Anda di halaman 1dari 9

Sistem

Transportasi dan Jaringan Logistik


Sistem dan Desain Distribusi pada
Supply Chain dan Logistik

Yulinda Uswatun Kasanah, S.T., M.Sc.


Dosen Teknik Logistik

Course Objectives
§ Ketepatan dalam menganalisis sistem distribusi pada supply chain
§ Ketepatan dalam menganalisis desain distribusi dalam logistik

2
Konfigurasi Jaringan
Supply Chain

Konfigurasi Jaringan Supply Chain


Perancangan jaringan supply chain
merupakan satu kegiatan strategis yang Tujuan dari keberadaan jaringan
harus dilakukan pada supply chain supply chain untuk memenuhi
management dan mencakup keputusan kebutuhan pelanggan yang tentunya
tentang lokasi,jumlah, serta kapasitas bisa berubah secara dinamis dari
fasilitas produksi dan distribusi dalam waktu ke waktu.
suatu supply chain.

Perancangan jaringan supply chain


mencakup keputusan tentang lokasi,
jumlah, dan kapasitas fasilitas
produksi dan distribusi.

4
Menurut Kibli Et Al (2010),rancangan Jaringan Supply Chain Mencakup
Jawaban Terhadap Berbagai Pertanyaan Seperti :

Berapa masing-masing
Pasar mana yang akan menjadi
target penjualan? 01 05 kapasitas fasilitas yang harus
digunakan?

Berapa lead time yang bisa Produk apa yang harus


dijanjikan dan dengan biaya
berapa?
02 06 diproduksi di masing-masing
pabrik?

Berapa dan dimana lokasi Produk apa yang harus


fasilitas produksi dan distribusi
yang akan dioperasikan?
03 07 disimpan di masing-masing
gudang?

Proses apa yang bisa


diserahkan ke pihak ketiga? 04 08 Pabrik mana yang akan
memasok tiap gudang?

09 Gudang mana yang akan


memasok tiap wilayah pasar?

Implementasi strategi Supply chain hanya bisa berlangsung secara efektif apabila Supply chain
memiliki jaringan dengan konfigurasi yang sesuai.Struktur jaringan menentukan Supply chain
yang responsif / efisien, Contoh :

Supply Chain Responsif Supply Chain Efisien


konfigurasi jaringannya harus jaringan relatif tersentralisasi
ditunjang oleh fasilitas produksi dengan fasilitas yang lebih
dan gudang yang lebih banyak dan sedikit.
tersebar di berbagai lokasi
pemasaran.

6
Konfigurasi Jaringan Supply Chain
Pada Dasarnya Jaringan Supply Chain Merupakan Hasil Dari Beberapa Keputusan Strategis Berikut.

Pertama adalah keputusan Kedua adalah keputusan Ketiga adalah keputusan


tentang lokasi fasilitas outsourcing, yakni akan tentang aliran produk atau
produksi dan gudang dan mengerjakan sendiri suatu barang pada fasilitas-
keputusan tentang pembelian. kegiatan tertentu atau fasilitas fisik tersebut.
mensubkontrakkan ke pihak lain.

Masing-masing keputusan tersebut tentunya didasari oleh banyak pertimbangan seperti kondisi ekonomi,
sosial, keamanan, politik, budaya, danlingkungan.

Tradeoff Dalam Merancang Jaringan


Supply Chain

8
Konfigurasi Jaringan Supply Chain
Banyak pertimbangan yang perlu diperhitungkan dalam membuat keputusan tentang jaringan supply chain. Pertimbangan
strategi supply chain dan pertimbangan lingkungan bisnis sama-sama penting dalam mengambil keputusan tersebut. Dari
sisi strategi supply chain, keputusan tentang konfigurasi sangat menentukan efektif atau tidaknya strategi yang ditetapkan.

Pada gambar dibawah ini terlihat dua alternatif konfigurasi untuk memasarkan suatu produk yang dibuat disatu pabrik ke
16 area konsumen yang berbeda.

Pada gambar pertama terlihat ada Pada gambar berikutnya ada


empat gudang yang dimiliki perampingan struktur supply chain
perusahaan ditempatkan di empat dimana jumlah gudangnya dikurangi
wilayah regional yang berbeda. menjadidua.

