanding diajukan-Jawaban memori kasasi yang
ditcrima di kepaniteraan Pengadilan Agama Padangsidempuuu
pada tanggal 5 September 1989.
Menimbang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka. permohonan
kasasi atas putusan atau Penetapan ·Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut hams
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut; .
Menimbang, bahwa alasan-alasan permohonan kasasi diterirna
di kepaniteraan Pengadilan Agama barulah pada tangga1 22
Agustus 1989 sedangkan permohonan kosasi diterima pada tanggal
5 Agustus 1989 dengan demikian penerimaan memori kasasi itu
tel ah melampaui tenggang waktu yang· ditentukan dalam pasal 4 7
ayat ( 1) Undang-undang Mahkamah Agung Indonesia, maka oleh
karena itu permohonan kasasi terscbut harus dinyatakan Tidak
dapat diterima;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 tahun
1970, Undang-undang No. 14 tahun 19~5 dan Undang-undang
.No. 7 tahun 1989 yang bersangkutan;

MENGADILI

Menyatakan bahwa permohonan kasasi dari Pernohon kasusi:


BASYARIAH BORU REGAR BINTI, tersebut tidak dapat
diterima;

272
Menghukum pemohon kasasi akan membayar biaya perkara
dalarn tirigkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp. 20.000,- (Dua
puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat perrnusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari : Rabu Tanggal 30 Mei 1990, dengan
Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Ketua Muda yang ditunjuk oleh
Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua sidang, H. Amiroeddin
Noer, SH. dan H. Masrani Basran, SH. sebagai Hakim-hakim
Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka pada had : Sabtu
Tanggal 14 Juli 1990, oleh Ketua Sidang tersebut. dengan dihadiri
oleh H. Amiroeddin Noer. SH. dan H. Masrani Basran, SH.
Hakim-hakim Anggota dan Achmad Djunaeni. SH. Panitera
Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

Hakim-hakim Anggota; Ketua:

ud. ttd.

H. Amiroeddin Noer, SH. Prof. H. Busthanul Arlfln

ttd. ttd.
H. Masrani Basran, SH.
Panitera Pengganti;

ttd.

Achmad Djunaenl, SH.

273
TENTANG HIBAR
H. Satria Effendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG HIBAH
(Pembatalan Hi bah)

Pendahuluan
Salah satu sebab perpindahan milik dalam pandangan hukum
Islam ialah hibah. Dengan menghibahkan suatu benda berarti
keluarlah sesuatu itu dari milik wahib (yang menghibahkan) dan
berpindah ke dalam milik mawhub (yang menerima hi bah). Dalam
Islam, seseorang dianjurkan untuk suka memberi. Sekurangnya
ada dua hal yang hendak dicapai oleh anjuran hibah. Pertama,
dengan beri memberi akan menimbulkan suasana akrab dan kasih
sayang antara sesama manusia. Sedangkan mempererat hubungan
silaturrahmi itu termasuk ajaran dasar agama Islam. Dalam hadis
riwayat Bukhari dijelaskan, bahwa barang siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan diingat orang di belakang harinya,
hendaklah ia selalu mempererat hubungan persaudaraan. Praktek
hibah akan dapat mewujudkan suasana kekeluargaan. Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir Rasulullah
memberi petunjuk,agar hadiah menghadiahilah antara kalian
niscaya akan timbul rasa sayang menyayangi, dan saling berja-
batan tanganlah di antara kamu, niscaya akan hilang rasa jengkel
di hati kalian. Dalam al-Qur'an banyak pula ditemukan ayat-ayat
yang menganjurkan beri memberi. Amara lain dalarn Surat Ali
Imran ayat 92 Allah berfirman yang artinya: "Kamu sekali-kali
tidak akan sampai kepada kebajikan, sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa-apa yang karnu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." Menurut
ahli tafsir, termasuk ke dalam pengertian ayat tersebut menghibah-

277
kan sebagian harta kepada saudaranya. Kedua, yang dituju oleh
anjuran hibah adalah terbentuknya kerjasama dalam berbuat baik,
baik dalam menanggulangi kesulitan saudaranya, maupun dalam
membangun lembaga-lembaga sosial. Menanggnlangi kesulitan
saudara umpamanya merelakan piutang dari ora.ng yang sedang
dililit hutang yang kelihatan sulit melunasinya.
Begitulah ringkasnya kedudukan dan peranan hibah dalarn
menjalin tali persaudaraan di kalangan umat. Dan agar hibah
selalu tetap dalam fungsinya itu, dalam hukum Islam ia mendapat
perhatian khusus dan mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu.
Namun dalam prakteknya, oleh karena faktor kelalaian manusia
itu sendiri, praktek hibah tidak jarang pula membawa kepada
silang sengketa di antara keluarga. Dengan demikian yang terjadi
adalah sebaliknya. Tali persaudaraan yang tadinya akrab dan erat,
kemudian rnenjadi renggang dan tidak jarang pula mcnjadi putus
sama sekali. Sehubungan dengan ini tulisan ini sengaja disiapkan
untuk mempelajari perkara hibah, tepatnya pernah diangkat ke
Pengadilan Agama Pekanbaru, Riau, hendak dilihat dengan
kacamata fikih klasik dari berbagai mazhab yang sempat di-
jangkau. Tulisan ini diharapkan sebagai satu usaha memunculkan
kembali khazanah fiqhiyah yang dimiliki umat Islam dan dengan
demikian diharapkan dapat menambah wawasan kita bersama
dalam bidang fikih. Sebelum mempelajari perkara dimaksud,
untuk mempermudah kajian sebagai kerangka acuan di bawah ini
dikemukakan beberapa catatan tentang hibah dalam berbagai
mazhab yang dianggap relevan dengan pembahasan selanjutnya.
Hibah adalah suatu pemberian kepada orang lain tanpa
mengharapkan suatu balasan. Da1am prakteknya, timbang terima
pada hibah dilaksanakan langsung pada waktu yang menghihahkan
masih hidup. Hal yang disebut terakhir inilah yang rncmbedakun-
nya dengan wusiat. Pada wasiat pemberian baru tcrlaksana
bilamana yang berwasiat telah wafat.

278
Tentang ijab dan kabul
Praktek hibah mempunyai beberapa rukun. Pertama, adanya
yang menghibahkan, yaitu yang telah dewasa, bcrakal, cukap
untuk memiliki, berkuasa penuh pada harta yang akan dihibahkan,
dapat bertindak sendiri dan melakukan hibah itu atas kchendaknya
sendiri. Rukun kedua ialah, adanya yang menerima hibah yang
nyata wujudnya ketika berlangsung hibah. Rukun ketiga, .adanya
benda yang akan dihibahkan yang merupakan milik penuh dari
yang menghibahkan, Rukun keempat, adanya ijab dan kabul. Ijab
arti nya suatu penegasan dari wahib (yang memberi) atas
pemberiannya, seperti dengan mengatakan: "Saya hibahkan benda
ini untuk anda". Sedangkan kabul berarti suatu penegasan dari
yang menerirna hibah atas kerelaannya menerima hibah.
Persyaratan adanya ketegasan ijab dan kabul kenyataannya tidak
disepakati oleh ulama-ulama mujtahid. Sebagian besar dari ulamu
yang beraliran fikih Syafi'iyah dan Imam Malik mensyaratkan
bagi orang yang mampu berbicara untuk menegaskan ijab dan
kabul bugi keabsahan hibah. Menurut mereka, orang yang
menghi bahkan harus secara tegas menyatakan ijab atau
pcmheriannya. Begitu pula yang menerima hibah harus secara
tegas pula menyatakan dengan lisan atas penerimaannya.
Keharusan adanya penegasan hibah dengan lisan dimaksudkan
agar secara jelas apa yang diberikan itu adalah hibah dan dilakukan
dengan kehendak sendiri secara suka rela. Dengan adanya
ketegasan hibah itu, baru berlaku baginya segala hukum hibah.
Adanya keharusan ketegasan penerimaan dengan lisan, agar secara
pasti diketahui kerelaan menerimaannya.
Berbeda dengan itu, kalangan Hanabilah dan sebagian dari
kalangan Hanafiyah berpendapat, untuk keabsahan hibah tidak
mcxti adanya ketcgasan ijab dan kabul secara lisan. Mcnurut
aliran ini hibah dianggap sah, sekalipun dengan tindakun-tindukan
yang biasa dipahami menunjukkan adanya pernberian. Alasanya.

279
dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Rasulullah hiasa hadiah
menghadiahi atau beri memberi tanpa menegaskan ijah dan
kabulnya. Praktek seperti itu diikuti oleh-para sahabat. Kctika
Abdullah bin Umar mengendarai keledai kepunyaan ayahnyu
Umar bin Khattab, Rasulullah berkata kepada Umar: "Juul sajulah
kelcdai itu kepudaku". Umar bin Khattab dengan muksud
menghibahkan kcledai itu kepada Rasulullah menjawab dcngan
mengatakan : "Keledai itu untukmu". Mendengar pernyataan U mar
bin Khattab itu, tanpa menyatakan menerima pemberian itu (tanpa
adanya kabul) Rasulullah lalu berkata kepada lbnu Umar:
"Lakukanlah sesuka hatimu terhadap keledai itu", dengan maksud
menghibahkan keledai itu buat Ibnu Umar. Dalam cerita tersehut
Rasulullah tidak secara tegas menerima hi bah dari U mar bin
Khattab, dan begitu pula Ibnu Umar tidak secara tegas dengan
lisan menerima hibah dari Rasulullah. Semuanya itu dilakukan
bukan dengan ketegasan lisan, melainkan dengan tindakan yang
cukup dipahami mem.injukkan untuk itu. Ini menunjukkan bahwu
adanya ketegasan ijab dan kabul dengan lisan bukanlah menjadi
persyaratan bagi keabsahan hibah.

Tentang timbang terima


Yang dimaksud dengan timbang terima di sini ialah serah
terima apa yang dihibahkan, seperti dengan mengukur tanah atau
dengan menyisihkan suatu benda dari yang sejenisnya dan secara
praktis diserah-terirnakan antara dua belah pihak. Praktek serah
terima ini bisa jadi dilakukan terpisah dari ijab dan kabul. Dalam
hal ini ada dua aliran yang berkembang di kalangan ahli-ahli
fikih. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hibah baru dianggup
mengikat dan pasti setelah diadakan timbang terima. Artinya,
dengan semata-mata ijab dan kabul tanpa diiringi dengan serah
terima, hibah belum dianggap pasti, dalam arti yang menghibahkan
masih bcbas menentukan sikapnya apakah akan meneruskan atau

280
mencabut kernbali maksud hibahnya. Pendapat ini diunut olch
Ahmad bin Hambal, Abu Hanifah, dan Imam Syafi'i r.a. Alasan
mcreka adalah praktek para sahabat, antara lain Abu Bakar pada
suatu waktu menghibahkan suatu benda kepada putrinya Aisyah.
tetapi belum terjadi secara praktis timbang terima antara keduanya.
Kcmudian pada waktu Abu Bakar sedang sakit, ia memanggil
Aisyah dan berkata : "Hai putriku, tidak seorangpun yang lebih
aku sukai hidup berkelapangan sepeninggalanku selain dari pada
engkau, dan tidak seorangpun yang lebih memilukan aku kecuali
jika engkau hidup dalam kefakiran sepeninggalan aku. Oulu aku
pernah menghibahkan sesuatu untukmu. Maka sisihkanlah benda
itu dan terimalah. Karena jika tidak engkau terima sekarang, jika
aku wafat, maka benda itu akan menjadi harta warisan". Peristi wa
tersebut menunjukkan,bahwa dengan semata-mata ijab dan kabul
dan diiringi timbang terima, hibah belum dianggap mengikat.
Oleh karena itu Abu Bakar mengingatkan agar dilakukan serah ·
terima sebelum ia wafat. Karena jika tidak, maka harta yang
telah pernah diijab-kabulkan itu jika ia wafat tidak dapat diunggap
hibah, tetapi menjadi harta warisan yang akan dibagi antara seluruh
ahli waris. Alasan lain adalah pendapat Umar bin Khattah yang
menegaskan bahwa suatu pemberian belum dianggup pasti dan
mengikat sebelum ada timbang terima.
Berbeda dengan itu Imam Malik herpendapat, bahwa hibah
sudah dianggap mengikat dengan semata-mata adanya ijab dun
kabul. Jika ijab da kabul sudah selesai, yang menghibahkan tidak
lagi dibenarkan untuk mundur atau mencabut kernbali hibahnya.
Mundur dari hibah setelah terjadinya akad, termasuk ke dalam
pengertian hadis yang rnenegaskan bahwa, orang yang mencabut
kembali hibahnya sama dengan orang yang menjilat kembali
muntah yang telah dimuntahkanya. Alasan lain dianalogikan
dengan praktek 'wakaf. Kepastian wakaf tidak tergantung kepada
adanya tirnbung terima. Seseorang yang telah sctulus hati

281
mengikrarkan wukaf, dianggap pasti dan tidak holeh mencubutnyu
kernbali:

Tentang hibah berimhalan


Yang dimaksud dengan hibah berimbalan ialah suutu
pemberian dcngan syarat adanya imbalan. Pada dasarnya, seperti
pernah dikernukakan sebelumnya, hibah adalah suatu pemberiun
tanpa mengharapkan imbalan. Namun dalam literatur-literatur fikih
disebutkan satu bentuk praktek hibah yang mensyaratkan adanya
imbalan. Ularna mujtahid berbeda pendapat dalam masalah
tersebut, Mayoritas ulama dari kalangan Syafi'iyah berpendapat,
mensyaratkan imbalan pada praktek hibah membuat hibah itu
tidak sah karena bertentangan dengan prinsip hibah. Dan oleh
karena akadnya adalah akad hi bah, maka praktek seperti itu tidak
pula dapat dianggap sebagai jual beli atau tukar menukar.
Berheda dcngan itu Imam Ahmad bin Hambal scperti clinukil
oleh lbnu Qudamah dalarn kitab al-Mughni berpcndapat, hibah
dengan syarat adanya imbalan adalah sah selama imbalannya itu
je1as jcnis dun kadarnya, Pendapat ini didukung oleh sebagian
kalangan Hanafiyah seperti disebut oleh al-Kamal lbnul Humam
dalam kitah Fathul Qadir. Namun menurut aliran ini, praktck
hi bah scpcrti itu dianggap sama dengan jual beli dan oleh karcna
itu yang berlaku baginya adalah hukum jual beli.

Tentang duduknya perkara

Seperti dikernukakan terdahulu, tulisan ini sengaja disiapkun


untuk menganalisis perkara hibah yang telah diadili dun
diputuskan o l ch Pcngadilan Agama Pekanharu d a l am
keputusannya No. IO I /G/1989. Perkara hibah dirnaksud tcrjudi
unturu Penggugut Mukmocr R. Sarnpono hin Syukbun luwun
Tcrgugut Effi Nocr Hcndurtini binti A.H. Efendi yang kcrnudian
diwakili olch kuasa khususnya T.S. Azir Amin.

282
Pcnggugat telah mengajukan gugatannya pada tanggal 13
Maret 1989 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama
Pckunharu dalam register No. 101/G/1989, tanggal 13 Maret 1989.
Gugatan Penggugat adalah bahwa Penggugat telah mcnghibahkan
scbidang tanah berikut bangunan di atasnya sertifikut huk guna
hangunan No. B-1668, kepada Tergugat pada tanggal 14 Juli
1987. Pelaksanaan hi bah tersebut ditulis di atas sehelai Segel Rp
I 000.- tidak ada ucapan ijab kabul (serah terima) dari Penggugat
dun Tergugat. serta tidak ada saksi dari pihak ahli waris Pcnggugat,
kecual i saksi-saksi sepadan/ perbatasan tanah. Dal am hi bah
tcrscbut, Penggugat menentukan syarat ada penggantian dengan
tanah lain yang luas dan nilainya sama. Penggantian hibah tersebur
tidak dilaksanakan oleh Tergugat sebagaimana mestinya. Tanah
terscbut adalah hasil pembelian dalam masa perkawinan dcngan
ihu Tergugat nama Ruhani Nur dan telah disertifikatkan alas nama
Pcnggugar sendiri yang kemudian telah beralih atas nama-Tergugat
dengan dasar surat hibah tersebut, Semula Penggugat bermaksud
menghibahkan tanah itu kepada ibu Tergugat (Ruhani Nur), tetapi
yang terjadi kernudian adalah kepada Tergugat dengan alasan ibu
Tergugat selaku isteri Penggugat ketika itu akan menjadi dua kali
mcngurus balik narna jika hibah dilakukan lebih dahulu kepada
ibu, Oleh karena itu surat hibah itu dibuat oleh Tergugat. Alas
kcjadiun-kejadian tcrsebut, Penggugat berrnaksud membatalkan
kcmhali surat penghibahan tanah tersebut. Berdasarkan alasan-
alasan Ji atas, maka Penggugat memohon kepada Pengadilan
Aguma Pekanbaru untuk membatalkan hibah tersebut, sesuai
dcngun Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pihak Tergugat dalam jawabannya menegaskan. bahwa
pcnggantian hihah tersebut tclah dilaksanakan scsuai dengan
pcrmulukntan antara Penggugat dcngan ibu Tcrgugut scbugui
. . u.uni i . . tcri puda waktu itu, yaitu dcngan tanah yang dibcli oleh
ihu TL:rgugat scluas 1.174 M2 dengan harga Rp 7 .631.000,- di

283
mana rnereka suami istcri sama-sama datang untuk mcmbeli dan
mernbayar harganya kepada yang punya tanah, yaitu Paimin.
Setahu Tergugat, persekot pertama harga tanah pengganti hihah
itu dibayar oleh ihu Tergugat sebesar Rp 2.000.000,-. dun untuk
pelunasannya ihu Tcrgugat rnerninjarn uang dari Bank dcngun
jaminan sertifikat tanah yang telah diganti nama Tergugut. Dcngun
adanya pengganti tanah tersebut, maka sertifikat HGB No.1668
yang semula atas nama Penggugat, tentu telah menjadi atas narna
ibu 'Iergugat (Ruhani Nur) Atas pertimbangan ibu Tergugat, maka
ia menghibahkannya kepada Tergugat, dan pengurusan surat-surat
yang diperlukan dilaksanakan oleh Penggugat sendiri. Dengan
demikian yang menghibahkan tanah tersebut kepada Tergugat,
bukanlah Penggugat, tatapi ibu Tergugat. Kemudian dijelaskan
pula bahwa luas tanah yang dihibahkan adalah 1.157 M2.
sedangkan Iuas tanah penggantinya lebih luas dari itu yaitu 1.174
M2. Oleh karena itu gugatan Penggugat tidak pada ternpatuya,
karena Tergugat tidak pernah menerima hibah dari Pcuggugat
melainkan dari ibu Tergugat. Atas dasar itu Penggugat tidak berhak
memhatalkannya. Menurut Tergugat, ia tidak pernah rnclakukun
kesalahun, karena dalarn pengurusan surat-menyurat scmuunya
dilakukan oleh Pcnggugat, haik di kantor kecamaian maupun di
karuor Agraria
Perkara ini telah diputuskan oleh Pengadilan Agama Pckan-
baru, dengan keputusan membatalkan hibah tersebut. Dengan
dernikian berarti yang dikalahkan adalah Tergugat, dan tanah harus
dikcmbalikan kepada Penggugat. Rupanya keputusan itu tiduk
diterim~ oleh Tergugat. Oleh karena itu Tergugat telah naik hand-
ing ke Pengadilan Tinggi Agama Pekanharu. PTA Pekanburu
dalam keputusannya tertanggal 6 Desember 1989 Nomor 25/ 1989
telah membatalkan keputusan Pengadilan Agama Pekanbaru, dan
selanjutnya keputusan Pengadilan Tingggi Agarna Pckunbaru
dikukuhkun olch Mahkamah Agung R.I.

284
Analisis
Setclah mcngikuti duduk pcrkara dan pertimhangan-
pcrtimbangan hukum baik dari Pengadilan Agama, maupun dari
Pcngadilan Tinggi Agama Pekanbaru, ada beberupa hal yang
mcnerik perhatiun penulis untuk dianalisis yaitu :
l. Dalam alasan Penggugat disebutkan hibah dilakukan tanpa
ijab dan kabul. Bila merujuk teori fikih seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, alasan Pengugat tersebut hanya
dapat diterima bilamana dipakai aliran fikih Syafi'iyah yang
mensyaratkan adanya ketegasan ijab dan kabul bagi keabsahan
hibah. Alasan tersebut tidak dapat diterima bilamana
dibandingkan dengan pendapat aliran Hanabilah. Seperti
dikemukan sebelumnya, kalangan Hanabilah berpendapat,
hibah dianggap sah walaupun tanpa ketegasan ijab dan kabul.
Menurut mereka apa saja tindakan yang bisa menunjukkan
pemberian dan peneriman, sudah dianggap sah sehagai
pernyataan hibah. Dalam praktek hibah tersebut, kendatipun
tidak menegaskan ijab dan kabul, namun kedua belah pihak
tclah suka sama suka membubuhkan tanda tangannya di atas
segel. Praktek pembubuhan tanda tangan masing-masing
pihak itu sudah dianggap cukup sebagai pernyataan rcla
menyerahkan harta dari pihak yang menghibahkan dari
sebagai pernyataan rela mcnerima dari pihak yang menerima
dan hibah, yang diyakini bahwa kedua belah pihak
mcnandatangani surat hibah itu sudah tentu setelah membaca
isi surat hibah tersebut, Sedangkan ketegasan ijab dan kabul
fungsinya tidak lebih dari sekcdar ketegasan dari perasaan
rela membcri dan rela menerima. Dengan dcmikian.
pernbubuhan tanda tangan di atas kertas perjanjian itu sudah
dapat menggantikan fungsi ijab dan kabul. Scpcrti
dikcmukakan di atas, alasan Penggugat tersebut bisa diterima
bila dipakui aliran fikih Syafi'iyah. Menurut mereka, sclama

285
masing masing pihak mampu melakukan ijab dan kabul secaru
tegas dengan lisan, tidak bisa digantikan dengan tulisan.
Pengadilan Agama Pekanbaru dalam kcputusannyu
kelihatannya cenderung kepada aliran ini. Oleh karena itu.
alasan ini termasuk salah satu di antara · pertimbangan-
pertimbangan mengapa hibah itu dibatalkan.
2. Termasuk ke dalam alasan-alasan Penggugat mengapa hibah
itu mohon dibatalkan, karena pada hibah itu belum terjadi
timbang terima. Alasan ini sudah tidak berarti lagi untuk
dibicarakan bila mengacu kepada fikih Syafi'iyah, karena
hibah yang tidak memakai ijab kabul ini menurut mereka
sudah tidak sah dari awalnya. Begitu pula menurut Imam
Malik. Karena, kendatipun Imam Malik berpendapat tidak
mesti adanya timbang terima bagi kepastian hibah, namun
secara tegas ia mensyaratkan adanya ketegasan ijab dan kabul
bagi keabsahan hibah. Dengan demikian hibah tersebut sudah
dianggapnya tidak sah dari semula. Alasan tersebut baru
mem- punyai relevansi, bilamana mengacu kepada mazhab
Ahmad bin Hanbal. Seperti telah dikemukakan di atas,
kalangan Hanabilah tidak mensyaratkan adanya ketegasan
ijab dan kabul secara lisan bagi keabsahan hibah. Dengan
demikian hibah tersebut adalah sah. Namun, menurut aliran
ini, kepas- tian dari hibah itu tergantung kepada adanya
secara prakiis timbang terima. Sebelum terjadi timbang
terima, hibah boleh dicabut kembali oleh yang menghibahkan.
Jadi menurut aliran ini, bila henar belum · pernah terjadi
timbang terima, maka hibah yang diperkarakan itu belum
mengikat sama sekali. Pengadilan Agama Pekanbaru dalam
pertimbangan hukurnnya tidak mernpcrsoalkan masalah ini.
Hal itu dapat dimaklumi. karena orientusi mereka
kepada aliran Syafi'iyuh yang mcnganggap
hibah itu sudah batal dari scrnula, maka masuluh timhang
terimu sudah tidak lagi relevan untuk didiskusikan.

286
3 Di antara pertimbangan-pertimbangan Pengadilan Agama
Pekanbaru dalam perkara ini kelihatannya yang paling
mcndasar adalah, karena adanya syarat penggantian dalam
pruktek hibah itu yang dianggap bertentangan dengan prinsip
hibah. Salah satu pertimbanggan hukumnya mengapa hibah
itu dibatalkan adalah : "Menimbang bahwa Pengadi Ian
berpendapat perlu mengemukakan pengertian hibah.sepcrti
yang tercantum dalam kitab Tanatut-Thalibin Juz halarnan
142 sebagai berikut : Artinya : Hibah adalah mernberikan
milik atas sesuatu benda yang diperjualbclikan atuu
memberikan utang dari orang-orang yang sengaja rnencari
kebajikan tanpa ada penggantian."
"Menimbang bahwa Pengadilan berpendapat perlu
mengernukakan dalil, bahwa olch karena dalam pelaksanaun
hihah yang dilakukan oleh Pcnggugat tersebut dikaitkun
dengan keharusan adanya penggantian benda yang dihibahkan ·
dan penggantian tersebut telah nyata dilaksanakan, maka
pclaksanaan hibah tersebut hams dinyatakan tidak sesuai
dengan hukum Islam."
Alasan ini sangat relevan dengan aliran fikih Syafi'iyah,
tetapi tidak relevan dengan aliran fikih Hanabilah (pengikut
Ahmad hin Hanbal). Sebagaimana dikemukakan sebelumnyu,
hihah dengan syarat ada penggantian adalah sah menurut
aliran Hanabilah dan dianggap sebagai praktek tukar menukar
dun oleh karena itu hukum atau ketentuan yang berlaku
padanya adalah hukum atau ketentuan tukar menukar, bukan
ketentuan hibah. Pendapat ini juga dianut oleh sebagian
kalangan Hanafiyah. Pengadilan Agama Pek anbaru
kclihatunnyu tidak herpegang kepada aliran Hanahiluh. tempi
bcrpcdoman kepada alirun tikih Syufi'iyah. Aliran yang
disebut terakhir ini, seperti dikernukakan terdahulu, bcrpcn-
dapat bahwa hihah dengan persyaratan adanya pcnggantian

287
dianggap tidak sah atau batal, karena bertentangan dcng.u
prinsip hibah schagai suatu pemberian tanpu pcrsyarutun
adanya imbalan. Ini sajalan dengan satu prinsip dalam mazhab
Syafi'i yang menegaskan, bahwa suatu akad yang tclah sccara
dcfinitif ditentukan syarat dan rukunnya, akan menjadi batal
upabila dalam prakteknya dicampuri oleh persyaralan yang
jelas-jelas bertentangan dengan ketentuan-ketentuun yang
Lelah ada secara pasti. Dalam praktek hibah yang diperkarakan
itu jelas ada persyaratan yang bertentangan dengan prinsip
hibah, yaitu adanya persyaratan mengganti. Oleh sebab itu. di
samping persyaratan adanya penggantian itu adalah batal. juga
praktek hibah itu sendiri dari semula sudah dianggap batal
dalam arti dianggap tidak pemah terjadi praktek hibah antara
kedua belah pihak. Dengan demikian, tanah yang
dihibahkan itu dianggap tetap sebagai hak milik Penggugat,
sebaliknya tanah yang tersedia untuk penggantinya dari pihak
Tergugat dianggap tetap sebagai hak milik Tergugat. Bcgitulah
sifat dan wataknya setiap akad yang batal. Karena suatu akad
yang batal tidak layak dan tidak bertungsi untuk mernindah- kan
milik. Selanjutnya mcnurut aliran ini, suatu akad yang
dihukum atau dianggap batal tidak lagi layak atau tidak hisa
diputar bcgitu saja menjadi bentuk transaksi lain yang
berlainan prinsipnya, kecuali dengan menegaskan kcmbali
dalam bcntuk akad baru. Berdasarkan itu, praktek hibah yang
discngketakan itu sudah batal dari sernula, dun olch karcna
itu ia tidak dapat diputar sebagai akad tukar mcnukur. Kcdua
bclah pihak, hila menghendaki praktek itu adalah praktek
tukur menukar, menurut pandangan ini, harus menaudakun
akad baru tanpa melibatkan nama hibah. baik kctika ijah
kabul. maupun dalam surat menyurat. Selama akad baru tidak
dilakukan. maka praktek itu dianggap praktck hihah yang
batal. Bcgitulah logika dari uliran fikih Syafi'iyah. Kctcntuan
itu dibuat demikian ketat, agar masalahnya pasti dan jelas.

288
tidak berbelit-belit, sehingga tidak menimbulkan sengketa di
belakang hari. Seperti dikemukakan di atas, dalum sengkcta
ini. selama belum dilakukan akad baru yang menyatakan
praktek itu bukan hibah tetapi tukar menukar, maka
perkuranyu tetap dianggap sebagai sengkcta hibah, bukan
scngketu tukar mcnukar. Oleh karena itu. Pcnyelesaian
perkaranya terletak dalam kewenangan Pengadi lan Agama.
Prinsip inilah kelihatannya yang secara ketat dipegang oleh
Pengadilan Agama Pekanbaru untuk mengadili perkara
dimaksud, dan memutuskan membatalkan hibah tersebut,
artinya mengabulkan permohonan Penggugat.

Tergugat sebagai pihak yang dikalahkan, tidak menerima


keputusan tersebut, dan lalu naik banding ke Pengadilan Tinggi
Agama Pekanbaru. Pihak Pengadilan yang disebut terakhir ini,
setelah mempelajari duduk perkara dan keputusan yang diambil
oleh Pengadilan Agama Pekanbaru beserta alasan- alasannya,
mernbatalkan keputusan tersebut, dengan alasan bahwa tuntutan
dalam perkara itu adalah tun tu tan pembatalan perjanj ian tukar
menukar, tidak termasuk dalam hukum hibah yang menjadi
wewenang Pcngadilan Agama, dan oleh karena itu Pengadilan
Agama Pekanbaru telah melampaui kewenangannya. Dalam
kesimpulan ini kelihatannya Pengadilan Tinggi Agama berpen-
dapat bahwa kendatipun praktek itu dinyatakan sebagai hibah,
namun bila dilihat kepada adanya syarat penggantian maka pada
hakikatnya praktek itu adalah perjanjian tukar menukar, bukan
hibah. Dan oleh karena itu, hukum atau ketentuan yang berlaku
padanya adalah ketentuan perjanjian tukar menukar, bukun
ketcntuan hibah.
Kesimpulan ini. seperti pernah dikemukakan sebelumnya,
sejalan dengan pola pikir aliran fikih Hanabilah. Mcnurut aliran
ini, hi bah dengan syarat adanya penggantian dianggap sah, namun
ketentuun yang harus diterapkan kepadanya adalah hukum tukar

289
menukar, yang bila dikaitkan dengan peraturan yang berlaku di
Indonesia penyelesaian perkaranya tidak termasuk ke dalam
kewenangan Pengadilan Agama.
Seperti telah dikemukakan di awal tulisan ini, kajian ini
dilakukan tidak lain sebagai usaha mengangkat khazanah fiqhivah
yang terpendam ke dalam kehidupan masyarakat. Dengan
menelusuri literatur fikih yang sempat dijangkau, seperti terlihal
dalam diskusi di alas, ternyata kedua pola pikir yang dipakai
oleh masing-masing pihak Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama Pekanbaru dapat dirujukkan secara jelas kepada
literatur-literatur fikih Islam klasik. Namun yang menjadi catatan
kita adalah, bahwa adanya perbedaan kesimpulan itu banyak
disebabkan karena perbedaan kecenderungan memilih referensi
atau pola pikir yang akan dijadikan pedoman dalam mengadiIi
perkara. Di sinilah, menurut hemat penulis antara lain letak
urgensinya keberadaan Kompilasi Hukum Islam. Meskipun
disadari bahwa Kompilasi Hukum Islam itu tidak akan secara
tegas dapat mengakomodir setiap permasalahan dalam lingkungan
kewenangan Pengadilan Agama, namun dengan adanya sutu
pedoman dapat dipastikan akan lebih memperlancar jalan tugus
Pengadilan Agama.
Semoga demikian.

Literatur :
1. Al-Imam An-Nawawi, Al-Majmu ' Syarhul-Muhazzub.
2. Ibnu Qudamah, Al-Mughni.
3. Al-Kamal lbnu Humam, Fathul-Qadir 'Alai Hidayah.
4. Al-Imam Malik. Al-Mudawwanatul-Kubra.

290
SALINAN PUTUSAN
NOMOR: 101/G/1989

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KE'I'UHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Pekanbaru yang mengadili perkara penlata


dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara Hibah antara:
MAKMOER R. SAMPONO BIN SYAKBAN. berternpat
tinggal di Jalan Gunung Kelud No.26, Kelurahan Sekip,
Kecarnatan Limapuluh, Kodya Pekanbaru, Pekerjaan Pensiunan
Peg. Ncgeri yang selanjutnya disebut sebagai, PENGGUGAT~

LAWAN:

EFFI NOER HENDARTINI BINTI A.H, EFENDI, bertempat


tinggal di Jalan H.R. Subrantas Gg. Mulya No. 525, Kelurahan
Terpan, Kecamatan Terpan Kodya Pekanbaru, Pekerjaan
Wiraswasta;

Yang kemudian diwakili oleh Kuasa Khususnya.


T.S. AZIR AMIN, Direktur Biro Konsultasi Bantuan Hukum
Islam (BKBHI) Yayasan Amanat Sultan Syarif Qasim Pekanbaru,
bertempat tinggal di Jalan Jend. Sudirman Gg. Mesjid Muslimin
No.56-B Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa Khusus di depan
Notaris Syawal Sutan Diatas tanggal 24 Mei J 989 No. 3.4 J V
1989 dun terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pekanbaru
tunggul 25 Mei 1989 No. 17/1989, yang selanjutnya disebut
scbagui TERGUGAT

291
Pcngadilun Aguma Pekanbaru:
Telah mcrnbaca surat gugatan Pcnggugat dun rncmcri ba
bcrkas pcrkara;
Sctelah mcndengar kctcrangan Penggugat, Tergugat dun para
saksi dalurn pcrsidangun:

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya


tertanggal 13 Maret 1989 dan terdaftar di Kepaniteraan Penga-
dilarrAgama Pekanbaru dalam register No. I OltG/1989, tangga]
13 Maret 1989 dan sepanjang dapat diringkaskan dari keterangan-
keterangan tambahan Penggugat dalam persidangan mengajukan
hal-hal sebagai berikut :
− Bahwa Penggugat telah menghibahkan sebidang tanah berikut
bangunan di atasnya Sertipikat Hak Guna Bangunan No. B-
1668 kepada Tergugat pada tanggal 14 luli 1987 ~
− Bahwa pelaksanaan hibah tersebut ditulis di atas schclai Segel
Rp.1.000. tidak ada ucapan ijab kabul (serah terima) duri
Penggugat dan Tergugat serta tidak ada saksi dari pihak Ahli
Waris Pcnggugat, kccuali saksi-saksi sepadan/pcrbatasan
tanah;
− Bahwa dalarn hibah tcrsebut. Penggugat mencntukan syarat
harus ada penggantian dengan tanah lain yang luas dan
nilainva sama:
− Bahwa penggantian hi bah tersebut tiduk di laksanukan
sebaguimana mestinya:
− Bahwa tunah tersebut adalah hasil pembelian dalam masa
pcrkawinan Peneues,ue.....ut densean ibu Tcrgugat, numa Ruhuni
Nur dan tclah disertipikat dcngan atas nama Penggugat scndiri
yang kemudian telah beralih alas nama Tergugat dengan dasur
surat hihah tersebut:

292
− Bahwa semula Penggugat bermaksud menghibahkan tanah
itu kepada ibu Tergugat (Rohani Nur), tetapi jadinya kepada
Tergugat dengan alasan ibu Tergugat selaku isteri Penggugat
ketika itu, akan menjadi dua kali urusan balik nama kalau
kepadanya dulu, oleh karenanya surat hibah itu dibuat oleh
Tergugat atau ibunya:
− Bahwa alas kejadian-kejadian tersebut, Penggugat bermaksud
akan membatalkan kembali surat penghibahan tanah tersebut;
− Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka
Penggugat memohon kiranya Pengadilan Agama berkenan
untuk :
a) Menerima/mengabulkan gugatan Penggugat;
b) Menetapkan, membatalkan hibah yang telah terjadi pada
tanggal 14 Juli 1987 dahulu itu;
c) Memberikan keputusan seadil-adilnya menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku:
d) Menetapkan biaya perkara ini menurut hukum:
Menimbang, bahwa Pengadilan telah berusaha mendamaikan
kedua belah pihak yang berperkara sernaksimal mungkin, akan
tetapi tidak berhasil:
Menimbang. hahwa kemudian dibacakanlah gugatan
Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
Menimbang,bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
telah memberikan ja~abannya secara ringkas sebagai berikut :
− Bahwa penggantian hibah itu telah dilaksanakan sesuai
dengan permufakatan antara Penggugat dengan ibu Tergugat
sebagai suami-istri pada waktu itu, yaitu dengan tanah yang
dibeli oleh ibu Tergugat seluas 1.174 M2 dengan harga
Rp.7.631.000.- mereka datang untuk membeli dan membayar
harganya kepada yang punya tanah, yaitu Paimin;
− Bahwa setahu Tergugat, persekot pertama harga tanah
pengganti hibah itu dibayar oleh ibu Tergugat sebesar Rp.

293
2.000.000.- (dua juta rupiah) dan pelunasannya, ibu Tergugat
meminjam uang dari Bank dengan jaminan sertipikut tanah
yang telah diganti nama Tergugat;
− Bahwa dengan adanya penggantian tanah tersebut, maka
Sertipikat HGB. No. 1668 yang semula atas n.ama Penggugat,
tentu menjadi atas nama ibu Tergugat (Ramani Nur). Atas
pertimbangan ibu Tergugat, maka ia menghibahkannya kepada
Tergugat, pengurusan surat-surat yang diperlukan dilakukan
oleh Penggugat sendiri;
− Bahwa dengan demikian, yang menghibahkan tanah dengan
sertipikat HGB No. l 668 tersehut adalah bukan Penggugat,
melainkan ibu Tergugat; Bahwa luas tanah sertipikat HGB,No.
1668 adalah l .157 M2, sedangkan luas tanah penggantiannya
adalah 1.174 M2;
− Bahwa gugatan Penggugat tidak pada ternpatnya, karena
Tergugat merasa tidak pernah menerima hibah dari Penggugat,
rnelainkan dari ibu Tergugat, oleh sebab itu Penggugat tiduk
berhak mernbatalkun hibah yang dilakukan olch ibu Tergugat
tersebut;
− Bahwa menurut Tergugat, Penggugat tidak ada kesalahan,
karena dalam pengurusan surat-surat dilakukan oleh
Penggugat, baik di Kantor Camat maupun di Kantor Agraria:
Menimbang. bahwa atas jawaban dari Tergugat tersebut,
Penggugat mengajukan replik tertulis secara ringkas sebugui
berikut;
− Bahwa Tergugat tidak mengakui tanah itu milik Penggugat
dan tidak pula mengakuinya milik bersama suami-isteri (gono-
gini ). Luas tanah itu adalah 1.157 M2 dengan nilai Rp.
23.140.000.~ ( 1.157 x Rp. 20.000);
− Bahwa sebclum tcrjadi hibah, perjanjian antura Pcnggugut
dcngan ibu Tergugat mcngenai pcnggantian tanuh tcrsebut

294
− adalah "Kalau Ibu mau mengatasnamakan surat tanah ini
alas namamu dari nama saya, ganti tanah ini senilai dari
tanah HGB tersebut, akan tetapi nyatanyu penggaruian
terscbut ibarat I rupiah emas diganti dengan I rupiah peruk.
− Bahwa yang membayar uang kepada yang punyu tanah
(Paimin) adalah Penggugat sendiri bukan ibu Tergugat, serta
yang mengurus surat hibah tersebut dan sertipikatnya bukan
Penggugat, tetapi pihak Iain yang Tergugat sendiri
mengetahuinya, hanya ia berpura-pura tidak mengetahui
− Bahwa dalam hal ini, Tergugat telah melakukan permainan
tidak sehat, alias Penggugat telah dikelabuinyu, sehingga
akhirnya berdasarkan surat hibah tanggal 14-7- 1987 tersebut
sertipikat tanah HGB. tersebut telah balik nama dari namu
Penggugat menjadi nama Tergugat;
− Bahwa Tergugat mcnyatakan, dengan adanya penggantian
tanah tersebut, maka tanah tersebut berpindah menjadi atas
narna ibu Tergugat, dalam hal ini Tergugat hanya memutar
balikkan fukta, seandainya Tergugal membaca dan mernaharni
isi surat hibah tanggal 14-71987 tentu Tergugat tidak akan
mcngatakan demikian, karena jelas sekali dalam surat tersebut
Penggugat sebagai pihak I dan Tergugat sebagai pihak II;
− Bahwa berdasarkun uraian-uraian tersebut di atas, jelas hibah
antara Penggugat dengan Tergugat tidak sah menurut hukum,
hal ini disebabkan karena:
a). Tidak terpenuhinya persyaratan yang Penggugat
kemukakan pada ibu Tergugat, yaitu agar tanah hibah
tersebut diganti dengan harga yang sebenarnya:
b ). Surat hi bah tersebut tidak diketahui oleh salah seorang
pun dari Ahli Waris Penggugat;
Mcnirnbang, bahwa atas replik Penggugat tersebut, Tergugat
mcngajukun duplik tertulis secara ringkas sebagai bcrikut :

295
− Bahwa tanah yang dihibahkan itu adalah milik bcrsama (gono
gini) dengan ibu Tergugat, karena diperoleh dalam musa
perkawinan ( suami-isteri) antara Penggugat dcngun i bu
Tergugat;
− Bahwa Penggugat mengakui sebelum terjadi hi bah
disyaratkan adanya pengganti itu telah dilaksanakan sesuui
dengan perjanjian kesepakatan bersama antara Penggugat
dengan ibu Tergugat tertanggal 14 Oktober · 19g7, maku
penghibahan dan penggantian tanahnya tersebut telah syah
menurut hukum;
− Bahwa perubahan nama pemilik atas tanah HGB. sertifikat
No. B. 1668 tersebut adalah berdasarkan Akta Hibah/Pejabat
Drs. Syamsir Rachman No .. 65/SH/1987 tangggal 14 Juli
1987;
− Bahwa hak tersebut berhubungan dengan surat perjanjian/
kesepakatan bersama antara Penggugat dengan ibu Tergugat
tertanggal 14 Oktober 1987, maka jelas hibah tersebut
dilakukan atas kesepakatan mereka dan tanah penggantiannya
telah diterima oleh Penggugat, olehh sebab itu hibah tersebut
sah menurut hukum;
− Bahwa menurut hukum, suatu perjanjian yang dibuat secaru
syah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang
membuatnya dan harus dilaksanakan dengan i'tikad baik.
Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kernbuli
dibatalkan tanpa persetujuan sepakat kedua belah pihak (Pasal
1338 dan 1340 KUH Pcrdata);
− Bahwa berdasarkan hal tersebut mendalilkan. bahwa hibuh
tcrsebut adalah sah menurut hukum dan tidak dapat dibatalkan
kembali:
− Bahwa tidak benar, tanah pengganti yang dibeli dari Paimin itu
dibayar sendiri oleh Penggugat, karena yang mernbeli tanah
pcnggautian itu adalah ihu Tergugal dcngan persckot

