Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN PENJARINGAN KESEHATAN

(SKRINING) MA PUTRI AL-ISHLAHIYYAH KELAS X OLEH


PUSKESMAS WONOREJO

A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan
elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan
populasi rakyat Indonesia. Bersamaan dengan bertambahnya jumlah anak-anak
yang bersekolah sebagai akses terhadap pendidikan. Karena itu lingkungan
sekolah paling berperan dalam memberikan suasana belajar dan dorongan belajar
yang positif dibandingkan dengan lingkungan keluarga, khususnya lingkungan
masyarakat. Bagaimanapun juga para siswa selalu berada dalam resiko kesehatan
dan status nutrisi yang buruk. Namun hal tersebut dapat ditangani secara efektif,
sederhana dan dengan biaya yang murah melalui program kesehatan sekolah.
Berdasarkan disebutkan bahwa UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang
Kesehatan kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga
diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Berdasarkan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan
Sekolah adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang
dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di
sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah (Effendi,1998).
Adapun pembahasan laporan kali ini dititikberatkan pada upaya usaha
kesehatan sekolah berupa penentuan hemoglobin darah dan kadar gula darah
siswi.

B. Tujuan Kegiatan
1. Melakukan pemeriksaan hemoglobin darah untuk mendeteksi adanya kondisi
yang memerlukan perhatian khusus, seperti anemia pada siswi.
2. Melakukan pemeriksaan kadar gula darah untuk mendeteksi sejak dini normal
atau tidaknya kadar gula darah siswi

C. Manfaat Kegiatan
1. Terdeteksinya kelainan kesehatan pada siswa secara dini terutama dalam hal
ketajaman penglihatan, kesehatan gigi dan mulut, THT, status gizi dan
sistem reproduksi.
2. Pencegahan dan pengobatan terhadap gangguan ketajaman penglihatan
penyakit gigi dan mulut, THT, dan status gizi sistem reproduksi pada siswa.
3. Meningkatnya kesehatan siswa sehingga dapat tumbuh dan belajar secara
optimal dan efisien.
4. untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga
ketajaman penglihatan, kesehatan gigi, mulut, status gizi dan THT serta
kesehatan tubuh.

D. Uraian Kegiatan
UKS dilakukan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah
Lanjutan Atas. Adapun sasaran dari kegiatan ini diutamakan siswa kelas 1 SLTP.
Dalam kegiatan ini, dilakukan pemeriksaan fisik umum seperti mengukur
berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui tumbuh kembang siswa. Selain
itu juga dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan THT dari masing-masing
siswa yang bertujuan untuk screening sehingga bisa diketahui penyakit gigi,
mulut, dan THT dan juga dilakukan penilaian terhadap kesehatan reproduksi
secara dini. Bagi siswa yang tidak ditemukam ketajaman penglihatan, kelainan
kesehatan gigi dan mulut, THT, maupun sistem reproduksi dianjurkan untuk terus
melakukan pemeliharaan kebersihan (tindakan preventif). Sedangkan bagi siswa
yang didapati adanya kelainan kesehatan baik pada kesehatan gigi dan mulut,
THT, ataupun sistem reproduksi diberikan rujukan ke Puskesmas Rambung untuk
dilakukan penanganan lebih lanjut.

E. Pelaksanaan
Pelaksana :
Tim Puskesmas Rambung
 dr. Jonson Sinaga (Dokter Umum)
 Sejahrahna (Perawat Gigi)
 Jenni R. Sihombing (Pengelola UKS Puskesmas Rambung)
 Dika Ardiansyah (Coass)
 Feby Lispandan Wangi (Coass)
 Nur Hasanah (Coass)
 Ratna Minanda Fitriyani (Coass)

