PETUNJUK
.......................................SELAMAT BEKERJA..........................................................
JAWABAN :
1. Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup 5 (lima) komponen atau program terkait, yaitu :
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak
b. Program Keluarga Berencana
c. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
d. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk
HIV/AIDS, dan
e. Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut.
2. Pendekatan ruang lingkup kespro dalam beberapa fase kehidupan terdiri dari :
a. Fase Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut
6. Adanya isue perbedaan pelayanan pasien BPJS dan umum yang ditemukan di dalam pelayanan
kesehatan menurut pendapat saya bukanlah lagi hal yang jarang untuk ditemui, dan pada
kenyataannya memang bukan hanya sekedar isu, melainkan sudah menjadi penilaian tersendri bagi
masyarakat bahwasanya pelayanan yang diterima jika menggunakan kartu BPJS dan membayar
secara umum memang sangat jauh berbeda. Banyak kasus yang ditemukan di lapangan bahwa
pasien BPJS dinomorduakan oleh pihak layanan kesehatan daripada pasien umum. Dengan
membedakan dalam cara melayani pasien, akibatnya membuat masyarakat untuk tidak
menggunakan kartu BPJS sebagai kartu berobat karena pelayanan yang diterima dirasa sangat
tidak memuaskan. Padahal pada dasarnya, BPJS Kesehatan hadir dengan peran bertujuan sebagai
penjamin pendanaan atas biaya pasien yang telah terdaftar sebagai peserta, sesuai kelas yang
ditetapkan dan menerima pelayanan yang adil dan sama di setiap tindakan. Akibat dari isu
perbedaan pelayanan ini, upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan murah melalui
kartu BPJS kesehatan, nampaknya belum sepenuhnya diikuti oleh beberapa masyarakat.
7. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki
dalam kespro dengan adanyanya kesetaraan gender saat ini yaitu dimulai dengan Kesetaraan
gender dalam relasi keluarga untuk mewujudkan ketahanan keluarga yang harmonis. Kesetaraan
gender tersebut dapat dilakukan melalui pembagian peran anggota keluarga, diantaranya :
a. Pembagian peran dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, termasuk pengasuhan dan
perlindungan anak.
b. Istri dibiarkan bekerja, sehingga mampu membantu suami dalam memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Edukasi mengenai alat kontrasepsi diterima oleh istri dan juga suami. Agar dapat diketahui
bahwa alat-alat kontrasepsi dari bahan kimia banyak mengakibatkan efek negatif untuk tubuh
perempuan dan berpengaruh terhadap sistem tubuhnya seperti sakit kepala, muntah, haid
tidak teratur, bintik-bintik hitam pada kulit atau, kesakitan di bagian lengan yang disisipi
implan. Sedangkan efek negatif dari alat kontrasepsi pada laki-laki justru sangat minim.
d. Peran laki-laki yang dapat diperkuat melalui transformasi gender termasuk pembagian
tanggungjawab dalam perencanaan keluarga, pencegahan IMS, membantu perempuan hamil
tetap sehat dan melahirkan dengan aman serta terlibat dalam pengasuhan.
10. Gender diambil dari kata dalam bahasa JINSIYYUN yang kemudian di adopsi dalam bahasa
perancis dan inggris menjadi gender. Dikutip dari Badan pemberdayaan masyarakat, Gender
adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan
perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat. Dengan kata lain, Gender
adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara social, yang
berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan
dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis.