Transnational
Islam in
Global and
Islam
Transnasional
Pada awal 1990-an, istilah transnasionalisme
SENTRA ZAMRUD | RAPAT TERBUKA
Pengertian umum
Agama selalu memiliki kecenderungan universal untuk beroperasi di luar batas
negara.
Transnasionalisme
Komunitas Pandangan yang mencakup orang dan organisasi yang berbagi pandangan, tujuan,
kepentingan, dan praktik dunia yang sama yang mereka komunikasikan dan bertindak
melintasi batas negara dan yurisdiksi" (Juergensmeyer, 2005,)
Tiga Fenomena Islam
IV
Transnasional
Istilah 'Islam transnasional menurut Bowen (2004, hlm. 880) mengacu pada tiga fenomena, yaitu:
Fenomena kedua dari Islam transnasional berarti bahwa "sebagian Muslim termasuk dalam
lembaga keagamaan yang mempromosikan gerakan lintas-nasional sebagai bagian dari praktik
keagamaan mereka atau mencakup dan mempromosikan lintas-nasional. komunikasi dalam
hirarki agama mereka (hal. 881).
IV
Indonesia
Kajian Islam dan politik di Indonesia, termasuk Islam radikal, berkembang pesat pasca
tumbangnya rezim Orde Baru Suharto pada 1998 (van Bruinessen, 2002).
Munculnya liberalisasi politik pada Era Reformasi (1998 dan seterusnya) membuka jalan
bagi munculnya kelompok-kelompok Islam radikal yang sempat terbengkalai pada Era Orde
Baru.
VI
Munster (2013) menyebutkan keberadaan
kelompok Islam transnasional memiliki semacam
struktur jaringan; Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin,
gerakan Fethullah Galen, dan lain-lain menunjukkan
Islam
Transnasional di
Kajian Islam dan politik di Indonesia, termasuk Islam
radikal, berkembang pesat pasca tumbangnya rezim
Orde Baru Suharto pada 1998. Orde Baru tidak
Indonesia
mentolerir kelompok Islam radikal yang bercita-cita
membangun negara Islam. Munculnya liberalisasi
politik pada Era Reformasi (1998 dan seterusnya)
membuka jalan bagi munculnya kelompok-
kelompok Islam radikal yang sempat terbengkalai
pada Era Orde Baru.
VII
dua jenis kelompok Islam radikal muncul pada era Kategori kedua terdiri dari gerakan tertutup atau
pasca Reformasi 1998 : bawah tanah organisasi Kelompok ini sulit untuk
diidentifikasi dan mereka merekrut anggota secara
Pertama adalah organisasi yang terbuka dan diam-diam termasuk Jamaah Islamiyah.
terlihat. Gerakan-gerakan ini mudah diidentifikasi
karena pendiri, anggota, dan pusat kegiatannya
transparan.
fase kedua politik identitas Islam pasca Orde Baru adalaha Islamisasi ruang
publik bangsa dalam bentuk penegakan Syari’at Islam.a Upaya Islamisasi
ruang publik bangsa tampak secara kasat mata dalamkonstelasi politik
pasca runtuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998 yang di tandai
munculnya partai politik berbagai aliran.
IV
Fase ketiga dari politik identitas Islam pasca Orde Baru adalah penyerangan
terhadap aliran sesat, anti kristenisasi, dan anti maksiat.a Sasaran utama
yang dituju adalah Jemaat Ahmadiyah dan aliran sesat lainnyai (Lia Eden
dan Mushaddiq), tempat-tempat ibadah umat Kristen, dan
tempat-tempat serta praktik yang dianggap maksiat.
IV
Pada tahun 2017 pemerintah menbubarkan HTI karena di nilai sebagai organisasi kemasyarakatan yang berbadan
hukum. Namun organisasi ini tidak melakukan peran positif guna mencapai tujuan nasional.
HTI juga terindikasi kuat bertentangan dengan tujuan asas, dan ciri berdasarkan Pancasila dan UU nagara.
Sebagaimana UU ormas No. 17 tahun 2003. Sehingga aktivitas HTI juga di wanti dapat mengancam dan
menimbulkan benturan bagi masyarakat.
XII
Referensi
Anthony Bubalo and Greg Fealy 2005 “Between the Global and the Local; Islamism, the
Middle East, and Indonesia” Analysis Paper no. 9.