Anda di halaman 1dari 1

NAMA : SALMIYANTI

NPM : B1A020297
MATKUL : HUKUM PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN
DOSEN PENGAMPU : Ria Anggraeni Utami, S.H.,M.H.
Randy Pradityo, S.H, M.H;

BENTUK KETIDAKADILAN ANTARA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI ATAU PELANGGAN TERHADAP PEREMPUAN
YANG DIALAMI DISEKITAR KITA

Disini saya akan menceritakan tentang Marjinalisasi.

Marjinalisasi adalah suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan
kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarjinalkan seseorang atau kelompok. Salah satunya
adalah dengan menggunakan asumsi gender.

Perempuan dianggap sebagai individu lemah, terlalu perasa, sensitif, cengeng. Sehingga laki laki menganggap
perempuan tidak dapat berkontribusi dalam suatu aspek atau bidang pekerjaan tertentu karena stereotype
tertentu yang melekat cukup lama pada perempuan.

Contohnya yaitu seorang perempuan mendapat gaji yang lebih rendah dari laki-laki, karena adanya anggapan
bahwa perempuan adalah pencari nafkah tambahan. Padahal, banyak juga perempuan yang merupakan
pencari nafkah utama, terutama mereka yang bercerai atau yang suaminya sakit atau meninggal dunia.

Bahkan perempuan seringkali dianggap bukan pekerja ideal. Perempuan mengalami hamil, melahirkan, dan
menyusui, sehingga membutuhkan lebih banyak cuti daripada laki-laki. Pengusaha menganggap hal ini dapat
merugikan dan menghambat proses produksi. Perempuan juga menjadi dipandang kurang produktif dan
kurang berkomitmen dalam bekerja. Maka dari itu, dalam proses rekrutmen, perempuan yang memiliki anak
cenderung ditawari gaji yang lebih rendah atau bahkan tidak dipanggil untuk wawancara. Bagi perempuan
yang sudah bekerja pun, mereka rentan dipecat atau dikurangi upahnya karena hamil atau berencana hamil.

Anda mungkin juga menyukai