Apa implikasi dari dua konfigurasi tersebut terhadap ongkos-ongkos supply chain dan
terhadap kecepatan supply chain merespon kebutuhan konsumen? Ada beberapa hal yang bisa
dianalisis disini:

Pada konfigurasi pertama, ongkos Biaya tetap yang Biaya persediaan akan lebih
transportasi dari pabrik ke gudang akan berkaitan dengan fasilitas tinggi daripada konfigurasi
lebih besar. kebutuhan sumber daya (dalam hal gudang) akan pertama karena tiap-tiap gudang
pengiriman dari pabrik ke gudang lebih besar pada akan memiliki stok sendiri
(misalnya truk dan supir) akan lebih konfigurasi pertama.
banyak pada konfigrasi
pertama.

Biaya pengiriman dari gudang ke Semakin terpusat gudang-gudang


lokasi toko atau daerah pelanggan Waktu respons akan lebih penyimpan suatu produk,semakin
akan lebih besar pada konfigurasi yang cepat pada konfigurasi rendah fluktuasi permintaan
kedua. Dengan hanya ada dua gedung, pertama. Selama persediaan agregat digudang tersebut,
rata-rata jasa kirim dari gudang ke digudang terkelola dengan sehingga safety stock bisa
toko atau pusat pelanggan akan lebih baik dikurangi. Fenomena ini dikenal
jauh. dengan istilah risk polling effect.

10
Beberapa Faktor Lingkungan yang Harus di
Pertimbangkan dalam Merancang Jaringan
Supply Chain

11

Konfigurasi Jaringan Supply Chain Faktor ekonomi makro menyangkut


stabilitaskeuanganseperti tingkat inflasi
dan nilai tukar mata uang, tariff dan
Aspek lingkungan bisnis sangat insentif pajak, dansebagainya.
penting dipertimbangkan dalam
merancang konfigurasi supply Faktor sosial politik terkait dengan
chain. Beberapa hal yang kulturmasyarakat,tingkat penerimaan mereka
termasuk dalam mencakup terhadap kehadiran investasi asing,
lingkungan bisnis dan perlu ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan,
dievaluasi secara cermat dalam peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan
mengambil keputusan-keputusan pemerintahlainnya.
yang terkait dengan konfigurasi
supply chain adalah: Faktor Teknologi memiliki dampak yang
signifikan terhadap keputusan jaringan
1. Faktor ekonomi makro desain.
2. Faktor sosial politik
3. Faktor teknologi Faktor kemanan peranannya dalam
4. Faktor keamanan menentukanapakah suatu negara atau
wilayah cukup menarik untuk dijadikan
tempat operasi atau fempat untuk
mendapatkan input (seperti bahan baku)
bagi suatu supplychain.

12
Konfigurasi Jaringan Supply Chain
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan memiliki jaringan distribusi untuk melayani pasar di seluruh Indonesia. Pasar Indonesia dibagi ke dalam
10 wilayah pemasaran. Saat ini semua wilayah hanya dilayani 1 Gudang pusat (central warehouse). Waktu respons untuk
melayani pelanggan rata-rata 5 hari. Akibat tekanan persaingan perusahaan harus menurunkan waktu respons menjadi 1 hari
atau kurang, yang berakibat perusahaan harus menambahkan 3 Gudang. Permintaan mingguan diperkirakan mengikuti
distribusi normal dengan rata-rata dan standar deviasi seperti pada Tabel dibawah ini. Pada table tersebut berarti permintaan
mingguan untuk wilayah pasar 1 berdistribusi normal dengan rata-rata 5 ribu unit dan standar deviasi seribu unit.
Perusahaan ingin mencapai service level 95%. Pada saat ini satu Gudang yang
Wilayah Pasar Permintaan (dalam 1000
beroperasi adalah Gudang yang cukup besar dengan biaya investasi dan operasional
unit) tahunan sebesar 1,5 milyar rupiah. Setelah dipecah menjadi 3 Gudang, ukuran
1 N(5,1) masing-masing akan lebih kecil dengan biaya investasi dan operasional sebesar 700
juta rupiah pertahun. Harga 1 unit barang adalah 40 ribu rupiah. Dengan 3 Gudang
2 N(10,3)
alokasinya sebegai berikut:
3 N(8,2) a. Gudang 1 akan melayani area pasar 1,2,3
4 N(6,1) b. Gudang 2 akan melayani area pasar 4,5,6,7
5 N(10,3)
c. Gudang 3 akan melayani area pasar 8,9,10
6 N(7,2)
Lead time untuk pengiriman dari pabrik ke Gudang diasumsikan konstan 2 minggu
7 N(4,1) untuk semua Gudang, baik kalau perusahaan menggunakan 1 atau 3 Gudang.dengan
8 N(10,3) asumsi safety stock pertahhun adalah 30% dari harga jual. Buatlah perbandingan
9 N(9,2)
(antara perusahaan memiliki 1 Gudang dan 3 Gudang)
a. Biaya investasi dan operasional
10 N(8,1)
b. Besarnya safety stock
c. Biaya simpan tahunan untuk safety stock
13