296
Rp. 2.000.000.-. sedangkan sisanya secara lunas ibu Tergugat
meminjam uang dari Bank, sckalipun dalam kwitansinya
tertulis atas nama Penggugat:
− Bahwa tidak benar Tergugat mcngelabui Pcnggugat, karena
pengurusan surat-surat tanah hihah terscbut dilakukan olch
Penggugal sendiri, mulai dan tingkat Desu, Kantor Carnat
sampai ke Kantor Agraria Kabupaten Kampar, Sebelumnya,
Penggugat juga membaca dulu surat hibah tersebut sebelum
ditandatanganinya;
Menimbang, bahwa pada saat persidangan untuk memeriksa
alat-alat bukti, Penggugat masih menyerahkan tanggapan atas
duplik Tergugat tersebut secara tertulis akan tetapi tidak dibacakan
oleh Majelis;
Menimbang, bahwa pada saat persidangan berikutnya dalam
memeriksa alat-alat bukti, Tergugat menunjuk kuasa Khususnya
seperti terse but di atas dalam beracara di Pengadi Ian dan pada
saat itu pula Tergugat menyerahkan tambahan/penyempurnaan
jawaban dan penolakan gugatan Penggugat secara tertulis juga,
akan tetapi tidak dibacakan oleh Majelis;
Menirnbang, bahwa Penggugat dalam persidangan telah
mengajukan alat bukti berupa saksi-saksi dan surat-surat yang
terdiri dari:
a) Photo Copy Surat Pernyataan Hibah di alas segel Rp.
1000.- tertanggal 14 Juli 1987 (P.l);
b) Photo Copy Kwitansi pembelian sebidang tanah di
Kampung Padang Terubuk Rk. III/Rt. I Kecamatan Siak
I-lulu tertanggal 15 Desemher 1977 (P.2);
c) Photo Copy Surat Keterangan Jual Beli di atas segel Rp.
25,- tertanggal 19 Desember 1977 (P.3 );
Kcmudian Tergugat mengajukan alat bukti surut-surat, yang
terdiri dari: a). Photo Copy Akta Hi bah No.2 I 65/SH/1987

297
tanggal 29 Juli 1987 dari Camat Siak Hulu Kabupaten Kampar
(T.I); b), Photo Copy Surat Perjanjian Kesepakatan bersama
tanggal 14 Oktober 1987 (T.2); c). Photo Copy Sertipikat
HGB, No.1668 dari Kantor Agraria Kabupaten Kampar (T.3);
Menimbang, bahwa saksi-saksi yang Penggugat ajukan telah
memberikan keterangan di bawah sumpahnya masing-masing
secara ringkas sebagai berikut:

Saksi I.
Nama : Rahmat Syah bin Hasan, umur 36 tahun, Agama
Islam, Pekerjuan Peg. Kantor Kepala Desa Tampan, bertempat
tinggal di Jalan Pemuda No.475 Tampan Pekanbaru:
− Bahwa Penggugat pernah datang sendiri kepada saksi minia
keterangan tentang cara ganti nama atas tanah dari nama
Penggugat menjadi nama ibu Tergugat (Ramani Nur):
− Bahwa tanah itu dulunya dibeli Penggugat dari saudara Pai min
berdasarkan surat-surat yang ada, waktu itu masih istilah
ganti rugi, sekarang tanah itu sudah bersertipikat:
− Bahwa hibah itu pertamanya kepada ibu Tergugat (Ramani
Nur). sore hanya saksi datang ke rumah Penggugat, tetapi
ibu Tergugat berubah haluan menjadi atas nama anaknya.
yaitu Tergugat;
− Bahwa waktu akan dibaliknamakan harus ada pernyataan di
atas segel, kemudian naik ke Akta Hibah dan ketika itu
Penggugat belum melafazkan hibah;
− Bahwa benar-benar saksi tidak mendengar Penggugal
melafazkan hibah, tetapi secara tertulis ada berdasarkan
kesepakatun berdua:
− Bahwa saksi hanya mcngurus tcniang administrasinya saju,
rnasalah lafaznya tidak mcnjadi wewenang saksi:

298
Saksi II.
Narna : Tukijo bin Paimin, umur 32 tahun, Agama Islam,
Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan HR. Subrantas
No. 521 Tampan Pekanbaru ;
− Bahwa yang saksi ketahui adalah benar tanah yang berada di
Jalan HR. Subrantas No. 525 (Gg. Mulya) adalah kcpunyuan
Penggugat yang dibelinya dari ayah saksi pada tuhun 1977
dengan harga kalau tidak salah Rp. 750.000.-, tetapi suksi
tidak menyaksikan jual beli itu:
− Bahwa yang datang kepada ayah saksi (penjual tanah) ketiku
itu berdua Penggugat dan ibu Tergugat sebagai suami-istcri,
uangnya saksi tidak mengetahui dari mana asalnya;
− Bahwa saksi beranggapan tentang jual beli antara Penggugat
dengan ayah saksi itu adalah sah; ·
Bahwa mengenai hibah menghibahkan, saksi tidak
mengetahuinya secara pasti, hanya kabar-kabar angin saja;

Saksi III.
Nama: Prayitno bin Sastro Sentono, umur 41 tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Peg. Perum Pelabuhan/selaku Ketua Rt, tempat
tinggal di Jalan HR. Subrantas Gg. Mulia No. 531 Tampan
Pekanbaru; ·
− Bahwa secara tertulis saksi selaku Ketua RT di Wilayah Tergu-
gat mengetahui Penggugat menghibahkan tanah kepada
Tergugat, tetapi saksi tidak hadir dalam Majelis pertemuan
itu:
− Bahwa saksi mengetahui hibah itu disyaratkan dengan
penggantian tanah yang dihibahkan, dan pembelian tanah
untuk gantinya itu telah dilaksanakan;
− Bahwa saksi tidak mengetahui Iatar belakang hibah tersebut,
apakah dipaksa atau tidak dan juga tidak mengetahui adanya
efek lain;

299
− Bahwa saksi juga tidak mcngetahui, bahwa Penggugat akun
mcmbatalkan hibah tersebut;
− Bahwa saksi mengetahui antara Penggugat dengun Tcrgugut
tidak ada ucapan ijab kabul dalam hibah tersebut, hanya tahu
dengan adanya surat hibah tersebut yang diserahkan olch
Tergugat kepada saksi, Ketika itu Tergugat mcngatukuu.
bahwa Penggugat sudah setuju katanya, tetapi saksi tidak
menanyakan lagi kepada Penggugat karena Penggugat sudah
menanda tangani juga saksi-saksi sepadan, saksi selaku Ketua
RT hanya tinggal menandatangani saja, dalam arti kata, saksi
tidak menyaksikan terjadinya hibah tersebut;
Menimbang, bahwa atas keterangan para saksi tersebut,
. Penggugat menyatakan tidak keberatan, sedangkan Tergugal tidak
hadir ketika perneriksaan saksi I dan saksi II dan atas keterangan
saksi III Tergugat menyatakan sependapat, hanya Tergugat
menambahkan keterangan bahwa "mohon Pertimbangan Majelis
tentang adanya surat hibah tertanggal 14 Juli 1987, scdangkan
surat perjanjian tertanggal 14 Oktober 1987, jadi hal itu terjadi
setelah terjadinya hibah": Menimbang. bahwa disamping saksi-
saksi yang Penggugat ajukan, Pengadilan memerlukan keterangan
saksi-saksi lain yang ikut serta menandatangani pada surat hihah
tersehut, setelah mereka dipanggil dan hadir dalam persidangan
mereka memherikan keterangan di bawah sumpahnya masing-
musing secara ringkas scbagai berikut:

Saksi IV.
Nama : Ramani Noer bin Nurmin. bertempat tinggul di Jalan
HR. Subrantas Gg. Mulya No.525 Tampan Pekanbaru, Pckcrjaan
Bidang Swasta, hubungan dengan Penggugat adalah bckus istcri:
− Bahwa tanah terperkara adalah hasil pernbelian dcngan uang
pesangon Penggugat dari Telkom pada tahun 1977 dengun
harga Rp.750.000,- yang dibeli dari Paimin:

30
− Bahwa Penggugat pensiun pada tahun 1975 dan rnenurut
keterangan Penggugat sendiri ia menerima uang taspen
sebesar Rp. 300.000,- dan pesangon sebesar Rp. l ~600.000,
keduanya diterima antara tahun 1975-1976 dan uang itu
dipcrdapat selama dalam perkawinan;
− Bahwa surat tanah itu alas nama Penggugat yang kemudian
dihibahkan kepada Tergugat, anak saksi:
− Bahwa pelaksanaan hibah tersebut di Balai · Desa Tampan di
hadapan Kepala Desa, nama Danuri, pada tanggal 14 Juli
1987, saksi sendiri yang pergi ke Kantor Kepala Desa, sedang-
kan Penggugat dan Tergugat tidak ikut pergi;
− Bahwa kedatangan saksi ke Kantor Kepala Desa tersebut
hanya memberitahukan rnaksud penghibahan tersebut,
kemudian sore harinya Pegawai Kepala Desa datang ke
rumah, ia mempertanyakan kepada Penggugat dan Tergugat,
mareka rnenyetujuinya kemudian mereka mernbaca dan
menandatangani surat hibah tersebut yang telah dipersiapkan
sebelumnya dengan ditik rapi oleh Pegawai Kades tersebut;
− Bahwa ketika itu yang hadir terdiri dari Penggugat, Tergugat,
saksi dan pegawai Kepala Desa tadi, tidak ada saksi-saksi
lain lagi dan Pcnggugat tidak rnengucapkan lafaz/ijub, sedang
Tergugat saksi lupa tentang ucapan qabulnya;
− Bahwa pengurusan surat-surat sclanjutnya seperti ke Kantor
Camat dilakukan oleh penggugat sendiri, karcna menurut
Penggugat di Kantor Camat meminta uang, saksi memberikan
uany kepada Penggugat kemudian ia antarkan, tetapi tidak
jelas kemana uang tersebut diantarkannya;

Menimbang, bahwa atas kcterangan saksi tersebut, Penggugut


memberikan tunggapan secara ringkas sebagui berikut:
− Bahwa sebelum Penggugat menandatangani surat hibah
terscbut. Penggugat bertanya kepada saksi scbagai berikut:

301
"Kenapa kepada anak (maksudnya Tergugat), bukan kepada
karnu?"
Saksi menjawab "Kalau kepada saya dulu., dua kali balik
nama dan dua kali pengeluaran",
Dengan dernikian, Penggugat berkesimpulan, bahwa dari dulu
saksi berusaha ingin menguasai tanah itu dan berusaha pula
menyingkirkan Penggugat:
− Bahwa ketika itu, Tergugat tidak hadir dalam perternuan,
Tergugat menandatangani belakangan, bagaimana mungkin
Penggugat dapat melafazkan ijab sedangkan Tergugat tidak
berada dalam pertemuan tersebut;

Saksi V.
Nama: Drs. Abd. Jalil bin Tuarif, umur 43 tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Kepala KUA, Kccamatan Senapelan, tempat
tinggal di J a Ian Sempurna No. 790 Tam pan Pekanbaru;

Saksi VI.
Nama: Azhar Sidik bin Abdullah, umur 58 tahun, Agama
Islam, Pekerjaan Pens. Caltex, bertempat tinggal d i J alan
Sempurna No.792 Tampan Pekanbaru;

Saksi VII.
Nama: Katmin alias Sukatmin bin Sarjo, umur 52 tahun,
Agama Islam, Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Jalan HR.
Subrantas Gg. Mulya No.527 Tampan Pekanbaru;
− Bahwa proses terjadinya surat (hibah) itu, Penggugat datang
sendirian ke rumah para saksi dengan membawa asli surat di
atas segcl itu, mcmohon kepada para saksi untuk turut
menandatangani sebagai saksi sepadan/ perbutasan tanah, bukan
sebagai saksi hibah;

302
− Bahwa saksi menilai terhadap surat yang telah ditanda tangani
oleh Penggugat tersebut adalah menunjukan suatu keadaan
yang sebelumnya tentu Penggugat telah membacanya terlebih
dahulu, maka para saksi rnembaca surat terscbut (kecuali
saksi VII yang tidak memhacanya) kemudian berscdia
mcnandatanganinya;
− Bahwa ketika Penggugat menyerahkan surat untuk ditanda-
tangani itu, Penggugat mengatakan "tolong ini surat tanda
tangani, karena tanah ini akan dihibahkan", untuk sclanjutnya
para saksi tidak mengetahui, apakah sudah dihibahkan atuu
bclum;
− Bahwa para saksi berkeyakinan, bahwa tanah terscbut udalah
kepunyaan Penggugat;

Menimbang, bahwa atas keterangan para saksi tcrscbut. kedua


bclah pihak yang berperkara menyatakan tidak keberatan:
Menimbang, bahwa kemudian kedua belah pihak menyatakan
tidak mengajukan bukti-bukti/saksi-saksi dan atau tanggapan-
tanggapan lain lagi, mereka memohon agar Pengadilan menjatuh-
kan putusannya;
Menimbang, bahwa ten tang jalannya persidangan telah dicatat
dalam berita acara persidangan atas perkara yang bersangkutan,
maka untuk menyingkatkan putusan itu, pengadilan menganggap
cukup sebagai telah termuat dalam putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat telah mernenuhi


syarat-syarat formal, oleh karenanya dapat ditcrima untuk
dipcrtimhangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Pcnggugat .
pada pokoknya adalah scbagaimana telah diuraikan terscbut diatas;

303
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tcrgugat dun
dikuatkan dengan keterangan para saksi di bawah sumpahnya
masing-masing scrta bukti surat-surat lain, baik bukti yang
diajukan oleh Penggugat maupun oleh Tergugat harus dinyatakun
terhukti. bahwa tanah yang terletak di Jalan HR. Subrantas Gg.
Mulia dcngan Sertipikat HGB No. 1668 dulunya adalah atas nama
Penggugat.
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat yang
dikuatkan dengan keterangan para saksi di bawah sumpahnya
masing-masing serta bukti-bukti lain berupa surat-surat harus
dinyatakan terbukti, bahwa tanah tersebut telah dihibahkan kepada
Tergugat;
Menimbang, bahwa dalam pelaksanaan hibah tersebut tidak
terbukti adanya ijab qabul antara Penggugat dengan Tergugat,
melainkan hanya berdasarkan surat/tulisan yang dibuut di alas
segel Rp. I 000,- saja dan tidak terbukti adanya saksi yang
menyaksikan berlangsungnya hibah tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan tersebut, bahwa
Tergugat tidak pernah menerima hibah dari Penggugat melainkan
dari ibu Tergugat sendiri yang dulu sebagai isteri dan sekarung
sebagai janda dari Penggugat:
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat dun
dikuatkan dengan keterangan-keterangun saksi IV (ibu Tergugat)
dan saksi-saksi III (selaku Ketua RT di Wilayah tempat tinggal
Tergugat) serta bukti surat-surat, baik yang diajukan olch
Pcnggugat maupun oleh Tergugat harus dinyatakan terbukti, bahwa
hibah yang dilakukan Penggugat tersebut dikaitkan dengan
kcharusan adanya penggantian tanah yang dihibahkan tersebut
dengan tanah yang nilainya sama;
Menimbang, hahwu pcnggantian tersebut telah dilaksanukun
olch ibu Tergugat dengun sebidang tanah yang luasnyu lehih
kurang 1.174 M2 tcrletak di Jalan HR. Subrantus Ujung

..304
Pekanbaru, dengan harga Rp. 7 .631.000,- yang menurut Penggugat
penggantian terscbut helum seimbang dengan tanah yang
dihibahkan:
Menimbang, bahwa Pengadilan berpendapat perlu
mcngemukakun pengertian hibah scperti yang tcrcuntum dalam
kitab I'unatut Tholihin juz III, halaman 142 sebagai berikut:

Artinvu Hilwh adalah memberikan milik atas sesuatu bench,


yang boleh diperjualbelikan .atau memberikan utang
dari orang-orang yang sengaja mencari kebajikan
tanpa adanya pergantian;

dan dalam Kitah Subulus Salam, juz III, halaman 87 sebagai


berikut:

Artinva Metnberi tnilik atas sesuatu benda yang diketahui


(nyata) pada waktu masih hidup tanpa mengharapkan
adanya pergantian ipenukaran];

Menimbang, bahwa Pengadilan berpendapal perlu mengemu-


kakan dalil, bahwa oleh karena dalam pelaksanaan hibah yang
dilakukan oleh Penggugat tersebut dikaitkan dengan keharusan
adanya pergantian henda yang dihibahkan dan penggantian
tersebut telah nyata dilaksanakan, maka pelaksanaan hibah tersebut
harus dinyatakan tidak sesuai dengan hukum Islam;
Mcnimbung, bahwa biaya yang timbul dalam pcnyelesaian
perkaru ini, bcrdasarkan pasal 192 Rh, harus dibebunkan kepada
pihak yang tcrkaluh; ·

305
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan
sebagian dan menolak yang lainnya;
Mengingat segala ketentuan yang ada dalarn peratura~
perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil syar'i yang ada
kaitannya dengan perkara ini;

MENGADILI

Mengabulkan gugatan Penggugat tertanggal 13 Maret 1989


sebagian;
Menetapkan, menyatakan sebagai hukum bahwa pelaksanaan
hibah yang dilakukan oleh Penggugat dengan surat tertanggal 14
Juli 1987 adalah batal dari bukum;
Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalam perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp.
85.500,- (delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah);

Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya :


Demikianlah, putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Agama
Pekanbaru pada hari Senin, tanggal 24 bulan Juli tahun 1900
delapan puluh sembilan Masehi, bertepatan dengan tanggal 21
bulan Zulhijjah tahun 14000. sembilan Hijriyah, oleh kami TM.
J amaluddin Makruf sebagai Hakim Ketua Majelis, Dra. Rismaniar
HS dan Marian BA, masing-masing sebagai Hakim Anggota;
Penetapan mana diucupakan pada hari itu juga oleh Hakim Majelis
tersebut di atas dalam sidang terbuka untuk umum yang dihadiri
oleh Drs. Endang Muchlish sebagai Panitera Pengganti dan kedua
belah pihak yang berperkara:

306
Hakim Anggota Hakim Ketua:

ttd ttd.

Dra. Rismaniar HS TM. Jamaluddin Makruf

ttd.

Mariati BA.

Panitera Pengganti

ttd.

Drs. Endang Muchlish

307
PUTUSAN
Nomor: 25/1989

BISMILI.iAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN HERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru yang mengadi Ii perkara


perdata dalam tingkat banding, dalam persidangan Majclis telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkaranya:
EFFI NOER HENDARTINI, bertempat tinggal di JL. H.R.
Subrantas Gang Mulya No.525 Kelurahan Tarnpan.
Kecamatan Tampan. Kodya Pekanbaru, pekerjaan Wiraswasta.
yang selanjutnya disebut Tergugat Pernbanding:

MELAWAN

MAKMUR R. SAMPONO, pckerjaan Pcnsiuuun Pcgawai


Negeri. ternpat tinggal di J l. Gunung Kelud No. 26 Kclurahan
Sckip, Kccamatan Lima Puluh, Kodya Pckanharu, yang
sclanjutnya discbut Pcnggugat/T erbanding:
Pcngadilun Tinggi Agama tcrscbut:
Telah mempelajari bcrkas perkara dan scrnua surat-surat yang
hcrhubungan dencan pcrkara ini ·
~ E: '

TENTANG DUDUKNYA PERKARA


Mcngutip scgala uraian tentang hal ini scbagaimanu tcrnuuu
dalum putusan Pengudilun Agama Pckanbaru tanggal 24 Juli 1989
yang bcrsamaun dcngan tanggal 21 Zulhijjah 1409 11 Nomor
101/G/ 1989 yang am a rn ya herbu n y i:

308
Mengadili:
− Mengabulkan gugatan Penggugat tertanggal 13 Maret 1989
sebagian;
− Menetapkan menyatakan sebagai hukum bahwa pelaksanaan
Hibah yang dilakukan oleh Penggugat dengan surat tertanggal 14
Juli 1987 adalah batal demi hukum;
− Menghukum Tergugat membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp.
85.500,- (delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah);
− Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya;

Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera


Kepala Pengadilan Agama Pekanbaru tanggal 31 Juli 1989 bahwa
Tergugat/Pembanding mengajukan banding terhadap putusan
Pengadilan Agama Pekanbaru tanggal 24 Juli 1989 Nomor 101/
G/1989, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada
pihak lawannya:
Memperhatikan memori banding dan kontra memon banding
yang diajukan oleh plhak-pihak berperkara;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, hahwa oleh karena permohonan banding yang


diajukan oleh Tergugat/ Pembanding telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana ditentukan
menurut ketentuan perundang-undangan, maka permohonan
tersebut harus dinyatakan dapat diterima;
Menimbang, bahwa Hakim Majelis Pengadilan Agama
Pekanbaru dalam pemeriksaannya tidak memperhatikan isi surat
gugatan Penggugat/Terbanding tanggal 13 Maret 1989 secara teliti:
Menimbang, bahwa dalam surat gugatan Penggugat/Terban-
ding tersebut diterangkan dalam posita kejadian bahwa Penggugat/

309
Terbanding telah mcnghibahkan sebidang tanah kepada Tergugat
tanggal 14 Juli 1987 dengan syarat bahwa tanah yang dibibahkan
itu diganti dengan tanah yang luas dan nilainya sama:
Menimbang, bahwa isi dari perjanjian terscbut tidak tcrlaksanu
sampai sckarang, serta tidak uda saksi dari pihak ahli wnris
Penggugat/Terbanding:
Menimbang. bahwa alas dasur
kcjadian tersebut di alas
Penggugat/Terbanding bcrkeinginan hendak membatalkan kembali
surat · perjanjian hibah berganti (tukar-menukar) · tersebut, dan
selanjutnya Penggugat/terbanding mohon kepada Pengadilan
Agama Pekanbaru dalam petitum surat gugatannya tersebut supaya
gugatannya diterima dan membatalkan isi perjanjian hibah tanggal
14 Juli 1987 itu: . ·
Menimhang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan di
atas, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru
bcrpendapat, bahwa surat gugat Penggugat/Terbanding tanggal
13 Maret 1989, jelas merupakan tuntutan pernbatalan perjanjiun
tukar menukar sehubungan dengan tidak terlaksananya isi
perjanjian tersebut, maka kejadian tcrsebut tidak termasuk dalam
hukum hibah yang menjadi wewenang Peradilan Agama sebagai-
mana yang dimaksud oleh pasal 4 ayat ( 1 ) PP Nomor 45/1995.
oleh karena itu tidak termasuk lapangan pekerjaan Peradilan
Agama;
. Menimbang, bahwa Pengadilan Agama Pekanbaru dengan
putusanya ranggal 24 Juli 1989 yang bersamaan dengan tanggul
21 Zulhijjah 1409 H Nornor 101/G/1989 telah mclumpaui
wewenangnya, maka putusan tersebut tidak dapat drpcnanankan
dan harus dibatalkan dan Pengadilan Tinggi Agama ukun mernbcri
Peradilan sendiri dengan menyutakan menolak gugatan Pcnggugat/
Terbanding tanggal 13 Maret 1989 seluruhnya;
Mcnimbang.bahwa oleh karena pihak Penggugat/Terhanding
yang kalah dulum perkaru ini, maka segala biaya yang umbul
dalarn pcrkara ini patut dibcbankan kepadanya:

310
Memperhatikan dalil dalam Kitab Tarsyikul Musiafidin
halaman 410 yang berbunyi :

Aninva Apubila Pcmerintah memberi ketentuan kepada


Hakim supaya tidak menghukum dalam urusan
tertentu harus diikuti.

− Mengingat pada pasal-pasal dari Undang-undang yang


bersangkutan;

MENGADILI

− Menyatakan bahwa permohonan banding Tergugat/


Pembanding dapat diterima;
− Membatalkan putusan Pengadilan Agarna Pekanbaru tanggal
24 Juli 1989 yang bersarnaan dengan tanggal 21 Zulhijjah
1409 H Nomor 101/G/1489 yang dibanding,

DAN DENGAN MENGADILI SENDlRI


− Menyatakan menolak gugatan Penggugat/Terbunding tanggal
13 Maret 1989 seluruhnya:
− Menghukum Penggugat/Terbanding ruembayur biaya yang
timbul dalam perkara ini yang untuk tingkat handing saja
diperhitungkan sebesar Rp. 16.500.- (Enam belas ribu lima
ratus rupiah);
Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalarn sidang musya-
rawah pada hari Rabu tangal 6 Descmber 1989 yang bcrtepatan
dengan tanggul 8 Jumadil Awai 141 OH yang dihadiri oleh Drs.
Amir Idris sebngui Hakim Kellia, Drs. Abbas Hasan dun K.H.

311
Hasyim Arsyad masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan
dibantu oleh Amran Ramli sebagai Paniter Pengganti. yang
diumumkan dan dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum
pada hari Rabu tanggal 20 Desember 1989 bertepatan dengan
tanggal 22 Jumadil Awai 1410 H oleh kami para Hakim dan
Panitera tersebut di atas tanpa dihadiri oleh Pihak-pihak.

Hakim Ketua,

ttd.

Drs. Amir Idris

Hakim Anggota I, Hakim Angggota

ltd. ttd.

Drs, Abbas Hasan K.H. Hasim Arsyad

Panitera Pengganti

ttd.

Amran Ramli

312
PUTUSAN
REG. NO. 62 K/AG/1990

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA .

MAHKAMAH
AGUNG

Memeriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan


sebagai berikut dalam perkara:
MAKMOER R. SAMPONO BIN SYAKBAN, bertempat
tinggal di Jalan Gunung Kelud No. 26 Kelurahan Sekip Kecamatan
Lima puluh, Kodya Pekanbaru, Pemohon kasasi dahulu
Penggugatfferbanding;

MELAWAN
EFFI NOER HENDARTINI BINTI A.H. EFENDI, bertempat
tinggal di Jalan H.R. Subrantas Gg. Mulya No. 525 i<.elurahan
Tampan, Kodya Pekanbaru, Termohon kasasi dahulu Tergugat/
Pembanding;
Mahkamah Agung tersebut:
Melihat surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa
sekarang Pemohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat
sekarang termohon kasasi sebagai Tergugat asli di muka persi-
dangan Pengadilan Agama Pekanbaru pada pokoknya atas dalil-
dali 1:
bahwa Penggugat asli telah menghibahkan tanah berikut
bangunan di atasnya Sertifikat Hak Guna Bangunan No. B-1668
kepada Tergugat asli pada tanggal 14 Juli 1987;

313
bahwa pelaksanaan hibah tersebut ditulis di atas sehelai segel
Rp.1.000, tidak ada ucapan Ijab Qobul (serah terima) dari
Penggugat asli dan Tergugat asli, serta tidak ada saksi dari pihak
ahli waris Penggugat asli, kecuali saksi-saksi sepadan/perbatasan
tanah:
bahwa dalam hibah tersebut Penggugat asli menentukan syarat
harus ada penggantian dengan tanah lain yang luas dan nilai-
nilainya sama;
bahwa penggantian hibah tersebut tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, bahwa tanah tersebut adalah basil pembe-
lian dalam masa perkawinan Penggugat asli dengan ibu Tergugat
asli, nama Ramani Nur, dan telah disertifikati dengan atas nama
Penggugat asli sendiri yang kemudian telah beralih atas nama
Tergugat asli dengan dasar surat hibah tersebut;
bahwa semula Penggugat asli bermaksud menghibahkan tanah
itu kepada ibu Tergugat asli (Ramani Nur), tetapi jadinya kepada
Tergugat asli dengan alasan ibu Tergugat asli selaku isteri
Penggugat asli ketika itu, akan menjadi dua kali urusan batik
nama kalau kepadanya dulu, oleh karenanya surat hibah itu dibuat
oleh Tergugat asli atau ibunya; bahwa atas kejadian tersebut,
Penggugat asli bermaksud akan membatalkan kernbali surat
penghibahan tanah tersebut;
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Penggugat
asli menuntut kepada Pengadilan Agama Pekanbaru agar
memberikan putusan sebagai berikut :
1. Menerima/mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menetapkan, memhatalkan hibah yang telah terjadi pada
tanggal 14 Juli 1987 dahulu itu;
3. Memberikan keputusan seadil-adilnya menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4. Menetapkan biaya perkara ini menurut hukum:

314
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadi tan Agama
Pekanbaru telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal
24 Juli 1989 M, bertepatan dengan tanggal 21 Zulhijjah 1409 H.
− No. l O 1 /G/ 1989 yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
Mengabulkan gugatan Penggugat tertanggal 13 Maret 1989
sebagian;
− Menetapkan, menyatakan sebagai hukum bahwa pelaksanaan
hibah yang dilakukan oleh Penggugat dengan surat tertangga)
14 Juli 1987 adalah batal demi hukum;
− Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang
timbul dalarn perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar
Rp.85.500.- (delapan puluh Hrna ribu lima ratus rupiah):
− Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya:
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat
telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru dengan
putusannya tanggal 20 Desember 1989 M bertepatan dengan
tanggal 22 Jumadil Awai 1410 H No.25/1989 yang amarnya
berbunyi sebagai berikut:
Menyatakan bahwa permohonan banding Tergugat/Pembanding
dapat diterima;
Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pekanbaru tanggal 24
Juli 1989 yang bersamaan dengan tanggal 21 Zulhijjah 1409 H.
No. 10 l/G/1983 yang dibanding;

Dan dengan mengadili sendiri:

− Menyatakan menolak gugatan Penggugat/Terbanding tanggal


I 3 Maret 1989 seluruhnya;
− Mcnghukum Penggugat/Terbanding membayar biaya yang
tirnbul dalam perkara ini yang untuk tingkat banding saja
diperhitungkan sebesar Rp.16.500,- (enam betas ribu lima
ratus rupiah);

315
bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat Terbanding pada tanggal 23 Januari. 1990 kemudian
terhadapnya oleh Penggugat/T erbanding diajukan permohonan
untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal 2 Pebruari
1990 sebagaimana ternyata dari surat keterangan No.01 / 1990
yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Pekanbaru
permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi yang
mernuat alasan-alasannya yang diterima di kepaniteraan
Pengadilan Agama tersebut pada tanggal 14 Pebruari 1990;
bahwa setelah itu oleh Tergugat/Pembanding yang pada
tanggal 17 Pebruari 1990 telah diberitahu tentang memori kasasi
dari Penggugat/Terbanding, diajukan jawaban memori kasasi yang
diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama Pekanbaru pada
tanggal 1 Maret 1990;
Menimbang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonan
. kasasi atas putusan atau penetapan Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan
penerimaan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
saksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu pcrmohonan
kasasi tersebut formil dapat diterima.
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
pemohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah:
1. bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama
Pekanbaru yang menyatakan bahwa tuntutan Pemohon kasasi

316
Penggugat asal adalah membatalkan perjanjian tukar menukar,
dengan demikian tidak termasuk dalam hukum hibah
sebagaimana diatur dalam pasal 4 E. 1 PP No. 45 tahun 1957
oleh karena itu tidak termasuk dalam lapangan urusan
Peradilan Agama adalah suatu pertimbangan yang keliru dan
salah dalam menerapkan hukum, karena dalam perkara ini
Pemohon kasasi/Penggugat asal mengajukan gugatan
pembatalan hibah menurut hukum Islam dan lagi pula masalah
hibah jelas merupakan wewenang Pengadilan Agama sesuai
dengan 'pp No. 45 tahun 1957 pasal 4 E. 1. jo Undang-
undang No. 7 tahun 1989 pasal 49 ayat (1 B);
2. Di samping itu menurut Pemohon kasasi/Penggugat asal surat
hibah tanggal 14 Juli 1987 telah batal demi hukum karena
adanya unsur tukar menukar, tidak adanya ijab qabul dan
tidak adanya saksi ahli waris, sesuai dengan dalil I'anatut
Thalibin : 142 yang artinya: "yang dimaksud hibah ialah
menyerahkan hak milik tanpa imbalan dengan disertai ijab
qabul, baik berupa ucapan berupa syarat ". Dan dalil Al Bajuri
II : 62 yang artinya: "Tidak sah hibah kecuali dengan ijab
dan qabul yang diucapkan":

Menimbang:
mengenai keberatan-keberatan ad. I dan 2:
bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena
Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru tidak salah menerapkan
hukum;
menimbang namun demikian Mahkamah Agung berpendapat
bahwa gugatan Pemohon kasasi/Penggugat asal didasarkan atas
adanya hibah yang digugat untuk dibatalkan;
bahwa dari berita acara persidangan telah terhukti perbuatan
hukum tersebul bukan hibah tetapi tukar menukar;

317
Menimbang, bahwa oleh karenanya Pengadilan Agama
Pekanbaru tidak berwenang mengadili perkara sehingga gugatan
Pemohon kasasi/Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima:
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan
di atas, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
kasasi Makmoer R. Sampono bin Syakban tersebut harus ditolak
dengan perbaikan amar putusan Pengadilan Tinggi Agama
Pekanbaru sehingga akan berbunyi sebagai disebut di bawah ini:
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 tahun
1970, Undang-undang No. 14 tahun 1985 dan Undang-undang
No. 7 tahun 1989 yang bersangkutan:

MENGADILI

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon kasasi:


MAKMOER R. SAMPONO BIN SYAKBAN tersebut dengan
perbaikan amar putusan Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru
tanggal 20 Desember 1989 M, bertepatan dengan tanggal 22
Jumadil Awai 1410 H No. 25/1989 sehingga berbunyi sebagai
berikut: ,
− Menerima permo~onan banding Pembanding;
− Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pekanbaru tanggal
24 Juli I 989 M, bertepatan dengan tanggal 21 Zulhijjah 1409
H No. IO l/G/1989;

Dan dengan mengadili sendiri:

1, Menyatakan gugatan Penggugat1Terbanding tidak dapat


diterima;
2. Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat pertama dan tingkat banding dan untuk
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 16.50(),- (enam belas
ribu lima ratus rupiah);

318
Menghukum Pemohon kasasi akan membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp. 20.000,- (dua
puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari: Kamis, tanggal 6 Juni 1991 dengan
Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Ketua Muda yang ditunjuk oleh
Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H. Masrani
Basran, SH dan H. Amiroeddin Noer, SH sebagai Hakim-hakim
Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka pada hari Kamis,
tanggal 25 Juli 1991 oleh Ketua Sidang tersebut, dengan dihadiri
oleh H. Masrani Basran, SH dan H. Amiroeddin Noer, SH. Hakim-
hakim Anggota dan Achmad Djunaedi, SH. Panitera Pengganti.
dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak :

Hakim-hakim Anggota: Ketua :

ttd. ttd.

(H. Masrani Basran, SH.) (Prof. H. Busthanul Arifin)

ttd.

(H. Amiroeddin Noer, SH).

Panitera Pengganti

ttd.

(Achmad Djunaeni, SH)

319
·~---""'-....;,;.....;...,;,..,;·.,--··------·-··--c:-:.:::-:.::-:.::··~-=-=··=-·-=··- ----··-- ~- -·
H. Satria Effiendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG SENGKETA PENGESAHAN HIBAH

Pendahuluan

Pada tulisan terdahulu dalam ruangan Analisis Yurisprudensi,


kita telah mernbahas' perkara hibah yang pernah diangkat ke
Pengadilan Agama Pekanbaru. Dalam kata pendahuluan, kita telah
singgung secara ringkas kedudukan dan peranan hibah dalam
menjalin tali persaudaraan di kalangan umat. Hibah disyari 'atkan
antara lain bertujuan untuk menimbulkan suasana akrab dan kasih
sayang antara sesama manusia, di samping kerjasama dalam
menanggulangi kesulitan sesamanya dan membangun lembaga-
lembaga sosial, Selain itu, hibah juga bisa berupa perwujudan
dari perasaan terima kasih atas jasa seseorang atas dirinya. Di
sini perlu kita tambahkan bahwa manfa'at yang dijangkau oleh
praktek hibah seperti disebutkan di atas, adalah dimensi sosial
dari praktek hibah yang pada dasarnya berupa ibadah maliyah,
termasuk ke dalam pengertian infak secara umum, di mana Allah
akan melipatgandakan pahalanya di hari kemudian. Perumpamaan
nafkah yang dikeluarkan di jalan Allah diibaratkanNya sebagai
sebutir benih yang ditanam, yang membuahkan tujuh ranting,
setiap ranting kemudian berbuah seratus biji. Perumpamaan ini
ditegaskan Allah dalam firrnan-Nya yang artinya:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di ja/an Allah, adalah bagaikan
sebutir benih yang menimbulkan tujuh cabang, pada tiap-tiap
cabang tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas ( kuruniablya)
lagi Maha Mengetahui", (S. Al-Baqarah: 17).

321
Bcgitulah salah satu bentuk gaya bahasa al-Quran berupa
perumpamaan suatu hal yang positif. yang patut diteladum olch
siapa yang menginginkan seperti yang telah kua ,111ggun!!,
sebelumnya di sarnping mendorong orang beriman untuk bcrpucu
dalarn kebajikan. jugu padu satu sisi. karena herupa pcsun yanµ
bersumber dari Zat Yang Maha Suci, rnenyadarkun sctiup ornn~
yang terlibat di dalamnya ukan tanggung jawab religius yang tuk
layak untuk diabaikan. Dalam kerangka kesadaran itu, baik s1
wahib (pernberi hibah). maupun mauhub lah (penerima hibah),
dan masyarakat yang melingkunginya, akan secara sadar rela
mengikat dih dengan norma-norma agama yang harus dipatuhi.
Jika tidak demikian, maka hibah yang sernula bertujuan luhur.
bisa bertukar menjadi sumber sengketa. Di sinilah letak pcntingnya
pemasyarakatan pengetahuan fikih di bidang hibah. Materinyu
perlu dimasukkan ke dalam bahan-bahan dak wah Untuk
memasyarakatkannya. peranan para hakim agama sangut
mcnentukan.
Dalarn kaitannya dengan hibah, tulisan ini hcndak
rnempclajari dari segi hukum fikih tentang scngkcia hibah
yang pcrnah diangkat ke Pengadilan Agama Banda Acch. Kujian
sepcrti yang sering kita lakukan ini hanya didasarkan alas kertas-
kertas proses peradilan, tidak menjangkau suasana sidang yang
barangkali di satu kali sangat berarti membantu menilai siupu
yang bertindak secara sungguh-sungguh dan bcnar, dan siapa
yang pura-pura dalam arti bersikap palsu. Di samping itu. kajiun
hanya dilakukan pada aspek-aspek tertcntu dibandingkan dengan
literutur-Iitcrurur fikih klasik dalam rangka mernperk a yu
wawasan kita di hidang fikih dari bcrbagai mazhah. Scbclurn
mernaparkan duduk pcrkuranya. beberapa uspck kajian fikih
dikcmukukan lchih dahulu, yang dipundung crat hubungunnya
dcngan perkara yang akan dipclajari.
Tentang Kesaksian
Di antara alat bukti yang dapat memhantu seorang hakim
dalam mengungkapkan kebenaran ialah kesaksian para saksi.
Kesaksian dalam bahasa Arab disebut syahadah, dan saksi disebut
svahid. Makua kcsaksian dalam istilah hukum fikih adalah
pcmberitaan secura sungguh-sungguh dari sescorang yang
dipercuya di depan hakim tentang terjadinya suatu peristiwa, atau
tentang tetapnya suatu hak bagi seseorang atas seseorang. Menurut
sifatnya kedudukan saksi dapat dibagi kepada dua:
l. Kesaksian yang merupakan rukun atau unsur yang tak dapat
dipisahkan dari suatu akad, sehingga tanpa kehadiranriya akad
tidak sah. Oleh sebab itu dalam berlangsungnya akad seperti
ini saksi-saksi harus hadir dan mendengar langsung peristiwa
ijab dan kabul. <::ontohnya saksi-saksi dalam akad nikah.
Saksi dalam perkawinan merupakan rukun pelaksanaan akad
nikah. Kedudukan saksi dalam akad seperti ini, di samping
untuk mernastikan benar terjadi akad nikah antara dua
mcmpelai, juga untuk memastikan keabsahan ijab dan kabul
yang diucapkan dua belah pihak.
2. Kesaksian yang bukan merupakan rukun atau bukan unsur
yang tak terpisahkan dari akad, sehingga suatu akad pada
prinsipnya sudah dianggap sah, meskipun tanpa kehadiran
para saksi, Contohnya akad jual beli, pinjam meminjam,
wakaf dan hibah. Akad jual beli umpamanya adalah sah tanpa
saksi. Diakui dalam hukum Islam sangat dianjurkan adanya
saksi dalam hal . . hal seperti itu. Namun menurut ahli-ahli fikih
hal itu bukan berarti tidak sah tanpa saksi. Ayat al-Qur'an
yang menyuruh agar adanya saksi dalam utang-piutang seperti
dalam Surat al-Baqarah ayat 282, dipahami oleh para ulama
sehagai anjuran belaka, bukan suatu kemestian bagi
keabsahannya. Oleh karena saksi dalam peristiwa atau akad
sepcrti disebut di atas bukan merupakan rukun, maka di

323
kemudian hari untuk membuktikan benar -telah terjadinya
hibah cukup dengan ikrar pelakunya, meskipun tidak ada
saksinya. Keterangan ini bukan berarti menafikan pentingnya
anjuran adanya para saksi dalam hal-hal seperti itu. Adanya
para saksi dalam hal-hal seperti ini sangat dianjurkun,
mengingat manusia sudah banyak yang tidak ikhlus.
adakalanya tidak lagi mengakui peristiwa.hibah umpamanya
yang telah pernah dilakukannya, atau sebaliknya seseorang
bisa jadi mendakwakan bahwa .seseorang telah pernah
menghibahkan suatu benda kepadanya yang sebenarnya tidak
pernah terjadi. Jadi, kedudukan para saksi dalam hal ini
sekedar membantu hakim dalam mengungkapkan kebenaran
bilamana terjadi sengketa, bukan merupakan rukun bagi
keabsahan akadnya. Dal am mengungkap kebenaran, haki m
bisa berpegang kepada dua bentuk kesaksian, yaitu kesaksian
dari para saksi yang· sengaja dihadirkan untuk menyaksikan
suatu akad atau peristiwa, dan kesaksian yang secara
kebetulan menyaksikan terjadinya peristiwa atau akad
meskipun tidak pernah diundang untuk itu. Contoh kesaksian
yang disebut terakhir ini kesaksian dari dua orang .yang
kebetulan menyaksikan terjadinya utang-piutang, Sclamu para
saksi itu telah mencukupi syarat-syaratnya. bisa dijadikan
satu bukti dalam .suatu perkara.

Dalam akad-akad di mana saksi bukan menjadi rukun atau


bukan menjadi syarat sahnya, jika dilaksanakan tanpa saksi, maku
ketika terjadi sengketa yang paling diharapkan adalah kejujuran
dari dua belah pihak. Ketika terjadi sengketa, bilamana salah
satunya memberikan keterangan palsu dan atas dasar itu ia
dimenangkan oleh hakim, maka putusan hakim hanya berlaku
pada lahirnya saja, sedangkan pada hakikatnya ia adalah pihak
yang kalah. Hal itu sesuai dengan ungkapan populer di kalangan
ahli hukum bahwa putusan hakim tidak akan bisa meruhah hakikat

324
peristiwa yang pernah terjadi. Atau dengan kata lain, putusan
hakim tidak dapat menghalalkan yang haram, dan sebaliknya.
Ungkapan ini disimpulkan dari hadis Rasulullah yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim. Pada satu hari ketika Rasulullah sedang
bersama 'Aisyah di rumahnya di samping Masjidnya di Madinah,
kedengaran ada suara hiruk pikuk di halaman rumahnya. Lalu
beliau keluar dan mendapati dua orang bersaudara yang sama-
sama memohon kepada Rasulullah untuk mengadili mereka
tentang harta warisan orang tua mereka yang belum dibagi tetapi
sudah banyak yang termakan, namun tidak ada bukti siapa di
antara keduanya yang lebih banyak menghabiskannya. Lalu
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya aku hanyalah manusia
seperti kamu, dan sesungguhnya kalian mengadukan kepadaku
perkara yang kalian sengketakan. Barangkali sebagian kalian
lebih pandai mengemukakan alasannya (memutarbalikkun faktu)
dibandingkan dengan sebagian yang lain. Oleh karena itu,
barangsiapa yang aku putuskan dengan rnemenangkannya atas
h ak (yang sebenarnya kepunyaan) orang muslim, maka
sesungguhnya keputusan seperti itu adalah potongan dari api
neraka; maka hendaklah ia memilih, apakah akan mengambilnya
ataukah meninggalkannya"
Dari hadis di atas disimpulkan bahwa putusan hakim tidak
bisa merubah hakikat kebenaran. Artinya, keputusan hakim yang
didasarkan atas suatu keterangan yang palsu, meskipun pada
Iahirnya ia dapat menang, tapi tetap diminta pertanggung
jawabannya di Hari Kemudian. ·
Dari keterangan singkat di atas jelaslah kedudukan saksi
dalam akad-akad seperti ini. Meskipun kehadiran saksi-saksi itu
tidak berpengaruh kepada sah atau tidak sahnya menurut
pandangan hukum fikih, namun ia sangat membantu hakirn dalam
mengungkapkan kebenaran. Dalam kerangka inilah dapat
dipahami setiap anjuran adanya saksi dalam akad-akad tersebut.

325
. Di samping itu ada beberapa syarat saksi yang amat mendasar,
antara lain. bahwa kesaksiannya haruslah didasarkan atas
pengetahuannya tentang apa yang diberitakannya itu. Ada
bebcrapa bentuk pcngetahuan saksi tentang apa yang
diberitakannya, antara lain ialah :
l. Pengetahuan yang didasark an atas penglihatan dan
pendengarannya sendiri langsung atas suatu kejadian.
Kehadirannya itu baik ditunjuk dengan sengaja untuk
menyaksikan peristiwa itu seperti dalam akad nikah dan akad
transaksi yang memakai saksi, maupun tidak sengaja ditunjuk
menjadi saksi, tetapi peristiwa itu terjadi di depan orang-
orang yang dipercaya. Saksi-saksi yang memberi kesaksian
seperti itu dalam istilah fikih disebut syuhud al-ash/ (para
saks i asal).
2. Pengetahuan yang didasarkan alas kesaksian orang lain yang
dipercayai, atau kesaksian yang didasarkan atas kesaksian
para saksi asal. Jadi ada dua tingkat saksi dalam hal ini. Para
saksi asal dan para saksi tingkat kedua. Saksi-saksi tingkat
kedua ini tidak melihat atau mendengar langsung peristiwa
yang diberitakan. Pengetahuan saksi-saksi tingkat kedua ini
bersumber dari kesaksian syuhud al-ashl. Mereka sendiri tidak
melihat atau mendengar secara langsung terjadinya peristiwa
itu. Mereka ketahui hal itu atas dasar kesaksian dari para
saksi asal. Dalam istilah fikih kesaksian seperti ini dikenal
dengan asy-syahadah 'ala asysyahadah (kesaksian alas
kesaksian). Pengikut Imam Syafi'i yang banyak berbicara
tentang kesaksian atas kesaksian ini beralasan mengapa
kesaksian seperti ini dapat diakui dengan umum ayat 2 Surat
Ath-Thalaq yang artinya: ".dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi yang adil di antara kamu ... ". Ayat tersebut
secara tegas mernbolehkan meminta kesaksian kepadu
orang-orang yang adil tanpa membedakan apakah berbentuk

326
langsung menghadiri suatu peristiwa maupun tidak langsung,
tetapi didasarkan atas kesaksian orang yang me lihat atau
mendengar langsung. Di samping itu, kebutuhan mcnghendaki
kcbolchan kesaksian seperti ini, mengingal saksi-saksi asal
tiduk selalu bisa hadir dalam suatu sidang. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya orang-orang lain yang akan mcnyampai-
kan kcsaksian itu di depan hakim. Ada beberapa pcrsyaratan
untuk kcabsahan kesaksian seperti ini, Antara lain, bahwa
laful kesaksian itu haruslah menegaskan bahwa kcsaksian
mereka itu didasarkan alas kesaksian para saksi asal; si Pulan
dan si Pulan. Dan para saksi asal berhalangan sehingga tidak
mampu hadir dalam sidang itu. Satu hal yang perlu dijelaskan
adalah tentang apakah mesti ketegasan para saksi asal agar
para saksi tingkat kedua menggantikan mereka sehagai saksi
di muku hakim. Salah satu fatwa di kalangan Syufi 'iyuh
mcmbcnarkan kesaksian atas kesaksian di mana para suksi
asal tidak pernah meminta para saksi tingkat kedua untuk
mcnyampaikan kesaksian mereka. Umpamanya, dua orang
yang dipercaya kebetulan rnendengar dua orang lain bersaksi
tentang telah terjadinya suatu peristiwa, maka para saksi
tingkat kedua itu tanra diminta oleh para saksi asal sudah
bolch memberikan kesaksian atas apa yang didengarnya itu ..
Yang penting apa yang didengarnya itu adalah cukup jelas,
tidak ada yang diragukan. Ulama berbeda pendapat tentan_g;
asv-syahadah 'ala asy-syahadah dalam masalah hudud seperti
pencurian, perzinahan dan lain-lain, dan dalam masalah
qishas. Sebagian kalangan Syafi'iyah membenarkan asy-
syahadah 'ala asy-syahadah dalam masalah-rnasalah tersebut
dengan alasan bahwa para saksi tingkat kedua itu berkedu-
dukan sebagai wakil dari para saksi asal untuk menyampaikan
kcsaksiannya, schingga dengan itu pada prinsipnya kesaksian
dari saksi-saksi tingkat kedua itu adalah kesaksian para saksi
asal jua. Berheda dengan itu di antara kalangan Hanafiyah

327
berpendapat bahwa kesaksian seperti ini dalam rnasalah hudud
dan qishas tidak dapat diterima. Dalam hudud dan qishas.
kesaksian hendaklah berdasarkan pengli hatan dan
pendengaran sendiri dan para saksi. Tidak bisa didasarkan atas
penglihatan dan pendengaran orang lain. Karena sangut terbuka
kemungkinan berbeda pemberitaan itu dari apa yang dilihat
para saksi asal, dan itu adalah syubhat, sedangkan
· hudud dan qishas ditangguhkan pelaksanaannya dengan
adanya syubhat. Namun ulama sepakat tentang diterimanya
asysyahadah 'ala asysyahadah dalam hal-hal selain hudud
dan qishas.
3. Pengetahuan yang diperoleh dari mendengar ikrar seseorang.
Kesaksian seperti ini disebut asy-syahadah 'ala al-iqrar
(kesaksian atas terjadinya iqrar) . Sebagaimana dalam asy-
syahadah 'ala asy-syahadah seperti tersebut sebelumnya,
maka kesaksian atas ikrar ini juga para saksi tidak melihat
sendiri atau mendengar sendiri suatu kejadian atau suatu akad.
Mereka ketahui hal itu dari ikrar (pengakuan) dari pelaku
waktu umpamanya bahwa ia telah pernah mewakafkan
sebidang tanah untuk jalan Allah.
4. Pengetahuan yang didasarkan atas berita mutawatir yang
berkembang dalam masyarakat, Seperti umumnya orang
kampung dari waktu lama mengetahui bahwa sebidang tanah
itu adalah tanah wakaf, atau mereka ketahui bahwa sebidang
tanah itu adalah kepunyaan si Pulan. Dalam kesaksian seperti
ini tidak lagi dipertanyakan apakah orang dcsa itu benar-
benar pernah mcndengar ijab dan kabul tentang itu atau tidak.
Kesaksian seperti ini dalam istilah fikih dikenal dengan asy-
svahadah bil-istifadlah (kesaksian yang didasarkan atas berita
orang banyak ). Kesaksian seperti ini dapat mcmbuntu hakim
dalam mcngungkapkan kebenaran, selama tidak adu tanda-
tanda kesepakatan mereka berbuat bohong.

328
Tentang Ikrar
Selain saksi, ikrar juga diakui sebagai alat bukti. Ikrar yang
juga disebut i'tiruf didefinisikan sebagai pengakuan seseorang
atas perbuatannya atau tetapnya hak orang lain atas dirinya. Ikrar
diakui sebagai bukti berdasarkan firman Allah yang artinya:
"Dan ( ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para
nabi; Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa
kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul
yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kami
akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolong,
Allah berfirman : "Apakah kamu berikrar (mengakui) dan
menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu? "Mereka
menjawab : "Kamu berikrar (mengakui)", Allah berfirman :
"Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi), dan Aku menjadi
saksi (pula) bersama kami" (Surah Ali lmran : 81 ).

Ayat tersebut merupakan tuntutan terhadap para nabi untuk


berikrar dan menerima perjanjian Allah, lalu para nabi berikrar.
Itu menunjukkan bahwa Allah mengakui ikrar sebagai suatu yang
mengikat.
Ayat lain yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman. jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biar terhadap dirimu sendiri ". (Surah An-Nisa: ayat 135 ).

Ayat tersebut memerintahkan agar seseorang bersedia menjadi


saksi demi menegakkan keadilan, meskipun kesaksian itu terhadap
dirinya sendiri, yang bisa memberatkan dirinya. Ikrar adalah satu
bentuk kesaksian seseorang terhadap dirinya sendiri. Pengakuan
seseorang secara terus terang akan perbuatannya atau adanya hak
orang lain atas dirinya, adalah berupa realisasi bagi tuntutan ayat
tersebut. Menyadari hal tersebut, seorang bernama Ma'izdi rnasa

329
Rasulullah telah berikrar di depan Rasulullah atas perbuatan zina.
dan atas dasar itu ia dihukum. Atas dasar ayat dan hadis tersebut
para ah1i hukum Islam menetapkan ikrar sebagai bukti dalam
menetapkan hukum di Pengadilan. Untuk diterima ikrar sebagai
bukti diperlukan beberapa syarat, yaitu hahwa yang berikrar sudah
baligh/berakal, tidak dipaksa, terhindar dari adanya tekanan dari
pihak luar, dan apa yang diikrarkannya itu dapat diketahui secara
jelas. Selama persyaratan-persyaratan itu sudah terpenuhi, maka
ikrar cukup diucapkan satu kali. tanpa perlu berulang, bilamana
yang diikrarkan itu berupa masalah perdata. Umpamanya.
seseorang berikrar bahwa sebidang tanah telah diwakafkannya di
jalan Allah. Pengakuannya seperti itu sudah dianggap mengikat
dirinya. Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah, bahwa pada
dasarnya ikrar atas telah terjadinya akad atau perpindahan milik,
yang menjadi dasar hukum bagi perpindahan milik itu bukanlah
ikrarnya, tetapi akad yang telah pemah dilakukannya. Ikrar dalam
hal ini hanyalah berupa pemberitaan dari pelakunya atas peristiwa
akad yang telah dilakukannya di masa lalu. Ikrar wakaf berarti
suatu pengakuan bahwa pada ~asa lalu ia pernah mewakafkan
sesuatu. Bilamana terjadi ikrar dari pelakunya, maka saksi tidak
lagi diperlukan.

Tentang Duduknya Perkara


Penggugat-penggugat yang terdiri dari antara lain Thalib bin
Ali, dan M. Nasir bin Thalib telah menggugat Tergugat-tergugat
yang terdiri dari antara lain M. Ali, dan M. Saleh bin K. Ali.
Penggugat-penggugat dengan surat gugatannya tanggal 9 Mei
1988 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Banda
Aceh pada tanggal 11 Mei 1988 di bawah register perkara no.
55/1988, mengajukan gugatan, bahwa isteri Penggugat (Thalib
bin Ali) atau ibu dari Penggugat (M. Nasir bin 'Thalib) bernama
Hamdiyah telah meninggal dunia pada tahun 1984. Bahwa pada

330
tahun 1960 almarhumah Hamdiyah mendapat pemherian hiban
dari seorang perempuan yang bernama Nek Tuah, berupa sepetak
tanah kebun yang dahulunya tanah sawah, dan setengah petak
sawah. Bahwa setelah Nek Tuah menghibahkan tanah Hamdiyah
pada tahun 1960 maka di atas tanah kebun itu telah dihuat rumah-
rumah Penggugat dan telah mendiaminya sejak tahun 1962 sampai
sekarang (waktu terjadinya perkara). Bahwa Nek Tuah semasa
hidupnya ada mengangkat seorang anak perempuan bernarna
Safiyah yang dalam perkara ini termasuk salah seorang Tergugat.
Setelah Nek Tuah meninggal dunia tahun 1968 semua harta
peninggalan almarhumah Nek Tuah telah diambil oleh Tergugat
(Safiyah) terrnasuk tanah-tanah yang telah dihibahkan kepada
- almarhumah Hamdiyah (isteri/ibu dari Penggugat). Padahal
menurut hukum Islam, Tergugat (Safiyah) selaku anak angkat
almarhumah Nek Tuah tidak berhak rnewarisi harta peninggalan
mak angkatnya (Nek Tuah), apalagi harta yang telah dihibahkan
kepada orang lain (Hamdiyah). Bahwa Tergugat no. l dan 2 (K.
Ali dan Safiah) pada tahun 1984 tclah menghibahkan sebagian
dari harta-harta peninggalan almarhumah Nek Tuah, termasuk
tanah terperkara kepada anaknya (M. Saleh), dan pada tahun
1987 telah menghibahkan kepada anaknya Erli, dan setengah
petak tanah sawah terperkara telah dijual oleh Tergugat (K. Ali)
kepada Ahsin pada tahun 1988. Bahwa perbuatan-perbuatan
Tergugat seperti di atas adalah bertentangan dengan hukum yang
berlaku. karena itu tanah tersebut harus dikembalikan kepada
keadaan (statusnya) semula kepada penerima hibah pertama yaitu
almarhumah Hamdiyah, dan membatalkan hibah yang dilakukan
oleh Tergugat seperti disebutkan sebelumnya, serta mensahkan
hibah yang dilakukan oleh Nek Tuah kepada almarhumah
Hamdiyah terhadap tanah tersebut. Bahwa oleh karena Harndiyah
tclah meninggal dunia maka tanah terpcrkara hams c.Jikemhalikan
kepada Penggugat-penggugat selaku ahli waris Hamdiyah yang
herhak menerimanya. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka

331
Penggugat-penggugat memohon antara lain menetapkun bahwu
penghibahan yang dilakukan oleh Nek Tuah kepada Hamdiyah
terhadap tanah terperkara adalah sah me nurut hukum.
membatalkan penghibahan yang dilakukan oleh Tergugat tcrhadap
anak-anaknya. Menetapkan bahwa Penggugat-penggugat sebagui
ahli waris dari Harndiyah dan memfaraidkan tanah terperkaru
kepada Penggugat-penggugat. Untuk menguatkan gugatannya ini
Penggugat-penggugat telah mengajukan beberapa orang saksi.
Tergugat dalam jawabannya menyampaikan bahwa tidak
benar tanah-tanah terperkara telah dihibahkan oleh Nek Tuah
kepada almarhumah Hamdiyah, yang benar tanah-tanah terperkura
adalah kepunyaan Tergugat yang berasal dari hibah Nek Tuuh
pada tahun 1953. Bahwa tanah terperkara sebahagiannya tclah
Tergugat 1 berikan kepada Tergugat III dan Tergugat IV serta
kepada alrnarhumah Hamdiyah bt. Ali yaitu isteri Penggugat I
dan Tergugat n atau saudara kandung dari Tergugat III dan IV.
Karena itu Tergugat mohon supaya Majelis Hakim menolak
seluruh gugatan Penggugat-penggugat dan menghukum
Penggugat-pcnggugat untuk membayar biaya pcrkara. U ntuk
menguatkan kcterungannya Tergugat telah menyerahkun bukti
tertulis dan bcberapa orang.
Setelah rnclalui proses peradilan, Pengadilan Agama Banda
Aceh mernutuskan menyatakan gugaian Penggugat-pcnggugut
ditolak sebuhagiun dan tidak dapat diterima selebihnya. Setclah
naik handing. kcputusun ini dikuatkan oleh Pcngadllan Tinggi
Aguma Banda Acch, dan.selanjutnya oleh Mahkamah Agung R.I.

Analisis

Dari duduk pcrkaru dun pcrlimbangan-pertimhangan hukurn


Pengudil.u, Agumu Banda Acch, ada beberapa hul yang hcnduk
dikomcnuui dari kacuruata Iikih, scpcrti bcrikut ini.

332
Dalam menguatkan gugatannya Penggugat-penggugat telah
mengajukan beberapa orang saksi . Saksi N. Rohana binti Usman
umur 57 tahun menjelaskan bahwa Nek Tuah adaluh nenek saksi
meninggal dunia di alas tahun 1960, di waktu hidupnya Nek
Tuah ada mengambil anak angkat bernama Safiyah .. Nek Tuah
ada meninggalkan harta beberapa tanah.kebun dan hatang kelapa
serta tanah sawah di Lrong Bata. Harta-harta itu telah diberikan
olch Nek Inseun (Nek Tuah) kepada Hamdiyah, karena Hamdiyah
yang mengurusnya di waktu tua sampai dengan meninggalnya
dan Nek Inseun sangat sayang kepadanya. Hal ini saksi kctahui
dari cerita Nek Inseun sendiri yang datang kepada saksi
menyatakan bahwa tanah yang di depan rumah diberikan kepada
Hamdiyah untuk didirikan rumah dan separoh tanah sawah di
Luong Bara juga diberikan kepada Hamdiyah. Sejalan dengan
keterangan di atas dikemukakan pula oleh saksi Tgk. H. Zainal
Abidin bin Muhammad. Saksi ini menyatakan bahwa almarhumah
Nck lnseun ( Nek Tuah) semasa hidupnya selalu datang ke rumah
saksi. Dia menyatakan kepada saksi bahwa tanah di muka rumah
sudah dihibahkan kepada Hamdiyah dan umong .di Lau to
diberikan setcngah. Hal ini disarnpaikan Nck Inseun kepada saksi
berkali-kuli sctiap ke rumah saksi, Demikian pula keierangan
yang sarna dibcrikun oleh saksi Aminah Dahlan, umur 53 tahun.
Selain hal di utas, saksi ini juga memherikan keterangan bahwa
ulmarhumah Hamdiyah juga pernah menyatakan kepada saksi
bahwa dia telah diberikan tanah oleh Nek lnseun (Nek Tuah) dun
akun didirikan rumah di situ. Hal ini dikatakan Hamdiyuh sekitur
tahun 1960. ·
Dari keterungun saksi-saksi di alas, cepat dapat ditangkap
hal-hal sebagai berikut:
Nck lnseun ( Nek Tuah) Lelah menceritakan di hadapan
bcbcrupa orang. .saksi secara terpisah, bahwa ia telah menghibahkan
tunah tcrpcrkaru kcpada almarhumah Hamdiyah, Alasan mcngupa

333
ia menghibahkan tanah-tanah itu kepada Hamdiyah, seperti
dijelaskan oleh saksi N. Rahana binti Usman, karena Hamdiyah ·
telah mengurusnya di waktu Nek Inseun telah tua sampai dengan
meninggalnya. Pengakuan Nek Inseun bahwa ia telah meng-
hibahkan tanah terperkara kepada Hamdiyah seperti tersebut di
atas dalam istilah fikih disebut ikrar (iqrar) atau i'tiraf. Artinya,
bahwa Nek Inseun telah berikrar atau mengakui bahwa ia pada
masa lalu telah terjadi penghibahan tanah-tanah dari dirinya
kepada seseorang, yaitu Hamdiyah. Dalam kajian yang telah kita
kemukakan terdahulu telah dijelaskan bahwa ikrar diakui sebagai
bukti atas telah terjadinya peristiwa akad umpamanya di masa
lampau. Ikrar adalah satu bentuk kesaksian seseorang terhadap
dirinya. Selama diucapkan oleh seorang yang telah baligh/ berakal
tanpa paksaan atau adanya tekanan dari pihak luar, maka ikrar
mengikat orang yang mengucapkannya. Di sisi lain, saksi Aminah
Dahlan, seperti telah dikemukakan sebelumnya, memberikan
keterangan bahwa almarhumah Hamdiyah juga pernah
mengatakan kepada saksi bahwa dia telah diberikan tanah oleh
Nek Inseun (Nek Tuah). Ini berarti bahwa aim. Hamdiyah telah
mengucapkan ikrar atas penerimaan hibah dari Nek lnseun, dan
ketegasan penerimaan seperti itu adalah kabul (qabul) dari mauhub
lah (penerima hibah). Dengan demikian, berdasarkan ikrar dari
dua belah pihak, lengkaplah ijab dan kabul bagi hibah tersebut.
Salah satu rukun hibah adalah ijab dan kabul. Ijab dalam praktek
hibah adalah berupa pernyataan atau ketegasan dari pihak si wahib
(pemberi hibah) atas kerelaannya melepas hak miliknya menjadi
hak milik mauhub lah (penerima hibah). Sedangkan kabul adalah
ketegasan si penerima hibah atau kerelaannya menerima hibah.
Namun ada di antara ulama fikih yang tidak menganggap kabul
sebagai suatu kemestian bagi keabsahan hibah. Menurut pendapat
ini, hibah tanpa ketegasan kabul dari orang yang diberi hibah
adalah sah . Yang penting menurut pendapat ini adalah tidak ada
penolakan secara tegas dari yang diberi hibah. Terlepas dari

334
perbedaan pendapat itu, yang jelas dalam sengketa tanah hibuh
ini, seperti dikemukakan di atas, telah ada ikrar ijab dan kabul
dari si pemberi hibah dan yang diberi hibah. Hal itu diketahui
dari ikrar dua belah pihak.
Dalarn kajian fikih pada awal bahasan ini telah dikemukakan
bahwa salah satu bentuk kesaksian adalah kesaksian atas ikrar
(asy-syahadah 'ala al- iqrar), Dalam kesaksian seperti ini, saksi-
saksi tidak langsung melihat atau mendengar peristiwa ijab dan
kabul dari suatu akad. Saksi-saksi dalam keterangannya hanya
menyaksikan atau mendengar dengan jelas bahwa si Pulan telah
mengucapkan ikrarnya atau mengakui bahwa suatu akad telah
henar-benar terjadi di masa lalu. Bila kita lihat keterangan saksi-
saksi yang diajukan oleh Penggugat-penggugat, maka kesaksian
mereka adalah termasuk ke dalan macam kesaksian atas ikrar.
Baik saksi N. Rahanah bt. Utsman, maupun Tgk. H. Zainal Abidin,
dan Aminah Dahlan, sama-sama mengatakan bahwa mcreka
mendengar pengakuan atau ikrar dari Nek Inseun bahwa ia telah
menghibahkan tanah-tanah terperkara kepada Hamdiyah. Jadi yang
mereka ketahui atau mereka dengar adalah adanya ikrar, baik
dari pemberi hibah, maupun dari orang yang menerima hibah.
Mereka, saksi-saksi tidak menyaksikan langsung peristiwa ijab
dan kabul dari dua belah pibak. Hal itu hanya mereka ketahui
dari pengakuan si pelaku hibah itu sendiri. Kesaksian seperti ini
adalah sah menurut kajian fikih, selama yang memberikan
kesaksian itu melengkapi syarat-syarat sebagai seorang saksi.
Pengadilan Agama Banda Aceh, dalam salah satu pertim-
bangan hukumnya mengatakan sebagai berikut :
"Menimbang bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh
Penggugat-penggugat tidak mengetahui dan tidak mendengar
adanya ijab dun kabul dalam masalah hibah itu dari Nek Inseun
kepada Hamdiyah dan tidak pula rnengetahui letak dan luas serta
batas-batas tanah terperkara secara pas ti".

335
Pertimbangan di atas dikemukakan oleh PA Banda Aceh.
setelah menukil antara lain ibarat kitab Bajuri Juz II halaman 62
yang menegaskan bahwa, tidak sah hibah kecuali dengan ijub
dan kabul. ·
Dalam pertimbangan di atas, PA Banda Aceh beralasan
mengapa kesaksian para saksi tidak dianggap layak untuk
dipertimbangkan, karena saksi-saksi itu tidak mengetahui dan
tidak mendengar adanya ijab dan kabul dalam masalah hibah
terse but.
Menurut kaca mata fikih, bentuk kesaksian atas ikrar seperti
yang diajukan oleh Penggugat-penggugat, memang para saksi
tidak perlu mendengar langsung adanya ijab dan kabul. Tetapi
mereka mempunyai pengetahuan tentang itu. Saksi-saksi
mengetahui tel ah terjadinya ijab dan kabul melalui ikrar dua be lah
pihak. Kesaksian seperti ini adalah sah menurut pandangan fikih.
Dalam sengketa hi bah ini jelas, seperti dikemukakan di alas, bai k
Nek Inseun sebagai pemberi hibah, maupun almarhumah
Hamdiyah sebagai orang yang diberi hibah, telah berikrar di depan
saksi-saksi itu walaupun secara terpisah, bahwa hihah itu teluh
terjadi. Hal itu berarti, bahwa pemberi hibah telah mengakui
adanya ijab hibah dan Hamdiyah telah mengakui adanya kabu I
hibah di masa lalu. Ikrar seperti ini adalah sah sebagai bukti alas
terjadinya hibah, dan kesaksian atas ikrar itu juga adalah sutu
bentuk dari beberapa macam kesaksian, seperti telah kita
kemukakan sebelumnya. Dengan dernikian, pertimbangan
Pengadilan Agama Banda Aceh seperti kita nukil di alas, tidak
sejalan dengan ketetapan-ketetapan ilmu fikih.
Masih berbicara dalam masalah kesaksian adalah bahwa PA
Banda Aceh, mernutuskan tidak sahnya hibah yang discngketakun
itu dengan pertimbangan antara lain sebagai berikut :
"Menimbang. bahwa perbuatan hibah adalah termasuk bidung
mu'amalat (keperdataan) dalam bentuk transaksi yang

336
pelaksanaannya harus dilakukan dihadapan saksi-saksi
sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 282 dan
ibarat dalam kitab tlkih yang artinya: "Dan ditetapkan harta dan
apa yang ditunjukkan dengan harta itu, seperti jual beli, sewa
menyewa, hibah, washiat, gadai menggadai, dan tanggung-
menanggung, dengan dua orang saksi laki-laki atau seorang saksi
laki-laki dan dua orang saksi perempuan".
Dalam nukilan di atas, Pengadilan Agama Aceh beralasan
dengan ayat al-Quran dan pendapat ulama fikih bahwa hibah
harus dilakukan di hadapan saksi-saksi. Berdasarkan ini menurut
pandangan PA Banda Aceh, praktek hibah yang disengketakan ini
tidak sah, karena tidak dilakukan di hadapan saksi-saksi.
Adanya saksi-saksi yang diajukan oleh Penggugat-penggugat,
menurut PA Banda Aceh, tidak sesuai dengan ketentuan tersebut
dalam pertimbangan di atas.
Bila kita merujuk kepada literatur-literatur fikih yang cepat
dijangkau, seperti telah pernah kita uraikan di awal bahasan ini,
maka sifat dan kedudukan saksi-saksi dalam praktek hibah adalah
termasuk ke dalam bentuk kesaksian yang bukan merupakan rukun
atau bukan merupakan unsur yang tak terpisahkan dari akad,
sehingga hibah pada prinsipnya sudah dianggap sah, meskipun
tanpa kehadiran saksi-saksi, Saksi-saksi hanya dibutuhkan jika
terjadi sengketa di Pengadilan, dan saksi-saksi dalam pembuktian
tidak saja yang ditunjuk, tetapi cukup saksi-saksi yang secara
kebetulan hadir ketika akad terjadi. Selain saksi-. saksi, ikrar juga
bisa dijadikan bukti di Pengadilan, meskipun tanpa saksi.
Pengadilan Agama Banda Aceh tidak membedakan · antara
dua sifat kedudukan kesaksian tersebut. Ayat al-Quran yang
menyuruh adanya saksi dalam utang-piutang seperti dalam Surat
al-Baqarah ayat 282, dipahami oleh ulama sebagai anjuran belaka,
bukan suatu kemestian bagi keabsahannya. Oleh sebab itu,
seseorang yang berhutang kepada seseorang, hutangnya tetap

337
dianggap mengikat, meskipun tidak ada saksi. Begitu pula hibah.
Adapun ibarat kitab fikih yang dijadikan alasan oleh PA Banda
Aceh bagi kemestian saksi-saksi dalam hibah, menurut hemat
penulis tidak relevan untuk dijadikan alasan untuk itu. Teks kitab
fikih itu, bukan menyatakan keharusan saksi-saksi bagi keabsahan
hi bah. Teks kitab fikih itu (yang artinya seperti kita nukiI di atas)
hanya menyangkut pembuktian di Pengadilan, Artinya, akad-akad
seperti itu (termasuk akad hibah) bisa tetap dalam arti dapat
dibuktikan di Pengadilan dengan dua orang saksi. Jadi ibarat
kitab fikih itu menyangkut dengan pembuktian di Pengadilan,
bukan menyangkut hakikat sah atau tidak sahnya hibah.
Hibah yang tidak pakai saksi pada hakikatnya adalah sah.
Bilamana terjadi sengketa, maka ikrar dari pelaku hibah bisa
dijadikan bukti bagi terjadinya hibah, meskipun ternyata tidak
pakai saksi. Contohnya, seorang Penggugat dalam gugatannya
menyatakan bahwa Tergugat telah pernah menghibahkan sebidang
tanah kepadanya. Bilamana Penggugat tidak mampu mengajukan
saksi-saksi, tetapi Tergugat lalu berikrar, mengakui kebenaran
adanya hibah seperti dalam gugatan itu dari dirinya, maka hibah
dianggap benar telah terjadi berdasarkan ikrar dari pelakunya itu,
meskipun ternyata tanpa saksi-saksi. Dari keterangan ini jelas,
menurut hemat penulis bahwa pertimbangan Pengadilan Agama
Banda Aceh seperti dinukil di atas tidak sejalan dengan kajian
fikih.

Demikianlah yang sempat kita kemukakan, dan penulis


menyadari bahwa kajian ini hanya dilakukan pada aspek-aspek
tertentu, bukan secara menyeluruh. Kajian singkat ini tidak
bermaksud untuk mengurangi bobot putusan yang telah diambil
oleh PA Banda Aceh.
Semoga ada manfaatnya.

338
Daftar Bacaan
1. DR. Abdul Karim Zaidan, Nizomul-qadla fisv-syari'util-
lslatniyah.
2. DR. Ahmad Al-Hushari, llmul-Qadla.
3. lbnu Qudamah, al-Mughni.
4. Ar-Ramli. Nihayatul-Muhtaj.

339
PUTUSAN
NOMOR : 55/1988

BISMILLAHIRRAHMANlRRAHJM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Banda Aceh telah memeriksa dalam


tingkat pertama dan telah menjatuhkan putusan tersebut di bawah
ini atas perkara Pengesahan Hibah yang diajukan oleh :
1. THALIB BIN ALI, umur 62 tahun, pekerjaan pensiunan
TNI- AD, tempat tinggal di Desa Lamseupeung
Kecamatan Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
2. M. NASIR BIN THAL/B, umur 35 tahun, pekerjaan jualan.
tempat tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
3. BACHTIAR BIN THALIB, umur 27 tahun, pekerjaan
Mahasiswa, tempat tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
4. NAZARUDDIN BIN THALJB, umur 24 tahun, pekerjaan
Karyawan NY ATRA, tempat tinggal di Desa Lamseupeung
Kecamatan Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh:
5. HASNI BINTI THALIB, umur 22 tahun, pekerjaan
Mahasiswa, tempat tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
No. I s/d No. 5 memberi Kuasa kepada :
1. MUZAKKIR ABU BAKAR, SH, Sl.J., umur 31 tahun, pekerjaan
Pengacara/Penasehat Hukum, beralamat di Jin. Prada I Lr.
Jambu No. 6 Banda Aceh;

.340
2. HUSAINI RUSIN. SH., umur 27 tahun, pekerjaan Anggota
LKBH Fakultas Hukum Unsyiah, beralamat di Jin. Prada I
Lr. Jambu No. 6 Banda Aceh;
berdasarkan surat kuasa khusus yang dilegalisir oleh Ketua
Pengadilan Agama Banda Aceh tanggal I 4 Apri 1 1988 No.
PA.a/l/K/SA/27/1988 yang selanjutnya disehut :
"PENGGUGAT-PENGGUGAT;

BERLAWANAN DENGAN

1. KALI, umur ± 80 tahun, pekerjaan Pensiunan Polisi, tempat


tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan Baiturrahman
Kotamadya Banda Aceh;
2. SAFIAH. umur 75 tahun, pekerjaan ikut suami, tempat tinggal
di Desa Lamseupeung Kecamatan Baiturrahman Kotamadya
Banda Aceh;
3. M. SALEH BIN KALI, umur45 tahun, pekerjuan jualan. tempat
tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan Bai turrahman
Kotamadya Banda Aceh;
4. ERLI BIN KALI, umur ± 33 tahun, pekerjaan pegawai Kantor
Bupati Kabupaten Aceh Besar, tempat tinggal di Desa
Lamseupeung Kecamatan Baiturrahman Kotamadya Banda
Aceh:

No. l s/d 4 membcri kuasa kepada :

I. DARWIS. SH. umur 35 tahun pekerjaan Pembela/Pengacara.


tempat tinggal di Jin. Tgk. Chik Di Tiro No. 21 Banda Aceh:
2. IZWAR. SH, umur 29 tahun, pekerjaan Pembela/Pengacara,
tempat tinggal di Jin. Tgk. Chik Di Tiro No. 21 Banda Aceh:
3. OLOAN TUA PARTEMPUAN, SH, umur 30 tahun.
pekcrjaan Pemhela/Pcngacara, ternpat tinggal di Jin. Tgk.
Chik Di Tiro No. 21 Banda Aceh: berdasarkun surat kuasa

341
khusus yang dilegalisir oleh Ketua Pengadilan Agama Banda
Aceh tanggal 8 Juni 1988 No. PA.a/l/K/SK/31/1988, yang
selanjutnya disebut sebagai : "TERGUGAT-TERGUGAT" :

Pengadilan Agama tersebut, setelah membahas surat gugatan


dari Penggugat-penggugat dan surat-surat. lainnya yang
berhubungan dengan perkara ini serta mendengar keterangan dari
saksi-saksi :

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa, Penggugat-penggugat dengan surat gugatannya


tanggal 9 Mei 1988 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Banda Aceh pada tanggal 11 Mei 1988 di bawah Register
Perkara No. 55/1988, mengajukan gugatan yangg setelah
diperbaiki dan disernpurnakan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Bahwa isteri Penggugat/ibu dari Penggugat 2, 3, 4, dan 5
bernama Hamdiah telah meninggal dunia pada tahun 1984;
Bahwa pada tahun 1960 almarhumah Hamdiah mendapat
pemberian hibah yang dihibahkan oleh seorang perempuan yang
bemama Nek Inseuen alias Nek Tuah berupa :
1. Sepetak tanah kebun yang dahulunya tanah sawah, terletak
di Desa Lamseupeung Kecamatan Baiturrahman Kotamadya
Banca Aceh dengan batas-batasnya :
− sebelah Utara dengan jalan raya Banda Aceh-Medan;
− sebelah Selatan dengan tanah almarhum Nek lnseuen
alias Nek Tuah/tanah K. Ali;
− sebelah Timur dengan jalan raya Banda Aceh-Medan;
− sebelah Barat dengan tanah Nyak Neh/tanah H. Juned;
2. Setengah petak sawah yang terletak di Desa Cot Mesjid Lt.
Lanthu Kecamatan Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh
dengan batas-batasnya :

342
− sebelah Utara dengan sawah almarhumah Nek Inseuen
alias Nek Tuah;
− sebelah Selatan dengan sawah Ismail Lamseupeung;
− sebelah Barat dengan sawah Guru Usman;
− sebelah Timur dengan Ismail Lamdorn;

Bahwa, setelah Nek Inseuen alias Nek Tuah menghibahkan


tanah tersebut kepada almarhumah Hamdiah pada tahun 1960,
maka di atas tanah yang terletak di Desa Lamseupeung telah
dibuat rumah Penggugat-Pengugat dan telah mendiaminya sejak
tahun 1962 sampai sekarang:
Bahwa, Nek Inseuen alias Nek Tuah semasa hidupnya ada
mengangkat seorang anak perempuan bernama Safiah yang dalam
perkara ini sebagai Tergugat No. 2. Setelah Nek Inseuen meninggal
dunia pada tahun 1968 semua harta-harta peninggalan almarhumah
Nek Inseuen telah diambil alih oleh Safiah (Tergugat No. 2)
termasuk tanah-tanah yang telah dihibahkan kepada Hamdiah
(isteri/ibu/Penggugat-penggugat) padahal menurut hukum Islam,
Tergugat No. 2 selaku anak angkat almarhumah Nek Inseuen
tidak berhak mewarisi harta peninggalan ibu angkatnya apalagi
harta yang telah dihibahkan kepada orang lain (Hamdiah),
Bahwa, Tergugat No. I dan No. 2 pada tahun 1984 telah
menghibahkan sebagian dari harta-harta peninggalan almarhumah
Nek Inseuen alias Nek Tuah termasuk tanah terperkara kepada
anaknya : M. Saleh K. Ali (Tergugat No. 3) dengan batas-batasnya:
− sebelah Utara dengan jalan raya Banda Aceh-Medan:
− sebelah Selatan dengan tanah Penggugat-penggugat;
− sebelah Timur dengan jalan raya Banda Aceh-Medan;
− sebelah Barat dengan tanah Nyak Muda;
dan pada tahun 1987 telah menghibahkan kepada
anaknya: Erli K. Ali (Tergugat No.4) dengan batas-
batasnya;
− sebelah Utara dengan tanah Penggugat-penggugat;

343
sebelah Selatan dengan tanah almarhumah Nek Inseucn alias Nek
Tuah;
− sebelah Timur dengan jalan raya Banda Acch-Mcdan;
− sebelah Baral dengan tanah H. Juned;
sedangkan setcngah petak sawah terperkara di Dcsa Col
Mesjid Lorong Lanthu telah dijual oleh Tergugal No. I (K. Ali)
kepada Najib pada tahun 1998;
Bahwa perbuatan Tergugat-tergugat tersebut adalah
benentangan dengan hukum yang berlaku, karena tanah terperkaru
tersebut harus dikembalikan kepada keadaan (statusnya) semula,
sebagai penerima hibah pertama yaitu almarhumah Hamdiah dan
membatalkan hibah yang dilakukan oleh Tergugat No. l dan No.
2 kepada Tergugat No. 3 dan No. 4 serta mensahkan hibah yang
dilakukan oleh Nek Inseuen alias Nek Tuah kepada almarhumah
Hamdiah terhadap tanah tersebut;
Bahwa oleh karena almarhum Hamdiah tclah mcninggal dunia
maka tanah terperkara harus difaraidkan kepada Penggugat-
penggugat selaku ahli waris Hamdiah yang berhuk mcncrimanya
Berdasarkan alasan-alasan di atas maku Penggugat-penggugat
memohon sebagai berikut :
l. Mengabulkan gugatan Penggugat-penggugat seluruhnya:
2. Menetapkan bahwa penghibahan yang dilakukan oleh Nek
Inseun alias Nek Tuah kepada Hamdiah (isteri/ibu Penggugat-
pcnggugat) terhadap tanah terperkara adalah sah menurut
hukum:
3. Membatalkan pcnghibahan yang dilakukan olch Tergugut dun
Tergugat Safiah kepada M. Saleh K. Ali (Tergugat 3) serta
penghibahan kepada Erli K. Ali (Tergugat 4 ):
4. Menetapkan bahwa Penggugat-penggugat sehagai ahli waris
dari almarhurnah Hamdiah dan menfaraidlkan tanah
terperkara kepada Penggugat-penggugat;
5. Mcmbcrikan putusan yang seadil-adilnya:

344
o.
Bahwa Penggugat-penggugat dan Tergugat-tergugal yang
saling didampingi oleh kuasanya telah menghadap dalam
persidangan Pengadilan Agama Banda Aceh pada hari yang telah
ditetapkan dan Majelis Hakim telah berusaha mengarahkan pihak-
pihak agar perkara ini dapat diselesaikan secara perdamaian akan
tetapi usaha tersebut tidak berhasil karena itu pemeriksaan perkara
ini dilanjutkan menurut prosedur yang berlaku:
Bahwa Penggugat-penggugat secara lisan di depan
persidangan memperjelas kembali maksud gugatannya dan
hubungannya dengan Tergugat-tergugat ringkasnya sebagai
berikut:
Bahwa alrnarhurnah Nek lnseuen semasa hidupnya
mengambil seorang anak angkat bernama Safiah (Tergugat No.
2) kemudian Safiah kawin dengan M. Ali (Tergugat No. I ) lahir
7 orang anak yaitu : Hamdiah M. Saleh (Tergugat No. 3) Ruhanah.
Aisyah Rafiah, Rukiah dan .Erli (Tergugat No. 4). Hamdiah dan
Rukiah telah meninggal dunia. Almarhumah Hamdiah dalam
perkawinannya dengan Thalib Ali (Penggugat No. I ) menurunkan
4 orang anak yaitu : M. Nasir. Bachtiar, Nasaruddin dan Hasni
(Penggugat No. 2 s/d No 5 ).
Bahwa di waktu menjelang tua sampai dengan meningga)
dunia, Nek Inseuen tinggal bersama dan berada dalam asuhan
Hamdiah, karena itu Nek lnseuen menghibahkan sepetak tanah
kebun dan setengah petak sawah terperkara kepada Hamdiah di
mana tanah tersebut sekarang ini telah dikuasai oleh Tergugat
No. I dan No. 2 yang sebahagiannya telah dihibahkan kepada
anaknya (Tergugat No. 3 dan No. 4) dan yang lainnya tel ah
dijual kepada Najib:
Bahwa, oleh karena Hamdiah telah meninggal dunia pada
tahun 1984 dan meninggalkan Penggugat-penggugat selaku ahli
warisnya. maka Penggugat-penggugat mohon kepada Pengadilan
Agama Banda Aceh untuk mensahkan hibah yang dilakukan oleh
Nek lnseuen pada tahun 1960 berupa tanah kebun dan sawah
iersebut kepada Hamdiah Jan memfaraidlkan tanah itu kepada
Pcnggugat-penggugat serta membatalkan ibah yang dilakukan oleh
Tergugat No. I dan No. 2 kepada Tergugat No. 3 dan No. 4
karena Tergugat No. I dan No. 2 telah menghibahkan tanah yang
bukan miliknya;
Bahwa. Tergugat-Tergugat melalui kuasanya Darwis, SH.
sebagai tanggapannya atas gugatan Penggugat-penggugat telah
menyampaikan jawaban secara tertulis melalui suratnya tunggal
9 Juni 1988, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tentang Eksepsi:
Bahwa gugatan Penggugat kabur dan tidak jclas. Amara
judul gugatan dan petitum tidak sejalan, pada judul
Penggugat-penggugat mohon pengesahan hibah dari Inseuen
kepada almarhumah Harndiyah dalam petitum Penggugat
mohon faraidl harta peninggalan almarhumah Hamdiyah dun
pernbatalan hibah dari H. Ali kepada Tergugat 3 dan 4;
Bahwa, menurut hukum pengesahan sesuatu hibah tidak
dapat dirnohonkan oleh pihak ketiga sedangkan Penggugat-
penggugat dalarn hal ini adalah pihak ketiga;
Bahwa karena itu Tergugat memohon agar ekscpsi dari
Tcrgugat - Tergugat dapat - diterima dan menyatakan gugatan
Penggugnt-pcnggugat tidak dapat diterima;

Dalarn Pokok Perkara:


Bahwa tidak benar tanah-tanah terperkara adalah dihibahkan
oleh Nek Inseucn kepada almarhumah Hamdiyah binti K. Ali,
yang henar tanah-tunah terperkara adalah kepunyaan Tergugat
yang berasal dari hibah Nck lseuen pada tahun 1953;
Bahwa tanah terperkara sebahagiannya telah Tergugat I
berikan kepada Tergugat III dan IV serta kepada almarhumah

346
Hamdiyah binti Ali yaitu isteri Penggugat I dan ibu Tergugat II
sd, V selaku anak kandung dari Tergugat I dan Tergugat II atau
saudara kandung dari Tergugat III dan IV. Karena Tergugat mohon
supaya Majlis Hakim menolak seluruh gugatan Penggugat-
penggugat dan menghukum Penggugat-penggugat untuk
memhayar hiaya-biaya perkara;
Bahwa, Tergugat di depan sidang mengakui hubungannyu
dengan Penggugat-penggugat sebagaimana yang telah dijclaskun
oleh Pcnggugat-penggugat ~
Bahwu, Penggugat sebagai jawabannya atas juwaban
Tergugat, melului repliknya tanggal 30 Juli 1988 yang dipcrtcgas
kcmbali dalam persidangan dapat disimpulkan scbagai berikut:

I. Dalam Eksepsi:
Bahwa gugatan Penggugat sudah cukup jelas baik yang
menyangkut dengan posita dan petitumnya. Agak berbedanya
antara judul gugatan dengan petitum karena dalam perkaru
ini menyangkut dengan beberapa hubungan hukum yang hams
diselesaikan sekaligus secara tuntas, yaitu pengesahan hihah
dari Nek Inseuen kepada Hamdiah karena hibah itu terjadi
tanpa surat sedangkan Pemberi Hibah dan Pencrima Hibah
te lah meninggal dunia;
Bahwa karena Tergugat I dan II telah menghibahkan
tanah terperkara tanpa hak kepada Tergugat III dan IV maka
hibah itu perlu dibatalkan;
Bahwa karena Hamdiah (Penerima hibah) sudah
meninggal dunia maka tanah terperkara harus difaraidlkan
kepada Penggugat-penggugat selaku ahli waris yang berhak
menerimanya. Karena itu ketiga masalah tersebut merupakan
sutu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
lai nnya yang merupakan wewenang Pengadilan Agama untuk
menyelesaikannya:

347
II. Dalam Pokok Perkara

Bahwa tanah terperkara adalah kepunyaan almarhurnuh


Hamdiah hibah dari Nek lnseucn hal ini pernah diakui olch
Tergugat I (K. Ali) di hadapan beberapa orang saks: setclah
Nek Inseuen meninggal dunia seperti pada Tgk. H. Ilyus dun
lain-lain. Nek Inseuen tidak pernah menghihahkan hartu
terperkara kepada Tergugat I (K. Ali) hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya penghibahan o1eh Tergugat II ( Safiah/isten
Tergugat I) kepada Tergugat I atas tanah terperkara tersebui
pada tahun 1981 dengan Akte Hibah No. 23/lll/MB/8 I
Dengan dilakukannya penghibahan oleh Tergugat II kepadu
Tergugat I atas tanah terperkara tersebut menunjukkan bahwa
apa yang dikatakan oleh Tergugat I di mana Nek Inseucn
telah menghibahkan tanah terperkara kepadanya pada tahun
1953 adalah palsu sedangkan perbuatan hibah yang dilakukan
oleh Tergugat II kepada Tergugat I itu sendiri adalah suatu
hal yang melanggar Undang-undang.
Bahwa kepalsuan adanya hibah dari Nek lnseuen kepada
Tcrgugat I juga nampak pada surat hibah yang menjadi duxar
pcgungan Tergugat I. Di mana dalam surat tcrscbut adalah
xaksi-saksi yang tidak dikenal karena di bawah tanda tangun
tidak tercuntum nama yang jelas apalagi cap jernpol pcmhcn
hibuh sangat bcsar jika dibandingkan dengan cap jernpol
scorang wanita:

Bahwa tidak benar sebahagian tanah terperkara yang


sekarang berada dalam kekuasaan Pcnggugut-pcnggugut
adalah pcmbcrian Tcrgugat I kepada isteri/ibu Pcnggugai
penggugat ( Hamdlah) karena tanah terpcrkara itu adalah milik
Hamdiah sendiri yang henar adalah Tergugat I telah
melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membagi
bagikan hana vang hukan miliknya kepada orang lain.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas supayu
Majlis Hakim menolak eksepsi Tergugat-tergugat seluruhnya
dan rnengabulkan gugatan Penggugat-penggugat dalam pokok
perkara seluruhnya serta membebankan biaya perkara kepada
Tergugat-tergugat;
Bahwa Tergugat-tergugat sebagai jawabannya alas replik
Penggugat-penggugat telah mengajukan dupliknya bertanggal
7 Juli 1988 yang dipertegas kembali dalam persidangan dapat
disimpulkan sebagai berikut :

I. Tentang Eksepsi
Bahwa kekaburan gugatan Penggugat te1ah diakui o1eh
Penggugat sendiri karena penggabungan beberapa masalah
dalam satu perkara; . . . .
Bahwa Penggugat mohon pengesahan hibah dari Nek
Inseuen kepada Hamdiah binti K. Ali, sedangkan Nek Inseuen
telah menghibahkan harta tersebut kepada Tergugat I pada
tahun 1953 dengan mempuyai alat bukti yang sah sebelum
Nek Inseuen meninggal dunia dan tanah terperkara itu telah
dikuasai oleh Tergugat I sejak tahun 1953 tanpa ada perla-
wanan dari pihak manapun yang kalau diperhitungkan hingga
pendaftaran perkara ini di Pengadilan Agama tanah tersebut
tclah dikuasai dan dimiliki oleh Tergugat I selama 35 tahun
yang menurut KUH Perdata sudah kadaluwarsa, Sedangkan
hibah Tergugat I dan II kepadaTergugat III dan IV adalah
wajar karena Tergugat I dan II menghibahkan tanah milik
sendiri;

II. Dalam Pokok Perkara


Bahwa tidak benar Nek lnseuen menghibahkan tanah
terperkara kepada Hamdiah karcna tanah tersebut telah lebih
dahulu dihibahkan kepada Tergugat I dan telah menjadi milik
Tergugat I;

349
Bahwa ten tang Akte Hi bah No. 23/KR/IIV I 1981 yang
dikemukakan Penggugat itu adalah dibuat secara fiktif semata-
mata untuk memperoleh alasan hak guna memenuhi persya-
ratan pengurusan kredit pada BRI cabang Banda Aceh yang
kredit itu sendiri oleh Tergugat I dipergunakan untuk keper-
luan Penggugat II membuka usaha Kios/Kedai Kopi;
Bahwa tidak benar almarhum Hamdiah binti K. Ali telah mem-
bangun rumah atas tanah terperkara sejak tahun 1962 tapi
rumah itu baru dibangun pada tahun 1974 sedangkan
sebelumnya almarhumah Harndiah bersama Penggugat-
penggugat lainnya tinggal bersama Tergugat I dan Tergugat II;
Bahwa penghibahan yang dilakukan oleh Tergugat I
kepada Tergugat III dan IV telah diketahui oleh Hamdiah
semasa hidupnya: Andaikata yang dihibahkan oleh Tergugat
I itu adalah milik Hamdiah, tentu Hamdiah sudah mengajukan
keberatan karena antara penghibahan yang dilakukan oleh
Tergugat I kepada Tergugat III dan IV atas tanah terperkara
dengan meninggal dunia Hamdiah binti K. Ali terdapat waktu
sekitar 4 tahun.
Bahwa, Penggugat-penggugat untuk menguatkan
gugatannya telah mengajukan saksi-saksi yang terdiri dari :
1. Tgk. Byas Musa, urnur 48 tahun, pekerjaan Kepala Kantor
Urusan Agama Kecamatan Masjid Raya, bertempat
tinggal di Kampung Dey Kecamatan Syiah Kuala
Kotamadya Banda Aceh, menerangkan di bawah
sumpahnya bahwa saksi kenal dengan Penggugat I dan
Tergugat I dan kenal juga dengan almarhumah Nek
Inseuen, tapi saksi tidak ada hubungan famili dengan
mereka, sedangkan dengan almarhumah Hamdiah dan
Safiah saksi tidak kenal. Saksi mengetahui adanya hibah
Nek Inseuen kepada Hamdiah karena diberitakan oJeh
Tergugat I (K. Ali) sendiri. Pada hari ketiga Nek Inseuen

350
meninggal dunia saksi bersama ibu dan ahang saksi
berkunjung ke rurnah Nek Inseuen sambil duduk Tergugat
I mengatakan bahwa almarhumah ada meninggalkan harta
berupa tanah sawah dan tanah kebun. Tanah tersebut
telah dihibahkan oleh Nek Inseuen kepada si lnong
(maksudnya anak Tergugat I yang bernama Harndiah).
Pada waktu Tergugat I menceritakan hal itu, selain saksi
juga turut didengar oleh abang dan ibu saksi serta
Penggugat I (Thalib Ali), saksi menyatakan tidak tahu
letak dan batas-batas tanah sawah itu, mengenai tanah
kebun yaitu kebun rumah Nek lnseuen sendiri tapi saksi
juga tidak mengetahui batas batasnya:
2. H. Ruhama binti Usman, umur 57 tahun, pekerjaan ibu
rurnah tangga, tempat tinggal di Desa Lamseupeung
Kccamatan Baiturrahman Kotamadya Banda Acch,
menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan kedua belah pihak tapi tidak ada hubungan famili.
Saksi menjelaskan bahwa Nek Inscucn adalah nenek
saksi, meninggal dunia di atas tahun 1960, di waktu
hidupnya Nek Inseuen ada mengambil seorang anak
angkat bernama Safiah yaitu isteri dari Tergugat I .
Sepeninggal Nek lnseuen ada meninggalkan harta berupa
tanah kebun dan batang kelapa serta tanah sawah di
Lueng Bata. Harta-harta itu telah diberikan oleh Nek
lnseuen kepada Hamdiyah karena Hamdiyah yang
rnengurusnya di waktu tua sampai dengan meninggal
dunia dan Nek Inseuen sangat sayang kepada Hamdiyah,
Hal ini saksi ketahui dari cerita Nek Inseuen sendiri
yang datang kepada saksi mengatakan bahwa tanah yang
di depan rumah diberikan kepada Hamdiyah untuk
didirikan rumah dan separoh tanah sawah di Lueng Bata
juga diberikan kepada Hamdiyah. Saksi tidak mcngetahui
luas dan batas-batas tanah yang diberikan itu kepada

351
Hamdiyah secara pasti karena tidak disebutkan luas dun
batas-batasnya, akan tetapi tanah itu sudah dikuasai o1eh
Hamdiyah dan telah didirikan rumah di atasnya lchih
dari 20 tahun yang lalu, kemudian baru menyusul rurnah
Saleh (Tergugat III). Sedangkan tanah sawah di Lueng
Bata sekarang dikuasai oleh Tergugat I (K. Ali). Saksi
juga tidak melihat pelaksanaan hibah itu secara ijab dan
qabul. Cuma dasar cerita Nek Inseuen sendiri sudah
demikian lama;
3. Tgk. H.· Zainal Abidin bin ·Muhammad Yunus, umur 61
tahun, pekerjaan Wakil Ketua DPR Kotamadya Banda
Aceh, ternpat tinggal di Desa Lamseupeung Banda Acch.
menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan Penggugat dan Tergugat, dengan saksi tidak udu
hubungan · famili. Nek Inseuen yang meninggal dunia
sesudah tahun 1960 ada meninggalkan harta berupa tanah
lampoh di Desa lamseupeung dengan batas-batasnya
sebelah timur dengan kebun Mohd. Syarif, sebelah barat
dengan H. Nyak Neh dan H. Juned, sebelah utara dengan
lueng ie dan rel kereta api dan sebelah selatan dcngun
kebun Tgk. H. Yakob. Tanah itu terdiri dan kebun dan
sawah. Selain itu Nek Inseuen meninggalkan tanah sawah
Law To. batas-batasnya saksi tidak ingat lagi, rnengenui
harta lainnya saksi tidak tahu. Selanjutnya saksi
menjclaskan bahwa suami Nek Inseuen adalah adik ncnek
saksi (Cut Raja) dan Tergugat II (Safiah) adalah anak
angkatnya. Almarhumah Hamdiah adalah anak duri
Safiah dengan Tergugat I (K. Ali). Almarhumah Nck
Inseucn scmasa hidupnya selalu datang ke rumah saksi.
dia mcngatakan kepada saksi bahwa umong di leun ( di
muka rurnah ) sudah dihibahkan kepada si inong (
Hamdiah) dan umong di Lam To diberikun setengah,
hal ini disampaikun Nck Inseuen kepada saksi berkali-

352
kali setiap dia ke rumah saksi, sehingga saksi bertanya
rnengapa diberikan kepada si Hamdiah yang dijawab Nek
lnseuen karena dia hidup dengan si Hamdiah. Pada saat
diberikan tanah kebun itu masih dalam bentuk umong
(tanah sawah) dan yang diberikan tidak termasuk tanah
rumah. Tanah pemberian itu sudah pernah dikuasai oleh
Hamdiah dan telah ditimbun untuk dibuat rumah
demikian juga dengan tanah di Lam To sudah pernah
digarap oleh suami Hamdiah. Saksi juga pernah
menanyakan pada Nek Inseuen apakah orang lain tahu
tentang pemberian ini kepada Hamdiah, .yang dijawab
sudah disampaikan pada orang ·tua, selanjutnya saksi
mengakui tidak pernah menyaksikan · pernberian itu
dilakukan oleh Nek Inseuen kepada Hamdiah di dalam
suatu Majelis
.
dalam bentuk
.
ijab dan qabul:
4. H. Aminah Dahlan, umur 53 tahun, pekerjaan ibu rumah
tangga, tempat tinggal di desa Lamseupeung Banda Aceh
menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan Penggugat dan Tergugat dan tidak ada hubungan
famili dengan mereka. Nek inseuen saksi kenal dia isteri
Nek Raja. Nek Raja adalah adik dari nenek suami saksi.
Nek Inseuen meninggal dunia sekitar tahun 1968.
Hamdiah juga saksi kenal telah meninggal dunia sekitar
tahun 1980. Hamdiah adalah anak dari anak angkat Nek
Inseuen yang bernama Safiah. Nek Inseuen semasa
hidupnya pernah mengatakan kepada saksi bahwa tanah
yang di depan .rumahnya dihibahkan kepada Hamdiah.
Ucapan itu selain dari saksi juga turut didengar oleh
suami dan anak-anak saksi. Tanah yang dihibahkan itu
saksi ketahui letak dan batas-batasnya yaitu : sebelah
barat dengan tanah H. Nek sebelah timur dengan jalan
Medan dan lorong masuk ke rumah Nek Inseuen sebelah
utara dengan parit jalan dan jalan Banda Aceh Medan.

353
Selanjutnya saksi menerangkan bahwa Hamdiah juga
pernah mengatakan kepada saksi bahwa dia telah
diberikan tanah oleh Nek Inseuen dan ·akan didirikan
rumah di situ, hal ini dikatakan Hamdiah sekitar tahun
1960. Tanah itu sampai sekarang dikuasai oleh suami
Hamdiah (Thalib ). Saksi juga menjelaskan bahwa pada
kesempatan lain Nek Inseuen pernah mengatakan bahwa
separuh dari tanah sawah di Lam To juga telah dihibahkan
untuk Hamdiah, batas-batas tanah itu saksi tidak tahu
selanjutnya saksi mengatakan tidak melihat/tidak tahu
tentang ada tidaknya ijab qabul antara Nek Inseuen
dengan Hamdiah sehubungan dengan hibah tersebut
dalam suatu Majelis;
Bahwa, Penggugat menyatakan benar segala apa yang
telah dijelaskan oleh saksi-saksinya dan selain itu juga
menyerahkan kepada Majelis Hakim satu tanda bukti surat
yaitu Akte Hibah. No. 23/IIVMR/81 tanggal 23 Maret I 981
dari Safiah (Tergugat II ) kepada suaminya K. Ali (Tergugat
I) sebagai bukti bahwa dakwaan Tergugat I (K. Ali) bahwa
Nek lnseuen ada menghibahkan harta .kepadanya pada tahun
1953 sebagaimana dalam surat keterangan hi bah tanggal I 6
April 1953 adalah tidak benar dan palsu karena kalau rriemang
bcnar tentu tidak perlu lagi adanya hibah dari Safiah kepada
K. Ali;
Bahwa Tergugat I (K. Ali) yang hadir di persidangan di
samping kuasanya membantah keterangan saksi I (Tgk. Ilyas
Musa) yang diajukan Penggugat-penggugat yang mengatakan
dia tidak pernah mengatakan kepada saksi bahwa Nek lnseuen
memberikan harta berupa tanah kebun dan tanah umong
kepada si lnong (Hamdiah) yang ada Tergugat katakan bahwa
Nek Inseuen ada wasiat supaya tanah itu dibagi-bagikan
kepada si Inong dan Aisyah. Hal itu sudah Tergugat I lakukan.

354
Mengenai keterangan saksi II (H. Ruhana) Tergugat
mcnyatakan tidak benar antara rumah M. Saleh (Tergugat
111) dengan rumah Hamdiah duluan didirikan rumah Hamdiah
yang benar adalah duluan rumah M. Saleh. Mengenai
keterangan saksi II Tergugat membantah dan menyatakan
yang menimbun tanah sawah terperkara itu menjadi tanah
pertapakan rumah adalah Tergugat I bukan Hamdiah. Dan
Tergugat menyatakan bahwa apa yang dijelaskan oleh Saksi
I s/d saksi IV adalah hanya bersifat ceritera tapi saksi-saksi
tidak menyaksikan dan mengetahui pelaksanaan hibah itu
sendiri sedangkan dari segi lain bahwa tanah terperkara itu
tidak pernah dikuasai ole Hamdiah. Sejak dari tahun 1953 s/
d meninggal dunia Nek Inseuen sampai sekarang semua tanah
terperkara tetap berada di bawah kekuasaan dan di kerjakan
oleh Tergugat I; ·
Bahwa, Tergugat untuk menguatkan keterangannya telah
mcnyerahkan bukti-bukti tertulis berupa :
I. Sertifikat Hak Milik M. Saleh (Tergugat III) alas
sebahagiaan dari tanah terperkara bertanggal 22 Pebruari
1984 dengan gambar situasi tanggal 1-2-1983;
2. Surat Keterangan bertanggal 16 April 1953 sebagai bukti
pemberian harta oleh Nek lnseusen kepada Tergugat I
(K. Ali) yang di dalamnya termasuk harta terperkara;
3. Surat Keterangan Hale Milik yang dikeluarkan oleh
Kepala Kampung Lamseupeung tanggal 11 Januari 1973;
4. Surat Gadai tanggal 29 April 1967 sebagai bukti milik
Tergugat I atas tanah sawah terperkara di Lamthue yang
digadaikan kepada Tgk. Haji Akop;
5. Bukti pinjaman pada BRI Cabang Banda Aceh atas nama
Tergugat I sebagai agunan diberikan Akte Hibah No. 23/
111-MR/81;

355
Bahwa Tergugat selain dari bukti-bukti surat juga
mengajukan saksi-saksi yang terdiri:
1. Tgk. H. Hasyim bin H. Husin, umur ± 67 tahun, pekerjaan
tidak ada, tempat tinggal di Desa Lamseupeung Banda
Aceh menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi
kenal dengan Tergugat I ( K. Ali) antara K. Ali dengan
ayah saksi saudara senenek pada derajat kedua. Isteri K.
Ali bemama Safiah sedangkan Hamdiah adulah anak K.
Ali dengan Safiah. Saksi kenal juga dengan Nek Inseuen
yang telah meninggal dunia ± 20 tahun yang lalu. Saksi
mengetahui sepetak tanah kebundi Lamseupeung dengan
batas-batasnya: sebelah timur dengan jalan besar, sebelah
barat dengan K. Razali (Syarif), sebelah utara dengan
rurnah H. Nyak Neh dan sebelah selatan dengan jalan
besar/lsmail adalah kepunyaan K. Ali (Tergugat I). Tanah
itu saksi tahu persis letaknya. Saksi tahu bahwa tanah
itu kepunyaan K. Ali karena sudah lama sekali berada
dalam kekuasaannya. Dan pada suatu hari di tahun 1987
saksi dipanggil oleh K. Ali. Katanya dia mernberi kun
tanah rumah kepada Thalib suami dari almarhumah
anaknya (Hamdiah) karena Hamdiah telah meninggal
maka diberikan melalui suaminya. Tanah yang diberikan
berbatas sebelah timur dengan kepunyaan K. Ali sendiri.
sebelah barat dengan tanah Syarif, sebelah utara dengan
H. Nyak Neh, dan sebelah selatan dengan jalan Medan.
Pada waktu itu selain saksi hadir juga K. Nurdin. K.
Mustafa dan H. Nyak Neh Anak K. Ali semuanya 7
orang, 2 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, kepad.,
seruua mereka diberikan tanah oleh K. Ali dan masing-
masing sudah membangun rumah. Saksi dipanggil oleh
K. Ali karena saksi sebagai Tuha Peut. Keuchik waktu
itu Nurdin AR. dan Imam saudara Syarifuddin. Mengenai
dengan tanuh sawah di Lam To saksi tidak tahu. Selain

356
itu saksi menyatakan tidak menandatangani surat hibah
tanggal 23 Maret 1981 No. 3/111-MR/81. Tanda tangan
yang ada pada surat tersebut bukan tanda tangan saksi;
2. H. Siti Hawa binti Sastro, umur 71 tahun, pekerjaan
tidak adu, tempat tinggal di Kampung Sukadarnai
menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan Nek Inseuen karena berdekatan rumah. Safiah
adalah tcman saksi dia anak angkat Nek Inseuen
suaminya bernama K. Ali. Hamdiah anak K. Ali dengan
Safiah telah meninggal dunia, suaminya bernama Thalib
semua mereka saksi kenal. Saksi tahu sepetak tanah di
Lamseupeung karena dekat dengan rurnah saksi
bentuknya tiga segi berbatas sebelah selatan dengan tanah
saksi dan Syarif, sebelah utara dan timur dengan jalan
Medan, sebelah barat dengan Muhammad Juned dan K.
Neh. Asal tanah tersebut kepunyaan Nek Inseuen
kemudian diberikan kepada K. Ali dan Safiah tahun
pemberian saksi tidak ingat lagi karena sudah lama sekali
dan saksi tidak tahu bahwa Nek l nseuen ada memberikan
tanah itu kepada Hamdiah. Sekarang yang tinggal di
atas tanah tersebut adalah K. AJi Rahmah Rafiah Rukiyah
(sudah meninggal dunia), M. Saleh, si Li dan adik K.
Ali namanya saksi lupa. Berapa lama sudah K. Ali tinggal
di atas tanah itu saksi tidak ingat. Saksi mendengar dari
orang bahwa tanah itu sekarang telah dibagi-bagikan oleh ·
K. Ali kepada anak-anaknya. Saksijuga mengetahui tanah
sawah kepunyaan K. Ali di Cot Masjid yang juga berasal
dari pemberian Nek Inseuen tapi saksi tidak tahu batas-
batasnya tanah sawah itu pernah digadaikan oleh K. Ali
kepada saksi dan sudah ditebusnya setahun yang lalu;
3. Mahyuddin bin Ahmad, umur 57 tahun, pekerjaan swasta,
tern.pat tinggal di desa Lamseupeung Banda Aceh,

357
menerangkan di hawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan almarhum Nek Inseuen. Penggugat dan Tergugat
tapi tidak ada hubungan famili. Saksi rnengetahui tan ah
terperkara secara global yaitu tanah di Lamseupeung
dengan batas-batasnya; sebelah utara dengan jalan raya.
sebclah timur juga dengan julan sedangkan sebelah
selatan dan barat saksi tidak ingat lagi. Setahu saksi
tanah itu adalah milik K. Ali. .Iuri mana diperoleh saksi
tidak tahu karena sejak tahun 1956 tanah itu sudah
dikuasai dan digarap oleh K. Ali. Di atas tanah terperkara
sekarang ada 8 buah rumahya itu rumah K. Ali rumah
M. Junus, rumah M. Soleh, rumah almarhumah Hamdiah
(istcri Thalib) didirikan antara tahun 1973 atau I 975,
rumah adik K. Ali (Took), rumuh Erli, rumah Daud dun
satu lagi saksi tidak ingat sedangkan tanah di Cot Masjid
saksi tidak tahu:
4. Abd. Rahman bin Miga, umur 65 tahun, pekerjaan tani,
tempat tinggal di desa Lamseupeung Banda Aceh
menerangkan di bawah sumpahnya bahwa saksi kenal
dengan almarhumah Nek Inscuen dan pihak-pihak.
Dengan pihak-pihak saksi ada scdikit hubungan melalui .
mertua saksi. Saksi tahu dengan tanah terperkara di
Lamseupeung karena pernah saksi garap selama 2 tahun.
Tanah itu dahulu milik Nek Inseuen sekarang pada K.
Ali bagaimana cara dikuasai oleh K. Ali saksi tidak tahu.
Batas-batas tanah tersebut adalah: sebelah timur dengan
tanah Tgk. Shop dan Syarif, utara dengan jalan motor/
rel kereta api, barat dengan H. Neb dan H. Juned, selatan
dengan Shop dan Syarif. Saksi tahu tanah itu sekarang
kepunyaan K. Ali karena dikaxih tahu oleh K. Leumik
dan Tgk. Ahmad. Tanah sawah di Cot Masjid juga saksi
tahu cuma batas-batasnya tidak jelas:

358
Bahwa, Tergugat membenarkan kcterangan saksi-saksinya
kecuali saksi keempat di samping pengetahuan kurang begitu
jelas juga batas-batasnya agak keliru, tapi yang dimaksud objeknya
adulah beuar, sedangkan Penggugut membantahnya dan
menyatakan almarhumah Hamdiah tidak menerima tanah itu dari
K. Ali tapi langsung dari Nek Inseuen yang telah dikuasai sejak
tuhun 1960 dan tidak benar sama sekali Nek Inseuen rnemberikan
tanah kepadu K. Ali. Demikian juga tidak benar jumlah rumah di
utas tanah terperkara sebagaimana dijclaskan · saksi II dan II I,
yang benar aclaJah 3 buah yaitu rumah Hamdiah, rumah Saleh,
rumah Erli dan scbuah Kios kecil;
Bahwa, baik Penggugat maupun Tergugat sama-sarna
mcnyatakan tidak ada lagi hal-hal yang akan disampaikan baik
saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya dan untuk mengakhiri perkara
ini masing-masing pihak telah menyampaikan kesimpulan
akhirnya:
Bahwa Penggugat-penggugat dalam kesimpulan akhirnya
bertanggal 22 September 1988 menyatakan yang pada pokoknya
mcnolak semua bukti-bukti yang diajukan Tergugat-Tergugat baik
yang menyangkut dengan surat-surat maupun saksi-saksi dan
meminta kepada Pengadilan Agama Banda Aceh untuk
mengabulkan seluruh gugatannya;
Bahwa Tergugat-Tergugat dalam kesimpulan akhirnya
bertanggal 21 September 1988 menyatakan yang intinya memohon
agar gugatan Penggugat dapat ditolak karena dakwaan Penggugat-
penggugat tidak benar sesuai dengan dalil-dalil yang telah
disampaikan dan menyatakan tidak mungkin Nek Inseuen
menghibahkan hartanya kepada Harndiah sebab Hamdiah bukan
anak angkatnya sedangkan yang anak angkatnya adalah Safiah
(Tergugat II):
Bahwa pemeriksaan perkara ini telah dipandang cukup dun
untuk singkalnya semua berita acara persidangan dari perkara ini

359
harus dianggap sudah termasuk dan mcrupakan bagian yang tak
terpisahkan dari putusan ini oleh karena Majlis Hakim telah dapat
memberikan putusannya;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimhang hahwa perkara ini mengenai hibah adalah


termasuk wewenang Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah;
Menimbang bahwa ujud gugatan Penggugat-penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa usaha Majelis Hakim agar perkara ini
dapat diselesaikan secara perdamaian tidak berhasil, maka
pemeriksaan dilanjutkan sesuai dengan prosedur yang berlaku:
Menimbang, bahwa Tergugat melalui jawabannya tanggal 9
Juni 1988 telah mengajukan eksepsi tentang kekaburan dan
ketidakjelasan isi gugatan Penggugat;
Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat telah diajukan sesuai
dengan ketentuan yangg berlaku maka sebelum Majelis Hakim
memeriksa dan mengadili dalam pokok perkara, perlu terlebih
dahulu mempertimbangkan eksepsi tcrsebut yang dituangkan
dalarn Penetapan Sela No. 55/1988 tanggal 7 Juli 1988
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara persidangan perkara
ini:
Menimbang, bahwa Penggugat-penggugat telah menjelaskan
hubungannya dengan almarhumah Hamdiah dan dengan Tergugat-
tergugat, serta telah inemperjelas kembali maksud gugatannya
sebagaimana tercantum pada bahagian awal dari tentang duduknya
perkara ini, karena itu eksepsi Tergugat dinyatakan tidak beralasan
dan tidak dapat diterima. Dengan demikian pemeriksaan dalam
pokok/perkara ini dinyatakan dapat dilanjutkan;
Menimbang, bahwa perbuatan hibah adalah termasuk bidang
mu'amalah (keperdataan) dalam hentuk transaksi yang

360
pelaksanaannya harus dilakukan dihadapan saksi-saksi
sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 282 dan
ibarat dalam kitab Al Muhazzab juz 11 halaman 353.
-

Artinya Dan ditetapkan harta dun apa yang ditujukan dengan


harta itu, seperti jual beli, sewu men yewa, hadiah, ·
washiyat, gadai menggadai dan tanggung menang-
gung dengan dua orang saksi laki-laki atau seorang
saksi laki-laki dan dua orang saksi perempuan;
Menimbang, bahwa perbuatan hibah sebagai suatu bentuk
transaksi harus memenuhi rukun dan syarat-syaratnya, di mana
sah atau tidaknya sesuatu hibah tergantung kepada terpenuhi atau
tidaknya rukun dan syarat-syarat hibah itu sendiri;
Menimbang, bahwa rukun yang menentukan sah atau tidaknya
suatu perbuatan hibah. adalah ijab dan qabul sebagaimana
disebutkan di dalam kitab Fiqhus · Sunnah juz III halaman 538
yang berbunyi :

Artinya Hibah itu sah melalui ijab dan qabul, bagaimanapun


bentuk ijab dan qabul yang ditunjukkan oleh pem-
·berian harta tanpa imbalan, seperti penghibah
be rkata : aku hibahkan kepadamu, aku hadiahkan
kepadamu, aku berikan kepadamu dan yang serupa
dengan itu, sedangkan yang lain berkata: ya, aku
terima;

361
Demikian juga ibarat dalam kitab Bajuri juz. 11.
halaman 62 yang berbunyi:

Artinya : "Tidak sah hibah kecuali dengan · ·ijab dan qabul


yang diucapkan ";

Menimbang bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Penggugat-


penggugat tidak mengetahui dan tidak mendengar adanya ijab-
qabul dalam masalah hibah itu dari Nek Inseuen kepada Hamdiah
dan tidak pula mengetahui letak dan luas serta batas-batas tanah
terperkara secara pasti, Hal ini terbukti dari batas-batas tanah
terperkara No. I yang disebutkan oleh saksi III dan · saksi IV
masing-masing tidak sama dan jauh berbeda dengan batas-batas
yang dicantumkan oleh Penggugat-penggugat ditambah lagi
dengan keterangan saksi-saksi yang· diajukan oleh Tergugat-
Tergugat tidak terbukti bahwa keseluruhan harta terperkara sudah
pernah dikuasai oleh almarhumah Hamdiah sernasa hidupnya oleh
karena itu gugatan Penggugat-penggugat pada point 2 surat
gugatan tidak dapat dikabulkan;
Menimbang bahwa dan keterangan saksi-saksi yang diajukan
oleh Penggugat-penggugat ditambah lagi dengan keterangan saksi-
saksi yang diajukan oleh Tergugat-tergugat tidak terbukti bahwa
keseluruhan harta terperkara sudah pernah dikuasai oleh
almarhumah Hamdiah semasa hidupnya oleh karena itu gtigatan
Penggugat-penggugat pada point · 2 surat gugatan tidak dapat
dikabulkan:
Menimbang bahwa dengan tidak terbukti adanya hibah Nek
Inseuen kepada Hamdiah, maka gugatan Penggugat-penggugat
pada point 3 surat gugatan tidak relevan untuk dipertimbangkan;
Menimbang bahwa baik Penggugat-penggugat maupun
Tergugat-tergugat dan dari keterangan para saksi kedua pihak

362
bahwa Tergugat I (K. Ali) dan Tergugat II (Safiah) masing- masing
adalah sebagai ayah dan ibu dari almarhumah Hamdiah yang
juga berkedudukan sebagai ahli waris almarhumah Hamdiah di
samping Penggugat sedangkan Penggugat-penggugat tidak
mencantumkan dan tidak memohonkannya sebagai ahli waris dari
almarhumah Hamdiah maka permohonan Penggugat-penggugat
pada point 4 surat gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang bahwa oleh karena gugatan dari Penggugat-
penggugat tidak dapat dikabulkan maka seluruh biaya yang timbul
akibat perkara ini dibebankan kepada Penggugat-penggugat;

Dengan mengingat
I. Undang-undang No. 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman;
2. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1957 tentang
Pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah di luar
Jaw a-Madura;
J. Keputusan Menteri Agama No. 162 tahun 1988 tentang Biaya
Berperkara Pada Pengadilan Agama;
4. Keputusan Menteri Agama No. 6 tahun 1980 tentang
Penyebutan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama;
5. Alasan-alasan dan ibarat Kitab tersebut di atas;

MENGADILI

I. Menyatakan gugatan Penggugat-penggugat ditolak sebahagian


dan tidak dapat diterima selebihnya;
2. Menghukum Penggugat-penggugat untuk rnembayar biaya
perkara sebanyak Rp. 35.250 (tiga puluh lima ribu dua ratus
lima puluh rupiah);
Demikianlah diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 6
Oktober 1988 M. bertepatan dengan tanggal 25 Shafar 1409 H.

363
di dalam sidang permusyawaratan Hakim oleh kami Ors.
Marluddin A. Jalil sebagai Hakim Ketua Majelis Ors. Ojaktar
Mansur dan Ors . Abd. Djalil Hasyim masing-masing sebagai
Hakim Anggota dan Ora. Rosmawardani sebagai Pani tera
Pengganti, putusan mana diumumkan pada hari ini -Kami tanggal
13 Oktaber 1988 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 2 Rabiul
Awai 1409 Hijriyah di dalam sidang terbuka untuk umum di
Banda Aceh, dibacakan oleh Hakim Ketua tersebut di hadapan
Ors. Djaktar Mansur dan Drs. Muchtar yusuf rnasing-masing
sebagai Anggota serta Dra Rosmawardani sebayai Panitera
Pengganti yang turut bersidang, dihadiri oleh Penggugat-
penggugat Tergugat-tergugat.

Hakim Ketua,

ttd.

Ors. Marluddin A. Jalil

Hakim Anggota, Hakim Anggota

ltd. ttd.

Drs. Djakfar Masur Drs. Muchtar Yusuf

Panitera

ttd.

Dra. Rosmawardani

364
SALINAN PUTUSAN
NOMOR : 31/1989

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh dalam mengadili


perkarapada tingkat bandin& telah menjatuhkan putusan mengenai
perkara PENGESAHAN .H1BAII, antara:
1. THALIB BIN ALI, umur 62 tahun, pekerjaan Pensiunan TNI-
AD, tempat tinggal di Desa Lamseupeung, Kecamatan
Baiturrahman, Kotamadya Banda Aceh: .
2. M. NASIR BIN THALIB, umur 35 tahun, pekerjaan Jualan,
tempat tinggal di Desa Lamseupeung, Kecarnatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh:
3. BACHTIAR BIN THALIB, umur 27 tahun, pekerjaan
Mahasiswa, tempat tinggal di Desa Lamseupeung, Kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
4. NAZARUDDIN BIN THALIB, umur 24 tahun, pekerjaan NV.
ATRA, tempat tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh;
5. HASNI BINTI THALIB, umur 22 tahun, pekerjaan
Mahasiswa, ternpat tinggal di Desa Lamseupeung, kecamatan
Baiturrahman Kotamadya Banda Aceh, dalam hal ini No. I s/
d No. 5 memberi Kuasa Kepada MUZAKKIR ABUBAKAR,
SH dan HUSAINI HUSIN. SH berdasarkan surat Kuasa
tanggal 14.April 1988, dahulu disebut PARA PENGGUGAT
sekarang PEMBANDING;

365
BERLAWANAN DENGAN

I. K. ALI, umur ± 80 tahun, pekerjaan pensiunan Polisi, tempat


tinggal di Desa Lamseupeng, Kecamatan Baiturrahman
Kotamadya Banda Aceh:
2. SAFIAH. umur 75 tahun, pekerjaan ikut suami, tempat tinggal
di Desa Lamseupeung, Kecamatan Baiturrahman Kotamadya
Banda Aceh;
3. M. SALEH BIN K. ALI, umur 45 tahun, pekerjaan jualan,
tempat tinggal di Desa Lamseupeung Kecamatan
Baiturrahman, Kodya Banda Aceh;
4. ERLI BIN K. ALI, umur ± 33 tahun, pekerjaan Pegawai Kantor
Bupati Aceh Besar, tempat tinggal di Desa Lamseupeung
Kecamatan Baiturrahman, Kotamadya Banda Aceh, dalam hal
ini No. I s/d No. 4 memberi kuasa kepada DARWIS, SH,
IZMAR, SH, dan OLOAN TUA PARTEMPUAN, SH,
berdasarkan surat Kuasa tanggal 8 Juni 1.989, dahulu disebut
PARA PENGGUGAT sekarang TERBANDING~
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
Telah membaca surat-surat mengenai perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan tentang duduk
perkaranya seperti tertera dalam putusan Pengadilan Agama Banda
Aceh, tanggal 13 Oktober 1988 H, bertepatan dengan tanggal 2
Rabi'ul Awai 1409 H No. 55/1988, yang amarnya berbunyi sebagai
berikut:
I. Menyatakan gugatan Penggugat-penggugat ditolak sebahagian
dan ti~ak dapat diterima selebihnya;
2. Menghukum Penggugat-penggugat untuk membayar biaya
perkara sebanyak Rp. 35.250 (tiga puluh lima ribu dua ratus
lima puluh rupiah);

366
Menimbang, bahwa pembanding selaku Penggugat Asli tidak
merasa puas terhadap Putusan Pengadilan Agama Banda Aceh
tersebut, oleh karena itu ia mengajukan permohonan banding pada
hari ke 6 setclah hari diucapkan putusan dimaksud:
Bahwa, permohonan banding tersebut telah diberitahukan
kepada pihak Terbanding dengan seksama pada hari Rabu tanggal
26 Oktober 1988;
Bahwa, Pembanding telah mengajukan Memori Bandingnya
tertanggal 18 Januari 1989, Memori mana telah disampaikan pula
kepada pihak Terbanding pada tanggal 16 Februari 1989. namun
Terbanding tidak mengajukan Kontra Memori bandingnya
berdasarkan surat keterangan Panitera tertanggal 14 Maret 1989;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan untuk pemeriksaan dalam


tingkat banding telah ·diajukan dalam tenggang waktu dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan tentang hal banding sebagaimana
diatur dalam Peraturan Perundangan yang berlaku bagi Peradilan
Agama dengan demikian Permohonan banding tersebut dapat
diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan Pembanding terhadap
Putusan Pengadilan Agama tersebut sebagaimana tertera dalam
Mernori Bandingnya tertanggal 18 Januari 1989, yang pada
pokoknya sebagai berikut:
a. Bahwa Pengadilan Agama Banda Aceh tidakmempertimbang-
kan sama sekali tentang adanya Hibah Nek Inseuen kepada
Hamdiah, yaitu tanah (Umong) yang terletak di Lamseupeung
dan l /2 petak sawah di Cot Masjid, walaupun hal terse but
pelaksanaannya bukan langsung dihadapan saksi, tetapi semua
saksi yang Penggugat ajukan telah menerangkan bahwa kedua
macam harta tersebut telah dihibahkan oleh Nek lnseuen
kepada Hamdiah:

367
b. Bahwa, untuk sahnya hibah harus memenuhi rukun dan syarat -
ijab dan qabul, dalam hal Ijab sudah jelas ada yaitu dengan
adanya pernyataan dari Penghibah semasa hidupnya kepada
saksi-saksi, demikian pula dengan qabul jelas pula ada yaitu
dengan Pengakuan si penerima hibah sendiri kepada saksi
empat (H. Aminah Dahlan);
c. Bahwa, Pembanding dalam Memori bandingnya telah
mengomentari masalah qabul, karena ada sebahagian ulama
berpendapat bahwa qabul dalam suatu hibah tidak.diwajibkan.
hal tersebut sesuai dengan Ibarat dalam Kitab Kifayatul Ahyar
Juz. I hal 200 baris 18 s/d 20;
d. Bahwa, di zaman teknologi sekarang transaksi terjadi melalui
telepon, Mas Media, maka Ijab qabul tersebut tidak perlu lagi
dalam suatu Majelis, dengan demikian Ijab qabul dalam perkara
ini bukan tidak ada tetapi tidak dalam suatu Majelis, oleh karena
itu Putusan Pengadilan Agama Banda Aceh sangat keliru/tidak
tepat;
e. Bahwa, Pengadilan Agama BandaAceh tidak mempertimbang-
kan keterangan saksi Penggugat-penggugat/Pembanding-
pembanding yang menerangkan bahwa almarhumah Hamdiah
sema~a hidupnya telah menguasai tanah terperkara dan
almarhumah Hamdiah sejak tahun 1962 telah mendirikan
rumah di atas tanah tersebut yang sampai sekarang masih ada:
f. Bahwa Pengadilan Agama Banda Aceh juga belum
mempertimbangkan permohonan Penggugat-penggugat/
Pembanding-Pembanding untuk menetapkan Penggugat-
penggugat, Tergugat I (K. Ali) dan Tergugat II (Safiah) sebagui
ahli waris almarhumah Hamdiah serta memfaraidhkan tanah
terperkara kepada ahli waris yang berhak menerimanya:

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat/


Pemhanding mohon kepada Bapak Hakim Pengadilan Tinggi

368
Agama Banda Aceh untuk memberi putusan demi Hukum sebagai
berikut:
l. Menerima permohonan banding dari Penggugat-penggugat/
Pembanding untuk seluruhnya;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Banda Acch No. 55/
1988, tanggal 6 Oktober 1988;
3. Mengadili sendiri;
− Mengabulkan gugat~n Penggugat-penggugat/Pembanding
untuk seluruhnya;
− Menetapkan bahwa Penghibahan yang dilakukan oleh Nek
Inseuen alias Nek Tuah kepada Hamdiah (isteri/ibu
Penggugat-penggugat) terhadap tanah terperkara adalah
sah menurut Hukum;
− MernbatalkanPenghibahan yang dilakukan oleh Tergugat/
Terbanding I (K. Ali) dan Tergugat 11/Terbanding II
(Safiah) kepada M. Saleh (Tergugat Illfferbanding Ill) dan
kepada Erli (tergugat IV/Terbanding IV);
− Menetapkan bahwa Penggugat-penggugat/Pembanding
dan Tergugat I I / T erbanding I (K. Ali) dan Tergugat II/
Terbanding II (Safiah) sebagai ahli waris dari ulmarhumah
Hamdiah serta memfaraidhkan tanah terperkaru kepadu
ahli warisnya:
− Menghukum Tergugat-tergugat/Terbanding untuk
membayar biaya perkara yang timbul dalam pcrkara ini:
Memberi putusan yang seadil-adilnya;
Mcnimbang, bahwa keberatan Pcmbanding pada huruf a
tersebut di atas tidak dapat diterima, karena tentang dakwaan hihah
tersebut telah dipertimbangkan secara seksama oleh Pcngadilan
Agama Banda Aceh dimana kesernua saksi yang Penggugat ajukun
tidak dapat mcnerangkan tcntang adanya ljah qabul dari pcmberi
hibah kepada yang menerima hibah:

369
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding pada huruf b
tersebut di atas juga tidak dapat diterima. oleh karena pengertian
ljab adalah ucapan si pemberi hibah kepada si penerima hibah atau
waki lnya ten tang harta yang dihibahkan sedang keterangan dari
saksi-saksi adalah hanya merupakan pemberitahuan dari si pemilik
harta kepada saksi tentang penghibahan hartanya kepada penerima
hi bah;
Menimbang. bahwa keberatan Pembanding pada huruf c
tersebut di atas, juga tidak dapat diterima, karena qabul tidak akan
terjadi apabila ijab sendiri tidak ada;
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding pada huruf d
tersebut di atas, juga .tidak dapat diterima, karena yang menjadi
pertimhangan dalarn putusan ini bukan masalah prosedur/ teknik
ljab qabul dalam zaman Teknologi, akan tetapi ljab (ucapan
pemberian dari pemberi hihah kepada penerima hibah) itu sendiri
sama sekali tidak terbukti:
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding pada huruf c
tersebut di atas, juga tidak dapat diterima, karena penguasaan
terhadap tanah terperkara tidak dapat membuktikan harta itu telah
dihibahkan;
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding pada huruf f
terse but di atas juga tidak dapat diterima, oleh karena dengan tidak
terbuktinya harta terperkara sebagai hibah, maka tidak ada harta
yang perlu difaraidhkan, di samping tentang penetapan ahli waris
juga tidak dimohonkan dalam gugatan Penggugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh berpendapat
bahwa putusan Pengadilan Agama Banda Aceh tangga] 13 Oktoher
1988 H. bertcpatan dengan tanggal 2 Rabi'ul Awai 1409 H. No. 55/
1988. harus dikuatkan, dengan memperbaiki amar putusan,
sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:

370
DENGAN MENGINGAT

1. Undang-undang No. 14 tahun 1970 (Lembaran Negara tuhun


1970 No. 74) tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakimun:
2. Undang-undang No. 7 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun
1989 No. 49) tcntang Peradilan Agama
3. Keputusan Mentcri Agama RI No. 162 tahun 1988 tentang
Bcsarnya Bia ya Berperkara pada Sadan Peradi Ian Agama;

MENGADILI

Menerima permohonan banding Pernbanding:


Menguatkan putusan Pengadilan Agama Banda Aceh tanggal
13 Oktober 1988 M, bertepatan dengan tanggal 2 Rabiu'ul Awal
1409 H No. 55/ 1988, dengan memperbaiki amar putusan, schinggu
seluruhnya berbunyi sebagai berikut:
I. Menolak gugatan Penggugat;
2. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara pada tingkat
pertama sebesar Rp. 35.250,- (tiga puluh lima ribu dua ratus
lima puluh rupiah);
Mernerintahkan Pembanding membayar biaya perkara pada
tingkat banding sebesar Rp. I 0.500,- (sepuluh ribu lima ratus ru-
piah);
Demikianlah putusan Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh
yang ditetapkan di Banda Aceh pada hari Kamis tanggal 19 Juli
1990 M, bertepatan dengan tanggal 25 Zulhijjah 1410 H. oleh kami
Tgk. Syarbaini Hamzah Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi
Agarna Banda Aceh yang ditunjuk sebagai Hakim tunggal, dan
diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum

371
oleh Hakim tersebut, serta dihadiri oleh Panitera Pengganti Abd.
Rahman Yahya. tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara:

Hakim Terse but

ttd.

