MAKALAH
SUSUNAN MATERI HUKUM ACARA
PERADILAN AGAMA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Hukum Acara Peradilan Agama
DI SUSUN OLEH
KELAS REGULER SEMESTER V
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM MUHAMMADIYAH
KISARAN ASAHAN
TP 2023
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas khadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
makalah dengan judul Susunan Materi Hukum Acara Peradilan Agama dapat
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini telah di susun semaksimal mungkin dan saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan nya baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan
Penulis
Semester V reguler
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
Latar belakang........................................................................................................................ iv
Perumusan masalah............................................................................................................. iv
Tujuan penulisan................................................................................................................... iv
Bab XIII Upaya Hukum Banding Kasasi Dan Peninjuan Kembali Di Peradilan
Agama ........................................................................................................................... 163
BAB I
ORIENTASI PERADILAN AGAMA INDONESIA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata
Peradilan Agama yang di ubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan
Pengadilan Agama selaku pengadilan tingkat pertama mempunyai tugas pokok dan
orang- orang yang beragama islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat, hibah,
Agama Islam masuk Indonesia melalui jaIan perdagangan di kota - kota pesisir
secara damai tanpa melaIui gejolak, sehingga norma-norma sosial Islam dapat
diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia bersamaan dengan
penyebaran dan penganutan agama Islam oleh sebagian besar penduduk
Indonesia. Dengan timbulnya komunitas-komunitas masyarakat Islam, maka
kebutuhan akan lembaga peradilan yang memutus perkara berdasarkan hukum
Islam makin diperlukan. Hal ini nampak jelas dari proses pembentukan lembaga
peradilan yang berdasarkan hukum Islam
vi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
E.Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
pesisir secara damai tanpa melaIui gejolak, sehingga norma-norma sosial Islam
Islam makin diperlukan. Hal ini nampak jelas dari proses pembentukan lembaga
sehingga pengadilan agama sering pula disebut "Pengadilan Serambi". Keadaan ini
Lahirnya firman Raja Belanda (Koninklijk Besluit) tanggal 19 Januari 1882 Nomor
24, Staatsblad 1882 - 152 telah mengubah susunan dan status peradilan agama.
Wewenang pengadilan agam.a yang disebut dengan "preisterraacf' tetap daIam
bidang perkawinan dan kewarisan, serta pengakuan dan pengukuhan akan
ix
keberadaan pengadilan agama yang telah ada sebelumnya (Achmad Rustandi: 2),
dan hukum Islam sebagai pegangannya.
Kelima, susunan kekuasaan serta acara dari badan peradilan itu masing-
masing diatur dalam undang-undang tersendiri.
Hal ini dengan sendirinya memberikan landasan yang kokoh bagi kemandirian
peradilan agama, dan memberikan status yang sarna dengan peradilan-peradilan
lainnya di Indonesia.
Peradilan Agama juga adalah salah satu diantara 3 Peradilan Khusus di Indonesia.
Dikatakan Peradilan Khusus karena Peradilan Agama mengadili perkara-perkara
perdata tertentu dan mengenai golongan rakyat tertentu. Dalam struktur
0rganisasi Peradilan Agama, ada Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama
yang secara langsung bersentuhan dengan penyelesaian perkara di tingkat
pertama dan banding sebagai manifestasi dari fungsi kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.
Dasar hukum peradilan agama dalam Undang Undang Dasar 1945 adalah diatur
oleh Pasal 24 yang pada ayat (1) menjelaskan bahwa kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang Undang
Nomor 50 Tahun 2009, yang dalam Pasal 2 menegaskan bahwa peradilan agama
merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur
dalam undang undang. Selanjutnya dalam 2 Pasal 2 ayat (1) menerangkan bahwa
kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh
pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama.
- QS. Shaad : 26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Islam masuk Indonesia melalui jaIan perdagangan di kota - kota pesisir
secara damai tanpa melaIui gejolak, sehingga norma-norma sosial Islam dapat
diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia bersamaan dengan
penyebaran dan penganutan agama Islam oleh sebagian besar penduduk
Indonesia. Dengan timbulnya komunitas-komunitas masyarakat Islam, maka
kebutuhan akan lembaga peradilan yang memutus perkara berdasarkan hukum
Islam makin diperlukan. Hal ini nampak jelas dari proses pembentukan lembaga
xv
B. Saran
Kita sebagai umat beragama hendak nya menaati aturan yg di buat oleh
pemerintah maka dari itu umat islam di harus kan ke peradilan agama agar dapat
menyelesaikan perkara di pengadilan agama perkawinan, kewarisan, wasiat dan
hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,
DAFTAR PUSTAKA
Roihan A Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada,1998