F. Metode Pelaksanaan

1. Pengukuran tinggi badan dan berat badan


Pengukuran tinggi badan dan berat badan perlu dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal. Adapun dalam kegiatan
ini, pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan pita ukur.
Sedangkan pengukuran berat badan menggunakan timbangan. Hasil dari
pengukuran tersebut kemudian dicatat. Siswa yang telah diukur tinggi badan
dan berat badannya kemudian melanjutkan ke pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh dokter.
2. Pemeriksaan fisik
Setelah dilakukan pencatatan tinggi badan dan berat badan, dilakukanlah
pemeriksaan fisik secara umum yang kemudian dilanjutkan pemeriksaan fisik
khusus untuk menilai ketajaman pengglihatan, kesehatan gigi, mulut, status
gizi dan THT dari masing-masing siswa yang bertujuan untuk screening
sehingga bisa diketahui penyakit gigi, mulut, dan THT secara dini.
a. Ketajaman Penglihatan
Siswa yang akan diperiksa visus mata beridiri atau duduk dengan jarak
pandang lima meter, menggunakan snellen chart. Pada siswa yang
bermasalah jarak pandang diberikan penyuluhan dan dianjurkan berobat
ke dokter mata.
b. Pemeriksaan gigi dan mulut
Siswa yang akan diperiksa diminta untuk membuka mulutnya.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light,
senter/penlight diarahkan pada gigi atas, bawah, depan dan belakang. Pada
siswa yang giginya masih bagus dianjurkan untuk terus melakukan
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi sedangkan untuk siswa yang
giginya bermasalah dan perlu penanganan dan tindakan lebih lanjut,
diberikan rujukan ke Puskesmas Rambung serta diberitahukan kepada
pihak sekolah.

c. Pemeriksaan THT
Pemeriksaan dilanjutan dengan pemeriksaan tonsil dengan meminta
siswa membuka lebar mulut kemudian menjulurkan lidah keluar agar
bagian tonsil dapat terlihat. Tonsil yang membesar dapat menghambat
keluar masuknya udara. Infeksi pada tonsil dapat mengakibatkan
kemerahan dan pembengkakan pada tonsil serta ditemukannya eksudat /
bercak berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan
timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi, bau mulut serta
nyeri telinga.
Pembesaran tonsil dapat diukur dengan cara mengukur tonsil, adapun
ukuran tonsil yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
 T0 : Post Tonsilektomi
 T1 : Tonsil masih terbatas dalam Fossa Tonsilaris
 T2 : Sudah melewati pillar anterior belum melewati garis paramedian
(pillar post)
 T3 : Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis median
 T4 : Sudah melewati garis median

Pemeriksaan Telinga untuk mendeteksi / screening adanya sumbatan


serumen (cerumen impaction). Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan alat senter/ pen light, mula- mula lihat keadaan dan bentuk
daun telinga kemudian dengan menarik perlahan daun telinga ke atas dan
ke belakang agar liang telinga menjadi lebih lurus serta mempermudah
untuk melihat keadaan liang telinga dan membran timpani. Senter bagian
liang telinga untuk melihat ada tidaknya sumbatan serumen. Pada siswa
yang tidak ada sumbatan serumen dianjurkan untuk terus melakukan
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan telinga sedangkan untuk siswa
yang telinganya bermasalah dan perlu penanganan dan tindakan lebih
lanjut, diberikan rujukan ke Puskesmas Rambung serta diberitahukan
kepada pihak sekolah.
Pemeriksaan rongga hidung dilakukan dengan menggunakan alat
senter/ pen light, mula-mula lihat keadaan dan bentuk rongga hidung,
rhinorea, bentuk septum, dan keadaan rongga hidung secara menyeluruh.
Jika ditemukan adanya kelainan, maka siswa dirujuk ke Puskesmas
Rambung untuk dilakukan penanganan lanjutan.
3. Pemeriksaan sistem reproduksi
Pemeriksaan sistem reproduksi pada siswa/I SMP/MTs dilakukan dengan cara
menganamnesa siswa/i dan meminta siswa/i untuk mengisi kuesioner yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar sistem reproduksi dan perkembangan
sistem reproduksi. Dari hasil anamnesa dan kuesioner yang dibagikan
kemudian disimpulkan mengenai keadaan kesehatan sistem reproduksi para
siswa/i.