Tgk, Syarbalnl Hamzah

Panitera Pengganti

ttd.

Ahd. Rahman Yahya

372
PUTUSAN
REG. No. 142 K/AG/1991

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

rnemeriksa dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai


berikut dalam perkara:
BACHTIAR BIN THALIB, bertempat tinggal di Desa
Lamseupeung, Kecamatan Baiturrahman, Kotamadya Banda
Aceh, Pemohon Kasasi dahulu Penggugat Ill/Pembanding;

MELAWAN

I. K. ALI;
2. SAFIAH;
3. M. SALEH BIN K. ALI;
4. ERLI BIN K. ALI, semuanya bertempat ti nggal di Des a
Lamseupeung, Kecamatan Baiturrahman, Kotamadya Banda
Aceh, Termohon Kasasi dahulu Tergugal-tergugat/
Pembanding;
1. THALIB BIN ALI;
2. M. NASIR BIN THALIB;
3. NAZARUDOIN BIN THALIB;
4. HASNI BINTI THALIB, kesernuanya bertempat tinggal di
Desa Lamseupeung, Kecamatan Baiturrahman, Kodya Banda
Aceh, Turut Termohon Kasasi dahulu Penggugat I, II, IV dan
V/Pernbanding:

373
Mahkamah Agung tersebut;
Melihat surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa


sekarang Pemohon Kasasi dan Turut Terrnohon Kasasi sebagai
Penggugat asli telah menggugat sekarang Termohon Kasasi sebagai
Tergugat asli dimuka persidangan Pengadilan Agama Banda Aceh
pada pokoknya atas dalil-dalil:
Bahwa isteri Penggugat asli V ibu dari Penggugat asli II sampai
dengan V bernama Hamdiah telah meninggal dunia pada tahun
1984;
Bahwa pada tahun 1960 Almarhum Hamdiah mendapat
pemberian/hibah oleh seorangperempuan bemama Nek lnseun alias
Nek Tuah berupa sepetak tanah kebun dan setengah petak sawah
yang letak dan batas-batasnya sebagaimana tersebut dengan jelus
dalam surat gugatan;
Bahwa setelah Nek lnseun alias Nek Tuah menghibahkan tanah
tersebut kepada almarhum Hamdiah maka di atas tanah yang
terletak di Desa Lamseupeung telah dibuat rumah Penggugat-
penggugat asli dan telah mendiaminya sejak tahun 1962 sampai
sekarang;
Bahwa Nek lnseun alias Nek Tuah semasa hidupnya ada
rnengangkat seorang anak perempuan bemama Safiah (Tergugat
asli II) dan setelah Nek lnseun meninggal dunia tahun 1968 semua
harta peninggalan almarhum telah diambil oleh Tergugat asli II
termasuk tanah-tanah yang telah dihibahkan kepada Hamdiah
(isteri/ibu Penggugat-penggugat asli) padahal menurut hukum Is-
lam Tergugat asli II selaku anak angkat almarhumah Nek lnseun
tidak berhak mewarisi harta peningga1an ibu angkatnya apalagi
harta yang telah dihibahkan kepada orang lain (Harndiah);
Bahwa Tergugat asli I dan II pada tahun 1984 telah menghibah-
kan sebahagian dari harta-harta peninggalan almarhumah Nek

374
lnseun alias Nek Tuah termasuk tanah lerperkara kepada anaknya
· M. Saleh. K. Ali (Tergugat asli III) dengan batas-batas sebagaimana
tersebut dalam surat gugatan, dan pada tahun l 987 tclah
menghibahkan kepada anaknya Erli K. AJi (Tergugat asli IV )
dengan batas-batas sebagairnana tersebut dalam surat gugat~m,
sedangkan setengah petak sawah terperkara di Desa Cot Masjid
Lorong Lanthu telah dijual oleh Tergugat asli I kepada Najib pada
tuhun 1988;
Bahwa perbuatan Tergugat-Tergugat asli tcrsebut adulah
bertcntangan dengan hukum, karena tanah terperkara terscbut harus
dikernbalikan kepada keadaan semula, sebagai penerirna hibah
pertama yaitu almarhumah Hamdiah dan membatalkan hadiah yang
dilakukan oleh Tergugat asli I dan Il kepada Tergugat asli III dan
IV sena rnensahkan hibah yang dilakukan oleh Nek Inseun alias
Nek Tuah kcpada almarhumah Hamdiah terhadap tanah tersebut:
Bahwa oleh karena almarhumah Hamdiah Lelah meninggal
dunia rnaka tanah terperkara hams difaraidlkan kepada Penggugat-
pe nggugat asli selaku ahli waris Hamdiah yang berhak
mencnrnanya:
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Penggugat-
penggugat asli menuntut kepada Pengadilan Agama Banda Aceh
agar memberi kan putusan sebagai berikut :
I. Mengabulkan gugatan Penggugat-penggugat seluruhnya;
2. Menetapkan bahwa penghibahan yang dilakukan oleh Nek ·
Inseun alias Nek Tuah kepada Hamdiah (isteri/ibu Penggugat-
penggugat) terhadap tanah terperkara adalah sah menurut
hukum;
3. Mcmbatalkan penghihahan yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II Safiah kepada M. Saleh K. Ali (Tergugat III) serta
pcnghibahan kepada Erli K. Ali (Tergugat IV);

375
4. Menetapkan bahwa Penggugat-penggugat sebagai ahli waris
dari almarhumah Hamdiah dan memfaraidlkan tanah terperkara
kepada Penggugat-penggugat;
5. Memberikan putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa gugatan tersebut oleh Pengadilan Agama Banda Aceh


telah ditolak sebagian dan dinyatakan tidak dapat diterima selain
dan selebihnya dengan putusannya tanggal 13 Oktober 1988 M.
bertepatan dengan tanggal 2 Rabiul Awai 1409 H. No. 55/1988:
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat-
penggugat telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Agama Banda
Aceh dengan putusannya tanggal 19 Juli 1990 M, bertepatan dengan
tanggal 25 Zulhijjah 1410.H. No. 31/1989, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:
Menerima permohonan banding Pembanding;
. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Banda Aceh tanggal
13 Oktober 1988 M, bertepatan dengail tanggal 2 Rabi'ul Awai
1409 H. No. 5511988, dengan memperbaiki amar putusan.
sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :
I. Menolak gugatan Penggugat;
2. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara pada tingkat
pertama sehesar Rp. 35. 250.- (tiga puluh lima rihu dua ratus
lima puluh rupiah);

Memerintahkan pembanding membayar biaya perkara pada


tingkat handing sebesar Rp. I 0.500,- (sepuluh rihu 1ima ratus ru-
piah);
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat-penggugat/Pembanding pada tanggal Juli 199 I
kemudian terhadapnya oleh Penggugat 111/Pembanding diajukan
permohonan untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal
l O Juli 1991 sebagaimana ternyata dari surat keterangan No. 55/
1988 yang dihuat oleh Panitera Pengadilan Agama Banda Aceh

376
permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi yang
memuat alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Agama tersebut pada tanggal 23 Juli 1991;
Bahwa setelah itu oleh Tergugat-tergugat/Terbanding yang
pada tanggal 30 Juli .1991 telah diberitahu tentang kasasi dari
Penggugat 111/Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Banda Aceh pada
tanggal 10 Agustus 1991;
Menimhang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonan kasasi
atas putusan atau Penetapan Pengadilan Tingkat Banding atau
Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan pcnerimaan .
memori kasasi yang memuat alasan-alasannya, serta penerimaan
surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus didasarkan
pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan Undang-
undung Mahkumah Agung tersebut;
Mcnimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
saksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
pernohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah:
I. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh telah salah
dalam menerapkan hukum dan terdapat kekeliruan tentang sah
tidaknya hibah antara Nek Inseun alias Nek Tuah kepada
Almarhumah Hamdiah sebab hibah yang dilakukan tersebut
sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam hukurn
Islam, yaitu adanya ijab dan qabul juga telah diketahui saksi-
saksi meskipun ijab dan qabul tidak disebutkan dalam satu
Majelis (berkumpul);

377
2. Bahwa ijab qabul dalam permasalahan ini telah jelas terbukti
dari keterangan saksi-saksi yang ucapannya "Tanah tersebut
sudah kuserahkan kepada si Inong (Hamdiah)" dan penerima
hibahpun mcnerangkan tanah tersebut telah diserahkan
padanya, sehingga persoalannya apakah antara pernyataan
penyerahan dengan pernyataan penerimaan diucapkan serentak
dan didengar langsung oleh saksi-saksi dalam satu majelis,
sedangkan hal ini tidak merupakan keharusan dalam Fiqih Is-
lam yang penting ijab qabul itu terjadi; Dan jika dihubungkan
dengan masyarakat modern sekarang dimana transaksi setiap
saat terjadi melalui telepon atau surat menyurat yang t~dak
pernah berhadapan antara pembeli dengan penjual atau tidak
berada dalam satu majelis sehingga apakah perbuatan hukum
tersebut tidak sah, apabila demikian halnya tentu mernper-
sem pit pernaharnan hukum Islam karena tidak dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman;
3. Bahwa jika Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh
menganggap ijab qabul dari pemberi dan penerima hibah tidak
terbukti hal ini adalah merupakan pertimbangan yang keliru
karena pada saksi telah berulang kali mendengar ucapan dari
pemberi hibah dengan demikian yang dipersoalkan Pengadilan
Tinggi Agama Banda Aceh adalah bukan masalah terbukti
tidaknya ijab qabul tetapi masalah prosedur dari ijab qabul
itu, oleh karena itu disinilah letak kekeliruan dan pertimbangan
hukum Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh;

mengenai keberatan ad. 1:


Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena Pengadilan
Tinggi Agarna Banda Aceh tidak salah menerapkan hukum lagi
pula hal ini mengcnai penilaian hasil pembuktian yang hersifut
penghargaan tentang suatu kenyataan. hal mana tidak dapat
dipertimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi karena

378
pemcriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
dilaksanakan atau ada kesalahan dalam penerapan atau pelanggaran
hukum yang berlaku sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30
Undang-undang Mahkarnah Agung Indonesia (Undang-undang No.
14 tuhun 1985 ).

mengenai keberatan ad. 2 :


Bahwa keberatan ini tidak dapat dibcnarkan karcna hal ma
mcngenai pcnilaian hasil pernbuktian dan seperti yang tcluh
dipertimbangkan di atas keberatan serupa itu tidak daput
dipcrtimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi;

mengenai keberatan ad. 3 :


Buhwa kcberatan ini pun tidak dapat dibenurkan karcna
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh tidak salah menerapkan
hukum:
Menimbang. bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan
di alas. lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa putusan Pcngadilan
Tinggi Agama Banda Aceh dalam perkara ini bertentangan dengan
hukum atau Undang-undang, maka permohonan kasasi yang
diajukan oleh Pemohon kasasi Bachtiar bin Thalib tersehut harus
ditolak: A

Mernperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. f4 tahun


1970, Undang-Undang No. 14 tahun 1985 dan Undang-undang No.
7 tahun 1989 yang bersangkutan;

MENGADILI

Me no lak permohonan kasasi dari Pemohon kasasi:


BACHTIAR BIN THALIB tersebut: Menghukum pemohon kasasi
akan mcmbayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
scbanyuk Rp. 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah):
Demikianlah diputuskan dalam rapat perrnusyuwaratan
Mahkamah Agung pada hari: SENIN TANGGAL 5 OKTOBER
1992,dengan Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Ketua Muda yang
ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H.
Masrani Basran, SH. dan H. Amiroeddin Noer, SH. .sebagai Hakim-
hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka pada hari
KAMIS TANGGAL 22 OKTOBER 1992, oleh Ketua Sidang
tersebut, dengan dihadiri oleh H. Masrani Basran, SH. dan H.
Amiroeddin Noer, SH. Hakim-hakim Anggota dan Achrnad
Djunaeni, SH. Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh
kedua belah pihak.

Hakirn-hakim Anggota: Ketua:

ltd. ttd.

Masrani Basran, SH. Prof. H. Busthanul AriflnSH.

ttd. Panitera Pengganti:

Amiroeddin Noer, SH. ttd.

H. Achmad Djunaeni, SH.

380
TENTANG WAKAF
H. Sarria Effendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi:
TENTANG PERWAKAFAN
(lkrar Wakaf)

Pendahuluan
Wakaf sebagai suatu institusi keagamaan, di samping
berfungsi 'ubudiyah juga berfungsi sosial. Ia adalah sebagai suatu
pernyataan dari perasaan iman yang mantap dan rasa solidaritas
yang tinggi antara sesama manusia. Oleh karenanya, wakaf adalah
salah satu usaha mewujudkan dan memelihara Hablun min allah
dan Hablun min an-nas. Dalam fungsinya sebagai ibadat, ia
diharapkan akan menjadi bekal bagi kehidupan si wakif ( orang
yang berwakat) di hari kemudian. Ia adalah suatu bentuk amal
yang pahalanya akan terns menerus mengalir selama harta wakaf
itu dimanfaatkan. Dalam sebuah hadis dijelaskan. ada tiga ha]
yang akan terns mengalir manfaatnya dari amal seseorang sampai
sesudah ia wafat, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang diajarkan
yang terus-menerus diamalkan orang, dan anak yang saleh yang
rnendo'akannya (H.R. Muslim). Yang dimaksud dengan shadaqah
jariyah dalam hadis tersebut ialah wakaf. Maka, dengan wakaf si
wakif akan selalu mendapat kiriman pertolongan di saat tak
seorangpun yang dapat memberikan pertolongan. Begitu tinggi
nilai 'ubudiyah praktek wakaf, sehingga seperti diceritakan oleh
Jabir bin Abdullah, tidak seorangpun di antara sahabat Rasulullah
yang mempunyai harta yang tidak mewakafkan sebagian
hartanya". Dan dalam fungsi sosialnya, wakaf merupakan aset
yang amat bernilai dalam pembangunan. Wakaf, di samping
merupakan usaha pembentukan watak dan kepribadian seorang
muslim untuk rela melepaskan sebagian hartanya buat kepentingan

383
orang lain, juga merupakan investasi pembangunan yang bernilai
tinggi, tanpa memperhitungkan jangka waktu dan keuntungan
rnateri bagi yang mewakafkan. Peranannya dalam pernerataan
kesejahteraan di kalangan umat dan penanggulangan kemiskinan
adalah termasuk di antara sekian sasaran membutuhkan
pertolongan. Itulah sebabnya mengapa ketika seorang sahabat
Rasulullah yang ingin mewakafkan sebagian hartanya, Rasulullah
menasehatinya agar ia berwakaf kepada sanak familinya yang
sedang membutuhkan pertolongan . Dalam sebuah hadis riwayat
Bukhari disebutkan bahwa Tsabit dan Anas rnenceritakan bahwa
Rasulullah bersabda kepada Abi Thalhah, "Jadikanlah harta
wakafmu itu untuk para fakir miskin dari kalangan kaum
kerabatmu". Lalu Thalhah berwakaf kepada Hassan dan Ubay
bin Ka'ab (Keduanya adalah kerabat dekat Abi Thalhah).2) Wakaf
kepada keluarga termasuk anak dan cucu. dalam fikih Islam
disebut dengan wakaf az-zurryatau wakaf al-ahly, sedangkan untuk
kepentingan umum disebut dengan wakaf al-Khuiry. Kedua bentuk
wakaf itu mendapat perhatian besar dalam ajaran Islam.
Dari apa yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran
betapa pentingnya kedudukan wakaf dalam masyarakat Islam.
Oleh karena itu ia mendapat perhatian serius di kalangan ahli
hukum fikih, baik dari segi persyaratan yang menyangkut dengan
sah dan batalnya, maupun dari segi efisiensi pendayagunaannya.
Dalam buku-buku fikih, wakaf mendapat perhatian tersendiri dan
teorinya dibicarakan secara terinci. Namun dalam prakteknya di
kalangan umat Islam wakaf mempunyai banyak permasalahan.
Permasalahan-permasalahan itu bukan saja muncul dalam
masyarakat Islam di Indonesia, tetapi juga di negeri-negeri lain.
dalam berbagai periode sejarah umat Islam. Di antara
permasalahan yang dihadapi adalah tidak jelasnya status tanah
wakaf yang diwakafkan sebelum adanya ketentuan pensertifikatan
atau pendaftaran tanah wakaf secara resmi. Dalam kondisi yang

384
demikian, bisa jadi seseorang atau ahli waris tidak mcngakui
adanya ikrar wakaf dari wakit.
Banyak Iaktor yang mendorong seseorang untuk tidak
mcngakui adanya ikrar wakaf atau untuk menarik kembali harta
yang telah diwakafkan. baik oleh yang mewakafkan sendiri.
maupun oleh ahli warisnya. Di antarunya, makin langkanya tanah,
makin tingginya harga, menipisnya kesadaran beragama, dan bisa
jadi juga disebabkan orang yang berwakaf telah mewakafkun
seluruh atau sebagian besar dari hartanya, sehingga dengan
demikian keturunannya merasa kehilangan sumber rezcki dan
menjadi terlantar. Peraktek wakaf yang tidak memperhitungkan
sumber rezeki bagi keturunan yang menjadi tanggungjawabnya,
bisa menjadi malapetaka bagi generasi yang ditinggalkan. Oleh
sebab itu tidak mustahil dijumpai ahli waris yang mengingkari
adanya ikrar wakaf dari orang tuanya, tidak mau menyerahkan
tanah wakaf kepada nazir yang ditunjuk, atau sama sekali tidak
mau memberitahukan kepada petugas adanya ikrar wakaf yang
didcngarnya dari oran~ tuanya. Di samping faktor-faktor tersebut
di atas, tidak mengakui adanya ikrar wakaf bisa jadi juga
disebabkan karena sikap serakah ahli waris, atau karena memang
samu sekali tidak rnengetahui adanya ikrar wakaf, karena tidak
pcrnah diberi tahu oleh orang tuanya.

Duduk Perkara

Dalam kaitannya dengan permasalahan-permasalahan tanah


wakaf yang dihadapi umat Islam, tulisan ini sengaja hendak
mempelajari sebuah putusan Pengadilan Agama Bireuen, Aceh,
No.319/1984 dalam kasus sengketa tanah wakaf. Untuk lebih
jelas bcrikut ini kita nukil kasus dimaksudkan sehagai berikut :
Penggugat (Mahyuddin Cs.) dengan surat gugatannya tgl.
20-8-1984 terdaftar di Kepaniteraan Pcngadilan Agama Bireuen

385
pada tanggal 23-8- 1984 Reg no. Af 1/322/1984, di dalam sidang
memberi keterangan bahwa pada sekitar tahun lebih kurang 1922.
Alm. Dadeh b. Ben Blang semasa hidupnya telah mewakafkan
sepetak kebun untuk Meunasah Desa Paloh yang diterima oleh
Tgk. Imam Haji Dayah dan kebun tersebut terletak di Desa Paloh.
Kemukiman Sp.II. Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh
Utara ... Bahwa kebun tersebut sejak diwakafkan oleh Dadeh h.
Ben Blang (lebih kurang 1922) sampai sekarang masih tctap
.dikuasai oleh Nadhir harta wakaf Meunasah Desa Paloh. Kira-
kira dua bulan lamanya setelah terjadi wakaf lalu dibangun bale
tempat sembahyang. Kemudian dibikin Meunasah yang besar
hingga sekarang tetap masih ada. Setelah Meunasah tersebut siap
dibangun oleh Tgk. Peutua Saleh dan masyarakat setempat lantas
diangkat Imam-imam yang menguasai Meunasah dan kebun wakaf
itu ... tetapi akhir-akhir ini oleh tergugat (Ja'far b. Hasan Ibrahim)
telah berani mendakwa bahwa nenek/kakeknya (Tgk. Dadeh) tiduk
pernah mewakafkan hartanya (kebun tersebut) kepada Mcunasah
Desa Paloh. Dakwaan/sanggahan tersebut dengan surat tanggal
31 Juli 1984. yaitu ketika masyarakat Desa Paloh akan mcm-
bangun Meunasah baru serta bahan-bahannya pun telah disiapkan.
Oleh karena itu pemohon mohon kehadapan Majelis Hakim
Pengadilan Agama Bireuen agar mcnsahkan harta sengkctu
tersebut adalah harta (kebun) wakaf Meunasah Paloh yang
diwakafkan oleh Dedeh b. Blang. Atas segala kctcrungunnyu
Penggugat bersedia hersumpah.
Tergugat di depan sidang mencrangkan bahwa kcbun yang
tersebut dalam surat gugatan di atas adalah benar kcpunyuan
Tgk. Nyak Blang. Sesudah Tgk. Nyak Blang mcninggal dunia
kebun tersebut jatuh kepada Tgk. Dadeh. Dan setelah Tgk. Dadch
meninggal dunia seluruh harta tirkahnya difaraidkan kepadu 4
orang anak, yaitu : I. Halirnah, 2. Maimunah, 3. Khamsiyah dun
4. Hasan bin Dadeh. Scdangkan harta tersebut dalam surut gugatan
di alas adalah jatuh untuk Hasan b. Dadeh sebagai pusaka duri

386
ayahnya, tetapi surat faraidnya tidak ada. Tetapi akhir-akhir ini
BHA mendakwa harta tersebut adalah harta wakaf dari Tgk.
Dadeh. Padahal Tgk. Dadeh (kakek tergugat) tidak pernah
mewakafkan hartanya sepetakpun . Lalu tergugat periksa dalam
buku pendaflaran wakaf di KU A Kecamatan terse but tidak
terduttar.J'
Demikian gamharan singkat sengketa tersebut, dan setelah
melalui peruses peradilan akhirnya Pengadilan Agama Bireuen
memutuskan memenangkan penggugat sehingga dengan itu tanah
perkara tersebut dinyatakan sah sebagai tanah wakaf. Dan setelah
melalui proses banding, keputusan tersebut dikukuhkan oleh
Pengadilan Tinggi Agama Tk. I. Aceh, dan selanjutnya oleh
Mahkamah Agung.

Beberapa Komentar
I. Dari duduk perkara cepat dapat ditangkap bahwa masalah
pokok adalah bahwa penggugat mendakwa adanya ikrar
wakaf dari pemilik kehun, sedangkan ahli waris pemilik kebun
itu tidak mengakui adanya ikrar wakaf. Penggugat untuk
membuktikan gugatannya telah mengajukan beberapa orang
saksi, dan di samping itu ia juga berani mengangkat sumpah.
Dengan demikian pada dasarnya bila saksi-saksi yang
qiµjukan telah mencukupi syarat-syaratnya dan mencukupi
jumlahnya, berarti penggugat telah dapat mernbuktikan
kebenaran gugatannya. Namun kecurigaan timbul dengan
adanya perbedaan umur para saksi yang diajukan penggugat
yang amat mencolok antara apa yang diterangkan pada sidang-
sidang sebelum tergugat naik banding, dengan apa yang
diterangkan pada sidang setelah tergugat naik banding. Pada
sidang sebelum tergugat naik handing saksi yang diajukan
penggugat yang pertama yaitu Abdullah A. Rahman
dinyatakan herumur 75 tahunt saksi kedua yaitu Usman

387
Hanafiyah lahir pada tahun 1918, dan saksi ketiga Muhammad
Ibrahim berumur 65 tahun . Kemudian setelah tergugat naik
banding dan menyatakan keberatannya terhadap ketiga orang
saksi tersebut karena masing-masing mereka masih di bawah
umur padawaktu terjadinya wakaf, maka penggugat merubah
keterangannya mengenai umur para saksi menjadi tingkat
umur yang memungkinkan untuk diterima kesaksiannya
sehingga saksi pertama berumur 100 tahun, saksi kedua
berumur 80 tahun, dan saksi ketiga berumur 67 tahun.
Perbedaan umur yang amat mencolok antara dua
keterangan itu, menghendaki agar Hakim menyelidiki lebih
jauh tentang kebenaran keterangan tersebut. Karena, keadilan
yang akan ditegakkan oleh para Hakim sangat tergantung
kepada kejujuran para saksi. Kesaksian palsu akan menyeret
putusan Hakim kepada zulm/tidak adil, yang tidak lagi sesuai
dengan fungsi peradilan. Oleh karena itu banyak persyaratan
yang diperlukan untuk dapat diterima kesaksian seseorang.
Di antaranya ialah sifat adil dari seorang saksi, yang ditandai
dengan lurusnya tingkah laku sesuai dengan ajaran agama
Islam. Dalam masalah agama umpamanya tidak rnelakukan
dosa besar seperti berzina, riddah (bertukar agama), mencuri,
membunuh orang, tidak suka menuduh orang berzina tanpa
bukti, dan tidak pula selalu berada dalam melakukan dosa
kecil atau melakukan hal yang dipandang rendah di mata
masyarakat.4) Apabila kriteria tersebut tidak didapati secara
lengkap pada diri seorang saksi, maka keterangannya hanya
dapat diterima apabila didukung oleh faktor-faktor lain.
Akan halnya pada diri seorang saksi terdapat hal-hal
yang mencurigakan, rnaka penelitian lebih jauh atas
kejujurannya menurut fikih Islam adalah dengan jalan
tuzkiyah. yaitu memintakan kesaksian orang ketiga yang
dipercaya oleh Hakim, tentang sifat adil atau kejujuran saksi

388
yang dimaksudkan. Orang yang diminta keterangannya
tentang sifat adil seseorang saksi itu, disebut dengan
muzakki.S, Mengetahui sikap jujur seorang saksi lewat
muzakki dalam beberapa priode sejarah Islam seperti pada
masa Abbasiyah pernah melembaga yang dikenal dengan
lembaga Ashab al- 'udul, atau Asy-Syuhud al- 'Adilun yang
anggotanya terdiri dari orang-orang yang terkenal jujur di
kalangan masyarakat. Tugas mereka adalah rneneliti kejujuran
pada saksi yang akan memberikan keterangannya di depan
Hakim. Sasaran utamanya adalah saksi-saksi yang belum
diketahui lebih pasti sifat adilnya, atau didapati hal-hal yang ·
mencurigukan dalam keterangannya. Setelah sifat adil para
saksi dapat diketahui lewat kesaksian muzakki. maka di saat
itu Hakim hanya dituntut untuk berpegang kepada keterangan
saksi itu. Namun di samping itu Hakim perlu memberikan
nasehat kepada para saksi waktu mereka akan rnemberikan
kesaksiannya. Sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari
U mmu Salamah menceritakan nasehat Rasulullah kepada
pihak-pihak yang berperkara, "Kalian minta kepadaku untuk
diadili. Barangkali di antara kalian ada yang lebih pintar
berhujjah (pandai memutarbalikkan fakta). Saya akan
memutuskan hukum (hanya) berdasarkan apa yang saya
dengar (dari keterangan pihak-pihak yang berperkara termasuk
para saksinya). Namun jika saya menangkan pihak yang
seharusnyakalah (karena adanya kesaksian palsu), maka
berarti kepadanya telah saya berikan sepotong api neraka" .6)
Esensi hadis ini adalah, bahwa di samping adanya kernestian
nasehat religius dari Hakim kepada pihak-pihak yang
berperkara, juga ia harus memberitahukan bahwa putusan
Hakim tidak bisa mengubah hakikat kebenaran. Putusan
Hakim tidak berfungsi menghalalkan yang haram dan
sebaliknya. Apabila yang disengketakan itu menyangkut harta,
rnaka seseorang yang dimenangkan karena keterangan palsu,

389
tetap haram memanfaatkan harta itu. Adanya nasehat yang
bersifat demikian. akan memperkecil kemungkinan terjadinya
kesaksian palsu.

Dalam kaitannya dengan sengketa tanah wakaf yang


menjadi pokok bahasan ini. bila para Hakim pada Pcngudilan
Agama di mana sengketa itu disidangkan bcnar-bcnar tcluh
meneliti sejauh mungkin tentang kejujuran para saksi yang
diajukan penggugat dan kebenaran keterangannya, maka
adanya perbedaan umur dalam dua keterangan seperti
dikemukakan terdahulu sudah tentu tidak menjadi berarti lagi
untuk dicurigai, karena kesaksian mereka telah pula didukung
oleh kesaksian lain. seperti keterangan yang diberikan oleh
Safiyah, anak kandung dari pemilik tanah Tgk. Dadeh sendiri.
yang menerangkan dibawah sumpah bahwa menurui
pengetahuannya tanah perkara itu telah diwakafkan oleh
ayahnya alm. Tgk. Dadeh. Keterangan yang diberikan anak
kandung Tgk. Dadeh ini berfungsi menghilangkan kecurigaan
terhadap para saksi formal yang, diajukan Penggugat.
Dalam keterangannya, saksi yang diajukan tergugat. yaitu
yang bernama Abdullah Syam umur 58 tahun. menjelaskan
bahwa ia tidak mengetahui asal-usul tanah sengketa tersebut
apa betul telah diwakafkan atau tidak. Begitu pula saksi tidak
tahu siapa yang mula-mula mendirikan Meunasah/Bale dalam
kebun tersebut. Saksi hanya mengetahui bahwa kira-kira pada
tahun 1976 Tgk. Imam Ahmad ada membawa selernbar surat
wakaf kepada Tgk. Hasan b. Tgk. Dadeh uruuk, ditanda-
tangani. Tapi ternyata surat itu tidak ditandatangani oleh Tgk
Hasan. Hal itu diperoleh saksi atas dasar cerita Tgk. Hasan
sendiri. Lalu saksi bilang. "wakafkan saja kebun itu." dan
Tgk. Hasan menj.awah. "Kenapa mesti saya wakafkan. kun
saya (Tgk Hasan) sendin selaku kepala Dcsa ··

390
Demikian keterangan saksi yang diajukan .tergugat. Ada
dua hal yang dapat ditarik dari keterangan saksi tersebut.
Pertama, saksi tidak mengetahui ada atau tidak adanya ikrar
wakaf tentang tanah tersebut. Dengan demikian berani
kesaksiannya bukan menyangkut ada atau tidaknya ikrar
wakaf. Kedua, yang diketahui saksi hanyalah bahwa Tgk.
Hasan putra dari Tgk. Dadehmenolak bahwa tanah itu adalah
tanah wakaf, Sekurangnya ada dua kemungkinan mengapa
Tgk. Hasan bersikap demikian. Kemungkinan pertama bisa
jadi ia menganggap tidak ada ikrar wakaf dari ayahnya Tgk.
Dadeh. Kemungkinan kedua, ia mengetahui adanya ikrar
wakaf dari ayahriya, tetapi ia menganggap ikrar wakaf itu
tidak mengikat dan berusaha untuk 'menariknya kembali.
Terhadap kemungkinan yang disebut pertama di atas, telah
dapat dikalahkan oleh keterangan para saksi penggugat,
karena para saksi dalam keterangannya mendengar sendiri
ikrar wakaf yang diucapkan oleh pemilik tanah. Yang menjadi
persoalan adalah kemungkinan kedua, yaitu seperti disebutkan
di atas bahwa Tgk. Hasan mengetahui adanya ikrar wakaf,
namun ia bermaksud menariknya kembali. Lalu pertanyaan
yang timbul adalah apakah harta yang telah diwakafkan bisa
diwarisi atau ditarik kembali?
Dalam fikih Islam masalah harta yang telah diwakafkan
apakah boleh ditarik kembali atau tidak boleh, sekurangnya
dari abad kedua telah diperdebatkan oleh para mujtahid.
Perbedaan pendapat dikalangan mereka berpangkal dari
masalah, apakah dengan adanya ikrar wakaf berarti harta
wakaf itu telah keluar dari hak milik yang berwakaf atau
tetap sebagai hak miliknya. Dalam bentuk benda yang sah
diwakafkan dapat dipisahkan antara modal dasar dan manfaat
yang ditarik dari benda atau modal dasar itu, Hal yang disebut
terakhir ini, yaitu manfaat atau hasilnya sudah jelas
disedekahkan untuk kepentingan tempat berwakaf. Namun

391
dalam hal yang disebut pertama, yaitu modal dasar atau benda
yang mendatangkan hasil itu terdapat persoalan, apakah ia
masih tetap sebagai hak milik orang yang berwakaf', atau
dengan ikrar wakaf, keluarlah harta wakaf itu dari hak
miliknya.
Para ulama masa silam telah mencurahkan perhatian yang
amat terpuji untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena
tidak ada dalil yang tegas dalam masalah ini, maka wajarlah
apabila terdapat pendapat-pendapat yang bervariasi. Ada yang
berpendapat bahwa benda yang diwakafkan itu tetap sebagai
hak milik yang mewakafkan, seperti yang disimpulkan oleh
Abu Hanafiah dan Imam Malik, dan ada pula yang berpen-
dapat bahwa harta yang diwakafkan itu sudah keluar dari
hak milik yang berwakaf, seperti difatwakan oleh Imam
Syafi'i dan Ahmad bin Hambal). Menurut Abu Hanifah, pada
mulanya ikrar wakaf memang menghilangkan hak milik.
N amun praktek seperti ini tidak lagi berlaku setelah turunnya
ayat-ayat yang mengatur pembagian harta warisan. Ayat-ayat
mawaris memestikan agar harta peninggalan seseorang setelah
ia wafat berpindah kepada ahli warisnya menurut keten-
tuannya. Adanya praktek wakaf yang menghilangkan hak
milik menjadi .penghalang bagi pelaksanaan ayat-ayat
mawaris. Oleh sebab itu, dengan turunnya ayat-ayat mawaris,
wakaf yang menghilangkan hak milik dihapuskan. Ia
beralasan dengan sebuah hadis yang berbunyi, "La habsu
ba 'da surat An-Nisa ". Kata "habsa " dalam hadis tersebut
yang menurut bahasa berarti menahan, oleh Abu Hanifan
diartikan dengan menahan harta dalam bentuk wakaf yang
menghilangkan hak milik. Dengan demikian hadis tersebut
menunjukkan bahwa tidak lagi diakui praktek wakaf yang
menghilangkan hak milik setelah turun ayat-ayat yang
mengatur pembagian harta warisan dalam surat An-Nisa. Dari
pemahaman tersebut Abu Hanifah berkesimpulan. walaupun

392
ada praktek wakaf pada kenyataannya sesudah turunnya ".1Yal-
ayat mawaris, namun tidak lagi mcrupakan · salah satu sebab
yang menghilangkan hak milik seseorang. Harta wakaf itu
menurut aliran .ini tetap sebagai hak milik si wakif.
Konsekuensinya adalah bahwa si wakif boleh berti ndak
sebagai pernilik, seperti menarik kembali, yang selanjutnya
menjual, menghibahkan, dan bisa pula diwarisi oleh ahli
waris, kecuali dalam beberapa hal yaitu :
a. Bilamana pelaksanaan wakaf itu dengan jalan wasiat.
Umpamanya seseorang berwasiat apabila ia meninggal
dunia maka sebidang tanah perkebunan miliknya
diwakafkan untuk kepentingan fakir miskin dan
sebagainya.
h. Apabila benda yang diwakafkan itu diperuntukkan bagi
kepentingan ternpat ibadat, seperti untuk Mushalla atau
untuk Mesjid, atau untuk kepentingan umum seperti
sumur untuk kepentingan air minum.
c. Apabila ada keputusan Hakim di suatu Pengadilan bahwa
harta yang telah diwakafkan itu tidak lagi boleh ditarik
kembali.

Dalam hal yang disebut terakhir ini (huruf c) adalah


menyangkut etika bermazhab. Apabila seorang yang
bermazhab Hanafi mewakafkan sebidang tanah, kemudian
pada saat si wakif bermaksud menariknya kembali sesuai
dengan mazhab yang dianutnya, yaitu mazhab Hanafi, maka
jikalau tempat berwakaf atau Nadhirnya mengangkat
permasalahannya kepada Pengadilan, kemudian Hakim
mernutuskan dengan mazhab Syafi' i yang berpendapat bahwa
harta wakaf tidak boleh ditarik kembali, maka dalam hal
yang demikian si wakif yang bermazhab Hanafi itu harus
tunduk kepada putusan Hakim tersebut. Sehingga dengan

393
demikian harta wakafnya telah dianggap keluar dari hak
rniliknya, dan tidak dapat ditarik kembali.
Mengenai ketiga hal tersebut di atas, Abu Hanifah
mengakui bahwa harta wakaf tidak boleh ditarik kembali.
Adapun selain dari tiga hal tersebut, si wakif tetap memiliki
harta wakafnya, dan boleh menariknya kembali, menjual,
dan bisa pula diwarisi. Menurut aliran ini wakaf sarna dengan
pinjaman.S).
Seperti halnya Abu Hanifah, Imam Malik juga
berpendapat bahwa harta wakaf untuk tempat ibadat sudah
dianggap keluar dari milik si wakif, Mereka juga sepakat
bahwa harta wakaf selain untuk teinpat ibadat, masih tetap
sebagai hak milik yang berwakaf. Namun Imam Malik tidak
~ menerima konsekuensi dan statusnya sebagai hak milik.
Menurutnya, walaupun harta yang telah diwakafkan itu masih
dianggap tetap sebagai hak milik yang berwakaf, namun ia
tidak lagi berhak untuk menarik kembali harta wakafnya itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan hak mi lik dalam
masalah ini adalah "hak milik" dalam pengertian khusus atau
hak milik tidak sempurna, di mana si pemilik tidak lagi berhak
untuk bertindak sebagai pemilik, seperti menarik kembali,
menjual atau untuk diwariskan. Si wakif harus konsisten
dengaji ikrar wakaf yang secara implisit menunjukkan
pengakuan penyisihan harta dan penyerahan manfaatnya
untuk selamanya. Menurut pendapat ini, hubungan "hak
milik" itu diperlukan tetap adanya adalah sebagai tali
penghubung antara harta yang diwakafkan dengan si wakif.
Karena dengan adanya hubungan "hak milik" itulah pahala
dari pemanfaatan harta wakaf itu akan selalu sampai mengalir
kepadanya. Pahala dari sesuatu hanya sampai mengalir kepada
seseorang. selama sesuatu itu memang masih tetap sebagai
hak miliknya, Tegasnya, seseorang hanya mendapat aliran

394
pahala dari manfaat sesuatu yang dimilikinya. Hanya sekadar
itulah peranan hak milik si wakif terhadap harta yang telah
diwakafkan.9'
"Hak rnilik" dalam pengertian di atas menurut Imam
Malik tidak hilang dari si pemiliknya dengan peristi wa mati.
Oleh sebab itu ia tidak dapat diwarisi, dan ahli waris harus
menganggapnya sebagai "milik" dari yang mewakafkan untuk
selamanya, yang tidak bisa diganggu-gugat. Dari keterangan di
atas dapat dipahami bahwa menurut Imam Malik, harta yang
telah · diwakafkan · tanpa kecuali, tidak dapat ditarik kembali.
Menurut aliran mazhab Syafi'i dan Ahmad bin Hambal,
setiap ikrar wakaf menghilangkan hak mi lik yang
mewakafkan dan menjadi semata hak Allah. Pendapat ini
disetujui oleh sebagian pengikut Abu Hanifah, seperti
Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dan Qadli Abu Yusuf'.
Alasan mereka adalah hadis Bukhari dan Muslim yang
menceritakan awal disyari'atkannya praktek wakaf. Yaitu,
ketika Umar bin Khattabmemperoleh tanah perkebunan subur
di Khaibar, di mana Rasulullah menasehatkan agar tanah itu
diwakafkan. Selanjutnya Rasulullah memberi petunjuk, bahwa
tanah yang telah diwakafkan itu tidak boleh dijual, tidak
boleh dihibahkan dan tidak pula dapat diwariskan. Hadis
tersebut dipahami sebagai larangan bagi yang berwakaf untuk
bertindak sebagai pemilik terhadap harta yang telah
diwakafkan. Terkucilnya wewenang yang berwakaf dari harta
wakaf itu, menunjukkan bahwa harta itu bukan lagi hak
miliknya. Mazhab ini tidak membedakan antara harta wakaf
untuk tempat ibadat dan wakaf untuk lainnya, karena
semuanya itu dimaksudkan untuk mencapai ridha Allah.
Adapun hadis yang dijadikan alasan oleh Abu Hanifah seperti
tersebut di· alas tadi. menurut mazhab Syafi'i dan Hambali

395
kata "habsa" dalam hadis tersebut bukan berarti wakaf seperti
dipahami Abu Hanifah, karena wakaf belum disyari'atkan
sebelum turunnya ayat-ayat mawaris. Kata "habsa " dalarn
hadis tersebut maksudnya adaJah menahan 'hak anak-anak
kecil dan wanita untuk mewarisi. Pada masa.Jahiliyah, anak
kecil dan wanita tidak diberi hak untuk mewarisi. Atau
maksudnya adalah kebiasaan Jahiliyah di mana apabila seekor
onta betina secara berturut-turut beranak onta betina pula
sebelas kali, maka onta itu dianggap suci. Tidak boleh dijual
atau dihibahkan oleb pemiliknya, dan tidak pula boleh
diwarisi. Ia dilepaskan bebas. Kebiasaankebiasaan seperti
tersebut di atas jelas menjadi penghalang untuk mewarisi.
Kebiasaari-kebiasaan itulah yang dihapuskan dengan turunnya
ayat-ayat mawaris." Jadi, atas pandangan ini, maka hadis
tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan masalah wakaf.
Oleh karena itu, dengan dalil-dalil yang dikemukakan oleh
Syafi'i dan Hambali, mereka berkesimpulan, babwa harta
wakaf telah keluar dari hak milik yang berwakaf dan menjadi
milik Allah. Dengan demikian si wakif tidak lagi berhak
untuk menariknya kembali, dan tidak pula dapat diwarisi
oleh ahli warisnya. Hal ini menunjukkkan bahwa wakaf
adalah untuk selamanya. Kesimpulan ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah R.I. No. 28 Tahun 1977 Tentang
Perwakafan Tanah Milik. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1,
ayat ( 1) menjelaskan, bahwa "Wakaf adalah .perbuatan hukum
seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari
harta kekayaannya yang berupa tanah rni lik dan
melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan
peribadatan atau kepentingan urnum lainnya sesuai dengan
ajaran agama Islam."
Dalam duduk perkara, kendatipun tidak dijelaskan apakah
tanah wakaf itu masih tetap sebagai hak milik yang berwakaf
atau telah keluar dari hak miliknya, namun ditegaskan bahwa

396
harta wakaf adalah untuk selamanya, sehingga dengan ~lasan
itu ia tidak dapat ditarik kembali.
Suatu hal yang perlu digarisbawahi adalah, bahwa dalam
mazhab yang empat, yaitu Hanafiah, Malikiah, Syafi'iah, dan
Hambaliah, tanah wakaf yang diperuntukkan bagi tempat
ibadat, seperti Mushalla dan Mesjid, telah dianggap keluar
dari hak milik yang berwakaf, dan oleh karenanya tanah
wakaf itu tidak dapat ditarik kembali, baik oleh pemiliknya
maupun oleh ahli warisnya. Hal ini apabila dikaitkan dengan
tanah sengketa yang dibahas dalam tulisan ini, jelas harta itu
adalah untuk tempat ibadat, yang dalam kenyataannya telah
berganti imam beberapa kali untuk salat berjarna'ah.
Berpedoman pada kesepakatan ulama seperti dikernukakan di
atas, tanah wakaf ini tidak sah ditarik kembali oleh
siapapun. Oleh karena itu, selama kesaksian para saksi yang
diajukan Penggugat dapat diterima atas adanya ikrar wakaf,
maka sikap Tgk. Hasan yang rnenolak menandatangani surat
wakaf yang disodorkan kepadanya seperti disebutkan
terdahulu, bila maksudnya adalah untuk menarik kembali
harta wakaf itu, tidak dianggap sah menurut pandangan
hukum fikih, dan oleh karenanya tergugat tidak dapat
menjadikannya sebagai alasan untuk mengatakan bahwa harta
itu bukan lagi sebagai harta wakaf.