Konfigurasi Jaringan Supply Chain


Jawab
Perbandingan biaya operasional bisa dilakukan dengan mudah, yaitu 1,5 miliar untuk kondisi dengan satu Gudang dan
700 jutax3 atau 2.1 miliar untuk 3 Gudang. Sedangkan, untuk besarnya safety stock, kita perlu melakukan perhitungan
sebagai berikut:

Pertama, safety stock dihitung dengan rumus Z(SL)*sqrt(L)*𝜎 dengan:


1. Z(SL) adalah nilai Z pada distribusi normal standar yang membuat luas kurva sebelah kirinya sebesar SL. SL dalam
hal ini adalah service level. Untuk SL= 95%, nilai Z = 1,645.
2. L adalah lead time, jadi sqrt(L) adalah akar dari lead time.
3. 𝜎 adalah standar deviasi permintaan dalam 1 periode (dalam hal ini 1 periode adalah 1 minggu)

Untuk scenario 1 (hanya 1 Gudang), maka Gudang ini akan melayani permintaan 10 wilayah pasar dengan:
1. Rata-rata total permintaan per minggu adalah 77ribu unit
2. Standar deviasi total permintaan perminggu (𝜎) sebesar 6,557 ribu unit.

Dengan demikian besarnya safety stock yang harus dipelihara di Gudang ini adalah 1.645*sqrt(2)*6,557 ribu unit=
15.255 unit. Safety stock ini setara dengan permintaan rata-rata sebesar 15.255/77.000=0,198 minggu atau kalua 1
minggu sama dengan 7 hari, maka safety stock tersebut sama dengan 1,4 hari kebutuhan total.

14
Konfigurasi Jaringan Supply Chain
Jawab
Pembaca bisa melakukan hal yang sama untuk masing-masing dari 3 Gudang pada scenario 2. hasil yang
diperoleh:
a. Gudang 1 membutuhkan safety stock sebesar 8.075 unit
b. Gudang 2 membutuhkan safety stock sebesar 9.010 unit
c. Gudang 3 membutuhkan safety stock sebesar 8.705 unit

Jadi, untuk Gudang, total safety stock yang dibutuhkan adalah 26.419 unit. Dengan demikian, maka
menggunakan 3 Gudang akan mengakibatkan safety stock naik sebesar (26.419-15.255)/15.255*100%=73%.
Dengan asumsi bahwa safety stock rate adalah 30% per tahun dari nilai barang tersimpan, maka biaya simpan
per unit barang dalam setahun adalah 30%*40 ribu rupiah=12 ribu rupiah. Tambahan safety stock yang terjadi
sebesar 26.419-15.255 unit=11.164 unit. Artinya, tambahan biaya simpan pertahun untuk safety stock adalah
11.164*12ribu=133.967.727 rupiah. Tambahan ini belum memperhitungkan perubahan yang terjadi pada cycle
inventory.

15

Konfigurasi Jaringan Supply Chain


Jawab

16
TERIMA KASIH J

#SalamLogistik

17

Anda mungkin juga menyukai