No Nama Sekolah Tanggal Waktu


1 SMP PABA Binjai 08 oktober 2014 09.00 sd selesai
2 SMP PALAPA 09 oktober 2014 08.00 sd selesai
3 SMP NEGERI 13 14 okober 2014 09.00 sd selesai
4 MTs NEGERI 21 oktober 2014 09.00 sd selesai

CAKUPAN PENJARINGAN ANAK SEKOLAH

TAHUN 2014

PUSKESMAS/ PUSTU : RAMBUNG

NAMA SASARAN CAKUPAN


NO PERSENTASE KETERANGAN
SEKOLAH
1 SMP PABA 50 siswa 48 siswa 96 %
Binjai
2 SMP PALAPA 43 siswa 35 siswa 81 %
3 SMP NEGERI 107 siswa 103 siwa 96 %
13
4 MTs NEGERI 200 siswa 188 siswa 94 %
JUMLAH 400 siswa 374 siswa 93,5 %
KECAMATAN : BINJAI SELATAN
No Nama Sekolah Jumlah Mata Telinga Gigi THT Lain-Lain
Siswa
1 SMP PABA 48 2 siswa 23 siswa 25 siswa 12 siswa Jantung 1
rabun serumen karies dan amandel atau Asma 2
jauh + berlobang tonsilitis
2 SMP PALAPA 35 2 siswa 13 siswa 22 siswa 6 siswa -
rabun serumen karies dan amandel atau
jauh + berlobang tonsulitis
3 SMP N 13 103 3 siswa 31 siswa 52 siswa 13 siswa 2 siswa
rabun serumen karies dan amandel atau pembesran
jauh + berlobang tonsilitis KGB
4 MTs NEGERI 188 25 siswa 64 siswa 150 siswa 16 siswa 1 siswa
rabun serumen karies dan amandel atau kelemahan
jauh + berlobang tonsilitis jantung
1 siswa
benjolan leher
depan
1 siswa asma
1 siswa post
fraktur
Total 274 32 131 249 47 8

G. Kesimpulan
 Dari hasil pemeriksaan didapatkan masih banyak siswa yang menderita
kekuranganan tajam penglihatan, karies gigi, pembesaran tonsil, dan sumbatan
serumen (Serumen Impaction). Selain itu ditemukan asma dan pembengkakan
dileher depan itu juga ditemukan beberapa kelainan jantung, ISPA saat
dilakukan pemeriksaan.
 Pada satu sekolah (SMP PABA) didapatkan hasil pemeriksaan kecurigaan
adanya kasus Gigantisme atau hiperproduksi Growth Hormone
 Dari hasil pemeriksaan kesehatan reproduksi, tidak ditemukan adanya
kelainan kesehatan maupun perkembangan dalam sistem reproduksi siswa/i.

H. Saran
 Perlu dilakukannya promosi kesehatan yang berkesinambungan mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta THT.
 Bahwa tingkat kesehatan tidak hanya ditentukan melalui kegiatan kuratif
namun yang utama adalah tindakan Promotif, maka tindakan penyuluhan
mengenai PHBS perlu dilakukan di sekolah-sekolah dengan angka kejadian
ISPA tinggi.
 Semua siswa yang mengalami menglami masalah penyakit harus segera
berobat ke pelayanan kesehatan atau ke Puskesmas terdekat.
 Perlu adanya peran serta guru dalam hal menanamkan kebiasaan hidup sehat
kepada para siswa/i, pemeriksaan dan pengawasan kebersihan perorangan dan
lingkungan, mengenal tanda penyakit menular beserta masalah dan tindakan
selanjutnya.
 Puskesmas Rambung selaku Puskesmas penyelenggara kegiatan pemeriksaan
siswa sekolah memfasilitasi tindakan pemeriksaan lanjut apabila ditemukan
siswa yang terindikasi mengidap ISPA.
 Kiranya kegiatan penajringan kesehatan tingkat SLTP dilakukuan secara rutin
setiap tahun.
 Sebaiknya sarana dan prasarana alat kesehatan yang berkaitan dengan
penjaringan kesehatan dilengkapi.
 Alat transportasi kesekolah sebaiknya dilengkapi.
LAMPIRAN :

Gambar. 1. Penjaringan Kesehatan SMP PABA

Anda mungkin juga menyukai