3. Pengadilan Agama Bireuen dalam pertimbangan hukumnya,


bagian Mengingat, angka 3 menyebutkan, " 3. Dalil dari
kitab Fiqhus-Sunnah, Juz III hal 381 yang berbunyi : …… .
teks Arab …… Artinya: Sahnya wakaf dengan perbuatan 'yang
menunjukkan untuk itu, seperti dibenarkan mendirlkan Mesjid
atau mendirikan shalat pada tempat itu. Dan apabila mati si
wakif tidak boleh diwarisi oleh ahli warisnya, karena inilah
yang dimaksudkan si wakif." Lebih jelasnya adalah, bahwa
wakaf dianggap sah dengan adanya perbuatan (bukan ikrar

397
dengan lisan) yang menunjukkan bahwa maksud si wakif
adalah untuk berwakaf. Umpamanya seseorang membangun
Mesjid di atas tanahnya sendiri kemudian mengizinkan atau
mengumandangkan azan untuk mernanggil orang lain untuk
· melakukan salat berjama'ah di tempat itu. Perbuatan sepcrti
ini berdasarkan nukilan di atas sudah dianggap berwakaf
.yang. tidak dapat ditarik kembali, dan tidak pula dapat
.diwarisi.
Dengan pertimbangan tersebut, putusan Hakim
Pengadilan Agama Bireuen menjadi lebih beralasan untuk
mernenangkan Penggugat. Dan apabila berpegang kepada
pendapat tersebut, tidak lagi perlu lebih jauh memperdebatkan
apakah pemilik tanah pernah mengucapkan ikrar wakaf
dengan lisan atau tidak. Yang penting adalah adanya
pengakuan tergugat bahwa pada .sekitar tahun 1926 oleh kakek
tergugat Tgk. Dadeh b. Blang didirikan sebuah Bale tempat
sembahyang di atas kebun tersebut, kemudian Bale itu
diperbesar menjadi Meunasah oleh Hasan b. Dadeh.
(ayahanda tergugat). Sekalipun tidak dijelaskan dalam
pengakuan tersebut apakah Bale tempat sembahyang itu
didirikan khusus untuk pribadi atau untuk umum, namun
berdasarkan kenyataan telah bergantinya Imam pada
Meunasah tersebut, jelas bahwa Bale itu adalah untuk umum.
Tergugat rupanya ketika memherikan keterangan itu tidak
rnenyadari bahwa hal itu akan memberatkannya. Ia mengira
bahwa praktek serupa itu bukanlah berarti berwakaf, karcnu
tidak ada ikrar wakaf secara lisan dari yang empunyu tanah.
Bila masalah ini dilihat dengan kacamata hukum fikih.
maka terdapat berbagai pendapat. Ulama sepakat bahwa
wakaf bisa terwujud dengan mengucapkan ikrar wakaf, baik
sec ara ·sharih ( tegas) seperti waqaftu (te lah aku wukaf-
kan ... ), ataupun kinayat yang tergantung kepadu niat yang

398
mengucapkan, seperti Tashaddaqtu... (telah aku sedekah-
kan ... ). Namun para ulama berbeda pendapat tentang apakah
suatu perbuatan seperti membangun Mesjid kemudian
mengizinkan orang untuk shalat berjama'ah di dalamnya sudah
dianggap berwakaf, tanpa memerlukan adanya ikrar wakaf
secara lisan. Menurut Mazhab Abu Hanifah dan yang rajih
(lebih kuat) dari dua riwayat dari Ahmad bin Hambal, suatu
tindakan yang didukung oleh tanda-tanda yang menunjukkan
maksud berwakaf, sudah cukup untuk menganggapnya
sebagai wakaf. '2) Dengan demikian seseorang yang
membangun Mesjid atau Mushalla kemudian mengizinkan
masyarakat shalat berjama'ah di dalamnya, maka Mushalla
atau Mesjid itu telah dianggap wakaf, yang tidak halal ditarik
kembali. Menurut pendapat ini, apa yang dilakukan oleh Tgk.
Dadeh dan putranya Hasan mendirikan Bale tempat
sembahyang dan yang kemudian memperbesarnya, sudah
cukup menjadi alasan bahwa tujuannya adalah untuk
berwakaf. Apalagi sudah beberapa kali berganti Imam di
tempat tersebut.
Berbeda dengan pendapat tersebut di atas, Imam Syafi'i
berpendapat, sesuatu tidak dapat dianggap sebagai harta
wakaf, kecuali jika yang punya harta itu telah mengucapkan
ikrar wakaf, Perbuatan tanpa ikrar tidak dapat dipegangi
sebagai berwakaf. Alasannya karena berwakaf itu berarti
memindahkan milik dari yang punya harta kepada yang lain
yang dalam hal ini kepada Allah SWT. Pemindahan milik
tidak cukup dengan sekadar perbuatan tanpa ikrar dengan
perkataan. Suatu perbuatan tanpa ketegasan dengan lisan,
boleh jadi bukan sengaja untuk herwakaf. Oleh karena itu
seseorang yang membangun Mesjid atau Mushalla dan
mengizinkan orang banyak salat di dalamnya, tanpa adanya
ikrar wakaf, tidak dapat dianggap sudah berwakaf. '3 Dengan
demikian si pemilik bebas untuk meneruskan atau menarik

399
kembali Mesjidnya. Berdasarkan pendapat ini. bisa saja ada
Mesjid milik pribadi yang masyarakat diizinkan salat di
dalamnya.
Said Sabiq dalam kitabnya Fiqhus-Sunnah menuki I
pendapat Abu Hanifah dan salah satu riwayat dari Ahmad
bin Hambal seperti dikemukakan terdahulu, yang oleh Penga-
di Ian Agama Bireuen dijadikan sebagai salah satu pertim-
bangan hukum untuk mengalahkan tergugat. Bagaimana jika
tergugat membanding pendapat yang dikemukakan Said
Sabiq, dengan mengemukakan pendapat Imam Syafi'i dengan
alasan bahwa yang umum berlaku di Aceh adalah mazhah
Syafi'i? Dapat dimaklumi bahwa selama belum ada ketentuan
pendapat mana yang akan diberlakukan dalam suatu
Pengadilan. maka Hakim dalain memutuskan satu perkara
bebas memilih pendapat mana yang lebih cocok untuk itu.
Suatu hal yang disepakati ada]ah bahwa keputusan Hakim
menghilangkan khilaf (perbedaan pendapat). Pendapat
manapun yang dipilih oleh Hakim, maka pihak-pihak yang
berperkara harus menerimanya. Namun akan lebih bijaksana
bila Hakim memilih pendapat yang lazim dipakai pada negeri
yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai pula dengan ketentuan
setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977
tentang Perwakafan Tanah Milik, yang pasal 5 ayat ( l)
menyatakan: "Pihak yang mewakafkan tanahnya harus
mengikrarkan kehendaknya secara jelas dan tegas kepada
Nadzir " Peraturan ini mengharuskan adanya ikrar dan
yang berwakaf. Oleh sebab itu, menurut hemat penulis, alasan
yang paling tepat untuk memenangkan Penggugat dalam
perkara tersebut adalah kesaksian para saksi yang dapat
dipercaya atas adanya ikrar wakaf yang diucapkan oleh
pem ilik tan ah.

400
Semoga analisis ini akan menambah khazunah jidhiyah
bagi ki ta bersama.
Wa Allahu A'lamu Bish-Shawab,

Catatan Kaki
l. lbnu Qudamah, al-Mughni, juz: 6. hal: 3.
2. Al-Imam An-Nawawi, al-Majmu, juz: 15. hal: 356.
3. Lihat Putusan Pengadilan Agama Bireuen No.: 319/ 1984.
4. Dr. Abdul Karim Zaidan, Nudham Al-Qadla Fisv-Svari
'at al-lslamiyah, hal: 17().
5. Ibid.hal: 178.
6. Muhammad bin. Ismail al-Kahlani, Suhu/us-sulam jut:
4. hal: 122..
7. DR. Fathi Ad-Daraini, al-Fiqh al-Muqaram hal: 387.
8. Ibnul-Humam, Fathul-Qadir Syarh Al-Hidayah, juz: 5.
hal: 40.
9. DR. Fathi Ad-Daraini, op. cit. hal: 406.
I 0. lbnul Humam, op. cit juz: s, hal 38.
11. [?R. Fathi Ad-Daraini, op. cit. hal 404.
12. lbnu Qudamall, op. cit,juz: 6, hal: 7. Al-Marghinani, Al
Hidayah 'alaal-Bidayah (dengan Syarh Fath. 11 Qadir)
juz: S. hal: 444.
13. Asy-Syirazi. Al-Muhazzab (dengan Syarh al-Majmu') juz:
I s, hal: 340.
Putusan ini dapat dimintakan banding (Appel) kep.ada
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh dengan perantaraan
Pcngadilan Agama Bireuen di Bireueun dalam waktu 14 hari
sctelah Salinan Putusan ini diterimakan, atau satu bulan
sesudah tanggal hari penempelan Salinan Putusan ini pada
papan pengumuman Pengadilan Agama Bireueun.

401
SALINAN PUTUSAN
NOMOR: 319/1984
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEl\tll KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Bireuen di Bireuen telah mengadili dalam


tingkat pertama dan telah. memberi putusan atas tanah wakaf
yang diajukan oleh :
1. Mahyeddin Ibrahim, umur/lahir tgl. 14-3-1946, pekerjaun
Im um Mns. Paloh/N adhir harta wakaf Pal oh, tempat tinggal
di Des. a Paloh, Kemukiman Sp III Kee. Peusangan, K. abupaten
Aceh Utara;
2. Murdani Usman, umur/lahir tahun 1949, pekerjaan Keucik/
Kopdan Paloh, tempat tinggal di Desa Paloh, Kernukiman
SP II, Kee. Peusangan, Kabupaten Aceh Utara, dan dalam
hal ini diberi kuasa kepada:
T. Usman Hamid, Umur/lahir tahun 1909. pekerjaan
pensiunan Wedana, tempat tinggal di Desa Bagu Teungah.
Kee. Bandar Sakti, Kab. Aceh Utara (surat Kuasa No.13/
1984 tgl. 20-9-1984 yang dilegalisir oleh Ketua Pengadi Ian
Agama Bireuen) Selanjutnya disebut: "PENGGUGAT'~-

BERLAWANAN DENGAN
l. Maryam Br. Puteh, umur 65 tahun, pekerjaan tuni, tempat
tinggal di Mateng Sagoa, Kemukiman Mat. Gip. Baro. Kec.
Peusangan, Kab. Aceh Utara;
2. Ja'fur b. Hasan Dadeh, umur 45 tahun, pekerjaun Anggotu
Ramil Kee. Peusangan, tempat tinggal di Matang Sagoe.
Kcmukiman Mat.Gip.Baro, Kee. Peusangan, Kee. Aceh Utara

402
3. Hasmami bt Hasan Dadeh, umur 40 tahun, pekerjaan ikut
suami, tempat tinggal di Mamatang Sagoe, Kernukiman
Mat.Gip.Baro, Kee. Peusangan, Kab. Aceh Utara.
4. Zahrul Fuadi, umur 35 tahun, pekerjaan anggota TNI AD
Yonif III. tempat tinggal di Tualang Cut, Kab. Aceh Timur,
dan dalam hal ini diberi kuasa kepada: Hamzah BA. umur
44 tahun pekerjaan jualan,. tempat tinggal di Geudong2,
kemukiman Geudong, Kee. Jeumpa, Kah. Aceh Utara (surat
kuasa No. I Q/1984 tgl.13-9-84 yang dilegalisir oleh Ketua
Pengadilan Agama Bireuen), Selanjutnya disebut
"TERGUGAT"

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Penggugat dengan surat gugatannya tgl. 20-8- 1984 terdaftar


di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bireuen pada tgl. 23-8-1984
Reg. No. A/1/1984, di dalam sidang memberi keterangan bahwa
pada sekitar tahun lebih kurang 1922 Alm. Dadeh bin. Ben Blang
semasa hidupnya telah mewakafkan sepetak kebun untuk Mns.
Desa Paloh yang diterima oleh Tgk. Imum H. Dayoh dan kebun
tersebut terletak di Desa Paloh, Kemukiman SP. II, Kee. Peusangan
Kab. Aceh Utara yang berbatas dan ukuran sebagai berikut :
Sebelah Utara dengan tanah sawah Habibah
ukuran . . . . . .. .. .. .. . .. .. . . . 38,35 M2
Sebelah Selatan dengan kebun kelapa
Ramlah Ibrahim, ukuran 19.28 M2
Sebelah Baral dengan tanah sawah Mukhtar
Hasan, ukuran......................................................... 56,10 M2
Sebelah Timur dengan Jalan Desa, ukuran ... . ... . .. 50,00 M2
Bahwa kebun tersebut sjak diwakaf oleh Dadeh b. Ben Blang
(lebih kurang tahun 1922) sampai sckarang masih tetap dikuasai
oleh Nadhir hatta wakaf Mns. Desa Paloh. Kira-kira dua bulan

403
lamanya setelah terjadi wakaf lalu dibangun bale tempat
sembahyang. Kemudian dibikin Mns, yang besar hingga sekarang
tetap masih ada Mns. tersebut.
Setelah Mns. tersebut siap dibangun oleh Tgk. Peutua Saleh
dan masyarakat setempat Iantas diangkat lmum-imum yang
menguasai Mns. dan kebun wakaf itu Orang-orang yang pernah
jadi Imum di Mns. itu:
1. Tgk. Imum Haji Dayoh.
2. Tgk. Imum Daud Meunasah barat.
3. Tgk. Imum Ahmad Pulo Reudep.
4. · Tgk. Imum Mahmud Tgk. Nyak Mud
5. Tgk. Imum Syeh Ahmad Pulo Blang.
6. Tgk. Imum Ibrahim D. Peukan.
Yang kemudian setelah orang-orang tersebut habis masa
jabatannya (sebagai Imum Mns.) barulah oleh Masyarakat
kampung itu dipilih lmum-imum lain yang bcrturut-turut:
I. Tgk. lmum Usman Hanafiah.
2. Tgk. lmum Ben Hasan Mos.
3. Tgk. Imum Muhammad Ibrahim.
4. Tgk. lmum Abdullah A. Mahmun.
5. Tgk. lmum Ismail Jaliman.
6. Tgk. Imum Muhammad b. Blang.
7. Tgk. Imum Mahyeddin Ibrahim.
Sedangkan yang menjadi Keuchik pada waktu terjadi wakaf
adalah: Hasan Ibrahim b. Tgk Dedeh ayahanda dari Tergugat
(Ja'far). Pada hal pada masa Hasan lbr.ahim b. Tgk. Dadeh jadi
Keuchik tidak pernah dinyatakan bahwa kebun tersebut bukan ·
harta wakaf, tetapi akhir-akhir ini oleh Tergugat (Ja'far b. Hasan
Ibrahim) telah berani mendakwa bahwa nenek/kakeknya (Tgk.
Dadeh) tidak pernah mewakafkan hartanya (kebun tersebut)
kepada Mns. Desa Paloh, dakwaan/ sanggahan tersebut dengan

404
surat tanggal 31 Juli 1984 yaitu ketika masyarakat Desa Paloh
ingin akan mernbangun Mns. barn serta bahan- bahannya pun
telah dipersiapkan. Oleh karena itu Pemohon mohon kehadapan
Majelis Hakim Pengadilan Agama Bireuen di Bireuen agar dapat
rnensahkan harta sengketa tersebut adalah harta (kebun) wukaf
Mns. Paloh yang diwakafkan oleh Dadeh b. Blang,
Atas segala keterangannya Penggugat bersedia sumpah.
Tergugat di depan sidang menerangkan bahwa kebun yang
tersebut dalam surat gugatan di atas adalah benar kepunyaan
Tgk. Nyak Blang. Sesudah Tgk. Nyak Blang meninggal dunia
kebun tersebut jatuh kepada Tgk. Dadeh. Dan setelah Tgk. Dadeh
meninggal dunia seluruh harta tirkahnya difaraidhkan kcpada 4
orang anak yaitu:
I. Halimah. 2. Maimunah. 3. Khamsiah dan 4. Hasan b. Dadeh.
Sedangkan harta yang tersebut dalam surat gugatan di atas
adalah jatuh untuk Hasan b. Dadeh sebagai pusaka dari ayahnya
(Tgk. Nyak Blang) tetapi surat faraidhnya tidak ada, Tetapi akhir-
akhir ini DHA mendakwa harta tersebut adalah harta wakaf dari
Tgk. Dadeh padahal Tgk. Dadeh (kakek Tergugat) tidak pernah
mewakafkan hartanya sepetakpun lalu Tergugat periksa dalam
buku pendaftaran wakaf di KUA Kecamatan Peusangan ternyata
tidak terdaftar.
Pada sekitar tahun 1926 oleh kakek Tergugat Tgk. Dadeh b.
B lang mendirikan sebuah Bale tempat sembahyang di dalam
kebun tersebut kemudian Bale diperbesar menjadi Mns. oleh
Hasan b. Dadeh selaku Kepala Desa. Selanjutnya diterangkan
Tergugat bahwa pada tahun 1978 terjadi pelebaran jalan di
samping Mns. Paloh dan terkena kebun Mns. Paloh dan ganti
rugi juga diterima oleh Hasan b. Dadeh.
Hasan b. Dadeh meninggal dunia hartanya belum difaraidh
termasuk kebun sengketa di atas. Atas keterangan tersebut
Tergugat sedia sumpah.

405
Keterangan saksi-saksi Tergugat:
l. Abdullah A. Rahman, umur 75 tahun pekerjaan tidak ada,
tempat tinggal di Desa Paloh Kemukiman Sp. II, Kecamatan
Peusangan. Kabupaten Aceh Utara.
2. Usman Hanafiah, lahir tahun 1918, pekerjaan tani, ternpat
tinggal di Desa Paloh, Kemukiman Sp. II, Kccamatan
Peusangan, Kabupaten Aceh.
3. Muhammad Ibrahim, umur 65 tahun, pekerjaan tani, tempat
tinggal di Desa, Paloh Kemukiman Sp. II, Kecamatan
Peusangan, Kabupaten Aceh Utara.
Ketiga saksi di dalam sidang menerangkan bahwa kebun
yang tercantum dalam surat gugatan di atas adalah benar harta
Tgk. Dadeh pusaka dari ayahnya (Tgk, Nya'_ Blang) yang- telah
diwakafkan kepada Mns. Paloh, saksi I dan II turut hadir dan ada
mendengar sendiri kata-kata Tgk. Dadeh yang menyatakan:
Jikalau tidak ada tempat didirikan Mns./Bale boleh bangunkan
saja di kebun ini (kebun sengketa) karena telah saya wakaf untuk
Meunasah" lalu Bale/Mns. didirikan dan sampai sekarang kebun
dan Mns. masih dalam kekuasaan Nadhir wakaf Mns. Semenjak
kebun itu diwakafkan sampai sekarang telah berganti Im. Mns.5
orang, tidak pernah ada ganggu gugat atas harta terschut.
Tgk. Dadeh termasuk orang hartawan di kampung Paloh dun
semua hartanya telah difaraidh kepada ahli warisnya kecuali kebun
sengketa di atas yang tidak difaraidh karena telah diwakaf untuk
Mns. Paloh. Selanjutnya saksi II menambah keterangannya wakaf
itu terjadi 'ketika saksi II masih berusia 18 tahun sekitar tahun
1928 dan pohon kelapa di dalamnya kira-kira 6 orang.
Saksi III menerangkan lebih lanjut bahwa semenjak saksi
masih kecil sampai dengan sekarang, saksi III tahu kehun tersebut
adalah harta wakaf dan ia pernah diangkat sehagai Imum
Meunasah yang ke VI. Atas segala kcterangannya ketiga saksi
bersedia dan tclah disumpahkan.

406
Keterangan saksi Tergugat:
Abdullah Syam, umur.Sf tahun, pekerjaan tani, tempat tinggal
di Matang Sagoa, Kemukiman Matang Glp. Daro, Kecamatan
Peusangan, Kabupaten Aceh Utara, dart di dalam sidang
menerangkan bahwa saksi tidak mengetahui asal usul tanah
sengketa tersebut di atas apakah ada atau tidak diwakaf, begitu
pula saksi tidak tahu siapa mulanya yang mendirikan Mns/Bale
dalam kebun tersebut.
Han ya saksi mengetahui bahwa kira-kira pada tahun 197 6
Tgk. Im. Ahinad ada membawa selembar surat wakaf kepada
Tgk. Hasan, ternyata surat tersebut tidak ditanda tanganinya, hal
itu saksi peroleh atas dasar cerita Tgk. Hasan b. Dadeh sendiri,
lalu saksi bilang wakafkan saja kebun tersebut dan Tgk. Hasan
menjawab, kenapa mesti saya wakafkan kan saya (Tgk. Hasan)
sendiri selaku kepala Desa.
· Pengadilan Agama Bireuen di Bireuen setelah mendengar
keterangan Penggugat/Tergugat dan keterangan saksi-saksinya
serta keterangan lainnya.
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menirnbang : Bahwa perkara ini (Wakaf) adalah termasuk


dalam lapang tugas pekerjaan Pcngadilan
Agarna;
Menimbang : Bahwa Penggugat menerangkan kebun sengketa
tersebut di atas adalah harta wakaf dari Tgk.
Dadeh b. Nya' Blang yang diwakafkan sekitar
tahun 1922 untuk Mns. Paloh yang diterima oleh
Imum H. Dayah. Sedangkan Keuchik Kepala
Desa pada waktu itu Peutua Saleh dan setelah
terjadi wakaf, Bale tempat sembahyang
masyarakat di sana didirikan. Kemudian dibuat

407
Mns. oleh Peutua Saleh dan masyarakat
setempat, Meunasah sampai sekarang masih
tegak dan masih digunakan oleh masyarakat
sebagai tempat ibadat dan keburi wakaf tersebut
masih dikuasai Nadhir serta . wakaf sampai
sekarang:
Menimbang : Bahwa Tergugat mengaku dalam kebun tersebut
pernah dibuat Bale tempat sembahyang umum,
kemudian dibuat Meunasah yang sampai
sekarang masih ada dan masih digunakan umum,
tapi kebunnya tidak pemah diwakaf.
Dan· kebun tersebut milik Tgk. Hasan Ibrahim
jenis pusaka dan ayahnya Dadeh b. Blang tetapi
surat faraidh tidak ada dan Tgk. Hasan Ibrahim
tidak pernah mewakafkan kebun tersebut; Bahwa
Menimbang : Penggugat dan Tergugat mengakui atas kebun
tersebut ada dibikin Bale sembahyang umum
kemudian Bale tersebut diperbesar menjadi
Mns. yang berbeda keterangan mereka yang
mendirikan Mns. Hasan Ibrahim menurut
Tergugat, sedang menurut Penggugat yang
mendirikan Mns. Peutua Saleh;
Menimbang : Bahwa kebun sengketapun benar harta wakaf
berdasarkan Penggugat dan tel.ah dapat
dibuktikan dengan ·3 orang saksi di bawah
sumpah, dua orang· saksi yang mendengar sendiri
pengakuan si wakif (Dadeh) yang mengaku
kebun tersebut telah diwakaf untuk Mns. dan
scorang saksi yang mengetahui secara istifadah:
Menimbang : Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat
gugatan Penggugat beralasan untuk dikabulkan;

408
Mengingat : 1. Undang-undang No. 14 tahun 1970 (L.N.
tahun 1970 No. 74) tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman;
2. P.P. No. 45 tahun 1957 (L.N. tahun 1957
No. 99) tentang pembentukan Pcngadilan
Agama/Mahkamah Syar'iyah di daerah luar
J awa-Madura;
3. Dalil dari Kitab Fiqhus-Sunnah juz III hal.
381 yang berbunyi:

Artinya : Shahnya wakaf dengan perbuatan yang menunjukan


untuk itu seperti dibenarkan mendirikan Masjid atau
mendirikan Sha/at pada tempat itu. Dan apabila mati
si wakif tidak boleh diwarisi oleh ahli wurisnya,
karena inilah yang dimaksudkan si wakif.

MENGADILI

MEMUTUSKAN : 1. Menerima gugatan Penggugat.


·2. Menetapkan sah wakaf kebun tersebut
untuk Meunasah Paloh.
3. Memerintahkan Penggugat untuk
membayar biaya perkara sebanyak: Rp.
4.750,- (Empat Ribu Tujuh Ratus Lima.
Puluh Rupiah).

Demihan putusan Pengadilan Agama Bireuen di Bireuen yang


dibacakan oleh Hakin Ketua Sidang Hasan Basry Ali, BA.
didampingi oleh Hakim Anggota masing-masing Tgk. H. Taib
dan Tgk. H. Ismail AR. serta dibantu oleh Panitera Pengganti
Nurdin M. Amin dalam sidang terbuka untuk umum di hadapan
para pihak-pihak pada hari ini Senin tanggal 24-12-1984 M.
bertepatan dengan tanggal 3 Rabiul Akhir 1405 H.

409
Hakim Ketua Sidang

ttd

HASAN BASR.Y ALI, BA

Hakim Anggota Hakim Anggota

ttd ttd

('I'GK. H. TAIB) (TGK. H. ISMAIL)

Panitera Pengganti

ttd

(M. NURDIN AMIN)

Disalin sesuai aslinya


Bireuen 15 Januari 1985

ttd

(Kctua)

410
SALINAN PUTUSAN
NOMOR: 20/1988

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh dalam mengadili perkara


pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan Sela mengenai
perkara WAKAF antara :
I. Maryam Binti Puteh, umur 65 tahun, pekerjaan tani, tempat
tinggal Matang Sago, Kemukiman Matang Gculumpang Baro.
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara;
2. Ja'far bin Hasan, umur 45 tahun, pekerjaan Anggota Ramil
Kecamatan Peusangan, tempat tinggal Matang Sago.
Kemukiman Matang Geulumpang Baro, Kecamatan
Peusangan, Kabupaten Aceh Utara;
3. Hasmarni binti Hasan Dadeh, umur 40 tahun, pekerjaan ikut
Suarni, tcmpat tinggal Matang Sago, Kecamatan Peusangan.
dan,
4. Zahrul Fuady. umur 35 tahun, pekerjaan Anggota T.N.I. A.D.
Yonif III, tempat tinggal Tualang Cut, Kabupaten Aceh Timur.
I s/d 4 dahulu Tergugat sekarang PEMBANDING;

BERLAWANAN DENGAN

I. Muh yiddin Ibrahim, umur 39 tahun, pckerjaan Imam


Meunasah Paloh/ Nadhir Harta Wakaf, tempat tinggal di Desa
Paloh, Kemukiman Simpang II, Kecamatan Peusangan.
Kabupaten Aceh Utara;

411
2. Murdani Usman, umur 36 tahun, pekerjaan Keuchik Kepala
Desa Paloh, tempat tinggal di Desa Paloh, Kemukiman
Simpang II. Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara:
I s/d 2 dahulu Penggugat, sekarang disebut TERBANDING:
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
Membaca surat-surat rnengenai perkara tersebut;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan tentang


duduknya perkara seperti tertera dalam putusan Pengadilan Agama
Bireuen No. 319/1984,. tanggal 24 Desember 1984 bertepatan
dengan tanggal 3 Rabiul Akhir 1405 H. yang amarnya berbunyi
sebagai berikut : ..
1. Menerima gugatan Penggugat;
2. Menetapkan Sah Wakaf Kebun tersebut untuk Meunasah
Paloh:
3. Memerintahkan Penggugat untuk membayar biaya perkara
sebanyak Rp. 4.750,- (empat ribu tujuh ratus lima puluh
rupiah);
Bahwa Pembanding selaku Tergugat asli tidak merasa puas
terhadap putusan Pengadilan Agama Bireuen tersebut, oleh karcna
itu ia mengajukan perrnohonan banding pada tanggal 9 Pebruari
1985 yaitu setelah 5 hari ia menerima salinan putusan tersebut:
Bahwa permohonan banding tersebut telah diberitahukan
kepada pihak Terbanding pada tanggal 22 Pebruari 1985;
Bahwa Pembanding telah mengajukan memori bandingnya
pada tanggal 12 Pehruari 1985.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang hahwa perkara ini mengenai Wakaf', termasuk


lapang tu gas PengadiIan Agama;

412
Menimbang, bahwa permohonan untuk perneriksaan · dalam
tingkat banding telah diajukan dalam tengg~ng waktu dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan tentang hal banding sebagaimana
diatur dalam Peraturan Perundangan yang berlaku bagi Peradi Ian
Agama, dengan demikian permohonan banding tersebut dapat
diterima;
Menirnbang, bahwa keberatan-keberatan Pembanding
terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut sebagaimana tertera
dalam memori bandingnya tertanggal 12 Pebruari 1985, pada
pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Keterangan saksi Penggugat pada halaman 3 putusan
Pengadilan Agama Bireuen mengenai Imum Meunasah,
sangat bertentangan dengan keterangan Penggugat sendiri
pada halaman 2, di mana saksi menerangkan bahwa semenjak
kebun itu diwakafkan sampai sekarang telah berganti Imum
Meunasah sebanyak 5 (lima) orang (sah dit) sedang Penggugat
menyatakan 13 orang secara terperinci.
b. Bahwa terjadi pertentangan pula dalam putusan tersebut
bahwa di halaman 2 baris 23 tertulis "yang menjadi Keuchik
pada waktu terjadi Wakaf adalah Hasan Ibrahim ben Tgk.
Dadeh ayahanda dari Tergugat (Jafar) sedangkan pada
halaman 4 baris ke tujuh tertulis Keuchik kepala Desa pada
waktu itu Peutua Saleh".
c. Pernbanding keberat.an terhadap ketiga orang saksi Penggugat/
Terbanding karena masing-masing mereka masih di bawah
umur pada waktu terjadinya wakaf, jadi pernyataan saksi
bahwa mereka tu~t hadirdan ada mendengar sendiri kata-
kata Tgk. Dadeh mengwakafkan tanah sengketa adalah tidak
mungkin sama sekali, dan kesaksian ini bertentangan dengan
pasal 145 (I) HIR sub c.
d. Pembanding keberatan terhadap pernyataan Terbanding bahwa
harta terperkara sejak tahun 1922 sampai sekarang masih

413
tetap dikuasai oleh Nadhir harta wakaf, karena sampai saat
ini harta tersebut masih Pembanding kuasai, bahkan scgala
ganti rugi untuk perluasan JaJan Inpres tahun 1978/1979
Kecamatan Peusangan tetap Pernbanding sendiri yang
menerimanya, dalam hal ini diterima oleh T. Hasan Dadeh dan
surat bukti tanda terima ditanda tangani oleh anak almarhum
Muchtar Hasan. Dalam hal ini Pernbanding mengharapkan
supay~ Pengadilan Agama Bireucn dapat melakukan
pemeriksaan di. tempat.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Pembanding
mohon : .
1. Menerima permohonan banomg Pembanding:
2. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Bireuen tanggal
24 Desember 1984 No. 319/1984;
3. Menetapkan bahwa kebun sengketa adalah benar hartu
Sah Pembanding;
4. Memerintahkan Terbanding untuk mernbayar semua
biaya yang timbul dalam perkara ini;
Menimbang, . bahwa terhadap keberatan-keberatan Peru-
banding sepeni tersebut di atas, Tcrbanding telah rnengajukun
sanggahannya sebagaimana tertera dalam Kontra memori
Bandingnya tertanggal 25 Pebruari 1985, yang pada pokoknya
sebagai berikut :
a. Bahwa apa yang disebut Pcmbanding dalam memori
bandingnya sama sekali tidak benar, karena saksi -saksi
Terbanding menyatakan mereka mendengar sendiri (langsung)
kata-kata dari Tgk. Dadeh yang mengwakafkan tanah
sengketa.
b. Bahwa saksi Pembanding di Persidangan telah menerangkan
tidak mcngctuhui asa1 usul tanah terperkara dan tidak tahu
apakah tanah tcrscbut ada diwakafkan atau tidak. Selunjutnya

414
ia menerangkan pula bahwa pada tahun 1976 Tgk. Imum
Ahmad ada membawa selembar surat Wakaf kepada Tgk.
Hasan, namun Tgk. Hasan tidak mau menanda tanganinya.
hal ini diketahui atas keterangan Tgk. Hasan sendiri.
Keterangan ini tidak mempunyai kekuatan hukum, karena
saksi mendengar keterangan orang lain;
c. Terbanding menambahkan bahwa tanah tersebut pada tahun
1922 telah diwakafkan oleh Tgk. Dadeh, kepada Meunasah
Paloh di hadapan Peutua Saleh selaku Keuchik (Peutua), dan
Tgk. M. Dayah selaku Imum pada waktu itu tanah tersebut
termasuk Kp. Paya Lipoh.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dengan ini kami mohon
kepada Bapak agar :
1. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Bireuen tersebut.
2. Menctapkan bahwa kebun sengketa adalah sah hak
Wakaf.
3. Menghukum Pembanding untuk membayar semua
ongkos perkara.

Menimbang, bahwa terlepas dari keberatan-keberatan Pem-


banding tersebut di atas, maka Pengadilan Tinggi Agama Banda
Aceh memandang bahwa pemeriksaan terhadap pihak-pihak dalam
perkara ini belum sempurna, karena keterangan Tergugat dalam
sidang pertama yang berbeda dengan keterangan Penggugat, belum
dimintakan tanggapan Penggugat akan tetapi langsung dimintakan
keterangan saksi, untuk ini perlu dimintakan kembali tanggapan
Penggugat atas keterangan Tergugat tersebut.
Menimbang, bahwa sejauh pemeriksaan yang telah dilaksana-
kan, belum jelas kapan sebenarnya mulai timbul sengketa, tentang
tanah terperkara. dan kapan kiranya almarhum Hasan ben Dadeh
meninggal dunia.

415

J
Menimbang. bahwa dalam memori banding disebut-sebut
tentang tanah yang diganti rugi akibat perluasan jalan, untuk itu
perlu diperiksa di tempat dengan dihadiri kedua belah pihak,
apakah tanah yang diganti rugi tersebut termasuk tanah terpcrkara,
dan siapa sebenarnya yang menerima uang ganti rugi terse but?
untuk itu juga perlu didengar keterangan saksi-saksi.
Menimbang, bahwa Pembanding mengatakan bahwa ahli
waris almarhum Dadeh ada yang masih hidup, maka untuk itu
perlu didengar kembali keterangannya tentang tanah wakaf
(terperkara), ahli waris tersebut harus disumpahkan terlebih dahulu
sebel um didengar keterangannya,
Menimbang, bahwa sejauh berita acara pemeriksaan di
Pengadilan Agama Bireuen, masih terdapat simpang siur masalah
Imam Meunasah, untuk itu perlu diperjelas kembali sebagaimana
mestinya.
Menimbang, bahwa dalam gugatan Penggugat menyebutkan
bahwa wakaf terjadi tahun 1928, namun dalam proses berikutnya
disebut-sebut tahun 1922. untuk itu perlu diperjelas kemhali
disertai bukti-hukti yang cukup.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka Pengadilan Tinggi Agama memandang
perlu sebelum mengambil putusan penghabisan, memperlengkapi
pemeriksaan tingkat pertama dengan memberikan kesempatan
kepada pihak-pihak untuk mengajukan bukti-bukti tennasuk saksi-
saksi untuk memperkuat dakwaan masing-masing.
Menimbang, bahwa untuk keperluan tersebut Pengadilan Aga-
ma Bireuen supaya membuka kembali sidang, guna mengadakan.
pemeriksaan tambahan terhadap kekurangan-kekurangan tersebui
di atas, dengan memanggil kedua belah pihak menghadap sidang
Pengadilan Agama Bireuen dalam waktu yang akan ditentukannya.
Menimbang, bahwa penentuan biaya perkara perlu ditunda
sampai adanya putusan akhir.

416
DENGAN MENGINGAT

1. Undang-undang No. 14 tahun 1970 (lembaran Negara tahun


I 970, No. 74), tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman.
2. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1957 (Lembaran Negara
tahun 1957. No. 99), tentang pembentukan Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar'iyah Luar Jawa dan Madura ..
3. Keputusan Menteri Agama No. 75 tahun 1979, tcntang
ketentuan biasa berperkara pada Badan Peradilan Agama.

MENGADILI

Menerima permohonan banding Pembanding.


Sebelum menjatuhkan putusan akhir memerintahkan
Pengadi Ian Agama Bireuen untuk membuka kembali sidang
pemeriksaan dalam perkara ini, sesuai dengan apa yang tercantum
dalarn pertimbangan putusan Sela ini yang tentang hari dan ta~g-
galnya harus selekas-Iekasnya ditetapkan dengan mernbawa bukti-
bukti sebagairnana diuraikan di atas, dan hasilnya segera disam-
paikan kepada Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh untuk
melanjutkan pemeriksaan di. tingkat banding.
Menangguhkan penetapan biaya dalam perkara ini sampai
ada putusan akhir.
Memerintahkan untuk rnengirim sehelai turunan resmi dari
putusan Sela ini kepada Pengadilan Agama Bireuen,
Demikianlah putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama Banda
Aceh yang ditetapkan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim
di Banda Aceh pada hari Kamis tanggal 3 Oktober 1985,
bertepatan dengan tanggal 18 Muharram 1406 H. olch Kami Tgk.
H. Zainal Abidin Ahubakar, SH Ketua Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh sebagai Hakim Ketua, Tgk. M. Hasanji dan Tgk.

417
Syarbaini Hamzah masing-masing sebagai Hakim anggota dan
diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk Umum
oleh Hakim Ketua tersebut, di hadapan Hakim-hakim anggola
yang turut bersidang serta dihadiri oleh Panitera Ora. Zahriyah
Hanafiah, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara.

Hakim Ketua

ttd

Tgk. H. Zainal Abidin Abubakar, SH.

Hakim Anggota Hakim Anggota

ttd. ttd.

Tgk. M. Hasanji Tgk, Syarbaini Hamzah

Panitera

ttd

Dra. Zahriyah Hanafiah

418
SALINAN PUTUSAN
NOMOR: 20/1985

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHI
M

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh dalam mengadili


perkara pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan akhir
mengenai perkara wakaf antara :

I. Maryam Binti Puteh, umur 65 tahun, pekerjaan tani, tempat


tinggal Matang Sago, Kemukiman Matang Gelumpang Baro,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara;
2. Jafar bin Hasan, umur 45 tahun, pekerjaan Anggota Ramil
Kecamatan Peusangan, tempat tinggal Matang Sago.
Kemukiman Matang Gelumpang Baro, Kecamatan
Peusangan, Kabupaten Aceh Utara;
3. Hasmarni binti Hasan Dadeh, umur 40 tahun, pekerjaan ikut
suarni, tempat tinggal Matang Sago, Kecamatan Peusangan,
dan;
4. Zahrui Fuady. umur 35 tahun, pekerjaan Anggota T.N.I. A.O.
Yonif III, tempat tinggal Tualang Cut, Kabupaten Aceh Timur.
I s/d 4 dahulu .Tergugat sekarang PEMBANDING;

BERLAWANAN DENGAN

1. Mahyiddin Ibrahim, umur 39 tahun, pekerjaan Imam


Meunasah Paloh/ Nadhir Harta Wakaf tempat tinggal di Desa
Paloh, Kernukiman Simpang II, Kecamatan Peusangan.
Kabupalen Aceh Utara;

419
2. Mardani Usman, umur 36 tahun, pekerjaan Keuchik Kepala
Desa Paloh Kemukiman Simpang II, Kecamatan Peusangan.
Kabupaten Aceh Utara; I s/d 2 dahulu Penggugat, sekarang
TERBANDING; .
Pengadilan Tinggi Agama tersebut
Membaca surat-surat mengenai perkara tersebut:

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan yang tertera


dalam putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh No.
20/1985, tanggal 3 Oktober 1985, bertepatan dengan tanggal 18
Muharram 1406 H. yang diktumnya berbunyi sebagai berikut:
"Menerima Permohonan Banding Pembanding;
Sebelum menjatuhkan putusan akhir;
"Memerintahkan Pengadilan Agama Bireuen untuk membuka
kembali sidang pemeriksaan dalam perkara ini, sesuai dengan
apa yang tercantum dalam pertimbangan putusan Sela ini yang
tentang hari dan tanggalnya harus selekas-lekasnya ditetapkan
dengan membawa bukti-bukti sebagaimana diuraikan di atas dan
hasilnya segera disampaikan kepada Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh untuk melanjutkan pemeriksaan di tingkat banding;
"Menangguhkan penetapan biaya dalam perkara ini sampai ada
putusan akhir:
"Memerintahkan untuk mengirim sehelai turunan resmi dari
putusan Sela ini kepada Pengadilan Agama Bireuen:
Bahwa Pengadilan Agama Bireuen telah melaksanakan putusan
Sela tersebut di atas, dengan mengadakan sidang yang dihadiri
oleh kedua belah pihak pada tanggal 8 Januari 1986 dan 8 Maret
1986, serta te lah mengadakan pemeriksaan di tern pat terhadap
tanah terperkara pada tanggal 18 Januari 1986;
Bahwa di dalam sidang I, tambahan Pembanding menjelaskan
bahwa batas yang· diajukan pemohon dalam gugatannya adalah

420
salah, yang benar sebelah utara dengan sawah Tgk. Meunasah,
clan sebelah Barat dengan Hasan Dadeh, Pembanding menyatakan
pula bahwa harta terperkara belum pernah diwakafkan oleh
almarhum Hasan, hal ini adalah berdasarkan penerimaan ganti
rugi yang foto copy suratnya disodorkan dan juga berdasarkan
surat keterangan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan
Peusangan tanggal 4 Oktober 1985 No. K.A./3/5/628/'85 yang
ikut diserahkan di depan Pengadilan;
Bahwa Pembanding juga menerangkan ayahnya Hasan
meninggal dunia tanggal 17 Juli 1982, sedangkan terjadi sengkcta
pada tahun 1984, dan yang Pembanding ingat kepala Desa
Meunasah Paloh adalah Hasan Abed, Abdullah, Zainal Abidin
dan Mardani, sedang Meunasah yang terdapat di dalam tanah
terperkara adalah dibangun oleh Hasan dan diurus pula oleh Hasan
scndiri;
Bahwa masalah ganti rugi yang disebut-sebut Pembanding
hanyalah menyangkut batang kelapa, dan yang menerima ganti
rugi tersebut adalah Muchtar (anak Hasan);
Bahwa Pembanding menerangkan juga ahli waris almarhum
Dadeh yang masih hidup adalah Sapiah, Hamidah dan Maimunah
Bahwa Pembanding mengatakan mempunyai saksi yaitu Tgk.
Hasan Abbas tetapi beliau tidak dapat hadir, cuma mengirim satu
surat tertanggal 5 Januari 1986;
Bahwa Terbanding juga memberikan keterangan kembali
dalam .sidang pemeriksaan tambahan tentang terjadinya wakaf
adalah tahun 1922, bukan tahun 1926, sedangkan · mengenai batas
benar sebelah utara tanah sawah Habibah Ibrahim. karena dia
adalah anak Tgk. Meunasah dan tanah tersebut sekarang di tangan
Habibah demikian pula sebelah barat, asalnya harta Dadeh, kemu-
dian diterima oleb Hasan, dan diterima pula oleh Muchtar sehagai
warisan;
Bahwa Terbanding membenarkan bahwa terjadi sengketa
terhadap tanah terperkara adalah tahun 1984, dan membenarkan

4~
pula bahwa yang diganti rugi ada]ah batang kelapa saja yang
diterima oleh Muchtar/Hasan, karena bibit kelapa tersebut disemai
oleh Hasan, kernudian bersama-sama dengan orang kampung
menanam kelapa di atas tanah tersebut;
Bahwa Safiah ahli waris (anak) almarhum Dadeh menerang-
kan di bawah sumpah bahwa menurut pengetahuannya tanah ter-
perkara telah diwakaf oleh ayahnya (almarhum Tgk. Dadeh) mula-
mulanya hasil untuk Tgk. Dadeh sendiri · yaitu berupa kelapa-
kelapa yang diterimanya, kemudian setelah Tgk. Dadeh, mening-
gal dunia maka Peutua Saleh memberlkan tanah tersebut serta
hasilnya secara sah kepada Meunasah Paloh, Sapiah melihat dan
mendengar sendiri apa yang telah diterangkan, sedangkan harta-
harta almarhum Dadeh yang lainnya sudah difaraidhkan kepada
ahli warisnya, dan masing-rnasing te]ah menerima, dan tanah
yang terperkara tidak ditaraidhkan karena telah diwakafkan oleh
almarhum Tgk. Dadeh;
Bahwa Terbanding juga rilenghadirkan kembali saksi-
saksinya:
1. Abdullah A. Rahman, umur lebih kurang I 00 tahun, pckcrjaan
tidak ada, tempat tinggal Desa Paloh Mukim Simpang II.
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara menerangkun
bahwa tanah terperkara sudah diwakafkan oleh Tgk. Dadch,
saksi mendengar sendiri hal tersebut yang pada saat itu saksi
berumur lebih kurang 20 tahun dengan pekerjaannya sehari-
hari waktu itu sebagai tukang panjat kelapa:
2. Usman Hanfiah. umur lebih kurang 80 tahun, pekerjaan tidak
ada, ternpat tinggal di Desa Paloh, Mukim Simpang II, Keca-
matan Peusangan, setahu saksi harta tersebut sudah diwakaf-
kan, hal ini saksi ketahui karena pada suatu hari Tgk. Dadeh
mernbawa hibit jeruk bali disuruh tanam pada saksi di kebun
wakaf tersebut:

422
Saksi juga pernah menjadi Imam Meunasah yang ke 7 dan
saksi yang mefaraidhkan harta almarhum Dadeh kepada ahli
warisnya bersama-sama dengan Tgk. lmum Affan, Tgk,
Rasyid, Tgk. M. Ali, Tgk. ·M.· Abed dan Tgk. Peutua Saleh,
semua harta almarhum Dadeh sudah difaraidhkan kecuali
harta sengketa tersebut _karena sudah diwakafkan;
3. Mahamad Ibrahim, umur lebih kurang 67 tahun, pekerjaan
tidak ada, tempat tinggal di Desa Paloh, Mukim Simpang II,
Kecamatan Peusangan, juga menerangkan kembali bahwa ia
pernah menjadi Imam Meunasah Paloh pada tahun 1947,
saksi mengetahui bahwa tanah terperkara adalah tanah wakaf
karena pada tahun 1947 Desa Paloh tidak ada Imam lagi,
sehingga pada suatu malam diadakan rapat untuk pemilihan
Imam, kepala Desa w~tu itu adalah Hasan hen Dadeh. Dalam
pilihan terpilih saksi sebagai Imam, mula-mula saksi tidak
bersedia, lal u Hasan selaku kepala Desa mengatakan "siapa
lagi yang mau meinelihara harta wakaf nenekmu (maksudnya
Tgk. Dadeh) kalau bukan kamu" sehingga akhirnya saksi
bersedia menjadi Imam;
Bahwa terhadap keterangan Terbanding dan saksi-saksinya
pembanding menanggapi mengenai umur saksi berbeda dengan
keterangan yang lalu, maka Pembanding keberatan, mengenai
hal-hal lain tidak ada lagi yang dibicarakan. Pembanding hanya
menyodorkan .surat tanggal 5 Januari 1985 yaitu surat saksi H.
Hasan Abbas yang berhalangan hadir, yang isinya bahwa ia tidak
tahu ten tang asal usu I tanah wakaf Meunasah Paloh;
Bahwa Pengadilan Agama Bireuen juga telah mengadakan
sidang pemeriksaan di tempat terhadap tanah terperkara sehingga
Sket/batas batasnya terdapat sebagai berikut:
I. Utara dengan tanah sawah Pr. Habibah binti Tgk. Meunasah
ukuran 38.35 m:

423
2. Selatan dengan kebun Pr. Ramiah Ibrahim ukuran 19,28
meter;
3. Timur dengan jalan umum ukuran 50 meter,; .
4. Barat dengan tanah sawah peninggalan almarhum Muchtar
Hasan (isterinya) ukuran 56, IO meter;
Di dalam tanah terperkarit tersebut terdapat bangunan
Meunasah, sumur dan W.C. dan dibantu pemeriksaan di tempat
hadir Pembandirig dan Terbanding dan sejumlah masyarakat yang
ikut menyaksikan;
Bahwa Pengadilan Agama Bireuen pada tanggal 8 Maret
1986 telah mengadakan sidang tambahannya yang terakhir di
tempat ahli waris untuk mendengar keterangan ahli waris Dadeh.
yaitu Hamidah binti Dadeh yang menjelaskan sebagai berikut:
Bahwa almarhum ayahnya Dadeh telah mewakafkan hana
terperkara kepada Meunasah Paloh dengan syarat hasilnya (kelapa)
untuk ayah sendiri selama beliau masih hidup, sesudah Tgk. Dadeh
meninggal telah diwakafkan seluruhnya (hasil) oleh adiknya
Peutua Saleh, dan Hamidah mengetahui hal tersebut karena ia
tinggal bersama Peutua Saleh;
Hamidah juga menjelaskan bahwa semua harta almarhum
Dadeh telah difaraidhkan dart masing-masing ahli waris (Mai-
munah. Hasan, Hamidah, Safiah) telah menerima haknya, sedang-
kan harta terperkara tidak difaraidh karena sudah diwakafkan:
Bahwa anak almarhum Dadeh yang bemama Maimunah tidak
dapat didengar keterangan karena sudah sangat uzur/tua;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menerima uraian-uraian yang tercantum dalam putusan Sela


No. 20/ 1985 tanggal 3 Oktober l 98S dan selanjutnya:
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding mengenai urutan-
urutan lmum Meunasah yang terdapat perbedaan antara keterangan

424
saksi Terbanding dengan Terbanding sendiri tidak dapat diterima,
oleh karena hal itu tidak relevan dengan sah tidaknya wakaf, di
samping itu juga disebabkan masalah itu sudah sangat lama,
sehingga logis kalau terjadinya perbedaan keterangan dan justeru
itulah sebabnya adanya lembaga vorparing dalam bidang hukum;
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding tentang adanya
pertentangan pada Putusan Pengadilan Agama Bireuen tentang
Keuchik pada saat terjadi wakaf, juga tidak dapat diterima karena
wakaf tersebut telah terjadi lebih dari tiga puluh tahun yang lalu;
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding mengenai umur
saksi juga tidak dapat diterima, karena umur generasi orang Aceh
yang sudah tua-tua pada umumnya tidak tercatat dan saksi-saksi
Terbanding sudah dapat menjelaskan dengan Pengetahuannya
sendiri sehingga menimbulkan keyakinan Majelis Hakim bahwa
wakaf terhadap tanah terperkara benar telah terjadi;
Menimbang, bahwa · keberatan Pembanding terhadap
pernyataan Terbanding yang menyatakan harta terperkara sejak
tahun 1922 sampai sekarang masih tetap dikuasai oleh nadhir
wakaf, itupun tidak dapat diterima, karena Pembanding tidak dapat
membuktikan bahwa harta tersebut pemah dikuasainya sebelum
tahun 1984, bahkan antara Pembanding dan Terbanding sama-
sama mengakui terjadi sengketa tentang tanah terperkara pada
tahun 1984.
Menimbang, bahwa masalah penerimaan ganti rugi tidak
dapat menjadi bukti tentang hak milik Hasan atas tanah sengketa,
oleh karena dari keterangan saksi-saksi dan ahli waris almarhum
Dadeh yaitu Hamidah dan Sapiah menyatakan bahwa tanah
tersebut adalah milik almarhum Dadeh, dan semua harta almarhum
Dadeh telah difaraidhkan kepada ahli warisnya terrnasuk kepada
Hasan, sedang tanah terperkara tidak ikut difaraidh karena sudah
diwakafkan kepada Meunasah Paloh;
Menimbang, bahwa tentang perbedaan tahun wakaf tahun
1922 dengan tahun 1928 · tidak dapat melemahkan keterangan-

425
keterangan tentang wakaf oleh karcna masa yang sudah sangat
lama, dan di sinilah letak perlu adanya ketentuan tentang lembaga
vorparing (lekat waktu):
Menimbang, bahwa surat-surat keterangan yakni dari
Pembanding yang menyatakan tidak tahu asal usul tanah terperkara
dan ganti yang diterima oleh almarhum Hasan tidak dapat
melemahkan keterangan ten tang adanya wakaf;
Menimbang, bahwa surat-surat keterangan ahli waris
Hamidah, Maimunah dan Sapiah tidak dapat dipertimbangkan
karena tidak dinyatakan di' bawah sumpah di dalam sidang
Pengadilan. Di samping itujuga bertentangan dengan keterangan
Sapiah dan Hamidah · sendiri yang diberikan di depan sidang
Pengadilan di bawah sumpahnya;
Menimbang, bahwa surat keterangan Kan tor U rusan Agama
Kecamatan Peusangan tentang tidak terdahap tanah terperkara
pada Kantor Urusan Agama Kecamatan tidak dapat melemahkan
status tanah tersebut sebagai harta wakaf oleh karena musih banyak
harta-harta wakaf yang belum terdaftar pada Kantor Urusan
Agarne: ·
Menimbang, bahwa tentang batas tanah terperkara telah men-
jadi jelas dengan adanya pemeriksaan di tempat, oleh Pengadi Ian
Agama Bireuen yaitu:
Utara dengan tanah sawah Pr. Habibah benti Tgk. Meunasuh:
Selatan dengan kebun sawah Pr. Ramiah Ibrahim; Timur dengan
jalan Umum; ·
Baral dengan tanah sawah almarhum Muchtar Hasan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka permohonan Pembanding untuk dapat mem-
batalkan Putusan Pengadilan Agama Bireuen Nomor: 319/ 1984
tanggal 24 Desember 1984 tidak dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa semua surat-surat perkara yang diajukan
dalam perkara ini telah dibaca dan telah dipertimbangkan. dengan

426
demikian Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh telah dapat men-
jatuhkan putusannya;

DENGAN MENGINGAT

1. Undang-undang No. 14 tahun 1970 (Lembaran Negara Tahun


1970, No. 74), tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
· Kehakiman;
2. Peraturan Pemerintah No 45 tahun 1957 (Lembaran Negara
tahun 1957, No. 99), ten tang pembentukan Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar'iyah Luar Jawa dan Madura;
3. Keputusan Menteri Agama R.L No. 75 tahun 1979, tentang
Ketentuan biaya berperkara pada Badan Peradilan Agama:
4. Keputusan Menteri Agama R.I. No. 6 tahun 1980, tentang
penyebutan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama:

MENGADILI

Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Bireuen No.319/1984


tanggal 24 Desemher 1984 bertepatan dengan tanggal 3 Rabi'ul
Akhir 1405 H. dengan memperbaiki diktum putusan sehingga
herbunyi sebagai berikut:
I. Menerima gugatan Penggugat;
2. Menetapkan sah wakaf almarhum Tgk. Dadeh alas tanah
terperkara untuk Meunasah Paloh;
3. Memerintahkan Penggugat untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 9.000,- (sembilan ribu rupiah)
4. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara
banding sebesar Rp. 11.000,- (Sebelas ribu rupiah);
Demikianlah Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh
yang ditetapkan dalarn sidang musyawarah Majelis Hakim di
Banda Aceh Ada hari Selasa tanggal 2 September 1986 M,
bertepatan dengan tanggal 27 Zulhijjah 1406 H. oleh kami Tgk.
H. Zainal Abidin Abubakar, SH Ketua Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh sebagai Hakim Ketua Tgk. M. Hasanji dan Ors.
Tgk. Muhammad Sulairnan masing-rnasing sebagui Hakim
Anggota dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka
untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut di hadapan Hakim-Hakim
Anggota yang turut bersidang serta dihadiri oleh Panitera Ora.
Zahriyah Hanafiah, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang
berperkara;

Hakim Ketua

ttd.

Tgk. H. Zainal Abidin Abubakar, SH.

Hakim Anggota Hakim Anggota

ltd. ltd.

Tgk. M. Hasanji Drs. Tgk, Muhammad Sulaiman

Panitera

ttd.

Dra, Zahriyah Hanafiah

428
PUTUSAN
REG. NO. 49/AG/1987

DEMl KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

memeriksa dalam tingkat kasasi . telah mengambil putusan


sebagai berikut dalam perkara :
I. Maryam Binti Puteh,
2. Ja'far bin Hasan Dadeh,
3. Hasmarni binti Hasan Dadeh, masing-masing bertempat
tinggal di Matang.Sago, Kemukirnan Matang Gelumpar Baro,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara;
4. Zahrul Fuady. bertempat tinggal di Tualang Cut, Kabupaten
Aceh Timur. pemohon kasasi dahulu tergugat-tergugat
pembanding;

MELAWAN

I. Mahyeddin Ibrahim, Imam Meunasah Paloh/Nadhir harta


Wakaf Paloh~
2. Mardani Usman, Keuchik/Kepala Desa Paloh, masing-masing
bertempat tinggal di Desa Paloh, Kernukiman Simpang II,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Aceh Utara, termohon-
terhomon kasasi dahulu penggugat-penggugat/terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Melihat surat-surat yang bersangkutan; .
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebul ternyata bahwa
sekarang termohon-termohon kasasi sebagai penggugat asli telah

429
menggugat sekarang pemohon kasasi sebagai tergugat asli di muka
persidangan Pengadilan Agama Bireuen pada pokoknya atas dalil-
dalil:
bahwa sekitar tahun 1922 Almarhum Dadeh bin Blang semasa
hidupnya telah mewakafkan sepetak kebun yang perinciannya
mengenai letak luas serta batas-batasnya sebagai tersebut dengan
jelas dalam surat gugatan untuk Meunasah Desa Paloh yang
diterima oleh Tgk. Imum Haji Dayah; bahwa kebun tersebut sejak
diwakafkan oleh Dadeh bin Blang O 922) sampai sekarang masih
tetap dikuasai oleh Nadhir Harta Wakaf Meunasah Desa Paloh
dan kira-kira 2 bulan setelah terjadi wakaf lalu dibangun balai
tempat sembahyang dan. kemudian dibi kin Meunasah yang besar
hingga sekarang masih tetap ada;
bahwa setelah Meunasah tersebut siap dibangun oleh Tgk.
Peutua Saleh dan masyarakat setempat kemudian diangkat lmum-
imum yang menguasai Meunasah dan kebun wakaf tersebut, yaitu:
1. Tgk. lmum Haji Dayah:
2. H. Imum Daud Meunasah Barut;
3. Tgk. Imum Ahmad Pulo Reudep;
4. Tgk. lmum Mahmud Tgk. Nyak Mud;
5. Tgk. Imum Syeh Ahmad Pulo Blang;
6. Tgk. Imum Ibrahim b. Peukan;
dan setclah Imum-imum tersebut di atas habis masa
jabatannya, maka telah dipilih oleh masyarakat Imum-imum lain
yang berturut-turut yaitu:
l. Tgk. Imum Usman Hanafiah:
2. Tgk. Imum Ben Hasan Meunasah;
3. Tgk. Imum Muhammad Ibrahim;
4. Tgk. Imum Abdullah A. Rahman;
5. Tgk. lmum Ismail laliman;
6. Tgk. lmum Muhammad b. Blang;
7. Tgk. lmum Mahyeddin Ibrahim;

430
bahwa yang menjadi Keuchik pada waktu terjadi wakaf adalah
Hasan Ibrahim b. Tgk. Dadeh ayah dari tergugat asli (ja'far),
padahal pada masa Hasan Ibrahim b. Tgk. Dadeh menjadi Keuchik
tidak pernah dinyatakan bahwa kebun tersebut bukan harta wakaf,
tetapi akhir-akhir ini tergugat asli telah mendakwa bahwa nenek/
kakeknya (Tgk, Dadeh) tidak pernah mewakafkan harta tersebut
kepada Meunasah Desa Pal oh dengan surat tanggal 31 Juli 1984
yaitu ketika masyarakat desa Paloh akan membangun Meunasah
baru serta bahan-bahannya pun telah dipersiapkari;
bahwa berdasarkan 'hal-hal tersebut di atas maka penggugat
asli menuntut kepada Pengadilan Agama Bireuen agar memberikan
putusan sebagai berikut:
Agar mengesahkan kebun tersebut sebagai harta wakaf
Meunasah Paloh yang diwakafkan oleh Dadeh b. bin Blang;
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama Bireuen
telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 24 Desember
1984 M bertepatan dengan tanggal 3 Rabi'ul Akhir 1405 H.
No.319/1984 yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
''I. Mcnerima gugatan penggugat;
''2. Menetapkan sah wakaf kebun tersebut untuk Meunasah Paloh;
"3. Memerintahkan penggugat untuk membayar biaya perkara
sebanyak Rp. 4.750,- (empat ribu tujuh ratus lima puluh
rupiah);
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan
tergugat-tergugat telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh dengan putusannya tanggal 2 September 1986 M.
bertepa.tan dengan tanggal 27 Zulhijjah 1406 H No. 20/ 1986;
bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
tergugat-tergugat/pembanding pada tanggal 5 Januari 1987
kemudian terhadapnya oleh tergugat-tergugat/pernhanding dengan
perantaraan kuasanya khusus, tanggal 5 Desember 1985 diajukan
permohonan untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal
14 Januari 1987 sebagaimana ternyata dari surat keterangan No.
PA.a/5/P/Hk.03.4/1984 yang dibuat oleh Pengadilan Agama
Bireuen permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi
yang memuat alasan-alasannya yang diterima .di kepaniteraan
Pengadilan Agama tersebut pada tanggal 26 Januan 1987;
bahwa setelah itu oleh penggugat-penggugat/terbanding yang
pada tanggal 3 Pebruari 1987 telah diberitahu tentang memori
kasasi dari tergugat-tergugat/pembanding, diajukan jawaban
memori kasasi yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama
Bireuen pada tanggal 16 Pebruari 1987;
Menimbang,bahwa dengan berlakunya Undang-undang No
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka permohonan
kasasi atas putusan atau penetapan Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan pene-
rimaan memori kasasi yang memuat alasan-lasannya, serta
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
saksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formil dapat diterima.
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh
pemohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
ialah:
1. bahwa tanah sengketa yang digugat termohon kasasi sebagai
harta wakaf adalah merupakan sengketa harta milik, oleh
karena tanah sengketa adalah tanah pusaka yang diterima
pemohon kasasi dari almarhum Hasan bin Dadeh, bukan lagi
harta almarhurn Dadeh oleh karena itu bukan lagi wewenang

432
Pengadilan Agama melainkan termasuk wewenang Pengadilan
lain;
2 bahwa pemohon kasasi dalam pemeriksaan ulang telah
mcngajukan saksi-saksi dan surat-surat bukti, akan tetapi
ditolak tanpa alasan dan tidak dipertimbangkan;
3.. bahwa Pcngadilan Tinggi Agama telah salah dalam mencrap-
kan hukum sebab tidak mempertimbangkan tentang perbedaan
tanah yang terdapat dalam surat gugatan dengan penjelasan
termohon kasasi di dalam sidang, sehingga tidak mencer-
minkan rasa keadilan dan merusak citra Pengadilan itu sendiri:

Menimbang:
Mengenai keberatan ad.I.
bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karcna judex
facti tidak salah menerapkan hukum, lagi pula hal ini mengenai
penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang
suatu kenyataan hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam
perneriksaan dalam tingkat kasasi, karena perneriksaan dalam
tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau
ada kesalahan dalam penerapan atau pelanggaran hukum yang
berlaku sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 Undang-
undang Mahkamah Agung Indonesia (Undang-undang No. 14
tahun 1985);

mengenai keberatan-keberatan ad.2, dan 3:


bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena hat
ini mengenai penilaian hasil pembuktian dan seperti yang telah
dipertimbangkan di atas keberatan serupa itu tidak dapat dipertim-
bangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimhangkan di
alas, lagi pula dari sebab tidak ternyata bahwa putusan judex

433
facti dalam perkara ini bertentangan dengan hukum dan/atau
Undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
pemohon-pemohon kasasi : Maryam binti Puteh. dkk
tersebut hams ditolak.
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 tahun
1970, dan Undang-undang No. 14 tahun 1985 yang bersangkutun:

MENGADlLI:

.Menolak perm oho nan kasasi dari pemohon-pemohon kasasi:


1. Maryam binti Putch, 2. Jafar bin Hasan Dadeh. S. Hasmarni
binti Hasan Dadeh, 4. Zahrul Fuady tersebut;
Menghukum pemohon-pemohon kasasi akan membayar biaya
perkara dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp. 20.000,-
( dua puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari: Kamis, tanggal 17 Nopember 1988
dengan Prof. H. Busthanul Arifin, SH Ketua . Muda yang ditunjuk
oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H. Arnirocd-
din Noer, SH. dan Prof. H. Md. Kholid, SH sehagai Hakim-
Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuku pada hari:
Rabu, Tanggal 14 Desember 1988 oleh Ketua sidang tersebut.
dengan dihadiri oleh H. Amiroeddin Noer, SH. dan Prof. H. Md.
Kholid. SH. Hakim-hakim anggota dan Ny. Nawangsih Soctardi.
SH. Panitera Pcngganti, dengan tidak dihadiri olch kcduu bclah
pihak:

434
:::
Hakim-Hakim Anggota: Ketua:

ttd. ttd.

H. Amiroeddin Noer, SH. Prof. H. Busthanul Arifin, SH.

ltd.

Prof. H. Md. Kholid, SH.

Panitera Penggami:

ltd.

Ny. Nawangsih Soetardi, SH.

435
Satria Effendi M. Zein

Analisis Yurisprudensi :
TENTANG SENGKETA TANAH WAKAF

Pendahuluan
Wakaf yang terambil dari kata kerja bahasa Arab waqafa itu,
menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum
Islam wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan
lama zatnya kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf) baik
berupa perorangan maupun berupa badan pengelola dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal
yang sesuai dengan ajaran syari'at Islam. Harta yang telah diwakaf-
kan, keluar dari hak milik yang mewakafkan, dan bukan pula
menjadi hak rniliknadzir atau tempat menyerahkan, tetapi menjadi
hak Allah dalam pengertian hak masyarakat umum.
Sebagai institusi keagamaan yang erat hubungannya dengan
masalah sosial ekonomi, wakaf telah dilaksanakan oleh umai Islam
dari periode awal, di masa Rasulullah, Rasulullah menganjurkan
agar para sahabat yang punya harta mewakafkan sebagian hartanya
kepada jalan Allah. Hampir semua sahabat yang mempunyai harta
kekayaan te]ah mewakafkan sebagian hartanya ke jalan Allah.
Dalam mendorong para sahabat untuk berwakaf, Rasulullah pernah
bersabda bahwa barang siapa yang menahan (mewakafkan) seeker
kuda pada jalan Allah dengan didorong oleh iman dan keikhlasan-
nya, maka sesungguhnya pada hari kemudian (hari kiamat)
keringatnya, kotorannya, dan air seninya akan ditimbang dengan
balasan kebaikan yang banyak (H.R. Nasa-i). Di samping wakaf
untuk umum (wakaf khairy), wakaf yang secara khusus untuk
kirahat (wakaf dzurry) juga menjadi perhatian Rasulullah. Anas
menceritakan, 'bahwa seorang sahabat bernama Abu Thalhah

43~
adalah di antara para sahabat yang hartawan di Medinah.
Sedangkan harta yang paling dicintainya adalah Bairuha (kebun
korma di dekat mesjid Nabi). Rasulullah sering masuk ke dalam
kebun itu untuk mengambil air minum karena di dalamnya ada
sebuah mata air yang baik sekali. Ketika turun ayat yang artinya:
"Sama sekali kamu tidak akan mendapat kebaikan sehingga kamu
nafkahkan, sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya "
(Ali 'Imran : 92), lalu Abu Thalhah menemui Rasulullah sambil
menyatakan : Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman
bahwa sama sekali kamu tidak akan sampai kepada kebajikan
sebelum kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cintai.
Dan sesungguhnya harta yang aku cintai adalah Bairuha. Dan
aku berikrar bahwa kebun itu saya sedekahkan (wakafkan) ke
jalan Allah. Saya mengharapkan bahwa kebajikanya akan menjadi
simpananku di sisi Allah. Silahkan ambil Ya Rasulullah, dan
pergunakanlah menurut kehendakmu". Rasulullah bersabda:
"Sungguh hebat. Itulah harta yang membawa keuntungan. Telah
Aku dengar apa katamu tentang harta itu". Selanjutnya Rasulullah
Saw memberi petunjuk dengan mengatakan : "Menurut penda-
patku agar kamu berikan (wakafkan) harta itu kepada ahli
kirabatmu". Abu Thalhah lalu membagikannya (mewakafkannya)
kepada kirabatnya, antara lain kepada putera pamannya (H.R.
Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut menjadi alasan bagi
keabsahan berwakaf kepada sanak famili seperti anak, cucu, atau
kirabat terdekat yang sedang membutuhkan pertolongan, yang
kemudian dikenal dengan wakaf dzurry.
Bagi masyarakat Islam di Indonesia, perwakafan sudah tidak
asing lagi, sudah dikenal dan dipraktekkan bersamaan dengan
masuknya agama Islam di Indonesia. Menyadari manfaatnya yang
besar dan rnenarik, baik bagi si wakif terutama bagi kehidupannya
di kemudian hari, maupun bagi kepentingan umum, maka orang-
orang Islam Indonesia yang mampu telah menyisihkan sehagian

438
hartanya untuk diwakafkan. Hal ini dapat dibuktikan di mana-
mana banyak lokasi tanah wakaf, di samping wakaf bangunan
dan benda-benda lainnya yang sah diwakafkan, Dua bentuk
praktek wakaf yaitu wakaf dzurry (untuk keluarga dekat) dan
wakaf khairy (untuk umum), yang paling banyak dilakukan oleh
masyarakat muslim di Indonesia adalah bentuk wakaf yang disebut
terakhir, yaitu wakaf khairy. Pemerintah telah berusaha untuk
mengamankan dan melestarikan harta wakaf, agar manfa'at harta
wakaf dapat dinikmati, baik oleh si wakif, maupun oleh umat
sesuai dengan tujuan si wakif dalam mewakafkan hartanya. U ntuk
itu, antara lain Pemerintah R.I. telah mengaturnya dalam pasal
47 ayat (3) Undang-undang Pokok Agratia (UUPA) nomor 5
tahun 1960, yang pelaksanaannya dituangkan dalarn Peraturan
.::
Pemerintah nomor 28 tahun 1977. Selanjutnya diikuti dengan
berbagai peraturan perundangan yang lain, dan kemudian
dike Iuarkan pula Instruksi Bersama Menteri Agama dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional nomor 4 tahun 1990/ 24 tahun 1990
tentang Pensertifikatan Tanah Wakaf.
Dalam kitab-kitab fiqih, untuk melindungi harta wakaf
ditemui peraturan yang begitu ketat, antara lain dengan ketentuan
adanya nadzir bagi setiap harta wakaf. Nadzir adalah seseorang
yang ditunjuk oleh yang berwakaf atau suatu badan yang dibentuk
oleh masyarakat atau penguasa, untuk menjaga dan memelihara
harta wakaf. Dalam perkembangannya, pengertian nadzir bukan
hanyu ibarat penjaga rumah yang bersifat pasif, tetapi secara
aktif melakukan kegiatan bagaimana harta wakaf tetap awet dan
tetap produktif. bagaimana harta wakaf itu tetap dapat mendatang-
kan hasil yang maksirnal, dan selanjutnya bagaimana pendaya-
gunaan hasilnya sesuai dengan tujuan semula dari orang yang
mewakafkannya. Praktek seperti inilah yang dapat dilihat pada
pengelolaan harta wakaf pada Universitas Islam tertua, yaitu
Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

439
Harta wakaf adalah amanah Allah yang terletak di tangan
Nadzir. Oleh sebab itu, nadzir adalah orang yang paling
bertanggung jawab terhadap harta wakaf yang dipegangnya, baik
terhadap benda wakaf itu sendiri, maupun terhadap.hasil dan
pengembangannya. Seperti telah kita kemukakan sebelumnya harta
wakaf bukanlah hak milik si nadzir. Nadzir hanya berhak
mengambil sekedar imbalan dari jerih payahnya dalam mengurus
harta wakaf itu. Lebih dari itu sudah dianggap mengkhianati
amanah Allah. Setiap kegiatan si nadzir terhadap harta wakaf,
harus dalam pertimbangan kesinambungan harta wakaf. Manfa'at
yang akan diterima oleh si wakif, sangat tergantung kepada si
nadzir, karena di tangan si nadzir harta wakaf dapat terjamin
kesinambungannya. Oleh karena begitu penting kedudukan nadzir
dalam perwakafan, maka pada diri si nadzir perlu terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Di antara persyaratan-
persyaratan itu ialah, di samping telah baligh dan berakal, juga
mernpunyai kepri badian yang dapat dipercaya. Seorang
pengkhianat atau pembohong tidak layak untuk dijadikan nadzir
harta wakaf. Selain itu, yang akan menjadi nadzir hendaklah
seseorang yang mempunyai kesediaan dan kemampuan untuk
memelihara dan mengelola harta wakaf. Dua persyaratan itu adalah
penting, karena tanpa itu, harta wakaf akan terputus dan tersia-
sia. Dengan langkanya tanah dan melonjaknya harga tanah, akan
mendorong para nadzir yang tipis imannya dan tidak dapat
dipercaya, untuk menyalahgunakan harta wakaf. Hal ini sangat
mungkin terjadi, terutama pada sebagian besar tanah wakaf lama
(sebelum P.P.28/1977) yang belum punya surat-surat sama sekali
dan tidak pula ada saksi yang mengetahui secara pasti. Kejujuran
nadzir dalam kondisi yang demikian lebih diperlukan, karena
tanpa itu, rnaka harta wakaf yang berada di tangannya akan
dianggapnya seperti.miliknya sendiri sampai kepada keturunannya.
Di samping itu, seperti telah dikemukakan di atas, kemampuan
untuk mengelola harta wakaf juga diperlukan, karena tanpa itu

440
peningkatan hasilnya tidak akan tercapai secara maksimal.
Persyaratan nadzir seperti terdapat dalam kitab fikih ini, juga
mendapat perhatian Pemerintah Indonesia. Dalam Peraturan
Menteri Agama nomor I tahun 1978 Bab IV pasal 10 ayat 1
dijelaskan bahwa: Nadzir berkewajiban mengurus dan mengawasi
harta kekayaan wakaf dan hasilnya meliputi: .... b) memelihara
tanah wukaf, c), memanfa'atkan tanah wakaf, d), mernanfa'atkan .
dan berusaha meningkatkan hasil wakaf (dan seterusnya).
Dalarn pelaksanaan wakaf di Indonesia, terutama sebclum
P.P. No.28 tahun 1977, ternyata ketentuan adanya nadzir bagi
hartu wakaf dalam persyaratan seperti disebutkan dalam buku-
buku Iikih, helum sepenuhnya mendapat perhatian masyarakat
pada umumnya, dan khususnya pihak yang berwakaf. Pada diri
si wakif yang amat menonjol adalah sisi ibadah dari praktek
wukaf. Oleh karena itu, bisa jadi seorang wakif mewakafkan
hartanya tanpa memperhitungkan siapa yang menjadi nadzirnya,
atau tanpa memperhitungkan nadzir yang ditunjuknya apakah
memenuhi syarat atau tidak. Sering ditemukan tanah wakaf yang
tidak jelas siapa nadzirnya yang sah. Di samping itu, banyak pula
ditemukan nadzir yang menyalahgunakan harta wakaf, atau
sengaja menyembunyikan harta wakaf, sehingga tidak .dapat
dimanfa'atkan oleh masyarakat umum, sesuai dengan tujuan si
wakifnya. Penulis menyadari sudah agak panjang berbicara tentang
nadzir wakaf dalam pendahuluan ini. Hal itu dilakukan, mengingat
tidak jarang terjadi permasalahan tanah wakaf yang sulit peme-
cahannya karena nadzirnya yang tidak jelas atau nadzir itu sendiri
yang tidak mempunyai rasa tanggungjawab. Sengketa harta wakaf
memang sering terjadi, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di
negeri-negeri Islam lainnya, dan bukan saja pada periode sekarang,
tetapi juga dari · abad-abad awal, pada waktu sedang berkem-
bangnya hukum fikih Islam. Oleh karena itu masalah perwakafan
mendapat perhatian khusus dalam buku-buku klasik. Sehubungan
dengan itu, tulisan ini disiapkan uhtuk mempelajari sebuah

441
sengketa wakaf yang pernah diangkat ke Pengadi lan Aga~a
Lhoksukon, hendak dilihat dengan kacamata fikih klasik dari
berbagai mazhab yang sempat dijangkau. Kajian ini sematarnata
dilandaskan atas inforrnasi khazanah fiqhiyah dalam buku-buku
klasik. Tujuannya hanyalah untuk memperkaya dan rnemperluus
wawasan kita bersarna dalam bidang fikih Islam yang masih
banyak terpendam dalam kitab-kitab "kuning" yang sudah hampir
terlupakan oleh generasi sekarang. Penulis menyadari bahwa
kajian ini bukanlah dilakukan secara kornprehensif tcntang
sengketa yang cepat ditangkap dari berkas perkara yang scmpai
kami baca. Oleh karena itu, maka apa yang kami kcmukakan
disini, tidak mengurangi bobot yang telah ada.

Tentang Duduknya Perkara


Penggugat Abdullah bin Luthan, umur 59 tahun, pckerjaan
Imam Desai BHA Desa Mns, Tanjong Ara, Kecamutan Tanah
Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, dengan surat gugutannya
tertanggal 19 Desember 1989, terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Lhoksukon, dengan nornor l/G/1990/PALSK.
telah mengajukan, bahwa dalam tahun 1926. beberapa orang pen-
duduk Desa Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye. yang
terdiri dari Ampon A. Wahi, Pa. Tulot, Pr. Katijah, Pr. Ubit.
mereka telah secara bersama-sama mewakafkan sehidang tanah
kebun untuk ternpat pekuburan kaum muslimin Desa Tunjung
Ara, serta untuk tempat pendidikan agama Islam. Bahwa kebun
tersebut, terlciak di Desa Tanjong Ara. Kecamatan Tanah larnbo
Aye. Kabupaten Aceh Utara. Bahwa kemudian, dalam tahun 1971
oleh M. Naf Abdullah, beserta beberapa orang anggota masya-
rakat Dcsa Tanjong Ara menukarkan tanah wakaf tersebut dengan
tanah sawah milik Tgk. Abdurrahman (Tergugat). Oleh sebab itu
tanah kebun ( wakaf) terse but sekarang dikuasai oleh Tergugat.
sedangkan tanah sawah itu dikuasai oleh masyarakat. Bahwa

442
semula pertukaran tersebut dimaksudkan agar Tergugat selaku
seorang yang memilik.i pengetahuan agarna Islam mempergunakan
tanah itu sebagai tempat pendidikan agama Islam. Akan tetapi
ternyata tanah tersebut tidak difungsikan sebagai tujuan pemberi
wakaf. Bahwa oleh karena hal-hal tersebut, maka Penggugat
selaku Ketua BHA Desa Tanjong AM memohon pada Pengadilan
Agama Lhoksukon agar berkenan menetapkan bahwa tanah kebun
terperkara adalah tanah kebun wakaf untuk masyarakat Desa
TanjongAra, dan memerintahkanTergugat untuk mengembalikan
tanah wakaf tersebut kepada masyarakat Desa Tanjong _ Ara.
Pihak Tergugat dalam jawabannya menegaskan, bahwa tanah
kebun terperkara sekarang berada dalam kekuasaan Tergugat.
· karena dalam tahun 1971 oleh Keuchik Nafi Abdullah selaku
Keuchik Desa Tanjong Ara, telah menukarkan tanah kebun
terperkara dengan tanah sawah milik Tergugat yang terletak di
Desa Tanjong Ara. Bahwa terjadinya penukaran tanah kebun
terperkara dengan tanah sawah Tergugat, menurut tergugat adalah
sah, karena tanah kebun terperkara berstatus tanah Musara, bukan
tanah wakaf, Bahwa Tergugat berdalih tanah kebun terperkara
adalah Musara, karena pada suatu saat seorang laki-laki bernama
Ampon H. Wahi, mempunyai sebidang tanah kebun lalu
diberikannya untuk masyarakat Desa Tanjong Ara. Bahwa
kemudian oleh anak Ampon H. Wahi ketika mendirikan rumahnya
pada kebun yang terletak berdekatan dengan tanah yang telah
diberikan (diwakafkan) untuk kepentingan masyarakat Tanjong
Ara tersebut, sebagian rumah yang dibangun itu terkena tanah
kebun yang telah diwakafkan itu, maka oleh Ampon H.Wahi
secara bermusyawarah dengan masyarakat Desa Tanjong Ara,
memberikan tanah lain untuk kepentingan masyarakat, yaitu tanah
miliknya sendiri yang bukan tanah kebun terperkara sekarang.
Perkara ini telah diputuskan oleh Pengadilan Agama
Lhoksukon dalam putusannya nomor l/P/1990/PA-LSK dengan

443
menetapkan bahwa tanah terperkara adalah tanah wakaf untuk
rnasyarakat Desa Tanjong Ara, dan dalam keputusannya nomor
210/G/ 1990/PA/LSK, tanggal 5 Desember 1990 dengan amarnya
antara lain menghukum Tergugat uniuk menyerahkan tanuh wakaf
tersebut kepada Penggugat sesuai dengan putusan Pengadilan
Agama nomor 1/P/l 990 PA-LSK. Keputusan ini tidak diterima
oleh Tergugat dan naik banding ke Pengadilan Agama Banda
Aceh. PTA Banda Aceh dalam putusannya nomor 30/1990 telah
menguatkan putusan Pengadilan Agama Lhoksukon tersebut.
Kemudian Tergugat mengajukan permohonan Kasasi kc
Mahkamah Agung, dan Mahkamah Agung menolak permohonan
kasasi tersebut.

Analisis
Setelah membaca duduk perkara di atas dan jalan perkaranya
dipahami terjadinya tukar menukar sebidang tanah kebun dari
pihak anggota masyarakat, yaitu M. Nafi Abdullah beserta
beberapa anggota masyarakat lainnya dengan sebidang tanah
sawah kepunyaan Tgk. Abdurrahman (Tergugat). Atas dasar itu,
tanah kebun itu dikuasai oleh Tergugat, dan sebaliknya tanah
sawah dikuasai oleh masyarakat. Penggugat menuntut bahwa
tanah kebun yang ditukarkan itu adalah tanah wakaf. Untuk
menguatkan tuntutannya itu, Penggugat telah mengajukan
beberapa orang saksi. Sebaliknya Tergugat telah membantah
bahwa kebun itu adalah tanah wakaf. Menurut Tergugat tanah itu
berstatus tanah musara, yang oleh karena itu praktek tukar
menukar itu adalah sah. Untuk itu Tergugat telah mengajukan
beberapa orang saksi. Setelah memperhatikan keterangan saksi-
saksi dua belah pihak, ternyata keterangan saksi-saksi pihak
Penggugat lebih meyakinkan. Hal ini merupakan penimbangan
mengapa Pengadilan Agama Lhoksukon memutuskan bahwa tanah
kebun itu adalah .tanah wakaf. Adapun tentang tukar menukar
tanah wakaf, Pengadilan Agama Lhoksukon mengemukakan

444
bahwa untuk menukar (ibdal) tanah wakaf, harus berpedoman
kepada ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pernerintah
nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, pasal 11
ayat ( l ). (2). dun (3).
Yang dimaksud dcngan ketentuan tersebut ialah sebugai
berikut:
Pasal 11 : ( I ) Pada dasarnya terhadap tanah milik yang telah .
diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan
peruntukan atau penggunaan lain daripada yang
dimaksud dalam ikrar wakaf.
(2) Pcnyimpangan dari ketentuan terscbut dalam
ayat ( 1) hanya dapat dilakukan terhadap hal-
hal tertentu, setelah terlebih dahulu mcndapat
persetujuan tertulis duri Menteri Agarna, yakni:
a. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan
wakaf seperti yang diikrarkan oleh waki f.
b. Karena kepentingan umum.
(3) Pcrubahan status tanah milik yang telah diwa-
kafkan dan perubahan penggunaannya sebagai
akibat ketentuan tersebut dalam ayat (2) harus
dilaporkan oleh Nadzir kepada Bupati/
Walikotamadya Kepala Daerah cq. Kepala Sub
Direktorat Agraria setempat untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut.
Praktek tukar menukar yang dilakukan oleh M. Nafi Abdullah
dan Tgk. Abdurrahman terhadap tanah wakaf yang diperkarakan
tersehut, jelas tidak .sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam P.P. no. 28 tahun 1977 seperti tersebut di atas.
Atas dasar itu, tukar menukar yang telah dilakukan itu tidak sah.
Dengan demikian Tergugat harus mengembalikan tanah kebun
itu kepada masyarakat, dan tanah sawah harus dikembalikan
kepada.Tgk. Abdurrahman.

445
Dalam tulisan ini, penulis akan melihat sisi lain yang terlihat
dalam perkara terse but. Terlepas dari mempersoalkan status M.
Nafi Abdullah yang menukarkan tanah itu apakah ia sebagai
Nadzir yang ditunjuk oleh yang berwakaf, atau sebagai Keuchik
Desa Tanjong Ara, yang jelas apa yang dilakukan M. Nafi
Abdullah cs. kelihatannya mendapat pengakuan dari Pcnggugat.
Namun apa yang diakui oleh Penggugat itu tidaklah secara mutlak
tanpa syarat, Menurut.Penggugat tujuan penukaran semula adalah
agar Tgk. Abdurrahman selaku orang yang memiliki pengetahuan
agama Islam menggunakan tanah tersebut sebagai tempat
pendidikan agama Islam.
Artinya, bilamana Tgk. Abdurrahman dapat memenuhi
persyaratan itu, kelihatannya Penggugat akan menganggap tukar
menukar itu adalah sah, meskipun dengan demikian akun tirnbul
masalah lain, yaitu bagaimana status tanah yang sedang dikuasai
oleh masyarakat, Persoalan yang akan dikaji berikutnya adulah
tentang adanya syarat dalam tukar menukar tersehut. Tukar
meriukar seperti dernikian disebut dengan akad bersyarat.

Hukum Tukar Menukar Bersyarat


Di antara hal-hal yang mendasar dalam kajian Iikih adalah
masalah praktek akad bersyarat, baik dalam akad nikah, maupun
akad transaksi seperti tukar menukar. jual beli dan sebagainya.
Umpamanya menukar seekor kuda dengan seekor lernbu dengan
syarat bahwa kuda itu tidak boleh digunakan untuk pcrang. Atuu
dalam akad nikah, wali penganten perempuan mensyaratkan agar
anak wanitanya tidak boleh digauli scbagaimana layaknya seorang
isteri. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda
bahwa: " .... Syarat-syarat yang berlawanan dengan kundungan
Kitabullah, adalah batal meskipun terdiri dari ratusan syarat.
Ketentuan Allah lcbih herhak untuk diikuti, dan syarat Allah lchih
dapat dipercaya."

446
Hadits tersebut secara tegas menjelaskan bahwa setiap syarat
buatan manusia yang· bertentangan dengan ketentuan Allah dan
Rasul-Nya adalah batal. Berlandaskan kandungan hadits tersebut,
ulama fikih merumuskan kaedah yang artinya: "Ketentuan-.
ketentuan yang ditetapkan oleh syara' didahulukan atas ketentuan
yang ditetapkan oleh syarat (buatan manusia)", Sejalan dengan
itu kaedah lain menjelaskan bahwa: "Tiap-tiap syarat yang
merubah ketentuan syari'at, adalah batal". Dalam memahami hadits
yang kemudian dirumuskan dalam kaedah-kaedah di atas, ulama
membagi syarat-syarat buatan manusia dalam suatu akad kepada
dua kategori. Pertama, syarat-syarat yang jelas bertentangan atau
berlawanan dengan tujuan utama dari suatu akad. Umpamanya
tujuan akad nikah adalah untuk menghalalkan wanita yang
dinikahi itu bagi suaminya. Suatu persyaratan yang menelantarkan
tujuan tersebut adalah dilarang, karena membatalkan ketentuan
syari 'at. Oleh karena · itu .apabila seorang wali bagi penganten
wanita dalam akad nikah mensyaratkan bahwa akad nikah y~ng
dilakukan itu tidak berfungsi menghalalkan wanita yang dinikahi,
maka syarat seperti itu bertentangan dengan tujuan disyari'at-
kannya akad nikah. Tiap-tiap syarat yang berlawanan dengan
tujuan syari'at adalah batal. Dalam jual beli bilamana sipenjual
mensyaratkan tidak dibenarkannya si pembeli untuk memanfaat-
kan benda yang dibelinya, adalah syarat yang bertentangan dengan
disyari'atkan akad jual beli. Dua contoh di atas, adalah syarat-
syarat yang membatalkan ketentuan syari'at. Allah telah
menetapkan akad nikah sebagai sebab bagi halalnya seorang
wanita bagi laki-Iaki yang mengakadkan nikah itu. Akad jual beli
telah ditetapkan oleh syari'at sebagai sebab bagi perpindahan rnilik.
untuk selanjutnya benda yang dibeli/dimiliki itu dapat diman-
faatkan oleh pemiliknya. Oleh karena telah bertentangan dengan
hal-hal yang bersifat esensial dalam akad itu, maka ulama
berkesirnpulan bukan saja syaratnya yang tidak sah, tetapi juga
akadnya tidak sah sama sekali. Bentuk kedua adalah. syarat yang

447
tidak merusak rukun akad, atau tidak bertentangan/sama sekali
dengan maksud utama dari suatu akad. Umpamanya, dalam akad
nikah, wali penganten perempuan mensyaratkan agar putrinya
belum boleh digauli selama setahun tanpa ada .alasan yang ma'qul,
atau tidak dibenarkan untuk diajak jalan bersarna ke tempat
tertentu tanpa alasan yang logis. Atau seorang perempuan
mensyaratkan bahwa dalam kehidupan rumah tangga suami tidak
boleh membatasi kebebasan isterinya itu bergaul dengan laki-
laki lain, atau mensyaratkan agar suami tidak boleh mencampuri
urusan pribadi isterinya dalam kehidupan rumah tangga. Beberapa
contoh syarat yang kita kemukakan di atas, tidak merusak rukun
akad, tetapi merupakan pembatasan kewenangan. Oleh karena
itu ulama menyimpulkan bahwa akadnya tetap dianggap sah,
sedangkan syarat-syarat seperti itu tidak mengikat sama sekali
karena tidak sejalan dengan ketetapan syari'at.
Bila kita bandingkan dengan kasus yang sedang dibahas ini,
maka bentuk tukar menukar yang dilakukan oleh M. Nafi Abdullah
dan Tgk. Abdurrahman tentang tanah kebun itu termasuk kepada
akad bersyarat pada kategori kedua, yaitu syarat yang bukan
menghilangkan sama sekali fungsi akad, tetapi hanya sekedar
membatasi kewenangan Tgk. Abdurrahman. la hanya dibolehkan
menggunakan tanah itu untuk tempat pendidikan agama Islam.
Persyaratan seperti ini, meskipun tidak merusak rukun akad, dan
tidak membatalkan sama sekali tujuan akad namun dari sisi
pembatasan kewenangan Tgk. Abdurrahman selaku pemilik harta,
tetap dianggap menyalahi ketetapan syari'at. Oleh karena itu ulama
menetapkan bahwa persyaratan seperti itu adalah batal, tidak
mengikat, sedangkan akad itu sendiri adalah sah. Bilamana
masalahnya sampai di sini saja, maka gugatan Penggugat bahwa
Tergugat telah menggunakan tanah itu bukan seperti yang telah
disyaratkan dalam · akad tukar menukar itu, sudah tidak lagi
relevan, karena persyaratan seperti itu jelas bertentangan dengan
kehendak akad, Berdasarkan tukar menukar yang sah, berarti tanah

448
kebun itu telah menjadi hak milik Tgk. Abdurrahman. Ia bebas
menggunakannya menurut kehendaknya. Kesimpulan ini akan
terasa kokoh bilamana masalahnya sampai di sini dan berpegang
kepada pernyataan Tgk. Abdurrahman bahwa tanah kebun yang
ditukarkan itu bukan tanah wakaf, sehingga tukar menukar itu
dianggapnya sah. Namun masalahnya bukan sampai disini saja.
Karena dari keterangan para saksi yang diajukan Penggugat
dibuktikan bahwa tanah kebun yang ditukarkan itu adalah tanah
wakaf. Berdasarkan ini, pertanyaan yang timbul selanjutnya ialah
tentang hukum menukar atau menjual harta wakaf.

Hukum Menjual atau Menukar Harta Wakaf


Sehelumnya telah kita kemukakan ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun I 977 ten tang
Perwakafan Tanah Milik. Dalam Peraturan Pemerintah itu terdapat
ketentuan penukaran (ibdal) tanah wakaf. Dari segi fikih, seperti
pernah kita kernukakan sebelumnya, bahwa harta wakaf telah
lepas dari milik yang mewakafkan, dan bukan pula milik si Nadzir,
tetapi menjadi milik Allah (milik umum). Artinya, meskipun
manfa'atnya dapat dinikmati oleh Nadzir dan masyarakat tempat
mewakafkan, namun harta yang diwakafkan itu harus tetap dan
tidak dapat dimiliki oleh siapapun. Pernyataan tersebut mengan-
dung pengertian bahwa tak seorang pun yang mempunyai
kewenangan untuk menghibahkan dan memperjualbelikan atau .
menukarkannya. Dalilnya hadits yang dirlwayatkan oleh Bukhari/
Muslim (Muttafaqun 'alaih) yang. menyatakan Iarangan
memperjual belikan harta wakaf. Larangan tersebut diucapkan
Rasulullah pertama kalinya pada masa awal disyari 'atkannya
wakaf, yaitu pada waktu Umar bin Khattab memperoleh tanah
perkebunan yang luas di Khaibar. Untuk memanfaatkannya Umar
meminta petunjuk kepada Rasulullah. Rasulullah lalu
menasehatkan. jika Umar mau, tanah itu diwakafkan saja kepada
pihak yang sedang membutuhkannya. Waktu itu Rasulullah
menegaskan bahwa: "tanah wakaf itu tidak boleh dijual, tidak
boleh diwariskan, dan tidak pula dihibahkan". Umar lalu melak-
sanakan petunjuk Rasulullah itu, dan hasilnya digunakan untuk
kepentingan sosial seperti membantu fakir miskin, membebaskan
perbudakan, dan jalan kebaikan lainnya. Dalam memahami
maksud hadits ini, · ulama berbeda pendapat. Di antara mereka
. ada yang cenderung memahaminya secara harfiyah dan ada pula
yang. lebih berorientasi kepada hal-hal yang bersifat substansial,
·Di antara ulama yang memahaminya secara harfiyah adalah
sebagian pengikut Imam .Malik dan sebagian pengikut Imam
Syafi'i -y-ang berpendapat ·bahwa harta wakaf tidak boleh
diperjualbelikan atau ditukarkan/dirubah, (Lihat al-Mughni oleh
lbnu Qudamah: Vi/180). Menurut pendapat ini, mesjid atau
peralatan mesj id sebagai wakaf meskipun sudah tidak dapat
digunakan, tidak boleh dijual atau ditukarkan. Menjual atau m.
enukar harta wakaf ber. arti memutuskan harta wakaf. Si wakif
hanya mendapat aliran pahala wakafnya dari benda yang
diwakafkannya, bukan dari benda lain tukarannya. Oleh sebab
itu, batu tembok reruntuhan dinding Mesjid yang dibongkar, bilu
tidak dapat kembali digunakan sebagai dinding, bisa difungsikan
untuk yang lain buat kepentingan Mesjid, bukan dijual.
Sebagian ulama menangkap pengertian hadits itu bahwa
larangan menjual harta wakaf dalam hadits itu hanyalah bagi
harta wakaf yang masih dapat dimanfa'atkan tanpa suatu
kebutuhan. Adapun harta wakaf yang sudah tua atau hampir tidak
dapat dirnanfa'atkan lagi boleh dijual dan uangnya dibelikan lagi
penggantinya. Demikian pendapat sebagian ularna pengikut
Ahmad bin Hambal, seperti dicatat oleh lbnu Qudarnah dalarn
Kitabnya al Mughni. Adapun tentang mcnukar harta wakaf dengan
yang lain untuk diwakafkan juga, Ibnu Taimiyah dalam kitah
Majtnu 'al-Fatawa menjelaskan pada selain wakuf Mcsjid.
mcnurut mazhah Ahmad hin Hambal boleh ditukarkan dengan

450
yang lebih baik untuk diwakafkan juga. Adapun menukarkan
Mesjid yang masih bisa dimanfa'atkan, dengan mesjid yang lebih
besar manfa'atnya bagi jama'ah, terdapat dua riwayat dari Ahmad
bin Hambal, antara yang memboJehkan dan yang tidak
membolehkan. Ibnu Taimiyah memilih riwayat yang pertama,
yaitu yang membolehkannya. Abu Bakar Abdul-'Aziz dalam
kitabnya Asy-Syafi seperti dinukil oleh Ibnu Taimiyah nieriwayat-
kan bahwa ketika seorang sahabat bernama Abdullah bin Mas'ud
pergi melihat Baitul-Mal di Baghdad, Baitul-Mal yang terletak di
dalam Mesjid itu dibongkar oleh pencuri. Peristiwa itu segera
disampaikan kepada Khalifah Umar bin Khattab di Medinah.
Lalu Umar memerintahkan agar Mesjid itu dipindahkan ke tempat
yang lebih aman, dan Baitul-Mal diletakkan di dekat mihrab
Mesjid, karena tempat itu akan selalu dilihat oleh orang-orang
yang hergantian melakukan salat. Peristiwa ini oleh kalangan
pengikut Ahmad bin Hambal dijadikan alasan sahnya menukar
atau memindahkan Mesjid dari satu tempat ke tempat yang lebih
baik dan lebih bermanfaat bagi umat. Demikian pula boleh
menukar tanah wakaf dengan tanah yang lebih baik dan strategis
bagi kepentingan masyarakat.
Kembali kepada praktek tukar menukar tanah wakaf yang
diperkurakan itu, apabila dengan pertimbangan bahwa tanah sawah
itu dipandang lebih baik dan strategis untuk tempat pendidikan,
atau ada alasan lain menyangkut kepentingan umum, maka hukum
tukar menukar itu adalah sah. Konsekuensi dari sahnya tukar
menukar itu, maka tanah sawah tersebut harus difungsikan sebagai
tanah wakaf, sedangkan. tanah kebun itu menjadi milik Tgk.
Abdurrahman. Narnun, dalam praktek tukar menukar ini
kelihatannya yang dijadikan alasan bukanlah karena tanah sawah
itu lebih baik dan lebih strategis dibandingkan dengan tanah kebun
wakaf. Seperti yang dikemukakan Penggugat bahwa alasan semula
mengapa tanah itu ditukarkan adalah bahwa tanah itu akan dapat
digunakan oleh Tgk. Abdurrahman sebagai tempat pendidikan

451
agama Islam. Adanya tuntutan Penggugat agar tanah kebun itu
dikembalikan kepada masyarakat sebagai tanah wakaf
mengisyaratkan bahwa tanah sawah itu tidak lebih baik dibanding
dengan tanah kebun terperkara. Atas dasar lni, baik menurut P.P.
nomor 28 tahun 1977 seperti telah dikemukakan sebelumnya,
maupun menurut buku-buku fikih klasik, akad tukar menukar
tanah wakaf terperkara, tidak sah.
Seperti telah kita kemukakan sebelumnya bahwa kajian ini
dilakukan sekedar usaha untuk mengangkat khazanah fiqhiyah
yang masih banyak terpendam dalam kitab-kitab fikih klasik dan
abad pertengahan. Meskipun akhir-akhir ini telah berlaku
Kompilasi Hukum Islam sebagai pedoman di Pengadilan Agama,
namun perlu disadari bahwa KHI itu dapat dipastikan tidak akan
secara tegas dapat mengakomodir setiap permasalahan dalam
lingkungan kewenangan Pengadilan Agama. Untuk pengem-
bangannya dan memperluas wawasan hukum fikih baik bagi para
Hakim, maupun bagi peminat hukum Islam umumnya, pema-
haman terhadap kitab-kitab "kuning'' sangat berarti dan membantu
untuk maksud tersebut. Di samping itu, dari mempelajari berbagai
kasus tanah wakaf di samping kasus tanah wakaf yang dibahas
dalam tulisan ini kita mendapat kesan bahwa hukum fikih yang
mengatur kegiatan ini (kegiatan wakaf) belum memasyarakat di
kalangan umat Islam. Umat Islam yang punya harta baru
mengetahui tentang keutamaan wakaf, tetapi belum banyak
mengetahui ten tang tata caranya dan kemestian adanya nadzi r ·
secara khusus yang memelihara harta wakaf dan mengem-
bangkannya. N adzir yang ditunjuk harus pula mengerti mengenai
apa yang harus dilakukannya dan apa yang tidak boleh
dilakukannya terhadap harta wakaf. Ketidakjelasan tentang nadzir
sebidang tanah wakaf, ·bisa mengakibatkan berbagai pcrmasalahan,
dan bis a mengancam kelangsungan harta wakaf.
Sekian, semoga ada manfa'atnya. Wallahu A'lamu bish Shawab.

452
Literatur
I. lbnu Qudamah, Al-Mughni.
2. BR. Ahmad Bournow, Al-Waji-. Fi ldlohit-Qawu'id al-
Fiqhiyah.
3. Ash-Shan'ani, Subulussalam.
4. lbnu Taimiyah, Majmu 'ul-Fatawa.

453
PUTUSAN
NOMOR : 1/P/1990/PA-LSK

BISMILLAHIRRAHMANlRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Lhoksukon, yang mengadili perkara


Wakaf, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkaranya
ABDULLAH BIN LUTHAN, umur 59 tahun, pekerjaan
Imam Desai BHA Desa Mns. Tanjong Ara, Kecamatan Tanah
Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, yang disebut sebagai
"PENGGUGAT"

MELAWAN

TGK. ABDURRAHMAN BIN LAMAT, umur 42 tahun,


pekerjaan Guru Pesantren, tempat tinggal Desa Mns. Tanjong
Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara,
yang disebut sebagai "TERGUGAT"

Pengadilan Agama tersebut;


Telah mempelajari berkas perkara;
Telah mendengar keterangan kedua belah pihak yang
berperkara dan saksi-saksinya;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa penggugat dengan surat gugatannya


tertanggal 19 Desember 1989~ yang didaftarkan di Kepaniteraan

454
Pengadilan Agama Lhoksukon, dengan Nomor: l/G/1990/PA-LSK
telah mengajukan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa dalam tahun 1926, beberapa orang penduduk Desa
Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, yang terdiri dari
Ampon H. Wahi, Pa. Tulot, Pr. Katijah dan Pr. Ubit, mereka
secara bersama-sama telah mewakafkan sebidang tanah kebun
untuk kepentingan perkuburan kaum Muslimin Desa Tanjong Ara,
serta untuk tempat pendidikan Agama Islam;
Bahwa tanah kebun tersebut, terletak di Desa Tanjong Ara,
Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara, yang
berbatas sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan tanah kebun Cut Asma;
Sebelah Selatan dengan tanah kebun Utoh Adam;
Sebelah Timur dengan tanah kebun Tu Ali; Sebelah
Barat dengan jalan P D G;

Bahwa kemudian dalam tahun 1971 oleh M. Nafi Abdullah,


beserta beberapa orang anggota masyarakat Desa Tanjong Ara
rnenukarkan tanah wakaf tersebut dengan tanah sawah milik Tgk.
Abdurrahman (tergugat), oleh karena itu tanah kebun tersebut
sekarang dikuasai oleh tergugat, sedangkan tanah sawah dikuasai
oleh masyarakat;
Bahwa semula pertukaran tersebut dimaksudkan agar tergugal
selaku yang memiliki pengetahuan Agama Islam supaya
mempergunakan sebagai tempat pendidikan Agama Islam, akan
tetapi ternyata tanah tersebut tidak difungsikan sebagai tujuan
pemberi wakaf;
Bahwa oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka penggugat
selaku Ketua BHA Desa Tanjong Ara, memohon pada Pengadilan
Agarna Lhoksukon agar berkenan :
1. Mengabulkan gugatan penggugat;

455
2. Menetapkan bahwa tanah kebun terperkara, adalah tanah
kebun wakaf untuk masyarakat Desa Tanjong Ara;
3. Memerintahkan tergugat untuk mengernbalikan tanah kebun
tersebut kepada masyarakat Tanjong Ara;_
4. Mohon Keputusan yang seadil-adilnya;
5. Memerintahkan tergugat untuk membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan


kedua belah pihak berperkara, akan tetapi usaha tersebut tidak
berhasil;
Menirnbang, bahwa kemudian telah dibacakan gugatan
penggugat tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh
penggugat;
Menimbang, bahwa atas gugatan penggugat tersebut, tergugat
telah memberikan jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa letak tanah kebun terperkara dan batas-batasnya adalah
benar sebagaimana dikemukakan oleh penggugat;
Bahwa tanah kebun terperkara sekarang berada dalam
kekuasaan tergugat, karena dalam tahun 1971 oleh Keuchik Nafi
Abdullah selaku Keuchik Desa Tanjong Ara, telah menukarkan
tanah kebun terperkara dengan tanah sawah milik tergugat yang
terletak di Desa Tanjong Ara;
Bahwa terjadinya penukaran tanah kebun terperkara dengan
tanah sawah tergugat, menurut tergugat adalah sah, karena tanah
kebun terperkara berstatus tanah Musara bukan tanah wakaf;
Bahwa tergugat berdalih tanah kebun terperkara adalah tanah
Musara, karena pada suatu saat seorang laki-laki bernama Ampon
H. Wahi, mempunyai sebidang tanah kebun lalu tanah kebun
tersebut diberikan untuk keperitingan masyarakat Oesa Tanjong
Ara;
Bahwa kemudian oleh anak Ampon H. Wahi ketika
mendirikan rumahnya pada tanah kebun yang terletak berdekatan

456
dengan tanah yang telah diberikan untuk kepentingan masyarakat
Tanjong Ara tersebut, setahu bagaimana sebahagian rumah sudah
terkena tanah kebun yang telah diberikan itu, maka oleh Ampon
H. Wahi secara bermusyawarah dengan masyarakat Desa Tanjong
Ara, memberikan tanah lain untuk kepentingan masyarakat, yaitu
tanah kebun miliknya sendiri yang berupakan tanah kebun
terperkara sekarang;
Menimbang, bahwa penggugat untuk menguatkan dalil-dalil
gugatannya, telah mengajukan bukti-bukti :

I. BUKTI SURAT :
− Surat keterangan pendaftaran wakaf pada Kantor Urusan
Agama, surat mana sebagaimana surat bukti telah diheri
tanda Pl;

II. BUKTI SAKSI :


I. M. Amin bin Tgk. Abbas, di bawah sumpah pada
pokoknya rnenerangkan :
− bahwa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
kebun sengketa;
− bahwa saksi ketahui tanah kebun senketa adalah
tanah wakaf, yang diwakafkan oleh Pr. Ubit Pr.
Katijah Ampon H. Wahi untuk tanah perkuburan dan
pendidikan masyarakat Desa Tanjong Ara;
− bahwa hal tersebut saksi ketahui atas pemberitahuan
dari lbu saksi sendiri yaitu Pr. Katijah tersebut;
2. H.T A. Majid bin T. Cut Hasyem. di bawah sumpah
pada pokoknya menerangkan :
− bawa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
sengketa;
− bahwa saksi ketahui tanah sengketa adalah tanah
wakaf, yang diwakafkan oleh Ampon H. Wahi, Pr.

457

-.~
Katijah dan Pr. Ubit, untuk tanah kuburan masyarakat
Desa Tanjong Ara;
− bahwa hal tersebut saksi ketahui atas pemberitahuan
anak kandung Ampon H. Wahi bemama Cut Hafifah,
selaku isteri saksi;

3. T. Syamsuddin bin T. Basan, di bawah sumpah pada


pokoknya menerangkan:
− bahwa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
sengketa;
− bahwa saksi ·ketahui tanah kebun sengketa adalah
tanah wakaf, yang diwakafkan oleh H. Ampon Wahi,
selaku Ulee Balang pada saat itu, untuk masyarakat
Desa Tanjong Ara;
− bahwa hal tersebut saksi ketahui dari perkataan
orang banyak, sejak mulai saksi masih kecil;

4. Hasan Usman, di bawah sumpah pada pokoknya


menerangkan :
− bahwa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
sengketa:
− bahwa tanah sengketa adalah tanah wakaf', yang
diwakafkan oleh Ampon H. Wahi, Pr. Katijah dan
Pr. Ubit untuk masyarakat Desa Tanjong Ara;
− bahwa hal tersebut saksi ketahui atas cerita ayah
saksi dan nenek saksi yaitu Pr. Ubit:
5. Usman Garn. di bawah sumpah pada pokoknya
mencrangkan :
− bahwa saksi mengetahui lctak dan batas-hatas tanah
sengketa:

458
− bahwa saksi ketahui tanah sengketa adalah tanah
wakaf yang_ diwakafkan oleh Pr. Ubit, Pr. Katijah,
Pa. Tulot dan T. Wahi.
− bahwa hal tersebut saksi ketahui atas keterangan ibu
saksi Pr. Ubit yang turut rnewakafkan:

Menimbang, bahwa tergugat untuk menguatkan dalil-dalil


bantahannya, telah mengajukan bukti-bilkti

1. BUKTI SURAT:
I. Surat keterangan penukaran;
2. Foto 'Copy tanda pembayaran Ipeda tahun 1978;
3. Foto Copy tanda pembayaran Ipeda tahun 1984;
4. Surat Ketetapan lyuran Pembangunan Daerah, dan
sebagai tanda bukti diberi tanda T. 1, 2 .3 dan 4;

II. BUKTI SAKSI :


1. Hanafiah _bin Abdullah, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan :
− bahwa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
sengketa;
− bahwa nenek saksi bernama Meutia pernah
menerangkan pada saksi bahwa masyarakat pernah
secara bersama-sama membeli tanah untuk
diwakafkan;
− bahwa karena pada tanah yang di wakafkan tersebut
tersalah ketika anak Ampon Wahi mendirikan rumah,
maka oleh Ampon Wahi diberikan tanah lain, yaitu
tanah sengketa sekarang;
2. Abdussalam bin Abdullah, di bawah sumpah pada
pokoknya menerangkan :

459
− bahwa saksi mengetahui letak dan batus-batas tanah
sengketa;
− bahwa saksi ketahui tanah sengketa dulunya
berhutan, maka oleh masyarakat membersihkannya
secara bergotong-royong;
− bahwa kemudian pada tanah sengketa didirikan
rumah Ampon Haji anak Ampon Wahi, lalu oleh
Ampon Wahi menukarkan tanah tersebut
dcngan tanah Ampon Mat Aji;
3. M. Ali Ben, di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan :
− bahwa saksi mengetahui letak dan batas-batas tanah
sengketa;
− bahwa saksi ketahui tanah sengketa adalah tanah
umum, tentang asal usulnya saksi tidak tahu:
− bahwa pada suatu saat T.M. Aji mendirikan rumah
dan terkena tanah umum tersebut, lalu T.M. Aji
menukar dengan tanah sengketa;

Menimbang, bahwa kedua belah pihak berperkara tidak


rnengajukan tanggapan apapun lagi dan mohon Keputusan:

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud gugatan penggugat adalah seperti


tersebut di atas;
Menimbang, bahwa obyek sengketa adalah sepetak tanah
kebun, yang terletak di Desa Tanjong Ara Kecamatan Tanah Jumbo
Aye; dengan batas-batasnya"
Utara dengan tanah kebun Cut Asma;
Selatan dengan tanah kebun Utoh Adam;
Timur dengan tanah kebun Tk. A1i; Barat
dengan Jalan P.D.G;

460
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah
antara wakaf dan Musara terhadap obyek tanah tersebut, dimana
penggugat berdalil tanah tersebut adalah wakaf, sedangkan
tergugat berdalil tanah tersebut adalah tanah Musara:
Menimbang, bahwa berdasarkan pengetahuan Saksi IO M.
Amin saksi II H.T.A. Majid, saksi III T. Syamsuddin, saksi IV
Hasan Usman dan saksi V Usman Garn dari penggugat, tan ah
sengketa adalah tanah wakaf demikian pula keterangan saksi I
Hanafiah dan tergugat;
Menimbang, bahwa keterangan saksi II Abdussalam dan saksi
III M. Ali Bea dari tergugat, terdapat pertentangan dengan
keterangan tergugat sendiri, maka keterangan kedua saksi tersebut
dipandang lemah;
Menimbang, bahwa menghubungi keterangan Pr. Ubit dan
Pr. Katijah sebagimana tercantum dalam Putusan Pengadilan
Negeri Lhoksukon Nomor : 34/Pdt/G/1985/PM-LSK, tanggal 31
Oktober 1985 hal. 15 dan 16 sebagai pewakaf tanah scngketa,
mereka mengakui tanah tersebut diwakafkan untuk kuburan
masyarakat Tanjong Ara;
Menimbang, bahwa berdasarkan takta-fakta tersebut di atas
rnaka tanah sengketa pada pokoknya adalah tanah wakaf;
Menimbang, bahwa masalah pertukaran atau ibdal tanah
wakaf baik dari asalnya oleh Ampon Wahi sendiri atau
kemudiannya oleh K. Mufi Abduliah Cs, dengan tergugat, tentang
sah atau tidaknya ibdal tersebut, harus mengikuti ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 28 tahun 1977,
tentang pewakafan tanah milik, pasal 11 ayat I, 2 dan 3;
Mengingat dalil dari Kitab Al-Anwar juz I halaman 438 yang
berbunyi:

461
Artinya Apabila · beberapa saksi memberikan kesaksian
berdasarkan apa yang mereka deng ar maka
ditetapkan wakaf itu berdasarkan kesaksian tersebut;

MENGADILI
− Mengabulkan gugatan penggugat sebahagiannya;
− Menetapkan bahwa tanah terperkara adalah tanah wakaf
.
Ampon H.· Wahi, Pr. Ubit, H Katijah dan Pa. Tulot untuk
masyarakat Desa Tanjong Ara;
− Menolak gugatan penggugat selebihnya:
− Mernerintahkan penggugat untuk membayar biaya perkara
yang hingga kini diperhitungkan sebesar Rp. 25.000,- (dua
puluh lima ribu rupiah);
Demikianlah putusan ini dijatuhkan pada hari Rahu tanggal
21 Pebruari 1990 M, bertepatan dengan tanggal 25 Rajah 1410
H. oleh kami Ors. M .. Saleh Puteh, selaku Hakim Ketua, Ors.
Ramli Aziz dan Tgk. M. Daud, masing-masing sebagai Hakim
Anggota. putusan mana pada hari itu juga ditetapkan dalam sidang
terbuka untuk umum dengan dihadiri Razali Ibrahim. BA, sebagai
Panitera Pengganti serta penggugat dan tergugat;
Hakim Ketua,
ttd.
Drs. M. Saleh Puteh
Hakim Anggota. Hakim Anggota

ltd. ud,
Drs, Ramli Aziz Tgk. M. Daud
Panitera Pengganti,
ttd.

Razali Ibrahim, BA
462
PUTUSAN
NOMOR: 30/1991

BISMILLAIDRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh yang. mengadili


perkara perdata dalam tingkat banding, dalam persidangan Hakim
Tunggal telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara
antara:
TOK. ABDURRAHMAN BIN LAMAT, umur 42 tahun,
pekerjaan Guru Pesantren, tempat tinggal Desa Menasah
Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh
Utara, dahulu Tergugat sekarang Pembanding;

MELAWAN

ABDULLAH BIN LUTHAN, umur 59 tahun, pekerjaan


Imam Desai BHA Desa Menasah Tanjong Ara, Kecamatan
Tanah Jambo Aye,, Kabupaten Aceh Utara, dahulu Penggugat
sekarang Terbanding:

Pengadilan Tinggi Agama tersebut;


Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan tentang


duduknya perkara sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan
Agama Lhoksukon Nomor 21 O/C/90/PA-Lsk. tanggal 5 Desember

463

J
1990 M. bersamaan dengan tanggal 17 Jumadil Awai 1411 H.
yang amarnya berbunyi
I. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian.,
2. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan tanah wakaf
kepada Penggugat sesuai putusan Pengadilan Agama
nomor : 1/P/1990/PA-Lsk. tanggal 21 Pebruari 1990;
3. Menolak gugatan Penggugat selebihnya;
4. Menghukurn Penggugat membayar biaya perkara yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah);
Membaca Akta permohonan banding yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Agama Lhoksukon bahwa Tgk. Abdurrahman
bin Lamat (Penggugat) pada hari Selasa tanggal 11 Desember
1990 telah mengajukan permohonan banding atas putusan
Pengadilan Agama Lhoksukon Nomor 210/G/1990/ PA-Lsk.
tanggal 5 Desember 1990 M. bersamaan dengan tanggal 17
Jumadil Awal 1411 H. permohonan banding mana telah
diberitahukan kepada pihak lawannya pada hari Selasa tanggal
11 Desember 1990 itu juga; ·
Memperhatikan Memori banding dari Pembanding tertanggal
18 Desember 1990 dan kontra Memori banding dari Terbanding
tertanggal 12 Januari 1990:

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Tgk.


Abdurrahman bin Lamat/Pembanding telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana yang
ditentukan rnenurut ketentuan perundang-undangan. maka
permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima:
Menimbang bahwa dalam petitum memori bandingnya
Pembanding memohon agar Pengadilan Tinggi Agama Banda

464
Aceh meninjau kembali dan membatalkan putusan Pengadi1an
Agama Lhoksukon Nomor l/P/1990/PA-Lsk. tanggal 21 Pebruari
1990 M. bersamaan dengan tanggal 25 Rajab 1410 H. padahal
dalam akta Permohonan banding ia mengajukan permohonan
banding atas putusan Pengadilan Agama Lhoksukon Nomor 210/
GI 1990/ PA-Lsk. tanggal 5 Desember 1990 M. bersamaan dengan
tanggal 17 Jumadil Awai 1411 H.
Menimbang. bahwa putusan Pengadilan Agama Lhoksukon
Nomor 1/P/1990/PA-Lsk. tanggal 21 Pebruari 1990 M. bersamaan
dengan tanggal 25 Rajah 1410 H. adalah putusan yang telah
mempunyai kekuatan pasti, karena sampai habis tenggang waktu
banding tidak ada pihak-pihak yang mengajukan permohonan
banding atas putusan tersebut, dengan demikian putusan yang
telah. mempunyai kekuatan hukum pasti, mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat tidak dapat dirubah Iagi (bindende kracht);
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Agama Lhoksukon
Nomor 210/0/1990/PA-Lsk. tanggal 5 Desember 1990 M .
hersamaan dengan tanggal 17 Jumadil Awai 1411 H. amarya
antara lain berbunyi"
"Menghukum Tergugat untuk menyerahkan tanah Wakaf
kepada Pcnggugat sesuai putusan Pengadilan Agama Nomor
l/P/90/PA-Lsk. tanggal 21 Pebruari 1990 M".

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh


Hakim pertama (Pengadilan Agama Lhoksukon) dan amar
putusannya sebagaimana dimaksud dalam putusan Pengadilan
Agama Lhoksukon Nomor 210/G/J 990/PA-LSK tersebut di. atas,
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh .menilal putusan tersebut,
sudah tepat dan benar, sehingga dengan demikian putusan tersebut
haruslah dikuatkan, kecuali rnengenai amar putusannya tentang
pembebanan biaya perkara sebagaimana pertimbangan hukum dan
amar putusan banding berikut ini;

465
Menimbang, bahwa karena Pembanding pihak yang kalah,
maka patutlah ia di hukum untuk membayar biaya perkara di
kedua tingkatan;
Memperhatikan Qaedah Fiqhiyah sebagaimana tercantum
dalam kitab Al-Asybah Wan Nadhair halaman 523 yang berbunyi:

~~p ,:,~~
't ..... .,~ .,. .,

-s,0~~L:s1'(~Lri_,
_, .,,,.. - , ..... " ., " .,

....
Artinya "Sesungguhnya Hakim ( tingkat banding) tidak
dimustikan lagi untuk menerangkan alasan-
alasannya, apabila dalam putusannya tidak
membatalkan putusan Hakim (tingkat pertama);

Dengan mengingat Undang-undang, peraturan perundang-


undangan dan hukum Syariat yang berkenaan dengan perkara ini:

MENGADILI

Menyatakan bahwa permohonan banding Tgk. Abdurrahman


bin Lamat/ Pembanding dapat diterima;
Menguatkan putusan Pengadilan Agama Lhoksukon Nomor
210/G/90/PA-Lsk, tanggal 5 Desember 1990 M. bertepatan
dengan tanggal 17 Jumadil Awai 1411 H.;
Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara di
kedua tingkatan Peradilan, yang untuk tingkat pertama sebesar
Rp. 24.000,(dua puluh empat ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam sidang Pengadilan Tinggi
Agama Banda Aceh pada hari Selasa tanggal 26 Mei 1992 M.
bersamaan dengan tanggal 23 Zulkaedah 1412 H, oleh kami Ors.
Mahfudh Arhasy Hakim Tinggi/Ketua Pengadilan Tinggi Agama
Banda Aceh yang ditunjuk sebagai Hakim Tunggal, dan putusan
tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk

466
umum dengan dihadiri oleh Ors. Idris Abdullah Panitera Pengganti
Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh, tanpa dihadiri para pihak
yang berperkara.

Hakim tersebut,

ttd.

Drs. Mahfudh Arhasy

Panitera Pengganti,

ttd.

Drs. Idris Abdullah


PUTUSAN
REG. NO: 131 K/AG/1992

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA

. MAHKAMAH AGUNG

Merneriksa dalam tingkat kasasi telah mengarnbil putusan


sebagai berikut dalam perkara :
TGK. ABDURRAHMAN BIN LAMAT berternpat tinggal
Desa Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten
Aceh Utara, Pemohon kasasi dahulu Tergugat/pembanding:

MELAWAN

ABDULLAH BIN LUTHAN bertempat tinggal di Desa


Menasah Tanjong Ara, Kecamatan Tanah Jumbo Aye.
Kabupatcn Acch Utara,
Termohon kasasi dahulu Penggugat/terbanding:
Mahkamah Agung tersebut;
Melihat surat-surat yang bersangkurcn:
Menimbang, bahwa dari surat-surai tersebut ternyata bahwa
sekarang Termohon kasasi sebagai penggugat asli telah menggugat
sekarang Pernohon kasasi sebagai tergugat asli di rnuka
persidangan Pengadilan Agama Lhoksukon pada pokoknya alas
dalil-dalil :
Buhwa sebidang tan ah wakaf di Dcsa Tanjoug Aye::.
Kecamatan Tanah Jam ho Aye dengan putusan Pcngadi Ian Aguma

468
Lhoksukon No. l/P/90/PA-LSK tanggal 21 Pebruari 1990 wakaf
tersebut adalah telah disahkan menjadi wakaf umum masyarakat
Desa Tanjong Ara,
Bahwa walaupun putusan Pengadilan Agama tersebut telah
mernpunyai kekuatan hukum yang tetap, namun putusan tersebut
tidak dapat dieksekusi, oleh karena dalam amarnya tidak
menghukum tergugat asli untuk menyerahkan tanah wakaf tersebut
kepada masyarakat desa Tanjong Ara;
· Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka penggugat
asli rnenuntut kembali ke Pengadilan Agama Lhoksukon agar
Pengadilan Agama Lhoksukon dapat memberikan putusan sebagai
berikut :
L Mengabulkan gugatan penggugat;
2. Membatalkan semua surat-surat yang mendukung hak atas
tanah wakaf yang telah disahkan itu;
3. Menghukum tergugat untuk menyerahkan tan ah wakaf kepada
masyarakat Desa Tanjong Ara dalam keadaan kosong;
4. Menetapkan bahwa Pengadilan Agama dapat menjalankan
putusannya walaupun tergugat menyatakan banding;
5. Jika Pengadilan Agama berpendapat lain mohon keadilan
yang seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa tergugat asli telah memberikan jawaban
yang pada pokoknya berkeberatan atas gugatan penggugat asli
maupun terhadap putusan Pengadilan Agama Lhoksukon terdahulu
karena putusan Pengadilan Agama Lhoksukon tersebut sangat
bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadist Nabi S.A W. demikian
juga bertentangan de~gan kaidah Usul Fikih;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Agama
Lhoksukon telah mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 5
Desernber 1990 M. bertepatan dengan tanggal 17 Jumadil Awai
141 I H. No. 2 IO/G/90/PA-LSK yang amarnya berbunyi sebagai
berikut:

469
1. Mengabulkan gugatan penggugat sebahagiannya;
2. Menghukum tergugat untuk menyerahkan tanah wakaf kepada
penggugat sesuai putusan Pengadilan Agama Nomor: 1 /P/
90/PA-LS K tanggal 21 Pebruari 1990
3. Menolak gugatan penggugat selebihnya;
4. Menghukum penggugat membayar biaya perkara yang timbul
dalam perkara ini sebesar Rp. 24.000,- (dua puluh empat
ribu rupiah);
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan
tergugat telah diktiatkan. oleh Pengadilan Tinggi Agama Banda
Aceh dengan putusannya tanggal 26 Mei 1992 M, bertepatan
dengan tanggal 23 Zulqaedah 1412 H. No. 30/1991 ~
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitakan kepada
tergugat/pembanding pada tanggal 1 Juli 1992 kemudi an
terhadapnya oleh tergugat/pembanding diajukan permohonan
untuk pemeriksaan kasasi secara lisan pada tanggal 6 Juli 1992
sebagaimana ternyata dari surat keterangan N~. PA.a/8/P/Hk.03.4/
218/92 yang dibuat oleh Kepaniteraan Pengadilan Agama
Lhoksukon perrnohonan mana kemudian disusul oleh memori
kasasi yang memuat alasan-alasannya yang diterima di
kepaniteraan Pengadilan Agama tersebut pada tanggal 16 Juli
1992:
Bahwa setelah itu oleh penggugat/terbanding pada tanggal
17 Juli 1992 telah diberitahu tentang memori kasasi dari tergugat/
pembanding. diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Agama Lhoksukon pada tanggal 28 Juli
1992;
Menimbang, bahwa dengan berlakunya Undang-undang No.
14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung maka permohonan
kasasi atas putusan atau Penetapan Pengadilan Tingkat Banding
atau tingkat terakhir di Lingkungan Peradilan Agama dan peneri-
maan memori kasasi yang memuat alasan-alasannya. serta

470
penerimaan surat jawaban terhadap memori kasasi tersebut harus
didasarkan pada tenggang-tenggang waktu sebagaimana ketentuan
Undang-undang Mahkamah Agung tersebut:
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak. lawan dengan
saksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formil dapat diterima;
Menimbang, ·bahwa keberatan-keberatan yang diajukan· oleh
pemohon kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya
. ialah :
1. Bahwa Majelis Hakim ditingkat pertama dalam memutuskan
perkara ini tidak tepat karena yang dipersengketakan oleh
termohon kasasi/penggugat asal adalah sepetak tanah kebun
sebagai tanah kebun wakaf, sedangkan tanah wakaf tidak
ada di Desa Tanjong Ara, yang ada hanya tanah Meusara
Mns Tanjong Ara yang telah dipenukarkan antara masyarakat
Desa Tanjong Ara dengan Tgk. Abdurrahman (pemohon
kasasi/tergugat asal) sesuai dengan surat penukaran tahun
1971 (terlampir);
2. Bahwa dalam memutuskan perkara baik putusan No. l/P/1990/
PA-LSK maupun putusan No. 210/0/90/PA-LSK Majelis
Hakim tidak pernah memeriksa dan memanggil Kepala Desa
Tanjong Ara sedangkan Pemohon kasasi/tergugat asai selalu
mengingatkan Majelis Hakim, agar Kepala Desa Tanjong
Ara dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai Pejabat yang
mengetahui benar adanya wakaf atau penukaran di wilayah
Desanya;
3. Bahwa dalam pertimbangan hukum atas putusan Pengadilan
Tinggi Agama Banda Aceh pada halaman 2 menyatakan
bahwa pernohon kasasi/tergugat asal mohon agar Pengadilan
Tinggi Agama meninjau kernbali dan membatalkan putusan

J
471
Pengadilan Agama Lhoksukon No.I/ P/90/PA-LSK tanggal
21 Pebruari 1990 oleh karena adanya putusan No.21 O/G/90/
PA-LSK berpedoman kepada putusan No. l/P/1990/PA-LSK
lagi pula pada waktu putusan No. l/P/1990/PA-LSK pemohon
kasasi/tergugat asa1 terima, lalu pemohon kasasi/tergugat asal
bermusyawarah dengan Ketua Maje1is untuk menyatakan
banding tetapi Ketua Majelis melarangnya karena di dalam
putusan tersebut tidak dibatalkan surat penukaran tanah juga
hal wakaf dan meusara belum jelas dan hal tersebut perlu
diminta penjelasan dari Menteri Agama RI;·
4. Bahwa atas putusan Pengadilan Tinggi Agama Banda Aceh
Pemohon kasasi/tergugat asal sangat keberatan karena tanah
kebun tersebut sudah jelas milik · pemohon kasasi/tergugat
asal yang telah ditukarkan dengan masyarakat Desa Tanjong
Ara pada tahun 1971;

Menimbang:
Mengenai keberatun-keberatan ad. 1 dan 3:
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan karcnu
Judex fadi tidak salah menerapkan hukum;
Mengenai keberatan-keberatan ad.2 dun 4:
Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenurkan karena
hal ini mengcnai penilaian hasil pembuktian yang bersifat peng-
hargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertim-
bangkan dalarn pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena
perneriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
dilaksanakan atau ada kesalahan dalam penerapan atau pelang-
garan hukum yang berlaku, sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 30 Undang-undang Mahkamah Agung Indonesia (Undang-
undang no. 14 tahun 1985):
Menimhang, bahwa berdasarkan apa yang dipcnimbangkau
di atas, lagi pula dari sebah tidak ternyata bahwa putusan Judcx

472
facti dalam perkara ini bertentangan dengan hukum dan/atau
Undang-undang, maka pemohon kasasi yang diajukan oleh
pemohon . kasasi Tgk. Abdurrahman bin Lamat tersebut harus
ditolak:
Memperhatikan pasal-pasal dan Undang-undang No.14 tahun
1970, U ndang-undang No. 14 tahun 1985 dan U ndang-undang
No.7 tahun 1989 yang bersangkutan;

MENGADILI:

Menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi: TGK.


ABDURRAHMAN BIN LAMAT tersebut;
Menghukum pemohon kasasi akan membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini diterapkan sebanyak Rp. 20.000,- (dua
puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan
Mahkamah Agung pada hari: Senin, tanggal 28 Desember 1992.
dengan Prof. H. Busthanul Arifin, SH. Ketua Muda yang ditunjuk
oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang. H. Masrani
Basran, SH. dan H. Amiroeddin Noer, SH. sebagai Hakim-Hakim
Anggota, dan diucapkan dalam Sidang terbuka pada hari: SABTU,
TANGGAL 30 JANUARl 1993, oleh karena Ketua Sidang
tersebut, dengan dihadiri oleh H. Masrani Basran, SH. dan
Suwardi Martowirono, SH. Hakim-Hakim Anggota dan H.
Achrnad Djunaedi, SH. Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri
oleh Kedua belah pihak:

473
Ketua;

ttd

Prof. H. Busthanul Arifin, SH.

Hakim Anggota; Hakim Anggota;

ttd ttd.

H. Masrani Basran, SH. Suwardi Martowirono, SH.

Panitera Pengganti;

ttd.

H. Achmad Djunaedi, SH.

474

Anda mungkin juga menyukai